laporan kasus - autism syndrome (2)

Upload: elisgrety

Post on 02-Jun-2018

340 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Laporan Kasus - Autism Syndrome (2)

    1/24

    BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA Khusus Kepanitraan Klinik

    FAKULTAS KEDOKTERAN JIWA Tanggal 25 Agustus 2014

    UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI

    STATUS PASIEN

    NAMA DOKTER MUDA : ELISABETH GRETY, S.Ked

    NAMA PASIEN : MUH. SALEH

  • 8/10/2019 Laporan Kasus - Autism Syndrome (2)

    2/24

    1

    No. Status / No. registrasi : 04 96 07

    Masuk RS : 25 Agustus 2014

    Nama : Muh. Saleh

    Jenis Kelamin : Laki-laki

    Tempat/ Tanggal lahir : Kabaena, 19 September 2009 (5 tahun)

    Status Perkawinan : Belum Menikah

    Agama : Islam

    Warga Negara : Indonesia

    Suku Bangsa : Bugis

    Pekerjaan : tidak ada

    Alamat : Jl. Jambu, Poasia.

    Dikirim Oleh : Nenek Pasien

    Dokter yang Mengobati : dr.Junuda RAF, M.Kes., Sp.KJ

    Diagnosa Sementara :Autis Sindrom

    Gejala Utama : Pasien sulit tidur

  • 8/10/2019 Laporan Kasus - Autism Syndrome (2)

    3/24

    2

    LAPORAN PSIKIATRIK :

    I.

    Riwayat Penyakit :

    1. Keluhan utama dan alasan MRSJ :

    Pasien sulit tidur, suka tertawa sendiri sepanjang malam, kadang disertai

    berteriak, belum bisa berjalan lancar hingga sekarang, berbicara baru sebatas

    papa mama, suka menusuk matanya dengan menggunakan jari.

    2.

    Riwayat gangguan sekarang :

    Keluhan dan Gejala

    Pasien sulit tidur, baik tiur malam maupun tidur disiang hari. Pada saat

    tidur malam, pasien gelisah, masih suka bermain, bahkan tertawa keras

    sepanjang malam. Total lama tidur malam paling banyak 2 jam, dan

    tidur siang sangat jarang. Hal ini mulai terjadi semenjak pasien mulai

    aktif bermain, dan bertambah parah setahun terakhir.

    Pasien suka tertawa tertawa-tawa sendiri tanpa objek, terutama padamalam hari. Dimana tertaw ang pada malam har iu lebih kencang dari

    bisanya. Sedangkan pada siang hari hanya tertawa pada keadaan tertentu

    saja.

    Sampai kini, pasien belum bisa berjalan sendiri. Hanya berjalan bila di

    pegang kedua tangannya, sambil dituntun atau pasien berusaha sendiri

    sambil bersandar atau berpegang pada meja dan kursi.

    Pasien cenderung melakukan gerakan berulang dan terus menerus yaitu

    mengibaskan tangan kanannya pada awalnya. Kemudia sekitar enam

    bulan terakhir pasien punya kebiasaan baru yaitu menusuk mata,

    sehingga geraan mengibakan tangan berkurang. Kebiasaan lain yang

    sering pasien lakukan ialah memainkan lidah dengan tangannya dan

    masih suka memasukkan barang kedalam mulut selayaknya tahap

    tumbuh kembang anak usa 1-2tahun.

    Nafsu makan pasien berubah-ubah kadang baik, kadang buruk dan

  • 8/10/2019 Laporan Kasus - Autism Syndrome (2)

    4/24

    3

    hanya mau minum susu saja. Dua bulan terakhir cenderung lebih sering

    buruk, dimana pasien tidak mau makan sama sekali. Bila dipaksa

    makan, pasien akan memutahkannya, dan pilihan terakhir pasien hanya

    mau minum susu.

    Hendaya/Disfungsi

    Hendaya Sosial

    Ada. Pasien suka bermain dengan adik pasien dan bergabung apabila

    keluarganya tengah berkumpul dirumah. Pasien bermain dan

    berinteraksi sesuai dengan hanya sebatas kemampuannya yang sekarang,

    yang tidak sesuai dengan usia pasien.

    Pasien menyusahkan keluarga pasien untuk menjaga pasien sepanjang

    malam yang tidak bisa tidur, tertawa sendiri dan gelisah.

    Hendaya Pekerjaan

    Ada. Pasien belum dapat masuk ke Play Group atau PAUD seperti anak

    seusianya karena belum bisa berjalan dan tergolong berkebutuhan

    khusus.

    Hendaya Waktu senggang

    Tidak Ada.

    Faktor Stressor Psikososial

    Tidak ada.

    Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit fisik dan Psikis

    sebelumnya :

    Ada. Riwayat Kelahiran Pasien yang termasuk dalam Bayi Cukup Bulan

    Kecil Masa kehamilan, pada waktu bayi mengalami gangguan minum dan

    intake yang kurang sehingga beratnya diusia 1tahun berat pasien hanya 3kg.

  • 8/10/2019 Laporan Kasus - Autism Syndrome (2)

    5/24

    4

    Gangguan Tumbuh kembang dapat berdampak pada perkembangan mental.

    3. Riwayat gangguan sebelumnya :

    Penyakit Fisik :

    - Gangguan tumbuh kembang

    - Gangguan Penglihatan

    -

    Status Gizi Kurang

    Riwayat Penggunaan zat psikoaktif

    Tidak Ada

    Riwayat Gangguan Psikiatrik Sebelumnya

    Tidak ada.

    4. Riwayat Kehidupan Pribadi

    Riwayat Pranatal dan Perinatal

    Pasien merupakan anak yang diharapkan, buah pernikahan dari ayah

    dan ibunya. Tidak ada niat ingin digugurkan.

    Riwayat Kehamilan Ibu : Ibu rajin memeriksakan kandungan ke

    Bidan, Menurut Ibu nafsu makan baik, pada trimester pertama sempat

    mengalami mual muntah yang berat, Ibu pasien rajin meminum

    vitamin penambah darah yang diberikan bidan. Namun, karena merasa

    ukuran pertambahan besar perut sedikit, atau perut terlihat kecil, ibu

    pasien masih memaksakan memakai pol rim (ikat pinggang atribut

    seragam dinas POLPP) sampai usia bulan ke-5 kehamilan.

    Riwayat Persalinan: Usia gestasi 38minggu, HPHT 22 Desember

    2008, Tanggal lahir 19 Desember 2009. Lahir spontan, letak

    sungsang, langsung menangis. BBL:1800g, PBL: 40cm

    Riwayat Perinatologi : Pasien tidak dirawat incubator hanya

    diletakkan dibawah lampu pijar, dikarenakan keterbatasan fasilitas

  • 8/10/2019 Laporan Kasus - Autism Syndrome (2)

    6/24

    5

    dirumah bersalin Bidan di Kecamatan Kabaena. Terdapat riwayat

    sianosis pada usia 16hari, riwayat Kejang neonatorum tidak diketahui.

    Riwayat Trauma disangkal ibu. Pasien meminum ASI nanti pada usia

    18hari dan hanya berlangsung selama 8hari.

    Riwayat Masa Kanak Awal ( Usia 1-3 tahun )

    Terdapat Riwayat Keluar Masuk Rumah sakit selama usia 1-3 tahun

    dikarenakan muntah berak dan demam. BB pada usia 1tahun hanya 3kg.

    Riwayat mulai duduk, tengkurap, merangkak dan tumbuh gigi, ibu lupa.

    Riwayat Kejang Demam disangkal ibu.

    Riwayat masa kanak pertengahan (usia 4-11 tahun)

    Pada usia ini pasien mulai tanggap bermain, namun masih belum dapat

    berjalan, dan berbicara sesuai usianya.

    Riwayat kehidupan keluarga

    1) Pasien merupakan anak pertama dari 2 bersaudara : ,

    2)

    Kedua orang tua pasien masih hidup. Ayah bekerja sebagai PNS di

    Diknas dan Ibu bekerja sebagai POLPP

    3) Dirumah, pasien tinggal dengan 8orang penghuni lainnya. Nenek pasien

    dan saudara nenek, ayah, ibu, tante 2orang, paman dua orang, adik

    pasien.

    4) Adik pasien berusia dua tahun dan akrab sering bermain bersama

    Riwayat kehidupan sekarang

    Pasien merupakan anak pertama. Pasien tinggal dengan kedua orang tuanya

    dan keluarga besarnya, namun lebih sering diasuh oleh neneknya.Pasien

    lebih sering dirumah, namun apabila keluarga berencana jalan-jalan pasien

    selalu diikutsertakan.

    Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannya

  • 8/10/2019 Laporan Kasus - Autism Syndrome (2)

    7/24

    6

    Sulit dinilai.

    II. Pemeriksaan Status Mental

    (Tanggal 25 Agustus 2014, Pukul 10.00 Wita)

    A. Deskripsi Umum :

    1.

    Penampilan umum :

    Pasien datang digendong oleh neneknya, memakai baju kaos berkerah

    berwarna jingga cerah, jelana jeans hitam. Pasien tidak memakai

    sandal karena menurut neneknya, pasien tidak suka.

    2. Kesadaran : Komposmentis.

    3.

    Perilaku dan aktivitas psikomotor : Baik, aktivitas psikomotor pasien

    cenderung melakukan gerakan berulang.

    4.

    Pembicaraan : delayed speech. Pasien hanya bisa berbicara sebatasmama papa.

    5. Sikap terhadap pemeriksa : Kurang Kooperatif

    B. Keadaan afektif (mood), perasaan, dan empati :

    1.

    Mood : Baik. Pasien datang ke poli psikiatrik dalam mood baik.

    2.Ekspresi afektif : normal. Afek pasien sesuai dengan kondisi

    perasaannya.

    3.Keserasian : Serasi

    4.Empati : tidak dapat dirabarasakan.

    C. Fungsi intelektual :

    1.Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan : kurang

    2.Orientasi (waktu, tempat, dan orang) :

  • 8/10/2019 Laporan Kasus - Autism Syndrome (2)

    8/24

    7

    a. Waktu : baik. Pasien dapat dapat menyebutkan waktu dengan

    dengan baik.

    b. Tempat : baik. Pasien dapat menyebutkan tempat dengan baik.

    c. Orang : baik. Pasien dapat menyebutkan orang dengan baik.

    3.

    Daya ingat : pasien dapat mengingat dengan baik.

    a. Panjang : sulit dinilai.

    b. Sedang : sulit dinilai

    c.

    Pendek : sulit dinilai

    d. Segera : sulit dinilai

    4.Daya konsentrasi dan perhatian : tidak terganggu.

    5.Pikiran abstrak : tidak terganggu.

    6.Bakat kreatif : ada, pasien suka bermain computer.

    7.Kemampuan menolong diri sendiri : Pasien dapat menolong diri sendiri.

    D. Gangguan persepsi :

    1.Halusinasi : Tidak ada

    2.

    Ilusi : tidak ada

    3.

    Depersonaisasi : tidak ada

    4.Derealisasi : tidak ada

    E. Proses berfikir :

    1.Arus pikiran

    a. Produktivitas : pasien tidak dapat menjawab pertanyaan pada saat

    wawancara.

    b. Kontinuitas : pasien tidak menjawab pertanyaan apapun pada saat

    wawancara.

    c. Hendaya berbahasa : ada. Pasien belum dapat berbicara dan

    menggunakan bahasa.

    2. Isi pikiran

    a.

    Preokupasi : tidak ada

  • 8/10/2019 Laporan Kasus - Autism Syndrome (2)

    9/24

    8

    b. Gangguan isi pikiran : tidak ada

    F. Pengendalian impuls : Baik

    G. Daya nilai dan tilikan

    1. Norma social :sulit dinilai.

    2. Uji daya nilai :sulit dinilai.

    3.

    Penilaian realitas :sulit dinilai.

    4. Tilikan : 4 tilikan emosional : mengerti kenyataan objektif tentang

    situasi disertai daya pendorong (impetus) motivasi dan emosional

    untuk mangatasi situasi tersebut.

    H. Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya.

    III.Pemeriksaan Fisik dan Neurologi

    A. Status internus :

    -

    TD : 80/60 mmHg

    -

    N : 120x/ menit

    - P : 22x/ menit

    - S : 36,80C axillar

    Antropometri

    - TB: 92 cm

    - BB: 7 kg

    -

    Status Gizi : 79% (gizi kurang)

    B. Status Neurologis :

    Refleks Patologis : (-)

    Kaku Kuduk : (-)

  • 8/10/2019 Laporan Kasus - Autism Syndrome (2)

    10/24

    9

    IV.Ikhtisar Penemuan Bermakna :

    Pasien datang dengan nenek kandung. Pasien berusia4 tahun 11 bulan

    datang ke poli jiwa karena sulit tidur dan suka tertawa sendiri sepanjang

    malam. Pasien belum dapat berjalan dan berbicara selayaknya anak seusianya,

    sehingga terdapat hendaya sosial dan hendaya pekerjaan.Pasien juga memiliki

    kebiasaan menggerak-gerakkan tangannya dan suka menusuk matanya dengan

    jari.

    Riwayat Gangguan Fisik sebelumnya, riwayat kelahiran BBLR, riwayat

    Sianosis yang diduga merupakan tanda dari RDS sewaktu masa perinatal.

    Riwayat Tumbuh Kembang Masa Kanak Awal, pasien sering jtuh sakit.

    Dalam satu bulan bias menapai dua sampai tiga kali rawat inap degan muntah

    dan berak.

    Pada pemeriksaan Fisik Anak didapatkan pasien termasuk dalam status

    gizi kurang yaitu 79% dan ukuran kepala mikrocephal. Pemeriksaan Status

    Mental, pasien bersifat kooperatif, Mood : Baik, Ekspresi afektif : Normal.

    Afek pasien sesuai dengan kondisi perasaannya, Psikomotor: aktif, Keserasian

    : Serasi, Empati : sulit dirabarasakan.

    V. Evaluasi Multiaksial ( Sesuai dengan PPDGJ-III )

    Aksis I

    Berdasarkan hasil alloanamnesa ditemukan gejala yang dialami oleh

    pasien berupa aktifitas sehari-hari yang dilakukan oleh pasien berupa

    bermain, kurang tidur, tertawa sepanjang malam yang selalu dilakukan

    berulang-ulang tiap malam, terdapat distress atau penderitaan dan

    hendaya dalam sosial, pekerjaan maka pasien dapat digolongkan dalam

    gangguan jiwa.

    Pasien memiliki riwayat gangguan pertumbuhan dengan status Gizi

    Kurang, Tinggi Badan tergolong perawakan pendek, ukuran lingkar

    kepala mikrocephal. Terdapat Riwayat BBLR dengan BBl 1800gr,

    riwayat Sianosis perinatal, riwayat MRS berulang dengan Muntah dan

  • 8/10/2019 Laporan Kasus - Autism Syndrome (2)

    11/24

    10

    Berak sewaktu usia 1tahun. Sehingga pasien dapat digolongkan dalam

    gangguan Organik.

    Pasien memiliki ketidakmampuan atau hendaya kualitatif dalam

    interaksi sosialnya.Tidak adanya apresiasi adekuat dan kurangnya

    respon timbal balik sosial emosional,

    Demikian juga terdapat hendaya kualitatif dalam komunikasi. Ini

    berbentuk kurangnya penggunaan sosial dari kemampuan bahasa yang

    ada, kurangnya isyarat tubuh untuk menekankan atau mengartikan

    komunikasi lisan.Pola perilaku, minat dan kegiatan yang terbatas,

    pengulangan dan stereotipik, terdapat stereotipik motorik; sering

    menunjukkan perhatian yang khusus terhadap unsur sampingan dari

    benda (seperti bau dan rasa). Pasien juga menunjukkan beberapa

    masalah seperti, gangguan tidur dan makan, mencederai diri sendiri

    (seperti menusuk mata) sering kali terjadi, khususnya jika terkait

    dengan retardasi mental. Abnormalitas perkembangan sudah tampak

    sejak usia 3 tahun sehingga dapat ditegakkan diagnosisAutis masa

    kanak.

    Aksis I I

    Berdasarkan uraian diatas dan berdasarkan data yang didapat bahwa pasien

    memiliki gangguan retardasi mental.

    Aksis I I I

    Pasien tidak memiliki riwayat BBLR, riwayat sianosis perinatal, riwayat

    muntah berak berulang ditahun pertama kehidupan, gangguan tumbuh

    kembang, gangguan penglihatan.

    Aksis IV

    Tidak Ada masalah baik pada lingkungan keluarga atau manapun.

    Aksis V

    50: gejala berat (serious), disabilitas berat.

  • 8/10/2019 Laporan Kasus - Autism Syndrome (2)

    12/24

    11

    VI.Daftar Problem :

    1.

    Organobiologik

    Adanya gangguan neurotransmitter pada otak akibat penggunaan zat

    psikoaktif menyebabkan gangguan pada pasien, selain itu adanya

    gangguan pada neurotransmitter menyebabkan emosi pasien menjadi tidak

    stabil.

    2. Psikologik

    Pasien tidak memiliki masalah signifikan dlam hal psikologi, kecuali

    mengenai perkembangan mental pasien yang tidak sesuai umur.

    3. Sosiologik

    Pasien kesulian dalam bergaul karena keterbatasan berbicara dan belum

    mampu berjalan.

    VII. Prognosis

    1. Faktor pendukung :

    Faktor ekonomi dimana ayah pasien seorang PNS dan Ibu yang

    seorang Satpol-PP sehingga untuk pengobatan dan kebutuhan sehari-

    hari cukup.

    Fakor keluarga dan lingkungan dimana kondisi keluarga dan

    lingkuangan yang mendukung untuk perawatan dan terapi pasien.

    Pada hasil follow up didapatkan hasil yang menunjukan kemajuan,

    sehingga diharapkan akan tersu memeberikan perkembangan yang

    optimal untuk kedepannya.

    2.

    Faktor penghambat : Ada.

    - Pasien memiliki gangguan penglihatan sehingga akan lebih sulit

    perkembangan intelektual dalam hal ini pembelajaran pasien

    kedepannya.

  • 8/10/2019 Laporan Kasus - Autism Syndrome (2)

    13/24

    12

    VIII.Rencana Terapi :

    a.

    Psikofarmaka :

    Persidal 0,5mg

    Piracetam 400mg

    Asam Folat 200mg pulv. 3x1

    Neurobion tab

    Diazepam 0,5 mg

    b. Psikoterapi :

    Psikoterapi supporif

    c. Sosioterapi :

    Terapi bersekolah

    IX.Pemeriksaan Penunjang

    a. Fisik-biologis :tes visus penglihatan

    b.

    Psikometri : tes IQ

    X. Diskusi Pembahasan (PPDGJ-III dan DSM V)

    Autisme masa kanak berdasarkan pedoman diagnostik PPDGJ III, antara

    lain:

    a. Biasanya tidak ada riwayat perkembangan abnormal yang jelas, tetapi

    jika dijumpai, abnormalitas tampak sebelum usia 3 tahun.

    b.

    Selalu dijumpai hendaya kualitatif dalam interaksi sosialnya. Ini

    berbentuk tidak adanya apresiasi adekuat terhadap isyarat sosio

    emosional yang tampak bagai kurangnya respon terhadap emosi orang

    lain dan/atau kurangnya modulasi terhadap perilaku dalam konteks

    sosial; buruk dalam menggunakan isyarat social dan lemah dalam

    integrasi perilaku sosial, emosional dan komunikatif; dan khususnya,

    kurangnya respon timbal balik sosial emosional.

    c. Demikian juga terdapat hendaya kualitatif dalam komunikasi. Ini

    berbentuk kurangnya penggunaan sosial dari kemampuan bahasa yang

    ada; hendaya dalam permainan imaginatif dan imitasi sosial;

  • 8/10/2019 Laporan Kasus - Autism Syndrome (2)

    14/24

    13

    buruknya keserasian dan kurangnya interaksi timbal balik dalam

    percakapan; buruknya fleksibilitas dalam bahasa ekspresif dan relatif

    kurang dalam kreativitas dan fantasi dalam proses pikir; kurangnya

    respons emosional terhadap ungkapan verbal dan nonverbal orang

    lain; hendaya dalam menggunakan variasi irama atau tekanan

    modulasi komunikatif; dan kurangnya isyarat tubuh untuk

    menekankan atau mengartikan komunikasi lisan.

    d.

    Kondisi ini juga ditandai oleh pola perilaku, minat dan kegiatan yang

    terbatas, pengulangan dan stereotipik. Ini berbentuk kecendrungan

    untuk bersikap kaku dan rutin dalam aspek kehidupan sehari-hari; ini

    biasanya berlaku untuk kegiatan baru atau kebiasaan sehari-hari yang

    rutin dan pola bermain. Terutama sekali dalam masa kanak, terdapat

    kelekatan yang aneh terhadap benda yang tak lembut. Anak dapat

    memaksa suatu kegiatan rutin seperti upacara dari kegiatan yang

    sebetulnya tidak perlu; dapat menjadi preokupasi yang stereotipik

    dengan perhatian pada tanggal, rute atau jadwal; sering terdapat

    stereotipik motorik; sering menunjukkan perhatian yang khusus

    terhadap unsur sampingan dari benda (seperti bau dan rasa); dan

    terdapat penolakan terhadap perubahan dari rutinitas atau dalam tata

    ruang dari lingkungan pribadi (seperti perpindahan dari hiasan dalam

    rumah).

    e. Anak autisme sering menunjukkan beberapa masalah yang tak khas

    seperti ketakutan/fobia, gangguan tidur dan makan, mengadat

    (terpertantrum) dan agresivitas. Mencederai diri sendiri (seperti

    menggigit tangan) sering kali terjadi, khususnya jika terkait dengan

    retardasi mental. Kebanyakan individu dengan autis kurang dalam

    spontanitas, inisiatif dan kreativitas dalam mengatur waktu luang dan

    mempunyai kesulitan dalam melaksanakan konsep untuk menuliskan

    sesuatu dalam pekerjaan (meskipun tugas mereka tetap dilaksanakan

    baik).

  • 8/10/2019 Laporan Kasus - Autism Syndrome (2)

    15/24

    14

    Abnormalitas perkembangan harus tampak dalam usia 3 tahun untuk

    dapat menegakkan diagnosis, tetapi sindrom ini dapat didiagnosis pada

    semua usia.

    Menurut DSM Vkriteria diagnosis gangguan autisme adalah:

    A. Sejumlah enam hal atau lebih dari 1, 2, dan 3, paling sedikit dua dari

    1 dan satu masing-masing dari 2 dan 3:

    1.

    Secara kualitatif terdapat hendaya dalam interaksi social sebagai

    manifestasi paling sedikit dua dari yang berikut:

    a. Hendaya di dalam perilaku non verbal seperti pandangan mata

    ke mata, ekspresi wajah, sikap tubuh, dan gerak terhadap

    rutinitas dalam interaksi social.

    b. Kegagalan dalam membentuk hubungan pertemanan sesuai

    tingkat perkembangannya.

    c. Kurang kespontanan dalalm membagi kesenangan, daya pikat

    atau pencapaian akan orang lain, seperti kurangmemperlihatkan, mengatakan atau menunjukkan objek yang

    menarik.

    d. Kurang sosialisasi atau emosi yang labil.

    2. Secara fluktuatif terdapat hendaya dalam komunikasi sebagai

    menifestasi paling sedikit satu dari yang berikut:

    a. Keterlambatan atau berkurangnya perkembangan berbicara

    (tidak menyertai usaha mengimbangi cara

    komunikasialternatif seperti gerak isyarat atau gerak meniru-

    niru)

    b. Individu berbicara secara adekuat, hendaya dalam menilai atau

    meneruskan oembicaraan orang lain.

    c. Menggunakan kata berulang kali dan stereotip dan kata-kata

    aneh.

  • 8/10/2019 Laporan Kasus - Autism Syndrome (2)

    16/24

    15

    d. Kurang memvariasikan gerakan spontan yang seolah-olah atau

    pura-pura bermain seuai tingkat perkembangan.

    3. Tingkah laku berulang dan terbatas, tertarik dan aktif sebagai

    manifestasi paling sedikit satu dari yang berikut:

    a.

    Keasyikan yang meliputi satu atau lebih stereotip atau

    kelainan dalam intensitas maupun focus perhatian akan

    sesuatu yang terbatas.

    b.

    Ketaatan terhadap hal-hal tertentu tampak kaku, rutinitas atau

    ritual pun tidak fungsional.

    c. Gerakan stereotip dan berulang misalnya memukul, memutar

    arah jari dan tangannya serta meruwetkan gerakan seluruh

    tubuhnya.

    d. Keasyikan terhadap bagian-bagian objek yang stereotip.

    B. Keterlambatan atau kelainan fungsi paling sedikit satu dari yang

    berikut ini dengan serangan sebelum sampai usia 3 tahun :

    1. Interaksi sosial

    2.

    Bahasa yang dipergunakan dalam komunikasi sosial

    3.

    Permainan simbol atau imaginatif.

    C. Gangguan ini tidak disebabkan oleh gangguan Rett atau gangguan

    disintegrasi masa anak.

    Diagnosis Banding

    1. Retardasi mental dengan gangguan emosional/perilaku

    Kira-kira 40% anak autistik adalah teretardasi sedang, berat atau sangat

    berat, dan anak yang teretardasi mungkin memiliki gejala perilaku yang

    termasuk ciri autistik. Ciri utama yang membedakan antara gangguan

    autistik dan retardasi mental adalah

    1. Anak teretardasi mental biasanya berhubungan dengan orang tua

    atau anak-anak lain dengan cara yang sesuai dengan umur

    mentalnya.

  • 8/10/2019 Laporan Kasus - Autism Syndrome (2)

    17/24

    16

    2. Mereka menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan orang

    lain.

    3. Mereka memilki sifat gangguan yang relatif tetap tanpa

    pembelahan fungsi

    2. Gangguan bahasa reseptif /ekspresif campuran

    Sekelompok anak dengan gangguan bahasa reseptif/ekspresif memiliki

    ciri mirip autistik

    3. Afasia didapat dengan kejang

    Afasia didapat dengan kejang adalah kondisi yang jarang yang kadang

    sulit dibedakan dari gangguan autistik dan gangguan disintegratif masa

    anak-anak. Anak-anak dengan kondisi ini normal untuk beberapa tahun

    sebelum kehilangan bahasa reseptif dan ekspresifnya selama periode

    beberapa minggu atau beberapa bulan. Sebagian akan mengalami kejang

    dan kelainan EEG menyeluruh pada saat onset, tetapi tanda tersebut

    biasanya tidak menetap. Suatu gangguan yang jelas dalam pemahaman

    bahasa yang terjadi kemudian, ditandai oleh pola berbicara yang

    menyimpang dan gangguan bicara. Beberapa anak pulih tetapi dengan

    gangguan bahasa residual yang cukup besar.

    4. Skizofrenia dengan onset masa anak-anak

    Skizofrenia jarang pada anak-anak di bawah 5 tahun. Skizofrenia disertai

    dengan halusinasi atau waham, dengan insidensi kejang dan retardasi

    mental yang lebih rendah dan dengan I.Q yang lebih tinggi dibandingkan

    dengan anak autistik.

    XI. Follow Up

    - Senin, 25 Agustus 2014 :Kunjungan rumah #1

    - Lokasi Deskriptif Rumah Pasien

    Rumah pasien terletak di Jalan Jambu, dan belum memiliki Nomor

    rumah. Karena termasuk rumah yang baru dibangun. Jalan Jambu

    sekitar 3km dari jalan poros Poasia-Anduonohu. Dari depan ijalan

    jambu sekitar 2km masuk ke dalam, banyak BTN baru dibangun

  • 8/10/2019 Laporan Kasus - Autism Syndrome (2)

    18/24

    17

    disepanjang sisi kanan dan kiri jalan jambu. Lorong rumah pasien

    berada disebelah kiri, setelah melewati penjual hasil kebun yang

    membuat kios siap bongkar ditepi jalan. Lorong itu beberapa meter

    terdiri dari jalanan yang disemen, kemudian stelah melewat beberapa

    rumah tinggal jalan setapak tanah kuning timbunan yang hanya bisa

    dilintasi sepeda motor.

    Rumah pasien bercat orange berpadu cokelat pada kusen-kusennya.

    Berbahan sebagian batu dan sebagian kayu. Terdapat teras yang luas

    tempat parker kendaraan sepeda motor, dan tempat bermain Pasien

    dan adiknya. Halaman luas disekitar rumah, namun batas antara tanah

    milik orang dan anah milik keluarga pasien belum jelas.

    - Penyambutan Keluarga

    Keluarga pasien bersikap begitu terbuka terhadap pemeriksa dan

    menyambut dengan baik.

    o Senin, 1 September 2014: Berobat Rawat Jalan

    S : pasien dantar nenek dan saudara neneknya.

    Pasien lebih bersikap kooperatif

    Tidur baik.

    Nafsu makan bertambah.

    O : BB : 8kg

    A : GSA

    P : Persidal 0,5mg

    Piracetam 400mg

    Asam Folat 200mg pulv. 3x1

    Neurobion tab

    Diazepam 0,5 mg

    o Sabtu, 5 September 2014 : Kunjungan Rumah #2

    S : pasien muntah dan kesulitan tidur malam harinya.

    O : N: 128x/menit P : 28x/menit S : 36,60

    Caxillar

  • 8/10/2019 Laporan Kasus - Autism Syndrome (2)

    19/24

    18

    A : Obs. Vomitting + GSA

    P : lanjut terapi

    o Kamis, 11 September 2014 : Berobat Rawat Jalan

    S : pasien bersikap kooperatif

    Sudah bisa menjawab mama papa

    Tidur agak kurang. Nafsu makan baik.

    O : BB : 9kg

    A : GSA

    P : Persidal 0,5mg

    Piracetam 400mg

    Asam Folat 200mg pulv. 3x1

    Neurobion tab

    Diazepam 1 mg

    XII. Autoanamnesis

    Folow Up #1

    (Pasien tidak merespon bila dipanggil namanya, ataupun diajak bercakap.

    Pasien hanya menengok keatas, memainkan tangan, dan menusuk mata.

    Pasien tidak nyaman bila digendong, pasien tidak suka atau memberikan

    sikap menolak bila dielus kepalanya, pasien gelisah setiap saat, cenderung

    tertarik dengan warna cerah, ekspresi yang diberikan pasien tidak sesuai

    dengan stimulasi yang diberikan pemeriksa atau orang sekitar.)

    Folow Up #2

    (Pasien bersikap lebih tenang dan gelisah berkurang, frekuensi menusuk

    mata berkurang dari sebelumnya, masih gelisah bila digendong, respon

    menolak bila dipegang kepala berkurang)

    Follow Up #3

    (Pasien merespon bila disebut atau dipanggil namanya dengan senyuman,

    masih suka menusuk mata, gerakan tangan yang berulang masih ada,

  • 8/10/2019 Laporan Kasus - Autism Syndrome (2)

    20/24

    19

    pasien masih gelisah bila digendong, pasien sudah lebih tenang bila dielus

    kepalanya)

    XIII. Allowanamnesis

    DM : maaf mengganggu ibu sebelumnya. Ndak apa saya Tanya-tanya tentang

    riwayat dari hamilnya saleh?

    IP : iye, ndak apa ji dok. Justru kita merepotkan ini sampe datang ke rumah.

    DM : oh iya, nda apa ji ibu. Bu, sebelumnya boleh saaya Tanya identitas ta?

    IP : perlukah dok?

    DM : iya perlu ibu.

    IP : oh, namaku Jumiati, suamiku Falah Satah

    DM : kalau usiamya kita sama suami?

    IP : bapanya kelahiran 82, berarti 32 mi dok. Kalo saya kelahiran 83 sudah 33

    mi kasian, tua mi.

    DM : tua dari mana ibu, masih segar bugar kayak gadis begini

    IP : hhha (IP tertawa) dokter tawa memujinya.

    DM : (ikut tertawa)

    Jadi ibu, bisa kita ceritakan bagaimana waktu kita hamilkan Saleh?

    IP : itu waktu sa hamilkan Saleh dok, na tida adaji apa kurasa. Cukup bulan

    ji, rajin ji ka priksa ke bidan. Na itu hari tetanggaku biodan, jadi

    hampirka tiap hari pergi tanya-tanya bagaimana kira-kira bidan ini

    kehamilanku.

    DM : ndak ada ji riwayat jatuh ibu? Habis sakit atau minum obat-obat waktu

    hamil?

    IP : iiih, nda ada pi dok. Na paling sa minumkan ji obat penambah darah,

    ndak ji juga ada ngidam yang ane-ane, sakit paling para muntah-muntah

    pas awal-awal hamil dok.

    DM : jadi ndak ada kira-kira dari aktifitas selama masa kehamilan ta yang

    menurutnya kita bisa pengaruhi pertumbuhannya Saleh waktu masih

    janin ibu? Mungkin kita malas makan?

    IP : na itu mi juga sa bingungkan dok. Kalo malas makan, waktu awal-awal

    hamil ji dok. Bemanakah ngidam toh dok? Tapi memang ini Saleh lahir

  • 8/10/2019 Laporan Kasus - Autism Syndrome (2)

    21/24

    20

    1,8kilo ji dok beratnya. Kecil sekali. Mungkin kasian pengaru perjalanan

    jau ato bagimana.

    DM : coba kita crita ibu, riwayat lahirnya?

    IP : waktunya usia Sembilan bulan mi perutku dok, saya sama bapanya kita

    berangkat ke Kaledupa. Kan kampungnya bapanya kasian disana dok.

    Kebetulan itu mo ada acra keluarganya. Na, itu sebelum berangkat, sa ke

    tetanggaku ji dok itu yang bidan, sa bertanya, bagaimana ini keadaannya

    bayiku kasian. Menurutnya bidan, belum turun katanya, dari hari

    perkiraan juga masih sekitar sepuluh hari lagi, bisa juga lebih biasa. Jadi

    sa berangkatkan mi dok sama suamiku. Tapi pas tiba di Kabaena, pecah

    ketuban dok. Langsung mo lahiran. Mungkin karna pengaruh perjalanan

    did ok? Kan dua hari dua malam itu dok perjalanan kalo dulu, nda sama

    skarang.

    DM : oh iya bu. Terus lahir dmna mi?

    IP : tungu dulu dok. Nah sa dilarikan mi kasian ke bidan desa, melahirkan.

    Entah karna belum waktunya ato bagimana itu dok, sungsang kasian ini

    Saleh. Stengamati da keluar. Tapi Alhamdullilah, berpengalamanmi

    bidannya, bisa ji spontan. Tapi itu mi tadi dok, da kecil kasihan. 1,8 ji

    beratnya ditimbang.

    DM : jadi kasian, ndak dirawat incubator?

    IP : uh, ndak kasian dok. Na di desanya desa itu dok. Jadi ditaro ji dibawanya

    lampu dirumahnya bidan.

    DM : terus ASI nya bu?

    IP : sedikit sekali ASI ku keluar dok, itu pun nantipi hari ke berapa, baru nda

    kuat minum kasian ini anak. Kan kecil dia dok. Ta berapa hari ji itu dia

    ASI ini Saleh, ada mungkin 5hari ji. Itupun selang seling susu.

    DM : ndak ada ji riwayat kejang?

    IP : nda ku tahu itu dok. Da tidak bilang juga bidannya.

    DM : itu bu, mata tinggi?

  • 8/10/2019 Laporan Kasus - Autism Syndrome (2)

    22/24

    21

    IP : oh, mata tinggi, alhamdulila ndak ada ji dok.Cuma da sempat biru pas

    umur 6hari. Tapi dipukul-pukul belakangnya sama bidan, da kembali mi

    lagi.

    DM : oh, karna apa da biru? Tiba-tiba? Ato?

    IP : itu pas-pas lagi dikasi minum dok.

    DM : oh. Terus,pernah lagi stelah itu da biru bu?

    IP : ndak pernah mi dok. Usia 16hari dibawami ke Kendari. Cuma memang

    ini dok, sepanjang perjalanan kecilnya kasihan, sakiiiit terus. Usia 1tahun

    beratnya Cuma 1kg. persis anak normal baru lahir kasian.

    DM : kasihan. Jadi sakit-sakit apa saja itu bu?

    IP : demam, muntah sama berak. Sampe umur satu tahun lebih. Kelaur masuk

    rumah sakit terus. Satu bulan itu sampe tiga kali na di rawat ini kasiang.

    DM : oh, pantas. Immunisasinya bu?

    IP : nda sa tahu mi dok immunisasinya. Bagaimana sakit terus.

    DM : kita masih ingat kapan pertama da tengkurap bu?

    IP : uh, sa lupai mi dok. Bagimana kita focus sama sakit-sakitnya kasihan.

    Nda kaya orang-orang tua lain ki da inga-ingakan kapan pertama-pertama

    nya apanya.

    DM : jadi kita ndak ingat semua, kapan pertama da merangkak, tumbuh gigi?

    IP : pokonya itu dok, terlambar sekali. Nda samai ana-ana lain. Ini saja

    belumpi lancer jalan. Kecuali pi dipegang, dituntun toh dok. Ato da

    berpegang ke kursi, meja, ato apa sambil jalan. Kalo ndak ngesot ji

    kodong.

    DM : setidaknya aktif ji anaknya tawa bu. Daripada loyo-loyo. Nda enanya

    diliat.

    IP : itu mi juga alhamdullilah kasian.

    DM : kalo ini gejalanya yang kurang tidur, suka ketawa sendiri sejak kapan

    ibu?

    IP : ndak jelas dok. Pokonya mulai da lincah tumbuh, mulai mi bgini kasihan.

    Sudah mi kita bawa di orang pintar, orang tuanya di kampung, rukiyah

    mi juga dok disarankan orang-orang tua toh, tapi tetap ji begini.

  • 8/10/2019 Laporan Kasus - Autism Syndrome (2)

    23/24

    22

    DM : kalo kebiasannya goyang-goyang tangannya bu? Sama dia suka tusuk-

    tusuk matanya, itu sejak kapan?

    IP : tangannya sering goyang-goyang pi dluan dok, ada mungkin dari umur

    dua tahun lebih. Kalo itu tusuk-tusuk matanya, ihh, sa sering kasian

    larang dok. Sudah mi ditaro minyak kayu putih ato balsam tapi da jilat-

    jilat terus da taru mi lagi. Malah sering da pergi sembunyi di mana,

    belakang lemari ato dimana. Suda mi, da tusu-tusu mi lagi matanya itu

    dok. Mungkin da rasa ena ato da senang bagimanakah

    DM : di ajar saja toh ibu pelan-pelan, bilang jangan nak. Nda bae.

    IP : iya dok, na selalu ji.

    DM : bgitu ya bu. Oh iya. Sudah bisa sy tangkap. Terus bu, masalah ketawa

    sendirinya?

    IP : kalau ketawa sendiri dok, itu hampir tiap malam. Terus ketawanya ndak

    sperti ketawanya kalau siang dok. Lebih keras baru lamaaaaaaaaa...

    pokonya sampe ndak bisa i tidur satu rumah. Jadi kasian, bergiliran mi

    saya, neneknya, neneknya lagi yang satu nda tidur jagai dia sepanjang

    malam.

    DM : oh begitu ya bu. Kalau begitu terimakasih untuk kerja samanya sudah

    menjawab pertanyaan.

    IP : sama-sama dok, terima kasih sekali kasihan dok.

    DM : iya sama-sama bu, kalau bisa untuk kunjungan Poli atau Rawat jalan

    selanjutnya kita mamanya sempatkan ikut mengantar, bu.

    IP : oh iya dok. Sa usahakan larikan itu kantor.

  • 8/10/2019 Laporan Kasus - Autism Syndrome (2)

    24/24

    23