laporan kasus diare anak

Upload: jeffrypardede

Post on 11-Oct-2015

84 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

LAPORAN KASUS

IdentitasNama : An. H Alamat : Panjang Jiwo I/6 SbyJenis kelamin : laki-laki Agama : IslamUmur : 2 tahun MRS : 27. 05. 2002 jam 07.40 Nama ayah : Tn SS Diagnosa: diare akut dehidrasi sedangPendidikan ayah : SMA Sumber : orang tua klienPendidikan ibu : SMPPekerjaan ayah : Dagang Pekj. Ibu : ibu rumah tangga

Riwayat Keperawatan1. Riwayat Keperawatan Sekarang1) Keluhan UtamaBuang air besar > 10 x dalam sehari ( 1 cangkir/ BAB)2) Riwayat Penyakit sekarang3 hari sebelum MRS, klien mengeluh perutnya sakit, kemudian mencret, konsistensi berak cair, warna kuning, tak ada ampas, ada lendir tak ada darah, bau amis. Klien muntah setiap kali mencret, yang dimuntahkan air dan lendir kurang lebih 0,5 cangkir. Klien juga panas.2. Riwayat Keperawatan Sebelumnya1) Riwayat Penyakit Dahulu 2 minggu sebelum MRS klien juga mengalami diare/ mencret dan juga muntah, kemudian dibawa ke dokter diberi obat dan sembuh2) Riwayat NutrisiSampai umur 2 tahun ASI masih tetap diberikan, Diberi PASI Dancow pada umur 5 bulan sampai sekarang, sejak umur 2 tahun klien mulai diberikan makanan seperti orang dewasa, jenis makan di rumah adala nasi, sayur, lauk dan makanan tambahan seperti bubur kacang ijo, ketam hitam. Di rumah sakit, klien diberikan pedyalit 50 cc/mencret, diet TKTPRS, bubur kasar dan susu IT masuk 40 cc3) Riwayat ImunisasiImunisasi yang telah didapat adalah : BCG,campak, DPT I,II,III booster. Polio I,II,III dan booster, Hepatitis I,II,III4) Riwayat Pertumbuhan dan perkembangana. PertumbuhanBB : 10 kg, LK: 56 cm, LD : 49 cm, PB : 64 cm, LILA : 20 cmFontanel anterior : sudah menutup, tidak cekung.Fontenel posterior : menutup

b. PerkembanganFase anal : Klien meminta pada ibunya saat klien ingin BAB/ BAK klien mau BAK/ BAB hanya dikamar mandi atau tidak ditempat tidur (ngompol).Autonomy Vs Shame and doundt : Klien sudah mau atau mampu memegang sendok dan makan sendiri, klien dapat menyebutkan keinginannya pada ibunya. Klien mampu berdiri dengan satu kaki tenpa berpegangan 2 hitungan (GK). Klien mampu meniru membuat garis lurus (GH). Klien dapat menyatakan keinginannya dengan 2 kata , contoh : Bu.. makan atau Bu.. pipis.. . Klien belum dapat memelpas pakaiannya sendiri (BM).

5) Dampak hospitalisasiKlien tampak rewel, sering mengeluh sakit, ingin melepaskan infus di tangannya. Setiap petugas yang ingin mendekati klien selalu menolak.6) Riwayat Kesehatan keluargaTidak terdapat anggota keluarga yang menderita diare. o Perilaku yang mempengaruhi kesehatan :Pengelolaan makanan menggunakan air PAM, menyimpan makanan dilemari makan, membuang sampah dilahan kosong dibelakang rumah, kebiasaan BAB di WC pribadi (septic tank).o Persepsi keluarga :Keluarga mengira bahwa kondisi klien disebabkan oleh karena klien memakan makanan seperti orang dewasa, seperti goreng-gorengan, ketam hitam.7) Riwayat kesehatan lingkunganKlien dan orang tua tinggal di rumah milik sendiri, sarana penyediaan air PAM dan air sumur. Sertiap musim penghujan rumah selalu banjir, lantai terbuat dari tanah atau plesteran. Air limbah pembuangan dari kamar mandi atau cuci piring tidak diselokan melainkan dihalaman bebas.

3. Pemeriksaan Fisik1) Sistem pernafasanRR : 23 x/mnt, melalui nasal, PCH tak ada, retraksi intercostalis tak ada, Rhonchi tak ada wheezing tak ada2) Sistem kardiovaskulerNadi ; 120 x/mnt, kuat dan teratur, S1 S2 tunggal.3) Sistem PencernaanMukosa mulut tampak kering, klien mengeluh pada ibunya bahwa leher (tenggorokan) nya sakit jika menelan makanan. Bising usus meningkat 45 x/mnt, ada kembung saat diperkusi, klien malas dan menolak jika ibu klien menawari makan, makanan dari RS masih utuh, klien juga nampak malas minum, kelihatan tidak haus.4) Sistem IntegumenWarna kulit sawo matang, tugor elastik, suhu 36,40 c, akral hangat.5) Sistem muskuloskeletalKlien nampak lemah, udema tak ada, keterbatasan gerak tak ada.6) Sistem persyarafanKesadaran komposmentis, GCS 456, tak ada kejang, parese, mata tampak cowong, skelra tak ikterik, konjungtiva tak anemis, ubun ubun besar tak cekung.7) Sistem PerkemihanBAK warna kuning, jernih, testis sudah menurun, ruam ruam daerah perianal tidak ada.

4. Terapieo Infus HSD 1000 cc/24 jamo Pedialyt PO 10 cc/kgBB/mencreto Vitamin A 1 x 200.000 Iu/IMo Diet TKTP RS ; bubur kasar 3 x/ hari + susu IT 60 cc ad libt

ANALISA DATA

DATAETIOLOGI MASALAH

S: Ibu mengatakan anak saya mencret 10 kali perhari, konsistensi cair, ( 1 cangkir/BAB), warna kuning tanpa ampas , muntah air dan bercampur lendir ( cangkir)O: BB : 10 kg, mukosa mulut kering, klien malas minum dan tampak tidak haus, UUB tidak cekung, klien lemah, turgor elastik, mata cowong

S: Ibu mengatakan klien sering mengeluh bahwa tenggorokannya sakit jika makan.

O: Keadaan umum lemah, LILA 20 cm, BB 10 kg, PB 64 cm, LD 49 cm, Lk 56 cm bising usus 45 x/mnt, kembung saat diperkusi, klien malas dan menolak makan, makanan dari RS masih utuhMal absorbsi KH,lemak, ProteinMeningkatkan tekanan osmotic

Pergeseran air dan elektrolit kerongga usus

Meningkatnya isi rongga usus

Diare

Kehilangan cairan dan elektrolit melalui feses

Faktor makanan

Toksin tak dapat diserap

Hiperparistaltik Menurunya penyerapan makanan di usus

DiareMual muntah

Nafsu makan menurunPerubahan nutrisiKeseimbangan cairan dan elektrolit

Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Diagnosa Keperawatan1. gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan dampak sekunder terhadap diare2. resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya intake dan output yang berlebihan

INTERVENSI KEPERAWATANNODIAGNOSA KEPERAWATANRENCANA TINDAKAN KEPERAWATANIMPLEMENTASIEVALUASI

TUJUANINTERVENSIRASIONAL

1Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan skunder terhadap diaresetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam keseimbangan dan elektrolit dipertahankan secara maksimal1) Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan dan elektrolit

2) Pantau intake dan output

3) Timbang berat badan setiap hari

4) Anjurkan keluarga untuk memberi minum banyak pada kien, 2-3 lt/hr

5) Kolaborasi :1. Pemeriksaan laboratorium serum elektrolit (Na, K,Ca, BUN)

2.Cairan parenteral ( IV line ) sesuai dengan umur

3. Obat-obatan : (antisekresin, antispasmolitik, antibiotik)

R/ Penurunan sisrkulasi volume cairan menyebabkan kekeringan mukosa dan pemekataj urin. Deteksi dini memungkinkan terapi pergantian cairan segera untuk memperbaiki defisit

R/ Dehidrasi dapat meningkatkan laju filtrasi glomerulus membuat keluaran tak aadekuat untuk membersihkan sisa metabolisme.

R/ Dehidrasi dapat meningkatkan laju filtrasi glomerulus membuat keluaran tak aadekuat untuk membersihkan sisa metabolisme.

R/ Mengganti cairan dan elektrolit yang hilang secara oral

R/ koreksi keseimbang cairan dan elektrolit, BUN untuk mengetahui faal ginjal (kompensasi).

R/ Mengganti cairan dan elektrolit secara adekuat dan cepat.

R/ anti sekresi untuk menurunkan sekresi cairan dan elektrolit agar simbang, antispasmolitik untuk proses absorbsi normal, antibiotik sebagai anti bakteri berspektrum luas untuk menghambat endotoksin.

Memantau tanda dan gejala dehidrasi : mata cowong, , turgor elastik, mukosa bibir kering, suhu 36,4 0 c nadi 120 x/mnto Memonitor intake dan output ; Intake HSD sisa 500 cc, pedialyt masuk 50 cc, susu 40 ccOutput : BAB 1 cangkir 200 cc, muntah 100 cc, BAK 6 kali 120 cco Memonitor cairan oral dan parentral pedialyt 50 cc masuk / mencret, HSD 1000 cc/12 jam (7 tetes/ menit) menetes lancaro Memberikan pengertian pada ibu tentang pentingnya cairan dan elektrolit bagi tubuho Mengukur suhu 36,80 c, nadi 124 x/mnt

Tanggal 24.06.2014S: ibu klien mengatakan anaknya masih mencret, mulai pagi sampai siang ini 7 x, bentuk cair dengan lendir, warna keruh, sedikit, tanpa ampasO: turgor kulit baik, keadan umum lemah, BB 9,5 kg, RR 28 x/mnt, suhu 36,80 c, nadi 119 x/mnt. Mukosa mulut kering, mata cowong klien malas minum, tanpak tak haus, infus HSD 1000 cc/12 jam diberikan, pedialyt diberi setiap kali mencret 0,5 gelas, hasil laborat : Eritrocyt + 1-2 lq, lekosit + banyak, epitel + 1-2 lq., kristal (-) silinder (-)A: Tujuan belum tercapaiP: lanjutkan intervensi 1,2,3

2Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya intake dan out put

setelah dilakukan tindakan perawatan selama dirumah di RS kebutuhan nutrisi terpenuhi

1)Diskusikan dan jelaskan tentang pembatasan diet (makanan berserat tinggi, berlemak dan air terlalu panas atau dingin)

2)Ciptakan lingkungan yang bersih, jauh dari bau yang tak sedap atau sampah, sajikan makanan dalam keadaan hangat

3) Berikan jam istirahat (tidur) serta kurangi kegiatan yang berlebihan

4) Monitor intake dan out put dalam 24 jam

5) Kolaborasi dengan tim kesehtaan lain :

a. terapi gizi : Diet TKTP rendah serat, susu b.obat-obatan atau vitamin ( A)

c.pemeriksaan lab Hb, PIT, Hct,

R/ Serat tinggi, lemak,air terlalu panas / dingin dapat merangsang mengiritasi lambung dan sluran usus.

R/ situasi yang nyaman, rileks akan merangsang nafsu makan.

R/ Mengurangi pemakaian energi yang berlebihan

R/ Mengetahui jumlah output dapat merencenakan jumlah makanan.

R/ meringankan kerja lambung dan penambahan nutrisi

R/ Mengandung zat yang diperlukan untuk proses pertumbuhan,

R/ mengetahui kekurangan nutrisi tubuh.

Menjelaskan pada keluarga tentang pentingnya makanan bagi tubuh pada anako Mendiskusikan dengan keluarga tentang diet yang harus dipatuhi dan dilaksanakan untuk klien yaitu diet TKTPRS bubur kasar yaitu untuk memenuhi kebutuhan energi o Memonitor intake dan output makanan, klien tidak mau makanan dari RS, makanan masih utuh,klien hanya mau susu sedikit-sedikit, klien masih BAB cair tidak ada ampaso Menganjurkan klien untuk tidur bila tak ada kegiatan yang perlu dikerjakan yaitu untuk memenuhi kebutuhan klien dalam beristirahato Melakukan kolaborasi pemberian anti biotic ampicillin 3 x 300 mg, vitamin A oral, dan pemeriksaan laborat HB, HCT, PLT.o Memberikan injeksi vit A 200.000 IV/ IM

Ibu klien mengatakan anaknya masih belum mau makanan dari RS tetapi mau makan roti dari rumah (kabin) sebanyak 2 sdmA: k/u lemah, LILA 20 cm, bising usus 40 x/mnt, kien tidak kembung, klien tidak muntah, makanan dari RS masih utuh, PASI susu IT 60 cc mau sedikit-dikit, Pemeriksaaan laborat : Hgb 13,5 (N 4,3-10,3) eq/l, Hct 42,1 (N 40-47), PLT 751 . 10 (N 150-350x 10) eq/lA: tujuan belum berhasilP: lanjutkan intervensi 3,5,6

CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN

No DXTGL / jamDIAGNOSA KEPERAWATANTINDAKANEVALUASI

1

223.06.201415.00

15.30

16.00

16.30

17.00

25.06.201415.00

15.30

16.00

16.30Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan skunder terhadap diare

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya intake dan out put

o Memantau tanda dan gejala dehidrasi : mata cowong, UUB tidak cekung, turgor elastik, mukosa bibir kering, suhu 36,4 0 c nadi 120 x/mnto Memonitor intake dan output ; Intake HSD sisa 500 cc, pedialyt masuk 50 cc, susu 40 ccOutput : BAB 1 cangkir 200 cc, muntah 100 cc, BAK 6 kali 120 cco Memonitor cairan oral dan parentral pedialyt 50 cc masuk / mencret, HSD 1000 cc/12 jam (7 tetes/ menit) menetes lancaro Memberikan pengertian pada ibu tentang pentingnya cairan dan elektrolit bagi tubuho Mengukur suhu 36,80 c, nadi 124 x/mnt

o Menjelaskan pada keluarga tentang pentingnya makanan bagi tubuh pada anako Mendiskusikan dengan keluarga tentang diet yang harus dipatuhi dan dilaksanakan untuk klien yaitu diet TKTPRS bubur kasar yaitu untuk memenuhi kebutuhan energi o Memonitor intake dan output makanan, klien tidak mau makanan dari RS, makanan masih utuh,klien hanya mau susu sedikit-sedikit, klien masih BAB cair tidak ada ampaso Menganjurkan klien untuk tidur bila tak ada kegiatan yang perlu dikerjakan yaitu untuk memenuhi kebutuhan klien dalam beristirahato Melakukan kolaborasi pemberian anti biotic ampicillin 3 x 300 mg, vitamin A oral, dan pemeriksaan laborat HB, HCT, PLT.o Memberikan injeksi vit A 200.000 IV/ IM

Tanggal 24.06;2014S: ibu klien mengatakan anaknya masih mencret, mulai pagi sampai siang ini 7 x, bentuk cair dengan lendir, warna keruh, sedikit, tanpa ampasO: turgor kulit baik, keadan umum lemah, BB 9,5 kg, RR 28 x/mnt, suhu 36,80 c, nadi 119 x/mnt. Mukosa mulut kering, mata cowong,, klien malas minum, tanpak tak haus, infue HSD 1000 cc/12 jam diberikan, pedialyt diberi setiap kali mencret 0,5 gelas, hasil laborat : Eritrocyt + 1-2 lq, lekosit + banyak, epitel + 1-2 lq., kristal (-) silinder (-)A: Tujuan belum tercapaiP: lanjutkan intervensi 1,2,3

S: Ibu klien mengatakan anaknya masih belum mau makanan dari RS tetapi mau makan roti dari rumah (kabin) sebanyak 2 sdmA: k/u lemah, LILA 20 cm, bising usus 40 x/mnt, kien tidak kembung, klien tidak muntah, makanan dari RS masih utuh, PASI susu IT 60 cc mau sedikit-dikit, Pemeriksaaan laborat : Hgb 13,5 (N 4,3-10,3) eq/l, Hct 42,1 (N 40-47), PLT 751 . 10 (N 150-350x 10) eq/lA: tujuan belum berhasilP: lanjutkan intervensi 3,5,6

BAB 4PEMBAHASAN

1. Pada pengkajian pada tinjauan teori bahwa pengkajian penyakit diare sering dialami oleh anak usia 2 tahun pertama kehidupan, hal ini sesuai dengan hasil yang didapat kan yaitu umur klien sekarang 2 tahun, pada sistem pernafasan pada teori dijelaskan bahwa pernafasan dapat normal atau terjadi peningkatan > 40 x/mnt bila terjadi asidosis hal ini ditemukan juga pada anak diare, yaitu pernafasan 23 x/mnt. Pada sistem kardiovaskuler pada teori dijelaskan bahwa terjadi peningkatan pada nadi > 124 x/mnt, nadi kecil bila dehidrasi sedang. Sedangkan pada kasus nadi yang ditemukan adalah 120 x/mnt kuat dan teratur. Sistem pencernaan antara tinjauan teori dan kasus hampi tak ada perbedaan.

Pada sistem integumen pada teori dijhelaskan bahwa pada anak dengan dehidrasi sedang dapat terjadi turgor menurun, kulit pucat, suhu meningkat >37 c , akral hangat, kemerahaa pada perianal, hal ini tidak didapatkan pada klien oleh karena sudah ditangani dengan cepat dengan memberikan rehidrasi cepat sesuai dengan kebutuhan klien, suhu tubuh normal kemungkinan diare disebabkan oleh karena bukan faktor infeksi, perianal tidak ada hal ini dikarenakan keluyarga mampu melakukan perawatan perianal seperti yang diajarkan perawat.

2. Pada tinjauan teori diagnosa yang muncul tidak semua didapatkan pada kasus hanya ditemukan 2 masalah yaitu gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dan resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Hal ini disebabkab karena keluarga belum mampu melakukan rehidrasi secara benar dan penanganan anak diare. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan diangkat karena anak pada awalnya kurang terbiasa dengan menu yang disajikan oleh rumah sakit dan anak masih marasa mual dan kadang muntah , hal ini terbukti dari makanan yang tak pernah di makan, tetapi makanan dari rumah yaitu roti kabin klien mau memakannya.3. Pada intervensi anatra tinjauan terori dan kasus tidak banyak ditemukan perbedaan , pada umumnya intervensi mampu dilaksanakan.4. pada implementasi mampu dilakukan oleh perawat hal ini karena sudah dintervensikan secara tepat dan sesuai dengan diagnosa yang diangkat, klien kooperatif dan mampu melakukan intervensi dan inplementasi yang di jadwalkan.5. Evaluasi didapatkan hasil yang memuaskan sesuai dengan criteria hasil yang di tentukan .

BAB 5KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 1. pengkajian pada klien diare sering ditemukan pada anak usis 2 tahun, sistem yang terganggu pada anak sesuai dengan teori yang ada walapun ada beberapa sistem tubuh yang tidak sesuai dengan toeri yang ada , faktor yang menyebabkan diere pada kasus ini adalah bukan dari faktor infeksi2. Diagnosa yang muncul pada kasus ditemukan 2 masalah, yaitu ganguan keseimbangan cairan dan elektrolit dan resiko kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.3. Intervensi pada kasus disesuaikan dengan intervensi pada teori dan mengacu pada diagnosa yang ditemukan4. implementasi keperawatan dapat dilakukan dangan baik karena sudah di intervensikan sebelumnya, sehinga dapat dilakukan dan dengan menggunakan pendekatan yang terapeutik, 5. pada evaluasi didapatkan hasil yang memuaskan, kerana sesuai dengan criteria hasil yang sudah ditentukan

Saran1. Dalam merawat anak dengan diare hendaknya diperhatikan masalah yang muncul dan harus memperhatikan prioritas penanganan yang sesuai/ tepat2. Hendaknya perawat selalu melakukan pengkajian fisik yang lengkap, sehingga dapat dilakukan penanganan yang tepat dan sesuai dengan keadaan klein pada saat itu.

DAFTAR PUSTAKA

Bates. B, 1995. Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan. Ed 2. EGC. JakartaCarpenitto.LJ. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis. Ed 6. EGC. Jakarta.Lab/ UPF IKA, 1994. Pedoman Diagnosa dan Terapi . RSUD Dr. Soetomo. Surabaya.Markum.AH. 1999. Ilmu Kesehatan Anak. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak sakit. EGC. JakartaSoetjiningsih, 1995. Tumbuh Kembang Anak. EGC. JakartaSuryanah,2000. Keperawatan Anak. EGC. JakartaDoengoes,2000. Asuhan Keperawatan Maternal/ Bayi. EGC. Jakarta