laporan kasus ga kolesistektomi
DESCRIPTION
anestesiTRANSCRIPT
Laporan Kasus General Anastesi pada CholecystectomiPembimbing : dr. Nazaruddin,Sp.An
Identitas Pasien
Nama : Tn.CUmur : 51 tahun Jenis kelamin : Laki-lakiAlamat : Jakarta UtaraTanggal MRS : 12 september 2015
Anamnesis :
Keluhan Utama : Nyeri perut kanan atas hilang timbul 2 hari SMRS
Riw.Penyakit Sekarang :Pasien datang dengan keluhan nyeri pada perut kanan atas. Nyeri perut disertai mual (=) muntah (-). Demam disangkal, bab dempul disangkal, kuning disangkal. Pasien mengaku memiliki riwayat batu empedu.
Riwayat Penyakit Dahulu : DM (-), HT (+), asma (-)
Riwayat Alergi : Riwayat alergi panadol
KEADAAN FISIK PRABEDAH
K.U : Sakit Sedang
Kesadaran : Composmentis
TTV TD : 151/92 mmHg Nadi : 90 x/mnt Suhu : 36, oC Pernapasan : 20 x/mnt
BB : 78 Kg
STATUS GENERALIS
Kepala : Rambut: ( N) Mata: conjunctiva tak anemis, sklera tak ikterik Hidung: sekret (-/- ) Mulut: mukosa buccal basah, Gigi: gigi palsu (-) THT: tonsil T1/T1
Leher KGB: tidak teraba membesar, massa (-)
Thoraks Bentuk dan gerak simetris VBS ka=ki, sonor, wheezing (-/- ), rhonchi (-/- ) BJ murni reguler, murmur ( -)
Abdomen Datar, lembut, BU (+) ,
NT regio kanan atas (+)
Ekstremitas: Atas : Akral hangat
(+/+), udem (-/-), RCT < 2 dtk
Bawah : Akral hangat (+/+), udem (-/-), RCT < 2 dtk
Laboratorium
Hemoglobin : 14,4 g/lt
Hematokrit : 42,5%
Leukosit :8.800
Trombosit :316.000
GDS :91 mg/dl
Ureum :14
Creatinin :1,2
SGOT/SGPT :18/20 U/L
Asam Urat :8,1 mg/dl
Bilirubin total :0,3 mg/dl
Bilirubin direct: 0,2 mg/dl
Bilirubin indirect: 0,1 mg/dl
Alkali fosfatase :119
Gamma GT : 100
BT/CT :2’ 30’ / 4’ 30’
USG Abdomen : Hepar tidak membesar,
echo meningkat, lesi fokal (-)
KE tampak batu diameter 1,66 cm
Pankreas normal. Udara berlebih di lambung
Aorta normal, KGB tak tampak membesar
Ginjal kanan dan kiri ukuran normal, kalises normal, kortises normal, batu (-).
Kesan : Cholelitiasis
Fatty Liver
Dyspepsia
STATUS FISIK
American Society of Anesthesiologists (ASA) :
Pasien sehat organik, fisiologik, psikiatrik dan biokimia.
Pasien dengan penyakit sistemik ringan atau sedang.
Pasien dengan penyakit sistemik berat, aktivitas rutin terbatas.
Pasien dengan penyakit sistemik berat, tidak dapat melakukan aktivitas rutin dan penyakitnya merupakan ancaman kehidupan sehari-harinya.
Pasien sekarat yang diperkirakan dengan atau tanpa pembedahan hidupnya tidak akan lebih dari 24 jam.
DIAGNOSIS DAN RENCANA TINDAKAN
Diagnosis pra-bedah : Cholelithiasis
Jenis pembedahan : Cholecystectomi
Jenis anestesia : General Anestesi
Teknik anestesi : ETT No. 8 + cuff , inhala Sevofluran
Maintenance : Sevofluran 2%
Persiapan Operasi : Puasa 8 jam sebelum operasi
Medikasi prabedah : Pemasangan intravenous infus line
Premedikasi
Fentanyl 150ug + 100ug drip
Anesfar 25ml
Propofol 140ml
Farelax 30mg + 10mg +10 mg+10mg +10 mg
Mediaksi
Anastetik Sevofluran
Induksi: : 8 vol%
Maintanance: 2 vol% N2O : O2 : 2,0 : 1,0
Analgetik :
Farpain 30 mg
Lain – lain
Dexamethason 5 mg
Vit K 1 ampul
Kalnex : 200 mg
Sulfas atrofin 0,5mg
Prostigmin 1 mg
Cairan yang digunakan: RL500 ml No. III
Jumlah perdarahan : ±100cc
Lama pembedahan : 3 Jam
Lama anestesia : 3jam 20 menit
KEADAAN POST OPERASI
Tekanan Darah: 110/70 mmHg
Nadi : 70 x/menit
Pernafasan : 17 x/menit
Suhu : 36,2 °C
Saturasi O2 : 100%
Komplikasi selama pembedahan : -
Komplikasi setelah pembedahan : -
Alderate score
Aktivitas = 2
Respirasi = 2
Sirkulasi = 2
Kesadaran = 2
Warna kulit = 2
Total : 10
TINJAUAN PUSTAKA
Anestesi umum adalah tindakan untuk menghilangkan nyeri secara sentral disertai dengan hilangnya kesadaran dan bersifat pulih kembali atau reversible
ANESTESI UMUM
Menghilangkan nyeri secara sentral, hilang
kesadaran dan bersifat pulih kembali (reversible)
- Analgesia - Hipnosia
- Relaksasi otot
TRIAS ANESTESI
INDIKASI GENERAL ANESTHESIA: a.Bayi dan anak
kecilb.Orang dewasa
yang lebih memilih general anestesi karena rekomenasi ahli
c.Prosedur pembedahan yang luas
d.Pasien dengan gangguan mental
e. Pembedahan yang lama
f. Pembedahan dengan likal anestesi tidak praktis dan tidak memuaskan
g. Pasien yang mempunyai riwayat alergi terhadap obat local anestesi
h. Pasien dengan terapi anti koagulan
PENILAIAN DAN PERSIAPAN PRA ANESTESIA
-Anamnesis-PF-Laboratorium
ASA
(THE AMERICAN SOCIETY OF ANASTESIOLOGIST)
ASA
I : Pasien sehat organik, fisiologik,psikiatrik, biokimia
II : Pasien dg penyakit sistemik ringan atau sedang (Impaksi M3 dengan HT ringan, abses mandibula dengan leukositosis)
III : Pasien dg penyakit sistemik berat sehingga aktivitas terbatas (Abses mandibula dng sepsis)
IV : Pasien dg py sistemik berat tdk dpt mlkkn aktivitas rutin dan py nya mrp ancaman kehidupannya setiap saat (syok atau gagal jantung)
V : Pasien sekarat yg diperkirakan dg atau tanpa pembedahan hidupnya tdk akan lebih dari 24 jam
TUJUAN KUNJUNGAN PRAANESTESI
Mempersiapkan mental &
fisik• Anamnesis• PF• Lab• Pemeriksaa
n Penunjang
Merencanakan & memilih
• Teknik anestesi
• Obat-obatan anestesi
Menentukan prognosis
KETERANGAN UMUM
Perlu diperhatikan :
Umur (resiko tinggi < 1 tahun & > 60 tahun)
Pekerjaan
D/prabedah
Keadaan umum :
Gemuk
N, TD, R, S, BB, TB
Hb, L, Gol darah, Hasil lab lain
Obat-obat yang dipakai
Penyakit lain
Menentukan status fisik
pasien ASA
PEMERIKSAAN PASIEN
ANAMNESA• Penyakit lain
•Obat-obatan yang dipakai
(kortikosteroid, β blocker, dll)
• Hobi/kebiasaan (olahraga, rokok)• Pengalaman
anestesi / operasi
PEMERIKSAAN FISIK
• Mata• Gigi
• Leher• Tulang punggung
(spinal anestesi)• Keadaan psikis,
gizi, sal pernapasan, CVS,
Kulit, SSP
PEMERIKSAAN LAIN• Lab (operasi kecil : darah rutin, operasi
besar : screening test, Hb >8 gr%, prot total
>3 gr%)• Radiologis (1/2 paru
masih berfungsi → boleh anestesi)
• EKG (usia > 40 tahun, infark ≥ 6 bulan)
PERENCANAAN ANESTESI
Dilakukan setelah pemeriksaan fisik & anamnesis
DM → jangan menggunakan ketamin → hiperglikemia
Riwayat tirotoksikosis → premedikasi jangan menggunakan atropin
PPOM → pilih anestesi regional daripada general
PEMILIHAN JENIS ANESTESI
Berdasarkan :ASA (Kebugaran fisik seseorang)Lokalisasi operasiOperator
CITO/EMERGENCY
Tanpa persiapan matang
1.Bertindak untuk life saving
2.Berusaha agar KU optimal KU cukup - Diuresis > 30cc/jam Dehidrasi (-) - Tensi > 80 sistole Sianosis (-) - N < 120-130/mnt Dispnoe (-)
3.Pasang maag slang (menghindari aspirasi)
RESIKO ANESTESI
Golongan resiko tinggi : Anak & usia > 60 tahun
Yang perlu diketahui : Beratnya tindakan operasi Beratnya penyakit yang menyertai Efisiensi fungsi pernapasan dan sirkulasi
Resiko penderita tergantung : Keadaan penyakit penderita Macam operasi Anestesi Skill operator/anestesia Sosial-ekonomi pendidikan/RS
CARDIAC RISK INDEX (GOLDMAN)
BERSADARKAN
PENILAIAN SKOR
History > 70, infark ≤ 6 bln 5
Physical exam Bunyi jantung tambahan atau bendungan vena jugularisAorta stenosis
1011
EKG Ritme bukan sinus5 ventrikel ekstra systole
37
Lab PaO2 < 60, PaCO2 > 50K<3.0, HCO3< 20BUN > 50, Kreatinin > 30Abnormal SGOT, Abnormal fungsi hatiPenderita berbaring 3
Operasi IntraperitonealIntrathoraksEmergency
3
4
KLASIFIKASI (GOLDMAN)
NILAI MORTALITAS
I 0-5 0.9%
II 6-12 7%
III 13-25 13%
IV ≥ 26 78%
KELAS NEW YORK HEART ASSOCIATION
IIIIII
IV
Tidak ada pembatasan aktifitasAktifitas berat terbatas : dapat naik tangga, jalan jauhTerbatas dalam aktivitas rutin : naik tangga/jalan jauh → sesakDalam keadaan biasa → sesak
PERSIAPAN PRA ANESTESI
1. Persiapan penderita di ruangan (terutama elektif)
2. Persiapan alat-alat dan obat-obatan
3.Persiapan penderita di OK
MAKSUD :
Menentukan keadaan fisik/psikis pasien
Memilih obat dan jenis anestesi
Memperhitungkan resiko dan bahaya anestesi yang mungkin terjadi
PERSIAPAN DI RUANGAN :
Membaca status
Pemeriksaan status
Penilaian/ usul/konsul
PERSIAPAN PADA HARI OPERASI
1. Pembersihan dan pengosongan sal cerna Pengosongan lambung → aspirasi Pencahar → laparatomi
2. Gigi palsu, cincin, gelang ditinggalkan, kuteks dihapus
3. Saluran napas dibersihkan → batuk
4. VU dikosongkan, jika perlu kateterisasi
5. Pakaian khusus
6. Informed consent
7. PF penting diulang
8. Premedikasi anestesi
PREMEDIKASI
Pemberian obat 1-2 jam sblm induksi
anestesi
1. Meredakan kecemasan dan ketakutan
2. Memperlancar induksi anestesi
3. Mengurangi sekresi kel ludah dan bronkus
4. Meminimalkan jml obat anestesi
5. Meminimalkan mual muntah pasca anestesi
6. Menciptakan amnesia7. Mengurangi isi cairan
lambung8. Mengurangi refleks yang
membahayakan
• Elektif : ½ jam -3/4 jam pre operasi
• Cyto : langsung saat mau induksi
• Setelah PM : Harus dinilai kembali hasilnya
OBAT-OBAT PREMEDIKASIGOLONGAN OBAT-OBATAN
Belladona SA,Scopolamin/Hyocyamin
Narkotik analgetik Morfin, pethidin
Anti histamin Penenang, anti emetik, anti alergi
Tranquilizer Midazolam, diazepam
Neuroleptik Anti emetik dan penenang (Droperidol 1-2 cc)
Barbiturat Pentobarbital
Antikolinergik Atropin
WAKTU, CARA & DOSIS PEMBERIAN OBAT
SC → Tidak efektif dalam 1 jam
IM → 40 menit
IV → segera
• Tua kepekaan terhadap nyeri kurangUsia
• Suhu naik• Metabolisme naikSuhu• Me ↑ laju metabolismeEmosi• Me ↑ laju metabolismeNyeri
Penyakit
INDUKSI ANESTESI
STATICSS = Scope ===== > stetoskop, laringoskopT = Tubes ===== > pipa trakeaA = Airway =====> pipa mulut &
faringT = Tape ====== > plester I = Introducer ==> mandrin / stiletC = Connector ==> penyambung
pipa dgn alat anestesiS = Suction ==== > penyedot
Tindakan utk membuat pasien
dari sadar mjd tdk sadar.
• Induksi IV : tiopental, propofol, ketamin
• Induksi IM : ketamin
• Induksi Inhalasi : halotan, sevofluran.
RUMATAN ANESTESIA
Tindakan pemeliharaan anestesi sampai tindakan pembedahan selesai
• Rumatan IV : Fentanil 1-2µg/kgBB
• Rumatan Inhalasi : N2O : O2 (3:1) ditambah halotan 0.5-2 vol%
MONITORING DALAM ANESTESI
• Suatu aspek dari perawatan pasien, yang berusaha untuk menilai keadaan pasien setiap saat dengan ukuran-ukuran dan data-data objektif.
• Berbeda dengan impresi klinik yang kadang-kadang memakai data-data subjektif
• Suatu usaha manusia untuk mempertajam panca inderanya dengan bantuan alat-alat sehingga perubahan berapa besar pun dapat segera diketahui, dinilai dan diukur
1. Keadaan sirkulasi2. Keadaan respirasi3. Temperatur4. Fungsi otak5. Fungsi
neuromuskular
APA YANG PERLU DIMONITOR?
MONITORING SIRKULASI
1. Nadi dan detak jantung Dengan meraba a. radialis, a. brachialis, a.
superficialis temporalis, a. femoralis, a. carotis Dinilai detik, irama, amplitudo Sulit dinilai pada vasokontriksi hebat, hipotensi,
hipothermia Auskultasi Fingertip plethysmography
MONITORING SIRKULASI
2. EKG Mengetahui rate: cepat-lambat Irama = rhyme Sistem konduksi jantung Perubahan dalam pace maker Timbulnya permatur hebat Blokade impuls Depresi miokard Perubahan elektrolit darah Tidak menunjukkan COP dan tekanan
darah secara langsung
MONITORING SIRKULASI
3. Pengukuran tidak langsung Tekanan darah arterial dengan manometer air raksa
tidak 100% akurat (Riva Rocci 1896) Sebagai pegangan dipakai Korotkoff sign Dibandingkan dengan cara langsung nilainya >
rendah 10 mmHg
• Tentukan titik nol (pada orang berbaring adalah pertengahan bagian dorsal thoraks dan sternum
• Lengan yang mula-mula pada titik nol kita angkat perlahan-lahan sampai rencana di dorsum manus kolaps• Tinggi kolapsnya = besarnya cup
• Dapat juga dng melihat v. jugularis di leher• Titik nol = muara vena besar di jantung kiri (atrium kiri)
• Dipengaruhi oleh kelentingan dan spasme pembuluh darah
MONITORING SIRKULASI
4. Pengukuran langsung tekanan darah a. radialis → punctie → ujung hubungkan dng alat (lebih dapat dipercaya)• Masukkan kateter melalui vena perifer
• Vena punctie → kateter dorong sampai ujungnya masuk rongga dada (muara v. cava)
• Ujung lain hubungkan dengan manometer• Bila tidak dipakai → kran infus dibuka
• Pengukuran → kran infus tutup → kran manometer buka
• Dengan cup → yang di ukur jantung kanan → jantung kiri tdk diukur
• Normal : 3-10 cmH2O
MONITORING SIRKULASI
5. CVP (Central Venous Pressure) Menilai kemampuan jantung dalam hubungannya
dengan volume darah yang beredar saat itu Mengukur cukup tidaknya pemberian cairan pada
keadaan hipotensi Diagnosa suatu kegagalan jantung yang insipient
CVP ↑ PADA
1. Heart failure
2. Pericardial tamponade
3. Obstruksi v. cava superior
4. Tension pneumothoraks
5. Pemberian pernapasan dengan tekanan positif
MONITORING RESPIRASI
Secara klinik : melihat & mendengar
1. Dalamnya pernapasan Tidal volume (VT = 500cc) Frekuensi respirasi per menit (F) Alveolar ventilation per menit (F x VT) Oksigenisasi (oksigenisasi darah arteriol→ dapat
dipertahankan dengan baik dengan jalan mempertahankan sirkulasi dan respirasi
MONITORING RESPIRASI
2. Teratur tidaknya pernapasan
3. Ada tidaknya tracheal tube
4. Dipakai otot pernapasan atau tidak
5. Wheezing
6. Ronchi
MONITORING TEMPERATUR Hipothermia : ↑ kepekaan jantung ↓
metabolisme obat Pengukuran rectal → terlambat mengikuti perubahan oral
Suhu ↑ pada :1.Pemberian obat-obatan (misal SA)2.Keadaan ruangan3.Surgical drip (tutup doek)4.Penyakit infeksi
Suhu ↓ pada :1.AC2.Obat-obatan vesodilatasi perifer3.Rongga tubuh terbuka