laporan kasus i endoftalmitis

19
LAPORAN KASUS I ENDOFTALMITIS OS Ida Ayu Arie Krisnayanti H1A 010 038 DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITRAAN KLINIK MADYA BAGIAN ILMU PENYAKIT MATA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM

Upload: arie-krisnayanti-ida-ayu

Post on 22-Sep-2015

232 views

Category:

Documents


36 download

DESCRIPTION

lapsus

TRANSCRIPT

LAPORAN KASUS IENDOFTALMITIS OS

Ida Ayu Arie KrisnayantiH1A 010 038

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITRAAN KLINIK MADYABAGIAN ILMU PENYAKIT MATAFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MATARAM2014

BAB IPENDAHULUANEndoftalmitis merupakan peradangan berat yang terjadi pada seluruh jaringan intraokular yang biasnya diakibatkan oleh infeksi. Penyebaran infksi penyebab endoftalmitis dapat melalui dua jalur yaitu eksogen dan endogen. Trauma penetrasi dan post operasi intraokular merupakan penyebab penyebaran infeksi secara eksogen sedangkan penyebaran infeksi secara endogen melalui penyebaran hematogen dari umber infeksi lain dalam tubuh misalnya pada sepsis. Gejala endoftalmitis biasanya berupa mata terasa nyeri, tajam penglihatan menurun sampai menghilang, mata berwarna merah, membengkak dan terasa penuh, serta terlihat adanya hipopyon. Pemberian antibiotika serta menjaga higienitas mata dapat mencegah terjadinya endoftalmitis. Apabila telah terjadi endoftalmitis, dapat dilakukan tindakan eviserasi atau enukleasi.

BAB IILAPORAN KASUS1. Identitas PasienNama: Ny. NUmur: 38 tahunJenis Kelamin: PerempuanPekerjaan: PetaniAgama: IslamSuku: SumbawaAlamat: Joroh Tengah, SumbawaTanggal Pemeriksaan : 30 Agustus 2014

2. AnamnesisA. Keluhan Utama:Mata Kiri Terasa SakitB. Keluhan Tambahan : Mata kiri sakit, bengkak, disertai rasa gatal

C. Riwayat Penyakit Sekarang:Pasien rujukan RSUD Sumbawa datang ke poliklinik Mata RSUP NTB dengan keluhan mata kiri terasa sakit. Pasien mengaku bahwa 1 bulan yang lalu terdapat benda asing yang masuk ke mata kiri pasien. Pasien mengaku saat pasien bekerja memisahkan padi dari kulitnya dengan cara memukul-mukulkan padi pada papan, terdapat beberapa gabah padi yang terpental kemudian memasuki mata kiri pasien. Kemudian setelah mata kiri terkenan gabah, karena terasa nyeri dan berair pasien mengaku menggosok-gosok mata kirinya hingga keluar darah. Pasien langsung dibawa oleh keluarganya ke RSUD Sumbawa. Selama perjalanan dari tempat kejadian hingga RSUD Sumbawa, pasien mengaku tidak dilakukan tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan pada mata kirinya. Pasien mengaku diberikan obat tetes mata serta 2 jenis pil, satu jenis pil diminum 3 kali sehari dan harus dihabiskan serta pil jenis lainnya diminum apabila ada timbul rasa sakit. Pasien mengaku setelahnya tidak pernah kontrol lagi ke RSUD Sumbawa, namun seminggu kemudian pasien berobat ke pengobatan tradisional sasak dan diobati dengan cara mata kiri pasien disembur air oleh dukun. Setelah 3 minggu berobat ke pengobatan tradisional sasak, pasien mengaku tidak ada perbaikan pada mata kirinya. Mata kiri pasien dirasakan semakin sakit, lalu pasien kembali berobat ke RSUD Sumbawa pada tanggal 26 September 2014, dari RSUD sumbawa dirujuk ke BKMM kedian dari BKMM dirujuk ke RSUP Prov. NTB.

D. Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat penyakit mataPasien mengaku mata kirinya sudah tidak bisa melihat sejak umur 15 tahun. Penglihatannya menghilang secara tiba-tiba tanpa didahului adanya penyakit pada mata sebelumnya. Pasien juga mengaku sebelumnya tidak pernah mengalami penyakit seperti sekarang.

E. Riwayat Penyakit KeluargaTidak ada keluarganya yang mengalami hal serupa dengan pasien. F. Riwayat AlergiRiwayat alergi obat (-)G. Riwayat Pengobatan Pasien belum pernah berobat untuk keluhan kehilangan penglihatan pada mata kirinya dahulu .3. Pemeriksaan FisikA. Status GeneralisKeadaan Umum: BaikKesadaran/GCS : Compos mentis / E4V5M6B. Pemeriksaan Tanda VitalTekanan darah: 120/70 mmHgNadi: 96 kali/menitFrekuensi Napas: 22 kali/menitSuhu: 36,7 O CC. Status LokalisNoPemeriksaanMata KananMata Kiri

1.Visus6/6 scLight projection

Light perseption (-)

2.Posisi Bola MataOrtoforiaEksoftalmos

3.Gerakan bola mataBaik ke segala arah

Terhambat dalam pergerakan

4.Palpebra SuperiorEdema(-)(-)

Hiperemi(-)(-)

Pseudoptosis(-)(-)

Entropion(-)(-)

Ektropion(-)(-)

5.Palpebra InferiorEdema(-)(-)

Hiperemi(-)(-)

Entropion(-)(-)

Ektropion(-)(-)

6.Fissura palpebra+ 8 mm + 5 mm

7.Konjungtiva Palpebra SuperiorHiperemi(-)Sulit dievaluasi

Sikatrik(-)Sulit dievaluasi

proptosis(-)(+)

8.Konjungtiva Palpebra InferiorHiperemi(-)(+)

Sikatrik(-)(-)

9.Konjungtiva BulbiInjeksi Konjungtiva(-)Sulit dievaluasi

Injeksi Siliar(-)Sulit dievaluasi

Massa(-)(-)

Edema(+)(+)

10.ScleraBerwarna putih, tidak ditemukan injeksi skleraBerdungkul-dungkul tampakan seperti ada masa didalam bola mata

11.KorneaBentukCembungSulit dibedakan dengan bagian lain mata

KejernihanJernih

Tidak jernih, bercampur nanah

PermukaanLicinTidak licin

Sikatrik(-) (-)

Benda Asing(-)(-)

12.Bilik Mata DepanKedalamanKesan dalam Susah dievaluasi

Hifema(-)(-)

Hipopyon (-)(+)

13.IrisWarnaCoklatSusah dievaluasi

BentukBulat dan regularSusah dievaluasi

14.PupilBentukregulerSusah dievaluasi

Refleks cahaya langsung(+)(-)

Refleks cahaya tidak langsung(+)(-)

15. LensaKejernihanJernihSusah dievaluasi

Iris Shadow(-)Susah dievaluasi

Subluksasi(-)Susah dievaluasi

Dislokasi(-)Susah dievaluasi

16.TIO PalpasiKesan normalTidak dievaluasi

17.FunduskopiRefleks FundusTidak dievaluasiTidak dievaluasi

4. Foto Mata Pasien

BAB IIIGambar 2. Mata kiri pasienGambar 1. Mata kiri pasien tampak kornea keruh

IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISA KASUS1. Identifikasi MasalahBerdasarkan data medis pasien diatas, ditemukan beberapa permasalahan. Adapun permasalahan medis yang terdapat pada pasien adalah: SUBJECTIVEa. Nyeri pada pada mata kiri disertai rasa gatal dan bengkakb. Riwayat kemasukan benda asing pada mata kiri, mata kiri terasa nyeri kemudian digosok hingga berdarahc. Riwayat berobat mata ke dukun, mata kiri pasien disembur air oleh dukund. Penglihatan pada mata kiri pasien hilang tiba-tiba sejak umur 15 tahun

OBJECTIVEa. Pemeriksaan status lokalis pada mata kiri didapatkan : visus mata kiri : light perseption (-) posisi bola mata kiri eksoftalmus konjungtiva palpebra inferior hiperemi konjungtiva bulbii edema sklera berdungkul-dungkul tampakan seperti ada masa didalam bola mata kornea bentuk sulit dibedakan dengan organ lainnya, tidak jernih dan bercampur nanah, permukaan tidak licin tidak terdapat reflaks pupil, baik langsung maupun tidak langsung. 2. Analisa Kasus 1. Mata kiri terasa sakit, terasa bengkak dan gatal disebabkan oleh reaksi peradangan yang terjadi pada mata kiri, merangsang saraf di sekitar sehingga menimbulkan rasa sakit dan gatal. Bengkak disebabkan meningkatnya aliran darah akibat pelebaran pembuluh darah oleh mediator inflamasi2. Riwayat kemasukan benda asing pada mata kiri kemudian digosok hingga berdarah. Adanya rangsangan benda asing pada kornea menyebabkan rasa nyeri akibat abrasi di kornea sehingga memicu pasien untuk menggosok-gosok matanya hingga kelur darah, hal ini kemungkinan terjadi akibat benda asing yang masih terdapat di dalam mata mengiritasi daerah lainnya yang mengandung vaskular pada mata, misalnya pada konjungtiva dan episklera yang mengandung banyak pembuluh darah. Adanya kontak masuk bakteri dari luar akibat kemasuka benda asing disertai perdarahan pada mata pasien memicu terjadi infeksi pada mata kiri.3. Pasien tidak pernah kontrol ke RSUD Sumbawa dan riwayat berobat ke dukun, higienitas yang tidak terjamin memperparah infeksi yang telah terjadi sebelumnya pada pasien 4. Hilangnya persepsi cahaya pada mata kiri pasien sudah terjadi sejak umur 15 tahun terjadi secara tiba-tiba tanpa gejala awal sebelumnya. Kemungkinan terjadi abasio retina pada pasien. Sehingga tidak terdapat refleks pupil langsung dan tidak langsung.5. Konjungtiva bulbii edema dan konjungtiva palpebra superior terjadi hiperemi disebaban oleh reaksi peradangan yang sedang berlangsung memberikan rasa sakit pada mata, pasien sering menggosok-gosok matanya sehingga terjadi iritasi6. Eksoftalmos pada bola mata kiri dan sklera berdungkul kemungkinan terdapat masa di belakang bola mata7. Bentuk kornea sulit dibedakan dengan organ lainnya, tidak jernih dan bercampur nanah, permukaan tidak licin. hal ini menandakan telah terjadi kerusakan pada kornea berkaitan dengan riwayat kemasukan benda asing sebelumnya yang menyebabkan abrasi di kornea kemudian akibat higienitas yang tidak baik terjadi infeksi kemungkinan terjadi ulkus pada kornea kemudian ulkus pecah dan menginfeksi daerah intraokular lainnya seperti viteous yang merupakan media yang baik bagi pertumbuhan bakteri.

A. AssessmentDari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, tanda dan gejala yang terdapat pada pasien mengarahkan pada endoftalmitis. Diagnosa ini dipilih karena pada pasien ditemukan gejala umum pada endoftalmitis yaitu rasa sakit, mata terasa bengkak, kornea berwarna keruh, terdapat nanah di bola mata dan riwayat kemasukan benda asing pada mata kiri. Diagnosis Kerja: EndoftalmitisDiagnosis Banding: Panoftalmitis

B. PlanningA. Usulan Pemeriksaan Lanjutan Pemeriksaan USG Pemeriksaan USG dilakukan untuk menilai anatomi mata hingga ke segmen posterior. Memastikan kesan adanya masa pada mata bagian belakang bukan merupakan suatu kegananasan.

B. Tatalaksana Tatalaksana Medik Antibiotik topikal untuk mencegah infeksi sekunder Antibiotik sistemik untuk mencegah infeksi sekunder Tatalaksana Operatif Operasi pengeluaran seluruh isi bola mata (Eviserasi)

C. KIE Pasien diberikan informasi bahwa, pasien menjaga kebersihan mata dengan mengganti perban mata setiap hari, menjaga kebersihan tangan dan tidak mengucek mata untuk menghindari infeksi sekunder pada mata. Pasien diberikan informasi bahwa pemberian obat-obatan tetes mata dan obat minum yang diberikan harus dipakai secara rutin dan diminum sesuai aturan untuk menghindari terjadinya infeksi sekunder. Pasien diberikan informasi bahwa, dapat dilakukan prosedur pembedahan. Namun walaupun nantinya sudah dilakukan pengobatan dengan operasi, penglihatan pada mata kiri pasien tidak akan normal kembali karena kerusakan yang menyeluruh telah terjadi pada mata kiri pasien. Kesehatan mata kanan pasien harus dijaga dengan baik karena satu-satunya modal penglihatan yang tersisa pada pasien

D. Prognosis Prognosis pada pasien ini, meliputi : Prognosis pengelihatan (ad functionam)Prognosis pengelihatan pasien dubia ad malam. Prognosis nyawa (ad vitam)Prognosis nyawa pasien dubia ad bonam.

BAB IVRINGKASAN AKHIR

Pasien seorang perempuan berusia 38 tahun datang dengan keluhan mata kiri terasa sakit disertai rasa bengkak dan gatal. Pasien memiliki riwayat kemasukan benda asing yaitu gabah padi pada mata kiri 1 bulan yang lalu, mata kiri terasa nyeri kemudian digosok hingga berdarah. Terdapat riwayat berobat mata ke dukun, pengobatan berupa mata kiri pasien disembur air oleh dukun. Penglihatan pada mata kiri pasien telah hilang sejak umur 15 tahun.Pada pemeriksaan fisik didapatkan visus mata kiri : light perseption (-), posisi bola mata kiri eksoftalmus, konjungtiva palpebra inferior hiperemi, konjungtiva bulbii edema, sklera berdungkul-dungkul tampakan seperti ada masa didalam bola mata, kornea bentuk sulit dibedakan dengan organ lainnya, tidak jernih dan bercampur nanah, permukaan tidak licin, serta tidak terdapat reflaks pupil, baik langsung maupun tidak langsung pada mata kiri pasien. Pasien didiagnosis dengan endoftalmitis, rencana pemeriksaan tambahan berupa pemeriksaan USG. Rencana tatalaksana untuk pasien adalah tatalaksana medis berupa pemberian antibiotik topikal serta antibiotik sistemik untuk mencegah penyebaran infeksi sekunder. Prognosis penyakit mata dan visus pasien dubia ad malam.

DAFTAR PUSTAKA

Bradford C. 2004. Basic Ophtalmology. 8th Edition. San Fransisco-American Academy of opthalmology.

Iljas, S. 2007. Ilmu Penyakit Mata, Edisi ketiga. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Kernt and Kampik. 2010. Endophthalmitis: Pathogenesis, Clinical Presentation, Management, and Perspectives. Department of Ophthalmology, Ludwig Maximilian University. Munich, Germany

Olver, J and Cassidy, L. 2005. Ophthalmology at a Glance. Blackwell Science

Riordan, Paul dkk. 2011. Vaughan & Asbury Oftalmologi Umum, Jakarta; EGC

12