laporan kasus jiwa
DESCRIPTION
gangguan cemasTRANSCRIPT
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.S
No RM : 048362
Umur : 55 Tahun
Agama : Islam
Suku : Makassar
Status Pernikahan : Belum Menikah
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : Penjahit
Alamat : Jl.Kandea I no.1
Masuk poli jiwa RSKD Provinsi Sulawesi Selatan untuk pertama kalinya
pada tanggal
30 September 2015, diantar oleh adik kandung pasien.
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Diperoleh dari catatan medis, autoanamnesis dan alloanamnesis dari :
Nama : Ny. J
Umur : 48 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Menikah
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Jl.Kandea I no.1
Hubungan dengan pasien : Adik kandung pasien
1
A. Keluhan Utama
Cemas
B. Riwayat Gangguan Sekarang
- Keluhan dan Gejala: Keluhan cemas berlebihan dialami sejak 3
bulan yang lalu namun terasa sangat mengganggu atau memberat
sekitar 1 minggu belakangan ini., serta adanya dorongan dari
keluarga untuk berobat ke RS mengenai penyakit yang
mengganggunya selama ini. Keluhan cemas berlebihan dialami
hampir setiap hari selama 1 minggu belakangan ini. Keluhan cemas
yang dialami pasien disertai dengan keringat dingin. Pasien sering
merasa sedih, susah tidur, dan merasa BB turun bulan ini (dari 60
kg menjadi 56 kg). Sejak lama pasien berobat di RSKD tapi di poli
THT, dan kali ini dikonsul ke poli jiwa RSKD untuk yang pertama
kalinya akibat keluhan cemas yang dialaminya. Pasien mengalami
cemas berlebihan misalnya jika anak dari sepupu (keponakan) yang
serumah dengannya terlambat pulang ke rumah. Pasien sering
berpikir macam-macam mengenai kemungkinan yang terjadi pada
keponakannya sehingga ia terlambat pulang ke rumah. Pasien
mempunyai sifat penuh kekhawatiran terhadap keluarga dekatnya.
Pasien ingin membahagiakan semua pihak keluarga. Pasien juga
sering berpikiran negatif terhadap dirinya sendiri yakni merasa
khawatir dengan penyakit yang memungkinkan untuk dideritanya.
Pasien sering memikirkan kemungkinan mengidap penyakit
jantung misalnya jika berkeringat dingin, atau berpikir bahwa
dirinya mengidap penyakit ginjal jika nyeri punggung.
- Hendaya/Disfungsi:
Hendaya Sosial (-)
Hendaya Pekerjaan (+)
Hendaya Waktu Senggang (+)
- Faktor stressor psikososial
2
Pasien pernah merasa didzalimi/dipergunjingkan oleh tetangga
sejak lama kira-kira tahun lalu. Terkadang jika pasien memikirkan
hal itu, pasien tiba-tiba sedih dan kadang menangis. Saat itu, pasien
merasa sangat sedih karena beliau mendengar bahwa beliau
dipergunjingkan mengenai masalah ekonomi yang rendah.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak ditemukan adanya riwayat penyakit fisik seperti infeksi,
trauma kapitis, ataupun kejang.
Pasien menderita Hipertensi sejak umur 50 tahun,
Hiperkolesterolemia sejak umur 50 tahun, dan Sinusitis sejak tahun
2007
2. Riwayat Penggunaan Napza
Pasien tidak pernah mengkonsumsi obat golongan narkotik,
psikotropik, zat adiktif (merokok, mengisap lem, dll).
3. Riwayat Gangguan Psikiatri Sebelumnya
Tidak ada
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien lahir normal di rumah, ditolong oleh bidan, cukup bulan,
spontan, langsung menangis dan tidak terdapat kelainan. Berat
badan lahir tidak diketahui. Ibu pasien cukup menjaga kesehatannya
dengan baik. Pada saat bayi, pasien tidak pernah mengalami panas
tinggi dan kejang serta minum ASI eksklusif selama 1 tahun.
2. Riwayat Masa Kanak Awal (Usia 1-3 tahun)
Pasien diasuh oleh kedua orangtua pasien. ASI diberikan secara
eksklusif 1 tahun dan diteruskan sampai umur 2 tahun. Pertumbuhan
dan perkembangan pasien pada masa anak-anak awal sesuai dengan
perkembangan anak seusianya. Tidak ada masalah perilaku yang
3
menonjol. Waktu kecil mampu bermain bersama adik dan teman
sebayanya.
3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (Usia 4-11 tahun)
Pasien tinggal bersama kedua orang tuanya dan cukup mendapat
perhatian dan kasih sayang. Pada usia 7 tahun pasien mulai masuk
SD. Selama sekolah prestasi pasien biasa-biasa saja. Dan saat
berusia 8 tahun, ayah pasien meninggal.
4. Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja (Usia 12-18 tahun)
Pasien melanjutkan sekolah hingga SMA
4. Riwayat Masa Dewasa
a. Riwayat Pendidikan
Pendidikan terakhir : SMA
b. Riwayat Pekerjaan
Pasien bekerja sebagai penjahit. Namun semenjak keluhan cemas
berlebihan muncul, pekerjaan diberhentikan 1 bulan terakhir ini
karena mengganggu jalannya pekerjaan dan pasien merasa tidak
bersemangat serta lemas.
b. Riwayat Pernikahan
Pasien belum menikah
Sepupu yang tinggal serumah dengannya sudah menikah dan
memiliki seorang anak yang sangat dekat dengan pasien.
c. Riwayat Keluarga
Ayah pasien meninggal sejak pasien berumur 8 tahun. Pasien
tinggal bersama Ibu (85 th), adik, sepupu, dan keponakan.
Pasien adalah anak ke-1 dari 4 bersaudara.
d. Riwayat Kehidupan Sosial
Pasien adalah sosok yang sangat ramah dan mudah berinteraksi
dengan tetangga. Jika beliau tidak menyukai sifat seseorang,
beliau tetap berinteraksi dan cepat memaafkan orang lain serta
sulit mengatakan tidak terhadap permintaan keluarga maupun
orang lain.
4
e. Riwayat Agama
Pasien memeluk agama Islam dan menjalankan kewajiban agama
dengan cukup baik. Pasien senantiasa berdzikir dan meminta
petunjuk pada Allah swt. terlebih ketika keluhan pasien terasa
sangat mengganggu.
d. Riwayat Militer
Pasien tidak pernah mengikuti kegiatan militer.
e. Riwayat Pelanggaran Hukum
Selama ini pasien tidak pernah terlibat dengan masalah hukum.
f. Situasi Kehidupan Sekarang
Pasien tinggal dirumah orang tua bersama dengan ibu, saudara,
sepupu, dan keponakannya.
g. Persepsi Pasien Tentang Diri dan Kehidupannya
Pasien ingin membahagiakan Ibunya yang sudah tergolong
Lansia, serta ingin membahagiakan seluruh anggota keluarga
yang menjadi tanggung jawabnya (keluarga yang tinggal serumah
dengannya). Pasien ingin bekerja keras dengan menghasilkan
banyak uang sehingga dapat menghidupi keluarga secara layak.
III. PEMERIKSAAN FISIK DAN NEUROLOGI ( 30 JULI 2015)
A. Status Internus
Keadaan umum tidak tampak sakit, kesadaran komposmentis, tekanan
darah 120/80 mmHg, nadi 88 kali/menit, frekuensi pernafasan
18x/menit, suhu tubuh 36,2 °C, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak
ikterus, ekstremitas atas dan bawah tidak ada kelainan.
B. Status Neurologi
Gejala rangsang selaput otak : kaku kuduk (-), Kernig’s sign (-)/(-),
pupil bulat dan isokor, refleks cahaya (+)/(+), fungsi motorik dan
sensorik keempat ekstremitas dalam batas normal, tidak ditemukan
refleks patologis.
5
IV. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL ( 30 JULI 2015 )
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Seorang wanita memakai jilbab biru gelap, wajah sesuai umur,
memakai kacamata, berpakaian rapi dengan baju blouse lengan
panjang berwarna biru gelap dan celan kain panjang berwarna
hitam. Memakai sendal sepatu. Perawakan sedang, dan perawatan
diri cukup. Kulit berwarna sawo matang.
2. Kesadaran
Secara kuantitas : GCS E4M6V5 (compos mentis)
Secara kualitas : Normal
3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Cemas
4. Pembicaraan
Pasien menjawab pertanyaan secara spontan, cepat, dan intonasi
biasa.
5. Sikap terhadap pemeriksa
Kooperatif
B. Keadaan Afektif
1. Mood : Hipotimia
2. Afek : Appropriate
3. Keserasian : Serasi
4. Empati : Dapat dirabarasakan
C. Fungsi Intelektual (Kognitif)
1. Taraf Pendidikan
Pengetahuan umum dan kecerdasan pasien sesuai dengan tingkat
pendidikannya.
2. Orientasi
6
a. Waktu : Baik (Tidak ada disorientasi waktu)
b. Tempat : Baik (Tidak ada disorientasi tempat)
c. Orang : Baik (Tidak ada disorientasi orang)
3. Daya Ingat
a. Jangka Panjang : Baik (Tidak ada gangguan daya ingat
jangka panjang)
b. Jangka Sedang : Baik (Tidak ada gangguan daya ingat
jangka sedang)
c. Jangka Pendek : Baik (Tidak ada gangguan daya ingat
jangka pendek)
d. Jangka Segera : Baik (Tidak ada gangguan daya ingat
jangka segera)
4. Konsentrasi dan Perhatian : Pasien tampak penuh
konsentrasi dan perhatian
5. Pikiran Abstrak : Baik
6. Bakat Kreatif : Menjahit
7. Kemampuan Menolong Diri Sendiri : Baik
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi
Halusinasi auditorik : Tidak ada
Halusinasi visual : Tidak ada
2. Depersonalisasi dan Derealisasi
Tidak ada
* Pasien tidak ada gangguan persepsi
E. Proses Berpikir
1. Arus Pikiran
Relevan dan koheren
2. Isi Pikiran
Tidak ada gangguan isi pikir
7
F. Pengendalian Impuls
Pasien tidak adapat mengendalikan emosi kesedihan saat bercerita
dengan pemeriksa (Menangis)
G. Daya Nilai dan Tilikan
1. Norma Sosial : Baik
2. Uji Daya Nilai : Baik
3. Penilaian Realitas : Baik
4. Tilikan : Tilikan derajat 6 (Pasien merasa dirinya sakit
dan perlu pengobatan)
H. Taraf Dapat Dipercaya
Dapat dipercaya
V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Pasien perempuan 55 tahun masuk RSKD poli jiwa untuk yang pertama
kalinya, ditemani oleh adiknya dengan keluhan cemas berlebihan. Keluhan cemas
berlebihan dialami sejak ± 3 bulan yang lalu dan memberat sekitar 1 minggu
belakangan ini. Keluhan cemas dialami hampir setiap hari selama 1 minggu
belakangan ini. Pasien sering mengalami kecemasan terhadap berbagai hal. Pasien
mempunyai sifat penuh kekhawatiran terhadap keluarga dekatnya. Pasien ingin
membahagiakan semua pihak keluarga. Pasien juga sering berpikiran negatif
terhadap dirinya sendiri yakni merasa khawatir dengan penyakit yang
memungkinkan untuk dideritanya. Pasien sering memikirkan kemungkinan
mengidap penyakit jantung msialnya jika berkeringat dingin atau berpikir dirinya
mengidap penyakit ginjal jika nyeri punggung. Pasien bekerja sebagai penjahit
dan merasa seperti kepala keluarga dirumahnya sejak ayahnya meninggal
sehingga merasa bahwa dirinyalah yang paling bertanggungjawab akan seluruh
anggota keluarganya.
Pada pemeriksaan status mental didapatkan penampilan Seorang wanita
memakai jilbab biru gelap, wajah sesuai umur, memakai kacamata, berpakaian
8
rapi dengan baju blouse lengan panjang berwarna biru gelap dan celan kain
panjang berwarna hitam. Memakai sendal sepatu. Perawakan sedang, dan
perawatan diri cukup. Kulit berwarna sawo matang. Kesadaran normal, perilaku
dan aktivitas psikomotor cemas, pembicaraan spontan, lancar, intonasi biasa,
menjawab sesuai pertanyaan, sikap terhadap pemeriksa kooperatif. Mood yang
hipotimia, afek luas dan serasi, empati dapat dirabarasakan. Taraf pendidikan
sesuai, tidak ada gangguan orientasi, tidak ada gangguan daya ingat. Pasien
tampak penuh konsentrasi dan perhatian, pikiran abstrak baik, kemampuan
menolong diri sendiri baik. Tidak terdapat gangguan persepsi. Arus pikir relevan
dan koheren. Tidak ada gangguan isi pikir serta tidak ditemukan hendaya
berbahasa. Pasien tampak tidak dapat mengendalikan emosi kesedihan saat
bercerita dengan pemeriksa (menangis). Pasien merasa dirinya sakit dan butuh
pengobatan. Secara umum yang diutarakan pasien dapat dipercaya.
VI. EVALUASI MULTI AKSIAL
Aksis I
Berdasarkan alloanamnesis, autoanamnesis dan pemeriksaan status mental
didapatkan gejala klinis yang bermakna yaitu berupa pola perilaku cemas.
Perubahan pola perilaku cemas yang dialami menimbulkan distress dan
disabilitas dalam aktivitas kehidupan sehari-hari sehingga dapat
disimpulkan bahwa pasien menderita gangguan jiwa.
Pada pemeriksaan status mental tidak ditemukan hendaya berat melainkan
ditemukan hendaya ringan berupa hendaya pekerjaan dan penggunaan
waktu senggang sehingga didiagnosis Gangguan Jiwa Non-Psikotik.
Pada pemeriksaan status internus dan neurologik tidak ditemukan adanya
kelainan, sehingga kemungkinan adanya gangguan mental organik dapat
disingkirkan dan didiagnosis Gangguan Jiwa Non-Psikotik Non
Organik.
Dari alloanamnesis, autoanamnesis, dan pemeriksaan status mental
didapatkan keluhan cemas dengan mood yang hipotimia,serta afek yang
appropriate maka didiagnosis Gangguan Anxietas Lainnya
(ICD-10/PPDGJ III: F41). Pada pasien ini terdapat gejala-gejala
9
anxietas maupun depresi, sehingga berdasarkan Pedoman Penggolongan
dan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III) Gangguan campuran
Anxietas dan Depresi (ICD-10/PPDGJ III: F 41.2) Perlangsungan
penyakit pada pasien ini sudah 3 bulan.
Aksis II
Tidak ada diagnosis Aksis II (ICD-10/PPDGJ III Z03.2)
Aksis III
Hipertensi
Hiperkolesterolemia
Sinusitis
Aksis IV
Pasien pernah merasa didzalimi oleh tetangga sejak lama kira-kira tahun
lalu. Terkadang jika pasien memikirkan hal itu, pasien tiba-tiba sedih dan
kadang menangis. Saat itu, pasien merasa sangat sedih karena beliau
mendengar bahwa beliau dipergunjingkan mengenai masalah ekonomi
yang rendah.
Aksis V
GAF Scale saat ini : 60-51 (gejala sedang (moderate), disabilitas sedang.
VII. DAFTAR MASALAH
Organobiologik
Tidak ditemukan kelainan fisik yang bermakna, tetapi karena terdapat
ketidakseimbangan neurotransmitter maka pasien memerlukan
psikofarmakoterapi.
Psikolososiologik
Ditemukan adanya hendaya ringan berupa hendaya pekerjaan dan hendaya
penggunaan waktu senggang yang diakibatkan oleh gejala psikis gejala
psikis sehingga pasien memerlukan psikoterapi dan sosioterapi.
10
VIII. PROGNOSIS
Bonam
IX. RENCANA TERAPI
A. Psikofarmakoterapi :
Fluoxetine 20 mg 1 dd I pagi
Alprazolam 0,5 mg 1 dd I malam
B. Psikoterapi
Suportif :
Memberikan penjelasan dan pengertian kepada pasien sehingga
dapat membantu pasien dalam memahami dan cara menghadapi
penyakitnya, manfaat pengobatan, cara pengobatan, efek samping
yang mungkin timbul selama pengobatan, serta memotivasi pasien
supaya mau minum obat secara teratur.
Sosioterapi :
Memberikan penjelasan kepada orang-orang terdekat pasien
sehingga bisa menerima keadaan pasien dan memberikan
dukungan moral serta menciptakan lingkungan yang kondusif
untuk membantu proses penyembuhan dan keteraturan pengobatan.
X. FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien serta perkembangan penyakitnya saat
kunjungan kedua di poli jiwa RSKD.
XI. DISKUSI
Kecemasan adalah respon terhadap situasi tertentu yang mengancam, dan
merupakan hal yang normal terjadi menyeyrtai perkembangan, perubahan,
pengalaman baru atau yang belum pernah dilakukan, serta dalam menemukan
identitas diri dan arti hidup. Kecemasan adalah reaksi yang dapat dialami
siapapun. Namun cemas yang berlebihan seperti yang dialami oleh pasien ini,
11
apalagi yang sudah menjadi gangguan akan menghambat fungsi seseorang dalam
kehidupannya.
Kecemasan merupakan suatu perasaan subjektif mengenai ketegangan mental
yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dari ketidakmampuan mengatasi suatu
masalah atau tidak adanya rasa aman. Perasaan yang tidak menentu tersebut pada
umumnya tidak menyenangkan yang nantinya akan menimbulkan atau disertai
perubahan fisiologis dan psikologis. Keluhan cemas yang dialami pasien ini
disertai dengan perubahan fisiologis seperti tingginya tekanan darah dan
kolesterol darah. Keluhan cemas yang dialami oleh pasien juga disertai kluhan
fisik seperti keringat dingin dan susah tidur jika malam. Gejala-gejala yang
bersifat fisik diantaranya adalah: jari tangan dingin, detak jantung makin cepat,
berkeringat dingin, kepala pusing, nafsu makan berkurang, tidur tidak nyenyak,
dada sesak. Gejala yang bersifat mental adalah : ketakutan merasa akan ditimpa
bahaya, tidak dapat memusatkan perhatian, tidak tenteram, ingin lari dari
kenyataan.
Kaplan, Saddock, & Grebb menyebutkan bahwa rasa takut dan cemas merupakan
dua emosi yang berfungsi sebagai tanda akan adanya suatu bahaya. Rasa takut
muncul jika terdapat ancaman yang jelas atau nyata, berasal dari lingkungan, dan
tidak menimbulkan konflik bagi individu. Sedangkan kecemasan muncul jika
bahaya berasal dari dalam diri, tidak jelas, atau menyebabkan konflik bagi
individu.
Ada beberapa gejala-gejala dari kecemasan antara lain:
- Ada saja hal-hal yang sangat mencemaskan hati, hampir setiap kejadian
menimbulkan rasa takut dan cemas. Pasien ini mencemaskan berbagai hal,
mulai dari kecemasan terhadap dirinya sendiri mengenai kemungkinan
mengidap penyakit berat hingga kecemasan terhadap orang lain misalnya
merasa cemas ketika anak dari sepupu (keponakan) terlambat 1 jam pulang
dari sekolah dan pasien mulai berpikir kemungkinan-kemungkinan negatif
sehingga keponakannnya terlambat pulang.
- Adanya emosi-emosi yang kuat dan sangat tidak stabil. Suka marah dan
sering dalam keadaan exited (heboh) yang memuncak, sangat irritable, akan
12
tetapi sering juga dihinggapi depresi. Terkait dengan pasien ini yang
mengalami emosi yang kuat dan tidak stabil berupa perasaan depresi akan
masalah tanggungjawab sebagai kepala keluarga serta pikiran menjadi
bahan pembicaraan yang negatif bagi dirinya.
- Diikuti oleh bermacam-macam fantasi, delusi, ilusi, dan delusion of
persecution (delusi yang dikejar-kejar). Namun pada pasien ini tidak
terdapat gejala tersebut.
- Sering merasa mual dan muntah, badan terasa sangat lelah, banyak
berkeringat, gemetar, dan seringkali menderita diare. Sebagian dari gejala
diatas dialami juga oleh pasien ini yakni kecemasannya kerap kali disertai
dengan banyak berkeringat/keringat dingin, gemetar, mudah lelah dan
bahkan sakit kepala.
- Muncul ketegangan dan ketakutan yang kronis yang menyebabkan tekanan
jantung menjadi sangat cepat atau tekanan darah tinggi. Pada pasien inipun
terjadi gejala demikian yakni tekanan darah yang tinggi.
Adapun yang mengklsifikasikan gejala-gejala kecemasan dalam tiga jenis
gejala, diantaranya yaitu:
- Gejala fisik dari kecemasan yaitu : kegelisahan, anggota tubuh bergetar,
banyak berkeringat, sulit bernafas, jantung berdetak kencang, merasa lemas,
panas dingin, mudah marah dan tersinggung.
- Gejala behavioral dari kecemasan yaitu : berperilaku menghindar,
terguncang, melekat dan dependen.
- Gejala kognitif dari kecemasan yaitu : khawatir tentang sesuatu, perasaan
terganggu akan ketakutan terhadap sesuatu yang terjadi di masa depan,
keyakinan bahwa sesuatu yang menakutkan akan segera terjadi, ketakutan
akan ketidakmampuan untuk mengatasi masalah, pikiran terasa bercamput
aduk dan kebingungan, sulit berkonsentrasi.
Ciri utama sindrom anxietas terdiri atas meningkatnya keterjagaan,
meningkatnya aktivitas simpatetik dan perasaan subjektif ketakutan serta
kecemasan.
13
Jaras saraf ascendens yang mengandung noradrenalin dan 5-hidroksitriptamin
menginervasi lobus limbik dan neokortex. Meningkatnya aktivitas saraf
noradrenergik akan menimbulkan meningkatnya keterjagaan; meningkatnya
aktivitas saraf 5-hidroksitriptamin akan meningkatkan respons terhadap
stimulus yang bersivat aversif.
Antagonis reseptor serotonin (5-HT2) terbukti bersifat anxiolitik. Efek ini
didapat dengan menurunkan sensitivitas reseptor 5HT-2.
Saraf yang mengandung GABA (gamma-amino butyric acid) merupakan sistem
inhibisi utama di otak. Ia menurunkan aktivitas neuron lain termasuk neuron
monoamin. Obat yang meningkatkan fungsi GABA (barbiturat dan
benzodiazepin) merupakan anxiolitik yang poten. Benzodiazepin, bekerja
melalui reseptor yang berada di lobus limbik dan neokortex, memodulasi
reseptor GABA-A postsinapsnya sehingga meningkatkan efek GABA. Karena
itulah pasien ini diberikan farmakoterapi berupa golongan benzodiazepin
(Alprazolam) yang awitan kerjanya cepat, dikonsumsi biasanya antara 4-6
minggu, setelah itu secara perlahan-lahan diturunkan dosisnya sampai akhirnya
dihentikan. Pasien juga diberikan obat golongan SSRI (serotonine selective
reuptake inhibitors) yakni fluoxetine. Obat dapat diberikan dalam 3-6 bulan
atau lebih, etrgantung kondisi individu, agar kadarnya stabil dalam darah
sehingga dapat mencegah kekambuhan.
14
AUTOANAMNESE (TANGGAL 30 SEPTEMBER 2015)
DM : Assalamualaikum bu
P : Waalakumsalam dok
DM : siapa namanya bu?
P : Ibu salmah dok
DM : Ibu salmah, saya mau tanya-tanyaki seputar keluhanta di’ jadi tolong ibu
ceritakan saja dan bilang yang sejujurnya mengenai keluhan dan seputar
kehidupanta yang akan saya tanyakanki nantinya. Dan kalau ibu merasa itu
rahasia atau sangat privasi, dan ibu belum bisa ceritakan kepada saya,
tidak apa-apa ibu. Tapi kalau ada yang bersifat rahasia, insya allah saya
akan amanah sebagai dokter jika ibu kasih saya kepercayaan. Bersedia ji
ibu?
P : Iye dok
DM : datang sama siapaki ibu?
P : adekku dok
DM : Ibu salmah, apa keluhanta kesini?
P : Sebetulnya saya kontrol di poli lain dok (poli tht) tapi saya dikonsul ke
poli jiwa karena cemas ku yang berlebihan ini dok. Dan sebetulnya sudah
lama saya disuruh ke poli jiwa tapi saya tidak berani dan saya takut
dibilang gangguan jiwa.
DM : kalau boleh tau, sakit apaki berobat di THT ibu?
P : sinusitis katanya dok
DM : sejak kapanki sinusitis bu?
P : dari tahun 2007 kalau tidak salah dok
DM : trus sejak kapan ini keluhan cemasta ibu?
P : sekitar 3 bulan ma begini dok
DM : sudah 3 bulan di’, tapi kapan kita rasa ini keluhan ta mengganggu sekali
sampai kita terdorong mi untuk berobat kesini?
P : sekitar 1 minggu belakangan ini dok
DM : selama 1 minggu ini setiap hari muncul itu cemas ta?
P : hampir setiap hari dok, makanya merasa terganggu sekalimi saya rasa.
15
DM : di saat-saat kapan contohnya kita merasa cemas ibu salmah?
P : banyak yang saya cemaskan dok, contohnya keponakanku (anak dari
sepupu yang tinggal serumah) terlambat pulang dari sekolah 1 jam,
langsung mka panik dan berfikir yang tidak-tidak kenapa itu keponakanku
belum pulang, mungkin ada sesuatu yang buruk terjadi sampai dia belum
pulang.
DM : biasanya keponakanta terlambat pulang karena apa memang ibu?
P : karena ada pelajaran tambahan dari sekolahnya atau jajan dulu baru
pulang.
DM : kalau begitu, jangan mki terlalu khawatir dan langsung berfikir buruk
dulu kalau agak terlambat keponakanta pulang ibu.
P : iye dok, memang saya yang terlalu khawatir. Biasa juga saya berfikir
negatif tentang diriku dok
DM : berfikir negatif bagaimana ibu?
P : biasa kalau keringat dingin kupikir diriku sakit jantung, kalau sakit
punggungku kupikir diriku sakit ginjal mungkin.
DM : jangan dibiasakan begitu ibu salmah, kalau kita rasa ada keluhan begitu,
kita buktikan dengan datang ke dokter periksakan dirita supaya tenang
juga perasaanta kalau memang sudah mki periksakan dirita ke dokter dan
memang tidak ada apa-apa ji.
P : iye dok
DM : biasanya kalau lagi datang cemas ta, ada gejala-gejala lain yang kita rasa
contohnya berdebar-debar?
P : iye dok, biasa juga sampai keringat dingin, susah tidur.
DM : kalau makan bagaimana ibu? Bagus ji nafsu makan ta?
P : tidak dok. Kadang ka malas makan atau sedikit ji saya makan.
DM : kenapa begitu ibu? Memang dari dulu kita nda kuat makan, atau takut
makan karena ada penyakit atau takut gemuk mungkin?
P : iye dok itumi karena tinggi juga tensi ku, baru ada juga kolesterol ku
makanya takutka makan nanti naik lagi tensiku.
16
DM : sejak kapan tinggi tensi ta ibu? Ada obat penurun tekanan darah yang
selalu kita konsumsi?
P : adami 5 tahun kayaknya dok. Kolesterol ku juga.
Saya minum captopril sama simvastatin. Amlodipin 10 mg saya minum
dok tapi tensiku akhir-akhir ini tidak pernah mi naik dok. Apa saya kasih
terus saja minum atau berhenti dok?
DM : biasanya kalau pengobatan tensi yang tinggi itu ibu, tidak langsung
dikasih berhenti minum obat. Jadi meskipun normal mi tensi ta tetap diminum
obatnya, hanya saja diturunkan dosisnya misalnya 5 mg tetap 1x1 terus kalau
lama-lama tetap normal tensi ta, biasanya tetap minum yg 5 mg tapi 1x1/2 sampai
nanti akhirnya dikasih berhenti pelan-pelan
P : oh begitu dok
DM : tapi akhir-akhir ini ibu tidak turun ji berat badanta kita rasa?
P : turun dok.
DM : kita tau dari berapa kilo turunnya?
P : dari 60 kg dok. Tadi pagi saya menimbang sudah 46 dok
DM : kira-kira dalam berapa lama 4 kg turun BB ta bu?
P : dalam 1 bulan ini kayaknya dok
DM : tadi kita bilang, susah tidur jg ibu. Maksudnya susahki memulai tidur
atau biasa terganggu tidur ta?
P : iye dok, saya susah masuk tidur baru trus kalau terbangun tengah malam
susah mi tidur lagi dok.
DM : ibu salmah, kalau boleh tau bagaimana kah kita orangnya?
P : saya orangnya susah bilang tidak kalau ada permintaannya keluargaku
susahka menolak dok. Trus saya seakan-akan mau bahagiakan semua
keluargaku. Saya kerja terus supaya bisa cukupi semua kebutuhannya
keluargaku
DM : kalau boleh tau, kita kerja apa ibu salmah?
P : penjahit dok
DM : sampai sekarang kita masih aktif bekerja ibu?
P : selama 1 bulan ini tidak bekerja ka dulu dok
17
DM : bisa saya tau apa alasannya ibu?
P : istirahat ka dulu dok. Tidak bisaka kerja akhir-akhir ini. karena itumi
dok, kalau datang cemasku sampai keringat dingin baru gemetar juga.
Biasa saya nda fokus mi kerja jadi lebih baik istirahat mi saja dulu.
Ditambah lagi tidak ada semangat sama loyo kurasa dok.
DM : iya ibu, karena kita kurang tidur sama sedikit makan nya jadi
berpengaruh ke kegiatan ta hari-hari, makanya loyo ibu rasa. Ditambah
lagi dari psikis nya ibu, yang kalau cemas jadinya banyak pikiran, susah
tidur, susah aktivitas juga, sama tidak bisa makan
P : iye dok
DM : ibu salmah, saya mau bertanya seputar kehidupan pribadi ta ibu. Bisaji
ibu?
P : iye, bisa ji dok
DM : bagaimana hubungan ta dengan keluarga sama tetangga selama ini bu?
Baik-baik ji? Atau kalau ibu punya masalah dengan orang lain mungkin
ibu bisa ceritakan.
P : sebenarnya saya pernah didzalimi sama orang dok (menangis)
DM : didzalimi bagaimana ibu salmah? Ada masalah apa? Bisa ibu ceritakan?
P : masalah ekonomi dok. Katanya saya orang yang kurang mampu tapi tetap
bisa hidupi keluargaku dengan kerja sebagai penjahit saja. Intinya begitu
dok.
DM : kapan itu kejadiannya ibu?
P : tahun lalu dok
DM : bagaimana perasaan ta saat itu ibu? Masih kita pikir sampai sekarang?
P : sedih sekali dok. Iye masih saya pikir sampai sekarang. Makanya
terkadang saya tiba-tiba sedih sampai menangis dirumah kalau saya pikir
lagi.
DM : setelah kejadian itu, apa yang kita lakukan ibu? Apakah cerita dengan
keluarga ta atau bagaimana ibu?
18
P : tidak dok, saya pendam ji. Saya sabar saja. Beberapa bulan kemudian
baru saya cerita dengan adekku. Tapi adekku juga orangnya emosian jadi
saya takut dia emosi sampai datangi itu orang yang bilang begitu.
DM : jadi pas ibu kasih tau adeknya ibu, apa yang terjadi ibu?
P : saya nasehati saja kalau kita sabar saja, tidak usah dipermasalahkan.
Tidak usah marah-marah dengan itu orang.
DM : iya, terimakasih ibu sudah mau cerita mengenai masalahnya ibu yang
lalu-lalu. Sekarang kita masuk ke pemeriksaan status mental namanya ibu.
P : iye dok
DM : kita tau ji ibu sekarang dimana?
P : di rumah sakit dok, poli jiwa.
DM : kita tau sekarang pagi, siang atau malam kira-kira ibu? (10.30 a.m)
P : pagi dok
DM : kita tau dengan siapa ibu di wawancara sekarang ibu?
P : dengan dokter muda
DM : ibu, kita tau peribahasa?
P : iye dok
DM : apa contoh peribahasa yang kita tau ibu?
P : berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian
DM : apa artinya itu ibu?
P : bersakit-sakit dahulu, bersenang- senang kemudian.
DM : ada bakat tertentu ta ibu? Memasak atau menyanyi misalnya?
P : menjahit ji dok
DM : tidak pernah jki dengar suara-suara aneh yang orang lain tidak dengar ibu
salmah?
P : tidak pernah dok
DM : ibu salmah, kita rasa dirita sakit? Dan perlu ki berobat bu? Ibu ada niat
sembuhji?
P : iye dok, makanya saya datang kesini. Dan saya mau sekali sembuh dok
supaya bisa bekerja lagi. Terlbih karena saya merasa terganggu sekali mi
dok.
19
DM : iye ibu salmah. Saya pikir sampai disini dulu perbincangan ta ibu.
Terimakasih sudah kasih saya kepercayaan dengan menceritakan semua
keluhan sampai masalahya ibu dirumah. Pesan saya ibu, jangan terlalu
banyak pikiran dan jangan gampang berpikir negatif sama dirita. Jangan
hanya karena keringat dingin kita langsung berfikir kalau mungkin kita
sakit jantung. Sakit jantung itu ibu selain ada gejala-gejala lain contohnya
berdebar-debar atau sakit dada , dibuktikan juga dengan pemeriksaan.
Setelah itu baru bisa dibilang sakit jantung kalau memang ada yang tidak
normal. Usahakan jangan selalu sugesti dirita ke arah yang negatif karena
berdampak ke psikis atau mentalnya ibu.
Kalau keponakannya ibu terlambat pulang juga jangan langsung pikir hal-
hal buruk. Trus kalau datang serangan cemas nya, coba ibu kendalikan diri
secara sederhana dengan tarik nafas panjang kemudian hembuskan pelan-
pelan, secara berulang kita lakukan itu ibu.
Kalau bisa juga, kalau ibu ada masalah, masalah apapun itu ibu ceriatakan
saja dengan orang terdekatnya ibu sama minta pendapatnya, ibaratnya
jangan ditanggung sendiri masalahnya kalau memang berat. Tidak semua
masalah bisa ditanggung sendiri.
P : iye dok. Saya yang harusnya terimakasih. Terimakasih banyak dok
DM : sama-sama ibu. Semoga cepat sembuh
20