laporan kasus minor fraktur tibia

Upload: diana-da-silva

Post on 11-Oct-2015

253 views

Category:

Documents


33 download

TRANSCRIPT

Laporan Kasus Minor

Fraktur Tertutup Tibia

Ishak Lewi Ndaumanu

Pembimbing : dr. Romy Darmawangsa, Sp.OT., M. KesSMF ILMU BEDAH

Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana Kupang

RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes KupangSTATUS PASIEN

I. IDENTITAS PASIEN

Nama

: Tn. PJUmur

: 31 tahun

Jenis Kelamin

: Laki-lakiAlamat

: AlakPekerjaan

: SwastaAgama

: Kristen Protestan

No. MR

: 383806Tanggal Masuk

: 10 Mei 2014 2014Tanggal pemeriksaan: 19 Mei 2014II. ANAMNESIS

Keluhan Utama

Betis kaki kiri tertimpa ban mobil pengangkut barang 1 hari SMRSRiwayat Penyakit Sekarang dan MOI

Pasien datang ke RS karena merasa nyeri pada betis kaki kirinya. Betis kaki kiri pasien tertimpa ban mobil pengangkut barang sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Saat kejadian tersebut pasien sedang tertidur di dalam gudang. Salah seorang rekan kerja sedang menurunkan ban yang digantung ditempat pasien tidur saat subuh. Ban tiba-tiba terjatuh tanpa disengaja dan mengenai kaki kiri pasien. Pasien kaget dan langsung bangun karena kesakitan. Pasien berusaha untuk berdiri tetapi terasa sakit di betis kaki kiri. Pasien merasakan sakit yang tak terhankan dan tidak bisa berjalan sehingga pasien memutuskan untuk datang ke RSUD. Prof. Dr. W.Z Johannes Kupang sore hari tanggal 10 mei 2014. Luka (-), udema (+), nyeri (+), demam (-).Riwayat cedera sebelumnya

Pasien baru pertama kali mengalami cedera seperti iniIII. PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis

Keadaan Umum: Tampak sakit sedang

Kesadaran

: Compos Mentis

Tanda Vital

: TD: 130/90 mmHg

N : 88x/menit

RR: 18x/menit

T : 36,90C Kepala dan Leher

Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik

Telinga: Dalam batas normal

Hidung: Dalam batas normal

Mulut: Dalam batas normal

Leher: Pembesaran KGB(-)

Thoraks

Bentuk: Nomal, pelebaran vena (-), luka ataupun scar (-)

Paru-Paru

Inspeksi: Simetris saat statis dan dinamis, pelebaran sela iga (-)

Palpasi

: Vocal Fremitus D=S normal, Nyeri tekan (-)

Perkusi: Sonor (+/+)

Auskultasi: Vesikular (+/+), Wheezing (-/-), Ronki (-/-)

Jantung

Inspeksi: Iktus cordis tidak terlihat

Palpasi

: Iktus cordis teraba pada ICS 5 midklavikula sinistra,

Perkusi: Batas atas : ICS 2 lineaparasternal sinistra

Batas bawah: ICS 5 linea midklavikula sinistra

Batas kanan : ICS 2-4 linea Parasternal dextra

Batas kiri : ICS 3-ICS 5 linea midklavikula sinistra

Auskultasi: S1-S2 reguler, tunggal, murmur (-), gallop (-)

Abdomen

Inspeksi: Perut tampak datar, venektasi (-), scar (-), jejas/ massa (-)

Auskultasi: Bising Usus (+)

Palpasi

: Abdomen supel, nyeri tekan abdomen (-)

Hepar: tidak teraba membesar

lien: tidak teraba membesar

Perkusi: timpani pada seluruh lapangan abdomen

Status Lokalisa. Tungkai bawah kiri

Look

: Tampak luka tertutup perban, rembesan darah (-), tidak Nampak deformitas Feel

: Krepitasi, nyeri tekan, CRT < 2 detik, arteri dorsalis pedis dan arteri tibialis posterior teraba ROM

:

ROM terbatas karena nyeriIV. PEMERIKSAN PENUNJANG

Foto cruris sinistra posisi AP-Lateral

V. RESUME

1. Anamnesis

Laki-laki 31 tahun

Tungkai kiri bawah terkena ban Sulit menggerakan tungkai bawah kiri karena nyeri2. Pemeriksaan Fisik

Look

: Tampak luka tertutup perban, rembesan darah (-), tidak Nampak deformitas Feel

: Krepitasi, nyeri tekan, CRT < 2 detik, arteri dorsalis pedis dan arteri tibialis posterior teraba ROM

:

ROM terbatas karena nyeri

Foto klinis pasien setelah operasi

Pemeriksaan penunjang :Foto cruris sinistra posisi AP-LateralVI. ASESSMENT

Close greenstick fracture 1/3 distal tibia sinistraVII. TERAPI post operasi

Diet bebas Rawat luka

IVFD RL 20 tpm

Ceftriaxon 2x1 g IV Ketorolac 3 x 30 mg

Ranitidin 2 X 50 mgVIII. Pembahasan

Tibia adalah salah satu tulang panjang dimana penampang tulang ini berbentuk segitiga. Tibia berbatasan langsung dengan anteromedial subkutan dan dikelilingi oleh empat kelompok otot yaitu anterior, lateral, posterior dan posterior dalam. Otot-otot yang berinsersi di tibia adalah m. Iliotibial, m. Sartorius, m. Graciis, m. Semitendinosus, m. Quadriseps femoris, m. Semimenbranosus, dan m. Popliteus. Sedangkan otot-otot yang berorigo pada tulang tibia adalah m. Tibialis anterior, m. Soleus dan m. Flexor digitorum longus. Vaskularisasi tulang tibia berasal dari ateri tibialis posterior dan khusus untuk 1/3 distal tibia, divaskularisasi oleh periosteal anastomose disekitar ankle.

Anatomi Os Tibia dan fibula

Mekanisme fraktur tulang tibia disebabkan karena trauma langsung atau tidak langsung.Trauma langsung disebabkan oleh: benturan berkekuatan tinggi (high energy) seperti kecelakaan sepeda motor dimana jenis patahan yang sering terjadi adalah transversal, comminuted, dan displaced. Trauma tembus karena luka tembak, bisa menimbulkan banyak jenis patahan terumata peluru denga kecepatan tinggi. Bending atau penekanan yang biasa disebut ski boot injury, menyebabkan bentuk patahan butterfly fragment, mekanisme ini juga termasuk crush injury dimana jenis patahannya highly comminuted or segmental dengan kerusakan jaringan lunak yang luas.Trauma tidak langsung disebabkan oleh :

Torsional mechanism : terjadi karena berputarnya telapak kaki pada saat jatuh dari tempat yang rendah, jenis patahan yang biasa terjadi adalah spiral, fraktur nondisplaced dengan kerusakan jaringan yang minimal.

Stress fracture : sering terjadi pada anggota militer dan pada penari balet dengan jenis patahanya adalah 1/3 medial. 1(, 2, 3, 4)

Pada pasien dengan patah tulang, harus ditemukan riwayat trauma sebelumnya. Pada anamnesis dicari juga gejala-gejala fraktur yaitu nyeri saat bergerak sehingga sulit mengerakkan anggota tubuh tersebut. Pada pemeriksaan terdapat deformitas bisa berupa pemendekan atau shortening, pembentukan sudut atau angulasi, terputar atau rotasi dan hilangnya jaringan tulang atau discrepansi. Selain itu, bisa didapatkan luka terbuka dengan kerusakan jaringan atau bahkan terlihat tulang yang menonjol dari luka tersebut. Pada saat perabaan teraba hangat, krepitasi dan nyeri tekan.

Pada pasien ini didapatkan adanya riwayat trauma kaki terkena ban saat pasien tidur. Pada pemeriksaan fisik didapatkan fraktur tertutup kulit, tampak edema, tidak terdapat angulasi, pada pemeriksaan neurovascular masih dalam batas normal.

Klasifikasi klinis Fraktur

Pada hasil pemeriksaan penunjang radiologi ditemukan bahwa terdapat gambaran diskontinuitas jaringan tulang pada bagian diafisis Os tibia, tanpa terjadinya displaced atau terputus secara komplet. Pada bagian diafisis terlihat periosteum tulang tibia masih intak, namun fraktur ini menyebabkan tulang tibia sedikit melengkung, hal ini lah yang disebut dengan greenstick fracture.

Tatalaksana pada pasien dengan fraktur tibia bisa dengan non-operatif dan operatif. Syarat untuk dilakukan reduksi fraktur dengan minimal displacement dengan angulasi varus/valgus kurang dari 5 derajat, angulasi anterior/posterior kurang dari 10 derajat, rotasi kurang dari 10 derajat, pemendekan kurang dari 1 cm dan kontak antar tulang lebih dari 50%.

Komplikasi yang bisa terjadi pada pasien dengan fraktur tibia adalah malunion, non union, infeksi, soft tissue loss, kekakuan sendi lutut dan ankle, sindrom kompartemen dan kerusakan neurovascular. Prognosis pada pasien ini baik, karena selain tergolong fraktur greenstick, pasien telah menjalani operasi untuk mereduksi dan mempertahankan posisi tibia hingga dapat terjadi union tulang yang baik.Daftar Pustaka1. Koval, Kenneth J., Zuckerman, Joseph D. Handbook of Fractures, 3rd Edition. New York: Lippincott Williams & Wilkins; 2006

2. Solomon, L., Nayagam, S., Warwick, D., Apleys System of Orthopedics and Fractures. Injuries of the knee and leg. 10th edition. London : Hodder Arnold; 2010. 3. Keany, JE. Tibial Fracture dalam http://emedicine.medscape.com/ diakses pada tanggal 04 Juni 2014

Laporan Kasus Minor Fraktur Patela dextraPage 12