laporan kasus om

16
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Lidah adalah suatu organ muskular yang berhubungan dengan pengunyahan, pengecapan dan pengucapan yang terletak pada sebagian di rongga mulut dan faring. Lidah berfungsi untuk merasakan rangsangan rasa dari benda-benda yang masuk ke dalam mulut kita. Lidah dapat merespon berbagai jenis dan macam rasa seperti rasa manis, pahit, asam dan asin. Kita dapat menikmati makanan dan minuman karena adanya indera pengecap ini. Bagian lidah depan berguna untuk merasakan rasa asin, bagian lidah sebelah samping untuk rasa asam, bagian tepi depan berfungsi untuk merasakan rasa manis dan bagian lidah belakang untuk rasa pahit. Secara umum lidah dapat terbagi menjadi 2 bagian, yaitu 2/3 depan (yang disebut apeks) dan 1/3 belakang (yang disebut dorsum). Bagian depan lidah sangat fleksibel dan bekerja sama dengan gigi dalam pengucapan huruf-huruf. Bagian tersebut juga membantu untuk menggerakkan makanan ke segala arah saat sedang mengunyah. Lidah juga mendorong makanan kembali ke permukaan kunyah gigi sehingga gigi dapat menggilasnya. Bagian belakang lidah juga penting untuk pengunyahan. Begitu makanan sudah halus dan tercampur dengan saliva 1

Upload: anis-vina

Post on 09-Apr-2016

169 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

lapsus

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Kasus Om

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Lidah adalah suatu organ muskular yang berhubungan dengan

pengunyahan, pengecapan dan pengucapan yang terletak pada sebagian di rongga

mulut dan faring. Lidah berfungsi untuk merasakan rangsangan rasa dari benda-

benda yang masuk ke dalam mulut kita. Lidah dapat merespon berbagai jenis dan

macam rasa seperti rasa manis, pahit, asam dan asin. Kita dapat menikmati

makanan dan minuman karena adanya indera pengecap ini. Bagian lidah depan

berguna untuk merasakan rasa asin, bagian lidah sebelah samping untuk rasa

asam, bagian tepi depan berfungsi untuk merasakan rasa manis dan bagian lidah

belakang untuk rasa pahit.

Secara umum lidah dapat terbagi menjadi 2 bagian, yaitu 2/3 depan (yang

disebut apeks) dan 1/3 belakang (yang disebut dorsum). Bagian depan lidah

sangat fleksibel dan bekerja sama dengan gigi dalam pengucapan huruf-huruf.

Bagian tersebut juga membantu untuk menggerakkan makanan ke segala arah saat

sedang mengunyah. Lidah juga mendorong makanan kembali ke permukaan

kunyah gigi sehingga gigi dapat menggilasnya. Bagian belakang lidah juga

penting untuk pengunyahan. Begitu makanan sudah halus dan tercampur dengan

saliva atau pada saat meludah, otot-otot di bagian belakang lidah bekerja. Otot

tersebut bersama-sama dengan saliva mengangkat dan mendorong makanan

memasuki esofagus, yaitu saluran yang menghubungkan antara tenggorokan dan

perut.

Fissure tongue merupakan kondisi jinak pada permukaan lidah yang

ditandai dengan adanya cekungan dangkal sampai dalam atau celah pada

permukaan lidah. Biasanya defisiensi nutrisi dan faktor-faktor lokal seperti infeksi

dapat berkontribusi pada perkembangan penyakit dan peningkatan gejala. Fissure

tongue merupakan variasi herediter dimana punggung lidah berfisur dengan

kedalaman antara 3 sampai 5 mm, bagian lidah yang berfisur tidak

memperlihatkan adanya papila-papila abnormal. Kondisi ini biasanya tanpa gejala

1

Page 2: Laporan Kasus Om

dan pasien jarang mengeluhkan hal tersebut karena tidak ada gejala yang

menyebabkan rasa nyeri kecuali adanya sisa-sisa makanan yang terjebak dalam

cekungan sehingga menjadi sumber infeksi. Pasien juga mungkin mengeluh

lidahnya seperti terbakar dan nyeri pada lidah terutama saat makan makanan yang

pedas atau panas.

Dalam beberapa studi kasus, ditemukan bahwa prevalensi kejadian fissure

tongue lebih tinggi dibandingkan dengan prevalensi kejadian bentuk lidah yang

lain. Fissure tongue dilaporkan tidak memiliki predileksi jenis kelamin atau ras.

Namun berdasarkan hasil studi di beberapa negara, fissure tongue lebih sering

ditemukan pada pria dibandingkan wanita.

Selain fissure tongue, pada lidah pasien juga ditemukan adanya plak putih,

dapat dikerok, tidak sakit serta tidak berbatas jelas yang biasa disebut oral

candidiasis. Oral candidiasis merupakan suatu infeksi oportunistik yang

disebabkan oleh jamur genus candida. Spesies jamur yang dapat menyebakan

kandidiasis adalah C. parapsilosis, C. tropicalis, C. glabrata, C. krusei, C.

pseudotropicalis dan C. guillermondi. C. albicans adalah organisme komensal

rongga mulut yang paling banyak menyebabkan kandidiasis.

Pada makalah ini, dilaporkan kasus seorang laki-laki usia 23 tahun dengan

keluhan utama rasa nyeri pada lidah terutama saat makan makanan yang panas

dan pedas. Dari anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang,

didapatkan hasil berupa diagnosa utama fissure tongue pada bagian tengah lidah

disertai oral candidiasis pada dorsum lidah.

2

Page 3: Laporan Kasus Om

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Fissure Tongue

Fissure tongue juga dikenal sebagai plicated tongue atau scrotal tongue

atau lingua dissecta atau lingua fissurata atau lingua plicata atau furrowed atau

grooved tongue. Penyebab spesifik dari fissure tongue belum teridentifikasi secara

pasti atau idiopatik, tetapi dalam beberapa kasus dapat berasal dari riwayat

keluarga atau herediter.

Fissure tongue bermanifestasi secara klinis sebagai sejumlah alur atau

celah yang bercabang dari central groove di sepanjang garis tengah permukaan

dorsum. Celah ini tidak memilik papila filiformis sehingga terlihat jelas

perbedaannya dengan permukaan lidah yang lain. Fissure tongue dapat bervariasi

pada bentuk panjang, kedalaman, pola dan jumlahnya. Ada beberapa pola klinis

fissure tongue, tetapi mereka saling tumpang tindih satu sama lain. Variasi yang

paling sederhana berupa median sulkus yang menonjol. Variasi kedua merupakan

median sulkus dengan lipatan transversal. Variasi lainnya dikenal dengan

cerebriform.

Pada umumnya fissure tongue tidak menunjukkan gejala bagi penderitanya

atau asimptomatik, tetapi faktor sekunder berupa infeksi bakteri atau jamur dapat

berkembang atau keadaan sistemik dari pasien dapat mempengaruhi. Kondisi

seperti ini yang biasanya menyebabkan rasa sakit atau nyeri di sepanjang lidah.

Ketika ini terjadi, kondisi celah pada lidah menjadi sangat merah dan menonjol

karena peradangan. Papila yang berdekatan sering akan terkena dampaknya.

Fissure tongue cenderung lebih umum terjadi bersamaan dengan kelainan bentuk

lidah yang lain, terutama pada mereka dengan kondisi kelainan bentuk lidah yang

disebut geographic tongue. Pada beberapa kasus, didapatkan hasil bahwa fissure

tongue dan geographic tongue apabila terjadi atau timbul pada tempat yang sama

cenderung dapat memicu gejala simptomatik. Celah ini dari bentukan anatomis

dapat menarik sisa makanan, bakteri dan sel-sel yang telah mati untuk masuk dan

terjebak ke dalamnya. Terkadang makanan dan bakteri terjebak dalam celah

3

Page 4: Laporan Kasus Om

tersebut dapat memicu terjadinya inflamasi. Kondisi inflamasi ini bermanifestasi

sebagai sensitifitas terhadap makanan pedas dan panas. Sisa makanan dan bakteri

yang terjebak juga dapat menyebabkan bau mulut.

Terkadang pasien dengan celah yang dalam sering mengalami rasa sakit

pada lidah. Tidak diperlukan pengobatan untuk fissure tongue. Pengobatan pada

fissure tongue tidak mengembalikan bentuk lidah menjadi normal karena

merupakan variasi normal dan tidak sakit, tetapi menghilangkan gejala

simptomatik yang diderita oleh pasien serta infeksi sekunder yang timbul seperti

oral candidiasis.

Beberapa obat yang dapat diberikan antara lain obat kumur anastetikum

seperti tantum verde dapat digunakan sebagai pilihan untuk menghilangkan rasa

nyeri atau pemberian obat anti jamur seperti fungatin untuk menghilangkan

infeksi sekundernya. Kebersihan rongga mulut perlu diperhatikan lebih terutama

pada lidah untuk menghilangkan deposit sisa makanan yang tersangkut pada celah

lidah. Menyikat gigi dan kebersihan mulut yang baik akan mengurangi inflamasi

atau rasa nyeri.

2.2 Oral Candidiasis

Oral candidiasis merupakan suatu infeksi oportunistik yang disebabkan

oleh jamur genus candida. Spesies jamur yang dapat menyebakan kandidiasis

adalah C. parapsilosis, C. tropicalis, C. glabrata, C. krusei, C. pseudotropicalis

dan C. guillermondi. C. albicans adalah organisme komensal rongga mulut yang

paling banyak menyebabkan kandidiasis.

Etiologi

Spesies candida adalah flora normal dalam rongga mulut, dalam jumlah

normal candida hadir dalam konsentrasi rendah, yaitu 200-500 jamur/mm saliva.

Faktor-faktor predisposisi dari oral candidiasis adalah :

1. Perubahan dari flora normal (akibat pemberian antibiotik khususnya

antibiotik dengan spektrum luas, penggunaan berlebih dari obat kumur

antibakter dan xerostomia)

2. Iritan lokal yang kronis (gigi tiruan, alat ortodonti, perokok berat)

4

Page 5: Laporan Kasus Om

3. Pemberian obat kortikosteroid (bentuk topikal dan yang dihirup lebih

sering menyebabkan kandidiasis dibandingkan dengan pemberian secara

sistemik)

4. Kebersihan rongga mulut yang buruk

5. Kehamilan

6. Defisiensi imunologi

7. Malnutrisi

5

Page 6: Laporan Kasus Om

BAB III

LAPORAN KASUS

Kondisi lidah pasien saat datang ke Klinik Penyakit Mulut RSGM FKG UNEJ

3.1 Status Umum Pasien

Nama Pasien : Tn. R.E.P.

Usia : 23 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Jl. Batu Raden gang VI Jember

Pekerjaan : Mahasiswa POLTEK Jember

Status Perkawinan : Belum Kawin

Kebangsaan/ Suku : Indonesia/ Jawa

Tanggal Pemeriksaan : 25 September 2013

3.2 Anamnesa

Pasien mengeluh lidahnya terasa sakit pada bagian tengah terutama pada

saat makan makanan yang pedas dan panas. Keadaan tersebut mulai terjadi sejak

kurang lebih 4 tahun yang lalu. Muncul kadang-kadang pada saat kondisi fisik

menurun dan lelah. Kembali sembuh pada saat kondisi fisik membaik. Keadaan

sekarang sakit dan belum pernah diobat.

6

Fissure Tongue

Oral candidiasis

Page 7: Laporan Kasus Om

3.3 Kondisi Umum

Keadaan Umum : Baik

TB/BB : 165 cm/ 55 kg

BMI : 20,2 (Normal)

3.4 Pemeriksaan Ekstra Oral

a. Muka

- Pipi Ka/Ki : N/N

- Bibir atas /bawah : N/N

- Sudut atas/bawah ka/Ki : N/N

b. Kelenjar Saliva

- Kelenjar Parotis Ka/Ki : N/N

- Kelenjar Submandibularis : N

c. Kelenjar Limfe

- Kelenjar Leher : N

- Kelenjar Submandibularis : N

- Kelenjar Pre dan Post Auricularis : N

- Kelenjar Submentalis : N

3.5 Pemeriksaan Intra Oral

Riwayat perawatan gigi geligi : -

- Mukosa labial atas : N

- Mukosa labial bawah : N

- Mukosa pipi ki/ka : Garis putih setinggi oklusal, tidak

dapat dikerok, tidak sakit.

- Bucal fold atas/bawah : N

- Gingiva atas/bawah : N

- Lidah : - Fissure panjang ± 4 cm,

kedalaman ± 3 mm, single, batas jelas, kemerahan, sakit.

- Plak putih, dapat dikerok,

tidak sakit, batas tidak jelas.

7

Page 8: Laporan Kasus Om

- Dasar mulut dan kelenjar submandibularis : N

- Palatum : N

- Tonsil Ki/Ka : N/N

- Pharynx : N

3.6 Diagnosa

D/ : Fissure Tongue pada tengah lidah

Oral Candidiasis pada dorsum lidah

3.7 Rencana Perawatan dan Terapi

Resep :

R/ Fungatin oral susp. fl.1

R/ Mecobex tabs No. VII

R/ Tongue cleaner No. 1

Instruksi :

1. Jaga kebersihan rongga mulut

2. Gunakan obat sesuai anjuran

3. Istirahat cukup dan makan-makanan bergizi

4. Kontrol 1 minggu kemudian

8

Page 9: Laporan Kasus Om

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan laporan kasus di atas, adanya celah pada bagian tengah lidah

dapat menjadi tempat menumpuknya sisa makanan, bakteri dan kotoran dalam

rongga mulut untuk masuk dan terjebak di dalamnya sehingga dapat

menyebabkan terjadinya inflamasi. Adanya inflamasi ini bermanifestasi sebagai

adanya sensitifitas terhadap makanan pedas atau panas. Sisa makanan dan bakteri

yang terjebak juga dapat menyebakan terjadinya bau mulut (halitosis).

Selain fissure tongue, pada lidah pasien juga ditemukan adanya plak putih,

dapat dikerok, tidak sakit serta tidak berbatas jelas yang biasa disebut oral

candidiasis. Dari hasil pemeriksaan laboratorium mikrobiologi jamur, diketahui

adanya spora(+1), hifa (+2) dan tidak ditemukan adanya bentukan lain. Candida

albicans merupakan organisme komensal oportunistik di dalam rongga mulut

sehingga apabila terdapat faktor predisposisi dalam kasus ini seperti kelelahan

maka dapat memicu terjadinya infeksi candida.

Perawatan pada pasien fissure tongue yang disertai oral candidiasis

diberikan obat tetes fungatin oral suspensi dengan resep diteteskan pada lidah 4x

sehari/ 0,5 ml. Obat anti jamur ini bekerja dengan berikatan langsung dengan

ergosterol pada membran sel jamur sehingga terjadi peningkatan permeabilitas

membran sel jamur dan sel akan kehilangan berbagai molekul kecil. Sedangkan

untuk terapi suportif berupa pemberian tablet multivitamin yang diminum 1x

sehari serta alat mekanis pembersih candida yaitu tongue cleaner yang dapat

dipakai setiap saat. Sebenarnya untuk kasus fissure tongue tidak diperlukan

pengobatan khusus. Pengobatan pada fissure tongue tidak dapat mengurangi

kedalaman fisur menjadi normal, tetapi hanya menghilangkan gejala apabila

pasien merasa nyeri serta untuk mengurangi terjadinya infeksi sekunder.

Pengobatan pada pasien di atas meliputi terapi medis yang bertujuan untuk

menghilangkan gejala utama dan terapi suportif berupa multivitamin untuk

membantu proses regenerasi sel sehingga perawatan pada pasien fissure tongue

dapat dilakukan secara maksimal.

9

Page 10: Laporan Kasus Om

Kondisi lidah pasien setelah dilakukan perawatan ± 6 hari

Setelah dilakukan perawatan selama ± 6 hari tepatnya pada tanggal 1

Oktober 2013, pasien sudah tidak mengeluhkan adanya rasa sakit dan nyeri pada

lidahnya terutama saat makan makanan yang pedas. Selain pengobatan di atas,

pasien juga perlu diberikan instruksi untuk menjaga kebersihan rongga mulut,

menggunakan obat sesuai anjuran dan makan makanan yang bergizi.

10

Page 11: Laporan Kasus Om

BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan penjelasan di atas, didapatkan kesimpulan bahwa pasien

memiliki ciri-ciri fissure tongue yang disertai dengan rasa nyeri disertai adanya

oral candidiasis. Hal ini dapat dipicu karena kurangnya pasien dalam menjaga oral

hygiene yang didapat dari hasil anamnesa dan pemeriksaan klinis. Berdasarkan

hal tersebut terapi yang dapat diberikan adalah tantum verde oral rinse, vitabex

multivitamin, fungatin oral suspension dan tongue cleaner. Pasien juga diberikan

instruksi untuk menjaga kebersihan rongga mulut, menggunakan obat sesuai

anjuran dan makan makanan yang bergizi.

11

Page 12: Laporan Kasus Om

DAFTAR PUSTAKA

Greenberg, M.S. & Glick, M. 2003. Burket’s Oral Medicine Diagnosis and

Treatment. 10th Edition. USA: BC Decker Inc.

Cayford, J.J. & Haskell, R. 1991. Penyakit Mulut. Edisi 2. Alih Bahasa oleh drg.

Lilian Yuwono. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Laskaris, G. 2005. Treatment of Oral Disease a Concise Textbook. Thieme: USA.

Lewis, M.A.O. 1998. Tinjauan Klinis Penyakit Mulut. Jakarta: Widya Medika.

Langlais, R.P. 1998. Atlas Berwarna Kelainan Rongga Mulut Yang Lazim.

Terjemahan Lilian Yuwono. Jakarta: Hipokrates.

12