laporan kegiatan di daerah provinsi sumatera … filedaerah baik di provinsi, kabupaten/kota dan...
TRANSCRIPT
0
DEWAN PERWAKILAN DAERAH
REPUBLIK INDONESIA -----------
LAPORAN KEGIATAN DI DAERAH
PROVINSI SUMATERA BARAT 19 Maret – 10 April 2016
Oleh :
ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN DAERAH
REPUBLIK INDONESIA PROVINSI SUMATERA BARAT
H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. Hj. EMMA YOHANNA
JEFFRIE GEOVANIE, M.Si. H. NOFI CANDRA, SE.
2016
1
LAPORAN KEGIATAN DI DAERAH
ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA PROVINSI SUMATERA BARAT
------------------------- I. PENDAHULUAN
Assalamu’alaikum Wr, Wb. Selamat Siang dan Salam Sejahtera Bagi Kita Semua Om Swastyastu Yang Kami Hormati ; Saudara Pimpinan DPD RI Saudara-Saudara Pimpinan Alat Kelengkapan, Kepanitiaan serta Saudara Pimpinan Kelompok DPD di MPR RI Yang Kami Banggakan Seluruh Anggota DPD RI Serta hadirin sekalian yang berbahagia.
Marilah terlebih dahulu kita mengucap syukur Alhamdulillah kepada
Allah SWT atas segala limpahan karuniaNya hingga kita bisa kembali
berkumpul hari ini dalam Sidang Paripurna ke-8 DPD RI Masa Sidang
II Tahun Sidang 2014-2015 dengan agenda penyampaian laporan
kegiatan Anggota DPD RI di daerah pemilihan masing-masing.
Terkait pelaksanaan tugas-tugas konstitusional Anggota DPD RI di
daerah pemilihan Sumatera Barat dari tanggal 19 Maret hingga 10
April 2016, kami telah melakukan serangkaian kegiatan Rapat Kerja
Daerah baik di Provinsi, Kabupaten/Kota dan menggelar pertemuan
dengan konstituen dari berbagai unsur. Agenda prioritas kegiatan di
daerah pemilihan meliputi berbagai bidang yang terdapat pada
2
Komite I hingga Komite IV, serta pengawasan terhadap pelaksanaan
Undang-Undang tertentu.
II. PERMASALAHAN DAN SARAN
Saudara Pimpinan dan Anggota DPD RI serta Hadirin yang
Kami Hormati
Permasalahan dan aspirasi yang berhasil kami himpun selama
kegiatan di daerah Sumatera Barat dari tanggal 19 Maret hingga 10
April 2016 adalah sebagai berikut:
A. KOMITE I
1. Bidang Pemerintahan Daerah
a. Kampanye Pilkada mesti direvisi karena peraturan KPU No 7
Tahun 2015 tidak membolehkan kandidat untuk berkampanye
sendiri di media luar ruang dan di media massa. Sementara KPU
yang bertanggungjawab atas itu hanya mampu memasang baliho
dan spanduk di beberapa titik. Kebanyakan bila rusak hanya
diganti sekali dan setelah itu dibiarkan. Seharusnya KPU
bekerjasama dengan media massa sehingga dapat menjangkau
pemilih ke daerah-daerah. Perlu adanya inisiatif DPD RI untuk
mengusulkan perubahan peraturan ini ke KPU RI.
3
b. Terkait Pilkada yang belum lama ini diadakan di Sumatera Barat,
masyarakat mengharapkan ada semacam jaminan dari
pemerintah untuk menagih janji-janji kandidat semasa
kampanye. Yang sering terjadi janji-janji kampanye hanya
sedikit sekali yang ditepati kandidat ketika sudah terpilih. Hal ini
bisa dikategorikan sebagai janji palsu yang membuat masyarakat
semakin apatis dalam memilih sehingga partisipasi masyarakat
semakin menurun.
c. Masyarakat menyampaikan keluhan akan minimnya sosialisasi
pilkada yang dilakukan pada PIlkada serentak akhir tahun lalu.
Minimnya sosialisasi yang dilakukan KPU membuat masyarakat
tidak begitu mengenal kandidat sehingga masyarakat memilih
dengan pengetahuan yang minim. Perlu kiranya mengembalikan
system sosialisasi yang dilakukan ketika kampanye 5 tahun lalu
sebelum dikeluarkannnya Peraturan KPU N0 7 Tahun 2015
tersebut.
d. Proses pilkada sekarang yang tidak membolehkan kandidat
memasang alat peraga luar ruang secara mandiri dianggap tidak
efektif dan merugikan masyarakat. Selama ini masyarakat
dilibatkan dalam proses itu terutama untuk pencetakan alat
peraga dan pemasangan alat peraga, meski sedikit hal ini
membantu pemuda nagari untuk mengumpulkan dana dari
4
kandidat dan menggunakan untuk kepentingan kepemudaan.
Perlu untuk mengembalikan aturan KPU seperti sediakala.
e. Terjadi di Bukittinggi penolakan pemerintah kota terhadap
bantuan infrastruktur dari pemerintah pusat. Bantuan
infrastruktur pengembangan pariwisata antara lain
pembangunan jenjang seribu serta pembuatan sumur bor.
Penolakan ini dilakukan pemerintah Bukittinggi karena
ketiadaaan dana untuk perawatan infrastruktur itu nantinya. Hal
ini memperlihatkan malasnya pemko Bukittinggi pemerintahan
periode lalu dalam memikirkan dan membuat inovasi demi
kemajuan daerah. Malas berinovasi merupakan penyakit Pemda
yang selama ini mengandalkan DAU dan DAK dari pusat karena
itu butuh bantuan DPD RI untuk berkomunikasi dengan Pemko
Bukittinggi untuk dapat memikirkan inovasi daerah dalam
bidang ekonomi khususnya pariwisata.
f. Kondisi pembangunan di Sumatera Barat tidak menunjukkan
perkembangan signifikan. Berbeda dengan provinsi tetangga
seperti Riau dan Jambi yang mnegalami perkembangan pesat.
Hal ini memang karena SDA Sumbar jauh dibawah kedua
provinsi tersebut. Karena itu dibutuhkan inovasi pemerintah
provinsi maupun pemerintah daerah untuk menemukan potensi
selain SDA yang bisa dijadikan penghasilan utama daerah selain
5
dari pertanian. Belum terlihat adanya ide baru dari pemerintah
menuju hal ini misalnya mengembangkan Sumbar sebagai pusat
pendidikan di Sumatera. Hal ini perlu dipertimbangkan oleh
DPD RI selaku perwakilan daerah dari Sumatera Barat.
g. Sumatera Barat sebagai satu kawasan masyarakat Adat
menerapkan sistem sosial dan pemerintahan adat yang berlaku
hingga sekarang. Berkaitan dengan itu ada keinginan beberapa
kalangan masyarakat untuk menjadikan Sumbar sebagai Daerah
Istimewa. Usulan ini patut dipertimbangkan untuk
diperjuangkan anggota DPD RI di Ibu Kota.
2. Bidang Pertanahan dan Tata Ruang
a. Daerah Anak Air mengalami banjir parah tahun ini meskipun
sesungguhnya daerah ini diketahui sebagai daerah yang tidak
pernah mengalami banjir. Penyebab banjir ditengarai dari
beralih fungsinya wilayah resapan air menjadi perumahan-
perumahan baru yang tumbuh kembang di kawasan ini.
Pertumbuhan kawasan pemukiman baru tampaknya tidak
memperhatikan tata ruang dan pembangunan drainase dengan
baik. Kecurigaan ini cukup beralasan karena itu dibutuhkan
perhatian khusus dari pemerintah kota Padang untuk
memperhatikan RTRW dan meninjau kembali izin yang
6
diberikan supaya pembangunan kawasan pemukiman di wilayah
resapan air tidak terjadi lagi.
b. Bencana banjir kemarin memperlihatkan ketidaksiapan
pemerintah daerah dalam merespon bencana yang datang tiba-
tiba. Ketika dilanda banjir warga setempat tidak mendapatkan
pertolongan dari pemerintah apakah itu membantu untuk
evakuasi ataupun informasi terakhir mengenai banjir tersebut.
Masyarakat menyelamatkan diri ke atas loteng rumah karena air
semakin meninggi tanpa bisa mendapatkan bantuan evakuasi.
Pemerintah perlu lebih tanggap dan siap dalam merespon
bencana ini serta koordinasi antara pemerintah Kota Padang
dengan jajarannya hingga tingkat RT perlu diperkuat sehingga
dapat memaksimalkan fungsinya dalam melayani masyarakat
c. Komplek perumahan di rimbo jariang kelurahan Lubuk Buaya
ini terletak di pinggir sungai dengan permukaan yang rata
dengan badan sungai. Dengan topografi seperti ini bila terjadi
hujan lebat akan membuat air sungai meluap ke perumahan dan
menyebabkan air bah yang deras dan membahayakan
keselamatan masyarakat. Kondisi ini membutuhkan bantuan
pemerintah atau pihak lain untuk membangun semacam dam
atau tembok penghalang disepanjang bibir sungai yang bisa
7
mencegah air sungai meluap. Pengerukan juga dibutuhkan
mengingat terjadi sedimentasi lumpur yang dibawa air dari hulu
hingga ke muara.
d. Hal yang perlu dicatat pada kejadian banjir kali ini adalah
telatnya bantuan pemerintah Kota Padang baik berupa SAR yang
menolong warga yang terperangkap banjir maupun bantuan
berupa logistic. Penduduk yang mengalami kebanjiran dari jam
2 pagi tidak melihat petugas yang bisa memberikan bantuan
hingga banjir surut. Hal ini memperlihatkan betapa kurang
terorganisirnya dan kurang tanggapnya pemerintah kota Padang
dalam merespon bencana. Perlu penjelasan dari pemerintah kota
Padang apa penyebab dari persoalan ini apakah kurangnya
personil atau kurangnya koordinasi antar instasi pemerintah
kota.
e. Perlunya dilakukan normalisasi berupa pengerukan sungai
Batang Kandih karena mengalami pendangkalan akibat
sedimentasi lumpur yang terbawa dari hulu sungai.
Pendangkalan sungai menyebabkan meluapnya air bila terjadi
hujan lebat di Kota Padang sehingga memasuki komplek
perumahan. Banjir hampir tiap tahun terjadi namun tahun ini
merupakan banjir yang paling parah selama kurun 15 tahun
8
terakhir. Perlu memperbaiki konsep tata ruang kota Padang
seiring dengan pesatnya pertumbuhan perumahan yang
memakai lahan resapan air yang menyebabkan makin
berkurangnya resapan air di Kota Padang.
f. Perlunya perbaikan drainase di komplek Jihad. Saluran air yang
menampung air hujan dari jalanan bercampur dengan saluran
buangan rumah tangga sehingga kapasitas saluran air tidak
mencukupi bila terjadi hujan lebat. Selama ini hampir tidak ada
perawatan karena itu butuh perhatian Pemerintah Kota Padang.
g. Perlunya perbaikan drainase di komplek Jihad. Saluran air yang
menampung air hujan dari jalanan bercampur dengan saluran
buangan rumah tangga sehingga kapasitas saluran air tidak
mencukupi bila terjadi hujan lebat. Selama ini hampir tidak ada
perawatan karena itu butuh perhatian Pemerintah Kota Padang.
h. Buruknya drainase antara lain juga diperparah oleh minimnya
partisipasi masyarakat dalam melakukan kerja bakti
membersihkan drainase yang ada. Ini merupakan penyakit khas
perkotaan dimana kurangnya rasa kebersamaan namun
diperparah oleh kurangnya perhatian pemerintah kota terhadap
sarana dan prasarana termasuk pengawasan terhadap tata
ruang.
9
i. Kelurahan Parak Jambu juga mengalami kondisi parah akibat
banjir bulan ini. Banjir mencapai ketinggian leher manusia
dewasa sehingga sangat membahayakan jiwa masyarakat. Banjir
di komplek ini antara lain disebabkan oleh berkurangnya lahan
resapan air dimana dahulunya sekitar daerah ini adalah tanah
rawa dan sekarang beralih fungsi menjadi pemukiman dan
perkantoran. Perpindahan pusat pemerintahan Kota Padang ke
seputaran daerah ini membuat tanah resapan berkurang drastis.
j. Pembangunan seharusnya diikuti juga dengan membuat system
drainase terpadu yang bisa menyalurkan air hujan dan air
buangan rumah tangga dan perkantoran ke tempat resapan atau
sungai. Bila ini tidak dilakukan bisa dipastikan masyarakat akan
mengalami banjir setiap tahunnya.
k. Pemerintah Kota Padang harus memahami semakin
berkurangnya tanah resapan karena pola pikir membuang air
resapan langsung ke sungai dan kelaut. Hal itu adalah pola
pemikiran salah karena bila air laut pasang dipastikan air sungai
meluap dan akan memasuki pemukiman penduduk. Dengan kata
lain RTRW Kota Padang yang saat ini masih kacau karena proses
pembangunan wilayah perkantoran dan pemukiman baru harus
ditata ulang dengan proyeksi puluhan tahun kedepan.
10
l. Bukittinggi masih mengalami kebuntuan soal perbaikan tata
ruang. Bukittinggi masih kekurangan lahan parker sehingga bila
musim libur tiba kota BUkittinggi jadi semrawut dan tidak elok
dipandang. Perlu inovasi dari Pemko Bukittinggi dalam
menyediakan lahan parker apakah dengan membangun
beberapa gedung parker atau mewajibkan setiap gedung di
Bukittinggi membangun basement khusus untuk parker. DPD RI
diharapkan bisa membicarakan hal ini dengan Pemko
Bukittinggi.
m. Rumitnya tata ruang kota Bukittinggi adalah sebagai pencetus
ide untuk diperluasnya kota Bukittinggi dengan memasukkan
beberapa kawasan dari kabupaten Agam. Namun ide ini yang
telah disetujui Mendagri dengan mengeluarkan Peraturan
Pemerintah No 84 tahun 1999 tidak bisa dieksekusi karena
tentangan dari warga Agam. Mengingat gentingnya persoalan
tata ruang Bukittinggi ini perlu kiranya DPD RI menghangatkan
kembali wacana ini dan memulai kembali pembicaraan dari awal
yang melibatkan perwakilan Bukkittinggi dan Agam.
3. Bidang Politik, Hukum dan HAM
a. Pemilihan Gubernur Sumatera Barat akhir tahun lalu dinilai
tidak menarik secara politik karena hanya ada dua pasang calon.
11
Penyebab hanya ada dua pasang calon ini patut diduga karena
partai politik menutup diri bagi kemungkinan munculnya
banyak calon yang menjanjikan perubahan-perubahan dan ide-
ide progresif. Seandainya partai politik mau membuka
kesempatan yang sama pada setiap bakal calon maka akan
muncul setidaknya 5 pasang calon sehingga pemilih disuguhkan
kandidat yang bersaing dengan memaparkan keunggulan
program masing-masing.
b. Kondisi ini memperlihatkan bahwa partai politik gagal dalam
menjalankan fungsi rekrutmen calon pemimpin dengan baik.
Patut diduga partai politik lebih mengutamakan calon yang
mampu memberi mahar politik yang lebih tinggi. Oleh Karena
itu perlu kiranya DPD RI dan pemerintah untuk memberikan
perhatian khusus terhadap hal ini dan dan dapat melahirkan
mekanisme pengawasan terhadap partai politik untuk
menghilangkan politik uang dengan bungkus mahar politik.
c. Hal lain yang patut menjadi perhatian DPD RI adalah tingginya
persyaratan partai politik untuk dapat mengusung calon dalam
Pilkada. Saat ini persyaratan adalah memiliki 20 kursi di DPRD
atau memiliki 25 % suara sah dalam Pemilu sebelumnya. Hal ini
memaksa partai yang tidak memenuhi persyaratan untuk
berkoalisi yang juga berimplikasi kepada beratnya kader partai
12
sendiri untuk diusung. Hal ini jugalah yang membuat terbukanya
kemungkinan bagi partai pengusung untuk menjadi pemburu
mahar politik.
d. Dengan kondisi itu, DPD RI sebaiknya mengusulkan untuk
mengubah UU Pilkada dengan memperingan syarat bagi parpol
untuk mengusung Pilkada menjadi sekitar 5- 10 kursi DPRD atau
10 persen suara. Dengan begitu parpol bisa leluasa untuk
mengusung calon sendiri tanpa harus “tunduk”kepada partai
yang memiliki lebih banyak kursi di dalam koalisi besar
pengusung. Kondisi ini akan membuat kompetisi dalam Pilkada
semakin menarik karena calon-calon potensial bisa maju untuk
meraih simpati dan dukungan masuarakat.
e. Tidak adanya calon perseorangan dalam Pilgub Sumbar akhir
tahun lalu bisa jadi merupakan indikasi sulitnya persayaratan
untuk maju dalam calon perseorangan. Saat ini syarat untuk
maju dalam perseorangan harus mengumpulkan dukungan dan
KTP sebanyak 6,5 %-10% dari daftar pemilih. Hal ini memang
dirasa cukup berat karena selain membutuhkan dana yang tidak
sedikit juga membutuhkan waktu yang panjang.
f. Berkaitan dengan ini perlu kiranya DPD RI memperjuangkan
kemudahan bagi calon perseorangan untuk mengikuti kompetisi
dalam Pilkada di Indonesia. Syarat dukungan sebaiknya
13
diturunkan menjadi 2-3 % dari jumlah pemilih sehingga tokoh
masyarakat yang merasa memiliki kemampuan bisa
menyalonkan diri. Masyarakatpun memiliki keleluasaan untuk
mempelajari kelebihan dan kekurangan semua calon sehingga
terpilih calon yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.
g. Proses demokrasi di tingkat Kabupaten/Kota hingga tingkat
nasional ternyata memberikan pengaruh kepada proses
demokrasi di tingkat Nagari. Khususnya mengenai politik uang
yang terjadi dalam pemilihan Kepala Nagari yang ditengarai
membutuhkan uang yang cukup besar. Hal ini mengakibatkan
hanya orang kaya yang bisa menjadi kepala desa dan terlebih lagi
politik uang itu membuat masyarakat menjadi sangat
materialistis dan mengarah kepada rusaknya budaya
masyarakat. Pemerintah dan DPD RI perlu memperhatikan hal
ini.
h. Dalam bidang politik, masyarakat masih mengeluhkan calon
legislatif maupun calon pilkada yang tidak menepati janji
politiknya. Perlu dipikirkan mekanisme untuk menagih janji
kandidat tersebut. Perlu juga dipikirkan mekanisme punishment
bagi anggota legislatif dan pejabat yang tidak menepati janjinya.
14
Ini penting untuk memberikan pendidikan politik bagi pemilih
maupun calon.
i. Politik uang di Pilkada dirasa meningkat pada pilkada serentak
akhir tahun lalu. Maraknya politik uang ini antara lain
disebabkan oleh dibatasinya jumlah atribut dan alat peraga oleh
peraturn KPU sehingga calon bisa leluasa menggunakan sumber
dana untuk langsung menyentuh masyarakat. Hal ini perlu
perhatian khusus dari DPD RI karena kualitas Pilkada tidak
semakin membaik.
j. Peredaran narkoba kian memprihatinkan, Payakumbuh dan 50
Kota menurut data BNN adalah masuk peringkat dua dan tiga
dalam jumlah peredaran narkoba di SUmatera Barat. hal ini
sangat memprihatinkan dan mencemaskan karena itu
dibutuhkan usaha yang lebih keras dari pemerintah untuk
memberantas barang haram ini. Perlu kiranya pemerintah
mempertimbangkan membentuk Badan Nasional Anti Narkoba
hingga tingkat kecamatan.
k. Rasialisme dalam kampanye menjelang Pemilihan Gubernur di
DKI Jakarta sudah dalam tahap memprihatinkan. Hal ini bisa
menyebabkan kembali munculnya sentiment rasial dari pribumi
dan non pribumi, mayoritas vs minoritas. Hal ini membahayakan
kondisi social politik serta keamanan dalam negeri karena rawan
15
menyebar ke daerah-daerah. Sebagai barometer politik
Indonesia seharusnya DKI Jakarta menampilkan iklim poltik
yang sejuk dan damai bukan memanas seperti saat ini.
4. Bidang Desa
a. Penerapan UU no Tahun 2014 tentang Desa dianggap merugikan
Sumatera barat yang memiliki Nagari sebagai struktur
pemerintahan setingkat desa. Dengan luasnya wilayah nagari
serta banyaknya penduduk, Sumatera Barat jelas dirugikan
dengan pembagian dana desa bila dibandingkan jumlah
penerimaan dengan provinsi lain.
b. Secara geografis dan jumlah penduduk, nagari jauh lebih luas
daripada desa. Ketika penyeragaman menjadi desa semasa orde
baru, satu nagari bisa terdiri dari 2-12 desa yang dijadikan satu.
Sebelum UU no 32 tahun 1999 jumlah desa di Sumbar adalah
sebanyak 5.200 desa (sekarang 800 Nagari). Dengan demikian
jumlah dana desa yang diterima oleh Sumatera Barat saat ini
jauh lebih kecil dibandingkan provinsi lain.
c. Sebagai perbandingan 880 nagari yang ada di Sumatera Barat
dengan penduduk sebanyak 5,5 juta jiwa hanya akan
mendapatkan Rp. 600 miliar pada 2016 bandingkan dengan
Aceh yang berpenduduk 5,1 juta jiwa akan mendapatkan Rp. 3,6
triliun. Dengan kondisi itu jelaslah terjadi kerugian yang sangat
16
besar bagi Sumatera Barat dan tentunya akan menjadi makin
timpangnya pembangunan daerah di Sumatera khususnya. Bila
nagari tidak dapat dimekarkan maka perlu dicari rancangan
khusus supaya desa di UU Desa disetarakan dengan Jorong di
pemerintahan Nagari Minangkabau.
5. Bidang Komunikasi dan Informasi
a. Masyarakat mengeluhkan social media yang sarat dengan
hasutan dan pernyataan kebencian terkait dengan Pilkada DKI
Jakarta. Isu yang berkembang dikhawatirkan akan menuai isu
sara yang bisa berakibat menular ke daerah lain di Indonesia
sehingga membahayakan keutuhan bangsa. DPD sebaiknya
menjadi pelopor dalam mengurangi efek negative social media
tersebut apakah melalui kampanye anti sara atau membuat
regulasi khusus mencegak konflik sara dari konten social media.
6. Bidang Pemukiman dan Kependudukan
a. Data statistic yang memaparkan keluarga miskin tidak memadai,
data tersebut realitasnya sudah berubah. Banyak diantara
keluarga yang miskin sudah sejahtera. Sementara pemberian
bantuan apapun masih berdasarkan data tersebut. Sehingga
yang terjadi adalah keanggotaan BPJS, Jamkesmas, penerima
Raskin Kartu Perlindungan Sosial seringkali tidak tepat sasaran.
Ada yang sesugguhnya berhak mendapatkan tapi tidak mendapat
17
sebaliknya ada keluarga yang ekonominya sudah membaik
namun masih terdaftar sebagai orang miskin. Pemerintah harus
memperabrui data ini setiap tahun. Pendataan secara online
perlu dipikirkan untuk hal ini.
b. Butuh pembaruan data kependudukan terkait dengan penentuan
sebuah keluarga masuk kriteria keluarga miskin atau tidak. Saat
ini kondisi sudah sangat berubah sehingga sensus kependudukan
tahun 2010 sudah tidak relevan lagi. Padahal data ini masih
terkait dengan pembagian raskin, KIS, KIP, BPJS dan bantuan
pemerintah lainnya. Hal ini mengakibatkan banyaknya
masyarakat miskin yang tidak mendapatkan bantuan sebaliknya
banyak masyarakat yang mendapatkan bantuan sudah tidak
tergolong keluarga miskin lagi.
c. Terjadi ketidakmerataan dan ketidaksesuaian data masyarakat
yang berhak mendapatkan bantuan Jamkesmas/BPJS. Banyak
masyarakat yang seharusnya mendapatkan bantuan Jamkesmas
malah tidak terdata sebaliknya terdapat masyarakat yang
seharusnya tidak berhak malah mendapatkan fasilitas
Jamkesmas/BPJS tersebut. Hal ini terjadi karena tidak
diperbaharuinya data yang didapatkan pemerintah melalui
sensus tahun 2011 lalu.
18
7. Bidang Permasalahan Daerah di Wilayah Perbatasan
Negara
a. Belum lama terjadi kasus kapal CIna yang memasuki perairan
Indonesia namun gagal ditangkap karena dibantu oleh penjaga
perairan laut RRC. Hal ini mungkin menunjukkan perspekti RRC
terhadap negara kita. Dengan kata lain RRC menganggap remeh
kedaulatan kita atau merendahkan kemampuan militer kita.
Karena itu pemerintah Indonesia khusus TNI supaya
meningkatkan kemampuan maritime supaya negara lain
memiliki rasa segan dan takut untuk memasuki perairan
Indonesia.
8. Bidang Ketentraman, Ketertiban Umum dan
Perlindungan Masyarakat
a. Kelompok teroris yang didalangi ISIS sepertinya sudah
menjadikan Indonesia sebagai negara tujuan terror. Hal ini
dibuktikan dengan bom yang beberapa waktu lalu meledak di
kawasan jalan Thamrin Jakarta. Dengan kondisi seperti ini
pemerintah diharapkan dapat meningkatkan kemampuan
intelijen untuk dapat menangkal kegiatan teroris tersebut
b. Densus 88 sebagai pasukan antiteror dari kepolisian selama ini
dinilai melakukan prosedur yang tidak mengindahkan HAM. Hal
19
ini terbukti dengan ditembak matinya terduga teroris tanpa
terlebih dahulu menjalani proses pengadilan. Mendukung
tindakan Muhammadiyah yang melakukan advokasi terhadap
terduga korban salah sasaran atau korban yang mendapat
perlakuan diluar hokum yang dilakukan Densus 88. Berharap
DPD RI dapat menyampaikan ini ke pemerintah dan Kapolri.
c. Fenomena munculnya ISIS di Irak dan Suriah serta jaringan
internasionalnya sangat memojokkan Islam secara keseluruhan.
Hal ini juga diperparah oleh media massa maupun media sosial
yang seolah-olah melakukan framing Islam adalah agama yang
penuh kekerasan. Pemerintah Indonesia juga melakukan hal
yang sama secara tidak langsung terkait dengan kinerja Densus
88 anti terror dari kepolisian yang selalu melakukan prosedur
tembak mati bagi terduga teroris. Prosedur ini dianggap
melanggar HAM karena menembak mati orang tanpa dibuktikan
bersalah di pengadilan. Perlu rasanya DPD RI melakukan
evaluasi bersama pemerintah terkait prosedur Densus 88 ini.
Bila dibiarkan terus terjadi maka sentiment rasialis terhadap
keberadaan Densus 88 ini mungkin akan membesar dan tidak
baik bagi negara kita.
20
B. KOMITE II
1. Bidang Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan dan Daerah
a. Banyak terdapat Balai Latihan Kerja di daerah-daerah, namun
banyak juga yang sama sekali tidak berjalan.
b. Sementara bagi masyarakat untuk memulai sebuah usaha rata-
rata terkendala oleh kurangnya modal usaha.
2. Bidang Pekerjaan Umum
a. Pasca terjadinya bencana banjir dan longsor di beberapa daerah
di Provinsi Sumbar, Pemerintah melalui BNPB menjanjikan
untuk segera memperbaiki infrastruktur terutama fasum, fasos,
puskesmas dan sekolah. Kami berharap janji tersebut dapat
segera direalisasikan.
3. Bidang Pertanian dan Perkebunan
a. Banyaknya petani yang menggantungkan kehidupannya dari
hasil perkebunan yang biasanya menjadi komoditi ekspor (pala,
kulit manis, dsb), namun sekarang menjadi tidak ada nilai dan
harganya. Mohon perhatian pemerintah, apakah hal tersebut
terjadi karena oknum atau memang produk tersebut tidak
diterima lagi oleh pihak luar negeri.
21
b. Perlunya sosialisasi dan penekanan dari pemerintah terhadap
penanaman padi secara serentak, karena sistem penanaman saat
ini menimbulkan serangan penyakit yang amat besar.
c. Di Sumatera Barat terdapat banyak lahan pertanian namun tidak
didukung oleh sarana dan prasarana salah satunya jalan usaha
tani. Untuk itu dibutuhkan pengembangan jalan usaha tani agar
dapat menunjang kegiatan pertanian.
C. KOMITE III
1. Bidang Kesejahteraan Sosial
a. Diharapkan perencanaan kampung KB guna untuk
meningkatkan partisipasi sekolah bagi anak yang telah
memasuki usia sekolah, menurunkan angka kemiskinan,
meningkatkan cakupan berKB dengan Tribina, yaitu Bina
Keluarga Balita, Bina Keluarga Lansia, dan Bina Keluarga
Remaja serta menurunkan angka pernikahan usia dini dan
peningkatan perekonomian masyarakat.
b. Pasca banjir yang melanda Kenagarian Kasang Kecamatan
Batang Anai pada tanggal 12 Maret 2016 lalu, banyak rumah
warga yang rusak terendam banjir dan jalan ambruk. Sekolah
dan tempat ibadah juga terendam air dan lumpur. Diharapkan
22
Pemerintah Daerah bergerak cepat untuk menanggulangi
permasalahan ini.
c. Hendaknya ada perhatian Pemerintah Daerah terhadap anak-
anak yang ada di Panti Asuhan. Dan juga diharapkan adanya
bantuan untuk pembangunan Panti Asuhan.
2. Bidang Agama
a. Diharapkan sering diadakan pertemuan atau seminar yang
diikuti oleh para guru bidang Agama Islam se-Kabupaten dan
Kota yang ada di Sumatera Barat, guna mencegah pengaruh
besar dari gerakan kelompok orang-orang yang tergabung
dalam gerakan LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan
Transgender).
3. Bidang Kesehatan
a. Terbatasnya tenaga dokter spesialis di daerah-daerah
b. Penderita HIV yang semakin meningkat di Sumatera Barat
menimbulkan kekhawatiran. Hal ini disebabkan karena dampak
pergaulan dari kelompok LGBT
c. Diharapkan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M. Djamil
Padang segera menjadi Rumah Sakit rujukan nasional tipe A.
Karena jika tidak, dalam beberapa bulan kedepan RSUP M.
23
Djamil terancam turun kelas menjadi Rumah Sakit Daerah. Jika
turun ke Rumah Sakit Daerah, pemerintah provinsi tidak akan
sanggup mensubsidi rumah sakit ini karena menghabiskan 180
miliyar lebih pertahun nya.
d. Hendaknya sosialisasi yang dilakukan BPJS menyentuh
masyarakat langsung. Libatkan tokoh masyarakat agar
sosialisasi lebih efektif dan bisa langsung dipahami.
e. Hendaknya diberikan wewenang kepada Puskesmas untuk bisa
menggunakan anggaran BPJS yang disalurkan pemerintah
daerah, karena inti penanganan masalah kesehatan terpusat di
Puskesmas.
4. Bidang Kebudayaan
a. Salah satu program HWK Sumatera Barat adalah Sumbar
Talenta, yang menjadi wadah yang telah melahirkan remaja dan
anak-anak yang berbakat dan potensial dalam seni tarik suara,
drama, puisi, tari, dan bermain musik.
5. Bidang Pendidikan
a. Pentingnya perhatian dan peran Pemerintah Daerah dan Kepala
Sekolah akan fungsi utama pustaka sekolah. Karena tempat ini
24
tidak hanya dijadikan tempat membaca saja, tetapi juga tempat
mengasah kreatifitas.
b. Paham kebangsaan yang dikenal dengan empat pilar, merupakan
pengertian yang mendalam tentang apa dan bagaimana bangsa
ini mewujudkan masa depannya. Oleh karena itu, hendaknya
sosialisasi empat pilar ini dimasukkan ke dalam kurikulum
pendidikan, agar pelecehan terhadap Pancasila seperti yang
baru-baru ini terjadi tidak terjadi lagi.
c. Berkaitan dengan perpustakaan, masih banyak terdapat
kekurangan koleksi buku-buku sumber yang menjadi panduan
perkuliahan bagi mahasiswa.
d. Diharapkan adanya bantuan berupa beasiswa kepada mahasiswa
yang berekonomi rendah.
25
III. PENUTUP
Demikianlah laporan kegiatan penyerapan aspirasi ini dibuat dan
disampaikan pada Sidang Paripurna kali ini sesuai dengan amanat
konstitusi yang diberikan kepada anggota DPD RI untuk menjadi
acuan dan pertimbangan mendasar bagi pelaksanaan tugas-tugas
konstitusional DPD RI kedepan. Semoga bermanfaat bagi
masyarakat, daerah dan pembangunan kapasitas lembaga yang kita
cintai ini.
Wassalammualaikum wr.wb.
Salam Sejahtera Bagi Kita Semua
Om Santi Santi Santi, Om
ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA
PROVINSI SUMATERA BARAT
H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA B-09
Hj. EMMA YOHANNA B-10
JEFFRIE GEOVANIE, M.Si. B-11
H. NOFI CANDRA, SE. B-12