laporan kehadiran mahasiswa dalam...
TRANSCRIPT
LAPORAN
MONITORING PEMBELAJARAN
KEHADIRAN MAHASISWA DALAM PERKULIAHAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PURWOKERTO
2016
LAPORAN
MONITORING PEMBELAJARAN
KEHADIRAN MAHASISWA DALAM PERKULIAHAN
TIM PENYUSUN
Penanggung Jawab
Dr. H. A. Luthfi Hamidi, M.Ag.
Ketua
Dr. H. Suwito, M.Ag.
Anggota
Ahmad Muttaqin, M.Si.
Kholil Lur Rochman, S.Ag., M.Pd.I.
Safrudin Aziz, S.IP., M.Pd. I
Rofina Dienasari, S.H.I.
Risqi Dias Kurniawan, S. Kom
Editor
Arif Hidayat, S.Pd., M. Hum
Penerbit
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto
Jl. Jend. A. Yani No. 40 A Purwokerto Telp. 0281-635624, Fax.
0281-636553
All Right Reserved
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya
kepada kita semua. Shalawat dan salam disampaikan kepada Nabi
Muhammad SAW, semoga kita menjadi bagian dari umatnya yang
kelak mendapatkan syafa’at. Amin.
Kebijakan mutu pendidikan yang ditetapkan oleh IAIN
Purwokerto menyesuaikan dengan Standar Nasional Pendidikan
Tinggi (SNPT). Dalam SNPT, setiap mata kuliah memiliki bobot
pembelajaran dengan menggunakan sistem kredit semester (SKS).
Dalam sistem pendidikan Indonesia, 1 sks setara dengan 50 menit
tatap muka, 1-2 jam belajar terstruktur, dan 1-2 jam belajar mandiri.
Dengan demikian maka waktu yang dialokasikan untuk setiap maka
kuliah dikalikan dengan bobot sks yang dimilikinya.
Di IAIN Purwokerto, standar kehadiran mahasiswa
ditetapkan minimal 75% dari total kehadiran terjadwal. Untuk mata
kuliah dengan bobot 2 (dua) sks, tatap muka terjadwal sebanyak 14
(empatbelas) kali. 75% dari 14 adalah 11 (sebelas) kehadiran.
Dengan demikian maka kehadiran 11 (sebelas) kali merupakan
jumlah minimal seorang mahasiswa bisa mengikuti proses
pembelajaran dalam sebuah mata kuliah yang diikuti.
Kegiatan monitoring ini dapat terlaksana dengan bantuan
dari para pihak. Untuk itu kami menyampaikan terima kasih kepada:
1. Rektor IAIN Purwokerto beserta para Wakil Rektor atas
kepercayaan kepada LPM untuk menyelenggarakan kegiatan
monitoring.
2. Dekan di lingkungan IAIN Purwokerto.
3. Para dosen pengampu mata kuliah yang bersedia bekerjasama
dengan LPM dalam pelaksanaan monitoring.
Pihak-pihak lain yang tidak disebut satu persatu. Atas
bantuan dan kerjasama yang baik dihaturkan terima kasih.
Purwokerto, 20 Nopember 2016
Ketua LPM IAIN Purwokerto
Dr. H. Suwito NS, M.Ag
NIP. 197104241999031002
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................... i
TIM PENYUSUN ........................................................................... ii
KATA PENGANTAR ..................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................. iv
Latar Belakang ................................................................................
Dasar Hukum ................................ Error! Bookmark not defined.
Standar Mutu Pembelajaran............................................................
Sistem Pendidikan di Indonesia......................................................
SKS dan Lama Studi........................................................................
Kegiatan Monitoring ........................................................................
Hasil Monitoring...............................................................................
Penutup ..........................................................................................
MONITORING PEMBELAJARAN
A. Latar Belakang
IAIN Purwokerto menerapkan standar mutu pendidikan
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Standar
Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT). Salah satu point penting
dalam SNPT adalah bahwa pembobotan mata kuliah didasarkan
pada bahan kajian. Semakin luas bahan kajiannya maka bobot
sebuah mata kuliah semakin besar. Sks sebagai sistem hitung
alokasi waktu pembelajaran diselenggarakan dengan 3 (tiga)
metode secara simultan, yaitu tatap muka, belajar terstruktur,
dan belajar mandiri. Setiap 1 (satu) sks setara dengan 50 tatap
muka, 60 menit belajar terstruktur, dan 60 belajar mandiri.
Penyelenggaraan tatap muka perkuliahan ditetapkan
melalui jadwal yang tersusun. Di IAIN Purwokerto, perkuliahan
diselenggarakan dalam 5 (lima) jam blok waktu dari jam 07.00
wib sampai dengan 17.15 wib. Dalam beberapa hari perkuliahan
diselenggarakan hingga jam ke-6 atau jam 18.30 – 20.10 wib.
Berdasar standar mutu yang ditetapkan oleh IAIN
Purwokerto bahwa setiap mata kuliah dengan bobot 2 (dua) sks,
jumlah pertemuan dalam 1 (satu) semester adalah 14
(empatbelas) kali di luar ujian tengah semester (UTS) dan ujian
akhir semester (UAS). Waktu pertemuan dalam 1 (satu) pekan
untuk mata kuliah berbobot 2 sks adalah 100 menit tatap muka,
120 menit tugas terstruktur, dan 120 menit belajar mandiri.
Untuk tugas terstruktur dan belajar mandiri, monitoring
dan pembimbingan langsung dilakukan oleh dosen yang
bersangkutan, sementara tatap muka dilaksanakan di ruang
kelas atau forum lain sesuai kesepakatan antara dosen dan
mahassiwa. Terkait dengan tatap muka, Lembaga Penjaminan
Mutu (LMP) berkepentingan agar proses berlangsung sesuai
dengan standar yang ditetapkan. Indikator penjaminan mutu dari
pelaksanaan tatap muka adalah terpenuhinya standar minimal
waktu yang disediakan untuk penyelenggaraan perkuliahan.
Kebijakan pendidikan lain yang ditetapkan IAIN
Purwokerto adalah kehadiran minimal mahasiswa dalam
perkuliahan adalah 75%. Artinya mahasiswa harus memiliki
jumlah kehadiran minimal 75% untuk bisa meneruskan
pembelajaran pada sebuah mata kuliah yang diikuti. Untuk mata
kuliah dengan bobot 2 atau 3 sks, pertemuan dalam 1 (satu)
semester adalah 14 kali. Maka seorang mahasiswa dapat
mengikuti proses pembelajaran mata kuliah hingga selesai
minimal mengikuti 11 (sebelas) pertemuan atau tatap muka
perkuliahan dengan dosen. Apabila jumlah yang diikuti tidak
mencapai 11 maka yang bersangkutan dinyatakan diskualifikasi
serta tidak memiliki hak untuk mendapat evaluasi pembelajaran.
Dalam konteks penjaminan mutu tersebut maka LPM
menyelenggarakan monitoring kehadiran mahasiswa dalam
tatap muka perkuliahan di kelas dari aspek kehadiran dengan
indikator mengisi daftar presensi. Daftar presensi yang
diedarkan secara mandiri oleh mahasiswa kemudian diklarifikasi
oleh dosen pengampu untuk memvalidasi dengan misalnya
memanggil ulang atau ceks satu persatu keabsahan tanda
tangan.
Proses penyelenggaraan melibatkan dosen pengampu
untuk mengklarifikasi dan memvalidasi kehadiran mahasiswa
melalui cek tandatangan. Tekniknya diserahkan sepenuhnya
kepada dosen bersangkutan untuk mendapatkan informasi yang
valid dan akurat.
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan
Tinggi.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan
Perguruan Tinggi.
5. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 3
Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Institut
Agama Islam Negeri Purwokerto.
6. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 61
Tahun 2016 tentang Statuta Institut Agama Islam Negeri
Purwokerto.
C. Standar Mutu Pembelajaran
pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada satu lingkungan
belajar. Interaksi tersebut, terjadi antara mahasiswa dengan
dosen. Dalam interaksi yang berpusat pada mahasiswa (student
centered learning) tersebut terjadi perubahan yang dialami
mahasiswa dalam 4 ranah, yang disebut dengan ranah kognitif,
yaitu kemampuan yang berkenaan dengan pengetahuan,
pikiran; ranah afekif, yaitu kemampuan yang mengutamakan
perasaan, emosi yang berbeda berdasarkan penalaran; ranah
psikomotorik, yaitu kemampuan yang mengutamakan
keterampilan jasmani, dan ranah kooperatif, yaitu kemampuan
untuk bekerja sama.
Pelaksanaan pembelajaran di IAIN Purwokerto harus
memenuhi standar proses pembelajaran yang di tetapkan di
dalam standar nasional pendidikan tinggi. Menurut
Permenristekdikti (2015), standar proses pembelajaran
merupakan kriteria minimal tentang pelaksanaan pembelajaran
pada program studi untuk memperoleh capaian pembelajaran
lulusan. Standar proses sebagaimana dimaksud mencakup:
1. karakteristik proses pembelajaran.
2. perencanaan proses pembelajaran.
3. pelaksanaan proses pembelajaran.
4. beban belajar mahasiswa.
Karakteristik proses pembelajaran terdiri atas sifat
interaktif, holistik, integratif, saintifik, kontekstual, tematik, efektif,
kolaboratif, dan berpusat pada mahasiswa. Berpusat pada
mahasiswa maksudnya bahwa capaian pembelajaran lulusan
diraih melalui proses pembelajaran yang mengutamakan
pengembangan kreativitas, kapasitas, kepribadian, dan
kebutuhan mahasiswa, serta mengembangkan kemandirian
dalam mencari dan menemukan pengetahuan.
Perencanaan proses pembelajaran disusun untuk setiap
mata kuliah dan disajikan dalam Rencana Pembelajaran
Semester (RPS). Pelaksanaan proses pembelajaran
berlangsung dalam bentuk interaksi antara dosen, mahasiswa,
dan sumber belajar dalam lingkungan belajar tertentu. Beban
belajar mahasiswa dinyatakan dalam besaran satuan kredit
semester (sks). Satu sks setara dengan 160 (seratus enam
puluh) menit kegiatan belajar per minggu per semester. Proses
pembelajaran dilaksanakan dalam satuan semester. Semester
merupakan satuan waktu kegiatan pembelajaran efektif selama
16 (enam belas) minggu.
Metode pembelajaran adalah prosedur, urutan, langkah-
langkah, dan cara yang digunakan dosen dalam pencapaian
tujuan pembelajaran. Dapat dikatakan bahwa metode
pembelajaran merupakan jabaran dari pendekatan. Satu
pendekatan dapat dijabarkan ke dalam berbagai model
pembelajaran. Model pembelajaran dapat diartikan sebagai cara
yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang
sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk
mencapai tujuan pembelajaran
Untuk mencapai kompetensi yang diinginkan sangat
bergantung pada cara atau model pembelajaran yang diterapkan
dan assesmentnya. Beberpa metode pembelajaran dengan
pendekatan SCL, dapat diterapkan, di antaranya : (1). Small
Group Discussion = diskusi kelompok, (2). Role-Play &
Simulation = simulasi, (3). Case Study = studi kasus, (4).
Discovery Learning (DL) = belajar menemukan, (5). Self-
Directed Learning (SDL) = pembelajaran langsung pada diri
sendiri, (6). Cooperative Learning (CL) = pembelajaran
kerjasama, (7). Collaborative Learning (CbL)= pembelajaran
kolaboratif, (8). Contextual Instruction (CI) = instrusi kontekstual,
(9). Project Based Learning (PjBL)= pembelajaran berbasis
projek, dan (10). Problem Based Learning and Inquiry (PBL)=
pembelajaran berbasis masalah.
D. Sistem Pendidikan di Indonesia
Pendidikan tinggi terdiri dari (1) pendidikan akademik
yang memiliki fokus dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan
(2) pendidikan vokasi yang menitikberatkan pada persiapan
lulusan untuk mengaplikasikan keahliannya. Institusi Pendidikan
Tinggi yang menawarkan pendidikan akademik dan vokasi dapat
dibedakan berdasarkan jenjang dan program studi yang
ditawarkan seperti universitas, institut, sekolah tinggi, politeknik,
akademi dan akademi komunitas. Universitas merupakan
Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik
dan dapat menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam berbagai
rumpun Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi dan jika
memenuhi syarat, universitas dapat menyelenggarakan
pendidikan profesi.
Institut merupakan Perguruan Tinggi yang
menyelenggarakan pendidikan akademik dan dapat
menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam sejumlah rumpun
Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi tertentu dan jika
memenuhi syarat, institut dapat menyelenggarakan pendidikan
profesi. Sekolah Tinggi merupakan Perguruan Tinggi yang
menyelenggarakan pendidikan akademik dan dapat
menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam satu rumpun Ilmu
Pengetahuan dan/atau Teknologi tertentu dan jika memenuhi
syarat, sekolah tinggi dapat menyelenggarakan pendidikan
profesi. Politeknik merupakan Perguruan Tinggi yang
menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam berbagai rumpun
Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi dan jika memenuhi
syarat, politeknik dapat menyelenggarakan pendidikan profesi.
Akademi merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan
pendidikan vokasi dalam satu atau beberapa cabang Ilmu
Pengetahuan dan/atau Teknologi tertentu. Akademi Komunitas
merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan
pendidikan vokasi setingkat diploma satu dan/atau diploma dua
dalam satu atau beberapa cabang Ilmu Pengetahuan dan/atau
Teknologi tertentu yang berbasis keunggulan lokal atau untuk
memenuhi kebutuhan khusus.
Jenjang Pendidikan dan Syarat Belajar Institusi
pendidikan tinggi menawarkan berbagai jenjang pendidikan baik
berupa pendidikan akademis maupun pendidikan vokasi.
Perguruan tinggi yang memberikan pendidikan akademis dapat
menawarkan jenjang pendidikan Sarjana (S1), Program Profesi,
Magister (S2), Program Spesialis (SP) dan Program Doktoral
(S3). Sedangkan pendidikan vokasi menawarkan program
Diploma I, II, II dan IV.
SKS dan Lama Studi
SKS adalah singkatan satuan kredit semester. Dengan
sistem ini, mahasiswa dimungkinkan memilih sendiri mata kuliah
yang akan ia ambil dalam satu semester. SKS digunakan
sebagai ukuran:
Besarnya beban studi mahasiswa.
Besarnya pengakuan atas keberhasilan usaha belajar
mahasiswa.
Besarnya usaha belajar yang diperlukan mahasiswa untuk
menyelesaikan suatu program, baik program semesteran
maupun program lengkap.
Besarnya usaha penyelenggaraan pendidikan bagi tenaga
pengajar
Nilai 1 SKS untuk kegiatan kuliah setara dengan beban
studi tiap minggu selama satu semester, terdiri dari:
1 jam kegiatan terjadwal (termasuk 5-10 menit istirahat).
1-2 jam tugas terstruktur yang direncanakan oleh tenaga
pengasuh mata kuliah bersangkutan, misalnya
menyelesaikan pekerjaan rumah, tugas pembuatan referat,
menerjemahkan suatu artikel dan sebagainya.
1-2 jam tugas mandiri, misalnya membaca buku rujukan,
memperdalam materi, menyiapkan tugas dan sebagainya.
Seorang mahasiswa dapat dinyatakan lulus apabila telah
menyelesaikan jumlah SKS tertentu. Untuk menyelesaikan
pendidikan Sarjana (S1), seorang mahasiswa diwajibkan untuk
menyelesaikan beban studi program sarjana sekurang-
kurangnya 144 (seratus empat puluh empat) SKS dan
sebanyak-banyaknya 160 (seratus enam puluh) SKS yang
dijadwalkan untuk 8 (delapan) semester dan dapat ditempuh
dalam waktu kurang dan 8 (delapan) semester dan selama-
lamanya 14 (empat belas) semester setelah pendidikan
menengah.
Pada jenjang Magister (S2), seorang mahasiswa harus
menyelesaikan beban studi sekurang-kurangnya 36 (tiga puluh
enam) SKS dan sebanyak-banyaknya 50 (lima puluh) SKS yang
dijadwalkan untuk 4 (empat) semester dan dapat ditempuh
dalam waktu kurang dan 4 (empat) semester dan selama-
lamanya 10 (sepuluh) semesterter masuk penyusunan tesis,
setelah program sarjana, atau yang sederajat. Sedang untuk
jenjang doktoral (S3) ada beberapa jenis beban, disesuaikan
dengan riwayat pendidikan sarjana (S1) dan magister (S2)-nya.
Beban studi program doktor bagi peserta yang berpendidikan
sarjana (S1) sebidang sekurang-kurangnya 76 (tujuh puluh
enam) SKS yang dijadwalkan untuk sekurang kurangnya 8
(delapan) semester dengan lama studi selama-lamanya 12
(dua belas) semester.
Beban studi program doktor bagi peserta yang berpendidikan
sarjana (S1) tidak sebidang sekurang kurangnya 88 (delapan
puluh delapan) SKS yang dijadwalkan untuk 9 (sembilan)
semester dan dapat ditempuh kurang dan 9 (sembilan)
semester dengan lama studi selama-lamanya 13 (tiga belas)
semester.
Beban studi program doktor bagi peserta yang berpendidikan
magister (S2) sebidang sekurang-kurangnva 40 (empat
puluh) SKS yang dijadwalkan untuk 4 (empat) semester dan
dapat ditempuh kurang dari 4 (empat) semester dengan lama
studi selama-lamanya 10 (sepuluh) semester.
Beban studi program doktor bagi peserta yang berpendidikan
magister (S2) tidak sebidang sekurang-kurangnya 52 (lima
puluh dua) SKS yang dijadwalkan untuk 5 (lima) semester
dan dapat ditempuh kurang dari 5 (lima) semester dengan
lama studi selama-lamanya 11 (sebelas) semester. Calon
mahasiswa D1, D2, D3, D4 dan S1 harus menamatkan
pendidikan menengah atas atau yang sederajat dan lulus
pada ujian masuk masing-masing perguruan tinggi. Kandidat
mahasiswa S2 harus memiliki ijazah Sarjana (S1) atau yang
sederajat dan lulus ujian seleksi masuk perguruan tinggi.
Untuk S3, Mahasiswa harus memiliki Ijazah S2 atau yang
sederajat dan lulus seleksi masuk.
E. Kegiatan Monitoring
Monitoring pembelajaran dilakukan dengan menetapkan
sasaran kegiatan sebagai berikut:
1. Kehadiran mahasiswa di kelas dalam proses pembelajaran
dengan dosen pengampu mata kuliah.
2. Validasi tandatangan kehadiran tatap muka perkuliahan.
2 (dua) sasaran kegiatan di atas disesuaikan dengan
sistem pendidikan yang berlaku di Indonesia bahwa setiap 1
(satu) sks memiliki waktu belajar setiap pekan (1) 50 menit tatap
muka, 1-2 jam belajar terstruktur, dan 1-2 jam belajar mandiri.
Dengan demikian maka pada mata kuliah dengan bobot 2 (dua)
sks misalnya maka tatap muka mata kuliah antara dosen
dengan mahasiswa setiap pekan adalah 100 menit.
Di IAIN Purwokerto, waktu perkuliahan yang dialokasikan
untuk mata kuliah dengan bobot 2 (dua) sks adalah jam ke-2
(08.45 – 10.25 wib), ke-3 (10.30 – 12.10 wib), dan ke-5 (15.30 –
17.10 wib). Tiga alokasi waktu untuk mata kuliah 2 (dua) sks
dijadikan sebagai dasar monitoring kehadiran dosen dalam
penyelenggaraan perkuliahan di kelas.
Jumlah kehadiran mahasiswa sesuai kebijakan mutu
yang ditetapkan adalah 75% dari jumlah total tatap muka setiap
mata kuliah dalam 1 (satu) semester. Untuk mata kuliah dengan
bobot 2 dan 3 sks, jumlah tatap muka dalam satu semester
adalah 14 kali. Untuk mata kuliah dengan bobot 4 sks, jumlah
tatap muka dalam satu semester adalah 28 kali. Dengan
demikian maka kehadiran mahasiswa dalam jumlah minimal
untuk bisa menyelessaikan proses pembelajaran dalam satu
mata kuliah adalah 11 kali untuk mata kuliah 2 dan 3 sks, serta
21 kali untuk mata kuliah 4 sks.
Kegiatan monitoring dilaksanakan pada tanggal 10
Nopember 2016 dengan menggunakan instrumen presensi
kehadiran mahasiswa yang dimiliki oleh setiap dosen per mata
kuliah.
F. Hasil Monitoring
Hasil monitoring pencatatan waktu awal dan pengakhiran
tatap muka perkuliahan dosen diperoleh bahwa terdapat 3 (tiga)
mahasiswa yang tandatangan atau bukti kehadirannya tidak bisa
diterima. Hal ini karena ketiganya tidak hadir dan tandatangan
secara langsung melaainkan ditandatangani oleh teman
mahasiswa satu kelasnya. Hal ini ditemukan pada saat dosen
pengampu memvalidasi tandatnagan bukti kehadiran mahasiswa
dengan cara memanggil secara langsung nama-nama mata
kuliah yang hadir dan berpartisipasi dalam perkuliahan. Dari
proses tersebut ternyata terdapat 3 (tiga) mahasiswa yang
secara faktual tidak hadir walaupun memiliki atau kolom nama
kehadirannya tertandatangani.
Nama-nama mahasiswa yang ditemukan adalah:
1. Dani Lukman Hakim (NIM: 1323302027 Prodi PBA pada
mata kuliah Sosiologi Pendidikan)
2. Yazid Abdul Qohar (NIM: 1423303039 Prodi MPI pada
mata kuliah Ilmu Kalam).
3. Ikhsan Ali Rizqi (NIM: 1522102020 Prodi KPI pada
mata kuliah Metodologi Penelitian)
Atas temuan di atas maka tindaklanjut yang dilakukan
adalah pemberlakuan sistem presensi online. TIPD kemudian
mendesain presensi online yang diintegrasikan dengan sisca
dan dibelakukan pada semester berikutnya. Pada sistem
presensi online, tandatangan mahasiswa secara fisik hanya
digunakan sebagai alat verifikasi dari dosen pada saat input
kehadiran mahasiswa dalam sisca.
G. Penutup
Demikian laporan monitoring pembelajaran melalui
sasaran kegiatan kehadiran mahasiswa dalam penyelenggaraan
tatap muka perkuliahan di kelas. Masukan dan kritik dari
Bapak/Ibu sangat diharapkan untuk perbaikan di masa yang
akan datang. Lembaga Penjaminan Mutu terus
mengembangkan instrumen untuk pengendalian mutu serta
memberi garansi agar setiap kegiatan yang dilaksanakan sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan. Atas perhatian dan
kerjasama yang baik dihaturkan terima kasih.