laporan kerja praktek fix
DESCRIPTION
laporan dari hasil kerja lapanganTRANSCRIPT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
DI PT.KALBE FARMA, Tbk
Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan untuk mata kuliah PKL pada smester V Program Studi Teknik Mesin, Jurusan Teknik Mesin.
Oleh:
Dio Syahputra (101211010)
Ridwan Wresni Katraprilana (101211026)
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2012
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Praktek Kerja Lapangan ini telah diterima dan disahkan pada hari ----,
tanggal -- Desember, Tahun 2012.
Disahkan Oleh:
Pembimbing I: Pembimbing II:
Ir. Sutrimo, M.Eng
NIP.195807051984031004
Johannes Ricki H
NIP.
Mengetahui:
Kepala Program Studi Teknik Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Polban
Rudi Yuni W, B.Eng, M.Sc
NIP.19640626 1992203 1002
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan Penguasa Alam, Yang menciptakan
manusia dengan bentuk yang paling sempurna, Yang melengkapinya dengan
segala fasilitas hidup sebagai jaminan secara adil dan bijaksana.
Rahmat tadzim dan salam sejahtera teruntuk Nabi Muhammad SAW,
seorang nabi dan rasul akhir zaman, tokoh revolusi dunia paling besar yang
memperbaiki akhlak dan moral manusia yang semakin bobrok dan teruntuk pula
kaum kerabatnya, seluruh sahabat setianya, dan seluruh umatnya.
Atas selesainya Laporan Praktek Kerja Lapangan ini, dengan penuh rasa
syukur penulis mengucapkan terima kasih kepada :
Allah SWT, tuhan semesta alam atas kehendaknya telah menghendaki atas
terselesaikannya laporan ini.
Kedua Orang Tua yang tiada hentinya membimbing dan mendukung
dengan penuh kasih sayang dalam menjalani hidup.
Pembimbing penulis, Pak Sutrimo dan Pak Johannes Ricky Harrenby yang
senantiasa membimbing dan memberikan arahan-arahan positif serta
memberikan ilmu-ilmu baru kepada penulis selama pelaksanaan PKL.
Mas Muadi, Pak Asep Permana, Pak Yoseph, Mas Junjum, Mas Asep, Pak
Isnen, Mas Hanton, dan Wan Aries Renaldi, selaku mentor-mentor penulis
yang senantiasa rela membagi pengalaman-pengalaman mereka selama
bekerja kepada penulis selama pelaksanaan PKL.
Bapak Ir. Ali Mahmudi, M.Eng, selaku ketua Jurusan Teknik Mesin
Politeknik Negeri Bandung.
Bapak Rudi Y. Widiatmoko, MSc, selaku ketua Program Studi Teknik
Mesin Politeknik Negeri Bandung.
Rekan-rekan seperjuangan, Taufan, Pristian, Mulyadi, Yudhi, David, dan
Pratama yang senantiasa solid dan membantu.
Seluruh rekan-rekan workshop khususnya, dan departemen teknik pada
umumnya.
i
ii
Dan kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan
laporan ini. Walaupun penulis tidak bisa menyebutkan satu persatu. Tetapi,
percayalah bahwa kontribusi Anda sekalian begitu berarti.
Adapun isi dari Laporan inidi dasarkan dari hasil peraktek yang diperoleh selama
melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT. KALBE FARMA. Tbk.
Selama 1bulan setengah terhitung dari tanggal 2 Juli 2012-16Agustus 2012, serta
dari referensi yang penulis dapatkan baik dari buku sumber maupun internet.
Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Menjadi sempurna adalah tidak mungkin, karena kesempurnaan hanyalah
milik Allah SWT.Hanya Allah-lah Yang Maha Benar dan mengetahui segala
kebenaran yang hakiki.Bagaimanapun manusia tidak luput dari lupa dan
salah.Oleh karena itu, tidak dapat dipungkiri bahwa sempurna masih jauh dari
pencapaian penulis selama ini.Yang bisa kita lakukan sebagai mahluk-Nya
hanyalah berupaya untuk menyempurnakan kemungkinan itu.Kebenaran pasti
berasal dari Allah SWT dan segala kesalahan semata-mata datang dari diri kita
sendiri.Maka,penyusun memohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan
dalam penulisan lapoan ini.
Kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat penulis harapkan, demi
mencapai jenjang kesempurnaan yang akanpenulis capai.
Bandung, Desember 2012,
Penyusun
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................2
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................I-1
1.1 Latar Belakang........................................................................................I-1
1.2 Tujuan Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan........................................I-2
1.3 Ruang Lingkup Bahasan.........................................................................I-2
1.4 Sistematika Laporan...............................................................................I-3
BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN...................................................II-1
2.1 Tinjauan Umum PT. Kalbe Farma , Tbk..............................................II-1
2.1.1 Sejarah................................................................................................II-1
2.1.2 Visi dan Misi Perusahaan...................................................................II-5
2.1.3 Lokasi dan Bangunan..........................................................................II-5
2.1.4 Struktur Organisasi..............................................................................II-9
2.2 Penerapan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB).........................II-13
2.3 Kepegawaian.....................................................................................II-14
2.3.2 Waktu Kerja......................................................................................II-16
2.3.3 Cuti dan Perizinan Sakit....................................................................II-16
2.3.4 Disiplin Kerja....................................................................................II-17
BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTEK.........................................................III-1
3.1 Pelaksanaan Kerja Praktek...................................................................III-1
3.2 Attitude Training..................................................................................III-2
3.3 Initial Training.....................................................................................III-2
3.4 Pembagian Tugas.................................................................................III-2
3.5 Pengerjaan Modul................................................................................III-3
iii
iv
3.7 Repair...................................................................................................III-9
3.8 StudyLapangan...................................................................................III-11
3.9 Perencanaan Mesin Roll Pipa Manual..............................................III-12
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN............................................................IV-1
4.1 Kesimpulan..........................................................................................IV-1
4.2 Saran...................................................................................................IV-1
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Logo PT.Kalbe Farma, Tbk.............................................................II-5Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT. Kalbe Farma, Tbk....................................II-10Gambar 2.3 Struktur Organisasi Departemen Quality Assurance.....................II-11Gambar 2.4 Stuktur Organisasi Quality Monitoring..........................................II-12Gambar 2.5 Struktur Organisasi Departement Teknik PT. Kalbe Farma, Tbk..II-13Gambar 3.1 Flow Chart Pelaksanaan Kerja Praktek..........................................III-1Gambar 3.2 Mesin Las Listrik............................................................................III-3
Gambar 3.3 Mesin Las ArgonIII-4
Gambar 3.4 Macam-Macam Bentuk dan Permukaan Kikir...............................III-5Gambar 3.5 Mesin Bor Duduk............................................................................III-5Gambar 3.6 Gergaji Tangan...............................................................................III-6Gambar 3.7 Mesin Penekuk Pelat.......................................................................III-6Gambar 3.8 Mesin Bubut....................................................................................III-7Gambar 3.9 Tabel dan Spindle Kecepatan Pemakanan Otomatis.......................III-8
Gambar 3.10 Valprobe III-8
Gambar 3.11 Tabel dan Spindle Kecepatan Pemakanan Otomatis....................III-9Gambar 3.12 Seal Teflon....................................................................................III-9Gambar 3.13 Mesin Vacum Simar....................................................................III-10Gambar 3.14 Mesin yang Dipenuhi oleh Serbuk Hijau....................................III-10Gambar 3.15 Bagian Bawah Mesin yang Sudah Dilepas Base-nya.................III-11Gambar 3.16 Desain Mesin Roll Pipa Manual.................................................III-13
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam tujuan pendidikan nasional dijelaskan bahwa Bangsa Indonesia
diharapkan akan menjadi bangsa yang mampu menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi disamping mempunyai kepribadian dan mental yang berkualitas. Untuk
mendapatkan sumber daya manusia yang mampu menguasai ilmu pengetahuan
dan teknologi tersebut, maka diperlukan adanya sarana pendukung yang salah
satunya adalah lembaga pendidikan yang bertujuan membangun sumber daya
manusia yang siap pakai dan profesional di bidangnya, sehingga diharapkan
mampu meningkatkan wawasan serta pemahaman mengenai proses, kondisi dan
masalah yang ada.
Indonesia termasuk kedalam 50 negara paling sering terkena penyakit,
dikarenakan kurangnya kesadaran pada individu masyarakat terhadap kesehatan.
Menurut data yang didapat bahwa jumlah rumah sakit yang memenuhi standar ada
1.300 unit, sungguh angka yang kecil bila dibandingkan dengan jumlah penduduk
indonesia saat ini, yang berjumlah 239.870.940 jiwa. Dengan biaya kesehatan
yang tidak murah, maka tidak setiap masyarakat Indonesia mampu pergi ke dokter
ataupun rumah sakit. Maka dari itu diperlukan inovasi untuk menangani masalah
tersebut. Untuk itulah diciptakan obat-obatan tanpa resep dokter, atau lebih sering
disebut obat warung, untuk beberapa jenis penyakit seperti batuk, flu, maag, sakit
kepala dan sebagainya.
Oleh karena itu DR.Boenjamin S bergagasan untuk membuat obat berupa
gel untuk luka dengan merk Bioplasenton, dan membuat industri rumah pada
tahun 1966. Dikarenakan pesatnya laju penjualan obat tersebut, beliau beserta
rekannya bergagasan untuk membuat industri farmasi yang akhirnya dinamai
PT.Kalbe Farma. Seiring waktu berjalan PT.Kalbe Farma terus berkembang
II-1
I-2
dengan pengembangan obatnya untuk mengatasi berbagai penyakit lainnya.
Selama proses produksi obat tentunya tidak lepas dari proses mekanik. Dengan
disiplin ilmu yang penulis dapat di Teknik Mesin Politeknik Negeri Bandung,
penulis berinisiatif untuk mengetahui lebih lanjut proses mekanik di PT.Kalbe
Farma, dengan melaksanakan kerja praktek di PT.Kalbe Farma yang merupakan
salah satu perusahaan farmasi terbesar di Asia Tenggara.
1.2 Tujuan Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan
Yang menjadi Tujuan dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan adalah
sebagai berikut :
1. Melaksanakan dengan baik salah satu mata kuliah wajib yakni PKL pada
smester V untuk mahasiswa spesialisasi produksi dan perawatan, Program
Studi Teknik Mesin.
2. Memberikan pengalaman nyata tentang kondisi industri secara kongkrit,
sehingga memperluas wawasan mahasiswa tentang dunia kerja secara riil.
3. Memupuk kemampuan beradaptasi, berkomunikasi dan memahami lebih
dalam tentang tugas sebagai individu dan kelompok kerja.
4. Meningkatkan kemampuan mahasiswa secara mandiri dan kelompok
dalam memecahkan masalah yang timbul didalam bekerja.
1.3 Ruang Lingkup BahasanCakupan bidang tempat kerja praktek cukup luas, akan tetapi pada
prakteknya kami melakukan pekerjaan yang sama secara bergantian, maka dari itu
dibatasi dengan suatu rumusan masalah dan mengangkat materi hanya beberapa
bagian saja, yaitu mengenai:
a) Kegiatan Kerja di PT.Kalbe Farma, Tbk di Departemen Teknik Bagian
Workshop
I-3
1.4 Sistematika LaporanDalam penulisan laporan ini, untuk memudahkan dalam hal penyusunan
penulis membaginya ke dalam beberapa bab. Adapun sistematika penulisan
laporan ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Berisikan latar belakang, tujuan, ruang
lingkup bahasan, dan sistematika laporan.
BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
Sejarah singkat perusahaan, ruang
lingkupkegiatan perusahaan, struktur organisasi, dan
fasilitas perusahaan.
BAB III LAPORAN KERJA PRAKTEK DI
PT.KALBE FARMA
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Tinjauan Umum PT. Kalbe Farma , Tbk
2.1.1 Sejarah
PT. Kalbe Farma, Tbk didirikan pada tanggal 10 september 1966 di sebuah
garasi rumah di jalan simpang I No. 1, Tanjung Priok, Jakarta Utara oleh seorang
farmakolog bernama Dr. Boejamin Setiawan. Nama Kalbe menunjuk pada nama
para pemegang saham awal yaitu Khow SioeTjiang, Liem Lian Kiok, dan
Boenjamin Setiawan. Tujuan pendirian PT. Kalbe Farma, Tbk adalah untuk
berpartisipasi dalam pembangunan nasional pada umumnya dan meningkatkan
kesejahteraan serta derajat kesehatan masyarakat pada khususnya yang tercermin
dalam motto perusahaan PT. Kalbe Farma, Tbk yaitu “Mengabdikan Ilmu Untuk
Kesehatan dan Kesejahteraan”. Pada tanggal 24 Desember 1966 PT. Kalbe Farma,
Tbk baru memperoleh izin produksi dari Direktorat Jenderal Pengawasan Obat
dan Makanan (DitJen POM) dan pada awal 1967 PT. Kalbe Farma, Tbk mulai
melaksanakan produksinya. Produk pertama yang dihasilkan PT. Kalbe Farma,
Tbk adalah Gel untuk luka dengan merk Bioplasenton.
Pada bulan April 1972 PT. Kalbe Farma, Tbk melakukan perluasan usaha
dengan memindahkan kegiatan usahanya ke lokasi yang lebih luas di jalan Ahmad
Yani, Pulomas, Jakarta Timur. Kemudian pada tanggal 15 Agustus 1974,
berdasarkan surat Keputusan Badan Koordinasi penanaman Modal No.
352/BPKM/VII/74/PMDN, PT. Kalbe FARMA, Tbk memperoleh status PMDN.
Tahun 1976 unit pekantoran baru mulai digunakan dan tahun 1978 didirikan
gedung Sediaan Padat Non-Steril; (SPNS). Sejak tahun 1980 aktivitas distribusi
produk dipisahkan dari kegiatan industrinya dengan didirikan PT. Enseval Putra
Megatrading sebagai distributor tunggal PT. Kalbe Farma, Tbk. Tahun 1994, PT.
II-1
II-2
Kalbe Farma, Tbk membangun pabrik baru di kompleks industri Delta Silicon
(Cikarang). Semua jalur produksi dipindahkan secara bertahap dari Pulomas ke
Cikarang pada tahun 1997 sampai dengan tahun 1998. Pabrik baru tersebut
diresmikan pada tanggal 17 Desember 1998 bersamaan dengan diterimanya
sertifikat ISO 9001 yang lebih menekankan pada Customer Satisfaction (kepuasan
pelanggan) terhadap produk yang dihasilkan. Pabrik baru PT Kalbe Farma Tbk.
memiliki luas area 105.130 m2 dengan luas bangunan sekitar 41.027 m2.
Berdasarkan audit yang dilakukan oleh IMS International yaitu suatu
badan swasta internasional yang bergerak di bidang riset pasar dan jasa informasi
dalam bidang industri farmasi sejak tahun 1977 PT. Kalbe Farma menempati
urutan pertama di antara industri farmasi di Indonesia ditinjau dari segi penjualan
pada sektor apotek. Sebagai perusahaan farmasi yang telah berkembang,
perusahaan ini bergerak pada 3 bidang kegiatan yaitu memproduksi obat
berdasarkan formulasi dari perusahaan, berdasarkan persetujuan lisensi dan juga
melakukan pengemasan obat jadi impor. Sejak awal, proses produksi yang
dilakukan telah mengikuti CPOB yang diterapkan oleh DepKes RI. Sampai pada
tahun 1993, perusahaan ini telah memproduksi obat ethical (harus dengan resep
dokter), obat OTC/ Over The Counter (obat bebas) dan obat Veteriner (obat untuk
kesehatan hewan).
Pada tahun 1990 sekitar 7,5 % dari penjualan bersih PT. Kalbe Farma
berasal dari penjualan yang diproduksi berdasarkan lisensi dari para pemilik
lisensi terkemuka di dunia seperti :
A. Bristol Myers Squibb danWarner Lambert Parke Davis dari Amerika
B. Fisons Pharmaceuticals plc. Dan Smith Kline Beecham plc. Dari Inggris
C. Astra Pharma Aktiengesellschaftn dan Pfrimmer Kabi Erlangen dari
Jerman
D. Angelini Francesco A.C.R.A.F. Sp.A; Farmitalia Carlo Elba S.R.L. dan
Italfarmaco S.P.A dari Italia.
II-3
E. Laboratories Goupil dan Laboratories Virbic dari Perancis.
F. Greencross Pharmaceutical Pte. Ltd; Daiichi Pharmaceutical Cp. Ltd.;
Nippon Kayaku Co. Ltd. Sato Pharmaceutical Co. Ltd dan Yamanouchi
Pharmaceutical Co. Ltd dari Jepang.
Sejak tahun 1988 pemasaran obat-obatan produksi diperluas dengan
melakukan eskpor ke 4 negara tetangga dan setiap tahunnya negara-negara yang
diekspor semakin bertambah hingga 12 negara di seluruh dunia pada tahun 1993.
Pada tanggal 30 Juli 1991, PT Kalbe Farma Tbk. untuk pertama kali
tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya dengan tujuan memberikan
kesempatan kepada masyarakat umum untuk ikut memiliki industri ini sekaligus
menanamkan sahamnya di PT Kalbe Farma Tbk. Dalam rangka memperkuat
persaingan bisnis industri farmasi PT. Kalbe Farma, Tbk melakukan akuisisi
perusahaan seperti PT. Bintang Toedjoe (1990), Dankos Laboratories (1992),
HexPharm Jaya (1993), Saka Farma (1997), Merek Dagang Woods® (1997),
Baxter Kalbe (1999), dan PT. Erbapharma Internasional (2000). Untuk
mendukung proses produksi dan mencegah ketergantungan kebutuhan bahan
pengemas, PT. Kalbe Farma, Tbk melakukan akuisisi terhadap 2 perusahaan,
yaitu PT. Igar Jaya dan PT. Avesta Continental Pack. PT. Igar Jaya memproduksi
vial, ampul gelas, alat kesehatan sekali pakai, wadah, dan tutup plastik, sedangkan
PT. Avesta Continental Pack memproduksi bahan pengemas fleksibel termasuk
blister dan strip obat padat, juga untuk industri makanan, agrokimia, dan industri
kosmetik. Bahan pengemasan sekunder seperti dus, corg box, dan master box
disuplai oleh PT. Kageo, sedangkan sebagian kecil kemasan lain (kemasan primer
tertentu) masih bergantung pada produk impor. PT. Kalbe Farma, Tbk mulai
menerapkan metode perjanjian lisensi dengan beberapa perusahaan farmasi dunia
seperti Pharmacia Corporation, Bristol-Myers Squibb, Daiichi Pharmaceutical,
Fujisawa Pharmaceutical, dan Pfizer, Inc.
PT Kalbe Farma Tbk. dan anak perusahaannya telah menyelesaikan
perencanaan strategis secara menyeluruh untuk periode tahun 2000-2002 pada
II-4
bulan September 2000. Secara umum dapat dijelaskan bahwa usaha farmasi akan
difokuskan pada kategori obat tertentu melalui unit usaha tertentu, seperti induk
perusahaan PT Kalbe Farma Tbk. akan berkonsentrasi pada bidang
kardiovaskular, onkologi, anti infeksi, saluran pencernaan, dan susunan saraf
pusat; Baxter Kalbe akan terfokus pada kebutuhan rumah sakit; induk Dankos
akan terfokus pada bidang saluran pernafasan, saluran pencernaan, kulit dan anti
infeksi; Bintang Toedjoe dan Saka Farma akan terfokus pada obat OTC; dan
Hexpharm akan terfokus pada obat generik dan obat kombinasi sederhana.
Pada tahun 2000, PT. Kalbe Farma, Tbk memiliki sekitar 1.400 tenaga
pemasaran yang tersebar di 52 cabang perwakilan dan memiliki tugas melayani
kebutuhan di seluruh provinsi di Indonesia sehingga dapat memungkinkan PT.
Kalbe Farma, Tbk menguasai target pasar sekitar 12,8% dari total pasar farmasi
Indonesia. Pada saat ini PT. Kalbe Farma, Tbk telah memasuki 28 negara
termasuk empat kantor perwakilan Kalbe di Srilanka, Malaysia, Myanmar,
Vietnam, dan Afrika Selatan yang menyumbangkan 9% dari penjualan tahunan.
Pasar internasional utama berasal dari Nigeria, Malaysia, Singapura, Srilanka,
Myanmar, Afrika Selatan, dan Zimbabwe.
Di akhir tahun 2004, PT. Kalbe Farma, Tbk berhasil melakukan integrasi
sertifikat ISO 9001 (Sistem Manajemen Mutu) versi 2000, sertifikat ISO 14001
(Sistem Manajemen Lingkungan), dan OHSAS 18001/SMK3 (Sistem Manajemen
Kesehatan dan Keselamatan Kerja) setelah menyelesaikan audit ketiga sistem
tersebut secara bersamaan pada bulan Oktober 2004.
Pada bulan November 2005, PT. Kalbe Farma, Tbk. melakukan
penggabungan tiga perusahaan yaitu PT Enseval Putra Megatrading, PT Dankos
Laboratories, Tbk., dan PT. Kalbe Farma, Tbk. Alasan dan tujuan dilakukannya
kebijakan penggabungan tiga perusahaan tersebut agar secara operasional kinerja
perusahaan menjadi lebih efisien, hemat dalam pembiayaan perusahaan, daya tarik
II-5
terhadap investor lebih besar, dan peluang akses kepada lembaga pendanaan juga
lebih besar.
Pada tahun 2006, PT. Kalbe Farma, Tbk. berhasil mencatat laba bersih
sebesar Rp 677 miliar atau bertumbuh sebesar 8,06% jika dibandingkan dengan
laba bersih tahun 2005 sebesar Rp 626 miliar. Pada bulan Maret 2007, PT. Kalbe
Farma, Tbk. melakukan perubahan logo perusahaan, dengan tag line yang baru
yaitu ilmu pengetahuan untuk memperkaya kehidupan (Life Enriching Science).
Logo perusahaan yang baru dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 2.1 Logo Kalbe Farma
Produk-produk OTC yang dihasilkan oleh PT. Kalbe Farma, Tbk. dan
anak perusahaannya antara lain adalah produk-produk seperti Cerebrofort,
Cerebrovit, Procold, Neo-Entrostop, Kalpanax, AD-Plex, Promag, Xon-
Ce, Woods, Handy Clean, Extra Joss, Irex, Waisan, Puyer No.16, Fiber,
Fatigon, Mixadin, Mixagrip, Sakatonik ABC, Sakatonik ABG, Sakatonik
Liver, Sakatonik Ginseng, dan Flugan. Makanan kesehatan yang dihasilkan
PT. Kalbe Farma, Tbk. antara lain adalah Milna, Hepatisol, Peptisol, Femafit,
Chil Mil, dan masih banyak lagi produk kesehatan makanan yang dikelola oleh
PT. Sang Hyang Perkasa (SHP).
PT. Kalbe Farma, Tbk. memulai program Direct to Consumer sebagai
upaya untuk memberi layanan yang bernilai tambah bagi konsumen dalam meraih
tingkat kualitas hidup yang baik. Program Direct to Consumer merupakan
program untuk memberikan informasi tentang produk-produk Kalbe kepada
komunitas yang dilayani. Selain itu, kegiatan lain yang dilakukan adalah dengan
Gambar 2.1 Logo PT.Kalbe Farma, Tbk.
II-6
mengadakan seminar umum untuk meningkatkan kesadaran publik tentang pola
penyakit dan membangun databaseuntuk penggunaan obat bebas.
2.1.2 Visi dan Misi PerusahaanDalam menjalankan setiap kegiatannya, PT. Kalbe Farma, Tbk. senantiasa
bertujuan untuk memenuhi dan atau mencapai visi yang diterapkan perusahaan.
Visi dan misi PT. Kalbe Farma, Tbk. adalah sebagai berikut:
2.1.2.1 Visi PT. Kalbe Farma, Tbk.:
“Menjadi perusahaan yang dominan dalam bidang kesehatan di Indonesia
dan memiliki eksistensi di pasar global dengan merek dagang yang kuat,
didasarkan oleh manajemen, ilmu, dan teknologi yang unggul.”
2.1.2.2 Misi PT. Kalbe Farma, Tbk.:
“Meningkatkan kesehatan untuk kehidupan yang lebih baik”
Dalam mencapai visi dan misi, PT. Kalbe Farma, Tbk. mempunyaimotto:
“The Scientific Pursuit of Health for a Better Life”
(Mengabdikan ilmu untuk kesehatan dan kesejahteraan).
2.1.3 Lokasi dan BangunanPT. Kalbe Farma, Tbk. terletak di kawasan industri Delta Silicon, Jalan M.H.
Thamrin Blok A3-1, Lippo Cikarang, Bekasi 17550. Bangunan PT. Kalbe Farma,
Tbk. tersebut merupakan kantor pusat dengan total luas bangunan sekitar 41.027
m2 yang berdiri di atas lahan seluas 105.130 m2. Bangunan ini terdiri dari gedung
kantor, gedung produksi, teknik, gudang, dan sarana pendukung seperti
pengolahan limbah, lapangan parkir, koperasi, dan kantin. PT. Kalbe Farma, Tbk.
memiliki kantor pemasaran yang terletak di Gedung Enseval, Jalan Letjen
Suprapto, Cempaka Putih, Jakarta.
II-7
Bangunan PT. Kalbe Farma, Tbk. terdiri dari dua bagian, yaitu bangunan
kantor dan bangunan pabrik. Gedung kantor PT. Kalbe Farma, Tbk. terdiri dari 4
lantai yaitu:
A. Lantai I meliputi bagian HR Operasional Cikarang, bagian
Personalia dan Umum, Central Procurement, Central Production
Planning and Inventory Control, ruang perpustakaan, dan kantin.
B. Lantai I ½ meliputi bagian Audit, AHD, bagian Information of
Technology (IT) operasional Cikarang, dan Group Process
ImprovementCikarang.
C. Lantai II meliputi Departemen Akunting dan Keuangan (Finance
andAccounting Department), serta Departemen Keuangan
Pemasaran (MarketingFinance).
D. Lantai III meliputi Corporate Research and Development (R&D)
Operasional Cikarang dengan laboratorium Formulasi dan
laboratorium Analytical Development, Departemen Quality
Assurance/Quality Control (QA/QC)dengan laboratorium QC.
E. Lantai IV merupakan tempat penyimpanan sampel uji stabilitas.
Gedung produksi terdiri dari tiga lantai yang masing-masing lantai
dipisahkan oleh mezanin, yaitu ruang khusus untuk penempatan fasilitas utilitas
seperti penyedot udara atau air exhauster, pipa-pipa, kabel listrik, dan lain-lain.
II-8
Tiap lantai terdiri dari line-line produksi dengan jumlah total 9 line, yaitu line
1, 2, 4, 5, 6, 7, 8A, 8B, dan 9. Pembagian ruangan pada gedung produksi adalah
sebagai berikut:
A. Lantai dasar . Digunakan untuk ruang produksi line 9, gudang
alkohol, departemen teknik, dan ruang loker karyawan.
B. Lantai 1 . Digunakan untuk ruang produksi line 1, line 2, line 4,
line 5, gudang bahan baku dan wadah, gudang kemas, dan gudang
obat jadi.
C. Lantai 2 . Digunakan untuk ruang produksi line 6, line 7, line 8A,
dan line 8B.
Ruang produksi di PT. Kalbe Farma, Tbk., dicat dengan cat epoxy dengan
tujuan agar mudah dibersihkan. Ruangan dibuat melengkung (tidak memiliki
sudut) agar tidak menjadi tempat berkumpulnya debu. Jendela dibuat miring
dengan maksud agar mudah dibersihkan dan juga tidak menjadi tempat
berkumpulnya debu. Secara garis besar, ruangan produksi dibagi menjadi 3 area,
yaitu black area, grey area, dan white area dimana setiap area memiliki syarat
jumlah partikel tertentu dan tekanan udara yang berbeda untuk mencegah
terjadinya kontaminasi silang. Ruang tersebut adalah :
A. Black area
Area ini meliputi ruang kepala bagian, ruang kepala seksi (kasie), ruang
pengemas sekunder, koridor yang menghubungkan gudang obat jadi dan ruang
pengemas sekunder, ruang ganti pakaian untuk menuju ke grey area, dan ruang
buffer black. Perlengkapan yang digunakan di black area berupa baju dan celana
II-9
kerja berwarna putih (untuk bagian produksi), penutup kepala, dan sandal karet.
Area ini memiliki tekanan udara yang paling rendah.
B. Grey area
Area ini meliputi daerah-daerah yang berhubungan langsung dengan
proses produksi, seperti gudang timbang, koridor penghubung gudang timbang
dengan ruang proses produksi, ruang proses produksi, ruang pengemasan primer,
dan ruang buffer grey. Ruang buffer berfungsi untuk mencegah terjadinya
kontaminasi silang antara black area dan grey area. Karyawan yang akan masuk
ke daerah grey area harus masuk ke ruang ganti untuk merangkap pakaian
blackarea dengan pakaian grey area, baru kemudian masuk ke dalam ruang
buffer. Dari ruang buffer, karyawan baru diperbolehkan masuk ke daerah grey
area. Perlengkapan yang digunakan yaitu baju terusan (overall) dengan penutup
kepala, masker, sarung tangan (jika bersentuhan langsung dengan produk), ear
protector(untuk operator yang bekerja dengan mesin dengan tingkat kebisingan
yang tinggi), dan sepatu grey area. Jika memakai sandal maka harus mengenakan
shoescover disposableyang terbuat dari plastik. Tekanan di ruang ini lebih besar
dibanding black area.
C. White area
Area ini hanya terdapat di line 6, yang khusus memproduksi sediaan steril.
Yang termasuk dalam area ini yaitu: ruang buffer white, ruang ganti pakaian,
ruang air shower, dan ruang filling. Ruang buffer berfungsi untuk mencegah
kontaminasi silang antara grey area dan white area. Di ruang ganti pakaian,
karyawan akan merangkap pakaian grey area dengan pakaian white area, yang
berupa baju overall bebas serat dengan penutup kepala, sarung tangan, masker,
kacamata (goggle), dan sepatu khusus white area. Area ini dilengkapi dengan
HEPA filteruntuk menyaring udara sehingga jumlah partikel, ukuran partikel, dan
II-10
jumlah bakteri sesuai dengan persyaratan. Tekanan udara di area ini paling besar
dibanding area yang lain.
2.1.4 Struktur OrganisasiStruktur organisasi PT. Kalbe Farma, Tbk. secara umum adalah :
Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT. Kalbe Farma, Tbk
Selain departemen yang berada di bawah Site Head seperti pada gambar
2.2, ada pula departemen yang berada di bawah corporate, yaitu Departemen
Research and Development (R&D), Production Planning and Inventory Control
(PPIC), dan Central Procurement
Departemen Quality Assurance (QA)
Quality Assurance (QA) adalah departemen yang menjamin mutu produk
yang dihasilkan dengan memperhatikan seluruh aspek yang berpengaruh pada
kualitas produk baik secara langsung maupun tidak langsung, mulai dari personel
II-11
yang terlibat, material, mesin, proses hingga lingkungan, dengan tujuan akhir agar
diperoleh produk yang bersifat “built in quality” yaitu kualitas atau mutu dibentuk
ke dalam produk selama keseluruhan tahap proses pembuatan dan pada akhirnya
dapat memenuhi kepuasan konsumen. Departemen QA dipimpin oleh seorang QA
manager yang bertanggung jawab langsung kepada Site Head. Secara umum QA
dibagi menjadi lima kelompok besar yaitu Quality Control (QC),
QualityMonitoring (QM), Validasi dan Change Control.
Quality Contol Quality
Monitoring
Validation Change Control
Quality Assurance
Bahan Baku
Calibration and
Qualification
Post Marketing
Batch Record
Evaluation
Wadah dan
Kemasn
Obat Jadi
Cleaning Validation
Facility and Utility
Validation
Process Validation
Audit ProcessMikrobiologiAnnual Production
Riview
Computer Validation
Gambar 2.3 Struktur Organisasi Departemen Quality Assurance
II-12
Quality Monitoring
Quality Monitoring bertanggung jawab terhadap kegiatan monitor kualitas
produk, meliputi Audit Proses, Kalibrasi dan Kualifikasi, EBR (Evaluasi
BatchRecord) dan Post Marketing (PM).
Kalibrasi dan Kualifikasi
Kalibrasi adalah serangkaian tindakan untuk menentukan tingkat kesamaan
nilai yang diperoleh dari sebuah alat atau sistem ukur yang direpresentasikan dari
pengukuran bahan dan membandingkannya dengan nilai yang telah diketahui dari
suatu acuan standar internasionalyang lebih tinggi. Tujuan dilakukan kalibrasi
untuk memastikan semua peralatan yang digunakan untuk pengukuran selalu
terkalibrasi dan memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan sehingga menjamin
ketelitian pengukuran berada dalam batas yang diijinkan. Sebagai parameter
digunakan suatu kalibrator yang spesifik untuk setiap instrumen.
Quality
Monitorin
Audit Proses
Kalibrasi dan
Evaluasi Batch
Post Marketing
-Complain
Gambar 2.4 Stuktur Organisasi Quality Monitoring
Cikarang Site Head Cikarang Site Head
Enginer SR. Manager
Utility Building Maintenance Maintenance
Mechanic Service Svp
Electric Service Spv
Maintenance Engineer
Workshop Engineer
Building Maintenance Coordinator
Buinding Svp
Environment Spv
Utility Svp General Utility
Utility Spv Air Handling
Utility Enginer
Maintenace Planer
Technician
Technician
Technician
Technician
Technician
Technician
TechnicianEnginer SR. Manager
Technician
Technician
TechnicianTechnician
II-13
Dan berikut adalah struktur organisasi Departemen Teknik PT. Kalbe
Farma, Tbk :
Gambar 2.5 Struktur Organisasi Departement Teknik PT. KALBE
FARMA, Tbk
II-14
2.2 Penerapan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB)
PT. Kalbe Farma, Tbk merupakan salah satu industri farmasiyang bergerak
dalam bidang pelayanan kesehatan di Indonesia yang memiliki komitmen untuk
membantu masyarakat mewujudkan kesehatan dan kehidupan yang lebih baik.
Hal ini diwujudkan dengan memproduksi produk-produk yang terjamin
kualitasnya sehingga tidak membahayakan masyarakat. Dalam mewujudkan
komitmennya, PT Kalbe Farma, Tbk telah menerapkan Cara Pembuatan Obat
yang Baik (CPOB) dalam setiap aspek pembuatan obat. CPOB merupakan suatu
petunjuk yang bersifat dinamis, artinya mengikuti perkembangan jaman dan
kemajuan teknologi dengan kriteria kualifikasi yang terus berubah. Tujuan CPOB
adalah untuk menjamin bahwa setiap produk obat yang dibuat sesuai dengan
persyaratan mutu yang telah ditentukan menyangkut seluruh proses produksi dan
pengendalian mutu obat. Pengendalian dan pemantauan mutu dalam pembuatan
obat harus dilakukan secara cermat dan menjadi tanggung jawab semua pihak.
Pedoman CPOB ditetapkan oleh Menteri Kesehatan dalam Surat Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 43/Menkes/SK/II/1988 dan Petunjuk
Operasional Penerapan CPOB yang ditetapkan dalam Keputusan Direktur
Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan No. 05410A/A/SK/1989.
Jaminan kualitas produk PT. Kalbe Farma, Tbk telah diakui melalui
berbagai standar Internasional antara lain dengan diperolehnya sertifikat ISO 9001
(2001) untuk sistem managemen, sertifikat ISO 14001 untuk jaminan terhadap
sistem lingkungan, dan sertifikat OHSAS 18001/SMK3 untuk jaminan Kesehatan
dan Keselamatan Kerja (K3).
CPOB merupakan petunjuk yang meliputi segala aspek produksi dan
pengendalian mutu. Aspek-aspek dari CPOB adalah : personalia, bangunan,
peralatan, sanitasi dan higiene, produksi, pengawasan mutu, inspeksi diri,
penanganan keluhan terhadap obat (product complain), penarikan kembali obat
(product re-call), produk kembalian dan dokumentasi.
II-15
2.2.1 Ketentuan Umum
Ketentuan umum dalam CPOB menyangkut seluruh aspek produksi dan
pengendalian mutu. Tujuannya adalah untuk menjamin bahwa produk obat selalu
dibuat secara konsisten, terkendali dan memenuhi persyaratan mutu yang telah
ditentukan sesuai dengan penggunaannya.
Ada 4 landasan umum dalam CPOB :
a. CPOB menjadi pedoman dalam memastikan sifat dan mutu obat yang
dihasilkan sesuai dengan yang dikehendaki.
b. Pengawasan secara menyeluruh ketika pembuatan obat menjadi sangat esensial
untuk menjamin bahwa konsumen menerima obat yang bermutu tinggi.
Pembuatan obat secara sembarangan tidak dibenarkan.
c. Suatu obat tidak hanya cukup sekedar lulus dari serangkaian pengujian, tetapi
yang menjadi sangat penting adalah mutu harus dibentuk ke dalam produk. Mutu
obat tergantung pada bahan awal, proses pembuatan dan pengawasan mutu,
bangunan, peralatan dan personalia yang terlibat dalam pembuatan obat.
d. Penjaminan mutu suatu obat tidak boleh mengandalkan hanya pada penguji
tertentu saja. Semua obat hendaklah dibuat dalam kondisi yang dikendalikan dan
dipantau dengan cermat.
II-16
2.3 KepegawaianKepegawaian di PT. KALBE FARMA, Tbk. Menyangkut segala hal yang
berhubungan dengan para pegawai. Hal-hal yang menyangkut tentang
kepegawaian, antara lain :
2.3.1 Kesejahteraan Pegawai
Untuk meningkatkan kesejahteraan para karyawan tetap maupun karyawan
kontrak ,PT. KALBE FARMA, Tbk. Memberika berbagai fasilitas kepada
karyawannya. Diantaranya sarana kesehatan berupa kotak P3K dan ruangan
khusus utuk menampung karyawan yang sakit juga kecelakaan yang didalamnya
sudah ada Dokter khusus yang menangani pasien, uang pengganti transport (ini
hanya duberikan kepada karyawan Departemen Teknik karyawan tetap maupun
kontrak), jaminan kesehatan tenaga kerja (karyawan tetap) dan makan siang yang
dilakukan setiap hari di kantin PT. KALBE FARMA, Tbk. Yang dibagi dalam 3
kloter yaitu pukul 11.30, 12.00 dan 12.30 (untuk kontraktor) untuk sift 1
sedangkan untuk sift 2 dilakukan 1 kali makan malam yaitu pukul 18.00 dan
untuk sift 3 yaitu pukul 01.00 dini hari.
Adapun untuk upah karyawan Departemen Teknik yang diberikan setiap
akhir bulannya, yaitu Rp. 1.250.000 untuk UMR dan di tambah dari uang penganti
transport yang diberikan setiap pembagian gaji sebesar Rp. 19.000 per hari, jika
dalam 1 bulan terdapat 20 hari waktu kerja maka uang pengganti transport yang
didapat pegawai yaitu Rp. 380.000 juga ditambah lagi uang lembur, jika karyawan
bersangkutan melakukan kerja lembur yang besarnya 75.000 per hari. Sehingga
upah yang diterima tiap bulannya yaitu Rp. 1.630.000 + uang lembur.
Perusahaan akan meninjau prestasi kerja dan kemampuan kerja karyawan
serta upah secara berkala dan hal ini akan dilakukan sekurang-kurangnya sekali
II-17
dalam 1 tahun. Kenaikan upah akan ditetapkan berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan sebagai berikut:
A. Kenaikan umum, yang didasarkan atas persaingan dalam bursa
tenaga kerja dengan mempertimbangkan biaya hidup, keadaan
perusahaan dan kemampuan untuk membayar.
B. Gaji terendah yang diberikan pada karyawan tidak dibawah
ketentuan Upah Minimum Regional (UMR) yang berlaku.
Selain fasilitas yang diberikan PT. KALBE FARMA, Tbk yang tercantum
diatas perusahaan ini juga menberikan THR (Tunjangan Hari Raya). THR ini
diberikan kepada seluruh karyawan yang telah bekerja lebih dari 3 bulan jumlah
dan waktu pembayaran di putuskan oleh pihak perusahaan sesuai dengan
Peraturan Perpajakan yang berlaku.
2.3.2 Waktu KerjaWaktu kerja yang berlaku di PT. KALBE FARMA, Tbk. Ini dibagi dalam
3 Sift. Untuk sift 1 waktu kerjanya adalah pukul 07.00 dan keluar pukul 15.30
dengan istirahat selama 30 menit yang didisi dengan acara makan di kantin yang
makananya sudah disediakan oleh pihak perusahaan. Sedangkan untuk sift 2
waktu kerjanya dimulai dari pukul 15.15 dan keluar pukul 22.00 dengan waktu
istirahat 30 menit dan untuk sift 3 dimulai dari pukul 21.45 dan keluar pukul
07.15 dengan waktu istirahat 30 menit juga, sift 3 ini juga dimasukan kedalam
katagori lembur.
Adapun hari kerjanya para pegawai yaitu 5 hari dalam 1 minggu yang
dihitung dari senin-jumat, dan untuk mengisi kekosongan teknisi pada hari sabtu
dan minggu maka diberlakukan fleksi, yaitu meliburkan karyawan pada hari kerja
dan menggantinya pada hari diluar hari kerja, juga ada sebagian kayawan yang
bekerja pada hari minggu-kamis tergantung kebijakan dari pihak perusahaan.
II-18
2.3.3 Cuti dan Perizinan Sakit1 Pada dasarnya untuk karyawan yang telah bekerja selama lebih dari 1
tahun diberi keleluasaan untuk cuti yang diberikan yang diberikan oleh
perusahaan yaitu 12 hari dalam setahun. Penggunaan cuti ini seutuhnya
diserahkan kepada pegawai yang bersangkutan.
2 Pada prinsipnya perusahaan hanya memperkerjakan karyawan yang sehat.
Bagi karyawan yang sakit, perusahaan akan memberikan izin tidak masuk
untuk kerja untuk karyawan tersebut
3 Dalam hal seorang karyawan sakit, maka karyawan yang bersangkutan
harus memberitahuan ketidakhadirannya ke tempat kerja secara tertulis
dan harus disertai dengan surat keterangan dari dokter.
2.3.4 Disiplin KerjaSetiap karyawan yang bekerja di PT. KALBE FARMA, Tbk harus
mematuhi peraturan yang ada. yang bertujuan untuk meningkatkan etos kerja dan
disiplin kerja karyawan serta untuk meningkatkan mutu dan kualitas perusahaan
itu sendiri. Apabila karyawan melanggar peraturan yang telah diberlakukan, maka
keryawan tersebut akan mendapatkan sanksi yang telah ditentukan, adapun
peraturannya antara lain :
1 Setiap karyawan wajib datang sebelum jam kerja dimulai sesuai dengan
sift yang telah ditentukan dan melakukan absensi dengan cara
menempelkan kartu karyawan yang telah diberikan oleh pihak perusahaan
pada alat absensi yang telah tersedia kemudian tempelkan sidik jari pada
sensor yang terdapat di alat absensi, maka nama pemilik sidik jari tersebut
akan muncul pada display dan telah terabsen
II-19
2 Setiap karyawan wajib berpakaian rapi dan bersih pada saat datang ke
arael perusahaan dan khusus pada hari senin karyawan disarankan
memakai pakaian yang berbahan tradisional sebagai wujud keperdulian
perusahaan pada kelestarian budaya Indonesia.
3 Di PT. KALBE FARMA, Tbk Secara garis besar, ruangan produksi dibagi
menjadi 3 area, yaitu black area, grey area, dan white area dimana setiap
area memiliki syarat jumlah partikel tertentu dan tekanan udara yang
berbeda untuk mencegah terjadinya kontaminasi silang. Ruang tersebut
adalah :
1 Black area
Area ini meliputi ruang kepala bagian, ruang kepala seksi (kasie),
ruang pengemas sekunder, koridor yang menghubungkan gudang obat
jadi dan ruang pengemas sekunder, ruang ganti pakaian untuk menuju
ke grey area, dan ruang buffer black. Perlengkapan yang digunakan di
black area berupa baju dan celana kerja berwarna putih (untuk bagian
produksi), penutup kepala, dan sandal karet. Area ini memiliki tekanan
udara yang paling rendah.
2 Grey area
Area ini meliputi daerah-daerah yang berhubungan langsung
dengan proses produksi, seperti gudang timbang, koridor penghubung
gudang timbang dengan ruang proses produksi, ruang proses produksi,
ruang pengemasan primer, dan ruang buffer grey. Ruang buffer
berfungsi untuk mencegah terjadinya kontaminasi silang antara black
area dan grey area. Karyawan yang akan masuk ke daerah grey area
harus masuk ke ruang ganti untuk merangkap pakaian black area
dengan pakaian grey area, baru kemudian masuk ke dalam ruang
buffer. Dari ruang buffer, karyawan baru diperbolehkan masuk ke
daerah grey area. Perlengkapan yang digunakan yaitu baju terusan
II-20
(overall)dengan penutup kepala, masker, sarung tangan (jika
bersentuhan langsung dengan produk), ear protector (untuk operator
yang bekerja dengan mesin dengan tingkat kebisingan yang tinggi),
dan sepatu grey area. Jika memakai sandal maka harus mengenakan
shoes cover disposable yang terbuat dari plastik. Tekanan di ruang ini
lebih besar dibanding black area.
3 White area
Area ini hanya terdapat di line 6, yang khusus memproduksi
sediaan steril. Yang termasuk dalam area ini yaitu: ruang buffer white,
ruang ganti pakaian, ruang air shower, dan ruang filling. Ruang buffer
berfungsi untuk mencegah kontaminasi silang antara grey area dan
white area. Di ruang ganti pakaian, karyawan akan merangkap pakaian
grey area dengan pakaian white area, yang berupa baju overall bebas
serat dengan penutup kepala, sarung tangan, masker, kacamata
(goggle), dan sepatu khusus white area. Area ini dilengkapi dengan
HEPA filter untuk menyaring udara sehingga jumlah partikel, ukuran
partikel, dan jumlah bakteri sesuai dengan persyaratan. Tekanan udara
di area ini paling besar dibanding area yang lain.
Maka untuk menjaga kualitas dari produk obat yang diproduksi karyawan
yang keluar masuk pada area-area yang disebutkan diatas karyawan
maupun tamu yang berkunjung harus memakai pakaian dan perlengkapan
yang disebutkan diatas.
1 Setiap karyawan harus merawat dengan baik barang-barang maupun peralatan
kerja milik perusahaan
2 Setiap karyawan wajib melaporkan pekerjaan yang telah dikerjakan
II-21
3 Setiap karyawan wajib mematuhi seluruh petunjuk atau intruksi atasannya
atau pimpinan perusahaan yang berwenang memberikan petunjuk atau
intruksi tersebut
4 Seluruh karyawan PT. KALBE FARMA, Tbk memiliki tanggung jawab yang
sama dalam pemeliharaan kebersihan dan kenyamanan tempat kerja.
5 Dlam lingkungan kerja tidak diperbolehkan merokok dan makan selama jam
kerja kecuali pada saat istirahat.
6 Tidak diperbolehkan membawa Hand Phone, tas, makanan, minuman ataupun
benda lain ke dalam area perusahaan.
7 Pada saat akan memasuki area perusahaan mulai masuk dari gerbang
karyawan tidak diperbolehkan memakai sandal tetapi harus bersepatu rapi.
8 Selama bekerja di are Hot Work yaitu area kerja yang berpotensi memercikan
api ataupun sampai ledakan, seperti peralatan las, pengeboran ataupun
pekerjaan lainnya harus memakai Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai
dengan pekerjaan, seperti safety shoes, ear protector, kaca mata las dan
sebagainya.
9 Jika memasuki area gudang, baik gudang bahan baku maupun gudang bahan
jadi karyawan harus memakai helm yang tersedia. Khusus karyawan gudang
telah memiliki helm tersendiri sedangkan untuk karyawan lainnya jika
memasuki area gudang harus meminjam helm tamu ke bagian kasie atau ke
karyawan yang bekerja di gudang.
10 Jika akan masuk ke area Mezzanin yaitu yaitu ruang khusus untuk
penempatan fasilitas utilitas seperti penyedot udara atau air exhauster, pipa-
pipa, kabel listrik, dan lain-lain. Tiap lantai terdiri dari line-line produksi
dengan jumlah total 9 line, yaitu line 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8A, 8B, dan 9, maka
orang yang bersangkutan harus meminta izin terlebih dahulu kepada
karyawan Departemen Teknik yang bertanggung jawab atas kunci area
Mezzanin.
II-22
11 Jika karyawan Departement Teknik akan menggunakan alat untuk bekerja
maka karyawan tersebut harus meminjam dulu alat tersebut ke bagian
penyimpanan alat dan bahan baku. Yang harus disertai WI (Work Intruction)
yaitu perintah kerja yang diberikan supervisor kepada karyawan yang
bersangkutan berupa selembar kertas yang berisi perintah kerja, lokasi kerja,
masalah yang harus diatasi dan lembar isian cara penaggulangan pekerjaan.
BAB III
KEGIATAN KERJA PRAKTEK
3.1 Pelaksanaan Kerja PraktekPelaksanaan kerja praktek dibagi menjadi beberapa tahap kegiatan yang
dilakukan, berikut adalah flow chart pelaksanaan kerja praktek yang dilakukan:
III-1
Attitude Training
MULAI
Initial Training
Pembagian Tugas
Mulai Bekerja
Perencanaan Alat
Studi lapangan
Presentasi Hasil Rancang Bangun
SELESAI
Gambar 3.1 Flow Chart Pelaksanaan Kerja Praktek
III-2
3.2 Attitude Training
Merupakan pelatihan bagi tamu pegawai baru atau mahasiswa yang mempunyai kepentingan pendidikan seperti PKL (Praktek Kerja Lapangan), yang menjelaskan tentang attitude keselamatan dan kesehatan kerja (K3), ruang dan jalur evakuasi di dalam kawasan PT. KALBE FARMA Tbk.
Penjelasan K3 meliputi pakaian yang harus dikenakan ketika memasuki kawasan dengan kode area ( white, grey dan black) produksi. Oleh karena itu setiap perpindahan areadiharuskan menggunakan peralatan K3 yang telah ditetapkan dan dibiasakan mencuci tangan setiap sebelum dan sesudah memasuki kawasan bekerja.
3.3 Initial Training
Merupakan pelatihan yang bertujuan untuk menjelaskan sejarah dan latar belakang didirikannya PT. KALBE FARMA, Tbk, memaparkan tentang Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB), Prosedur Tetap (PROTAP), Work Instruction (WI), pengemasan, hazard yang ada di area kerja, dan tugas dari setiap bagian-bagian yang ada di PT. KALBE FARMA, Tbk. Bagi peserta yang berstatus pegawai baru dan pegawai outsourcing diadakan testdan jika skornya tidak memenuhi passing grade, maka tidak bisa lulus ke test selanjutnya. Sedangkan bagi peserta yang berstatus siswa/mahasiswa PKL tidak diwajibkan untuk mengikuti test tesebut.
3.4 Pembagian Tugas
Dikarenakan jumlah peserta PKL dari kampus Politeknik Negeri Bandung jumlahnya lebih dari satu, maka diadakan pembagian tugas dengan tujuan agar pada saat melakukan pekerjaan tidak menumpuk dan efektif.Pembagian tugas dilakukan oleh pembimbing dan setiap tugas memiliki mentor. Para mentor tersebut telah memiliki tanggung jawab terhadap unit produksi, dari 9 line yang ada mereka bertanggung jawab atas kerusakan atau complain terhadap alat produksi. Pembagian tugas disini meliputi pekerjaan bagian maintenance dan bagian workshop (produksi dan repair). Maintenance adalah tindakan pengecekan, penjagaan dan mempertahankan kondisi dari suatu fasilitas yang bertujuan untuk mempertahankan fungsi dan kinerja dari suatu fasilitas. Tetapi peserta PKL yang mendapatkan tugas di bagian ini mendapat tugas pembuatan module mesin stripping walter siebler dan mesin blister uhlman. Dan kelompok kami mendapat tugas pokok membuat modul, mengerjakan proses produksi, repair dan rancang bangun di bagian workshop dengan mentor Bapak Yoseph.
III-3
Pada kegiatan produksi, pekerjaan ini dilakukan setiap hari untuk memproduksi benda-benda yang sering dan banyak digunakan di mesin maupun barang lainnya yang dibutuhkan. Dalam hal ini kegiatan yang kami lakukan adalah pembuatan seal teflon. Sedangkan Repair adalah tindakan perbaikan yang dilakukan terhadap suatu mesin yang mengalami kerusakan. tindakan perbaikan yang kami lakukan adalah perbaikan terhadap mesin vacum simar yang mengalami kerusakan.
Bukan hanya pekerjaan produksi dan repair, workshop teknik di PT. Kalbe Farma Tbk. juga mengerjakan permintaan pembuatan part atau benda-benda yang dibutuhkan oleh pekerja di PT. Kalbe Farma Tbk.
3.5 Pengerjaan Modul
Saat pembagian tugas disini kami ditugasi untuk membuat modul mesin-mesin perkakas. Metode pengumulan data yang kami lakukan dengan bertanya langsung kepada mentor-mentor yang ada dan membaca buku protap (prosedur tetap). Modul-modul yang kami buat selama kerja praktek adalah :
3.5.1 Mesin Las SMAW dan GTAW
A. Mesin Las SMAW
SMAW (Shield Metal Arc Welding) atau las listrik adalah suatu proses penyambungan dua keping logam atau lebih, dilakukan pada logam yang sama atau pada logam yang tidak sama (similar metal or dissimilar metal) menjadi suatu sambungan yang tetap (permanen), dengan menggunakan sumber panas listrik dan bahan tambah/pengisi berupa elektroda terbungkus.
Swicth ON / OFF
Handle Pengatur Arus
Pengukur Arus
Gambar 3.2 Mesin Las Listrik
III-4
B. Mesin Las GTAW
TIG adalah singkatan dari Tungsten Inert Gas, disebut juga GTAW (Gas Tungsten Arc Welding) atau pengelasan busur Wolfram Pelindung Gas. GTAW ialah proses pengelasan busur listrik elektroda tidak terumpan, dengan menggunakan gas mulia sebagai pelindung terhadap pengaruh udara luar terhadap proses pengelasan. Las busur gas adalah cara pengelasan dimana gas dihembuskan ke daerah las untuk melindungi busur dan logam yang mencair terhadap atmosfir. Gas yang digunakan sebagai pelindung adalah gas Helium (He), gas Argon (Ar), gas Karbondioksida (CO2) atau campuran dari gas-gas tersebut. Las busur gas biasanya dibagi dalam dua kelompok besar yaitu kelompok elektroda tak terumpan dan kelompok elektroda terumpan.Kelompok elektroda tak terumpan menggunakan batang Wolfram sebagai elektroda yang dapat menghasilkan busur listrik tanpa turut mencair.Sedangkan kelompok elektroda terumpan sebagai elektrodanya digunakan kawat las.
Mesin Las Argon Mesin Las Argon Portable
Gambar 3.3 Mesin Las Argon
3.5.2 Kerja Bangku
Kegiatan Kerja Bangku Meliputi :A. Mengikir
Mengikir adalah suatu pekerjaan dalam proses pengikiran/pemotongan permukaan benda kerja oleh gigi-gigi kikir.
III-5
B. Mengebor
Mengebor adalah suatu pekerjaan dalam proses melubangi atau menghaluskan lubang pada benda kerja menggunakan mesin bor.
Gambar 3.5 Mesin Bor Duduk
C. Menggergaji
Menggergaji adalah suatu proses pemotongan benda kerja dengan menggunakan gergaji.
Gambar 1. Macam-Macam Bentuk Kikir
Gambar 2. Macam-Macam Permukaan Kikir
Gambar 3.4 Macam-Macam Bentuk dan Permukaan Kikir
III-6
Gambar 3.6 Gergaji Tangan
D. Mengetap
Mengetap adalah proses pembuatan ulir dalam pada benda kerja secara manual menggunakan tap.
3.5.3 Kerja Pelat
Kerja Pelat adalah pengerjaan membentuk dan menyambung logam lembaran (plat) sehingga sesuai dengan bentuk dan ukuran yang sudah direncanakan. Pengerjaan plat dapat dilakukan dengan menggunakan keterampilan tangan, mesin, atau perpaduan dari keduanya, yang meliputi macam-macam pengerjaan, diantaranya adalah menggunting, melukis, melipat, melubangi, meregang, pengawatan, mengalur, menyambung, dan lain-lain.
Gambar 3.7 Mesin Penekuk Pelat
III-7
3.6 Pengerjaan Proses Produksi
Pada workshop teknik di PT Kalbe FarmaTbk terdapat banyak mesin perkakas, tetapi pengerjaan kegiatan produksi yang kami lakukan di workshop teknik tersebut hanya dilakukan dengan menggunakan beberapa mesin perkakas produksi, yaitu mesin bubut.
1. Mesin BubutMesin bubut adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk
pemotongan benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian pahat disentuhkan/dikenakan dan digerakan secara translasi sejajar dengan sumbu benda kerja.
Pengerjaan yang kami lakukan dengan menggunakan mesin bubut adalah:
A. Valprobe
Valprobe adalah suatu benda yang terbuat dari bahan stainless steel yang sangat kuat.. Fungsi dari valproe ini adalah untuk mengukur berapa banyak bahan dasar obat yang akan dicampurkan dengan bahan lainnya.
Cara pengerjaan Valprobe yaitu sebagai berikut :
1. Siapkan bahan yang akan dipakai dan pasangkan bahan tersebut pada
mesin bubut.
2. Buat ukuran diameter luar ukuran 46 (mm), diameter dalam 41.3
(mm) dan tinggi 76 (mm) dengan toleransi + 0 / - 0.1 (mm) secara
Gambar 3.8 Mesin Bubut
III-8
otomatis menggunakan pahat rata kanan dan dengan mengatur spindle
kecepatan pemakanan otomatis dengan kode AEV1X
Gambar 3. 9 Tabel dan Spindle Kecepatan Pemakanan Otomatis
3. Bor dengan Ø10, Ø16, Ø32 sedalam 73 (mm)
4. Lalu lakukan pemakanan hingga berdiameter 41.3 (mm) dengan
menggunakan pahat bubut dalam.
5. Miringkan tool post 45˚ untuk membuat champer.
6. Pasang pahat potong untuk memotong benda kerja sepanjang 76 (mm)
Gambar 3. 10 Valprobe
B. Seal Teflon
Pengerjaan yang kami lakukan dengan menggunakan mesin bubut adalah Seal Teflon.
Seal teflon adalah suatu benda yang terbuat dari bahan teflon/sintetik yang sangat kuat, umumnya berwarna putih. Seal teflon yaitu seal pada piston filling prodak serebrovot Kalbe Farma,digunakan pada mesin (elemech). Fungsi dari seal
III-9
teflon ini adalah untuk menjaga kotoran dan material lain masuk ke sistem dan menjaga komponen agar tidak cepat rusak.
Cara pengerjaan seal teflon adalah sebagai berikut :
1. Siapkan bahan yang berupa teflon yang sudah tersedia dan pasangkan
pada mesin bubut.
2. Buat ukuran diameter luar ukuran 42 (mm) dengan toleransi + 0 / -
0.05 (mm) secara otomatis menggunakan pahat rata kanan dan dengan
mengatur spindle kecepatan pemakanan otomatis dengan kode
AEV1X
Gambar 3. 11 Tabel dan Spindle Kecepatan Pemakanan Otomatis
3. Bor benda dengan bor Ø 36
4. Pasang pahat dalam dan miringkan tool post sebesar 230 dan lakukan
pemakanan sesuai dengan instruksi pembimbing.
Gambar 3. 12 Seal Teflon
Motor penggerakInstalasi listrik
BaseKincir 1
Kincir 2
kincir
Rumah Kincir
III-10
3.7 Repair
Pada kegiatan repair/perbaikan, disini kami hanya memperbaiki satu mesin yang rusak, yaitu mesin vacum simar. Mesin ini digunakan untuk menghisap debu/serbuk promag yang berada di mesin (?). Cara kerja mesin ini yaitu listrik sebagai sumber yang menggerakan motor, dan motor menggerakan poros. Di poros tersebut terdapat kincir yang digunakan untuk menghisap serbuk tersebut.
Pada gambar dibawah ini terlihat kincir dan rumah kincir terdapat serbuk yang menempel berwarna hijau. Mesin tersebut tidak bisa berkerja karena banyaknya tumpukan serbuk hijau yang menempel di dinding-dinding bagian dalam mesin sehingga perputaran kincir menjadi pelan yang menyebabkan mesin tidak dapat bekerja maksimal. Tindakan perbaikan yang kami lakukan hanya membersikan kincir dan rumah kincir dari serbu serta mengganti bearing yang terdapat dibagian motor.
Gambar 3. 13 Mesin Vacum Simar
III-11
\Gambar 3. 14 Mesin Yang Dipenuhi Oleh Serbuk Hijau
Langkah-langkah perbaikann yang kami lakukan bersama pembimbing adalah :
1. Pembongkaran mesin dengan membuka base/ bagian bawah mesin.
2. Membuka bearing menggunakan tracker hidrolik
Gambar 3. 15 Bagian Bawah Mesin yang Sudah Dilepas Base-nya
3. Kemudian lepas pin yang digunakan untuk dudukan antara poros dan lobang
kincir.
4. Lepas rumah kincir 1 dan selanjutnya kincir 2.
5. Bersihkan dan hilangkan serbuk yang menempel pada kincir dan rumah kincir
kemudian keringkan.
6. Pada bagian motor, bearing dilepaskan menggunakan tracker hidrolik dan
mengganti dengan bearing baru.
bearing
III-12
7. Assembly kembali mesin dan pasang pada tempatnya.
Setelah di-assembly dan ditempatkan ke tempat semula, mesin dioperasikan dan mesin bekerja seperti semula.
3.8 Study Lapangan
Kami ditugaskan oleh pembimbing kami di bagian workshop untuk mengangkat sebuah judul untuk dipersentasikan pada akhir kerja praktek. Pembagiannya adalah satu orang mengangkat satu judul , lalu salah satu mentor kami menawarkan sebuah mesin roll pipa manual untuk dibuat, mesin roll pipa manual adalah sebuah mesin yang berfungsi untuk mengeroll/membending pipa secara manual untuk membantu proses pengerollan pipa dalam pekerjaan yang ada di Workshop.
3.9 Perencanaan Mesin Roll Pipa Manual3.9.1 Tujuan Pembuatan Alat
Mempermudah proses pengerolan pada pipa dengan menggu-
nakan mesin manual.
Menghasilkan produk roll yang diharapkan.
3.9.2 Rumusan Masalah
Ingin menghasilkan produk bending yang sama presisinya den-
gan mesin roll otomatis.
Mengetahui proses pengerollan secara manual menggunakan
mesin.
3.9.3 Batasan Masalah
Merencanakan mesin roll dengan radius roll pipa sesuai dengan
kebutuhan.
III-13
3.10 Perancangan Mesin Roll Pipa Manual3.10.1 Design Mesin Roll Pipa
Gambar 3.16 Desain Mesin Roll Pipa Manual
Keterangan Fungsi :
1. Pulley roll atas : untuk membentuk radius pipa yang dibutuhkan
2. Pulley roll kiri & kanan : untuk menahan pipa pada saat pengerollan
dan mendorong pipa bergerak secara horizontal.
3. Poros Dudukan Pulley : sebagai tempat dudukan pulley berputar.
4. Spindel : untuk menaikan atau menurukan pulley bagian atas
5. Dudukan Handle : sebagai tempat dudukan handle pemutar poros.
6. Handle Pemutar Poros : untuk memutarkan poros kanan & kiri
7. Dudukan Poros : sebagai penahan poros.
3.10.2 Mekanisme Kerja Mesin
Memasang pipa kedalam mesin roll bending dengan menempatkan
pipa pada roll penggerak dan penekan.
Putar handle yang menempel pada poros roll kanan searah jarum jam
(CW) atau berlawanan (CCW) agar poros bergerak.
III-14
Tuas penggerak naik turun diputar searah jarum jam (CW) sehingga
poros roll atas akan bergerak ke bawah sampai menekan pipa yang
akan d roll.
Untuk membuat pipa bisa menjadi radius yang diinginkan, maka 2
roll kanan dan kiri di putar mengayun-ayun kekanan dan kekiri
dengan mengayun-ayun handle pada poros roll kanan, sambil tuas
penggerak diputar kebawah sedikit demi sedikit.
Tuas penggerak naik turun berlawanan dengan arah jarum jam
(CCW) sampai pipa tidak tertekan oleh roll atas.
Pipa ditarik dan di keluarkan dari mesin roll.
Putar kembali tuas roll naik turun berlawanan arah jarum jam sampai
tuas tidak dapat diputar kembali.
3.10.3 Sistem Maintenance
Perawatan sebuah mesin merupakan hal yang penting untuk dilakukan, agar kondisi mesin dapat terjaga dan umur pemakaian mesin dapat berlangsung lebih lama. Maka sistem maintenance untuk mesin roll pipa yaitu :
Penggantian bearing jika bearing sudah mulai aus atau sudah
goyang.
Perggantian belt jika sudah mulai terasa slip pada saat memutarkan
pulley atau setiap ±50.000km.
Pelumasan pada ulir secara rutin.
Pelumasan pada bearing secara rutin.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 KesimpulanKesimpulan yang dapat diambil selama melakukan kegiatan kerja
praktek di PT. Kalbe Farma, Tbk adalah :
1. Mahasiswa dapat mengetahui dan merasakan secara nyata kondisi yang
terjadi di industri;
2. Mahasiswa memperoleh pengalaman nyata mengenai aktivitas kerja di PT.
Kalbe Farma, Tbk.
3. Mahasiswa dapat mempraktekan dan mengembangkan pengetahuan dasar
yang telah diperoleh di Politeknik Negeri Bandung, dalam hal ini adalah
proses produksi, perawatan dan perancangan alat.
4. Mahasiswa dapat bertukar informasi dan pengetahuan dengan karyawan
PT. Kalbe Farma, Tbk.
4.2 Saran4.2.1 Saran untuk POLBAN
1. Perlu adanya peningkatan kualitas dan kuantitas mutu pendidikan
bagi mahasiswa agar lebih siap menghadapi dunia kerja;
2. Perlu adanya pengawasan bagi mahasiswa dalam pelaksanaan kerja
praktek, hal ini dimaksudkan agar selama kegiatan kerja praktek
dapat berjalan lebih baik;
3. Perlu adanya penambahan waktu pelaksanaan kerja praktek agar
mahasiswa dapat melaksanakan kerja praktek lebih baik dan lebih
memahami pekerjaan yang dilakukan di industri, serta perusahaan
akan memberikan pengalaman kerja yang lebih kepada mahasiswa;
IV-1
IV-2
3.2.2 Saran untuk Perusahaan
1. Perlu adanya fasilitas loker untuk mahasiswa yang melakukan kerja
praktek seperti halnya yang didapat oleh karyawan perusahaan;
2. Kenyamanan lingkungan kerja perlu diperhatikan agar karyawan
semangat dan target kerja dapat terpenuhi;
3. Berikan kesempatan dan kepercayaan yang lebih dalam pekerjaan
kepada mahasiswa yang melakukan kerja praktek.
4. Kerja sama antara mahasiswa PKL dengan karyawan perlu
ditingkatkan agar tidak terjadinya kesalah pahaman selama proses
bekerja di PT. Kalbe Farma, Tbk.
DAFTAR PUSTAKA