laporan keuangan pt fast food indonesia...

29
LAPORAN KEUANGAN PT FAST FOOD INDONESIA TBK. Untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009

Upload: buitram

Post on 05-Feb-2018

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN KEUANGAN PT FAST FOOD INDONESIA TBK.akses.ksei.co.id/docs/quarter/2010/09/TW1/FAST/FAST_LK_TW_I_2010… · hubungan istimewa 2o,25 14.860 .787.950 ... Kebijakan akuntansi

LAPORAN KEUANGAN

PT FAST FOOD INDONESIA TBK.

Untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal

31 Maret 2010 dan 2009

Page 2: LAPORAN KEUANGAN PT FAST FOOD INDONESIA TBK.akses.ksei.co.id/docs/quarter/2010/09/TW1/FAST/FAST_LK_TW_I_2010… · hubungan istimewa 2o,25 14.860 .787.950 ... Kebijakan akuntansi

PT FAST FOOD INDONESIA TBK. LAPORAN KEUANGAN

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 Maret 2010 dan 2009

Daftar Isi Halaman Neraca ………………………………………..………………………………………………………………. 1-2 Laporan Laba Rugi ………….………………………………………………………………………………. 3 Laporan Perubahan Ekuitas ……..………....……..………..………………………………………………. 4 Laporan Arus Kas ….…….…….…….………………………………………………………………………. 5 Catatan atas Laporan Keuangan …………………………………………………………………………… 6-27

***************************

Page 3: LAPORAN KEUANGAN PT FAST FOOD INDONESIA TBK.akses.ksei.co.id/docs/quarter/2010/09/TW1/FAST/FAST_LK_TW_I_2010… · hubungan istimewa 2o,25 14.860 .787.950 ... Kebijakan akuntansi

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

1

PT FAST FOOD INDONESIA TBK. NERACA

31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam Rupiah Kecuali Disebutkan Lain)

Catatan 2010 2009

ASET Kas dan setara kas 2b,2j,3 343.885.842.043 202.498.833.913 Piutang 4 14.988.771.343 9.163.533.264 Persediaan 2c,5 96.988.565.638 78.290.191.476 Aset lancar lainnya 6 25.319.962.046 11.098.072.472

Jumlah Aset Lancar 481.183.141.070 301.050.631.125

ASET TIDAK LANCAR Piutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa 2o,25 14.860.787.950 12.179.267.806 Aset tetap – setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp182.602.804.162 pada tahun 2010 (2009: Rp156.779.858.090) 2e,2f,7 189.041.425.114 176.713.754.463 Biaya renovasi bangunan sewa - bersih 2g,8 191.380.665.347 143.313.948.797 Sewa jangka panjang dibayar di muka 2h,9 95.636.394.259 84.983.647.734 Biaya yang ditangguhkan - bersih 2i,10 46.465.990.309 44.418.749.542 Aset tidak lancar lainnya 11 22.494.027.650 15.530.440.111

Jumlah Aset Tidak Lancar 559.879.290.629 477.139.808.453

JUMLAH ASET 1.041.062.431.699 778.190.439.578

Page 4: LAPORAN KEUANGAN PT FAST FOOD INDONESIA TBK.akses.ksei.co.id/docs/quarter/2010/09/TW1/FAST/FAST_LK_TW_I_2010… · hubungan istimewa 2o,25 14.860 .787.950 ... Kebijakan akuntansi

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

2

PT FAST FOOD INDONESIA TBK. NERACA (lanjutan)

31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam Rupiah Kecuali Disebutkan Lain)

Catatan 2010 2009

KEWAJIBAN DAN EKUITAS

KEWAJIBAN LANCAR Hutang bank jangka pendek 12 - 3.253.078.759 Hutang usaha 13 Pihak ketiga 98.351.634.940 73.901.029.049 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 2o,25 18.019.833.012 12.033.333.216 Hutang lain-lain 14 Pihak ketiga 29.535.745.273 20.565.219.319 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 2o,25 12.600.198.860 5.972.520.660 Hutang pajak 2l,15a 52.709.956.256 32.445.587.906 Biaya masih harus dibayar 16 46.478.252.609 32.440.500.935 Uang muka yang diterima 17 15.780.986.903 15.382.721.536 Kewajiban sewa pembiayaan jatuh tempo dalam waktu satu tahun 2f,18 810.859.854 1.119.016.111 Kewajiban lancar lainnya 636.535.437 103.694.400

Jumlah Kewajiban Lancar 274.924.003.144 197.216.731.891

KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Kewajiban sewa pembiayaan, setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun 2f,18 1.376.889.556 691.043.375 Kewajiban pajak tangguhan - bersih 2l,15e 30.534.913.161 27.544.424.270 Kewajiban imbalan kerja 2q,19 54.614.193.877 40.230.606.529 Kewajiban tidak lancar lainnya 273.812.326 95.024.400

Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 86.799.808.920 68.561.098.574

JUMLAH KEWAJIBAN 361.723.812.064 265.777.830.465

EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp100 per saham Modal dasar, ditempatkan dan disetor penuh - 446.250.000 saham 20 44.625.000.000 44.625.000.000 Saldo laba Cadangan umum 21 5.221.693.428 3.969.013.548 Belum ditentukan penggunaannya 629.491.926.207 463.818.595.565

JUMLAH EKUITAS 679.338.619.635 512.412.609.113

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 1.041.062.431.699 778.190.439.578

Page 5: LAPORAN KEUANGAN PT FAST FOOD INDONESIA TBK.akses.ksei.co.id/docs/quarter/2010/09/TW1/FAST/FAST_LK_TW_I_2010… · hubungan istimewa 2o,25 14.860 .787.950 ... Kebijakan akuntansi

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

3

PT FAST FOOD INDONESIA TBK. LAPORAN LABA RUGI

Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam Rupiah Kecuali Disebutkan Lain)

Catatan 2010 2009

PENJUALAN 2k,22 652.774.046.912 510.209.244.147 BEBAN POKOK PENJUALAN 2k,23 283.632.491.494 209.294.093.047

LABA KOTOR 369.141.555.418 300.915.151.100

BEBAN USAHA 24 Penjualan dan pemasaran 272.034.725.826 215.667.845.308 Umum dan administrasi 54.534.533.401 52.735.601.965

Jumlah Beban Usaha 326.569.259.227 268.403.447.273

LABA USAHA 42.572.296.191 32.511.703.827

PENDAPATAN/(BEBAN) LAIN-LAIN Pendapatan bunga 2.944.676.728 2.774.809.643 Laba (rugi) selisih kurs 2j (334.665.202) 646.933.812 Beban bunga (95.730.971) (82.733.534) Lain-lain, bersih 7.540.174.907 4.552.708.778

Pendapatan Lain-lain, Bersih 10.054.455.462 7.891.718.699

LABA SEBELUM BEBAN PAJAK PENGHASILAN 52.626.751.653 40.403.422.526

BEBAN PAJAK PENGHASILAN 2l,15b Tahun berjalan 11.473.553.500 9.240.934.247 Tangguhan 920.111.065 1.295.077.361

Beban Pajak Penghasilan, Bersih 12.393.664.565 10.536.011.608

LABA BERSIH 40.233.087.088 29.867.410.918 LABA BERSIH PER SAHAM DASAR 2m 90 67

Page 6: LAPORAN KEUANGAN PT FAST FOOD INDONESIA TBK.akses.ksei.co.id/docs/quarter/2010/09/TW1/FAST/FAST_LK_TW_I_2010… · hubungan istimewa 2o,25 14.860 .787.950 ... Kebijakan akuntansi

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

4

PT FAST FOOD INDONESIA TBK. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam Rupiah Kecuali Disebutkan Lain)

Saldo Laba Cadangan Belum Ditentukan Jumlah Modal Saham Umum Penggunaannya Ekuitas

Saldo 1 Januari 2010 44.625.000.000 5.221.693.428 589.258.839.119 639.105.532.547

Laba bersih periode berjalan - - 40.233.087.088 40.233.087.088

Saldo 31 Maret 2010 44.625.000.000 5.221.693.428 629.491.926.207 679.338.619.635

Saldo 1 Januari 2009 44.625.000.000 3.969.013.548 433.951.184.647 482.545.198.195

Laba bersih periode berjalan - - 29.867.410.918 29.867.410.918

Saldo 31 Maret 2009 44.625.000.000 3.969.013.548 463.818.595.565 512.412.609.113

Page 7: LAPORAN KEUANGAN PT FAST FOOD INDONESIA TBK.akses.ksei.co.id/docs/quarter/2010/09/TW1/FAST/FAST_LK_TW_I_2010… · hubungan istimewa 2o,25 14.860 .787.950 ... Kebijakan akuntansi

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

5

PT FAST FOOD INDONESIA TBK. LAPORAN ARUS KAS

Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam Rupiah Kecuali Disebutkan Lain)

2010 2009

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan dari pelanggan 652.774.046.912 510.209.244.147 Pembayaran kepada pemasok (302.709.771.503) (223.277.292.844) Pembayaran beban usaha (244.171.677.072) (187.003.667.536) Pembayaran kepada kayawan (87.473.820.155) (69.889.824.798)

Kas yang diperoleh dari operasi 18.418.778.182 30.038.458.969 Penerimaan dari pendapatan bunga 2.944.676.728 2.774.809.643 Penerimaan dari pendapatan lain-lain 7.884.679.027 4.552.708.778 Pembayaran bunga (95.730.971) (82.733.534) Pembayaran pajak penghasilan badan (10.328.998.427) (13.687.028.029)

Kas Bersih yang Diperoleh dari Aktivitas Operasi 18.823.404.539 23.596.215.827

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penambahan biaya ditangguhkan (24.119.963.019) (14.972.254.774) Penambahan biaya renovasi bangunan sewa (22.522.330.561) (21.206.752.889) Perolehan aset tetap (6.709.706.790) (15.089.604.435) Penurunan aset tidak lancar lainnya 7.886.395.884 20.152.568.141

Kas Bersih yang Digunakan untuk Aktivitas Investasi (45.465.604.486) (31.116.043.957)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Pembayaran hutang jangka pendek (3.601.076.941) (1.261.749.108) Pembayaran kewajiban sewa pembiayaan (303.134.336) (413.612.251) Penambahan hutang jangka panjang - 198.718.800

Kas Bersih yang Digunakan untuk Aktivitas Pendanaan (3.904.211.277) (1.476.642.559)

PENURUNAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS (30.546.411.224) (8.996.470.689) KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE 374.432.253.267 211.495.304.602

KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE 343.885.842.043 202.498.833.913

Page 8: LAPORAN KEUANGAN PT FAST FOOD INDONESIA TBK.akses.ksei.co.id/docs/quarter/2010/09/TW1/FAST/FAST_LK_TW_I_2010… · hubungan istimewa 2o,25 14.860 .787.950 ... Kebijakan akuntansi

PT FAST FOOD INDONESIA TBK.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009

(Disajikan dalam Rupiah Kecuali Disebutkan Lain)

6

1. UMUM PT Fast Food Indonesia (“Perusahaan”) didirikan berdasarkan Akta No. 20 tanggal 19 Juni 1978 yang

dibuat di hadapan Sri Rahayu, S.H. Akta tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman melalui Surat Keputusan No. Y.A.5/245/12 tanggal 22 Mei 1979, telah didaftarkan di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta No. 4491 tanggal 1 Oktober 1979, dan diumumkan dalam Tambahan No. 682 dari Berita Negara Republik Indonesia No. 90 tanggal 9 November 1979.

Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta No. 32

tanggal 8 Agustus 2008, dari Notaris Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., mengenai perubahan Anggaran Dasar Perusahaan untuk menyesuaikan dengan Undang-undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007. Perubahan ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. AHU-76847.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 23 Oktober 2008.

Perusahaan bergerak di bidang makanan dan restoran. Perusahaan memulai usaha komersialnya

sejak tahun 1979. Pada tanggal 31 Maret 1993 Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Badan Pengawas Pasar

Modal (BAPEPAM) untuk melakukan penawaran umum kepada masyarakat sebanyak 4.462.500 saham dengan jumlah nilai nominal sebesar Rp4.462.500.000. Sejak tanggal 11 Mei 1993, saham Perusahaan yang telah ditawarkan kepada masyarakat telah dicatat di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 2000, Perusahaan melakukan pemecahan nilai nominal saham dari Rp1.000 per saham menjadi Rp100 per saham. Dengan demikian jumlah dari saham Perusahaan yang ditempatkan dan disetor penuh bertambah menjadi 446.250.000 saham.

Pemegang saham utama Perusahaan adalah PT Gelael Pratama dan PT Megah Eraraharja. Berdasarkan catatan Perusahaan, Perusahaan mempunyai 13.710 karyawan pada tanggal

31 Maret 2010 (2009: 12.322 karyawan). Kantor pusat Perusahaan terletak di Jl. M.T. Haryono, Jakarta, Indonesia.

Susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta Komite Audit Perusahaan pada tanggal

31 Maret 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Anthony Salim - Komisaris Utama Elizabeth Gelael - Wakil Komisaris Utama Rudy Tanudjaja Saputra - Komisaris Benny Setiawan Santoso - Komisaris Ken Leksono - Komisaris Independen P.L. Gunawan Solaiman - Komisaris Independen Dewan Direksi Dick Gelael - Direktur Utama Ferry Noviar Yosaputra - Wakil Direktur Utama Ricardo Gelael - Direktur Leonny Elimin - Direktur Justinus Dalimin Juwono - Direktur Adhi Indrawan - Direktur Komite Audit Ken Leksono - Ketua Komite Audit Paulus Thio - Komite Audit Sampai dengan tanggal 31 Maret 2010, Perusahaan memiliki 367 gerai restoran, di mana 135

diantaranya berada di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (“Jabodetabek”) dan sisanya berada di luar Jabodetabek.

Page 9: LAPORAN KEUANGAN PT FAST FOOD INDONESIA TBK.akses.ksei.co.id/docs/quarter/2010/09/TW1/FAST/FAST_LK_TW_I_2010… · hubungan istimewa 2o,25 14.860 .787.950 ... Kebijakan akuntansi

PT FAST FOOD INDONESIA TBK.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009

(Disajikan dalam Rupiah Kecuali Disebutkan Lain)

7

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN

Kebijakan akuntansi dan pelaporan yang diterapkan oleh Perusahaan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yang mencakup Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) dan Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK). Ikhtisar kebijakan akuntansi penting yang diterapkan secara konsisten dalam penyusunan laporan keuangan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:

a. Dasar pengukuran dan penyusunan laporan keuangan

Laporan keuangan yang disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain, disusun atas dasar akrual (accrual basis) dengan menggunakan konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali untuk persediaan yang dinyatakan sebesar nilai terendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi neto. Laporan arus kas disajikan dengan metode langsung dengan mengelompokkan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas atas aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

b. Setara kas

Deposito berjangka dengan jangka waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya dan tidak digunakan sebagai jaminan atas kewajiban dan pinjaman lainnya diklasifikasikan sebagai “Setara Kas”.

c. Persediaan

Efektif tanggal 1 Januari 2009, Perusahaan menerapkan PSAK No. 14 (Revisi 2008), “Persediaan”, yang mengantikan PSAK No. 14 (1994). PSAK revisi ini menyediakan panduan dalam menentukan biaya persediaan dan pengakuan selanjutnya sebagai beban, termasuk setiap penurunan menjadi nilai realisasi neto, dan juga memberikan panduan rumus biaya yang digunakan untuk menentukan biaya persediaan. Persediaan dinyatakan sebesar nilai terendah antara biaya perolehan dengan nilai realisasi neto. Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata dan meliputi seluruh biaya pembelian, biaya konversi dan biaya lain yang terjadi untuk membawa persediaan ke lokasi dan kondisinya yang sekarang. Nilai realisasi neto adalah estimasi harga jual dalam kondisi bisnis yang umum, dikurangi dengan estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk menjual. Penyisihan persediaan usang ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan fisik persediaan pada tanggal neraca.

d. Investasi dalam saham

Penyertaan saham yang dimiliki kurang dari 20% baik langsung maupun tidak langsung disajikan sebesar biaya perolehan (cost method).

Page 10: LAPORAN KEUANGAN PT FAST FOOD INDONESIA TBK.akses.ksei.co.id/docs/quarter/2010/09/TW1/FAST/FAST_LK_TW_I_2010… · hubungan istimewa 2o,25 14.860 .787.950 ... Kebijakan akuntansi

PT FAST FOOD INDONESIA TBK.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009

(Disajikan dalam Rupiah Kecuali Disebutkan Lain)

8

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

e. Aset tetap

Perusahaan memilih model biaya dalam menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), “Aset Tetap”. Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Selanjutnya, pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi itu diakui ke dalam jumlah tercatat (carrying amount) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya reparasi dan pemeliharaan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi pada saat terjadinya.

Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) selama umur manfaat aset tetap yang diestimasi sebagai berikut:

Tahun

Bangunan 20 Mesin dan peralatan 10 Kendaraan bermotor 5

Tanah dinyatakan sebesar harga perolehan dan tidak disusutkan.

Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dimasukkan dalam laporan laba rugi pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya. Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan di-review, dan jika sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif. Penelaahan atas penurunan nilai dan kemungkinan penurunan nilai wajar aset dilakukan jika terjadi peristiwa atau perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat mungkin tidak dapat seluruhnya terealisasi.

f. Sewa pembiayaan

Sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan.

Dalam sewa pembiayaan, Perusahaan mengakui aset dan kewajiban dalam neraca pada awal masa sewa, sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa minimum dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban sewa. Beban keuangan dialokasikan pada setiap periode selama masa sewa, sehingga menghasilkan tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo kewajiban. Sewa kontinjen dibebankan pada periode terjadinya. Beban keuangan dicatat dalam laporan laba rugi. Aset sewaan (disajikan sebagai bagian aset tetap) disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara masa manfaat aset sewaan dan periode masa sewa, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa Perusahaan akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa.

Page 11: LAPORAN KEUANGAN PT FAST FOOD INDONESIA TBK.akses.ksei.co.id/docs/quarter/2010/09/TW1/FAST/FAST_LK_TW_I_2010… · hubungan istimewa 2o,25 14.860 .787.950 ... Kebijakan akuntansi

PT FAST FOOD INDONESIA TBK.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009

(Disajikan dalam Rupiah Kecuali Disebutkan Lain)

9

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

g. Biaya renovasi bangunan sewa

Akun ini merupakan biaya-biaya yang timbul sehubungan dengan pembuatan interior dan lain-lain atas bangunan yang disewa serta diamortisasi selama 10 tahun dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method).

h. Sewa jangka panjang dibayar di muka

Akun ini merupakan biaya sewa yang dibayar di muka serta diamortisasi sesuai dengan masa sewa.

i. Biaya yang ditangguhkan

Akun ini merupakan biaya-biaya yang timbul sehubungan dengan initial fee atas restoran baru dan renewal fee atas perperpanjangan hak waralaba dan program komputer. Biaya yang ditangguhkan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) sesuai dengan masa manfaat, sebagai berikut:

Tahun

Initial dan renewal fee 10 Program komputer 5 Hak Guna Bangunan (HGB) 30

j. Transaksi dalam mata uang asing

Perusahaan melaksanakan pencatatan dan pelaporan akuntansinya dalam mata uang Rupiah. Semua transaksi dalam mata uang selain Rupiah yang terjadi di sepanjang tahun dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi tersebut.

Pada tanggal neraca, semua aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang selain Rupiah dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan mempergunakan nilai kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal tersebut, yaitu masing-masing Rp9.115 dan Rp11.575 untuk US$1 pada 31 Maret 2010 dan 2009. Laba dan rugi kurs dibukukan dalam hasil operasi tahun berjalan.

k. Pengakuan pendapatan dan beban

Pendapatan diakui berdasarkan penerimaan tunai yang dicatat oleh cash register, sedangkan beban diakui pada saat terjadinya (accrual basis).

l. Perpajakan

Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan taksiran laba kena pajak tahun berjalan. Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara aset dan kewajiban untuk tujuan komersial dan untuk tujuan perpajakan setiap tanggal pelaporan. Manfaat pajak di masa mendatang, seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan, diakui sejauh besar kemungkinan manfaat pajak tersebut dapat direalisasikan.

Page 12: LAPORAN KEUANGAN PT FAST FOOD INDONESIA TBK.akses.ksei.co.id/docs/quarter/2010/09/TW1/FAST/FAST_LK_TW_I_2010… · hubungan istimewa 2o,25 14.860 .787.950 ... Kebijakan akuntansi

PT FAST FOOD INDONESIA TBK.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009

(Disajikan dalam Rupiah Kecuali Disebutkan Lain)

10

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) l. Perpajakan (lanjutan)

Aset dan kewajiban pajak tangguhan diukur pada tarif pajak yang diharapkan akan digunakan pada periode ketika aset direalisasi atau ketika kewajiban dilunasi berdasarkan tarif pajak (dan peraturan perpajakan) yang berlaku atau secara substansial telah diberlakukan pada tanggal neraca. Perubahan nilai tercatat aset dan kewajiban pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas. Perubahan terhadap kewajiban perpajakan diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak (“SKP”) diterima atau, jika Perusahaan mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan.

m. Laba bersih per saham dasar Laba bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan rata-rata tertimbang (weighted average) dari jumlah saham yang beredar (446.250.000 saham) selama tahun 2010 dan 2009.

n. Penyisihan atas imbalan kerja karyawan

Berdasarkan PSAK No. 24 (Revisi 2004), biaya atas imbalan kerja karyawan, sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003, ditentukan dengan menggunakan metode projected unit credit. Keuntungan dan kerugian aktuarial diakui sebagai penghasilan dan beban apabila akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui pada akhir periode pelaporan sebelumnya melebihi jumlah yang lebih besar antara 10% dari nilai kini dari kewajiban imbalan pasti karyawan dan nilai wajar aset program, jika ada pada tanggal tersebut. Keuntungan dan kerugian aktuarial tersebut diakui dengan menggunakan metode garis lurus sepanjang rata-rata sisa masa kerja yang diperkirakan dari para pekerja tersebut.

o. Transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagaimana didefinisikan dalam PSAK No. 7, “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”. Transaksi ini dilakukan dengan persyaratan yang disetujui oleh kedua belah pihak, dimana persyaratan tersebut mungkin tidak sama dengan transaksi lain yang dilakukan dengan pihak-pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa. Seluruh saldo dan transaksi yang signifikan dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan maupun yang tidak lakukan dengan persyaratan dan kondisi normal sebagaimana yang dilakukan dengan pihak ketiga, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.

p. Segmen usaha Sesuai PSAK No. 5 (Revisi 2000), “Pelaporan Segmen”, segmen usaha menyajikan informasi produk atau jasa yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen usaha lain. Segmen geografis menyajikan informasi produk atau jasa pada wilayah ekonomi tertentu yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada wilayah ekonomi lain.

Page 13: LAPORAN KEUANGAN PT FAST FOOD INDONESIA TBK.akses.ksei.co.id/docs/quarter/2010/09/TW1/FAST/FAST_LK_TW_I_2010… · hubungan istimewa 2o,25 14.860 .787.950 ... Kebijakan akuntansi

PT FAST FOOD INDONESIA TBK.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009

(Disajikan dalam Rupiah Kecuali Disebutkan Lain)

11

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

p. Segmen usaha Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Bentuk primer pelaporan segmen adalah wilayah pemasaran, sedangkan segmen sekunder adalah pengelompokan umum produk.

q. Penggunaan estimasi Laporan keuangan disusun sesuai dengan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yang mengharuskan manajemen untuk menggunakan estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban yang dilaporkan, termasuk pelaporan beban dan pendapatan pada periode berjalan. Hasil aktual mungkin bisa berbeda dari estimasi dan asumsi yang digunakan.

3. KAS DAN SETARA KAS

2010 2009

Kas 9.860.093.189 7.782.461.350

Bank Rupiah PT Bank Central Asia Tbk. 31.368.223.291 33.954.272.121 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 11.265.983.260 13.464.774.750 PT Bank CIMB Niaga Tbk. 2.850.702.710 5.515.052.258 PT Bank Danamon Indonesia Tbk. 1.405.913.617 3.138.684.038 PT Bank Internasional Indonesia Tbk. 1.232.653.536 2.604.945.546 PT Bank Bukopin Tbk. 1.191.617.607 977.360.460 PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. 662.591.262 1.174.342.232 Lain-lain (masing-masing di bawah Rp1 miliar) 1.079.659.320 1.854.847.070 Dolar Amerika Serikat PT Bank CIMB Niaga Tbk. 1.620.047.672 457.094.088

Sub-jumlah 52.677.392.275 63.141.372.563

Deposito berjangka Rupiah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 125.000.000.000 51.000.000.000 PT Bank Central Asia Tbk. 41.000.000.000 33.000.000.000 PT Bank CIMB Niaga Tbk. 66.000.000.000 20.000.000.000 PT Bank Mega Tbk. 25.000.000.000 16.000.000.000 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 15.000.000.000 - Dolar Amerika Serikat PT Bank Central Asia Tbk. 9.348.356.579 11.575.000.000

Sub-jumlah 281.348.356.579 131.575.000.000

Jumlah kas dan setara kas 343.885.842.043 202.498.833.913

2010 2009

Tingkat bunga deposito berjangka per tahun: Rupiah 6,25% - 8,00% 8,00% - 13,25% Dolar Amerika Serikat 1,00% - 1,25% 3,25% Perusahaan tidak memiliki hubungan istimewa dengan bank dimana kas dan setara kas ditempatkan.

Page 14: LAPORAN KEUANGAN PT FAST FOOD INDONESIA TBK.akses.ksei.co.id/docs/quarter/2010/09/TW1/FAST/FAST_LK_TW_I_2010… · hubungan istimewa 2o,25 14.860 .787.950 ... Kebijakan akuntansi

PT FAST FOOD INDONESIA TBK.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009

(Disajikan dalam Rupiah Kecuali Disebutkan Lain)

12

4. PIUTANG Piutang merupakan tagihan kepada pengelola foodcourt atas hasil penjualan makanan dan minuman,

serta pinjaman karyawan. 5. PERSEDIAAN

2010 2009

Bahan baku 52.349.166.676 42.917.642.118 Makanan dan minuman 11.794.609.127 5.017.613.076 Bahan pembungkus 22.697.978.826 21.787.006.427 Persediaan lain-lain 10.146.811.009 8.567.929.855

Jumlah 96.988.565.638 78.290.191.476

Persediaan digunakan sebagai jaminan atas fasilitas kredit yang diperoleh dari bank (Catatan 12).

Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa semua persediaan di atas akan dapat dijual/digunakan, sehingga penyisihan untuk persediaan usang tidak diperlukan. Pada tanggal 31 Maret 2010, persediaan diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya berdasarkan suatu paket polis tertentu dengan nilai pertanggungan sejumlah Rp44.673.860.000 Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut memadai untuk menutup kemungkinan kerugian yang timbul dari risiko yang dipertanggungkan.

6. ASET LANCAR LAINNYA

Aset lancar lainnya terdiri dari biaya dibayar di muka (sewa, jasa dan iklan papan reklame) dan uang muka pemesanan.

7. ASET TETAP

Rincian aset tetap adalah sebagai berikut: Saldo Saldo 1 Januari 2010 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 31 Maret 2010

Biaya Perolehan Kepemilikan langsung Tanah 14.194.802.500 - - - 14.194.802.500 Bangunan 31.431.051.958 - - - 31.431.051.958 Mesin dan peralatan 283.309.233.789 5.602.198.790 38.343.285 - 288.873.079.294 Kendaraan bermotor 29.292.743.524 1.107.508.000 - - 30.400.251.524

Sub-jumlah 358.227.821.771 6.709.706.790 38.343.285 - 364.899.185.276 Aset sewa pembiayaan Kendaraan bermotor 6.590.740.000 154.304.000 - - 6.745.044.000

Jumlah Biaya Perolehan 364.818.561.771 6.864.010.790 38.343.285 - 371.644.229.276 Akumulasi Penyusutan Kepemilikan langsung Bangunan 14.841.391.783 539.936.456 - - 15.381.328.239 Mesin dan peralatan 136.170.921.828 4.212.834.779 1.875.249 - 140.381.881.358 Kendaraan bermotor 24.488.656.493 365.979.182 - - 24.854.635.675

Sub-jumlah 175.500.970.104 5.118.750.417 1.875.249 - 180.617.845.272

Page 15: LAPORAN KEUANGAN PT FAST FOOD INDONESIA TBK.akses.ksei.co.id/docs/quarter/2010/09/TW1/FAST/FAST_LK_TW_I_2010… · hubungan istimewa 2o,25 14.860 .787.950 ... Kebijakan akuntansi

PT FAST FOOD INDONESIA TBK.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009

(Disajikan dalam Rupiah Kecuali Disebutkan Lain)

13

7. ASET TETAP (lanjutan) Saldo Saldo 1 Januari 2010 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 31 Maret 2010

Akumulasi Penyusutan Aset sewa pembiayaan Kendaraan bermotor 1.706.974.701 277.984.189 - - 1.984.958.890

Jumlah Biaya Perolehan 177.207.944.805 5.396.734.606 1.875.249 - 182.602.804.162 Nilai Buku Bersih 187.610.616.966 189.041.425.114

Saldo Saldo 1 Januari 2009 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 31 Maret 2009

Biaya Perolehan Kepemilikan langsung Tanah 14.194.802.500 - - - 14.194.802.500 Bangunan 28.653.309.958 - - - 28.653.309.958 Mesin dan peralatan 244.663.733.098 14.696.235.435 - - 259.359.968.533 Kendaraan bermotor 26.232.786.822 256.800.000 147.920.260 - 26.341.666.562

Sub-jumlah 313.744.632.378 14.953.035.435 147.920.260 - 328.549.747.553 Aset sewa pembiayaan Kendaraan bermotor 4.488.635.000 455.230.000 - - 4.943.865.000

Jumlah Biaya Perolehan 318.233.267.378 15.408.265.435 147.920.260 - 333.493.612.553 Akumulasi Penyusutan Kepemilikan langsung Bangunan 13.495.742.961 256.494.303 - - 13.752.237.264 Mesin dan peralatan 115.216.585.450 4.273.371.979 - - 119.489.957.429 Kendaraan bermotor 21.770.393.429 615.115.072 147.920.260 - 22.237.588.241

Sub-jumlah 150.482.721.840 5.144.981.354 147.920.260 - 155.479.782.934 Aset sewa pembiayaan Kendaraan bermotor 1.060.225.326 239.849.830 - - 1.300.075.156

Jumlah Biaya Perolehan 151.542.947.166 5.384.831.184 147.920.260 - 156.779.858.090 Nilai Buku Bersih 166.690.320.212 176.713.754.463

Beban penyusutan disajikan dalam laporan laba rugi sebagai berikut:

2010 2009

Beban penjualan dan pemasaran 3.559.709.492 3.649.032.934 Beban umum dan administrasi 1.837.025.114 1.735.798.250

Jumlah 5.396.734.606 5.384.831.184

Sebagian tanah dan bangunan Perusahaan dipergunakan sebagai jaminan atas fasilitas kredit

(Catatan 12). Perusahaan memiliki hak atas tanah sampai dengan tahun 2016 - 2037 beserta bangunan yang

berada di atasnya, yang berlokasi di Jakarta dan Bogor. Perusahaan berkeyakinan bahwa hak atas tanah tersebut akan dapat diperpanjang.

Page 16: LAPORAN KEUANGAN PT FAST FOOD INDONESIA TBK.akses.ksei.co.id/docs/quarter/2010/09/TW1/FAST/FAST_LK_TW_I_2010… · hubungan istimewa 2o,25 14.860 .787.950 ... Kebijakan akuntansi

PT FAST FOOD INDONESIA TBK.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009

(Disajikan dalam Rupiah Kecuali Disebutkan Lain)

14

7. ASET TETAP (lanjutan) Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa estimasi jumlah yang dapat diperoleh kembali lebih

besar dari nilai tercatat aset tetap dan tidak ada penurunan nilai aset tetap yang harus dicatat. Pada tanggal 31 Maret 2010, Perusahaan telah mengasuransikan aset tetapnya dengan nilai

pertanggungan sebesar Rp504.541.963.000. Manajemen berkeyakinan bahwa nilai pertanggungan asuransi tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang timbul dari resiko yang dipertanggungkan.

8. BIAYA RENOVASI BANGUNAN SEWA 2010 2009

Biaya perolehan 271.126.257.478 210.980.338.549 Akumulasi amortisasi (79.745.592.131) (67.666.389.752)

Bersih 191.380.665.347 143.313.948.797

9. SEWA JANGKA PANJANG DIBAYAR DI MUKA 2010 2009

Biaya perolehan 278.028.970.790 224.614.669.974 Akumulasi amortisasi (182.392.576.531) (139.631.022.240)

Bersih 95.636.394.259 84.983.647.734

10. BIAYA YANG DITANGGUHKAN 31 Maret 2010 Akumulasi Harga Perolehan Amortisasi Nilai Bersih

Initial dan renewal fee 76.576.069.790 34.157.536.739 42.418.533.051 Program komputer 5.630.742.945 2.041.813.044 3.588.929.901 Hak guna bangunan 495.705.250 37.177.893 458.527.357

Jumlah 82.702.517.985 36.236.527.676 46.465.990.309

31 Maret 2009 Akumulasi Harga Perolehan Amortisasi Nilai Bersih

Initial dan renewal fee 71.666.516.041 27.772.317.364 43.894.198.677 Program komputer 1.783.964.360 1.734.464.360 49.500.000 Hak guna bangunan 495.705.250 20.654.385 475.050.865

Jumlah 73.946.185.651 29.527.436.109 44.418.749.542

Page 17: LAPORAN KEUANGAN PT FAST FOOD INDONESIA TBK.akses.ksei.co.id/docs/quarter/2010/09/TW1/FAST/FAST_LK_TW_I_2010… · hubungan istimewa 2o,25 14.860 .787.950 ... Kebijakan akuntansi

PT FAST FOOD INDONESIA TBK.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009

(Disajikan dalam Rupiah Kecuali Disebutkan Lain)

15

11. ASET TIDAK LANCAR LAINNYA Aset tidak lancar lainnya terdiri dari mesin dan peralatan yang belum digunakan, uang muka renovasi

bangunan sewa serta uang jaminan. 12. HUTANG BANK JANGKA PENDEK Perusahaan memperoleh fasilitas modal kerja dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dengan batas

maksimum pinjaman sebesar Rp5.000.000.000 Pinjaman ini dijamin dengan persediaan dan hak atas tanah dan bangunan (SHGB No. 3139) serta dikenakan tingkat bunga sebesar 13,50% per tahun (2009: 14,50% per tahun).

13. HUTANG USAHA Akun ini terdiri dari kewajiban kepada para pemasok di bawah ini yang timbul terutama dari pembelian

bahan baku: 2010 2009

Pihak ketiga PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. 10.467.368.110 4.026.486.845 PT Primafood International 7.359.861.035 - PT Sierad Produce Tbk. 7.112.828.507 4.858.804.293 UD Kartika Eka Dharma 6.336.640.394 5.443.866.427 UD Prima Supplier 5.657.931.318 3.792.681.446 PT Sukanda Djaya 5.546.840.307 4.716.444.739 UD Putra Mandiri 5.517.749.190 3.817.003.200 PT Bina Sukses Mulia 4.198.177.797 2.114.571.222 UD Aneka Usaha 3.798.949.643 9.349.973.685 UD Hybro Permata - 5.437.332.816 Lain-lain (masing-masing di bawah Rp3 milliar) 42.355.288.639 30.343.864.376

Jumlah pihak ketiga 98.351.634.940 73.901.029.049 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 25) 18.019.833.012 12.033.333.216

Jumlah 116.371.467.952 85.934.362.265

14. HUTANG LAIN-LAIN Hutang lain-lain merupakan hutang atas pembelian mesin dan peralatan, renovasi bangunan sewa,

sewa gudang, pembelian perlengkapan pemasaran dan promosi.

Page 18: LAPORAN KEUANGAN PT FAST FOOD INDONESIA TBK.akses.ksei.co.id/docs/quarter/2010/09/TW1/FAST/FAST_LK_TW_I_2010… · hubungan istimewa 2o,25 14.860 .787.950 ... Kebijakan akuntansi

PT FAST FOOD INDONESIA TBK.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009

(Disajikan dalam Rupiah Kecuali Disebutkan Lain)

16

15. PERPAJAKAN

a. Hutang pajak 2010 2009

Pajak pembangunan (PB 1) 21.228.518.937 17.725.161.135 Pajak penghasilan pasal 21 489.062.595 994.603.414 Pajak penghasilan pasal 23 2.349.401.811 2.021.625.212 Pajak penghasilan pasal 25 9.672.578.278 8.576.428.233 Pajak penghasilan pasal 26 2.018.453.437 1.844.157.858 Pajak pertambahan nilai 1.088.004.351 1.283.612.054 Pajak penghasilan badan tahun 2009 15.863.936.847 -

Jumlah 52.709.956.256 32.445.587.906

b. Beban pajak penghasilan 2010 2009

Tahun berjalan 11.473.553.500 9.240.934.247 Tangguhan - bersih 920.111.065 1.295.077.361

Jumlah 12.393.664.565 10.536.011.608

c. Rekonsiliasi antara laba sebelum beban pajak penghasilan sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi, dan penghasilan kena pajak adalah sebagai berikut:

2010 2009

Laba sebelum beban pajak penghasilan menurut laporan laba rugi 52.626.751.653 40.403.422.526 Koreksi pajak: Beda tetap (3.052.093.448) (2.774.809.643) Beda temporer (3.680.444.260) (4.625.276.288)

Penghasilan kena pajak 45.894.213.945 33.003.336.595

d. Beban pajak penghasilan tahun berjalan dan tagihan pajak penghasilan adalah sebagai berikut:

2010 2009

Penghasilan kena pajak (pembulatan) 45.894.214.000 33.003.336.595

Beban pajak penghasilan periode berjalan 11.473.553.500 9.240.934.247

Page 19: LAPORAN KEUANGAN PT FAST FOOD INDONESIA TBK.akses.ksei.co.id/docs/quarter/2010/09/TW1/FAST/FAST_LK_TW_I_2010… · hubungan istimewa 2o,25 14.860 .787.950 ... Kebijakan akuntansi

PT FAST FOOD INDONESIA TBK.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009

(Disajikan dalam Rupiah Kecuali Disebutkan Lain)

17

15. PERPAJAKAN (lanjutan) 2010 2009

Dikurang: Pajak penghasilan dibayar di muka Pasal 25 14.583.057.420 9.048.754.944 Pasal 23 2.273.041 -

Jumlah pajak penghasilan dibayar di muka 14.585.330.461 9.048.754.944

Hutang Pajak Penghasilan Badan (Kelebihan Pajak) (3.111.776.961) 192.179.303

Pada September 2008, Undang-undang No. 7 Tahun 1983 mengenai “Pajak Penghasilan” diubah

untuk keempat kalinya dengan Undang-undang No. 36 Tahun 2008. Perubahan tersebut juga mencakup perubahan tarif pajak penghasilan badan dari sebelumnya menggunakan tarif pajak bertingkat menjadi tarif tunggal yaitu 28% untuk tahun fiskal 2009 dan 25% untuk tahun fiskal 2010 dan seterusnya.

e. Kewajiban pajak tangguhan

Kewajiban pajak tangguhan per tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 adalah sebesar Rp30.534.913.161 dan Rp27.544.424.270.

Manajemen berkeyakinan bahwa kewajiban pajak tangguhan yang timbul dari perbedaan

temporer diperkirakan dapat direalisasikan pada periode yang akan datang. f. Umum Perusahaan menyampaikan pajak tahunan atas dasar perhitungan sendiri (self-assessment).

Berdasarkan perubahan terakhir atas Undang-undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan yang berlaku mulai tanggal 1 Januari 2008, Otoritas Pajak dapat menetapkan atau mengubah besarnya kewajiban pajak dalam batas waktu lima (5) tahun sejak tanggal terhutangnya pajak, sedang untuk tahun pajak 2007 dan sebelumnya, Otoritas Pajak dapat menetapkan kewajiban pajak paling lambat pada akhir tahun 2013.

Pada tanggal 28 Desember 2007, Presiden Republik Indonesia menetapkan Peraturan

Pemerintah No. 81 Tahun 2007 (“PP No. 81/2007”) tentang “Penurunan Tarif Pajak Penghasilan Bagi Wajib Pajak Badan Dalam Negeri yang Berbentuk Perseroan Terbuka”.

PP No. 81/2007 ini mengatur perseroan terbuka dalam negeri di Indonesia dapat memperoleh

penurunan tarif Pajak Penghasilan sebesar 5% lebih rendah dari tarif tertinggi Pajak Penghasilan sebagaimana diatur dalam Pasal 17 ayat 1b Undang-undang Pajak Penghasilan, dengan memenuhi kriteria yang ditentukan, yaitu perseroan yang saham atau efek bersifat ekuitas lainnya tercatat di Bursa Efek Indonesia yang jumlah kepemilikan saham publiknya adalah 40% atau lebih dari keseluruhan saham yang disetor dan saham tersebut dimiliki paling sedikit oleh 300 pihak, masing-masing pihak hanya boleh memiliki saham kurang dari 5% dari keseluruhan saham yang disetor. Ketentuan sebagaimana dimaksud harus dipenuhi oleh perseroan terbuka dalam waktu paling singkat enam bulan dalam jangka waktu satu tahun pajak

PP No. 81/2007 ini mulai berlaku sejak tanggal 1 Januari 2008. Pada tanggal 31 Maret 2010 dan

2009, Perusahaan belum memenuhi kriteria yang ditentukan dalam peraturan pemerintah ini.

Page 20: LAPORAN KEUANGAN PT FAST FOOD INDONESIA TBK.akses.ksei.co.id/docs/quarter/2010/09/TW1/FAST/FAST_LK_TW_I_2010… · hubungan istimewa 2o,25 14.860 .787.950 ... Kebijakan akuntansi

PT FAST FOOD INDONESIA TBK.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009

(Disajikan dalam Rupiah Kecuali Disebutkan Lain)

18

16. BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR

2010 2009

Jasa waralaba 25.031.752.296 9.460.750.245 Sewa dan service charge 13.974.839.533 11.403.871.465 Listrik, air dan telepon 7.471.660.780 11.575.879.225

Jumlah biaya masih harus dibayar 46.478.252.609 32.440.500.935

17. UANG MUKA YANG DITERIMA Akun ini merupakan uang muka yang diterima dari calon mitra usaha sebagai lessor atas gerai

restoran baru. 18. KEWAJIBAN SEWA PEMBIAYAAN Perusahaan mengadakan beberapa perjanjian sewa pembiayaan kendaraan dengan PT Orix

Indonesia Finance, dengan jangka waktu sewa selama 3 tahun, dan dilunasi melalui angsuran bulanan. Fasilitas sewa pembiayaan ini dikenakan suku bunga yang berkisar antara 11,32% - 24,65% per tahun (2009: 11,00% - 20,00% per tahun).

Rincian kewajiban sewa pembiayaan adalah sebagai berikut : 2010 2009

Jangka panjang 2.187.749.410 1.810.059.486 Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun (810.859.854) (1.119.016.111)

Jumlah 1.376.889.556 691.043.375

19. KEWAJIBAN IMBALAN KERJA Perusahaan mengakui penyisihan atas imbalan kerja sesuai dengan PSAK No. 24 (Revisi 2004)

berdasarkan laporan aktuaria independen dari PT Binaputera Jaga Hikmah, sebagaimana tertuang dalam laporannya tertanggal 1 April 2010 (2009: 25 Maret 2009).

Rincian mutasi saldo atas kewajiban imbalan kerja karyawan adalah sebagai berikut : 2010 2009

Saldo awal tahun 50.382.811.609 36.882.042.441 Beban imbalan kerja 4.231.382.268 3.348.564.088

Saldo akhir periode 54.614.193.877 40.230.606.529

Page 21: LAPORAN KEUANGAN PT FAST FOOD INDONESIA TBK.akses.ksei.co.id/docs/quarter/2010/09/TW1/FAST/FAST_LK_TW_I_2010… · hubungan istimewa 2o,25 14.860 .787.950 ... Kebijakan akuntansi

PT FAST FOOD INDONESIA TBK.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009

(Disajikan dalam Rupiah Kecuali Disebutkan Lain)

19

19. KEWAJIBAN IMBALAN KERJA (lanjutan) Asumsi-asumsi yang digunakan dalam perhitungan aktuarial adalah sebagai berikut : 2010 2009

Tingkat bunga 10,08% 12,00% Kenaikan gaji 10,00% 10,00% Usia pensiun normal 55 55 Usia pensiun direksi 80 80 Tingkat mortalita TMI-99 TMI-99 20. MODAL SAHAM Susunan pemegang saham Perusahaan berdasarkan catatan yang dibuat oleh PT Raya Saham

Registra, Biro Administrasi Efek, adalah sebagai berikut: 31 Maret 2010: Persentase Pemegang Saham Jumlah saham Kepemilikan Jumlah

PT Gelael Pratama 195.636.000 43,84% 19.563.600.000 PT Megah Eraraharja 159.936.000 35,84% 15.993.600.000 Pershing LLC Main Custody 45.771.000 10,26% 4.577.100.000 Koperasi 1.428.000 0,32% 142.800.000 Masyarakat (masing-masing di bawah 5%) 43.479.000 9,74% 4.347.900.000

Jumlah 446.250.000 100,00% 44.625.000.000

31 Maret 2009: Persentase Pemegang Saham Jumlah saham Kepemilikan Jumlah

PT Gelael Pratama 195.636.000 43,84% 19.563.600.000 PT Megah Eraraharja 159.936.000 35,84% 15.993.600.000 Pershing LLC Main Custody 46.000.000 10,31% 4.600.000.000 Koperasi 1.428.000 0,32% 142.800.000 Masyarakat (masing-masing di bawah 5%) 43.250.000 9,69% 4.325.000.000

Jumlah 446.250.000 100,00% 44.625.000.000

Pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, tidak ada Komisaris maupun Direksi yang memiliki saham

Perusahaan. 21. SALDO LABA YANG TELAH DITENTUKAN PENGGUNAANNYA DAN DIVIDEN KAS Berdasarkan Rapat Umum Tahunan Pemegang Saham yang keputusannya tercakup dalam Akta

No. 37 tanggal 18 Juni 2009 dari Notaris Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., Perusahaan meningkatkan cadangan umumnya sebesar Rp1.252.680.000 sehingga menjadi Rp5.221.693.000 serta mengumumkan dan membagikan dividen tunai sebesar Rp25.436.250.000 atau Rp57 per saham yang diambil dari laba bersih tahun 2008.

Page 22: LAPORAN KEUANGAN PT FAST FOOD INDONESIA TBK.akses.ksei.co.id/docs/quarter/2010/09/TW1/FAST/FAST_LK_TW_I_2010… · hubungan istimewa 2o,25 14.860 .787.950 ... Kebijakan akuntansi

PT FAST FOOD INDONESIA TBK.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009

(Disajikan dalam Rupiah Kecuali Disebutkan Lain)

20

21. SALDO LABA YANG TELAH DITENTUKAN PENGGUNAANNYA DAN DIVIDEN KAS (lanjutan) Berdasarkan Rapat Umum Tahunan Pemegang Saham yang keputusannya tercakup dalam Akta

No. 48 tanggal 12 Juni 2008 dari Notaris Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., Perusahaan meningkatkan cadangan umumnya sebesar Rp1.025.373.000 sehingga menjadi Rp3.969.013.000 serta mengumumkan dan membagikan dividen tunai sebesar Rp20.081.250.000 atau Rp45 per saham yang diambil dari laba bersih tahun 2007.

22. PENJUALAN 2010 2009

Makanan 574.575.999.375 463.155.172.802 Minuman 51.411.743.049 41.521.861.276 Lain-lain 26.786.304.488 5.532.210.069

Jumlah 652.774.046.912 510.209.244.147

Selama periode yang berakhir tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, semua penjualan dilakukan kepada pihak ketiga dan tidak ada pelanggan dengan nilai penjualan yang melebihi 10% dari jumlah penjualan Perusahaan.

23. BEBAN POKOK PENJUALAN

Rincian beban pokok penjualan adalah sebagai berikut:

2010 2009

Saldo awal persediaan 95.221.571.594 85.894.954.713 Pembelian 285.399.485.538 201.689.329.810

Barang tersedia untuk dijual 380.621.057.132 287.584.284.523

Saldo akhir persediaan (96.988.565.638) (78.290.191.476)

Beban pokok penjualan 283.632.491.494 209.294.093.047

Selama periode yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, tidak ada pembelian dari pemasok secara individual yang melebihi 10% dari jumlah penjualan.

24. BEBAN USAHA

2010 2009

Beban Penjualan dan Pemasaran Gaji dan imbalan kerja 60.467.637.949 46.146.809.101 Promosi dan penjualan 46.615.204.662 33.446.091.081 Jasa waralaba 43.084.014.617 33.670.349.794 Sewa 41.965.436.667 35.853.300.955 Listrik, telepon dan air 23.676.498.137 26.012.394.223 Amortisasi beban sewa 13.541.275.133 10.763.168.917 Pengangkutan 6.398.481.591 7.027.376.654 Amortisasi biaya yang ditangguhkan 5.652.993.601 4.988.330.592 Perjalanan dinas 4.192.189.377 3.629.209.560

Page 23: LAPORAN KEUANGAN PT FAST FOOD INDONESIA TBK.akses.ksei.co.id/docs/quarter/2010/09/TW1/FAST/FAST_LK_TW_I_2010… · hubungan istimewa 2o,25 14.860 .787.950 ... Kebijakan akuntansi

PT FAST FOOD INDONESIA TBK.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009

(Disajikan dalam Rupiah Kecuali Disebutkan Lain)

21

24. BEBAN USAHA (lanjutan) 2010 2009

Penyusutan aset tetap 3.559.709.492 3.649.032.934 Perbaikan dan perawatan gedung 3.098.249.090 2.388.813.575 Lain-lain (masing-masing di bawah Rp3 miliar) 19.783.035.510 8.092.967.922

Jumlah beban penjualan dan pemasaran 272.034.725.826 215.667.845.308

Beban Umum dan Administrasi Gaji dan imbalan kerja 31.237.564.474 27.091.579.785 Perjalanan dinas 5.613.603.766 4.593.610.386 Pengakutan 3.719.500.707 4.382.297.203 Administrasi 3.155.315.554 2.592.453.033 Listrik, telepon dan air 2.623.624.895 4.140.196.069 Penyusutan aset tetap 1.837.025.114 1.735.798.248 Amortisasi beban sewa 792.779.152 1.547.182.592 Sewa 323.209.509 1.698.890.829 Lain-lain (masing-masing di bawah Rp1 miliar) 5.231.910.230 4.953.593.820

Jumlah beban umum dan administrasi 54.534.533.401 52.735.601.965

Jumlah beban usaha 326.569.259.227 268.403.447.273

25. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA

Dalam kegiatan usaha normalnya, Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa.

Rincian piutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut: Persentase dari jumlah aktiva 2010 2009 2010 2009

PT Gelael Indotim 7.731.816.185 6.701.561.315 0,74% 0,86% PT Aneka Sawitra Sari Food 2.585.191.881 2.440.054.781 0,25% 0,31% PT Gelael Lampung 1.837.113.842 1.819.722.695 0,18% 0,23% Direksi dan Komisaris 1.506.687.884 1.217.929.015 0,14% 0,16% PT Gelael Supermarket 1.199.978.158 - 0,12%

Jumlah piutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa 14.860.787.950 12.179.267.806 1,43% 1,56%

Perusahaan memberikan jasa manajemen kepada PT Gelael Indotim dan PT Gelael Lampung. Pendapatan yang diterima Perusahaan dari jasa tersebut selama periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 adalah masing-masing sebesar Rp467.539.285 (2009: Rp336.941.839), yang disajikan sebagai bagian dari akun “Pendapatan (Beban) Lain-lain - Lain-lain” pada laporan laba rugi. Perusahaan juga melakukan transaksi lain dengan pihak tersebut, seperti penggantian biaya dan beban lainnya.

Page 24: LAPORAN KEUANGAN PT FAST FOOD INDONESIA TBK.akses.ksei.co.id/docs/quarter/2010/09/TW1/FAST/FAST_LK_TW_I_2010… · hubungan istimewa 2o,25 14.860 .787.950 ... Kebijakan akuntansi

PT FAST FOOD INDONESIA TBK.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009

(Disajikan dalam Rupiah Kecuali Disebutkan Lain)

22

25. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan)

Piutang dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa tidak dibebani bunga dan tidak memiliki jadwal pelunasan kembali. Rincian hutang usaha - pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:

Persentase dari jumlah kewajiban 2010 2009 2010 2009

PT Buana Distrindo 8.490.265.670 7.358.797.489 2,35% 2,77% PT Music Factory Indonesia 7.504.659.762 3.141.468.900 2,07% 1,18% PT Finindo Food 1.749.109.059 1.533.076.827 0,48% 0,57% Lain-lain 275.798.521 - 0,08% -

Jumlah hutang usaha - pihak yang mempunyai hubungan istimewa 18.019.833.012 12.033.343.216 4,98% 4,53%

Pembelian bahan baku dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2010 adalah sebesar Rp34.849.477.380 (atau sebesar 12,21% dari jumlah pembelian). Rincian hutang lain-lain - pihak yang memilki hubungan istimewa adalah sebagai berikut:

Persentase dari jumlah kewajiban 2010 2009 2010 2009

PT Gelson’s Trijaya Utama 11.743.658.483 4.916.312.141 3,25% 1,85% PT Gelael Indotim 306,495,781 - 0,08% - PT Gelael Supermarket 48.745.610 968.878.169 0,01% 0,36% Lain-lain 501.298.986 87.330.350 0,14% 0,03%

Jumlah hutang lain-lain - pihak yang mempunyai hubungan istimewa 12.600.198.860 5.972.520.660 3,48% 2,25%

Selama periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, biaya sehubungan dengan jasa agensi, kegiatan promosi dan periklanan dengan PT Gelson’s Trijaya Utama dan sebesar Rp35.521.456.594 (2009: Rp13.531.708.872). Gaji dan tunjangan Direksi dan Komisaris Selama periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2010 sebesar Rp10.436.152.939 (2009: Rp7.185.370.210).

Page 25: LAPORAN KEUANGAN PT FAST FOOD INDONESIA TBK.akses.ksei.co.id/docs/quarter/2010/09/TW1/FAST/FAST_LK_TW_I_2010… · hubungan istimewa 2o,25 14.860 .787.950 ... Kebijakan akuntansi

PT FAST FOOD INDONESIA TBK.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009

(Disajikan dalam Rupiah Kecuali Disebutkan Lain)

23

25. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan)

Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa/ Sifat Hubungan/ Sifat Transaksi/

PT Gelael Indotim Perusahaan asosiasi/ Jasa manajemen dan pembelian barang promosi/ PT Buana Distrindo Kesamaan manajemen kunci/ Insentif penjualan dan waralaba, promosi bersama dan pembelian bahan baku PT Finindo Food Kesamaan manajemen kunci/ Pembelian bahan baku/ PT Aneka Satwitra Sari Food Kesamaan pemegang saham utama Pembelian bahan baku/ tidak langsung/ PT Gelson’s Trijaya Utama Kesamaan anggota keluarga dekat/ Jasa periklanan/ PT Music Factory Indonesia Kesamaan anggota keluarga dekat/ Pembelian barang promosi/ PT Gelael Supermarket Kesamaan pemegang saham utama Penggantian biaya/ PT Gelael Lampung Kesamaan manajemen kunci/ Jasa manajemen dan pembelian barang promosi/ PT Gelael Dewata Perusahaan asosiasi/ Penggantian biaya/ PT Fabian Abdi Manunggal Kesamaan anggota keluarga dekat/ Desain interior/ 26. PENYERTAAN SAHAM

Sejak tanggal 11 Agustus 2005, kepemilikan saham Perusahaan pada PT Gelael Indotim turun dari 50,00% menjadi 12,50%. Sehingga sejak tanggal tersebut, penyertaan saham dicatat dengan menggunakan metode biaya. Sejak tanggal 28 April 2000, kepemilikan saham Perusahaan pada PT Gelael Dewata turun dari 20,00% menjadi 0,78%. Sehingga sejak tanggal tersebut penyertaan saham dicatat dengan menggunakan metode biaya. Pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, nilai tercatat penyertaan saham adalah nihil, yang merupakan nilai pada saat penyertaan saham tersebut mulai dicatat dengan menggunakan metode biaya.

27. INFORMASI SEGMEN

Segmen Primer Perusahaan dikelola dan dikelompokkan dalam divisi geografis yang terdiri dari Restaurant Support Center (“RSC”) Jakarta, Medan, Batam, Makassar, Bandung, Semarang, Surabaya, Bali dan Palembang. Divisi usaha yang disajikan terpisah dalam pelaporan informasi segmen geografis adalah RSC Jakarta (terdiri dari Jakarta, Bogor, Lampung, Pontianak dan Cilegon), RSC Medan dan Batam (“Mdn&Btm”) (terdiri dari Medan, Pekanbaru, Batam, Banda Aceh, dan Tanjung Pinang), dan RSC Makassar (terdiri dari Makassar, Manado, Balikpapan, Banjarmasin, Samarinda, Palu, Kendari dan Ambon).

Page 26: LAPORAN KEUANGAN PT FAST FOOD INDONESIA TBK.akses.ksei.co.id/docs/quarter/2010/09/TW1/FAST/FAST_LK_TW_I_2010… · hubungan istimewa 2o,25 14.860 .787.950 ... Kebijakan akuntansi

PT FAST FOOD INDONESIA TBK.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009

(Disajikan dalam Rupiah Kecuali Disebutkan Lain)

24

27. INFORMASI SEGMEN (lanjutan) Informasi bentuk segmen primer yang berupa segmen geografis Perusahaan adalah sebagai berikut:

2010: RSC Jakarta RSC Mdn & Btm RSC Makasar RSC Lainnya Jumlah

Penjualan 279.741.543.905 78.701.578.840 99.267.035.390 195.063.888.777 652.774.046.912 Hasil segmen 53.768.295.939 40.480.403.367 51.249.854.981 93.840.496.731 239.339.051.018 Beban usaha tidak dapat dialokasikan (192.549.960.717 ) Pendapatan lain-lain 5.837.661.352 Laba sebelum beban pajak penghasilan 52.626.751.653 Beban pajak penghasilan (12.393.664.565 ) Laba bersih 40.233.087.088

Aktiva segmen 621.903.964.069 68.270.951.919 94.465.474.316 209.969.584.130 994.609.974.434

Aktiva tidak dapat dialokasikan 46.452.457.265 Jumlah aktiva 1.041.062.431.699

Kewajiban segmen (85.185.080.771 ) (9.130.014.157 ) (9.036.630.556 ) (36.908.148.468 ) (140.259.873.952 ) Kewajiban tidak dialokasikan (221.463.938.112 ) Jumlah kewajiban (361.723.812.064 )

2009: RSC Jakarta RSC Mdn & Btm RSC Makasar RSC Lainnya Jumlah

Penjualan 216.355.315.651 62.361.771.788 77.934.648.053 153.557.508.655 510.209.244.147 Hasil segmen 38.405.595.533 12.787.081.790 21.102.280.565 40.746.251.629 113.041.209.517 Beban usaha tidak dapat dialokasikan (70.509.911.160 ) Beban bunga tidak dapat dialokasikan (2.774.809.643 ) Laba kurs bersih tidak dapat dialokasikan 646.983.812 Laba sebelum beban pajak penghasilan 40.403.422.526 Beban pajak penghasilan (10.536.011.608 ) Laba bersih 29.867.410.918

Page 27: LAPORAN KEUANGAN PT FAST FOOD INDONESIA TBK.akses.ksei.co.id/docs/quarter/2010/09/TW1/FAST/FAST_LK_TW_I_2010… · hubungan istimewa 2o,25 14.860 .787.950 ... Kebijakan akuntansi

PT FAST FOOD INDONESIA TBK.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009

(Disajikan dalam Rupiah Kecuali Disebutkan Lain)

25

27. INFORMASI SEGMEN (lanjutan) 2009: RSC Jakarta RSC Mdn & Btm RSC Makasar RSC Lainnya Jumlah

Aktiva segmen 428.327.582.513 58.002.434.839 81.452.856.645 191.760.846.154 759.543.720.151

Aktiva tidak dapat dialokasikan 18.646.719.427 Jumlah aktiva 778.190.439.578

Kewajiban segmen (164.389.958.132 ) (7.518.858.480 ) (8.820.141.950 ) (38.322.461.792 ) (219.051.420.354 ) Kewajiban tidak dialokasikan (46.726.410.111 ) Jumlah kewajiban 265.777.830.465

Segmen Sekunder Segmen sekunder Perusahaan adalah segmen usaha berdasarkan jenis produk, sebagai berikut:

2010 2009

Makanan 574.575.999.375 463.155.172.802 Minuman 51.411.743.049 41.521.861.276 Lain-lain 26.786.304.488 5.532.210.069

Jumlah penjualan 652.774.046.912 510.209.244.147

28. KOMITMEN

a. Perusahaan memperoleh hak untuk mendirikan dan mengoperasikan gerai “Kentucky Fried Chicken (KFC)” sesuai dengan panduan dan standar yang ditetapkan oleh Kentucky Fried Chicken International Holdings, Inc., sebagai franchisor, untuk semua franchisee merek KFC. Dalam perjanjian waralaba yang ditandatangani pada tanggal 10 Januari 2003, semua gerai baru diberikan hak waralaba untuk beroperasi selama periode sepuluh (10) tahun dan dapat diperpanjang untuk periode sepuluh (10) tahun berikutnya. Namun, untuk gerai yang sudah ada pada saat perjanjian tersebut ditandatangani yang telah atau akan diperpanjang untuk periode sepuluh (10) tahun berikutnya, dibebaskan dari perpanjangan selanjutnya dan akan diperlakukan sebagai gerai baru setelah periode sepuluh (10) tahun yang kedua. Sebagai kompensasi, Perusahaan diwajibkan untuk membayar franchise fee secara bulanan kepada franchisor sebesar 6% dari penjualan (setelah dikurangi pajak). Perusahaan juga diwajibkan untuk membayar initial fee atas setiap gerai restoran baru dan renewal fee atas setiap gerai restoran yang diperpanjang. Initial fee dan renewal fee akan ditinjau kembali berdasarkan US CPI Index efektif setiap tanggal 1 April setiap tahunnya, dan perubahan terakhir dilakukan pada bulan April 2008 masing-masing dari AS$41.900 menjadi AS$43.600 untuk setiap gerai dan dari AS$20.900 menjadi AS$21.800 untuk setiap gerai. Selanjutnya, Perusahaan juga diberikan hak untuk memberikan sub-lisensi kepada gerai KFC yang dimiliki oleh PT Gelael Indotim dan PT Gelael Lampung yang masing-masing beroperasi di Indonesia Timur dan Lampung.

b. Perusahaan mempunyai perjanjian eksklusif untuk produk Carbonated Soft Drink (“CSD”)

tertanggal 1 Agustus 2002 dengan PepsiCo Beverages International (“PBI”). Berdasarkan perjanjian tersebut, PBI menyuplai sirup dan kemasan yang digunakan dan dijual oleh Perusahaan. PBI memberikan insentif kepada Perusahaan dengan tingkat tertentu untuk jumlah pembelian tertentu dan untuk kegiatan promosi tertentu.

Page 28: LAPORAN KEUANGAN PT FAST FOOD INDONESIA TBK.akses.ksei.co.id/docs/quarter/2010/09/TW1/FAST/FAST_LK_TW_I_2010… · hubungan istimewa 2o,25 14.860 .787.950 ... Kebijakan akuntansi

PT FAST FOOD INDONESIA TBK.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009

(Disajikan dalam Rupiah Kecuali Disebutkan Lain)

26

28. KOMITMEN (lanjutan)

Pada tanggal 1 Agustus 2007, Perusahaan dan PBI telah memperpanjang perjanjian tersebut sampai dengan tanggal 31 Juli 2012. Dalam perjanjian ini, PBI juga memberikan sign on bonus dan one-time bonus berdasarkan jumlah gerai restoran yang memenuhi syarat.

c. Perusahaan memiliki perjanjian eksklusif dengan PT Coca-Cola Distribution Indonesia (“CCDI”)

yang mewajibkan Perusahaan untuk menjual produk Frestea sebanyak yang telah disepakati. Sebagai kompensasi, CCDI memberikan dana untuk mendukung kegiatan pemasaran Perusahaan. Perjanjian ini mulai berlaku sejak 1 Desember 2009 dan akan berakhir pada 30 November 2012.

d. Perusahaan mempunyai berbagai perjanjian sewa operasi atas gerai restoran dengan komitmen

sewa yang tetap untuk setiap periode atau berdasarkan persentase penjualan pada gerai tersebut.

29. PERNYATAAN YANG TELAH DIKELUARKAN TAPI BELUM BERLAKU EFEKTIF Standar Akuntansi yang telah dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (“DSAK”) sampai

dengan penyelesaian laporan keuangan Perusahaan yang mungkin relevan dengan pelaporan keuangan Perusahaan tetapi belum efektif adalah sebagai berikut:

Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2010:

• PSAK No. 26 (Revisi 2008), “Biaya Pinjaman”, menentukan biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan, konstruksi, atau pembuatan aset kualifikasian dikapitalisasi sebagai bagian biaya perolehan aset tersebut.

• PSAK No. 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan” berisi persyaratan penyajian dari instrumen keuangan dan pengidentifikasian informasi yang harus diungkapkan.

• PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban keuangan, dan kontrak pembelian dan penjualan item non-keuangan.

Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011:

• PSAK No. 1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan”, menetapkan dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan bertujuan umum (general purpose financial statements) agar dapat dibandingkan baik dengan laporan keuangan periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas lain.

• PSAK No. 2 (Revisi 2009), “Laporan Arus Kas”, memberikan pengaturan atas informasi mengenai perubahan historis dalam kas dan setara kas melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, maupun pendanaan selama suatu periode.

• PSAK No. 5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi”, informasi segmen diungkapkan untuk memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi.

• PSAK No. 25 (Revisi 2009), “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan”, menentukan kriteria untuk pemilihan dan perubahan kebijakan akuntansi, bersama dengan perlakuan akuntansi dan pengungkapan atas perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan koreksi kesalahan.

• PSAK No. 48 (Revisi 2009), “Penurunan Nilai Aset”, menetapkan prosedur-prosedur yang diterapkan agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkan dan jika aset tersebut terjadi penurunan nilai, rugi penurunan nilai harus diakui.

Page 29: LAPORAN KEUANGAN PT FAST FOOD INDONESIA TBK.akses.ksei.co.id/docs/quarter/2010/09/TW1/FAST/FAST_LK_TW_I_2010… · hubungan istimewa 2o,25 14.860 .787.950 ... Kebijakan akuntansi

PT FAST FOOD INDONESIA TBK.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009

(Disajikan dalam Rupiah Kecuali Disebutkan Lain)

27

29. PERNYATAAN YANG TELAH DIKELUARKAN TAPI BELUM BERLAKU EFEKTIF (lanjutan)

• PSAK No. 57 (Revisi 2009), “Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi”, bertujuan untuk mengatur pengakuan dan pengukuran kewajiban diestimasi, kewajiban kontinjensi dan aset kontinjensi serta untuk memastikan informasi memadai telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan untuk memungkinkan para pengguna memahami sifat, waktu, dan jumlah yang terkait dengan informasi tersebut.

• PSAK No. 58 (Revisi 2009), “Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan”, bertujuan untuk mengatur akuntansi untuk aset yang dimiliki untuk dijual, serta penyajian dan pengungkapan operasi dihentikan.

Perusahaan sedang mengevaluasi dan belum menentukan dampak dari Standar yang direvisi tersebut

terhadap laporan keuangannya. 30. PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN

Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2010.