laporan kinerja instansi pemerintah (l k jip) dinas...
TRANSCRIPT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
LKjIP DLH Kab. Boyolali 2017 i
PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP)
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN 2017
DINAS LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN 2018
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
LKjIP DLH Kab. Boyolali 2017 ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha Kuasa yang telah memberikan kekuatan dan
petunjukNya sehingga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas Lingkungan Hidup
Tahun 2017 telah selesai disusun guna memenuhi kewajiban menyampaikan LKjIP setelah
pelaksanaan program/kegiatan APBD 2017 sebagaimana Peraturan Presiden Nomor 29
tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014
tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Penetapan Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara
Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Dokumen LKjIP menyajikan hasil pengukuran kinerja tahun 2017 serta evaluasi dan
analisis akuntabilitas kinerjanya, sehingga dokumen LKjIP ini dapat memberikan informasi
keberhasilan/ kegagalan Dinas Lingkungan Hidup serta dapat diketahui apakah program/
kegiatan yang dilaksanakan telah mencapai indikator dan target kinerja serta mengarah pada
terwujudnya visi dan misi Pemerintah Kabupaten Boyolali.
Selain itu, dokumen LKjIP juga menyajikan dokumen perencanan dan kinerja lain
seperti Rencana Strategis (Renstra), Indikator Kinerja Utama (IKU), Rencana Kinerja
Tahunan (RKT), serta Perjanjiaan Kinerja, sehingga dokumen LKjIP juga dapat digunakan
untuk mengevaluasi konsistensi penerapan rencana strategis yang telah ditetapkan, melalui
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi di masing-masing bidang sekaligus dapat memberikan
gambaran penerapan prinsip-prinsip Good Governance, yaitu terwujudnya transparansi dan
akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten Boyolali.
Dengan tersusunnya dokumen ini, tidak lupa diucapkan terima kasih kepada tim
penyusun LKjIP Dinas Lingkungan Hidup dan pelaksana kegiatan serta pihak-pihak terkait
yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Harapan kita semua tentunya penyusunan LKjIP Dinas Lingkungan Hidup Tahun 2017
ini, benar-benar didasarkan pada pengukuran kinerja yang realistis dan obyektif sehingga
hasilnya dapat dijadikan sebagai bahan untuk menentukan langkah dan kebijakan Dinas
Lingkungan Hidup di tahun selanjutnya serta dapat mendorong peningkatan kinerja para
penyelenggara pemerintahan daerah dalam mewujudkan visi - misi Pemerintah Kabupaten
Boyolali.
Demikian, semoga dokumen LKjIP Dinas Lingkungan Hidup Tahun 2017 ini dapat
memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada kita semua, Amin.
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
LKjIP DLH Kab. Boyolali 2017 iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i
KATA PENGANTAR............................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. v
IKHTISAR EKSEKUTIF .......................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................ I-1
1.2 Gambaran Organisasi .................................................................... I-2
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA .................................... 5
2.1 Rencana Strategis Organisasi ......................................................... II-5
2.2 Perjanjian Kinerja ............................................................................ II-7
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ................................................................. 10
3.1 Capaian Kinerja Organisasi ............................................................ III-10
3.2 Realisasi Anggaran 2017 ................................................................ III-38
BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 41
4.1 Simpulan ......................................................................................... IV-41
4.2 Saran tindak ................................................................................... IV-42
DAFTAR LAMPIRAN
A Struktur Organisasi Perangkat Daerah
B Rencana Kinerja Tahunan
C Perjanjian Kinerja Perubahan Tahun 2017
D Pengukuran Kinerja Perubahan Tahun 2017
E Piagam Penghargaan
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
LKjIP DLH Kab. Boyolali 2017 iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Perjanjian Kinerja Perubahan Tahun 2017 ......................................... II - 8
Tabel 3.1 Tabel Pencapaian Target Kinerja Sasaran 1 ....................................... III - 11
Tabel 3.2 Tabel Pencapaian Target Kinerja Sasaran 2 ....................................... III - 22
Tabel 3.3 Capaian Kinerja per Sasaran ............................................................... III - 37
Tabel 3.4 Capaian Kinerja per Bidang ................................................................. III - 37
Tabel 3.5 Alokasi dan Realisasi Anggaran ......................................................... III - 38
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
LKjIP DLH Kab. Boyolali 2017 v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 ...... .................................................................................................... III - 14
Gambar 3.2 ...... .................................................................................................... III - 23
Gambar 3.3 ...... .................................................................................................... III - 27
Gambar 3.4 ...... .................................................................................................... III - 30
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
LKjIP DLH Kab. Boyolali tahun 2017 vi
IKHTISAR EKSEKUTIF
Dalam rangka lebih meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya
guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta berorientasi kepada hasil
(result oriented governement), perlu adanya sistem akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah. Sedangkan untuk mengetahui tingkat akuntabilitas tersebut, perlu adanya
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) yang merupakan bahan utama untuk
monitoring dan evaluasi sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Dengan
telah selesainya pelaksanaan tahun anggaran 2017, sesuai Peraturan Presiden Nomor
29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, semua
instansi pemerintah, termasuk Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali, wajib
menyusun LKjIP. Selain itu, informasi dalam dokumen LKjIP merupakan bentuk
pertanggungjawaban atas keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan tugas.
Berdasar Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 16 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Boyolali (Lembaran Daerah
Kabupaten Boyolali Tahun 2016 Nomor 16, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Boyolali Nomor 183) dan Peraturan Bupati Boyolali Nomor 37 Tahun 2016 tentang
Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten
Boyolali (Berita Daerah Kabupaten Boyolali Tahun 2016 Nomor 37), Dinas Lingkungan
Hidup dipimpin oleh Kepala Dinas, terdiri 1 (satu) sekretaris badan,3 (tiga) kepala
subbagian, 4 (empat) kepala bidang, dan 12 (duabelas) kepala seksi, serta 2 orang
Kepala UPT dengan 2 (dua) orang Kasubbag TU. Jumlah pegawai secara keseluruhan
per 31 Desember 2017 adalah 114 orang PNS dengan 35 orang PTT, THL 75 orang
dan PPE 6 orang
Dinas Lingkungan Hidup mempunyai tugas pokok membantu Bupati melaksanakan
Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan yang
diberikan kepada Daerah di bidang lingkungan hidup, bidang kehutanan, dan bidang
pekerjaan umum dan penataan ruang sub urusan persampahan.
Visi Kepala Daerah terpilih Kabupaten Boyolali (Bupati Boyolali) yang tertuang
dalam dokumen RPJMD Kabupaten Boyolali 2016-2021 adalah “Pro Investasi
mewujudkan Boyolali yang maju dan lebih sejahtera “: Dinas ingkungan Hidup
sebagai perangkat daerah yang membantu tugas Bupati Boyolali tidak mempunyai visi
dan misi tersendiri, namun berkewajiban untuk mendukung tercapainya visi dan misi
Kepala Daerah.
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
LKjIP DLH Kab. Boyolali tahun 2017 vii
Untuk mewujudkan visi tersebut, pada tahun 2017 sesuai dengan RPJMD
Kabupaten Boyolali 2016 – 2021 serta Renstra Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Boyolali 2016 – 2021, melaksanakan 11 (sebelas) program dengan 41 (empat puluh
satu) kegiatan dengan anggaran (perubahan) sebesar Rp. 33.057.852.000,00 (tiga
puluh tiga milyard lima puluh tujuh juta delapan ratus lima puluh dua ribu rupiah).
Seluruh program/ kegiatan tersebut direncanakan sebagai bagian dari Perjanjian
Kinerja Tahun 2017 untuk mencapai 2 (dua) sasaran pokok, atau dengan kata lain
seluruh kegiatan diharapkan mempunyai kaitan sebab akibat dengan sasaran yang
telah ditetapkan.
Berdasarkan penilaian sendiri (Self Assessment) atas realisasi pelaksanaan
Perjanjian Kinerja Tahun 2017, menunjukkan bahwa rata-rata nilai capaian kinerja dari
2 (dua) sasaran yang telah ditetapkan adalah 92,56 %, yang masing masing sasaran
berhasil mencapai nilai kinerja 96,4 % untuk sasaran 1 dengan 8 (delapan) indikator dan
nilai kinerja 88,73 untuk kinerja sasaran 2 dengan 7 (tujuh) indikator
Secara keseluruhan capaian kinerja 92,56 % (kategori baik) namun mengalami
penurunan dibanding capaian kinerja tahun 2016 yang mencapai 100,5 % namun
dengan indikator yang berbeda.
Sedangkan anggaran kegiatan dari APBD Perubahan Tahun 2017 berjumlah
Rp 33.057.852.000,00 terealisasi Rp. 30.622.528.779,00 dengan penyerapan sebesar
92,63 % atau efisiensi sebesar 7,37 %. Besarnya realisasi anggaran tahun 2017
mengalami kenaikan sebesar Rp 15.085.390.964,00 dari tahun 2016 sebesar
Rp. 15.537.137.815,00.
Guna mempertahankan dan atau meningkatkan capaian kinerja Dinas
Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali, telah dilakukan koordinasi serta monitoring dan
evaluasi pelaksanaan dan pencapaian kinerja baik secara intern OPD maupun dengan
OPD dan stakheholder terkait. Sedangkan upaya yang dilakukan agar kinerja
Dinas Lingkungan Hidup lebih baik dan akuntabel antara lain melakukan re-orientasi
terhadap program/kegiatan yang kurang tepat sasaran, meningkatkan kualitas dokumen
perencanaan, melakukan sinkronisasi antara dokumen perencanaan, terutama dengan
merevisi dokumen IKU dan dokumen Renstra, serta memanfaatkan secara nyata hasil
evaluasi kinerja sebagai bahan perbaikan pelaksanaan program/kegiatan.
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
LKjIP DLH Kab. Boyolali tahun 2017 I - 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dilaksanakan dalam
rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya guna, berhasil
guna, bersih dan bertanggung jawab serta berorientasi kepada hasil (result
oriented governement). Sedangkan untuk mengetahui tingkat akuntabilitas perlu
adanya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP). Instansi yang wajib menyusun
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) adalah Kementerian /Lembaga,
Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota, Unit Organisasi Eselon I pada
Kementerian/Lembaga, Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan unit kerja mandiri yang
mengelola anggaran tersendiri dan/ atau unit yang ditentukan oleh pimpinan instansi
masing-masing.
Sesuai dengan siklusnya, setelah selesai pelaksanaan tahun anggaran 2017,
pemerintah daerah menyusun LKjIP 2017 yang merupakan laporan kinerja tahunan
yang berisi pertanggung jawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai
tujuan/sasaran strategis instansi. LKjIP berisi ikhtisar pencapaian sasaran
sebagaimana yang ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja dan dokumen
perencanaan. Dokumen LKjIP bukan dokumen yang berdiri sendiri, namun terkait
dengan dokumen lain yaitu Indikator Kinerja Utama (IKU), RPJMD/Renstra OPD,
RKPD/Renja OPD, Perjanjian Kinerja, dan Rencana Kinerja Tahunan (RKT).
Tujuan penyusunan LKjIP adalah menyajikan pertanggungjawaban kinerja
instansi pemerintah (Dinas Lingkungan Hidup) dalam mencapai sasaran strategis
instansi sebagaimana telah ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja di awal
tahun anggaran dan Perjanjian Kinerja Perubahan. Dokumen LKjIP ini dapat
digunakan sebagai :
1. sumber informasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan pencapaian kinerja
Dinas Lingkungan Hidup dengan pembanding hasil pengukuran kinerja dan
perjanjian kinerja;
2. bahan evaluasi untuk mengetahui tingkat akuntabilitas kinerja Dinas Lingkungan
Hidup ;
3. bahan evaluasi untuk penyusunan rencana kegiatan dan kinerja Dinas
Lingkungan Hidup pada tahun berikutnya.
Peraturan perundang-undangan yang menjadi acuan dalam penyusunan
dokumen LKjIP Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali antara lain :
1. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah;
2. Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (SAKIP);
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
LKjIP DLH Kab. Boyolali tahun 2017 I - 2
3. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan
Penetapan Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah;
4. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 14 Tahun 2016 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Boyolali 2016-2021
(Lembaran Daerah Kabupaten Boyolali Tahun 2016 Nomor 14, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 182);
5. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 16 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Boyolali (Lembaran
Daerah Kabupaten Boyolali Tahun 2016 Nomor 16, Tambahan Lembaran
Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 183);
6. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 25 Tahun 2017 tentang
Perubahan Anggaran dan Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Boyolali
Tahun Anggaran 2017 (Lembaran Daerah Kabupaten Boyolali Tahun 2017
Nomor 25);
7. Peraturan Bupati Boyolali Nomor 37 Tahun 2016 tentang Susunan Organisasi,
Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Boyolali
(Berita Daerah Kabupaten Boyolali Tahun 2016 Nomor 37);
8. Peraturan Bupati Boyolali Nomor 25 Tahun 2017 tentang Penjabaran
Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Boyolali
Tahun Anggaran 2017 (Berita Daerah Kabupaten Boyolali Tahun 2017 Nomor
25).
1.2. Gambaran Organisasi
Gambaran umum Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali dapat dilihat
dari aspek kelembagaan, tugas pokok dan fungsi serta aspek strategis organisasi.
1.2.1 Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Sedangkan tugas dan fungsi Dinas Lingkungan Hidup (Peraturan Bupati
Boyolali Nomor 37 Tahun 2016 tentang Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi,
serta Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Boyolali, bahwa Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten Boyolali mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan
Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan
yang diberikan kepada Daerah di bidang lingkungan hidup, bidang kehutanan, dan
bidang pekerjaan umum dan penataan ruang sub urusan persampahan.
Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Dinas Lingkungan Hidup
menyelenggarakan fungsi:
1. perumusan kebijakan bidang lingkungan hidup, bidang kehutanan, dan bidang
pekerjaan umum dan penataan ruang sub urusan persampahan sesuai dengan
lingkup tugasnya;
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
LKjIP DLH Kab. Boyolali tahun 2017 I - 3
2. pelaksanaan kebijakan bidang lingkungan hidup, bidang kehutanan, dan bidang
pekerjaan umum dan penataan ruang sub urusan persampahan sesuai dengan
lingkup tugasnya;
3. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan bidang lingkungan hidup, bidang
kehutanan, dan bidang pekerjaan umum dan penataan ruang sub urusan
persampahan sesuai dengan lingkup tugasnya;
4. pelaksanaan administrasi dinas bidang lingkungan hidup, bidang kehutanan,
dan bidang pekerjaan umum dan penataan ruang sub urusan persampahan
sesuai dengan lingkup tugasnya; dan
5. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati dan Peraturan Perundang-
undangan yang terkait dengan tugas dan fungsinya.
1.2.2 Struktur Organisasi
Organisasi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali dibentuk dengan
Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 16 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Boyolali (Lembaran
Daerah Kabupaten Boyolali Tahun 2016 Nomor 16, organisasi Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten Boyolali terdiri dari :
a. Kepala
b. Sekretariat
c. Bidang Tata Lingkungan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup
d. Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, dan
Pertamanan
e. Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup
f. Bidang Perizinan, Pembinaan, dan Penataan Lingkungan Hidup
g. Kelompok Jabatan Fungsional
h. Unit Pelaksana Teknis.
(1) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada huruf b terdiri dari:
a. Subbagian Umum dan Kepegawaian
b. Subbagian Keuangan
c. Subbagian Perencanaan dan Pelaporan.
(2) Bidang Tata Lingkungan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup
sebagaimana dimaksud pada huruf c terdiri dari:
a. Seksi Inventarisasi dan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan L H
b. Seksi Kajian Strategis dan Dampak Lingkungan Hidup
c. Seksi Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup.
(3) Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, dan
Pertamanan sebagaimana dimaksud pada huruf d terdiri dari:
a. Seksi Pengelolaan Sampah
b. Seksi Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
c. Seksi Pertamanan.
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
LKjIP DLH Kab. Boyolali tahun 2017 I - 4
(4) Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup
sebagaimana dimaksud pada huruf e terdiri dari:
a. Seksi Pencegahan Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup
b. Seksi Penanggulangan, Pemulihan Pencemaran, dan Kerusakan L H
c. Seksi Pemeliharaan Lingkungan Hidup.
(5) Bidang Perizinan, Pembinaan, dan Penataan Lingkungan Hidup sebagaimana
dimaksud pada huruf f terdiri dari:
a. Seksi Pelayanan Izin Lingkungan
b. Seksi Pembinaan Pengelolaan Lingkungan Hidup
c. Seksi Pengawasan dan Penataan Hukum Lingkungan Hidup
1.2.3 Aspek Strategis dan Permasalahan Utama Organisasi
Aspek-aspek strategis Dinas Lingkungan Hidup diperoleh dengan
mengakomodasi isu organisasi (Dinas Lingkungan Hidup), permasalahan dan atau
arah kebijakan dan program RPJMD Kabupaten 2016-2021, dan isu utama
kementerian terkait dengan tugas dan fungsi Dinas Lingkungan Hidup, yaitu :
1. Pencemaran lingkungan (udara, air, tanah, sampah) terutama yang bersumber
dari industri dan jasa, sektor rumah tangga (limbah domestik/ sampah), dan
sektor transportasi;
2. Kerusakan Lingkungan;
3. Kontaminasi dari limbah bahan berbahaya dan beracun (LB3);
4. Perubahan iklim, fenomena Gas Rumah Kaca (GRK);
5. Alih fungsi lahan;
6. Penegakan hukum lingkungan;
7. Bencana lingkungan seperti banjir dan longsor, kekeringan, kebakaran hutan
dan lahan dll;
Ada beberapa permasalahan yang dihadapi oleh Dinas Lingkungan Hidup
dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya yang secara garis besar dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. keterbatasan jumlah dan kemampuan SDM aparatur dalam merumuskan
kebijakan/ peraturan dan menyikapi perubahan peraturan serta melaksanakan
peraturan dalam mendukung tupoksinya;
2. mekanisme dan tata kerja pelaksanaan tugas yang belum optimal.
3. koordinasi intern OPD yang kurang baik sehingga dalam penyusunan pelaporan
juga kurang bisa optimal.
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
LKjIP DLH Kab. Boyolali 2017 II - 5
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1. Rencana Strategis Organisasi
Visi dan Misi Kepala Daerah (Bupati) Kabupaten Boyolali sebagaimana
tercantum dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kabupaten Boyolali Tahun 2016 – 2021 adalah sebagai berikut :
a. Visi
Gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang ingin dicapai
Kabupaten Boyolali melalui dalam kurun waktu 5 (lima) tahun (2016–2021) yang
akan datang sebagaimana tersebut dalam dokumen Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Boyolali Tahun 2016 – 2021
adalah ”Pro Investasi mewujudkan Boyolali yang maju dan lebih sejahtera”.
Sesuai tugas pokok dan fungsinya, Dinas Lingkungan Hidup yang merupakan
pengembangan kapasitas kelembagaan dari Dinas Lingkungan Hidup sebagai
perangkat daerah pembantu Bupati berkewajiban untuk mendukung
terwujudnya visi tersebut telah menyusun rencana stratejik yang berorientasi
pada hasil (outcome) yang ingin dicapai selama kurun waktu 5 (lima) tahun,
yaitu periode 2016 - 2021 dengan memperhitungkan potensi, peluang dan
kendala yang ada atau mungkin timbul. Rencana stratejik Dinas Lingkungan
Hidup yang mencakup visi kepala daerah, misi kepala daerah, tujuan dan
sasaran serta strategi pencapaian sasaran akan diuraikan dalam bab ini.
Sedangkan uraian sasaran dan target kinerja yang ingin dicapai dalam tahun
2017 berikut program dan kegiatan pendukungnya akan dijelaskan dalam
Rencana Kinerja Tahun 2017.
b. Misi
Sedangkan misi kepala daerah sebagaimana yang tertuang dalam dokumen
RPJMD Kabupaten Boyolali Tahun 2016 – 2021 adalah sebagai berikut :
1. Boyolali, melanjutkan semangat Pro Investasi
2. Boyolali membangun untuk perubahan
3. Boyolali, bersih, berintegritas, sejahtera
4. Boyolali, sehat, produktif dan berdaya saing
5. Boyolali, lumbung padi dan pangan nasional
6. Boyolali kota susu, produsen daging dan hasil ternak/perikanan
7. Boyolali, lebih maju dan berteknologi
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
LKjIP DLH Kab. Boyolali 2017 II - 6
Dalam rangka mendukung pencapaian Misi Bupati Boyolali tersebut di atas dan
terkait dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Boyolali terebut di atas adalah untuk mendukung dan mengambil peran pada
misi Bupati yaitu :
Misi ke 1 , yaitu Boyolali, melanjutkan semangat Pro Investasi :
Sesuai tugas pokok Badan Lingkungan Hidup yaitu membantu Bupati dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang lingkungan hidup dan fungsi
sebagai pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di
bidang lingkungan hidup tentu sangat berkepentingan terhadap misi ini. Misi ini
berorientasi pada penyediaan sistem layanan investasi yang kondusif guna
meningkatkan daya tarik bagi investor dan kenaikan nilai investasi, dalam
koridor investasi berawasan keberlanjutan lingkungan hidup. Misi pro investasi
dimaksudkan mendinamisir dunia usaha, aktivitas perekonomian dan hubungan
industrial yang berwawasan lingkungan, misi ini sebagai dasar kebijakan yang
mensinergikan tumbuhnya investasi dengan keberlanjutan lingkungan.
Jadi pengembangan investasi di Kabupaten Boyolali diprioritaskan pada
pengembangan kota ramah lingkungan (green economy menuju green city).
Konsep Kabupaten Hijau adalah konsep pembangunan yang berwawasan
lingkungan, keberlanjutan kehidupan generasi yang akan datang di planet bumi.
Elemen Kabupaten Hijau meliputi :
a. Perencanaan dan perancangan kota yang ramah lingkungan;
b. Ruang terbuka hijau yang ideal ;
c. Konsumsi energi yang efisien;
d. Pengelolaan limbah;
e. Bangunan hemat energi;
f. Sistem transportasi berkelanjutan;
g. Pelibatan aktif masyarakat sebagai “ komunitas hijau ”
Dinas Lingkungan Hidup akan mempunyai peran yang sangat krusial dalam
pelaksanaan misi ini, karena lingkungan hidup sebagai kata kunci untuk
mendukung semangat pro investasi bukan sebagai penghambat dan
penghalang masuknya investasi ke Kabupaten Boyolali, namun Dinas
Lingkungan Hidup sebagai pengawal pelaksanaan pembangunan dengan
Konsep Kabupaten Hijau.
Perencanaan strategis merupakan perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun.
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
LKjIP DLH Kab. Boyolali 2017 II - 7
Rencana Strategis Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali sebagaimana
tertuang dalam dokumen Rencana Strategis Badan (Dinas) Lingkungan Hidup
Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2021 mempunyai sasaran strategis :
1. Terwujudnya Tata Kelola Daerah yang ramah lingkungan
2. Meningkatnya aktifitas perekonomian yang bersahabat dengan lingkungan
(green economy)
Sasaran strategis – sasaran strategis tersebut memiliki 15 (lima belas) indikator
kinerja utama dengan target kinerja setiap tahun selama 5 (lima) tahun
perencanaan 2016-2021 secara lengkap sebagaimana terlampir.
Seluruh indikator kinerja dalam dalam dokumen Rencana Strategis Dinas
Lingkungan Hidup merupakan lndikator Kinerja Utama (Key Performance
Indicator, yaitu ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis
organisasi. Indikator dalam dokumen IKU berlaku 5 (lima) tahunan
menyesuaikan dokumen RPJMD dan digunakan sebagai acuan SKPD.
Semua sasaran strategis dengan indicator capaiannya dijabarkan lebih lanjut ke
dalam sejumlah program. Di dalam setiap program terkumpul sejumlah kegiatan
yang memiliki kesamaan perspektif di kaitkan dengan maksud, tujuan dan
karakteristik program. Penetapan program di perlukan untuk memberikan focus
pada penyusunan kegiatan dan pengalokasian sumber daya organisasi.
Dengan demikian kegiatan merupakan penjabaran lebih lanjut dari
program.Rencana Kinerja Tahun 2017 Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Boyolali, disusun mengacu pada Rencana Strategis (Renstra) Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2021 sebagai penjabaran RPJMD tahun
2016-2021 tahun kedua. serta Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2016-2021
untuk pencapaian visi dan misi Kepala Daerah Kabupaten Boyolali.
2.2. Perjanjian Kinerja
Sesuai ketentuan, Perjanjian Kinerja (Perubahan) Dinas Lingkungan Hidup
Tahun 2017 yang disusun berdasar pada Rencana Strategis (Renstra) 2016-
2021, Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) 2017, dan Dokumen Pelaksanaan
Perubahan Anggaran (DPPA) 2017. Perjanjian Kinerja meliputi 2 (dua) sasaran
strategis sebagai berikut:
1. Terwujudnya tata kelola daerah yang ramah lingkungan mempunyai 8
(delapan) indikator utama;
2. Meningkatnnya aktifitas perekonomian yang bersahabat dengan lingkungan
(green economy) mempunyai 7 (tujuh) indikator utama;
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
LKjIP DLH Kab. Boyolali 2017 II - 8
Semua sasaran strategis dengan indikator capaiannya dijabarkan lebih lanjut ke
dalam sejumlah program. Di dalam setiap program terkumpul sejumlah kegiatan
yang memiliki kesamaan perspektif dikaitkan dengan maksud, tujuan dan
karakterisrik program.
Penetapan program diperlukan untuk memberikan fokus pada penyusunan
kegiatan dan pengalokasian sumber daya organisasi. Dengan demikian kegiatan
merupakan penjabaran lebih lanjut dari program.
Berikut Perjanjian Kinerja Badan Lingkungan Hidup Tahun 2017 sebagai mana
tertuang dalam dokumen Perjanjian Perubahan Kinerja Badan Lingkungan Hidup
Tahun 2017 sebagai berikut :
Tabel 2.1
PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2017 DINAS LINGKUNGAN HIDUP
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
1 2 3 4
1.
Terwujudnya tata kelola daerah yang ramah lingkungan
Luasan RTH publik wilayah kota/ kawasan perkotaan
1.324.322 m2
Persentase ketersediaan luasan RTH publik sebesar 20% dari luasan wilayah kota/ kawasan perkotaan
2,95 %
Sumur resapan dan sejenisnya 5511 unit
Cakupan pengelolaan sampah mandiri 2 desa/ kel
Prosentase data yang tersaji dalam dokumen/ buku Indeks Kualitas Pengelolaan Lingkungan Hidup (IKPLHD) sebagai pengganti Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD)
100
%
Paket Data dan Informasi Sumber Daya Alam
3 paket
Sarana dan Prasarana Kebun Raya Indrokilo
1 Paket
Persentase pengangkutan sampah pada wilayah kerja sama
90 %
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
LKjIP DLH Kab. Boyolali 2017 II - 9
1 2 3 4
2.
Meningkatnya aktifitas perekonomian yang bersahabat dengan lingkungan (green economy)
Prosentase aduan dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan ditindak lanjuti
100 %
Prosentase usaha/kegiatan yang ramah lingkungan
10 %
Jumlah unit sumber Energi Baru terbarukan yang dibangun (IPAL Biogas)
15 unit
Prosentase jumlah pelaku usaha/ kegiatan yang Memiliki Rekomendasi UKL/UPL, kelayakan Amdal, dan atau Izin Lingkungan
100 %
Persentase hasil perhitungan beban pencemaran yang meliputi parameter pokok/ utama air sungai, waduk dan udara yang memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan
100 %
Prosentase kriteria kota terbersih (Adipura) yang terpenuhi untuk memperoleh Adipura
100 %
Jumlah sekolah yang memiliki penghargaan Adiwiyata
15 sekolah
Untuk mencapai/ mewujudkan target kinerja yang telah ditetapkan tersebut, Dinas
Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali melaksanakan Program dan Kegiatan dengan
anggaran sebesar Rp. 33.057.852.000,00 yang selengkapnya sebagaimana terdapat
dalam dokumen Perjanjian Kinerja Perubahan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Boyolali Tahun 2017 (terlampir).
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
LKjIP DLH Kab. Boyolali 2017 III - 10
BBAABB IIIIII
AAKKUUNNTTAABBIILLIITTAASS KKIINNEERRJJAA
Akuntabilitas kinerja Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali adalah
perwujudan kewajiban Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali untuk
mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan tugas pokok dan
fungsinya dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Kinerja Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten Boyolali Tahun 2017 tergambar dalam tingkat pencapaian sasaran
yang dilaksanakan melalui berbagai kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan
yang ditetapkan.
3.1. Capaian Kinerja Organisasi
Sebagaimana telah ditetapkan di dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2017
(perubahan), Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali telah melaksanakan
berbagai kegiatan strategis. Seluruh kegiatan tersebut direncanakan sebagai
bagian dari Rencana Kinerja Tahun 2017 untuk mencapai 2 (dua) sasaran
utama.
Mengukur kinerja adalah menghitung kuantitas/ kualitas keluaran (output) dan
atau hasil (outcome) kegiatan/program yang telah dilaksanakan pada tahun
sebelumnya (tahun 2017). Indikator keluaran (output) dan atau hasil (outcome)
yang diukur berdasar indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam dokumen
Perjanjian Kinerja (tahun 2017). Sesuai ketentuan, Indikator Kinerja OPD
minimal meliputi keluaran (output), sehingga pengukuran kinerja Dinas
Lingkungan Hidup dapat berupa keluaran (output) dan hasil (outcome) sesuai
dokumen Penetapan/ Perjanjian Kinerja Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Boyolali Tahun 2017.
a. Keluaran (Output) adalah segala sesuatu berupa produk/jasa (fisik dan/atau
non fisik) sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan dan
program berdasarkan masukan (input) yang digunakan.
b. Hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya
keluaran (output) kegiatan. Hasil (outcome) merupakan ukuran seberapa
jauh setiap produk/jasa dapat memenuhi kebutuhan dan harapan
masyarakat.
Pengukuran pencapaian kinerja dilakukan dengan cara membandingkan antara
realisasi dengan target pada Dokumen Perjanjian Kinerja.
Pada tahun anggaran 2017, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali telah
melaksanakan berbagai program/ kegiatan untuk mencapai sasaran yang telah
ditetapkan.
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
LKjIP DLH Kab. Boyolali 2017 III - 11
Penilaian capaian kinerja menggunakan 4 (empat) skala pengukuran
dengan kategori sebagai berikut :
a. Lebih dari 100 % = Sangat Baik
b. 76% sampai 100% = Baik
c. 56% sampai 75 % = Cukup
d. Kurang dari 55 % = Kurang
Capaian kinerja Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali sesuai dengan
pengukuran kinerja Tahun 2017 disajikan dengan membandingkan antara target
dan realisasi kinerja tahun ini, antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun
ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir, dan realisasi kinerja sampai
dengan tahun ini dengan target jangka menengah (kalau ada dengan standar
nasional).
Sedangkan evaluasi capaian dan akuntabilitas kinerja meliputi analisis penyebab
keberhasilan/ kegagalan, analisis efisiensi penggunaan sumber daya, dan analisis
program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan/ kegagalan diuraikan guna
memberikan gambaran efektifitas dan efesiensi pencapaian target kinerja
Berikut ini penjelasan pencapaian target kinerja Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Boyolali Tahun 2017 per sasaran :
1. Sasaran 1 : Terwujudnya tata kelola daerah yang ramah lingkungan
Pencapaian target kinerja sasaran ini tergambarkan pada tabel indikator berikut :
Tabel 3 – 1 Pencapaian target kinerja sasaran 1
Indikator kinerja
(Outcome) Satuan
Target
Renstra s.d
2021
Target
RPJMD s.d
2021
Tahun 2016 Tahun 2017 Kate-
gori
Penang
gung jawab Realisasi Capaian
(%) Target Realisasi
Capaian
(%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1. Luasan RTH publik wilayah
kota/ kawasan perkotaan
m2 1.437.322 1.437.322 1.289.322 100 1.324.3
22
1.315.2
22
99 B Bid II
2. Persentase ketersediaan
luasan RTH publik sebesar
20% dari luasan wilayah
kota/asan perkotaan
% 3,21 3,21 2,88 100 2,95 2,93 99 B Bid. II
3. Sumur resapan dan
sejenisnya
9.240 9.240 1540 100 1055 1056 100 B Bid. III
4. Cakupan pengelolaan
sampah mandiri
Desa/
kel
12 12 2 100 2 2 100 B Bid. II
5. Persentase data yang
tersaji dalam dokumen/
buku indeks Kualitas
Pengelolaan Lingkungan
Hidup (IKPLHD)
% 100 100 100 100 100 100 100 B Bid. I
6. Paket data dan Informasi
Sumber Daya Alam
paket 6 6 1 100 3 3 100 B Bid. I
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
LKjIP DLH Kab. Boyolali 2017 III - 12
Indikator kinerja
(Outcome) Satuan
Target
Renstra s.d
2021
Target
RPJMD s.d
2021
Tahun 2016 Tahun 2017 Kate-
gori
Penang
gung jawab Realisasi Capaian
(%) Target Realisasi
Capaian
(%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
7. Sarana dan prasarana
Kebun Raya
paket 6 6 1 100 1 1 100 B Bid. III
8. Persentase pengangkutan
sampah pada wilayah kerja
sama
% 69,3 69,3 63,78 100 90 66 73 C Bid. II
Rata- rata 96,4 B
Sumber pengukuran kinerja DLH tahun 2017
Capaian kinerja sasaran ini meliputi 8 (delapan) indikator kinerja dengan capaian
kinerja secara keseluruhan (rata-rata) 96,4% (kategori baik). Capaian kinerja ini
dilaksanakan dengan 4 (empat) program yaitu Pengembangan Kinerja
Pengelolaan Persampahan, Pengelolaan RTH, Perlindungan dan Konservasi
SDA dan Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi SDA dan LH
Berikut analisis capaian kinerja sasaran 1 (satu) per indikator
1) Luasan RTH publik wilayah kota/ kawasan perkotaan dengan target
akumulasi luasan RTH Publik 1.324.322 m2, teralisasi 1.315.222 m2 dengan
capaian kinerja 99%
2) Persentase ketersediaan luasan RTH publik sebesar 20% dari luasan
wilayah kota/ kawasan perkotaan dengan target kinerja 2,95 % dapat
teralisasi 2,93 % dengan capaian kinerja 99%
Adapun analisa dari indikator 1 dan 2 tersebut sebagai berikut :
a. Kegagalan capaian indikator ini disebabkan karena beberapa sub
pekerjaan pembuatan taman/penambahan luasan TRH perkotaan
mengalami perubahan, karena belum adanya kesiapan lahan yang akan
digunakan sebagai lokasi, serta yang pasa awal perencanaan target ini
akan dilaksanakan oleh 2 (dua) instansi (bersama DPU), namun
selanjutnya hanya dilaksanakan di Dinas Lingkungan Hidup saja,
sehingga mengalami kesulitan untuk memenuhi penambahan RTH
perkotaan sebanyak 35.000 m2 (3,5 ha) mengingat keterbatasan lahan
yang dapat dimanfaatkan, selain itu sebagian anggaran dipergunakan
untuk meningkatkan kualitas RTH (bukan penambahan luasan RTH)
dengan penyediaan sarana dan prasarana pendukung perkembangan
Kebun Raya Indrokilo Boyolali.
Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja
antara lain adalah:
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
LKjIP DLH Kab. Boyolali 2017 III - 13
- belum adanya kesiapan lahan yang akan digunakan sebagai lokasi
pembuatan taman/RTH
- Pekerjaan baru dapat dilaksanakan setelah pekerjaan yang lain pada
lokasi yang sama selesai dilaksanakan
- Kesulitan mencari lahan milik pemkab yang memadai sebagai lokasi
pembuatan taman/RTH
Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam
pencapaian target kinerja adalah :
- Selalu berkoordinasi dengan dinas/instansi terkait terhadap status
lahan yang akan digunakan sebagai lokasi pembuatan taman/ RTH,
baik instansi tingkat kabupaten maupun kecamatan dan desa
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya
Efisiensi penggunaan sumber daya antara lain dilakukan dengan :
- Menggunakan anggaran untuk aktifitas yang benar-benar berpengaruh
terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan
anggaran sebesar 2,53 % dari anggaran sebesar Rp.
20.262.903.000,00 digunakan sebesar Rp. 19.751.056.974,00
c. Analisis Program/ kegiatan yang menyebabkan kegagalan
Untuk melaksanakan indikator ini dilaksanakan dengan program
Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau dengan kegiatan Penataan Ruang
Terbuka Hijau.
Dengan bentuk kegiatan yang dilaksanakan adalah dengan
melaksanakan Survey Tanaman, bahan bangunan, dan Survy lokasi
calon pembangunan taman ataupun monumen, Penyusunan DED
Kegiatan, Pelaksanaan lelang Kegiatan, Pengadaan Sarana dan
Prasarana, perlengkapan Kebun Raya Indrokilo, Pengadaan Taman dan
Penanaman Pohon di Kebun Raya Indrokilo, Pelaksanaan Pemeliharaan
Taman di 4 lokasi taman (Rumah Dinas, Kantor Bupati, Pandan Alas dan
Simpang Lima), Pemeliharaan Hewan di Lingkungan Hutan Kota dan
Rumah Dinas, Pembangunan Taman di Kebun Raya, dan di Kecamatan-
kecamatan (Mojosongo, Banyudono, Boyolali, Klego, Karanggede,
Wonosegoro, Andong, Juwangi dan Sawit), monev kegiatan, Koordinasi
dengan Satker terkait.
d. Capaian indikator ini apabila dibandingkan dengan kinerja tahun lalu
mengalami penurunan (1%), dan penurunan luasan RTH yang dibangun,
dari 99.000 m2 (40%) menjadi 25.900 m2 (10%) dari 247.000 m2.
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
LKjIP DLH Kab. Boyolali 2017 III - 14
Apabila dibandingkan dengan target jangka menengah, capaian indikator
ini baru mencapai 124.900 dari target seluas 247.000 m2, atau apabila
diakumulasi luas RTH publik sampai dengan tahun 2017 adalah
1.315.222 m2 (2,93) dari target 1.437.322 (3,97) pada tahun 2021
3) Sumur resapan dan sejenisnya dengan target 1055 (di DPA) unit dapat
terealisasi 1056 dengan capaian kinerja 100%
a. Keberhasilan capaian indikator ini dikarenakan adanya koordinasi dan kerja
sama yang baik dengan instansi terkait terutama lokasi pekerjaan serta
pihak penyedia barang/ jasa, baik pembuatan sumur resapan, maupun
peralatan pembuatan Lubang Resapan Biopori, dengan rincian sumur
resapan sebanyak 16 unit dan lubang resapan biopori sebanyak 1040 unit
(dari bantuan pemberian alat pembuat LBR sebanyak 52 unit dengan 20
LBR per satun alat)
Permasalahan yang dihadapi antara lain:
- Secara umum kegiatan ini berjalan lancar dan tidak ada hambatan
namun masih perlu peningkatan koordinasi dan komunikasi agar dalam
perencanaan kedepan menjadi lebih baik dengan mengacu yang menjadi
target di RPJMD.
Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam
pencapaian target kinerja adalah :
- Lebih meningkatkan koordinasi dan komunikasi dengan pihak terkait,
sehingga perencanaan kegiatan menjadi lebih baik
Data perkembangan jumlah sumur resapan dari tahun 2011-2017 sebagai
berikut :
Gambar 3 - 1 Perkembangan Jumlah Sumur Resapan dan Bipori
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
LKjIP DLH Kab. Boyolali 2017 III - 15
b. Efisiensi penggunaan sumber daya antara lain dengan:
Menggunakan anggaran untuk aktifitas yang benar-benar mendukung
terhadap capaian target, sehingga dapat mengurangi penggunaan
anggaran dengan efisiensi sebesar 5 % dari anggaran Rp.
110.000.000,- digunakan sebesar Rp. 104.454.288,-
c. Analisis Program kegiatan yang mendukung keberhasilan
Dilaksanakan dengan program Perlindungan dan Konservasi SDA dan LH
dengan kegiatan Peningkatan konservasi daerah tangkapan air dan
sumber-sumber air Peningkatan peranserta masyarakat dalam
perlindungan dan konsevasi SDA dan LH , dengan bentuk kegiatan yang
dilakukan adalah : Survey calon lokasi Penempatan Sumur Resapan,
Penyusunan DED Pembangunan Sumur Resapan, Proses pengadaan
barang dan jasa untuk pembuatan sumur resapan, Monitoring
pembangunan sumur resapan dan untuk bantuan alat pembuat lubang
resapan biopori dengan bentuk kegiatan antara lain penentuan spek dan
harga alat pembuat lubang resapan biopori, Proses pengadaan barang
sebagai pelaksana pengadaan alat pembuat biopori, Pengadaan biopori,
Distribusi peralatan pembuatan LBR, monitoring pasca distribusi peralatan
pembuatan LBR
Kegiatan secara umum berjalan dengan baik , namun demikian perlu
upaya-upaya peningkatan dengan lebih selektif dalam pemilihan lokasi
sesuai aspek lingkungan, monitoring dan evaluasi terhadap keberadaan
sumur resapan dan Lubang Resapan Biopori yang telah dibuat sehingga
diketahui kondisi terkini dan pemanfaatannya apakah masih terawat dan
apakah masih dapat berfungsi sebagaimana yang diharapkan, sehingga
tidak sekedar bisa membuat saja, namun perlu juga diperhatikan aspek
pemeliharaannya yang masih sering dilupakan.
Pembangunan sumur resapan dan pembuatan lubang resapan biopori ini
bertujuan untuk meningkatkan volume resapan air ke dalam tanah,
mengurangi laju limpasan permukaan yang seringkali menyebabkan
hilangnya lapisan tanah atas yang subur, memperpanjang/ memperlama
siklus hidrologi, yang bisa berdampak meminimalisasi terjadinya luapan
air/ banjir. Semakin banyak sumur resapan dan lubang bipori yang dibuat,
semakin banyak pula air hujan yang meresap ke dalam tanah dan semakin
baik pula pengelolaan daerah resapan air.
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
LKjIP DLH Kab. Boyolali 2017 III - 16
Sebagai ilustrasi, satu buah sumur resapan dengan kedalamam 5 meter
lebar 1,5 meter dapat meresapkan air hujan sebesar :
0,9675 m3 per hari dengan asumsi durasi hujan efektif 1,5 jam dan
koefisien permeabilitas tanah 0,48/hari . Sehingga apabila dibuat 16 unit
sumur resapan, maka volume air yang bisa diresapkan selama satu tahun
dengan hari hujan (deras) 180 hari sebanyak: 0,9675 m3 x 16 x 180 =
2.786,4 m3
d. Capaian indikator ini apabila dibandingkan dengan kinerja tahun lalu
mengalami sedikit penurunan penurunan jumlah unit yang dibangun, dari
1540 unit menjadi 1.056 unit, dan apabila dibandingkan dengan target
jangka menengah (9.240 unit sumur resapan dan sejenisnya), capaian
indikator ini baru 2.596 unit 28 %.
4) Cakupan pengelolaan sampah mandiri dengan target 2 kampung/desa dapat
teralisasi 2 lokasi/desa dengan capaian kinerja 100%, yaitu dengan adanya
pembuatan bangunan bank sampah di Desa Sruni Kecamatan Musuk untuk
mendukung adanya Kampung Iklim dan TPST di Karanggede
a. Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan karena semakin
meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungan
khususnya pengelolaan sampah serta perubahan paradigma pengelolaan
sampah yang semula sampah dipandang sebelah mata sebagai sesuatu
yang tidak bermanfaat menjadi barang yang dapat dimanfaatkan bahkan
dapat bernilai ekonomis, terutama sampah non organik.
Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja
antara lain adalah:
- Sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk, bertambah pula volume
sampah yang dihasilkan dari aktifitas manusia
- Keterbatasan luasan TPA yang ada serta umur TPA yang semakin
pendek
- Masih kurangnya pengetahuan dan ketrampilan masyarakat dalam
mengelola sampah secara mandiri
Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam
pencapaian target kinerja adalah :
- Sosialisasi pengelolaan sampah mandiri kepada masyarakat, sosialisasi
pengurangan sampah yang dimulai dari sumbernya
- Menambah lahan untuk perluasan TPA yang ada, serta meningkatkan
pengolahan sampah di TPA sehingga dapat memperpanjang umur TPA
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
LKjIP DLH Kab. Boyolali 2017 III - 17
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya
Efisiensi penggunaan sumber daya antara lain dilakukan dengan :
- Menggunakan anggaran untuk aktifitas yang benar-benar berpengaruh
terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan
anggaran sebesar 6,4 % dari anggaran sebesar 171.000.000 digunakan
sebesar Rp. 160.052.150
c. Analisis Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan
Untuk melaksanakan indikator ini dilaksanakan dengan program
Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan dengan kegiatan
Peningkatan peranserta masyarakat dalam pengelolaan persampahan.
Dengan bentuk kegiatan yang dilaksanakan adalah Persiapan
Perencanaan Pembangunan Bank Sampah, Survey lokasi dan penetapan
lokasi pembangunan Bank Sampah, proses pengadaan Pembangunan
Bank Sampah dan pelaksanaan pekerjaan fisik serta pengawasannya,
Monitoring dan Evaluasi Kegiatan, sosialisasi kepada masyarakat sekitar
lokasi, koordinasi dengan Satker terkait
d. Capaian indikator ini apabila dibandingkan dengan kinerja tahun lalu dapat
dipertahankan yaitu 100 % dengan 2 unit/ lokasi/desa bangunan bank
sampah sebagai prasarana pengelolaan sampah secara mandiri dan
apabila dibandingkan dengan target jangka menengah, capaian indikator
ini baru mencapai 4 unit/ lokasi/ desa dari target sebanyak 12 unit/ lokasi/
desa (33%).
5. Persentase data yang tersaji dalam dokumen/ buku indeks Kualitas Pengelolaan
Lingkungan Hidup (IKPLHD) dengan target 100 % dapat tercapai 100% dengan
realisasi capaian kinerja 100%,
a. Analisis Penyebab keberhasillan
Keberhasilan capaian target indikator ini disebabkan adanya Tim Penyusun
Buku Data dan Buku Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah/ Indeks
Kualitas Pengelolaan Lingkungan Hidup (IKPLHD), sehingga distribusi tugas
dan target jelas dan tidak terjadi overlap dalam pengumpulan data yang
diperlukan, koordinasi dengan dinas instansi terkait melalui Rapat
persiapan, rapat Pembahasan laporan Awal, Laporan Akhir serta kunjungan
langsung ke instansi terkait untuk validasi data dan bekerja sama dengan
Balai laboratorium Kesehatan Dinkes Prov Jateng dalam rangka uji kualitas
air, air limbah, udara dan tanah untuk kelengkapan data.
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
LKjIP DLH Kab. Boyolali 2017 III - 18
Kendala dan hambatan yang dihadapi :
- Masih ada data yang belum terarsip dengan baik, tidak tersedia data di
instansi yang bersangkutan, format yang disampaikan tidak sesuai
pedoman Penyusunan SLHD/ Indeks Kualitas Pengelolaan Lingkungan
Hidup (IKPLHD).
- Data yang disampaikan tidak disertai dengan analisis sederhana serta
tahun data yang tersedia tidak sesuai dengan tahun data yang
disyaratkan sebagaimana pada Pedoman penyusunan SLHD/ Indeks
Kualitas Pengelolaan Lingkungan Hidup (IKPLHD)
Solusi yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut di atas adalah
dengan koordinasi yang intensif dengan instansi terkait untuk memperoleh
data yang dibutuhkan
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya
Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh
terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran
dengan efesiensi 5,21 % dari anggaran sebesar Rp. 357.000.000,00
digunakan sebesar Rp. 338.413.577,00
c. Analisis program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan
Indikator ini dilaksanakan melalui Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi
Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup dengan kegiatan
Pengembangan Data dan Informasi Lingkungan. Kegiatan secara umum
telah sesuai dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik.
Namun demikian untuk meningkatkan kualitas buku yang disusun
diperlukan upaya-upaya antara lain dengan meningkatkan koordinasi
dengaan sumber data sehingga data yang diperlukan benar-benar valid,
update sesuai yang dibutuhkan dan sesuai ketentuan dalam pedoman,
distribusi buku pedoman penyusunan kepada instansi terkait, permintaan
personil yang kapabel sehinga mampu menganalisa data yang diberikaan,
penjadwalan yang jelas sehingga tidak terjadi keterlambatan. Diharapkan
dengan langkah dan upaya tersebut buku SLHD/ Indeks Kualitas
Pengelolaan Lingkungan Hidup (IKPLHD) yang disusun benar-benar
berkualitas, sesuai ketentuan dan mencerminkan kondisi lingkungan ter
update
d. Capaian indikator ini apabila dibandingkan dengan kinerja tahun lalu dapat
dipertahankan realisasi dan capaiannya, yaitu 100% data dapat terisi
sesuai ketentuan, dan apabila dibandingkan dengan target jangka
menengah (100 % setiap tahunnya data dapat terisi/ berulang-ulang),
capaian indikator ini sesuai dengan yang ditargetkan
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
LKjIP DLH Kab. Boyolali 2017 III - 19
6. Paket Data dan Informasi Sumber Daya Alam dengan target 3 (tiga) paket dapat
tercapai 3 (tiga) paket dengan capaian kinerja 100%, yang terdiri dari Data dan
Informasi RPPLH, Data kajian pendukung pelaksanaan KLHS dan Rencana
Induk RTH Perkotaan
a. Analisis Penyebab keberhasillan
Keberhasilan capaian target indikator ini disebabkan adanya kerja sama
dengan dinas instansi terkait terutama dengan pihak perguruan tinggi
sebagai penyusun kajian, sehingga distribusi tugas dan target jelas dan
tidak terjadi overlap dalam pengumpulan data yang diperlukan, koordinasi
dengan dinas instansi terkait melalui Rapat persiapan, rapat Pembahasan
laporan Awal, Laporan Akhir.
Kendala dan hambatan yang dihadapi :
Secara umum tidak ada kendala/ hambatan yang berarti dalam pencapaian
target
Solusi yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut di atas
-
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya
Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh
terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran
dengan efesiensi sebesar 5,21 % dari anggaran sebesar Rp. 357.000.000
digunakan sebesar Rp. 338.413.577,00
c. Analisis program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan
Indikator ini dilaksanakan melalui Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi
Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup dengan kegiatan
Pengembangan Data dan Informasi Lingkungan. Kegiatan secara umum
telah sesuai dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik.
Capaian indikator ini belum dapat dibandingkan dengan capaian kinerja
tahun lalu karena indikator ini belum ada/dilaksanakan, dan apabila
dibandingkan dengan target jangka menengah (6 paket data/dokumen),
capaian indikator ini telah mencapai 50 % dari target jangka menengah.
7. Sarana dan Prasarana Kebun Raya dengan target 1 (satu) paket dapat tercapai
1 paket dengan capaian kinerja 100%, yang terdiri dari pengadaan segway
sebanyak 2 (dua unit) dan sepeda MTB sebanyak 20 unit yang akan
dimanfaatkan untuk sarana transportasi di areal Kebun Raya sebagai upaya
mengurangi polusi udara.
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
LKjIP DLH Kab. Boyolali 2017 III - 20
b) Analisis Penyebab keberhasillan
Keberhasilan capaian target indikator ini disebabkan adanya kerja sama
dengan pihak ketiga sebagai penyedia barang/ jasa pengadaan sarana
dan prasarana kebun raya.
Kendala dan hambatan yang dihadapi :
Tidak ada kendala yang berarti dalam pencapaian target kinerja ini, hanya
sedikit ada miskomunikasi sehingga terjadi dobel pembayaran pajak oleh
pihak ketiga
Solusi yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut di atas adalah
melalui restitusi pajak
c) Analisis efisiensi penggunaan sumber daya
Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh
terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan
anggaran dengan efesiensi sebesar 10,3 % dari anggaran Rp.
114.000.000,00 digunakan sebesar Rp. 102.262.675,00
d) Analisis program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan
Indikator ini dilaksanakan melalui Perlindungan dan Konservasi Sumber
Daya Alam dan Lingkungan Hidup dengan kegiatan Pengembangan
Ekowisata dan Jasa Lingkungan. Kegiatan secara umum telah sesuai dan
dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik.
Capaian indikator ini apabila dibandingkan dengan kinerja tahun lalu dapat
dipertahankan realisasi dan capaiannya, yaitu 100% ( 1 paket) , yaitu
adanya sarana dan prasarana pendukung perkembangan Kebun Raya
Indrokilo Boyolali, dan apabila dibandingkan dengan target jangka
menengah, realisasi capaian indikator ini adalah 33 % dari yang
ditargetkan
8. Persentase pengangkutan sampah pada wilayah kerja sama dengan target
kinerja 90% dapat tercapai 66 % dengan capaian realisasi kinerja sebesar 73
%. Ini merupakan salah satu SPM bidang kebersihan yang sebelumnya
dilaksanakan oleh DPU PR. Capain itu didasarkan pada hitungan jumlah,
volume dan ritasi sarana pengangkutan sampah yang dimiliki.
a. Analisis Penyebab kegagalan
Ketidakberhasilan capaian target indikator ini disebabkan adanya
peningkatan pertumbuhan penduduk sebagai penghasil sampah dengan
sarana pengangkutan sampah yang dimiliki, hal ini berdasarkan tata cara
penghitungan pengangkutan sampah sebagai salah satu komponen
Standar Pelayanan Minimla (SPM) bidang Kebersihan.
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
LKjIP DLH Kab. Boyolali 2017 III - 21
Hambatan/ kendala yang dihadapi dalam pencapaian target antara lain :
- Masih terbatasnya sarana prasarana pengankutan sampah yang
dimiliki dibanding wilayah cakupan pengangkutan sampah
Sedangkan solusi yang ditempuh untuk mengatasi kendala tersebut
adalah :
- Meningkatkan kuantitas pengangkutan sampah, baik dari jumlah
armada pengangkut sampah,maupun ritasi dalam sehari sehingga
dapat meningkatkan persentasi pengangkutan sampah
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya
Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh
terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan
anggaran dengan efesiensi sebesar 11,8 % dari anggaran
Rp. 7.267.990.000,00 digunakan sebesar Rp. 6.410.524.358,00
c. Analisis program/ kegiatan yang menyebabkan kegagalan
kegiatan secara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan tingkat
akuntabilitas kinerja yang cukup baik. Indikator ini dilaksanakan dengan
program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan dengan
kegiatan Penyediaan Prasarana dan Sarana Pengelolaan Persampahan
dan Peningkatan Operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana
persampahan.
Yang lebih penting adalah pola perilaku masyarakat termasuk juga
aparatur sebagai kunci utama dalam pengelolaan sampah, termasuk di
dalamnya sosialisasi pengelolaan persampahan terhadap anak didik di
sekolah-sekolah sebagai pembiasaan yang baik serta evaluasi terhadap
pemanfaatan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan yang
telah didistribusikan.
Dengan terlaksananya kegiatan ini diharapkan pengangkutan sampaah
bisa lebih menjangkau dan pengelolaan sampah di sumbernya dapat
terkelola dengan baik sehingga beban sampah di TPA dapat dikurangi
d. Capaian indikator ini apabila dibandingkan dengan kinerja tahun lalu
(berdasar data laporan dari instansi terkait) ada peningkatan realisasi
capaian dari 63,78 % pengangkutan sampah menjadi 66 %, dan apabila
dibandingkan dengan target jangka menengah (69,3 % pengangkutan
sampah), capaian indikator ini adalah 95 %
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
LKjIP DLH Kab. Boyolali 2017 III - 22
B. Sasaran 2 : Meningkatnya aktifitas perekonomian yang bersahabat
dengan lingkungan (green economy)
Pencapaian target kinerja sasaran ini tergambarkan pada tabel indikator berikut :
Tabel 3 – 2 Pencapaian kinerja sasaran 2
Indikator kinerja
(Outcome) Satuan
Target
Renstra s.d
akhir Tahun
2021
Target
RPJMD s.d.
akhir tahun
2021
Tahun 2016 Tahun 2017
Katagori Penanggung
jawab Realisasi Capaian
(%) Target Realisasi
Capaian
(%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1. Prosentase aduan dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan ditindak lanjuti
% 100 100 100 100 100 100 100 B Bid IV
2. Prosentase usaha/kegiatan yang ramah lingkungan
% 20 10 0 0 10 3 30 K Bid. IV
3. Jumlah unit sumber Energi Baru terbarukan yang dibangun (IPAL Biogas)
Unit 225 225 13 ( + 66
DPUESDM)
100 15 15 100 B Bid III
4. Prosentase jumlah pelaku usaha/ kegiatan yang Memiliki Rekomendasi UKL/UPL, kelayakan Amdal, dan atau Izin Lingkungan
% 100 100 138 dok
418 100 100 100 B Bid.IV
5. Persentase hasil perhitungan beban pencemaran yang meliputi parameter pokok/ utama air sungai, waduk dan udara yang memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan
% 100 100 100 62 100 91,15 91,15 B Bid III
6. Prosentase kriteria kota terbersih (Adipura) yang terpenuhi untuk memperoleh Adipura
% 100 100 100 100 100 100 100 B Bid. II
7. Jumlah sekolah yang memiliki penghargaan Adiwiyata
sekolah
75 75 20 100 15 15 100 B Bid. I
Rata - rata 88,73 B
Sumber : Pengukuran Kinerja DLH Tahun 2017
Capaian kinerja sasaran ini meliputi 7 (tujuh) indikator kinerja pokok dengan capaian
secara keseluruhan (rata-rata) 88,73 % (kategori baik). Capaian sasaran ini dicapai
melalui 2 (dua) program yaitu Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan
Hidup dan Program Peningkatan Pengendalian Polusi
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
LKjIP DLH Kab. Boyolali 2017 III - 23
Berikut analisis capaian kinerja sasaran 1 (satu) per indikator :
1) Prosentase aduan dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan ditindak
lanjuti dengan target 100 % dapat tercapai 100 % dengan realisasi kinerja 100%
dan aduan yang dtindaklanjuti sebanyak 14 kasus
a. Keberhasilan capaian indikator ini dikarenakan adanya dikarenakan adanya
kerjasama dan koordinasi yang baik dengan pihak-pihak terkait
permasalahan lingkungan yang terjadi.
Hambatan/permasalahan :
Secara umum berjalan lancar tidak ada permasalahan dan hambatan dalam
pencapaian target karena dukungan pihak terkait
Data perkembangan jumlah aduan dugaan terjadi pencemaran dan/ atau
perusakan lingkungan yang ditindaklanjuti tahun 2015-2017 sebagai berikut
Gambar 3 - 2 Jumlah aduan kasus lingkungan yang ditindaklanjuti
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya
Tindak lanjut aduan adanya dugaan terjadi pencemaran dan/atau perusakan
lingkungan bertujuan untuk memfasilitasi penyelesaian/ penanganan
sengketa lingkungan yang terjadi, apabila belum dapat diselesaikan ditingkat
yang lebih rendah secara bertingkat, dari lingkup lingkungan, desa dan
kecamatan, sehingga permasalahan tidak semakin berkembang dan mampu
memberikan rasa keadilan bagi pihak pihak yang bermasalah.
Efisiensi penggunaan sumber daya antara lain dengan:
Menggunakan anggaran untuk aktifitas yang benar-benar mendukung
terhadap capaian target, sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran
dengan efisiensi sebesar 8 % dari anggaran Rp. 60.000.000,00 digunakan
Rp. 55.199.540,00
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
LKjIP DLH Kab. Boyolali 2017 III - 24
c. Analisis Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan
- Target 100% aduan dapat ditindaklanjuti (sebanyak 14 aduan/ kasus yang
ditindaklanjuti), tercapai 100 atau 100 %. Artinya setiap adanya aduan
dugaan terjadi pencemaran dan atau perusakan lingkungan telah
ditindaklanjuti sesuai dengan SOP yang ada. Program kegiatan secara
umum telah sesuai dan dapat menunjukkan tingkat kinerja yang baik ,
namun tentu saja mungkin belum dapat memuaskan semua pihak,
terutama pihak yang merasa kalah, oleh karena itu kedepan perlu benar-
benar diupayakan dalam menangani permasalahan dapat member rasa
keadilan dan kepuasan kepada semua pihak, sehingga tidak menimbulkan
permasalahan baru, mengatasi masalah tanpa masalah baru
Untuk melaksanakan indikator ini dilaksanakan dengan program
Pengendalian pencemaran dan Perusakan LH dan kegiatan Pengawasan
pelaksanaan Kebijakan di bidang lingkungan hidup. Dengan bentuk
kegiatan yang dilaksanakan adalah dengan Memberikan pelayanan berupa
fasilitasi penanganan pengaduan lingkungan kepada masyarakat sesuai
mekanisme/ tahapan yang berlaku dan kewenangan yang dimiliki dan
melaksanakan pengawasan dan monitoring terhadap kasus lingkungan
yang telah ditangani sesuai hasil penyelesaian dan pengawasan ketaatan
usaha dan/ kegiatan terhadap ketentuan perundang-undangan yang
berlaku, serta melakukan koordinasi dengan dinas instansi terkait dalam
penanganan kasus yang terjadi sesuai dengan jenis aduan
d. Capaian indikator ini apabila dibandingkan dengan kinerja tahun lalu dapat
dipertahankan realisasi dan capaiannya, yaitu 100% dengan jumlah kasus/
aduan yang ditindaklanjuti dan ditangani menurun dari 17 kasus/aduan
menjadi 14 kasus/aduan, , dan apabila dibandingkan dengan target jangka
menengah (100 % setiap tahunnya data dapat terisi/ berulang-ulang),
capaian indikator ini sesuai dengan yang ditargetkan
2) Prosentase usaha/kegiatan yang ramah lingkungan dengan target 10 %
terealisasi 3 % dengan capaian kinerja 30%
a. Kegagalan capaian indikator ini dikarenakan masih dalam proses
merumuskan indikator/ parameter usaha dan/atau kegiatan yang ramah
lingkungan sesuai peraturan perundang undangan yang berlaku, sehingga
belum dapat memastikan status suatu usaha tersebut ramah atau tidak
terhadap lingkungan mengingat hal ini berhubungan dengan kredibilitas
suatu usaha, meskipun sebenarnya usaha dan/atau kegiatan telah memilikii
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
LKjIP DLH Kab. Boyolali 2017 III - 25
dokumen lingkungan sebagai acuan dalam pengelolaan lingkungan
usahanya.
Hambatan/permasalahan :
- Masih kesulitan untuk menentukan kriteria usaha yang ramah lingkungan
- Masih banyak pelaku usaha/ kegiatan yag tidak memperhatikan
kewajibannya yang sudah tertuang dalam dokumen lingkungan yang
dimiliki, baik dokumen UKL/UPL atupun Surat Penyataan Pengelolaan
Lingkungan (SPPL) yang mencakup didalamnya pernyataan
kesanggupan dalam pengelolaan dan pemantauan LH.
Alternatif solusi yang dilakukan adalah :
- melakukan koordinasi dan konsultasi dengan dinas/ instansi terkait dalam
merumuskan kriteria usaha yang ramah lingkungan, sehingga ke depan
dapat dilakukan penilaian secara tepat sesuai peraturan yang berlaku
- Melakukan pembinaan dan peningkatan partisipasi masyarakat, pelaku
usaha, lembaga non pemerintah dan swasta dalam pengelolaan
lingkungan hidup
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya
Bahwa dalam rangka efisiensi penggunaan sumber daya, maka para pelaku
usaha dan/atau kegiatan wajib menyampaikan laporan tri wulan
Pelaksanaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup ke DLH sebagai bahan
evaluasi pembinaan dan pengawasan Lingkungan Hidup..
Efisiensi penggunaan sumber daya antara laian dengan:
Menggunakan anggaran untuk aktifitas yang benar-benar mendukung
terhadap capaian target, sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran
dengan efisiensi sebesar 29,27 % dari anggaran Rp. 41.462.000,00
digunakan Rp. 29.327.434,00
c. Analisis Program/ kegiatan yang menyebabkan kegagalan
- Target 10% dapat tercapai 3 % dengan tingkat capaian kinerja 30%.
Artinya dari sejumlah usaha dan/atau kegiatan yang dilakukan
pemantauan dalam pengelolaan Lingkungan Hidup, baru terdapat sekitar
3% usaha dan atau kegiatan yang masuk kriteria ramah lingkungan,
meskipun belum ada rumusan kriteria/ parameter baku tentang usaha
yang ramah lingkungan secara formil.
Untuk melaksanakan indikator ini dilaksanakan dengan program
Pengendalian pencemaran dan Perusakan LH dan kegiatan Penyuluhan
dan Pengendalian Polusi dan Pencemaran.
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
LKjIP DLH Kab. Boyolali 2017 III - 26
Bentuk kegiatan yang dilaksanakan adalah dengan melaksanakan rapat
koordinasi yang diikuti oleh pelaku usaha, dinas instansi terkait, termasuk
DLHK Provinsi serta Laboratorium yang terakreditasi yang merupakan
bagian sangat penting dalam membantu pelaku usaha/ kegiatan dalam
melakukan uji kualitas lingkungan sesuai dengan dampak yang
ditimbulkan
d. Capaian indikator ini belum dibandingkan dengan kinerja tahun lalu karena
indikator ini belum dilakukan penghitungan, dan apabila dibandingkan
dengan target jangka menengah (20 %), realisasi capaian indikator ini
adalah 15 %.
3. Jumlah unit sumber Energi Baru terbarukan yang dibangun (IPAL Biogas)
dengan target 15 unit, terealisasi 15 unit dengan capaian kinerja 100%
a. Keberhasilan capaian target indikator Jumlah unit sumber energi baru
terbarukan yang dibangun ini disebabkan adanya koordinasi dan kerjasama
yang baik dengan instansi terkait, penyedia barang/ jasa dan masyarakat/
kelompok tani sebagai lokasi pembangunan unit Biogas ternak. Namun
demikian mengingat indikator ini sebelumnya ada di instasi lain, sehingga
ada perbedaan yang cukup significant pada desain unit biogasnya, terutama
pada volume biogas dan jumlah sapi sebagai persyaratan, sehingga target
yang di RPJMD lebih banyak dari target yang ada di DPA, hal ini dapat
sebagai pertimbangan dalam menyusun perencanaan di tahun berikutnya.
Permasalahan yang dihadapi antara lain:
- kurang adanya komunikasi dan koordinasi dalam perencanaan kegiatan,
sehingga apa yang direncanakan belum sesuai dengan yang ditargetkan
di RPJMD, serta adanya efisiensi dalam penganggaran kegiatan, yang
seharusnya menjadi prioritas tetapi termasuk yang kena efisiensi
anggaran
- Kontur dan struktur tanah yang keras/ berbatu sehingga menyulitkan
pada proses penggalian
- Kurangnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap
perawatan unit IPAL Biogas
- Persyaratan yang harus dipenuhi calon penerima hibah yang dirasa
masih cukup memberatkan.
- Jumlah IPAL yang dibuat kurang sebanding dengan jumlah pengajuan
bantuan pembuatan IPAL
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
LKjIP DLH Kab. Boyolali 2017 III - 27
Upaya pemecahan masalah :
- Lebih meningkatkan koordinasi dan komunikasi dengan pihak terkait,
sehingga perencanaan kegiatan menjadi lebih baik
- Untuk mengatasi kontur tanah yang keras dilakukan dengan menambah
tenagakerja dan menambah peralatan penggalian berupa gancu dan
linggis.
- Memberikan sosialisasi kepada masyarakat terkait pemanfaatn dan
perawatan unit biogas serta persayaratan penerimaan barang hibah,
sehingga kelompok masyarakat yang mengajukan bantuan bisa mengerti
dan memenuhi persyaratan yang dimaksud
- Menambah kapasitas IPAL yang dibangun sehingga dapat digunakan
secara komunal.
- Lebih selektif dalam menentukan penerima bantuan IPAL Biogas
sehingga masyarakat yang dirasa mampu, dapat membangun IPAL
secara mandiri maupun swadaya serta menerapkan skala prioritas,
utamanya yang berdampak terhadap DAS Bengawan Solo ( Pepe,
Gandul, Cemara ).
Data perkembangan jumlah IPAL Biogas dari tahun 2015-2017 oleh
Badan/Dinas Lingkungan Hidup sebagai berikut
Gambar 3 - 3 Perkembangan Jumlah IPAL Biogas
b. Efisiensi penggunaan sumber daya
Pembangunan IPAL Biogas ini bertujuan untuk mengurangi beban
pencemaran akibat adanya usaha dan / kegiatan industry tahu dan ternak
serta menyediakan energi baru alternatif yang terbarukan sehingga dapat
mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil yang tidak dapat
terbarukan.
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
LKjIP DLH Kab. Boyolali 2017 III - 28
Selain dapat menurunkan tingkat polusi akibat industri tahu dan ternak,
pembangunan IPAL Biogas ini juga dapat meningkatkan perekonomian
masyarakat penerima bantuan dan masyarakat sekitarnya, karena Gas Bio
yang dihasilkan dari instalasi ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar
rumah tangga. Untuk 1 unit IPAL Biogas ternak dapat dimanfaatkan
sebanyak 5 rumah tangga dan IPAL Biogas industri tahu dapat
dimanfaatkan sebanyak 10 rumah tangga.
Sebagai ilustrasi dapat disampaikan sbb :
Untuk IPAL Biogas Sapi (estimasi kapasitas 12 m3, 10 ekor sapi) dapat
dihasilkan 5 m3 kotoran sapi dan gas/ energi 5 m3/ (setara dengan 2,85 kg
elpiji) hari yang dapat dimanfaatkan 5 KK/ rumah tangga
Untuk IPAL Biogas tahu ( estimasi kapasitas 18 m3, 300 kg kedelai) dapat
dihasilkan energi/ gas 12 m3/ hari ( setara dengan 6,84 kg elpiji)yang dapat
dimanfaatkan 10 KK/ rumah tangga dan sisa air limbah 4,5 m3.
Sosialisasi pembangunan IPAL Biogas dan pemanfaat gas bio.
Kegiatan ini dilaksanakan di lokasi penerima IPAL biogas dengan peserta
penerima bantuan IPAL, masyarakat sekitarnya dan aparat desa. Bertujuan
untuk memberi pemahaman kepada masyarakat agar bantuan IPAL dapat
dipelihara dan dimanfaatkan bersama dan karena bantuan IPAL Biogas ini
sifatnya adalah percontohan, sehingga diharapkan dapat dicontoh dan
dikembangkan oleh masyarakat secara mandiri.
Efisiensi penggunaan sumber daya antara lain dengan:
- Menggunakan anggaran untuk aktifitas yang benar-benar mendukung
terhadap capaian target, sehingga dapat mengurangi penggunaan
anggaran dengan efisiensi sebesar 3,55 % dari anggaran Rp.
485.000.000,00 digunakan sebesar Rp. 467.789.538,00
c. Analisa Program kegiatan yag menunjang keberhasilan
- Dilaksanakan dengan program Peningkatan Pengendalian Polusi dengan
kegiatan Pembangunan tempat pembuangan benda padat/cair yang
menimbulkan polusi.
Dengan bentuk kegiatan berupa Survey calon lokasi penerima bantuan
IPAL, Pembuatan SK Penetapan Lokasi Penerima Hibah IPAl Biogas,
Penyusunan DED IPAL Biogas, Proses Pelelangan/Pengadaan IPAL,
Pembangunan IPAL Biogas Ternak, Monitoring Pembangunan IPAL
Biogas Ternak, Pemeriksaan Bangunan IPAL Biogas dan PHO Bangunan
IPAL Biogas.
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
LKjIP DLH Kab. Boyolali 2017 III - 29
Secara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan tingkat kinerja yang
baik , namun demikian perlu upaya-upaya peningkatan dengan lebih
selektif dalam pemilihan lokasi sesuai aspek lingkungan, monitoring dan
evaluasi terhadap keberadaan IPAL Biogas yang telah dibuat,
meningkatkan kesadaran usaha/kegiatan untuk sedapat mungkin dapat
secara mandiri membuat IPAL Biogas tersebut ke depannya.
Melalui pembangunan IPAL Biogas, maka limbah yang berasal dari
kotoran ternak (sapi) dan industri tahu dapat dikendalikan (tidak dibuang
langsung ke media) dengan diolah melalui IPAL, parameter limbah dapat
diturunkan/dinetralisir hingga 75-90 %. Dengan demikian tingkat
pencemaran lingkungan dapat diturunkan melalui IPAL tersebut
d. Capaian indikator ini apabila dibandingkan dengan kinerja tahun lalu dapat
dipertahankan realisasi dan capaiannya, yaitu 100% dengan jumlah Unit
Biogas meningkat dari 13 unit menjadi 15 unit.
Namun data ini belum termasuk biogas yang dibuat oleh instansi terkait
(DPU ESDM) yaitu berjulmlah 66 unit dengan volumen yang lebih kecil,
selain itu tahun lalu dibangun juga IPAL Domestik sebanyak 2 (unit), yang
berlokasi di Ds. Pulisen (SMA 1 Boyolali) dan Desa Simo (SMA 1 Simo),
dan apabila dibandingkan dengan target jangka menengah (225 unit
Biogas), realisasi capaian indikator ini adalah 94 unit (41,77%).
4. Prosentase jumlah pelaku usaha/ kegiatan yang Memiliki Rekomendasi
UKL/UPL, kelayakan Amdal, dan atau Izin Lingkungan dengan target 100%
dari yang mengajukan rekomendasi, dapat tercapai 100% dengan realisasi
kinerja 100%
a. Analisis Penyebab keberhasilan
Keberhasilan pencapaian target kinerja ini disebabkan oleh beberapa
faktor antara lain: kesadaran pemrakarsa usaha untuk menyusun dokumen
lingkungan (UKL/ UPL) dan dokumen lingkungan merupakan salah satu
persyaratan pengajuan ijin usaha sehingga pemrakarsa usaha harus
memenuhinya serta koordinasi dengan dinas terkait dalam pembahasan
penyusunan dokumen lingkungan.
Sehingga dokumen lingkungan dapat merangkum semua aspek yang
diperlukan dalam pengelolaan lingkungan hidup
Adapun kendala dan hambatan yang ditemui antara lain :
- Sumber daya manusia yang dimiliki pemrakarsa usaha dan/atau
kegiatan di bidang lingkungan hidup relatif masih kurang, sehingga
masih kesulitan untuk menyusun dokumen lingkungan sendiri
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
LKjIP DLH Kab. Boyolali 2017 III - 30
Alternatif pemecahan masalah yang dilakukan dengan :
- Pembinaan teknis dalam penyusunan dokumen UKL/ UPL
- Meningkatkan kualitas SDM pemrakarsa usaha dan/atau kegiatan di
bidang lingkungan hidup melalui sosialisasi/ pelatihan
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya
Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh
terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan
anggaran dengan efesiensi sebesar 7 % dari anggaran sebesar Rp.
44.490.000,00 digunakan sebesar Rp. 41.391.098,00 .
c. Analisis program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan
Indikator ini dilaksanakan melalui Program Pengendalian Pencemaran dan
Kerusakan Lingkungan Hidup dengan kegiatan Koordinasi Penyusunan
Amdal. Program/ kegiatan secara umum telah sesuai dan dapat
menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik.
Namun hal ini tidak berhenti pada dokumen saja, melainkan penerapan
dokumen tersebut melalui tindakan pembinaan dan pengawasan secara
berjenjang, apabila tidak ada itikad baik untuk melakukan perbaikan solusi
penegakan hukum berupa sanksi baik sanksi administrasi, pencabutan
surat izin usaha maupun penutupan usaha akan diterapkan
Selain itu melakukan koordinasi dengan instansi yang mengelola perizinan
usaha untuk inventarisasi data usaha/kegiatan sehingga ada sinkronisasi
data yang baik sebagai dasar untuk melakukan pembinaan, monitoring,
evaluasi dan pengawasan pengelolaan lingkungan yang dilakukan.
Berikut ini grafik perkembangan jumlah rekomendasi dokumen lingkungan
(UKL/UPL) yang diterbitkan mulai tahun 2015-2017
Gambar 3 – 4 Perkembangan rekomendasi Dokumen UKL/ UPL
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
LKjIP DLH Kab. Boyolali 2017 III - 31
d. Capaian indikator ini apabila dibandingkan dengan kinerja tahun lalu
dapat dipertahankan realisasi dan capaiannya, yaitu 100% dengan
jumlah rekomendasi dokumen UKL/UPL lebih sedikit yaitu dari 138
rekomendasi menjadi 124 rekomendasi, dan apabila dibandingkan
dengan target jangka menengah (100 % setiap tahunnya data dapat
terisi/ berulang-ulang), capaian indikator ini sesuai dengan yang
ditargetkan
5. Persentase hasil perhitungan beban pencemaran yang meliputi parameter
pokok/ utama air sungai, waduk dan udara yang memenuhi baku mutu yang
dipersyaratkan dengan target 100% semua parameter dibawah baku mutu,
tercapai 91,15% parameter dibawah baku mutu lingkungan dengan capaian
kinerja 91,15%
Rekapitulasi Hasil Uji Kualitas air tahun 2017 dengan parameter sbb :
- BOD baku mutu 6 mg/L, sampel 22, dengan hasil diatas baku mutu 8,
dibawah baku mutu 14 (67%)
- COD, baku mutu 50 mg/L, sampel 22 dengan hasil semua dibawah baku
mutu (100%)
- TSS, baku mutu 400 mg/L, sampel 22, dengan hasil semua dibawah baku
mutu (100 %)
Total parameter dibawah baku mutu 87,85 %
Rekapitulasi Hasil Uji kualitas udara ambien tahun 2017 dengan parameter
sbb:
- NO2 Baku mutu 316 µg/Nm3, sampel 18, hasil semua dibawah baku mutu
(100%)
- SO2, baku mutu 632 µg/Nm3, sampel 18, hasil semua dibawah baku mutu
(100%)
- CO, baku mutu 15.000 µg/Nm3, sampel 18, hasil semua dibawah baku
mutu (100 %)
- TSP, baku mutu 230 µg/Nm3, sampel 18, hasil diatas baku mutu 4,
dibawah baku mutu 14 (77,78 %)
Total parameter dibawah baku mutu 94,44 %
Jumlah rata – rata parameter dibawah baku mutu adalah 91,15 %
a. Analisa penyebab kegagalan
Dengan target bahwa semua parameter pokok yang diuji berada dibawah
baku mutu yang dipersyaratkan (100%), baik untuk kualitas udara,
maupun air (sungai dan waduk)
Dari perhitungan yang dilakukan terhadap hasil uji, dapat disampaikan
bahwa capaian terhadap target tersebut (100%) baru tercapai 91,16%
dengan rincian untuk kualitas udara sebesar 94,44% yang artinya 94,44%
parameter masih dibawah baku mutu, dan 87,88 % untuk kualitas air
yang berarti bahwa sebagian besar parameter masih berada dibawah
baku mutu yang dipersyaratkan sehingga dapat disimpulkan bahwa
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
LKjIP DLH Kab. Boyolali 2017 III - 32
kondisi air sunga/waduk sudah masih layak dimanfaatkan untuk mutu air
kelas III.
Adapun penjelasannya sebagai berikut :
Kualitas air sungai/waduk
target indikator parameter BOD, COD dan TSS dibawah baku mutu yang
dipersyaratkan untuk air kelas III, dari hasil uji yang dilakukan dapat
diketahui disimpulkan bahwa sebagian parameter masih melebihi baku
mutu, dengan tingkat capaian kinerja 87,88%
a. Analisis Penyebab keberhasillan/ kegagalan
Banyak faktor yang mempengaruhi indikator ini, misal pemakaian
pupuk kimia dalam pertanian yang belebihan, dan pembuangan
limbah rumah tangga tanpa diolah yang mengalir ke sungai pantau
serta erosi lahan yang terjadi di daerah hulu sungai dan waduk
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya
Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar
berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi
penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar 12,72 % dari
anggaran sebesar Rp. 65.000.000,00 digunakan sebesar Rp.
56,733.325,00
c. Analisis program/ kegiatan yang menyebabkan kegagalan
Indikator ini dilaksanakan melalui Program Peningkatan
Pengendalian Polusi dengan kegiatan Pengujian Kadar Polusi limbah
padat dan limbah cair. Program/ kegiatan secara umum telah belum
dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik karena
banyak factor yang mempengaruhinya, untuk itu diperlukan upaya-
upaya untuk meningkatkan capaian kinerja antara lain dengan
berkoordinasi dengan instansi terkait seperti dinas pertanian dan
kecamatan untuk pengawasan pemakaian pupuk kimia dan pestisida,
sosialisasi pengelolaan limbah domestik bagi industri kecil dan rumah
tangga, upaya pencegahan erosi dibagian hulu dengan harapan bisa
meningkatkan kualitas air sehingga dapat memenuhi dengan baku
mutu yang telah ditentukan sesuai penggunaannya
Kualitas udara ambien
Dengan target indikator parameter CO, NO2 dan SO2 dan TSP dibawah
baku mutu untuk pemukiman, lokasi padat lalu lintas dan industri, dari
hasil uji yang dilakukan dapat diketahui jika dihitung dapat disimpulkan
bahwa 94,44 ( 68 parameter dari 72 parameter/sampel) masih dibawah
baku mutu, dengan tingkat capaian kinerja 94,44 %
a. Analisis Penyebab kegagalan
Kegagalan pencapaian indikator ini antara lain disebabkan oleh :
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
LKjIP DLH Kab. Boyolali 2017 III - 33
- Kondisi lalulintas yang padat pada jam jam tertentu, seperti yang
terjadi di kota-kota besar, sehingga kondisi udara kurang baik
- Adanya usaha dan atau kegiatan yang berpotensi mencemari
udara
Hambatan yang ditemui dalam upaya pencapaian target antara lain:
- Kurangnya kesadaran keg/usaha melaksanakan uji kualitas udara
di internal perusahaan
Solusi yang diambil untuk mengatasi hambatan tersebut adalah :
Melakukan pembinaan terhadap usaha dan/ kegiatan;
Melakukan inventarisasi dan pendataan sumber pencemar
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya
Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar
berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi
penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar 7,24 % dari
anggaran sebesar Rp. 65.000.000,00 digunakan sebesar Rp.
60.293.425,00
c. Analisis program/ kegiatan yang menyebabkan kegagalan
Indikator ini dilaksanakan melalui Program Peningkatan
Pengendalian Polusi dengan kegiatan Pengujian emisi udara akibat
aktifitas industri. Program/ kegiatan secara umum telah sesuai dan
dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik hal ini
dapat dilihat dari parameter pokok yang semua masih dibawah baku
mutu. Namun demikian perlu dilakukan upaaya-upaya untuk
mempertahankan dan meningkatkan capaian kinerja dengan tetap
melakukan pembinaan, monev dan pengawasan terhadap usaha
yang berpotensi pencemaran udara baik melalui pencermatan
laporan maupun kunjungan langsung ke usaha/ kegiatan tersebut.
Selain itu dengan penanaman pohon yang mempunyai ekologis tinggi
untuk menyerap gas CO pada lokasi-lokasi rawan pencemaran udara
serta berkoordinasi dengaan instansi terkait dengan pengujian emisi
kendaraan bermotor yang laik atatu tidak perlu juga diperhatikan
d. Capaian indikator ini apabila dibandingkan dengan kinerja tahun lalu
meningkat 62 % parameter yag masih dibawah baku mutu, menjadi
91,15% dan apabila dibandingkan dengan target jangka menengah
(100 % setiap tahunnya data dapat terisi/ berulang-ulang), realisasi
capaian indikator ini adalah 91,16 %
6. Prosentase kriteria kota terbersih (Adipura) yang terpenuhi untuk
memperoleh Adipura dengan target 100% teralisasi 100%, dengan capaian
kinerja 100 %
a. Analisis Penyebab keberhasillan
Keberhasilan pencapaian target kinerja ini disebabkan oleh beberapa
faktor antara lain :
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
LKjIP DLH Kab. Boyolali 2017 III - 34
- Adanya komitmen dan kesungguhan terhadap upaya membangun
sistem ketatakelolaan pemerintahan yang baik (Good governance),
termasuk dalam mewujudkan lingkungan hidup yang bersih dan
teduh di lingkungan perkotaan
- Peran serta aktif dari :
Pemerintah
Keterlibatan pemerintah adalah mutlak sebagai fasilitator,
motivator dan pembina, karena Program Adipura merupakan
program pemerintah dan tidak secara langsung berkaitan dengan
upaya peningkatan ekonomi masyarakat
Masyarakat
Beberapa obyek pantau sarat dengan aktivitas masyarakat
sehingga keterlibatannya dalam pengelolaan lingkungan sangat
signifikan, antara pasar, perumahan, pertokoan, sungai, TPS,
rumah sakit, sekolahan, dan lain – lain
Dunia usaha
Bentuk keterlibatan dunia usaha relatif lebih sederhana yaitu ikut
gerakan kebersihan dan dalam pendanaan untuk kegiatan
kebersihan dan keteduhan dan juga ikut berperan membenahi
obyek pantau Adipura, selain itu melalui program CRS di bidang
lingkungan hidup diharapkan dapat membantu mengatasi
permasalahan lingkungan seperti memberikan sarana dan
prasarana persampahan.
Hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian target ini
antara lain :
- Penambahan/ peningkatan kriteria penilaian Adipura yang semakin
kompleks
- Kejenuhan stakeholder terhadap program adipura sehingga kurang
antusias untuk mendukungnya
Solusi untuk mengatasi hambatan dan kendala tersebut dengan :
- Melakukan dan meningkatkan koordinasi dan konsultasi dengan
pihak terkait untuk berupaya memenuhi kriteria penilaian adipura
yang semakin kompleks tersebut sehingga mencapai hasil seperti
yang diharapkan.
- Menggerakkan/mendorong pelibatan semua instansi untuk
mensukseskan program adipura dan gerakan jumat bersih;
- Mendorong/memotivasi masyarakat untuk turutserta menanam dan
berbudaya hidup bersih;
- Mendorong/memotivasi dunia usaha untuk mengadakan pendanaan
dalam rangka mendukung program adipura (melalui program CSR
bidang lingkungan hidup)
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
LKjIP DLH Kab. Boyolali 2017 III - 35
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya
Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh
terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan
anggaran dengan efesiensi sebesar 7,49 % dari anggaran sebesar Rp.
209.700.000,00 digunakan sebesar Rp. 193.994.290,00
c. Analisis program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan
Indikator ini dilaksanakan melalui Program Pengendalian Pencemaran
dan Kerusakan Lingkungan Hidup dengan kegiatan Koordinasi
Penilaian Kota Sehat/Adipura. Program/ kegiatan secara umum telah
sesuai dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik,
Hal ini dapat dilihat dengan teraihnya penghargaan Adipura tahun 2016-
2017 (atau yang keduabelas kali berturut-turut.
Namun demikian masih perlu upaya untuk mempertahankan yang
sudah baik dan meningkatkan yang masih kurang dengan lebih
menitikberatkan pada komitmen semua pihak terhadap pola hidup
bersih, sehat dan hijau, karena dengan komitmen yang tinggi akan
memudahkan langkah selanjutnya, selain itu perbaikan fasilitas
pendukung adipura, konsultasi dengan pembina adipura tingkat provinsi
sangat diperlukan, koordinasi instansi terkait dalam pengelolaan pasar,
terminal, dan TPA yang mempunyai pengaruh significant terhadap
penilaian Adipura, peningkatan kemampuan SDM dalam olah data,
mengingat kemajuan teknologi saat ini yang memerlukan kemampuan
dalam bidang IT untuk mendukung olah data Adipura.
Penghargaan Adipura bertujuan untuk mendorong pemerintah daerah
dan masyarakat dalam mewujudkan kota “bersih dan teduh” (clean and
green city) dengan menerapkan prinsip-prinsip Good Governance
(transparansi, partisipasi dan akuntabilitas). Penghargaan ini tidak lepas
dari komitmen dan kesungguhan terhadap upaya membangun sistem
ketatakelolaan pemerintahan yang baik (Good governance).
Termasuk dalam mewujudkan lingkungan hidup yang bersih dan teduh
di lingkungan perkotaan serta peran serta aktif dari pemerintah,
masyarakat dan dunia usaha. Untuk mencapainya perlu komitmen dari
semua pihak yang terlibat (pemerintah, masyarakat dan dunia usaha)
d. Apabila dibandingkan dengan tahun lalu., realisasi capaian indikator ini dapat
dipertahankan (100%), hal ini ditandai dengan keberhasilan meraih
penghargaan Adipura pada tahun 2016-2017 dan apabila dibandingkan
dengan rencana jangka menengah (2 kec/ 100% kriteria adipura), realisasi
capaian indikator ini adalah sesuai yang ditargetan
7. Jumlah sekolah Adiwiyata dengan target 15 sekolah dapat terealisasi 15 sekolah
dengan capaian kinerja 100 % dengan hasil beberapa penghargaan sekolah
adiwiyata baik tingkat provinsi maupun pusat
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
LKjIP DLH Kab. Boyolali 2017 III - 36
a. Analisis Penyebab keberhasillan
Keberhasilan pencapaian indikator kinerja ini disebabkan oleh faktor-faktor:
- Adanya komitmen dan kesungguhan terhadap upaya membangun
sistem ketatakelolaan pemerintahan yang baik (Good governance),
termasuk dalam mewujudkan lingkungan hidup yang bersih dan teduh di
lingkungan sekolah
- Koordinasi dengan instansi terkait pembinaan dan penilain program
adiwiyata
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya
Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh
terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran
dengan efesiensi sebesar 5,22 % dari anggaran sebesar Rp.
75.000.000,00 digunakan sebesar Rp. 71.771.115,00
c. Analisis program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan
Indikator ini dilaksanakan melalui Program Pengendalian Pencemaran dan
Kerusakan Lingkungan Hidup dengan kegiatan Peningkatan peranserta
masyarakat dalam pengendalian lingkungan hidup.
Program/ kegiatan secara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan
tingkat akuntabilitas kinerja yang baik, hal ini dapat dilihat dengan teraihnya
penghargaan sekolah adiwiyata, baik tingkat nasional maupun provinsi,
namun yang lebih penting adalah bagaimana mempertahankan budaya
hidup bersih dan cinta lingkungan di sekolah maupun di desa, sehingga
akan terwujud tata kelola pemerintah yang baik.
Arti adiwiyata adalah tempat yang baik dan ideal dimana dapat diperoleh
segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat
menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup dan menuju
cita-cita pembangunan yang berkelanjutan.
Adapun tujuan dari program adiwiyata adalah mewujudkan warga sekolah
yang bertanggungjawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup melalui tata kelola sekolah yang baik untuk mendukung
pembangunan berkelanjutan.
Adapun Prinsip dasar Program Adiwiyata adalah sebagai berikut :
Partisipasif , yaitu komunitas sekolah terlibat dalam manajemen sekolah
yang meliputi proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai
tanggungjawab dan peran.
Berkelanjutan, yaitu seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana
dan terus menerus secara komprehensif
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
LKjIP DLH Kab. Boyolali 2017 III - 37
Namun masih diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan kinerja antara
lain dengan meningkatkan sosialisasi adiwiyata disekolah-sekolah agar
lebih peduli terhadap pengelolaan lingkungan, menambah fasilitas yang
mendukung program adiwiyata di sekolah – sekolah, konsultasi dan
koordinasi dengan instansi provinsi untuk pembinaan sekolah adiwiyata
d. Capaian indikator ini apabila dibandingkan dengan kinerja tahun lalu dapat
dipertahankan realisasi dan capaiannya, yaitu 100% yaitu dengan
diperolehnya beberapa penghargaan sekolah adiwiyata, baik tingkat
provinsi maupun tingkat nasional/ mandiri, serta adiwiyata tingkat kabupaten
itu sendiri sebagai dasar pengajuan calon sekolah adiwiyata tingkat
selanjutnya (provinsi/pusat), dan apabila dibandingkan dengan target jangka
menengah (100 % setiap tahunnya data dapat terisi/ berulang-ulang),
capaian indikator ini sesuai dengan yang ditargetkan
Berdasar uraian tersebut diatas, dapat disajikan tingkat capaian kinerja per sasaran:
Tabel 3.- 3 Capaian Kinerja per Sasaran
No. Sasaran Capaian Kinerja
2017 (%)
Tingkat
Keberhasilan
1. Terwujudnya tata kelola daerah yang
ramah lingkungan
96,37 Baik
2. Meningkatnya aktifitas perekonomian yang
bersahabat dengan lingkungan
88,73 Baik
Sumber : Analisis Subbag Perencanaan dan Pelaporan BLH Kabupaten Boyolali, 2017.
Sedangkan tingkat capaian kinerja per Bidang adalah sebagai berikut :
Tabel 3.- 4 Capaian Kinerja per Bidang
No. Sasaran Capaian Kinerja (%) Tingkat Keberhasilan
1. Bidang Bid. I ( 3 indikator) 100 Baik
2. Bidang Bid. II (3 indikator) 91 Baik
3. Bidang III ( 6 indikator) 98 Baik
4. Bidang IV ( 3 indikator) 76,6 Baik
Sumber : Analisis Subbag Perencanaan dan Pelaporan BLH Kabupaten Boyolali, 2017.
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
LKjIP DLH Kab. Boyolali 2017 III - 38
3.2. Realisasi Anggaran 2017
Alokasi dan realisasi anggaran Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali
pada tahun 2017 sebagaimana tabel di bawah ini. Data tabel tersebut dibawah,
dpat diketahui besarnya alokasi anggaran dari APBD Tahun 2017 (Perubahan)
berjumlah Rp 33.057.852.000,00 dapat terealisasi Rp. 30.622.528.779,00 dengan
penyerapan sebesar 92,63 % atau efisiensi sebesar 7,37 %. Besarnya realisasi
anggaran tahun 2017 mengalami kenaikan sebesar Rp 15.085.390.964,00 dari
tahun 2016 sebesar Rp. 15.537.137.815,00
Alokasi dan realisasi anggaran yang digunakan untuk mencapai target kinerja
dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali Tahun 2017 selengkapnya
sebagaimana tabel berikut :
Tabel 3 - 5
Alokasi dan Realisasi Anggaran Dinas Lingkungan Hidup Tahun 2017
No Sasaran Program/Kegiatan Anggaran Realisasi % Koordin
ator
1 2 3 4 5 6 7 1. Terwujudnya
tata kelola daerah yang ramah lingkungan
Program : Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
Kegiatan :
1. Penyediaaan prasarana dan sarana Pengelolaan Persampahan
4.847.990.000 4.147.332.000 85,55 Bid. II
1. Peningkatan operasional dan pemeliharaan prasarana dan sarana Pengelolaan Persampahan
2.420.000.000 2.263.192.358 93,52 Bid. II
2. Pengembangan Teknologi Pengolahan Persampahan
120.000.000 111.819.570 93,18 Bid. II
3. Peningkatan peran serta masyarakat dlm Pengelolaan Persampahan
171.000.000 160.052.150 93,60 Bid. II
Program : Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau
Kegiatan :
1. Penataan R T H 20.262.903.000 19.751.056.974 97,47 Bid.III
2. Pemeliharaan RTH 1.065.000000 856.550.239 80,43 Bid. II
3. Pengawasan dan Pengendalian RTH
50.000.000 37.450.080 74,90 Bid. III
4. Koordinasi pelaksanaan Program Menuju Indonesia Hijau
187.517.000 150.951.798 80,50 Bid. III
Program : Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam
Kegiatan :
1. Pengembangan Ekowisata dan Jasa Lingkungan
114.000.000 102.262.675 89,7 Bid. III
2. Pengendalian Dampak Perubahan Iklim
100.000.000 86.012.088 86,01 Bid. III
3. Peningkatan konservasi daerah tangkapan air dan sumber-sumber air
110.000.000 104.454.288 94,96 Bid. III
4. Peningkatan Peran serta Masyarakat dalam Perlindungan dan Konservasi SDA
75.000.000 70.963.200 94,62 Bid. III
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
LKjIP DLH Kab. Boyolali 2017 III - 39
No Sasaran Program/Kegiatan Anggaran Realisasi % Koordin
ator
1 2 3 4 5 6 7 Program : Peningkatan Kualitas &
Akses Informasi SDA & LH
Kegiatan :
1. Pengembangan Data & Informasi. Lingk
357.000.000 338.413.577 94,79 Bid. I
2. Meningkatnya aktifitas perekonomian yang bersahabat dengan lingkungan (green economy)
Program : Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan
Kegiatan :
1. Koord. Penilaian Kota Sehat/ Adipura
209.700.000 193.994.290 92,51 Bid. II
2. Pemantauan kualitas lingkungan 227.000.000 219.829.738 96,84 Bid. II
3. Pengawasan pelaksanaan kebijakan bidang lingkungan hidup
60.000.000 55.199.540 92 Bid. IV
4. Pengelolaan B3 dan Limbah B3 70.000.000 65.425.042 93,46 Bid. II
5. Koordinasi penyusunan AMDAL 44.490.000 41.391.098 93,03 Bid. IV
6. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengendalian lingkungan hidup
75.000.000 71.771.115 95,69 Bid. I
Program : Peningkatan Pengendalian Polusi
Kegiatan :
1. Pengujian kadar polusi udara akibat aktifitas industri
65.000.000 60.293.425 92,76 Bid. III
2. Pengujian kadar polusi limbah padat dan limbah cair
65.000.000 56.733.325 87,28 Bid. III
3. Pembangunan tempat pembuangan benda padat/ cair yg menimbulkan polusi
485.000.000 467.789.538 96,45 Bid. III
4. Penyuluhan dan Pengendalian Polusi dan Pencemaran
41.462.000 29.327.434 74,9 Bid. IV
6. Terwujudnya pelayanan publik yang responsif dan akuntabel
Program : Pelayanan Administrasi Perkantoran
Kegiatan:
1. Penyediaan jasa surat menyurat 2.000.000 1.193.500 59,68 Sekretariat
2. Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air & listrik
158.400.000 124.910.907 78,86 Sekretariat
3. Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja
10.000.000 7.288.000 72,88 Sekretariat
4. Penyediaan alat tulis kantor 10.000.000 6.283.000 62,83 Sekretariat
5. Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
13.000.000 10.275.280 79,04 Sekretariat
6. Penyediaan komponen instalasi listrik/ penerangan bangunan kantor
4.500.000 1.425.000 31,68 Sekretariat
7. Penyediaan perlengkapan dan peralatan kantor
203.400.000 189.178.000 93,01 Sekretariat
8. Penyediaan peralatan rumah tangga
6.500.000 3.389.825 52,15 Sekretariat
9. Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan
6.000.000 5.030.000 83,83 Sekretariat
10. Penyediaan logistik kantor 200.000.000 28.345.254 14,17 Sekretariat
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
LKjIP DLH Kab. Boyolali 2017 III - 40
No Sasaran Program/Kegiatan Anggaran Realisasi % Koordin
ator
1 2 3 4 5 6 7 11. Penyediaan makanan dan
minuman 43.525.000 33.270.000 76,44 Sekreta
riat
12. Rapat-rapat koordinasi & konsultasi keluar daerah
310.315.000 114.308.383 36,84 Sekretariat
13. Penyediaan Jasa Administrasi Perkantoran
537.150.000 407.983.833 95,95 Sekretariat
Program : Peningkatan Sarana & Prasarana Aparatur
Kegiatan:
1. Pemeliharaan rutin/berkala Gedung kantor
100.000.000 96.524.000 96,52 Sekretariat
2. Pemeliharaan rutin/ berkala Kendaraan dinas/ oerasional
180.000.000 110.735.900 61,52 Sekretariat
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
a. Pendidikan dan pelatihan formal 30.000.000 28.500.000 95 Sekretariat
Program : Peningkatan Pengemb.Sistem Pelaporan Capaian Kinerja & Keuangan
Kegiatan :
Penyusunan laporan capaian kinerja dan Ikhtisar Realisasi SKPD
10.000.000 7.605.045 76,05 Sekretariat
9. Terwujudnya Tatakelola pemerintahan yang bebas KKN dan akuntabel
Program : Perencanaan Pembangunan Daerah
Kegiatan :
Penyusunan Renstra dan Renja SKPD
10.000.000 4.016.750 40,17 Sekretariat
Jumlah 33.057.852.000 30.622.528.779 92,63
Pelaksanaan program/ kegiatan dalam rangka mencapai target kinerja tahun 2017
menggunakan anggaran yang lebih besar dibanding realisasi tahun 2016. Hal ini
mengingat adanya indicator pembangunan beberapa monument, penataan alun-alun,
area parkir dan taman serta kelanjutan pembangunan Kebun Raya Indrokilo Boyolali
yang menjadi ikon baru di kabupaten Boyolali yang mempunyai anggaran yang cukup
besar, namun demikian penggunaan anggaran untuk mencapai sasaran sasaran dan
target kinerja cukup efektif dan efisien.
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
LKjIP DLH Kab. Boyolali 2017 IV- 41
BAB IV
PENUTUP
4.1. Simpulan
Secara umum capaian kinerja Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali
termasuk baik, berikut simpulan capaian kinerja dan permasalahan/ kendala utama
per sasaran:
1. Terwujudnya tata kelola daerah yang ramah lingkungan dengan 8 (delapan)
indikator kinerjanya berhasil dicapai 96,4 % (baik), namun demikian masih ada
permasalahan/ kendala yaitu masih adanya kesulitan lokasi/ lahan untuk
menambah dan yang akan dijadikan Ruang Terbuka Hijau, mengingat lahan
yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten sangat terbatas, kurangnya prasarana
dan sarana pengelolaan persampahan baik kuantitas maupun kualitasnya,
apabila dibanding dengan penigkatan volume sampah, permintaan sarana
persampahan dari dinas/ instansi, sekolah maupun masyarakat (desa),
sehingga belum dapat memenuhi semua permintaan yang diajukan, selain itu
koordinasi dengan penyedia barang/jasa terkait adminsitrasi proyek yang sering
mengalami keterlambatan sehingga ke depan perlu ditingkatkan dan tidak
terulang kembali
2. Sasaran meningkatnya aktifitas perekonomian yang bersahabat dengan
lingkungan (green economy) dengan 7 (tujuh) indikator pokok, kinerjanya
berhasil dicapai 88,73 % (baik) dan pelaksanaan berjalan lancar, tidak ada
hambatan/ permasalahan yang berarti, beberapa hal yang masih perlu
mendapat perhatian antara lain koordinasi dengan penyedia barang/jasa terkait
adminsitrasi proyek yang sering mengalami keterlambatan sehingga ke depan
perlu ditingkatkan, penetapan dan ketentuan yang jelas terhadap parameter
usaha dan/atau kegiatan yang ramah lingkungan sebagai pedoman yang pasti
dalam pentargetan dan penilaian usaha dan/atau kegiatan, meningkatkan
koordinasi dengan instansi terkait serta konsultasi dengan instansi vertikal yang
lebih intens terhadap pelaksanaan program Adipura dan Adiwiyata mengingat
kriteria/ indikator penilaian yang semakin kompleks
Keberhasilan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali dalam mencapai
sasaran yang telah ditetapkan dan dilaksanakan melalui program dan kegiatan tidak
terlepas dari peranserta, kerja sama dan koordinasi yang baik serta terus –
menerus dengan pihak terkait (stakholder) sehingga hambatan – hambatan yang
muncul dalam pelaksanaan dapat teratasi.
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
LKjIP DLH Kab. Boyolali 2017 IV- 42
4.2. Saran Tindak
Agar capaian kinerja Dinas lingkungan hidup dapat sesuai target kinerja
atau lebih baik, ada beberapa hal yang dilakukan, antara lain :
1. Meningkatkan koordinasi dengan pelaksana kegiatan untuk memperoleh
kualitas data dan analisa data yang lebih akurat dan melakukan konsultasi
teknis serta asistensi kepada pihak yang berkompeten dalam penyusunan
LKjIP;
2. Meningkatkan kualitas dokumen perencanaan sehingga dokumen
perencanaan yang dihasilkan dapat digunakan (aplikatif) dan dapat
mengurangi kesalahan/ keraguan dalam pelaksanaannya yang berpotensi
mengurangi kualitas hasil pekerjaan;
3. Menggunakan pemecahan solusi dalam dokumen ini sebagai strategi
mempertahankan capaian kinerja pada pelaksanaan program/kegiatan tahun
selanjutnya;
4. Melakukan pemantauan dan evaluasi capaian kinerja secara rutin sebagai alat
kendali dan umpan balik pencapaian target kinerja.