laporan kinerja (l kj) dinas kesehatan …dinkes.lampungprov.go.id/wp-content/uploads/2016/... ·...
TRANSCRIPT
LAPORAN KINERJA (LKj)DINAS KESEHATAN PROVINSI LAMPUNG
TAHUN 2015
PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNGDINAS KESEHATAN PROVINSI LAMPUNG
Jl. Dr. Soesilo no. 44-46 Pahoman, Bandar Lampung
LKj Dinas Kesehatan Provinsi Lampung 2015 Page ii
IKHTISAR EKSEKUTIF
Laporan Kinerja (LKj) merupakan suatu dokumen evaluasi dalam
melakukan penilaian kinerja yang telah ditetapkan dalam Dokumen Perjanjian
Kinerja (PK), RPJMD, Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan tahun 2015 –
2019 dalam rangka mencapai derajat kesehatan yang setinggi-ingginya di
Provinsi Lampung.
Dalam rangka mewujudkan Visi Lampung Maju dan Sejahtera, yang
telah ditetapkan dalam RPJMD dan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan
Provinsi Lampung tahun 2015 – 2019 yang dijabarkan dalam 5 Misi, dimana
bidang kesehatan masuk pada misi ketiga. Sasaran strategis yang ingin dicapai
dalam bidang kesehatan pada periode ini adalah Meningkatkan akses dan mutu
pelayanan kesehatan terutama untuk kesehatan ibu dan anak yang diukur dengan 8
Indikator Kinerja Utama (IKU).
Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2015 Dinas Kesehatan Provinsi Lampung
dapat disimpulkan bahwa secara umum sasaran strategis yang telah di tetapkan
pada tahun 2015 belum dapat dicapai sepenuhnya oleh Dinas Kesehatan Provinsi
Lampung Berdasarkan hal tersebut maka kesimpulan yang dapat diambil adalah
sebagai berikut :
a. Pencapaian kinerja Sasaran Strategis yang telah ditetapkan dalam
Dokumen perencanaan jangka menengah RPJMD dan Renstra Dinas
Kesehatan Provinsi lampung dan Dokumen Perjanjian Kinerja (PK)
perubahan tahun 2015 dari sasaran strategis meningkatkan akses dan
mutu pelayanan kesehatan terutama untuk kesehatan ibu dan anak yang
diukur dari dengan 8 Indikator Kinerja Utama (IKU) ada 7 (tujuh)
Indikator Kinerja Utama mencapai kinerja >100% dengan kriteria kinerja
Sangat Tinggi (ST) dan 1 (satu) Indikator Kinerja Utama yang mencapai
kinerja <100% dengan kriteria Tinggi (T).
b. Untuk Akuntabilitas keuangan dari 17 Program dan 43 kegiatan yang
dilaksanakan secara fisik tercapai 100% dan realisasi keuangan tercapai
96,76%.
LKj Dinas Kesehatan Provinsi Lampung 2015 Page iii
Belum sepenuhnya tercapainya sasaran diatas disebabkan oleh beberapa
hal seperti Sistem Pelaporan yang belum optimal dalam penyediaan data untuk
mengukur pencapaian sasaran yang juga menyebabkan keterlambatan atau
ketidaktepatan waktu dalam pengiriman data dari Kabupaten kota ke Provinsi,
adanya keterbatasan Sumber Daya Manusia di Kabupaten/Kota baik secara
kuantitas maupun kualitas, belum optimalnya sumber daya manusia dalam
memahami dari definisi operasional dan formula atau rumus dari indikator yang
ada, kurangnya koordinasi antara Lintas Sektor dan Lintas Program baik di
Kabupaten/Kota maupun di Provinsi dan adanya keterbatasan Anggaran kesehatan
baik di Provinsi maupun Kabupaten/Kota.
Secara ringkas seluruh capaian kinerja tersebut diatas, baik yang berhasil
maupun yang masih belum berhasil dan akan menjadi perhatian untuk
meningkatkan kinerja di masa-masa mendatang agar lebih efisien dan efektif
dalam memanfaatkan sumberdaya dan dana untuk mewujudkan tujuan dan sasaran
yang ditetapkan.
LKj Dinas Kesehatan Provinsi Lampung 2015 Page iv
DAFTAR ISI
HALAMAN
KATA PENGANTAR ...................................................................... iRINGKASAN EXECUTIF ...................................................................... iiDAFTAR ISI ...................................................................... ivDAFTAR TABEL ...................................................................... vDAFTAR GRAFIK ...................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN ...................................... 11.1 Latar Belakang ...................................... 11.2 Maksud & Tujuan ...................................... 21.3 Tugas Pokok & Fungsi ...................................... 21.4 Struktur Organisasi ...................................... 31.5 Isyu Strategis ...................................... 5
BAB II PERENCANAAN & PERJANJIANKINERJA
...................................... 6
2.1 Rencana Strategis ...................................... 62.2 Perjanjian Kinerja (PK)
perubahan tahun 2015...................................... 11
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ...................................... 163.1 Capaian Indikator Kinerja
Utama (IKU) tahun 2015...................................... 16
3.2 Evaluasi dan Analisis CapaianKinerja
...................................... 20
3.3 Pencapaian Kinerja Lainnya(Pencapaian MDGs BidangKesehatan)
...................................... 33
3.4 Realisasi Anggaran ...................................... 363.5 Analisis Efisiensi ...................................... 40
BAB IV PENUTUP ...................................... 414.1 Kesimpulan ...................................... 414.2 Saran ...................................... 42
Lampiran
1. Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Kesehatan Provinsi Lampung 2015- 2019
2. Perjanjian Kinerja Perubahan 20153. Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Lampung4. Perjanjian Kinerja Perubahan tahun 20155. Pencapaian Kinerja dan Anggaran Tahun 20156. Penghargaan Pelayanan Publik untuk Rumah Sakit Keliling
LKj Dinas Kesehatan Provinsi Lampung 2015 Page v
HALAMAN
7. Predikat Zona A dari Ombudsman untuk Pelayanan Publik di DinasKesehatan Provinsi Lampung
LKj Dinas Kesehatan Provinsi Lampung 2015 Page v
DAFTAR TABEL
NO.TABEL
JUDUL TABEL Hal
2.1 Tujuan, Indikator Tujuan & Target 7
2.2 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja 8
2.3 Program untuk Mencapai Sasaran Strategis, Indikator
Sasaran Strategis dan Program Tahun 2015
10
2.4 Sasaran Pembangunan Bidang Kesehatan Di Provinsi
Lampung tahun 2015
11
2.5 Perjanjian Kinerja IKU Gubernur Lampung Tahun 2015 12
2.6 Alokasi Anggaran APBD & APBN untuk mencapai
Sasaran Strategis Tahun 2015
13
2.7 Rencana Belanja Dinas Kesehatan Provinsi Lampung
Tahun Anggaran 2015
13
2.8 Alokasi Per Sasaran Pembangunan Tahun Anggaran 2015 14
3.1 Interval Nilai dan Kriteria Penilaian Kinerja 15
3.2 Pencapapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Gubernur
Lampung Bidang Kesehatan tahun 2015
16
3.3 Realisasi dan Capaian Kinerja IKU Gubernur Bidang
Kesehatan Tahun 2015 per triwulan
17
3.4 Kinerja dan Realisasi Pencapaian IKU Tahun 2015 19
3.5 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatkan
akses dan mutu pelayanan kesehatan terutama untuk
kesehatan ibu dan anak
20
3.6 Capaian Kinerja Indikator Angka Harapan Hidup (AHH)
di Provinsi Lampung Tahun 2015
22
3.7 Capaian Kinerja Indikator Menurunnya Angka Kematian
Bayi 0 - < 1 tahun (AKB) per 1000 kelahiran hidup di
Provinsi Lampung Tahun 2015
24
3.8 Capaian Kinerja Indikator Menurunnya Angka Kematian
Ibu (AKI) per 100.000 kelahiran hidup di Provinsi
Lampung Tahun 2015
25
3.9 Capaian Kinerja Indikator Prevalensi balita gizi kurang
(Underweight) di Provinsi Lampung Tahun 2015
26
LKj Dinas Kesehatan Provinsi Lampung 2015 Page vi
NO.TABEL
JUDUL TABEL Hal
3.10 Capaian Kinerja Indikator Meningkatanya Angka
penemuan kasus TB (semua tipe yang dilaporkan/Case
Notification Rate) per 100.000 penduduk di Provinsi
Lampung Tahun 2015
27
3.11 Capaian Kinerja Indikator Menurunnya Prevalensi HIV
AIDS per 100 penduduk usia > 15 tahun di Provinsi
Lampung Tahun 2015
29
3.12 Capaian Kinerja Indikator Menurunnya Angka Kesakitan
positif malaria (API) per 1000 penduduk di Provinsi
Lampung Tahun 2015
30
3.13 Capaian Kinerja Indikator Menurunnya Angka Kesakitan
DBD per 100.000 penduduk di Provinsi Lampung Tahun
2015
31
3.14 Target dan Realisasi Pencapaian MDGs Bidang Kesehatan
di Provinsi Lampung Tahun 2015
34
3.15 Pencapaian Kinerja dan Anggaran Tahun 2015 38
3.16 Efisiensi Penggunaan Sumber Daya 40
LKj Dinas Kesehatan Provinsi Lampung 2015 Page vii
DAFTAR GAMBAR
NO.TABEL
JUDUL GAMBAR Hal
3.1 Persentase Pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU)Gubernur Bidang Kesehatan Tahun 2015
17
3.2 Trend Angka Harapan Hidup di Provinsi Lampung tahun2010 – 2015
23
3.3 Distribusi Angka Harapan Hidup di Provinsi Lampung perKabupaten Kota Tahun 2014
23
3.4 Gambar 3.4 Distribusi Angka Case Notification Rate(CNR) Tuberkulosis diantara 100.000 penduduk diKabupaten Kota Tahun 2015
28
3.5 Gambar 3.5 Distribusi Angka Kesakitan Malaria positif(API) per 1000 pendudukdi Kabupaten Kota Tahun 2015
30
3.6 Gambar 3.6 Distribusi Angka Case Notification Rate(CNR) Tuberkulosis diantara 100.000 penduduk diKabupaten Kota Tahun 2015
32
LKj Dinas Kesehatan Provinsi Lampung 2015 Page 1
B A B IPENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Penilaian dan pelaporan kinerja pemerintah daerah menjadi salah satu kunci
untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel,
efisien dan efektif. Upaya ini juga selaras dengan tujuan perbaikan pelayanan publik
sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah. Untuk itu, pelaksanaan otonomi daerah perlu mendapatkan
dorongan yang lebih besar dari berbagai elemen masyarakat, termasuk dari berbagai
elemen masyarakat, termasuk dalam pengembangan akuntabilitas melalui penyusunan
dan pelaporan kinerja pemerintah daerah.
Penyusunan Laporan Kinerja (LKj) merupakan amanat Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah, Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah, dan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang
Percepatan Pemberantasan Korupsi . Penyusunan LKj dilakukan dengan mendasarkan
pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review Atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah, di mana pelaporan capaian kinerja organisasi secara transparan dan
akuntabel merupakan bentuk pertanggungjawaban atas kinerja Pemda Proses
penyusunan LKj dilakukan pada setiap akhir tahun anggaran bagi setiap instansi untuk
mengukur pencapaian target kinerja yang sudah ditetapkan dalam dokumen perjanjian
kinerja.
Pengukuran pencapaian target kinerja ini dilakukan dengan membandingkan
antara target dan realisasi kinerja setiap instansi pemerintah, yang dalam hal ini adalah
Pemda Lampung. LKj menjadi dokumen laporan kinerja tahunan yang berisi
pertanggung-jawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis
instansi. Disinilah esensi dari prinsip akuntabilitas sebagai pijakan bagi instansi
pemerintah ditegakkan dan diwujudkan. Provinsi Lampung mengacu kepada Peraturan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53
Tahun 2014, LKj tingkat pemerintah provinsi disampaikan kepada Presiden melalui
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi selambat-
lambatnya tiga bulan setelah tahun anggaran berakhir
LKj Dinas Kesehatan Provinsi Lampung 2015 Page 2
Dinas Kesehatan Provinsi Lampung merupakan salah satu Satuan Kerja dari
Pemerintah Provinsi Lampung yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah nomor 13
Tahun 2009 yang selanjutnya dijabarkan dengan Peraturan Gubernur tentang Rincian
Tugas, Fungsi, dan Tatakerja Dinas-Dinas Daerah pada Pemerintah Provinsi Lampung.
Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 29 tahun 2014
tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemeritah (SAKIP), Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia nomor 53
Tahun 2014 tentang Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Revieu
Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, maka setiap Instansi Pemerintah wajib
menyusun Perjanjian Kinerja (PK) dan Laporan Kinerja (LKj).
1.2 Maksud dan Tujuan
LKj Pemda Lampung bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintah daerah selama kurun
waktu 1 tahun dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi. Penyusunan LKj juga
menjadi alat kendali untuk mendorong peningkatan kinerja setiap unit organisasi
Selain itu, LKj menjadi salah satu alat untuk mendapatkan masukan dari
stakeholders demi perbaikan kinerja Pemda Lampung khususnya Dinas Kesehatan
Provinsi Lampung. Identifikasi keberhasilan, permasalahan dan solusi yang tertuang
dalam LKj, menjadi sumber untuk perbaikan perencanaan dan pelaksanaan program dan
kegiatan yang akan datang. Dengan pendekatan ini, LKj sebagai proses evaluasi menjadi
bagian yang tidak terpisahkan dari perbaikan yang berkelanjutan di pemerintah untuk
meningkatkan kinerja pemerintahan melalui perbaikan pelayanan public.
Maksud dan tujuan disusunya Laporan Kinerja (LKj) 2015 adalah sebagai
berikut :
1. Mengetahui capaian kinerja Sasaran strategis yang diukur dari Indikator
Kinerja Utama (IKU) tahun 2015
2. Mengetahui capaian realisasi keuangan tahun 2015
3. Mengetahui keberhasilan, kendala dan solusi pemecahan masalah untuk
perbaikan perencanaan ke depan
1.3 Tugas Pokok dan Fungsi
Dinas Kesehatan Provinsi Lampung merupakan salah satu Satuan Kerja dari
Pemerintah Provinsi Lampung yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah nomor 6
Tahun 2013 yang selanjutnya dijabarkan dengan Peraturan Gubernur tentang tentang
rincian Tugas, Fungsi dan Tata kerja Dinas-Dinas Daerah pada Pemerintah Provinsi.
LKj Dinas Kesehatan Provinsi Lampung 2015 Page 3
Berdasarkan Peraturan Gubernur diatas maka Tugas Pokok Dinas Kesehatan
Provinsi Lampung dan Unit Pelaksana Teknis (Labkesda, Bapelkes) mempunyai tugas
melaksanakan urusan pemerintahan provinsi di bidang kesehatan berdasarkan asas
otonomi yang menjadi kewenangan,tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan yang
diberikan Pemerintah kepada Gubernur serta tugas lain sesuai dengan kebijakan yang
ditetapkan oleh Gubernur berdasarkan peraturan perundangan-undangan yang berlaku.
Sedangkan fungsi dari Dinas Kesehatan Provinsi Lampung dan Unit Pelaksana
Teknis (UPTD) berdasarkan Peraturan Gubernur Lampung sebagai berikut :
1. Perumusan kebijakan kesehatan skala provinsi, pengaturan, perencanaan dan
penetapan standar/pedoman.
2. Pengelolaan dan pemberian izin sarana dan prasarana kesehatan khusus seperti
Rumah Sakit Jiwa, Rumah Sakit Kusta dan Rumah Sakit Kanker.
3. Pelaksanaan sertifikasi teknologi kesehatan gizi.
4. Pelaksanaan surveilans epidemiologi serta penanggulangan wabah penyakit
menular dan tidak menular dan kejadian luar biasa.
5. Penempatan Tenaga Kesehatan Strategis, pemindahan tenaga kesehatan tertentu
antar Kabupaten/Kota serta penyelenggaraan pendidikan tenaga dan pelatihan
kesehatan.
6. Pembinaan, Pengendalian, Pengawasan dan Koordinasi bidang kesehatan.
7. Penyelenggaraan upaya Kesehatan berskala Provinsi dan yang belum dapat
diselenggarakan oleh kabupaten/kota.
8. Pelayanan administratif.
9. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh gubernur sesuai dengan tugas dan
fungsinya
1.4 Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung nomor 6 tahun 2013 tentang
Organisasi Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Lampung dengan susunan organisasi
sebagai berikut :
LKj Dinas Kesehatan Provinsi Lampung 2015 Page 4
1) KepalaDinas
2) Sekretaris Dinas Kesehatan :
a. Sub Bagian Perencanaan
b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
c. Sub Bagian Keuangan
3) Bidang Bina Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, terdiri dari :
a. Seksi Pencegahan & Pengamatan Penyakit
b. Seksi Pemberantasan Penyakit
c. Seksi Penyehatan Lingkungan
4) Bidang Bina Pelayanan Kesehatan, terdiri dari:
a. Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan
b. Seksi Gizi Masyarakat
c. Seksi Kesehatan Keluarga
5) Bidang Bina Sumber Daya Kesehatan & Pemberdayaan Masyarakat, terdiri
dari :
a. Seksi Pemberdayaan & Pengembangan SDM Kesehatan
b. Seksi Pembiayaan & Jaminan Kesehatan
c. Seksi Promosi Kesehatan dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Masyarakat
6) Bidang Bina Farmasi & Alat Kesehatan
a. Seksi Obat & Napza
b. Seksi Kosmetika & Kesehatan Tradisional
c. Seksi Alat Kesehatan & Makanan
7) UPT Dinas, terdiri dari:
a. UPTD Balai PelatihanKesehatan
b. UPTD Balai Laboratorium Kesehatan
8) Kelompok jabatan fungsional
LKj Dinas Kesehatan Provinsi Lampung 2015 Page 5
1.5 Isyu Strategis
Isyu strategis yang dihadapi Pemda Lampung di bidang kesehatan yang
tertuang dalam Rencana Kerja (Renja) Pembangunan Daerah tahun 2015 adalah sebagai
berikut :
1. Akses dan mutu pelayanan kesehatan
Kematian dan kesakitan sangat dipengaruhi oleh akses dan mutu pelayanan
kesehatan yang belum optimal.
2. Masih tingginya Prevalensi kekurangan gizi pada balita.
3. Transisi Epidemiologi dimana kejadian penyakit menular masih tinggi namun
Penyakit Tidak Menular (PTM) juga cenderung meningkat akibat perilaku dan
gaya hidup masyarakat yang tidak sehat
4. Sumber Daya Kesehatan
Anggran kesehatan bersumber APBD rata-rata baru mencapai 5,6% belum
sesuai dengan amanat UU Kesehatan nomor 36 tahun 2009. Selain itu juga
distribusi tenaga kesehatan yang belum merata di Kabupaten Kota
5. Manajemen dan Sistem Informasi Kesehatan
Pembangunan kesehatan belum sepenuhnya sinergis antara daerah dan
1.4 Kegiatan Inovasi
Inovasi bidang kesehatan berupa rumah sakit keliling yang bertujuan untuk
mempercepat pelayanan kesehatan terutama siaga bencana. Pelayanan yang diberikan
oleh rumah sakit keliling tersebut berupa pelayanan operasi, pemeriksaan laboratorium,
radiologi dan recovery atau pemulihan pasien.
Sarana pelayanan rumah sakit keliling ini terdiri dari 3 mobil yaitu satu mobil
untuk pelayanan yang dipergunakan untuk operasi, pemeriksaan laboratorium; satu
mobil untuk pelayanan radiologi dan satu mobil untuk recovery atau pemulihan pasien.
Sarana pelayanan rumah sakit keliling ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
LKj Dinas Kesehatan Provinsi Lampung 2015 Page 6
Gambar 1 : Rumah Sakit Keliling (Mobile Clinic) Dinas Kesehatan Provinsi Lampung(pelayanan : operasi, pemeriksaan laboratotium)
Gambar 2 : Rumah Sakit Keliling (Mobile Clinic) Dinas Kesehatan Provinsi Lampung(Mobil Radiologi)
LKj Dinas Kesehatan Provinsi Lampung 2015 Page 7
Gambar 3 : Rumah Sakit Keliling (Mobile Clinic) Dinas Kesehatan Provinsi Lampung(Mobil Revovery : pemulihan pasien)
LKj Dinas Kesehatan Provinsi Lampung 2015 Page 8
B A B IIPERENCANAAN KINERJA
2.1 Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Provinsi Lampung Tahun
2015 – 2019
Terdapat beberapa dokumen perencanaan nasional dan daerah yang menjadi
dasar bagi perencanaan kinerja. Beberapa dokumen tersebut adalah Rencana
Pembangunan Nasional dan Daerah berupa Dokumen Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional (RPJPN), Rencana Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), Rencana Pembangunan Jangka
Menegah Daerah (RPJMD). Pada lingkup Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
dokumen perencanaan lima tahunan berupa dokumen Rencana Strategis (Renstra) SKPD
yang merupakan penjabaran dari RPJMD.
Berdasarkan RPJMD Provinsi Lampung maka disusunlah Rencana Strategik
Dinas Kesehatan Provinsi Lampung tahun 2015 – 2019 yang merupakan dokumen
perencanaan yang bersifat indikatif yang memuat arah, kebijakan dan strategi serta
program – program pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan langsung oleh
Dinas Kesehatan Provinsi Lampung maupun mendorong Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dan jajaran kesehatan lainnya serta peran aktif masyarakat.
Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Lampung merupakan dokumen perencanaan
yang bersifat indikatif yang memuat program pembangunan kesehatan yang akan
dilaksanakan selama kurun waktu 2015 – 2019 dengan penekanan pada pencapaian
sasaran prioritas Nasional, Daerah dan Standar Pelayanan Minimal (SPM) serta juga
mengakomodir Suistanable Development Goals (SDGs)
Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Lampung ini memuat visi, misi, tujuan,
sasaran, kebijakan, program, indikator yang akan dicapai sampai tahun 2019.
2.1.1 Visi dan Misi
Pada periode Renstra 2015 – 2019 tidak ada lagi visi dan misi SKPD namun
mengikuti Visi Gubernur yaitu :
“ Lampung Maju dan Sejahtera 2019”Visi tersebut dimaksudkan untuk menjadikan Provinsi Lampung merupakan
daerah yang maju dan berdaya saing. Menjadi wilayah maju mempunyai pengertian
Provinsi Lampung menjadi daerah dengan kinerja ekonomi tinggi dimana untuk menjadi
LKj Dinas Kesehatan Provinsi Lampung 2015 Page 9
daerah yang maju harus di dukung dengan kualitas sumber daya manusia. Kualitas
sumber daya yang tinggi akan didapatkan bila status kesehatan masyarakat Provinsi
Lampung juga tinggi. Menjadi wilayah sejahtera mempunyai pengertian bahwa
masyarakat Provinsi Lampung yang sejahtera dalam arti sejahtera secara ekonomi,
makmur dengan pembagian yang lebih adil dan merata, jumlah penduduk terkendali,
derajat kesehatan tinggi, angka harapan hidup tinggi, kualitas pelayanan sosial lebih
baik. Masyarakat sejahtera juga harus terjamin hak-haknya dan memiliki kesempatan
yang sama untuk meningkatkan hidup, memperoleh pekerjaan, pendidikan, kesehatan
dan pelayanan sosial serta kebutuhan dasar yang layak
Pada periode Renstra 2015 – 2019 tidak ada lagi misi SKPD namun mengikuti
Misi Gubernur. Untuk mewujudkan Visi Gubernur Lampung maka telah dirumuskan
menjadi 5 (lima) misi yaitu :
1. Meningkatkan pembangunan ekonomi dan memperkuat kemandirian daerah
2. Meningkatkan infrastruktur untuk pengembangan ekonomi dan pelayanan
sosial
3. Meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan, IPTEK dan inovasi, budaya
masyarakat dan Toleransi kehidupan beragama
4. Meningkatkan pelestarian SDA dan kualitas lingkungan hidup yang
berkelanjutan
5. Menegakkan supremasi hukum, mengembangkan demokrasi berbasis kearifan
lokal, dan memantapkan kepemerintahan yang baik dan antisipatif
Sektor Kesehatan masuk dalam Misi ketiga dalam RPJMD (Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah) 2015-2019 Provinsi Lampung yaitu : “
Meningkatkan kualitas pendudikan, kesehatan, IPTEK dan inovasi, budaya
masyarakat dan kehidupan beragama yang toleran”.
2.1.2 Tujuan
Mengacu kepada misi yang telah ditetapkan, maka tujuan yang hendak dicapai
atau dihasilkan dalam kurun waktu 5 tahun adalah sebagai berikut :
1. Misi ketiga : Meningkatkan kualitas pendudikan, kesehatan, IPTEK dan
inovasi, budaya masyarakat dan kehidupan beragama yang toleran, pada bidang
kesehatan dengan tujuan : Meningkatkan Indeks Pembangunan dan derajat
kesehatan masyarakat yang diukur dengan indikator tujuan Meningkatnya
Angka Harapan Hidup (AHH) dari 70,9 tahun menjadi 72 tahun pada tahun
2019
LKj Dinas Kesehatan Provinsi Lampung 2015 Page 10
Tabel 2.1 Tujuan, Indikator Tujuan dan Target
Tujuan Indikator Tujuan Satuan Target2019
Meningkatkan IndeksPembangunan dan derajatkesehatan masyarakat
Angka Harapan Hidup(AHH)
Tahun 72 Tahun
2.1.3 Sasaran Strategis
Mengacu pada misi yang telah ditetapkan, maka sasaran yang hendak dicapai
atau dihasilkan dalam kurun waktu 5 tahun adalah sebagai berikut :
1. Misi ketiga : Meningkatkan kualitas pendudikan, kesehatan, IPTEK dan
inovasi, budaya masyarakat dan kehidupan beragama yang toleran, dengan
sasaran : meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan terutama untuk
kesehatan ibu dan anak.
Tabel 2.2Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja
NO Sasaran Strategis Indikator Kinerja SatuanKondisi
AwalTarget2019
1 Meningkatkan aksesdan mutu pelayanankesehatan terutamauntuk kesehatan ibudan anak
1 Meningkatnya AngkaHarapan Hidup (AHH)
Tahun 69,66tahun
72 tahun
2 Menurunnya AngkaKematian Bayi (AKB)per 1000 lahir hidup
per1000
kelahiranhidup
32 per1000
kelahiranhidup
24 per1000
kelahiranhidup
3 Menurunnya AngkaKematian Ibu (AKI) per100.000 lahir hidup
per100000
kelahiranhidup
359 per100000
kelahiranhidup
309 per1000
kelahiranhidup
4 Menurunnya Prevalensibalita kurang gizi(Underweight)
% 18,80% 17%
5 Meningkatanya Angkapenemuan kasus TB(semua tipe yangdilaporkan/CaseNotification Rate) per100.000penduduk
Per100000
penduduk
91 per100000
penduduk
154 per100000
penduduk
6 Menurunnya AngkaKesakitan positif malaria(API) per 1000 penduduk
Per 1000penduduk
0,4 per1000
penduduk
0,10 per1000
penduduk
7 Menurunnya PrevalensiHIV AIDS per 100penduduk usia > 15tahun
% 0,04% 0,49%
8 Menurunnya AngkaKesakitan DBD per100.000 penduduk
Per100000
penduduk
16,82 per100000
penduduk
46 per100000
penduduk
LKj Dinas Kesehatan Provinsi Lampung 2015 Page 11
2.1.4 Strategi, Arah Kebijakan Daerah, Program dan Indikator Kinerja Dalam
Renstra 2015 – 2019
Berdasarkan visi, misi serta tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, maka
upaya pencapaiannya selanjutnya dijabarkan secara sistematis melalui perumusan
strategis, arah kebijakan dan program. Selain itu untuk mengukur capaian kinerjanya
maka dirumuskan pula indikator sebagai tolok ukur kinerjanya
2.1.4.1 Strategi
Strategi untuk mencapai misi ketiga : Meningkatkan kualitas pendidikan,
kesehatan, IPTEK dan inovasi, budaya masyarakat dan kehidupan beragama yang
toleran, adalah Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan secara promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif
2.1.4.2 Arah Kebijakan Daerah
Arah kebijakan daerah untuk mencapai Misi ketiga Meningkatkan kualitas
pendidikan, kesehatan, IPTEK dan inovasi, budaya masyarakat dan kehidupan beragama
yang toleran, adalah :
1. Meningkatkan Upaya Kesehatan
2. Menjamin Pembiayaan Kesehatan
3. Meningkatkan Sumberdaya Manusia Kesehatan
4. Menjamin Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Makanan
5. Mengembangkan manajemen, informasi dan regulasi kesehatan
6. Meningkatkan Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan
2.1.4.3 Program untuk mencapai sasaran
Berdasarkan visi, misi, tujuan, sasaran strategis dan arah kebijakan yang telah
ditetapkan dalam Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, maka upaya yang
dilakukan untuk pencapaiannya dijabarkan secara sistematis melalui perumusan program
prioritas daerah. Adapun Program Prioritas untuk mendukung masing-masing sasaran
tahun 2015 adalah sebagai berikut
LKj Dinas Kesehatan Provinsi Lampung 2015 Page 12
Tabel 2.3 Program untuk Mencapai Sasaran Strategis, Indikator Sasaran Strategisdan Program Tahun 2015
NO Sasaran Strategis/IKU Di Dukung Jumlah Program
1 Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan terutamauntuk kesehatan ibu dan anak
17 Program
1 Meningkatnya Angka Harapan Hidup (AHH) 4 Program2 Menurunnya Angka Kematian Bayi 0 - < 1 tahun (AKB)
per 1000 lahir hidup4 Program
3 Menurunnya Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 lahirhidup
4 Program
4 Menurunnya Prevalensi balita gizi kurang (Underweight) 1 Program5 Meningkatanya Angka penemuan kasus TB (semua tipe
yang dilaporkan/Case Notification Rate) per100.000penduduk
1 Program
6 Menurunnya Angka Kesakitan positif malaria (API) per1000 penduduk
1 Program
7 Menurunnya Prevalensi HIV AIDS per 100 penduduk usia> 15 tahun
1 Program
8 Menurunnya Angka Kesakitan DBD per 100.000penduduk
1 Program
2.1.5 Tema, Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah
2.1.5.1 Tema Pembangunan Daerah
Peraturan Gubernur Lampung nomor 46 tahun 2014 tentang Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD), tema dan prioritas pembangunan Provinsi Lampung tahun
2015 adalah Pemantapan Daerah Sebagai Landasan Pembangunan Berkelanjutan.
2.1.5.2 Prioritas Pembangunan Daerah
Berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2015, priortas
pembangunan Daerah Lampung adalah sebagai berikut :
1. Memperkuat daya dukung infrastruktur dan konektivitas wilayah
2. Revitalisasi pertanian dalam rangka pemantapan ekonomi daerah untuk
peningkatan rakyat yang berkeadilan
3. Memperluas kesempatan kerja dan akses pelayanan pendidikan dan kesehatan
4. Penguatan inovasi teknologi, pematapan IPTEK, industri dan perdagangan
serta energi terbarukan
5. Peningkatan pariwisata dan kebudayaan daerah melalui snergi antar pemangku
kepentingan
6. Pemantapan pengelolaan sumber daya alam, lingkungan dan penanggulangan
bencana
7. Reformasi birokrasi melalui peningkatan kerjasama dan tatakelola
pemerintahan yang baik
LKj Dinas Kesehatan Provinsi Lampung 2015 Page 13
Bidang kesehatan masuk dalam prioritas ketiga, dalam hal peningkatan
kualitas, optimalisasi manajemen dan perluasan cakupan pelayanan kesehatan khususnya
untuk masyarakat miskin serta penhembangan dan peningkatan sumber daya kesehatan.
2.1.5.3 Sasaran Pembangunan Daerah
Untuk mendukung pelaksanaan tema pembangunan tersebut diatas, maka
ditetapkan prioritas pembangunan Provinsi Lampung tahun 2015 bersama dengan
sasarannya sebagai berikut :
Tabel 2.4 Sasaran Pembangunan Bidang KesehatanDi Provinsi Lampung tahun 2015
NO PRIORITAS SASARAN1 Bidang Kesehatan :
“Meningkatkan kualitas danaksesibilitas pelayananpendidikan dan kesehatan”
Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatanterutama untuk kesehatan ibu dan anak
1 Meningkatnya Angka Harapan Hidup (AHH)2 Menurunnya Angka Kematian Bayi (AKB) per
1000 lahir hidup3 Menurunnya Angka Kematian Ibu (AKI) per
100.000 lahir hidup4 Menurunnya Prevalensi balita gizi kurang
(Underweight)5 Meningkatanya Angka penemuan kasus TB (semua
tipe yang dilaporkan/Case Notification Rate) per100.000penduduk
6 Menurunnya Angka Kesakitan positif malaria (API)per 1000 penduduk
7 Menurunnya Prevalensi HIV AIDS per 100penduduk usia > 15 tahun
8 Menurunnya Angka Kesakitan DBD per 100.000penduduk
2.2 Perjanjian Kinerja (PK) Perubahan Tahun 2015
Dokumen Perjanjian Kinerja (PK) merupakan dokumen pernyataan atau
kesepakatan atau perjanjian antara atasan dan bawahan untuk mencapai target kinerja
yang ditetapkan suatu instansi. Dokumen ini memuat sasaran strategis, indikator kinerja
utama beserta target kinerja dan anggaran. Penyusunan PK 2015 dilakukan dengan
mengacu kepada RPJMD, RKPD 2015, IKU dan APBD.
LKj Dinas Kesehatan Provinsi Lampung 2015 Page 14
Tabel 2.5 Perjanjian Kinerja IKU Gubernur Lampung Tahun 2015
NO Sasaran Strategis Indikator Kinerja SatuanTarget2015
1 Meningkatkan akses dan mutupelayanan kesehatan terutamauntuk kesehatan ibu dan anak
1 Meningkatnya AngkaHarapan Hidup (AHH)
Tahun 69,75tahun
2 Menurunnya AngkaKematian Bayi (AKB)per 1000 lahir hidup
per1000
kelahiranhidup
32 per1000
kelahiranhidup
3 Menurunnya AngkaKematian Ibu (AKI) per100.000 lahir hidup
per100000
kelahiranhidup
341 per1000
kelahiranhidup
4 Menurunnya Prevalensibalita gizi kurang(Underweight)
% 18,44%
5 Meningkatanya Angkapenemuan kasus TB(semua tipe yangdilaporkan/CaseNotification Rate) per100.000penduduk
Per100000
penduduk
99 per100000
penduduk
6 Menurunnya AngkaKesakitan positif malaria(API) per 1000penduduk
Per 1000penduduk
0,35 per1000
penduduk
7 Menurunnya PrevalensiHIV AIDS per 100penduduk usia > 15tahun
% 0,49%
8 Menurunnya AngkaKesakitan DBD per100.000 penduduk
Per100000
penduduk
50 per100000
penduduk
Anggaran yang dipergunakan untuk mencapai sasaran strategis yang diukur dari
11 Indikator Kinerja Utama (IKU) bersumber dari APBN dan APBD tahun 2015 seperti
terlihat pada tabel dibawah ini :
LKj Dinas Kesehatan Provinsi Lampung 2015 Page 15
Tabel 2.6 Alokasi Anggaran APBD & APBN untuk mencapai Sasaran StrategisTahun 2015
PROGRAM ANGGARAN KET
Program Kesehatan Ibu, Kesehatan Anak dan PeningkatanKeselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
1.813.020.000 APBD
Program Pemberantasan Penyakit 5.264.305.000 APBDProgram Surveilans Epidemiologi dan Penanggulanagan Wabah 513.050.000 APBDProgram Penigkatan Kesehatan Lingkungan 5.885.369.000 APBDProgram upaya Kesehatan Masyarakat 6.213.720.000 APBDProgram Upaya Kesehatan Perorangan 22.326.300.000 APBDProgram Perbaikan Gizi Masyarakat 19.233.842.000 APBDProgram Upaya Pelayanan Kesehatan Tradisional 232.190.000 APBDProgram Pembiayaan & Jaminan Kesehatan 112.654.400 APBDProgram Sumber Daya Kesehatan 850.400.000 APBDProgram Obat dan Perbekalan Kesehatan 38.495.208.500 APBDProgram Alat Kesehatan & Makanan Minuman 121.439.000 APBDProgram Kebijakan dan Manajamen Pembangunan Kesehatan 813.867.200 APBDProgram Administrasi Perkantoran 4.347.754.000 APBDProgram Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 3.784.971.500 APBDProgram Peningkatan Disiplin Aparatur 223.500.000 APBDProgram Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 697.629.000 APBDJumlah APBD 110.929.219.600
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan TugasTeknisLainnya Kementerian Kesehatan
5.762.931.000 APBN
Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak 13.804.710.000 APBNProgram Pembinaan Upaya Kesehatan 2.787.783.000 APBNProgram Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 7.222.303.000 APBNProgram Kefarmasian dan Alat Kesehatan 1.116.855.000 APBNJumlah APBN 30.694.582.000 APBN
TOTAL 141.623.801.600
2.2.1 Rencana Anggaran 2015
Dalam rangka mencapai visi, misi, tujuan, sasaran strategis yang telah
ditetapkan dalam dokumen perencanaan jangka menengah 5 tahun, maka rencana
anggaran yang akan dialokasikan bersumber APBD sebesar Rp. 137.387.787.209,-
untuk belanja langsung dan belanja tidak langsung, Secara rinci anggaran belanja tidak
langsung dan belanja langsung seperti terlihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.7 Rencana Belanja Dinas Kesehatan Provinsi LampungTahun Anggaran 2015
NO UraianRencana %
1 Pemerintah Provinsi Lampunga. Belanja Langsung 2.360.304.208.047,81 46,44B Belanja Tidak Langsung 2.722.283.464.594,62 53,56
Total 5.082.587.672.642,43 1002 Dinas Kesehatan Provinsi Lampung & UPTD
a. Belanja Langsung 110.929.219.600 80,74B Belanja Tidak Langsung 26.458.567.609 19,26
Total 137.387.787.209 100
LKj Dinas Kesehatan Provinsi Lampung 2015 Page 16
Alokasi anggaran belanja langsung tahun 2015 yang dialokasikan untuk
membiayai program-program prioritas yang langsung mendukung pencapaian sasaran
pembangunan adalah sebagai berikut :
Tabel 2.8 Alokasi Per Sasaran Pembangunan Tahun Anggaran 2015
NO Sasaran Srategis Indikatir Kinerja Anggaran%
Anggaran1 Meningkatkan akses dan
mutu pelayanankesehatan terutama untukkesehatan ibu dan anak
1 Meningkatnya AngkaHarapan Hidup (AHH)
9.170.092.700 8,27
2 Menurunnya AngkaKematian Bayi 0 - < 1tahun (AKB) per 1000lahir hidup
8.260.833.400 7,45
3 Menurunnya AngkaKematian Ibu (AKI) per100.000 lahir hidup
61.904.098.500 55,81
4 Menurunnya Prevalensibalita gizi kurang(Underweight)
19.233.842.000 17,34
5 Meningkatanya Angkapenemuan kasus TB(semua tipe yangdilaporkan/CaseNotification Rate) per100.000penduduk
513.050.000 0,46
6 Menurunnya AngkaKesakitan positif malaria(API) per 1000 penduduk
5.885.369.000 5,31
7 Menurunnya PrevalensiHIV AIDS per 100penduduk usia > 15 tahun
5.264.305.000 4,75
8 Menurunnya AngkaKesakitan DBD per100.000 penduduk
697.629.000 0,63
Total Belanja Langsung 110.929.219.600 100,00
Pada tabel diatas, jumlah anggaran untuk program/kegiatan Dinas Kesehatan
sebesar Rp. 110.929.219.600,- dengan prosentase terbesar untuk mendukung pencapaian
Indikator Kinerja Menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 kelahiran hidup
sebesar 341 per 100.000 kelahiran hidup sebesar 55,81%. Sedangkan anggaran terendah
ada pada pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Meningkatanya Angka penemuan
kasus TB (semua tipe yang dilaporkan/Case Notification Rate) per 100.000penduduk
sebesar 0,46% dan Menurunnya Angka Kesakitan DBD per 100.000 penduduk sebesar
0,63%
LKj Dinas Kesehatan Provinsi Lampung 2015 Page 17
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Pendekatan manajemen pembangunan berbasis kinerja yang utama adalah
pembangunan yang diorientasikan pada pencapaian menuju perubahan yang lebih.
Esensi dari manajemen pembangunan berbasis kinerja adalah orientasi untuk
mendorong perbaikan, dimana program kegiatan dan sumber daya anggaran adalah alat
yang dipakai untuk mencapai perubahan, baik pada level keluaran, hasil dan dampak
Penilaian kinerja dalam laporan kinerja ini dilakukan dengan menggunakan 2
rumus perhitungan. Penghitungan prosentase pencapaian rencana tingkat capaian perlu
memperhatikan karakteristik komponen realisasi. Dalam kondisi :
1. Semakin Tinggi realisasi semakin menunjukkan pencapaian kinerja semakin
baik , menggunakan rumus :
Persentase pencapaianrencana tingkat
capaian:
Realisasi
x 100%
Rencana
2. Semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendah pencapaian kinerja,
maka digunakan rumus
Persentase pencapaianrencana tingkat
capaian:
Rencana- ( Realisasi- Rencana)
x 100%
Rencana
Interval nilai dan kriteria penilaian pencapaian kinerja berdasarkan
Permendagri nomor 54 tahun 2010 tentang Pelaksanaan PP 08/2008, seperti terlihat
pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.1Interval Nilai dan Kriteria Penilaian Kinerja
NO REALISASI KINERJA KET
INTERVAL NILAI KRITERIA PENILAIAN
1 91 % ≤ 100 % Sangat Tinggi Hijau Tua
2 76 % ≤ 90% Tinggi Hijau
3 66 % ≤ 75 % Sedang Orange
4 51 % ≤ 65 % Rendah Kuning
5 ≤ 50 % Sangat Rendah Merah
Sumber : Permendagri nomor 54/2010 tentang Pelaksanaan PP 08/2008
LKj Dinas Kesehatan Provinsi Lampung 2015 Page 18
3.1 Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) tahun 2015
Pengukuran Target kinerja dari sasaran strategis yang telah ditetapkan akan
dilakukan dengan membandingkan antara target kinerja dengan realisasi kinerja. Kriteria
penilain diuraikan dalam tabel 3.2 selanjutnya akan dipergunakan untuk mengukur
kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Lampung untuk tahun 2015. Pencapaian Indikator
Kinerja Utama (IKU) Gubernur Lampung tahun 2015 dalam bidang kesehatan secara
ringkas ditunjukkan dalam tabel berikut ini :
Tabel 3.2 Pencapapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Gubernur LampungBidang Kesehatan tahun 2015
NO Indikator Satuan Capaian2014
2015TargetAkhir
RPJMD/Renstra
2019
Capaian2015
terhadap2019Target Realisasi %
1 MeningkatnyaAngka HarapanHidup (AHH)
tahun 69,66 69,75 70 100,36 72 97,22
2 MenurunnyaAngka KematianBayi 0 - < 1tahun (AKB) per1000 lahir hidup
per 1000kelahiran
hidup
5,94 32 4,88 184,75 24 179,67
3 MenurunnyaAngka KematianIbu (AKI) per100.000 lahirhidup
per100000
kelahiranhidup
81 341 103,36 169,69 309 166,55
4 MenurunnyaPrevalensi balitagizi kurang(Underweight)
% 18,80 18,44 15,64 115,18 17 108,00
5 MeningkatanyaAngka penemuankasus TB (semuatipe yangdilaporkan/CaseNotification Rate)per100.000penduduk
per100000
penduduk
91 99 99 100,00 154 64,29
6 MenurunnyaAngka Kesakitanpositif malaria(API) per 1000penduduk
per 1000penduduk
0,4 0,35 0,43 77,14 0,10 -230,00
7 MenurunnyaPrevalensi HIVAIDS per 100penduduk usia >15 tahun
per 100pendudukusia > 15
tahun
0,04 0,49 0,01 197,96 0,49 197,96
8 MenurunnyaAngka KesakitanDBD per 100.000penduduk
per100000
penduduk
16,82 50 38,51 122,98 46 116,28
LKj Dinas Kesehatan Provinsi Lampung 2015 Page 19
Dari 8 indikator sasaran strategis yang merupakan Indikator Kinerja Utama
(IKU) Bidang Kesehatan Pemerintah Provinsi Lampung tahun 2015, 7 indikator
menunjukkan capaian 100%. Tingkat capaian ini menunjukkan pelaksanaan urusan yang
terkait dicapai melalui dukungan penganggaran dan kerja keras seluruh stake holder
dalam mendukung capaian indikator tersebut. Sedangkan untuk indikator yang belum
mencapai 100% pada tahun 2015, masih perlu dilakukan kerja keras, fokus dan terarah.
Berdasarkan skala nilai peringkat kinerja pada Peraturan Menteri Dalam Negeri
nomor 54 tahun 2010 terdapat 7 indikator (87,50%) dengan kriteria kinerja sangat
tinggi (ST) dan 1 indikator (12,50%) dengan kriteria kinerja Tinggi (T)
Gambar 3.1 Persentase Pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) GubernurBidang Kesehatan Tahun 2015
Tabel 3.3 Realisasi dan Capaian Kinerja IKU Gubernur Bidang KesehatanTahun 2015 per triwulan
NO SasaranSrategis
IndikatirKinerja Satuan Target
2015 Triwulan Target Realisasi %
1 Meningkatkan akses danmutupelayanankesehatanterutamauntukkesehatan ibudan anak
1 AngkaHarapanHidup
Tahun 69,75 Triwulan I 69,75 70 100,36
Triwulan II 69,75 70 100,36Triwulan III 69,75 70 100,36Triwulan IV 69,75 70 100,36
2AngkaKematian Bayi(AKB) per 1000KelahiranHidup
per 1000kelahiran
hidup
32 Triwulan I 32 4,88 106,25
Triwulan II 32 4,88 106,25Triwulan III 32 4,88 106,25Triwulan IV 32 4,88 106,25
Sangat Tinggi; 7;87%
Tinggi;1; 13%
LKj Dinas Kesehatan Provinsi Lampung 2015 Page 20
NO SasaranSrategis
IndikatirKinerja Satuan Target
2015 Triwulan Target Realisasi %
3 AngkaKematianIbu (AKI)per 100.000KelahiranHidup
per100000
kelahiranhidup
341 Triwulan I 341 103,36 169,69
Triwulan II 341 103,36 169,69Triwulan III 341 103,36 169,69Triwulan IV 341 103,36 169,69
4 PrevalensiBalitaKurang Gizi(Underweight)
% 18,44 Triwulan I 18,44 15,64 115,18
Triwulan II 18,44 15,64 115,18Triwulan III 18,44 15,64 115,18Triwulan IV 18,44 15,64 115,18
5 AngkaPenemuanKasus TB(semua tipeygdilaporkan)/CaseNotificationRate) per100.000penduduk
per100000
penduduk
99 Triwulan I 99 99 100
Triwulan II 99 99 100Triwulan III 99 99 100Triwulan IV 99 99 100
6 AngkaKesakitanPositifMalaria(API) per1000penduduk
per 1000penduduk
0,35 Triwulan I 0,35 0,43 77,14
Triwulan II 0,35 0,43 77,14Triwulan III 0,35 0,43 77,14Triwulan IV 0,35 0,43 77,14
7 PrevalensHIV AIDSper 100pendudukusia > dari15 tahun
per 100pendudukusia > 15
tahun
0,49 Triwulan I 0,49 0,01 197,96
Triwulan II 0,49 0,01 197,96Triwulan III 0,49 0,01 197,96Triwulan IV 0,49 0,01 197,96
8 AngkakesakitanDBD per100.000penduduk
per100000
penduduk
50 Triwulan I 50 38,51 122,98
Triwulan II 50 38,51 122,98Triwulan III 50 38,51 122,98
Triwulan IV 50 38,51 122,98
Beberapa Indikator Kinerja Utama (IKU) yang diuraikan pada tabel diatas,
penerapan target dan pengukuran realisasi triwulan dilakukan dengan menggunakan
proxy indicator karena karakter indikator yang spesifik, termasuk metode pengukran
indikator ada yang mengunakan rumus pertama Semakin Tinggi realisasi semakin
menunjukkan pencapaian kinerja semakin baik dan ada yang menggunakan rumus kedua
Semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendah pencapaian kinerja. Indikator
yang dimaksud dan penjelasan mengapa dipergunakan proxy indicator adalah sebagai
berikut :
1. Sebagian besar indikator sasaran strategis bidang kesehatan adalah indikator
pada level impact, dimana pelaksanaan kegiatannya pada tahun berjalan belum
tentu berkontribusi secara langsung pada pencapaian target kinerja IKU, seperti
IKU nomor 1,2 dan 3
LKj Dinas Kesehatan Provinsi Lampung 2015 Page 21
2. Sebagian indikator mempergunakan data yang dihasilkan oleh pengukuran
secara periodik oleh lembaga di luar SKPD di lingkungan Pemda Provinsi
Lampung, yang biasanya didapatkan setahun sekali IKU nomor 11 Angka
Harapan Hidup yang datanya berasal dari BPS (terkadang keluarnya pada
bulan Juni tahun berikutnya), selain itu IKU nomor 1,2 dan 3 (AKB, AKABA
dan AKI) yang keluar setiap 5 tahun sekali dari SDKI, walaupun AKB,
AKABA dan AKI dapat dihitung setiap tahun secara matematik namun
angkanya bila dibandingkan dengan hasil survey hanya menggambarkan
seperenam dari hasil survey (kasus kematian yang ada hanya berasal dari
fasilitas kesehatan sedangkan yang tidak meninggal di fasilitas pelayanan
kesehatan tidak dilaporkan masyarakat)
Pencapaian kinerja tahun 2015 bila dibandingkan dengan target kinerjanya dan
target RPJMD dan Perjanjian Kinerja 2015, ditunjukkan tabel berikut ini :
Tabel 3.4 Kinerja dan Realisasi Pencapaian IKU Tahun 2015
NO
SasaranSrategis Indikatir Kinerja Satuan
2015 2016
Target Realisasi %Target
RPJMDPerjanjian
Kinerja
1 Meningkatkanakses danmutupelayanankesehatanterutamauntukkesehatan ibudan anak
1 MeningkatnyaAngka HarapanHidup (AHH)
tahun 69,75 70 100,36 69,85 69,85
2 MenurunnyaAngka KematianBayi 0 - < 1tahun (AKB) per1000 lahir hidup
per 1000kelahiran
hidup
32 4,88 184,75 30 30
3 MenurunnyaAngka KematianIbu (AKI) per100.000 lahirhidup
per100000
kelahiranhidup
341 103,36 169,69 333 333
4 MenurunnyaPrevalensi balitagizi kurang(Underweight)
% 18,44 15,64 115,18 18,08 18,08
5 MeningkatanyaAngka penemuankasus TB (semuatipe yangdilaporkan/CaseNotification Rate)per100.000penduduk
per100000
penduduk
99 99 100,00 109 109
LKj Dinas Kesehatan Provinsi Lampung 2015 Page 22
NO
SasaranSrategis Indikatir Kinerja Satuan
2015 2016
Target Realisasi % TargetRPJMD
PerjanjianKinerja
6 MenurunnyaAngka Kesakitanpositif malaria(API) per 1000penduduk
per 1000penduduk
0,35 0,43 77,14 0,30 0,30
7 MenurunnyaPrevalensi HIVAIDS per 100penduduk usia >15 tahun
per 100pendudukusia > 15
tahun
0,49 0,01 197,96 0,49 0,49
8 MenurunnyaAngka KesakitanDBD per 100.000penduduk
per100000
penduduk
50 38,51 122,98 49 49
3.2 Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja
Bagian ini akan menguraikan evaluasi dan analisis capaian kinerja yang
menjelaskan capaian kinerja secara umum sebagaimana telah diuraikan dalam sub bab
sebelumnya. Penyajian untuk sub bab ini akan disajikan per sasaran strategis. Beberapa
sasaran strategis yang terkait digabungkan menjadi satu dalam analisis ini :
1. Sasaran Strategis Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan
terutama untuk kesehatan ibu dan anak
Sasaran Strategis Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan terutama
untuk kesehatan ibu dan anak diukur dengan 8 (delapan) Indikator Kinerja. Capaian
kinerja tahun 2015 merupakan capaian kinerja tahun pertama dari periode 5 (lima)
tahun RPJMD dan Renstra Dinas Kesehatan. Adapun gambaran pencapaian indikator
kinerja pada tahun 2015 adalah sebagai berikut :
Tabel 3.5 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatkan akses dan mutupelayanan kesehatan terutama untuk kesehatan ibu dan anak
NO
SasaranSrategis Indikatir Kinerja Satuan
2015 2019
Target Realisasi % TargetRPJMD %
1 Meningkatkanakses danmutupelayanankesehatanterutamauntukkesehatan ibudan anak
1 MeningkatnyaAngka HarapanHidup (AHH)
tahun 69,75 70 100,36 72 97,22
2 MenurunnyaAngka KematianBayi 0 - < 1tahun (AKB) per1000 lahir hidup
per1000
kelahiran hidup
32 4,88 184,75 24 179,67
LKj Dinas Kesehatan Provinsi Lampung 2015 Page 23
NO
SasaranSrategis Indikatir Kinerja Satuan
2015 2019
Target Realisasi % TargetRPJMD %
3 MenurunnyaAngka KematianIbu (AKI) per100.000 lahirhidup
per100000kelahiran hidup
341 103,36 169,69 309 166,55
4 MenurunnyaPrevalensi balitagizi kurang(Underweight)
% 18,44 15,64 115,18 17 108,00
5 MeningkatanyaAngka penemuankasus TB (semuatipe yangdilaporkan/CaseNotification Rate)per100.000penduduk
per100000pendudu
k
99 99 100,00 154 64,29
6 MenurunnyaAngka Kesakitanpositif malaria(API) per 1000penduduk
per1000
penduduk
0,35 0,43 77,14 0,10 -230,00
7 MenurunnyaPrevalensi HIVAIDS per 100penduduk usia >15 tahun
per 100penduduk usia >15 tahun
0,49 0,01 197,96 0,49 197,96
8 MenurunnyaAngka KesakitanDBD per 100.000penduduk
per100000pendudu
k
50 38,51 122,98 46 116,28
a. Indikator Meningkatnya Angka Harapan Hidup menjadi 72 tahun pada
tahun 2019
Angka Harapan Hidup (AHH) mnerupakan salah satu indikator dalam menilai
Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Selain itu juga AHH merupakan indikator untuk
mengukur derajat kesehatan selain angka kesakitan, angka kematian dan status gizi.
Tingginya Tingginya pencapaian AHH juga menjadi salah satu penanda penting
keberhasilan suatu daerah dalam pembangunan kesejahteraan rakyat terutama di sektor
kesehatan.
Angka harapan hidup menjadi salah satu indikator dalam mengukur indeks
pembangunan manusia (IPM), selain pendidikan dan pendapatan. Bahkan merupakan
ukuran keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan
Angka Harapan Hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah
dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat
kesehatan pada khususnya. Angka Harapan Hidup yang rendah di suatu daerah harus
diikuti dengan program pembangunan kesehatan, dan program sosial lainnya termasuk
kesehatan lingkungan, kecukupan gizi dan kalori termasuk program pemberantasan
kemiskinan.
LKj Dinas Kesehatan Provinsi Lampung 2015 Page 24
Angka harapan hidup ditentukan oleh besarnya angka jumlah kematian bayi.
Jika kematian bayi jumlahnya besar, usia harapan hidup akan rendah. Oleh karenanya,
biasanya di negara-negara maju harapan hidupnya tinggi karena pada sudah tingginya
tingkat kesehatan ibu dan bayinya.
Berdasarkan tabel 3.6 Indikator Angka Harapan Hidup (AHH) di Provinsi
Lampung tahun 2015 menunjukkan keberhasilan, dimana pada tahun 2015 dari target
69,75 tahun , realisasi AHH tercapai sebesar 70 tahun dari target 69,75 tahun atau
100,36% (kriteria kinerja Sangat Tinggi). Namun realisasi Angka Harapan Hidup ini
bila dibandingkan dengan target pada akhir RPJMD atau Renstra pada tahun 2019 baru
mencapai 97,22% (kriteria kinerja Sangat Tinggi).
Tabel 3.6 Capaian Kinerja Indikator Angka Harapan Hidup (AHH) di ProvinsiLampung Tahun 2015
NO
SasaranSrategis Indikatir Kinerja Satuan
2015 2019
Target Realisasi % TargetRPJMD %
1 Meningkatkanakses dan mutupelayanankesehatanterutama untukkesehatan ibudan anak
1 MeningkatnyaAngka HarapanHidup (AHH)
tahun 69,75 70 100,36 72 97,22
Metode dalam perhitungan AHH ini telah menggunakan metode perhitungan
yang baru. Gambar berikut menunjukkan trend dari tahun ke tahun dimana trendnya
cenderung meningkat menunjukkan hasil yang positif.
Sumber : BPS Lampung
Gambar 3.2 Trend Angka Harapan Hidup di Provinsi Lampung tahun 2010 – 2015
2010 2011 2012 2013 2014 2015UHH 68,91 69,12 69,33 69,55 69,66 70Target Renstra 70 70,5 71 71,5 71,5 69,75Target Nasional 72 72 72 72 72 72
6767,5
6868,5
6969,5
7070,5
7171,5
7272,5
UHH
LKj Dinas Kesehatan Provinsi Lampung 2015 Page 25
Selama tahun 8 tahun terakhir Angka Harapan Hidup penduduk Provinsi
Lampung telah meningkat dari 68,91 tahun menjadi 70 tahun. Namun demikian angka
ini belum mencapai target Nasional yaitu sebesar 72 tahun.
Bila dilihat capaian Angka Harapan Hidup di Kabupaten Kota (menggunakan
data AHH tahun 2014 karena AHH 2015 per Kabupaten Kota belum ada) masih ada 13
Kabupaten Kota, yang AHHnya masih berada di bawah AHH Provinsi, seperti terlihat
pada grafik dibawah ini :
Ket : Data distribusi Angka Harapan Hidup tahun 2015 per Kab Kota masih dalam proses di BPS
GambarDistribusi Angka Harapan Hidup di Provinsi Lampung per Kabupaten Kota Tahun 2014
b. Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 24 per 1000
kelahiran hidup pada tahun 2019
Salah satu indikator yang paling menonjol dalam menilai derajat kesehatan
adalah Angka Kematian Bayi (AKB = IMR). Angka Kematian Bayi dihitung dari
banyaknya kematian bayi berusia kurang 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada waktu
yang sama. Manfaat dari IMR ini, adalah untuk mengetahui gambaran tingkat
permasalah kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan faktor penyebab kematian
bayi, tingkat pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan program
KIA dan KB, serta kondisi lingkungan dan sosial ekonomi.
Angka Kematian Bayi per 1000 kelahiran hidup berdasarkan perhitungan dari
laporan yang masuk dari fasilitas kesehatan ke Dinas Kesehatan di Provinsi Lampung
tahun 2015 sebesar 4,88 per 1000 kelahiran hidup. Angka ini bila dibandingkan dengan
target Provinsi Lampung sebesar 32 per 1000 kelahiran hidup maka angkanya sudah
61,7466,02
67,0567,12
67,3368,0168,0268,1268,21
68,9168,9468,98
69,3369,66
70,5570,98
56,00 58,00 60,00 62,00 64,00 66,00 68,00 70,00 72,00
Pesisir Barat Lampung Barat
Mesuji Tanggamus Pesawaran Pringsewu
Lampung Utara Lampung Selatan
Way Kanan Lampung Tengah
Tulangbawang Tulang bawang…
Lampung TimurProvinsi
Bandar Lampung Metro
LKj Dinas Kesehatan Provinsi Lampung 2015 Page 26
mencapai target yang ditetapkan dengan capaian kinerja sebesar 184,75% dengan
kriteria penilaian kinerja Sangat Tinggi/ST. Bila dibandingkan realisasi tahun 2015
sebesar 4,88 per 1000 lahir hidup dengan target tahun 2019 sebesar 24 per 100.000
lahir hidup, maka capaian kinerja mencapai 179,67 % dengan kriteria penilaian kinerja
Sangat Tinggi/ST)
Tabel 3.7 Capaian Kinerja Indikator Menurunnya Angka Kematian Bayi 0 - < 1tahun (AKB) per 1000 kelahiran hidup di Provinsi Lampung Tahun 2015
NO SasaranSrategis Indikatir Kinerja Satuan
2015 2019
Target Realisasi % TargetRPJMD
%
1 Meningkatkanakses dan mutupelayanankesehatanterutama untukkesehatan ibudan anak
2 MenurunnyaAngka KematianBayi 0 - < 1tahun (AKB) per1000 kelahiranhidup
per1000
kelahiran hidup
32 4,88 184,75 24 179,67
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa AKB berdasarkan perhitungan
matematik dengan menggunakan data rutin atau laporan secara kinerja telah tercapai,
namun Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 lahir hidup tahun 2015 di Provinsi
Lampung sebesar 4,88 per 1000 kelahiran hidup yang dihitung berdasarkan data
pelaporan rutin belum dapat menggambarkan atau dibandingkan dengan data hasil
survey SDKI 2012. Data AKB hasil perhitungan dengan data rutin ini hanya
menggambarkan kematian yang ditemukan di fasilitas pelayanan kesehatan tidak
menggambarkan kematian yang ada di populasi. Bila data AKB hasil perhitungan data
rutin ini dibandingkan dengan AKB hasil SDKI tahun 2012 (survey SDKI dilakukan 5
tahun sekali) sebesar 30 per 1000 kelahiran hidup maka AKB hasil perhitungan
berdasarkan laporan rutin tersebut hanya menggambarkan seperenam dari AKB
sesungguhnya dipopulasi.
c. Menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 306 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2019
Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya kematian perempuan pada saat
hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat
persalinan, yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan
karena sebab-sebab lain, per 100.000 kelahiran hidup.
Angka kematian ibu merupakan indikator kesehatan yang cukup
penting. Angka kematian ibu diketahui dari jumlah kematian karena kehamilan,
persalinan dan ibu nifas per jumlah kelahiran hidup di wilayah tertentu dalam waktu
LKj Dinas Kesehatan Provinsi Lampung 2015 Page 27
tertentu. AKI sulit dihitung, karena untuk menghitung AKI dibutuhkan sampel yang
sangat besar, mengingat kejadian kematian ibu adalah kasus yang jarang. Oleh karena
itu kita umumnya menggunakan AKI yang telah tersedia dari survey yang ada misala
SDKI.
Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 kelahiran hidup berdasarkan
perhitungan dari laporan yang masuk dari fasilitas kesehatan ke Dinas Kesehatan di
Provinsi Lampung tahun 2015 sebesar 95,46 per 100.000 kelahiran hidup, namun
angka ini tidak dapat dibandingkan dengan angka hasil survei SDKI. Angka ini bila
dibandingkan dengan target Provinsi Lampung sebesar 341 per 100.000 kelahiran
hidup maka angkanya sudah berada dibawah target yang ditetapkan (Capaian kinerja
sebesar 172,01% dengan kriteria penilaian kinerja Sangat Tinggi/ST). Bila
dibandingkan dengan target nasional sebesar 306 per 100.000 kelahiran hidup maka
angkanya juga sudah berada dibawah target yang diharapkan (Capain Kinerja sebesar
168,80% dengan kriteria penilaian Sangat Tinggi/ST). Bila dibandingkan realisasi tahun
2015 sebesar 95,46 per 100.000 lahir hidup dengan target tahun 2019 sebesar 309 per
100.000 lahir hidup, maka capaian kinerja mencapai 169,11% dengan kriteria
penilaian kinerja Sangat Tinggi/ST)
Tabel 3.8 Capaian Kinerja Indikator Menurunnya Angka Kematian Ibu (AKI) per100.000 kelahiran hidup di Provinsi Lampung Tahun 2015
NO SasaranSrategis Indikatir Kinerja Satuan
2015 2019
Target Realisasi % TargetRPJMD %
1 Meningkatkanakses danmutupelayanankesehatanterutamauntukkesehatan ibudan anak
3 MenurunnyaAngka KematianIbu (AKI) per100.000 lahirhidup
per100000kelahiran hidup
341 103,36 169,69 309 166,55
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa AKI berdasarkan perhitungan
matematik dengan menggunakan data rutin atau laporan secara kinerja telah tercapai
namun data Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 lahir hidup tahun 2015 di Provinsi
Lampung sebesar 95,46 per 100.000 kelahiran hidup yang dihitung berdasarkan data
pelaporan rutin belum dapat menggambarkan atau dibandingkan dengan data hasil
survey SDKI 2012. Data AKI hasil perhitungan dengan data rutin ini hanya
menggambarkan kematian ibu karena kehamilan, persalinan dan nifas yang ditemukan
di fasilitas pelayanan kesehatan dan tidak menggambarkan kematian yang ada di
populasi. Bila data AKI hasil perhitungan data rutin ini dibandingkan dengan AKI
Nasional (AKI Provinsi tidak ada karena sampel yang sedikit dan hanya bisa dibaca
LKj Dinas Kesehatan Provinsi Lampung 2015 Page 28
pada level nasional) hasil SDKI tahun 2012 (survey SDKI dilakukan 5 tahun sekali)
sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup maka AKI hasil perhitungan berdasarkan
laporan rutin tersebut hanya menggambarkan sepertiga dari AKI yang sesungguhnya
dipopulasi
d. Menurunkan Prevalensi kurang gizi (Underweight) pada balita menjadi
17% pada tahun 2019
Status gizi merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas tumbuh
kembang seseorang yang pada akhirnya berpengaruh terhadap kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM). Status gizi masyarakat sering digambarkan dengan besaran masalah
gizi pada kelompok anak balita. Indikator status gizi yang dipakai adalah prevalensi
kekurangan gizi (underweight) pada balita.
Data status gizi selama ini didapatkan dari survey seperti SDKI atau Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas). Data status gizi yang didapatkan dari survey akan
menggambarkan status gizi yang ada di populasi, namun masalahnya data status gizi ini
tidak dapat didapatkan setiap tahun. Data status gizi dapat juga didapatkan dari kegiatan
Pemantauan Status Gizi (PSG).
Prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada balita di Provinsi Lampung
berdasarkan hasil PSG tahun 2015 sebesar 15,64%. Angka ini bila dibandingkan
dengan target Provinsi Lampung sebesar 18,44% maka angkanya sudah berada
dibawah target yang ditetapkan dengan capaian kinerja sebesar 115,18% dengan kriteria
penilaian kinerja Sangat Tinggi/ST.
Tabel 3.9 Capaian Kinerja Indikator Prevalensi balita gizi kurang (Underweight)di Provinsi Lampung Tahun 2015
NO SasaranSrategis Indikatir Kinerja Satuan
2015 2019
Target Realisasi % TargetRPJMD %
1 Meningkatkanakses danmutupelayanankesehatanterutamauntukkesehatan ibudan anak
4 MenurunnyaPrevalensi balitagizi kurang(Underweight)
% 18,44 15,64 115,18 17 108,00
LKj Dinas Kesehatan Provinsi Lampung 2015 Page 29
e. Meningkatkan Angka Penemuan TB semua jenis (Case Notification
Rate/CNR) per 100.000 penduduk menjadi 154 per 100.000 penduduk
pada tahun 2019
Angka kesakitan Tuberkulosis untuk semua tipe (Paru, kulit, tulang dan lain-
lain) yang dilaporkan menggunakan Indikator Case Notification Rate per 100.000
penduduk. Indikator Case Notification Rate (CNR) merupakan salah satu indikator yang
digunakan dalam menggambarkan pengendalian penyakit Tuberkulosis. Case
Notification Rate (CNR) adalah angka yang menunjukkan jumlah seluruh pasien TB
yang ditemukan dan dicatat diantara 100.000 penduduk. Angka CNR berguna untuk
menunjukkan kecenderungan peningkatan atau penurunan penemuan TB disuatu
wilayah.
Angka Case Notification Rate (CNR) diantara 100.000 di Provinsi Lampung
tahun 2015 sebesar 99 per 1000 peduduk. Angka ini bila dibandingkan dengan target
Provinsi Lampung dan Nasional sebesar kurang dari 99 per 100.000 penduduk maka
angkanya sudah mencapai target yang ditetapkan (Capaian kinerja sebesar 100%
dengan kriteria penilaian kinerja Sangat Tinggi/ST). Namun bila dibandingkan dengan
target nasional sebesar 140 per 100.000 penduduk maka CNR provinsi Lampung tahun
2015 masih berada dibawah target yang diharapkan (Capain Kinerja sebesar 62%
dengan kriteria penilaian Rendah/R). Bila dibandingkan realisasi tahun 2015 sebesar 99
per 100.000 penduduk dengan target tahun 2019 sebesar 154 per 100.000 penduduk,
maka capaian kinerja mencapai 64,29% dengan kriteria penilaian kinerja Rendah/R),
untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini : untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.10 Capaian Kinerja Indikator Meningkatanya Angka penemuan kasus TB(semua tipe yang dilaporkan/Case Notification Rate) per 100.000 penduduk
di Provinsi Lampung Tahun 2015
NOSasaranSrategis Indikatir Kinerja Satuan
2015 2019
Target Realisasi % TargetRPJMD %
1 Meningkatkanakses danmutupelayanankesehatanterutamauntukkesehatan ibudan anak
5 MeningkatanyaAngka penemuankasus TB (semuatipe yangdilaporkan/CaseNotification Rate)per 100.000penduduk
per100000pendudu
k
99 99 100,00 154 64,29
LKj Dinas Kesehatan Provinsi Lampung 2015 Page 30
Angka Case Notification Rate (CNR) diantara 100.000 sebesar 99 per
100.000 penduduk pada tahun 2015 adalah angka provinsi, namun kita lihat berdasarkan
distribusi angka Angka Case Notification Rate (CNR) diantara 100.000 maka masih
ada 9 (sembilan) Kabupaten Kota yang Case Notification Rate (CNR) diantara
100.000 kurang 99 per 100.000 penduduk.
Bila dibandingkan angka Angka Case Notification Rate (CNR) diantara
100.000 Provinsi Lampung tahun 2015 dengan Target Nasional sebesar 140 per
100.000 penduduk maka masih ada 13 Kabupaten Kota yang belum dapat mencapai
target nasional.
Gambar Distribusi Angka Case Notification Rate (CNR) Tuberkulosis diantara100.000 penduduk di Kabupaten Kota Tahun 2015
f. Menurunkan Angka Kesakitan HIV AIDS menjadi < 0,5% pada tahun
2019
Prevalensi HIV adalah jumlah pendudul laki – laki dan perempuan yang
berusia 15-49 tahun yang positif HIV dibagi dengan jumlah penduduk laki – laki dan
perempuan pada usia yang sama (yaitu 15-49 tahun), dikalikan dengan 100%. Untuk
mendapatkan angka ini, idealnya dilakukan dengan survey, namun mengingat untuk
pelaksanaan survey ini memerlukan penyiapan yang cukup rumit dan adanya
keterbatasan sumberdaya. Saat ini angka prevalensi HIV didapatkan dengan
menggunakan pemodelan matematika.
Seperti diketahui bahwa HIV seperti fenomena gunung Es, dimana terlihat
sedikit kasusnya dipermukaan namun sesungguhnya kasusnya banyak dibawah
permukaan. Hal ini dibuktikan dengan orang yang bersedia untuk mengetahui status
HIVnya sangat kecil sekali. Pada tahun 2015 orang yang berusia 15-49 tahun sebesar
47565858
7071
889596
99101
119120
123151
188
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200
TULANGBAWANGPRINGSEWU
LAMPUNG BARATLAMPUNG TENGAH
TULANGBAWANG BARATMESUJI
LAMPUNG UTARAPESAWARAN
LAMPUNG TIMURPROVINSI
TANGGAMUSPESISIR BARAT
LAMPUNG SELATANWAY KANAN
METROBANDAR LAMPUNG
LKj Dinas Kesehatan Provinsi Lampung 2015 Page 31
4.404.700 jiwa dan jumlah orang yang datang memeriksakan ke layanan VCT hanya
sebesar 7.622 orang. Berdasarkan hasil pemeriksaan status HIV terhadap 7622 orang
yang datang memeriksa VCT maka diketahui yang positif HIV sejumlah 331 orang
(4,34%). Sehingga prevalensi HIV (Persen) pada kelompok usia 15-49 tahun sebesar
0,0075 persen dan bila dibandingkan dengan target secara nasional yaitu kurang dari
0,5 persen, maka provinsi Lampung, penularan HIV masih dapat dikendalikan.
Prevalensi HIV per 100 penduduk (%) usia > 15 tahun di Provinsi Lampung
tahun 2015 sebesar 0,01% . Angka ini bila dibandingkan dengan target Provinsi
Lampung tahun 2015 sebesar 0,49% maka angkanya sudah mencapai target yang
ditetapkan dengan capaian kinerja sebesar 197,96% dengan kriteria penilaian kinerja
Sangat Tinggi/ST. Bila dibandingkan realisasi tahun 2015 sebesar 0,01 per 1000
penduduk dengan target tahun 2019 sebesar kurang dari 0,49 per 100 penduduk usia >
15 tahun maka capaian kinerja mencapai 197,96 % dengan kriteria penilaian kinerja
Sangat Tinggi/ST), dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.11 Capaian Kinerja Indikator Menurunnya Prevalensi HIV AIDS per 100penduduk usia > 15 tahun di Provinsi Lampung Tahun 2015
NO SasaranSrategis Indikatir Kinerja Satuan
2015 2019
Target Realisasi % TargetRPJMD %
1 Meningkatkanakses danmutupelayanankesehatanterutamauntukkesehatan ibudan anak
6 MenurunnyaPrevalensi HIVAIDS per 100penduduk usia >15 tahun
per 100penduduk usia >15 tahun
0,49 0,01 197,96 0,49 197,96
g. Menurunkan Angka Kesakitan Malaria positif menjadi 0,10 per 1000
penduduk tahun 2019
Angka kesakitan Malaria merupakan indikator yang menggambarkan angka
kesakitan malaria positif diantara 1000 penduduk di suatu wilayah. Angka kesakitan
malaria positif (API) per 1000 penduduk di Provinsi Lampung tahun 2015 sebesar 0,43
per 1000 peduduk. Angka ini bila dibandingkan dengan target Provinsi Lampung
sebesar 0,35 per 1000 penduduk, angkanya masih berada diatas target yang ditetapkan
(Capaian kinerja sebesar 77,14% dengan kriteria penilaian kinerja Tinggi/T). Bila
dibandingkan realisasi tahun 2015 sebesar 0,43 per 1000 penduduk dengan target tahun
2019 sebesar 0,10 per 1000 penduduk, maka capaian kinerja mencapai -230% dengan
kriteria penilaian kinerja Sangat Rendah/SR), untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel dibawah ini :
LKj Dinas Kesehatan Provinsi Lampung 2015 Page 32
Tabel 3.12 Capaian Kinerja Indikator Menurunnya Angka Kesakitan positifmalaria (API) per 1000 penduduk di Provinsi Lampung Tahun 2015
NO
SasaranSrategis
IndikatirKinerja Satuan
2015 2019
Target Realisasi % TargetRPJMD %
1 Meningkatkanakses danmutupelayanankesehatanterutamauntukkesehatan ibudan anak
6 MenurunnyaAngkaKesakitanpositif malaria(API) per1000penduduk
per 1000penduduk
0,35 0,43 77,14 0,10 -230,00
Angka kesakitan malaria positif per 1000 penduduk sebesar 0,43 per 1000
penduduk pada tahun 2015 adalah angka provinsi, namun kita lihat berdasarkan
distribusi angka kesakitan malaria per 1000 penduduk maka masih ada dua Kabupaten
yaitu Kabupaten Pesawaran (6,49 per 1000 penduduk) dan Kabupaten Pesisir Barat
(2,21 per 1000 penduduk) yang angka kesakitan malarianya lebih dari 1 per 1000
penduduk seperti terlihat pada grafik dibawah. Sehingga penanggulangan malaria masih
perlu kerja keras pada 2 Kabupaten tersebut diatas.
Gambar 3. Distribusi Angka Kesakitan Malaria positif (API) per 1000 pendudukdi Kabupaten Kota Tahun 2015
0,000,000,000,010,010,010,020,020,020,040,090,13
0,240,43
2,216,49
0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00
TLB BaratLampung TengahLampung Timur
PringsewuWay KananKota Metro
Tulang BawangMesuji
Lampung UtaraTanggamus
B. LampungLmpng Barat
Lmpng SelatanProvinsi
Pesisir BaratPesawaran
LKj Dinas Kesehatan Provinsi Lampung 2015 Page 33
h. Menurunkan Angka Kesakitan DBD per 100.000 penduduk menjadi 46
per 100.000 penduduk tahun 2019
Angka kesakitan Demam Berdarah atau DBD merupakan indikator yang
menggambarkan angka kesakitan DBD diantara 100.000 penduduk di suatu wilayah.
Angka kesakitan DBD per 100.000 penduduk di Provinsi Lampung tahun 2015 sebesar
38, 51 per 1000 peduduk yang artinya ada 38 – 39 kesakitan DBD diantara 100.000
penduduk. Angka ini bila dibandingkan dengan target Provinsi Lampung dan Nasional
sebesar kurang dari 50 per 100.000 penduduk maka angkanya sudah berada dibawah
target yang ditetapkan (Capaian kinerja sebesar 129,84% dengan kriteria penilaian
kinerja Sangat Tinggi/ST). Bila dibandingkan dengan target nasional sebesar 49 per
100.000 penduduk maka Angka kesakitan DBD Provinsi Lampung tahun 2015 sudah
berada dibawah target yang diharapkan (Capain Kinerja sebesar 122,98% dengan
kriteria penilaian Sangat Tinggi/ST). Bila dibandingkan realisasi tahun 2015 sebesar
38,51 per 100.000 penduduk dengan target tahun 2019 sebesar 46 per 100.000
penduduk, maka capaian kinerja mencapai 116,38% dengan kriteria penilaian kinerja
Sangat Tinggi/ST), untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.13 Capaian Kinerja Indikator Menurunnya Angka Kesakitan DBD per100.000 penduduk di Provinsi Lampung Tahun 2015
NO
SasaranSrategis
IndikatirKinerja Satuan
2015 2019
Target Realisasi % TargetRPJMD %
1 Meningkatkanakses dan mutupelayanankesehatanterutama untukkesehatan ibudan anak
8 MenurunnyaAngkaKesakitanDBD per100.000penduduk
per100000
penduduk
50 38,51 122,98 46 116,28
Angka kesakitan DBD per 100.000 di Provinsi Lampung tahun 2015 sebesar
38,51 per 100.000 penduduk, namun kita lihat berdasarkan distribusi angka Angka
kesakitan DBD per 100.000 maka masih ada 4 (empat) Kabupaten Kota yang Angka
kesakitan DBD per 100.000 lebih dari 50 per 100.000 penduduk yaitu Kota Metro,
Kabupaten Pringsewu, Kota Bandar Lampung dan Kabupaten Pesawaran (merupakan
daerah endemis DBD), seperti terlihat pada grafik dibawah ini :
LKj Dinas Kesehatan Provinsi Lampung 2015 Page 34
Gambar 3. Distribusi Angka Case Notification Rate (CNR) Tuberkulosisdiantara 100.000 penduduk di Kabupaten Kota Tahun 2015
Keberhasil dan permasalahan dalam mencapai sasaran strategis meningkatkan
akses dan mutu pelayanan kesehatan terutama untuk kesehatan ibu dan anak, yang
diukur dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) adalah sebagai berikut :
Faktor yang mendorong keberhasilan pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU)
adalah sebagai berikut :
1. Adanya regulasi atau komitmen baik di tingkat global (MDGs/SDGs),
Nasioanal (RPJMN, Renstra KL) dan Daerah (RPJMD, Renstra SKPD)
2. Adanya dukungan anggaran untuk mencapai Indikator Kinerja Utama (IKU)
baik melalui APBD dan APBN
3. Adanya sumber daya manusia yang berada di fasilitas pelayanan kesehatan
maupun yang ada di Dinas Kesehatan Provinsi, Kabupaten Kota
4. Adanya pengembangan Sistem Informasi Pelaporan
Hambatan atau masalah pencapaian pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU)
adalah sebagai berikut :
1. Masih adanya stigma tentang beberapa penyakit tertentu sehingga menjadi
fenomena gunung es (sedikit terlihat di puncaknya namun tak terlihat yang ada
dibawah )
2. Beberapa penyakit berhubungan dengan perilaku hidup yang tidak sehat
3. Ada perpindahan Sumber Daya Manusia yang telah dilatih oleh Program
sehingga mengganggu kesinambungan program khususnya yang ada di level
puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten kota
10,3911,2411,60
15,6621,43
24,9830,97
36,0338,1138,5139,67
43,6055,58
57,90115,02
164,13
0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00 140,00 160,00 180,00
Way Kanan Mesuji
Lampung Barat Lampung Tengah
Tanggamus Lampung Timur Tulangbawang
Pesisir Barat Lampung Utara
Provinsi Tulang bawang barat
Lampung Selatan Pesawaran
Bandar Lampung Pringsewu
Metro