laporan kinerja pspp insyaf sumut -...
TRANSCRIPT
ii
LAPORAN KINERJA PSPP INSYAF SUMUT PSPP INSYAF SUMUT Dalam upaya mewujudkan PSPP Insyaf Sumut sebagai lembaga penyelenggaran Rehabilitasi Sosial dan Perlindungan Sosial bagi Korban Penyalahgunaan Napza secara Prima
2018
PSPP INSYAF SUMUT
Jl. Berdikari no 37 Desa Lau Bekeri Kec. Kutalimbaru Kab. Deli Serdang Sumatera Utara
2018
iii
KATA PENGANTAR
Laporan Kinerja PSPP Insyaf Sumut ini merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas
kinerja pencapaian sasaran strategis Tahun Anggaran 2018. Laporan Kinerja ini merupakan tahun
keempat pelaksanaan Rencana Strategis PSPP Insyaf Sumut Tahun 2015-2019.
Penyusunan Laporan Kinerja PSPP Insyaf Sumut mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 8
Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri PANRB
No. 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja Pelaporan Kinerja dan Tata Reviu atas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dan Rencana Strategis PSPP Insyaf Sumut Tahun 2015-2019.
Laporan Kinerja ini merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas yang berfungsi,
antara lain sebagai alat penilaian kinerja, wujud akuntabilitas
pelaksanaan tugas dan fungsi PSPP Insyaf Sumut dan wujud transparansi serta
pertanggungjawaban kepada masyarakat serta merupakan alat kendali dan alat pemacu peningkatan
kinerja setiap unit organisasi di lingkungan PSPP Insyaf Sumut. Kinerja PSPP Insyaf Sumut diukur atas
dasar penilaian Indikator Kinerja Utama (IKU) yang merupakan indikator keberhasilan pencapaian
sasaran strategis sebagaimana telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja PSPP Insyaf Sumut.
Tahun 2018 Secara umum capaian kinerja sasaran telah sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan, meskipun, beberapa indikator belum menunjukan capaian sesuai target karena
pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi sangat ditentukan oleh komitmen,
keterlibatan dan dukungan aktif segenap komponen aparatur negara, masyarakat, dunia usaha dan civil
society sebagai bagian integral dari pembaharuan sistem administrasi negara. Berdasarkan analisis dan
evaluasi objektif yang dilakukan melalui Laporan Kinerja PSPP Insyaf Sumut Tahun 2018 ini,
diharapkan dapat terjadi optimalisasi peran kelembagaan dan peningkatan efisiensi, efektivitas, dan
produktivitas kinerja seluruh jajaran pejabat dan pelaksana di lingkungan PSPP Insyaf Sumut pada
tahun-tahun selanjutnya, sehingga dapat mendukung kinerja PSPP Insyaf Sumut secara keseluruhan
dalam mewujudkan Good Governance dan Clean Government.
Lau Bekeri, Januari 2019
Kepala PSPP Insyaf Sumut
Ahd. Sulaiman
ii
IKHTISAR EKSEKUTIF
Birokrasi merupakan alat utama dalam penyelenggaraan negara dan pemerintahan
karena berfungsi untuk menerjemahkan berbagai keputusan politik ke dalam berbagai kebijakan
publik serta untuk menjamin pelaksanaan kebijakan tersebut secara operasional, terutam
adalam memberikan pelayanan publik dan pemberdayaan masyarakat. Oleh karena itu, birokrasi
menjadi faktor penentu keberhasilan keseluruhan agenda negara dan pemerintahan, dalam
kerangka upaya merealisasikan sebuah tata pemerintahan yang baik (good governance).
Secara umum capaian tata kelola pemerintahan yang baik seperti yang ditargetkan
dalam RPJMN 2015-2019, menunjukkan perkembangan yang baik, meskipun beberapa indikator
masih memerlukan kerja keras dan perhatian tidak hanya dari PSPP Insyaf Sumut, namun juga
komitmen, keterlibatan seluruh instansi pemerintah yang terkait. Sedangkan tingkat capaian
kinerja sasaran PSPP Insyaf Sumut sesuai dengan Perjanjian Kinerja Tahun 2018 sebesar 100%
yang dihitung berdasarkan persentase rata-rata capaian sasaran. Dari 3 sasaran ditetapkan,
sebanyak 3 sasaran dinyatakan “berhasil”. Sasaran dinyatakan “berhasil” jika capaiannya ≥ 80%
dari target yang telah ditetapkan. Ke depan untuk mencapai visi PSPP Insyaf Sumut berupa
Mewujudkan Panti Sosial Pamardi Putra “ Insyaf “ Sumut sebagai lembaga penyelenggara
rehabilitasi dan perlindungan sosial bagi korban penyalahgunaan napza secara prima.
Untuk mendukung capaian kinerja tahun 2018 telah direalisasikan anggaran sebesar Rp.
11.812.051.293 atau 99,81 % dari pagu sebesar Rp. 11.832.766.000.
Hal tersebut menunjukkan adanya efisiensi/penghematan penggunaan anggaran apabila
dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 100%. Efisiensi tersebut berasal dari pengadaan
barang/jasa, penghematan dalam pelaksanaan kegiatan, seperti pengurangan biaya perjalanan
dinas, rapat konsinyering yang dilaksanakan di hotel dan sinergi dalam monitoring dan evaluasi
pelaksanaan kebijakan.
Kepala PSPP Insyaf Sumut
Ahd. Sulaiman
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................... i
IKHTISAR EKSEKUTIF .............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ........................................................................................................ 1
B. GAMBARAN UMUM PSPP INSYAF SUMUT ............................................................. 3
C. SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN KINERJA ................................................... 17
BAB II PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA
A. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL
RPJMN 2015-2019 ........................................................................................................ 20
B. RENCANA STRATEGIS 2015 -2019 .......................................................................... 22
C. STRATEGI DAN KEBIJAKAN ....................................................................................... 24
D. SASARAN DAN PROGRAM ........................................................................................... 27
E. RENCANA KINERJA ....................................................................................................... 30
F. PENETAPAN KINERJA .................................................................................................. 30
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
A. PENGUKURAN KINERJA............................................................................................... 40
B. EVALUASI DAN ANALISIS KINERJA .......................................................................... 52
C. ANALISIS AKUNTABILITAS KINERJA ...................................................................... 75
BAB IV PENUTUP
A. PENUTUP ......................................................................................................................... 73
LAMPIRAN
1. RENCANA KINERJA TAHUNAN
2. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2018
3. PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2018
4. RENCANA AKSI TAHUN 2018
5. DOKUMENTASI
LAPORAN KINERJA PSPP INSYAF
SUMUT 2018
Halaman 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) berdasarkan kepada
Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang
mengintrodusir Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Sistem AKIP) yang diikuti
dengan terbitnya Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/2003
Tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
29/2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah. Serta Permenpan RB no 53 tahun 2014 tentang petunjuk teknis perjanjian
kinerja, pelaporan kinerja dantata cara review atas laporan Kinerja Instansi pemerintah, Sistem
AKIP mendorong perbaikan akuntabilitas kinerja melalui perbaikan manajemen pemerintahan,
termasuk sistem perencanaan kinerja, pengukuran, dan pelaporannya.
Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 Tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan
Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia yang mewajibkan
Kementerian untuk menerapkan sistem akuntabilitas kinerja aparatur dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya, Tuntutan akuntabilitas publik mengharuskan
pemerintah untuk memperbaiki sistem pencatatan dan pelaporan. Unit kerja di lingkungan
Instansi Pemerintah dituntut untuk tidak sekedar melakukan pelaporan kinerja kepada
pemerintahan atasannya (managerial accountability), akan tetapi juga melaporkan kinerja
pemerintah kepada masyarakat luas (public accountability). Sehingga menjadi kewajiban
bagi Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Sumatera Utara yang bergerak dalam upaya
merehabilitasi korban penyalahgunaan NAPZA untuk dapat membuat laporan kinerja dan
menyampaikan informasi kinerja secara transparan, tidak saja kepada Direktorat
Rehabilitasi Sosial korban penyalahgunaan Napza sebagai atasan, tetapi juga kepada publik
secara luas.
LAPORAN KINERJA PSPP INSYAF
SUMUT 2018
Halaman 2
Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2015-2019. Mengamanatkan agenda pembangunan nasional tahun 2015 –
2019,yang berisi nawacita yaitu :
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa
aman pada seluruh warga negara.
2. Membangunan tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif dan demokratif dan
terpercaya.
3. Membanguna Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa
dalam kerangka kesatuan.
4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan menegakkan
hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia.
6. Meningkatkan produktifitas rakyat dandaya saing di pasr internasioanl
7. Mewujudkan Kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor strategis ekonomi
domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa
9. Memperteguh kebinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
Untuk melaksanakan amanat strategis tersebut Kementerian sosial mendapatkan
tugas sesuai amanat poin tiga yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dan memperkuat
daerah-daerah dan desa dalam kerangka kesatuan, Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf
sumatera Utara Merupakan UPT yang bertanggung jawab pada direktorat Rehabilitasi
sosial bagi korban Napza menjalankan sesuai fungsi dan tugas memberikan perlindungan
sosial dan rehabilitasi sosial bagi korban penyalahguna napza yang sasarannya
meningkatkan fungsi sosial penyandang masalah agar mampu melaksanakan peran dan
fungsi sosialnya dengan baik. serta mengacu pada Peraturan Menteri Sosial RI No.
106/HUK/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Sosial. Instruksi Presiden
(Inpres) Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP).
Instruksi Presiden tersebut mewajibkan setiap Instansi Pemerintah sebagai unsur
penyelenggara negara untuk mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi,
serta peranannya dalam pengelolaan sumber daya dan kebijakan yang dipercayakan
LAPORAN KINERJA PSPP INSYAF
SUMUT 2018
Halaman 3
Untuk memenuhi harapan publik dan dalam rangka memperkuat akuntabilitas instansi
pemerintah, pada tahun 2006 telah dikeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. Dimana menurut Pasal 20 peraturan tersebut, laporan
kinerja dihasilkan dari suatu sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah yang
diselenggarakan masing-masing instansi. Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP)
dimaksudkan sebagai kewajiban Panti Sosial pamardi Putra Insyaf sumatera Utara sebagai instansi
pementintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan hambatan pelaksanaan misi
dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Kinerja Tahunan dan
Penetapan Kinerja Tahun 2018, serta sebagai umpan balik untuk memacu perbaikan kinerja di
tahun mendatang.
B. GAMBARAN UMUM PSPP “Insyaf” Sumatera Utara
Permasalahan penyalahgunaan NAPZA di Indonesia menunjukan “trend” meningkat dan
meluas, tidak hanya melanda kalangan menengah ke atas seperti pada awal kemunculannya, tetapi
juga telah menyebar sampai kalangan bawah, dan tidak mengenal usia baik dewasa, remaja bahkan
anak-anak. Dampak yang ditimbulkan dari penyalahgunaan NAPZA semakin kompleks dan terkait
dengan banyak aspek, baik aspek hukum, kesehatan, social dan sebagainya. PSPP “INSYAF”
Sumatera Utara merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah Direktorat Jenderal Rehabilitasi
Sosial Kementerian Sosial RI berperan dalam upaya rehabilitasi sosial bagi korban penyalahgunaan
NAPZA (Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya). Penanganan yang diberikan
oleh UPT ini menggunakan sistem Panti, dimana penerima manfaat yang bersangkutan
ditempatkan di Panti selama penyelenggaraan proses rehabilitasi, dan sejak tahun 2015 sudah
dikembangkan program rehabilitasi social bagi penyalahguna napza di luar panti melalui
penjangkauan atau outreaching, dimana penerima manfaat tetap berada di keluarga selama
mengikuti program rehabilitasi sedangkan petugas yang datang menjangkau penerima manfaat
tersebut.
Surat Keputusan Menteri Sosial RI No 59/HUK/2003 tanggal 23 Juli 2003, menyebutkan
bahwa tugas dari PSPP “INSYAF” Sumatera Utara adalah memberikan pelayanan dan rehabilitasi
sosial yang bersifat preventif, kuratif, dan promotif dalam bentuk bimbingan fisik, mental, sosial,
pelatihan keterampilan, resosialisasi serta bimbingan lanjut bagi anak-anak korban NAPZA agar
mampu mandiri dan berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat serta pengkajian dan
penyiapan standart pelayanan dan rujukan. Permasalahan penyalahgunaan NAPZA di Indonesia
dalam beberapa tahun terakhir ini menunjukkan kecenderungan peningkatan yang sangat pesat,
LAPORAN KINERJA PSPP INSYAF
SUMUT 2018
Halaman 4
baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Menurut data terakhir hasil penelitian Badan
Narkotika Nasional ( BNN ) dan Universitas Indonesia tahun 2015 menunjukkan sekitar 4.8 – 5,1
juta jiwa. Kemungkinan besar jumlah tersebut akan terus meningkat.
Hal ini berdasarkan informasi yang disampaikan oleh berbagai media baik cetak maupun
elektronik seringkali diberitakan tentang kasus-kasus yang terungkap oleh pihak yang berwajib
atau kasus terbongkarnya beberapa pabrik produsen NAPZA diberbagai tempat di Indonesia.
Masalah tersebut telah menimbulkan banyak korban, terutama kalangan muda yang termasuk
klasifikasi usia produktif. Masalah ini tidak saja berdampak negative bagi korban atau pengguna
saja tetapi lebih luas lagi berdampak negative bagi keluarga dan masyarakat, perekonomian,
kesehatan nasional( HIV dan hepatitis ) mengancam, dan membahayakan keamanan, ketertiban
bahkan lebih jauh lagi mengakibatkan terjadinya biaya social yang tinggi ( social high cost ) dan
generasi yang hilang ( lost generation )
Upaya yang dilakukan dalam penanggulangan masalah tersebut dilakukan dengan dua
pendekatan yaitu demand dan harm reduction.Demand reduction adalah upaya untuk
mengurangi permintaan akan NAPZA yang berupa kegiatan yang mengarah pada pemulihan
penyalahguna napza mulai program detoksifikasi, rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial. Harm
reduction adalah program pengurangan dampak buruk dalam bentuk kegiatan penjangkauan dan
pendampingan ( outreach program ), pendidikan dan lain-lain.
Program rehabilitasi bagi korban penyalahgunaan Napza merupakan serangkaian upaya yang
terkoordinasi dan terpadu terdiri atas upaya medis, bimbingan mental, psikososial, keagamaan,
pendidikan dan pelatihan vokasional untuk meningkatkan kemampuan penyesuaian diri,
kemandirian dan menolong diri sendiri serta mencapai keberfungsian sosial sesuai dengan potensi
yang dimiliki baik fisik, mental, sosial dan ekonomi. Pada akhirnya mereka diharapkan dapat
mengatasi masalah penyalahgunaan napza dan kembali berinteraksi dengan masyarakat secara
wajar.
Korban penyalahgunaan Napza sebagai makhluk sosial sama dengan mahluk lainnya untuk
bisa diterima, dihargai dan dihormati sesuai dengan keberadaannya. Akibat langsung dari
penyalahgunaan napza yaitu rusaknya keberfungsian sosial korban penyalahguna napza dalam
masyarakat karena mereka mengalami stigma negatif dari masyarakat. Akibat adanya kondisi
tersebut mengakibatkan korban penyalahgunaan napza mempunyai beberapa masalah yaitu
ketidak mampuan dalam beradaptasi dengan lingkungan sosialnya sesuai nilai dan norma yang
berlaku, kesulitan dalam berbahasa/berkomunikasi, sulit dalam mengembangkan kecerdasan,
LAPORAN KINERJA PSPP INSYAF
SUMUT 2018
Halaman 5
mengalami masalah emosi dan mengalami hambatan baik dalam pergaulan maupun dalam
memperoleh pekerjaan. Hal ini bila dibiarkan akan menimbulkan masalah baru yaitu masalah
kriminal.
Upaya peningkatan kesejahteraan sosial bagi korban penyalahgunaan Napza merupakan
bagian dari pembangunan bidang kesejahteraan sosial sebagaimana yang telah diamanatkan dalam
Undang-Undang Dasar 1945, Undang-undang RI No. 23 tahun1992 tentang kesehatan, Undang-
undang No. 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial Undang-Undang Nomor No. 35 Tahun
2009 Tentang Narkotika. Undang-undang Nomor 5 tahun 1997 tentang Psikotropika, Peraturan
Menteri Sosial RI No. 56/HUK/2009, tentang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial
Dengan gambaran tersebut Korban penyalahgunaan napza membutuhkan sarana untuk
melaksanakan rehabilitasi social guna mewujudkan kesejahteraan sosial dalam segala aspek
kehidupan dan penghidupannya. Sejak berdirinya PSPP “ Insyaf “ tahun1977 dan nulai beroperasi
tahun 1979 yang berlokasi di Jl. Willem Iskandar no 37 Medan dan sejak terbitnya KPEMENSOS RI
No. 09/HUK/2008 tanggal 23 Januari 2008 tentang pemindahan Lokasi PSPP Insyaf ke Desa Lau
Bekeri , kec. Kutalimbaru kab. Deli serdang Sumatera Utara. Maka sangat penting untuk dilakukan
penataan kelembagaan PSPP “ Insyaf “ Sumatera Utara menjadi unit pelaksana teknis di lingkungan
Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial.
PSPP Insyaf sebagai Unit Pelaksana Teknis dari Direktorat Rehabilitasi Sosial Korban
penyalahgunaan Napza Sesuai Peraturan Menteri Sosial RI Nomor. 106/HUK/2009,
tentang Organisasi dan Tata Kerja Panti Sosial di Lingkungan Departemen Sosial, PSPP
“Insyaf” Medan mempunyai tugas dan fungsi,yang kemudian berubah pada tahun 2018
dengan munculnya peraturan menteri social no 16 tahun 2018 tentang organisasi dan tata
kerja UPT Rehabilitasi social bagi penyalahgunaan NAPZA di lingkungan Dirjend Rehsos ,
sebagai berikut :
a. Tugas Pokok
Memberikan Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial yang bersifat Preventif, Kuratif,
Rehabilitatif, Promotif dalam bentuk Bimbingan Fisik, Mental, Sosial, Pelatihan
Keterampilan, Resosialisasi serta Bimbingan Lanjut bagi Korban NAPZA agar mampu
mandiri dan berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat, serta pengkajian dan
penyiapan Standar Pelayanan dan Rujukan.
LAPORAN KINERJA PSPP INSYAF
SUMUT 2018
Halaman 6
b. Fungsi
a) Penyusunan Rencana dan Program, Evaluasi dan Laporan.
b) Pelaksanaan Registrasi, Observasi, Identifikasi, Diagnosa Sosial dan Perawatan.
c) Pelaksanaan Pelayanan dan Rehabilitasi yang meliputi Bimbingan Mental, Sosial,
Fisik dan Keterampilan.
d) Pelaksanaan Resosialisasi, Penyaluran dan Bimbingan Lanjut.
e) Pelaksanaan Pemberian Informasi dan Advokasi.
f) Pelaksanaan Pengkajian dan Penyiapan Standar Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial.
g) Pelaksanaan Urusan Tata Usaha.
h) Sebagai pusat pengembangan, penyebaran dan pelayanan kesejahteraan sosial.
i) Sebagai pusat pemberdayaan dan pengembangan kesempatan kerja penerima
manfaat.
j) Sebagai pusat latihan keterampilan.
k) Sebagai pusat advokasi dan informasi kesejahteraan sosial.
l) Sebagai pusat rujukan bagi pelayanan dan rehabilitasi dari lembaga rehabilitasi
lainnya.
m) Sebagai pusat laboratorium rehabilitasi sosial.
1. Landasan Hukum
a. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional;
b. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial;
c. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (SAKIP);
d. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor KEP-
153/M.PAN/9/2004 Tentang Pedoman Umum Evaluasi AKIP;
e. Peraturan Pemerintah RI Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan;
f. Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 111 /HUK/2009 tentang Indikator Kinerja
Pembangunan Kesejahteraan Sosial;
LAPORAN KINERJA PSPP INSYAF
SUMUT 2018
Halaman 7
g. Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 106/HUK/2009 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Panti Sosial di Lingkungan Kementerian Sosial;
h. Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 56/HUK/2009 tentang Pelayanan Dan
Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif
Lainnya
i. Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 86/HUK/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Sosial;
j. Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 186 Tahun 2012 tentang Rencana Strategis
Kementerian Sosial Tahun 2010-2014;
k. Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 13 tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Kinerja tahunan, Penetapan kinerja, Rencana aksi dan Laporan Akuntabilitas
kinerja di lingkungan Kementerian sosial.
l. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
29 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
m. DIPA Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf“ Nomor : 027-04.2.426763/2018 Tanggal 5
Desember 2017.
2. Maksud dan Tujuan
a. Maksud
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) tahun 2018 Panti Sosial Pamardi Putra “ Insyaf
“ Sumut dimaksudkan untuk menyajikan laporan pertanggungjawaban dan informasi
mengenai rencana kerja (performance plan) 2018 dengan capaian kinerja (performance
result) dan selanjutnya mengidentifikasi sejumlah celah kinerja (performance gap) untuk
perbaikan kinerja di masa mendatang di Panti Sosial Pamardi Putra “ Insyaf “ Sumut.
b. Tujuan
Sebagai bahan evaluasi atas keberhasilan dan kegagalan serta hambatan, permasalahan dan
kendala utama yang berkaitan dengan kinerja Panti Sosial Pamardi Putra “ Insyaf “
Sumatera Utara sehingga dapat diambil langkah-langkah perbaikan.
LAPORAN KINERJA PSPP INSYAF
SUMUT 2018
Halaman 8
3. Aspek Strategis
Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan
Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 dimana Direktorat Jenderal rehabilitasi Sosial
telah menetapkan 3 prioritas yaitu : 1) Ketelantaran 2) Kecacatan3) Ketunaan Sosial.
Prioritas yang terkait tugas dan fungsi Direktorat Rehabilitasi Sosial Korban
Penyalahgunaan NAPZA adalah prioritas ketiga ketunaan sosial.Ketunaan Sosial,
meliputi warga masyarakat yang mengalami gangguan fungsi sosial akibat
ketidakmampuan melakukan penyesuaian sosial, yaitu (a) tuna susila; (b) anak
berhadapan dengan hukum/nakal; (c) anak yang membutuhkan perlindungan khusus;
(d) korban penyalahgunaan napza; (e) gelandangan; (f) pengemis; (g) orang dengan
HIV/AIDS; (h) bekas narapidana.
PSPP “ Insyaf Sumut sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari direktorat
Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan napza yang memiliki tugas dan fungsi
memberikan pelayanan dan rehabilitasi sosial yang bersifat preventif, kuratif,
rehabilitatif dan promotif dalam bentuk bimbingan dalam sistem panti.
.Upaya penanggulangan masalah korban penyalahgunaan NAPZA memerlukan
penanganan yang serius, terpadu, terarah dan berkesinambungan serta melibatkan
berbagai profesi dan lintas sektoral. Penanggulangan korban penyalahgunaan NAPZA,
telah dilakukan berbagai pihak, baik oleh pemerintah maupun masyarakat
(Yayasan/Orsos/LSM) mulai dari upaya pencegahan, rehabilitasi sosial maupun
perlindungan dan advokasi sosial bagi korban penyalahgunaan NAPZA. Data-Data
Strategis :
1) “40-50 orang di Indonesia mati setiap hari akibat penyalahgunaan narkoba.”
(Presiden Jokowi Kuliah Umum di UGM, 10/12/2014)
2) 2011: 2,2% (± 4,2 juta) penduduk Indonesia usia 10- 59 th menggunakan narkoba.
2015: prevalensi 2,8% (5,1 juta)” (Puslitkes UI, 2011)
3) Tercatat: 2011, siswa SMP pengguna napza 1.345 orang.2012naik 1.424 orang. Jan-
Feb2013, 262 pengguna baru . ” (Polda Metro Jaya, 2013)
4) Jumlah sesungguhnya bisa 10 x lipat dari yang terdata.”(Prof. Dadang Hawari, Fak.
Kedokteran UI, 2013)
LAPORAN KINERJA PSPP INSYAF
SUMUT 2018
Halaman 9
Permasalahan yang dihadapi organisasi dalam hal penanganan korban penyalahgunaan
NAPZA :
1) Penyalahgunaan NAPZA berdampak pada aspek biopsikososial spiritual (bagi
individu, keluarga, dan lingkungan), sehingga diperlukan intervensi yang
komprehensif meliputi: medis, sosial, individu, keluarga dan lingkungan.
2) Korban penyalahgunaan NAPZA memiliki karakteristik unik yang dipengaruhi
dinamika masalah dan dampak dari zat yang disalahgunakan
3) Perilaku penyalahgunaan Napza adalah penyakit yang rentan kambuh, sehingga
dibutuhkan proses pemulihan seumur hidup, yang melibatkan keluarga dan
lingkungan/masyarakat.
Melihat kondisi permasalahan tersebut maka perlu dilakukan langkah-langkah :
1) Rehabilitasi sosial hendaknya dilaksanakan secara komprehensif menangani bukan
hanya Korban Penyalahgunaan Napza, tetapi juga keluarga dan lingkungan asalnya.
2) Mengkombinasinasikan terapi biopsikologis dengan layanan sosial yang
dibutuhkan penyalahguna napza.”
Isu Strategis yang dihadapi :
1) Peningkatan kualitas manajemen dan sistem informasi data
2) Pengembangan model layanan berbasis hak &comprehensive care, dengan
pendekatan sosial
3) Penguatan dan pengembangan kerjasama melalui kemitraan strategis (cross
cutting issues)
4) Fasilitasi dan peningkatan kapasitas kelembagaan lokal masyarakat
5) Penguatan keluarga dan pemberdayaan masyarakat (pendekatan berbasis
masyarakat)
6) Sosialisasi, Promosi, Kampanye Sosial
Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan NAPZA
2015-2019 merupakan perencanaan jangka menengah yang berisi tentang gambaran
sasaran atau kondisi hasil yang akan dicapai dalam kurun waktu lima tahun. Rencana
penanganan masalah penyalahgunaan NAPZA pada Direktorat Rehabilitasi Sosial Korban
LAPORAN KINERJA PSPP INSYAF
SUMUT 2018
Halaman 10
Penyalahgunaan NAPZA melihat perlu adanya pengembangan program dan kegiatan
sebagai berikut :
1. Pencegahan Penyalahgunaan NAPZA dan Pengembangan Peran Masyarakat.
Program pencegahan yang dilaksanakan oleh Direktorat Rehabilitasi Sosial Korban
Penyalahgunaan NAPZA diarahkan agar masyarakat terutama remaja mempunyai ketahanan
dan daya tangkal terhadap penyalahgunaan NAPZA, serta pemberdayaan peran masayarakat
untuk aktif dalam penanggulangan NAPZA di lingkungannya.Guna meningkatkan kemampuan
dan efektifitas masyarakat dalam melakukan usaha-usaha pencegahan perlu dilakukan
peningkatan kapasitas masyarakat. Peningkatan kapasitas ini diantaranya dilakukan dengan
memberikan penguatan/pembekalan/pemantapan kepada kelompok-kelompok masyarakat
agar meningkat pengetahuan dan keterampilannya dalam mencegah penyalahgunaan NAPZA
dan menerbitkan buku pedoman pencegahan, dan modul yang berisi tentang begaimana
melakukan pencegahan secara efektif dan efisien dengan mendayagunakan berbagai potensi
dan sumber yang ada di masyarakat.
2. Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan NAPZA
Masalah penyalahgunaan NAPZA merupakan persoalan yang kompleks. Kondisi tersebut
melahirkan berbagai pendekatan rehabilitasi yang berbeda-beda. Memperhatikan kondisi ini
maka diperlukan upaya untuk mengadopsi dan mensosialisasikan berbagai
pendekatan/metode rehabilitasi sehingga memungkinkan masyarakat terutama penyalahguna
dan keluarga dapat memilih untuk menggunakan dan atau mengembangkannya.Disamping
diperlukan pengembangan metode rehabilitasi, program lain yang perlu terus dilakukan adalah
:
a. Peningkatan kapasitas petugas rehabilitasi sosial;
b. Peningkatan keterlibatan keluarga pecandu dalam proses rehabilitasi sosial;
c. Menciptakan, membina dan mengembangkan kerjasama lembaga-lembaga rehabilitasi
sosial
d. Peningkatan jangkauan pelayanan dan rehabilitasi, selain dilaksanakan dengan basis panti,
juga dilaksanakan rehabilitasi berbasis masyarakat (RBM) melalui kegiatan penjangkauan
dan pendampingan.
LAPORAN KINERJA PSPP INSYAF
SUMUT 2018
Halaman 11
3. Resosialisasi dan Pembinaan Lanjut Korban NAPZA
Salah satu kesulitan dalam memelihara pemulihan yang telah dicapai oleh seorang pecandu
adanya sikap dan pandangan negatif dari lingkungan sosialnya sehingga mencapai suasana yang
tidak kondusif bagi mereka untuk melanjutkan kehidupannya secara wajar. Untuk terciptanya
kondisi ini perlu dilakukan berbagai kegiatan yang meliputi sosialisasi, peningkatan kapasitas
petugas, pembentukan dan pembinaan jejaring, pelibatan keluarga dan masyarakat, pemberian
bantuan usaha ekonomi produktif bagi eks klien dan recovering addict non residential, advokasi
sosial dan kemitraan dengan dunia usaha. Faktor lain yang perlu terus ditingkatkan adalah
aksebilitas bagi eks korban NAPZA yang sudah mendapat pelatihan keterampilan terhadap
tempat-tempat kerja, sebagai tempat penyaluran setelah dia selesai direhabilitasi.
4. Kelembagaan Penanggulangan Korban Penyalahgunaan NAPZA
Banyak jumlah penyalahgunaan NAPZA dan luasnya persebaran masalah sosial ini
memerlukan tindakan nyata berupa peningkatan aksebilitas kelompok sasaran untuk
mendapatkan pelayanan rehabilitasi. Guna meningkakan aksebilitas pelayanan ini paling tidak
harus dibangun di setiap provinsi 1 (satu) panti rehabilitasi sosial milik pemerintah daerah yang
didanai dari APBD. Guna mencapai tujuan tersebut, pemerintah pusat memfasilitasi dan
memberikan asistensi baik teknis maupun non teknis yang disesuaikan dengan kebutuhan,
kemampuan dan kesiapan pemerintah daerah berdasarkan skala prioritas. Selain itu dalam
rangka memberikan advokasi terhadap hak-hak klien penyalahguna NAPZA untuk
mendapatkan pelayanan yang berkualitas dan menghindarkan mereka dari mal praktek, maka
kegiatan kelembagaan diarahkan pada penentuan standar pelayanan minimal,sehingga setiap
lembaga pelayanan dan rehabilitasi sosial korban NAPZA harus mencapai/memiliki standar
minimal yan harus dipenuhi dalam operasional kegiatan yang meliputi standar kelembagaan.
c. Tugas Pokok
Memberikan Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial yang bersifat Preventif, Kuratif,
Rehabilitatif, Promotif dalam bentuk Bimbingan Fisik, Mental, Sosial, Pelatihan
Keterampilan, Resosialisasi serta Bimbingan Lanjut bagi Korban NAPZA agar mampu
mandiri dan berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat, serta pengkajian dan
penyiapan Standar Pelayanan dan Rujukan.
LAPORAN KINERJA PSPP INSYAF
SUMUT 2018
Halaman 12
d. Fungsi
a) Penyusunan Rencana dan Program, Evaluasi dan Laporan.
b) Pelaksanaan Registrasi, Observasi, Identifikasi, Diagnosa Sosial dan Perawatan.
c) Pelaksanaan Pelayanan dan Rehabilitasi yang meliputi Bimbingan Mental, Sosial,
Fisik dan Keterampilan.
d) Pelaksanaan Resosialisasi, Penyaluran dan Bimbingan Lanjut.
e) Pelaksanaan Pemberian Informasi dan Advokasi.
f) Pelaksanaan Pengkajian dan Penyiapan Standar Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial.
g) Pelaksanaan Urusan Tata Usaha.
h) Sebagai pusat pengembangan, penyebaran dan pelayanan kesejahteraan sosial.
i) Sebagai pusat pemberdayaan dan pengembangan kesempatan kerja klien.
j) Sebagai pusat latihan keterampilan.
k) Sebagai pusat advokasi dan informasi kesejahteraan sosial.
l) Sebagai pusat rujukan bagi pelayanan dan rehabilitasi dari lembaga rehabilitasi
lainnya.
m) Sebagai pusat laboratorium rehabilitasi sosial.
4. Struktur Organisasi dan SDM
Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” sebagai salah satu Unit Kerja Eselon III dilingkungan Direktorat
Jenderal Rehabilitasi Sosial, struktur organisasinya berdasarkan Peraturan Menteri Sosial RI
Nomor: 86/HUK/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Sosial terdiri dari tiga unit
kerja eselon IV dengan uraian tugas dan fungsi sebagai berikut:
LAPORAN KINERJA PSPP INSYAF
SUMUT 2018
Halaman 13
Gambar 1.
Struktur organisasi Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Medan
a. Sub Bagian Tata Usaha
Melakukan dukungan pelayanan administrasi, penyiapan penyusunan rencana anggaran,
urusan dalam surat menyurat, kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan rumah tangga serta
kehumasan.
b. Seksi Program dan Advokasi Sosial
Menyusun rencana program pelayanan Rehabilitasi Sosial, pemberian informasi,
advokasi sosial dan kerjasama, penyiapan bahan standarisasi pelayanan, resosialisasi,
pemantauan serta evaluasi pelaporan dan penyusunan laporan pelayanan dan
rehabilitasi sosial korban penyalahgunaan NAPZA.
c. Seksi Rehabilitasi Sosial
Melakukan observasi, identifikasi, registrasi, pemeliharaan jasmani dan penetapan
diagnosa, perawatan, bimbingan, pengetahuan dasar pendidikan, mental, sosial, fisik,
keterampilan, penyaluran dan bimbingan lanjut bagi korban penyalahgunaan NAPZA.
KEPALA
SUB BAG TU
REHSOS PAS
JABATAN
FUNGSIONAL
LAPORAN KINERJA PSPP INSYAF
SUMUT 2018
Halaman 14
5. Sumber Daya Manusia
Guna memperlancar pelaksanaan tugas Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Sumatera
Utara didukung oleh potensi sumber daya manusia (SDM) sebanyak 36 orang personel
(Data sampai Desember 2017). Secara rinci dapat dilihat pada tabel.
Tabel 1.1. SDM PSPP INSYAF sumatera utara
Jenis Pendidikan
Jml
Gol.
Jml SD SMP SMA D2/D3 S1 S2 S3 I II III IV
0 1 19 4 9 2 - 35 1 13 9 2 35
Sumber :Su bag TU PSPP Insyaf Sumatera utara
Komposisi umur SDM PSPP Insyaf Sumatera Utara dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 1.2. Komposisi Pegawai PSPP Insyaf Sumatera utara menurut umur
Sumber : Subag Sub Bag TU PSPP Insyaf tahun 2018 data diolah
Dari Tabel dan diagram di atas dapat dilihat bahwa jumlah SDM yang dimiliki PSPP Insyaf untuk
mendukung rencana strategis dalam menjalankan visi dan misinya masih sangat rendah ditambah
dengan rentang usia pegawai yang sebagian besar sudah mencapai usia mendekati pensiun
sehingga dapat dimungkinkan berkinerja rendah karena faktor usia dan kesehatannya menurun.
LAPORAN KINERJA PSPP INSYAF
SUMUT 2018
Halaman 15
6. Gambaran Kegiatan di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf ”Sumatera Utara
Berikut ini kami sampaikan penjelasan singkat tentang kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan Panti
Sosial Pamardi Putra “Insyaf ” Sumatera Utara berikut output yang akan dihasilkan, sesuai dengan
tugas dan fungsi masing-masing bagian sebagai berikut:
a. Sub Bagian Tata Usaha
Kegiatan yang dilaksanakan oleh Sub Bag. Tata usaha antara lain :
1) Melakukan persiapan bahan rencana kegiatan tahunan.
2) Melakukan urusan surat menyurat.
3) Mendistribusikan dan menindaklanjuti surat.
4) Menyiapkan bahan laporan kegiatan panti.
5) Melakukan kegiatan administrasi perkantoran.
6) Menghimpun dan merekap DP3, DUK, dan Daftar Hadir.
7) Menyiapkan urusan cuti, KARIS/KARSU, ASKES dan TASPEN.
8) Menyiapan usulan diklat pegawai dan kenaikan pangkat serta kenaikan gaji berkala.
9) Menyiapkan bahan mutasi dan pembinaan pegawai.
10) Menyiapkan bahan sangsi administrasi kepegawaian.
11) Menyiapkan analisa kebutuhan pegawai.
12) Menyiapkan urusan gaji dan honor pegawai.
13) Menyiapkan rencana dan analisa penggunaan dana rutin.
14) Melakukan penyusunan anggaran dan pembahasan.
15) Menyiapkan bahan panduan operasional panti.
16) Menyiapkan laporan realisasi keuangan.
17) Melakukan Unit Akutansi Wilayah (UAW) dan Sistem Akuntansi Instansi (SAI)
mengenai barang dan keuangan, data inventaris barang, ruangan, gedung, laporan
mutasi, penghapusan, penggunaan dan memelihara keamanan barang.
18) Mengusulkan kepanitiaan perlengkapan.
19) Menyiapkan analisa Kebutuhan Perlengkapan Kantor, dapur dan asrama.
20) Menyelenggarakan keamanan, kebersihan dan penerangan lingkungan panti.
21) Menyiapkan bahan permakanan dan kebutuhan klien.
22) Melakukan koordinasi dengan pejabat struktural dan fungsional dalam rangka
penyusunan laporan kegiatan panti.
LAPORAN KINERJA PSPP INSYAF
SUMUT 2018
Halaman 16
23) Menyiapkan bahan kehumasan.
24) Menyiapkan bahan dokumentasi pameran, dan sosialisasi program.
25) Melakukan penyiapan bahan LAKIP serta program dan informasi.
2. Seksi Program dan Advokasi Sosial
Kegiatan yang dilaksanakan oleh Seksi Program dan Advokasi antara lain :
1) Mempelajari, memahami peraturan perundang-undangan, ketentuan yang
berkaitan dengan tugas dan tanggung jawabnya.
2) Melakukan perumusan rencana kegiatan tahunan.
3) Melakukan konsultasi kegiatan kepada pimpinan.
4) Melakukan pengkajian program, penyiapan standarisasi pelayanan, pemantauan
dan evaluasi.
5) Melakukan penyiapan bahan program pendampingan yang memerlukan advokasi.
6) Melakukan penyusunan bahan program pelayanan.
7) Menyiapkan bahan panduan operasional panti.
8) Menyiapkan bahan panduan petugas pelayanan klien.
9) Melakukan program persatuan orang tua klien (POT)/keluarga melalui Program
Parenting Skill dan Family Support Group (FSG).
10) Melakukan pendistribusian informasi ketentuan/peraturan/tata tertib setiap unit
pelayanan dan klien yang wajib dipatuhi.
11) Melakukan pendampingan penyesuaian bagi setiap klien yang terhambat selama
mengikuti tahapan/proses rehabilitasi dalam panti.
12) Melakukan penghimpunan, pengolahan hasil pelaksanaan kegiatan bidang sebagai
bahan laporan.
13) Melakukan penyelenggaraan dan pengolahan perpustakaan.
14) Melakukan penghimpunan, pengolahan data dan informasi sebagai bahan
penyusunan laporan.
15) Melakukan koordinasi dengan pejabat struktural dan fungsional dalam rangka
penyusunan laporan kegiatan panti.
16) Melakukan tugas lain dari kepala panti sesuai peraturan yang berlaku.
LAPORAN KINERJA PSPP INSYAF
SUMUT 2018
Halaman 17
3. Seksi Rehabilitasi Sosial
Kegiatan yang dilaksanakan oleh Seksi Rehabilitasi Sosial antara lain :
1) Mempelajari, memahami peraturan perundang-undangan, ketentuan yang
berkaitan dengan tugas dan tanggung jawabnya
2) Membagi tugas/kegiatan kepada staf.
3) Melakukan persiapan rencana kegiatan bimbingan fisik, perawatan kesehatan,
mental, sosial, dan keterampilan serta mengkonsultasikan kepada kepala panti.
4) Melakukan koordinasi kegiatan tahunan dengan unit terkait.
5) Melakukan penyusunan kurikulum, seleksi, kegiatan bimbingan sosial, mental, fisik,
kecerdasan dan keterampilan.
6) Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan rehabilitasi sosial termasuk
perkembangan klien.
7) Melakukan identifikasi, registrasi, seleksi dan penerimaan serta penjelasan program
kepada calon klien.
8) Melakukan tes awal untuk pengungkapan dan pemahaman masalah (assessment).
9) Melakukan tes penelusuran minat dan bakat termasuk kemampuan IQ dan EQ.
10) Melakukan penempatan klien dalam program.
11) Melakukan pendekatan kepada masyarakat, dunia usaha dan instansi terkait dalam
rangka penyiapan resosialisasi.
12) Melakukan magang klien pada perusahaan dan atau tempat usaha sesuai jenis
keterampilan.
13) Melakukan penyiapan bahan rujukan sesuai masalah.
14) Melakukan konsultasi keluarga.
15) Melakukan penyiapan bahan kelengkapan file klien.
16) Melakukan kegiatan extra kurikuler.
17) Melakukan penyelenggaraan pengasramaan.
18) Melakukan penyiapan kegiatan UEP, magang, wirausaha dan kunjungan keluarga.
19) Melakukan penyiapan bahan keterampilan, bimbingan kecerdasan dan kesehatan.
20) Melakukan peningkatan pengetahuan umum dan kecerdasan.
21) Melakukan pembinaan terhadap pengasuh dan instruktur.
LAPORAN KINERJA PSPP INSYAF
SUMUT 2018
Halaman 18
22) Melakukan konsultasi kegiatan dengan pimpinan.
23) Melakukan penghimpunan, pengolahan data dan informasi sebagai bahan
penyusunan laporan.
24) Melakukan tugas lain dari kepala panti sesuai peraturan yang berlaku.
C. Sistematika Penulisan LAPORAN KINERJA
LKj ini disusun untuk mengkomunikasikan pencapaian kinerja Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf “
Sumut selama satu tahun. Capaian kinerja (performance result) tahun 2018 diperbandingkan
dengan Rencana kinerja (performance plan) tahun 2018 dan dianalisis sebagai tolak ukur
keberhasilan tahunan organisasi. Analisis capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini akan
memungkinkan diidentifikasikannya sejumlah celah kinerja (performance gap) bagi perbaikan
kinerja di masa mendatang. Dengan pola pikir tersebut maka sistematika penyajian LAKIP Panti
Sosial Pamardi Putra “ Insyaf “ Sumut adalah sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas penjelasan umum organisasi, dengan aspek
strategis organisasi serta isu strategis yang sedang dihadapi organisasi.
Bab II Perencanaan Kinerja 2018, menjelaskan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja Kepala UPT
PSPP Insyaf Sumatera Utara Ke Direktur Rehaabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan
NAPZA tahun 2018.
Bab III Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan
A. Capaian Kinerja organisasi
Pada Sub bab ini disajikaan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan
kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja
organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebutdilakukan
analisis capaian kinerja sebagai berikut :
1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini.
2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan
tahun lalu dan beberapa tahun terakhir.
3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka
menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi.
4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional.
LAPORAN KINERJA PSPP INSYAF
SUMUT 2018
Halaman 19
5. Analisis penyebab keberhasilan / kegagalan atau peningkatan / penurunan
kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan.
6. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya.
7. Analisis program / kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan
pencapaian pernyataan kinerja.
B. Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah
digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen Perjanjian
kinerja
C. Realisasi Anggaran
Bab IV Penutup, menjelaskan kesimpulan dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Direktorat Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan NAPZA dan
menguraikan rekomendasi yang diperlukan untuk perbaikan kinerja di masa yang akan
datang.
Lampiran :
1. Rencana Kinerja Tahunan tahun 2018 PSPP Insyaf Sumatera Utara
2. Indikator Kinerja tahun 2018 PSPP Insyaf Sumatera Utara
3. Indikator Kinerja Utama tahun 2018 PSPP Insyaf Sumatra utara
4. Penetapan Kinerja tahun 2018 PSPP Insyaf sumatara Utara
LAPORAN KINERJA PSPP INSYAF
SUMUT 2018
Halaman 20
BAB II
PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA
Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya agar efektif, efisien dan akuntabel, PSPP
Insyaf Sumatera Utara berpedoman pada dokumen perencanaan yang terdapat pada :
a. RPJMN 2015-2019;
b. Renstra PSPP Insyaf Sumatera utara 2015-2019;
c. Penetapan Kinerja Tahun 2018.
A. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 merupakan tahap
ketiga dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2015-
2025 yang ditetapkan melalui Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007.Visi Pembangunan
Nasional Jangka Panjang 'terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan
berkepribadian berlandaskan gotong royong. Upaya mencapai visi jangka panjang tersebut
harus disusun secara sistematik dan berkesinambungan, terorganisir, dan dilaksanakan
dengan penuh ketekunan, disiplin, dan kerja keras yang dinyatakan dalam rumusan misi
dan sasaran .
Misi pembangunan 2015 - 2019 adalah :
1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang
kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumberdaya maritim, dan mencerminkan
kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan dan demokratis berlandaskan negara
hukum.
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara
maritime.
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang mandiri, maju, dan sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
LAPORAN KINERJA PSPP INSYAF
SUMUT 2018
Halaman 21
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan
berbasiskan kepentingan nasional.
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan
Pembukaan UUD 1945 mengamanatkan untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial. Dengan amanah diatas maka Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015 -
2019 ini jugadiarahkan untuk menjadi sebuah rencana kerja jangka menengah yang bersifat
menyeluruh. Persoalan yang bersifat lintas sektor harus ditanganisecara holistik dan tidak
terfragmentasi sehingga dapat menyelesaikanpersoalan yang sebenarnya.Pencapaian kinerja
pembangunan tersebut menjadi komitmen semua pihakkhususnya instansi pemerintah untuk dapat
merealisasikannya secarasungguh-sungguh untuk kepentingan rakyat dan bangsa Indonesia.
Sementara itu ada juga 9 program unggulan yang diberi nama nawacita, salah satunya tentang
komitmennya dalam pemberantasan korupsi. Komitmen inilah yang saat ini dinantikan seluruh
rakyat Indonesia agar Presiden Jokowi mengambil langkah tegas menyelamatkan KPK.
Berikut 9 program unggulan Presiden yang di sebut dengan “nawa Cita”:
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa
aman pada seluruh warga Negara.
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintah yang
bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa
dalam kerangka negara kesatuan.
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang
bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor sektor strategis
ekonomi domestic.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa.
LAPORAN KINERJA PSPP INSYAF
SUMUT 2018
Halaman 22
9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
B. Rencana Strategis Tahun 2015 – 2019
Renstra PSPP Insyaf Sumatera Utara tahun 2015-2019 telah disusun dan telah direvisi yang
disesuaikan dengan perkembangan terkini sehingga ditetapkan oleh Direktur Rehabilitasi
Sosial Korban Penyalahgunaan NAPZA sebagai berikut :
A. Visi dan Misi
a. V i s i
Visi merupakan rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode
perencanaan.Visi Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” adalah ;
“Mewujudkan Panti Sosial Pamardi Putra “ Insyaf “ Sumut sebagai lembaga
penyelenggara rehabilitasi dan perlindungan sosial bagi korban penyalahgunaan
napza secara prima.
Visi ini mengandung arti bahwa PSPP “Insyaf” Medan sebagai sebuah institusi sosial
dalam menyelenggarakan tugas dan fungsinya dilaksanakan secara profesional
berkualitas, memenuhi standar nasional sebagai sebuah lembaga pelayanan dan
rehabilitasi sosial korban Napza, sehingga menjadikan PSPP “Insyaf” Medan tidak hanya
institusi yang memberikan pelayanan saja namun menjadi pusat percontohan bagi panti
lainnya dalam kurun waktu lima tahun (tahun 2019).
b. M i s i
Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk
mewujudkan visi .Untuk mewujudkan visi di atas, PSPP “Insyaf” Medan mempunyai misi
sebagai berikut :
Misi 1:
Melaksanakan pelayanan dan rehabilitasi Sosial bagi penyalahguna napza sesuai dengan norma,
prosedur dan standar pelayanan;
LAPORAN KINERJA PSPP INSYAF
SUMUT 2018
Halaman 23
Misi 2:
Melaksanakan program dan advokasi pelayanan rehabilitasi social bagi korban penyalahguna
napza yang efisien dan efektif;
Misi 3:
Melaksanakan dukungan, manajemen pelayanan rehabilitasi sosial dalam panti yang akuntabel,
transparan, dan efisien
B. Maksud dan tujuan
Tujuan adalah pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk
mencapai visi, melaksanakan misi, memecahkan permasalahan, dan menangani isu
strategis. Sedangkan sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang
diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional, untuk dapat dilaksanakan
dalam jangka waktu 5 tahun ke depan.
Adapun maksud dan tujuan Renstra Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf” Sumut 2015-2019
diarahkan untuk mendukung capaian kinerja Kementerian Sosial untuk mencapai kinerja
tersebut, Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Sumut menetapkan tujuan Renstra 2015-2019
sebagai berikut :
a. Maksud
Rehabilitasi sosial bagi korban penyalahgunaan napza yang diselenggarakan melalui
sistim panti dan luar panti.
b. Tujuan
a. Mewujudkan pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi penerima manfaat sesuai dengan
standar pelayanan yang berlaku , sehingga penerima manfaat dapat berfungsi sosial
dengan baik.
b. Menciptakan target pelayanan rehabilitasi dan advokasi sosial yang tepat sasaran
c. Menciptakan manajemen pelayanan rehabilitasi sosial dalam panti yang akuntabel,
transparan, dan efisien
LAPORAN KINERJA PSPP INSYAF
SUMUT 2018
Halaman 24
d. Sasaran
1. Meningkatnya fungsi sosial penyandang masalah yang mampu melaksanakan peran
dan fungsi sosial melalui pelaksanaan pelayanan, perlindungan dan rehabilitasi
sosial.
2. Meningkatnya sarana infrastruktur untuk mendukung proses rehabilitasi sosial bagi
korban penyalahgunaan napza.
C. Strategi dan Kebijakan
Rumusan strategi merupakan pernyataan-pernyataan yang menjelaskan bagaimana tujuan
dan sasaran akan dicapai serta selanjutnya dijabarkan dalam serangkaian kebijakan. Kebijakan adalah
pedoman yang wajib dipatuhi dalam melakukan tindakan untuk melaksanakan strategi yang dipilih,
agar lebih terarah dalam mencapai tujuan dan sasaran. Berikut strategi dan kebijakan yang sudah
dirumuskan PSPP Insyaf, yakni :
Strategi
1. Peningkatan kualitas dan kuantitas penerima manfaat dalam kemampuan
sosialnya dengan melaksanakan kegiatan rehabilitasi sosial.
2. Pemenuhan kebutuhan dasar penerima manfaat
3. Peningkatan jumlah masyarakat yang dapat mengakses Program rehabsos di PSPP
Insyaf dengan memanfaatkan peran lembaga terkait, Orsos, Dinas sosial, dan
Tokoh mayrarakat dengan penyuluhan, sosialisasi, dsb serta mengoptimalkan
penggunaan sarana dan prasarana
4. Peningkatan kemampuan petugas dalam upaya tindakan reaksi cepat, dan
advokasi bagi korban penyalahgunaan napza
5. Melaksanakan fungsi manajemen, perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan
kegiatan dan pengawasan
LAPORAN KINERJA PSPP INSYAF
SUMUT 2018
Halaman 25
Kebijakan
1. Memanfaatkan sarana, prasarana dan SDM yang tersedia untuk untuk melaksanakan
program rehabilitasi sosial secara optimal, guna mencapai peningkatan kemampuan
sosial penerima manfaat
2. Memberikan pemenuhan kebutuhan dasar penerima manfaat sesuai haknya secara
wajar dan sesuai standar yang berlaku.
3. Memanfaatkan peranan lembaga terkait yang ada serta mengoptimalkan penggunaan
sarana prasarana dalam rangka peningkatan kuantitas masyarakat dalam mengakses
program rehabilitasi sosial bagi korban penyalahgunaan napza
4. Memanfaatkan SDM yang ada untuk menjadi pelaksana kegiatan advokasi
5. Memanfaatkan sdm yang ada dan sarana prasarana untuk melaksanakan
administrasi pelayanan rehabilitasi sosial
Untuk dapat melihat relevansi dan konsistensi antar pernyataan visi, misi, tujuan, sasaran, dan
kebijakan, dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut ini.
Tabel 2.1.
Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Kebijakan
Visi : Mewujudkan Panti Sosial Pamardi Putra “ Insyaf “ Sumut sebagai lembaga penyelenggara
rehabilitasi dan perlindungan sosial bagi korban penyalahgunaan napza secara prima.
Misi 1 : Melaksanakan pelayanan dan rehabilitasi Sosial bagi penyalahguna napza sesuai
dengan norma, prosedur dan standar pelayanan
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Mewujudkan
pelayanan dan
rehabilitasi
sosial bagi
penerima
1. Meningkatnya
kualitas
Kemampuan
sosial penerima
manfaat
1. Peningkatan
kualitas dan
kuantitas penerima
manfaat dalam
kemampuan
1. Memanfaatkan sarana,
prasarana dan SDM
yang tersedia untuk
untuk melaksanakan
program rehabilitasi
LAPORAN KINERJA PSPP INSYAF
SUMUT 2018
Halaman 26
manfaat sesuai
dengan
standar
pelayanan
yang berlaku ,
sehingga
penerima
manfaat dapat
berfungsi
sosial dengan
baik
sosialnya dengan
melaksanakan
kegiatan
rehabilitasi sosial.
sosial secara optimal
optimal, guna mencapai
peningkatan
kemampuan sosial
penerima manfaat
Misi 2 : Melaksanakan program dan advokasi pelayanan rehabilitasi social bagi
korban penyalahguna napza yang efisien dan efektif;
Tujuan sasaran Strategi Kebijakan
Mewujudkan
target
pelayanan
rehabilitasi
dan advokasi
sosial yang
tepat sasaran
Meningkatnya
jumlah
masyarakat yang
dapat mengakses
program
rehabilitasi sosial
di PSPP Insyaf
sumut sehingga
menghasilkan
target yang tepat
sasaran
Meningkatnya
jumlah
masyarakat yang
dapat diadvokasi
dan dijangkau,
dalam upaya
pencegahan
penyalahgunaan
napza
Peningkatan jumlah
masyarakat yang dapat
mengakses Program
rehabsos di PSPP
Insyaf dengan
memanfaatkan peran
lembaga terkait, Orsos,
Dinas sosial, dan Tokoh
mayrarakat
denganpenyuluhan,sos
ialisasi, dsb serta
mengoptimalkan
penggunaan sarana
dan prasarana
Peningkatan
kemampuan petugas
dalam upaya tindakan
reaksi cepat, dan
advokasi bagi korban
penyalahgunaan napza
Memanfaatkan peranan
lembaga terkait yang ada
serta mengoptimalkan
penggunaan sarana
prasarana dalam rangka
peningkatan kuantitas
masyarakat dalam
mengakses program
rehabilitasi sosial bagi
korban penyalahgunaan
napza
Memanfaatkan SDM yang
ada untuk menjadi
pelaksana kegiatan
advokasi
LAPORAN KINERJA PSPP INSYAF
SUMUT 2018
Halaman 27
D. Sasaran dan Program
Berdasarkan visi, misi serta tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, maka upaya
pencapaiannya kemudian dijabarkan secara lebih sistematis melalui perumusan program
dan kegiatan prioritas.
Program yang disusun oleh PSPP Insyaf Sumut merupakan program prioritas RPJMN
yang sesuai dengan tugas dan fungsi PSPP Insyaf sebagai UPT dari Direktorat Rehabilitasi
Sosial Korban Penyalahgunaan Napza yaitu sebagai penyelenggara pelayanan dan
rehabilitasi korban penyalahgunaan napza yang selanjutnya dijabarkan kedalam beberapa
kegiatan untuk masing-masing program tersebut.Pemilihan kegiatan untuk masing-masing
program ini didasarkan atas strategi dan kebijakan jangka menengah.
Indikator keluaran program yang telah ditetapkan merupakan indikator kinerja
program yang berisi outcome program. Outcome program merupakan manfaat yang
diperoleh dalam jangka menengah yang mencerminkan keluaran dari kegiatan-kegiatan
dalam satu program. Sedangkan kelompok sasaran adalah pihak yang menerima manfaat
langsung dari kegiatan yang akan dilaksanakan oleh PSPP Inyaf Sumatera Utara.
Pendanaan indikatif merupakan perkiraan kebutuhan anggaran pembiayaan/pendanaan
untuk melaksanakan program/kegiatan pertahun.
Pencapaian misi pertama ini dilakukan melalui program dan kegiatan prioritas sebagai
berikut:
Misi 3 : Melaksanakan dukungan, manajemen pelayanan rehabilitasi sosial dalam panti
yangakuntabel, transparan, dan efisien
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Menciptakan
manajemen
pelayanan
rehabilitasi
sosial dalam
panti yang
akuntabel,
transparan,
dan efisien
Terciptanya
kualitas
administrasi
pelayanan dan
rehabilitasi sosial
dalam panti
Melaksanakan fungsi
manajemen,
perencanaan,
pengorganisasian,
pelaksanaan kegiatan
dan pengawasan
Memanfaatkan sdm yang
ada dan sarana prasarana
untuk melaksanakan
administrasi pelayanan
rehabilitasi sosial
LAPORAN KINERJA PSPP INSYAF
SUMUT 2018
Halaman 28
1) Program Rehabilitasi sosial
Program ini bertujuan untuk meningkatkan keberfungsian individu yang menjadi
korban penyalahgunaan napza baik dalam kualitas keberfungsian sosial maupun jumlah
penyandang masalah yang mendapatkan pelayanan rehabilitasi sosial, dengan prioritas
kegiatan adalah:
• Pelaksanaan kegiatan rehabilitasi sosial bagi penyandang masalah korban
penyalahgunaan napza
• Penyediaan pemenuhan kebutuhan dasar penyandang masalah korban
penyalahgunaan napza
Pencapaian misi kedua ini dilakukan melalui program dan kegiatan prioritas sebagai
berikut:
Program perlindungan dan advokasi sosial
Program ini bertujuan untuk peningkatan jumlah masyarakat yang dapat mengakses
pelayanan rehabilitasi sosial dan mengadvokasi korban penyalahgunaan napza, melalui
kegiatan sebagai berikut :
• Penjajakan
• Sosialisasi
• Advokasi
• Publikasi
• Outreach/penjangkauan
• IPWL ( institusi Penerima Wajib Lapor )
• TRC ( tindakan reaksi cepat )
• Pelayanan perpustakaan
• Bimbingan lanjut
• Rresosialisasi
Pencapaian misi ketiga ini dilakukan melalui program dan kegiatan prioritas sebagai berikut:
LAPORAN KINERJA PSPP INSYAF
SUMUT 2018
Halaman 29
a. PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
Program ini bertujuan untuk Meningkatnya efektivitas sistem manajemen administrasi
pemerintahan dan pembangunan. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan :
1) Penyediaan Jasa Surat Menyurat
2) Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik
3) Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/operasional
4) Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan
5) Penyediaan jasa kebersihan kantor
6) Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja
7) Penyediaan Alat Tulis Kantor
8) Penyediaan Barang Cetak dan Penggandaan
9) Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor
10) Penyediaan Bahan Bacaan, dan Peraturan Perundang-Undangan
11) Penyediaan bahan logistik kantor
12) Penyediaan Makanan Minuman
13) Rapat-Rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah
14) Rapat-rapat Koordinasi dan konsultasi dalam daerah
15) Penyediaan jasa tenaga teknis pendukung /tenaga perkantoran
b. PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR
Program ini bertujuan untuk meningkatkan sarana dan prasarana Lembaga PSPP
Insyaf sumatera Utara sesuai dengan analisis keadaan serta kebutuhan melalui
pengembangan sistem informasi manajemen berbasis computerize, pengadaan sarana
kantor pemerintahah, pembangunan dan rehabilitasi prasarana gedung kantor
pemerintahan guna mendukung optimalisasi pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan,
pembangunan serta pelayanan publik sesuai dengan kemampuan Lembaga. Program
ini dilaksanakan melalui kegiatan :
1) Pemeliharaan Rutin / Berkala Gedung Kantor
LAPORAN KINERJA PSPP INSYAF
SUMUT 2018
Halaman 30
2) Pemeliharaan Rutin/ Berkala Kendaraan Dinas / Operasional
3) Pemeliharaan Rutin / Berkala Meubelair
c. PROGRAM PENGEMBANGAN SARANA DAN PRASARANA KELEMBAGAAN
Program ini dilaksanakan melalui kegiatan :
1) Peningkatan Kapasitas Perencanaan Program/Kegiatan
2) Peningkatan Pendataan dan Statistik
3) Pembangunan sarana dan prasarana pendukung
F. RENCANA KINERJA
Pada dasarnya rencana kinerja tahun 2018 menguraikan target kinerja yang hendak dicapai
selama tahun 2018, yang mencerminkan rencana kegiatan, program, dan sasaran tahunan dalam
rangka mencapai tujuan dan misi yang telah ditetapkan dalam Rencana StrategisPSPP “ Insyaf “
sumatera Utara 2015-2019. Target kinerja pada tingkat sasaran strategis akan menjadi tolak ukur
dalam mengukur keberhasilan organisasi di dalam pencapaian visi misi seperti terlihat pada
lampiran Rencana Kinerja Tahunan (RKT Tahun 2018).
Implementasi rencana strategis tahun 2015-2019 untuk tahun 2018 mencakup pelaksanaan 45
kegiatan dalam 3program . Untuk melaksanakan aktivitas ini disediakan anggaran Belanja Langsung
sebesar Satker PSPP Insyaf Sumut 11.832.766.000,- (Sebelas miliar delapan ratus tiga puluh dua juta
tujuh ratus enam puluh enam ribu rupiah )
G. Penetapan Kinerja Tahun 2018
Diterbitkannya Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan penetapan Kinerja dan Pelaporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi pemerintah, maka semua instansi sampai unit eselon II, dalam
konteks ini termasuk Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” diwajibkan untuk penyusunan Penetapan
Kinerja. Penetapan Kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang merepresentasikan
tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun.
Berikut ini adalah Penetapan Kinerja Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Tahun Anggaran 2018,
yang terdiri dari lampiran penetapan kinerja, sasaran strategis, indikator kinerja dan target kinerja
sebagai berikut:
LAPORAN KINERJA PSPP INSYAF
SUMUT 2018
Halaman 31
KEMENTERIAN SOSIAL R.I
PERJANJIAN KINERJA
PSPP “INSYAF” SUMUT TAHUN 2018
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta
berorientasi pada hasil, kami yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : AHD. Sulaiman
Jabatan : Kepala PSPP “ Insyaf “ sumatera Utara
Selanjutnya disebut pihak pertama
Nama : Drs. Edi Suharto M.Sc
Jabatan : Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial
Selaku atasan langsung pihak pertama
Selanjutnya disebut pihak kedua
Pihak pertama pada tahun 2018 ini berjanji akan mewujudkan target kinerja sesuai lampiran perjanjian
ini dalam rangka mencapai target kinerjajangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam
dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi
tanggungjawab pihak pertama.
Pihak kedua akan memberiikan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi akuntabilitas
kinerja terhadap pencapaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam
rangka pemberian penghargaan dan sanksi.
LAPORAN KINERJA PSPP INSYAF
SUMUT 2018
Halaman 32
Lau Bakeri, 5 Januari 2018
Pihak Kedua
Drs. Edi Suharto Nip. 19651106 199201 1 001
Pihak pertama
Ahd. Sulaiman Nip. 19650813 199103 1 001
Penetapan kinerja Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” 2018
No Sasaran Strategis
Tahun 2018
Indikator Kinerja Target
LAPORAN KINERJA PSPP INSYAF
SUMUT 2018
Halaman 33
1 Meningkatnya rehabilitasi dan perlindungan social bagi korban penyalahguna napza di Balai Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahguna Napza “ Insyaf “ di Medan
Jumlah korban penyalahguna napza yang mampu melaksanakan fungsi sosialnya
432 orang
Jumlah Anggaran :Rp 11.832.766.000,- (Sebelas miliar delapan ratus tiga puluh dua juta tujuh
ratus enam puluh enam ribu rupiah )
Pihak Kedua
Drs. Edi Suharto Nip. 19651106 199201 1 001
Lau Bekeri, 5 Januari 2018
Kepala PSPP “Insyaf “ Sumut
Drs. Ahd. Sulaiman
Halaman 34
PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA RENCANA AKSI INDIKATOR KINERJAUTAMA PSPP INSYAF SUMATERA UTARA TAHUN 2018
No Sasaran Strategis
Tahun 2017
Indikator Kinerja kegiatan Target pelaksana Penaggung
jawab
Waktu
Pelaksanaan
lokasi
1
korban penyalahguna
napza yang mendapatkan
rehabilitasi dan perlindungan social
Penerima manfaat mampu melaksanakan fungsi sosialnya di dalam panti
Penerimaan dan
registrasi
200
orang Kasie Rehsos Kepala Panti Jan- des
Orientasi dan pengenalan
program
asesment
Pelayanan kebutuhan
dasar
Bimbingan fisik dan
kesehatan
Bimbingan mental PSPP Insyaf Sumut
Bimbingan teurapetik
komunity
Family support group
Widya wisata
Pembahasan kasus
Saturday night activity
probe
Halaman 35
Bimbingan keterampilan
resosialisasi
Parenting skill
terminasi
Penerima manfaat mampu melaksanakan fungsi sosialnya di luar panti
Shelter work shop 2 Kasie rehsos Kepala Panti Jan- des
Out reaching di daerah 230 Kasie Pas Kepala Panti Jan - des
TRC 5 Kasie pas Kepala panti Jan- des
2 Layanan dukungan manajemen Eselon I
Rencana program tersusun dengan baik
Revie program 1 layanan Sub.bag tu
Penyusunan silabus Kasie rehsos Kepala panti Jan- des
Rencana anggaran tersusun dengan baik
Penyusunan RKAKL 2018 1 layanan Sub bag tu Kepala panti
Penyusunan DIPA 2018 Sub bag tu Kepala panti
Penusunan RO/ POK Sub bag tu Kepala panti
Adanya evaluasi dan monitoring hasil rehabilitasi sosial
Moneva keg . outreaching 1 layanan Kasie pas Kepala panti
Moneva keg. Outeeracing
di Bapas
Kasie pas Kepala panti
Moneva program
rehabilitasi sosial
Kasie pas Kepala panti
Halaman 36
3
Data dan informasi terkelola dengan baik
Laporan triwulan dan
tahunan
1 layanan Kasie pas Kepala panti
Laporan kinerja Sub bag tu Kepala panti
Laporan IKM Kasie PAS Kepala panti
Laporan PP39 Sub bag tu Kepala panti
Laporan SPIP Sub bag tu Kepala panti
Pengelola buku
perpustakaan
Kasie pas Kepala panti
Bahan informasi Kasie pas Kepala panti
Laporan keuangan terkelola dengan baik
Pengelola kegiatan
UAKPA
1 layanan Sub bag tu Kepala panti
Pengelola SIMAK BMN
dan persediaan
Sub bag tu Kepala panti
Penghapusan aset BMN Sub bag tu Kepala panti
Pengadaan barang dan
jasa
Sub bag tu Kepala panti
Pengelola barang
persediaan
Sub bag tu Kepala panti
SDM terkelola dengan baik
Peningkatan kapasitas
pegawai
1 layanan Sub bag tu Kepala panti
Halaman 37
Konsultasi dan
koordinasi kepegawaian
Sub bag tu Kepala panti
Penyusun ABK dan
ANJAB pegawai
Sub bag tu Kepala panti
Terlayaninya kebutuhan umum dan perlengkapan
Jamuan tamu 1 layanan Sub bag tu Kepala panti
Rapat koordinasi bulanan Sub bag tu Kepala panti
Terlaksananya layanan public melalui pengelolaan humas yang baik
Publikasi di media cetak
dan elektronik
1 layanan Sub bag tu Kepala panti
Pencetakan bahan
publikasi
Sub bag tu Kepala panti
Pemasangan plang dan
baliho
Sub bag tu Kepala panti
Pameran HKSN Sub bag tu Kepala panti
Penyuluhan tentang
bahaya napza
Sub bag tu Kepala panti
3 Layanan Perkantoran
Terpenuhinya gaji pegawai
Pembayaran gaji dan
tunjangan
12
layanan
Sub bag tu Kepala panti
Operasional dan pemeliharaan kantor
Oprasaional perkantoran 12
layanan
Sub bag tu Kepala panti
Pemeliharaan gedung
dan bangunan
12
layanan
Sub bag tu
Kepala panti
Halaman 38
Pemeliharaan kendaraan
dinas operasional 2,4,dan
6
12
layanan
Sub bag tu Kepala panti
Pemeliharaan sarana
kantor
12
layanan
Sub bag tu Kepala panti
Pemeliharaan jaringan 12
layanan
Sub bag tu Kepala panti
Langganan daya dan jasa 12
layanan
Sub bag tu Kepala panti
Jasa pos dan giro 12
layanan
Sub bag tu Kepala panti
Koordinasi dan
konsultasi
12
layanan
Sub bag tu Kepala panti
Pemenuhan kebutuhan
kantor
12
layanan
Sub bag tu Kepala panti
Koordinasi dan
konsultasi ke daerah
12
layanan
Sub bag tu Kepala panti
Halaman 45
E. PENUTUP
Tabel 2.3
Kegiatan dan Anggaran Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf “ Sumut
Tahun 2018
NO KEGIATAN ANGGARAN KET
1. Korban penyalahgunaan Napza yang memperoleh
rehabilitasi dan perlindungan kesejahteraan sosial di
Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf sumatera utara
4.845.968.000 DIPA 2018
2 layanan dukungan manajemen eselon I 711.086.000 DIPA 2018
3 Layanan Internal ( overhead ) 465.000.000 DIPA 2018
3 Layanan Perkantoran 5.810.712.000 DIPA 2018
Jumlah 11.832.766.000
Halaman 49
A. Evaluasi Capaian dan Analisis Kinerja 2018
Capaian Kinerja 2018 Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” secara kuantitatif telah dapat
dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi. Namun secara kualitatif masih harus selalu
ditingkatkan. Berikut ini kami sampaikan uraian penjelasan tentang capaian kegiatan Panti Sosial
Pamardi Putra “Insyaf” Tahun 2018.
Indikator 1
Korbanpenyalahgunan napza yang mendapatkan rehabilitasi dan
perlindungan sosial dalam panti sosial pamardi putra insyaf
sumut
Indikator ini merupakan Kriteria yang menjadi dasar penilaian suatu kinerja dan menjadi program
prioritas nasional/ bidang yang dilaksanakan oleh PSPP “Insyaf” Medan sebagai lembaga rehabilitasi
sosial Korban penyalahgunaan Napza. Pelaksanaan rehabilitasi sosial sesuai norma, prosedur dan
standar pelayanan menegaskan bahwa rehabilitasi sosial yang dilaksanakan tidak sekedar
memenuhi kewajiban sebagai UPT Kementerian Sosial, melainkan terkandung makna untuk
memberikan pelayanan berkualitas dan memenuhi harapan penerima pelayanan.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009, rehabilitasi sosial diberikan dalam bentuk a)
motivasi dan diagnosis psikososial; b) perawatan dan pengasuhan; c) pelatihan keterampilan; d)
bimbingan fisik, mental, sosial; d) konseling psikososial; e) pelayanan aksesibilitas; f) bantuan dan
asistensi sosial; g) bimbingan resosialisasi; h) bimbingan lanjut dan atau rujukan. Rehabilitasi sosial
dilaksanakan secara bertahap mulai dari penerimaan sampai terminasi.
Indikator utama kegiatan ini adalah Jumlah PM yang telah mampu melaksanakan fungi
sosialnya
Berdasarkan indikator ini, capaian kinerja PSPP “Insyaf” Medan mencapai 100 persen.Pada tahun
2018, PSPP “Insyaf” Medan berhasil memberikan pelayanan, perlindungan dan rehabilitasi sosial
dari target 200, sebanyak 219 Penerima manfaat yang telah benar-benar pulih. Karena pelayanan di
PSPP Insyaf Sumut dalam sistem on off, dengan pengertian bahwa penerimaan kelayan yang
diberikan dapat dilaksanakan tiap hari.
Pencapaian kinerja sebagai tolak ukur keberhasilan pencapaian sasaran terlaksananya pelayananan
dan rehabilitasi sosial sesuai norma, prosedur dan standar pelayanan sebagai berikut:
Halaman 50
1. Penerima manfaat yang diterima sesuai eligibilitas pelayanan dengan target 100
persen dari calon penerima manfaat yang diterima.
Penerimaan calon penerima manfaat mensyaratkan kriteria tertentu agar dapat
mengikuti rehabilitasi sosial.Karena itu, indikator ini digunakan untuk mengukur
ketaatan lembaga dalam menerima calon penerima manfaat sesuai eligibilitas dan
standar pelayanan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan indikator 100 persen calon penerima manfaat yang diterima memenuhi
eligibilitas pelayanan, tingkat pencapaian kinerja penerimaan mencapai 100 persen.
Seluruh penerima manfaat yang diterima untuk mengikuti rehabilitasi sosial dengan
target 200 orang memenuhi kriteria yang ditentukan, yaitu Korban Penyalahgunaan
Napza yang masih dapat menjalani rehabilitasi (tidak dual diagnosa) serta memenuhi
persyaratan lain yang ditetapkan.
Pada tahun 2018, jumlah Korban penyalahgunaan Napza yang mendaftar sebagai calon
penerima manfaat berjumlah 240 orang.
2. Orientasi dan pengenalan program yang diselesaikan tepat prosedur, tepat waktu
dan tepat sasaran dengan target 20 penerima manfaat di program reentry dan 180
di program primary.
Halaman 51
Indikator ini ditetapkan untuk mengetahui ketepatan waktu penyelesaian dan
keakuratan orientasi dan pengenalan program.Target orientasi dan pengenalan
program berdasarkan indikator ini tercapai 100 persen. Semua proses orientasi, dan
pengenalan programtelah melalui prosedur yang ditetapkan, telah dilaksanakan oleh
Tim Rehabilitasi yang melibatkan pekerja sosial, dapat diselesaikan dalam waktu 5 hari
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, sedangkan target jumlah penerima manfaat
yang mengikuti kegiatan orientasi sebanyak 200 orang atau setara dengan 100 % namun
proses pelayanan masih mencapai 24 %
3. Assesment untuk menetukan latar belakang masalah korban menggunakan napza
Data klien diperoleh dan terkumpul melalui wawancara dan observasi, dianalisa,
ditelusuri dan diungkapkan masalahnya, identifikasi masalah dan dibahas dalam satu
sidang kasus / Case Coverence, hasil assesment yang terkumpul sebanyak 240 kasus
dari program primary .Dukungan data keluarga melalui home visit/observasi keluarga
maing-masing klien sangat memperlancar pelaksanaan kegiatan ini. Case Coverence
dilakukan untuk mengungkapkan permasalahan yang muncul di panti yang
dilaksanakan pada setiap bulan sehingga dapat dicarikan solusi terhadap masalah yang
ada.
Halaman 52
4. Bimbingan Fisik, Sosial, Mental, Keterampilan dan Kesehatan
Pembinaan fisik, Bimbingan mental Agama, diarahkan untuk pemulihan kesehatan dan
kesegaran jasmani penerima manfaat sebagai berikut:
Tabel 3.2
Pencapaian Kinerja dalam Program bimbingan Fisik, mental, sosial, keterampilan dan
kesehatan
Halaman 53
NO KEGIATAN TARGET SATUAN REALISASI %
1. Pemeriksaan dan perawatan kesehatan
penerima manfaat 200 ORANG
200 100
2. Melaksanakan Function/K3 yang
dilaksanakan setiap hari 90 HARI
90 100
3. Aerobik
24 KEGIATAN 24 100
4. Saturday Night Activity
12 kegiatan 12 100
5. Probe
3 kegiatan 3 100
6. Outing
3 kegiatan 3 100
7 Religius Class setiap rabu malam
12 kegiatan 12 100
8. Bimbingan Kerohanian untuk penerima
manfaat yang beragama Kristen yang
dilaksanakan setiap hari jum’at
52
kegiatan
12 100
9 Etika Budi Pekerti
12 kegiatan 12 100
10. CC
12 kegiatan 12 100
11 FSG
4 kegiatan 4 100
12. Team Building
1 kegiatan 1 100
13. Terapi Kelompok
1 kegiatan 1 100
Dalam proses selama tahun 2018, penerima manfaat menjadi lebih religius dan sehat,
serta dapat berpikiran secara jernih yang sebelumnya selalu mengungkapakan
sikapnya dengan kemarahan.
Bimbingan Sosial diberikan untuk mengembangkan kemampuan dan fungsi sosial
penerima manfaat sebagai bekal dikemudian hari. Sebagai upaya untuk membangun
kembali peran fungsi sosialnya maka diberikan kegiatan-kegiatan;
Halaman 54
Bimbingan sosial yang dilaksanakan selain klasikal juga dilaksanakan dengan
menerapkan Metode Therapeutic Community (TC) yang dilaksanakan di asrama
maupun ditempat lain.
Tabel 3.3
Kegiatan Therapeutic Community (TC) yang dilaksanakan adalah:
NO KEGIATAN TARGET REALISASI %
1. Seminar
12 12 100
2. Confrontation Group
12 12 100
3. Sharing Circle
12 12 100
4 Static Group
12 12 100
5. PAGE
12 12 100
6. Encounter Group
12 12 100
7. Discussion
12 12 100
8. Dynamic Group
12 12 100
9. Konseling
12 12 100
10. Circle
12 12 100
11. Weekend Wrap Up
12 12 100
12. Residen Meeting
12 12 100
13. Morning Meeting
12 12 100
14. Morning Breafing
12 12 100
15. Structure of the House
90 90 100
Halaman 55
a. Seminar
Bentuk pertemuan kelompok yang diikuti oleh seluruh Kelayan untuk membahas suatu
topik yang berkaitan dengan kehidupan adiksi, dengan membawa perubahan antara lain:
1) Kelayan dapat lebih memahami kehidupan addict dan cara untuk
mengatasinya.
2) Mulai memahami program hidup yang akan dijalaninya.
3) Mulai memahami pencegahan – pencegahan dan pengaruh adiksi dari dalam diri
sendiri.
b. Discussion
Sebuah pertemuan yang diikuti oleh Kelayan untuk mendiskusikan suatu permasalahan
atau topik yang telah ditentukan, yang ada kaitannya dengan perjalanan Kelayan.
Kegiatan ini membawa perubahan antara lain :
1) Membiasakan diri untuk berpendapat
2) Berani untuk mempertahankan pendapat
3) Membangkitkan kepercayaan diri dalam berbicara
4) Membangkitkan potensi edukatif yang dimiliki
c. Responsible Interaction
Kata lain dari gotong royong, di sini Kelayan bekerja sama dalam membersihkan
lingkungannya, baik di dalam asrama maupun di luar asrama.
d. Sharing Circle
Yaitu suatu pertemuan yang diikuti oleh seluruh Kelayan dan didampingi oleh pekerja
sosial guna untuk membahas issue yang terjadi pada diri masing – masing Kelayan dan
membiasakan diri untuk memberikan masukan kepada Kelayan yang lain.
e. Weekend Wrap Up
Yaitu suatu pertemuan yang diikuti oleh seluruh resident guna membahas tentang
perasaan hatinya dalam satu minggu, serta membahas issue yang terjadi dalam rumah
seminggu yang lalu, biasanya pertemuan ini dilaksanakan satu minggu sekali pada hari
minggu malam.
f. PAGE (Personal/Peer Accountability Group Evaluation)
Yaitu pertemuan mingguan yang diikuti oleh seluruh residen untuk membahas tingkah
laku positif dan negatif seorang residen yang dibahas oleh seluruh residen dan residen
itu sendiri.
Halaman 56
Sessi dilaksanakan secara insidental yang diberikan kepada penerima manfaat yang
melakukan kesalahan-kesalahan dan diberi proses pembelajaran, dari proses
tersebut penerima manfaat telah berubah sikapnya yang tertutup dan tidak percaya
diri menjadi terbuka dan selalu memotivasi penerima manfaat yang lain agar menjadi
percaya diri.
5. Penyelenggaraan Perpustakaan Klien
Indikator kinerja tersebut dihasilkan dengan melakuan serangkaian kegiatan yang
dilaksanakan Seksi Program dan Advokasi Sosial Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf”.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan bertujuan Meningkatkan kualitas Sumber Daya
Manusia melalui kegiatan Perpustakaan dan telah dilaksanakan yang menghasilkan
pengetahuan dan wawasan penerima manfaat menjadi lebih luas dibuktikan dengan
dalam mengikuti kegiatan seminar isi dari materi menjadi semakin berbobot, dengan
target capaian 300 PM hanya 120 yang berhasil meningkatkan dan mengembangkan
kemampuan dan wawasanya.
Tabel 3.4
capaian indikator kinerja Kegiatan Rehabilitasi Sosial
NO KEGIATAN TARGET REALISASI %
1. Pendaftaran 200 200 100
2. Orientasi dan Pengenalan Program 200 200 100
3. Assesment 200 200 100
4 Terselenggaranya Bimbingan Fisik,
Sosial, Mental, Keterampilan dan
Kesehatan
200 200 100
6. Penyelenggaraan Perpustakaan
Klien 200 200 30
Dari hasil kinerja PSPP “Insyaf’ Medan tahun 2018 dengan sasaran Meningkatnya kualitas
Kemampuan sosial penerima manfaat dengan indikator Jumlah PM yang telah mampu
Halaman 57
melaksanakan fungsi sosialnya sebanyak 219 Penerima Manfaat pulih dari target 200
Penerima Manfaat, ini meningkat dari tahun 2015 yang target pelayanan sama Penerima
manfaat dan tingkat keberhasilan 200 Penerima manfaat.
Indukator 2 Korban penyalahguna napza yang berhasil dilayani diberi
banntuan dan direhabilitasi diluar panti
Dalam rangka memberikan kesempatan lebih luas kepada Korban penyalahgunaan napza di masyarakat
untuk memperoleh pelayanan dan memenuhi hak-hak dasarnya, PSPP “Insyaf Medan melaksanakan
kegiatan pelayanan advokasi sosial bagi korban penyalahguna napza dengan bentuk kegiatannya
meliputi pelayanan dan Rehabilitasi Sosial di luar panti. Indikator kegiatan ini adalah “Persentase PM
yang telah di advokasi dan mediasi ”. Berdasarkan indikator ini, capaian kinerja PSPP “Insyaf Medan
mencapai 100 persen. Bentuk kegiatan dan capaian kinerja peningkatan jangkauan pelayanan sebagai
berikut:
1. Sheltered Workshop.
Kegiatan Workshop bagi alumni Klien dimaksudkan untuk melaksanakan program after care
dengan cara memberikan kesempatan kepada alumni klien untuk menambah wawasan dan
pengetahuan dalam bidang perbengkelan dengan melakukan praktek langsung di lapangan
(di bengkel) dan menghadapi permasalahan secara langsung. Pada tahun ini Sheltered
Workshop dilaksanakan di Jalan Tanjung selamat yang dikhususkan pada kegiatan Bengkel
bengkel las Output kegiatan adalah 2 Orang eks klien korban penyalahgunaan NAPZA yang
mengikuti program Sheltered Workshop di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” untuk tahun
anggaran 2017. Dan hasil dari kegiatan ini dapat dinilai memuaskan karena sws ini dapat
berkembang dengan baik , dengan melihat banyaknya pelanggan yang memesan perkakas
yang terbuat dari besi.
2. Advokasi dan TRC Bagi Klien Bermasalah.
Halaman 58
Advokasi Sosial dilaksanakan untuk memberikan perlindungan kepada korban
penyalahgunaan napza maupun keluarga untuk mengakses pelayanan dan rehabilitasi
sosial, koordinasi dengan service provider yang ada diwilayah Sumatera Utara, target kinerja
sebanyak 10 orang terealisasi 24 % yaitu 3 orang .
3. Outreaching
Outreaching adalah kegiatan yang bertujuan untuk menjangkau penyalahguna napza yang
belum dapat mengakses layanan panti PSPP Insyaf sumut, ada beberapa alasan mengapa
korban penyalahguna napza tidak mengakses layanan rehabilitasi PSPP Insyaf sumut:
1. Belum adanya kesadaaran daari diri korban maupun keluarga mengenai dampak dari
narkoba ini.
2. Keengganan Korban maupun keluarga untuk berpisah sementara mengikuti program
rehabilitasi.
3. Jarak yang jauh antara panti dan rumah korban sehingga pihak keluarga merasa
keberatan untuk melepas anaknya direhab.
4. Kurangnya informasi keluarga korban mengenai PSPP InsyafSumut.
Karena alasan itu maka dilakukan kegiatan penjangkauan yang tujuannya memberikan
pemahaman kepada masyarakat khususnya penyalahguna napza untuk dapat
merehabilitasi dirinya di luar panti, denganmemanfaatkan sumber ,yakni pekerja sosial
kecamatan, TKSK dan tenaga sosial adiksi yang ada di masyarakat. Pada kegiatan ini
petugas memberikan contoh dan teknik sederhana bagaimana cara merehabilitasi diri
dan keluarga bagi mereka yang terjerat penyalahgunaan napza.
PM yang menjadi target sebanyak 230 orang dan realisasi pelaksanaan kegiatan dari 8
wilayah yang telah direncanakan.
6. Kegiatan Pendukung Rehabilitasi sosial
Dalam menjalankan rehabilitasi sosial di dalam panti, tentunya ada kendala yang
kemungkinan datangnya dari luar lembaga, juga dari hasil assesment ditemukan penyebab
dan pencetus masalah ini berasal dari keluarga atau masyarakat di sekitar korban. Untuk itu
dalamproses rehabilitasi petugas mendatangi pihak keluarga dalam kegiatan home visit.
Halaman 59
7. Koordinasi dengan Instansi Terkait, Sosialisasi Program panti dan
KegiatanPenyuluhanPenyebaran Informasi
Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk Memberikan informasi tentang bahaya dan dampak
penyalahgunaan NAPZA dan pelayanan program rehabilitasi sosial yang dilakukan di PSPP
"Insyaf" Sumatera Utara dengan tujuan Adanya pemahaman pilar partisipan dan instansi
terkait tentang bahaya penyalahgunaan NAPZA dan kegiatan pelayanan rehabilitasi sosial
yang dilaksanakan di PSPP "Insyaf" Sumatera Utara, sehingga memudahkan untuk
mengakses pelayanan rehabilitasi sosial terhadap korban penyalahgunaan Narkoba.
Capaian kinerja kegiatan tersebut adalah bertambahnya :
- Peserta dapat memahami tentang berbagai jenis narkotika dan bahaya serta dampak
penyalahgunaanya
- Peserta dapat memahami program dan kebijakan Panti Sosial Pamardi Putra ”Insyaf”
Sumatera Utara dalam melakukan rehabilitasi terhadap korban Napza
- Peserta diharapkan dapat memberikan informasi tentang bahaya penyalahgunaan
NAPZA kepada keluarga, masyarakat dan korban penyalahgunaan untuk dirujuk ke
PSPP ”Insyaf”.
- Adanya respon positif dari Kepala Dinas Sosial/LSM/Orsos/PSM/Karang Taruna
masing-masing wilayah terhadap kegiatan yang dilakukan didaerahnya.
- Peserta aktif memberikan masukan dan respon yang positif dari materi yang
disampaikan dan diharapkan menjadi mitra dalam merujuk korban penyalahgunaan
napza.
Dengan rincian kegiatan :
- Sosialisasi Program panti diikuti oleh 20 peserta
- Sosialisasi Program IPWL diikuti oleh 20 orang peserta
Indikator 3 Laporan Kinerja / Keuangan / Monitoring / Evaluasi/ publikasi /
pelaksanaan rehabilitasidan perlindungan sosial Korban napza
Halaman 60
1) Jumlah Dokumen Kepegawaian
Indikator kinerja tersebut dihasilkan dengan melakuan serangkaian kegiatan yang
dilaksanakan Sub Bag. Tata Usaha Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf”. Kegiatan-kegiatan
yang dilakukan merupakan rangkaian proses antara komponen-komponen kegiatan dan
sub-sub komponen kegiatan untuk menghasilkan target yang ditetapkan dalam Penetapan
Kinerja Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” 2016. Administrasi perkantoran yang
berhubungan dengan surat menyurat, kenaikan pangkat dan keadaan pegawai dilakukan
di PSPP Insyaf Medan serta koordinasi dengan Kementerian Sosial Pusat.
2) Jumlah Dokumen Laporan
a. Jumlah laporan Bidang Keuangan (1 laporan & 1 dok)
Indikator kinerja tersebut dihasilkan dengan melakuan serangkaian kegiatan yang
dilaksanakan Sub Bag. Tata Usaha Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf”. Kegiatan-kegiatan
yang dilakukan merupakan rangkaian proses antara komponen-komponen kegiatan dan
sub-sub komponen kegiatan untuk menghasilkan target yang ditetapkan dalam
Penetapan Kinerja Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” 2016. Adapun kegiatan yang
dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1) PembayaranGaji dan Tunjangan
2) Pengelolaan Sistem Akuntansi Pemerintah (SAP).
Tabel 5.
Matrik kegiatan pencapaian indikator kinerja (5)
NO. KEGIATAN TARGET REALISASI %
1. Tersusunnya laporan Pembayaran
1 lap 1 lap 100
2. Tersusunya dokumen Pengelolaan
Sistem Akuntansi Pemerintah (SAP). 1 dok 1 dok
b. Jumlah laporan Bidang Urusan Rumah Tangga (12 bulan)
Halaman 61
Indikator kinerja tersebut dihasilkan dengan melakuan serangkaian kegiatan yang
dilaksanakan Sub Bag. Tata Usaha Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf”. Kegiatan-kegiatan
yang dilakukan merupakan rangkaian proses antara komponen-komponen kegiatan dan
sub-sub komponen kegiatan untuk menghasilkan target yang ditetapkan dalam
Penetapan Kinerja Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” 2018. Adapun kegiatan yang
dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1) Pelayanan Kebutuhan Dasar
2) Sarana Kebutuhan Panti
3) Penyelenggaran Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran
Tabel 6.
Matrik kegiatan pencapaian indikator kinerja (6)
NO. KEGIATAN TARGET REALISASI %
1. Terlaksananya Pelayanan Kebutuhan
Dasar 12 bln 12 bln 100
2. Terpenuhinya Sarana Kebutuhan
Panti 12 bln 12 bln 100
3. Terlaksananya Penyelenggaran
Operasional dan Pemeliharaan
Perkantoran
12 bln 12 bln 100
c. Jumlah Dokumen laporan Bidang Lain (4 dokumen).
Indikator kinerja tersebut dihasilkan dengan melakuan serangkaian kegiatan yang
dilaksanakan Sub Bag. Tata Usaha Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf”. Kegiatan-
kegiatan yang dilakukan merupakan rangkaian proses antara komponen-komponen
kegiatan dan sub-sub komponen kegiatan untuk menghasilkan target yang ditetapkan
dalam Penetapan Kinerja Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” 2018. Adapun kegiatan
yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1) Pembinaan dan pelaksanaan urusan rumah tata usaha dan dukungan
management.
2) Pengembangan keterampilan tambahan
Halaman 62
3) Penyusunan RKAKL
Tabel 7.
Matrik kegiatan pencapaian indikator kinerja (7)
NO. KEGIATAN TARGET REALISASI %
1. Terlaksanya Pembinaan dan
pelaksanaan urusan rumah tata
usaha dan dukungan management.
1 Dok 1 Dok 100
2. terpublikasi dan kampanye social
berupa majalah dinding mingguan 1 Dok 1 Dok 100
3. Terlaksanya
Pengembanganketerampilan
tambahan
1 Dok 1 Dok 100
4. Terlaksananya Penyusunan RKAKL
1 Dok 1 Dok 100
d. Jumlah Dokumen Program dan Pelayanan ( 1 Dokumen dan 2 laporan)
Indikator kinerja tersebut dihasilkan dengan melakuan serangkaian kegiatan yang
dilaksanakan Seksi Program dan Advokasi Sosial Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf”.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan merupakan rangkaian proses antara komponen-
komponen kegiatan dan sub-sub komponen kegiatan untuk menghasilkan target yang
ditetapkan dalam Penetapan Kinerja Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” 2018.
B. Analisis Akuntabilitas Keuangan
Pagu Anggaran Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Tahun 2018 sebesar Rp. 11.832.766.000
dengan rincian penyebaran anggaran yang terbagi menjadi 4 bagian
sebagai berikut :
No Belanja Anggaran Realisasi Sisa anggaran %
1. Belanja Pegawai 3.661.242.000 3.661.214.472 27.528 99,99
2. Belanja Barang 7.376.534.000 7.336.092.201 40.441.799 99,45
Halaman 63
3. Belanja modal 465.000.000 464.744.620 255.380 99,95
4. Bantuan Sosial 350.000.000 350.000.000 0 100
Jumlah 11.832.766.000 11.812.051.293 20.714.707 99,82
terdapat kenaikan dalam penyerapan dimana pada tahun 2018 mencapai 99,82 % terdapat
kenaikan penyerapan dimana pada tahun 2017 realisasi sebesar 98,24 %
KENDALA YANG DIHADAPI :
Kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program :
a. Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan NAPZA
1) Klien sering kali kambuh (relapse) dalam mengikuti rehabilitasi sosial.
2) Latar belakang pendidikan, kebudayaan, dan penggunaan NAPZA.
3) Pendampingan belum optimal, karena seluruh pendamping belum mendapatkan
informasi yang cukup, bekal pengetahuan dan kemampuan sebagaimana yang
diharapkan.
4) Para Pendamping di lapangan masih belum sepenuhnya melaksanakan tugasnya
sesuai dengan peran dan tugasnya.
b. Sumber Daya manusia (SDM)
1) Terbatasnya pengetahuan dan kemampuan peksos, petugas sosial, dan tenaga sosial
dalam pelaksanaan program rehabilitasi sosial
STRATEGI PEMECAHAN MASALAH :
a. Menyamakan persepsi di tempat rehabilitasi
b. Pembekalan pendamping yang maksimal dan mengetahui tugas juga fungsi sebagai pendamping
c. Memberikan kesempatan di dalam pelatihan/pembekalan/ pemantapan bagi petugas LKS yang
belum mengikuti
d. Mensosialisasikan program NAPZA ke LKS
e. Mendorong partisipasi pemerintah daerah untuk lebih memberikan perhatian terhadap korban
NAPZA, SDM dan LKS.
Halaman 71
Perbandingan Realisasi tiga tahun terakhir
Dari tabel diatas dapat dilihat perbandingan realisasi kinerja empat tahun terakhir bahwa terdapat kenaikan realisasi kinerja pada tahun
2018 pada kualitas kemampuan penerima manfaat dan pemenuhan kebutuhan penerima manfaat.
NO Sasaran
2018 2017 2016 2015
TARGET REALISA
SI Persentase TARGET REALISASI Persentase TARGET REALISASI Persentase TARGET REALISASI Persentase
1 Meningkatnya kualitas
Kemampuan sosial
penerima manfaat
200 219 109,5 200 200 100% 200 200 100% 80 80 100%
2 Terpenuinya kebutuhan
dasar penerima manfaat 200 240 120 200 220 110 200 200 100% 80 80 100%
3
Meningkatnya program
dan advokasi sosial bagi
korban penyalahguna
napza
100% 100% 100 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
4
Meningkatnya kualitas
administrasi pelayanan
dan rehabilitasi sosial
dalam panti
100% 100% 100 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Halaman 72
Perbandingan Jumlah pagu dan penyerapan anggaran tahun 2018, 2017, 2016, 2015, 2014 dan 2013
No Belanja Anggaran Realisasi Sisa anggaran %
1. Belanja Pegawai 3.661.242.000 3.661.214.472 27.528 99,99
2. Belanja Barang 7.376.534.000 7.336.092.201 40.441.799 99,45
3. Belanja modal 465.000.000 464.744.620 255.380 99,95
4. Bantuan Sosial 350.000.000 350.000.000 0 100
Jumlah 11.832.766.000 11.812.051.293 20.714.707 99,82
Penyerapan 2017
No Belanja Anggaran Realisasi Sisa anggaran %
1. Belanja Pegawai 3.440.159.000 3.265.719.687 174.439.313 94,93
2. Belanja Barang 7.046.524.000 7.036.271.729 10.252.271 99,85
3. Belanja modal 0 0 0 0
4. Bantuan Sosial 360.000.000 353.935.000 6.065.000 98,32
Jumlah Jumlah 10.846.683.000 10.655.926.416 98,24
Penyerapan 2016
No Belanja Anggaran Realisasi Sisa anggaran %
1. Belanja Pegawai 3.773.303.000 3.440.671.965 332.631.035 91,18
2. Belanja Barang 7.749.586.000 7.685.553.441 64.052.559 99,17
3. Belanja modal 3.494.157.000 3.420.803.703 73.353.297 97,90
4. Bantuan Sosial 0 0 0 0
Jumlah 15.017.046.000 14.547.009.109 470.036.891 96,87
Penyerapan 2015
NO BELANJA ANGGARAN REALISASI SISA ANGGARAN %
1 Belanja Pegawai 3,850,207,000 3,555,405,790 294,801,210 92.34
2 Belanja Barang 7,313,239,000 6,440,699,389 872,539,611 88.07
3 Belanja Modal 19,085,815,000 19,031,079,011 54,735,989 99.71
4 Bantuan Sosial - - - 0.00
30,249,261,000 29,027,184,190 1,222,076,810 95.96
Halaman 73
Penyerapan2014
NO BELANJA ANGGARAN REALISASI SISA ANGGARAN %
1 Belanja Pegawai 4.423.737.000 3.793.722.761 630.014.239 85,76
2 Belanja Barang 3.192.302.000 3.151.378.052 40.923.948 98,72
3 Belanja Modal 499.593.000 496.163.250 3.429.750 99,31
4 Bantuan Sosial - - - 0,00
8.115.632.000 7.441.264.063 674.367.937 91,69
Penyerapan 2013
BELANJA ANGGARAN REALISASI SISA ANGGARAN %
Belanja Pegawai 3.830.281.000 3.245.777.556 584.503.444 84,74
Belanja Barang 3.716.536.000 3.283.389.975 433.146.025 88,35
Belanja Modal 373.000.000 339.919.000 33.081.000 91,13
Bantuan Sosial 40.000.000 - 40.000.000 0,00
7.959.817.000 6.869.086.531 1.090.730.469 86,30
75
80
85
90
95
100
105
2013 2014 2015 2016 2017 2018
PERBANDINGAN REALISASI ANGGARAN THN 2013 - 2018
realisasi
BABI V
P E N U T U P
Secara umum Kinerja Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” tahun 2017 triwulan I dapat dinyatakan berhasil, hal ini
dapat dilihat dari pencapaian kinerja sasaran. Dari 2 (dua) sasaran strategis dengan 9 target indikator kinerja
dapat dicapai 24 persen. Namun demikian, masih terdapat beberapa hal yang menghambat capaian kinerja Panti
Sosial Pamardi Putra “Insyaf” tahun 2015 sehingga kualitas target yang dihasilkan perlu ditingkatkan.
Mencermati permasalahan/kendala yang dihadapi dalam mencapai target indikator kinerja sasaran dan
belajar dari pengalaman tahun 2017, kami merekomendasikan beberapa hal untuk meningkatkan
kinerja Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” di tahun 2017, sebagai berikut:
1. Perlunya peningkatan kualitas pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi penyalahgunaan Napza, peningkatan
kualitas di sini meliputi peningkatan SDM, sarana dan prasarana yang mendukungnya serta peningkatan
kualitas proses penyuluhan bagi keluarga dan masyarakat tentang rehabilitasi penyalahgunaan Napza.
2. Perlu segera Buku Perlindungan dan Advokasi Sosial sebagai acuan panti dalam melaksanakan kegiatan
perlindungan dan advokasi sosial.
3. Perlunya peningkatan mutu pengetahuan dan ketrampilan tenaga Instruktur Keterampilan dan Pekerja Sosial
melalui Diklat Teknis ataupun Diklat Profesi yang dilaksanakan secara berkala.
4. Mengoptimalkan pengelolaan program dan kegiatan yang diikuti dengan efisiensi dan efektivitas pemanfaatan
sumber-sumber anggaran untuk mewujudkan tujuan dan sasaran-sasaran strategis yang ditetapkan,
difokuskan pada prioritas nasional dan prioritas bidang penyelenggaraan kesejahteraan sosial.
Demikian Laporan Akuntabilitas Kinerja Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” ini disusun, selanjutnya kritik dan
saran untuk meningkatkan kinerja Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” ke depan kami harapkan.
Medan, Januari 2019
Kepala
AHD. SULAIMAN
LAPORAN KINERJA PSPP INSYAF SUMUT PSPP INSYAF SUMUT Dalam upaya mewujudkan PSPP Insyaf Sumut sebagai lembaga penyelenggaran Rehabilitasi Sosial dan Perlindungan Sosial bagi Korban Penyalahgunaan Napza secara Prima
2018
PSPP INSYAF SUMUT
Jl. Berdikari no 37 Desa Lau Bekeri Kec. Kutalimbaru Kab. Deli Serdang Sumatera Utara
2018
KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA
PERJANJIAN KINERJA
PSPP “INSYAF” DI MEDAN TAHUN 2018
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta
berorientasi pada hasil, kami yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : AHD. Sulaiman
Jabatan : Kepala PSPP “ Insyaf “Medan
Selanjutnya disebut pihak pertama
Nama : Edi Suharto
Jabatan : Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial
Selaku atasan langsung pihak pertama
Selanjutnya disebut pihak kedua
Pihak pertama pada tahun 2018 ini berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai
lampiran perjanjian ini dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah
ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja
tersebut menjadi tanggungjawab kami.
Pihak kedua akan melakukan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi terhadap
capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka
pemberian penghargaan dan sanksi.
Lau Bakeri, 5 Januari 2018
Pihak Kedua
Edi Suharto Nip. 19651106 199201 1 001
Pihak pertama
Ahd. Sulaiman Nip. 19650813 199103 1 004
Penetapan Kinerja Balai Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahguna
Napza “Insyaf” di Medan tahun 2019
No Sasaran Strategis
Tahun 2019
Indikator Kinerja Target
1 Meningkatnya rehabilitasi dan perlindungan social bagi korban penyalahguna napza di Balai Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahguna Napza “ Insyaf “ di Medan
Jumlah korban penyalahguna napza yang mampu melaksanakan fungsi sosialnya
432 orang
Jumlah Anggaran : Rp 11.832.766.000,- (Sebelas Miliar delapan ratus tiga puluh dua juta tujuh
ratus enam puluh enam ribu rupiah )
Pihak Kedua
Edi Suharto Nip. 19651106 199201 1 001
Pihak pertama
Ahd. Sulaiman Nip. 19650813 199103 1 004
KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PANTI SOSIAL PAMARDI PUTRA “INSYAF” SUMATERA UTARA
Jl.Berdikari No.37 Desa.Lau Bakeri, Kec..Kutalimbaru, Kab. Deli Serdang 20345 Telp.061-77200300 email : [email protected] ; [email protected]
KEPUTUSAN KEPALA PANTI SOSIAL PAMARDI PUTRA “INSYAF” SUMATERA UTARA KEMENTERIAN SOSIAL RI
NOMOR : 10 /PSPP-SU/PR.00.01/01/2018
TENTANG
PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA PSPP “ INSYAF “ SUMATERA UTARA TAHUN 2018
KEPALA PSPP “INSYAF “ Sumatera Utara
Menimbang : a. Bahwa dalam rangka pencapaian kinerja PSPP “INSYAF “
Sumatera Utara sesuai dengan Rencana Strategis dan Penetapan
Kinerja PSPP “ INSYAF “ Sumatera Utara Tahun 2018, maka perlu
menetapkan Indikator Kinerja PSPP “ INSYAF “ Sumatera Utara
Tahun 2018;
b. Bahwa dengan ditetapkannya Indikator Kinerja PSPP “ INSYAF “
Sumatera Utara Tahun 2018, maka seluruh pelaksanaan
program/kegiatan PSPP “ INSYAF “ Sumatera Utara diarahkan
untuk mencapai Indikator Kinerja Tersebut;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme;
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara RI Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara RI Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara RI Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Keuangan dan Tanggung jawab Keuangan Negara (Lembaran
Negara RI Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara RI
Nomor 4400);
5.
6.
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara RI Tahun 2010 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4967); Peraturan Menteri Sosial RI No. 56 /HUK/2009 Tentang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahguna NAPZA
7. Intruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP);
8. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman
Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah.
Memperhatikan : Daftar Isian Pelaksana Anggaran (DIPA) PSPP “ INSYAF “ Sumatera
Utara Direktorat Rehabilitasi Sosial bagi Korban Penyalahgunaan
NAPZA Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial RI.
M E M U T U S K A N
Menetapkan : INDIKATOR KINERJA UTAMA PSPP “ INSYAF “ SUMATERA UTARA TAHUN 2018.
PERTAMA : Indikator Kinerja Utama PSPP “ INSYAF “ Sumatera Utara Tahun 2018, yang terlampir dalam keputusan ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keputusan ini;
KEDUA : Indikator Kinerja PSPP “ INSYAF “ Sumatera Utara Tahun 2018 dipergunakan sebagai acuan bagi setiap penanggungjawab dan pelaksana kegiatan di lingkungan PSPP “ INSYAF “ Sumatera Utara;
KETIGA : Dokumen Indikator Kinerja Utama PSPP “ INSYAF “ Sumatera Utara merupakan suatu dokumen pernyataan kinerja / kesepakatan kinerja / perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target indikator kinerja tertentu berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki oleh instansi;
KEEMPAT : Semua biaya yang diakibatkan oleh dikeluarkannya keputusan ini dibebankan kepada DIPA PSPP “ INSYAF “ Sumatera Utara Direktorat Korban Penyalahgunaan Napza Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial.
Ditetapkan di : Lau Bakeri PadaTanggal : 5 Januari 2018
Kepala
Ahd. Sulaiman
Salinan Keputusan ini disampaikan kepada Yth: 1. Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial (sebagai laporan) 2. Direktorat Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan Napza (sebagai laporan)
ii
INDIKATOR KINERJA UTAMA
(PERMENPAN NO.09 TAHUN 2007)
UNIT KERJA ESELON I : DIREKTORAT JENDRAL REHABILITASI SOSIAL
SATUAN KERJA : PANTI SOSIAL PAMARDI PUTRA (PSPP) “INSYAF”
SUMATERA UTARA
No Sasaran Strategis
Tahun 2019
Indikator Kinerja Target
1 Meningkatnya rehabilitasi dan perlindungan social bagi korban penyalahguna napza di Balai Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahguna Napza “ Insyaf “ di Medan
Jumlah korban penyalahguna napza yang mampu melaksanakan fungsi sosialnya
432 orang
Lau Bakeri, 5 Januari 2018
K E P A L A, Ahd. Sulaiman
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)
PSPP “ INSYAF “ SUMATERA UTARA
TAHUN 2018
A. Pendahuluan
Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial adalah tanggung
jawab pemerintah dan masyarakat. Salah satu cara penanganan penyandang
masalah kesejahteraan sosial adalah melalui kegiatan atau program rehabilitasi
sosial. Kementerian sosial adalah kementerian atau lembaga yang memiliki
kebijakan dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Kementerian sosial dalam
menyelenggarakan pemerintahan yang baik harus menyampaikan hasil
pelaksanaan akuntabilitas kinerjanya atau Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (AKIP). Berkenaan dengan itu pemerintah menerapkan system
penyelenggaraan pemerintah dalam bentuk SAKIP (Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah).
Salah satu dokumen SAKIP adalah RKT ( Rencana Kinerja Tahunan) PSPP “
INSYAF “ Sumatera Utara merupakan salah satu Unit Pelaksana Tekhnis (UPT)
Direktorat Jendral Rehabilitasi Sosial dan sebagai satuan kerja yang mandiri wajib
menyampaikan Rencana Kinerja Tahunan yang mengacu kepada RENSTRA “PSPP
INSYAF” Sumatera Utara.
Berdasarkan Peraturan Menteri Sosial No. 56/HUK/2009 bahwa PSPP
“INSYAF “ mempunyai tugas melaksanakan perlindungan, advokasi, pelayanan
dan rehabilitasi sosial, pemberian informasi, rujukan, koordinasi dan kerjasama
dengan instansi bagi korban penyalahgunaan napza agar mampu berperan aktif
dalam kehidupan bermasyarakat.
B. Visi dan Misi
c. V i s i
Visi Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” adalah ;
Mewujudkan Panti Sosial Pamardi Putra “ Insyaf “ Sumatera Utara sebagai
lembaga penyelenggara rehabilitasi dan perlindungan sosial bagi korban
penyalahgunaan napza secara prima
Maksud Pelayanan Prima dari visi di atas adalah:
a. Terpenuhinya Kebutuhan Dasar korban penyalahgunaan napza dalam panti
(Sandang, Pangan, Papan, Kesehatan dan Pendidikan)
b. Meningkatnya Kemampuan Sosial (bimbingan fisik, mental, sosial dan lain-
lain).
c. Kesederhanaan (prosedur pelayanan yang diselenggarakan secara mudah dan
tidak berbelit-belit)
d. Kejelasan dan kepastian (mengenai prosedur pelayanan, persyaratan, jadwal
waktu pelayanan)
e. Keterbukaan (prosedur serta proses pelayanan diinformasikan secara
terbuka)
f. Efisien (proses pelayanan berkaitan langsung dengan pencapian sasaran)
g. Keadilan yang merata (pelayanan diusahakan seluas mungkin dengan
distribusi yang merata dan diperlakukan secara adil)
Visi ini juga mengandung arti bahwa PSPP “Insyaf” Medan sebagai sebuah
institusi sosial dalam menyelenggarakan tugas dan fungsinya dilaksanakan secara
profesional berkualitas, memenuhi standar nasional sebagai sebuah lembaga
rehabilitasi sosial korban penyalahgunaan Napza, sehingga menjadikan PSPP
“Insyaf” Sumatera Utara tidak hanya institusi yang memberikan pelayanan saja
namun menjadi pusat percontohan bagi panti lainnya.
d. M i s i
Dalam mewujudkan pencapaian visi, maka misi Panti Sosial Pamardi Putra
“Insyaf “ Sumatera Utara yaitu :
a. Melaksanakan rehabilitasi sosial, bagi korban penyalahgunaan napza sesuai
dengan Standar Pelayanan;
b. Melaksanakan program dan advokasi pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi
korban penyalahgunaan napza secara efisien dan efektif;
c. Melaksanakan dukungan, manajemen rehabilitasi sosial yang akuntabel,
transparan, dan efisien.
e. Tujuan
Dalam rangka pencapaian visi dan misi Panti Sosial Pamardi Putra “ Insyaf “
sumatera Utara ditetapkan tujuan sebagai berikut :
a. Terwujudnya rehabilitasi sosial bagi korban penyalahgunaan napza sesuai
dengan standar pelayanan;
b. Tercapainya target rehabilitasi sosial bagi korban penyalahgunaan napza;
c. Terciptanya manajemen rehabilitasi sosial dalam panti yang akuntabel,
transparan, dan efisien.
f. Sasaran Strategis
Untuk mendukung pencapaian Visi dan Misi serta tujuan di atas sasaran strategis
PSPP “Insyaf” Medan dalam Renstra Tahun 2015 - 2019 adalah :
a. Meningkatnya kualitas pemenuhan kebutuhan dasar korban penyalahgunaan
napza.;
b. Meningkatnya kualitas kemampuan sosial korban penyalahgunaan napza;
c. Meningkatnya kualitas program dan advokasi sosial bagi korban
penyalahgunaan napza;
d. Meningkatnya kualitas administrasi pelayanan dan rehabilitasi sosial dalam
panti.
g. Rencana Kinerja Tahunan
Rencana Kinerja Tahunan PSPP “Insyaf” Sumatera Utara merupakan penjabaran
langsung dari Renstra yang ditetapkan dalam bentuk indicator kinerja serta target
yang akan dicapai pada tahun 2018. Bahwa untuk mencapai target kinerja pada
tahun 2018 harus ada komitmen dari kepala satuan kerja yang dikukuhkan dalam
suatu penetapan kinerja.
Lau Bakeri, Januari 2018
Kepala,
Ahd. Sulaiman
Rencana Kinerja Tahunan
Kementerian/Lembaga : Kementerian Sosial RI
Satuan Kerja : PSPP “Insyaf” Sumatera Utara
Tahun : 2018
No Sasaran Strategis
Tahun 2019
Indikator Kinerja Target
1 Meningkatnya rehabilitasi dan perlindungan social bagi korban penyalahguna napza di Balai Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahguna Napza “ Insyaf “ di Medan
Jumlah korban penyalahguna napza yang mampu melaksanakan fungsi sosialnya
432 orang
2 Terciptanya manajemen pelayanan rehabilitasi sosial dalam panti yang akuntabel,
Layanan dukungan manajemen Eselon I
Rencana program tersusun dengan baik
Rencana anggaran tersusun dengan baik
Adanya evaluasi dan monitoring hasil rehabilitasi sosial
3
Data dan informasi terkelola dengan baik
Laporan keuangan terkelola dengan baik
SDM terkelola dengan baik
Terlayaninya kebutuhan umum dan perlengkapan
Terlaksananya layanan public melalui pengelolaan humas yang baik
3 Terciptanya target pelayanan, yang tepat sasaran
Layanan Perkantoran Terpenuhinya gaji pegawai
Operasional dan pemeliharaan kantor
Jumlah Anggaran :
Satker PSPP Insyaf Sumut 11.832.766.000 ( Sebelas Milyar delapan ratus tiga puluh dua
juta tujuh ratus enam puluh enam ribu rupiah )
Lau Bakeri, Januari 2018
Kepala
Ahd. Sulaiman
ii
RENCANA AKSI DALAM PENCAPAIAN SASARAN DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA PANTI SOSIAL PAMARDI PUTRA “ INSYAF “ SUMATERA UTARA TAHUN 2018
Sasaran
Strategis Kegiatan
Tahun 2017
Registrasi dan
Penerimaan
200
orang
Kepala PSPP
Insyaf Sumut
Kasie.
Rehsos Jan-Des
PSPP
Insyaf
Orientasi dan
Pengenalan
Program
200
orang
Kepala PSPP
Insyaf SumutKasie.
Rehsos Jan-Des
PSPP
Insyaf
Kegiatan
assesment
200
orang
Kepala PSPP
Insyaf Sumut
Kasie.
Rehsos Jan-Des
PSPP
Insyaf
Pemenuhan
kebutuhan
Permakanan pm
200
orang
Kepala PSPP
Insyaf SumutKasie.
Rehsos Jan-Des
PSPP
Insyaf
Pemenuhan
kebutuhan pakaian
pm
200
orang
Kepala PSPP
Insyaf SumutKasie.
Rehsos Jan-Des
PSPP
Insyaf
Bimbingan fisik
dan perawatan
kesehatan
200
orang
Kepala PSPP
Insyaf SumutKasie.
Rehsos Jan-Des
PSPP
Insyaf
bimbingan mental 200
orang
Kepala PSPP
Insyaf Sumut
Kasie.
Rehsos Jan-Des
PSPP
Insyaf
bimbingan
terapeutik
community
200
orang
Kepala PSPP
Insyaf SumutKasie.
Rehsos Jan-Des
PSPP
Insyaf
pelayanan family
support group
200
orang
Kepala PSPP
Insyaf Sumut
Kasie.
Rehsos Jan-Des
PSPP
Insyaf
pembahasan
kasus
200
orang
Kepala PSPP
Insyaf Sumut
Kasie.
Rehsos Jan-Des
PSPP
Insyaf
probe200
orang
Kepala PSPP
Insyaf Sumut
Kasie.
Rehsos Jan-Des
PSPP
Insyaf
Pelaksana
Waktu
Pelaksana
an
Lokasi Ket
1
Korban
penyalahguna
napza yang
mendapatkan
rehabilitasi dan
perlindungan
social di dalam
panti
Penerima manfaat mampu
melaksanakan fungsi
sosialnya
No Indikator Kinerja Target Penanggung
jawab
keterampilan 200
orang
Kepala PSPP
Insyaf Sumut
Kasie.
Rehsos Jan-Des
PSPP
Insyaf
resosialisasi200
orang
Kepala PSPP
Insyaf SumutKasie.
Rehsos Jan-Des
PSPP
Insyaf
terminasi200
orang
Kepala PSPP
Insyaf Sumut
Kasie.
Rehsos Jan-Des
PSPP
Insyaf
Penjajakan Kasie. PAS Des
Wil
Sumut
Pelatihan
Kewirausahaan
Kasie
Rehsos Des
PSPP
Insyaf
verifikasi kasusKasie.
Rehsos Jan-Des
Wil
Sumut
Melaksanakan
home visit
Kasie.
Rehsos Jan-des
Wil
Sumut
Melaksanakan
bimbingan lanjut
Kasie.
Rehsos Jan-Des
Wil
Sumut
Dukungan
Pembinaan fisik
Kasie.
Rehsos Jan- Des
PSPP
Insyaf
2 Laporan keuanganPengelolaan
UAKPA
1
laporan
Kepala PSPP
Insyaf Sumut Sub.Bag TU Jan- Des
PSPP
Insyaf
Pengelolaan
UAKPB Sub.Bag TU Jan- Des
PSPP
Insyaf
Jumlah Penerima manfaat
yang mendapatkan
penanganan Kedaruratan Tim
Reaksi Cepat
Tim reaksi Cepat
Kepala PSPP
Insyaf Sumut
3 Laporan barang1
laporan
Kepala PSPP
Insyaf Sumut
Jan-DesPSPP
Insyaf
Kasie. PAS Jan-DesWil
Sumut
3Meningkatnya
kualitas
administrasi
pelayanan dan
rehabilitasi
social PSPP
insyaf sumut
1Laporan Pelayanan
Rehabilitasi sosial
1
laporan
Jumlah penerima manfaat di
luar panti yang mendapatkan
layanan penjangkauan ( out
reaching )
Penjangkauan/outr
eaching
210ora
ng
Kepala PSPP
Insyaf Sumut
2
Korban
penyalahguna
napza yang
berhasil dilayani,
diberi bantuan
dan direhabilitasi
di luar panti
Jumlah penerima manfaat di
luar panti yang mengikuti
shelter worksop
Shelter Workshop 2 orang
20
orang
1
Korban
penyalahguna
napza yang
mendapatkan
rehabilitasi dan
perlindungan
social di dalam
panti
Penerima manfaat mampu
melaksanakan fungsi
sosialnya
Kepala PSPP
Insyaf SumutKasie. PAS Jan-Des Wil
Sumut
Kepala PSPP
Insyaf SumutKasie. PAS
Pengelolaan Barang
persediaan
Sub.Bag
TU Jan- Des
PSPP
Insyaf
Penyusunan LKJ
Sub.Bag
TU Jan- Des
PSPP
Insyaf
Penyusunan
Laporan IKM
Sub.Bag
TU Jan- Des
PSPP
Insyaf
Penyusunan
laporan PMK 249
Sub.Bag
TU Jan- Des
PSPP
Insyaf
Penyusunan
laporan PP 39
Sub.Bag
TU Jan- Des
PSPP
Insyaf
Pelayanan
perpustakaan Kasie.PAS Jan- Des
PSPP
Insyaf
Peyiapan bahan
publikasi
Kasie.
PAS Jan- Des
PSPP
Insyaf
Pemasangan
baliho
Kasie.
PAS Jan- Des
PSPP
Insyaf
Pelaksanaan
Sosialisasi IPWL
di daerah
Kasie.
PAS Jan- Des
Wil
Sumut
Pelaksanaan
Sosialisasi
Program panti di
Sekolah
Kasie.
PAS Jan- Des
Wil
Sumut
Pameran HKSNKasie.PAS Jan- Des Kalteng
Monitoring dan
evaluasi Program
di dalam panti
Kasie.
PAS Jan- Des
PSPP
Insyaf
Monitoring dan
evaluasi Program
di luar panti
Kasie.
PAS Jan- Des
Wil
Sumut
3Meningkatnya
kualitas
administrasi
pelayanan dan
rehabilitasi
social PSPP
insyaf sumut
4 Laporan Kinerja1
laporan
Kepala PSPP
Insyaf Sumut
3 Laporan barang1
laporan
Kepala PSPP
Insyaf Sumut
6Laporan Monitoring
dan evaluasi
1
laporan
Kepala PSPP
Insyaf Sumut
5 Laporan publikasi
1
Lapora
n
Kepala PSPP
Insyaf Sumut
Keterampilan LASKasie.PAS Jan- Des
PSPP
Insyaf
Keterampilan
cangkang kerang
Kasie.
Rehsos Jan- Des
PSPP
Insyaf
Jamuan tamuSub.Bag
TU Jan- Des
PSPP
Insyaf
Rapat koordinasi
dalam panti
Sub.Bag
TU Jan- Des
PSPP
Insyaf
Penyusunan
Program dan
anggaran
1
dokum
en
Kepala PSPP
Insyaf SumutSub.Bag
TU Jan- Des
PSPP
Insyaf
Penyusunan
kurikulum
rehabilitasi sosial
1
dokum
en
Kepala PSPP
Insyaf Sumut
Sub.Bag
TU Jan- Des
PSPP
Insyaf
Penyelenggaraan
operasional
Perkantoran
Sub.Bag
TU Jan- Des
PSPP
Insyaf
Pemeliharaan
gedung dan
bangunan
Sub.Bag
TU Jan- Des
PSPP
Insyaf
Pemeliharaan
halaman
Sub.Bag
TU Jan- Des
PSPP
Insyaf
Pemeliharaan
kendaraan
Sub.Bag
TU Jan- Des
PSPP
Insyaf
Kepala PSPP
Insyaf Sumut
9
Dokumen
perencanaan/progr
am/ anggaran/data
informasi/kebijaka
n bidang
rehabilitasi dan
perlindungan sosial
korban
penyalahgunaan
napza
10Layanan
perkantoran
12
bulan
8Laporan layanan
perkantoran
1
laporan
Kepala PSPP
Insyaf Sumut
7 Laporan ekotif1
laporan
Kepala PSPP
Insyaf Sumut
3Meningkatnya
kualitas
administrasi
pelayanan dan
rehabilitasi
social PSPP
insyaf sumut
Penyelenggaraan
operasional
Perkantoran
Sub.Bag
TU Jan- Des
PSPP
Insyaf
Pemeliharaan
gedung dan
bangunan
Sub.Bag
TU Jan- Des
PSPP
Insyaf
Pemeliharaan
halaman
Sub.Bag
TU Jan- Des
PSPP
Insyaf
Pemeliharaan
kendaraan
Sub.Bag
TU Jan- Des
PSPP
Insyaf
Pemeliharaan
Sarana kantor
Sub.Bag
TU Jan- Des
PSPP
Insyaf
Pemeliharaan
Jaringan
Sub.Bag
TU Jan- Des
PSPP
Insyaf
Kepala PSPP
Insyaf Sumut10
Layanan
perkantoran
12
bulan
3Meningkatnya
kualitas
administrasi
pelayanan dan
rehabilitasi
social PSPP
insyaf sumut
Lau Bekeri, Januari 2018
Kepala PSPP Insyaf Sumut
Ahd. Sulaiman
ii
SUKSES STRORY SEORANG MANTAN PECANDU
Awal mula saya menggunakan napza karena permasalahan dengan pacar, dimana hubungan kami
sudah berjalan selama 3 tahun tidak disetujuan oleh kedua belah pihak terutama orangtua saya, lalu saya
prustasi dan tidak menerima dengan kondisi yang saya alami, untuk menutupi rasa sakit hati, saya
menggunakan alkohol, ganja, sabu-sabu dan inek dan keseharian saya habiskan waktu dengan mengunakan
NAPZA. Semangkin lama kelamaan jalan yang saya pilih tidak dapat mengobati rasa sakit hati malah
menimbulkan masalah. Akibat dari kesalahan saya, Kuliah berantakan, tabungan ludes, bahkan saya menjual
barang-barang yang ada dirumah seperti sepeda motor, laptop, handpone, dan barang elektronik yang dapat
dijual untuk membeli NAPZA.
Pada tahun 2007 sampai 2009 saya berada di rutan tanjung gusta karena kasus sabu-sabu, setelah
selesai menjalani masa hukuman saya tetap tidak sadar, saya kembali menggunakan NAPZA bahkan lebih
parah dari sebelumnya. Pada tahun 2011 Orang tua saya sudah tidak tahan lagi dengan kelakuan saya sehingga
saya dikondisikan masuk Panti Rehabilitasi swasta namun saya kabur dan kembali kerumah. Dalam rentan
waktu tahun 2011 s/d 2015 sudah 6 kali masuk panti rehab swasta namun saya tidak pernah menyelesaikan
dengan kata lain selalu kabur. Setelah itu saya kembali menggunakan narkoba sehingga saya melakukan
tindakan yang salah seperti mencuri , melawan orangtua dan sampai melakukan perampokan.
Pada taun 2016 saya kembali bibawa oleh orangtua saya ke BRSKPN NAPZA Insyaf Medan dibawah
kementerian sosial yang berada di Desa lau bakeri, di BRSKPN NAPZA Insyaf Medan ini menjadi titik balik saya
untuk melakukan perubahan, saya melihat dengan mata dan hati disini tempat terakhir saya untuk berubah,
Perkenalkan nama saya Mani Selwan saya lahir 13 Oktober
1985, saya anak pertama dari dua bersaudara, almarhum ayah saya
meninggal sejak saya berusia 5 tahun, selama ini saya tinggal
bersama dengan orang tua di kota Medan sumatera Utara. Sedikit
saya bercerita tentang latar belakang saya, awalnya mulanya saya
dapat dikatakan anak yang rajin sekolah dan berbakti kepada orang
tua, saya membatu orangtua saya dalam mencari napkah, karena
ayah saya sudah meningggal. Saya juga sempat kuliah di salah satu
perguruan tinggi swasta di kota medan dengan jurusan Teknik
Informatika, kuliah saya terputus karena saya terjerumus dalam
penyalahgunaan NAPZA.
fasilitas yang diberikan memberikan saya untuk berpikir, merenung dan mengevaluasi kesalah kesalah yang
sudah saya lakukan. Selain itu petugas yang berada di BRSKPN NAPZA Insyaf Medan selalu merangkul,
memanusiakan manusai sehingga membuat saya mempunyai komitmen untuk bangkit melakukan perubahan.
Setelah selasai melaksanakan program rehabilitasi social di BRSKPN NAPZA Insyaf Medan saya tidak
lagi berkeinginan pulang karena saya takut saya belum kuat dalam menghadapi pengaruh dari lingkungan. Hal
tersebut membuat saya memutuskan untuk mengikuti program re entery selama 1 tahun dengan mengambil
keterampilan desai grafis. Seiring waktu berjalan saya dipercaya untuk dijadikan konselor adiksi membantu
petugas dalam melaksanakan program rehabilitasi sosial. Saya sangat bersukur dengan tuhan, kepada petugas
dan kepada BRSKPN NAPZA Insyaf Medan yang telah bekerja memberikan pelayanan dengan hati. Sekarang
saya sudah berubah dan bekerja menjadi konselor Adiksi, selain mendapatkan penghasilan saya dapat
bermanfaat bagi orang lain. Sebagai mengisi waktu luang, saya bertenak burung love bard, parkit, dan ayam,
hal itu menjadi penghasilan tambahan saya disamping menjadi konselor adiksi di BRSKPN NAPZA Insyaf
Medan. Terima kasih.
Asslamualaikum warohmatullahi wabarokatu, usia saya
sekarang 30 tahun, saya dilahirkan di Aceh 01 Maret 1988 tinggal
di Kota Medan. Sedikit saya bercerita mengenai perjalanan hidup
saya yang dapat lepas dari belenggu NAPZA. Pertama sekali saya
menggunakan NAPZA pada tahun 2013, awalnya saya coba-coba
dan ajakan teman karena sedang tren pada masa itu, NAPZA jenis
Sabu-sabu pada saat itu saya gunakan sebagai doping karena saya
hobi bermain futsal, untuk mendapatkan stamina yang fit. Saya
gunakan sabu-sabu setiap akan bermain futsal 2 kali seminggu
wajib pakai sabu-sabu namun lama kelamaan saya semakin
kecanduan jadi kalau tidak pakai sabu-sabu badan saya tidak fit.
Awalnya pemakaian saya tidak perna beli namun saya di beri sama teman, setelah kecanduan saya
coba cari informasi dimana bisa mendapatkan Sabu-sabu, akhirnya saya menemukan Bandar yang menjual
sabu-sabu di sekitar tempat tinggal saya, berawal dari situ pemakaian sabu-sabu semankin rutin hampir setiap
hari. kondisi semakin parah karena saya mempunyai hubungan kedekatan dengan badar kebetulan
perempuan berusia 41 tahun dengan setatus janda dengan begitu saya sangat gampang mendapatkan barang
dan gratis bahkan saya sudah tinggal serumah dengan Bandar tersebut, saya tidak peduli dengan keluarga,
keluarga yang mencoba menjemput saya marah dan maki-maki.
Pada waktu itu saya bekerja di perusahan bagian gudang akibat dari pemakaian sabu-sabu pekerjaan
saya berantakan bersama teman kami mencuri digudang untuk membeli sabu-sabu sampai akhirnya saya
berhenti bekerja. Dalam kondisi pengangguran saya masi melanjutkan pemakai sabu-sabu sampai orangtua
saya khawatir dengan kondisi fisik saya yang lama kelamaan semangkin kurus dan tidak terawat bahkan mental
saya terganggu saya sempat berhalusinasi berhalusinasi jalan-jalan tanpa arah seperti orang gila.
Pada tahun 2014 saya dibohongi orangtua dengan alasan ayo kita berobat dulu karena kondisi mu
sudah parah, namun saya di bawak ke BRSKP Napza Insyaf Medan, saya diantara 2 orang tentara tapi saya
meronta dan sempat berantam tidak mau di bawak mereka ke BRSKP Napza Insyaf Medan. Sampai di Panti
rehabilitasi saya masuk kekamar mandi, saya sempat berpikir bunuh diri dan meminum wipol dan prostek
yang ada di kamar mandi Panti rehabilitasi. Beruntung saya diterima olah pihak panti saya mendapatkan
bimbingan social, fisik dan keterampilan sehingga disini menyadarkan saya bahwa hidup itu sangat berharga
untuk digunakan poyah poyah. Saya mngikuti program dengan baik sampai saya pulih dari ketergantungan
NAPZA, disamping itu saya mengikuti program vokasional desain grafis yang diberikan oleh BRSKP Napza Insyaf
Medan.
Saya sangat bersukur bisa mendapatklan pelayanan rehabilitasi social di BRSKP Napza Insyaf Medan
mungkin kalau saya terlambat bahkan tidak di rehabilitasi di sini ga tau apa jadinya saya. Alhamdulillah
sekarang saya sudah diterima manjadi konselor adiksi di BRSKP Napza Insyaf Medan, sedikit banyak nya saya
bias membantu tenam-teman yang memerlukan perhatian dan konsultasi bagaimana berjuang melawan
kecanduan NAPZA. Disamping itu saya memanfaatkan ilmu vokasional yang saya dapat untuk menambah
penghasilan sebagai fotografer dalam acara pernikahan. Demikian sekilas cerita hidup saya terima kasih.
Dodi Suhaji