laporan kinerja sekretariat daerah kabupaten ......birokrasi nomor 53 tahun 2014 tentang petunjuk...
TRANSCRIPT
LKJ 2019
ii
Kata Pengantar
Puji Syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
terlaksananya semua tugas-tugas Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Kabupaten Bantul, serta terselesaikannya penyusunan Laporan
Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul
Tahun 2019 sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan
selama tahun 2019.
Laporan Kinerja ini disusun berdasarkan pada Peraturan Presiden
Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah dan berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang
Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan
Reviu atas Laporan Kinerja, dengan semangat dan tekad yang kuat untuk
menginformasikan capaian kinerja secara transparan dan akuntabel atas
kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul
Tahun 2019.
Pemerintah Kabupaten Bantul telah menetapkan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bantul Tahun 2016
– 2021 sebagaimana ditetapkan dengan Peraturan Bupati Kabupaten
Bantul Nomor 19 Tahun 2018 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah
Kabupaten Bantul Nomor 11 Tahun 2016 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-2021.
Menindaklanjuti RPJMD tersebut, makan disusunlah Rencana Strategis
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul ditetapkan
dengan Peraturan Bupati Bantul Nomor 107 Tahun 2018 tentang
Perubahan Rencana Strategis Perangkat Daerah Kabupaten Bantul
Tahun 2016-2021
iii
Secara keseluruhan penyelenggaran tugas pokok dan fungsi di
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul telah banyak
membuahkan hasil, namun disadari masih terdapat beberapa indikator
kinerja yang belum tercapai. Dengan adanya laporan ini dapat digunakan
sebagai sarana evaluasi agar kinerja ke depan menjadi lebih lebih
produktif, efektif dan efisien, baik dari aspek perencanaan,
pengorganisasian, manajemen keuangan maupun koordinasi
pelaksanaannya.
Akhirnya kami sampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah memberikan dukungan, bimbingan serta partisipasi dalam
penyusunan Laporan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Bantul Tahun 2019.
Bantul, Februari 2020
Kepala Pelaksana,
Drs. DWI DARYANTO, M. Si NIP. 19630414 199103 1 006
iv
Ikht isar Eksekuti f
Penyusunan Laporan Kinerja menjadi salah satu upaya yang
dilakukan pemerintah untuk mendorong tata kelola pemerintahan yang
baik, dimana instansi pemerintah, melaporkan kinerjanya dalam
memberikan pelayanan publik. Proses penilaian yang terukur ini juga
menjadi bagian dari skema pembelajaran bagi organisasi pemerintah
untuk terus meningkatkan kapasitas kelembagaan sehingga kinerjanya
bisa terus ditingkatkan. Laporan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Kabupaten Bantul Tahun 2019 ini merupakan amanat Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014
tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Instruksi
Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan
Korupsi. Penyusunan Laporan Kinerja dilakukan dengan mendasarkan
pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Reviu atas Laporan Kinerja, di
mana pelaporan capaian kinerja organisasi secara transparan dan
akuntabel merupakan bentuk pertanggungjawaban atas kinerja Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul.
Pelaksanaan pembangunan Kabupaten Bantul Tahun 2019 telah
berpedoman kepada RPJMD yang ditetapkan dengan Peraturan Bupati
Kabupaten Bantul Nomor 19 Tahun 2018 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 11 Tahun 2016 Tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-2021.
Menindaklanjuti hal tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah
telah menetapkan Rencana Strategis Badan Penanggulangan Bencana
v
Daerah Kabupaten Bantul yang ditetapkan dengan Peraturan Bupati
Bantul Nomor 107 Tahun 2018 tentang Perubahan Rencana Strategis
Perangkat Daerah Kabupaten Bantul Tahun 2016-2021
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul dibentuk
berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 10 Tahun 2018
tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kabupaten Bantul (Lembaran Daerah Kabupaten Bantul
Tahun 2018 Nomor 10, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Bantul
Nomor 10. Sedangkan Rincian tugas, fungsi dan tata kerja Badan
Penanggulangan Bencana Daerah diatur dalam Peraturan Bupati Bantul
Nomor 90 Tahun 2018 tentang Tugas Fungsi, dan Tata Kerja Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul.
Tugas pokok Badan Penanggulangan Bencana Daerah adalah
melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang
penanggulangan bencana dan pengurangan resiko bencana. Badan
Penanggulangan Bencana Daerah memiliki fungsi yang cukup luas dan
strategis dalam menjalankan roda Pemerintahan, antara lain :
a. Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan
penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat, efektif dan
efisien
b. Pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana
secara terencana, terpadu dan menyeluruh
Laporan Kinerja ini disusun dengan melakukan analisa dan
mengumpulkan bukti untuk menjawab pertanyaan, sejauh mana
sasaran pembangunan yang ditunjukkan dengan keberhasilan
pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kabupaten Bantul yang telah mendapatkan bimbingan
dan arahan dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi.
vi
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja terhadap Target IKU,
disimpulkan bahwa seluruh indikator berkriteria Sangat Tinggi, dengan
rata-rata capaian sebesar 100%. Adapun IKU OPD tersebut meliputi :
1. Sekolah Siaga Bencana dengan capaian 4,12% dari target sebesar
4,2% maka capaian IKU Sekolah Siaga Bencana mencapai 98,09%
2. Relokasi Warga Korban Bencana dengan capaian 89,09% dari
target sebesar 63,64% maka capaian IKU Relokasi Warga Korban
Bencana mencapai lebih dari 100% yaitu 140%
3. Kecepatan reaksi tanggap darurat bencana yang memenuhi
respons time 15 menit dengan capaian 100% dari target sebesar
99%, IKU ini juga mencapai lebih dari 100%
Sebagai bagian dari perbaikan kinerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kabupaten Bantul yang menjadi tujuan dari
penyusunan Laporan Kinerja, hasil evaluasi capaian kinerja ini juga
penting dipergunakan untuk perbaikan perencanaan dan pelaksanaan
program/kegiatan di tahun yang akan datang. Dengan ini, upaya
perbaikan kinerja dan pelayanan publik untuk peningkatan
kesejahteraan rakyat akan bisa dicapai.
vii
Daftar Is i
Kata Pengantar ........................................................................................................ ii
Ikhtisar Eksekutif...................................................................................................... iv
Daftar Isi .................................................................................................................. vii
Daftar Tabel ............................................................................................................. viii
Daftar Gambar ......................................................................................................... ix
Bab I Pendahuluan ............................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Pembentukan OPD... .................................................................................. 3
C. Susunan Organisasi .................................................................................... 5
D. Keragaman SDM ......................................................................................... 7
E. Isu Strategis ................................................................................................ 8
Bab II Perencanaan Kinerja ................................................................................... 12
A. Rencana Strategis ....................................................................................... 12
1. Visi dan Misi .......................................................................................... 12
2. Tujuan dan Sasaran .............................................................................. 13
3. Kebijakan, Strategi dan Program .......................................................... 14
B. Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2019 ............................................................ 20
C. Program untuk Pencapaian Sasaran ........................................................... 23
Bab III Akuntabilitas Kinerja .................................................................................... 24
A. Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2019 ............................................. 25
B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja ........................................................ 26
C. Akuntabilitas Anggaran .............................................................................. 56
D. Efisiensi Sumber Daya ................................................................................ 59
Bab IV Penutup ...................................................................................................... 61
viii
Daftar Tabel
Tabel II.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran......................................... 14
Tabel II.2 Strategi dan Kebijakan ....................................................................... 16
Tabel II.3 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama .................................. 19
Tabel II.4 Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2019 ................................................... 22
Tabel II.5 Program Untuk Pencapaian Sasaran Tahun 2019 .............................. 24
Tabel III.1 Skala Nilai Peringkat Kinerja .............................................................. 25
Tabel III.2 Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2019 .................................... 25
Tabel III.3 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Pertama .......................... 26
Tabel III.4 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Kedua ............................... 30
Tabel III.5 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Ketiga .............................. 37
Tabel III.6 Capaian Standar Pelayanan Minimal Tahun 2019 .............................. 41
Tabel III.7 Sasaran Strategis yang Diampu Program ........................................... 50
Tabel III.8 Permasalahan dan solusi dalam fungsi penunjang ............................. 55
Tabel III.9 Alokasi Anggaran Belanja per Sasaran Strategis Tahun 2019 ............ 56
Tabel III.10 Pencapaian Kinerja dan Anggaran Tahun 2019 ................................. 58
Tabel III.11 Efisiensi Anggaran Indikator Kinerja Utama Tahun 2019 .................... 60
ix
Daftar Gambar
Gambar I.1 Bagan Organisasi ............................................................................. 5
Gambar I.2 PNS Menurut Pendidikan ................................................................. 6
Gambar I.3 Perimbangan Jenjang Pendidikan per Jenis Kelamin ....................... 7
1
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang
Sejarah Terbentuknya Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Kabupaten Bantul – Kegiatan respon penanggulangan
bencana baik yang bersifat lokal maupun lintas wilayah pernah
dilaksanakan oleh Kabupaten Bantul. SAR merupakan satuan tugas
yang dibentuk oleh BPBD Bantul yang pernah turut serta dalam
respon bencana gempa bumi tsunami aceh, tanah longsor di Jawa
tengah sampai dengan respon Erupsi Gunung Merapi. Gempa bumi
dengan kekuatan 5,9 SR pada tanggal 27 Mei 2006 memiliki nilai
historis tersendiri bagi pemerintah dan masyarakat Bantul, karena
bencana ini terjadi di Bantul dan mengakibatkan ribuan masyarakat
bantul menjadi korban dan kerugian harta benda mencapai ratusan
juta. Dengan bekal semangat dan budaya ke-gotong royong-an
masyarakat bantul, membuktikan bahwa Bantul dapat bangkit dengan
cepat, dan hanya membutuhkan waktu 2 (dua) tahun mayarakat
bantul telah pulih dan beraktivitas seperti sebelum terjadinya bencana
gempa.
Banyaknya korban jiwa dan kerugian yang ditimbulkan oleh
gempa 27 Mei disadari betul, bahwa waktu itu baik masyarakat
maupun pemerintah Bantul belum siap dan Tangguh dalam
Menghadapi bencana, budaya sadar bencana belum dimiliki dan
diwariskan. Empat tahun setelah gempa, sesuai amanat Undang-
undang no. 24 Tahun 2007, Pemerintah Kabupaten Bantul bersama
DPRD Kabupaten Bantul telah membuat Perda No. 05 Tahun
2010 Tentang Penanggulangan Bencana dan Perda No. 06 Tahun
2010 Tentang Pembentukan Organisasi Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul. Sehingga dalam tahap
ini, pemerintah Kabupaten Bantul telah memiliki lembaga yang
2
bertugas khusus dalam penanggulangan Bencana di masa-masa
mendatang.
Keberadaan lembaga Badan Penanggulangan Bencana
Daerah diamanatkan oleh UU No 24 tahun 2007, Permendagri No 46
Tahun 2008 sebagai penyelenggara urusan pemerintah di bidang
penanggulangan bencana mulai dari pra, saat dan pasca Bencana.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul
berdasarkan UU No 24 Tahun 2007 dan Perda Kabupaten Bantul No
05 tahun 2010 tentang Penanggulangan Bencana serta Perda
Kabupaten Bantul No 06 Tahun 2010 Tentang Pembentukan
Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten
Bantul.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul
mengalami perubahan kelembagaan menjadi Badan Tipe A
berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 10 Tahun
2018 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul. Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang kebencanaan/
melaksanakan fungsi penunjang sebagai koordinator, komando dan
pelaksana dalam bidang penanggulangan bencana baik pada masa
pra bencana, saat bencana maupun pasca bencana.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul
dipimpin oleh Kepala Pelaksana yang berkedudukan dibawah dan
bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Sebagaimana diatur dalam Peraturan Bupati Nomor 90 Tahun
2018 tentang Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kabupaten Bantul. Dalam melaksanakan tugas
tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul
menyelenggarakan fungsi:
3
a. perumusan kebijakan bidang pencegahan bencana, penanganan
tanggap darurat, rehabilitasi dan rekontruksi serta sub urusan
bidang kebakaran;
b. pelaksanaan kebijakan bidang pencegahan bencana, penanganan
tanggap darurat, rehabilitasi dan rekontruksi serta sub urusan
bidang kebakaran;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan bidang pencegahan bencana,
penanganan tanggap darurat, rehabilitasi dan rekontruksi serta sub
urusan bidang kebakaran;
d. pelaksanaan administrasi Badan sesuai dengan lingkup tugasnya;
dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh bupati sesuai bidang
tugas dan fungsinya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul
merupakan unsur pendukung penyelenggaraan pemerintahan daerah,
mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan daerah di bidang penanggulangan bencana dan
pengurangan resiko bencana. Permasalahan-permasalahan dan
hambatan yang dihadapi oleh BPBD Bantul saat ini tidak berdampak
serius terhadap capaian visi dan misinya.
B. Pembentukan OPD
Dasar Hukum pembentukan Badan penanggulangan Bencana
Kabupaten Bantul sebagai berikut :
1. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 14 Tahun 2015
Tentang Peran Serta Lembaga Usaha dalam Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana
2. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 01 Tahun 2013,
Tentang Kesiapsiagaan dan Peringatan Dini dalam
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana
4
3. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Nomor 08 Tahun 2011 Tentang Standarisasi Data Kebencanaan
4. Peraturan Bupati Bantul Nomor 06 Tahun 2010 Tentang
Pembentukan Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Bantul
5. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 05 Tahun 2010
Tentang Penanggulangan Bencana
6. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 10 Tahun 2018
tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul
Adapun Tugas dan Fungsi Badan Penanggulangan Bencana daerah
Kabupaten Bantul sebagai berikut :
Tugas Badan Penanggulangan bencana Kabupaten Bantul adalah :
1. Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha
Penanggulangan Bencana yang mencakup pencegahan bencana,
penanganan darurat, rehabilitasi, serta rekonstruksi secara adil dan
setara.
2. Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan
penanggulangan bencana berdasarkan peraturan perundang-
undangan.
3. Menyusun, menetapkan, dan menginformasikan peta rawan
bencana.
4. Menyusun, menetapkan, prosedur tetap penanggulangan bencana.
5. Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada
Bupati setiap bulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat
dalam kondisi darurat bencana.
6. Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang.
7. Mempertanggung jawabkan penggunaan anggaran yang diterima
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
5
8. Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-
undangan
Fungsi Badan Penanggulangan bencana Kabupaten Bantul adalah :
1. Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana
dan penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat,
efektif dan efisien.
2. Pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana
secara terencana, terpadu dan menyeluruh
C. Susunan Organisasi
Struktur organisasi OPD digambarkan sebagai berikut :
1. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 10 Tahun
2018 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul terdiri dari :
a. Kepala Badan
Sekretaris Daerah Kabupaten Bantul secara ex officio adalah
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten
Bantul. Sedangkan secara operasional dipimpin oleh seorang
Kepala Pelaksana.
b. Unsur Pengarah
Unsur Pengarah beranggotakan sembilan orang dengan
komposisi 5 (lima) orang adalah pejabat pemerintah daerah dan
4 (empat) orang adalah dari kalangan profesional.
c. Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana
Unsur pelaksana bertanggungjawab langsung kepada Kepala
Badan, membantu dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi
pelaksanaan penanggulangan bencana.
Bagan Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Bantul adalah sebagai berikut:
6
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya organisasi Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul didukung dengan
sumberdaya sebagai berikut: Sebagian besar anggota Satgas adalah non-
ASN atau Tenaga Kontrak yang bertugas 24 jam 7 hari secara bergilir
(shift). Jumlah keseluruhan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang ada di
BPBD Kabupaten Bantul per 30 September 2018 adalah 31 orang,
dengan kualifikasi pendidikan terakhir dan kepangkatan
KEPALA BADAN
UNSUR PENGARAH UNSUR PELAKSANA
SEKRETARIAT
Sub Bag Program
dan Pelaporan
Sub Bag Umum dan
Kepegawaian
Sub Bag Keuangan
BIDANG PENCEGAHAN
DAN KESIAPSIAGAAN
Seksi Pencegahan
Seksi Kesiapsiagaan
BIDANG KEDARURATAN
DAN LOGISTIK
Seksi Tanggap
Darurat, Evakuasi
dan Kebakaran
Seksi Logistik dan
Perbekalan
BIDANG REHABILITASI
DAN REKONSTRUKSI
Seksi Rehabilitasi
Seksi Rekonstruksi
7
D. Keragaman SDM
Kualitas dan kuantitas SDM merupakan salah satu kunci keberhasilan
suatu organisasi. Sumber daya manusia pada Badan
Penanggulangan Bancana Daerah Kabupaten Bantul berjumlah 257
orang terdiri dari 31 orang ASN dan 226 orang non ASN.
a) ASN BPBD.
ASN BPBD dapat dikelompokkan berdasar jenjang
pendidikan, golongan dan jenis kelamin.
Tabel I.1 ASN BPBD Berdasarkan Jenjang Pendidikan
No. Jenis Pendidikan Jumlah (orang)
1. SD 4
2. SMP 4
3. SMU 8
4. D3 3
5. S1 6
6. S2 6
JUMLAH 31 Sumber : BPBD, 2019
Tabel I.2.
ASN Berdasarkan Golongan
No. Golongan Jumlah (orang)
1. Golongan I 3
2. Golongan II 6
3. Golongan III 16
4. Golongan IV 6
JUMLAH 31 Sumber : BPBD, 2019
Tabel I.3 ASN BPBD Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin Jumlah (orang)
1. Perempuan 3
2. Laki-laki 28
JUMLAH 31 Sumber : BPBD, 2019
8
b) Non-ASN BPBD sebagai personel Satuan Tugas
Tabel I.4
Non ASN (Satgas BPBD) Berdasarkan Jenjang Pendidikan
No. Jenis Pendidikan Jumlah (orang)
1. SMP 3
2. SMU 187
3. D3 5
4. S1 31
5. S2 0
JUMLAH 226 Sumber : BPBD, 2019
Tabel I.5
Non ASN BPBD Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin Jumlah (orang)
1. Perempuan 34
2. Laki-laki 192
JUMLAH 226 Sumber : BPBD, 2019
E. Isu Strategis
Masyarakat Bantul, secara umum berpenghidupan dari sektor
agraris, industri kecil, perdagangan dan jasa, sebagian penduduk
bekerja di aras formal profesional (PNS, guru, pegawai swasta
menengah dan besar) dan sebagaian lain hidup dari industri wisata
dan pendidikan. Perjalanan historik dan dinamik dari waktu ke waktu
terjadi pula pergeseran struktural, dimana tingkat pendidikan
masyarakat makin meningkat seiring modernisasi dan perubahan
sosial yang makin memperkenalkan model mobilitas vertikal maupun
horisontal. Ditinjau dari struktur masyarakatnya, Kabupaten Bantul
tergolong heterogen, dari latar belakang etnik, agama dan kelompok
kepentingan. Dalam konteks realitas sosial, kelompok sosial elit
agama memiliki posisi yang strategis baik secara budaya maupun
sosial politik.
Nilai sosial budaya yang masih banyak berkembang dalam
masyarakat Bantul antara lain nilai; “guyup rukun”. modal social
9
capital ini sangat kuat berada dalam jiwa sosial masyarakat Bantul.
Nilai – nilai diatas menjadi dasar bagi kolektivitas dan solidaritas
komunitas, merawat dan bukan merusak, budaya gotong royong
saling membantu, dan etika penghargaan pada institusi agama dan
sosial yang berakar dalam rentang historis, menghargai latar belakang
yang berbeda, berorientasi kohesi sosial.
Dalam konteks penanggulangan bencana di kabupaten
Bantul. Nilai ini menjadi aktual disaat penanganan bencana
gempabumi, banjir dan longsor maupun ancaman lain yang terjadi di
kabupaten Bantul. Namun demikian modal sosial ini belum
terkonsolidasi dengan baik menjadi keputusan bersama untuk
kegiatan yang bersifat pengurangan risiko bencana yang menyeluruh
baik pada fase pra, saat maupun pasca bencana.
Dalam realitasnya, ada beberapa temuan yang perlu
disempurnakan terkait dengan keterpaduan penanganan bencana
baik pada sisi masyarakat maupun pada sisi pemerintah. Antara lain;
1. Rendahnya pengetahuan masyarakat terkait dengan
penanggulangan bencana. Hal ini disebabkan karena tidak ada
penyebaran pengetahuan pada level masyarakat oleh pemerintah
maupun non pemerintah pada masyarakat terkait penanggulangan
bencana. Oleh karena itu, pendidikan dan pelatihan pengurangan
risiko bencana harus senantiasa dikembangkan dilevel masyarakat
sehingga mampu membentuk komunitas yang tangguh dan
tanggap pada ancaman yang ada disekitar masyarakat.
Peningkatan kapasitas individu dan masyarakat perlu dilakukan
terutama dalam hal pengetahuan dan pengembangan
kelembagaan penanggulangan bencana ditingkat masyarakat.
2. Peran tokoh masyarakat yang belum optimal dalam
penanggulangan bencana. Dalam perspektif sosiologis. Masayarkat
Bantul memiliki kepatuhan yang tinggi pada tokoh masyarakat
10
dalam beberapa aspek kehidupan. Namun demikian peran ini
belum maksimal diperankan dalam hal penanggulangan bencana.
Oleh karena itu, pemerintah dalam hal ini (BPBD) mampu
mengembangkan keterlibatan tokoh masyarakat dalam setiap
kegiatan pengurangan risiko bencana.
3. Pengembangan pendidikan kebencanaan pada usia sekolah dasar
dan lanjutan. Selama ini hanya ada beberapa sekolah yang
mendapatkan pemahaman tentang pengurangan risiko bencana
berbasis sekolah. Perlu dikembangkan lebih jauh pendidikan
kebencanaan disekolah sehingga mampu memberikan bekal
pemahaman yang baik pada anak didik mengenai pengurangan
risiko bencana
4. Peran serta perempuan dalam kegaiatan penanggulangan
bencana. Peran serta perempuan dalam urusan penanggulangan
bencana masih sangat kecil, padahal setiap kali ancaman
menerpa, seringkali yang menjadi korban berasal dari kaum
perempuan. Oleh karena itu, pelibatan perempuan dalam setiap
perencanaan penanggulangan bencana yang sesuai yang niscaya.
5. Pelibatan pesantren dan perguruan tinggi di kabupaten Bantul.
Dalam perjalanan penanganan bencana di kabupaten Bantul belum
melibatkan pesantren dan perguruan tinggi secara maksimal.
6. Meskipun telah banyak produk hukum daerah yang ditetapkan
untuk mendukung pelaksanaan penyelenggaraan otonomi daerah,
namun penyediaan produk hukum daerah yang menaungi
kewenangan kelembagaan pengelolaan penanganan bencana
daerah (BPBD) secara fungsional dan optimal di Kabupaten Bantul
belum terwujud.
7. Belum memadainya kelembagaaan BPBD Kab Bantul berbanding
dengan ancaman bencana yang ada di Kab Bantul;
8. Belum optimalnya fungsi koordinasi dan sinkronisasi antara
pemerintah pemerintah daerah dengan stakeholder lainnya;
11
9. Belum tersedianya sarana dan Prasarana yang memadai untuk
upaya komprehensif dalam penanggulangan bencana, baik upaya
rehabilitasi maupun rekonstruksi wilayah.
10. Belum optimalnya pemanfaatan jaringan informasi dan komunikasi
yang efektif dalam penyebaran informasi kebencanaan kepada
masyarakat;
11. Belum terintegrasinya pengurangan resiko bencana dalam
perencanaan pembangunan secara efektif dan berkesinambungan.
12. Masih terbatasnya alokasi dan pendanaan terhadap kegiatan
rehabilitasi dan rekonstruksi yang bersumber dari dana daerah
12
“TERWUJUDNYA MASYARAKAT KABUPATEN BANTUL YANG SEHAT, CERDAS,
DAN SEJAHTERA, BERDASARKAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN, KEMANUSIAAN, DAN
KEBANGSAAN DALAM WADAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA (NKRI)”
BAB I I Perencanaan Kinerja
A. Rencana Strategis
1. Visi dan Misi
Visi adalah suatu gambaran menantang tentang keadaan
masa depan yang berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan
instansi pemerintah. Visi Bupati dan Wakil Bupati terpilih yang
dituangkan dalam RPJMD Kabupaten Bantul Tahun 2016-2021
adalah:
Secara filosofis visi tersebut adalah cita-cita untuk
mewujudkan masyarakat Kabupaten Bantul yang:
1. Sehat yaitu masyarakat Kabupaten Bantul yang memiliki
kesehatan jasmani, rohani dan sosial.
2. Cerdas yaitu masyarakat Kabupaten Bantul yang memiliki
kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual.
3. Sejahtera yaitu masyarakat Kabupaten Bantul yang
produktif, mandiri, memiliki tingkat penghidupan yang layak
dan mampu berperan dalam kehidupan sosial.
4. Kemanusiaan yaitu masyarakat Kabupaten Bantul yang
peduli, saling menghargai dan mengembangkan semangat
gotong-royong.
5. Kebangsaan yaitu masyarakat Kabupaten Bantul yang
memiliki rasa patriotisme cinta tanah air dan tumpah darah
untuk bersama-sama mewujudkan pembangunan.
6. Keagamaan yaitu masyarakat Kabupaten Bantul yang
beriman, menjalankan ibadah dan mengembangkan
toleransi beragama.
13
Dengan memperhatikan seluruh aspek pembangunan yang
dibutuhkan oleh Kabupaten Bantul dan dengan memperhatikan
langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mencapai visi
pembangunan Kabupaten Bantul Tahun 2016-2021, maka
dirumuskan misi sebagai berikut:
1. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yg baik, efektif, efisien
dan bebas dari KKN melalui percepatan reformasi birokrasi.
2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang sehat,
cerdas, terampil dan berkepribadian luhur.
3. Mewujudkan kesejahteraan masyarakat difokuskan pada
percepatan pengembangan perekonomian rakyat dan
pengentasan kemiskinan.
4. Meningkatkan kapasitas dan kualitas sarana-prasarana
umum, pemanfaatan Sumber Daya Alam dengan
memperhatikan kelestarian lingkungan hidup dan pengelolaan
risiko bencana.
5. Meningkatkan tata kehidupan masyarakat Bantul yang
agamis, nasionalis, aman, progresif dan harmonis serta
berbudaya istimewa.
.
2. Tujuan dan Sasaran
Tujuan adalah pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang
perlu dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi dengan
menjawab isu strategis daerah dan permasalahan pembangunan
daerah. Rumusan tujuan dan sasaran merupakan dasar dalam
menyusun pilihan-pilihan strategi pembangunan dan sarana untuk
mengevaluasi pilihan tersebut.
Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang
diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional,
untuk dapat dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke
depan.
14
Keterkaitan antara visi, misi, tujuan dan sasaran Badan
Penanggulangan Bencana daerah Kabupaten Bantul seperti terlihat pada
Tabel II.1.
Tabel II.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
Visi : Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Bantul Yang Sehat, Cerdas, Dan Sejahtera, Berdasarkan Nilai-Nilai Keagamaan, Kemanusiaan, Dan
Kebangsaan Dalam Wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR
SASARAN/IKU
Meningkatkan kapasitas dan kualitas sarana prasarana umum, pemanfaatan Sumber Daya Alam dengan memperhatikan kelestarian lingkungan hidup dan pengelolaan risiko bencana
Memadukan upaya penanggulangan bencana dalam rencana pembangunan daerah Kabupaten Bantul
Mengurangi Risiko Bencana
Persentase Sekolah Siaga Bencana
Persentase kecepatan reaksi tanggap darurat bencana yang memenuhi respons time 15 menit
Persentase relokasi warga yang terdampak
3. Kebijakan, Strategi dan Program
Strategi dan arah kebijakan dalam mencapai tujuan dan
sasaran dalam rangka pencapaian visi dan misi yang diuraikan dalam
tujuan dan sasaran, penyusunan strategi dan arah kebijakan
pembangunan daerah menjadi bagian penting yang tidak terpisahkan.
Strategi yang diterapkan di Badan Penanggulangan Bencana Daerah
adalah :
- Pengembangan edukasi kebencanaan
- Meningkatkan peran serta masyarakat sebagai aktor utama
penanggulangan bencana dan dunia usaha dalam upaya
penanggulangan bencana, memberi pelayanan yang optimal mulai
dari fase pra-bencana, tanggap darurat dan pasca bencana
- Diterapkannya Peraturan Daerah, Peraturan Bupati, Keputusan
Kepala BPBD yang berhubungan dengan program penanggulangan
15
bencana, serta penyebarluasannya informasi kepada masyarakat
terkait regulasi, sehingga masyarakat dapat mengerti dan paham
Sementara, kebijakan adalah arah atau tindakan yang diambil
oleh pemerintah daerah untuk mencapai tujuan. Adapun tindakan
yang diambil Badan Penanggulangan Bencana Daerah adalah :
- Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM pada penyelenggaraan
penanggulangan bencana, serta meningkatkan kualitas pelayanan
masyarakat melalui program Reaksi Cepat
pemantauan/pengawasan terhadap kejadian bencana dan upaya
penanggulangan
- Mengoptimalkan bimbingan, pendidikan dan pelatihan, pembinaan
teknis kegiatan simulasi penanggulangan bencana, secara
profesional terhadap berbagai program/kegiatan penanggulangan
bencana
- Meningkatkan pemahaman kemampuan masyarakat dan dunia
usaha dalam pengurangan resiko bencana
- Meningkatkan sarana prasarana mitigasi bencana
Dalam kerangka tersebut, Badan Penanggulangan Bencana
Daerah merumuskan strategi dan arah kebijakan perencanaan
pembangunan daerah secara komprehensif untuk mencapai tujuan
dan sasaran Renstra dengan efektif (berdaya guna) dan efisien
(berhasil guna), sebagai berikut :
.
16
Tabel II.2
Strategi dan Kebijakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Memadukan upaya penanggulangan bencana dalam rencana pembangunan daerah Kabupaten Bantul
Mengurangi Risiko
Bencana
Pengembangan edukasi kebencanaan
Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM pada penyelenggaraan penanggulangan bencana, serta Meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat melalui program Reaksi Cepat pemantauan/pengawasan terhadap kejadian bencana dan upaya penanggulangan
Melindungi masyarakat dari ancaman bencana dan dampak bencana melalui usaha pemberian informasi dan pengetahuan, pendidikan, pelatihan, peningkatan ketrampilan dan lain-lain
Meningkatkan peran serta masyarakat sebagai aktor utama penanggulangan bencana dan dunia usaha dalam upaya penanggulangan bencana, memberi pelayanan yang optimal mulai dari fase pra-bencana, tanggap darurat dan pasca bencana
Mengoptimalkan bimbingan, pendidikan dan pelatihan, pembinaan teknis kegiatan simulasi penanggulangan bencana, secara profesional terhadap berbagai program/kegiatan penanggulangan bencana
Memulihkan dan meningkatkan secara baik kehidupan sosial ekonomi, budaya dan lingkungan, serta perbaikan
Diterapkannya Peraturan Daerah, Peraturan Bupati, Keputusan Kepala BPBD yang berhubungan dengan program penanggulangan bencana,
Meningkatkan pemahaman kemampuan masyarakat dan dunia usaha dalam pengurangan resiko bencana Meningkatkan sarana
17
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
infrastruktur, fasilitas umum dan sosial yang rusak akibat bencana
serta penyebarluasannya informasi kepada masyarakat terkait regulasi, sehingga masyarakat dapat mengerti dan paham
prasarana mitigasi bencana
18
Dengan mengacu pada sejumlah kebijakan tersebut di atas maka
dijabarkan dalam berbagai program dan kegiatan. Program operasional
yang dimaksud merupakan proses penentuan atau penjabaran suatu
kebijakan dalam rangka pelaksanaan suatu rencana. Program Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Tahun 2019 adalah sebagai berikut :
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
5. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
6. Program Peningkatan Kesiapsiagaan, Pencegahan, dan
Penanggulangan Kebakaran
7. Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah Bencana
8. Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana
Alam
Dari visi, misi, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan di atas
kemudian dirumuskan IKU yang merupakan ukuran keberhasilan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah dalam mencapai tujuan dan
merupakan ikhtisar Hasil (outcome) berbagai program dan kegiatan
sebagai penjabaran tugas dan fungsi organisasi.
Tujuan penetapan IKU adalah memperoleh ukuran keberhasilan
dari pencapaian suatu tujuan dan sasaran strategis organisasi yang
digunakan untuk perbaikan kinerja dan peningkatan akuntabilitas kinerja.
Sasaran strategis dan IKU disajikan sebagai berikut :
19
Tabel II.3 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja
1 Mengurangi Risiko Bencana
Persentase Sekolah Siaga Bencana
Persentase kecepatan reaksi tanggap darurat bencana yang memenuhi respons time 15 menit
Persentase relokasi warga yang terdampak
B. Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2019
Dokumen perjanjian kinerja adalah lembar/dokumen yang berisikan
penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan
instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan.
Indikator Kinerja Utama (IKU dalam dokumen Perjanjian Kinerja Tahun
2019 yang disusun sesuai dengan Rencana Strategis Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul Tahun 2016 – 2021.
Sejak tahun 2015 Bdan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Bantul melakukan cascade down Perjanjian Kinerja kepada
eselon III dan IV. Adapun target dan realisasi indikator kinerja program
(cascading eselon III) serta target dan realisasi indikator kinerja kegiatan
(cascading eselon IV) dapat dilihat pada esakip.bantulkab.go.id,
Dan di Tahun 2019 Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Bantul melakukan Perjanjian Kinerja dari eselon II, III dan IV.
Dokumen ini memuat sasaran strategis, indikator kinerja utama
beserta target kinerja dan anggaran. Penyusunan PK 2019 dilakukan
dengan mengacu kepada RPJMD, Renstra, renja 2019, IKU dan APBD.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul Pemerintah
Kabupaten Bantul telah menetapkan PK Tahun 2019 sebagai berikut :
20
21
22
23
C. Program untuk Pencapaian Sasaran
Berdasarkan visi, misi, tujuan, sasaran strategis dan arah
kebijakan yang telah ditetapkan dalam Renstra, maka upaya
pencapaiannya kemudian dijabarkan secara lebih sistematis melalui
perumusan program-program prioritas Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kabupaten Bantul. Adapun program-program yang
mendukung masing-masing sasaran tahun 2019 sebagai berikut :
Tabel II.4
Program Untuk Pencapaian Sasaran Tahun 2019
No Sasaran Strategis Didukung program
1. Mengurangi Risiko
Bencana
Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana Alam
Program Peningkatan Kesiapsiagaan, Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran
Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah Bencana
24
BAB I I I Akuntabi l i tas Kinerja
Manajemen pembangunan berbasis kinerja mengandaikan bahwa
fokus dari pembangunan bukan hanya sekedar melaksanakan
program/kegiatan yang sudah direncanakan. Esensi dari manajemen
pembangunan berbasis kinerja adalah orientasi untuk mendorong
perubahan, di mana program/kegiatan dan sumber daya anggaran
adalah alat yang dipakai untuk mencapai rumusan perubahan, baik
pada level keluaran, hasil maupun dampak.
Pendekatan ini juga sejalan dengan prinsip good governance di
mana salah satu pilarnya, yaitu akuntabilitas, akan menunjukkan sejauh
mana sebuah instansi pemerintahan telah memenuhi tugas dan
mandatnya dalam penyediaan layanan publik yang langsung bisa
dirasakan hasilnya oleh masyarakat. Karena itulah, pengendalian dan
pertanggungjawaban program/kegiatan menjadi bagian penting dalam
memastikan akuntabilitas kinerja pemerintah daerah kepada publik telah
dicapai. Pijakan yang dipergunakan adalah sistem akuntabilitas kinerja
ini adalah berpedoman kepada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014
tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja dan Reviu atas Laporan Kinerja. Dalam regulasi ini,
antara lain juga mengatur tentang kriteria yang dipergunakan dalam
penilaian kinerja organisasi pemerintah. Tabel berikut menggambarkan
skala nilai peringkat kinerja dikutip dari Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 86 Tahun 2017, yang juga digunakan dalam
penyusunan Laporan Kinerja ini.
25
Tabel III.1
Skala Nilai Peringkat Kinerja
No Interval Nilai Realisasi
Kinerja Kriteria Penilaian Realisasi Kinerja
Kode
1 ≥ 90,1 Sangat Tinggi
2 75,1 ≤ 90 Tinggi
3 65,1 ≤ 75 Sedang
4 50,1 ≤ 65 Rendah
5 ≤ 50 Sangat Rendah Sumber : Permendagri 86 Tahun 2017
A. Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2019
Secara umum Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Bantul telah melaksanakan tugas dalam rangka mencapai
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis
(Renstra) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul
Tahun 2016-2021. Pengukuran target kinerja dari sasaran strategis yang
telah ditetapkan akan dilakukan dengan membandingkan antara target
kinerja dengan realisasi kinerja.
Capaian Indikator Kinerja Utama Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Kabupaten Bantul Tahun 2019 sebagai berikut :
Tabel III.2
Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2019
No Indikator Kinerja Utama
2019
Target Realisasi %
Realisasi
1 Persentase Sekolah Siaga
Bencana 4,2 4,12 98,09
2
Persentase kecepatan reaksi tanggap darurat
bencana yang memenuhi respons time 15 menit
99 100 101
3 Persentase Relokasi Warga 63,64 89,09 140
Sumber : Esakip
26
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja terhadap 3 (tiga) indikator kinerja
utama Badan Penanggulangan Bencana Daerah Tahun 2019, disimpulkan
bahwa seluruh indikator sasaran berkriteria Sangat Tinggi, dengan rata-
rata capaian sebesar 100%.
B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja
Rencana Penanggulangan Bencana adalah merupakan bentuk dari
perencanaan partisipatif dalam penanggulangan bencana yang berfokus
pada proses penyusunan rencana penanggulangan bencana di tingkat
Desa, Sekolah, Masyarakat, Lembaga usaha, dan Satgas BPBD
Kabupaten Bantul. Dari semua unsur tersebut melibatkan partisipasi aktif
masyarakat, perangkat desa, para relawan, Warga sekolah, lembaga
usaha dan para anggota Satgas serta aparat BPBD Kabupaten Bantul.
Tabel III.3
Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Pertama
No Indikator Kinerja
Utama Capaian
2018
2019 Target Akhir
Renstra (2021)
Capaian s/d 2019 terhadap 2021 (%)
Target Reali sasi
% Realisasi
1. Persentase Sekolah
Siaga Bencana 3,87 4,2 4,12 98,09 5,2 79
Sumber : Esakip
Capaian kinerja yang sudah dicapai menunjukkan hasil yang baik.
Untuk Indikator Kinerja Utama Prosentase Sekolah Siaga Bencana
dengan target yang ditetapkan tahun 2019 adalah 4,2%, realisasi sebesar
4,12%, tercapai 98,09% atau bernilai kinerja Sangat Tinggi.
Dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya sebesar 3,87% yang
juga sebesar 100%, maka capaian tahun 2019 sama dengan tahun lalu
sebesar 100%. Target capaian tahun 2021 (akhir Renstra) sebesar 5,2%
Capaian tahun 2019 ini telah menyumbangkan 79% dari target akhir
Renstra tahun 2021. Formula dari Indikator sekolah Siaga Bencana
27
adalah jumlah sekolah yang dibentuk dibagi seluruh jumlah sekolah SD/MI
dan SMP/MTS di Kabupaten Bantul. Sampai tahun 2019 jumlah realisasi
sekolah siaga bencana adalah 21 : 510
IKU ini didukung oleh kegiatan Pembentukan Sekolah Siaga
Bencana dengan anggaran sebesar Rp174.800.000,- terealisasi sebesar
Rp157.025.000,- atau sebesar 89,93% adanya efisiensi. Output yang
dicapai adalah terbentuknya 2 sekolah siaga bencana yaitu SD Negeri
Bungkus dan SD Negeri 1 Parangtritis.
Sampai dengan tahun 2019 ada sebanyak 21 (dua puluh satu)
sekolah yang terbentuk, sebagian dari APBD 2 terdiri dari : SD Negeri
Bungkus dan SD Negeri 1 Parangtritis, APBD 1 terdiri dari : SMA 1
Imogiri, SMK Muhammadiyah 1 Bantul, SMA 1 Sanden, SMK
Muahammadiyah Imogiri, MAN 1 Bantul dan yang menggunakan
anggaran mandiri terdiri dari : SD Muhammadiyah Insan Kreatif, SD
Muhammadiyah Bantul Kota. Adapun sekolah siaga bencana sampai
tahun 2019 adalah : SMP 2 Imogiri, SD 2 Parangtritis, SMA 1 Kretek, SD
Ar Raihan, SMA 2 Bantul, SD 1 Trirenggo, SMP 1 Pandak Bantul, SMK 1
Sanen, SMP 1 Pandak, SDN 1 Trirenggo, SMP 2 Dlingo, SMP 2 Kretek,
SD Unggulan Aisyiyah, SMA 1 Srandakan, SD Negeri Bungkus, SD
Negeri 1 Parangtritis, SD Muhammadiyah Insan Kreatif, SD
Muhammadiyah Bantul Kota, SMA 1 Imogiri, SMK Muhammadiyah 1
Bantul, SMA 1 Sanden, SMK Muahammadiyah Imogiri, MAN 1 Bantul.
28
Sumber : BPBD, Foto Sekolah Siaga Bencana
29
Tabel III. 4
Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Kedua
No Indikator Kinerja Utama Capaian
2018
2019 Target Akhir
Renstra (2021)
Capaian s/d 2019 terhadap 2021 (%)
Target Realisasi %
Realisasi
1.
Persentase kecepatan reaksi tanggap darurat
bencana yang memenuhi respons time
15 menit
100 99 100
101
100 100
Indikator Kinerja Utama yang ketiga adalah Persentase kecepatan
reaksi tanggap darurat bencana yang memenuhi respons time 15 menit
dengan target yang ditetapkan tahun 2019 adalah 99%, realisasi sebesar
100%, tercapai 100% atau bernilai kinerja Sangat Tinggi. Dibandingkan
dengan realisasi tahun sebelumnya sebesar 98% atau tercapai sebesar
100%, maka capaian tahun 2019 sama sebesar 100% angka 100% ini
didapat dari formula SPM Sub bidang Kebakaran ada 2 indikator yaitu :
1. Jumlah layanan pemadaman, penyelamatan dan evakuasi korban dan
terdampak kebakaran di Kabupaten Bantul pada Tahun 2019 dalam
tingkat waktu tanggap (response time) oleh Satgas PBK BPBD Kab.
Bantul
Jumlah kasus kebakaran di Kabupaten Bantul pada Tahun 2019
X 100 %
203
227 X 100 %
= 89,43 %
2. Jumlah layanan pemadaman di Kabupaten Bantul pada Tahun 2019
dalam tingkat waktu tanggap (response time) oleh relawan kebakaran
yang dibentuk dan atau dibawah pembinaan BPBD Kab. Bantul
Jumlah kasus kebakaran di Kabupaten Bantul pada Tahun 2019
X 100 %
24
227 X 100 %
= 10,57 %
Jadi 89,43 + 10,57 = 100%
30
Target capaian tahun 2021 (akhir Renstra) sebesar 100% Capaian
tahun 2019 ini telah menyumbangkan 100% dari target akhir Renstra
tahun 2021.
Indikator kecepatan reaksi tanggap darurat bencana yang
merupakan formula respons time jajaran pemadam kebakaran, Salah satu
upaya tindak lanjut dari reformasi birokrasi adalah melaksanakan
perbaikan layanan publik. Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Bantul dalam melakukan perbaikan layanan, diawali dengan
melakukan evaluasi terhadap tingkat kepuasan masyarakat dalam
memperoleh layanan. Evaluasi yang berwujud pengukuran kepuasan
pelanggan merupakan unsur penting dalam menyediakan pelayanan yang
lebih baik, lebih efisien dan lebih efektif.
31
Sumber : BPBD 2019, Kebakaran Gudang Kayu di
Iroyudan, Pajangan, Bantul
32
Sumber : BPBD 2019, Kebakaran Aula Semi Permanen di
Glagah Lor RT 02, Tamanan, Banguntapan, Bantul
33
Sumber : BPBD 2019, Kebakaran Aula Semi Permanen di Bangunharjo, Sewon
34
Dalam konteks ini, prinsip pelayanan yang mencakup: mudah,
transparan dan tepat waktu bukan sekedar slogan, melainkan benar-benar
menjadi kenyataan. Dinamika selera dan preferensi pelanggan, dalam hal
ini masyarakat, selalu berkembang, sehingga perlu upaya-upaya untuk
melakukan penyesuaian berdasarkan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Dalam rangka penyesuaian itu harus ada indentifikasi kritis
dalam bentuk feed back dan langsung, karena pelayanan publik harus
ditingkatkan, baik kualitas maupun kuantitasnya. Kualitas dimaksud
adalah ketercapaian indikator-indikator mutu, sedangkan kuantitas yang
dimaksud adalah daya jangkau layanan. Kesemuanya ini membutuhkan
keterlibatan semua pihak dalam melakukan perbaikan layanan publik.
Tingkat Waktu Tanggap (Response Time Rate) sebesar 100 %, hal
ini juga masih sama dari tahun sebelumnya yang hanya 100%. Artinya
bahwa kecepatan pergerakan personil dan mobilisasi peralatan menuju
titik terjadinya bencana sebesar angka tersebut diatas; kendala yang
dihadapi antara lain adalah kepadatan arus lalu lintas, dan distansi yang
harus ditempuh menuju titik kejadian.
Terkait pelayanan aparat BPBD terhadap warga masyarakat yang
terpapar bencana kebakaran, instrumen yang menjadi acuan dalam
formula ini adalah bahwa sesuai dengan Standar Pelayanan Minimum
yang ditetapkan Kemendagri, Time Response bagi Satuan Tugas
Pemadam Kebakaran adalah tidak lebih 15 menit dimulai dari titik
keberangkatan (markas) hingga ke titik kejadian bencana. Sehingga untuk
tahun 2019 nilai capaiannya adalah 100%. Hal ini didorong oleh semakin
bertambahnya sarana dan prasarana peralatan, bertambahnya mobil
pemadam kebakaran, bertambahnya pos pemadam kebakaran yg
mendekati WMK (Wilayah Manajemen Kebakaran), kapasitas aparat,
motivasi kerja dan etos kerja.
Jumlah mobil pemadam kebakaran diatas 3000-5000 liter pada
Wilayah Manajemen Kebakaran adalah 100%, dengan adanya hibah 6
35
(enam) unit damkar dari KPK, total mobil pemadam yang dimiliki ada 8
unit sudah terekondisi dan siap pakai.
Indikator Kinerja Utama ini didukung oleh :
1. Kegiatan Pencegahan, Pelaksanaan dan Pengendalian Bahaya
Kebakaran dengan anggaran sebesar Rp615.000.000,00 terealisasi
sebesar Rp609.428.500,00,- atau sebesar 99,09%.
2. Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Bahaya Kebakaran dengan
anggaran Rp93.590.000,00 terealisasi Rp77.152.000,00 atau sebesar
82,44%.
Tabel III.5
Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Ketiga
No Indikator
Kinerja Utama Capaian
2018
2019 Target Akhir
Renstra (2021)
Capaian s/d 2019 terhadap 2021 (%)
Target Realisasi %
Realisasi
1.
Persentase Relokasi Warga
36,36 63,64 89,09 140 100 89
Indikator Kinerja Utama Persentase relokasi warga dengan target
yang ditetapkan tahun 2019 adalah 63,64%, realisasi sebesar 89,09%,
tercapai 140% atau bernilai kinerja Sangat Tinggi. Dibandingkan dengan
realisasi tahun sebelumnya sebesar 98%, maka capaian tahun 2019 lebih
tinggi yaitu sebesar 140% hal ini dikarenakan ada dana hibah dari dana
siap pakai utk relokasi warga yang terdampak bencana sebanyak 29 KK
dari 24 KK tersebut 5 KK dari anggaran rutin APBD dan 24 KK dari dana
Siap Pakai BNPB. Sehingga sampai tahun 2019 sudah tercapai 49 KK,
dan diakhir periode Renstra target yaitu 55 KK.
Target capaian tahun 2021 (akhir Renstra) sebesar 80% Capaian
tahun 2019 ini telah menyumbangkan 80% dari target akhir Renstra tahun
2021. Formula dari indikator ini adalah: Penyebut adalah 55 KK yang
ditargetkan rampung pada akhir tahun 2021, sedangkan Pembilangnya
36
adalah 5 KK yang ditargetkan setiap tahun, untuk tahun 2019 terealisasi 5
KK.
Indikator Utama Kinerja ini didukung oleh kegiatan Relokasi korban
bencana alam dengan anggaran sebesar Rp254.561.500,- terealisasi
sebesar Rp223.937.920,- atau sebesar 88%. Output yang dicapai adalah
terlaksananya bantuan relokasi rumah bagi 5 KK korban bencana tanah
longsor dan kegiatan Penyiapan Lahan Lahan untuk Relokasi Bencana
Alam dengan anggaran sebesar Rp507.650.000,- terealisasi sebesar
Rp495.516.500,- atau sebesar 98%. Output yang dicapai adalah
tersedianya lahan untuk relokasi warga.
Adapun warga yang direlokasi di tahun 2019 yaitu :
- Jumali alamat Mojosari RT 04, Srimartani, Piyungan
- Miko Gita Handayani alamat Mojosari RT 04, Srimartani, Piyungan
- Ngadimin alamat Mojosari RT 04, Srimartani, Piyungan
- Nur Rochman alamat Mojosari RT 04, Srimartani, Piyungan
- Agung Wibowo S alamat Mojosari RT 04, Srimartani, Piyungan
Sumber : BPBD 2019, Rumah Bpk Jumali
37
Sumber : BPBD 2019, Rumah Miko Gita Handayani
Sumber : BPBD 2019, Rumah Ngadimin
Sumber : BPBD 2019, Rumah Nur Rochman
38
Sumber : BPBD 2019, Rumah Agung Wibowo S
Hasil Survey Kepuasan Masyarakat (SKM) Tahun menunjukkan
nilai indeks untuk pelayanan di Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Bantul adalah 3,292. Apabila nilai tersebut dikonversikan
dengan nilai dasar 25 maka hasilnya adalah 82,32. Berdasarkan
perhitungan tersebut dapat dikatakan bahwa mutu pelayanan di BPBD
Kabupaten Bantul adalah A, ini berarti bahwa kinerja pelayanan di BPBD
Kabupaten Bantul adalah Sangat Baik
Dengan demikian nilai indeks unit pelayanan dari 6 indikator
hasilnya dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Nilai IKM setelah dikonversi = Nilai Indeks X Nilai Dasar = 3,292 X 25 =
82,32
b. Mutu Pelayanan A
c. Kinerja Unit Pelayanan Sangat Baik.
Sementara itu, nilai SPM (Standar Pelayanan Minimal) yang dicapai
oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul pada
akhir tahun 2019 rata-rata mencapai 100%.
Ada 4 Jenis Pelayanan Dasar untuk Capaian Standar Pelayanan
Minimal adalah sebagai berikut:
39
Tabel III.6
CAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL TAHUN 2019
NO JENIS
PELAYANAN DASAR
INDIKATOR CAPAIAN
TAHUN 2019
Ket Jumlah orang yang berhak mendapat layanan
Jumlah orang yang
terlayani
capaian
1 Pelayanan Informasi
Rawan Bencana
Jumlah warga negara yang memperoleh
layanan informasi rawan bencana
836.085 324.300 38,79%
2
Pelayanan Pencegahan
dan Kesiapsiagaan
terhadap bencana
Jumlah warga negara yang memperoleh
layanan pencegahan dan kesiapsiagaan
terhadap bencana
836.085 836.085 100%
3
Pelayanan Penyelamatan dan Evakuasi
Korban Bencana
Jumlah warga negara yang memperoleh
layanan penyelamatan dan evakuasi
korban bencana
11.464 11.464 100%
4
Pelayanan Penyelamatan dan Evakuasi
Korban Kebakaran
Jumlah warga negara yang memperoleh
penyelamatan dan evakuasi
korban kebakaran
227 227 100%
Dalam mengoptimalkan upaya penanggulangan bencana di
Kabupaten Bantul, BPBD perlu menggalang kemitraan dengan berbagai
pihak. Untuk itu BPBD perlu memperkuat Forum Pengurangan Risiko
Bencana (Forum PRB) Kabupaten Bantul dan Relawan untuk
meningkatkan sinergi dan mempercepat kemajuan penyelenggaraan
penanggulangan bencana di daerah. Perkuatan ini dilakukan dengan
membangun eksistensi Forum PRB dan Relawan serta mengadakan
pertemuan-pertemuan berkala dalam merencanakan penanggulangan
bencana secara bersama. Kemudian pemerintah perlu meningkatkan
kapasitas Forum PRB baik dari segi kriteria keanggotaan yang mampu
mendorong dan mempercepat upaya penanggulangan bencana maupun
40
pengetahuan dan kemampuan sumber daya Forum PRB dalam
penanggulangan bencana.
Selain itu, pemerintah juga perlu menjalin kemitraan dengan sektor
usaha dalam pengurangan risiko bencana untuk menunjang
penyelenggaraan penanggulangan bencana di Kabupaten Bantul.
Kemitraan ini bertujuan untuk mendapatkan dukungan dan partisipasi dari
dunia usaha untuk terlibat dalam peyelenggaraan penanggulangan
bencana terutama untuk pemenuhan dan persediaan kebutuhan-
kebutuhan penanganan darurat dan pemulihan pasca bencana.
Persentase peran serta masyarakat adalah indikator kinerja yang
menunjuk pada responsivitas dan partisipasi warga masyarakat berupaya
dan bergiat untuk meningkatkan pembelajaran dan pemahaman dalam
kesiapsiagaan menghadapi bencana.
Permasalahan :
1. Jumlah pembentukan desa tangguh bencana melalui APBD I tidak
dapat di pastikan setiap tahunnya
2. Dalam mewujudkan Kabupaten Tangguh bencana perlu percepatan
penambahan jumlah pembentukan desa tangguh bencana
3. Belum optimalnya fungsi koordinasi dan sinkronisasi antara
pemerintah pemerintah daerah dengan stakeholder lainnya;
4. Belum tersedianya sarana dan Prasarana yang memadai untuk upaya
komprehensif dalam penanggulangan bencana, baik upaya
rehabilitasi maupun rekonstruksi wilayah.
5. Belum optimalnya pemanfaatan jaringan informasi dan komunikasi
yang efektif dalam penyebaran informasi kebencanaan kepada
masyarakat;
6. Belum terintegrasinya pengurangan resiko bencana dalam
perencanaan pembangunan secara efektif dan berkesinambungan
7. Masih minimnya pemahaman sebagian masyarakat dan stakeholder
terhadap upaya pengurangan risiko bencana di Kabupaten Bantul.
8. Beragamnya potensi ancaman bencana di wilayah Kabupaten Bantul
41
9. Belum adanya kurikulum pengurangan risiko bencana yang menjadi
pedoman bagi sekolah-sekolah di Kabupaten Bantul.
10. Terbatasnya Sumber Daya Manusia di BPBD Kabupaten Bantul
11. Jumlah desa dan sekolah di Kabupaten Bantul yang cukup banyak
12. Kurangnya sarana prasarana dan peralatan evakuasi, rambu
evakuasi, penambahan rambu-rambu bahaya, pengeras suara di
sepanjang pantai dan sungai serta togor EWS
Solusi :
1. Peningkatan kualitas dan kapasitas masyarakat dalam pengurangan
resiko bencana.
2. Pengarusutamaan mitigasi bencana yang menjadi program prioritas
dalam pengurangan resiko bencana.
3. Integrasi/ pengarusutamaan Pengurangan Risiko Bencana dalam
RPJMD di Kabupaten Bantul yang didukung oleh seluruh OPD di
Kabupaten Bantul
4. Penetapan kurikulum pendidikan yang berbasis Mitigasi/ Pengurangan
risiko bencana
5. Peningkatan jumlah personil BPBD dan Fasilitator Masyarakat untuk
mendukung program Desa Tangguh Bencana (Destana) dan Sekolah
Siaga Bencana (SSB).
6. Penambahan sarana prasarana dan peralatan evakuasi, rambu
evakuasi, penambahan rambu-rambu bahaya, pengeras suara di
sepanjang pantai dan sungai serta togor EWS
Langkah strategis kedepan untuk meningkatkan Indikator Kinerja Utama
OPD yang akan dilaksanakan sebagai berikut :
a. Pengembangan edukasi kebencanaan lebih ditingkatkan
b. Meningkatkan peran serta masyarakat sebagai aktor utama
penanggulangan bencana dan dunia usaha dalam upaya
penanggulangan bencana, memberi pelayanan yang optimal mulai
dari fase pra-bencana, tanggap darurat dan pasca bencana
c. Diterapkannya Peraturan Daerah, Peraturan Bupati, Keputusan
42
Kepala BPBD yang berhubungan dengan program penanggulangan
bencana, serta penyebarluasannya informasi kepada masyarakat
terkait regulasi, sehingga masyarakat dapat mengerti dan paham
Capaian kinerja di atas merupakan hasil dari berbagai program
yang dilakukan terkait peningkatan sasaran strategis Pada tahun 2019,
program yang dilaksanakan untuk sasaran strategis diampu oleh program
yaitu :
1. Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban bencana Alam
(BPBD). Program ini didukung dengan anggaran sebesar
Rp3.332.096.000,00 dan terealisasi sebesar Rp3.156.213.700,00 atau
95%. Sasaran dari program ini adalah terciptanya pencegahan dan
kesiapan daerah dalam menghadapi bencana. Adapun kegiatan-
kegiatan di dalam program ini adalah sebagai berikut:
a) Pemantauan dan penyebarluasan informasi potensi bencana alam
dengan anggaran sebesar Rp192.500.000,- terealisasi sebesar Rp
173.664.000,- atau sebesar 90,22 % hal ini tidak mencapai target
100% dikarenakan adanya efisiensi. Output yang dicapai adalah
terlaksananya evakuasi korban bencana. Evakuasi disini meliputi
evakuasi kebakaran, evakuasi pohon tumbang, evakuasi laka laut,
sungai dan darat.
b) Peningkatan ketrampilan dan kualitas penanggulangan bencana
alam dengan anggaran sebesar Rp418.335.000,- terealisasi sebesar
Rp412.569.900,- atau sebesar 98,62%. Output pada kegiatan ini
adalah terlaksananya pelatihan pemadam kebakaran dan tanah
longsor di 14 desa yaitu :
1) Desa Jambidan, Banguntapan
2) Desa Tamanan, Banguntapan
3) Desa Jagalan, Banguntapan
4) Desa Argorejo, Sedayu
5) Desa Wukirsari, Imogiri
6) Desa Poncosari, Sanden
43
7) Desa Mulyodadi, Bambanglipuro
8) Desa Wonolelo, Pleret
9) Desa Kebonagung, Jetis
10) Desa Mangunan, Dlingo
11) Desa Terong, Dlingo
12) Desa Tirtomulyo, Kretek
13) Desa Panggungharjo, Sewon
14) Desa Murtigading, Imogiri
c) Sosialisasi mitigasi penanggulangan bencana alam dan sosial
dengan anggaran sebesar Rp981.750.000,- terealisasi sebesar
Rp938.767.500,- atau sebesar 95,62%. Output yang dicapai adalah
terlaksananya sosialisasi dengan kegiatan sarasehan, seminar,
simulasi dan publikasi. Sarasehan disini dilaksanakan 10 kali
sarasehan, seminar dilaksanakan 1 kali, sedangkan simulasi
dilaksanakan di Desa Kebon Agung, Imogiri, Desa Wonokromo,
Desa Pendowoharjo dan Desa Timbulharjo dan utk publikasi ada 4
jenis publikasi yaitu ILM dan talkshow di televisi, pembuatan leaflet,
pembuatan baliho dan pembuatan vidio grafis.
d) Pemantauan dan penyaluran bantuan bencana alam dengan
anggaran sebesar Rp235.000.000,- terealisasi sebesar
Rp231.912.750,- atau sebesar 98,69%. Output yang dicapai adalah
terlaksananya penyaluran bantuan berupa bahan makanan, bahan
bangunan dan air bersih. Di kegiatan ini secara fisik terserap 100%.
Tahun 2019 terjadi bencana kekeringan yang sangat panjang
sehingga membutuhkan banyak droping air. Sehubungan dengan hal
tersebut BPBD mengajukan dana tak terduga untuk belanja air
bersih dan BBM untuk operasional droping air.
e) Pengembangan desa siaga bencana dengan anggaran sebesar
Rp114.400.000,- terealisasi sebesar Rp107.285.000,- atau sebesar
93,78%. Output yang dicapai adalah pengembangan 4 desa tangguh
44
bencana yang sudah terbentuk untuk menuju desa tangguh bencana
tingkat madya.
f) Gladi posko dan gladi lapang dengan anggaran sebesar
Rp89.000.000,- terealisasi sebesar Rp55.875.000,- atau sebesar
62,78%. Output yang dicapai adalah terlaksananya gladi atau
simulasi gempa dan tsunami.
g) Pengembangan budaya sadar bencana dengan anggaran sebesar
Rp19.625.000,- terealisasi sebesar Rp19.625.000,- atau sebesar
100%. Output yang dicapai workshop kesadaran tentang
kebencanaan.
h) Penyelenggaraan posko pengendalian bencana dengan anggaran
sebesar Rp60.000.000,- terealisasi sebesar Rp49.024.000,- atau
sebesar 76,67 %. Output yang dicapai adalah terselenggaranya
posko kedaruratan bencana. Di output ini tidak mencapai target
100% dikarenakan efisiensi dan faktor eksternal bencana alam.
i) Penguatan kapasitas Satgas BPBD dengan anggaran sebesar
Rp199.200.000,- terealisasi sebesar Rp179.240.750,- atau sebesar
89,98 %. Output yang dicapai adalah meningkatnya kemampuan
satgas BPBD dengan pelatihan. Kegiatan dilaksanakan selama 4
hari, pelatihan dilaksanakan di Bumi Perkemahanan Goa Payaman
Bantul. Peserta terdiri dari Satgas BPBD yaitu PBK, TRC, Pusdalops
dan SAR.
j) Penguatan FPRB dengan anggaran sebesar Rp53.600.000,-
terealisasi sebesar Rp48.400.000,- atau sebesar 90,30 %. Output
yang dicapai terfasilitasinya Forum Pengurangan Risiko Bencana
(FPRB) yang ada di tingkat kabupaten.
k) Pembentukan Sekolah Siaga Bencana dengan anggaran sebesar
Rp174.800.000,- terealisasi sebesar Rp157.025.000,- atau sebesar
89,83 %. Output yang dicapai adalah terbentuknya 2 sekolah siaga
bencana yaitu SD Negeri Bungkus dan SD Negeri 1 Parangtritis.
45
l) Pembentukan Desa Tangguh Bencana dengan anggaran sebesar
Rp382.600.000,- terealisasi sebesar Rp382.098.800,- atau sebesar
99,87%. Output yang dicapai adalah terbentuknya 4 Desa Tangguh
Bencana yaitu desa Terong, Temuwuh, Dlingo, Guwosari.
m) Pengembangan Sistem Informasi Kebencanaan dengan anggaran
sebesar Rp75.000.000,- terealisasi sebesar Rp74.630.000,- atau
sebesar 99,51%. Output yang dicapai adalah tersedianya sistem
aplikasi kebencanaan berbasis android.
n) Pengembangan Sekolah Siaga Bencana dengan anggaran
Rp49.900.000,- terealisasi sebesar Rp47.175.000,- atau sebesar
94,54% Output yang dicapai adalah 4 pengembangan sekolah siaga
bencana yang sudah terbentuk untuk menuju sekolah siaga bencana
tingkat madya.
o) Pembuatan Dokumen Penanggulangan Bencana dengan anggaran
Rp286.386.000,- terealisasi sebesar Rp281.921.000,- atau sebesar
98,44% Output yang dicapai adalah Tersusunnya dokumen Rencana
Penanggulangan Bencana. Kegiatan ini mereviuw dokumen RPB,
mereviuw Dokumen Rencana Kontijensi Banjir, mereviuw Dokumen
Rencana Kontijensi Tsunami dan Dokumen Kajian Kekeringan.
2. Program Peningkatan Kesiapsiagaan, Pencegahan dan
Penanggulangan Kebakaran. Program ini didukung dengan anggaran
sebesar Rp708.590.000,- dan terealisasi sebesar Rp686.580.500,-
atau 96,89%. Sasaran dari program ini adalah terciptanya kondisi
masyarakat yang terlindungi dari bencana dan dampak lanjutan
bencana. Adapun kegiatan-kegiatan di dalam program ini adalah
sebagai berikut :
a) Pencegahan, Pelaksanaan dan Pengendalian Bahaya Kebakaran
dengan anggaran sebesar Rp615.000.000,- terealisasi sebesar
Rp609.428.500,- atau sebesar 99,09%. Output yang dicapai adalah
Dilaksanaknnya Upacara Hari Ulang Tahun Pemadam Kebakaran,
46
Perlombaan Pemadam Kebakaran Se DIY dan sekitarnya, Demo
Ketangkasan SATGAS BPBD, Sosialisasi Penanganan Kebakaran.
b) Pendidikan dan Pelatihan Bahaya Kebakaran dengan anggaran
sebesar Rp93.590.000,- terealisasi sebesar Rp77.152.000 atau
sebesar 82,44%. Secara fisik untuk kegiatan sudah 100%. Output
yang dicapai adalah Peningkatan kapasitas SDM terkait dalam
pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran di Kabupaten
Bantul dan penyusunan SOP bahaya Kebakaran Terpadu yang
diikuti oleh seluruh OPD dan Relawan di Kabupaten Bantul.
3. Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah Bencana. Program ini
didukung dengan anggaran sebesar Rp66.770.728.510,- dan terealisasi
sebesar Rp8.289.173.895,- atau 12,14%. Sasaran dari program ini
adalah terciptanya pemulihan dan perbaikan infrastruktur dan
masyarakat pasca bencana. Adapun kegiatan-kegiatan di dalam
program ini adalah sebagai berikut :
a) Relokasi korban bencana alam dengan anggaran sebesar
Rp160.000.000,- terealisasi sebesar Rp158.101.305,- atau sebesar
98,81%. Output yang dicapai adalah terlaksananya bantuan relokasi
rumah bagi 5 KK korban bencana tanah longsor.
b) Penyiapan Lahan untuk Relokasi Bencana Alam dengan anggaran
sebesar Rp1.715.238.000,- terealisasi sebesar Rp715.780.439,-
atau sebesar 41,73%. Output yang dicapai adalah tersedianya lahan
untuk relokasi. Hal ini tidak dapat terserap 100% dikarenakan ada
belanja tanah tidak dapat dilaksanakan dikarenakan status tanah
milik pemda.
c) Bina Lingkungan Sarpras di Lokasi Korban Bencana Alam dengan
anggaran Rp104.750.000,- terealisasi sebesar Rp102.235.000,-
atau sebesar 97,06%. Output yang dicapai adalah pembangunan
drainase untuk warga yang direlokasi.
d) Rekonstruksi Pasca Bencana dengan anggaran sebesar
Rp64.200.266.600 terealisasi sebesar Rp6.749.457.151 atau
47
sebesar 10,51%. Dana kegiatan Rekonstruksi Pasca Bencana ini
didapat dari Dana Hibah Kementrian Keuangan lewat Badan
Nasional Penanggulangan Bencana yang selanjutnya di catat
sebagai APBD BPBD tahun 2018 akibat dampak bencana badai
cempaka 2017. Ada 5 pembangunan jembatan beserta DED dan
Pengawasan nya yaitu :
- Pembangunan Konstruksi Jembatan Benyo
- Pembangunan Konstruksi Jembatan Dzikrul Ghofilin
- Pembangunan Konstruksi Jembatan Kedungjati
- Pembangunan Konstruksi Jembatan Gayam
- Pembangunan Konstruksi Jembatan Kiringan
Pelaksanaan pemilihan pekerjaan perencanaan/DED 5
jembatan dilaksanakan dengan metode Seleksi (Lelang)
dikarenakan nilai masing-masing paket diatas 100 juta. Usulan
Pengadaan Barang/Jasa (PBJ) telah disampaikan ke Bag. LPBJ
Setda Kabupaten Bantul selaku UKPBJ Kabupaten Bantul pada
bulan Maret 2019, selanjutnya Pokja UKPBJ Kabupaten Bantul
mengumumkan Seleksi pada akhir bulan Maret 2019.
Pada bulan Mei 2019, Pokja UKPBJ Kabupaten Bantul
melaporkan bahwa proses Seleksi Pekerjaan Perencanaan/DED 5
jembatan GAGAL, dikarenakan tidak ada peserta yang memenuhi
persyaratan sesuai ketentuan sehingga Sekretaris Daerah
Kabupaten Bantul selaku Kepala UKPBJ Kabupaten Bantul
membentuk Pokja Kebencanaan untuk melaksanakan proses
pemilihan penyedia barang/jasa untuk pekerjaan
Perencanaan/DED 5 jembatan.
Pokja Kebencanaan melaksanakan Seleksi Ulang dengan
mengundang kembali peserta untuk mengikuti Seleksi Ulang pada
bulan Juni 2019. Penandatanganan Kontrak Perencanaan/DED
Jembatan dilaksanakan pada bulan Juli 2019 dengan masa kontrak
60 hari kalender. Serah terima produk Perencanaan/DED 5
48
jembatan pada akhir bulan September 2019. Hasil kajian dan telaah
terhadap sisa waktu untuk pelaksanaan konstruksi 5 jembatan
adalah 2 bulan.
Rekomendasi teknis dari Konsultan Perencana waktu
minimal pelaksanaan konstruksi jembatan adalah 5 bulan, sehingga
sisa waktu tidak memungkinkan untuk pelaksanaan konstruksi di
tahun anggaran 2019. Selanjutnya BPBD Kab. Bantul mengajukan
permohonan perpanjangan waktu pelaksanaan Hibah RR kepada
BNPB dan Kementrian Keuangan RI agar pelaksanaan konstruksi
dapat dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2020.
e) Rehabilitasi Pasca Bencana dengan anggaran sebesar
Rp590.473.910,-terealisasi sebesar Rp563.600.000,- atau sebesar
95,45%. Dana ini didapat dari Biaya Tak Terduga Pemkab Bantul
tahun 2018.
Berikut tabel sasaran strategis yang diampu oleh program sebagai
berikut :
Tabel. III.7
Sasaran Strategis yang diampu Program
No Sasaran Strategis Program
1. Mengurangi Risiko Bencana
Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban
Bencana Alam
Program Peningkatan Kesiapsiagaan,
Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran
Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah
Bencana
Selain program pendukung sasaran ada 4 (empat) program rutin
yang di ampu oleh Sekretaris Pelaksana yang terkait dengan operasional
di Badan Penanggulangan Bencana Daerah. Program ini bersifat
49
supporting dari tugas pokok fungsi Badan Penanggulangan Bencana
Daerah, program tersebut antara lain;
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran.
Capaian Program ini diukur dengan indikator Nilai AKIP Badan
Penanggulangan Bencana Daerah pada tahun 2018 mentargetkan 85
terealisasi sebesar 80,17 dengan capaian sebesar 94,3%. Capaian
Nilai AKIP di peroleh dari Hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintahan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Bantul yang di lakukan oleh Inspektorat Kabupaten Bantul.
Pada tahun sebelumnya Nilai AKIP Badan Penanggulangan Bencana
Daerah sebesar 78,51 sehingga pada tahun ini ada kenaikan sebesar
1,6. Program ini di dukung dengan 3 (tiga) Kegiatan, yaitu ;
- Penyediaan Jasa, Peralatan, dan Perlengkapan Perkantoran
- Penyediaan Rapat-rapat, Koordinasi dan Konsultasi
- Penyediaan Jasa Pengelola Pelayanan Perkantoran
Jumlah anggaran di program ini sebesar adalah Rp5.043.203.130,-
dengan realisasi sebesar Rp4.575.022.563,- atau sebesar 90,72%.
adapun realisasi dari kegiatan – kegiatan tersebut adalah sebagai
berikut :
a. Penyediaan jasa, peralatan dan perlengkapan perkantoran pagu
anggaran sebesar Rp533.845.130,- terealisasi sebesar
Rp438.534.582,- atau sebesar 82,15%, output yang dicapai adalah
terealisasikannya pembayaran honor pengelola keuangan, barang
dan kepegawaian, penyediaan benda pos (materai dan perangko),
alat tulis kantor, alat listrik, penyediaan peralatan dan bahan
pembersih, pembayaran rekening air, listrik, telepon, surat kabar
harian, belanja dekorasi, belanja publikasi, sewa frekuensi dan
pajak radio, cetak dan penggandaan.
b. Penyediaan rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi dengan pagu
anggaran sebesar Rp360.998.000,- terealisasi sebesar
Rp344.015.261,- atau sebesar 95,30%, output yang di capai adalah
50
tersedianya makan minum rapat, makan minum tamu dan makan
minum operasinal kegiatan, serta perjalanan dinas luar daerah dan
dalam daerah.
c. Penyediaan Jasa Pengelola Pelayanan Perkantoran dengan pagu
Rp4.148.360.000,- terealisasi Rp3.792.472.720,- atau sebesar
91,42%. Output yang dicapai adalah terbayarnya honorarium 189
orang tenaga kontrak.
Anggaran yang tidak terserap merupakan efisiensi dari penggunaan
anggaran.
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Capaian Program ini ukur dengan indikator Cakupan pemenuhan
sarana dan prasarana aparatur pada tahun 2019 mentargetkan 100%
terealisasi sebesar 90.1%. Pada tahun sebelumnya capaian indikator
kinerja program ini tercapai sebesar 93,49% di tahun ini mengalami
penurunan sebesar 1%. Jika dibandingkan dengan target akhir tahun
Renstra yang mentargetkan nilai sebesar 100 maka pada tahun ini baru
mencapai sebesar 90,1%. Hal ini dikarenakan ada efisiensi di beberapa
kegiatan. Program ini di dukung dengan 5 (lima) Kegiatan, yaitu ;
- Pembangunan Gedung
- Pengadaan Peralatan dan Perlengkapan
- Pemeliharaan Rumah dan Gedung Kantor
- Pemeliharaan Kendaraan Dinas/Operasional
- Pemeliharaan Peralatan dan Perlengkapan
Adapun realisasi dari kegiatan - kegiatan tersebut adalah :
a. Pembangunan gedung kantor dengan indikator kinerjanya adalah
jumlah pembangunan gedung pos pemadam kebakaran yaitu 3 pos
di Kecamatan Piyungan, Kecamatan Pundong, dan Kecamatan
Sedayu dengan pagu anggaran sebesar Rp2.157.590.000,-
terealisasi sebesar Rp1.817.248.000,- atau sebesar 84,23% secara
realisasi fisik sudah terlaksana 100%.
51
b. Pengadaan peralatan dan perlengkapan dengan indikator kinerja
kegiatan adalah jumlah pengadaan peralatan dan perlengkapan
yang diadakan di tahun 2019 ada 19 paket pengadaan yaitu
pengadaan mebelair, pengadaan Alat Komunikasi (HT), pengadaan
Peralatan Dapur, dan pengadaan peralatan dan perlengkapan
kantor (komputer, printer dan LCD Proyektor), dan lain-lain, dengan
pagu anggaran sebesar Rp611.521.000,- terealisasi sebesar
Rp583.265.740,- atau sebesar 95,38% dan realisasi fisik sudah
terlaksana 100%.
c. Pemeliharaan rumah dan gedung kantor dengan indikator kinerja
kegiatan adalah jumlah bulan pemeliharaan dan rehab gedung
dengan pagu anggaran sebesar Rp120.000.000,- terealisasi
sebesar Rp85.841.650,- atau sebesar 95,38% dan realisasi fisik
sudah terlaksana 100%.
d. Pemeliharaan Kendaraan Dinas dan Operasional dengan indikator
kinerja kegiatan jumlah bulan pemeliharaan dan rehabilitasi mobil
pemadam kebakaran. Ada 3 unit mobil pemadam yang di
rehabilitasi, total anggaran utk kegiatan ini sebesar
Rp1.372.540.000,- terealisasi sebesar Rp1.329.576.259,- atau
sebesar 96,87% dan realisasi fisik sudah terlaksana 100%.
e. Pemeliharaan Peralatan dan Perlengkapan dengan indikator kinerja
kegiatan jumlah bulan pemeliharaan peralatam dan perlengkapan
kantor dengan pagu anggaran sebesar Rp145.500.000,- terealisasi
sebesar Rp120.099.987,- atau sebesar 82,54%, outputnya adalah
terawatnya peralatan dan perlengkapan kantor serta pemeliharaan
EWS di pantai selatan.
Dari Realisasi Program Sarana dan Prasarana Aparatur tidak dapat
mencapai 100%. Dikarenakan efisiensi pada kegiatan
pemeliharaan peralatan dan perlengkapan yang juga
mempengaruhi jumlah serapan anggaran.
52
3. Peningkatan Disiplin Aparatur
Capaian dari program ini adalah indikator Cakupan peningkatan disiplin
aparatur pada tahun 2019 mentargetkan 100% terealisasi sebesar
97,92%. Pada tahun sebelumnya capaian indikator kinerja program ini
juga mencapai 90 sehingga di tahun ini tager kinerja masih sama pada
tahun sebelumnya. Jika dibandingkan dengan target akhir tahun
Renstra yang mentargetkan nilai sebesar 100 maka pada tahun ini
sudah mencapai 100%. Ada 1 (satu) kegiatan yang diampu di program
peningkatan disiplin aparatur yaitu kegiatan pengadaan sarana dan
prasarana peningkatan disiplin aparatur dengan pagu anggaran
Rp129.999.700,- terealisasi Rp128.835.600,- atau sebesar 99,1%.
Keluaran yang dihasilkan di kegiatan ini adalah berupa belanja pakaian
kerja lapangan untuk Satuan tugas (Pusdalops, PBK, TRC, SAR), dan
pakaian tahan panas.
4. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Capaian Program ini ukur dengan indikator Cakupan peningkatan
kapasitas sumber daya aparatur pada tahun 2019 mentargetkan 100%
terealisasi sebesar 94,04%. Pada tahun sebelumnya capaian indikator
kinerja program ini tercapai sebesar 100 sehingga pada tahun ini
hanmpir sama. Jika dibandingkan dengan target akhir tahun Renstra
yang mentargetkan nilai sebesar 100 maka pada tahun ini mencapai
sebesar 94,04%. Di Program ini hanya ada 1 (satu) kegiatan yaitu
kegiatan Pendidikan, Pelatihan, Sosialisasi, Bimtek dan Peningkatan
Kapasitas Aparatur dengan pagu anggaran sebesar Rp284.925.000,-
yang terealisasi sebesar Rp267.932.500,- atau sebesar 94,04%. Output
dari kegiatan ini adalah peningkatan kapasitas aparatur yang
dilaksanakan 2 x di Banjarnegara dan di tawangmangu selama 2 hari.
Anggaran ini tidak terserap 100% dikarenakan ada efisiensi anggaran.
Permasalahan yang ada di Badan Penanggulangan Bencana Daerah
perlu perhatian khusus. Berikut tabel permasalahan dan solusi yang
bisa diharapkan.
53
Tabel. III.8 Permasalahan dan Solusi dalam Fungsi Penunjang
No Permasalahan Solusi
1 Kekurangan personil pengelola pengadaan barang dan jasa
Mengupayakan tambahan tenaga baik ASN maupun non ASN
2 Waktu Pengajuan proses pengadaan lelang terlambat (Triwulan III-IV)
Pembuatan jadwal periodesasi pengajuan berkas permohonan lelang
3 Aplikasi SPSE sering mengalami gangguan
Konsultasi dengan LKPP Jakarta
4 Belum dipahaminya peraturan pelaksanaan pengadaan barang dan jasa.
Bimtek, FGD, Forkom pengadaan barang dan jasa
5 Kurangnya personil yang menunjang tupoksi
Mengupayakan pengadaan tenaga non PNS
6 Belum memiliki ruang kerja yang memenuhi syarat yang mengakibatkan kurang nyaman dalam bekerja
Merencanakan rehabilitasi ruang kerja
7 Belum maksimalnya pengelolaan surat menyurat dan peralatannya
Mendayagunakan personil yang ada dan pengelolaan surat-surat sesuai kemampuan SDM
8 Koordinasi pimpinan yang belum maksimal sehingga petugas teknis (staf) sering menunggu perintah sehingga penyelesaian suatu pekerjaan menjadi kurang maksimal
Perlu penguatan komunikasi dan koordinasi di internal unit kerja
C. Akuntabilitas Anggaran
Dari kemampuan keuangan daerah, yaitu kemampuan
Pendapatan dan Pembiayaan (Pembiayaan netto) maka jumlah
pendanaan yang dimungkinkan untuk dibelanjakan pada Tahun
Anggaran 2019 di Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Rp80.690.343.340,- terealisasi sebesar Rp21.135.975.710,- atau sebesar
26,19%.
54
Alokasi anggaran belanja langsung tahun 2019 yang dialokasikan
untuk membiayai program-program prioritas yang langsung mendukung
pencapaian sasaran strategis adalah sebagai berikut :
Tabel III.9
Alokasi Anggaran Belanja per Sasaran Strategis Tahun 2019
No Sasaran Strategis Anggaran (Rp) %
1 Mengurangi Risiko Bencana 70.811.414.510 87,76
Jumlah 70.811.414.510 87,76
Belanja Langsung Pendukung 9.878.928.830 12,24
Total Belanja Langsung 80.690.343.340 100
Sumber : Realisasi 2019
Belanja langsung dibagi menjadi anggaran yang digunakan untuk
penyelenggaraan program/kegiatan yang utama dan anggaran untuk
belanja langsung program/kegiatan pendukung. Jumlah anggaran untuk
program/kegiatan utama sebesar Rp70.811.414.510,- atau sebesar
87,76% dari total belanja langsung, sedangkan anggaran untuk
program/kegiatan pendukung sebesar Rp9.878.928.830,- atau sebesar
12,24% dari total belanja langsung.
Sasaran strategis tahun 2019 dibagi 3 program utama yaitu :
1. Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana
Alam dengan anggaran Rp3.332.096.000 atau sebesar 4,13% dari
anggaran belanja langsung, dengan realisasi program sebesar
Rp3.156.213.700 atau sebesar 94,72% dari pagu anggaran program,
sedangkan dari total belanja serapan program ini sebesar 3,91%
2. Program Peningkatan Kesiapsiagaan, Pencegahan dan
Penanggulangan Kebakaran dengan anggaran Rp708.590.000 atau
sebesar 0,88% dari anggaran belanja langsung, dengan realisasi
program sebesar Rp686.580.500 atau sebesar 96,89% dari pagu
anggaran program, sedangkan dari total belanja serapan program ini
sebesar 0,85%
55
3. Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah Bencana dengan
anggaran Rp66.770.728.510 atau sebesar 82,75% dari anggaran
belanja langsung, dengan realisasi program sebesar Rp8.289.173.895
atau sebesar 12,41% dari pagu anggaran program, sedangkan dari
total belanja serapan program ini sebesar 10,27%
Penyerapan belanja langsung pada tahun 2019 sebesar 26,12%
dari total anggaran belanja langsung yang dialokasikan. Hal ini
menunjukkan bahwa akuntabilitas kinerja telah efektif jika dibandingkan
dengan penyerapan anggaran daerah. Realisasi anggaran untuk
program/kegiatan utama sebesar 87,76%, sedangkan realisasi untuk
program/kegiatan pendukung sebesar 12,24%.
Jika dilihat dari realisasi anggaran per IKU, penyerapan anggaran
terbesar pada program/kegiatan di IKU Program Peningkatan
Kesiapsiagaan, Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran sebesar
96,89%, sedangkan penyerapan anggaran terkecil pada program/kegiatan
di IKU pada Program Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah
Bencana yaitu hanya 10,27%. Di program ini tidak bisa terserap
dikarenakan ada kendala gagal lelang, sehingga pelaksanaan kegiatan ini
jadi mundur dan di luncurkan kembali di tahun 2020 dengan sistem tender
dini.
Anggaran dan realisasi belanja langsung tahun 2019 yang
dialokasikan untuk membiayai program/kegiatan dalam pencapaian
Indikator Kinerja Utama disajikan sebagai berikut :
56
Tabel III.10
Pencapaian Kinerja dan Anggaran Tahun 2019
No Indikator Kinerja
Kinerja Anggaran
Target Realisasi % Target (Rp) Realisasi
(Rp) %
1
Persentase Sekolah Siaga
Bencana 4,2 4,12 98,09 174.800.000 157.025.000 89,83
2
Persentase kecepatan
reaksi tanggap darurat
bencana yang memenuhi
respons time 15 menit
99 100 100
708.590.000 686.580.500 96,89
3
Persentase Relokasi Warga
63,64 89,09 140 160.000.000 158.101.305 98,81
Sumber : Realisasi 2019
D. Efisiensi Sumber Daya
Efisiensi belanja langsung pada tahun 2019 sebesar 0,24%, dari
total anggaran belanja langsung yang dicairkan. Sehubungan dengan
adanya kendala di salah satu program yang mengampu IKU OPD maka
efisiensi belanja langsung belum bisa terhitung dengan sempurna
dikarenakan 70% anggaran belanja langsung diluncurkan kembali di
tahun 2020 namun demikian efisensi sumber daya tetap menunjukkan
bahwa dalam melaksanakan akuntabilitas kinerja telah terjadi efisiensi,
yaitu tercapainya target yang telah ditentukan akan tetapi terdapat
penghematan anggaran.
Efisiensi anggaran untuk program/kegiatan utama sebesar 73,80%,
sedangkan efisiensi untuk program/kegiatan pendukung sebesar 14,45%
angka 73,80% itu sebetulnya bukan efisiensi namun sisa anggaran yang
belum dilaksanakan dan dilaksanakan kembali di tahun 2020. Jika dilihat
dari efisiensi anggaran per IKU, efisiensi anggaran terbesar pada
57
program/kegiatan di IKU Program Pencegahan Dini dan penanggulangan
Bencana Alam pada indikator Persentase Sekolah Siaga Bencana
sebesar 10,16%, sedangkan efisiensi anggaran terkecil pada
program/kegiatan di IKU indikator Persentase Relokasi Warga yaitu
sebesar 1,19%.
Efisiensi belanja langsung tahun 2019 yang dialokasikan untuk membiayai
program/kegiatan dalam pencapaian Indikator Kinerja Utama disajikan
sebagai berikut:
Tabel III.11
Efisiensi Anggaran Indikator Kinerja Utama Tahun 2019
No Indikator Kinerja Anggaran
Target (Rp) Realisasi (Rp) Efisiensi %
1
Persentase Sekolah Siaga
Bencana 174.800.000 157.025.000 17.775.000 10,16
2
Persentase kecepatan reaksi tanggap darurat bencana yang
memenuhi respons time 15
menit
708.590.000 686.580.500 22.009.500 3,10
3 Persentase
Relokasi Warga 160.000.000 158.101.305 1.898.695 1,19
Jumlah 1.043.390.000 1.001.706.805 41.683.195 14,45
Belanja Langsung Pendukung
9.878.928.830 8.953.861.299 925.067.531 9,36
Total Belanja langsung 80.690.343.340 21.135.975.710 59.554.367.630 73,80
Sumber : Realisasi 2019
58
BAB IV Penutup
Penyelenggaraan pemerintahan yang baik, pada hakikatnya adalah
proses pembuatan dan pelaksanaan kebijakan publik berdasarkan prinsip-
prinsip transparansi, akuntabilitas, partisipatif, adanya kepastian hukum,
kesetaraan, efektif dan efisien. Prinsip-prinsip penyelenggaraan
pemerintahan demikian merupakan landasan bagi penerapan kebijakan
yang demokratis yang ditandai dengan menguatnya kontrol dari
masyarakat terhadap kinerja pelayanan publik. Laporan ini memberikan
gambaran tingkat pencapaian sasaran maupun tujuan instansi pemerintah
sebagai jabaran dari visi, misi dan strategi instansi pemerintah yang
mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan
kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan.
Dalam laporan ini disimpulkan bahwa secara umum Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul telah
memperlihatkan pencapaian kinerja yang signifikan atas sasaran-sasaran
strategisnya. Sebanyak 1 sasaran dengan 3 Indikator Kinerja Utama (IKU)
yang tertuang dalam Rencana Strategis Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Kabupaten Bantul Tahun 2016 - 2021. Secara umum realisasi
masing-masing IKU telah tercapai sesuai dengan target, bahkan ada yang
melebihi target, atau rata-rata tercapai sebesar 100% atau kinerja kriteria
Sangat Tinggi.
Secara umum disimpulkan bahwa pencapaian target terhadap
seluruh indikator yang dicantumkan dalam Renstra Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul Tahun 2016 – 2021
khususnya untuk Tahun Anggaran 2019 dipenuhi sesuai dengan harapan