laporan kp ryan

43
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gambar televisi pertama muncul pada tahun 1920 di Amerika Serikat, sedangkan bentuk pesawat televisi pertama muncul di sebuah pameran New York World’s Fair ditahun 1939 dengan ukuran tv 8x10 inch. Sistem siaran televisi elektris sendiri diciptakan oleh Vladimir Katajev Zworkyn dan dikembangkan lagi pada tahun 1930 oleh Philo T Fransworth. Semua pihak menyadari bahwa kehadiran televisi di dunia tidak dapat dilepaskan dari perkembangan teknologi elektronika dan pengembangan televisi itu sendiri sangat tergantung dari perkembangan teknologi elektronika itu sendiri. 1 Namun munculnya TV Swasta di tahun 1990-an di Indonesia membuat kebijakan pemerintah mengenai televisi berubah secara mendasar, dimana monopoli siaran tidak terulang kembali. Kini sejak era siaran TV Swasta semarak perkembangan dunia broadcasting tv pun semakin maju terutama di pertelevisian Indonesia yang jika disimpulkan tv di Indonesia terbagi atas empat yakni: Televisi negara/pemerintah, Televisi Swasta, Televisi Komunitas, Televisi Berlangganan. Keempat mempunyai potensi untuk berkembang dan menjadi sarana penyampaian informasi, hiburan dan pendidikan. 2 1 Drs. J.B. Wahyudi, Media Komunikasi Massa Televisi, (Bandung: P.T. Alumni, 1986), 327 2 Anton, Mabruri, KN, Paduan Penulisan Naskah TV, Format Acara Non Drama, News dan Sport, (Jakarta: PT Gramedia Widasarana Indonesia, 2013), x3

Upload: ryanda-chrisandy-chrisandy

Post on 22-Jul-2015

169 views

Category:

Education


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan kp ryan

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gambar televisi pertama muncul pada tahun 1920 di Amerika Serikat,

sedangkan bentuk pesawat televisi pertama muncul di sebuah pameran New York

World’s Fair ditahun 1939 dengan ukuran tv 8x10 inch. Sistem siaran televisi elektris

sendiri diciptakan oleh Vladimir Katajev Zworkyn dan dikembangkan lagi pada

tahun 1930 oleh Philo T Fransworth.

Semua pihak menyadari bahwa kehadiran televisi di dunia tidak dapat

dilepaskan dari perkembangan teknologi elektronika dan pengembangan televisi itu

sendiri sangat tergantung dari perkembangan teknologi elektronika itu sendiri.1

Namun munculnya TV Swasta di tahun 1990-an di Indonesia membuat

kebijakan pemerintah mengenai televisi berubah secara mendasar, dimana monopoli

siaran tidak terulang kembali. Kini sejak era siaran TV Swasta semarak perkembangan

dunia broadcasting tv pun semakin maju terutama di pertelevisian Indonesia yang

jika disimpulkan tv di Indonesia terbagi atas empat yakni: Televisi

negara/pemerintah, Televisi Swasta, Televisi Komunitas, Televisi Berlangganan.

Keempat mempunyai potensi untuk berkembang dan menjadi sarana penyampaian

informasi, hiburan dan pendidikan.2

1Drs. J.B. Wahyudi, Media Komunikasi Massa Televisi, (Bandung: P.T. Alumni, 1986), 327 2 Anton, Mabruri, KN, Paduan Penulisan Naskah TV, Format Acara Non Drama, News dan Sport, (Jakarta:

PT Gramedia Widasarana Indonesia, 2013), x3

Page 2: Laporan kp ryan

Berkembang pesatnya dunia pertelevisian dan teknologi penyiaran di

Indonesia juga berimbas kepada penyerapan tenaga kerja yang kompeten dan

profesional. Televisi juga memiliki pengaruh besar bagi penonton tidak hanya

pengaruh dalam hal positif melainkan dalam hal negatif juga. Televisi memiliki daya

tarik tersendiri bagi khalayak sehingga membuat penonton lebih lama duduk di

depan televisi untuk menonton program yang mereka anggap menarik.

Televisi saat ini sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan

manusia. Seperti yang kita lihat di Indonesia sendiri, semenjak dibukanya Televisi

Republik Indonesia (TVRI) pada tanggal 24 agustus 1962, maka selama 27 tahun

penonton televisi di Indonesia hanya dapat menonton satu saluran televisi. Sampai

pada tahun 1989, stasiun televisi swasta mulai muncul untuk menjawab kebutuhan

akan tontonan yang beragam bagi masyarakat. Kemudian dengan adanya gerakan

reformasi pada tahun 1998 juga telah menjadi faktor pendukung yang besar dalam

memicu perkembangan industri televisi. Sampai saat sekarang tercatat ada sekitar 11

stasiun televisi swasta yang jangkauan siaranya bersifat nasional. Bukan hanya itu,

televisi lokal juga telah banyak bermunculan diberbagai daerah.

Institut Seni Indonesia Padangpanjang membuka Jurusan Televisi dan Film

untuk menyiapkan tenaga terampil dibidang Televisi dan Film. Untuk

memaksimalkan pengetahuan teori dan kemampuan mahasiswa yang telah didapat

dibangku perkuliahan, maka diselenggarkan mata kuliah Kerja Profesi (KP). Dengan

mata kuliah Kerja Profesi ini, mahasiswa bisa mengetahui apa sebenarnya yang terjadi

dilapangan supaya mahasiswa nantinya tidak canggung saat berada dilapangan dan

juga mahasiswa bisa mengaplikasikan ilmu yang dipelajari dikampus.

Page 3: Laporan kp ryan

Pelaksanaan Kerja Profesi ini dilaksanakan selama 60 hari kalender. Pada

kegiatan ini mahasiswa diharapkan secara langsung mempraktekkan keterampilan

teknis yang sudah dimiliki di bangku perkuliahan, mahasiswa melakukan

pengamatan terhadap pelaksanaan terapan dari teori-teori yang sudah dipelajari

selama saat melakukan Kerja Profesi disebuah Stasiun Televisi atau di Rumah

Produksi.

B. Tujuan

Tujuan utama dalam pelaksanaan kerja profesi adalah untuk memenuhi salah

satu syarat utama menyesaikan proses perkuliahan. Selain itu juga untuk

mengaplikasikan pengetahuan terori dan ketempilan teknis dibidang pertelevisian

yang sudah diperoleh dibangku perkuliahan. Kerja profesi ini bertujuan untuk

mempelajari proses kerja profesional yang diterapkan dalam dunia industri

pertelevisian dan perfilman.

C. Manfaat

Manfaatan pelaksanaan Kerja Profesi bagi mahasiswa adalah:

1. Dapat menerapkan pengetahuan dan teori serta keterampilan teknis

dibidang produksi televisi.

2. Untuk mengetahui kondisi sebenarnya yang terjadi dilapangan dan agar

mahasiswa tidak canggung nantinya saat berada di dunia pertelevisian dan

perfilman.

3. Menambah wawasan dan pengalaman mahasiswa yang didapat saat

melaksanakan Kerja Profesi.

Page 4: Laporan kp ryan

BAB II

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

Nama Perusahaan : TVRI SUMBAR

Alamat Perusahaan : Jalan By Pass Km 16, Koto Panjang, Kota

Padang, Sumatera Barat

Slogan : TV Publiknyo Urang Minang

Telp : (0751) 30614, 30615

(0751) 30615

Fax : (0751) 30615

Gambar 2.1: Logo TVRI

Page 5: Laporan kp ryan

A. Sejarah TVRI

Televisi Republik Indonesia (TVRI) merupakan lembaga penyiaran yang

menyandang nama negara mengandung arti bahwa dengan nama tersebut siarannya

ditujukan untuk kepentingan negara. Sejak berdirinya tanggal 24 Agustus 1962, TVRI

mengemban tugas sebagai televisi yang mengangkat citra bangsa melalui

penyelenggaraan penyiaran peristiwa yang berskala internasional, mendorong

kemajuan kehidupan masyarakat serta sebagai perekat sosial.

Dinamika kehidupan TVRI adalah dinamika perjuangan bangsa dalam proses

belajar berdemokrasi. Pada tanggal 24 Agustus 1962 dalam era Demokrasi Terpimpin,

TVRI berbentuk Yayasan yang didirikan untuk menyiarkan pembukaan Asian Games

yang ke IV di Jakarta.

Memasuki era Demokrasi Pancasila pada tahun 1974, TVRI telah berubah

menjadi salah satu bagian dari organisasi dan tata kerja Departemen Penerangan

dengan status sebagai Direktorat yang bertanggungjawab Direktur Jenderal Radio,

Televisi, dan Film.

Dalam era Reformasi terbitlah Peraturan Pemerintah RI Nomor 36 Tahun 2000

yang menetapkan status TVRI menjadi Perusahaan Jawatan di bawah pembinaan

Departemen Keuangan . Kemudian melalui Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun

2002 TVRI berubah statusnya menjadi PT. TVRI (Persero) di bawah pembinaan Kantor

Menteri Negara BUMN.

Page 6: Laporan kp ryan

Selanjutnya, melalui Undang-Usndang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun

2002 tentang Penyiaran, TVRI ditetapkan sebagai Lembaga Penyiaran Publik yang

berbentuk badan hukum yang didirikan oleh Negara.

Peraturan Pemerintah RI Nomor 13 Tahun 2005 menetapkan bahwa tugas TVRI

adalah memberikan pelayanan informasi, pendidikan dan hiburan yang sehat,

kontrol dan perekat sosial, serta melestarikan budaya bangsa untuk kepentingan

seluruh lapisan masyarakat melalui penyelenggaraan penyiaran televisi yang

menjangkau seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pada tahun 1961, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk memasukkan

proyek media massa televisi ke dalam proyek pembangunan Asian Games IV di

bawah koordinasi urusan proyek Asian Games IV.

Pada tanggal 25 Juli 1961, Menteri Penerangan mengeluarkan SK Menpen No.

20/SK/M/1961 tentang pembentukan Panitia Persiapan Televisi (P2T).

Pada 23 Oktober 1961, Presiden Soekarno yang sedang berada di Wina

mengirimkan teleks kepada Menteri Penerangan saat itu, Maladi untuk segera

menyiapkan proyek televisi (saat itu waktu persiapan hanya tinggal 10 bulan) dengan

jadwal sebagai berikut:

a. Membangun studio di eks AKPEN di Senayan (TVRI sekarang).

b. Membangun dua pemancar: 100 watt dan 10 Kw dengan tower 80 meter.

c. Mempersiapkan software (program dan tenaga).

Pada tanggal 17 Agustus 1962, TVRI mulai mengadakan siaran percobaan

dengan acara HUT Proklamasi Kemerdekaan Indonesia XVII dari halaman Istana

Page 7: Laporan kp ryan

Merdeka Jakarta, dengan pemancar cadangan berkekuatan 100 watt. Kemudian pada

24 Agustus 1962, TVRI mengudara untuk pertama kalinya dengan acara siaran

langsung upacara pembukaan Asian Games IV dari stadion utama Gelora Bung

Karno.

Pada tanggal 20 Oktober 1963, dikeluarkan Keppres No. 215/1963 tentang

pembentukan Yayasan TVRI dengan Pimpinan Umum Presiden RI.

Pada tahun 1964 mulailah dirintis pembangunan Stasiun Penyiaran Daerah

dimulai dengan TVRI Stasiun Yogyakarta, yang secara berturut-turut diikuti dengan

Stasiun Medan, Surabaya, Makassar, Manado, Denpasar, dan Samarinda.

Pembangunan Stasiun Produksi Keliling

Mulai tahun 1977, secara bertahap di beberapa ibu kota Provinsi dibentuklah

Stasiun-stasiun Produksi Keliling atau SPK, yang berfungsi sebagai perwakilan atau

koresponden TVRI di daerah, yang terdiri dari:SPK Jayapura, SPK Ambon, SPK

Kupang, SPK Malang (Tahun 1982 diintegrasikan dengan TVRI Stasiun

Surabaya),SPK Semarang, SPK Bandung, SPK Banjarmasin, SPK Pontianak, SPK

Banda Aceh, SPK Jambi, SPK Padang, SPK Lampung, TVRI pada Era Orde Baru

Tahun 1974, TVRI diubah menjadi salah satu bagian dari organisasi dan tatakerja

Departemen Penerangan, yang diberi status Direktorat, langsung bertanggung-jawab

pada Direktur Jendral Radio, TV, dan Film, Departemen Penerangan Republik

Indonesia.

Sebagai alat komunikasi Pemerintah, tugas TVRI adalah menyampaikan

informasi tentang kebijakan Pemerintah kepada rakyat dan pada waktu yang

Page 8: Laporan kp ryan

bersamaan menciptakan two-way traffic (lalu lintas dua jalur) dari rakyat untuk

pemerintah selama tidak mendiskreditkan usaha-usaha Pemerintah.

Pada garis besarnya tujuan kebijakan Pemerintah dan program-programnya

adalah untuk membangun bangsa dan negara Indonesia yang modern dengan

masyarakat yang aman, adil, tertib dan sejahtera, yang bertujuan supaya tiap warga

Indonesia mengenyam kesejahteraan lahiriah dan mental spiritual. Semua

kebijaksanaan Pemerintah beserta programnya harus dapat diterjemahkan melalui

siaran-siaran dari studio-studio TVRI yang berkedudukan di ibukota maupun daerah

dengan cepat, tepat dan baik.

Semua pelaksanaan TVRI baik di ibu kota maupun di Daerah harus meletakkan

tekanan kerjanya kepada integrasi, supaya TVRI menjadi suatu well-integrated mass

media (media massa yang terintegrasikan dengan baik) Pemerintah.

Tahun 1975, dikeluarkan SK Menpen No. 55 Bahan siaran/KEP/Menpen/1975,

TVRI memiliki status ganda yaitu selain sebagai Yayasan Televisi RI juga sebagai

Direktorat Televisi, sedang manajemen yang diterapkan yaitu manajemen

perkantoran/birokrasi.

TVRI pada Era Reformasi

Bulan Juni 2000, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 2000 tentang

perubahan status TVRI menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan), yang secara

kelembagaan berada di bawah pembinaan dan bertanggung jawab kepada

Departemen Keuangan RI.

Page 9: Laporan kp ryan

Bulan Oktober 2001, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 64 tahun 2001

tentang pembinaan Perjan TVRI di bawah kantor Menteri Negara BUMN untuk

urusan organisasi dan Departemen Keuangan RI untuk urusan keuangan.

Tanggal 17 April 2002, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 2002,

status TVRI diubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) TVRI di bawah pengawasan

Departemen Keuangan RI dan Kementerian Negara BUMN.

Selanjutnya melalui Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2002

tentang Penyiaran, TVRI ditetapkan sebagai Lembaga Penyiaran Publik yang

berbentuk badan hukum yang didirikan oleh negara. Semangat yang mendasari

lahirnya TVRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik adalah untuk melayani informasi

untuk kepentingan publik, bersifat netral, mandiri dan tidak komersial. Peraturan

Pemerintah Nomor 13 tahun 2005 menetapkan bahwa tugas TVRI adalah memberikan

pelayanan informasi, pendidikan dan hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial,

serta melestarikan budaya bangsa untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat

melalui penyelenggaraan penyiaran televisi yang menjangkau seluruh wilayah

Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Televisi Republik Indonesia (TVRI) merupakan stasiun televisi tertua di

Indonesia dan satu-satunya televisi yang jangkauannya mencapai seluruh wilayah

Indonesia dengan jumlah penonton sekitar 82 persen penduduk Indonesia. Saat ini

TVRI memiliki 27 stasiun Daerah dan 1 Stasiun Pusat dengan didukung oleh 376

satuan transmisi yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.Ke 27 TVRI Stasiun

Daerah tersebut adalah:TVRI Stasiun DKI Jakarta, TVRI Stasiun Aceh, TVRI Stasiun

Page 10: Laporan kp ryan

Sumatera Utara, TVRI Stasiun Sumatera Selatan dan Bangka Belitung, TVRI Stasiun

Jawa Barat dan Banten, TVRI Stasiun Jawa Tengah, TVRI Stasiun Jogyakarta, TVRI

Stasiun Jawa Timur, TVRI Stasiun Bali, TVRI Stasiun Sulawesi Selatan, TVRI Stasiun

Kalimantan Timur, TVRI Stasiun Sumatera Barat, TVRI Stasiun Jambi, TVRI Stasiun

Riau dan Kepulauan Riau, TVRI Stasiun Kalimantan Barat, TVRI Stasiun Kalimantan

Selatan, TVRI Stasiun Kalimantan Tengah, TVRI Stasiun Papua, TVRI Stasiun

Bengkulu, TVRI Stasiun Lampung, TVRI Stasiun Maluku dan Maluku Utara, TVRI

Stasiun Nusa Tenggara Timur, TVRI Stasiun Nusa Tenggara Barat, TVRI Stasiun

Gorontalo, TVRI Stasiun Sulawesi Utara, TVRI Stasiun Sulawesi Tengah, TVRI Stasiun

Sulawesi Tenggara, TVRI Stasiun Sulawesi Barat.

LPP TVRI Sumbar genap berusia 12 tahun pada tanggal 19 April 2009. Di usia

relatif remaja menuju dewasa, televisi daerah milik rang Minangkabau, harus tetap

bersolek guna menampilkan yang terbaik untuk masyarakat.

Prinsip sebuah stasiun TV ber-plat merah, tetap berpegang pada penyimpanan

pada penyampaian informasi, pendidikan, hiburan dan pelastarian budaya menjadi

pedoman yang tidak boleh dilupakan. Untuk kembali me-reaktulisasikan, peran dan

komitmennya, LPP TVRI Sumbar, me-Louncing Motto yang baru yaitu TV Publiknya

Urang Minang.

Perubahan itulah yang dilakukan oleh TVRI Sumbar dalam menghadapi

tantangan Global dengan banyaknya bermunculan TV Swasta lokal yang menjual

produk dengan harga murah dan kualitas dipertanyakan.

Memang sebuah tantangan besar, setiap orang diperbolehkan untuk mendirikan

sebuah stasiun penyiaran tanpa memiliki pendidikan formal. Berbekal kursus

Page 11: Laporan kp ryan

jurnalistik media cetak, mereka nekad mendirikan TV Lokal. Namun anehnya

masyarakat tidak mengetahui secara pasti, kualitas sebuah acara TV yang baik dari

sisi penyutradaraan, audio, video dan teknik pengambilan gambar, komposisi

gambar dan terkesan asal-asalan.

Tapi itu pula yang dilampungkan, bahwa mereka mampu menjual iklan dengan

harga murah, durasi 30 detik dijual dengan harga Rp8.000,- dan paket dialog dijual

seharga Rp1.000.000,- dan paket Feature durasi 30 menit, diambil rate yang sama yaitu

Rp1.000.000,-.

Di era globalisasi ini jika ingin menang dalam menjual persaingan, para pebisnis

harus mampu menjual produk dengan harga murah, kualitas baik, pelayanan prima,

dan cepat merespon terhadap komplain serta kualitas gambar/suara yang baik pula

diterima masyarakat. Tapi prinsip harga murah, tidak mungkin dilakukan oleh TVRI

Sumbar, karena TV publik tidak mencari profit, melainkan memberikan yang terbaik

kepada masyarakat.

Ancaman yang dihadapi oleh TVRI Sumbarm adalah siarannya belum begitu

baik diterima masyarakat, karena system penyiaran yang berbeda. Saat ini

masyarakat menggunakan antena UHF sedang TVRI menggunakan antena VHF, dan

orang menjual antena VHF-pun tidak ada.

TVRI Sumbar, terus berupaya untuk siaran menggunakan satelit, hal ini

didukung oleh Gubernur Sumatera Barat dan Bupati/Walikota.

Di Usia ke-12 tahun LPP TVRI Sumbar, selalu menyuguhkan sesuatu yang baru,

dengan Backgorund Berita baru, tune baru dan beberapa tampilan paket acara yang

baru pula.

Page 12: Laporan kp ryan

LPP TVRI Sumbar, memiliki ragam program acara yang menarik dengan jenis

format yang berbeda juga seperti: Sekilas Sumbar (Berita), Dendang 15 (Stage

Show/Call in show), Berita Ranah Minang (Berita), Carito Lapau (Dialog/obrolan),

Ranah Pers (Dialog), Ekonomi Kreatif (Talkshow/Call in Show), Sumbar Sport

(Talkshow/Call in show), Sigab/Siaga Bencana (Talkshow/Call in Show), Rumah

Rakyat (Feature), Sentra/Seni Tradisi (Show Action), Ruang Kesehatan (Talkhsow),

Randai (Show Action), Hiburan Rakyat (Stage Show), Sinetron (Sinetron), Perempuan

(Talkshow/Call in show), Wisata Kuliner (Feature), Desa ke Desa (Feature), Sumbar

membangun (Feature), Bina Tani (Feature), Nuansa Iman (Talkshow/Call in show),

Musik Religi ( Show action), Pesona Sumbar (Feature/Dokumenter), Jalan-jalan

Islami (Feature/Dokumenter), Pelangi Anak Nusantara (Feature), P3R/Program

Pemerintah Pro Rakyat (Talkshow/Call in Show), Sadar Hukum (Talkshow/Call in

Show), Kuis Cerdas SMA (Kuis), Ekspresi (Feature), Budaya Alam Minangkabau

(Talkshow/Call in show), Dunia Anak (Show Action), Kaba Ranah Minang (Berita).

Semua program diatas ditujukan untuk tayang dalam jangka waktu 1 tahun tanpa

adanya penambahan program dan perubahan jadwal tayang dikarenakan jadwal

tayang program TVRI di seluruh provinsi di Indonesia harus dilaporkan ke TVRI

pusat di senayan. Namun penambahan program di perbolehkan jika ada kebutuhan

mendesak dari masing-masing provinsi seperti penyiaran langsung berita yang

informasinya bersifat mendesak dan penting. Contohnya informasi berupa berita

yang bersifat kebutuhan negara maupun penginformasian kejadian penting seperti

berita bencana alam yang pemberitaanya tidak bisa ditunda dan merupakan

informasi mendesak.

Page 13: Laporan kp ryan

B. VISI dan MISI Perusahaan

Visi

Terwujudnya TVRI sebagai media utama penggerak pemersatu bangsa.

Adapun maksud dari Visi adalah bahwa TVRI di masa depan menjadi aktor utama

penyiaran dalam menyediakan dan mengisi ruang publik, serta berperan dalam

merekatkan dan mempersatukan semua elemen bangsa

Misi

1. Menyelenggarakan siaran yang menghibur, mendidik, informatif secara netral,

berimbang, sehat, dan beretika untuk membangun budaya bangsa dan

mengembangkan persamaan dalam keberagaman

2. Menyelenggarakan layanan siaran multiplatfrom yang berkualitas dan berdaya

saing

3. Menyelenggarakan tata kelola lembaga yang modern, transparan dan akuntabel

4. Menyelenggarakan pengembangan dan usaha yang sejalan dengan tugas

pelayanan publik

5. Menyelenggarakan pengelolaan sumber daya proaktif dan andal guna

meningkatkan pelayanan publik dan kesejahteraan pegawai.

Page 14: Laporan kp ryan

C. Arti Logo TVRI

Secara simbolis , bentuk logo ini menggambarkan “layanan publik yang

informatif, komunikati, elegan dan dinamis”, dalam upaya mewujudkan visi dan misi

TVRI sebagai Tv Publik yaitu media yang memiliki fungsi control dan perekat ucial

untuk memelihara persatuan dan kesatuan bangsa.

Gambar 2.2 : Logo TVRI

Bentuk lengkung yang berawal dari huruf T dan berakhir pada huruf I dari

huruf TVRI membentuk huruf “P” yang mengandung 5 (lima) makna layanan

informasi dan komunikasi menyeluruh, yaitu:

1. P sebagai huruf awal dari kata PUBLIK yang berarti “memberikan layanan

informasi dan komunikasi kepada masyarakat dengan jangkauan nasional

dalam upaya ikut mencerdaskan kehidupan bangsa”.

2. P sebagai huruf awal dari kata PERUBAHAN yang berarti “ membawa

perubahan kearah yang lebih sempurna”.

3. P sebagai huruf awal dengan kata PERINTIS yang berarti “merupakan perintis

atau cikal bakal pertelevisian indonesia”.

4. P sebagai huruf awal dari kata PEMERSATU yang berarti “merupakan lembaga

penyiaran publik yang mempersatukan bangsa Indonesia yang tersebar di

Bumi Nusantara yang sangat luas dan terdiri atas ribuan pulau”.

Page 15: Laporan kp ryan

5. P sebagai huruf dari kata PILIHAN yang berarti “ menjadi pilihan alternatif

tontonan masyarakat Indonesia dari berbagai segment dan lapisan

masyrakat”.

Bentuk elips dengan ekor yang runcing dan dinamis melabnagkan komet yang

bergerak cepat dan terarah serta bermakna gerakan perubahan yang cepat dan

terencana menuju televisi publik yang lebih sempurna. Bentuk tipografi TVRI

memberi makna elegan dan dinamis, siap mengantisipasi perubahan dan

perkembangan jaman serta tuntutan masyarakat. Warna BIRU mempunyai makna

elegan, jernih, cerdas, arif, informatif dan komunkatif. Perubahan warna jingga ke

warna merah melambangkan sinar atau cahaya yang membawa pencerahan untuk

ikut bersama mencerdaskan kehidupan bangsa serta mempunyai makna: Semangat

dan dinamika perubahan menuju kearah yang lebih sempurna.

D. Struktur Organisasi Perusahaan

Kepala LPP TVRI Stasiun Sumbar : Drs. Wisnugroho, MM

Sekretaris : Willian Elvandri, A, Md

Kaseksi Program : Febriani, SS

Kepala Seksi Berita : Drs. Dodi Darmadi, Indra Jaya

Kepala Seksi Teknik : Sudirman,A.Ma, SH

Kepala Sub Bagan Keuangan : Basuki Widodo, SE

Kepala Sub Bagian Umum : Maimun Hasbullah

Kasub Seksi Program : Ir. Hedy Budi Santoso

Kasubag Seksi Pengembangan Usaha : Adlen SPT

Page 16: Laporan kp ryan

Kasub Seksi Teknik Produksi dan : Thamrin

Penyiaran

Kasub Teknik Teknik Transmisi : Abrar

Kasub Seksi Fasilitas Transmisi : Harnol Jasom, SE

E. Fasilitas dan peralatan atau sarana penunjang produksi siaran televisi

Stasiun televisi adalah tempat berbagai kegiatan dari Organisasi Penyiaran,

mulai dari kegiatan perencanaan, pemubuatan program, proses produksi,

administrasi dan peroses penyiaran. Pada dasarnya semua kegiatan ini memiliki

masa kerja 24 jam setiap hari, baik bagi perangkat kerasnya maupun perangkat

lunaknya.

Studio tekevisi adalah tempat memproduksi paket siaran televisi dan tempat

penyiaran dari berbagai jenis perogram. Stasiun televisi dapat hanya memiliki satu

studio, dapat pula lebih dari satu tergantung besar kecilnyaa stasiun televisi dan

kegunaannya. Dengan demikian setiap stasiun televisi harus memiliki studio lengkap

dengan peralatannya, pemancar (transmisi), laboratorium film dan perkantoran

untuk organisasi penyiaran.

Studio televisi mempunyai bagian-bagian untuk mendukung lancarnya siaran

televisi itu sendiri, seperti: Sub-Control, Master Control, Production Con tonuity, TX

Control, Tele Recording Room, Telecine, VTR/VCR Room dan Editing Room.

Peralatan yang di gunakan pada studio ini adalah:

Page 17: Laporan kp ryan

1. Kamera

Pada produksi Program Studio di TVRI ini menggunakan dua sampai tiga

kamera atau multicam.

Kamera elektonik atau Kamera Studio Televisi untuk keperluan siaran televisi

ada dua macam yaitu:

a. Kamera monochrome atau Kamera Hitam Putih. Kamera ini menghasilkan

gambar Hitam Putih dan

b. Kamera Berwarna. Kamera ini menghasilkan gambar berwarna.

Kedua jenis kamera ini bekerjanya memiliki prinsip dasar yang sama, yaitu:

Sinarputih yang masuk dilewatkan pada sistem Lensa dan sinar ini selanjutnya

diubah menjadi gelombang listrik oleh tabung kamera, dan gelombang listrik ini

diubah menjadi gambar dan dapat dilihat di televisi.

2. Alat penyangga kamera

Kamera studio baik kamera hitam putih maupun bewarna bentuknya cukup

besar dengan peralatan cukup komplek. Untuk menghasilkan gambar yang bagus

diperlukan gerakan-gerakan kesemua arah untuk mendapatkan angle yang baik.

Untuk mendaatkan gerakan-gerakan yang praktis, baik Pan left, Right, maupun

serong, Tilt up, Tilt down dan juga kedepan maupun ke belakang diperlukan alat-alat

pembantu seperti Tripot Dolly, Padestal, Panorama Dolly, Crane.

3. Pencahayaan/Lighting

Unsur lain yang dapat menentukan suatu hasil produksi yang baik adalah unsur

pencahayaan/lighting. Untuk pencahayaan selain sinar matahari, diperlukan

berbagai lampu yang akan menghasilkan cahaya sesuai yang diharapkan saat

Page 18: Laporan kp ryan

produksli nantinya. Seperti lampu pijar, lampu tabung kecil, blonde, red hed dan lain-

lain.

4. Microphone.

5. Special Effect/Efek khusus

Untuk memperindah penyajian, kadang-kadang diperlukan efek khusus/spesial

effect. Untuk menciptakan efek khusus ini dapat dilakukan secara mekanik.

6. Telecine

Telecine adalah satu tempat distudio, tempat memutar film, memasang slide,

memasang telop dan tempat mengoperaikan Character generator/Chargen yaitu alat

elektronik untuk membuat tulisan yang dapat disiarkan. Misalnya untuk membuat

teks pada film/video yang diputar.3

7. Ruang VTR/Ruang Video Tape Recorder

Diruangan VTR ini diputar bahan siaran televisi yang berupa Video Tape

Recorder/VTR, Video Cassete Recorder/VCR dan BCN.

Dari ruang VTR, gambar akan dikirim langsung ke Master Control dan

selanjutnya disiarkan/dipancarkan melalui pemancar. Ruang VTR juga

dipergunakan untuk merekam baik yang diproduksi di studio maupun diluar studio

(Tele Recording)

3 Drs. J. B wahyudi, 147

Page 19: Laporan kp ryan

BABIII

PELAKSANAAN KERJA PROFESI

A. Analisa Program

Televisi sebagai produk teknologi maju berkembang sejalan dengan

perkembangan teknologi itu sendiri telah menyentuh kepentingan umat manusia, hal

itu tidak bisa diungkiri lagi yang disebabkan oleh kekuatan yang dimiliki oleh televisi

sebagai alat dan yang merupakan salah satu bagian dari sistem yang besar, sehingga

mampu menciptakan daya rangsang yang sangat tinggi di dalam mempengaruhi

sikap, tingkah laku dan pola berfikir khalayaknya, dimana akhirnya menyebabkan

banyak sekali perubahan yang terjadi dalam masyarakat.4

Menurut Naratama, Format Acara Televisi adalah sebuah perencanaan dasar

dari suatu konsep acara televisi yang akan menjadi landasan kreatifitas dan desain

prosuksi yang terbagi dalam berbagai kriteria utama yang disesuaikan dengan tujuan

dan target pemirsa acara tersebut. Jadi Format Acara Televisi, yaitu Drama/Fiksi, Non

Drama, dan Berita.5

Drama/Fiksi adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi dan dicipta

melalui proses imajinasi kreatif dari kisah-kisah drama atau fiksi yang direkayasa dan

dikreasi ulang. Format yang digunakan merupakan interpretasi kisah kehidupan

yang diwujudkan dalam suatu runtutan cerita dalam sebuah adegan. Adegan-adegan

tersebut akan menggabungkan antara realitas kenyataan hidup dengan fiksi atau

4 Darwanto, Sastro, Subroto, Produksi Acara Televisi, (Jakarta: Duta Wacana University Press, 1992), 27 5Naratama, Menjadi Sutradara Televisi, (Jakarta: Grasindo Widiasarana Indonesia, 2004), 65

Page 20: Laporan kp ryan

imajinasi khayalan para kratornya. Contoh: Drama Percintaan (love story), Tragedi,

Horor, Komedi, Legenda, Aksi (action), dan sebagainya.

Non Fiksi (Non Drama) adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi dan

dicipta melalui proses pengolahan imajinasi kreatif dari realitas kehidupan sehari -

hari tanpa harus menginterpretasi ulang dan tanpa harus menjadi dunia khayalan.

Non Drama bukanlah sebuah runtutan cerita fiksi dari setiap pelakunya. Untuk itu,

format-format program acara Non drama mrupakan sebuah runtutan pertunjukan

kreatif yang mengutamakan unsur hiburan yang dipenuhi dengan aksi, gaya, dan

musik. Contohnya: Talkshow, Konser Musik, dan Variety Show.

Berita dan Olahraga adalah sebuah format acara televisi yag diproduksi

berdasarkan informasi dan fakta atas kejadian dan peristiwa yang berlangsung pada

kehidupan sehari-hari.

Format ini memerlukan nilai-nilai faktual dan aktual yang disajikan dengan

ketepatan dan kecepatan waktu di mana dibutuhkan sifat liputan yang independen.

Contohnya: Berita Ekonomi, Liputan Siang, dan Laporan Olahraga.

Program acara televisi yang menarik dan sekaligus sebagai program yang

mendidik bagi penonton adalah program Talkshow. Program ini dikatakan menarik

karena merupakan program yang menghadirkan narasumber sebagai pembicara

dalam hal meningkatkan wawasan bagi seseorang. Menurut Subroto menyatakan

bahwa untuk membuat sebuah program acara televisi, maka terlebih dahulu, baik

acara budaya, hiburan, penerangan maupun pendidikan.

Page 21: Laporan kp ryan

Menyutradarai paket acara talkshow, kuncinya ada tiga hal, yaitu pertama

arahkanlah pembicaraan kedalam situasi yang selalu berlawanan. Kedua, arahkanlah

presenter atau pembawa acara untuk menguasai topik yang dibicarakan.

Pada pelaksanaan Kerja Profesi ini, penulis diletakkan pada posisi sebagai

seorang Editor pada Program Pemberitaan. Sekilas Sumbar (Berita), Berita Ranah

Minang (Berita), Sentra/Seni Tradisi (Show Action), Wisata Kuliner (Feature), Desa

ke Desa (Feature), Sumbar membangun (Feature), Bina Tani (Feature), Pesona Sumbar

(Feature/Dokumenter), Kaba Ranah Minang (Berita).

B. Kegiatan yang dilakukan

Pada kegiatan Kerja Profesi ini, pertama penulis melihat dan mengamati proses

produksi yang dilakukan dalam studio, tidak hanya pada Produksi Program Nuansa

Iman saja, tetapi pada program yang lainnya juga seperti pada Program Perempuan,

Ruang Kesehatan, Dendang 15, Berita Ranah Minang dan Negriku Indonesia.Kedua,

penulis tidak dibenarkan untuk memegang perlatan yang ada di studio saat shoting

berlangsung, seperti memegang kamera, karena orang yang bertugas sebagai

kameramen harus menjalankan tugasnya dengan baik, mereka juga telah memiliki SK

masing-masing untuk melaksanakan tugasnya .

Alasan lain anak magang tidak boleh mengaplikasikan kamera saat produksi

karena program Indoor Studio bersifat Live, takutnya ada kesalahan gambar yang

nantinya akan berakibat fatal.

Selain itu penulis juga membantu proses Editing untuk program yang bersifat

Tapping. Serta bekerja sama dengan Editor saat pasca produksi untuk Roughcut dan

Color Correction pada proses akhir pengeditan dikarenakan kebanyakan

Page 22: Laporan kp ryan

pengambilan gambar pada saat peliputan kebanyakan Auto White Balance sehingga

dibutuhkan sedikit pengkoreksian warna dan white balance pada proses editing agar

tidak terjadinya kesalahan pada saat penayangan di televisi.

Di samping itu, ada pula program yang diproduksi dan disiarkan secara

langsung dan merupakan produksi gabungan, artinya visualisasinya dibuat lebih

dahulu dan diproduksi diluar studio, misalnya Berita, Insert Wawancara, insert bahan

visual untuk program siaran pendidikan dan sebagainya.6

Suatu waktu pada produksi sebuah program, tidak hanya mengandalkan

background yang ada di studio, tetapi menggantinya dengan menggunakan background

berwarna biru dengan istilah lain yaitu chromakey yaitu objek yang tampil di depan

layar biru diganti dengan background yang sesuai dengan konsep atau tema suatu

program.

Pembawa acara talk show adalah seseorang talk-entertainer. Artinya, seorang talk

show host harus mempunyai kemampuan entertainment untuk menguasai

pembicaraan dan membuat pertanyaan yang menarik untuk menjawab

keingintahuan masyarakat.

Talk show host juga mampu membaca situasi perbincangan dan mempu

memutarbalikkan fakta dan realita dari topik yang dibahas. Selain itu selingan-

selingan pertanyaan maupun opini yang segar dan menggembirakan penonton harus

muncul dan memecah kebekuan suasana perdebatan yang menonton.

6 Darwanto, Sastro, Subroto, Produksi Acara Televisi, (Jakarta: Duta Wacana University Press, 1992), 236

Page 23: Laporan kp ryan

Pada program Indoor Stdio ini terdapat beberapa tahap produksi

yaitu:

a. Praproduksi

Betapa besarnya tugas dan tanggung jawab atau peran seorang produser

televisi, meskipun sudah kita ketahui bersama bahwa tugas pada televisi merupakan

tugas kolektif, tetapi meskipun demikian, tentu dibutuhkan adanya pimpinan yang

mempunyai wewenang, tanggung jawab dan mempunyai bakat untuk merencanakan

operasional serta dengan penuh pertimbangan sebelum memutuskan sesuatu,

meskipun hal ini tidak dapat di tafsirkan sebagai bertele-tele, dan itulah peran

seorang produser televisi.

Di dalam melaksanakan tugasnya seorang produser akan selalu berusaha

mengembangkan program siarannya, serta akan mengawasi segala bentuk produksi,

sejak dari pra produksi meeting sampai dengan editing video tape dan sebagai

seorang yang mempunyai pertangggung jawaban penuh untuk setiap unsur, baik

unsur teknik dan perekayasaan, yang semuanya dituangkan ke dalam bentuk

produksi.

Salah satu alasan mengapa produser mempunyai wewenang dan pertanggung

jawaban yang penuh, semata-mata hanya karena alasan bisnis, sebab bagaimanapun

televisi memerlukan suatu sumber yang terus menerus atau tetap bagi bahan

acaranya dan hampir setiap anggota team ikut ke dalam kegiatan apabila andilnya

telah selesai. Setelah itu hanya seorang produser dan kemungkinan masih ada juga

beberapa anggota pelaksana masih mendampinginya sampai selesainya penyiaran

dari acara yang telah dikerjakan.

Page 24: Laporan kp ryan

Yang dimaksud dengan fasilitas produksi adalah:

1) Set Dekorasi

Set dekorasi merupakan pendukung acara, karenanya harus dirancang khusus

untuk acara televisi dan dirancang sedemikian rupa sehingga tidak akan

mendominasi acara tersebut. Pada saat planning meeting designer harus sudah benar-

benar memahami semua ide/gagasan produser maupun Pengarah acara, meskipun

dalam hal ini designer juga dapat menyampaikan gagasannya.

Masalah set dekorasi ini tidak berdiri sendiri karena erat kaitannya dnegan

masalah teknik, misalnya masalah tata lampu, penempatan mikrophon dan

penempatan property serta kamera.

2) Property

Property merupakan bagian set dekorasi atau pelaku, dalam hal tersebut tadi

bisa menunjukkan karakteristik, tetapi juga dapat berhubungan dengan aktivitas

tertentu.

Karena kedudukan property sebagai sumber informasi, maka untuk property

yang sulit didapat hendaknya lebih dahulu, baru kalau sudah diyakini sulit

didapatkan, dapat ditempuh dengan jalan membeli atau menyewa, disamping itu

harus dipersiapkan pila kamar-kamar untuk keperluan tata rias dan tukar pakaian

sudah dipersiapkan dengan baik dan telah siap digunakan, saat mulai latihan dan

rekaman nanti. Persiapan ini khususnya saat terjadi produksi diluar studio. Kecil

memang masalahnya tetapi dapat menghambat kelancaran jalannya produksi.

Page 25: Laporan kp ryan

Menurut Millerson, ada beberapa macam property yang kita kenal:

a. Yang termasuk dalam set property adalah benda-benda yang dipergunakan

untuk kepentingan set dekorasi, sehingga bisa menjadi tengara (identitas) dari

set dekorasi tersebut, misalnya kursi tamu yang ditata di dalam suatu ruangan,

ini kelas menunjukkan bahwa ruangan yang di set adalah ruangan tamu.

b. Dress Property

Merupakan benda-benda yang bersifat melengkapi property utama dan

semata-mata bertujuan untuk menyemarakkan, artinya kalau toh tidak

menggunakannya akan berpengaruh, kecuali jenis property tersebut fungsi

khusus, misalnya di dalam alur cerita menunjukkan bahwa taplak meja di

ruang tamu ternyata digunakan sebagai penjerat di dalam peristiwa

pembunuhan. Yang termasuk property jenis ini misalnya saja, taplak meja, vas

bunga, tempat meletakkan ball point di meja kerja dan sebagainya.

c. Hand Property

Merupakan perlengkapan yang diperlukan dan ada hubungannya dengan

kepentingan ceritanya, tetapi kalau tidak ada hubungan sama sekali, maka

akan berubah fungsinya menjadi kelengkapan dari kostum artis, misalnya saja

ball point, saputangan, kacamata, sepatu dan sebagainya.

Seperti halnya dalam perekayasaan tata dekorasi, masalah penentuan jenis

property yang akan digunakan didasarkan atas pertimbangan:

a. Tuntutan naskah

Misalnya di dalam naskah dicantumkan sebuah benda tertentu yang akan

digunakan untuk melampiaskan inner emotion artis dengan jalan

Page 26: Laporan kp ryan

merusaknya, misalnya dibanting, dipecah, maka harus disediakan, tetapi

mengingat bahwa harga benda tersebut cukup mahal, maka perlu

dipertimbangkan pengadaannya dengan jalan membuat benda tiruan.

b. Berkenaan dengan sejarah

Tidak jarang peristiwa bahwa naskah yang akan diproduksi erat sekali

dengan nilai-nilai sejarah, dengan semikian pengadaan property

mempunyai nilai yang sangat penting di dalam menunjang keberhasilan

produksi, sebab apabila sampai terjadi kesalahan bisa menyebabkan

gambaran yang ingin ditampilkan menjadi tidak utuh lagi, bahkan bisa

menjadi kabur. Karena itu sebelum mengadakan barang-barang yang

diperlukan harus melakukan penelitian atau bekerja sama dengan instansi

ternetu, sehingga hasilnya bisa mendekati kenyataan.

c. Situasi kehidupan

Situasi daerah perkotaan jauh berbeda dengan situasi kehidupan di daerah

pedesaan (pedalaman) dan situasi demikian erat hubungannya dengan

kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat, dengan demikian erat dengan

keadaan rumah tangganya, gaya hidupnya dan masih banyak aspek yang

lainnya, yang dapat memberikan informasi tentang jati dirinya. Karena itu

dalam memilih property dan penataannya harus disesuaikan dengan

situasi kehidupan tersebut, sehingga dapat memberikan kesan tersendiri.7

3) Sebagai sumber informasi lainnya adalah grafik. Grafik dapat berupa slide,

studio cards, telop, foto, peta dan sebagainya. Grafik yang berupa tulisan dapat pula

7Darwanto, Sastro, Subroto, Produksi Acara Televisi, (Jakarta: Duta Wacana University Press, 1992),420-

421

Page 27: Laporan kp ryan

ditulis dengan tangan atau menggunakan peralatan elektronik, seperti Character

Generator maupun Graphic Computer.

4) Produksi acara televisi dapat dilaksanakan didalam maupun diluar studio,

kalau produksi dilaksanakan di luar studio, ini berarti jauh sebelumnya sudah

dilakukan survey lokasi, karena itu sebagai seorang producer jangan ragu-ragu untuk

melakukan checking terhadap lokasi yang akan digunakan untuk memproduksi acara

sesuai dengan jadwal kegiatan yang telah disusun.8

Pelaksanaan produksi di dalam atau diluar studio, tergantung dari karakter

program yang akan diproduksinya, disamping itu juga mempertimbangkan masalah-

masalah fasilitas, waktu yang tersedia serta anggaran.

Memang ada program studio yang mutlak harus diproduksi di dalam studio,

misalnya Warta Berita dan salah satunya yang produksi di dalam studio Program

Dendang 15. Juga mutlak harus diproduksi di luar studio, misalnya Laporan

pandangan mata (reportase).

Keuntungan program yang dproduksi di dalam studio adalah produser dapat

melakukan pengawasan sepenuhnya terhadap proses produksinyam sehubungan

dengan perencanaannya, di samping itu produksi di dalam studio tidak akan

menjumpai hambatan-hambatan yang berarti apabila dibandingkan dengan produksi

di luar studo, seperti misalnya masalah cuaca.

Masalah lokasi untuk memproduksi program siaran yang dilaksanakan diluar

studio, menjadi tanggung jawab Pengarah acara, tetapi masalah perizinannya

8Darwanto, Sastro, Subroto, Produksi Acara Televisi, (Jakarta: Duta Wacana University Press, 1992),

178

Page 28: Laporan kp ryan

menjadi tugas Unit Manajer, meskipun semuanya dalam koordinasi dari Producer

yang bersangkutan.

Pada tahap praproduksi ini dilakukan:

a) Pengumpulan data

Proses pembuatan tema dan pengumpulan data yang sekiranya

diperlukan dalam pembuatan talkshow sesuai dengan tema yang telah

ditentukan. Pada tahapan ini, produser menghadirkan pemateri setiap

minggunya dengan tema yang berbeda, serta menghubungi audiens

yang aktif dalam organisasi majlis ta’lim dan juga menghadirkan

pembawa acara berbeda tiap minggunya.

b) Membuat Outline/Breakdown Naskah

Untuk mempermudah membuat talkshow, maka kita harus membuat

rencana kasar sebagai dasar pelaksanaan. Outline dijabarkan dengan

membuat point-pont tentang apa yang akan diperbicangkan pada saat

talkshow.

c) Rundown

Rundown adalah susunan isi dan alur cerita dari program acara yang

dibatasi oleh durasi, segmentasi dan bahasa naskah.

d) Mempersiapkan Properti

Properti merupakan unsur yang sangat penting dalam sebuah film atau

produksi program televisi. Bagian art dan properti harus melengkapi

properti yang dengan program televisi. seperti pada program Nuansa

Iman karena ini program Religi maka, properti yang di gunakan seperti

Page 29: Laporan kp ryan

karpet, kalighrafi, satu buah alqur’an. Program Nuansa Iman ini,

narasumber dan pembawa acara suatu waktu tidak menggunakan kursi

dan meja sebagai tempat duduk, cukup dengan lesehan saja dengan

menggunakan properti dua buah bantal, satu fast bunga, dua buah gelas

minum dan catatan kecil untuk pembawa acara. Tempat duduk untuk

audien biasanya disediakan kursi, akan tetapi jika audiens terlalu

banyak, maka bagian teknis harus bisa mengantisipasi agar audiens

semuanya bisa mengikuti program tersebut dengan menyediakan

karpet sebagai lesehannya.

b. Produksi

Produksi Program Berita Ranah Minang merupakan produksi yang

dilaksanakan di dalam studio. Produksi Berita ini pada umunya menggunakan multi

camera dengan tiga kamera dasar. Setiap kamera mempunyai blocking yang

berlawanan atau dikenal dengan cross-blocking (sudut gambar yang berlawanan).

Menggunakan multi camera dengan tiga kamera ini karena posisi dari narasumber

harus selalu berhadapan.

Untuk penataan cahaya, gunakan penataan cahaya yang memadai dengan

konsep flat light. Bila shoting dilaksanakan di dalam studio berikanlah sudut-sudut

cahaya lengkap dengan key light, fill light, dan back light. Jangan lakukan penataan

cahaya artistik kewajah pembicara. Lighting pada program ini telah diatur sedemikian

rupa, sehingga untuk pengaturan lighting tidak perlu repot lagi memindah-

mindahlan lampu kesana sini, karena lampu telah di gantung pada studio tersebut,

Page 30: Laporan kp ryan

hanya saja menekan tombolnya jika harus menyesuaikan lighting yang akan tampak

pada kamera.

Pada pelaksanaan produksi ini, pengarah acara merupakan orang yang

bertanggung jawab terhadap keberhasilan suatu produksi dan kepadanyalah beban

tugas tersebut harus dipikulnya, sehingga ruang lingkup tugas dan tanggung

jawabnya jelas, dan diharapkan akan sangat membantu dan memberikan tuntutan

khususya kepada para pengarah acara yang masih baru.

Tugas dan tanggung jawab pengarah acara antara lain:

1) Pengarah Acara harus menilai acaranya.

Suatu pekerjaan yang tidak mudah adalah menilai suatu pekerjaan yang

sedang dilaksanakan, kemudian memberikan pandangan yang obyektif atas

pekerjaan yang sedang digarap, tetapi meskipun demikian pekerjaan itu

hanya dapat dirasakan, misalnya terasa menjemukan, maka kalau terjadi hal

yang demikian harus segera mengambil langkah seperlunya.

2) Pengarah Acara harus melihat monitor

Apabila sebuah acara tanpa melakukan latihan terlebih dahulu, maka

Pengarah Acara harus membuat rundownyang berisikan bagian-

bagian, gerakan-gerakan yang pkok dan lain yang dianggap perlu.

Rundown ini hanya merepakan pegangan saja, sehingga saat

operasional Pengarah Acara harus selalu memperhatikan monitor,

dengan tujuan melihat akan kemungkinan gerakan-gerakan

berikutnya.

Page 31: Laporan kp ryan

Tetapi sebaliknya apabila menggunakan naskah lengkap, dimana que

untuk gerakan kamera, transisi gambar, pengarahan kepada

kamerawan sudah tertera di dalamnya, maka berdasarkan naskah ini,

Pengarah Acara akan dapat bekerja sebaik mungkin, meskipun harus

selalu memperhatikan monitor.

3) Pengarah Acara harus menepati waktu..

Acara siaran televisi harus dimulai dan diakhiri pada waktu yang

sudah dutetapkan, karena itu sebagai Pengarah Acara harus mampu

membagi dan mengendalikan waktu yang bagaimanapun, sehingga

waktu yang telah ditetapkan dapat ditepati dan dimanfaatkan sebaik

mungkin.

4) Pengarah Acara harus mampu memberikan komando.

Pengarah Acara di dalam melaksanakan tugasnya selalu

berhubungan dengan seluruh anggota kerabat kerjanya, karena itu di

dalam memberikan petunjuk, agar selalu digunakan bahasa komando

yang telah disepakati bersama, karena masalah ini sangat penting

akan dibahas tersendiri.

Komando lain yang sering disampaikan oleh Pengarah Acara adalah:

(1) Kepada kamera

Telah kita ketahui komandi untuk gerakan kamera, penggunaan lensa

zoom, kita harus ingat akan ketentuan dasar. Jangan menggunakan

istilah yang lain mungkin akan membingungkan kerabat kerja.

(2) Switcher

Page 32: Laporan kp ryan

Sering Pengarah Acara yang masih baru mengalami kesulitan,

khususnya dalam memberikan komando kepada switcher.

(3) Penata Suara.

Pengarah Acara juga akan menggunakan komando-komando yang

sangat membantu akan kelancaran tugas mereka.

(4) Penata Lampu

Komando untuk lampu memang tidak dimiliki, tetapi ini tidak berarti

bahwa Pengarah Acara dapat semaunya dalam memberikan komando,

hal ini disebabkan masalah tata lampu sudah dipersiapkan saat akan

melakukan latihan dan kalau perlu diberikan komando-komando

secara khusus akan diberikan meskipun sifatnya merupakan kompromi

saja, misalnya penurunan atau menaikkan intensitas cahaya pada saat

ternetu, komandonya perlu dikompromikan lebih dahulu.

(5) Telecine dan VTR

Komando yang ditujukan ke Telecine dan VTR harus didahului dengan

kata SIAP, hal ini disebabkan ruang kerjanya terpisah dengan ruang

operasional lainnya, sehingga kemungkinan terjadinya gangguan suara

masih bisa untuk berusaha mengerti maksud komando yang diberikan.

(6) Floor Director

Pada dasarnya que untuk artis diberikan Directo, kata action mulai

disampaikan kepada mereka yang ada di studio untuk memulainya,

sebaliknya pada latihan kamera di studio dan Floor Director akan

menghentikan sebaiknya sebutkan nomor shotnya dan halaman

Page 33: Laporan kp ryan

keberapa , agar dapat membantu kepada semua kerabat kerjanya dan

mereka segera akan mengetahui apa yang terjadi, demikian pula saat

akan mengakhiri acaranya, berikan masih berapa lama acara akan

berakhir.

Setiap kerabat kerja telah memiliki job masing-masing, jadi crew harus bekerja

sesuai dengan job dis yang telah ditentukan sesuai arahan dari seorang Pengarah

Acara supaya produksi sebuah program berjalan dengan lancar.

c. Pasca Produksi

a. Proses Editing

Proses editing merupakan usaha merapikan dan membuat sebuah

tayangan program televisi menjadi lebih berguna dan enak ditonton. Dalam

keagiatan ini seorang editor akan merekontruksi potongan-potongan

gambar yang diambil oleh juru kamera. Tugas editor antara lain:

menganilisis skenario bersama sutradara dan juru kamera mengenai

kontruksi dramatiknya, melakukan pemilihan shot yang terpakai dan tidak

sesuai shooting report.

b. Review Hasil Editing

Setelah video selesai diproduksi maka kegiatan selanjutnya adalah

pemutaran video/program televisi tersebut secara intern. Alat untuk

pemutaran film bermacam-macam, dapat ,menggunakan VCD/DVD

player dengan monitor TV, ataupun dengan PC (DC-ROM) yang

diproyeksikan dengan menggunakan LCD (Light Computer Display).

Page 34: Laporan kp ryan

Pemutaran intern ini berguna untuk review hasil editing. Jika ternayata

terdapat kekurangan atau penyimpanan dari skenario maka dapat segera

diperbaiki. Kegiatan review ini sangat membantu tercapainya

kesempuranaan hasil akhir studio.

C. Hambatan Dan Solusi

Hambatan yang dialami adalah secara pengaplikasian ilmu yang didapat

dibangku perkuliahan jauh berbeda dengan kondisi lapangan. Seperti penempatan

devisi, semua tergantung perusahaan tempat kita melaksanakan kerja profesi.

Mahasiswa juga harus mengetahui segala sesuatu yang berhubungan dengan televisi

tidak hanya memahami mayornya saja.

Pada Kerja Profesi ini kendala yang dihadapi yaitu, penulis tidak diperbolehkan

mengendalikan peralatan secara langsung dengan arti kata tidak dipercaya

memegang peralatan seperti kamera, takutnya bermasalah dengan gambar tidak

sesuai dengan hasil yang diharapkan.

Page 35: Laporan kp ryan

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kerja Profesi merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa karena dengan mata

kuliah tersebut mahasiswa bisa melihat dan mersakan langsung dunia kerja

pertelevisian dengan penerapan ilmu yang diperoleh dibangku perkuliahan. Dengan

Kerja Profesi ini merupakan sebuah proses pembentukan mental dan belajar

beradaptasi dengan dunia kerja sehingga nantinya tidak canggung lagi di dunia

pertelevisian.

B.Saran

a. Untuk TVRI, diharapkan terus meningkatkan kualitas program-program

tersebut agar banyak diminati khalayak dan juga menghadirkan tim kreatif

agar program acara tersebut tidak membosankan dan terlihat mono saja.

b. Untuk Penulis, Praktek Kerja Profesi di LPP TVRI Sumbar sekiranya dapat

dijadikan sebuah pengalaman yang berharga yang dapat dijadikan sebuah

pelajaran untuk memasuki dunia kerja pertelevisian nantinya.

c. Bagi Pihak kampus, diharapkan sesegara mungkin mengadakan kerja sama

dengan pihak indutri televisi dan film agar mempermudah mahasiswa

nantinya terjun kedunia tersebut untuk mengaplikasikan ilmu yang

didapat selama dibangku perkuliahan.

Page 36: Laporan kp ryan

Kepustakaan

Mabruri, Anton,Paduan Penulisan Naskah TV, Format Acara Non

Drama, News dan Sport, (Jakarta: PT Gramedia Widasarana

Indonesia, 2013)

Naratama, Menjadi Sutradara Televisi, (Jakarta: Grasindo Widiasarana

Indonesia, 2004)

Subroto, Sastro, Darwanto,Produksi Acara Televisi, (Jakarta: Duta Wacana

University Press, 1992)

Wahyudi, J.B, Media Komunikasi Massa Televisi, (Bandung: P.T.

Alumni, 1986)

Sumber Lain: Http// anangwiharyanto. Wordpress.com

Page 37: Laporan kp ryan
Page 38: Laporan kp ryan

LAMPIRAN

Lampiran Foto Dokumentasi

Gambar 1 Proses Editing di Control Room Program Dendang 15 “Live”

(Stage Show/Call in show)

(Ryanda Chrisandy, Padang 2014)

Gambar 2 Shoting Program Berita Ranah Minang “Live” (News/Berita)

(Ryanda Chrisandy, Padang 2014)

Page 39: Laporan kp ryan

Gambar 3

Shoting Program Sekilas Sumbar “Live” (News/Berita) (Ryanda Chrisandy, Padang 2014)

Gambar 4

Control Room Program Dendang 15 “Live”(Stage Show/Call in show) (Ryanda Chrisandy, Padang 2014)

Page 40: Laporan kp ryan

Gambar 5

Live Report Indoor Studio “Live” (News/Berita) (Ryanda Chrisandy, Padang 2014)

Gambar 6 Lighting Studio untuk program Berita Ranah Minang

(Ryanda Chrisandy, Padang 2014)

Page 41: Laporan kp ryan

Gambar 7 Proses Insert Graphic menggunakan Broadcast Pix pada Seluruh Program Live Studio

(Ryanda Chrisandy, Padang 2014)

Gambar 8

Produksi Program Dendang 15 “Live” (Stage Show) (Ryanda Chrisandy, Padang 2014)

Page 42: Laporan kp ryan

Gambar 9 Audio Mixing Control Room

(Ryanda Chrisandy, Padang 2014)

Gambar 10 Shoting Program Berita Ranah Minang

(Ryanda Chrisandy, Padang 2014)

Page 43: Laporan kp ryan

Gambar 11 Teleprompter dan Monitor Preview d ruang Pemberitaan Program Berita Ranah Minang

(Ryanda Chrisandy, Padang 2014)

Gambar 12

Rundown Program Dendang 15

(Ryanda chrisandy, Padang 2014)