laporan kuliah kerja praktek lapang
TRANSCRIPT
LAPORAN KULIAH KERJA PRAKTEK LAPANG (K2PL)
PENDAPATAN BURUH DIHITUNG DARI KINERJA
(PERSERO) UNIT USAHA GUNUNG DEMPO PAGAR ALAM
SUMATERA SELATAN
DISUSUN OLEH :
Nama : DINA RISNIATI
NPM : 01021000008
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUSI RAWAS
LUBUKLINGGAU
2013
PROPOSAL KULIA KERJA PRAKTEK LAPANG (K2PL)
PENDAPATAN BURUH DIHITUNG DARI KINERJA
(PERSERO) UNIT USAHA GUNUNG DEMPO PAGAR ALAM SUMATRA
SELATAN
Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing
Pada tanggal……………………………
Pembimbing I Pembimbing II
Dr.Zaini AMIN,Ms Wartono,SP,M.Si
Mengetahui
Ketua Prodi
Ir.H.My Phariyanto,M.Pd
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT, Karena berkat rahmat dan karunia-Nya
sehinnga penulis dapat menyelesaikan proposal laporan kuliah kerja praktek
lapang (K2PL) Proposal laporan kuliah kerja praktek lapang (K2PL) ini disusun
sebagai salah satu syarat untuk melaksanakan K2PL pada Fakultas Pertanian prodi
Agribisnis Universitas Musi Rawas (UNMURA) Lubuklinggau.
Dalam penulisan ini penulis berusaha untuk menampilkan yang penulis memiliki
dan dengan bimbingan dosen pembimbing yang sangat membantu penulis dalam
menyelesaikan penulisan laporan ini.
Dalam kesempatan ini penulis sangat mengucapkan terimakasih yang tak
terhingga kepada Bapak Dr.Zaini Amin,Ms selaku pembimbing I dan Bapak
Wartono,SP,M.Si selaku pembimbing II yang telah banyak membantu penulis
dalam menyelesaikan pembuatan proposal kuliah kerja praktek lapang (K2PL) ini.
Terimakasih kami sampaikan ke pada Dosen, Karyawan,Rekan-rekan
seperjuangan Mahasiswa Universitas Musi Rawas Fakultas Pertanian. Penulis
mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari semua pihak demi
perbaikan di waktu mendatang dan Semoga segala bimbingan,arahan,dan
dorongan yang telah diberikan akan dibalas dengan pahala yang berlipat ganda
oleh Allah SWT hendaknya.
Lubuklinggau, Juni 201
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA
PENGANTAR.........................................................................................................
DAFTAR ISI………………………………………………………………………
I. PENDAHULUAN
1.1. LatarBelakang………………………………………………………………
1.2. Masalah…………………………………………………………………….
1.3. Tujuan……………………………………………………………………..
1.4. Manfaat……………………………………………………………………
II. DASAR TEORI
2.1. Tijauan Pustaka...................................................................................................
2.1.1 Aspek Agronomi Tanaman Teh........................................................................
2.1.2 Teh Hitam Orthodox........................................................................................
III. PELAKSANAAN KULIAH KERJA PRAKTEK LAPANG (K2PL)
3.1.1 Waktu dan Tempat............................................................................................
3.1.2 Metode..............................................................................................................
3.1.3 Alat dan Bahan..................................................................................................
3.1.4 Cara Kerja.........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................
BAB.I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
PT. Perkebunan Nusantara VII (PERSERO) Unit Usaha Gunung Dempo
Pagaralam Sumatera Selatan adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara yang
bergerak dalam bidang perkebunan teh, agroindustri dan agrowisata. Perkebunan
teh ini pada tahun 1963 – 1968 di kelolah oleh PPN antaraVII Bandung, lalu
dikelolah dibawah PNP X Bandar Lampung antara tahun 1968 – 1980. Perusahan
lalu dikelolah oleh PT.Perkebunan X (PERSERO) pada tahun 1980 -
1996,kemudian dari tahun 1996 sampai dengan sekarang dikelolah oleh
Perusahaan Perseroan (persero) PT.Perkebunan Nusantara VII yang merupakan
konsolidasi PTP XI, XXIII, XXXI (Persero) dengan wilayah kerja meliputi
provinsi Sumatera Selatan, Bengkulu, dan Lampung. PT. Perkebunan Nusantara
VII (Persero) Unit Usaha Gunung Dempo Pagar Alam Sumatera Selatan dengan
ketingin tempat 900 – 1.850 dpl dan luas areal tanaman teh 1.438 Ha yang berada
di lereng gunung Dempo Pagar Alam Sumatera Selatan yang sudah memiliki
manajemen yang diatur secara sistematis, sehingga dalam setiap kegiatan yang
dilakukan berjalan dengan baik.Berdasarkan hal tersebut penulis terdorong untu
dapat mengetahui teteng manjemen produksi pengolahan teh hitam pada PT.
Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Gunung Dempo Pagar alam
Sumatera Selatan.
Prouktivitas tanaman the terus meningkat dengan pelaksanaaan culture
teknissecara benar dan dengan pengaturan pangkas dalam, pangkas intermediete
dan pangkas produksi.perkebunana the gunung dempo didukung oleh satu unit
pabrik the hitam.sebelum tahun 2009 kapasitas 40 ton PTS/hari dan tahun 2001
dinaikkan lagi menjadi kapasitas 80ton PTS/hari.pemasaran the gunung dempo
selain lokal juga diekspor keluar negeri meliputi negara malaysia,india,timur
tengah,hongkong,inggris,belanda,rusia dll.
Teh hitam biasa disebut juga sebagai teh merah, hal tersebut dikarenakan
kebiasaan orang timur menyebutnya teh merah karena larutan teh yang dihasilkan
dari teh ini akan berwarna merah, sedangkan orang barat menyebutnya teh hitam
karena daun teh yang digunakan untuk penyeduhan biasanya berwarna hitam. Teh
hitam merupakan jenis teh yang paling banyak di produksi di Indonesia, dimana
Indonesia sendiri merupakan pengekspor teh hitam ke-5 terbesar di dunia.
Teh hitam merupakan daun teh yang paling banyak mengalami pemrosesan
fermentasi, sehingga dapat dikatakan pengolahan teh hitam dilakukan dengan
fermentasi penuh. Tahap pertama, daun diletakkan di rak dan dibiarkan layu
selama 14 sampai 24 jam. Kemudian daun digulung dan dipelintir untuk
melepaskan enzim alami dan mempersiapkan daun untuk proses oksidasi, pada
tahap ini daun ini masih berwarna hijau. Setelah proses penggulungan, daun siap
untuk proses oksidasi. Daun diletakkan di tempat dingin dan lembab, kemudian
proses fermentasi berlangsung dengan bantuan oksigen dan enzim. Proses
fermentasi memberi warna dan rasa pada teh hitam, dimana lamanya proses
fermentasi sangat menentukan kualitas hasil akhir. Setelah itu, daun dikeringkan
atau dipanaskan untuk menghentikan proses oksidasi untuk mendapatkan rasa
serta aroma yang diinginkan Visi dan misi PT. Perkebunan Nusantara VII
(Persero)
Visi PT.Perkebunan Nusantara VII (Persero)
“ Menjadi prusahaan agribisnis dan agroindustri yang tangguh dan berkarakter
global”
Misi PT.Perkebunan Nusantara VII (Persero)
1. Menjalankan usan agribisnis perkebunan dengan comoditas
karet,teh,tebu,kelapa sawit
2. Mengembangkan usaha berbasis bisnis inti yang mengarah ke integrasi vertikal
3. menggunakan teknologi budidaya dan proses efisien dan akrab dengan
lingkungan untuk menghasilkan peoduk berstandar baik untuk pasar
dosmetik maupun internasional
4. Memperhatikan kepentingan shareholders dan stakeholders khususnya pekerja
mitra petani, pemasok dan mitra usaha untuk bersama-sama mewujudkan
daya saring guna menumbuh kembangkan perusahaan
I.2. Masalah
1. apa yang mempengaruhi pendapatan petani tersebut ?
2. bagaimana mengetahui kondisi tenaga kerja dan system upah petani
tersebut ?
3.kontribusi apa yang didapat oleh petani dalam mingkatkan taraf hidup ?
I.3. Tujuan
Adapun tujuan dari kuliah kerja praktek lapang (K2PL) adalah untuk
menambah ilmu pengetahuan dan wawasan penulis mengenai apa saja yang
mempengaruhi pendapatan dan sistem upah yang didapat oleh petani the itu
sendiri di PT.Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Gunung Dempo
Pagar Alam Sumatera Selatan.
Dan untuk mengetahui kontribusi apa saja yang diberikan oleh petani the itu
untuk meningkatakan taraf hidup petani teh PT. Perkebunan Nusantara VII
(Persero) Unit Usaha Gunung Dempo Pagar Alam Sumatera Selatan.
I.4. Manfaat
Manfaat bagi mahasiswa kuliah kerja praktek lapang (K2PL) ini yaitu
menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman kerja. Dengan adanya praktik
kerja lapang ini dapat menambah wawasan dan penegtahuan dalam
mempraktekan teori dan ilmu yang telah dipelajari dibangku kuliah dengan
kenyataan yang ada dilapangan.
Bagi lembaga objek penelitian dapat memberikan sumbangsih dan masukan
informasi kepada berbagai pihak dan secara khusus bagi pinpinan PT.
Perkebunan Nusantara VII (PERSERO) Unit Usaha Gunung Dempo
Pagaralam Sumatera Selatan.
Bagi perguruan tinggi sebagai bahan un tuk menambah bahan kajian koleksi
khazanah perpustakaan serta sebagai bahan perbandingan bagi studi
penelitian-penelitian yang akan dilakukan berikutnya.
BAB.II.DASAR TEORI
2.1. Tinjauan Pustaka
2.1.1. Aspek Agronomi Tanaman Teh
Tanaman teh atau bahasa kerennya camellia pertama kali ada di Indonesia sejak
tahun 1684 yang dibawa oleh seorang Jerman yang bernama Andreas Cleyer dari
Jepang yang berupa biji dan ditanam sebagai tanaman hias di Jakarta.
Kemudian baru pada tahun 1694 perdu teh muda yang berasal dari Cina tumbuh
di Taman Istana Gubernur Jenderal Champhuys di Jakarta berdasarkan laporan
dari Valentijn, perdu teh muda yang berasal dari Cina ini biasa di sebut dengan
bahasa kerennya Camellia Sinensis. Semenjak itu maka di budidayakanlah teh
asal cina ini atau biasa disebut Camellia Sinensis di Perkebunan Teh Indonesia.
Baru pada tahun 1877 seorang Insinyur asal Belanda yang bernama Ir.Rudolp
Eduard Korkhoven membawa Teh jenis Asam atau bahasa kerennya Camellia
Assamica ke Indonesia dari Srilangka dan menanamnya di Kebun Gambung,
Jawa Barat.
Teh Asam atau Camellia Assamica inilah secara berangsur-angsur menggantikan
tanaman Teh asal Cina di Indonesia dan sejak saat itu tanaman Teh Asam atau
Camellia Assamica menjadikan perkebunan Teh Indonesia berkembang makin
luas Kata teh berasal dari Cina. Masyarakat Cina daerah Amoy menyebut teh
dengan tay sementara masyarakat daerah Kanton menyebutnya cha. Nama ini
kemudian menyebar ke mancanegara dengan penyebutan yang sedikit berbeda.
Orang Inggris menyebutnya tea, di daerah Spanyol diucapkan te, dan di Jerman
teh disebut dengan tee. Keanekaragaman nama tersebut menunjukkan bahwa teh
sudah banyak dikenal di dunia. Teh, minuman yang paling banyak dikonsumsi di
dunia setelah air, diproduksi dari daun tanaman teh (Camelia sinensis). Daun teh
yang diambil biasanya adalah dua sampai tiga pucuk daun yang paling ujung
(terminal leaves) beserta batang muda (growing apex) kemudian diperlakukan
dengan proses pengolahan tertentu (Setiawati dan Nasikun 1991). Pucuk daun teh
dapat dilihat pada Gambar 1. Tanaman teh (Camelia sinensis) tumbuh dengan
baik pada kondisi beriklim hangat dan lembab dengan curah hujan yang cukup
tinggi dan juga terdapat banyak paparan sinar matahari, tanah berasam rendah
serta drainasi tanah yang baik (Wan et al. 2009). Kusumaningrum (2008) juga
menyatakan bahwa tanaman teh dapat tumbuh dengan optimum di daerah
pegunungan beriklim sejuk dengan ketinggian lebih dari 1800 meter di atas
permukaan laut. Pertumbuhan tanaman teh yang baik akan menghasilkan produk
teh dengan kualitas yang tinggi, dimana akan berbeda-beda sesuai dengan teknik
budidaya teh dan kondisi lingkungan, seperti jenis tanah, ketinggian, dan iklim
dari perkebunan teh tersebut.
Pucuk daun teh (Yadi 2009) Menurut Nazaruddin dan Paimin (1993), jenis teh
berdasarkan botaninya dibedakan menjadi teh Sinensis dan Assamica. Teh
Sinensis memiliki ciri-ciri ukuran daun yang lebih kecil, warna daun yang lebih
tua, serta produktivitas yang lebih rendah apabila dibandingkan dengan teh
Assamica. Meskipun demikian, keduanya memiliki kualitas teh yang sama
baiknya. Klasifikasi tanaman teh dapat dilihat pada Tabel 1. Selain itu, menurut
Wan et al. (2009), teh digolongkan menjadi tiga jenis berdasarkan perbedaan cara
pengolahannya, khususnya tingkat fermentasi, yaitu teh hijau (tanpa fermentasi),
teh oolong (fermentasi sebagian), dan teh hitam (fermentasi penuh). Perbedaan
cara pengolahan tersebut dapat dilihat pada Gambar 2. Tidak seperti proses
pengolahan teh hijau dimana dilakukan inaktivasi enzim, pada pengolahan teh
hitam aktivitas enzim secara optimum justru sangat diperlukan untuk membentuk
pigmen (theaflavin dan thearubigin). Proses fermentasi tersebut merupakan proses
yang paling kritis dalam penentuan kualitas produk akhir teh hitam. Gondoin et al.
(2010) menambahkan bahwa terdapat jenis teh lain, yaitu teh putih. Daun teh yang
dipetik pada pengolahan teh putih hanya daun paling ujung yang belum terbuka
atau masih kuncup dan masih mengandung bulu-bulu halus, sedangkan
pengolahan yang dilakukan menyerupai pengolahan teh hijau.
Pengklasifikasian tanaman teh sebagai berikut:
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Class : Dicotyledonae
Ordo : Parietales
Family : Theinae
Genus : Camelia
Spesies : Cameliasinesis
Teh hitam merupakan salah satu jenis teh yang namanya diambil dari warnanya
yang hitam atau gelap akibat fermentasi sempurna dari daun teh segar. Secara
ringkas, pengolahan daun teh menjadi teh hitam dapat dilihat pada Gambar 2
bagian c. Setelah dipanen dan dibersihkan, daun teh segar dilayukan agar tidak
putus saat penggulungan dan proses kimia berlangsung dengan baik saat
fermentasi (Adisewojo 1982). Pelayuan daun teh biasanya dilakukan pada
ruangan bersuhu 30-40oC selama 16-20 jam untuk mengurangi kadar air dari 70-
85% menjadi 55-65% (Ullah 1991). Pelayuan terjadi karena air-air dalam daun
secara perlahan akan menguap dan lambat laun daun akan menjadi layu. Proses
pelayuan akan berpengaruh terhadap kualitas dari teh kering yang dihasilkan. Jika
daun terlalu cepat layu, teh kering yang dihasilkan akan memiliki karakteristik
aroma yang kurang harum. Sebaliknya jika daun terlalu lama layu, teh kering akan
memiliki karakteristik rasa yang kurang sedap. Daun teh layu yang baik memiliki
ciri kering namun tidak putus dan tidak ada suara retak jika digenggam.
2.1.2. Teh Hitam Orthodox
Teh hitam orthodox adalah daun teh yang mengalami proses fermentasi paling
lama sehingga warnanya sangat pekat dan aromanya paling kuat. Teh hitam
merupakan jenis teh yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat di dunia
(khususnya oleh bangsa inggris). Teh Orthodox adalah teh yang diolah melalaui
proses pelayuan selama 16 jam, penggulungan, fermentasi, pengeringan, sortasi,
terbentuk teh jadi
Teh hitam termasuk salah satu dari jenis teh yang ada, teh hitam diproduksi dari
pucuk daun teh muda tanaman teh, teh hitam biasa disebut juga dengan teh merah
karena larutan teh yang dihasilkan dari teh ini akan berwarna merah dan
penyeduhan teh ini berwarna hitam. Teh hitam merupakan jenis teh yang paling
banyak diproduksi di Indonesia , Indonesia merupakan pengekspor teh hitam ke-5
di dunia.
PT.Perkebunan Nusantara VII (Persero)perkomitmen untuk terus meningkatkan
produk teh hitam orthodox yang dihasilkan. Ptpn VII yakin produknya dengan
merk gunung dempo, mampu bersaing karena memiliki banyak kelebihan.Teh
hitam gunung dempo memiliki cirri berbeda dibandingkan teh-teh pabrikan yang
banyak beredar luas dipasaran Indonesia. Warna coklat mengingat,.Aromah yang
tajam dan rasa yang lebih sepat adalah cirri teh hitam asal gunung dempo, kota
pagar alam , sumatera selatan, dibandingkan dengan teh yang beredar luas di
pasaran Indonesia. Posisi tanaman teh yang berada di lereng timur gunung,
sehingga mendapat sinar matahari langsung, membuat rasa teh gunung dempo
sangat has.
Teh hitam orthodox gunung dempo diproduksi dikota pagar alam, sumatera
selatan. Selain itu teh yang diproduksi oleh PTPN VII ini berkualitas tinggi.
Pengolahannya dilakukan secara higenis, tanpa bahan pengawet serta tanpa bahan
pewarna. Selain itu, posisi ketinggian teh gunung dempo juga paling sesuai, yaitu
berkisar antara 1000 sampai 1200 m. Jika terlalu tinggi, warna teh akan pekat.
Jika terlalu rendah rasa dan aromanya akan berkurang. Luas perkebunan teh
dilereng gunung tertinggi di SUM_SEL mencapai 1.478 hektar. Perkebunan
tersebut dikelolah oleh PTPN VII unit pagar alam. Produksi daun teh hitam rata-
rata menghasilkan 40 ton teh pucuk basah stiap hari dan cenderung meningkat
dalam setahun, produk teh gunung dempo rata-rata mencapai 14000-17000 ton teh
pucuk basah atau setara 3600-4250 ton teh kering
BAB.111. PELAKSANAAN KULIAH KERJA PRAKTEK LAPANG (K2PL)
3.1.1. Waktu dan Tempat
Waktu pelaksanaan kuliah kerja praktek lapang (K2PL) ini akan dilaksanakan
kurang lebih Selama dua bulan di mulai dari bulan Juli hingga bulan Agustus
2013 Di PT.Perkebunan Nusantara VII (PERSERO) Unit Usaha Pagar Alam yang
terletak di kaki gunung dempo. Jalan Raya Gunung Dempo km 10, Kelurahan
Gunung Dempo. Kecamatan Pagar Alam Selatan yang berjarak 9 km dari Kota
Pagar Alam provinsi sumatera selatan..
3.1.2. Metode
Metode yang digunakan dalam kuliah kerja praktek lapang (k2pl) ini adalah
metode observasi langsung,yaitu suatu metode yang dilakukan untuk mendapat
data secara langsung dan aktual melalui pengamatan dilapangan di PT.
Perkebunan Nusantara VII (Peresero) Unit Usaha Gunung Dempo Pagar Alam
Sumatera Selatan.
3.1.2.2. Metode Pengambialan Data
Metode pengambialan data yang dilakukan dalam praktik lapang ini adalah :
Pengambilan data primer yaitu data yang diperoleh dengan cara mengdakan
wawancara dengan pekerja di perkebunan teh di PT. Perkebunan Nusantara VII
(Persero) Unit Usaha Gunung Dempo Pagar Alam terutama dengan pemetik teh
Mencari data sekunder yaitu data yang diperoleh dari catatan dan dokumen
perusahaan atau literatur yang berkaitan dengan manajemen pengolahan produksi
pada PT. Perkebunan Nusantara VII ( Persero) Unit Usaha Gunung Dempo Pagar
Alam.
3.1.3. Alat dan Bahan
Kendaraan,yang dipakai mobil untuk melakukan survei lokasi K2PL di PTPN VII
Unit Usaha Gunung Dempo Pagar Alam
Alat-Alat tulis untuk mengambil data dari hasil pemaparan menejer ptpn VII Unit
usahaGunung Dempo Pagar Alam
Laptop untuk mengetik proposal yg akan di ajukan kepada pihak kampus sbagai
syarat untuk melakukan k2pl di PTPN VII Unit Usaha Gunung Dempo
Pagaralam
3.1.4. Cara Kerja
Metode pengambialan data yang dilakukan dalam praktik lapang ini adalah :
Pengambilan data primer yaitu data yang diperoleh dengan cara mengadakan
wawancara dengan petani teh, karyawan, administrasi,atau observasi langsung di
PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Gunung Dempo Pagar
Alam.
Mencari data sekunder yaitu data yang diperoleh dari catatan dan dokumen
perusahaan atauliteratur yang berkaitan dengan manajemen pengolahan produksi
pada PT. Perkebunan Nusantara VII ( Persero) Unit Usaha Gunung Dempo Pagar
Alam.
DAFTAR PUSTAKA
Adisewodjo. 1982. Bercocok Tanam Daun Teh. Aditya Media. Yogyakarta.
http://teh2tea.blogspot.com/2010/10/asal-mula-tanaman-teh-di-indonesia.html