laporan kunjungan kerja komisi viii dpr ri ke provinsi … · yang berkaitan dengan masalah-masalah...
TRANSCRIPT
LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VIII DPR RI
KE PROVINSI SULAWESI UTARA MASA RESES II TAHUN SIDANG 2019 – 2020 TANGGAL 28 FEBRUARI – 3 MARET 2020
Sekretariat Komisi VIII DPR RI [email protected]
JAKARTA
TAHUN 2020
DAFTAR ISI DAFTAR ISI
TIM KUNJUNGAN KERJA
BAB I PENDAHULUAN
A. Umum
B. Dasar Kunjungan Kerja
C. Maksud dan Tujuan
1. Maksud
2. Tujuan
BAB II PELAKSANAAN KUNJUNGAN KERJA
A. Kunjungan ke Kantor Gubernur Sulawesi Utara
B. Peninjauan ke Kantor BPBD Prov. Sulut
BAB III HASIL KUNJUNGAN KERJA
A. Permasalahan di Bidang Agama
B. Permasalahan di Bidang Sosial
C. Permasalahan di Bidang Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak
D. Permasalahan di Bidang Penanggulangan Bencana
BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
B. Rekomendasi
BAB V PENUTUP
FOTO-FOTO KEGIATAN
DAFTAR NAMA ANGGOTA
TIM KUNJUNGAN KERJA RESES KOMISI VIII DPR RI
KE PROVINSI SULAWESI UTARA
TANGGAL 28-29 FEBRUARI 2020
NOMOR N A M A JABATAN FRAKSI DAPIL URUT ANG
1.
A-289
DR. TB. ACE HASAN SYADZILY, M.Si
Wakil Ketua
Komisi VIII/
Ketua Tim
FRAKSI PARTAI
GOLKAR
JABAR II
2. A-218
INA AMMANIA Anggota F-PDIP JATIM VII
3. A-
255
MATINDAS J. RUMAMBI, S.Sos Anggota F-PDIP SULTENG
4. A-
257
Drs. SAMSU NIANG, M.Pd Anggota F-PDIP SULSEL II
5. A-260
H. ARWAN M. ARAS T. S.Kom Anggota F-PDIP SULBAR
6. A-
304
Hj. ENDANG MARIA ASTUTI, S.Ag, SH, MH.
Anggota GOLKAR JATENG IV
7. A-
346
Dra. Hj. IDAH SYAHIDAH, MH. Anggota GOLKAR GORONTALO
8. A-92 H. JEFRI ROMDONNY, SE, S.Sos, M.Si, MM.
Anggota GERINDRA
JABAR IX
9. A-
564
Ir. NANANG SAMODRA, KA, M.Sc.
Anggota DEMOKRAT NTB II
10. A-42 H. AN’IM FALACHUDIN MAHRUS
Anggota PKB JATIM VI
11. A-
440
K.H. BUCHORI YUSUF, Lc., MA. Anggota PKS JATENG I
12. A-
504 H. SUNGKONO Anggota PAN JATIM I
13. A-
473
H. IIP MIFTAHUL CHOIRI, S.Pd.I Anggota PPP BANTEN I
14. -
Agus Widijatmoko, SH. Sekretariat Komisi VIII DPR RI
15. - Reno Bulan Sekretariat Komisi VIII DPR RI
16. -
Heru Pribadi, SAP Sekretariat Komisi VIII DPR RI
17. - Mardiyana
Sekretariat Komisi VIII DPR RI
18. - Mohammad Hasyim, M.Si.
Tenaga Ahli Komisi VIII DPR RI
19. - Puntho Pranowo Wienahyu
Pemberitaan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Umum
Dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi DPR RI, sesuai ketentuan
Peraturan Tata Tertib DPR RI, maka Komisi VIII DPR-RI dalam kunjungan
Kerja Masa Reses II Tahun Sidang 2019-2020 telah membentuk 3 Tim yakni
ke Provinsi Sulawesi Utara (Sulsel), Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), dan
Provinsi Riau.
B. Dasar Kunjungan Kerja
1. Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 20,
20A, 21 dan 23 tentang tugas DPR-RI di bidang Legislasi, Anggaran dan
Pengawasan.
2. Undang-undang Nomor 17 tahun 2014 tentang MD3 sebagaimana telah
diubah dalam Undang undang Nomor 42 Tahun 2014 tentang perubahan
atas Undang undang Nomor 17 tahun 2014 tentang Majelis
Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan
Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
3. Keputusan DPR RI Nomor 01 tahun 2014 tentang Tata Tertib:
a. Pasal 6 dan 7 tentang Wewenang dan Tugas DPR RI;
b. Pasal 58 Ayat (3) tentang Tugas Komisi di bidang Pengawasan; dan
c. Pasal 59 Ayat (3) huruf (f) tentang Pelaksanaan Kunjungan Kerja
Komisi DPR RI pada Masa Reses.
4. Keputusan Rapat Internal Komisi VIII DPR RI
C. Maksud dan Tujuan
1. Maksud
a. Melakukan komunikasi intensif antara DPR RI khususnya Komisi VIII
DPR RI dengan daerah, baik Pemerintah Daerah maupun lembaga-
lembaga yang berkaitan dengan pelaksanaan pembangunan di bidang
agama, sosial, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak serta
penanggulangan bencana.
b. Melaksanakan fungsi Pengawasan atas Pelaksanaan Undang-undang
termasuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
c. Menggali dan menyerap aspirasi daerah dari unsur Pemerintah Daerah
maupun masyarakat.
2. Tujuan
a. Secara umum untuk mendapatkan masukan berupa data faktual
tentang pelaksanaan program pembangunan di bidang agama, sosial,
pemberdayaan perempuan, dan perlindungan anak serta pelaksanaan
penanggulangan bencana di daerah.
b. Secara khusus untuk memperoleh informasi dan data akurat mengenai
kinerja Kanwil Kemenag Sulut di bidang kerukunan umat beragama,
kinerja Dinas Sosial dalam penyaluran bantuan sosial (bansos); kinerja
DP3AD Prov Sulut dalam menangani kasus-kasus kekerasan terhadap
perempuan dan anak; serta kinerja BPBD dalam penanggulangan
banjir dan longsor di Manado.
BAB II
PELAKSANAAN KUNJUNGAN KERJA
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 20 ayat
(1) menyatakan bahwa “Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan
membentuk undang-undang.*). Kemudian Pasal 20A ayat (1) menyatakan bahwa
”Dewan Perwakilan Rakyat memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi
pengawasan.**)1
Untuk menjalankan fungsi-fungsi tersebut dibentuk alat kelengkapan Dewan,
antara lain Komisi VIII yang bermitra kerja dengan Kementerian Agama RI;
Kementerian Sosial RI; Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak; Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI); Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB); dan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) serta
Badan Wakaf Indonesia (BWI).
Dalam konteks pengawasan terhadap mitra-mitra kerjanya itulah, Komisi VIII
melakukan kunjungan kerja ke daerah. Tim kunker reses ke Manado, Sulawesi
Utara, menjalankan fungsi pengawasan dengan melakukan serangkaian pertemuan
bersama para pimpinan satuan kerja (satker) di bidang agama, sosial,
pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, serta penanggulangan bencana.
1. Pertemuan di Kantor Gubernur Sulawesi Utara
Dalam pertemuan di kantor Gubernur Sulawesi Utara, Tim Kunker
Komisi VIII DPR RI diterima oleh Asisten Daerah Bidang Pemerintah dan
Kesejahteraan Rakyat Pemprov Sulawesi Utara Drs. Edison Humiang
mewakili Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey, SE.
Dari jajaran Kementerian Agama, hadir Kepala Kanwil Kemenag
Provinsi Sulawesi Utara DR. H. Abdul Rasyid, M.Si beserta jajarannya; Kepala
Pusat Kerukunan Umat Beragama Setjen Kemenag RI DR. Nifasri, M.Pd;
Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulut Pdt. Lucky Rumopa;
Kabag Perencanaan dan Informasi Ditjen Katolik Kemenag RI Yohanes
Dwimbo Kamil, S.Sos., M.Si; serta perwakilan Baznasda dan BWI Sulut.
Dari jajaran Kementerian Sosial, hadir Kepala Dinas Sosial Provinsi
Sulawesi Utara dr. Rinny Tamuntuan beserta jajarannya; serta Kepala Subdit
Bantuan Sosial Direktorat Jaminan Sosial Keluarga Ditjen Linjamsos
Kemensos RI Keukeu Komarawati, S.ST., M.Si.
1 http://www.dpr.go.id/jdih/uu1945
Dari jajaran Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak, hadir Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Daerah (P3AD) Provinsi Sulut Ir. Meike Pangkong, M.Si beserta jajarannya;
Deputi Bidang Perlindungan Hak Perempuan Kementerian PPPA Prof. DR.
Vennetia Ryckerens Danes; Asdep Perlindungan Hak Perempuan Dalam
Situasi Darurat dan Kondisi Khusus Kementerian PPPA Nyimas Aliah, SE.,
S.Sos., M.Ikom.
Dari jajaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hadir
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Prov. Sulut Drs. Joi
EB Oroh dan Direktur Pemetaan dan Evaluasi Risiko Bencana BNPB Berton
SP Panjaitan, Ph.D.
Dalam sambutan yang dibacakan Asda Pemerintah dan Kesra Drs.
Edison Humiang, Gubernur Sulut Olly Dondokambey, SE menjelaskan bahwa
Provinsi Sulawesi Utara sebagai bagian integral dari Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) secara geografis berada di kawasan perbatasan
Indonesia-Filipina. Provinsi Sulawesi Utara memiliki 287 pulau yang terdiri dari
59 pulau berpenghuni dan 228 pulau berlum berpenghuni dengan 12 pulau
terluar yakni 7 pulau berada di Kabupaten Kepulauan Sangihe dan 5 pulau
berada di Kabupaten Kepulauan Talaud.
Secara geoposisi, Provinsi Sulawesi Utara berada di bibir pasifik yang
sangat prospektif untuk perdagangan regional maupun internasional. Apalagi
daerah ini ditunjang dengan potensi sumber daya alam yang melimpah, baik
di sektor kelautan, perikanan, energi terbarukan, pertanian, perkebunan serta
tentunya pariwisata.
Dari aspek administrasi, pemerintahan dan kemasyarakatan, Provinsi
Sulawesi Utara memiliki 11 kabupaten dan 4 kota, yang di dalamnya terdapat
171 kecamatan serta 1.838 desa dan kelurahan dengan jumlah penduduk
mencapai 2.484.392 jiwa.
Secara umum kehidupan masyarakat di Sulawesi Utara berjalan rukun,
damai dan harmonis meskipun masyarakatnya sangat majemuk baik dari sisi
etnis, agama, budaya dan adat-istiadat. Hal ini terpelihara dan terjaga berkat
kerja nyata dan pengabdian dari aparat TNI, Polri serta dukungan pemuka
agama dan tokoh masyarakat yang senantiasa proaktif dalam merespon dan
meredam isu-isu yang berpotensi menganggu stabilitas keamanan dan
kerukunan di daerah Sulawesi Utara.
Hasil dari sinergitas dan kerja sama seluruh stakeholders terkait telah
memberikan dampak positif bagi kehidupan sosial kemasyarakatan. Hal ini
dapat dilihat dari Survey Indeks Kerukunan Umat Beragama (KUB) yang dirilis
Kementerian Agama RI bahwa Sulawesi Utara berada di peringkat ke-4 dari
34 Provinsi di Indonesia.
Berkat stabilitas keamanan dan kerukunan daerah, berbagai program
kerja di bidang pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan pun
mampu diwujudkan dan mencapai progress yang signifikan serta
membanggakan. Melalui optimalisasi program Operasi Daerah Selesaikan
Kemiskinan (ODSK), kemiskinan di Sulawesi Utara turun cukup signifikan
yakni 1 digit dari angka 8,89% di tahun 2015 menjadi 7,51% pada tahun 2019.
Capaian ini juga berkat program-program sosial seperti Program Keluarga
Harapan (PKH) yang berjalan baik.
Pertemuan di Kantor Gubernur Sulawesi Utara diakhiri dengan
penyerahan secara simbolis bantuan PKH dan juga pemberian pengharagaan
kepada para Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang berprestasi.
2. Peninjauan ke Kantor BPBD Sulut
Dalam peninjauan ke Kantor BPBD Sulut, Tim Kunker Komisi VIII DPR
RI didampingi oleh Asisten Daerah Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan
Rakyat Pemprov Sulawesi Utara Drs. Edison Humeang dan Kepala BPBD
Sulut Drs. Joi EB Oroh.
Dalam peninjauan ini, Tim Kunker Komisi VIII DPR RI diajak berkeliling
melihat dukungan sarana dan prasarana kesiapsiagaan bencana termasuk
persiapan atau stok logistik yang berada di dalam gudang. Selain itu, Tim
Komisi VIII juga diajak meninjau ke ruang Pusat Komando Pengendalian dan
Operasi (Puskodalops) BPBD Sulut yang terkoneksi secara langsung ke Call
Center 24 Jam BNPB.
Dalam sambutannya, Ketua Tim Kunker Komisi VIII DPR RI DR. H. TB.
Ace Hasan Syadzily, M.Si mengakui bahwa sarana dan prasarana
kesiapsiagaan bencana di kantor BPBD Sulut cukup baik. Mulai dari perahu
motor, perahu karet, serta peralatan bencana lainnya termasuk bantuan tenda
dan selimut juga sembako sudah tersedia di kantor BPBD Sulut.
Selain itu teknologi yang dipersiapkan untuk memitigasi bencana di
Sulut sudah memadai. Tim di Puskodalops BPBD Sulut dapat berkomunikasi
secara audio dan visual dengan Call Center 24 Jam BNPB untuk melaporkan
setiap pantauan bencana melalui pantauan kamera yang ada.
Namun demikian, Komisi VIII DPR RI juga meminta agar kelengkapan
sarana dan prasarana serta kecanggihan teknologi yang dimiliki BPBD Sulut
dapat didistribusikan juga ke kantor BPBD kabupaten/kota yang ada di Sulut
agar mereka juga siap menghadapi bencana.
Jika kesiapsiagaan seperti itu hanya dimiliki di kantor BPBD Sulut tetapi
tidak sampai ke kabupaten/kota yang ada di Sulut, hal itu tidak akan efektif
dalam penanggulangan bencana. Oleh sebab itulah Komisi VIII DPR meminta
kesiapsiagaan bencana itu ditularkan hingga ke tingkat kabupaten/kota,
bahkan jika perlu sampai ke kecamatan dan desa.
Selain itu, masalah edukasi terhadap bencana juga harus dimulai sejak
dini. Di Jepang, masyarakat sudah dibiasakan untuk melakukan simulasi
bencana agar mereka sigap dan tahu apa yang harus dilakukan saat terjadi
bencana. Bahkan dalam setiap pertemuan akbar di dalam gedung, ada
penyampaian informasi tentang cara menyelamatkan diri apabila terjadi
bencana. Edukasi seperti ini juga diberikan kepada anak sekolah.
Oleh sebab itulah Komisi VIII DPR RI meminta BPBD Sulut untuk giat
melakukan edukasi dan sosialisasi tentang kesiapsiagaan bencana karena
Sulut juga berada di daerah rawan bencana, baik bencana gunung api,
tsunami, banjir ataupun likuifaksi.
Tahapan kesiapsiagaan bencana yang harus selalu diperhatikan
adalah prabencana dalam konteks memitigasi bencana, tanggap darurat pada
saat terjadinya bencana, dan rehabilitasi dan rekonstruksi yang dilakukan
pasca-bencana.
Ketua Tim Kunker Komisi VIII DPR RI DR. H. TB. Ace Hasan Syadzily,
M.Si selaku Ketua Panja RUU tentang Penanggulangan Bencana memastikan
akan memprioritaskan kesiapsiagaan bencana ini agar masuk dalam
pembahasan RUU Penanggulangan Bencana.
BAB III
HASIL KUNJUNGAN KERJA
Dalam pertemuan di kantor Gubernur Sulawesi Utara dibahas berbagai hal
yang berkaitan dengan masalah-masalah di bidang agama, sosial, pemberdayaan
perempuan dan perlindungan anak, serta penanggulangan bencana. Hasil
pertemuan itu dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Permasalahan di Bidang Agama
Permasalahan di Bidang Agama meliputi masalah kerukunan umat
beragama. Peristiwa pengrusakan rumah ibadah di Perumahan Agape
Tumaluntung, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara, pada 29 Januari
2020 adalah yang dipertanyakan oleh Tim Komisi VIII DPR RI.
Dalam laporannya, Kepala Kanwil Kemenag Sulut DR. H. Abdul
Rasyid, M.Ag menjelaskan bahwa peristiwa tanggal 29 Januari 2020 itu dipicu
oleh kehadiran orang luar yang ingin membuat kerusuhan antar-umat
beragama di Sulawesi Utara.
Kakanwil memaparkan, proses pendirian rumah ibadah di perumahan
Agape sudah diajukan sejak 2 tahun lalu tetapi belum memenuhi syarat yang
ditentukan dalam Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam
Negeri No 9 dan 8 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala
Daerah/Wakil Kepala Daerah dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat
Beragama, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama dan Pendirian
Rumah Ibadah bahwa dukungan masyarakat setempat paling sedikit 60
(enam puluh) orang yang disahkan oleh Kepala Desa/Lurah.
Karena belum memenuhi syarat yang diperlukan, maka Kantor
Kemenag Kabupaten Minahasa Utara tidak dapat mengeluarkan rekomendasi.
Namun pada saat menunggu proses untuk memenuhi prasyarat pendirian
rumah ibadah inilah tiba-tiba terjadi peristiwa perusakan yang dipicu oleh
kehadiran orang-orang di luar perumahan tersebut.
Aparat keamanan dari Polres dan Kodim, Forkopimda, Kemenag dan
FKUB Minahasa Utara segera mengadakan pertemuan dengan tokoh-tokoh
agama, tokoh adat dan tokoh masyarakat. Akhirnya disepakati umat Islam,
umat Kristen dan umat Katolik yang ada di perumahan itu bergotong royong
untuk memperbaiki lagi rumah ibadah yang rusak tersebut.
Selanjutnya kantor Kemenag Kabupaten Minahasa Utara
mengeluarkan Surat Rekomendasi Pendirian RUmah Ibadah (Masjid) Al-
Hidayah sehingga rekomendasi pendirian rumah ibadah dari FKUB Minahasa
Utara pun diterbitkan.
Selain menjelaskan tentang kerukunan umat beragama, Kepala Kanwil
Kemenag Sulawesi Utara DR. H. Abdul Rasyid, M.Ag juga menyampaikan
mengenai keinginan Sulut menjadi tuan rumah Musabaqoh Tilawatil Qur’an
(MTQ) Tingkat Nasional Tahun 2020.
Menurut Kakanwil, Gubernur Sulut Olly Dondokambey sangat
mendukung kegiatan-kegiatan keagamaan yang diselenggarakan di Sulut.
Selain itu, Gubernur Sulut juga memberi perhatian yang besar terhadap
kegiatan agama Islam, misalnya memberikan bantuan kepada jamaah haji
asal Sulawesi Utara.
2. Permasalahan di Bidang Sosial
Persoalan di bidang sosial seperti penurunan angka kemiskinan sudah
berhasil ditekan dalam lima tahun terakhir. Jika angka kemiskinan di Sulawesi
Utara pada September 2015 mencapai angka 8,89 persen kini angka tersebut
turun menjadi 7,51 persen.
Kepala Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Utara dr. Rinny Tamuntuan
menjelaskan, Program Keluarga Harapan (PKH) menjadi instrumen penting
dalam menurunkan angka kemiskinan dengan menggulirkan bantuan yang
besar dan juga didukung oleh APBD Sulut.
Pada tahun 2019, bantuan PKH yang disalurkan untuk hampir 100 ribu
KPM di Sulut mencapai angka Rp 324,4 Miliar. Bantuan ini didistribusikan
melalui 4 tahap melalui bank-bank yang tergabung dalam Himbara. Selama
lebih dari 12 tahun digulirkan, progam PKH di Sulut telah meluluskan atau
graduasi sebanyak 20ribu KPM dari pra-sejahtera menjadi sejahtera.
Selain itu, Dinsos Sulut juga telah merehabilitasi 1.269 rumah tidak
layak huni (RTLH) dalam 4 tahun terakhir, membantu 453 komunitas adat
terpencil (KAT), menyalurkan bantuan untuk 450 Kelompok Usaha Bersama
(KUBE) serta program-program bantuan dan pemberdayaan lainnya.
Dalam kesempatan itu, Komisi VIII DPR RI sempat mempertanyakan
angka partisipasi Dinsos Sulut yang dinilai rendah dalam verifikasi dan validasi
data kemiskinan melalui Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Dari
aplikasi SIKS-NG (Sistem Informasi Kesejahteraan Sosial-Next Generation)
yang dikelola oleh Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kemensos RI
diketahui bahwa partisipasi Dinsos Sulut dalam verifikasi dan validasi DTKS
hanya 58 persen.
Menanggapi hal ini, Kepala Dinsos Sulut dr. Rinny Tamuntuan
menyatakan siap untuk meningkatkan kinerjanya di bidang verifikasi dan
validasi DTKS. Hal ini berarti bahwa kinerja verifikasi dan validasi di tingkat
dinsos kabupaten/kota juga harus ditingkatkan.
3. Permasalahan di Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Daerah (P3AD) Provinsi Sulawesi Utara Ir. Mieke Pangkong, M.Si
menjelaskan bahwa isu kekerasan terhadap perempuan dan anak ibarat
gunung es. Kasus-kasus yang dilaporkan hanyalah fenomena yang muncul
dari banyaknya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Menurut catatan P3AD Sulut, kasus kekerasan terhadap perempuan di
Sulut pada tahun 2019 menurun menjadi 232 kasus dibanding tahun 2018
yang mencapai 496 kasus. Sedangkan data kasus kekerasan terhadap
perempuan dan anak sampai Februari 2020 yang dilaporkan ke Pusat
Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Sulut
sebanyak 45 kasus.
Kasus yang paling menonjol dari kekerasan terhadap perempuan dan
anak adalah kekerasan fisik, kekerasan seksual, kekerasan psikis, kekerasan
dalam rumah tangga (KDRT) dan juga penelantaran hingga trafficking.
Sedangkan faktor yang melatarbelakangi kasus-kasus kekerasan
terhadap perempuan dan anak adalah perceraian, masalah ekonomi, pola
hidup konsumtif, minim pemahaman agama, tidak memiliki
Pendidikan/keterampilan memadai, salah asuh dan dampak gadget/situs
porno.
Untuk mencegah agar kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak
tidak meningkat, P3AD telah melakukan sosialisasi dan kampanye
perlindungan hak perempuan, pelatihan bagi SDM perlindungan perempuan
dari tindakan kekerasan, pelatihan pencegahan dan penanganan tindak
pidana perdagangan orang, monitoring dan evaluasi gugus tugas tindak
pidana perdagangan orang, pembinaan dan fasilitasi organisasi perempuan
serta pembentukan Forum Puspa Prov. Sulut yang terdiri dari 19 lembaga.
4. Permasalahan Penanggulangan Bencana
Dalam penjelasannya, Kepala BPBD Sulut Drs. Joi EB Oroh
menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan tanggap darurat untuk
membantu korban banjir dan longsor di Manado dan Kabupaten Sangihe yang
terjadi Januari 2020 lalu.
Banjir dan longsor di Sangihe termasuk yang cukup besar karena
menewaskan 3 orang dan merusak rumah warga di 4 desa. Bantuan tenda
dan makanan telah diturunkan untuk membantu para korban.
Dalam kunjungan Tim Kunker Komisi VIII DPR RI, Kepala BPBD Sulut
Drs. Joi EB Oroh juga menjelaskan bahwa peralatan penanggulangan
bencana di BPBD Sulut rata-rata sudah berumur lebih dari 10 tahun sehingga
perlu diremajakan.
Selain itu, bantuan logistik yang disiapkan di dalam Gedung BNPB juga
hanya sedikit karena kapasitas ruangannya yang kecil sehingga tidak mampu
menampung stok logistik yang dipersiapkan jika terjadi bencana.
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
1. Kesimpulan
A. Di Bidang Agama
Masalah kerukunan umat beragama di Sulawesi Utara sebetulnya
sudah selesai. Masyarakat Sulut diikat dengan semboyan “Torang Samua
Basudara” yang berarti “kita semua bersaudara”, sehingga mereka
menempatkan ikatan persaudaraan di atas aliran agama, etnis, budaya
dan adat-istiadat. Mereka terbiasa hidup rukun dan membaur dalam
masyarakat tanpa mempersoalkan agama, etnis, budaya dan adat-istiadat.
Kepada Tim Kunker Komisi VIII DPR RI yang mempertanyakan
kasus perusakan rumah ibadah di Perumahan Agape Tumaluntung,
Kabupaten Minahasa Utara, pada 29 Januari 2020 lalu, Kepala Kantor
Wilayah Kemenag Provinsi Sulawesi Utara DR. H. Abdul Rasyid, M.Ag
memastikan bahwa persoalan itu sudah selesai.
“Saya jamin masalah ini sudah selesai. Warga di sana baik dari
umat Islam, Kristen dan Katolik sudah sepakat untuk bergotong royong
memperbaiki rumah ibadah yang dirusak. Dan kami juga sudah
memberikan izin pendirian rumah ibadah. Tinggal sekarang Bapak/Ibu
kalau ada yang mau bersodaqoh silakan bantu pembangunannya,”
ujarnya.
B. Di Bidang Sosial
Di bidang sosial penurunan angka kemiskinan mengalami trend
yang positif dalam 5 tahun terakhir, ditandai dengan penurunan angka
kemiskinan dari 8,89 persen menjadi 7,51 persen melalui pengucuran
program PKH dan program pemberdayaan masyarakat lainnya.
Secara umum program rehabilitasi sosial di Provinsi Sulut juga
berjalan baik dengan digulirkannya berbagai bantuan sosial yang
diperlukan bagi masyarakat miskin, komunitas adat terpencil, kaum lansia
dan penyandang disabilitas.
Namun angka partisipasi Dinsos Sulut dalam melakukan verifikasi
dan validasi data kemiskinan masih rendah atau baru mencapai angka 58
persen saja.
C. Di Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Di bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, Dinas
P3AD Provinsi Sulut sudah memiliki strategi untuk mencegah kekerasan
terhadap perempuan dan anak meskipun belum optimal.
Angka kekerasan terhadap perempuan dan anak memang
menurunkan pada tahun 2019 menjadi 232 kasus dari 496 kasus pada
tahun 2018, tetapi untuk tahun 2020 ini angka kekerasan itu bisa jadi naik
sebab baru 2 bulan saja yakni Januari dan Februari 2020 angkanya sudah
mencapai 45 kasus.
D. Di Bidang Penanggulangan Bencana
Peralatan, sarana dan prasarana serta logistik untuk
penanggulangan bencana di BPBD Sulut secara umum sudah cukup baik
dan tinggal ditingkatkan jumlahnya.
Kesiapsiagaan bencana juga sudah cukup dipahami oleh jajaran
BPBD dan hanya perlu sosialisasi yang terus-menerus dan masif agar
kesadaran mengenai bencana tumbuh di tengah masyarakat
2. Rekomendasi
A. Di Bidang Agama
i. Meningkatkan peran Kementerian Agama dalam membina
kerukunan antar umat beragama.
ii. Meningkatkan koordinasi antar umat beragama dalam Forum
Kerukunan Umat Beragama (FKUB).
iii. Meningkatkan pemahaman dan pengamalan ajaran agama yang
moderat dan damai.
B. Di Bidang Sosial
i. Meningkatkan program-program bantuan sosial dan pemberdayaan
masyarakat pra-sejahtera.
ii. Memperluas sebaran program bantuan sosial agar lebih banyak
masyarakat pra-sejahtera yang mendapat bantuan.
iii. Meningkatkan partisipasi dan aktivasi Dinsos Sulut dan Dinsos
Kabupaten/Kota dalam verifikasi dan validasi data kemiskinan.
C. Di Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
i. Meningkatkan program-program pembangunan yang berperspektif
gender.
ii. Meningkatkan sosialisasi dan edukasi tentang pencegahan
kekerasan terhadap perempuan dan anak.
iii. Meningkatkan pemberdayaan perempuan dengan memberikan
pelatihan dan keterampilan.
D. Di Bidang Penanggulangan Bencana
i. Meningkatkan dukungan peralatan, sarana dan prasarana serta stok
logistik untuk bantuan bencana.
ii. Meningkatkan kapasitas gudang agar agar mampu menampung
stok logistik yang lebih banyak.
iii. Meningkatkan peran BNPB/BPBD dalam penanggulangan bencana
melalui revisi atas UU No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana.
BAB V
PENUTUP
Demikian bahan bacaan ini dibuat untuk menjadi referensi bagi Anggota Tim
Kunjungan Kerja Reses Komisi VIII DPR RI dalam rangka menjalankan fungsi
pengawasan ke Provinsi Sulawesi Utara.
PIMPINAN KOMISI VIII DPR RI
WAKIL KETUA,
ttd
DR. H. TB. Ace Hasan Syadzily, M.Si
FOTO-FOTO KEGIATAN KUNJUNGAN KERJA
Pertemuan di Kantor Gubernur Sulawesi Utara Dipimpin Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI DR. H. TB.
Ace Hasan Syadzily, M.Si
Tim Kunker Komisi VIII DPR RI Didampingi Para Pejabat Kemenag, Kemensos, KemenPPPA dan BNPB serta Masyarakat Penerima Program PKH
FOTO-FOTO KEGIATAN KUNJUNGAN KERJA
Para Anggota Komisi VIII DPR RI sedang mengikuti pertemuan di Kantor Gubernur Sulawesi Utara
pada Kunker Reses di Manado
Para Anggota Komisi VIII DPR RI sedang mengikuti pertemuan di Kantor Gubernur Sulawesi Utara
pada Kunker Reses di Manado
FOTO-FOTO KEGIATAN KUNJUNGAN KERJA
Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI DR. H. TB. Ace Hasan Syadzily, M.Si bertukar cenderamata dengan
Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Sulawesi Utara DR. H. Abdul Rasyid, M.Ag.
Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI DR. H. TB. Ace Hasan Syadzily bertukar cenderamata dengan
Kepala Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Utara dr. Rinny Tamuntuan
FOTO-FOTO KEGIATAN KUNJUNGAN KERJA
Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI DR. H. TB. Ace Hasan Syadzily, M.Si menyerahkan bantuan kepada
Keluarga Penerima Manfaat Progam PKH yang berprestasi
Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI DR. H. TB. Ace Hasan Syadzily, M.Si menyerahkan bantuan PKH
secara simbolis kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM)
FOTO-FOTO KEGIATAN KUNJUNGAN KERJA
Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI DR. H. TB. Ace Hasan Syadzily, M.Si dan Rombongan Kunker Komisi
VIII DPR melakukan pertemuan di Kantor BPBD Sulut
Tim Kunker Komisi VIII DPR RI melakukan peninjauan sarana dan prasarana serta stok logistic di
Kantor BPBD Provinsi Sulawesi Utara
FOTO-FOTO KEGIATAN KUNJUNGAN KERJA
Pertemuan di Kantor BPBD Provinsi Sulawesi Utara dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI
DR. H. TB. Ace Hasan Syadzily, M.Si
Pertemuan dan peninjauan di Kantor BPBD Provinsi Sulawesi Utara diakhiri dengan acara foto
bersama Tim Kunker Komisi VIII DPR RI