laporan kunjungan kerja spesifik panja limbah...
TRANSCRIPT
-
LAPORAN
KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK
PANJA LIMBAH DAN LINGKUNGAN KOMISI VII DPR RI
Peninjauan Kawasan Industri Palembang dan PT TEL
(Tanjung Enim Lestari) di Kabupaten Muara Enim
Provinsi Sumatera Selatan
MASA PERSIDANGAN IV TAHUN SIDANG 2018-2019
TANGGAL 13 S.D. 14 MARET 2019
SEKRETARIAT KOMISI VII
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
2 0 1 9
-
I. PENDAHULUAN
Kota Palembang, Sumatera Selatan berpotensi menjadi kawasan
industri terbesar di Sumatera karena akan dilalui tiga ruas jalan tol sekaligus
yang salah satunya terhubung langsung ke Kawasan Ekonomi Khusus
Tanjung Api-Api dan Kawasan Industri Gandus. Kepala Dinas Perdagangan
Provinsi Sumatera Selatan Permana di Palembang, mengatakan sejauh ini
Pemkot Palembang sedang mematangkan berdirinya Kawasan Industri
Gandus seluas 300 hektare. Selain Palembang, Disdag Sumsel juga
mendorong lima kabupaten/kota lain yakni Muaraenim, Penukal Abab
Lematang Ilir, Lubuklinggau, Banyuasin, Ogan Komering Ilir untuk
mengembangkan kawasan industri.
PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper (PT TeL) secara resmi
didirikan pada tanggal 18 Juni 1990 dan memulai kegiatan pembangunan
pabrik sejak pertengahan 1997, yang berlokasi di desa Banuayu, Kecamatan
Rambang Dangku, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan
yang menempati areal seluas 1.250 ha. PT TeL adalah Perusahaan Modal
Asing (PMA) yang sahamnya dimiliki oleh JIPIC, Sumatera Pulp Corporation,
dan Marubeni Corporation. Pembangunan proyek ini dibiayai oleh suatu
Consortium Bank Internasional.
Bahan baku yang digunakan adalah AcaciaMangiumyang berasal dari
Hutan Tanaman Indonesia (HTI). PT. Musi Hutan Persada yang mempunyai
Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri seluas 296.400 ha di Provinsi
Sumatera Selatan. Pabrik mempunyai kapasitas produksi pulp sebesar 1430
ton /hari atau 450.000ton /tahun. Saat ini karyawan PT TeL berjumlah 1015
orang yang sebagian besar (80%) adalah penduduk Sumatera Selatan.
Pada bulan November 1999, pembangunan pabrik pulp kertas PT TEL
yang berlokasi di Muara Enim, Sumatra Selatan, telah rampung dan memulai
produksi percoban pada bulan Desember. Rencana produksi secara penuh
sedianya akan dapat dilaksanakan pada bulan Januari 2000. Pembangunan
pabrik itu sendiri memakan biaya sebesar US $ 1 milyar. Sebagian besar
dana yang dikeluarkan dibiayai oleh perusahaan dan bank-bank asal
Jepang, Eropa dan Amerika Utara. Sedangkan untuk penyediaan peralatan
-
dan pekerjaan teknis disediakan oleh perusahaan-perusahaan Skandinavia,
Jerman dan Kanada dengan dukungan Kesepakatan Kredit Eksport. PT TEL
merupakan contoh tentang bagaimana kepentingan modal asing dan
kebutuhan peningkatan pendapatan dari ekspor menjadi hal utama dengan
mengabaikan kesehatan dan keberlanjutan kehidupan masyarakat lokal atas
nama 'pembangunan ekonomi'.
Berdasarkan administrasi pemerintahan areal kawasan industri Pulp PT
Tel seluas 1250 ha berada di sebagian wilayah Desa Dusun Dalam, Muara
Niru, Gerianam, Banuayu dan Tebat Agung diwilayah Kecamatan Rambang
Dangku, Kecamatan Gunung Megang, Kabupaten Muara Enim Provinsi
Sumatera Selatan. Luas area berdasarkan penggunaan lahan baik untuk
pabrik, unit pengolahan limbah, town site dan infrastruktur penunjang
lainnya.
Sesuai dengan Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun
2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,
menyatakan bahwa setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang
mempunyai dampak besar dan penting wajib dilakukan kajian Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan dan hasil akhir AMDAL harus berupa Recana
Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan. Upaya
penanggulangan dampak negatif dan pengembangan dampak positif
dilaksanakan melalui kegiatan pengelolaan lingkungan, selanjutnya
efektifitas pengelolaan lingkungan ini dievaluasi dengan kegiatan
pemantauan lingkungan dengan terlebih dahulu menyusun dokumen
Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan dilanjutkan dengan Rencana
Pemantauan Lingkungan (RPL).
Berkaitan dengan hal tersebut, Komisi VII DPR RI memandang perlu
untuk melakukan Kunjungan Kerja Spesifik Panja Limbah dan Lingkungan ke
PT Tanjungenim Lestari di kabupaten Muara Enim. Kunjungan ini
diharapkan dapat memberikan informasi penting terkait dampak bagi
masyarakat sekitar, baik dampak positif maupun negatif. serta mendapatkan
informasi menyangkut kendala-kendala yang dihadapi untuk kemudian
-
ditindaklanjuti oleh Komisi VII DPR RI dalam Rapat Kerja dan Rapat Dengar
Pendapat bersama mitra-mitra terkait sesuai dengan fungsinya.
II. DASAR HUKUM KUNJUNGAN
Kunjungan Kerja Spesifik Panja Limbah dan Lingkungan Komisi VII
DPR RI dilaksanakan berdasarkan Hasil Keputusan Rapat Intern Komisi VII
DPR RI tanggal 4 Maret 2019 Masa Persidangan IV Tahun Sidang 2018-
2019 serta merujuk pada Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 1/DPR RI/I/2014 tentang Tata Tertib DPR RI.
III. MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN
Maksud dan Tujuan diadakannya Kunjungan Kerja Spesifik Panja
Limbah dan Lingkungan Komisi VII DPR RI adalah dalam rangka melihat
secara langsung proses pengelolaan limbah B3 dari aktivitas perusahaan
dan permasalahan yang dihadapi di Kabupaten Muara Enim Provinsi
Sumatera Selatan.
IV. WAKTU DAN LOKASI KEGIATAN
Waktu pelaksanaan Kunjungan Kerja Spesifik Panja Limbah dan
Lingkungan Komisi VII DPR RI ke Kabupaten Enim Provinsi Sumatera
Selatan adalah tanggal 13 s.d 14 Maret 2019. Adapun agenda tim Kunjungan
Kerja Spesifik Panja Limbah dan Lingkungan Komisi VII DPR RI selama
berada di Pulau Bintan adalah sebagai berikut:
1. Peninjauan lapangan ke Lokasi PT Tanjungenim Lestari (PT TEL).
2. Pertemuan dengan Dirjen Gakkum, Dirjen PSLB3 KLHK RI, Dirjen
PPKL, Dirjen PTKL KLHK RI, Direksi PT TEL , Bupati Muara Enim,
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Prov. Sumatera Selatan, Pemda serta
Pemkot Sumatera Selatan.
V. SASARAN DAN HASIL KEGIATAN
Sasaran dari kegiatan Kunjungan Kerja Spesifik Panja Limbah dan
Lingkungan Komisi VII DPR RI ke PT TEL di Kabupaten Muara Enim
Provinsi Sumatera Selatan adalah:
-
1. Mendapatkan penjelasan menyangkut operasional pabrik PT TEL
2. Memperoleh informasi kendala dan dukungan yang diperlukan oleh Dinas
Lingkungan dan Pemda serta Pemkot Provinsi Sumatera Selatan.
3. Perbandingan volume produksi dengan limbah B3 yang dihasilkan,
4. Upaya yang dilakukan perusahaan dalam mengelola B3, pengendalian
kualitas air, pengendalian pencemaran udara, dan pengelolaan limbah
Cair,
5. Pemanfaatan limbah B3 dan penanganannya,
6. Peringkat Proper Perusahaan dalam 5 tahun terakhir,
7. Rekomendasi Amdal dan tindaklanjutnya hingga saat ini,
8. Implementasi pelaksanaan program CSR dalam 5 tahun terakhir,
Hasil kegiatan Kunjungan Kerja Spesifik Panja Limbah dan Lingkungan
Komisi VII DPR RI diharapkan bisa menjadi referensi untuk ditindaklanjuti
dalam Rapat Kerja dan Rapat Dengar Pendapat Komisi VII DPR RI dengan
mitra terkait.
VI. ANGGOTA TIM KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI
Adapun anggota Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI yang
melakukan Kunjungan ke Peninjauan PT TEL di Muara Enim Provinsi
Sumatera Selatan, terlampir.
VII. METODOLOGI PELAKSANAAN KEGIATAN
Metode pelaksanaan kegiatan Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR
RI adalah sebagai berikut :
a. Persiapan
- Menghimpun data dan informasi awal.
- Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait yang akan
menjadi lokasi kunjungan kerja.
- Mempersiapkan administrasi keberangkatan
b. Pelaksanaan Kunjungan Kerja Spesifik
-
Pelaksanaan Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI
dilakukan dengan cara kunjungan lapangan dan diskusi didalam
ruangan.
c. Pelaporan
Pelaporan merupakan resume kegiatan yang dituangkan secara
deskriptif.
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
I. Peninjauan lapangan ke lokasi PT Tanjungenim Lestari Pulp and
Paper (PT TeL) di Kabupaten Muara Enim.
Tim kunjungan Panja Limbah dan Lingkungan Komisi VII DPR RI yang
dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Muhammad Nasir
didampingi Perwakilan Dirjen Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan
Kehutanan dan Perwakilan Dirjen PSLB3, Perwakilan Dirjen PPKL,
Perwakilan Dirjen PTKL Kementerian LHK RI, melakukan kunjungan ke
PT TEL.
Gambar 1. Tim kunjungan Panja Limbah dan Lingkungan Komisi VII DPR RI
melakukan peninjauan dan Pertemuan ke PT TEL di Muara Enim Palembang.
-
Profil Perusahaan PT Tanjungenim Lestari Pulp And
Paper
Mill site
Muara Enim
South Sumatera
Loading Port
Tarahan, Lampung
Jakarta office
Jakarta
Mill site
Jakarta office
Tarahan port
TeL LOCATION
Proses perjalanan didirikannya PT TEL
- Sept.,1997 : Started construction of the mill
- Dec.,1999 : Started pulp production
- May, 2000 : Started commercial operation
Mill capacity : 450 K ADMT market pulp
- Mill certified : ISO 9001 ,14001, FSC CW –CoC, PEFC ,SVLK,
SMK3 , OHSAS 18001 and OVN-Indonesia
- July , 2011 : Efficiency improvement project
Mill capacity : 490 K ADMT market pulp
- Sept. , 2014 : Object Vital National-Indonesia
- June 2017 : TeL Eucalyptus Pellita Pulp Commercial Production
- PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper (PT TeL) secara resmi
didirikan pada tanggal 18 Juni 1990 dan memulai kegiatan
pembangunan pabrik sejak pertengahan 1997, yang berlokasi di desa
Banuayu, Kecamatan Rambang Dangku, Kabuapaten Muara Enim,
Provinsi Sumatera Selatan yang menempati areal seluas 1.250 ha. PT
TeL adalah Perusahaan Modal Asing (PMA) yang sahamnya dimiliki
-
oleh JIPIC, Sumatera Pulp Corporation, dan Marubeni
Corporation.Pembangunan proyek ini dibiayai oleh suatu Consortium
Bank Internasional.
Suply bahan baku Pulp and Paper oleh PT Musi Persada (PT MHP)
MHP-- Plantation company
Raw material for pulp is supplied from plantation forests
PT Musi Persada (MHP) which has 296,400 ha area
of management of the forest which is divided into three
area:
• Benakat (198.741 ha)• Suban Jeriji (87.354 ha)• Martapura (10.305 ha).
The area of this concession reviewed by the Minister of
Forestry. 38/Kpts-II/1996 dated Jan 29, 1996. This is for period for 43 years 1991-2034.No Peat land.
Pellita logs & stack
-
- Bahan baku yang digunakan adalah Acacia Mangium yang berasal dari
Hutan Tanaman Indonesia (HTI). PT. Musi Hutan Persada yang
mempunyai Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri seluas 296.400
ha di Provinsi Sumatera Selatan. Pabrik mempunyai kapasitas produksi
pulp sebesar 1430 ton /hari atau 450.000ton /tahun. Saat ini karyawan
PT TeL berjumlah 1015 orang yang sebagian besar (80%) adalah
penduduk Sumatera Selatan. Sebagai pabrik Pulp yang pertama di
Sumatera Selatan PT TeL merupakan pabrik pulp yang menggunakan
teknologi ramah lingkungan serta merupakan pabrik pulp pertama di
Indonesia yang menggunakan bahan baku kayu Acacia Mangium
100% dari HTI.Pada bulan Desember 1999, pabrik ini mulai
berproduksi dan pengapalan produk perdana sebesar 72000 ADT
melalui pelabuhan Tarahan pada tanggal 7 Februari 2000.
Proses Produksi PT TEL
TeL Operation
Incoming logs
Logs piles
Chipper Chips piles Chips screensDigester
Bleaching
De-barker
Pulp Machine
Bark
crushers
Screening Warehouse
Pulp delivery to
Tarahan port
Bark pile PBoiler Rec. Boiler Evaporator
Turbine generator to
generate power
Recaust & LK
Fiber pathway
Fuel biomass pathway
Cooking liquor pathway
Note:
1. Penyiapan Bahan Baku
Tahapan ini meliputi pemilihan bahan baku, penyimpanan kayu(log) di log
yard, pembuatan chip, penyimpanan chip, dan penyaringan chip (chip
screening). Bahan baku yang digunakan oleh PT TeL berasal dari Accasia
Mangium yang akan mengalami beberapa tahapan proses yang kemudian
menjadipulp. Bahan baku tersebut diperoleh dari HutanTanaman
Industri(HTI), PT.Musi Hutan Persada (MHP), Tujuan dari proses adalah
untuk menyiapkan kayu yang baik dan memenuhi kriteria yang diinginkan
-
sebagai bahan baku untuk proses pemasakan di Unit Digester.Sedangkan
limbah yang dihasilkan dari penyiapan bahan bak berupa limbah padat
(10% bark+3% fines) akan digunakan sebagai bahan bakar di power boiler.
2. Penyimpanan Kayu
Setelah mengalami proses pengeringan secara alami selama 28 hari di wood
yard, kayu yang masih berupa log tersebut kemudian dibawa oleh truk
menuju gentle feed, disini kayu yang masih berupa log akan dicuci dengan
air untuk menghilangkan pengotor seperti tanah pasir sampah dan lain-
lain.Log dikirim ke drum barker kemudian log akan keluar dari drum
barker jatuh keconveyor. PT TeL memiliki tiga line untuk dapat melakukan
pengulitan kayu, yang pertama jenis drum yang digunakan adalah drum
barker dan yang kedua dan ketiga adalah rotary barker. Padarotary
barkeryang masuk ke drum akan terkelupas kulitnya karena didalam drum
tersebut terdapat gerigi yang akan mengelupas kulit kayu.
3. Proses Pemasakan Digesting
Proses ini melibatkan beberapa kegiatan diantaranya : chip feeding, dan
digesting.
TeL’s private TARAHAN PORT (Harbor)
• Unloading from train
• Storage –Inventory Management
• Operates 365 d/year & 24 hrs/day
• Deepwater Port – 14 meters draft
• Ocean Vessel - capacity 52,000 tons
• Loading to Ship over 500 t/hr
Tarahan Port
Logistics pulp handling
- Berdasarkan administrasi pemerintahan areal kawasan industri Pulp PT
Tel seluas 1250 ha berada di sebagian wilayah Desa Dusun Dalam,
Muara Niru, Gerianam, Banuayu dan Tebat Agung diwilayah
-
Kecamatan Rambang Dangku, Kecamatan Gunung Megang,
Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan. Luas area
berdasarkan penggunaan lahan baik untuk pabrik, unit pengolahan
limbah, town site dan infrastruktur penunjang lainnya.
Proses Pengelolaan Limbah Padat PT TEL
TeL Effluent Treatment Plant ( Activated Sludge Process)
Alkaline Sewer
Acid Sewer
Screening Primary Clarifier Neutral.
Basin
Emergency Basin
Equalization
Cooling
Tower
Aeration
Basin
Secondary
Clarifier
Holding
Pond
Mixing
Tank
Dewatering
Machine
Sludge from
Water
Treatment
Polymer
Unit
Sludge Cake to
Landfill
Lematang River
NaOH
HCl
Urea
H3PO4
Parshall C
- Limbah padat dari operasi pabrik pulp berasal dari berbagai sumber
seperti bark,sludge cake,dregs, grits, ash dan sand untuk menangani
hal tersebut PT TeL membangun landfill, hingga sekarang ini
perusahaan telah memiliki lima landfill untuk menghindari keluhan
masyarakat berupa bau dan menurunya kualitas air sungai di setiap
landfill dibangun sumur-sumur pantau.
Proses Pengelolaan Limbah Cair PT TEL
-
• Quality (All parameters meet Government standards)
• Holding Pond (1 million m3)
• Emergency Basin
• Activated Sludge System
State-of-the art Technology- ETP
Effluent Treatment plant
- Untuk pengendalian pencemaran limbah cair, PT TeL telah memiliki
instalansi untuk pengolahan air limbah (IPAL) dengan kapasitas
maksimum 100.000m3/hari, yang dilengkapi dengan emergency basin
dengan volume 40.000 m3 serta holding pond dengan volume
1.000.000 m3. Instalasi pengolahan air limbah (IPAL) PT.TeL ini
disebut juga Effluent treatmentyang berasal dari Jerman ( Philipi
Muller). Proses pengolahan limbah ini berfungsi untuk mengolah limbah
cair yang dihasilkan oleh pabrik, yang sudah tidak dapat lagi didaur
ulang kembali sehingga menjadi limbah yang berada dibawah standar
pemerintahyang berlaku Peraturan Gubernur Sumatera Selatan
Nomor.08 Tahun 2012 untuk industri.
- Limbah cair yang dihasilkan dari unit-unit pemrosesan dilewatkan ke
unit pengolahan (IPAL) sebelum dibuang ke Sungai Lematang. Saluran
limbah cair yang masuk ke IPAL dipisahkan menjadi dua saluran yaitu
saluran limbah alkali dan asam. Hal tersebut dilakukan agar
-
penggunaan bahan kimia dapat dikurangi secara proses penetralan
diunit neutralization basin
Data Hasil Lab PT TEL
Chart 1 : Indonesian Regulation : mg/L (average Jan-Jul 2018)
Effluent Unit of AMDAL PT TEL PT TEL as % of
Parameter Measure standard Actual BMAL (Kep-51)
BOD mg/L 100 4.08 4%
TSS mg/L 100 16.35 16%
COD mg/L 350 169.11 48%
AOX mg/L 29.75 2.87 10%
IPPC - Europe
Chart 2 : Conversation to : kg/t (average Jan-Jul 2018) Integrated Pollution
Prevention and Control
Effluent Unit of AMDAL PT TEL Europe TEL as % ofParameter Measure standard Actual IPPC IPPC
BOD kg/t 5.21 0.21 0.3 - 1.5 14%
TSS kg/t 5.21 0.83 0.6 - 1.5 55%
COD kg/t 18.23 8.52 8 - 23 37%
AOX kg/t 1.5 0.15 < 0.25 58%
Environmental Performance- 2018
TeL meets all
AMDAL/ EIA
standards.
Proses Penegendalian Pencemaran Udara
Environment control- Air Emission 2017
-Stack Emission Test (Internal & External)
-Continuous Monitoring (TRS ,CO, Opacity)
TeL meets all AMDAL( EIA )standards.
Particulars Power Boiler Recovery Boiler Smelt Diss. Lime Kiln NCG
Emission TP NOx SOx TP TRS Dust TRS TP TRS TRS
Unit mg/m3N mg/m3N mg/m3N mg/m3N mg/m3N mg/m3N mg/m3N mg/m3N mg/m3N mg/m3N
Gov. Regulations 230 1000 800 230 10 260 28 350 28 10
Avg up to Jan - Des '17 62 264 97 111 0.2 197 22 363 17 2.4
-
- Untuk pengendalian pencemaran udara PT TeL membangun peralatan
pengendalian pencemaran udara di masing-masing sumber.
Untuk pengendalian pencemaran udara, PT TeL
membangun elestrastatic precipitator di boiler dan lime kiln untuk
menangkap debu hasil pembakaran dicerobong utama sebelum
dibuang keudara, sedangkan untuk cerobong proses kimia dibangun
scrubber untuk menyerap gas-gas buangan dengan bantuan cairan
kimia penyerap
Sistem manajemen lingkungan di PT TeL mengelola sembilan parameter yaitu kualitas udara, limbah cair, limbah B3, kebisingan dan program
kemasyarakatan sampah domestik, potensi konflik sosial dan kesempatan
berusaha. Keseluruhan sistem tersebut dikelola dan dipantau dengan
berlandaskan pada peraturan pemerintah, Keputusan Menteri Lingkungan
Hidup dan Perda Muara Enim.
Kegiatan penguburan Limbah Landfill PT TEL
-
Fasilitas PT TEL dan Kegiatan CSR PT TEL
CSR Pillars
1. Education
2. Health
3. Financial Prosperity
4. Environment
TeL---CSR Pillars
-
Status Pengelolaan dan Perizinan Limbah B3 PT TEL
Dokumen AMDAL:
- Sesuai dengan Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 32
Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,
menyatakan bahwa setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang
mempunyai dampak besar dan penting wajib dilakukan kajian Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan dan hasil akhir AMDAL harus berupa
Recana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan
Lingkungan. Upaya penanggulangan dampak negatif dan
-
pengembangan dampak positif dilaksanakan melalui kegiatan
pengelolaan lingkungan, selanjutnya efektifitas pengelolaan lingkungan
ini dievaluasi dengan kegiatan pemantauan lingkungan dengan terlebih
dahulu menyusun dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)
dan dilanjutkan dengan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)
sehingga hal ini merupakan panduan bagi PT TeL dalam memantau
dan mengelola pelaksanaan pembangunan berwawasan lingkungan.
- Selain itu dokumen RKL-RPLdi PT Tanjungenim Lestari Pulp dan Paper
ini berfungsi juga sebagai pedoman bagi masyarakat sekitar yaitu
warga di Desa Dalam, Desa Kuripan Desa Tanjung Menang dan Desa
Banuayuuntuk berpartisipasi secara aktif dalam rangka pemantauan
lingkungan dan bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Muara Enim.
Dokumen RKL-RPL ini memberikan arahan dalam pengawasan
terhadap pelaksanaan pengelolaan lingkungan oleh PT TeL and Paper.
Kegiatan RKL-RPL ini mempunyai banyak kegunaan yang berkaitan
dengan pengelolaan hutan terutama di kawasn MHP (Musi Hutan
Persada) , baik untuk perusahaan, pemerintah dan masyarakat.
-
Gambar 2. Beberapa pengecekan di Pabrik dan lokasi Landfill PT TEL
Muara Enim
BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Dari pelaksanaan kegiatan kunjungan kerja spesifik Komisi VII DPR RI
ke PT Tanjun Enim Lestari / PT TEL dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
-
Berdasarkan informasi dari Perwakilan Camat yang hadir pada
pertemuan bahwasanya ada indikasi dari pihak PT TEL yang telah lalai
janji dari tahun 1999, seperti janji akan membangunkan pasar dan
membuat jaringan air bersih ke salah satu desa di wilayah PT TEL dan
masih banyak lagi janji-janji yang belum terealisasi kepada masyarakat
setempat.
Dampak yang ditimbulkan dari penimbunan atau akumulasi limbah
padat yang mengandung logam berat (Limbah B3). Penimbunan
tersebut akan terjadi jika penanganan landfill tidak sesuai dengan
persyaratan teknis. Tolak ukur pengelolaan adalah adanya keluhan
masyarakat (bau dan kualitas air tanah) di sekitar lokasi landfill. Lokasi
pengelolaan dimulai dari pemilihan lokasi pengelolaan landfill yang
dilakukan dengan memperhatikan berbagai aspek, antara lain: jarak
lokasi pemukiman masyarakat sekitar pabrik dan town site, jarak dan
sumber mata air dan air tanah, jarak dari jalan raya; dan ketinggian
lokasi yang mendaki untuk menghindari banjir.
Tim Kunjungan Kerja Panja Komisi VII DPR RI meminta Kementerian
LHK memeriksa kegiatan Landfill di PT TEL yang dapat menyebabkan
pencemaran udara dan air terhadap masyarakat sekitar apabila tidak
diperhatikan lingkungan sekitar masyarkat dan diminta data kajian yang
menyatakan bahwa kegiatan landfill PT TEL sudah aman dan clear .
Tim Kunjungan Kerja Panja Komisi VII DPR RI meminta data manives 3
tahun terakhir Perusahaan PT TEL terkait pihak ke-3 yang mengolah
dan memanfaatkan Limbahnya dan untuk mengecek Perizinan yang
dikeluarkan oleh Kementerian LHK RI.
Panja Limbah dan Lingkungan Komisi VII DPR RI meminta
Kementerian LHK RI untuk mengecek data perizinan apakah sudah
sesuai dengan izin yang diberikan, serta mengambil beberapa sample
hasil pengendalian Air, Udara, dan Limbah Padat apakah sudah
sesuai dengan kualitas lingkungan dan baku mutu lingkungan hidup
serta tidak melanggar UU N0.32 Tahun 2009 serta melaporkan hasilnya
-
kepada Panja Limbah dan Lingkungan Komisi VII DPR RI untuk
ditindaklanjuti.
Panja Limbah dan Lingkungan Komisi VII DPR RI akan memanggil PT
TEL dalam RDP Panja Limbah dan Lingkungan Kementerian LHK RI
terkait Perijinan, Hasil Proper dan Evaluasi Amdal Perusahaan
Pengelola Limbah B3 dan Penghasil Limbah B3.
.
BAB IV
PENUTUP
Demikian KAK (Kerangka Acuan Kegiatan) dalam rangka Kunjungan
Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI ke Peninjauan Pabrik PT Tanjungenim
Lestari (PT TEL) di Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan,
sebagai acuan pelaksanaan Kunjungan Kerja Spesifik dengan harapan
dapat berjalan dengan baik dan memberikan manfaat.
Jakarta, Maret 2019
Tim Kunjungan Kerja Spesifik
Panja Limbah dan Lingkungan Komisi VII DPR RI
Ketua Tim,
H MUHAMMAD NASIR