laporan kwu pemanfaatan biogas
DESCRIPTION
pemanfaatan biogas KUD KarangplosoTRANSCRIPT
MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KUD
KARANGPLOSO DENGAN MEMANFAATKAN
KOTORAN SAPI UNTUK BIOGAS
Oleh : Kelompok 4
1. Dio Mahardika (08)
2. Fiqi Amalia (11)
3. Joananda Bayu Wicaksana (15)
4. Laras Aripratiwi (16)
5. Mohammad Agus Setiyo Budi (20)
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jalan Soekarno-Hatta No.9, PO.BOX 04 Malang 65141, Jawa Timur
Telp. (0341) 404424, 404425, Fax. (0341) 404420
Website : www.polinema.ac.id
2014
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan laporan ini tepat pada waktunya.
Adapun maksud penyusunan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Kewirausahaan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu penulis dalam proses penyusunan makalah ini dengan baik. Oleh karena itu
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Ayu Sulasari,SE.MM selaku dosen mata kuliah Kewirausahaan yang telah
memberikan saran dan bimbingan dalam proses pembuatan laporan ini;
2. Teman-teman yang telah memberikan segala bantuannya dalam menyelesaikan
penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, maka penulis
mengharap saran dan kritik dari semua pihak yang bersifat membangun, dalam upaya
penyempurnaan laporan ini. Penulis juga memohon maaf jika terdapat kesalahan cetak atau
bahasa yang kurang baku di dalam laporan ini.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi semua pihak yang
membaca pada umumnya.
Malang, Juni 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2
DAFTAR ISI .............................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 4
1.3 Tujuan............................................................................................................................... 5
1.4 Manfaat............................................................................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................... 7
2.1 Limbah Kotoran Ternak Sapi ........................................................................................... 7
2.2 Pengertian Biogas ............................................................................................................. 7
2.3 Hubungan Antara Biogas Dengan Lingkungan Hidup .................................................... 8
2.4 Manfaat Biogas .............................................................................................................. 10
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................................... 11
3.1 Lokasi pengamatan ......................................................................................................... 11
3.2 Variabel / objek yang diamati ........................................................................................ 11
3.3 Proyek yang dikembangkan ........................................................................................... 11
3.4 Langkah – langkah penyelesaian .................................................................................... 11
3.5 Jadwal pelaksanaan ........................................................................................................ 11
BAB IV PEMBAHASAN........................................................................................................ 12
4.1 Hasil Pengamatan ........................................................................................................... 12
4.2 Penyelesaian Masalah .................................................................................................... 12
BAB V PENUTUP .................................................................................................................. 14
5.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 14
5.2 Saran ............................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 15
LAMPIRAN ............................................................................................................................. 16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
KOPERASI SUSU KARANGPLOSO merupakan badan usaha yang terbentuk dari
sekelompok peternak yang bergabung ingin memenuhi kebutuhannya mengenai sarana
produksi.
pakan dan vitamin yang cukup serta kebersihan kandang juga merupakan faktor
utama yang mampu mempengaruhi produktivitas sapi dalam menghasilkan susu.
Menurut data yang kami peroleh dari KOPERASI SUSU KARANGPLOSO, jumlah susu
yang disetor para peternak sapi dari tahun ke tahun semakin mengalami penurunan.
Selain disebabkan karena hijauan yang makin langka, para peternakpun sering kali kurang
berhati-hati dalam menjaga kebersihan kandang sapi, karena sebagian besar para peternak
menganggap yang terpenting kandang dibersihkan, tanpa adanya sistem pembuangan
yang baik/tempat khusus.
Oleh karena itu, kelompok kami berinisiatif untuk mengajukan laporan pemanfaatan
kotoran sapi pada KUD Karangploso untuk diolah dan dijadikan biogas. Dengan adanya
proposal tersebut diharapkan KUD KARANGPLOSO akan memberikan penyuluhan
kebersihan serta cara pemanfaatan kotoran sapi agar tidak terbuang sia-sia.sehingga
dengan adanya pemanfaatan kotoran sapi, secara otomatis peternak akan membuat tempat
khusus untuk membuang/mengumpulkan kotoran (memiliki sistem pembuangan kotoran
yang tertata). Jika sisi kebersihan kandang lebih diperhatikan maka, besar kemungkinan
angka sapi yang sakit/cacingan akan berkurang, sehingga produksi susu dapat berjalan
normal, serta koperasi juga tidak akan kekurangan stok susu untuk dikirim ke pabrik.
Selain dapat memotivasi para peternak sapi untuk lebih memperhatikan kebersihan
kandang, mereka juga mendapat penghasilan sampingan dari memproduksi biogas.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana solusi untuk menjaga kebersihan kandang agar produktivitas peternakan
meningkat dan tetap berkualitas?
2. Bagaimana cara mengatasi permasalahan kesehatan sapi ternak?
3. Bagaimana proses dan cara mengolah limbah dari kotoran sapi tersebut?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui solusi menjaga kebersihan kandang agar produktivitas peternakan
meningkat dan tetap berkualitas
2. Untuk mengetahui cara mengatasi permasalahan kesehatan sapi ternak
3. Untuk mengetahui cara dan proses pengolahan limbah dari kotoran sapi
1.4 Manfaat
1. Mengubah pola fikir penduduk desa tengtang pentingnya kebersihan peternakan untuk
menjaga kesehatan hewan ternak dan kualitas hasil peternakan.
2. Memanfaatkan hasil dari peternakan dengan maksimal dan memberi inovasi baru.
3. Memanfaatkan limbah kotoran sapi menjadi hal yang lebih bermanfaat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Limbah Kotoran Ternak Sapi
Limbah kotoran ternak adalah salah satu jenis limbah yang dihasilkan dari kegiatan
peternakan, limbah ini mempunyai andil dalam pencemaran lingkungan karena limbah
kotoran ternak sering menimbulkan masalah lingkungan yang mengganggu kenyamanan
hidup masyarakat disekitar peternakan, gangguan itu berupa bau yang tidak sedap yang
ditimbulkan oleh gas yang berasal dari kotoran ternak, terutama gas amoniak (NH3) dan gas
Hidrogen (H2S) (Peternakan Kita. 2012).
Ada beberapa jenis limbah dari peternakan dan pertanian, yaitu limbah padat, cair dan
gas. Limbah padat adalah semua limbah yang berbentuk padatan atau berada dalam fase
padat. Limbah cair adalah semua limbah yang berbentuk cairan atau berada dalam fase cair.
Sementara limbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas atau berada dalam fase gas.
Limbah tersebut dapat diolah menjadi energi, yaitu biogas (Sri Wahyuni, 2009).
2.2 Pengertian Biogas
Biogas adalah gas yang dapat dibakar atau sumber energi yang merupakan campuran
berbagai gas, dengan gas methana dan gas karbon dioksida merupakan campuran yang
dominan (Simamora dkk, 2006).
Harahap dkk, (1978) menyatakan bahwa gasbio, merupakan bahan bakar berguna
yang dapat diperoleh dengan memproses limbah di dalam alat yang dinamakan penghasil
gasbio Dinyatakan pula bahwa gasbio memiliki nilakalorinya cukup tinggi, yaitu dalam
kisaran 4.800-6.700 Kcal/m3, dimana gas methana murni (100%) mempunyai nilai kalori
8.900 Kcal/m3. Kisaran komposisi gas dalam gasbio dapat dilihat pada Tabel 1.
Biogas merupakan campuran gas yang dihasilkan oleh bakteri metanogenik yang
terjadi pada material-material yang dapat terurai secara alami dalam kondisi anaerobik, pada
umumnya biogas terdiri atas gas metana (CH4) 50 samapi 70 %, gas karbon dioksida (CO2)
30 sampai 40%, hidrogen (H2) 5 sampai 10%, dan gas-gas lainnya dalam jumlah yang sedikit
2.3 Hubungan Antara Biogas Dengan Lingkungan Hidup
Biogas mempunyai keunggulan dibandingkan dengan Bahan Bakar Minyak (BBM)
yang berasal dari fosil. Sifatnya yang ramah lingkungan dan dapat diperbaharui merupakan
keunggulan dari biogas, Bahan bakar fosil selama ini diisukan menjadi penyebab dari
pemanasan global. Bahan bakar fosil yang pembakarannya tidak sempurna dapat
menyebabkan gas CO2 naik kepermukaan bumi. Hal tersebut menyebabkan tingginya suhu di
atas permukaan bumi seperti yang terjadi pada saat ini. Biogas sebagai salah satu energi
alternatif skala rumah tangga yang ramah lingkungan dipastikan dapat menggantikan bahan
bakar fosil yang keberadaannya semakin hari semakin terbatas.
Sastrosupeno (1984), mengatakan bahwa lingkungan hidup, yaitu apa saja yang
mempunyai kaitan kehidupan pada umumnya dan kehidupan manusia pada khususnya.
Manusia mempunyai hubungan dengan lingkungan lainnya seperti hewan, tumbuh-tumbuhan
dan benda/alat, termasuk hal-hal yang merugikan lingkungan. Pencemaran lingkungan hidup
tidak hanya dalam bentuk pencemaran fisik seperti pencemaran udara, pencemaran air,
pencemaran tanah tetapi juga pencemaran lingkungan sosial yang seringkali menimbulkan
keresahan sosial yang gawat (Haeruman, 1978).
Kurangnya pendekatan-pendekatan yang serasi terhadap kebutuhan-kebutuhan
masyarakat lokal, seringkali menimbulkan keresahan-keresahan yang dapat mengganggu
kelangsungan pembangunan daerah itu sendiri. Mutu lingkungan dapat diartikan sebagai
derajat pemenuhan kebutuhan dasar dalam kondisi lingkungan. Semakin tinggi derajat
pemenuhan kebutuhan dasar itu, semakin tinggi pula mutu lingkungan dan begitu juga
sebaliknya semakin rendahnya pemenuhan kebutuhan dasar maka semakin buruk mutu
lingkungan.
Menurut Haeruman (1978), pembangunan tidak hanya penting untuk meningkatkan
taraf hidup dalam arti materi saja, tetapi juga penting untuk memperhatikan aspek-aspek non
materi. Makin tinggi derajat mutu hidup dalam suatu lingkungan tertentu, makin tinggi pula
derajat mutu lingkungan tersebut Pengaturan lingkungan hidup adalah suatu konsep
pengelolaan kegiatan manusia sedemikian rupa sehingga kesehatan biologis, keanekaragaman
dan keseimbangan ekologis dapat dipertahankan. Pengaturan lingkungan hidup
berkepentingan dengan penyediaan suatu keserasian antara kegiatan manusia dengan alam.
Alam dalam hal ini adalah proses biologis yang berhubungan timbal balik antara organisme
dengan lingkungannya (Haeruman, 1979).
Dikatakan selanjutnya oleh Edmunds dan Letey (1973), bahwa akibat dari limbah dan
bahan-bahan buangan dari kegiatan manusia dapat menurunkan kualitas lingkungan.
Pengurangan jenis dari suatu populasi mengurangi keanekaragaman lingkungan hidup,
kerusakan rantai makanan, dan menyebabkan ketidak seimbangan ekologis yang pada
akhirnya dirasakan sebagai kemunduran kesehatan manusia. Oleh karena itu, pengaturan
lingkungan hidup merupakan konsep yang berkepentingan dengan kesehatan manusia jangka
panjang. Pengatur lingkungan hidup adalah pengambilan keputusan yang mengatur alokasi
sumber dan desain hasilnya mempengaruhi siklus kehidupan ekologis (Edmunds dan Letey,
1973).
Menurut Haeruman (1979), yang termasuk ke dalam pengatur lingkungan hidup
adalah pemerintah dan segala tingkatannya, seperti departemen pertanian, pertambangan,
kehutanan, pejabat-pejabat dalam perusahaan swasta yang secara tidak langsung menciptakan
limbah yang menjadi beban pada lingkungan hidup, pemuka adat dan agama yang mengatur
kehidupan perorangan dan bermasyarakat.
Demikian pula halnya dengan peternak, baik perorangan maupun kelompok
diperlukan pengatur lingkungan hidup karena keputusannya dapat mempengaruhi lingkungan
hidup dengan limbah ternak yang dihasilkan dari kegiatan usaha peternakan. Oleh karena itu,
peternak berkewajiban menangani sedemikian rupa sehingga limbah ini tidak menjadi beban
lingkungan.
2.4 Manfaat Biogas
Manfaat energi biogas adalah menghasilkan gas metan sebagai pengganti bahan bakar
khususnya minyak tanah dan dapat dipergunakan untuk memasak. Dalam skala besar, biogas
dapat digunakan sebagai pembangkit energi listrik. Di samping itu, dari proses produksi
biogas akan dihasilkan sisa kotoran ternak yang dapat langsung dipergunakan sebagai pupuk
organik pada tanaman/budidaya pertanian. Manfaat energi biogas yang lebih penting
lagiadalah mengurangi ketergantungan terhadap pemakaian bahan bakar minyak bumi
yangtidak bisa diperbaharui. Menurut (Sri Wahyuni, 2008) limbah biogas, yaitu kotoran
ternak yang telah hilang gasnya (slurry) merupakan pupuk organik yang sangat kaya akan
unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tanaman, nilai kalori dari satu meter kubik biogas sekitar
6.000 watt jam yang setara dengan setengah liter minyak diesel oleh karena itu, biogas sangat
cocok digunakan sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan pengganti minyak
tanah, Liquefied Petroleum Gas (LPG), butana, batubara, maupun bahan-bahan lain yang
berasal dari fosil. Kesetaraan biogas dapat dilihat dari Tabel 5 berikut ini.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi pengamatan
Rincian mengenai lokasi observasi yang telah kami laksanakan adalah sebagai berikut
Nama lembaga : KOPERASI SUSU KARANGPLOSO
Alamat : Jl.Raya Ngijo No 23
Kecamatan : Karangploso
Kabupaten : Malang
Propinsi : Jawa Timur
3.2 Variabel / objek yang diamati
Variabel yang diamati adalah
1) Proses pengecekan kualitas susu
2) Proses distribusi susu dari KUD ke pabrik
3.3 Proyek yang dikembangkan
Proyek yang kami kembangkan adalah membantu mengatasi kesuliatn atau kendala
yang KUD karangploso alami yaitu dengan penerapan sumur biogas dari kotoran
sapi.
3.4 Langkah – langkah penyelesaian
1) Menganalisis masalah .
2) Memecahkan masalah.
3) Konsultasi solusi masalah.
4) Melakukan survei lapangan.
5) Mengajukan proposal pengembangan masalah.
6) Pengadaan alat.
3.5 Jadwal pelaksanaan
Kelompok kami melakukan wawancara / survei KUD karangploso pada :
Tanggal : kamis, 19 juni - rabu, 3 juli 2014
Tempat : KUD karangploso
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan di KUD Karangploso kami telah
menemukan masalah yang dihadapi yaitu pihak koprasi kesulitan untuk memberi pemahaman
tentang pentingnya kebersihan kandang ternak yang di karenakan kurangnya pengetahuan
peternak mengenai bahaya yang di hadapi. Hal itu yang sangat mempengaruhi tentang hasil
produk yang di hasilkan peternak. Dalam kesempatan ini kelompok kami ingin memberi
solusi mengenai pengolahan limbah berupa BIOGAS.
4.2 Penyelesaian Masalah
1) Untuk menjaga kebersihan kandang agar produktivitas peternakan meningkat
dan tetap berkualitas
petugas KUD memberikan penyuluhan tentang pentingnya kebersihan
kandang (Ternak) untuk menjaga agar para hewan ternak dapat memiliki kesehatan
yang cukup untuk menghasilkan produk produk yang berkualitas. Penyuluhan yang
diberikan kepada pihak KUD untuk para peternak dilakukan sebanyak kurang lebih 1
bulan sekali untuk mengurangi resiko yang dapat ditimbulkan oleh hewan ternak agar
produktifitas susu walaupun tidak meningkat minimal bisa stabil.
2) Cara mengatasi permasalahan kesehatan sapi ternak
menjaga kandang agar hewan ternak juga tidak mudah terserang bakteri atau
virus yang dapat mengakibatkan beberapa penyakit yang mengakibatkan produktifitas
menurun oleh sebab itu kebersihan adalah faktor paling utama untuk sebuah
peternakan. Hal ini dapat dicegah dengan cara membersihkan kandang secara teratur,
sebaiknya kandang dibersihkan 2 kali dalam sehari. Selain itu, untuk menjaga kualitas
produksi juga dapat dilakukan dengan cara memperhatikan makanan yang diberikan
kepada hewan ternak yaitu, makanan organik yang dicampur dengan konsentrat.
Apabila hewan ternak yang sudah terlanjur terkena penyakit maka hewan ternak akan
di karantina atau dipisahkan dari kelompoknya. Hal ini untuk mecegah terjadinya
penularan virus atau bakteri ke hewan ternak lainnya walaupun tidak terjadi kontak
fisik tapi penyakit ini dapat menular melalui fesesnya.
3) Cara mengolah limbah dari kotoran sapi tersebut
Pemanfaatan limbah dari sapi dengan cara, berhubung dengan para peternak
kurang mengetahui tentang pemanfaatan limbah yang dihasilkan oleh ternaknya maka
kami mempunyai solusi atau ide dengan cara mengolah limbah dengan cara
menjadikannya biogas untuk di jual kembali kepada masyarakat lainnya untuk
menambah penghasilan yang didapat selain dari produksi susu yang dimilikinya.
Dengan adanya pengolahan biogas maka lingkungan disekitarnya dapat mengurangi
pencemaran dan juga tidak mengganggu kesehatan para hewan ternak yang ada.
Selain untuk dijual, biogas ini juga dapat dimanfaatkan oleh para peternak untuk
meringankan biaya yang dikeluarkan untuk kehidupan sehari hari karena para
peternak tidak usah membeli gas lagi yang dijual di toko.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Kebersihan kandang sangat di perlukan dalam tatalaksana pemeliharaan sapi perah
agar terhindar dari penyakit serta susu yang dihasilkan berkualitas baik.
2. Ekskreta ternak ruminansia berpotensi mencemari lingkungan jika tidak
dimanfaatkan.pemanfaatan limbah sangatlah penting selain mengurangi limbah kotoran yang
berpotensi menyebabkan penyakit pada hewan ternak juga bisa di manfaatkan untuk biogas
sebagai bahan bakar gas yang murah,efisien, dan ramah lingkungan.
5.2 Saran
Mungkin inilah yang diwacanakan pada penulisan kelompok,meskipun penulisan ini
jauh dari sempurna. Dengan ini kami sebagai penulis butuh saran maupun kritikan agar
menjadi motivasi untuk perkembangan penulisan dari kelompok.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sartono Putro.penerapan instalasi sederhana pengolahan kotoran sapi menjadi
energi biogas di desa sugihan kecamatan bendosari kabupaten
sukoharjo.2007.Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
Surakarta
2. Profile KUD KARANGPLOSO.2011
LAMPIRAN