laporan limca b bakteriologis air
TRANSCRIPT
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air adalah materi esensial di dalam kehidupan. Tidak satu pun mahluk hidup di dunia
ini yang tidak memerlukan dan tidak mengandung air. Sel hidup, baik tumbuhan maupun
hewan, sebagian besar tersusun oleh air, seperti di dalam sel tumbuhan terkandung lebih
dari 75% atau di dalam sel hewan terkandung lebih dari 67%. Dari sejumlah 40 juta mil-
kubik air yang berada di permukaan dan di dalam tanah, ternyata tidak lebih dari 0,5% (0,2
juta mil-kubik) yang secara langsung dapat digunakan untuk kepentingan manusia. Karena
97% dari sumber air tersebut terdiri dari air laut, 2,5% berbentuk salju abadi yang baru
dalam kedaan mencair dapat digunakan.
Pengadaan air bersih untuk kepentingan rumah tangga seperti untuk air minum, air
mandi, dan sebagainya harus memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan peraturan
internasional (WHO dan APHA) ataupun peraturan nasional dan setempat. Dalam hal ini
kualitas air bersih di Indonesia harus memenuhi persyaratan yang tertuang di dalam
Permenkes No 416 tahun 1990 dan kualitas air minum di Indonesia harus memenuhi
persyaratan yang tertuang di dalam Kepmenkes No 907 tahun 2002. Komponen yang
diperkenankan berada di dalamair harus sesuai peraturan tersebut antara lain:
a) Kualitas fisik yang meliputi kekeruhan, temperatur, warna, bau dan rasa.
Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan organik dan
anorganik yang terkandung di dalam air seperti lumpur dan bahan-bahan yang
berasal dari buangan. Dari segi estetika, kekeruhan di dalam air dihubungkan
dengan kemungkinan pencemaran oleh air buangan.
b) Kualitas kimia yang berhubungan dengan ion-ion senyawa atau pun logam
yang membahayakan, di samping residu dari senyawa lainnya yang bersifat
racun, seperti antara lain residu pestisida. Dengan adanya senyawa-senyawa ini
kemungkinan besar bau, rasa dan warna air akan berubah, seperti yang umum
disebabkan oleh adanya perubahan pH air. Pada saat ini kelompok logam berat
seperti Hg, Ag, Pb, Cu, Zn, tidak diharapkan kehadirannya di dalam air.
1
c) Kualitas biologis, berhubungan dengan kehadiran mikroba patogen
(penyebab penyakit, terutama penyakit perut), pencemar (terutama bakteri coli)
dan penghasil toksin.
d) Kualitas radioaktif, berhubungan dengan aktivitas alpha dan aktivitas beta.
Air tawar bersih yang layak minum, kian langka di perkotaan. Sungai-sungai yang
menjadi sumbernya sudah tercemar berbagai macam limbah, mulai dari buangan sampah
organik, rumah tangga hingga limbah beracun dari industri. Air tanah sudah tidak aman
dijadikan bahan air minum karena telah terkontaminasi rembesan dari tangki septic
maupun air permukaan. Banyak jenis bakteri atau fungi di dalam badan air berlaku
sebagai jasad ”dekomposer”, artinya jasad tersebut mempunyai kemampuan untuk
mengurai atau merombak senyawa yang berada dalam badan air. Sehingga kehadirannya
dimanfaatkan dalam pengolahan buangan di dalam air secara biologis. Kehadiran senyawa
hasil rombakan bakteri atau fungi dimanfaatkan oleh jasad pemakai/ konsumen. Tanpa
adanya jasad pemakai kemungkinan besar akumulasi hasil uraian tersebut dapat
mengakibatkan keracunan terhadap jasad lain, khususnya ikan.
Air yang berasal dari alam mengandung cukup zat makanan untuk pertumbuhan
populasi kelompok-kelompok jasad renik. Beberapa dari jasad renik tersebut dapat
menyebabkan penyakit bagi manusia. Jasad renik yang mencapai air dan menjadi patogen
bagi manusia merupakan jasad renik yang berasal dari tinja hewan maupun tinja manusia.
Jasad renik tersebut juga bisa berasal dari badan hewan atau manusia yang mati karena
penyakit infeksi. Adanya jasad renik yang menjadi patogen bagi manusia menandakan
bahwa air tersebut telah terkontaminasi dari tanah atau suatu pembuangan tinja yang
disengaja. Jasad renik tersebut mencapai tanah dan sampai ke badan air yang berhubungan
langsung dengan aktivitas manusia.
Air yang berasal dari alam bisa saja terkontaminasi dengan jasad renik patogen.
Penyakit-penyakit yang ditularkan melalui air dapat terjangkit dengan meminum atau
mencuci peralatan makan dalam air yang terkontaminasi atau dengan memakan kerang
yang mengkonsentrasikan jasad renik patogen bila menyaring makanannya dalam air yang
terkontaminasi. Jasad renik patogen (kuman) masuk ke tanah melalui septik tank atau lain-
lain sumber tinja manusia yang akan cepat tersaring keluar dalam tanah halus atau pasir,
tetapi dalam tanah liat atau berkapur kuman enteric dapat mengotori air sejauh beberapa
mil dari sumber pencemaran. Pada umumnya, pencemaran hanya terbatas pada lapisan-
lapisan atas dari tanah; air yang terdapat di bagian tanah dalam sekali mengandung sedikit
kuman, biasanya dari jenis tidak berbahaya dan hidup baik dalam tanah.
2
B. Tujuan
Tujuan umum:
“Mahasiswa mampu melakukan pengukuran kualitas bakteriologis sumber air bersih
masyarakat dengan menggunakan metoda MTFT (Multiple Tube Fermentation Technical)
versi modifikasi (tiga prinsip test).”
Tujuan khusus:
1. mahasiswa mampu melakukan pembuatan media.
2. mahasiawa mampu melakukan sterilisasi.
3. mahasiswa mampu melakukan pengambilan sampel air sumur.
4. mahasiswa mampu melakukan pembiakan bakteri
5. mahasiswa mampu melakukan presumtive test
6. mahasiswa mampu melakukan confirmated test
7. mahasiswa mampu melakukan complete test
8. mahasiswa mampu membaca dan menganalisa hasil pemeriksaan
9. mahasiswa mampu menentukan PTJ/MPN Total Coliform dari sampel air.
3
BAB IIISI
A. Tinjauan Pustaka
Masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air meliputi permasalahan
kuantitas air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dan juga
permasalahan kualitas air untuk keperluan domestik yang semakin menurun dari tahun ke
tahun. Kegiatan industri, domestik, dan kegiatan lain berdampak negatif terhadap sumber
daya air, termasuk penurunan kualitas air. Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan,
kerusakan, dan bahaya bagi mahluk hidup yang bergantung pada sumber daya air. Oleh
karena itu, diperlukan pengelolaan dan perlindungan sumber daya air secara seksama
(Effendi, 2003).
Penurunan kualitas air yang terjadi ada yang disebabkan tercemarnya air sumur
oleh bakteri golongan Coliform yang diakibatkan dari kepadatan penduduk, buruknya
sistem pembuangan limbah masyarakat, pembuatan Wc, septik tank dan sumur resapan
yang kurang memenuhi persyaratan dengan baik ditinjau dari kualitas maupun tata
letaknya terhadap sumber pencemar. Hal ini dapat dilihat pada penelitian jumlah bakteri
E.coli dimana pada sumur gali yang ada di Sekolah MAN II Talang Rimbo dan industri
kopi cap Gelas Kecamatan Curup, Kabupaten Rejang Lebong, Propinsi Bengkulu jumlah
E.coli yaitu >2400 MPN/100ml atau dapat beresiko tinggi karena ambang baku mutu
bakteri E.coli adalah 50 MPN/100ml (Balai Laboratorium Kesehatan Daerah Bengkulu,
Dinas Kesehatan Proinsi Bengkulu, 2005).
Dalam penelitian ini air tanah diambil dari sumur di daerah penelitian dengan
batasan daerah yang jelas seperti dalam satu daerah kelurahan. Alasan pemilihan lokasi
dilihat dari masih banyak warga yang menggunakan air sumur untuk keperluan sehari-hari
baik masak, mandi, kakus dan sebagainya. Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk
4
tersebut, maka akan semakin meningkat pula kebutuhan air bersih yang selanjutnya akan
cenderung menghasilkan air buangan dalam jumlah yang meningkat pula. Dan apabila
sanitasi masyarakat kurang baik maka akan terjadi pencemaran lingkungan, salah satunya
akan mengakibatkan meningkatnya jumlah bakteri E. coli dan Total Coliform.
Salah satu cara mengetahui penyebaran bakteri E. coli dan Total Coliform yaitu
dilakukan kajian penyebaran bakteri golongan Coliform. Kajian penyebaran bakteri
golongan Coliform, dilaksanakan dengan mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisa
data untuk mempermudah dalam menentukan objek yang akan dikaji.
Dengan membuat kajian yang jelas terhadap jumlah bakteri E. coli dan Total
Coliform serta faktor-faktor lingkungan sekitar yang dapat mempengaruhi bakteri tersebut
dalam berkembang biak dapat diketahui dan dikurangi dampak yang ditimbulkan oleh
bakteri E. coli dan Total Coliform pada sumur sampel di daerah tersebut.
Koliform merupakan suatu grup bakteri yang digunakan sebagai indikator adanya
polusi kotoran dan kondisi yang tidak baik terhadap air, makanan, susu dan produk-
produk susu. Koliform sebagai suatu kelompok dicirikan sebagai bakteri berbentuk
batang, gram negatif, tidak membentuk spora, aerobik dan anaerobic fakultatif yang
memfermentasi laktosa dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam pada
suhu 35oC. Adanya bakteri koliform di dalam makanan/ minuman menunjukkan
kemungkinan adanya mikroba yang bersifat entero patogenik dan atau toksigenik yang
berbahaya bagi kesehatan.
Koliform dijadikan sebagai indikator adanya polusi kotoran dan kondisi yang tidak
baik terhadap air karena:
1. Selalu ada dalam tinja (flora normal usus vertebrata), jika koliform terdapat
dalam air menunjukkan ada pencemaran air oleh tinja yang identik dengan
adanya bakteri patogen.
2. Bisa hidup di luar tubuh manusia.
3. Jumlahnya cukup banyak.
4. Mudah dibiakkan.
5. Mudah dikenali.
Ciri-ciri koliform:
- Berbentuk basil, batang pendek,rantai (streptobasil)
- Gram negatif
5
- Tidak berspora
- Cepat meragikan laktosa
- Memfermentasikan BGLB
- Jika ditanam pada EMB/ Endo Agar akan berwarna kilat logam (metalik)
Bakteri koliform dapat dibedakan menjadi 2 grup yaitu :
(1) koliform fekal, misalnya Escherichia coli
(2) koliform non fekal, misalnya Enterobacter aerogenes.
Escherichia coli merupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan atau manusia,
sedangkan Enterobacter aerogenes biasanya ditemukan pada hewan atau tanam-tanaman
yang telah mati. Jadi, adanya Escherichia coli dalam air minum menunjukkan bahwa air
minum itu pernah terkontaminasi feses manusia dan mungkin dapat mengandung patogen
usus. Oleh karena itu, standar air minum mensyaratkan Escherichia coli harus nol dalam
100 ml. Untuk mengetahui jumlah koliform di dalam contoh digunakan metode Most
Probable Number ( MPN ).
Uji Kualitatif Koliform
Uji kualitatif koliform secara lengkap terdiri dari 3 tahap yaitu; (1) Uji penduga
(presumptive test), (2) Uji penguat (confirmed test) dan (3)Uji pelengkap (completed test)
Uji penduga juga merupakan uji kuantitatif koliform menggunakan metode MPN.
1. Uji penduga (presumptive test)
Merupakan tes pendahuluan tentang ada tidaknya kehadiran bakteri koliform
berdasarkan terbentuknya asam dan gas disebabkan karena fermentasi laktosa oleh
bakteri golongan koli. Terbentuknya asam dilihat dari kekeruhan pada media laktosa, dan
gas yang dihasilkan dapat dilihat dalam tabung Durham berupa gelembung udara. Tabung
6
dinyatakan positif jika terbentuk gas sebanyak 10% atau lebih dari volume di dalam
tabung Durham. Banyaknya kandungan bakteri Escherichia coli dapat dilihat dengan
menghitung tabung yang menunjukkan reaksi positif terbentuk asam dan gas dan
dibandingkan dengan tabel MPN. Metode MPN dilakukan untuk menghitung jumlah
mikroba di dalam contoh yang berbentuk cair. Bila inkubasi 1 x 24 jam hasilnya negatif,
maka dilanjutkan dengan inkubasi 2 x 24 jam pada suhu 350C. Jika dalam waktu 2 x 24
jam tidak terbentuk gas dalam tabung Durham, dihitung sebagai hasil negatif. Jumlah
tabung yang positif dihitung pada masing-masing seri. MPN penduga dapat dihitung
dengan melihat tabel MPN.
2. Uji penguat (confirmated test)
Hasil uji dugaan dilanjutkan dengan uji ketetapan. Dari tabung yang positif terbentuk
asam dan gas terutama pada masa inkubasi 2 x 24 jam, suspensi ditanamkan pada media
BGLB secara aseptik dengan menggunakan ose dengan suhu untuk E.Coli 440C dan untuk
Total Koliform 350C.
3. Uji pelengkap (completed test)
Pengujian selanjutnya dilanjutkan dengan uji kelengkapan untuk menentukan bakteri
Escherichia coli. Dari koloni yang berwarna pada uji ketetapan diinokulasikan ke medium
EMBA), dengan jarum inokulasi secara aseptik. Diinkubasi pada suhu 350C selama 2 x 24
jam. Bila hasilnya positif terbentuk asam dan gas pada EMBA, maka sampel positif
mengandung bakteri Escherichia coli.
Standar Nasional Indonesia (SNI) mensyaratkan tidak adanya coliform dalam100 ml
air minum. Akan tetapi United States Enviromental Protection Agency (USEPA) lebih
longgar persyaratan uji coliformnya mengingat coliform belum tentu menunjukkan
adanya kontaminasi feses manusia, apalagi adanya patogen. USEPA mensyaratkan
presence/absence test untuk coliform pada air minum, dimana dari 40 sampel air minum
yang diambil paling banyak 5% boleh mengandung coliform.
Apabila sampel yang diambil lebih kecil dari 40, maka hanya satu sampel yang boleh
positif mengandung coliform. Meskipun demikian, USEPA mensyaratkan pengujian
indikator sanitasi lain seperti protozoa Giardia lamblia dan bakteri Legionella. Pada air
bukan untuk minum umumnya terdapat perbedaan persyaratan coliform dan Escherichia
coli. Air untuk kolam renang (primary contact water) misalnya mensyaratkan kandungan
coliform <2,4 x103, tetapi syarat Escherichia coli tentunya lebih ketat, yaitu < 1 x 103
dalam 100 ml.
4. Uji identifikasi
7
Dengan melakukan reaksi IMVIC (Indole, Methyl red, Voges-Proskauer tes,
penggunaan Citrat).
B. Alat dan Bahan
Praktikum dilaksanakan selama 2 minggu:
HARI PERTAMA
ALAT JUMLAH
Botol gelap + tutup
Tabung Reaksi (Test Tube)
Tabung Durham
Rak Test Tube
Erlemenyer 250 ml
Neraca
Gelas Kimia 250 ml
Gelas Ukur 500 ml
Batang Pengaduk
Water Bath
Inkubator
Lemari Pendingin
Autoclave
Sendok Porselin
Karet Penghisap
Kertas Koran
Kapas
11 buah
46 buah
45 buah
3 buah
2 buah
1 buah
2 buah
1 buah
3 buah
1 buah
2 buah
1 buah
1 buah
2 buah
3 buah
20 lembar
Secukupnya
BAHAN BANYAK
Laktosa Broth
BGLB
Aquades
Aquades
Larutan Phosfat
Tali
2,73 gram
14 gram
160 ml untuk Lactosa Broth
350 ml untuk BGLB
9 ml
@ 5 meter
8
HARI KEDUA
ALAT JUMLAH
Pipet ukur 10 ml
Pipet ukur 1 ml
Spritus
Karet penghisap
5 buah
2 buah
3 buah
2 buah
BAHAN BANYAK
TSL dari Persumtive Test
SSL dari Persumtive Test
5 tabung reaksi
10 tabung reaksi
HARI KEEMPAT
ALAT JUMLAH
Ose
Spritus
Rak test tube
6 buah
3 buah
3 buah
BAHAN BANYAK
BGLB untuk cofirmated test 30 buah
HARI KELIMA
ALAT JUMLAH
Petridish
Neraca
Sendok porselen
Batang pengaduk
5 buah
3 buah
3 buah
1 buah
9
Gelas kimia ukuran 50 ml
Gelas ukur 100 ml
Erlenmeyer 250 ml
Ose
Spritus
Water bath
Autoclave
Inkubator
1 buah
1 buah
1 buah
3 buah
2 buah
1 buah
1 buah
1 buah
BAHAN BANYAK
EMB
aquadest
9,3 gram
225 ml
HARI KEENAM
ALAT JUMLAH
Rak test tube
Gelas kimia 50 ml
Gelas ukur 100 ml
Test tube
Sendok porselen
Batang pengaduk
Water bath
Erlenmeyer
Autoclave
Neraca
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
BAHAN BANYAK
Lactosa Broth
aquadest
kapas
1,3 gram
100 mlSecukupnya
10
HARI KETUJUH
ALAT JUMLAH
Ose
Spritus
Rak test tube
6 buah
3 buah
3 buah
BAHAN BANYAK
Lactosa Broth
aquadest
1,3 gram
100 ml
B. Cara Kerja
1. Pengambilan Sampel air kran
a. Pengambilan sampel dilakukan dengan botol yang telah disterilkan.
b. Flambir mulut kran tempat pengambilan sampel, biarkan air mengalir selama
1 - 2 menit.
c. Ambil air sampai penuh dengan kemiringan 450, kemudian buang sepertiganya.
d. Flambir mulut botol tersebut, kemudian tutup botol
e. Beri label pada botol dengan mencantumkan
Nama pengambil sampel : 1.Angga Restu Ananda
2.M.Hafid Assidiq
3.Irnanda Agratama
4.Rolly
5.Desma Melia Andira
6.Fitri Ermi Zayanti
7.Rima Juniati
8.Rahmi Yuniarti
9.Nursani
10.Subiana
11
11.Werlin Kasmia
Lokasi pengambilan sampel : Laboratorium Politeknik KemenKes RI Padang
Jenis air : Air Kran
Tanggal pengambilan : 22 September 2011
Tujuan pemeriksaan : Mengetahui Bakteriologis Air
2. Pengambilan sampel air sumur
a. pengambilan sampel dilakukan secara aseptis dengan botol steril
b. tutup botol beserta kertas pelindung diambil sebagai satu kesatuan dan sedapat
mungkin jangan diletakkan,kalau terpaksa di letakkan harus di tempat yang kering
dengan posisi tutup terbalik.
c. ambil sampel ssampai penuh,kemudian buang sepertiganya
d. mulut botol di panaskan dengan nyala spiritus
e. beri etiket pada botol dengan mencantumkan lokasi pengambilan sampel,jenis air
(air sumur gali),tanggal pengambilan,tujuan pemeriksaan(pemeriksaan
bakteriologis) dan nama pengambilan sampel.
3. Membuat media Lactosa Broth.
terdiri dari : Lactosa Broth Kepakatan TSL
Lactosa Broth Kepekatan SSL
I. Membuat media Lactosa Broth.
Lactosa Broth digunakan untuk melakukan persumtive test. Untuk membuat media
Lactosa Broth diperlukan sebanyak 13 gram Lactosa Broth untuk setiap 1 liter medianya.
Pada praktikum ini media dibuat dengan 2 macam kepekatan yakni:
SSL (Single Strange Lactosa) 10 Tabung Reaksi, tiap tabung berisi 10 ml media
Lactosa Broth.
TSL (Triple Strange Lactosa) 5 Tabung Reaksi, tiap tabung berisi 5 ml media
Lactosa Broth.
Maka dari itu, kita melakukan dua kali proses dalam pembuatan media. Pertama,
membuat Lactosa Broth dengan kepekatan TSL, selanjutnya melakukan pengnceran untuk
membuat Lactosa Broth dengan kepekatan SSL
12
Berikut hasil perhitungan Lactosa Broth yang akan digunakan dalam praktikum
pada hari pertama praktikum:
Laktosa Broth dibutuhkan 13 gram untuk 1 liter media
SSL 10 tabung reaksi, berisi 10 ml media.
TSL 5 tabung reaksi, berisi 5 ml media, memiliki kebutuhan 3 X lipat.
Lactosa Broth yang digunakan:
SSL 10 X 10 ml = 100 ml
TSL 5 X 5 ml = 25 ml
25 ml X 3 = 75 ml
Total liter-an media 100 ml + 75 ml = 175 ml
Agar memudahkan dalam proses pembagian tiga maka 175 ml ditaksir menjadi 210 ml,
berarti 175 ml 210 ml.
Berat Lactosa Broth yang akan digunakan adalah:
Membuat Lactosa Broth dengan kepekatan TSL
1. timbang Lactosa Broth 2,73 gram.
2. masukkan ke dalam gelas kimia.
3. larutkan dengan 70 ml aquades.
4. larutkan sampai homogen.
5. pindahkan kedalam labu erlemenyer.
6. panaskan menggunakan waterbath hingga medianya jernih.
7. setelah media jernih, pindahkan media sebanyak 5 ml pada tabung reaksi.
Proses pemindahan menggunakan pipet takaran dan karet penghisap.
8. lakukan hal yang serupa kepada ke- 4 tabung reaksi lainnya.
9. maka, media akan bersisa 45 ml lagi, perhitungannya adalah :
media yang dibuat 70 ml
media yang terpakai 5 X 5 ml = 25 ml
jadi, sisa media adalah; 70 ml – 25 ml = 45ml
10. masukkan tabung durham ke dalam tabung reaksi yang telah berisi media
dengan posisi terbalik.
13
11. bolak-balik tabung reaksi secara perlahan agar tidak ada rongga udara pada
tabung durham.
12. tutup mulut tabung reaksi dengan kapas.
13. lakukan hal serupa pada ke- 4 tabung reaksi lainnya.
14. sterilisasi media tersebut.
Membuat Lactosa Broth dengan kepekatan SSL
1. larutkan 45 ml dari sisa media Lactosa Broth dengan 90 ml aquades.
2. larutkan dalam labu erlenmenyer.
3. pindahkan media sebanyak 10 ml pada tabung reaksi. Proses pemindahan
menggunakan pipet takaran dan karet penghisap.
4. lakukan hal yang serupa kepada ke- 9 tabung reaksi lainnya.
5. masukkan tabung durham ke dalam tabung reaksi yang telah berisi media
dengan posisi terbalik.
6. bolak-balik tabung reaksi secara perlahan agar tidak ada rongga udara pada
tabung durham.
7. tutup mulut tabung reaksi dengan kapas.
8. lakukan hal serupa pada ke- 9 tabung reaksi lainnya.
9. sterilisasi media tersebut.
II. Membuat media BGLB.
Untuk membuat media BGLB diperlukan sebanyak 40 gram BGLB untuk setiap 1
liter medianya. Menggunakan 30 Tabung Reaksi, tiap tabung berisi 10 ml media
BGLB.30 tabung reaksi digunakan untuk membuat media BGLB karena pada
confirmated test digunakan sampel dari hasil presumtive test, sehingga kebutuhan
tabung reaksi disesuaikan dengan hasil maksimum positif coliform dan hasil
maksimum E.Coli pada presumtive test, yaitu 15 tabung reaksi untuk total koliform
dan 15 tabung lagi untuk E.Coli.
Berikut hasil perhitungan BGLB yang akan digunakan dalam praktikum pada hari
pertama praktikum:
BGLB dibutuhkan 40 gram untuk 1 liter media
BGLB yang akan digunakan 30 X 10 ml = 300
Total liter-an media 300 ml 350 ml.
14
Jadi,
Berat BGLB yang akan digunakan adalah:
Proses Pembuatan
1. timbang BGLB 14 gram.
2. masukkan ke dalam gelas kimia.
3. larutkan dengan 350 ml aquades.
4. larutkan sampai homogen.
5. pindahkan kedalam labu erlemenyer.
6. panaskan menggunakan waterbath hingga medianya jernih.
7. setelah media jernih, pindahkan media sebanyak 10 ml pada tabung reaksi.
Proses pemindahan menggunakan pipet takaran dan karet penghisap.
8. lakukan hal yang serupa kepada ke- 29 tabung reaksi lainnya.
9. masukkan tabung durham ke dalam tabung reaksi yang telah berisi media
dengan posisi terbalik.
10. bolak-balik tabung reaksi secara perlahan agar tidak ada rongga udara pada
tabung durham.
11. tutup mulut tabung reaksi dengan kapas.
12. lakukan hal serupa pada ke- 29 tabung reaksi lainnya.
13. sterilisasi media tersebut.
14. masukkan kedalam lemari pendingin
III. Penakaran larutan pengencer (larutan Buffer Fosfat)
1. pipet larutan Buffer Fosfat 9 ml mengginakan pipet takaran dan karet
penghisap.
2. masukkan ke dalam tabung reaksi.
3. tutup menggunakan kapas.
4. sterilisasi.
15
IV. Sterilisasi alat dan bahan.
1. hidup kan autoclave, buka katup penutup dan buka penutup autoclave.
Apabila air dalam autoclave kurang, beri tambahan airnya.
2. bungkus keseluruhan alat (botol sampel, pipet takaran, penutup botol
sampel) dengan kertas koran.
3. media Lactosa Broth dan BGLB yang ada pada tabung reaksi dan bahan
larutan pengencer Buffer Fosfat dimasukkan kedalam gelas kimia 1000 ml.
4. semua alat yang telah dibungkus dan keseluruhan media dimasukkan ke
dalam autoclave.
5. tutup autoclave, dan kunci katupnya.
6. tunggu suhu autoclave sampai 1210 C atau 249,80 F.
Setelah Proses Sterilisasi:
1. setelah 15 menit, matikan autoclave.
2. buka katup pembuangan udara. Ini bertujuan agar tekanan dalam autoclave
keluar.
3. tunggu hingga udara pada katup udara berhenti atau habis.
4. buka katup pengunci katup, kemudian buka autoclavenya.
5. keluarkan alat, bahan pengencer dan media.
6. media lactosa broth digunakan untuk presumtive test pada praktikum
pertama.
7. media BGLB di simpan di dalam lemari pendingin untuk digunakan
confirmated test pada hari ke dua.
8. bahan larutan pengencer Buffer Fosfat dicampurkan dengan 1 ml dari
sampel air. Campurkan menggunakan pipet takaran dan karet penghisap.
V. Melakukan Presumtive test
Berikut bagan dari proses presumtive test:
1 ml sampel/ tabung 10 ml sampel/ tabung
5 tabung reaksi SSL 5 tabung reaksi TSL
Botol sampel
1 ml sampel
16
9 ml larutan Buffer Fosfat + 1 ml sampel air
5 tabung reaksi SSL
Isi tiap tabung 0,1 ml sampel yang telah
dilarutkan dengan larutan pengencer
Berikut prosesnya:
1. pipet sampel sebanyak 10 ml sampel, masukkan ke dalam 5 tabung
reaksi TSL 10 ml
2. pipet sampel sebanyak 1 ml sampel , masukkan ke dalam 5 tabung
reaksi SSL
1 ml
3. pipet sampel sebanyak 1 ml sampel campurkan dengan 9 ml larutan
Buffer Fosfat yang telah di sterilkan. Ambil 1 ml campuran tersebut, masukkan
ke dalam 5 tabung reaksi SSL 0,1 ml.
17
Cara Pemindahan Sample ke Tabung Reaksi
Lihat gambar;
18
VI. Inkubasi sampel Presumtive test.
1. hidupkan inkubator.
2. susun media yang telah diberi sampel ke dalam rak tabung reaksi.
3. beri etiket.
4. masukkan ke dalam inkubator.
19
5. atur suhu inkubator 350 C.
6. inkubasi selama 1 X 24 jam.
7. hasil positif lanjutkan ke Confirmated test.
VII. Melihat Hasil Presumtive Test
Media Lactosa Broth yang telah diberi sampel dan mikroorganismenya telah
diinkubasi, selanjutnya kita melihat pada tabung durham yang berada didalam test tube
media. Apabila terdapat gelembung – gelembung udara, berarti sampel air pada media
test tube tersebut positif telah tercemar tinja.
Berikut cara menandakan keadaan positif dari sampel air + media Lactosa Broth:
Tabung durham pada test tube terdapat gelembung dan berbau
Sampel Air Positif tercemar tinja manusia (E. Coli , Coliform)
Tabung durham pada test tube tidak terdapat gelembung
Sampel Air Negatif tercemar tinja manusia (E. Coli , Coliform)
Sampel yang positif tercemar tinja manusia, dilanjutkan dengan Confirmed Test.
VIII. Melakukan Confirmed Test
Semua hasil positif dari sampel Presumtive Test dipindahkan ke media Confirmed
Test (BGLB), berikut cara kerjanya:
1. pindahkan sampel menggunakan ose.
2. tiap tabung positif dipindahkan ke dalam 2 tabung BGLB untuk seri MPN
Total Coliform.
3. flambir ose sampai pijar, dinginkan ose pada pinggir media yang akan
dipindahkan, ambil sampel dengan ose pindahkan secara aseptis ke BGLB.
4. lakukan cara yang sama sampai 3 X pengulangan.
5. Bagi media BGLB tersebut menjadi 2 bagian(15 test tube untuk
pemeriksaan E.COLI,dan 15 test tube lagi untuk pemeriksaan total koliform )
6. Inkubasi dalam inkubator selama 2 X 24 jam dengan suhu 350 C untuk
pemeriksaan total koliform dan suhu 440 C untuk pemeriksaan E.COLI .
Cara Pemindahan Sample dari Tabung Reaksi Sampel I (Lactosa Broth)
ke Media BGLB secara Aseptis:
Lihat gambar;
20
IX. Pembacaan Hasil Sampel Confirmated Test, Pembuatan Media Endo Agar
dan Pemindahan Sampel ke Endo Agar Complect Test.
21
PEMBACAAN HASIL PEMERIKSAAN
Hasil pemeriksaan positif confirmed test adalah dengan membandingkan
tabel MPN Index Coliform.
A) Pembuatan Media Endo Agar
1. Timbang Endo agar sebanyak 9,3 gram
2. Larutkan dalam 225 ml Aquadest
3. Panaskan dalam waterbath sampai suhu 1000 C
4. Masukkan kedalam petridis masing-masing dengan ketebalan 3 mm
5. Sterilisasi pada autoclave sampai suhu 1210 C atau 2490 F
B) Pemindahan Sampel ke Endo Agar Complect Test.
1. Panaskan ose sampai pijar
2. Dinginkan ose pada pinggir media SSL yang positif
3. Tanam ke Endo agar dengan cara Zig-Zag dengan 3x Perlakuan
4. Inkubasi media selama 2x24 jam
X. Pembacaan Hasil Sampel dari Endo Agar Complect Test, dan Pembuatan
media SSL kedua
A. Pembacaan Hasil Sampel dari Endo Agar Complect Test
ENDO AGAR YANG BERWARNA KUNING METHALIC DAN
BERLENDIR DITANAM KE SSL KEDUA
B. Pembuatan media SSL kedua
1. SSL ( Singel Streng Lactosa )
Untuk SSL kedua dibutuhkan 10 test tube (dilebihkan). Isi dalam satu
testube adalah 10 ml.
Dengan perhitungan:
SSL = 10 test tube x 10 ml x = 100 ml
100 x 13 gram = 1,3 gr Lactosa Broth
1000
2. Timbang lactosa broth sebanyak 1,3 gram
3. Masukkan kedalam gelas kimia
4. Larutkan dengan aquadest sebanyak 100 ml
22
5. Larutkan sampai homogen,masukkan kedalam masing- masing tabung
reaksi
6. Panaskan dalam waterbath sampai suhu 1000 C
7. Masukkan tabung durham kedalam masing-masing tabung reaksi dengan
cara terbalik, sampai tidak ada rongga dalam tabung durham
8. Tutup tabung reaksi dengan kapas.
9. Sterilisasi sampai suhu 1210 C atau 2490 F
I. Pemindahan Sampel Endo Agar Complect Test ke SSL.
1. Pijarkan ose sampai berwarna merah
2. Dinginkan ose pada pinggir media
3. Ambil endo agar yang berwarna kuning methalic atau berlendir dengan ose
4. Tanamkan ke SSL sampai 3x perlakuan
5. Inkubasi selama 2x24 jam
23
BAB III
HASIL PENGAMATAN
1. HASIL PEMERIKSAAN PRESUMTIVE TEST
10 ml 1 ml 0,1 ml
Tabung Reaksi
Positif
4 3 0
2. HASIL PEMERIKSAAN CONFIRMATED TEST
Untuk hasil Total Koliform:
10 ml 1 ml 0,1 ml
Tabung Reaksi
Positif
3 1 0
Untuk hasil E.Coli:
10 ml 1 ml 0,1 ml
Tabung Reaksi
Positif
1 0 0
Dilihat dari tabel PTJ/MPN E.Coli jumlah Index MPN per 100 ml dari sampel air
adalah;
Jumlah Tabung (+) GASIndex MPN per 100 ml
10 ml 1 ml 0,1 ml
1 0 0 2
Menurut Permenkes No 907 tahun 2002 E.Coli (MPN) adalah 0 MPN E.Coli per
100 ml. Sementara pada sample air yang telah diuji, E.Coli (MPN) nya adalah 2 MPN
24
E.Coli per 100ml. Jadi, air tersebut tidak memenuhi persyaratan Air Bersih Menurut
Permenkes No 416 Th 1990.
BAB IV
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Berdasarkan pada tabel indeks, dapat diambil kesimpulan bahwa air tersebut tercemar
dengan jumlah indeks MPN per 100 ml adalah:
10 ml = 1
1 ml = 0
0,1 ml = 0
Maka didapatkan indeks MPN per 100 ml adalah 2. Dengan itu air tersebut perlu perbaikan
kualitas secara bakteriologis. Dan dinyatakan tidak memenuhi syarat penggunaan air
bersih.
B.SARAN
Kelompok
a) Setiap anggota kelompok harus berhati-hati dan serius dalam melakukan
pratikum.
b) Setiap anggota kelompok harus menguasai cara dan langkah-langkah dalam
pemeriksaan bakteriologis air.
c) Setiap anggota kelompok harus menggunakan alat-alat dengan hati2.
Masyarakat
a) Sebaiknya masyarakat lebih peduli terhadap sumber air bersih yang
digunakan.
b) Sebaiknya masyarakat memperbaiki lingkungan dan sumber air nya demi
kesehatan masyarakat sekitar.
25
LAMPIRAN 1
Tabel Index MPN per 100 ml
Ragam II; 5 X 10 ml, 5 X 1 ml, 5 X 0,1 ml
JUMLAH TABUNG (+)
GAS
INDEX
MPN per
100 ml
JUMLAH TABUNG (+)
GAS
INDEX
MPN per
100 ml10 ml 1 ml 0,1 ml 10 ml 1 ml 0,1 ml
0 0 0 < 2 4 2 1 26
0 0 1 2 4 3 0 27
0 1 0 2 4 3 1 33
0 2 0 4 4 4 0 34
1 0 0 2 5 0 0 23
1 0 1 4 5 0 1 31
1 1 0 4 5 0 2 43
1 1 1 6 5 1 0 33
1 2 0 6 5 1 1 46
2 0 0 5 5 1 2 63
2 0 1 7 5 2 0 49
2 1 0 7 5 2 1 70
2 1 1 9 5 2 2 94
2 2 0 9 5 3 0 79
2 3 0 12 5 3 1 110
3 0 0 8 5 3 2 140
3 0 1 11 5 3 3 180
3 1 0 11 5 4 0 130
3 1 1 14 5 4 1 170
3 2 0 14 5 4 2 220
3 2 1 17 5 4 3 180
3 3 0 17 5 4 4 350
4 0 0 13 5 5 0 240
4 0 1 17 5 5 1 350
26
4 1 0 17 5 5 2 540
4 1 1 21 5 5 3 920
4 1 2 26 5 5 4 1600
4 2 0 22 5 5 5 > 2400
27
LAMPIRAN II
28
29
DAFTAR PUSTAKA
Adhi, I Ketut D, S.Kom. 2008. Bakteri: ciri-ciri, struktur, perkembangbiakan,
bentuk dan manfaatnya. http://gurungeblog.wordpress.com. Diakses tanggal 20 juni 2011
E. Pradhika. 2008. Menentukan Jumlah dan Ukuran Mikroba. http: //ekmon-
saurus.blogspot.com. diakses tanggal 2 Juni 2009
--------------. 2008. Media Pertumbuhan. http: //ekmon-saurus.blogspot.com.
diakses tanggal 15 November 2011.
--------------. 2008. Isolasi Mikroorganisme. http: //ekmon-saurus.blogspot.com.
diakses tanggal 15 November 2011.
--------------. 2008. Sterilisasi. http: //ekmon-saurus.blogspot.com. diakses tanggal
15 November 2011.
------------. 2008. Morfologi Mikroba. http: //ekmon-saurus.blogspot.com. diakses
tanggal 15 November 2011.
--------------. 2008. Aktivitas Enzimatis Mikroorganisme. http: //ekmon-
saurus.blogspot.com. diakses tanggal 15 November 2011.
Permenkes No 416 tahun 1990 tentang persyaratan kualitas air bersih Indonesia. Di
akses 29 November 2011.
Kepmenkes No 907 tahun 2002 tentang persyaratan kualitas air minum Indonesia.
Di akses 29 November 2011.
30