laporan magang bab 3
DESCRIPTION
laporan magang bab 3 kppnTRANSCRIPT
B. Tujuan Pelaksanaan Magang
Tujuan dari pelaksanaan kegiatan magang antara lain:
1. Memperoleh gambaran nyata dari teori yang telah didapatkan selama
mengikuti kegiatan perkuliahan di Institut Manajemen Telkom dan
membandingkanya dengan kondisi yang sebenarnya di lapangan.
2. Memperoleh ilmu, wawasan, dan pengalaman kerja praktek selama
mengikuti kegiatan magang di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
Bandung I.
3. Memenuhi kewajiban akademik sebagai mahasiswa Institut Manajemen
Telkom.
4. Sebagai wahana orientasi bagi mahasiswa untuk mempersiapkan diri dan
menumbuhkan minat dalam penyusunan tugas akhir/skripsi.
5. Membina hubungan baik antara Institut Manajemen Telkom dengan
perusahaan.
C. Manfaat Pelaksanaan Magang
1. Bagi Mahasiswa
a. Menjadikan pengenalan terhadap lingkungan kerja yang nyata.
b. Membangun jaringan kerja dengan karyawan di perusahaan tempat
kegiatan magang.
c. Mempersiapkan mental yang kuat dan pengetahuan yang memadai
untuk memasuki dunia kerja.
d. Meningkatkan kedisiplinan dan kemandirian melalui pemahaman akan
budaya kerja professional yang menuntut kerjasama, tepat waktu,
kepemimpinan, dan tanggung jawab.
14
2. Bagi Institut Manajemen Telkom
a. Meningkatkan citra positif Institut Manajemen Telkom seiring dengan
baiknya kinerja mahasiswa selama melaksanaan aktivitas magang di
perusahaan.
b. Mengetahui sejauh mana perkembangan dalam dunia kerja.
c. Sebagai bahan masukan untuk pengembangan dan pendalaman materi
perkuliahan secara keseluruhan.
d. Meningkatkan hubungan yang erat dan jalinan komunikasi yang baik
antara Institut Manajemen Telkom dengan perusahaan.
3. Bagi Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung I
a. Mendapat bantuan tenaga kerja untuk menyelesaikan pekerjaan tanpa
mengeluarkan biaya yang besar.
b. Terjalinnya kerja sama dengan Institut Manajemen Telkom sebagai
salah satu lembaga pendidikan di Indonesia.
c. Perusahaan memiliki referensi tambahan dalam kegiatan rekrutasi
pegawai baru.
d. Sebagai salah satu bentuk Corporate Social Responsibility Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung I.
D. Tempat dan Waktu Magang
Pelaksanaan kegiatan magang dilakukan penulis di Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara (KPPN) Bandung I yang beralamat di Jalan Asia Afrika
nomor 114 Bandung. Kegiatan magang dimulai sejak periode Juli 2013 sampai
dengan Agustus 2013 selama 30 hari kerja yang dimulai dari pukul 07.30-17.00
WIB. Penulis ditempatkan pada Seksi Pencairan dana pada bagian Pelaksana Seksi
Pencairan Dana.
15
E. Aktivitas Magang
Selama pelaksanaan magang peserta magang diberi tugas untuk ikut
membantu dalam pekerjaan rutin diantaranya adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1
Aktivitas Magang
Hari
Ke-Aktivitas Magang Uraian Tugas Output
1-3 Sosialisai Seksi
Pencairan dana dan
pengenalan
mengenai SP2D
(Surat Permohonan
Pencairan Dana).
Sosialisasi dan pengenalan
lingkungan perusahaan
KPPN terutama seksi
Pencairan Dana, dan
pengenalan struktur
oragnisasi serta penjelasan
mengenai SP2D.
Pengetahuan
mengenai KPPN
Bandung I terutama
seksi pencairan
dana. Pemahaman
mengenai SP2D.
4-7 Proses
penggabungan SPM
dengan SP2D dan
validasi.
Menggabungkan SPM
dengan lembar SP2D yang
telah disetujui dan diproses
lalu memvalidasinya dan
diantarkan ke Kepala Seksi
Pencairan Dana.
Menghasilkan SP2D
yang kemudian
didistribusikan
kepada Kepala
Seksi Pencairan
Dana untuk
diperiksa lebih
lanjut dan
ditandatangani.
(Bersambung)
16
Tabel 3.1 (sambungan)
8-11 Mengisi kartu gaji
bagian kurang gaji.
Melakukan pengarsipan
dengan mengisi kartu gaji
pegawai BID PROPAM
bagian kurang gaji selama 5
bulan dari Januari-Mei 2013.
Arsip kartu gaji
untuk disimpan oleh
KPPN Bandung I.
12-13 Mengisi kartu gaji
bulan April.
Mengisi kartu gaji BID
PROPAM bulan April 2013.
Arsip kartu gaji
untuk disimpan oleh
KPPN Bandung I.
14-17 Proses pemilahan
lembar SP2D.
Memisahkan SP2D:
1. Lembar ke-1 dengan
lembar daftar penguji.
2. Lembar ke-2 digabung
dengan SPM lembar ke-
2 berikut dokumen
lainya.
3. Lembar ke-3 digabung
dengan SPM lembar ke-
1 berikut dokumen
pendukungnya, bukti
seto, tanda terima
lembar ke-2 dan konsep
SP2D beserta kartu
peengawasan kredit.
Menghasilkan SP2D
yang kemudian
didistribusikan
kepada Seksi Bank
dan Subbagian
Umum utuk
diproses lebih lanjut
lagi.
(Bersambung)
17
Tabel 3.1 (Sambungan)
18-21 Proses
penggabungan SPM
dengan SP2D dan
validasi.
Menggabungkan SPM
dengan lembar SP2D yang
telah disetujui dan diproses
lalu memvalidasinya dan
diantarkan ke kepala seksi
Pencairan Dana.
Menghasilkan SP2D
yang kemudian
didistribusikan
kepada kepala seksi
Pencairan Dana
untuk diperiksa
lebih lanjut dan
ditandatangani.
22-25 Proses pemilahan
lembar SP2D.
Memisahkan SP2D:
1. Lembar ke-1 dengan
lembar daftar penguji.
2. Lembar ke-2 digabung
dengan SPM lembar ke-
2 berikut dokumen
lainya.
3. Lembar ke-3 digabung
dengan SPM lembar ke-
1 berikut dokumen
pendukungnya, bukti
seto, tanda terima
lembar ke-2 dan konsep
SP2D beserta kartu
peengawasan kredit.
Menghasilkan SP2D
yang kemudian
didistribusikan
kepada Seksi Bank
dan Subbagian
Umum utuk
diproses lebih lanjut
lagi.
(Bersambung)
18
Tabel 3.1 (Sambungan)
26-30 Mengarsip data
SP2D.
1. Men-scan SP2D lembar
ke-3.
2. Memenginput data SP2D
ke Filing System serta
mencetak rekapanya.
3. Memasukan SP2D
lembar ke-3 beserta
dokumen dan rekapanya
kedalam dus dan
disimpan ke gudang
arsip KPPN Bandung I.
Arsip SP2D secara
fisik maupun file di
computer.
F. Pembahasan Aktifitas Magang
Selama melaksanakan aktivitas magang, penulis ditempatkan pada seksi
Pencairan Dana, oleh karena itu kegiatan serta tugas-tugas yang diberikan terkait
dengan proses pencairan dana. Penerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana
(SP2D) melalui beberapa proses sebagai berikut:
1. Tahapan I: Checker
a. Diawali dengan petugas Front Office (FO) menerima nomor antrian
dan Kartu Identitas Petugas Satker (KIPS) lalu memeriksa batas
waktu SPM PTUP dan memastikan bahwa tidak melebihi 1 (satu)
bulan dari tanggal SP2D TUP terakhir.
b. Menerima SPM beserta dokumen pendukung dalam rangkap dua
berikut ADK (Arsip Data Komputer) dari petugas Satker
19
c. Meneliti kelengkapan SPM dan dokumen pendukungnya seperti
kesesuaian tanda tangan Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah
Membayar (PPSPM), memeriksa cara pengisian huruf dan angka
yang tercantum, dan menguji kebenaran perhitungan SPM.
2. Tahapan II: Maker
a. Mencetak dan menyampaikan tanda terima kepada Satker yang
berisi data pengantar SPM, mencetak kartu pengawasan kredit, dan
meneruskan SPM dan dokumen pendukungnya beserta tanda terima
lembar ke-2 kepada Pelaksana Seksi Pencairan Dana pada Middle
Ofice (MO).
b. MO melakukan proses input kode bank, penomoran SP2D, dan
pencetakan konsep dan net SP2D. melakukan pencocokan SP2D
dengan kartu pengawasan kredit dan menggabungkan net SP2D
dengan SPM berikut dokumen pendukungnya.
c. Kemudian dokumen tersebut diberikan kepada kepala seksi
Pencairan Dana untuk ditandatangani dan selanjutnya akan di
berikan kembali kepada Pelaksana Seksi Pencairan Dana.
3. Tahapan III: Approval
Oleh Pelaksana Seksi Pencairan Dana, tiga lembar SP2D yang telah
ditandatangani kemudian di pisahkan dan di teruskan ke seksi lainya,
lembar pertama beserta daftar penguji di serahkan ke Seksi Bank dan
Giro/Pos untuk diberikan ke Bank Operasional, lembar ke-2 berikut
bukti setor di berikan kepada Subbag Umum untuk dikembalikan ke
Satker, dan lembar ke-3 digabung dengan SPM lembar ke-1 berikut
dokumen pendukungnya, bukti setor, tanda terima lembar ke-2 dan
konsep SP2D beserta kartu pengawasan kredit diberikan kepada Subbag
20
Umum untuk selanjutnya di berikan kepada Seksi Verifikasi dan
Akuntansi untuk diarsip.
Kegiatan yang dilakukan penulis pada Seksi Pelaksana Pencairan Dana
adalah sebagai berikut:
1. Proses penggabungan SPM dengan SP2D dan validasi
SPM (Surat Perintah Membayar) adalah dokumen yang diterbitkan
oleh satuan kerja untuk mencairkan dana yang bersumber dari Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA). SP2D adalah surat yang diterbitkan oleh
KPPN selaku kuasa Bendahara Umum Negara (BUN) untuk pelaksanaan
pengeluaran atas beban APBN berdasarkan SPM. Setelah SPM di periksa
dan lolos dengan dokumen yang memadai lalu diproses di seksi Pencairan
Dana, maka tiga rangkap SP2D akan di cetak. Selanjutnya SPM akan
digabungkan dengan SP2D lalu kemudian divalidasi dengan membubuhkan
cap resmi KPPN dan cap nama Kepala Seksi Pencairan Dana. Kemudian
dokumen tersebut akan di berkan kepada Kepala Seksi Pencairan Dana
untuk diperiksa kembali dan ditandatangani.
2. Mengisi kartu gaji
Kartu gaji adalah sebuah kartu yang dibagi berdasarkan masing-masing
pegawai dari setiap lembaga yang mencatat nama serta jumlah gaji yang di
terima setiap bulannya termasuk tunjangan-tunjangannya. Pengisian kartu
gaji terdiri dari gaji setiap bulanya, kurang gaji, serta gaji yang akan
diterima oleh masing-masing karyawan. Kartu gaji diisi secara manual
dengan mengikuti data yang di berikan oleh Satker.
21
3. Proses pemilahan lembar SP2D
SP2D terdiri dari tiga rangkap, setelah divalidasi oleh kepala seksi
Pencairan Dana, SP2D kemudian dipisahan setiap lembarnya bedasarkan
bagiannya masing-masing. SP2D lembar pertama disatukan dengan daftar
penguji untuk diserahkan kepada Seksi Bank dan Giro/Pos. Selanjutnya
SP2D lembar kedua disatukan dengan SPM lembar kedua berikut bukti
setor kepada Subbagian Umum untuk dikembalikan ke Satuan Kerja.
Sedangkan SP2D lembar ketiga disatukan dengan SPM lembar pertama
berikut dokumen pendukungnya, bukti setor, tanda terima lembar kedua dan
konsep SP2D beserta kartu pengawasan kredit, untuk selajutnya diserahkan
kepada Bagian Umum untuk diolah lebih lajut lalu diberikan kepada Seksi
Verifikasi Akuntansi untuk diarsip.
4. Mengarsip data SP2D
SP2D lembar ketiga perharinya yang diterima dari Subbagian Umum
kemudian dibagi kedalam beberapa box untuk diarsipkan secara fisik.
Tetapi sebelumnya, SP2D diberi nomor urut dan dipisahkan dari dokumen
lainya untuk di-scan sebagai arsip komputer sesua nomor box dan
kemudian di satukan kembali. Kemudian, dengan menggunakan Filling
System, seluruh SP2D diarsip kembali berdasarkan nomor SP2D, Filling
System adalah aplikasi computer yang telah memiliki data dari masing
masing SP2D apabila nomor dari SP2D dimasukan, gunanya adalah untuk
mengetahui data SP2D yang diarsipkan pada setiap arsip box. Setelah
semua nomor selesai di-input, maka lembar rekap nomor SP2D di-print dan
ikut dimasukan kedalam box untuk ikut diarsip.
22
G. Relevansi Praktik dengan Teori
Dalam pelaksanaan program magang penulis ditempatkan sesuai dengan
latar belakang pendidikan yang diterima di Institut Manajemen Telkom yaitu
bidang studi Akuntansi. Teori yang penulis terima di bangku kuliah dapat
diaplikasikan kedalam praktek kerja lapangan yang penulis jalani di KPPN
Bandung I, terutama terkait dengan bidang Sistem Informasi Akuntansi dan
Akuntansi Sistem Pemerintahan. Berikut adalah rincian tiga teori pokok
menurut Laudon (2008:16) yang bersangkutan dengan aktivitas magang:
1. Input
Input dalam prosedur penerbitan SP2D yang bersangkutan dengan
Uang Persediaan ini adalah Surat Permintaan Pembayaran yang berkaitan
dengan Uang Persediaan (SPM-UP), Surat Permintaan Pembayaran Ganti
Uang Persediaan (SPM-GUP), Surat Permuntaan Pembayaran Tambahan
Uang Persedaan (SPM-TUP), dan Surat Permintaan Pembayaran
Pertanggungjawaban Tambahan Uang Persediaan (SPM-PTUP). SPM-SPM
tersebut diterima dari Satuan Kerja sebagai permintaan terhadap pencairan
dana untuk kebutuhan operasianal lembaga tersebut.
2. Proses
Setelah petugas Front Office (FO) menerima SPM dari satuan kerja
dan sudah diperiksa kelengkapan dokumen dan kesesuaiannya dengan data
yang dimiliki oleh KPPN, maka SPM akan di teruskan ke bagian Middle
Office (MO) untuk diproses penerbitan SP2D-nya. Selanjutnya petugas
Pelaksana Seksi Pencairan Dana akan memberikan cap KPPN agar dapat
ditandatangani oleh kepala seksi Pencairan Dana. Kemudian kepala seksi
Pencairan Dana akan memeriksa kembali kebenaran dokumen sebelum
ditandatangani dan dikembalikan kepada petugas Pelaksana Seksi Pencairan
Dana. Kemudian petugas Pelaksana Seksi Pencairan Dana akan
memisahkan SP2D lembar pertama, kedua, dan ketiga untuk didistribusikan
23
ke bagian lainya. Lembar pertama ke bagian Bank dan Giro/Pos untuk
diproses pencairan dananya, lembar kedua dan ketiga diberikan ke
Subbagian Umum. Di Subbagian Umum, lembar kedua akan dikembalikan
kepada Satuan Kerja, sedangkan lembar ketiga akan diberikan kembali
kepada Seksi Verifikasi dan Akuntansi untuk diarsip.
3. Output
Output yang keluar setelah SPM diproses adalah SP2D yang telah di
validasi dan dapat digunakan oleh satuan kerja untuk mendapatkan dana
yang dibutuhkan untuk kegiatan operasional lembaga tersebut.
Dalam prosedur penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D), penulis
menarik kesimpulan bahwa pengendalian internal menurut Hall (2007:244) yang
dijadikan acuan adalah:
1. Otorisasi Transaksi
Di KPPN, Front Office akan memastikan kebenaran SPM dan
mencocokanya dengan Arsip Data Komputer (ADK) yang diberikan dan
akan memeriksa kelengkapan dokumen pendukungnya berikut memeriksa
tanda tangan yang tertera dan juga kebenaran penulisan serta perhitunganya.
Apabila terdapat dokumen yang kurang lengkap maupun kesalahan lainya,
maka SPM tersebut akan dikembalikan.
2. Pemisahan Tugas
Pada Seksi Pencairan Dana terdapat beberapa bagian yang terdiri dari Front
Office, Moddle Office dan Pelaksana Pencairan Dana. Ketiga bagian
tersebut memiliki tugas yang berbeda-beda, gunanya adalah untuk
mencegah terjadinya kecurangan karena dokumen yang akan diproses
melalui banyak bagian yang akan senantiasa melakukan pengecekan
terhadap kebenaran dan kelengkatan SPM beserta dokumenya.
24
3. Supervisi
KPPN Bandung I memiliki bagian yang bertugas sebagai pengawas sistem
yaitu bagian supervisi, supervisor atau orang yang menjalankan tugas
supervisi, adalah orang yang berwenang untuk mengawasi jalanya prosedur
penerbitan SP2D. apabila terdapat kesalahan pada penerbitan SP2D yang
dilakukan menggunakan system, maka supervisor adalah satu-satunya
orang yang dapat memperbaikinya. Gunanya adalah agar penerbitan SP2D
tidak dilakukan dengan sembarangan dan untuk meminimalisir terjadinya
penyalahgunaan.
4. Pencatatan Akuntansi
Catatan akuntansi diperlukan untuk mendukung jejak audit didalam KPPN
Bandung I, data yang telah masuk kedalam sistem sudah secara otomatis
tersimpan dalam database. Namun, ada data fisik yang tetap disimpan
untuk pengarsipan.
5. Pengendalian Akses
Setiap orang yang bertanggung jawab untuk menggunakan sistem komputer
di KPPN memiliki kata sandi masing-masing yang tidak dapat digunakan
oleh sembarng orang untuk mencegah terjadinya kecurangan.
6. Verifikasi Independen
Setiap SPM dan dokumen pendukungnya akan diperiksa serta diteliti
kembali oleh setiap bagian di Seksi Pencairan Dana secara manual,
sehingga apabila terdapat SPM yang lolos uji pada bagian Front Office,
maka akan terdeteksi pada bagian Middle Office dan begitupun selanjutnya.
H. Pembahasan Masalah
Dalam pelaksanaan prosedur penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
terutama pada Seksi Pencairan Dana, penulis tidak menemukan adanya masalah
yang signifikan yang dapat menghambat proses penerbitan SP2D. Hal tersebut
25
dikarenakan Standard Operating Procedures (SOP) yang mengatur penerbitan
SP2D sudah jelas dan dapat diikuti oleh pegawai-pegawai terkait, begitu juga
dengan penerapan jangka waktu penerbitan SP2D beserta penerapan sanksi apabila
terdapat Satker yang tidak mengikuti aturan yang berlaku, sehingga tidak
menimbulkan masalah yang dapat merugikan Satker maupun KPPN Bandung I
sendiri.
26