laporan mikri perhitungan angka kuman
DESCRIPTION
nTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setelah kita mempelajari bagaimana menumbuhkan suatu koloni bakteri, tentu
harus mengatahui kuantitas dan kualitas dari bakteri tersebut. Dalam hal ini
yang akan dibahas adalah bagaimana mengetahui kuantitas dari suatu bakteri.
Ada berbagai cara untuk menghitung jumlah sel bakteri, antara lain hitungan
langsung dengan menggunakan mikroskop, dan hitungan tidak langsung dengan
metode hitung cawan baik dengan metode cawan tuang maupun metode cawan
sebar.
Pengukuran kuntitatif populasi mikroba dari suatu sampel dilakukan untuk
mengetahui kualitas bahan atau tujuan lain berdasarkan jumlah mikroba yang
ada dalam sampel tersebut. Sehingga dengan kita dapat mengetahui apakah
mikroba tersebut berbahaya atau bahkan baik bagi lingkungan dalam jumlah
tertentu.
Untuk mengetahui perkembangan suatu bakteri membutuhkan pembuatan media
dengan metode perhitungan bakteri yang ada dalam media. Ada banyaknya
metode yang digunakan dalam menghitung jumlah bakteri secara kuantitatif dari
suatu populasi bakteri. Proses penghitungan sel bakteri dapat dilakukan dengan
beberapa metode baik secara langsung maupun tidak langsung, diantaranya
adalah metode hitung pada cawan petri (standard plate count), metode
pengamatan langsung dengan kaca objek atau metode hitung dengan
menggunakan haemocytometer, metode ukur kekeruhan (turbidimetri)
menggunakan spektrophotometer dan metode jumlah perkitaan terdekat.
B. Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui berbagai cara menghitung jumlah sel dari biakan suatu
bakteri
2. Untuk mengetahui perbedaan dari cara - cara menghitung bakteri berikut
dengan syarat - syarat yg perlu di pahami
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mikroba merupakan organisme yang sangat kecil. Untuk mengetahui
banyaknya mikroba misalnya bakteri pada suatu sample sangat tidak mungkin bila
kita tidak menggunakan metode penghitungan. Dalam dunia mikrobiologi,
mikroba seperti bakteri dapat diperkirakan jumlahnya dengan suatu metode
penghitungan. Terdapat dua metode penghitungan bakteri yaitu metode hitungan
mikroskopis langsung (direct microscopis count) dan metode hitungan tak
langsung (indirect count) dengan hitungan cawan, baik dengan metode
penyebaran maupun metode penuangan.
Pertumbuhan mikroorganisme yang membentuk koloni dapat dianggap bahwasetiap
koloni yang tumbuh berasal dari satu sel, maka dengan menghitung jumlah koloni
dapat diketahui penyebaran bakteri yang ada pada bahan. Jumlahmikroba pada suatu
bahan dapat dihitung dengan berbagai macam cara,tergantung pada bahan dan jenis
mikrobanya. Ada 2 macam cara perhitungan jumlah mikroba/bakteri, yaitu perhitungan
secara langsung dan tidak langsung.Perhitungan jumlah mikroba secara langsung
yaitu jumlah mikroba dihitungsecara keseluruhan, baik yang mati atau yang hidup
sedangkan perhitungan jumlah miroba secara tidak langsung yaitu jumlah
mikroba dihitung secarakeseluruhan baik yang mati atau yang hidup atau hanya
untuk menentukan jumlah mikroba yang hidup saja, ini tergantung cara-cara yang
digunakan (Anonim, 2013).
Untuk menentukan jumlah miroba yang hidup dapat dilakukan setelah
larutan bahanatau biakan mikroba diencerkan dengan faktor pengenceran tertentu
danditumbuhkan dalam media dengan cara-cara tertentu tergantung dari macam
dansifat-sifat mikroba.Banyak metode yang digunakan dalam menaksir secara
kuantitatif dari suatupopulasi bakteri. Namun, ada dua metode yang paling sering
digunakan yaitu metode hitung koloni di cawan petri (standard/viable plate count
methode) dan analisa spektrofotometer /turbidimeter (Anonim, 2013).
2
Perhitungan bakteri adalah suatu cara yang digunakan untuk menghitung
jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada suatu media pembiakan. Secara mendasar ada dua
cara penghitungan bakteri, yaitu secara langsung dan secara tidak langsung. Ada beberapa
cara perhitungan secara langsung, antara lain adalah dengan membuat preparat
dari suatu bahan (preparat sedrhana diwarnai atau tidak diwarnai) dan penggunaan
ruang hitung (counting chamber). Sedangkan perhitungan secara tidak langsung hanya
mengetahui jumlah mikroorganisme pada suatu bahan yang masih hidup saja (viable
count). Dalam pelaksanaannya ada beberapa cara yaitu perhitungan pada cawan petri
(total plate count / TPC, perhitungan melalui pegenceran, perhitungan jumlah
terkecil atau terdekat (MPN methode), calorimeter /cara kekeruhan atau
turbidimetri (Anonim, 2013).
Perhitungan jumlah suatu bakteri dapat melalui berbagai macam uji seperti uji
kualitatif koliform yang secara lengkap terdiri dari tiga tahap yaitu uji penduga
(uji kuantitatif, bisa dengan metode MPN), uji penguat dan uji pelengkap. Waktu,
mutu sampel, biaya, tujuan analisis merupakan beberapa faktor penentu dalam uji
kualitatif koliform. Bakteri koliform dapat dihitung dengan menggunakan metode
cawan petri (metode perhitungan secara tidak langsung yang didasarkan pada
anggapan bahwa setiap sel yang dapat hidup akan berkembang menjadi satu
koloni yang merupakan suatu indeks bagi jumlah organisme yang dapat hidup
yang terdapat pada sampel) seperti yang dilakukan pada percobaan ini
(Dwidjoseputro, 1994).
Pada tiap perhitungan bakteri ketepatan berkurang dengan meningkatnya
konsentrasi sel-sel. Begitu halnya bila jumlah yang dihitung terlalu kecil. Bahan
yang mengandung sejumlah bakteri (kira-kira lebih dari 104/ml) biasanya
diencerkan dari 1:105 atau lebih tergantung pada bahan pemeriksaan atau metode
hitung, sehingga hasil hitungan yang diperoleh dapat diandalkan dan
memudahkan perhitungan. Perhitungan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
perhitungan secara langsung dan perhitungan secara tidak langsung (Rizki, 2013).
3
Menurut Hadietomo (1990) menyatakan bahwa perhitungan secara tidak
langsung dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
1. Penentuan volume total
Cara ini adalah semacam modifikasi penentuan hematokrit pada
pengukuran volume total butir-butir darah, misalnya 10 ml biakan
dimasukkan ke dalam tabung reaksi khusus (tabung hopklins) yang bagian
bawahnya berupa silinder dan bergaris ukuran.
2. Metode turbidometri
Teknik ini sudah dipakai sebagai cara mengukur keker han suspensi atas
dasar penyerapan dan pemencaran cahaya yang dilintaskan, sehingga yang
mengandung lebih dari 107-108 sel/ml, tampak lebih keruh oleh mata
telanjang. Suatu volume biakan yang telah ditakar ditempatkan dalam
tabung khusus yang jernih dengan diameter tertentu.
Menurut Jimmo (2013), menyatakan bahwa prinsip dari perhitungan
metode hitungan cawan adalah bila sel mikroba yang masih hidup ditumbuhkan
pada medium, maka mikroba tersebut akan berkembang biak dan membentuk
koloni yang dapat dilihat langsung dan kemudian dapat dihitung tanpa
menggunakan mikroskop. Metode hitungan cawan dibedakan atas dua cara, yaitu
metode tuang (pour plate) dan metode permukaan (surfacelspread plate). Pada
metode tuang, sejumlah sampel (1 ml atau 0,1 ml) dari pengenceran yang
dikehendaki dimasukkan ke dalam cawan petri, kemudian ditambhkan agar-agar
cair yang steril yang telah didinginkan (47-50oC) sebanyak 15-20 ml dan
digoyangkan supaya sampelnya menyebar. Metode ini merupakan cara yang
paling sensitif untuk menentukan jumlah jasad renik, dengan alasan :
a) Hanya sel mikroba yang hidup yang dapat dihitung
b) Beberapa jasad renik dapat dihitung sekaligus
c) Dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi mikroba, karena
koloni yang terbentuk mungkin berasal dari mikroba yang
mempunyai penampakan spesifik
4
Selain keuntungan-keuntungan tersebut di atas, metode hitungan cawan juga
memiliki kelemahan sebagai berikut :
1) Hasil perhitungan tidak menunjukkan hasil yang sebenarnya, karena
beberapa sel yang berdekatan mungkin membentuk koloni.
2) Medium dan kondisi inkubasi yang berbeda mungkin menghasilkan jumlah
yang berbeda pula.
3) Mikroba yang ditumbuhkan harus dapat tumbuh pada medium padat dan
membentuk koloni yang kompak, jelas, dan tidak mnyebar.
4) Memerlukan persiapan dan waktu inkubasi relatif lama sehingga
pertumbuhan koloni dapat dihitung.
Metode perhitungan cawan didasarkan pada anggapan bahwa setiap sel yang
hidup dapat berkembang menjadi koloni. Jadi jumlah koloni yang muncul pada
cawan adalah indeks bagi jumlah mikroorganisme yang terkandung dalam sampel.
Teknik yang harus dikuasai dari metode ini adalah mengencerkan sampel dan
mencawankan hasil pengenceran tersebut. Setelah inkubasi, jumlah semua koloni
diamati untuk memenuhi persyaratan statistik. Cawan yang dipilih untuk
menghitung koloni adalah cawan yang mengandung antara 30 sampai 300 koloni.
Organisme yang terdapat dalam sampel asal ditentukan dengan mengalikan
jumlah koloni yang terbentuk dengan faktor pengenceran pada cawan yang
bersangkutan (Lud, 2007).
Salah satu metode cepat yang digunakan untuk menghitung massal sel adalah
melalui perhitungan kekeruhan (turbidity). Kekeruhan dapat diukur dengan
menggunakan fotometer atau spertofotometer. Pengukuran kekeruhan ini
didasarkan atas pertikel-pertikel kecil yang menyebarkan cahaya lengsung secara
propisional (sampai batas-batas tertentu) dengan konsentrtasinya. Zat cahaya
melewati tabung yang berisi suspensi mikroba, maka cahaya akan dihamburkan
(Pelczar, 1989).
Ada dua Metode plate count yang sering digunakan, yaitu metode sebaran
dan metode tuang. Asumsi digunakannya metode ini adalah bahwa setiap satu sel
5
mikroba dapat tumbuh dan akhirnya membentuk satu koloni yang dapat dilihat
dengan kasat mata. Pada metode sebaran, volume yang dibutuhkan adalah 0.1 ml
agar sampel tersebut sapat tersebar, terendam, dan teresap. Karena jika lebih,
maka sampel akan mengendap dan mengumpul sehingga menyulitkan dalam
perhitungan (Ali, 2008).
Menurut Yulneriwanti (2013), menyatakan bahwa perhitungan langsung
dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Perhitungan sel langsung
Cara ini menggunakan bilik hitung (hemoci tometer) yang menghasilkan
hitungan total, karena semua sel terhitung, baik sel yang hidup maupun sel
yang mati. Karena bakteri itu kecil, maka perhitungan yang dilakukan
secara statistik dapat diterima, namun harus dibuat suspensi sekurang-
kurangnya 10/ml.
b. Menghitung dengan alat penghitung elektronik
Dengan alat ini dapat dihitung beribu-ribu bakteri dalam beberapa detik.
Penggunaan alat ini banyak didasarkan atas kerja dengan lobang pengintai
elektronik (dapat disamakan dengan mata elektronik) kerjanya tergantung
pada interupsi dari berkas cahaya elektronik yang melintasi suatu ruang
antara dua ruang elektron yang berdekatan letaknya. Tiap partikel yang
karena perbedaan kkonduktivitas sel dan cairan. Interupsi ini dicetak oleh
suatu alat secara elektris.
c. Menghitung dengan filter membran
Contoh cairan yang disaring dan ditakar dengan filter steril yang terbuat
dari membran berpori. Bakteri yang tertahan oleh filter itu kemudian
dihitung langsung. Dalam hal ini banyak bakteri dalam cairan tersebut
tidak boleh terlalu banyak dan tersebar rata.
6
Metode hitungan cawan menggunakan anggapan bahwa setiap sel akan hidup berkembang
menjadi satu koloni. Jumlah koloni yang muncul menjadi indeks bagi jumlah
oganisme yang terkandung di dalam sampel. Teknik pengitungan ini membutuhkan
kemampuan melakukan pengenceran dan mencawankan hasil pengenceran. Cawan-cawan
tersebut kemudian diinkubasi dan kemudian dihitung jumlah koloni yang terbentuk. Cawan
yang dipilih untuk penghitungan koloni, sesuai dengan kaidah statistik adalah cawan yang berisi
30-300 koloni. Jumlah organisme yang terdapat dalam sampel asal dihitung dengan cara
mengalikan jumlah koloni yang terbentuk dengan faktor pengenceran pada cawan
bersangkutan (Filzahazny, 2013).
Pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan
cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Contohnya
diinkubasi, jumlah koloni yang tumbuh dihitung dan merupakan perkiraan atau dugaan dari
jumlah mikroorganisme dalam suspensi tersebut (Anonim, 2013).
Turbidimetri merupakan metode yang cepat untuk menghitung jumlah bakteri dalam
suatu larutan menggunakan spektrofotometer. Bakteri menyerap cahaya sebanding
dengan volume total sel (ditentukan oleh ukuran dan jumlah). Ketika mikroba
bertambah jumlahnya atau semakin besar ukurannya dalam biakan cair, terjadi
peningkatan kekeruhan dalam biakan. Kekeruhan dapat disebut optical density
(absorbsi cahaya, biasanya diukur pada panjang gelombang 520 nm –700 nm).
Untuk mikroba tertentu, kurva standar dapat memperlihatkan jumlah organisme/ml
(ditentukan dengan metode hitungan cawan) hingga pengukuran optical
density/ditentukan dengan spektrofotometer (Anonim, 2013).
Pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara
menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Contohnya suatu sampel
pada suatu suspensi yang berupa campuran bermacam-macam sppesies diencerkan dalam suatu
taung tersendiri. Enceran ini kemudian diambil barang 1 ml untuk diencerkan lagi ke
tabung yang berisi pelarut. Enceran yang kedua ini diambil 1 ml untuk diencerkan lebih
lanjut Jumlah terbaik yang digunakan untuk perhitungan mikroba antara 30-300
koloni. Pengenceran biasanya dilakukan secara desimal (Dwidjoseputro, 1994).
7
Dalam perhitungan jumlah mikroorganisme ini seringkali digunakan
pengenceran. Pada pengenceran dengan menggunakan botol cairan terlebih
dahulu dikocok dengan baik sehingga kelompok sel dapat terpisah. Pengenceran
sel dapat membantu untuk memperoleh perhitungan jumlah mikroorganisme yang
benar. Namun pengenceran yang terlalu tinggi akan menghasilkan lempengan
agar dengan jumlah koloni yang umumnya relatif rendah (Hadioetomo, 1990).
Pengenceran dilakukan agar setelah inkubasi, koloni yang terbentuk pada
cawan tersebut dalam jumlah yang dapat dihitung. Dimana jumlah terbaik adalah
antara 30 sampai 300 sel mikrobia per ml, per gr, atau per cm permukaan
(Fardiaz, 1992). Prinsip pengenceran adalah menurunkan jumlah sehingga
semakin banyak jumlah pengenceran yang dilakukan, makin sedikit sedikit jumlah
mikrobia, dimana suatu saat didapat hanya satu mikrobia pada satu tabung.
Inkubasi dilakukan selama 2 x 24 jam karena jumlah mikrobia maksimal yang
dapat dihitung, optimal setelah masa tersebut yaitu akhir inkubasi. Selama masa
inkubasi, sel yang masih hidup akan membentuk koloni yang dapat dilihat
langsung oleh mata (Waluyo, 2004).
Perhitungan jumlah bakteri secara langsung memiliki kelebihan dan
kekurangan. Kelebihannya, adalah waktunya yang digunakan singkat,
penghitungannya lebih mudah, tidak membutuhkan bahan yang banyak.
Sedangkan kekurangannya adalah tidak dapat membedakan sel hidup dan mati
dan sel yang berukuran kecil sulit dilihat dengan mikroskop. Perhitungan jumlah
bakteri secara tidak langsung dilakukan dengan metode plate count, yakni hanya
sel yang hidup yang dihitung dalam metode ini. Prinsipnya yaitu pengenceran
dalam tiap konsentrasi diinokulasikan dalam medium agar dipetri dengan cara
spread. Perhitungan jumlah bakteri ini digunakan pengenceran 10-3,10-4,10-5,10-6
lalu dibandingkan jumlah koloni dari tiap konsentrasi pengenceran sehingga
dengan mengikuti perhitungan dan persyaratan plate count akan didapatkan
jumlah bakteri yang ada.
8
Beberapa syarat perhitungan dengan menggunakan metode ini adalah :
1. Tidak ada spreader.
2. Jumlah koloni mulai dari 30-300.
3. Perbandingan jumlah bakteri antara pengenceran yang lebih besar
dengan pengenceran yang lebih kecil :
1. Jika ≤ 2, hasil perhitungan dirata-rata.
2. Jika ˃ 2, dipakai hasil pengenceran yang sebelumnya.
Perhitungan jumlah bakteri secara langsung maupun secara tidak
langsung dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni :
1. Faktor pengenceran, semakin tinggi pengenceran suatu suspensi maka
akan semakin sedikit jumlah bakteri yang dikandung atau tidak ada
sama sekali
2. Temperatur dan pH, berkaitan dengan pertumbuhan bakteri pada suhu
dan pH optimum
3. Komposisi medium, medium yang digunakan untuk penanaman harus
sesuai dengan bakteri yang akan dihitung
4. Segi teknis yaitu Alat yang digunakan dan tingkat ketelitian dalam
penghitungan.
9
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM
A. ALAT DAN BAHAN
a) Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum perhitungan angka kuman
antara lain
Tabung reaksi yang berisi bakteri
Buku tulis
Alat tulis
Kalkulator
Buku penuntun praktikum mikrobiologi-virologi
b) Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum perhitungan angka kuman
antara lain
Media bakteri yang telah dikembangkan
Perhitungan jumlah koloni bakteri yang telah dikembangkan
B. CARA KERJA
1. Siapkan media yang telah terdapat bakteri untuk dihitung jumlah
koloninya
2. Persiapkan buku tulis dan alat tulis
3. Dosen akan menjelaskan terlebih dahulu cara menghitung jumlah
kuman
4. Mulai menghitung jumlah kuman dengan memperhatikan standar
perhitungan kuman
5. Setelelah didapat jumlahnya,catat lalu kemudian acc kepada dosen.
10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
10−5 10−6 10−7 SPC (Standar Plate Count)
18
koloni
13 koloni 5 koloni < 3,0 x 106 (1,8 x 106)
Perhitungan:
< 30 koloni = pengenceran terendah
< 30 x 1
10−5 ( 18 x1
10−5 )
< 3,0 x 101x 105 ( 1,8 x 101 x 105)
< 3,0 x 106 ( 1,8 x 106)
B. Pembahasaan
Metode perhitungan cawan dilaksanakan dengan pengenceran
sampel. Pengenceran dilakukan agar setelah inkubasi, koloni yang
terbentuk pada cawan tersebut dalam jumlah yang dapat dihitung. Dimana
jumlah terbaik adalah antara 30-300 sel mikroba per ml, per gr, atau per
cm permukaan (Fardiaz, 1993). Prinsip pengenceran adalah menurunkan
jumlah sehingga semakin banyak jumlah pengenceran yang dilakukan,
semakin sedikit jumlah mikrobia, dimana suatu saat didapat hanya satu
mikrobia pada satu tabung. (Waluyo, 2004).
Pengenceran yang dilakukan dalam percobaan ini adalah
pengenceran desimal yaitu 10−1 sampai 10−7. Dan yang diamati adalah
10−5, 10−6, 10−7. Hal ini karena diperkirakan koloni yang dapat dihitung
11
pada pengenceran tersebut.selain itu, perhitungan jumlah koloni akan lebih
mudah dan cepat jika pengenceran dilakukan secara desimal. Prinsip
perhitungan koloni bakteri adalah semakin tinggi tingkat pengenceran
semakin rendah jumlah koloni bakteri.
Pada praktikum perhitungan koloni bakteri ini, kelompok dua besar
dari pengenceran 10−5, 10−6, 10−7 mendapatkan jumlah koloni kurang dari
30 koloni. Maka dari standar perhitungan koloni yang ada, jika
mendapatkan jumlah koloni kurang dari 30 pada cawan petri, maka koloni
dari pengenceran yang terendahlah yang dihitung. Dan jumlah bakteri
pada pengenceran 10−5 yang di dapatkan adalah <3,0 x 106 (1,8 x 106).
Pengernceran 10−5 yang dipilih karena hasil pengenceran yang kami dpat
menghasilkan angka kurang dari 30 koloni.
Metode hitung cawan juga mempunyai kelemahan, yaitu: (Fardiaz, 1993)
Hasil perhitungan tidak menunjukan jumlah sel mikroba yang
sebenarnya, karena beberapa sel yang berdekatan mungkin membentuk
koloni.
Medium dan kondisi yang berbeda mungkin menghasilkan nilai yang
berbeda.
Mikroba yang ditumbuhkan harus dapat tumbuh pada medium padat
dan membentuk koloni yang jelas dan kompak, tidak menyebr.
Memerlukan persiapan dan waktu inkubasi beberapa hari sehingga
pertumbuhan koloni dapat dihitung.
12
BAB VPENUTUP
A. Kesimpulan
Dari percobaan perhitungan jumlah Mikroba ini dapat ditarik kesimpulan
bahwa :
1) Prinsip dari metode TPC adalah bila sel mikroba yang masih hidup
ditumbuhkan pada medium, maka mikroba tersebut akan berkembang
biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan dihitung
tanpa menggunakan mikroskop
2) Dalam percobaan kali ini metode yang digunakan adalah Metode
Total Plate Count (TPC)
3) Tujuan dari pengenceran adalah pada setiap sample adalah untuk
memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi dalam
cairan sehingga membantu untuk mempermudah perhitungan jumlah
mikroba
B. Saran
1. Pengguanaan waktu yang lebih efisien lagi
2. Dalam pelaksanaan praktikum dilakukan dengan lebih teliti lagi agar
tebaca.
3. Penganan seperti spread media, pengenceran lebih teliti.
4. Saat penggunaan spektrofotometer harap lebih jelaskan lagi spesifikasi
spektrofotometer cara kerja, system dan bila dapat diizinkan praktikan
boleh menggunakan secara langsung namun dalam pengawasan.
5. Serta peningkatan tanggung jawab yang lebih baik lagi dari semua segi
aspek, agar mutu pengajaran dan pembelajaran semakin menikat.
13
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim.2013.”Perhitungan jumlah Bakteri”. httpwww.scribd.comdoc135885742
perhitungan-jumlah-bakteri=htm.(4 Juni 2013).
( Diakses pada : senin 6 oktober 2014, pukul : 13:40 wib)
2. Pelezar. Dasar-Dasar Mikrobiologi Jilid II. Jakarta : Universitas Indonesia
Press. 1989.
( Diakses pada : senin 6 oktober 2014, pukul :15 :20 wib)
3. Dizzideepinsohard. 2008. Laporan Praktikum Mikrobiologi Farmasi.(Diakses pada : rabu 8 oktober 2014, pukul : 17:05 wib)
4. http://anitamanulang.blog.com/laporan-praktikum-mikrobiologi- farmasi.html/ 27 Maret 2011.(Diakses pada : rabu 8 oktober 2014, pukul : 18:15 wib)
5. http://widiindrakesuma.blogspot.com/2013/03/praktikum-mikrobiologi- perhitungan.html(diakses pada : rabu 8 oktober 2014, pukul : 19 : 44 wib)
14