laporan milling
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTEK MILLING
BENKGKEL LISTRIK V
DISUSUN OLEH
NAMA : AHMAD 1O612029
YOGA PRATAMA 10612030
SUFYAN NOVAL 10612033
TGL : 22 OKTOBER 2012
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
2012
1 TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan praktek kerja Milling ini, di harapkan dapat :
1. Menjelaskan perilaku M1, M2, M3, M4, dan M5 dari posisi normal maupun
posisi repair.
2. Mengatur Timing dari perpindahan tahanan pada M2
3. Mengoperasikan plant sesuai deskripsi yang sudah di berikan.
4. Men-setting overload sesuai arus nominal pada motor tersebut.
2 TEORI DASAR
2.1 Motor induksi 3 fasa
Motor yang paling banyak dipakai di industri adalah jenis motor induksi . Motor
Induksi terdiri dari stator dengan tiga kumparan yang ditempatkan secara simetris
pada alur-alurnya. Disebut motor induksi karena arus yang mengalir pada rotor
adalah arus induksi sebagai akibat dari timbulnya GGL induksi pada konduktor-
konduktor pada rotor yang disebabkan medan putar stator. Ada dua jenis motor
induksi tiga fasa yang banyak dipakai di industri yaitu jenis rotor sangkar (squirrel
cage) dan rotor lilit (wound rotor) yang disebut motor slip-ring.
2.2 Prinsip kerja motor induksi 3 fasa
Prinsip kerja motor induksi atau terjadinya putaran pada motor, bisa dijelaskan
sebagai berikut:
Bila kumparan stator diberi suplai tegangan tiga fasa, maka akan terjadi
medan putar dengan kecepatan
Medan putar stator tersebut akan mengimbas penghantar yang ada pada
rotor, sehingga pada rotor timbul tegangan induksi.
Tegangan yang terjadi pada rotor menyebabkan timbulnya arus pada
penghantar rotor.
Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya (F) pada rotor cukup besar untuk
menanggung kopel beban, maka rotor akan berputar searah dengan medan
putar stator.
Supaya timbul tegangan induksi pada rotor, maka harus ada perbedaan
relatif antara kecepatan medan putar stator(Ns) dengan kecepatan putar
rotor (Nr).Perbedaan kecepatan antara Nr dengan Ns disebut Slip (S),
Bila Nr = Ns tegangan tidak akan terinduksi dan arus tidak mengalir pada
kumparan jangkar rotor, sehingga tidak dihasilkan kopel. Kopel pada motor
akan terjadi bila Nr lebih kecil dari Ns.
2.3 Kelebihan motor induksi
a. Mempunyai konstruksi yang sederhana.
b. Relatif lebih murah harganya bila dibandingkan dengan jenis motor yang
lainnya.
c. Menghasilkan putaran yang konstan.
d. Mudah perawatannya.
e. Untuk pengasutan tidak memerlukan motor lain sebagai penggerak mula.
f. Tidak membutuhkan sikat-sikat,Sehingga rugi gesekan bisa dikurangi.
2.4 kelemahan motor induksi
a. Putarannya sulit diatur.
b. Arus asut yang cukup tinggi, berkisar antara 5 s/d 6 kali arus nominal motor
2.5 Stator.
Pada dasarnya belitan stator motor induksi tiga fasa sama dengan belitan motor
sinkron. Konstruksi statornya belapis lapis dan mempunyai alur untuk melilitkan
kumparan. Stator mempunyai tiga buah kumparan, ujung-ujung belitan kumparan
dihubungkan melalui terminal untuk memudahkan penyambungan dengan sumber
tegangan. Masing-masing kumparan stator mempunyai beberapa buah kutub,
jumlah kutub ini menentukan kecepatan motor tersebut. Semakin banyak jumlah
kutubnya maka putaran yang terjadi semakin rendah.
2.6 Rotor
Motor Induksi bila ditinjau dari rotornya terdiri atas dua tipe yaitu rotor sangkar dan
rotor lilit.
2.6.1 Rotor sangkar
Motor induksi jenis rotor sangkar lebih banyak digunakan daripada jenis rotor lilit,
sebab rotor sangkar mempunyai bentuk yang sederhana. Belitan rotor terdiri atas
batang-batang penghantar yang ditempatkan di dalam alur rotor. Batang
penghantar ini terbuat dari tembaga, alloy atau alumunium. Ujungujung batang
penghantar dihubung singkat oleh cincin penghubung singkat, sehingga berbentuk
sangkar burung. Motor induksi yang menggunakan rotor ini disebut Motor Induksi
Rotor Sangkar.
Karena batang penghantar rotor yang telah dihubung singkat, maka tidak
dibutuhkan
tahanan luar yang dihubungkan seri dengan rangkaian rotor pada saat awal
berputar. Alur-alur rotor biasanya tidak dihubungkan sejajar dengan sumbu (poros)
tetapi sedikit miring.
2.6.2 Rotor lilit.
Rotor lilit terdiri atas belitan fasa banyak, belitan ini dimasukkan ke dalam
aluralur initi rotor. Belitan ini sama dengan belitan stator, tetapi belitan selalu
dihubungkan secara bintang. Tiga buah ujung-ujung belitan dihubungkan ke
terminal- terminal sikat/cincin seret yang terletak pada poros rotor.
Pada jenis rotor lilit kita dapat mengatur kecepatan motor dengan cara mengatur
tahanan belitan rotor tersebut. Pada keadaan kerja normal sikat karbon yang
berhubungan dengan cincin seret tadi dihubung singkat. Motor induksi rotor lilit
dikenal dengan sebutan Motor Induksi Slipring atau Motor Induksi Rotor Lilit.
2.7 Medan Putar
Putaran motor pada mesin arus bolak-balik ditimbulkan oleh adanya medan
putar (fluksi yang berputar) yang dihasilkan dalam kumparan statornya. Medan
putar ini timbul bila kumparan stator dihubungkan dengan sumber tegangan tiga
fasa.
2.8 Motor DOL
DOL merupakan metode pengaturan yang paling dasar sekali dalam dunia
kendali-mengendalikan motor. Ada dua rangkaian listrik yang membentuk dari
rangkaian DOL ini:
rangkaian daya yaitu rangkaian yang merupakan jalur tegangan utama motor
bisa 220V, 380V, 660V, bahkan 6.6 kV, dan sebagainya. Aliran arus ke motor
ditentukan oleh kondisi anak kontak dari kontaktor utama.
rangkaian kontrol yaitu rangkaian yang digunakan untuk memutus atau
menyambung aliran arus ke motor melalui anak kontak kontaktor utama.
Kontaktor utama harus energize atau mendapatkan tegangan suplai agar
anak kontaknya berubah kondisi. Hal ini dicapai dengan menekan tombol
START atau tertutupnya anak kontak NO dari relai kontrol jarak jauh di
rangkaian kontrol. Tegangan yang dipakai biasanya 110VAC.
Yang termasuk diagram daya antara lain :
* Pengaman arus beban : sekering / MCB.
* Kontak-kontak utama kontaktor magnit.
* Kontak-kontak pengaman arus lebih (THOR).
* Terminal-terminal transformator.
* Terminal-terminal resistor.
* Terminal-terminal induktor.
* Terminal-terminal kapasitor kompensasi.
* Terminal-terminal belitan motor / beban lainnya.
Sedangkan yang termasuk diagram kontrol antara lain :
* Pengaman arus kontaktor magnit : sekering / MCB (kecil).
* Tombol tekan stop.
* Tombol tekan start : tombol kunci start, dll.
* Koil konduktor magnit.
* Kontak-kontak bantu kontaktor magnit NO, NC.
* Kontak-kontak bantu timer NO, NC.
* Kontak-kontak bantu TOR.
* Lampu tanda.
a. KOMPONEN PERALATAN PENUNJANG RANGKAIAN DOL
Pengaman (Circuit Breaker). Pengaman listrik harus selalu dipasang pada
setiap panel dengan urutan pemasangan sebagai berikut: NFB dan MCB.
Ketentuan yang besarnya arus pengaman tidak boleh melebihi arus nominal
kabel yang dipasang pada rangkaian pengendali atau rangkaian pengawatan
Kontak Magnet (kontaktor). Kontaktormagnit adalah saklar yang bekerja
berdasarkan elektromagnetis digunakan untuk membuka dan menyambung
rangkaian listrik (load). Kontaktormagnit bekerja untuk merubah kontak-
kontak Normally Open (NO) dan Normally Close (NC). Pada kontaktormagnit
terdapat dua kontak yaitu: Kontak Utama dan kontak bantu.
Push Button. Push botton disebut juga saklar tekan atau tombol tekan.
Bekerja pada saat tombol ditekan akan merubah kontak NO menjadi NC dan
NC menjadi NO.
Thermal Overload Relay (THOR). Thermal Over Load Relay adalah peralatan
kontrol listrik yang berfungsi untuk memutuskan jaringan listrik jika terjadi
beban lebih. Jaringan listrik akan putus bila arus yang melewati lebih besar
dari setting arus Thermal Over Load dengan melalui proses panas yang
terdapat pada relay. Pada saat mereset kembali memerlukan waktu untuk
mengaktifkan kembali karena perlu proses pendinginan temperature terlebih
dahulu.
Contoh Rangkaian DOL Pengendali Motor Langsung :
Bagaimana cara kerja Direct Online?
Sederhananya dapat dibagi atas dua rangkaian:
1. Rangkaian daya
2. Rangkaian kontrol
Pada rangkaian daya anda akan menemukan komponen utama yang akan
mengalirkan daya dari sumber ke beban yaitu motor. Mengalir atau tidaknya daya
untuk motor ini diatur oleh rangkaian kontrol.
Kontrol ini bekerja melalui sebuah divais listrik yang disebut dengan kontaktor yang
akan memutuskan/mengalirkan daya dari sumber ke motor melalui anak-anak
kontaknya. Biasanya kontak yang digunakan adalah jenis normal terbuka
atau Normally Open yang sering disingkat dengan NO).
Kondisi normal, anak kontak kontaktor utama masih dalam kondisi
normalnya yaitu terbuka (NO).
Kondisi jalan, saat tombol START ditekan, rangkaian kontrol akan tertutup
sehingga akan ada aliran arus ke belitan/koil kontaktor utama. Efek
elektromagnetis akibat mengalirnya arus ke belitan tadi akan menarik anak-
anak kontak sehingga berubah ke kondisi lawannya (terbuka menjadi
tertutup dan tertutup menjadi terbuka).
Motor akan selalu mendapatkan aliran daya selama rangkaian daya/rangkaian
kontrol tertutup (closed loop) yaitu:
1. Main breaker Q1 tidak dimatikan
2. Tombol STOP (termasuk Emergency Stop jika ada) tidak ditekan
3. Proteksi panas F2 berlebih akibat kelebihan arus tidak bekerja
4. MCB F10 tidak terbuka
Perhatikan gambar berikut untuk lebih jelasnya.
2.9 Motor SlipRing / Motor Lilit
Slip ring atau cincin geser biasanya terdapat pada motor induksi tegangan
menengah. Cincin geser ini merupakan bagian yang kritis karena terjadi transfer arus
antara bagian yang berputar (slip ring) dan bagian yang diam (carbon brush). Untuk
menghindari kerusakan di area ini diusahakan supaya arus terdistribusi merata
untuk tiap carbon brush-nya. Jika distribusi arus tidak merata maka akan terjadi
overload di salah satu carbon brush yang berakibat kenaikan temperatur dan
mempengaruhi kualitas kontak carbon brush. Termografi dapat mendeteksi hal
semacam ini, pada carbon brush yang mengalami overload maka
temperaturnya akan lebih tinggi dibanding yang lain. Dalam dunia industri, jenis
motor yang paling banyak dipakai adalah motor induksi. Kali ini kita akan membahas
tentang salah satunya yaitu Slipring Motor (motor cincin geser) / Wound Rotor.
Umumnya motor jenis ini dirancang untuk motor-motor dengan konsumsi daya yang
besar.
Ciri khas Slipring Motor atau yang sering disebut motor rotor lilit adalah
adanya lilitan pada rotornya yang dilengkapi dengan cincin geser(slipring) yang
dihubungkan dengan brush ke terminal. Hal lain yang menjadi ciri pada motor ini
adalah pada terminal box yang memiliki sembilan terminal. Enam terminal
terhubung dengan ujung-ujung lilitan pada statornya( U1-U2 , V1-V2 dan W1-W2),
sedangkan tiga terminal lainnya (K-L-M) terhubung dengan lilitan pada rotornya
melalui slipring. Ada 3 buah cincin (slipring) yang terhubung dengan brush (lihat
gambar 1.2). Lilitan rotor yang ujungnya terminal K-L-M dihubungkan dengan
resistor luar yang besarnya bisa diatur. Dengan mengatur resistor luar berarti
mengatur besarnya resistor total yang merupakan jumlah resistansi rotor dan
resistansi luar (Rrotor + Rluar), sehingga pada arus rotor dapat diatur. Ketika resistor
berharga maksimum, arus rotor yang mengalir minimum, sekaligus memperbaiki
faktor kerja motor. Kelebihan rotor lilit yaitu diperoleh torsi starting yang tinggi,
dengan arus starting yang tetap terkendali.
Resistansi rotor luar dibuat bertahap dengan empat tahapan. Saat tahap-1 nilai
resistor maksimum kurva torsi terhadap slip, berikutnya tahap 2, 3 dan 4. Antara
tahap-1 sampai tahap-4 selisih slip sebesar ∆s. Dengan demikian pengaturan resistor
rotor juga berfungsi mengatur putaran rotor dari putaran rendah saat tahap-1
menuju putaran nominal pada tahap-4.
Pengaturan resistor rotor dapat menggunakan kontaktor elektromagnet dengan
menggunakan 3 tahap. Kontaktor Q1 menghubungkan stator dengan sumber daya
listrik.
1. Ketika Q2, Q3, Q4 OFF resistansi rotor maksimum (RA = R1 + R2 + R3).
2. Saat Q2 ON resistansi luar RA = R2 + R3.
3. Ketika Q3 ON resistansi RA = R3 saja.
4. Ketika Q4 ON rotor kondisi terhubung singkat RA = 0, motor bekerja normal.
3 Daftar Material Pusat Milling
Panel Box 2 buah
MCB 3 fasa 5 buah
MCB 1 fasa 1 buah
Kontaktor 10 buah
Overload 3 buah
Timer ON delay 4 buah
Diode 1 buah
Tombol Tekan NO 6 buah
Tombol Tekan NC 6 buah
Tombol Emergency 1 buah
Lampu Tanda hijau 7 buah
Lampu Tanda merah 7 buah
Selector 1 buah
M1, M2, M3, M4, M5 masing-masing 1 unit
Kabel NYY (R, S, T) secukupnya
4 Diskripsi Kerja Proses Milling
Posisi Normal :
Proses seperti ini banyak kita jumpai pada perusahaan semen, pemecah batu, dll
dengan menggunakan ban berjalan untuk memindahkan material dari tempat silo
satu ke silo yang lainnya.
Dimana instalasi ini tidak bekerja secara otomatis, oleh karena itu operator harus
mengendalikan sistem ini dari ruang control. Operator harus menghubungkan dan
memutuskan rangkaian control untuk setiap langkah pengoperasian pada sistem
instalasi yang bekerja secara berurutan dan saling mengunci bertujuan untuk
menjamin tiidak ada hal-hal yang membahayakan. Operasi yang berbahaya
dilakukan seperti ; pada saat ban berjalan (M1) tidak beroperrasi harus dijamin
bahwa M2, M3, M4 dan M5 tidak beroperasi yang mana akan mengakibatkan
menumpuknya material pada satu posisi. Pada proses ini pengoperasian dari arah
aliran material harus berlawanan dengan urutan kerja dari peralatan (mesin) Dimana
langkah pengoperasian motor-motor adalah sebagai berikut :
M5 (penggetar) dapat beroperasikan setelah M1; M2; M3 dan M4 beroperasi
normal sedangkan untuk menghentikan sistem ini “M1” TIDAK boleh di “off”kan
sebelum M5; M4; M3 dan M2 berhenti bekerja.
Biasanya pada sistem ini tempat (silo) penampungan material dilengkapi dangan
peralatan control yang mana bertujuan untuk memberikan informasi bahwa
material yang di tampung sudah mencapai batas ketinggian yang ditentukan. Yang
kemudian dangan segera mematikan operasi dari peralatan-peralatan yang berada
dalam berlawanan dari aliran material / komponen yang bersangkutan.
Posisi Repair :
Pada posisi ini peralatan atau motor-motor tidak bekerja saling mengunci yang mana
untuk tiap-tiap motor / peralatan dapat dioperasikan secara tersendiri tanpa
mempengaruhi pada peralatan yang lain.
Untuk itu perlu adanya suatu tanda / penandaan yang menyatakan bahwa sistem
sedang dalam posisi perbaikan (repair).
Dalam situasi darurat sistem ini harus dapat di hentikan dari suatu tempat dengan
operasi tersendiri.
5 Hasil praktek Milling
Menurut kelompok kami, hasil dari praktek millng yang kami kerjakan selama
6 kali pertemuan sudahlah berhasil karena sudah sesuai dengan prinsip dari
deskripsi yang di berikan.
Dalam keadaan normal saat beroperasi:
- Apabila s19a ditekan maka lampu tanda h44 menyala dan M1 beroperasi
- Kemudian s21a ditekan maka lampu tanda h45 menyala dan M2 beropersi
- Berikutnya, s31a di tekan maka lampu tanda h47 menyala dan M3 beroperasi
- Lalu, s33a ditekan maka lampu tanda h48 menyala dan M4 beroperasi
- Kemudian, s34a ditekan maka lampu tanda h49 menyala
- Terakhir, s36a ditekan maka lampu tanda h51 menyala dan M5 beropersi
Dalam keadaan normal saat tidak beroperasi menghentikan sistem ini “M1” TIDAK
boleh di “off”kan sebelum M5; M4; M3 dan M2 berhenti bekerja.
Dalam keadaan repair atau perbaikan:
Pada posisi ini peralatan atau motor-motor tidak bekerja saling mengunci yang mana
untuk tiap-tiap motor / peralatan dapat dioperasikan secara tersendiri tanpa
mempengaruhi pada peralatan yang lain.
Untuk itu perlu adanya suatu tanda / penandaan yang menyatakan bahwa sistem
sedang dalam posisi perbaikan (repair).
6 kesimpulan
Job milling pada posisi normal bekerja secara interlock dengan pengoperasian secara
manual,sedangkan posisi repair posisi pengoperasian dimana semua unit dapat
dioperasikan tidak interlock.pada job milling diperlukan ketelitian dalam
pengerjaannya.