laporan nitrimetri

Upload: firdha-nur-fadhilah

Post on 06-Mar-2016

538 views

Category:

Documents


18 download

DESCRIPTION

Farmasi

TRANSCRIPT

LABORATORIUM ANALITIK DASARSEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2015/2016

PRAKTIKUM KIMIA FARMASIMODUL : PENENTUAN KADAR SENYAWA OBAT DENGAN METODA NITRIMETRIPEMBIMBING : Budi Santoso

Praktikum : 08 Oktober 2015Penyerahan (Laporan) : 15 Oktober 2015

Oleh :Kelompok: IIINama: 1. Firdha Nur Fadhilah131431009 2. Fuzya Rubbianti Putri131431010 3. Hilda Hidayati131431012 Kelas: 2A

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KIMIAJURUSAN TEKNIK KIMIAPOLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2015BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangNitrimetri merupakan salah satu metode titrimetri yang digunakan untuk penetapan kadar senyawa obat. Nitrimetri merupakan metode penentuan kadar secara kuantitatif. Metode ini disebut nitrimetri karena menggunakan larutan peniter natrium nitrit. Nitrimetri biasa disebut dengan titrasi diazotasi karena pada titrasi ini akan terbentuk senyawa garam diazonium. Titrasi ini sangat sederhana dan sangat berguna untuk menetapkan kadar senyawa-senyawa antibiotik sulfonamida dan juga senyawa-senyawa anestetika lokal golongan sama amino benzoat. Pada praktikum ini dilakukan penetapan kadar paracetamol pada tablet obat paracetamol yang banyak beredar dimasyarakat. Selain itu digunakan juga paracetamol murni untuk mengetahui seberapa baik metode ini dalam menentukan kadar senyawa obat.1.2 Tujuan Praktikum1. Mengetahui dan memahami prinsip pengendapan kadar dengan metode nitrimetri2. Mengetahui dan memahami penerapan metode nitrimetri dalam bidang farmasi3. Mampu menetapkan kadar senyawa obat berdasarkan metode nitrimetri

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Titrasi Nitrimetri / Diazotasi Titrasi diazotasi merupakan metode yang sangat sederhana dan sangat berguna untuk menetapkan kadar senyawa-senyawa antibiotik sulfonamida dan juga senyawa-senyawa anestetika lokal golongan asam amino benzoat. Metode titrasi diazotasi disebut juga nitrimetri yakni metode penetapan kadar secara kuantitatif dengan menggunakan larutan baku NaNO2. Metode ini didasarkan pada reaksi diazotasi yakni reaksi antara amina aromatik primer dengan asam nitrit dalam suasana asam membentuk garam diazonium. NaNO2 + HCl HNO2 + NaCl H2NSO2 NH2 + HNO2 HCl H2NSO2 N+ Cl- N + H2ODalam nitrimetri, BE suatu senyawa sama dengan BM nya karena 1 mol senyawa bereaksi dengan 1 mol asam nitrit dan menghasilkan 1 mol garam diazonium. Dengan alasan ini pula, untuk nitrimetri, konsentrasi larutan baku sering dinyatakan dengan M ( molaritas ) karena molaritasnya sama dengan normalitasnya.Pada titrasi diazotasi, penentuan titik akhir titrasi dapat menggunakan indikator luar, indikator dalam dan secara potensiometri. Indikator LuarIndikator luar yang digunakan adalah pasta kanji-iodida atau dapat pula menggunakan kertas kanji-iodida, ketika larutan digoreskan pada pasta/ kertas, adanya kelebihan asam nitrit akan mengoksidasi iodida menjadi iodium dan dengan adanya kanji/ amilum akan menghasilkan warna biru segera. Indikator kanji-iodida ini peka terhadap kelebihan 0,05-0,10 ml natrium nitrit dalam 200 ml larutan. Reaksi yang terjadi dapat dituliskan sbb :NaNO2 + HCl HNO2 + NaClKI + HCl KCl + HI2 HI + 2 HNO2 I2 + 2 NO + 2 H2OI2 + Kanji Kanji Iod (biru) Titik akhir titrasi tercapai apabila pada penggoresan larutan yang dititrasi pada pasta kanji-iodida atau kertas kanji iodida akan terbentuk warna biru sebab warna biru juga terbentuk beberapa saat setelah dibiarkan diudara. Hal ini disebabkan karena oksidasi iodida oleh udara (O2) menurut reaksi :4 KI + 4 HCl + O2 2 H2O + 2 I2 + 4 KClI2 + kanjiKanji iod (biru)Untuk meyakinkan apakah benar-benar sudah terjadi titik akhir titrasi, maka pengujian seperti diatas dilakukan lagi setelah dua menit. (Ibnu dan Abdul, 2007 : 161-165)Titrasi redoks banyak digunakan dalam pemeriksaan kimia karena beebagai zat organik dan zat anorganik dapat ditentukan dengan cara ini. Namun demikian agar titrasi redoks ini berhasil dengan baik, maka persyaratan berikut harus dipenuhi : Harus tersedia pasangan sistem redoks yang sesuai sehingga terjadi pertukaran elektron secara stokhiometri. Reaksi redoks harus berjalan cukup cepat dan berlangsung secara terukur (kesempurnaan 99%). Harus tersedia cara penentuan titik akhir yang sesuai. (Rivai, 1995 : 346)Salah satu metode yang termasuk dalam titrasi redoks adalah diazotasi (nitritometri). Titrasi diazotasi berdasarkan pada pembentukan garam diazonium dari gugus amin aromatis bebas yang direaksikan dengan asam nitrit, dimana asam nitrit ini diperoleh dengan cara mereaksikan natrium nitrit dengan suatu asam. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada reaksi diazotasi:a. SuhuTitrasi diazotasi sebaiknya dilakukan pada suhu rendah, lebih kecil dari 15C karena asam nitrit yang terbentuk dari reaksi natrium nitrit dengan asam tidak stabil dan mudah terurai, dan garam diazonium yang terbentuk pada hasil titrasi juga tidak stabil.b. Kecepatan reaksiReaksi titrasi amin aromatis pada reaksi diazotasi barjalan agak lambat, titrasi sebaiknya dilakukan secra perlahan-lahan, dan reaksi diazotasi dapat dikatalisa dengan penambahan natrium dan kalium bromida sebagai katalisator. (Wunas, 1986 :115)Sudah kita lihat bahwa dalam titrasi redoks ada dua jenis indikator, indikator khusus yang bereaksi dengan salah satu komponen yang bereaksi, dan indikator oksidasi reduksi yang sebenarnya tidak tergantung dari salah satu zat, tetapi hanya pada potensial larutan selama titrasi. Pemilihan indikator yang cocok ditentukan oleh kekuatan oksidasi titran dan titrat, dengan perkataan lain, potensial titik ekivalen titrasi tersebut. Bila potensial peralihan indikator tergantung dari pH, maka juga harus diusahakan agar pH tidak berubah selama titrasi berlangsung. (Harjadi, 1986 : 227) Dalam titrasi diazotasi, digunakan dua macam indikator, yaitu indikator dalam dan indikator luar. Sebagai indikator dalam digunakan campuran indikator tropeolin oo dan metilen biru, yang mengalami perubahan warna dari ungu menjadi biru kehijauan. Sedangkan untuk indikator luarnya digunakan kertas kanji iodida . (Wunas, 1986 : 116)Reaksi diazotasi merupakn reaksi yang memanfaatkan sifat benzena yang bisa diotak-atik untuk membentuk suatu senyawa aromatik yang kita inginkan. Biasanya reaksi diazotasi dimanfaatkan untuk mensintesis fenol dikarenakan benzena tidak dapat langsung bereaksi dengan air (karena benzena adalah senyawa non polar sedangkan air adalah senyawa polar).Inti dari reaksi ini adalah, anilin direaksikan dengan NaNO2 bersama HCl pada suhu dingin membentuk benzenadiazonium. Mekanisme reaksi pada benzena dalam sintesis fenol yaitu : NO2 NH2 HNO3/ H2SO4 Sn/ HClNaNO2/ HCl (0 oC) 12 3 -- N=N- Cl OH H2O, H+, O4Penjelasan dari reaksi diatas :1. Ketika campuran asam nitrat dan asam sulfat (bereaksi secara in situ) direaksikan dengan benzena, dalam perbandingan tertentu ion nitronium (NO2-) yang merupakan spesies nukleofilik, kita tidak bisa secara langsung mereaksikan benzena dengan asam nitrit untuk membentuk nitrobenzena karena pada asam nitrit, adalah ion nitrit (NO2-) yang terdapat pada asam nitrit, dengan bahwa sesama muatan sejenis tidak dapat bereaksi.2. Secara in situ, Sn dan HCl akan bereaksi membentuk SnCl2, yang berperan sebagai reduktor lemah dalam reaksinya dengan nitrobenzena sehingga anilin akan terbentuk.3. Secara in situ asam klorida akan bereaksi dengan natrium nitrit (NO2-) untuk membentuk asam nitrit. Reaksi ini diperlukan karena asam nitrit tidak dapat dibuat secara langsung karena asam nitrit dengan mudah teroksidasi menjadi asam nitrat (HNO3-) apabila tidak diisolasi dengan benar. Reaksi 3 inilah yang disebut reaksi diazotasi dengan benzena daiazonium sebagai produknya.4. Benzenadiazonium tidak stabil pada suhu panas sehingga reaksi diazotasi disarankan berlangsung pada suhu rendah (biasanya 0oC). Penambahan air disertai protonisasi sebagai pemacu reaksi akan mensubtitusi klorida yang terdapat dalam benzenadiazonium. Ingat bahwa klorida memiliki nilai elektronegativitas yang besar sehingga sebanyak klorida (benzenadiazonium) tersebut tidak begitu stabil. Dengan adanya pemanasan hidroksi benzenadiazonium akan terurai dan tertata ulang membentuk fenol. (http// chemis_try.com)Selain penggunaan indikator luar digunakan pula : Indikator Dalam Indikator dalam terdiri atas campuran tropeolin OO dan metilen biru. Tropeolin OO merupakan indicator asam-basa yang berwarna merah dalam suasana asam dan berwarna kuning bila dioksidari oleh adanya kelebihan asam nitrit, sedangkan metilen biru sebagai pengkontras warna sehingga pada titik akhir titrasi akan terjadi perubahan dari ungu menjadi biru sampai hijau tergantung senyawa yang dititrasi. Pemakaian kedua indicator ini ternyata memiliki kekuarangan. Pada indicator luar harus diketahui dulu perkiraan jumlah titran yang diperlukan, sebab kalau tidak tahu perkiraan jumlah titra yang dibutuhkan, maka sering melakukan pengujian apakah sudah tercapai titik akhir titrasi atau belum. Di samping itu, kalau sering melakukan pengujian, dikhawatirkan akan banyak larutan yang dititrasi (sampel) yang hilang pada saat pengujian titik akhir sementara itu pada pemakaian indicator dalam walaupun pelaksanaannya mudah tetapi seringkali untuk mengatasi hal ini, maka digunakan metode pengamatan titik akhir secara potensiomerti. Metode Potensiometri Metode yang beik untuk penetapan titik akhir nitrimetri adalah metode potensiometri dengan menggunakan electrode kolomelplatina yang dicelupkan ke dalam titrat. Pada saat titik akhir titrasi (adanya kelebihan asam nitrit), akan terjadi depolarisasi elektoda sehingga akan terjadi perubahan arus yang sangat tajam sekitar +0,80 Volt sampai +0,90 Volt. Metode ini sangat cocok untuk sampel dalam bentuk sediaan sirup yang berwarna. Tirtasi diazotasi dapat digunakan untuk : a) Penetapan kadar senyawa-senyawa yang mempunyai gugus amin aromatis primer bebas seperti selfamilamid.b) Penetapan kadar senyawa-senyawa yang mana gugus amin aromatic terikat dengan gugus lain seperti suksinil sulfatiazol, ftalil sulfatiazol dan parasetamol.Pada penetapan kadar senyawa yang mempunyai gugus aromatic yang terikat dengan gugus lain seperti suksinil sulfatiazol harus dihidrolisis lebih dahulu sehingga diperoleh gugus amin aromatis bebas untuk selanjutnya bereaksi dengan natrium nitrit dalam suasana asam membentuk garam diazonium. Reaksi yang terjadi pada analisis suksinil sulfatiazol. c) Senyawa-senyawa yang mempunyai gugus nitro aromatis seperti kloramfenikol.Senyawa-senyawa nitro aromatis dapat ditetapkan kadarnya secara nitrimetri setelah direduksi terlebih dahulu untuk menghasilkan senyawa amin aromatis primer. Kloramfenikol yang mepunyai gugus nitro aromatis direduksi terlebih dahulu dengan Zn/HCI untuk menghasilkan senyawa amin aromatis primer yang bebas yang selanjutnya bereaksi dengan asam nitrit untuk membentuk garam diazonium. Dalam farmakope indonesia, titrasi diazotasi digunakan untuk menetapkan kadar adalah benzokain; primakuin fosfat dan sediaan tabletnya; prokain HCl; sulfasetamid; sulfametazin; sufadoksin; sulfametoksazol; tetrakain; dan tetakain HCl. (http//pharmaceutical world.blogspot.com)Titrasi nitrimetri merupakan titrasi yang dipergunakan dalam analisa senyawa-senyawa organik,khususnya untuk persenyawaan amina primer. Penetapan kuantitas zat didasari oleh reaksi antarafenil amina primer (aromatic) dengan natrium nitrit dalam suasana asam menbentuk garamdiazonium. Reaksi ini dikenal dengan reaksi diazotasi, dengan persamaan yang berlangsungdalam dua tahap seperti dibawah ini :NaNO2 + HCl NaCl + HONOAr- NH2 + HONO + HCl Ar-N2Cl + H2OReaksi ini tidak stabil dalam suhu kamar, karena garam diazonium yang terbentu mudahtergedradasi membentuk senyawa fenol dan gas nitrogen. Sehingga reaksi dilakukan pada suhudibawah 15oC. Reaksi diazotasi dapat dipercepat dengan panambahan garam kalium bromida.Reaksi dilakukan dibawah 15oC, sebab pada suhu yang lebih tinggi garam diazonium akanterurai menjadi fenol dan nitrogen. Reaksi diazonasi dapat dipercepat dengan menambahkankalium bromida.Titik ekivalensi atau titik akhir titrasi ditunjukan oleh perubahan warna dari pasta kanji iodideatau kertas iodida sebagai indicator luar. Kelebihan asam nitrit terjadi karena senyawa fenilsudah bereaksi seluruhnya, kelebihan ini dapat berekasi dengan yodida yang ada dalam pastakanji atas kertas, reaksi ini akan mengubah yodida menjadi iodine diikuti dengan perubahanwarna menjadi biru. Kejadian ini dapat ditunjukkan setelah larutan didiamkan selama beberapamenit. Reaksi perubahan warna yang dijadikan infikator luar titrasi ini adalah :KI +HCl KCl + HI2 HI + 2 HONO I2 + 2 NO + H2OI2 + Kanji yod (biru)Penetapan titik akhir dapat juga ditunjukkan dengan campuran tropiolin dan metilen blue sebagaiindikator dalam larutan. Titik akhir titrasi juga dapat ditentukan dengan teknik potensiometrimenggunakan platina sebagai indikator elektroda dan saturated calomel elektroda sebagai elektroda acuan.Pada berbagai macam indikator yang digunakan dalam titrasi nitrimetri ini, maka dapat dikatakan bahwa setiap indikator tersebut memiliki keuntungan dan kerugian . salah satunya adalah indikator luar, dimana keuntungan dari indikator ini adalah terjadinya perubahan warna yang jelas, sedangkan kerugiannya adalah :a. Pelaksanaan tidak praktis karena kita harus menggoreskan setiap kali penambahan titran.b. Larutan yang dititer harus didinginkan.c. Memerlukan reaksi orientasi untuk memperkirakan titik akhir titrasi. (http// Scribs.com)Reaksi kimia yang mungkin diperlukan sebagai basis dari penentuan diazotasi anara lain :a. Asam Basa b. Kecepatan reaksiReaksi titrasi amin aromaik pada reaksi diazoatsi berjalan agak lambat, titrasi sebaiknya digunakan secara perlahan-lahan dan dapat dikatalis dengan penambahan natrium atau kalium bromida sebagai katalisator. (Suadjadi,2007 : 245).

Pada titrasi diazotasi, reaksi harus memiliki persyaratan sebagai berikut :1. Reaksi harus diproses sesuai persamaan kimiawi tertentu.2. Reaksi tersebut harus diproses sampai benar-benar selesai pada titik ekuivalensi.3. Diharapkan reaksi berjalan dengan cepat sehingga titrasi dapat diselesaikan dengan cepat.

2.2 ParasetamolMonografi Parasetamol / AcetamiofenNama lain : N-acetyl-p-aminophenol / 4-hidroksiasetanilidaRumus Molekul : C8H9NO2Berat Molekul : 151,16Struktur :

Kandungan : 98%