laporan pemelitian dipa - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1606/1/junaidi...

51
LAPORAN PEMELITIAN DIPA NETRALITAS BIROKRASI DALAM PELAKSANAAN PEMILU LEGlSLATlF TAHUN 2009 Dl KOTA PADANG Oleh : . 1. ., , -. - - . i - , ,,, .-! ..., . . v4 . _____- . . - - -- JunaidiIndrawadi, $.Pd, ~ . p d , ,! . --. ''s :-. .-- (Hd .- 120t\ .---- -n.d .-- t 9 -..- DlBlAYAl O L M DANA DIPA UNIVERSITAS NEGERI PADANG TAHUN ANGGARAN 2010 SURAT KEPUTUSAN REKTOR UNP NOMOR : 1901H35/DIPAIKU12010 TANGGAL 1 MARET 2010 JURUSAN ILMU SOSlAL POLITIK FAKULTAS ILMUmlLMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI PADANG TAHUN 2090

Upload: others

Post on 19-Oct-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PEMELITIAN DIPA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1606/1/JUNAIDI INDRAWADI_220_10.pdf · LAPORAN PEMELITIAN DIPA NETRALITAS BIROKRASI DALAM PELAKSANAAN PEMILU LEGlSLATlF

LAPORAN PEMELITIAN DIPA

NETRALITAS BIROKRASI DALAM PELAKSANAAN PEMILU LEGlSLATlF TAHUN 2009 Dl KOTA PADANG

Oleh : . 1 . . , , -. - - . ~

i - , ,,, .-! . . . , . . v4 . _ _ _ _ _ - . . - - --

Junaidi Indrawadi, $.Pd, ~ . p d , , ! . - - . ' 's :-. .-- (Hd .- 120t\ .---- -n.d .-- t 9 -..-

DlBlAYAl O L M DANA DIPA UNIVERSITAS NEGERI PADANG TAHUN ANGGARAN 2010

SURAT KEPUTUSAN REKTOR UNP NOMOR : 1901H35/DIPAIKU12010 TANGGAL 1 MARET 2010

JURUSAN ILMU SOSlAL POLITIK FAKULTAS ILMUmlLMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI PADANG TAHUN 2090

Page 2: LAPORAN PEMELITIAN DIPA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1606/1/JUNAIDI INDRAWADI_220_10.pdf · LAPORAN PEMELITIAN DIPA NETRALITAS BIROKRASI DALAM PELAKSANAAN PEMILU LEGlSLATlF

PENGANTAR

Kegiatan penelitian mendukung pengembangan ilmu serta terapannya. Dalam ha1 ini, Lembaga Penelitian Universitas Negeri Padang berusaha mendorong dosen untuk melakukan penelitian sebagai bagian integral dari kegiatan mengajamya, baik yang secara langsung dibiayai oleh dana Universitas Negeri Padang maupun dana dari sumber lain yang relevan atau bekerja sama dengan instansi terkait.

Sehubungan dengan itu, Lembaga Penelitian Universitas Negeri Padang bekerjasama dengan Pimpinan Universitas, telah memfasilitasi peneliti untuk melaksanakan penelitian tentang Netralisasi Birokrasi dalam Pelaksanaan Pemilu Legislatif Tahun 2009 Di Kota Padang, berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Negeri Padang Nomor: 190/H3 5/KP/20 10 Tanggal 1 Maret 20 10.

Kami menyambut gembira usaha yang dilakukan peneliti untuk menjawab berbagai permasalahan pembangunan, khususnya yang berkaitan dengan permasalahan penelitian tersebut di atas. Dengan selesainya penelitian ini, Lembaga Penelitian Universitas Negeri Padang akan dapat memberikan informasi yang dapat dipakai sebagai bagian upaya penting dalam peningkatan mutu pendidikan pada umumnya. Di samping itu, hasil penelitian ini juga diharapkan memberikan masukan bagi instansi terkait dalam rangka penyusunan kebijakan pembangunan.

Hasil penelitian ini telah ditelaah oleh tim pembahas usul dan laporan penelitian, kemudian untuk tujuan diseminasi, hasil penelitian ini telah diseminarkan ditingkat Universitas. Mudah-mudahan penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pada umumnya dan khususnya peningkatan mutu staf akademik Universitas Negeri Padang.

Pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang membantu terlaksananya penelitian ini, terutama kepada pimpinan lembaga terkait yang menjadi objek penelitian, responden yang menjadi sampel penelitian, dan tim pereviu Lembaga Penelitian Universitas Negeri Padang. Secara khusus, kami menyampaikan terima kasih kepada Rektor Universitas Negeri Padang yang telah berkenan memberi bantuan pendanaan bagi penelitian ini. Karni yakin tanpa dedikasi dan kerjasama yang terjalin selarna ini, penelitian ini tidak akan dapat diselesaikan sebagaimana yang diharapkan dan semoga kerjasarna yang baik ini akan menjadi lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Terima kasih.

Padang, Desember 2010 /""".embaga Penelitian , ,:(.*??ani+eai&~e~eri Padang,

Page 3: LAPORAN PEMELITIAN DIPA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1606/1/JUNAIDI INDRAWADI_220_10.pdf · LAPORAN PEMELITIAN DIPA NETRALITAS BIROKRASI DALAM PELAKSANAAN PEMILU LEGlSLATlF

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN PENELlTlAN DOSEN MUDA

DANA DlPA UNP

1. Judul Penelitian : Netralitas Birokrasi Dalam Penyelenggaraan Pernilu Legislatif Tahun 2009 di Kota Padang

2. Bidang Ilmu : Ilmu Politik.

3. Ketua Peneliti a. Nama Lengkap b. Jenis Kelarnin c. NIP d. PangkatIGolongan e. Jabatan Fungsional f. Fakultas/Jurusan g. Alamat Rumah h. E-mail

: Junaidi Indrawadi, S.Pd, M.Pd. : Lalu-laki. : 19750601200601 1001 : Penata Muda 1 IIVa. : Asisten Ahli. : Ilmu-ilmu Sosial/Ilmu Sosial Politik : Perurndam IIVIV Blok F.l Tunggul Hitam Padang : [email protected]

4. Jumlah Tim Peneliti -

5. Lokasi Penelitian : Kota Padang.

6. Bila penelitian ini merupakan kerjasama kelembagaan. a. Nama instansi --- b. Alamat ---

7. Waktu penelitian : 8 (delapan) bulan.

8. Biaya : Rp. 7.500.000,- (Tu-juh juta lima lima ratus ribu rupiah)

Padang, Desember 2010

Ketua ~enbl i t i ,

Iunaidi ~ndhwadi, S.Pd, M.Pd NIP. 19750601 200604 1 001

Ketua Men yetujui,

~ernba~fi;.lifi&n Universitas Negeri Padang, 1: . -;

Page 4: LAPORAN PEMELITIAN DIPA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1606/1/JUNAIDI INDRAWADI_220_10.pdf · LAPORAN PEMELITIAN DIPA NETRALITAS BIROKRASI DALAM PELAKSANAAN PEMILU LEGlSLATlF

NETRALITAS BIROKRASI DALAM PELAKSANAAN

PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2009 DI KOTA PADANG

Oleh : Junaidi Indrawadi Fakultas Ilmu-ilmu Sosial Universitas Negeri Padang

ABSTRAK

Penelitian ini memfokuskan diri pada tiga ha1 berikut : (1 ) Bagaimanakah netralitas birokrasi pada tahap penyelenggaraan pendaftaran pemilih dalam pemilu legislatif tahun 2009 Kota Padang? ; (2) Bagaimanakah netralitas birokrasi pada tahap penyelenggaraan kampanye dan masa tenang dalarn pemilu legislatif tahun 2009 Kota Padang? ; dan Bagaimanakah netralitas birohasi pada tahap penyelenggaraan pemungutan dan penghitungan suara dalam pemilu legslatif tahun 2009 Kota Padang?

Sehubungan dengan itu maka pijakan analisis penelitian ini adalah Peraturan Pemerintah Nomor 5 jo 12 tahun 1999 tentang Pegawai Negeri Sipil yang menjadi pengurus partai politik dan teori-teori netralitas yang dikemukan oleh para pakar ilmu administrasi dan pemerintahan..

Penelitian ini merupakan penelitian yang deskriptif kualitatif. informan penelitian dalam penelitian ini adalah; Ketualanggota KPUD Kota Padang, Panita Pemilihan Kecamatan (PPK), Panitia Pemungutan Suara (PPS), Ketualanggota DPRD Kota Padang, Ketualanggota Panwaslu Kota Padang, Panwaslu Kecamatan, Pengurus Partai Politik Peserta Pemilu di Kota Padang, Anggota Calon Legslatif, Pemantau Independen, Aparat Birokrasi Kota Padang, dan masyarakat. Data d~peroleh melalui wawancara dan studi dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih ada kasus-kasus kecil yang orang mengasumsikan birokrasi belum netral, misalnya adanya intervensi pada tingkat PPK di kantor kecamatan dan PPS pada kantor kelurahan dalarn ha1 penetapan Daftar Pernilih Tetap (DPT). Lahirnya berbagai persoalan dalam pelaksanaan pemilu lebih banyak terjadi antara partai politik, calon legslative dengan penyelenggara pemilu. Persoalan ini lahlr juga disebabkan oleh rendahya Sumber Daya Manusia penyelenggara pemilu, khususnya pada tingkat PPK, PPS dan U P S .

Kata Kunci: Netralitas, birokrasi, pemilu

Page 5: LAPORAN PEMELITIAN DIPA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1606/1/JUNAIDI INDRAWADI_220_10.pdf · LAPORAN PEMELITIAN DIPA NETRALITAS BIROKRASI DALAM PELAKSANAAN PEMILU LEGlSLATlF

DAFTAR IS1

PENGANTAR ............................................................ 1

... ABSTRAK ............................................................... 111

DAFTAR IS1 ............................................................ iv

BAB I : PENDAHULUAN A . Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1 B . Batasan Masalah ......................................... 3 C . Perumusan Masalah ................................. 3 D . Tujuan Penelitian ................................. 4 E . Manfaat Penelitian .................................. 5

BAB I1 : TINJAUAN PUSTAKA A Konsep Birokrasi Pemerintahan . . . . . . . . . . . . . . . 4 B . Netralitas Birokrasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6 C . Pemilu . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8

.................................. D . Kerangka Pemikiran 10

BAB 111 : METODE PENELITIAN A . Jenis Penelitian .................................. 11 B . Informan Penelitian .................................. 12 C . Jenis, Sumber. Teh ik dan Alat Pengumpul Data 12 D . Teknik Analisis Data .................................. 14 E . Teknik Pengujian Kesahihan Ilata ................ 15

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A . TemuanUmum .................................. 18 B . Temuan Khusus dan Pembahasan ....................... 20

BAB V : PENUTUP A . Sirnpulan ........................................... 38

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . B Saran .. 38

DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 39

Page 6: LAPORAN PEMELITIAN DIPA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1606/1/JUNAIDI INDRAWADI_220_10.pdf · LAPORAN PEMELITIAN DIPA NETRALITAS BIROKRASI DALAM PELAKSANAAN PEMILU LEGlSLATlF

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pemilu dalam politik modem selalu dikaitkan dan dirujuk sebagai indikator

berlangsungnya proses penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis. Tujuan

pemilu mencakup keinginan untuk melaksanakan prinsip-prinsip kedaulatan rakyat,

keabsahan pemeriitahan baik secara prosedural maupun esensial serta pergantian

pemerintahan secara berkala dan teratur. Dalarn pemaknaan yang lebih hakilu dan

idealistik, pemilu dijadikan tolak ukur berlangsungnya kehidupan berbangsa dalarn

suatu negara yang mencita-citakan pemerintahan yang demokratis. Di Indonesia,

penyelenggaraan pemilu juga dimaksudkan hendak menjangkau cita-cita yang

idealistik tersebut. Hanya saja, sudahkah cita-cita yang idealistik tersebut benar-

benar dapat diwujudkan secara nyata'? Atau sebaliknya, ha1 tersebut hanya sebagai

slogan saja

Secara teoritis, pemerintahan yang demokratis hanya dapat diwujudkan

melalui pemilu yang demokratis. Untuk dapat mewujudkan pemilu yang demokratis,

ada beberapa indikator yang harus dipenuhi, dlantaranya; memberikan kebebasan

kepada setiap warga negara untuk menentukan pilihannya, dilaksanakan oleh

lembaga independent, masing-masing kontestan pemilu hams mempunyai posisi dan

peran yang sama serta pemerintah sebagai fasilitator juga harus bersikap netral

(Liddle,1992:62). Namun beberapa kali pelaksanaan pernilu Orde Baru khususnya,

memperlihatkan bahwa dalam pelaksanaan pemilu persoalan ketidakseimbangan

posisi dan peran masing-masing kontestan pemilu dan keberpihakan pemerintah

(birokrasi) baik secara transparan maupun samar-samar terhadap salah satu

Organisasi Peserta Pemilu (OPP) terus mencuat.

Kemudian pada pemilu tahun 1999 yang mengacu pada tiga undang-undang

politik, yaitu Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1999 tentang

Partai Politik, Undang-undang Republik Lndonesia Nomor 3 Tahun 1999 tentang

Pemilihan Umum, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1999 tentang

Susunan dan Kedudukan Majelis Permusya\varatan Rakyat, Dewan Penvakilan

Rakyat dan Dewan Penvalulan Rakyat Daerah serta Peraturan Pemerintah Nomor 5

Page 7: LAPORAN PEMELITIAN DIPA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1606/1/JUNAIDI INDRAWADI_220_10.pdf · LAPORAN PEMELITIAN DIPA NETRALITAS BIROKRASI DALAM PELAKSANAAN PEMILU LEGlSLATlF

Tahun 1999 yang telah diperbaharui dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun

1999 tentang Pegakvai Negeri Sipil dan Partai Politik. Pemilu telah dilaksanakan oleh

sebuah lembaga independen yaitu Komisi Pemilihan Umum (KPU) beserta

jajarannya. Disarnping beberapa Undang-undang dan Peraturan Pemerintah tersebut,

juga ada beberapa Peraturan dan Keputusan Kornisi Pemilihan Umum Indonesia

yang mengatur teknis pelaksanaan pernilihan umum.

Begitu juga pada pemilu tahun 2004 yang mengacu kepada Undang-undang

Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2002 tentang Partai Politik, Undang-undang

Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Anggota

Dewan Perwakilan RaLyat, Dewan Pemlakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah, serta Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2003 tentang

Pemilihan Umum Presidan dan Wakil Presiden. Pemilu juga dilaksanakan oleh

sebuah lembaga independen yaitu Komisi Pernil ihan Umum (KPU) beserta

jajarannya. Meshpun pemilu telah dilaksanakan oleh sebuah lembaga independen,

tidak serta merta menghilangkan intervensi dan keberphakan birokrasi pemerintahan

terhadap kontestdpartai peserta pemilu tertentu. Baik secara terang-terangan

maupun secara terselubung. Terlihat beberapa kasus ketidak netralan birokrasi

dalarn pelaksanaan pemilu tahun 2004, misalnya; masih adanya kasus aparat

birokrasi tingkat kota, kecamatan dan kelurahan baik secara langsung maupun tidak

langsung yang terlibat dalarn pemilu sebagai tim sukses partai tertentu.

Pada pemilu tahun 2009 ini, pelaksanaan pemilu didasarkan pada Undang-

undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik, Undang-

undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum

Anggota Dewan Penvakilan Rakyat, Dewan Penvakilan Daerah, Dewan Penvakilan

Rakyat Daerah, serta Undang-undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2007

tentang Penyelenggara Pemilihan Umum. Dalam pasal 12 a dan b Undang-undang

Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik, dinyatakan bahwa "partai politik berhak

memperoleh perlakuan yang sama, sederajat dan adil dari negara serta mengatur dan

mengurus rumah tangga organisasi secara mandiri". Dalam pasal 1 ayat 6 Undang-

undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penpelenggara Pemdu, dinyatakan bahwa

"penyelenggaraan pernilihan umum dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum yang

bersifat nasional, tetap dan mandiri". Kemudian disisi lain, pada Peraturan

Pemerintah Nomor 5 Tahun 1999 yang telah diperbaharui dengan Peraturan

I

2 . ..

Page 8: LAPORAN PEMELITIAN DIPA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1606/1/JUNAIDI INDRAWADI_220_10.pdf · LAPORAN PEMELITIAN DIPA NETRALITAS BIROKRASI DALAM PELAKSANAAN PEMILU LEGlSLATlF

Pemerintah Nomor 12 Tahun 1999, tentang Pega~vai Negeri Sipil yang menjadi

anggota partai politik, pada pasal3 dan 4 dinyatakan:

Bahwa dalam kedudukannya sebagai aparatur Negara, abdi Negara dan abdi masyarakat, Pegawai Negeri Sipil harus bersikap netral dan menghindari penggunaan fasilitas negara untuk golongan tertentu, serta dalam penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan tidak diskriminati f khususnya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Karena dengan sikap netral birokrasi diharapkan pemilu dapat terlaksana secara

demokratis, luber, jujur dan adil. Atas berbagai persoalan diatas, maka penulis

tertarik untuk meneliti tentang Netralitas Birokrasi dalam Penyelenggaraan

Pemilu Legislatif Tahun 2009 di Kota Padang.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka

rumusan masalah penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah netralitas birokrasi pada tahap penyelenggaraan pendaftaran

pemilih dalam pemilu legslatif tahun 2009 Kota Padang?

2. Bagaimanakah netralitas birokrasi pada tahap penyelenggaraan kampanye dan

masa tenang dalam pemilu legslatif tahun 2009 Kota Padang?

3. Bagaimanakah netralitas birokrasi pada tahap penyelenggaraan pemungutan dan

penghitungan suara dalam pemilu legislatif tahun 2009 Kota Padang?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian:

1. Untuk mengetahui netralitas birokrasi pada tahap penyelenggaraan pendaftaran

pemilih dalam pemilu legislatif tahun 2009 Kota Padang.

2. Untuk mengetahui netralitas birokrasi pada tahap penyelenggaraan kampanye dan

masa tenang dalam pemilu legislatif tahun 2009 Kota Padang.

3. Untuk mengetahui netralitas birokrasi pada tahap penyelenggaraan pemungutan

dan penghitungan suara dalam pernilu legislatif tahun 2009 Kota Padang.

Page 9: LAPORAN PEMELITIAN DIPA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1606/1/JUNAIDI INDRAWADI_220_10.pdf · LAPORAN PEMELITIAN DIPA NETRALITAS BIROKRASI DALAM PELAKSANAAN PEMILU LEGlSLATlF

Manfaat Penelitian:

1. Sebagai bahan masukan bagi Pemerintah dan Komisi Pemilihan Umum Daerah,

guna mengevaluasi pelaksanaan pernilu tahun 2009 di Kota Padang.

2. Sebagai surnbangan bagi pengembangan konsep ilmu politik khususnya yang

berkaitan dengan masalah perniiu.

Page 10: LAPORAN PEMELITIAN DIPA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1606/1/JUNAIDI INDRAWADI_220_10.pdf · LAPORAN PEMELITIAN DIPA NETRALITAS BIROKRASI DALAM PELAKSANAAN PEMILU LEGlSLATlF

BAB I1

TINJAUAN PUSTAKA

1. Kerangka Teoritis

a). Konsep Birokrasi Pemerintahan

Secara etimologi birokrasi berasal dari kata "bureau" (bahasa Perancis) yang

berarti "meja tulis" dan "kratos " (bahasa Yunani) yang berarti "pemerintahan". Jadi

secara harafiah birokrasi dapat diartikan sebagai pemerintahan yang dilakukan

melalui meja-meja atau sejumlah biro. Pengertian itu kemudian makin berkembang.

Dalam konteks politik birolcrasi diartikan sebagai wujud dari aparat pemerintahan

negara dalam melaksanakan kebijakan-kebijakan melalui serangkaian tahapan atau

biro-biro yang masing-masing diberi mandat (Sudijono, 1995:192).

Menurut Mill (dalam Soegijatno, 1992:12), aparat birokrasi adalah "orang

yang menjalankan pemerintahan secara profesional". Sementara itu Rarnsay Muir

(Soegijatno, 1992:12) mengungkapkan bahwa dalam teori birokrasi Inggris abad ke

19, birokrasi itu merupakan "penyelenggaraan kekuasaan oleh administrator yang

profesional". Kemudian Max Weber, (Sudijono, 1995:193), juga mengungkapkan

bahwa birokrat yang ideal adalah "birohat yang melaksanakan segala tugasnya

dengan peraturan-peraturan yang dijabarkan secara tegas tanpa adanya pilih kasih".

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa aparat birokrasi

merupakan penyelenggara kekaasaan yang menjalankan kekuasaan secara

profesional berdasarkan peraturan-peraturan yang berlaku dan memberi pelayanan

kepada masyarakat tanpa pilih kasih.

Abdullah (1 991;33) menyatakan bahwa birokrasi dapat dikalsifikasikan atas

tiga kategori, yaitu :

1). Birokrasi pemerintahan umum (reguhtive firnction), yaitu rangkaian organisasi

pemerintahan yang menjalakan tugas-tugas pemerintahan umum termasuk

memelihara ketertiban dan keamanan dari tingkat pusat sampai daerah terendah,

misalnya; Gubernur, Bupati~Wali Kota, Camat, LurahIDesa.

Page 11: LAPORAN PEMELITIAN DIPA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1606/1/JUNAIDI INDRAWADI_220_10.pdf · LAPORAN PEMELITIAN DIPA NETRALITAS BIROKRASI DALAM PELAKSANAAN PEMILU LEGlSLATlF

2). Birokrasi pelayanan (service provider), j.aitu organisasi yang pada hakekatnya

adalah berhubungan langsung dengan masyarakat, misalnya; rurnah sakit,

sekolah, kontor koperasi bank rakyat dan berbagai unit lainnya.

3). Birokrasi pemban,wan (development ,finction), yaitu unit organisasi

pemerintahan yang menjalankan salah satu bidang atau sebor yang khusus, guna

mencapai suatu tujuan pembangunan seperti; kesehatan, industri, pertanian,

pendidikan dan lain-lain.

Dalan~ penelitian ini birokrasi yang dimaksudkan adalah pemerintahan umum

di Kota Padang, karena birokrasi pemenntahan umum tersebut baik secara langsung

maupun tidak langsung akan banyak terlibat dalarn penyelenggaraan Pemilu.

b). Netralitas Birokmsi

Sebenarnya persoalan netralitas birokrasi sudah menjadi pembicaraan cukup

lama di antara para ahli. Kritik Karl Mark terhadap filsafat Hegel tentang Negara,

sedilutnya menggambarkan bahwa posisi ke-netralan birokrasi menjadi sesuatu yang

penting, sekalipun dalam kritiknya, Mark hanya merubah "isi" dari teori Hegel

tentang tiga kelompok dalam masyarakat; yaitu kelompok kepentingan khusus

(particular interest) yang dalam ha1 ini diwahli oleh para pengusaha dan profesi,

kemudian keiompok kepentingan umum (general interest) yang diwahli oleh negara

dan kelompok ketiga adalah kelompok birokrasi (Thoha: 1993).

Mark menyatakan bahwa birokrasi sebaiknya memposisi kan dirinya sebagai

kelompok sosial tertentu yang dapat menjadi instrumen dari kelompok yang

dominanfpenguasa. Kalau sebatas hanya sebagai penengah antara negara yang

mewakili kelompok kepentingan umum dengan kelompok kepentingan khusus yang

diwakili oleh pengusaha dan profesi, maka birokrasi tidak akan berarti apa-apa

Dengan konsep seperti ini berarti Mark menginginkan birokrasi harus memihak

kepada kelompok tertentu yang berkuasa. Masa depan dan kepentingan birokrasi

menurut konsepsi Marxis pada tingkat tertentu menjalin hubungan yang sangat erat

dengan kelas dorninan dalam suatu negara Di sinilah netral atau tidaknya suatu

birokrasi sudah ramai di bahas. Sedangkan Hegel dengan konsep tiga kelompok

dalam masyarakat di atas menginginkan birokraqi harus berposisi di tengah sebagai

perantara antara kelompok kepentingan umurn vang dalam hal ini diwaluli negara

6

Page 12: LAPORAN PEMELITIAN DIPA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1606/1/JUNAIDI INDRAWADI_220_10.pdf · LAPORAN PEMELITIAN DIPA NETRALITAS BIROKRASI DALAM PELAKSANAAN PEMILU LEGlSLATlF

dengan kelompok pengusaha dan profesi sebagai kelompok kepentingan khusus. Jadi

dalam hal ini birokrasi, menurut Hegel hams netral (Thoha; 1993).

Menurut Riza (1996), secara teoritis birokrasi tidak dapat atau tidak boleh

memberikan kontribusinya pada pengambilan kebijakan, dan tidak boleh pula

berpihak kepada kepentingan sempit dari kelompok-kelompok tertentu dalam

masyarakat. Birokrasi harus netral berperan semata-mata sebagai alat Negara yang

melaksanakan tugas-tugas operasional atau administrative secara professional (Riza,

1996:184). Dari posisi birokrasi yang secara teoritis harus netral, dapat kita

refleksikan bahwa sesungguhnya sasaran utama anggapan ketidakefektifan dan

ketidakefisienan bukanlah birokrasi itu sendiri, melainkan aparat-aparat pelaku

birokrasi. Aspek manusia atau dengan kata lain pegawai-pegawai birokrasi itulah

yang menurut persepsi masyarakat yang telah menyebabkan segala urusan tidak

berjalan sebagaimana mestinya.

Ada sejumlah alasan mengapa birokrasi tidak dapat berfungsi maksimal dan

lancar sebagaimana yang diharapkan, seperti yang dikemukakan oleh Benveniste

(1991: x)

1. Ketakutan yang berlebihan.

2. Terlalu banyak personal yang kha~vatir akan kehilangan posisi mereka.

3. Kekhawatiran akan hambatan karir di masadepan.

4. Ketakutan terjebak dalam lingkaran setan yang tidak berujung pangkal.

5. Skandal atau berbagai jenis tindakan menyimpang lainnya

Oleh sebab itu, para anggota birokrasi seringkali menerapkan strategi bertahan yang

sangat merugikan konsumen dan klien mereka. Dengan sendirinya, keluhan dan

tuntutan para konsumen dan klien secara timbal balik akan memperbesar rasa takut

yang sudah kian berakar. Kalau kita ingin meningkatkan efektifitas birokrasi, kita

harus mampu mengurangi kesan wajah angker birokrasi tersebut (Benveniste,l991).

Pada masa pemerintahan orde baru, birokrasi sangat besar peranannya dalam

politik Indonesia, khususnya dalam menentukan dan menetapkan suatu

kebijaksanaan sehingga para pakar dan pengamat politik memunculkan berbagai

teori dalam memaharni karakteristik politik dan birokrasi di Indonesia pada masa

Orde Baru, diantaranya : Model "Kepolitikan Birokratik" (bereacratlc-poliv) yang

dikemukakan oleh Karl D. Jackson. Menurut Jackson kepolitikan birokrasi dapat

7

Page 13: LAPORAN PEMELITIAN DIPA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1606/1/JUNAIDI INDRAWADI_220_10.pdf · LAPORAN PEMELITIAN DIPA NETRALITAS BIROKRASI DALAM PELAKSANAAN PEMILU LEGlSLATlF

dibedakan melalui "derajat isolasi proses pembuatan keputusan pada Tingkat

Nasional dari kekuatan-kehatan social politik di luar eselon elit tertinggi di Ibu

KO ta".

Kepolitikan birokrasi ini berbeda dari rezim penguasa tunggal yang dipegang

oleh satu orang, dalam ha1 bahwva pemegang kekuasaan Presiden leb~h berdasarkan

pada kewenangan legal daripada legitimasi tradisional dan didukung oleh sekurang-

kurangnya consensus minimal dikalangan elit militer dalam pengertian bahwa gaya

dan tujuan dasar (prioritas-prioritas kebijakan) pemerintah lebih bersifat birokratik

dan teknokratik dari pada militer (Karl D. Jackson, 1978:13). Harold Crouch,

mendefinisikan secara lebih sempit apa yang dikemukakan oleh Jackson, Harold

melihat bahwva kepolitikan birokratik di Indonesia mengandung tiga ciri utama

Pertama, lembaga politik yang dorninan adalah birokrasi. Kedua, lembaga-lembaga

politik lainnya seperti parlemen, partai-partai politik dan kelompok-kelompok

kepentingan (interest groups) berada dalam keadaan lemah sehingga tidak mampu

mengimbangi atau mengontrol kekuasaan birokrasi. Ketiga, massa di luar birokrasi

secara politik adalah pasif, yang sebahagian merupakan kelemahan partai-partai

politik. Akibat dari s l k t u r kekuasaan seperti ini persaingan politik sebagian besar

terbatas pada maneuver dan kontra maneuver dalam elit birokrasi itu sendiri.

Dalam pandangan Jackson, pilihan kaum elite, terutarna Presiden, sangat

menentukan apakah perubahan sosial politik yang berkesinambungan itu menuju

kepada pengembangan suatu sistem demokratik yang kompetitif berdasarkan partai

politik massa serta partisipasi warga Negara. gerak kearah sebuah partai tunggal,

kearah suatu rezim mobilisasi dengan pendasaran ideologis atau kelangsungan suatu

kepolitikan birokratik (Karl D. Jackson 1978:14). Menurut Harold Crouch,

kontonuitas kepolitikan birokratik tergantung pada dua asumsi. Pertarna, bahwa elit

birokrasi secara ideologis dalarn keadaan seragam dan semua faksi akan tetap p u s

dengan sistem itu. Kedua, kaum non-elit birokrasi akan tetap bersifat pasif dalam ha1

politik (Kaisiepo, 1992:27).

Kemudian suatu model lain yang juga telah dikembangkan untuk menjelaskan

hakikat kepolitikan Orde Baru ialah model rezim "birokratlk otoritnrian" yang

dikemukakan oleh Dwight Y King. King berpendapat bahwa model ini relatif lebih

berguna dalam memahami karakteristik kepolitikan Orde Baru (Kiusiepo, 1992:29).

Model birokratk otoritarian mempostlasikan pola domain politik yang jelas, modem

Page 14: LAPORAN PEMELITIAN DIPA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1606/1/JUNAIDI INDRAWADI_220_10.pdf · LAPORAN PEMELITIAN DIPA NETRALITAS BIROKRASI DALAM PELAKSANAAN PEMILU LEGlSLATlF

dan relatif stabil, yang muncul di bawah kondisi-kondisi historis, linghcgan dan

politik tertentu. Dengan kelebihan dan prosesnya, model itu mempunyai kernampuan

yang nyata untuk mempertahankan diri serta mengontrol berbagai tekanan yang

berpotensi untuk melaLukan destabilisasi yang dlhasilkan selama proses modernisasi.

Rezim birokratik otoritarian sengaja menumbuhkan legitimasi ganda berdasarkan

prinsip-prinsip perpaduan tradisonal yang diperhitungkan,kharismatik,legal dan

karenanya rasional serta efesiensi teknis.

King kemudian membedakan model birokratik otoritarian atas empat ciri.

Pertama, kewenangan tertingg lebih terletak pada oligarki atau militer sebagai suatu

institusi dari pada seorang penguasa. Kedua, mentalitas teknokratik yang merata,

sebagai lawan dari bentuk ideologi apapun yang dikembangkan. Ketiga, kemauan

massa populasi untuk bekerja di dalam kerangka acuan penerimaan rezim adalah

apatis dan sejalan dengan itu adalah kurangnya perhatian dari sebagian elit penguasa

dalam memobilisasikan duhngan massa atas landasan yang berkesimanbungan. Ke-

empat, upayanya untuk mencapai kemajemukan terbatas dengan menggunakan

represi, pemilihan dan suatu jaringan organisasi korporatis dan dengan demikian

mengontrol oposisi terhadap rezim. Dari dua model teoritis di atas,untuk memahami

kepolitikan Orde Baru, khususnya yang ada hubungannya dengan partai politik dan

pemilu lebih tepat model "kepolitikan birokrasi" (bureaucratic-polity). Hal ini dapat

kita lihat dari ciri-ciri kepolitikan yang dikemukakan oleh Harold Crouch yang telah

diuraikan diatas.

Realitanya, selama pemerintahan Orde Baru menggambarkan sistem politik

dimana birokrasi menjadi arena utama permainan politik, yang dipertaruhkan dalam

permaianan seringkali adalah kepentingan pribadi bukan kepentingan publik dan

birokrasi mengendalikan hampir semua sumber daya yang diperlukan untuk

kelestarian kekuasaan. Hal ini terlihat pada organisasi-organisasi politik, LSM-LSM,

pers dan lain-lain dibuat tidak berdaya (Mohtar Mas'oed,: 1994;81).

Kemudian dengan bergulirnya reformasi, lahir berbagai tuntutan masyarakat,

diantaranya; penghapusan dwi h g s i ABRJ, revisi undang-undang pemilu dan

netralitas birokrasi. Memenuhi tuntutan masyarakat, terutama terkait dengan pemilu,

maka pemerintah mengeluarkan beberapa peraturan perundang-undangan. Untuk

penyelenggaraan Pernilu tahun 2004 misalnya, diberlakukan Undang-undang

Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2002 tentang Partai Politik, Undang-undang

Page 15: LAPORAN PEMELITIAN DIPA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1606/1/JUNAIDI INDRAWADI_220_10.pdf · LAPORAN PEMELITIAN DIPA NETRALITAS BIROKRASI DALAM PELAKSANAAN PEMILU LEGlSLATlF

Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Anggota

Dewan Penvakilan Rakyat, Dewan Penvakilan Daerah, Dewan Penllakilan Rakyat

Daerah, serta Undang-undang Republik Lndonesia Nomor 23 Tahun 2003 tentang

Pemilihan Umum Presidan dan Wakil Presiden. Begitu juga Pemilu tahun 2009 yang

akan datang, pemerintah juga telah memberlakukan Undang-undang Republik

Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik, Undang-undang Republik

Indonesia Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan

Penvakilan Rakyat, Dewan Penvakilan Daerah, Dewan Penvakilan Rakyat Daerah,

serta Undang-undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2007 tentang

Penyelenggara Pemilihan Umum. Khusus untuk menjaga netralitas birokrasi,

Peraturan No. 5 jo 12 tahun 1999 masih tetap diberlakukan. Berdasarkan pasal 2

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara

Pemilihan Umum, bahwa peneyelenggaraan pernilihan umum berpedoman kepada

asas: a) mandiri, b) j ujur, c) adil, d) kepastian hukum, e) tertib penyelenggara pemilu,

f) kepentingan umum, g) keterbukaan, h) proporsionalitas, i) profesionalitas, j)

Autabilitas, k) efisien dan 1) efektif.

2. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan kajian teoritis dan fokus pernasalahan yang akan diteliti, maka

kerangka pikir dari penelitian ini tergambar seperti pada diagram berikut.

/ \ PENYELENGGARAAN PEMILU LEGISLATIF

TAHUN 2009 DI KOTA PADANG \ 1

TAEIAP PENYELENGGARAAN PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2009:

1. penyelenggaraan pendaftarm pernilih

2. penyelenggaraan kampanye dan masa tenang

3. penyelenggaraan pemungutan dan penghitungan suara

EVALUASI: NETRALITAS

*:* Tidak Netral

\

SIL PEMlLU LEGISLATIF TAHUN 2 0 9 DI KOTA PADANG

4

Page 16: LAPORAN PEMELITIAN DIPA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1606/1/JUNAIDI INDRAWADI_220_10.pdf · LAPORAN PEMELITIAN DIPA NETRALITAS BIROKRASI DALAM PELAKSANAAN PEMILU LEGlSLATlF

BAB 111

METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitiari

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan penelitian

deskriptif kualitatif. Menurut Faisal (1990), metode penelitian kualitatif memiliki

karakeristik paradigrna naturalistik. Pemilihan metode ini relevan dengan tujuan

penelitian. Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Moleong (1998) menjelaskan,

bahwa metodologi penelitian kualitatif ialah prosedur penelitian yang menghasilkan

data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

yang diarnati.

Spradley (1980) menjelaskan penelitian Lualitatif lebih tepat digunakan pada

penelitian perilakulbudaya pada situasi sosial. Sehubungan dengan itu, penelitian

kualitatif merniliki ciri-ciri sebagaimana dikemukakan Bogdan dan Biklen (1992)

yang terdiri dari: Pertama, memiliki latar alamiah sebagai sumber data. Kedua,

peneliti adalah instrumen kunci. Kcfiga, penelitian kualitatif bersifat deskriptif Ke-

empat, penelitian kualitatif lebih memperhatikan proses daripada hasil. Kelima,

penelitian Lualitatif cenderung untuk menganalisis data secara induk-tif serta makna

menjadi perhatian utama dalam pendekatan kualitatif. Aktivitas dan kegiatan yang

dilakukan oleh aparat birokrasi berada dalam latar alamiah (natural setting), yang

ditempatkan sebagai sumber data Kunci dalam penelitian ini adalah peneliti yang

bertindak sebagai instrumen, mengamati secara berulang-ulang, meurawancarai

informan dan mencatat data secara teliti, sistematis dan menganalisis secara induktif.

Spradley (1980) menjelaskan, pola penelitian kualitatif cenderung pada:

(a).berbentuk siklus yaitu prosesnya dapat dilakukan berulang-ulang, (b).membuat

catatan mengenai data, (c).menganalisis data yang dikumpulkan. Proses penelitian

ini dilaksanakan dengan cara berulang-ulang ke lokasi penelitian dengan membuat

catatan data dari informasi yang dilihat, didengar serta selanjutnya dianalisis.

Kemudian, Bogdan dan Taylor yang diterjemahkan Afandi (1993) menyatakan

bahwa, sehubungan dengan keterlibatan peneliti sebagai partisipan, maka teknik

yang digunakan untuk menghayati sistem makna (meaning system) antara lain

dengan melalui pengamatan berperan serta Wrtisipant observation) yakni suatu

pengamatan yang peneliti terlibat dalam kegiatan itu. Aktivitas dan peran aparat

Page 17: LAPORAN PEMELITIAN DIPA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1606/1/JUNAIDI INDRAWADI_220_10.pdf · LAPORAN PEMELITIAN DIPA NETRALITAS BIROKRASI DALAM PELAKSANAAN PEMILU LEGlSLATlF

birokrasi secara kelembagaan tentunya hanya dapat dilihat melalui aktivitas dan

peran aparat-aparmya dalam menjalankan tugasnya secara netral sebagai pelayan

publik. Berdasarkan pernikiran dan pertimbangan di atas, penelitian terhadap

masalah netralitas birokrasi dalam penyelenggaraan pernilu legslatif di Kota Padang

memerlukan pengamatan dan Lwnjungan berulang-ulang serta keterlibatan langsung

peneliti dalam dialog. Inilah yang merupakan alasan logs untuk menggunakan

metode kualitati E

B. In forman Penelitian

Pemilihan informan penelitian ini merujuk pada pendapat Spradley (1980)

yang menyatakan bahwa : (1) informan telah cukup lama dan intensif menyatu

dengan kegatan atau medan Ahfitas yang menjadi sasaran penelitian, (2) informan

masih terlibat aktif dan penuh pada lingkungan atau kegiatan yang menjadi perhatian

peneliti, (3) informan punya cukup banyak ~vaktu atau kesempatan untuk dimintai

informasi, (4) peneliti lebih merasa tertantang untuk belajar sebanyak mungkin dari

informan yang asing baginya

Berdasarkan kriteria tersebut maka informan penelitian dalam penelitian ini

adalah; Ketudanggota KPUD Kota Padang, Panita Pemilihan Kecamatan (PPK),

Panitia Pemungutan Suara (PPS), Ketuajanggota DPRD Kota Padang,

Ketudanggota Panwaslu Kota Padang, Pan\~iaslu Kecamatan, Pengurus Partai

Politik Peserta Pemilu di Kota Padang, Anggota Calon Legislatif, Pemantau

Independen, Aparat Birokrasi Kota Padang, dan masyarakat. Khusus untuk

informan dari pengurus partai politik, calon legislatif dan masyarakat diambil

informan secara c'purposive samplirzg" dengan menggunakan telcnik ccsnowball

sampling".

C Jenis Dan Sunder Data

Penelitian ini membutuhkan data primer berupa informasi dari para informan

baik dari aparat birokrasi pemerintahan maupun dari masyarakat. Sementara itu data

seLwnder berhubungan dengan data penunjang berupa dokurnentasi yang dimiliki

KPUD, misalnya dafiar tetap pemilih, pembagian TPS dan sebagainya.

Page 18: LAPORAN PEMELITIAN DIPA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1606/1/JUNAIDI INDRAWADI_220_10.pdf · LAPORAN PEMELITIAN DIPA NETRALITAS BIROKRASI DALAM PELAKSANAAN PEMILU LEGlSLATlF

D. Teknik dun Pengumpul Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

metode :

1). Observasi

Dalam pandangan Spradley (1980), Faisal (1990) dan Moleong (1989),

observasi dapat dilakukan melalui dua tahap, yaitu: grand tour dan mini tour. Dalam

hal ini peneliti berperan secara pasif terhadap situasi sosial. Dalam observasi ini,

sesuai dengan pendapat Sanapiah Faisal (1990) yang peneliti amati adalah beberapa

dimensi yaitu (a). tempat dan ruang apa saja yang ada di kantor, (b). objek fisik apa

saja yang ada di kantor, gambaran ini mencakup pada sarana dan fasilitas yang ada

di kantor, gambar-gambar, peta, foto, video, telepon, komputer dan deskripsi verbal

tentang setting di mana melakukan observasi, (c). &or peserta, siapa saja yang

terlibat dalam aktivitas harian, (d). catatan peristiwa atau hal-ha1 yang penting dalam

setiap setting, mencakup siapa yang terlibat, apa peristiwanya, bagaimana orang

terlibat, bentuk perbuatannya, catatan historis yang detail mengenai peristiwa, (e).

waktu, kapankah aktivitas dan kegiatan pelaksanaan dilakukan, (f). perasaan

bagaimana yang diperlihatkan oleh para &Tor, (g). tujuan apa yang hendak dicapai

oleh para aktor dm, (h). deskripsi dari tingkah laku peneliti sendiri. Peneliti dalam

penelitian ini termasuk ins t rume~ tingkah laku peneliti sendiri, percakapan,

hubungan dengan partisipan, asurnsi, dan kehadiran fisik sehubungan dengan apa

yang dideskripsikan

Dalam penelitian ini, lvawancara terhadap informan dilakukan dengan tujuan

penggalian informasi tentang fokus penelitian. Proses wanrancara dilakukan dengan

mengemukakan pertanyaan-pertanyaan yang terstruhmr untuk mendapatkan data

yang berkaitan dengan fokus penelitian secara lebih dalarn. Adapun pertanyaan tidak

terstruktur, dilakukan untuk disesuaikan dengan situasi-situasi yang sedang dihadapi

di lapangan. Semua wawancara selalu dilaksanakan pada situasi yang wajar, tidak

kaku, biasa dan tidak dalam waktu tergesa-gesa Pada penelitian ini, peneliti adalah

instrumen utama. Peneliti terjun ke lapangan untuk mellhat, mengamati, melakukan

Page 19: LAPORAN PEMELITIAN DIPA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1606/1/JUNAIDI INDRAWADI_220_10.pdf · LAPORAN PEMELITIAN DIPA NETRALITAS BIROKRASI DALAM PELAKSANAAN PEMILU LEGlSLATlF

warvancara secara langsung dengan para informan penelitian. Selanjutnya seluruh

data dikumpulkan dan ditafsirkan oleh peneliti secara objehif.

3). Studi Dokumentasi

Penulis mencari dan mempelajari dohumen-dokwmen yang erat hubungan

dengan permasalahan penelitian, rnisalnya koran-koran tentang penyelenggaraan

pemilu, Undang-undang terkait penyelenggaraan pemilu, Peraturan Pemerintah

terkait penyelenggaraan pemilu, Peraturan/keputusan KPU, serta dokumen yang

terkait dengan penelitian ini..

E. Teknik Analisis Data

Maksud analisis data dalam penelitian ini adalah, proses menyusun atau

mengolah data agar dapat ditafsirkan lebih lanjut. Data yang didapat terdiri dari catatan

lapangan yang diperoleh dari observasi, wawancara, dan studi dohwmen harus dianalisis

terlebih dahulu agar dapat diketahui maknanya. Hal ini dilakukan dengan cara

menqusun data, menghubungkan data, mereduksi data, penyajian data, penarikan

kesimpulan/\7erifikasi selarna dan sesudah pengumpulan data. Analisis data penelitian

ini dilakukan secara sirkuler, dan dilakukan sepanjang penelitian. Data dianalisis

dengan menggunakan analisis data hcal itatif model interaksi dari Miles dan Huberman

(1986), yaitu:

(a). Reduksi data.

Data yang didapat dalam penelitian ini akan direduksi. Hal ini untuk

memudahkan dalam mengelompokkan data dan memudahkan dalam

menyimpulkannya. Reduksi data untuk memfokuskan pada penyederhanaan.

pengabstrakan dan transformasi data mentah atau kasar yang muncul dari catatan-

catatan tertulis di lapangan. Reduksi data untuk menajamkan analisis, menonjolkan

hal-ha1 yang penting, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak

dibutuhkan, dan mengorganisasikan data agar lebih sistematis, sehingga dapat

dibuat suatu kesimpulan yang berrnakna Data yang telah direduksi akan dapat

memberikan gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan.

(b). Penyajian data

Page 20: LAPORAN PEMELITIAN DIPA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1606/1/JUNAIDI INDRAWADI_220_10.pdf · LAPORAN PEMELITIAN DIPA NETRALITAS BIROKRASI DALAM PELAKSANAAN PEMILU LEGlSLATlF

Penyajian data yang dimaksudkan adalah merupakan proses sekumpulan

informasi yang sudah disusun, yang memungkinkan untuk penarikan kesimpulan.

Penyajian data merupakan gambaran keselutuhan dari sekelompok data yang

diperoleh agar mudah dibaca secara menyeluruh. Dengan adanya penyajian data,

maka peneliti dapat memahami masalah apa yang terjadi dalam penyelenggaraan

pemilu legislatif di Kota Padang.

(c). Simpulan

Data yang diperoleh melalui hasil observasi, wawancara serta dokumen

setelah diolah sesuai proses diatas, disimpulkan. Bogdan dan Biklen (1982)

menjelaskan, kesimpulan pada aivalnya masih longgar, namun kemudian

meningkat menjadi lebih rinci dan mendalam dengan bertambahnya data dan

akhirnya kesimpulan merupakan suatu konfigurasi yang utuh.

(d). Merumuskan Temuan

Sebagaimana yang dinyatakan Spradley (1980), Bogdan dan Biklen (1982),

Lincoln dan Guba (1985) temuan-temuan yang diperoleh dari penarikan

kesimpulan/analisis data, dirumuskan menjadi temuan umum.

(e). Membuat laporan hasil penelitian

Sebagaimana pendapat Spradley (1980) dan Faisal (1990) berdasarkan daftar

temuan yang diperoleh selama melakulcan penelitian, dibuat laporan hasil

penelitian yang salah satunya harus disesuaikan dengan gaya penulisan laporan

penelitian.

F. Teknik Pengujian Kesahihan Data Penelitian

Agar kesah~han data hasil temuan dan ke-otentikan penelitian ini semakin kuat,

maka peneliti mengacu pada penggunaan standar keabsahan data yang dijelaskan

Lincoln dan Guba (1 985) yang terdiri dari: credibility, transferability, dependability,

dan conjrmability.

1). Keterpercayaan (credibility)

Yang dimaksud dengan keterpercayaan (credibility) yaitu menjaga penelitian

ini dengan cara: ketekunan pengamatan karena informasi dan aktor-aktor perlu ditanya

Page 21: LAPORAN PEMELITIAN DIPA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1606/1/JUNAIDI INDRAWADI_220_10.pdf · LAPORAN PEMELITIAN DIPA NETRALITAS BIROKRASI DALAM PELAKSANAAN PEMILU LEGlSLATlF

secara silang untuk memperoleh informasi yang sahih, melahwkan triangulasi. Untuk

kepercayaan dan keabsahan data penelitian digunakan teknik triangulasi.

Moleong (1991) menyatakan bahwa triangulasi merupakan teknik pengukuran

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk kepastian

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data Triangulasi yang akan dilakukan

dalam penelitian ini dengan cara: membandingkan data hasil pengamatan dengan

wawancara, membandingkan data hasil wawancara dengan hasil pengamatan,

membandingkan apa yang dilakukan aktor pada peneliti dan pada orang lain,

membandingkan pendapat informan yang satu dengan yang lainnya, membandingkan

data dokumen dengan hasil pengamatan. membandingkan hasil temuan dengan teori,

mendiskusikan dengan orang lain yang tidak berperan serta dalam penelitian, sehingga

akan mendapat masukan dari orang lain, analisis kasus negatif yaitu menganalisis dan

mencari kasus atau keadaan yang menentang atau menyanggah temuan penelitian

sehingga hasil temuan relatif diterima.

2). Dapat ditransfer (transferability)

Pembaca laporan penelitian ini diharapkan mendapatkan gambaran yang jelas

mengenai netralitas birokrasi dalam penyelenggaraan pemilu legislatif di Kota Padang.

Kemudian, bagaimana hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi pihak-

pihak terkait pada konteks masalah atau situasi lain yang relatif sarna, sesuai dengan

kegunaan awal penelitian yang diharapkan.

3). Ketergantungan (dependability)

Penelitian ini mengusahakan konsistensi dalam keseluruhan proses penelitian

ini agar dapat memenuhi persyaratan yang berlaku. Semua aktivitas penelitian harus

ditinjau ulang terhadap data yang diperoleh dengan memperhatikan konsistensi dan

dapat dipertanggunglawabkan. Sehingga akar pennasalahan netralitas birokrasi dalam

penyelenggaraan pemilu legislatif di Kota Padang benar-benar ditemukan sesuai

dengan tujuan penelitian.

4).Kepastian atau dapat dikonfirmasikan (confirmability)

Dalam penelitian ini data harus dapat dipastikan keterpercayaannya atau diakui

oleh banyak orang (obyektive), sehingga kualitas data dapat dipertanggungjawabkan

Page 22: LAPORAN PEMELITIAN DIPA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1606/1/JUNAIDI INDRAWADI_220_10.pdf · LAPORAN PEMELITIAN DIPA NETRALITAS BIROKRASI DALAM PELAKSANAAN PEMILU LEGlSLATlF

sesuai spektrum, fokus dan latar alarniah penelitian yang dilakukan ini Dalam

penelitian ini, data yang ditemukan terkait dengan netralitas birokrasi dalam

penyelenggaraan pemilu legislatif di Kota Padang akan coba dikonfinnasikan dengan

sumber-sumber yang lain.

G. Jadwal Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini meliputi beberapa tahap berikut :

a Tahap persiapan, yang meliputi pengurusan izin, pengenalan lapangan,

membangun hubungan dengan respondetl penyusunan disain dan ins tmen,

penetapan jadwal kerja lapangan dan pemantapan instrumen.

b. Tahap pelaksanaan, mencakup pengambilan data melalui kuesioner dan

wawancara.

c. Tahap penyusunan laporan penelitian.

Secara keseluruhan waktu yang digunakan adalah 8 (delapan) bulan, dengan

rincian sebagai benkut :

Page 23: LAPORAN PEMELITIAN DIPA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1606/1/JUNAIDI INDRAWADI_220_10.pdf · LAPORAN PEMELITIAN DIPA NETRALITAS BIROKRASI DALAM PELAKSANAAN PEMILU LEGlSLATlF

BAB IV

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Umum

Berdasarkan Keputusan KPU Nomor 9 Tahun 2008 Tentang Tahapan,

Program, dan Jadwal Waktu Penyelenggaraan Pemilihan Umum DPR, DPD, DPRD

Provinsi dan DPRD KabupatedKota Tahun 2009, sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan KPU Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Program, dan Jad~val Waktu

Penyelenggaraan Pemilihan Umum DPR DPD, DPRD Provinsi dan DPRD

KabupatenIKota Tahun 2009, tahapan pemilu adalah sebagai berikut:

1. Tahapan p e m u W r a n data

2. Tahapan pendaftaran peserta pemilu

3. Tahapan penetapan peserta pemilu

4. Tahapan penetapan jurnlah kursi dan daerah pernilihan

5. Tahapan pencalonan anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD KabIKota

6. Tahapan karnpanye

7. Tahapan masa tenang

8. Tahapan pemungutan dan penghitungan suara

9. Tahapan penetapan hasil, alokasi kursi dan penetapan calon terpilih

10. Tahapan pelantikan dan pengucapan sumpah janji anggota DPR, DPD, DPRD

Provinsi dan DPRD KabIKota

Untuk memperlancar pelaksanaan tahap-tahap tersebut, KPU Kota Padang membentuk

PPK dan PPS se-Kota Padang.

Berdasarkan Surat KPU Nomor 859/15/IV/2008 tanggal 28 April 2008 tentang

Pembentukan PPK, PPS dan Pemutakhiran Data Pemilihan Umum Anggota DPR,

DPD dan DPRD Tahun 2009, dalarn Poin 1 dinyatakan bahwa : Pasal 2 ayat (4)

berbunyi KPU KabupatenIKota dalarn pengisian keanggotaan PPK, PPS dan KPPS

dapat menggunakann pembentukan PPK, PPS dan KPPS hasil Pernilu yang sedang

dilaksanakan atau terakhir, sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku, maka KPU Kota mengukuhkan kembali PPK dan PPS Pilkada

Page 24: LAPORAN PEMELITIAN DIPA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1606/1/JUNAIDI INDRAWADI_220_10.pdf · LAPORAN PEMELITIAN DIPA NETRALITAS BIROKRASI DALAM PELAKSANAAN PEMILU LEGlSLATlF

Kota Padang tahun 2008 untuk Pemilu 2009 dan melantik serta mengambil

sumpah/janji tanggal 11 Juni 2008 di Hotel Inna Muara Padang.

Dengan Keputusan KPU Kota Padang Nomor 52 Tahun 2008 tentang

Penetapan Nama-nama Anggota Panitia Pemilihan Kecamatan (PKK) se-Kota Padang

untuk Pemilu anggota Deivan Penvakilan Rakyat (DPR), Dewan Penvakilan Daerah

(DPD), Dewan Per\valulan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi dan Dewan Penvakilan

Rakyat Daerah KabupatenIKota Tahun 2009 dan Keputusan KPU Kota Padang Nomor

53 Tahun 2008 tentang Penetapan Nama-nama Anggota Panitia Pemungutan Suara

(PPS) se-Kota Padang untuk Pernilu anggota Dewan Penvakilan Rakyat (DPR), Dewan

Penvakilan Daerah ( DPD), Dewan Pemrakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi dan

Dewan Penvakilan Rakyat Daerah Kabupateflota Tahun 2009 yang diambil

sumpah/janji pada tanggal 26 Januari 2009 di Gedung BKKKS Padang. Namun secara

administratif KPU Kota Padang tetap menyurati pi hak-pihak terkait untuk mengrimkan

nama-nama calon untuk diuji kelayakannya dan setelah itu lantik dengan pengambilan

sumpahnya Pihak yang disurati yaitu:

1. Ketua PPK se-Kota Padang Nomor 12/KPU-PDGII-2009 tanggal 16 Januari 2009

prihal Supervisi ke PPK

2. Camat se-Kota Padang Nomor 13/KPU-PDdI-2009 tanggal 16 Januari 2009 prihal

Mohon di Fasilitasi persiapan Pemilu 2009 ditingkat PPK.

3. Lurah se-Kota Padang Nomor 16lKPU-PDGII-2009 tanggal 16 Januari 2009 prihal

Pembentukan dan Pengangkatan dan pelantikan PPS Pemiliu Tahun 2009.

4. Ketua PPK dan Anggota PPKse-Kota Padang, serta Ketua PPS dan Anggota PPS

se-Kota Padang, tanggal 19 Januari 2009 prihal Pembenntukan PPK dan PPS

Pemilu tahun 2009.

5. Camat se-Kota Padang Nomor 181KPU-PDGn-2009 tanggal 19 Januari 2009

tentang Pembentukan, pengangkatan dan pelantikan PPK danrn PPS Pernilu tahun

2009.

Setelah Camat se-Kota Padang mengrimkan nama-nama calon PPK se-Kota Padang

maka, dilakukan Fit and Propert Test terhadap calon PPK se Kota Padang di KPU Kota

Padang Pada tanggal 23 dan 24 Januari 2009 dan tanggal 24 tersebut diadakan rapat

Pleno untuk penentuan anggota PPK dan PPS se Kota Padang yang lulus Fit and

Proper test. Dalam rapat Pleno tersebut ditetapkan 55 orang anggota PPK dan 312

Page 25: LAPORAN PEMELITIAN DIPA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1606/1/JUNAIDI INDRAWADI_220_10.pdf · LAPORAN PEMELITIAN DIPA NETRALITAS BIROKRASI DALAM PELAKSANAAN PEMILU LEGlSLATlF

orang anggota PPS untuk sebagai penyelenggara Ad Hock Pemilu tahun 2009.

Berdasarkan surat KPU Kota Padang Nomor 29/KPU-PDGA-2009 tanggal 23 Januari

2009 pnhal Pelantikan PPK dan PPS se-Kota Padang, maka pada tanggal 26 Januari

2009 diadakan pelantikan dan pengarnbilan sumpah PPK dan PPS se- Kota Padang

untuk Pemilu Tahun 2009 di Gedung BKKKS Sumatera Barat. Adapun nama-nama

anggota PPK Kota Padang di 11 Kecamatan yang ditetapkan dalam Pleno KPU Kota

Padang pada tanggal 24 januari 2009 adalah sebagaimana (terlampir) pada lampiran 1.

Dalam ha1 penetapan anggota PPK, PPS dan KPPS ditemui beberapa masalah,

diantaranya; kemoloran kvaktu pembentukan PPK, PPS dan KPPS dari jadwal yang

telah ditentukan, kurangnya peminat masyarakat untuk menjadi anggota PPK dan PPS

sehingga KPU sulit dalam melakukan seleksi, adanya intervensi dari Kecamatan dan

kelurahan terhadap pelaksanaan tugas PPK dan PPS baik langsung maupun tidak

langsung, masih banyak anggota PPK yang relatif tua dengan kelahiran tahun 1945,

1946 dan 1947 (wawancara dengan anggota KPU, PPK dan caleg). Terkait dengan

intervensi dari kecamatan dan kelurahan, tidak terlepas dari kondisi karena PPK dan

PPS tidak punya ruang sendiri sehingga menurnpang pada kantor camat dan lurah.

B. Temuan Khusus dan Pembahasan

1. ' Netralitas Birolcrasi pada tahap Pemutakhiran Data dan Pendaftaran Pemilih

Tahap atval dalam pelaksanaan Pemilu anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi

dan DPRD KabIKota adalah pelaksanaan pemutakhiran data pemilih sesuai dengan

Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 09 Tahun 2008 tentangTahapan, Program,

dan Jadual Penyelenggaraan Pemilihan Umum Anggota Dewan Penvakilan Rahyat,

Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Penvakilan Rakvat Daerah Tahun 2009

sebagaimana diubah dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 20 Tahun

2008. Dalam proses pemutakhiran data pernilih ini, peran Pemerintah Daerah dalam

ha1 ini Pemerintah Kota Padang melalui Badan Kependudukan dan Capil menyediakan

dan menyerahkan data kependudukan kepada KPU Kota Padang selambat-lambatnya

12 bulan menjelang hari dan tanggal pemungutan suara

Data kependudukan tersebut (DP4) dijadikan bahan penyusunan Daftar Pemilih

oleh KPU Kota Padang, dimana dalam daftar pemilih tersebut sekurang-kurangnya

memuat : Nomor Induk Kependudukan (NIK), nama, tanggal lahir, jenis kelamin, dan

alamat. Data ini juga harus mencantumkan status perkawinan dan keterangan lain,

Page 26: LAPORAN PEMELITIAN DIPA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1606/1/JUNAIDI INDRAWADI_220_10.pdf · LAPORAN PEMELITIAN DIPA NETRALITAS BIROKRASI DALAM PELAKSANAAN PEMILU LEGlSLATlF

diantaranya berupa cacat yang dimiliki pemilih. Untuk itu KPU Kota Padang

mengawali proses ini dengan peneriman Data Penduduk Potensial Pemilih Pemula

(DP4) dari Pemerintah Kota Padang yang dalarn hal ini diberikan oleh Kepala Badan

Kependudukan dan Catatan Sipil Padang pada tanggal 5 April 2008 di Kantor Gubernur

Sumatera Barat. Berdasarkan data DP4 yang diterima tersebut, diketahui bahwa jumlah

penduduk Kota Padang adalah 668.972 orang dan jumlah pernilh sebanyak 472.232

j iwa.

Sebelurn melahkan proses pemutakhiran data, KPU Kota Padang terlebih

dahulu melakukakan koordinasi dengan Camat dan Lurah se-Kota Padang yang

dilaksanakan di Kantor Balaikota Padang pada tanggal 3 s/d 5 April 2008 untuk

mengetahui seberapa jauh validasi data DP4 yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah

(Badan Kependudukan dan Capil Kota Padang). Dari hasil koordinasi tersebut didapat

gambaran bahwa DP4 yang dikeluarkan oleh Badan Kependudukan dan capil Kota

Padang masih belum sempurna. Beberapa permasalahan terkait dengan DP4 tersebut

disampaikan dalam bentuk laporan yang diketahui oleh seluruh Camat dan Lurah se-

Kota Padang. Berdasarkan ha1 tersebut, KPU Kota Padang mendapat gambaran bahwa

DP4 memang hams dilakukan pemutakhlran baik sebagian maupun secara menyeluruh.

Bahkan dalam rapat koordinasi, Camat dan Lurah se-Kota Padang menyampaikan

bahwa lebih baik dilakukan pendataan ulang, daripada harus melanjutkan penggunaan

data DP4 tersebut. Hal ini terjadl karena DP4 tersebut belum divalidasi, artinya baru

hasil entry dari operator dan belum di cek ulang.

Daftar Pemilih Sementara (DPS) Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD

Tahun 2009 diambil dari Daftar Pemilih Tetap Pemilu Kepala Daerah Kota Padang

Tahun 2008 yang dimutakhirkan dengan Data Kependudukan yang diberikan oleh

Badan Kependudukan dan Capil Kota Padang. Kegiatan pemutakhiran data di tingkat

KPU Kota Padang dan PPK berlangsung selama 60 hari yang dilakukan dengan

mengolah data kependudukan menjadi data pemilih berbasis RTIRW. Kegiatan

pemutakhiran data di tingkat PPS berlangsung selama 30 hari dengan mengadakan

kegiatan pencocokan dan penelitian melalui PPDP (Petugas Pemutakhiran Data

Pemilih) dan mengelompoklcan pemilih kedalam masing-masing TPS maksimal

sebanyak 500 orang pemilih. Mengingat proses pemutakhiran data pernilih Pemilu

Tahun 2009 dilakukan bersamaan dengan proses pemutakhiran data pemilih Pemilu

Page 27: LAPORAN PEMELITIAN DIPA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1606/1/JUNAIDI INDRAWADI_220_10.pdf · LAPORAN PEMELITIAN DIPA NETRALITAS BIROKRASI DALAM PELAKSANAAN PEMILU LEGlSLATlF

Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kota Padang Tahun 2008, maka D&ar

Pemilih Sementara yang ditetapkan oleh KPU Kota Padang sama dengan DPT untuk

pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kota Padang Tahun 2008 yang

ditetapkan tanggal 5 Agustus 2008. Tanggal 8 Atwstus 2008, KPU Provinsi Sumatera

Barat memlih KPU Kota Padang untuk launching penyerahan DPS Pemilu Anggota

DPR, DPD, DPRD TAhun 2009 yang pelaksanaannya dipusatkan di Kelurahan

Kampung Jao Kecamatan Padang Barat.

Sesuai dengan pasal 17 Peraturan KPU Nomor 10 Tahun 2008, bahtva perlu

dilahkan kegiatan pencocokan penelitian data pemilih melalui beberapa tahap, yaitu :

1 . Meneliti usia pemilih, apakah sudah memenuhi syarat. Hal ini dilakukan dengan

mencoret/mengurangi pemilih yang tidak memenuhi syarat pemilih

2. Mencatat pemilih yang telah memenuhi syarat tapi belurn terd&ar dalam data

kependudukanfdata pemilih

3. Mencoret pemilih yang telah meninggal dunia, pindah domisili, ganda dan berubah

status menjadi anggota TNI/POLRI maupun sebaliknya bagi yang purnawirawan

serta perbaikan penulisan data pemilih

4. Pengisian NIK masing-masing pemilih

5. Pencocokan dan penelitian ini dilakukan kembali secara terpadu antara KPU Kota

Padang dengan melibatkan PPK, dan PPS serta RTRW berdasarkan surat KPU

Nomor 607/KPU/IIV2009 tanggal 27 Maret 2009

Proses selanjutnya adalah pemutakhiran data pemilih perubahan a~val,

berdasarkan hasil pemutakhiran yang dilakukan oleh PPDP. DPS perubahan awal ini

ditetapkan oleh KPU Kota Padang tanggal 27 Agustus 2008 dengan jumlah pemilih

544.404 orang. Pemutakhiran data pemilih ini tetap dilanjutkan dengan pemutakhiran

data pernilih perubahan akhlr yang kemudian ditetapkan pada tanggal 10 September

2008 dengan jumlah pemilih 548.014 orang. Sesuai dengan jadwal yang telah

ditetapkan, tanggal 10 Oktober 2008, KPU Kota Padang menetapkan Daftar Pemilih

Tetap untuk Pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD Tahun 2009 dengan jumlah pernilih

548.014.

Page 28: LAPORAN PEMELITIAN DIPA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1606/1/JUNAIDI INDRAWADI_220_10.pdf · LAPORAN PEMELITIAN DIPA NETRALITAS BIROKRASI DALAM PELAKSANAAN PEMILU LEGlSLATlF

Pada tahap ini persoalan yang terungkap dari hasil wawancara dengan anggota

KPU dan Panwvaslu Kota Padang adalah masih besarnya intervensi aparat birokrasi baik

pada tingkat PPK maupun PPS, namun demikian baik KPU rnaupun Panwas tidak

berani mengatakan baha-a dalam intervensi itu birokrasi tidak bersikap netral.

Intemensi terjadi diantaranya disebabkan karena para petugas ini tidak punya

kantorltempat khusus, mereka mengolah data-data ini di kantor lurah dan kontor camat.

Hal senada juga disampaikan oleh beberapa caleg yang ikut berkompetisi, mereka

berpendapat, dalam perubahan Daftar Pemilih Sementara (DPS) ke Daftar Pemilih

Tetap OPT) justru pada pusat kantong-kantong suara mereka ada yang berkurang

drastis, namun karena keterbatasan waktu, para caleg dan tirnnya tidak sempat untuk

menchek ke lapangan.

2. Netralitas birokrasi pada tahap penyelenggaraan kampanye dan masa tenang

Berdasarkan Rapat Pleno KPU Kota Padang pada tanggal 3 Februari 2009

telah dibentuk Kelompok Kerja Kampanye Pemilihan Umum Anggota Dewan

Penvakilan Rakyat, Dewan Penvakilan Daerah, Dewan Perwakilan Raba t Daerah

tahun 2009 dengan Keputusan KPU Kota Padang no. 14 tahun 2009. Kelompok kerja

ini melibatkan Anggota Divisi Hukum Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) se-kota

Padang. Kelompok kerja ini diberikan tugas dan tanggung jawab merencanakan,

mempersiapkan, melaksanakan dan melaporkan pelaksanaan kelompok kerja dan

kelancaran tugas yang bekaitan dengan pelaksanaan kampanye.

Tahap awal kegiatan pokja ini adalah segera mempelajari berbagai peraturan

yang berkaitan dengan kampanye pemilu anggota DPR, DPD dan DPRD. Setelah itu,

berkaitan dengan penyusunan jadwal dan lokasi kampanye, pada tanggal 24-26

Februari 2009 anggota pokja menghadiri Workshop Kampanye KPU KabupatenIKota

se-Sumatera Barat yang diadakan oleh KPU Provinsi Sumatera Barat, bertempat di

Nuansa Maninjau Agam, Workshop ini didasarkan pada Swat Keputusan Kornisi

Pemilihan Umum Nomor 107/Kpts/KPU/Tahun 2009 tentang Pedoman Jadwal

Kampanye pemilihan Umurn Anggota DPR,DPD dan DPRD Bentuk Rapat Umum

sebagaimana telah diubah dengan Keputusan KPU No. 1 lS/SK/KPU/Tahun 2009 yang

diubah kembali dengan Keputusan KPU Nomor 173 /Kpts/KPU/Tahun

2009,'Workshop ini menghasilkan beberapa hal, antara lain ; jadwal kampanye Partai

Politik Peserta Pemilu di tiap-tiap Kabupateflota, keharusan untuk melakcan

Page 29: LAPORAN PEMELITIAN DIPA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1606/1/JUNAIDI INDRAWADI_220_10.pdf · LAPORAN PEMELITIAN DIPA NETRALITAS BIROKRASI DALAM PELAKSANAAN PEMILU LEGlSLATlF

koordinasi dengan Pemerintah KabupatenfKota dan pihak kepolisian, pertemuan

dengan peserta pemilu untuk menyampaikan jadwal kampanye, monitoring kampanyc

yang harus dilahkan oleh KPU KabupatenKota dan audit laporan dana kamapanye

serta Launching kamanye damai.

Setelah Workshop di Nuansa Maninjau, KPU Padang mengadakm pertemuan

dengan Peserta Pemilu (Parpol). Pertemuan dengan Partai Politik diadakan pada 28

Februari 2009 di Balai Kota Padang untuk menyampaikan informasi seputar pemilu.

Disamping itu pertemuan ini juga menyampaikan tentang aturan kampanye dan jadwal

kampanye secara umum dan penyampaian hardcopy peraturan KPU No. 19 tahun 2008

tentang Pedoman Pelaksanaan Kampanye Pemilihan Umum Anggota Dewan

Penvakilan Rakyat, Dewan Penvakilan Daerah, Dan Dewan Penvakilan Rakyat

Daerah. '

Selanjutnya KPU Padang melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kota

Padang berkaitan lokasi kampanye rapat umum dan perizinan tempat kampanye.

Pertemuan dilakukan dengan Kepala Kantor Kesbangpol Kota Padang hingga

dikeluarkan lokasiltempat kampanye yang bisa d~gunakan oleh peserta pemilu untuk

melakukan karnpanye rapat umum. Dalam pertemuan ini Kakan Kesbangpol

menyampaikan bahwa lokasi kampanye rapat umum sesuai dengan Surat Edaran

Walikota Padang Nomor 271.02.93hI-Kesbangl2009 tanggal 3 Februari 2009 tentang

Lokasi Kampanye (Rapat Umum) dan tempat pemasangan atribut (baliho) untuk

Pemilu Legislatif dan Pilpres Tahun 2009.

Bersadarkan surat edaran ini maka KPU Kota Padang menyusun lokasi

kampanye menurut daerah pemilihan (dapil) dimana masing-masing dapil disediakan 2

lokasi kampanye. Adapun lokasi kampanye tersebut adalah :

Da pi1

I

11

111

24

Kecamatan

Padang Barat dan

Padang Utara

Koto Tangah dan Nanggalo

Kuranji dan Pauh

Nama Tempat

GOR Agus Salim dan

Danau Cimpago

Lapangan PSTS Tabing dan Lapangan Kurao Pagang

Lapangan KAN Kuranji d m Lapangan Binuang Kp. Dalarn

Izin Tempat

Pemko Padang

dan Camat

Camat

Camat

Page 30: LAPORAN PEMELITIAN DIPA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1606/1/JUNAIDI INDRAWADI_220_10.pdf · LAPORAN PEMELITIAN DIPA NETRALITAS BIROKRASI DALAM PELAKSANAAN PEMILU LEGlSLATlF

Koordinasi juga dilakukan oleh KPU Kota padang dengan pihak Kepolisian Kota Besar

Padang menyanghut Surat Tanda Terima Pemberitahuan (STTP) Kampanye Pemilu

Rapat Umum, Rute kampanye dan keamanan ketika rapat umum berlangsung. Dalam

ha1 ini KPU Kota Padang menyarnpaikan jadwval dan lokasi kampanye rapat umum.

Pada tanggal 5 Maret 2009, bertempat di Balai Latihan Koperasi Padang, KPU Kota

Padang mengadakan pertemuan dengan Partai Politik peserta pemilu untuk

menjelaskan beberapa ha1 penting berkaitan dengan teknis kampanye, penjelasan

tentang jadwal dan lokasi kampanye serta lotting lokasi kampanye untuk masing-

masing peserta pemilu. Pada tanggal 7 Maret 2009 KPU Kota Padang menyampaikan

jadwal kampanye kepada partai politik dan Panwalu Kota Padang. (Jahual dan lokasi

kampanye terlampir). Pada kesempatan ini, penvakilan pemko Padang dan

Wakapoltabes Padang turut hadir. Wakapoltabes Padang juga menyampaikan informasi

yang berkaitan dengan pengurusan Surat Tanda Terima Pemberitahuan (STTP)

Kampanye ,Pemilu Rapat Umum, rute kampanye dan keamanan ketika rapat umum

berlangsung.

Pelaksanaan kampanye rapat umum dibuka dengan launching kampanye

darnai. Untuk pelaksanaan kegiatan ini dilakukan koordinasi dengan pemko Kota

Padang dan KPU Provinsi Sumatera Barat. Hal ini dikarenakan KPU Provinsi Sumatera

Barat juga menggelar Launching Kampanye Damai pada hari yang sama. Launcing

Kampanye Damai dilaksanakan pada tanggal 16 Maret 2009 diawali dengan

pembacaan Ikrar Kampanye Damai, Badunsanank dan Berbudaya oleh penvakilan

Partai Politik Kota Padang di Aula I A N Imam Bonjol Padang. Kemudian dilanjutkan

dengan acara pembukaan Kampanye damai oleh Wakil Walikota Padang dan Ketua

KPU Kota Padang bertempat di lapangan Imam Bonjol Padang dan dihadiri oleh

seluruh partai politik peserta pemilu dan calon DPD.

IV Padang Timur, Padang Selatan d m Bungus TI. Kabung

Lubuk Begalung danLubuk Kilangan

Lapangan PJKA dan

RTH Imam Bonjol

Lapangan Cangkeh dan

Lap. Veledrum Rimbo Data

Camat dan

Pemko Padang

Camat

Page 31: LAPORAN PEMELITIAN DIPA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1606/1/JUNAIDI INDRAWADI_220_10.pdf · LAPORAN PEMELITIAN DIPA NETRALITAS BIROKRASI DALAM PELAKSANAAN PEMILU LEGlSLATlF

Pada tanggal 17 Maret 2009, dimulailah Kampanye Rapat Umum. Partai

Politik pertama yang melakukan kampanye sesuai jadwal adalah Partai Barisan

Nasional dan Partai Perjuangan Indonesia Baru. Hanya saja, kedua partai ini tidak

memakai kesempatan ini untuk melalc~kan kampanye rapat umum. Baru pada tanggal

18 Maret 2009, Partai Keadilan Sejahtera melakukan kampanye rapat umum di

lapangan RTH Imam Bonjol Padang. Selanjutnya kampanye rapat umum dilahwkan

oleh partai politik sesuai jadwal yang diberikan. Khusus untuk Partai Demokrat, terjadi

perubahan jadwal kampanye. Semula jadwal kampaye rapat umum Partai Demokrat

adalah tanggal 26 Maret 2009. Tapi berdasarkan Keputusan KPU No.

173/Kpts/KPU/Tahun 2009, jadwal Partai Demokrat berubah menjadi tanggal 29 Maret

2009.

Secara umum, pelaksanaan kampanye rapat umum yang dilaksanakan oleh

partai politik berlangsung aman, tertib dan sesuai dengan jawdal. Hanya saja ada

beberapa partai politik yang tidak menggunakan haknya untuk melakukan kampanye

rapat umum Partai politik tersebut memilih untuk tidak melaksanakan kampanye rapat

umum atau melaksanakan karnpaye dalam bentuk lain, misalnya melakukan kunjungan

ke panti asuhan, atau kampanye simpatik. Adapun Pelaksanaan dan Tempat Kampanye

(terlampir) pada lampiran 2.

Terkait netralitas birokrasi dalam ha1 kampanye ini, memang ada beberapa

persoalan, misalnya masih ada PNS yang datang sebagai partisipan dalam karnpanye,

namun mereka tidak memakai baju dinas. Kampanye yang dilakukan dekat kantor-

kantor pemerintahan, juga terlihat beberapa pegawai yang berada dekat lokasi

kampanye, misalnya di FWT Imam Bonjol dan GOR H Agus Salim. Hal ini ada juga

yang diadukan ke Panwas dan KPU Kota Padang. Menyangkut fasilitas untuk

kampanye, selain yang difasilitasi oleh KPU juga disediakan oleh masing-rnasing partai

politik. Disini juga tidak terlihat campur tangan birokrasi yang menyebabkan ketidak

netralannya.

Bagitu juga pada masa tenang, persoalan lebih banyak muncul pada partai

politik dan para calon legislatifnya Diantara persoalan yang muncul; masih ada

kegiatan kampanye terselubung pada masa tenang, partai politik dan para calon

legslatif tidak menurunkan atribut-atributnya pada masa tenang. Dalam hal ini

birokrasi juga dipandang cukup netral.

Page 32: LAPORAN PEMELITIAN DIPA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1606/1/JUNAIDI INDRAWADI_220_10.pdf · LAPORAN PEMELITIAN DIPA NETRALITAS BIROKRASI DALAM PELAKSANAAN PEMILU LEGlSLATlF

3. Netralitas birokrasi pada tahap penyelenggaraan pernungutan suara dan penghitungan suara

Pernungutan dan penghitungan suara di 1942 TPS dilakukan pada tanggal 9

april 2009 di Kota Padang, pada umurnnya berjalan lancar, meskipun tidak dimungkiri

adanya beberapa kelemahan-kelemahan yang dilahkan oleh para penyelenggara Hal

lain yang menjadi kendala di tingkat KPPS adalah proses pengisian formulir Model C

DPR, DPD, Dan DPRD Provinsi dan KabIKota yang dibeberapa KPPS masih ter;adi

kesalahan pengisian, ini dapat diindikasikan masih adanya KPPS yang belum mengerti

dengan cara pengisisian Formulir tersebut, terutama dalarn pengisian sertifikat hasil

penghitungan suara

Pada proses pemungutan dan penghitungan suara di TPS dan PPK, juga

dihadiri oleh saksi dari partai politik, Pemantau Pemilu dan juga Pengawas Pemilu dan

masyarakat sekitar. Adapun saksi partai politik yang menjadi saksi di TPS tidak

mewakili seluruh partai politik yang ada, tetapi hanya beberapa orang saksi saja.

Adapun saksi partai politik yang ada di TPS antara lain : saksi dari partai PKS, Partai

Demokrat, Partai Hanura, Partai Golkar, Partai Gerindra Partai PDIP. Posisi saksi

inipun, tidak pada semua TPS, kecuali saksi dari Partai PKS yang harnpir mempunyai

saksi disetiap TPS.

Selain itu Pemantau Pemilu juga ada yang ikut memonitoring pelaksanaan

Pemungutan dan Penghitungan suara di TPS. Pada pemilu anggota DPR, DPD, DPRD

Provinsi dan DPRD KabJKota tahun 2009 pemantau permlu yang ikut berpartisipasi

adalah Pemantau pemilu yaitu JPRR. Panitia Pengatvas pemilu juga ada di TPS. tetapi

karena tidak ada Panita Pengawas Pemilu per TPS, umumnya Panwaslu kelurahan yang

datang ke TPS secara bergantian. Tentu inipun tidak maximal dalarn melakukan

Monitoring. Sesuai dengan Peraturan KPU No. 35 tahun 2009, tentang pemungutan dan

Penghitungan suara untuk Panwaslu wajib diberikan 1 rangkap berita acara

pemungutan dan penghitungan suara oleh KPPS.

Dalarn proses ini, tentu juga tidak ketinggalan, masyarakat yang berada

disekitar lokasi TPS juga ikut memantau. Dan bahkan ada masyarakat yang diluar TPS

itu pun ikut memonitoring dan penyaksikan proses pemungutan dan pengunghtungan

suara Ini semua semata-mata pengawasan Fang dilakukan oleh masyarakat dalam

mengawal proses demokrasi di Indonesia, yang bermula dari TPS dimana pemungutan

dan penghtungan suara dilaksanakan.

Page 33: LAPORAN PEMELITIAN DIPA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1606/1/JUNAIDI INDRAWADI_220_10.pdf · LAPORAN PEMELITIAN DIPA NETRALITAS BIROKRASI DALAM PELAKSANAAN PEMILU LEGlSLATlF

Proses Rekapitulasi penghitungan suara di KPU Kota Padang yang

dilaksanakan pada tanggal 18 - 24 April 2008, yang dilaksanakan di dua tempat yitu

RRI pada tanggal 18-20 April 2008 dan Balitbang Provinsi dari tanggal 21- 24 April

2008. Dalam proses Rekapitulasi penghitungan suara di KPU Kota Padang sempat

diwamai sedikit keributan yang dilakukan oleh saksi partai Hanura yang merasa ada

kecurangan di Kecamatan Padang Utara, khususnya di Kelurahan Lolong Belanti TPS

16. Dimana di TPS 16 tersebut diindikasikan ada penggelembungan suara yang

dilakukan oleh KPPS bekerjasama dengan PPS bersangkutan untuk membantu caleg

atas nama sdr. Maidestal Hari Mahesa dari Partai Persatuan Pembangunan sehingga

diklaim meru~kan salah satu caleg dari partai Hanura tersebut yaitu atas nama sdr.

Suhaidi.

Adapun tuduhan yang disampaikan pada Rekapitulasi penghitungan suara di

tingkat JWU Kota Padang Pada tanggal 18 April 2009 di RRI tersebut adalah adanya

DPT yang tidak punya NIK, yang diakomodir oleh PPS atas suruhan dari Sdr.

Maidestal Hari Mahesa sebanyak 353 orang, dan laporan ini sudah disampaikan ke

Panwas Pernilu dan sudah ditangani oleh Gakkumdu Poltabes Kota Padang. Dan saksi

Partai Partai Hanura tersebut, meminta Rekapitulasi penghitungan suara untuk Kelam

Rekapitulasi Kecamatan Padang Utara dipending sampai proses hukurnnya selesai.

Dalam Pleno KPU Kota Padang tersebut disampaikan bahwa proses rekapitulasi tetap

berjalan, dan jika memang ada sengketa terhadap hasil, inilah yang akan dibawa ke

Mahkamah Konstitusi. Tetapi saksi Partai Politik Hanura tetap saja melahwkan protes

sehingga mengganggu jalannya Pleno Rekapitulasi penghtungan suara ditingkat KPU

Kota Padang. Sehingga akhirnya KPU Kota Padang menskor pembacaan rekapitulasi

untuk kecamatan Padang Utara dan dilanjutkan dengan kecamatan yang lainnya.

Hingga sampai akhirnya, berhubung kecamatan yang lain belurn juga

menyelesaikan Rekap di PPK, maka pada tanggal 21 april 2008 pembacaan

Rekapitulasi pengghitungan suara Kecarnatan Padang Utara dilanjutkan, dengan

sebelumnya memberikan pemahaman kepada saksi partai politik yang bersangkutan,

bahwa proses rekapitulasi ini harus tetap dijalankan meski ada proses hokum yang

dijalankan oleh Partai Politik, karena substansinya berbeda antara DPT dengan hasil

Pemilu. Jika Proses hokum DPT diterima oleh penyidik maka ini adalah pelanggaran

Pidana, dan jika ada perbedaan hasil nantinya maka ini masuk sengketa hasil yang

Page 34: LAPORAN PEMELITIAN DIPA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1606/1/JUNAIDI INDRAWADI_220_10.pdf · LAPORAN PEMELITIAN DIPA NETRALITAS BIROKRASI DALAM PELAKSANAAN PEMILU LEGlSLATlF

hams diselesaikan di Mahkarnah Konstitusi. Oleh karena itu Rekapitulasi penghitungan

suara di tingkat KPU Kota Padang harus tetap dilanjutkan dan dipindahkan ke Gedung

Balitbang Provinsi Sumatera Barat , semata-mata untuk alasan efisiensi anggaran,

karena jadwal Rekapitulasi ditingkat KPU Kota Padang mengalami kemoloran dari

tahapan Pernilu. Narnun akhimya pada tanggal 24 April 2009 jam 02.00 WIb dini hari

seluruh Proses Rekapitulasi penghitungan suara ditingkat KPU Kota Padang dapat

diselesaikan, dengan penetapan Keputusan KPU Kota Padang No. 26 tahun 2009

tentang Penetapan Hasil Pemilu anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi d m DPRD

KabJKota tingkat Kota Padang. Dan dilanjutkan dengan penandatangan Berita acara

Rekapitulasi hasil oleh KPU d m saksi Partai Politik sampai pada pukul 12.00 sesudah

sholat Jurnat. Adapun saksi partai politik yang datang dan menandatangani Rekapitulasi

penghltungan suara tingkat KPU Kota Padang dari Partai Politik adalah sebagai

berikut:

PARTAI GERAKAN INDONESIA [ RAYA wlsMAN I PARTAI KEADILAN SEJAHTERA RAHMAT SALEH

NO

1.

1 4. 1 PARTAl AMANAT NASIONAL I MASRUL I

PARTAI POLITIK

PARTAIHANURA

NAMA SAKSI YANG

MENANDATANGANI

BUD1 IRAWAN &

GUSWANDRI, S.E

5.

6.

7.

8.

9.

PARTAI ICEBANGUTAN BANGSA

PARTAI PEMUDA INDONESLA

PARTAI GOLONGAN KARYA

10

RAMUS KAMANG

SISKA PUSPA SARI

JUMADI, S.H

PARTAI PERSATUAN

PEMBANGUNAN

PARTAI DEMOKRASI INDONESIA

PERJUANGAN

SYAFRLL B

DELIKSON MUNTHE

PARTAI DEMOKRAT JANUARDI SUMKA,MH

Page 35: LAPORAN PEMELITIAN DIPA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1606/1/JUNAIDI INDRAWADI_220_10.pdf · LAPORAN PEMELITIAN DIPA NETRALITAS BIROKRASI DALAM PELAKSANAAN PEMILU LEGlSLATlF

BeriLut ini hasil Rekapitulasi perolehan suara sah dan tidak sah Partai Politik Pada

Pemilu Tahun 2009 tingkat KPU Kota Padang:

NOMOR DAN NAMA PARTAI PEROLEHAN SUARA

I 1 I PARTAI HAT1 N W I RAKYAT

( 2 1 PARTAI KARYA PEDULI BANGSA I 2,8 12 1

3

4

5

PARTAI KEADILAN DAN

PERS ATUAN INDONESIA

PARTAI PENGUSAHA DAN

PEKERJA INDONESIA

I I

I 8 I PARTAI KEADILAN SEJAHTERA

1:251

PARTAI PEDULI RAKYAT

NASIONAL

PARTAI GERAKAN INDONESIA

RAYA

3,429

11,631

780 6

PARTAI PERJUANGAN INDONESIA

( I 0 (BARU

PARTAI BARISAN NASIONAL

I I 9

11

12

PARTAI AMANAT NASIONAL

13

14

39,205

PARTAI KEDAULATAN

PARTAI PERSATUAN DAERAH

15

1 18 1 PARTAI MATAHARI BANGSA 1 6,042 1

2,309

2,546

PARTAI ICEBANGKITAN BANGSA

PARTAI PEMUDA INDONESIA

16

17

2,400

468

PARTAI NASIONAL JNDONESLA

MARHAENISME 499

PARTAI DEMOKRASI PEMBARUAN

PARTAI KARYA PERJUANGAN

19

2,665

792

PARTAI PENEGAK DEMOKRASI

INDONESIA 897

Page 36: LAPORAN PEMELITIAN DIPA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1606/1/JUNAIDI INDRAWADI_220_10.pdf · LAPORAN PEMELITIAN DIPA NETRALITAS BIROKRASI DALAM PELAKSANAAN PEMILU LEGlSLATlF

I I PARTAI DEMOKRASI

1 2 1 1 PARTAI REPUBLIKA NUSANTARA I 1,144 I I

PARTAI PERSATUAN 1 24 I PEMBANGUNAN

22 I PARTAI PELOPOR I I

1 25 1 PARTAI DAMN SEJAHTERA

1,658

23

1 27 1 PARTAIBULANBINTANG

PARTAI GOLONGAN KARY A

26

29,4 13

1 31 1 PARTAIDEMOKRAT

PARTAI NASIONAL BENTENG

KERAKYATAN INDONESIA

28

29

30

I 32 I PARTAI KASIH DEMOKRASI

INDONESIA

559

PARTAI DEMOKRASI INDONESIA

PERJUANGAN

PARTAI BINTANG REFORMASI

PARTAI PATRIOT

7,174

6,270

1,023

I I

33 1 PARTAI INDONESIA SEJAHTERA

34

1 44 1 PARTAIBURUH

183

PARTAI KEBANGKTTAN NASIONAL

ULAMA

41

42

43

POLITIK)

PARTAI MERDEKA

PARTAI PERSATUAN NAHDLATUL

UMMAH INDONESIA

PARTAI SARIKAT INDONESIA

A. JUMLAH SUARA SAH CALON ANGGOTA

DPRD KABIKOTA (CALON DAN PARTAI

B. JUMLAH SUARA TIDAK SAH CALON

ANGGOTA DPRD KOTA

608

-

629

33 1,887

Page 37: LAPORAN PEMELITIAN DIPA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1606/1/JUNAIDI INDRAWADI_220_10.pdf · LAPORAN PEMELITIAN DIPA NETRALITAS BIROKRASI DALAM PELAKSANAAN PEMILU LEGlSLATlF

Dalarn rapat Pleno penetapan perolehan kursi dan calon terpilih anggota

DPRD Kota Padang periode 2009-2014 ini tidak ada keberatan dari saksi partai

politik, pada umumnya s a k i yang hadir sepakat dengan penetapan kursi dan

penetapan calon terpilih anggota DPRD Kota Padang periode 2009-2014 yang telah

ditetapkan oleh KPU Kota Padang pada tanggal 17 Mei 2009 dalam rapat pleno

terbuka KPU Kota Padang :

NOMOR DAN NAMA PARTAI PEROLEHAN SUARA

1 9 1 PARTAI AMANAT NASIONAL 1 39,205 1 5 KURSI I

PEROLEHAN TOTAL KURSI PARPOL

1 10 1 PARTAI PERJUANGAN INDONESIA BARU 1 1.507 1 I

1

2

4

5

6

8

13,390

2,812

1,251

3,429

11,631

780

4,939

39,638

PARTAI HATI NURANI RAKYAT

PARTAI KARYA PEDULI BANGSA

PARTAI PENGUSAHA DAN PEKERJA INDONESIA

PARTAI PEDULI RAKYAT NASIONAL

PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA

PARTAI BARISAN NASIONAL --

PARTAI KEADILAN DAN PERSATUAN INDONESIA

PARTAI KEADLAN SEJAHTERA

4 KURSI

2 KURSI

6 KURSI

11

12

13

PARTAI KEDAULATAN

PARTAI PERSATUAN DAERAH

14

15

2,309

2,546

PARTAl KEBANGKITAN BANGSA

16

17

2,400

PARTAI PEMUDA INDONESIA

PARTAI NASIONAL INDONESIA MARHAENISME

1 8

468

499

PARTAI DEMOKRASI PEMBARUAN

PARTAI KARYA PEWUANGAN

19

2,665

792

PARTAI MATAHARI BANGSA 6,042

PARTAI PENEGAK DEMOKRASI INDONESIA 897

Page 38: LAPORAN PEMELITIAN DIPA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1606/1/JUNAIDI INDRAWADI_220_10.pdf · LAPORAN PEMELITIAN DIPA NETRALITAS BIROKRASI DALAM PELAKSANAAN PEMILU LEGlSLATlF

20

2 1

KURSI

22

23

24 KURSI

PARTAI DEMOKRASI KEBANGSAAN

PARTAI REPUBLIKA NUSANTARA

2,73 1

1.144

PARTAI PELOPOR

PARTAI GOLONGAN KARYA

PARTAI PERSATUAN PEMBANGUN.

27 PARTAI BULAN BINTANG i 25

26

PARTAI I

1,658

12,571

DEMOKR

5 -

3

PARTAI DAMN SEJAHTEM

PARTAI NASIONAL BENTENG KERAKYATAN INDONESIA

KURSI

1,946

559

29

30

3 1

32

33

PARTAI BINTANG R E F O W S I

PARTAI PATFUOT

PARTAI DEMOKRAT

PARTAI KASIH DEMOKRASI INDONESIA

34

PARTAI INDONESIA SEJAHTERA

4 1

42

43

A. m A . H SI KABIKOTA (CALUN UAN YAK I AI ruu I I

6,270

1,023

9

1,453

183

PARTAI KEBANGKITAN NASIONAL ULAMA -

44

JARA SA A 7 ->r-,

_I

17 KURSI

1,098

PARTAI MERDEKA

PhRTAI PERSATUAN NAHDLATUL UMMN I INDONESIA

PARTAI SARIKAT INDONESIA

15 KURSI

608

629

PARTAIBURUH

I B. JUMLAH SUARA TIDAK SAH CALON ANGGOTA (

842

Page 39: LAPORAN PEMELITIAN DIPA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1606/1/JUNAIDI INDRAWADI_220_10.pdf · LAPORAN PEMELITIAN DIPA NETRALITAS BIROKRASI DALAM PELAKSANAAN PEMILU LEGlSLATlF

Setelah penetapan kursi, Pleno KPU Kota Padang pada tanggal 17 Mei 2009,

dilanjutkan dengan penetapan calon terpilih berdasarkan perolehan Iwrsi partai

politik Berikut ini 45 orang calon terpilih anggota DPRD Kota Padang periode

2009-2014 di 5 daerah pemilihan beserta perolehan suaranya :

Daerah Pemilihan : PADANG I

PARTAl POLITIK

PARTAI DEM

Daerah Pemilihan : PADANG I1

PARTAI KEADTLAN SEJAHTERA PARTAI AMANAT NASIONAL PARTAI GOLONGAN KARYA PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN

--q 3

3

2

1

PARTAI POLITIK

4

5

1

2

PERINGKAT SUARASAH

6

I

I

I

NAMA CALON TERPILIH

1 2

PARTAI HAT1 NURANI RAKYAT PARTAI GERAKAN INDONESIA RAY A PARTAI KEADILAN SEJAHTERA

PUN ARDI, S.Ag

JON1 ISMED -

JUMADI, SH

JAWARDI, SE

I

SUARA SAH

4

OSMANAYUB

MHD. FAUZI

MUHARLION, S.Pd

1318

1293

1817

83 1

5

64 1

645

1992

I1

I

I

I

Page 40: LAPORAN PEMELITIAN DIPA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1606/1/JUNAIDI INDRAWADI_220_10.pdf · LAPORAN PEMELITIAN DIPA NETRALITAS BIROKRASI DALAM PELAKSANAAN PEMILU LEGlSLATlF

ll *

11 lo I PARTAI DEMOKRAT

PARTAI DEMOKRAT

1 11 l1 I PARTAI DEMOKRAT

PARTAIDEMOKRAT

PARTAI POLITIK 0 PARTAI HAT1 NURANI 1 RAKYAT PARTAI GERAKAN

' I INDONESIA RAYA I PARTAI KEADILAN

3 SEJAHTERA PARTAIAMANAT ' NASIONAL PARTAI GOLONGAN

PARTAI BULAN

PARTAI DEMOKRAT

1 PARTAIDEMOKRAT

11 / PARTAIDEMOKRAT

1 I AZWAR SRY, SH, MM 1 6203 1 I 11

erah P

3

5

NO. LJRUT DCT

Daerah P

1n1~

Drs. H. SYAMSUSULIN

RON1 CANDRq SPd

11 NO I PARTAI POLITIK 1 EY

II I PARTAI HAT1 NURANI RAKYAT

1558

1310

PARTAI KEADILAN

PARTAI AMAN AT

111

IV

nilihan : PADANG 111 R I

NAMA CALON SUARA PERWGKAT TERPILIH SAH SUARA SAH

ZAHARMAN, SH 1 816 1 MUZNI ZEN

HADISON, S.Si,Apt 2287

USMARDI THAREB 1553 I

JAMASRI, SE 1337 I

JAFRI, S.Ag 2199 I

ERISON,BAc 4540 I

NOVERI, SH 1 1797 1 11

nilihan : PADANG N

- % i i i G q l q ~ l RAFLIS AGUS

BUDIMAN, S.Ag 2020 I I

MASRUL 1546 I I

Page 41: LAPORAN PEMELITIAN DIPA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1606/1/JUNAIDI INDRAWADI_220_10.pdf · LAPORAN PEMELITIAN DIPA NETRALITAS BIROKRASI DALAM PELAKSANAAN PEMILU LEGlSLATlF

Daerah Pemilihan : PADANG V

TERPKIH

1 2 3 4 5 6

6

lo

PARTAI HAT1 NURANI RAKYAT PARTAI KEADZLAN SEJAHTERA PARTAI AMANAT NASIONAL PARTAl GOLONGAN KARYA

Terkait netralitas birokrasi pada tahap pernungutan dan penghitungan suara,

birolcrasi dipandang cukup netral. Lahirnya berbagai persoalan dalarn penghitungan

suara leblh banyak murni persoalan antara partai politik, calon legislatif dan

penyelenggara pernilu. Persoalan ini muncul disebabkan karena masih rendahnya SDM

penyelenggara pernilu pada tingkat PPK PPS dan U P S . Ada yang tidak mengerti

bagaimana pengisian instrument logistik pemilu. Pada saat pernungutan suara,

dibeberapa tempat memang terjadi persoalan, misalnya para pernilih yang tidak tercatat

PARTAI GOLONGAN KARYA PARTAI B n A N BINTANG PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN

PARTAI DEMOKRAT

PARTAI DEMOKRAT

PARTAI DEMOKRAT

PARTAI DEMOKRAT

AFRIZAL, SH

ARPENDI Dt TAN BAGINDO

ALBERT HENDRA LUKMAN, SE

ZULHERMAN,S.Pd ,MM

IDRA, SH

JANUARDI SUMKq BAc, SH, MH

Drs. SYAHRIDAL

1

1

9

5

1 --

1

10

4

5

ti

6

1

9

PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN

PARTAI DEMOKRAT

PARTAI DEMOKRAT

PARTAI DEMOKRAT

1352

1525

1654

4448

2387

2350

1860

IR. H. YENDRJL

RAHAYU PURWANTI

ASRIZAL

M.DINUL AKBAR, SE

I

I

I

I

I1

LU

IV

IRWANFIKlU, SH

JON ROZA SYAUKANI

Drs. SURYA JUFRI BITEL

PRINTS SANDDROSEN

1412

1276

2259

1356

I

I

I

I

763

3035

2348

171 1

I

I

I1

111

Page 42: LAPORAN PEMELITIAN DIPA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1606/1/JUNAIDI INDRAWADI_220_10.pdf · LAPORAN PEMELITIAN DIPA NETRALITAS BIROKRASI DALAM PELAKSANAAN PEMILU LEGlSLATlF

pada Daftar Pernilih Tetap ingin iLwt memilih dan akhirnya dibolehkan ikut memilih

dengan memperlihatkan Kartu Tanda Penduduk. Begitu juga pada saat penghitungan

suara, juga terjadi persoalan di beberapa tempat, rnisalnya penentuan suara sah atau

tidaknya karena pencoblosan yang dilakukan tanpa membuka kertas suara secara baik

yang berakibat mengenai bagian belakang tapi tidak pada gambar yang lain. Semua ini

bukan karena intervensi pihak lain, termasuk aparat birokrasi.

Page 43: LAPORAN PEMELITIAN DIPA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1606/1/JUNAIDI INDRAWADI_220_10.pdf · LAPORAN PEMELITIAN DIPA NETRALITAS BIROKRASI DALAM PELAKSANAAN PEMILU LEGlSLATlF

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan.

Dari paparan temuan dan pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan hal-ha1 sebagai

berikut :

1. Masih ada kasus-kasus kecil yang orang mengasumsikan birokrasi belum netral,

misalnya adanya intervensi pada tingkat PPK di kantor kecamatan dan PPS pada

kantor kelurahan dalarn hal penetapan DaRar Pemilih Tetap (DPT).

2. Munculnya berbagai persoalan dalarn pemilu lebih dominan persoalan antara partai

poltik, calon legislatif dengan penyelenggara pemilu.

3. Lahimya berbagai persoalan itu juga sebabkan karena rendahnya Sumber Daya

Manusia penyelenggara pemilu, khususnya pada penyelenggara tingkat PPK, PPS

dan KPPS.

4. Rendanya SDM penyelenggara pemilu khususnya pada tingkat PPK, PPS dan KPPS

karena honorarium yang mereka terima juga rendah, sehingga peminat untuk

menjadi penyelenggara pemilu pada tahap ini sangat rendah.

B. Saran.

Berdasarkan temuan penelitian, maka beberapa saran yang dapat diajukan sebagai

berikut :

1. Aparat birokrasi hendaknya benar-benar memposisikan diri sebagai aparatur yang

netral dalam setiap pelaksanaan pemilu .

2. Tingkatkan Surnber Daya Manusia penyelenggara pemilu, tennasuk penyelenggara

pada tingkat PPK, PPS maupun KPPS.

3. Berikan pendidikan politik kepada masyarakat akan pentingnya pemilu dalarn

kehidupan demokrasi dan kenegaraan.

Page 44: LAPORAN PEMELITIAN DIPA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1606/1/JUNAIDI INDRAWADI_220_10.pdf · LAPORAN PEMELITIAN DIPA NETRALITAS BIROKRASI DALAM PELAKSANAAN PEMILU LEGlSLATlF

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Sqwkur (1991), Budaya Birokrasi Indonesia, PT Pustaka Ut;tma Grafi ka, Jakarta.

Abdul Wahab, Solichln (1998), Reformasi Pelayanan Publik Menuju Sistem Pelayanan yang Resporzsif dan Berktialitas, Fakxltas Ilmu Administrasi Unibraw, Malang.

Albrow, Martin (1989), Birokrasi (alih bahasa : Rusli Karim dan T.Darl\.anlo) PT Tiara Wacana, Yokyakarta

Arnirin, NT (1989), Menyusun Rencana Penelitian. CV Rajawali,Jakarta.

Benveniste, Guy (1991), Birokrasi (alih bahasa : Sahat Simamora), PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Blau, Peter M dan Meyer (2000), Birokrasi Dalam Masyarakat Modern, Rineka Cipta, Jakarta.

Bogdan, R & Tailor, SJ (1992), Pengantar Metode Kualitatzf(a1ih bahasa : A. Khozin Afandi), Usaha Nasional, Surabaya

Castel, Lance (1976), Bureaucracjl and sosiety in Indonesia, Umpublished Paper.

Darnanhuri,S (2006), Korupsi, Reformasi Birokrasi daiz Masa Depan Ekonoini Indonesia, FE-UI Jakarta

Faisal, Sanafiah (1990), Penelifian Kua1itatl:L Y A 3, Malang.

Islamy, Mohd Irfan (1998), Agenda Kehijakan Reformasi Adminisrrasi Negara (Pidato Pengukuhan Guru Besar Universitas Brawijaya, Malang.

Jackson, D. Karl (1991), Bureaucrntic Polity ; A Theoretical Framework For The Anaslysis Of Power and Commurzications in Indonesia University of California Press.

Kaisiepo, Manuel (1992), Birokrasi daiz Politik di Indonesia Era Orde Baru, Jumal Ilmu politik.

Kuntowijoyo (1 999 , Demokrasi dan Budaya Birokrasi, Yokyakarta.

Maschab, Mashuri (1991), Birokrasi Orde Baru, LP3ES Jakarta.

Mas'oed, Mohtar (1994), Politik Birokrasi dan Pembangunan, Pustaka Pelajar, Y ogyakarta.

Page 45: LAPORAN PEMELITIAN DIPA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1606/1/JUNAIDI INDRAWADI_220_10.pdf · LAPORAN PEMELITIAN DIPA NETRALITAS BIROKRASI DALAM PELAKSANAAN PEMILU LEGlSLATlF

Miles, M.B & Huberrnan, A.M (1986), Qualitative Data Analisys, London Publication, Ltd.

Moleong, Lexy J (1990), Metode Penelitian Kualitatif, PT Remaja Karya, Bandung.

Palombara, La (1 967), Bureaucracy and Political Development, Princenton, New Jersey.

Rais, Amin (1986), Demokrasi dun Proses Politik, LP3ES.

Rasyid, Riyaas (1 991), Birokrasi dalam Budadam Lokal; Kasus di Sulawesi Selatan (dalam, Profil Budaya Politik Indonesia; Penyunting Alfian & Nazarudin Sjarnsudin), Pustaka Utarna Grafiti, Jakarta.

Riza, N.A (1996), Demokrasi Indonesia Kontemporer, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta

Santoso, Priyo Budi (1995), Birokrasi Pemerintahan Orde Baru, Rajawali Pers, Jakarta

Soegijatno (1992), Birokrasi dan Hukum Tata Usaha Negara , CV Raja~vali, Jakarta

Soeprapto, Riyadi (1999), Clean Government. Kinerja Birokrasi dan Pelayanan Publik, Salah Satu Alterimtif dalam Menghadapi Kriszs, Pascasarjana Unibra~v.

Sudijono (1995), Perilaku Politik,-CV Rajawall> Semarang.

Taliziduhu, Ndaraha (1986), Birolcrasi Pernbangurzan. : Dominasi atatr Alat Demokrasi, Jumal Ilmu Politik, Grarnedia, Jakarta

Thoha, Mifiah (1990), Netralitas Birokrasi di Indonesia &lam Membangun Martabat Manusia, Peraiz Ilmu-Ilmtl Sosial dalam Membangun, Gajah Mada Press, Yokyakarta.

Weber, Max (edited by Robert K Merton. Cs) The Esensial of Btireaucracy Organization: An Ideal- Type Construction. (journal), The Free Press.

---------------- , UU Nomor 22 tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilu

---------------- , UU Nomor 10 tahun 2008 tentang Pernilihan Umum Anggota DPR, DPD dan PDRD

--- ------ ----- , UU Nomor 2 tahun 2008 tentang Partai Politik

------- ------ , Peramran-Peramran KPU dan KPU Daerah Kota Padang

Page 46: LAPORAN PEMELITIAN DIPA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1606/1/JUNAIDI INDRAWADI_220_10.pdf · LAPORAN PEMELITIAN DIPA NETRALITAS BIROKRASI DALAM PELAKSANAAN PEMILU LEGlSLATlF

Lampi ran:

Nama-nama anggota PPK Kota Padang di 11 Kecamatan yang ditetapkan dalam Pleno KPU Kota Padang pada tanggal 24 januari 2009 adalah sebagai Berikut :

Kecamatan : Padang Utara

Kecamatan : Padang Barat

No

1

2

3

4

5

Nama Anggota PPK

Antoni

Asnu Chaier CH, SE

Metri Yunas, SH

Drs. Mukhlis

Nama Anggota PPK

Ir. Andri Yudi

Endi As'ad, S.Ag

Ratnalis Hosein

H. Zamri Malik, SH

Zarnris Dt. R. Sigoto, S.Pd

H. Syafei Salim, B.Sc

I TptlTgl Lahir / AlarnatlTLPlHP (

Tpt/Tgl Lahir

Padangl 10 Oktober 1967

Barulald 10 Januari 1976

Padand 2 Februari 1941

Padand 3 1 Oktober 1952

Payahurnbut1121 November 1948

AlamatlTlpIHp

Jl. Gang Sago No.6 Hp. 08 1363434855 JI. Belanti Barat 111 No.9 Hp. 081266382052 J1. Gajah Mada 9F Alai Tlp. 075 1-8229690 1 JI. Teuhu Umar No. 1 1 C Alai Tlp. 075 1-705041 8 Hp.08126747314

J1. S.Parman No. 207 B TIP. 075 1- 41267 Hp.081363.2817.17

Padand 2 1 Desember 1960

Tarusan/ 15 Agustus 1964

Solold 8 September 1978

Sibolgal 10 April 1960

Padangl21 Oktober 1942

JI. Pdg. Pasir X / lo A

TIP. 0751-7893132 a. P. Karam No. 165 Tlp. 075 1-332079 J1. Veteran IMam 28 C Hp. 08153586522 JI. I'ancasila No. 9 C Hp. 081363461314 J1. Raden Saleh Gg. Cimpago 16 Tlp. 0751-705002

Hp. 0815355250714

Page 47: LAPORAN PEMELITIAN DIPA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1606/1/JUNAIDI INDRAWADI_220_10.pdf · LAPORAN PEMELITIAN DIPA NETRALITAS BIROKRASI DALAM PELAKSANAAN PEMILU LEGlSLATlF

Kecamatan : Padang Timur

l N O l Nama Anggota PPK

Kecamatan : Lubuk Kilangan

TptlTgl Lahir I A'amat1np1Hp

1

2

3

4

5

l N o l Nama Anggota PPK I Tpt/Tg' Lahir I AlarnatlTlplHp

Akmaludin, S.Ag

Drs. Ali Amran, MM

Erwin,SH

Ikhsan, S.Pdi

Joenas Arief

A. SMP 21 No. 18 Bd. Buat Tlp. 075 1-775087 Hp. 081363998355 Padang Besi Tlp. 075 1-7765 19 Jl. Raya Lndarung No. 68 Tlp. 0751-36084 Hp. 08 11 6606008

1

2

3

4

5

J1. Ampera RT. 04/RW. 01 HP, 08 12677 1798 RT. 02lRW.01 Kel, Bd. Buat Hp. 08 137431 7445

Tj.BarulakllOJuni1971

Pesisir Selatad 30 November 1966

Padangl5 Februari 1960

Pandanl 1 2 Agustus 1974

Padangl 17 Juli 1942

Jl. Ikan Anvana Kubu Dalarn Tlp. 0751-840381 J1. Kismangunsarkoro VWlO Hp. 0813 15478076 JI. Tan MalakaNo. 4 A Tlp. 075 1-33493 Hp. 08 126623305 J1 Tarantang Indah RT 05/09 Andalas Hp. 08 1363479065 J1. Sisingamangaraja VV No. 7 Hp. 81 37454033 1 TIP. 075 1 -30326

Defriyeni Dahar, S.TP

Gazali

Joni Alfis

Munawarman,BA

Rasul Atmajaya, S.Pt

P a d a d 10 Mei 1977

Padand 27 April 1957

Padand 24 Juli 1978

Banda Acehl 1 1 Desember 1955

Bandar Buatl 11 Desember 1962

Page 48: LAPORAN PEMELITIAN DIPA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1606/1/JUNAIDI INDRAWADI_220_10.pdf · LAPORAN PEMELITIAN DIPA NETRALITAS BIROKRASI DALAM PELAKSANAAN PEMILU LEGlSLATlF

Kecamatan : Pauh

l Nama Anggo ta PPK I Tpt/Tgl Lahir I A1amaUT1p'Hp

Adlis L

Drs. Jamaan, S.Pdi

Yasril

Yon Kenedi, S.HI

Yumiati

Sirukarnl3 Januari 1945

Padangl12 Januari 1966

Padand 6 Agustus 1946

Tanjung Bonai Aurl 18 September 1975

Padand 13 Agustus 1977

Jl. Bangdes RT. 13RW.02 Kel. Kapalo Koto J1. Psr. RT. 05lRW. 02 No. 43 Kel. Kapalo Koto Hp. 081363309408 Hp. 081363761025 Jl. Bangdes Prk Naut RT. 03/RW. 1 Kel. BKD Jl. Kapalo Koto RT 01 I01 No. 24 Hp. 081363056706 Cupak Tangah RT.2 11RW.02 No. 33 Hp. 08137461 1561

Kecamatan : Kuranji

l N o l Nama Anggota PPK I Tpt'Tg' Lahi,- I AlamatITlplHp I

1 I Chandra Eka Putra, S.TP Padang/ 30 Mei 1971

2

3

Padangl 19 Mei 1979

Padangl 1 Januari 1960

Emkardinal, S.Fi1.I

Yenita Syaiful

4 Padangl28 September 1967

Padangl 17 Juli 1979

Yuherizal, S.Kom

5

Ps. Arnbacang Tlp. 0751-775633 Hp. 081363012512 Gunung Sarik RT.03lRW.02 Hp. 081374245574 Simp. Anduring Tlp. 075 1-840957 Hp. 08137441 8677

Zalmadi, S.HUM

Jl. Villa Tarok NO. 6 RT. 01RW. 01 Hp. 081374632088 k m b o Tarok Hp. 081363757000

Page 49: LAPORAN PEMELITIAN DIPA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1606/1/JUNAIDI INDRAWADI_220_10.pdf · LAPORAN PEMELITIAN DIPA NETRALITAS BIROKRASI DALAM PELAKSANAAN PEMILU LEGlSLATlF

Kecamatan : Koto Tangah

Nama Anggota PPK

Kecamatan : Nanggalo

TptlTgl Lahir I AlamatITlplHp I

Sungai Karnuyang PayaLzmbuW 10 September 1963

Padand 2 Februari 1947

Batusangkarl6 April 1964

G u m lawas/ 14 Juni 1978

Jakarta/ 28 Juli 1964

Jl. Asra Gg. TaqwdlO Tunggul Hitarn

Lubuk Minturun No. 15 RT.05lRW.01 TIP. 075 1-781 6370 Ikur Koto TIP. 075 1-446056 Hp. 081266023646 Sungai Duo Lb. Minturun Hp. 081363381375 Padang Sarai Permai Blok Dl9 Tlp. 07.51483981

l Nama Anggota PPK

1 Anita Silvia, SE

2 Drs, Abdurahman Jacob

3

I TptlTgl Lahir

Drs. Busril Tasar, SH

4 Syafri, SP

Bakongad 15 Agustus 1945

Padangl25 September 1969

Lb. anau Bayangl5 Oktober 1952

Jl. Handayani IIV 125 Perumdam 111

Paclang14 November 1969

Hp. 081535446400 J1. Jeruk Blok 0110 Rt.04lRW.01 Kamp. Lapai Tlp. 075 1442595 Hp. 081360996012

Karnp. Baru Berok No. 16 Tlp. 075 1-462005 Hp. 0813745966458 Kp. Lereng RT.02fRW 2 Kel. Tabing Bd Gadang Tlp. 075 1- 822544517054174

Padangl 1 5 Agustus 1955 Jl. Sawah Liat No. 31 Karnp.010 Tlp. 0751- 443501

Page 50: LAPORAN PEMELITIAN DIPA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1606/1/JUNAIDI INDRAWADI_220_10.pdf · LAPORAN PEMELITIAN DIPA NETRALITAS BIROKRASI DALAM PELAKSANAAN PEMILU LEGlSLATlF

Kecamatan : Padang Selatan

l N O l Nama Anggota PPK I TptlTgI Lahir

Padang/ 1 1 Juli 1967 1 Akhiruddin, S.Pd

Padand2 Desember 1969 Padand 10 Desember 1968

2

3

Amritsar

Drs. IdhamTanjung

4

Kecamatan : Lubuk Begalung

MaiDjadim I Padangll8 Mei 1960

5

J1. Seberang Palinggam No. 18 Tlp. 075 1-8400 12 Hp. 0812663021 1 J1. MH. Thamrin No. 27

J1. St. Syahrir No. 375 HD. 085263293068

Ir. H. Nasmen Harmol, MM

Komp. Cendana Mata Air Tlp. 075 1-760 196 Komp. Jondul Rawang Blok 0011 0 Tlp. 0751-61467 Hp. 08 1 1662822

Payah\umbuh/ 14 Oktober 1962

l N o l Nama Anggota PPK

5 Syafrizal, S.Ag l-T----

I TptlTgl Lahir

Pdangl6 Mei 1951 t Batung Tabal 14 Agustus 1963 Padangt 10 Mei 1966

Curup1 12 September 1976 1

Lb. Begalung No. 47 Kel. Gates Nan ;urc

J1. Tj. Saba No. 16 Hp. 08 1374482666 Komp. Puri Lestari Blok Dl1 1 Tlp. 075 1-765022 Hp. 081363111564 J1. Parak Pangambiran No. 26 Hp. 081363760765 Hp. 085263 156000 Gg. Vitra RT.03lRW.03 Pampangan

Page 51: LAPORAN PEMELITIAN DIPA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1606/1/JUNAIDI INDRAWADI_220_10.pdf · LAPORAN PEMELITIAN DIPA NETRALITAS BIROKRASI DALAM PELAKSANAAN PEMILU LEGlSLATlF

Kecamatan : Bungus Tlk Kabung

No l Nama Anggota PPK I TpUTgl Lahir I A1amaUTLP'HP

Hendra Kurniawan

Nurkadis, S.P

Okva Heriandi, S.Pd

Subur

Bogor130 Januari 1983

Padangf 6 Mei 1978

Padand15 Mei 1968

Padand 18 Oktober 1969

Kamp. Pinang RT.0 1RW.03 Kel. Bungus Timur Hp. 081374143987 RT.Ol/RW.OG Kel. Bungus Barat Hp. 081363615936 Hp. 081363473063 Bungus Selatan Tip. 0751 -751609 Hp. 081266125540 Kel. Bungus Selatan RT.02lRW. 01 TIP. 0751-751656 Hp. 081374797396

5 J1. Timbalun Bungus Hp. 081363953003

Zulfahmi, S.Pd Padangl20 September 1969