laporan pendahuluan k3

21
LAPORAN PENDAHULUAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA 1. KONSEP TEORI A. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja Keselamatan berasal dari bahasa Inggris yaitu kata safety’ dan biasanya selalu dikaitkan dengan keadaan terbebasnya seseorang dari peristiwa celaka (accident) atau nyaris celaka (near-miss). Kesehatan berasal dari bahasa Inggris ‘health’ berarti terbebasnya seseorang dari penyakit, tetapi pengertian sehat mempunyai makna sehat secara fisik, mental dan sosial. Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmur dan sejahtera. Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Unsur-unsur penunjang keselamatan kerja adalah sebagai berikut: a. Adanya unsur-unsur keamanan dan kesehatan kerja b. Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan kerja. c. Teliti dalam bekerja

Upload: madadodom-remi

Post on 17-Feb-2016

131 views

Category:

Documents


32 download

DESCRIPTION

keperawatan

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PENDAHULUAN k3

LAPORAN PENDAHULUAN

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

1. KONSEP TEORI

A. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Keselamatan berasal dari bahasa Inggris yaitu kata ‘safety’ dan biasanya

selalu dikaitkan dengan keadaan terbebasnya seseorang dari peristiwa celaka

(accident) atau nyaris celaka (near-miss). Kesehatan berasal dari bahasa Inggris

‘health’ berarti terbebasnya seseorang dari penyakit, tetapi pengertian sehat

mempunyai makna sehat secara fisik, mental dan sosial.

Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan

upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani

tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan

budayanya menuju masyarakat makmur dan sejahtera. Sedangkan pengertian

secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha

mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Unsur-

unsur penunjang keselamatan kerja adalah sebagai berikut:

a. Adanya unsur-unsur keamanan dan kesehatan kerja

b. Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan kerja.

c. Teliti dalam bekerja

d. Melaksanakan prosedur kerja dengan memperhatikan keamanan dan

kesehatan kerja.

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tidak dapat dipisahkan dengan proses

produksi baik jasa maupun industri. Perkembangan pembangunan setelah

Indonesia merdeka menimbulkan konsekuensi meningkatkan intensitas kerja yang

mengakibatkan pula meningkatnya resiko kecelakaan di lingkungan kerja.

Hal tersebut juga mengakibatkan meningkatnya tuntutan yang lebih tinggi

dalam mencegah terjadinya kecelakaan yang beraneka ragam bentuk maupun jenis

kecelakaannya. Sejalan dengan itu, perkembangan pembangunan yang

dilaksanakan tersebut maka disusunlah UU No.14 tahun 1969 tentang pokok-

pokok mengenai tenaga kerja yang selanjutnya mengalami perubahan menjadi UU

No.12 tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan.

Page 2: LAPORAN PENDAHULUAN k3

Dalam pasal 86 UU No.13 tahun 2003, dinyatakan bahwa setiap pekerja

atau buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan

kesehatan kerja, moral dan kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan harkat

dan martabat serta nilai-nilai agama.

Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, maka dikeluarkanlah

peraturan perundangan-undangan di bidang keselamatan dan kesehatan kerja

sebagai pengganti peraturan sebelumnya yaitu Veiligheids Reglement, STBl

No.406 tahun 1910 yang dinilai sudah tidak memadai menghadapi kemajuan dan

perkembangan yang ada.

Peraturan tersebut adalah Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang

keselamatan kerja yang ruang lingkupnya meliputi segala lingkungan kerja, baik

di  darat, didalam tanah, permukaan air, di dalam air maupun udara, yang berada

di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia. Undang-undang tersebut

juga mengatur syarat-syarat keselamatan kerja dimulai dari perencanaan,

pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan, pemakaian,

penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan bahan, barang produk teknis dan

aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.

Walaupun sudah banyak peraturan yang diterbitkan, namun pada

pelaksaannya masih banyak kekurangan dan kelemahannya karena terbatasnya

personil pengawasan, sumber daya manusia K3 serta sarana yang ada. Oleh

karena itu, masih diperlukan upaya untuk memberdayakan lembaga-lembaga K3

yang ada di masyarakat, meningkatkan sosialisasi dan kerjasama dengan mitra

sosial guna membantu pelaksanaan pengawasan norma K3 agar berjalan dengan

baik.

B. Tujuan

a. Melindungi para pekerja dan orang lain di tempat kerja

b. Menjamin agar setiap sumber produksi dapat dipakai secara aman dan

efisien

c. Menjamin proses produksi berjalan lancar

C. Fungsi dari Keselamatan kerja

a. Antisipasi, identifikasi dan evaluasi kondisi dan praktek berbahaya

b. Buat desain pengendalian bahaya, metode, prosedur dan program

Page 3: LAPORAN PENDAHULUAN k3

c. Terapkan, dokumentasikan dan informasikan rekan lainnya dalam hal

pengendalian bahaya dan program pengendalian bahaya

d. Ukur, periksa kembali  keefektifitas pengendaliahn bahaya dan program

pengendalian bahaya

D. Dasar Hukum Keselamatan & Kesehatan Kerja

a. Undang-undang No. 1 Tahun 1951 tentang Kerja

Di dalam UU No.1 tahun 1951 tentang Kerja, mengatur tentang jam kerja,

cuti tahunan, cuti hamil, cuti haid bagi pekerja wanita, peraturan tentang kerja

anak-anak, orang muda, dan wanita, persyaratan tempat kerja, dan lain-lain.

Dalam Pasal 16 ayat 1 UU No. 1 Tahun 1951 yang menetapkan, bahwa “Majikan

harus mengadakan tempat kerja dan perumahan yang memenuhi syarat-syarat

kebersihan dan Kesehatan”.

b. Undang-undang No. 2 Tahun 1952 tentang Kecelakaan Kerja

Undang-undang No. 2 tahun 1952 tentang Kecelakaan Kerja, Undang-

Undang Konpensasi Pekerja (Workmen Compensation Law) Undang-undang ini

menentukan penggantian kerugian kepada buruh yang mendapat kecelakaan atau

penyakit akibat kerja.

c. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

Undang-undang Keselamatan Kerja diundangkan pada tahun 1970 dan

menggantikan Veilligheids Reglementpada Tahun 1910 (Stb. No. 406). Mengatur

tentang syarat-syarat keselamatan kerja, kewajiban dari pengurus, sanksi terhadap

pelanggaran terhadap undang-undang ini dan juga mengatur tentang Panitia

Pembina Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Perlindungan Kesehatan dan

Keselamatan Kerja (K3) yang merupakan jenis perlindungan prevensif yang

diterapkan untuk mencegah timbulnya Kecelakaan Kerja (K2) dan Penyakit

Akibat Kerja (PAK).

Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja menegaskan

bahwa perlindungan terhadap Pekerja/buruh di tempat kerja merupakan hak yang

harus dipenuhi oleh setiap perusahaan yang mempekerjakan pekerja/buruh.

d. Undang-undang No. 3 Tahun 1992 tentang Jamsostek

Undang-undang No 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja,

dalam Pasal 1 butir (1) memberi perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk

Page 4: LAPORAN PENDAHULUAN k3

santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian dan penghasilan yang hilang

atau berkurang akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja

berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua, dan meninggal dunia.

Empat program pokok Jamsostek antara lain:

1) Jaminan Kecelakaan Kerja

2) Jaminan Kematian

3) Jaminan Hari Tua

4) Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

e. Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Undang-

undang ini merupakan payung bagi peraturan lainnya yang menyangkut masalah

ketenagakerjaan dalam penjelasan umumnya memuat aturan tentang:

1) Pekerja Anak

2) Pekerja Orang Muda

3) Pekerja Wanita/Perempuan

4) Tentang Penyandang Cacat

5) Waktu Kerja, Istirahat dan Megaso

6) Tempat kerja dan perumahan buruh; untuk semua pekerjaan tidak

membeda-bedakan tempatnya, misalnya : di bengkel, di pabrik, di rumah

sakit, di perusahaan pertanian, perhubungan, pertambangan, dan lain-lain.

E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Tenaga Kerja

a. Beban Kerja : fisik, mental

b. Lingkungan kerja

1) Faktor fisika

- Kebisingan (noise)

- Iklim kerja

- Ventilasi

- Penerangan (illumination)

- Getaran

2) Faktor kimia

Page 5: LAPORAN PENDAHULUAN k3

- Bahan Kimia: semua bahan baku yg digunakan dlm proses

produksi dan atau proses kerja, serta sisa-sisa proses produksi dan

atau proses kerja

- Dapat berbentuk padatan, gas/uap, cairan

- Padat: debu, serat, atau partikel yang dapat berasal dari debu rokok,

debu logam, debu mineral (silika, asbes).

- Cair: misalnya semprotan pembasmi seranggga.

- Gas dan uap seperti O2, N2, CO2, Pb, NO2, H2S, dsb.

3) Faktor biologi

- Virus

- Bakteri

- Jamur

- Cacing

4) Faktor psikologi

- Stress kerja, karena hubungan dengan orang (Relationship),

hubungan dengan pekerjaan, dan hubungan dengan lingkungan

kerja

5) Faktor ergonomik

- Posisi kerja

- Cara kerja

- Tata letak

- Beban kerja

Tabel 1. Tempat kerja dalam ruang sempit terbatas

Bahaya Penyebab Dampak Rincian

Defisiensi oksigen

- Api (pengelasan) - O2 digunakan bakteria - Akumulasi berbagai gas

Pekerja dapat lemas mendadak

Udara normal kadar O2 >18%

<18% berbahaya

Gas beracun - Carbon monoksida, - Hydrogen sulfida, - Sulfur dioksida

Iritasi mata, hidung, tenggorok Menyebabkan sakit dan mati Pekerja lemas

Sementara gas beracun tidak berbau

Tidak dapat dideteksi

Page 6: LAPORAN PENDAHULUAN k3

Gas mudah terbakar

- Termasuk bahan bakar - Solven

Dapat menyebabkan kebakaran dan ledakan

Beberapa gas mudah terbakar uapnya juga beracun

Bahan kimia - Solven cat Iritasi kulit, ritasi mata Toksisitas sistemik

-

Panas - Suhu tinggi Penyebaran panas

Pusing

Efek dapat dipercepat bila ventilasi burukPelindung panas thd muka dan tubuh tidak sesuai

Noise - Suara berisik (>85dB) Mengganggu komunikasi Hearing loss

Efek tergantung intensitas, frekuensi dan durasi

Tabel 2. Resiko bahan kimia terhadap kulit

Bahaya Penyebab Effect A.P.D.

BAHAN KIMIA

- solvent - kulit menjadi merah

- nyeri - Melepuh

sarung tangan karet, vinyl atau neoprene untuk

- asam (mis: air keras aki =H2SO4, - air keras patri =HCl

cacat, melepuh, luka kerusakan paru (untuk asam yang menguap seperti HCl)

gunakan sarung tangan tahan asam

gunakan pelindung pernapasan

- caustics (soda api)

Cacat melepuh luka gunakan cream pelindung

sarung tangan

c. Kapasitas kerja : ketrampilan, kesegaran jasmani, status kesehatan, usia.

F. Ruang Lingkup

Page 7: LAPORAN PENDAHULUAN k3

a. Bagi pekerja/buruh, adanya jaminan perlindungan keselamatan kerja akan

menimbulkan suasana kerja yang tenteram sehingga pekerja/buruh akan

dapat memusatkan perhatiannya pada pekerjaannya semaksimal mungkin

tanpa khawatir sewaktu-waktu akan tertimpa kecelakaan kerja.

b. Bagi pengusaha, adanya pengaturan keselamatan kerja di perusahaannya

akan dpat mengurangi terjadinya kecelakaan yang dapat mengakibatkan

pengusaha harus memberikan jaminan social.

c. Bagi pemerintah (dan masyarakat), dengan adanya dan ditaatinya peraturan

keselamatan kerja, maka apa yang direncanakan pemerintah untuk

menyejahterakan masyarakat akan tercapai dengan meningkatnya produksi

perusahaan baik kualitas maupun kuantitasnya.

G. Kecelakaan

Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor: 03 /MEN/1998 tentang

Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan bahwa yang dimaksud dengan

kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula

yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta benda. Kecelakaan kerja

merupakan peristiwa yang tidak direncanakan yang disebabkan oleh suatu

tindakan yang tidak berhati-hati atau suatu keadaan yang tidak aman atau kedua-

duanya.

Salah satu teori tentang penyebab kecelakaan kerja diuraikan oleh

Thompkin (1982) yang disebut dengan teori Domino (domino sequence theory)

memberikan gambaran di dalam teori domino Heniric.

Gambar 1. Penyebab Kecelakaan berdasarkan Teori Domino

a) Penyebab Kecelakaan

Page 8: LAPORAN PENDAHULUAN k3

a. Tindakan atau perbuatan tidak aman (berbahaya)

Adalah suatu pelanggaran terhadap prosedur keselamatan yang memberikan

peluang terhadap terjadinya kecelakaan.

Tidak memakai APD (Alat Pelindung Diri)

Tidak mengikuti prosedur kerja

Tidak mengikuti peraturan keselamatan kerja

Menjalankan Mesin/ Peralatan tanpa wewenang

Menjalankan Mesin/ Peralatan dgn kecepatan yg tidak semestinya

Membuat Alat Pengaman tidak berfungsi

Mengangkat barang dengan cara yg salah

Mengambil posisi pada tempat yang berbahaya

Membetulkan mesin dalam keadaan jalan

Lalai memberikan peringatan atau lupa mengamankan tempat kerja

Bersenda gurau tidak pada tempatnya

Memaksakan diri untuk bekerja walaupun sakit

Merancang /memasang peralatan tanpa pengaman

b. Kondisi yang tidak aman (berbahaya)

Adalah suatu kondisi fisik atau keadaan yang berbahaya yang mungkin dapat

langsung mengakibatkan terjadinya kecelakaan

Pelindung atau pembatas/pengaman yang tidak memadai

Peralatan/ perkakas dan bahan yang rusak tetap digunakan

Penempatan barang yang salah

Sistem peringatan yang tidak memadai

Pengabaian terhadap perkiraan bahaya kebakaran/peledakan

Kebersihan lingkungan kerja yang jelek

Polusi udara di ruangan kerja (gas, uap, asap, debu, dsb.)

Kebisingan yang berlebihan

Pemaparan Radiasi

Ventilasi yang tidak memadai

Penerangan yang tidak memadai

b) Jenis Kecelakaan

Page 9: LAPORAN PENDAHULUAN k3

Menurut Purnama (2010) jenis- jenis kecelakaan yang sering terjadi pada

proyek konstruksi adalah sebagai berikut:

a. Jatuh

b. Tertimpa benda jatuh

c. Menginjak, terantuk

d. Terjepit,

e. Gerakan berlebihan

f. Kontak suhu tinggi

g. Kontak aliran listrik

h. Kontak dengan bahan berbahaya/radias

Faktor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan:

a. Tidak dilibatkannya tenaga ahli K3 konstruksi dan penggunaan metode

pelaksanaan yang kurang tepat.

a. Lemahnya pengawasan K3

b. Kurang memadainya kualitas dan kuantitas ketersediaan peralatanpelindung

diri

c. Kurang disiplinnya para tenaga kerja dalam mematuhi ketentuan mengenai

K3.

c) Pencegahan

a. Peraturan perundangan, yaitu ketentuan-ketentuan yang diwajibkan mengenai

kondisi-kondisi kerja pada umumnya, perencanaan, kontruksi, perwatan &

pemeliharaan, pengwasan, pengujian, & cara kerja peralatan industri, tugas-

tugas pengusaha & buruh, latihan, supervisi medis, PPPK, & pemeriksaan

kesehatan.

b. Standarisasi, yaitu penetapan standar-standar resmi, setengah mati atau tak

resmi mengenai misalnya kontruksi yang memnuhi syarat-syarat keselamatan

jenis-jenis peralatan industri tertentu, praktek-praktek keselamatan & hygiene

umum, atau alat-alat perlindungan diri.

c. Pengawasan, yaitu pengawasan tentang dipatuhinya ketentuan-ketentuan

perundang-undangan yang diwajibkan.

d. Penelitian bersifat teknik, yang meliputi sifat & ciri-ciri bahan-bahan yang

berbahaya, penyelidikan tentang pagar pengaman, pengujian alat-alat

Page 10: LAPORAN PENDAHULUAN k3

perlindungan diri, penelitian tentang pencegahan peledakan gas & debu, atau

penelaahan tentang bahan-bahan & desain paling tepat untuk tambang-

tambang pengangkat & peralatan pengangkat lainnya.

e. Riset medis, yang meliputi terutama penelitian tentang efek-efek fisiologis &

patologis faktor-faktor lingkungan & teknologis, & keadaan-keadaan fisik

yang mengakibatkan kecelakaan.

f. Penelitian psikologis, yaitu penyelidikan tentang pola-pola kejiwaan yang

menyebabkan terjadinya kecelakaan.

Pelayanan kesehatan kerja yang dapat diberikan berdasarkan Per

Menakertrans No. 03/1982, antara lain:

a. Pemeriksaaan kesehatan tenaga kerja

b. Penyesuaian pekerjaan terhadap tenaga kerja

c. Pembinaan dan pengawasan lingkungan kerja

d. Pembinaan dan pengawasan sanitair

e. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan kesehatan tenaga kerja

f. Pencegahan terhadap penyakit umum dan PAK

g. P3K

h. Pelatihan petugas P3K

i. Perencanaaan tempat kerja, APD, gizi

j. Rehabilitasi akibat kecelakaan atau PAK

k. Pembinaan terhadap tenaga kerja yang punya kelainan

l. Laporan berkala

H. Fungsi dan Tugas Perawat dalam K3

Fungsi dan tugas perawat dalam usaha K3 di Industri adalah sebagai

berikut (Effendy, Nasrul, 1998):

a. Fungsi

- Mengkaji masalah kesehatan

- Menyusun rencana asuhan keperawatan pekerja

- Melaksanakan pelayanan kesehatan dan keperawatan terhadap pekerja

- Penilaian

b. Tugas

Page 11: LAPORAN PENDAHULUAN k3

- Pengawasan terhadap lingkungan pekerja

- Memelihara fasilitas kesehatan perusahaan

- Membantu dokter dalam pemeriksaan kesehatan pekerja

- Membantu dalam penilaian keadaan kesehatan pekerja

- Merencanakan dan melaksanakan kunjungan rumah dan perawatan di

rumah kepada pekerja dan keluarga pekerja yang mempunyai masalah

- Ikut menyelenggarakan pendidikan K3 terhadap pekerja

- Turut ambil bagian dalam usaha keselamatan kerja

- Pendidikan kesehatan mengenai keluarga berencana terhadap pekerja dan

keluarga pekerja

- Membantu usaha penyelidikan kesehatan pekerja

- Mengkordinasi dan mengawasi pelaksanaan K3

2. ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELOMPOK KERJA

a. Pengkajian

1) Data Inti

a) Sejarah

Kapan mulai bekerja

Usia mulai bekerja

Alasan bekerja

Pengalaman pekerja

b) Demografi

Distribusi pekerja berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan, jenis

pendidikan, kecelakaan kerja, keamitian akibat kerja jumlah tanggungan,

pekerjaan sampingan pekerja, kebiasaan pekerja, jenis olahraga

2) Data  Subsistem

a) Lingkungan Fisik

Iklim/cuaca

Suhu ruangan

Tingkata kebisingan, paparan zat kimia

Penataan ruangan kerja

Penataan eksterior perusahaan

Pengaruh penataan terhadap pekerja

Page 12: LAPORAN PENDAHULUAN k3

Dampak lingkungan fisik terhadap pekerja

b) Pendidikan

Program pendidikan bagi pekerja dan keluarga

Jenjang karir dan pendidikan

Penghargaan terhadap pendidikan pekerja dan keluarga

Fasilitas pendidikan di perusahaan

Jenis pendidikan yang diberikan

c) Keamanan dan Transportasi

Jenis fasilitas keamanan dan transportasi pekerja dan keluarga

Pemanfaatan fasilitas keamanan dan transportasi bagi pekerja dan

keluarga

Dampak fasilitas keamanan dan transportasi bagi pekerja dan keluarga

d) Politik dan Pemerintahan

Jenis aturan perusahaan bagi pekerja dan keluarga

Efektifitas aturan perusahaan bagi pekerja dan keluarga

Perlindungan pemerintah terhadap pekerja dan keluarga

Situasi politik dan pengaruh terhadap pekerja dan keluarga

e) Pelayanan Umum dan Kesehatan

Jenis pelayanan umum dan kesehatan bagi pekerja dan keluarga (sarana

olahraga, klinik, RS, sarana penyaluran hobi/bakat)

Kondisi sarana umum dan kesehatan

Pemanfaatan fasilitas umum dan kesehatan bagi pekerja dan keluarga

Dampak pelayanan umum dan kesehatan terhadap pekerja dan keluarga

f) Komunikasi

Jenis sarana komunikasi yang diberikan perusahaan

Cara pemanfaatan sarana komunikasi

Acara yang berhubungan dengan pertemuan direksi, pekerja dan keluarga

(formal/informal)

Dampak sarana komunikasi bagi pekerja dan keluarga

g) Ekonomi

Penghasilan pekerja (berdasarkan UMR/kelayakan hidup)

Page 13: LAPORAN PENDAHULUAN k3

Efektifitas penghasilan dalam mengatasi keuangan keluarga pekerja

Bentuk bonus, atau tambahan penghasilan yang  diberikan perusahaan

Tingkat kesejahteraan pekerja dan keluarga

h) Rekreasi

Jenis rekreasi yang diberikan perusahaan

Pemanfaatan rekreasi perusahaan bagi pekerja dan keluarga

Jenis rekreasi yang dilakukan oleh pekerja dan keluarga selain dari

perusahaan

Jadwal rekreasi/frekuensi rekreasi

Dampak rekreasi terhadap motivasi bekerja

b. Analisa Data

Analisa masalah berdasarkan prioritas:

1) Masalah (actual, resiko, potensial)

2) Ketersediaan sarana

3) Kemauan pekerja dan keluarga

4) Kemauan perusahaan

Analisa masalah berdasarkan data fokus:

1) Kecelakaan kerja yg sering terjadi

2) Perilaku yg tidak sehat

3) Lingkungan yg tidak sehat

4) Penyakit akibat kerja

5) Pengetahuan yg kurang

6) Kurangnya fasilitas pendukung

Perumusan Diagnosa:

Contoh diagnosa:

Resiko peningkatan penyakit akibat kerja berhubungan dengan kurang

pengetahuan pekerja dan perusahaan tentang standar keselamatan dan kesehatan

kerja penggunaan APD dan posisi kerja yang benar.

c. Rencana keperawatan

Prioritas masalah menggunakan scoring

1) Kesadaran masyarakat terhadap masalah

Page 14: LAPORAN PENDAHULUAN k3

2) Motivasi masyarakat untuk memecahkan masalah

3) Kemampuan perawat untuk menyelesaikan masalah

4) Keberadaan ahli dalam menyelesaikan masalah

5) Adanya hambatan dalam menyelesaikan masalah

6) Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah

Intervensi berdasarkan contoh diagnosa di atas:

1) Pendidikan kesehatan berupa pemaparan materi pada pemilik usaha dan

pekerja mengenai berbagai kecelakaan kerja dan bahaya tidak

menggunakan APD

2) Skrining

3) Pembekalan kader P3K

Daftar Pustaka

Adithya. 2012. Mengenal Dasar Hukum K3 Indonesia. http://trainingsinergi.blogspot.com/2012/07/dasar-hukum-k3.html. Diakses pada tanggal 6 November 2013.

Anonym. Dasar K3. http:// fkm.unair.ac.id/s2k3/files/mk/dasar.../Dasar%20- %20dasar%20K3. pdf . Diakses pada tanggal 6 November 2013.

Page 15: LAPORAN PENDAHULUAN k3

Evin. 2012. Undang-Undang dan Dasar Hukum K3. http://k3corner.blogspot.com/2012/03/undang-undang-dan-dasar-hukum-k3.html. Diakses pada tanggal 5 November 2013.

Husni L. 2004. Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. Jakarta: Rajawali Press.

Indrawati R. 2011. http://ners.unair.ac.id/materikuliah/Asuhan%20Keperawatan%20 Kesehatan%20Kerja.pdf. Diakses pada tanggal 5 November 2013.

Unimed. Keselamatan dan Kesehatan Kerja. http:// digilib.unimed.ac.id/.../UNIMED-NonDegree-22832-BAB %20II_fero. pd f . Diakses pada tanggal 6 November 2013.