laporan pendahuluan kanker servik ank
TRANSCRIPT
LAPORAN PENDAHULUAN
PRAKTIK KEPERAWATAN MATERNITAS
KANKER SERVIKS
Di
RSUD PURWOREJO
Disusun oleh
ANGGIT PRAKASIWI3208138
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL AHMAD YANI
YOGYAKARTA
2011
Pengesahan laporan
Pembimbing Akademik
____________________
Pembimbing Klinik
____________________
Mahasiswa
____________________
LAPORAN PENDAHULUANAsuhan keperawatan klien dengan kanker serviks
1. Pengertian
Kanker Leher Rahim ( Kanker Serviks ) adalah tumor ganas yang tumbuh di
dalam leher rahim / serviks ( bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak
vagina ).
Kanker leher rahim adalah kanker yang terjadi pada servik uterus, suatu daerah
pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang
terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina).
2. Etiologi
Penyebab kanker serviks belum jelas diketahui namun ada beberapa faktor resiko
dan predisposisi yang menonjol, antara lain :
1. Umur pertama kali melakukan hubungan seksual
Penelitian menunjukkan bahwa semakin muda wanita melakukan hubungan seksual
semakin besar mendapat kanker serviks. Kawin pada usia 20 tahun dianggap masih
terlalu muda
2. Jumlah kehamilan dan partus
Kanker serviks terbanyak dijumpai pada wanita yang sering partus. Semakin sering
partus semakin besar kemungkinan resiko mendapat karsinoma serviks.
3. Jumlah perkawinan
Wanita yang sering melakukan hubungan seksual dan berganti-ganti pasangan
mempunyai faktor resiko yang besar terhadap kankers serviks ini.
4. Infeksi virus
Infeksi virus herpes simpleks (HSV-2) dan virus papiloma atau virus kondiloma
akuminata diduga sebagai factor penyebab kanker serviks
5. Sosial Ekonomi
Karsinoma serviks banyak dijumpai pada golongan sosial ekonomi rendah mungkin
faktor sosial ekonomi erat kaitannya dengan gizi, imunitas dan kebersihan
perseorangan. Pada golongan sosial ekonomi rendah umumnya kuantitas dan kualitas
makanan kurang hal ini mempengaruhi imunitas tubuh.
6. Hygiene dan sirkumsisi
Diduga adanya pengaruh mudah terjadinya kankers serviks pada wanita yang
pasangannya belum disirkumsisi. Hal ini karena pada pria non sirkum hygiene penis
tidak terawat sehingga banyak kumpulan-kumpulan smegma.
7. Merokok dan AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim)
Merokok akan merangsang terbentuknya sel kanker, sedangkan pemakaian AKDR
akan berpengaruh terhadap serviks yaitu bermula dari adanya erosi diserviks yang
kemudian menjadi infeksi yang berupa radang yang terus menerus, hal ini dapat
sebagai pencetus terbentuknya kanker serviks.
3. Gejala
Perubahan prekanker pada serviks biasanya tidak menimbulkan gejala dan perubahan
ini tidak terdeteksi kecuali jika wanita tersebut menjalani pemeriksaan panggul dan
Pap smear.
Gejala biasanya baru muncul ketika sel serviks yang abnormal berubah menjadi
keganasan dan menyusup ke jaringan di sekitarnya. Pada saat ini akan timbul gejala
berikut:
Perdarahan vagina yang abnormal, terutama diantara 2 menstruasi, setelah
melakukan hubungan seksual dan setelah menopause
Menstruasi abnormal (lebih lama dan lebih banyak)
Keputihan yang menetap, dengan cairan yang encer, berwarna pink, coklat,
mengandung darah atau hitam serta berbau busuk.
Gejala dari kanker serviks stadium lanjut:
Nafsu makan berkurang, penurunan berat badan, kelelahan
Nyeri panggul, punggung atau tungkai
Dari vagina keluar air kemih atau tinja
Patah tulang (fraktur).
4. Klasifikasi
Klasifikasi menurut FIGO 1978 :
Tingkat Kriteria
0 : Karsinoma in situ atau karsinoma intraepitel
I : Proses terbatas pada serviks (perluasan ke korpus uteri tidak dinilai)
Ia : Karsinoma serviks preklinis hanya dapat diagnosis secara mikroskopis,
lesi tidak lebih dari 3mm atau secara mikroskopik kedalamannya >3-5
mm dari epitel basal dan memanjang tidak lebih boleh dari 7 mm
Ib : Lesi invasif > 5,, dibagi atas lesi < 4 cm dan > 4cm
II : Proses keganasan telah keluar dari serviuks dan menjalar ke 2/3 bagian
atas vagina dan atau ke parametrium tetapi tidak sampai dinding
panggul
IIa : Penyebaran hanya ke vagina , parametrium masih bebas dari infiltrate
tumor
IIb : Penyebaran ke parametrium,uni atau bilateral tetapi belum sampai
dinding panggul
III : Penyebaran sampai 1/3 distal vagina atau keparametriumsampai dinding
panggul
IIIa : Penyebaran sampai 1/3 distal vagina namun tidak sampai ke dinding
panggul
IIIb : Penyebaran sampai dinding panggul tidak ditemukan daerah bebas
infiltrasi antara tumor dengan dinding panggul atau proses pada tingkat
I atau II tetapi sudah ada gangguan faal ginjal /hidronefrosis
IV : Proses keganasan telah keluar dari panggul kecil dan melibatkan mukosa
rectum dan atau vesika urinaria ( dibuktikan secara histology) atau
telah bermetastasis keluar panggul atau ketempat yang jauh
IVa : Telah bermetastasis ke organ sekitar
IVb : Telah bermetastasis jauh
5. Clinical Pathway
Faktor Ekstrinsik
Skuamokolumner serviks
Tumbuh Eksofilik, Endofilik , Ulseratif
Keputihan Metroragia Cepat lelah Obstruksi VU
Masalah Keperawatan Masalah Keperawatan
Ansietas Risiko perubahan pola seksualitas
Berduka Perubahan Nutrisi
Risiko Infeksi Risiko kerusakan integritas kulit
Intoleran Aktiftas Perubahan proses keluarga
6. Pemeriksaan penujang
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan berikut:
a. Pap smear
Pap smear dapat mendeteksi sampai 90% kasus kanker serviks secara akurat dan
dengan biaya yang tidak terlalu mahal. Akibatnya angka kematian akibat kanker
servikspun menurun sampai lebih dari 50%.
Setiap wanita yang telah aktif secara seksual atau usianya telah mencapai 18
tahun, sebaiknya menjalani Pap smear secara teratur yaitu 1 kali/tahun. Jika
selama 3 kali berturut-turut menunjukkan hasil yang normal, Pap smear bisa
dilakukan 1 kali/2-3tahun.
Hasil pemeriksaan Pap smear menunjukkan stadium dari kanker serviks:
Normal
Displasia ringan (perubahan dini yang belum bersifat ganas)
Displasia berat (perubahan lanjut yang belum bersifat ganas)
Karsinoma in situ (kanker yang terbatas pada lapisan serviks paling luar)
Kanker invasif (kanker telah menyebar ke lapisan serviks yang lebih dalam
atau ke organ tubuh lainnya).
b. Biopsi
Biopsi dilakukan jika pada pemeriksaan panggul tampak suatu pertumbuhan atau
luka pada serviks, atau jika Pap smear menunjukkan suatu abnormalitas atau
kanker.
c. Kolposkopi (pemeriksaan serviks dengan lensa pembesar)
d. Tes Schiller
Serviks diolesi dengan lauran yodium, sel yang sehat warnanya akan berubah
menjadi coklat, sedangkan sel yang abnormal warnanya menjadi putih atau
kuning.
e. Untuk membantu menentukan stadium kanker, dilakukan beberapa pemeriksan
berikut:
Sistoskopi
Rontgen dada
Urografi intravena
Sigmoidoskopi
Skening tulang dan hati
Barium enema.
Servikografi
Gineskopi
Pap net ( pemeriksaan terkompuerisasi dengan hasil lebih sensitif )
7. Penatalaksanaan
Tingkat Penatalaksanaan
0 : Biopsi kerucut, Histerektomi transvaginal
Ia : Biopsi kerucut, Histerektomi transvaginal
Ib,IIa : Histerektomi radikal dengan limfadenektomi panggul dan evaluasi
kelenjar limfe paraaorta ( bila terdapat metastasis dilakukan
radioterapi pasca pembedahan )
IIb,III,IV : Histerektomi transvaginal
IVa, IVb : Radioterapi,Radiasi paliatif,Kemoterapi
8. Prognosis
Karsinoma serviks yang tidak diobati atau tidak memberikan respons terhadap
pengobatan 95% akan mengalami kematian dalam dua tahun setelah timbul gejala.
Pasien yang mengalami histerektomi dan memiliki risiko tinggi terjadinya rekurensi
harus terus diawasi karena lewat deteksi dini dapat diobati dengan
radioterapi.Setelah histerektomi radikal terjadi 80% rekurensi dalam dua tahun.
9. Diagnosa Yang Mungkin Muncul
1. Cemas b.d perubahan status kesehatan dan prosedur pengobatan.
2.Kurang pengetahuan tentang penyakit, prisedur pengobatan b.d tidak mengenal
sumber-sumber informasi.
3. Nyeri akut b.d injury fisik (incise post pembedahan, terapi yang diberikan)
4. Resiko infeksi b.d prosedur invasive (infuse) dan luka incisi post pembedahan.
NO DP Dx KEP/MASALAH KOLABORASI
RENCANA KEPERAWATANTUJUAN INTERVENSI
1
2
Cemas b.d perubahan status kesehatan dan prosedur pengobatan.
Kurang pengetahuan tentang penyakit, prisedur pengobatan b.d tidak mengenal sumber-sumber informasi.
NOC labels:a. Klien dapat mengontrol
kecemasannya.b. Klien dapat mengatasi
cemas.Outcomes:1. Dapat mengidentifikasi dan
memverbalisasikan tanda-tanda cemas.
2. Dapat mengindentifikasi, verbalisasi dan mendemonstrasikan teknik untuk mengontrol kecemasan.
3. Klien menunjukkan ekspresi wajah dan bahasa tubuh pada tingkat penurunan distress.
4. TTV tetap stabil.
NOC labels:a. Proses penyakitb. Perilaku hidup sehatOutcomes:1. Klien dapat menjelaskan
tentang penyakitnya dan
1. Kaji tingkat cemas dan reaksi tubuh terhadap cemas.
2. Gunakan teknik sentuhan dan mendengar terapeutik.
3. Anjurkan klien untuk menggunakan kata-kata positip (merubah main-set) misal “kecemasan tidak akan membunuhku”, “aku dapat melakukannya”,dll.
4. Kaji metode masa lalu klien dalam mengontrol kecemasan.
1. Kaji kesiapan&kemampuan klien untuk belajar dan tingkat pengetahuan klien.
2. Kaji pengetahuan&ketrampilan klien sebelumnya tentang penyakit&pengaruhnya terhadap keinginan belajar
3 Nyeri akut b.d injury fisik (incise post pembedahan, terapi yang diberikan)
mengerti tentang prosedur pengobatan.
2. Klien dapat berperilaku hidup sehat.
NOC labels:a. Control nyeri, pain level,
comfort painb. Nyeri : disruptive effectsOucomes:1. Klien mengatakan nyeri
yang dirasakan berkurang.2. Klien dapat
mendeskripsikan bagaimana mengontrol nyeri
3. Klien mengatakan kebutuhan istirahat dapat terpenuhi
4. Klien dapat menerapkan metode non farmakologik untuk mengontrol nyeri
3. Berikan materi yang paling penting pada klien4. Identifikasi sumber dukungan utama&perhatikan
kemampuan klien untuk belajar & mendukung perubahan perilaku yang diperlukan
5. Kaji keinginan keluarga untuk mendukung perubahan perilaku klien
6. Evaluasi hasil pembelajarn klien lewat demonstrasi & menyebutkan kembali materi yang diajarkan.
1. Identifikasi nyeri yang dirasakan klien (P, Q, R, S, T)
2. Pantau tanda-tanda vital.3. Berikan tindakan kenyamanan.4. Ajarkan teknik non farmakologik (relaksasi,
fantasi, dll) untuk menurunkan nyeri.5. Kaji pengalaman klien masa lalu dalam
mengatasi nyeri.6. Berikan analgetik sesuai indikasi
1. Observasi&melaporkan tanda&gejala infeksi, spt
4 Resiko infeksi b.d prosedur
invasive (infuse) dan luka
incisi post pembedahan.
NOC labels :
a. Status imun.
b. Knowledge : kontrol infeksi
c. Control resiko
Outcomes:
1. Klien bebas dari tanda-tanda
infeksi
2. Klien mampu menjelaskan
tanda&gejala infeksi
3. mendemonstrasikan perilaku
seperti cuci tangan, oral care
dan perineal care.
kemerahan, hangat, dan peningkatan suhu badan
2. Kaji suhu klien, netropeni setiap 4 jam, laporkan
jika temperature lebih dari 38° C
3. Menggunakan thermometer untuk mengkaji suhu
4. Catat dan laporkan nilai laboratorium
5. kaji warna kulit, kelembaban kulit, tekstur dan
turgor lakukan dokumentasi yang tepat pada
setiap perubahan
6. Dukung untuk konsumsi diet seimbang,
penekanan pada protein untuk pembentukan
system imun