laporan pendahuluan kb

10
LAPORAN PENDAHULUAN KONTRASEPSI SUNTIK 1. Pengertian Kontrasepsi Kontrasepsi adalah alai untuk mencegah kehamilan setelah hubungan intim. Cara kontrasepsi sifatnya tidak permanent, dan memungkinkan pasangan untuk mendapatkan kembali anak apabila diinginkan (Suzilawati, 2009). Menurut Wiknjosastro (2006: 534), kontrasespsi adalah usaha-usaha untuk mencegah kehamilan. 3. Cara kerja kontrasepsi Pada umumnya cara kerja kontrasepsi adalah sebagai berikut 1. Mengusahakan agar tidak tedadi konsepsi, 2. Melumpuhkan sperms, 3. Menghalangi pertemuan sel telur dengan sel sperma. 4. Pembagian cara kontrasepsi Menurut BKKBN (2004: 149), pada umumnya cara atau metode kontrasepsi dapat dibagi menjadi: 1. Metode sederhana 1. Tanpa alat/obat: senggama terputus, pantang berkala 2. Dengan alat/obat: kondom, diafragma atau kap, kream, jelli dan cairan berbusa, tablet berbusa (vaginal tablet), intravagina tisu. 2. Metode kontrasepsi efektif 1. Pil 2. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) 3. Suntikan 4. Implant (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit) 3. Metode Mantap dengan cara operasi (Kontrasepsi Mantap)

Upload: anaszakaria

Post on 11-Sep-2015

89 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

dfgs

TRANSCRIPT

LAPORAN PENDAHULUAN

KONTRASEPSI SUNTIK

1. Pengertian Kontrasepsi

Kontrasepsi adalah alai untuk mencegah kehamilan setelah hubungan intim. Cara kontrasepsi sifatnya tidak permanent, dan memungkinkan pasangan untuk mendapatkan kembali anak apabila diinginkan (Suzilawati, 2009). Menurut Wiknjosastro (2006: 534), kontrasespsi adalah usaha-usaha untuk mencegah kehamilan.

3. Cara kerja kontrasepsi

Pada umumnya cara kerja kontrasepsi adalah sebagai berikut

1. Mengusahakan agar tidak tedadi konsepsi,

2. Melumpuhkan sperms,

3. Menghalangi pertemuan sel telur dengan sel sperma.

4. Pembagian cara kontrasepsi

Menurut BKKBN (2004: 149), pada umumnya cara atau metode kontrasepsi dapat dibagi menjadi:

1. Metode sederhana

1. Tanpa alat/obat: senggama terputus, pantang berkala2. Dengan alat/obat: kondom, diafragma atau kap, kream, jelli dan cairan berbusa, tablet berbusa (vaginal tablet), intravagina tisu.

2. Metode kontrasepsi efektif

1. Pil

2. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

3. Suntikan

4. Implant (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit)

3. Metode Mantap dengan cara operasi (Kontrasepsi Mantap)

1. Pada wanita, misainya: metode operasi wanita/tubektomi,

2. Pada pria: metode operasi pria (MOP)/vasektomi. Cara-cara kontrasepsi tersebut mempunyai tingkat efektifitas yang berbeda-beda dalam memberikan pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya kehamilan.

KONTRASEPSI SUNTIK

1. Pengertian

Kontrasepsi suntik merupakan metode kontrasepsi yang diberikan melalui suntikan. Metode suntikan, telah menjadi bagian gerakan keluarga berencana nasional serta peminatnya makin bertambah. Tingginya peminat suntikan oleh karena aman, sederhana, efektif, tidak menimbulkan gangguan dan dapat dipakai pasta persalinan (Manuaba, 2002: 444).

Kontrasepsi suntik merupakan metode kontrasepsi efektif yaitu metode yang dalam penggunaannya mempunyai efektifitas atau tingkat kelangsungan pemakaian relatif lebih tinggi serta angka kegagalan relatif lebih rendah bila dibandingkan dengan alat kontrasepsi sederhana (BKKBN, 2002: 166).

2.Jenis kontrasepsi suntik

Menurut Hartanto, (2003: 142), dua kontrasepsi suntikan berdaya keda lama yang sekarang banyak dipakai adalah :

1. DMPA (Depo Medroxy Progesterone Acetat) atau depo provers yang diberikan tiap tiga bulan dengan dosis 150 miligram.

2. NET-EN (Norentrindrone enanthate) atau noristerat yang diberikan dalam dosis 200 miligram sekali tiap 8 minggu untuk 6 bulan pertama (= 3 kali suntikan pertama) kemudian selanjutnya sekali setiap 12 minggu.

3. Selain kedua macam jenis suntikan di atas, jugs terdapat metode suntikan cyclofem yaitu suntikan yang diberikan tiap bulan yang mengandung 25 miligram Medroxy Progesteron Acetat dan 5 miligram estradiol cypionate.

3. Mekanisme metode suntik Keluarga Berencana (KB)

Menurut Winkjosastro (2006: 145), mekanisme metode suntikan Keluarga. Berencana (KB), yaitu :

1. Primer : mencegah ovulasi yaitu menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak ter adi pelepasan ovum,

2. Sekunder :

Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, sehingga merupakan barrier terhadap spermatozoa,

Membuat endometrium menjadi kurang baik / tidak layak untuk implantasi dari ovum yang telah dibuahi,

Mungkin mempengaruhi kecepatan transpor ovum di dalam tuba fallopi.

Efektifitas kontrasepsi suntik ini sangat tinggi, angka kegagalan kurang dari 1 %. World Health Organization (WHO) telah melakukan penelitian pada DMPA (Depo Medroxy Progesteron Acetat), dengan dosis standart dengan angka kegagalan 0,7 % (Hartanto,2003: 146).

4. Keuntungan metode suntik

Keuntungan metode suntikan, menurut Manuaba (2002: 445), yaitu:

1. Tingkat efektifitasnya tinggi.

2. Hubungan seks dengan metode suntikan, bebas.

3. Pengawasan medis yang ringan.

4. Dapat diberikan pasca persalinan, pasca keguguran atau pasca menstruasi.

5. Tidak mengganggu pengeluaran laktasi dan tumbuh kembang bayi.

6. Praktis, efektif, dan aman.

7. Tidak mempengaruhi ASI.

8. Cocok digunakan untuk ibu menyusui.

9. Dapat menurunkan kemungkinan anemia.

5. Kontra, indikasi metode suntik

Kontra indikasi metode suntikan menurut beberapa sumber dari Hartanto (2003: 149). WHO menganjurkan untuk tidak menggunakan kontrasepsi suntikan pada:

1. Kehamilan

2. Karsinoma payudara

3. Karsinoma, traktus genitalia

4. Perdarahan akibat kelainan ginekologi (perdarahan dari Hang senggama) yang tidak diketahui penyebabnya

5. Penyakit jantung, hati, darah tinggi, kencing mans (penyakit metabolisms) paru berat.

6. Terdapat tromboflebitis/riwayat tromboflebitis

7. Varises berat

Metode suntikan ini diberikan pada hari ke 3-5 pasca persalinan, segera setelah keguguran, dan pada masa interval sebelum hari kelima haid. Teknik penyuntikan adalah secara intramuskulus dalam, didaerah muskulus gluteus maksimus atau deltoideus.

6. Efek samping metode suntik

Menurut BKKBN, (2002: 176), metode suntikan memiliki efek samping, yaitu:

1. Gangguan haid

a. Gejala dan keluhan:

Terdapat gangguan haid seperti amenorrhoe yaitu tidak datangnya haid pads setiap bulan selama menjadi akseptor Keluarga Berencana suntik selama 3 bulan berturut-turut. Spotting yaitu bercak-bercak perdarahan diluar haid yang tedadi selama akseptor mengikuti Keluarga Berencana, suntik. Metroragia yaitu perdarahan yang berlebihan diluar mass haid. Menoragia yaitu datangnya darah haid yang berlebihan jumlahnya.

b. Pelayanan konseling

Memberikan penjelasan kepada calon akseptor Keluarga Berencana suntik bahwa pads pemakaian suntikan dapat menyebabkan gejala-gejala tersebut yang merupakan akibat dari hormonal alai kontrasepsi suntik.

c. Penanggulangan dan pengobatan:

Bila pasien ingin haid, dapat diberikan Keluarga Berencana pil hari I sampai II masing-masing 3 tablet. Selanjutnya hari IV 1x1 selama 4-5 hari. Bila ter adi perdarahan, dapat pula diberikan preparat estrogen misalnya lynoral 2x1 sehari sampai perdarahan berhenti. Setelah perdarahan berhenti, dapat dilaksanakan "tapering off' (lxl tablet) selama beberapa hari. Dosis dapat ditingkatkan bila perlu.

2. Depresi

a. Gejala dan keluhan

Rasa lesu, tak bersemangat dalam kerja/kehidupan.

b. Penanggulangan dan pengobatan :

Menjelaskan pads calon akseptor guns menghindari perasaan bersalah dari calon akseptor.

c. Pengobatan medis:

Terapi psikologis bagi yang menderita depresi. Pemberian vitamin-vitamin seperti vitamin B 60 miligram.

3. Keputihan

a. Gejala dan keluhan:

Adanya cairan putih yang berlebihan yang keluar dari Jiang senggama dan terasa mengganggu. Berbahaya bila berbau, panas atau terasa gatal.

b. Konseling:

Menjelaskan bahwa pads peserta suntik jarang terjadi keputihan. Bila terjadi keputihan, hares dicari penyebabnya dan diberikan pengobatan.

c. Pengobatan medis:

Pada kasus dimana cairan berlebihan, dapat diberikan preparat anti cholinergir, seperti extract belladonna 10 miligram, 2x1 tablet, untuk mengurangi cairan tersebut.

4. Jerawat

a. Gejala dan keluhan:

Timbulnya jerawat dibadan/wajah. Dapat disertai infeksi atau tidak.

b. Penangggulangan dan pengobatan:

Pemberian vitamin A dan E dengan dosis tinggi. Bila disertai infeksi dapat diberikan preparat Tetracycline 250 miligram 2x1 capsul selarna. 1 atau 2 minggu.

5. Perubahan libido

a. Gejala dan. keluhan:

Menurunnya atau meningkatnya libido akseptor. Hal ini bersifat subyektif dan sulit dinilai.

b. Konseling:

Menjelaskan kepada pasien kemungkinan hal ini, dan sifatnya yang subyektif.

6. Perubahan berat badan

a. Gejala dan keluhan:

Berat badan bertambah beberapa kilogram dalam beberapa bulan setelah pemakaian metode ini.

b. Penanggulangan

Kenaikan berat badan dapat disebabkan hal-hal lain. Dapat pula, tedadi penurunan berat badan. Hal ini tidaklah selalu disebabkan oleh kontrasepsi metode suntikan, dan perlu diteliti dengan seksama.

c. Pengobatan medis:

Pengobatan diet rendah kalori dianjurkan, disertai olahraga, seperti senam dan sebagainya. Bile terlalu kurus dianjurkan untuk diet tinggi kalori, bile tidak berhasil, dianjurkan untuk mengganti cara ke kontrasepsi non hormonal.

7. Pusing dan sakit kepala

a. Gejala dan keluhan:

Rasa berputar atau sakit pads kepala yang dapat terjadi pada satu sisi, kedua sisi atau pads seluruh bagian kepala biasanya bersifat sementara.

b. Penanggulangan medis:

Pemberian anti prostaglandin untuk mengurangi keluhan, misalnya : acetosal 500 miligram 3xl tablet/hari atau paracetamol 500 miligram.

8. Hematoma

a. Gejala dan keluhan:

Warna biru dan rasa nyeri pads daerah suntikan akibat perdarahan bawah kulit.

b. Penanggulangan

Menjelaskan kepada calon akseptor kemungkinan terjadinya hal ini.

c. Pengobatan medis:

Kompres dingin pads daerah yang membiru selama due hari, setelah itu dirubah kompres panas hingga warns biro kekuningan hilang.

7. Komplikasi dan cara penanggulangannya:

1. Infeksi dan abses:

Diakibatkan pemakaian jarum suntik yang tidak suci hams.

2. Gejala dan keluhan:

Rasa sakit dan panas didaerah suntikan. Bila terdapat abses teraba adanya benjolan yang nyeri didaerah suntikan.

3. Penanggulangan dan pengobatan:

Pemberian anti biotik dosis tinggi misalnya: Ampicillin 500 miligram, 3x1 capsul./tablet.

DAFTAR PUSTAKA

1. Arikunto, 2005, Prosedur Penelitian dengan Pendekatan Praktek Jakarta: Rineka Cipta.

2. Binadiknakes, 2001, elektromedik dan pengembangannya . Edisi No 17. BKKBN, 2002, Informasi Pelayanan Kontrasepsi, Jakarta : BKKBN.

3. BKKBN, 2004, Keluarag Berencana Dan Kesehatan Reproduksi: Kebijakan, Program Dan Kegiatan Tahun 2005-2009. Jakarta: BKKBN.

4. BKKBN, 2005, Unit Pelayanan Kontrasepsi_ Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

5. Bhuono, 2005, Strategi Stu Memilih Metode Statistik Penelitian Dengan SpSS. Yagyakarta: Andi Ofset.

6. Manuaba, 2002, 11mu Kebidanan, Penydkit kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta: EGC

7. Hartanto, 2003, Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka. Sinar Harapan.

8. Notoatmodjo, 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan Jakarta: Rineka Cipta-Nursalam, 2003, Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta : Infomedika.

9. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 2004, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

10. Soedigdo, 2002, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Minis. Jakarta : Universitas Indonesia.

11. Wiknjosastro, 2006, 11mu Kandungan~. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.