laporan pendahuluan luka bakar

29
Laporan Pendahuluan Luka Bakar Disusun oleh : Laela Anggraeni 1114201019 Semester 5 PRODI S-1 KEPERAWATAN

Upload: laela-anggraini

Post on 27-Nov-2015

222 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Pendahuluan Luka Bakar

Laporan Pendahuluan Luka Bakar

Disusun oleh :

Laela Anggraeni

1114201019

Semester 5

PRODI S-1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

Page 2: Laporan Pendahuluan Luka Bakar

1. Definisi Luka Bakar

Luka bakar adalah injury pada jaringan yang disebabkan oleh suhu panas

(thermal), kimia, elektrik, dan radiasi.

Luka bakar adalah luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh dengan

benda-benda yang menghasilkan panas (api,cairan panas, listrik, dll) atau zat-zat yang

bersifat membakar (asam kuat, basa kuat) (Anonim. 2006).

Luka bakar merupakan respons kulit dan jaringan subkutan terhadap trauma

suhu atau termal (Grace. 2007).

Luka bakar merupakan luka yang timbul akibat kulit terpajan ke suhu tinggi,

syok listrik, atau bahan kimia (Corwin. 2009).

Luka bakar merupakan jenis luka, kerusakan jaringan atau kehilangan jaringan

yang diakibatkan sumber panas ataupun suhu dingin yang tinggi, sumber listrik,

bahan kimiawi, cahaya, radiasi dan friksi (Anonim. 2008).

2. Etiologi

Menurut Rahayuningsih (2012), etiologi luka bakar antara lain :

1. Luka bakar suhu tinggi (thermal burn)

Luka bakar thermal disebabkan oleh karena terpapar atau kontak dengan api, cairan panas dan bahan padat (solid).

2. Luka bakar bahan kimia (Chemical burn)

Luka bakar kimia disebabkan oleh kontaknya jaringan kulit dengan asam atau basa kuat. Konsentrasi zat kimia, lamanya kontak dan banyaknya jaringanmenentukan luasnya injuri karena zat kimia ini. luka bakar kimia dapat terjadi misalnya karena kontak dengan zat-zat pembersih yang sering digunakan untuk keperluan rumah tangga dan berbagai zat kimia yang digunakan dalam bidang industri, pertanian dan militer. Lebih dari 25.000 produk zat kimia diketahui dapat menyebabkan luka bakar kimia.

Page 3: Laporan Pendahuluan Luka Bakar

3. Luka bakar sengatan listrik (Electrical burn)

Lewatnya tenaga listrik bervoltase tinggi melalui jaringan menyebabkan perubahannya menjadi tenaga panas, ia menimbulkan luka bakar yang tidak hanya mengenai kulit dan jaringan sub kutis, tetapi juga semua jaringan pada jalur alur listrik tersebut. Luka bakar listrik biasanya disebabkan oleh kontak dengan sumber tenaga bervoltase tinggi. Anggota gerak merupakan kontak yang terlazim, dengan tangan dan lengan yang lebih sering cedera daripada tungkai dan kaki. Kontak sering menyebabkan gangguan jantung dan atau pernafasan, dan resusitasi kardiopulmonal sering diperlukan pada saat kecelakaan tersebut terjadi. Luka pada daerah masuknya arus listrik biasanya gosong dan tampak cekung.

4. Luka bakar radiasi (Radiasi injury)

Luka bakar radiasi disebabkan oleh terpapar dengan sumber radioaktif. Tipe injury ini seringkali berhubungan dengan penggunaan radiasi ion pada industri atau dari sumber radiasi untuk keperluan terapeutik pada dunia kedokteran. Terpapar oleh sinar matahari akibat terpapar yang terlalu lama juga merupakan salah satu tipe luka bakar radiasi.

3. Manifestasi Klinis

Riwayat terpaparnya

Lihat derajat luka bakar

Status pernapasan; tachypnea, tekanan nadi lemah, hipotensi, menurunnya

pengeluaran urine atau anuri.

Perubahan suhu tubuh dari demam ke hipotermi.

Page 4: Laporan Pendahuluan Luka Bakar

4. Patofisiologi

Berat ringannya luka bakar tergantung pada faktor, agent, lamanya terpapar,

area yang terkena, kedalamannya, bersamaan dengan trauma, usia dan

kondisi penyakit sebelumnya.

Derajat luka bakar terbagi menjadi tiga bagian; derajat satu (superficial) yaitu

hanya mengenai epidermis dengan ditandai eritema, nyeri, fungsi fisiologi

masih utuh, dapat terjadi pelepuhan, serupa dengan terbakar mata hari ringan.

Tampak 24 jam setelah terpapar dan fase penyembuhan 3-5 hari. Derajat dua

(partial) adalah mengenai dermis dan epidermis dengan ditandai lepuh atau

terbentuknya vesikula dan bula, nyeri yang sangat, hilangnya fungsi

fisiologis. Fase penyembuhan tanpa infeksi 7-21 hari. Derajat tiga atau

ketebalan penuh yaitu mengenai seluruh lapisan epidermis dan dermis, tanpa

meninggalkan sisa-sisa sel epidermis untuk mengisi kembali daerah yang

rusak, hilangnya rasa nyeri, warnanya dapat hitam, coklat dan putih,

mengenai jaringan termasuk (fascia, otot, tendon dan tulang).

Fisiologi syok pada luka bakar akibat dari lolosnya cairan dalam sirkulasi

kapiler secara massive dan berpengaruh pada sistem kardiovaskular karena

hilangnya atau rusaknya kapiler, yang menyebabkan cairan akan lolos atau

hilang dari compartment intravaskuler kedalam jaringan interstisial. Eritrosit

dan leukosit tetap dalam sirkulasi dan menyebabkan peningkatan hematokrit

dan leukosit. Darah dan cairan akan hilang melalui evaporasi sehingga

terjadi kekurangan cairan.

Kompensasi terhadap syok dengan kehilangan cairan maka tubuh

mengadakan respon dengan menurunkan sirkulasi sistem gastrointestinal

yang mana dapat terjadi ilius paralitik, tachycardia dan tachypnea merupakan

kompensasi untuk menurunkan volume vaskuler dengan meningkatkan

kebutuhan oksigen terhadap injury jaringan dan perubahan sistem. Kemudian

Page 5: Laporan Pendahuluan Luka Bakar

menurunkan perfusi pada ginjal, dan terjadi vasokontriksi yang akan

berakibat pada depresi filtrasi glomerulus dan oliguri.

Repon luka bakar akan meningkatkan aliran darah ke organ vital dan

menurunkan aliran darah ke perifer dan organ yang tidak vital.

Respon metabolik pada luka bakar adalah hipermetabolisme yang merupakan

hasil dari peningkatan sejumlah energi, peningkatan katekolamin; dimana

terjadi peningkatan temperatur dan metabolisme, hiperglikemi karena

meningkatnya pengeluaran glukosa untuk kebutuhan metabolik yang

kemudian terjadi penipisan glukosa, ketidakseimbangan nitrogen oleh karena

status hipermetabolisme dan injury jaringan.

Kerusakan pada sel daerah merah dan hemolisis menimbulkan anemia, yang

kemudian akan meningkatkan curah jantung untuk mempertahankan perfusi.

Pertumbuhan dapat terhambat oleh depresi hormon pertumbuhan karena

terfokus pada penyembuhan jaringan yang rusak.

Pembentukan edema karena adanya peningkatan permeabilitas kapiler dan

pada saat yang sama terjadi vasodilatasi yang menyebabkan peningkatan

tekanan hidrostatik dalam kapiler. Terjadi pertukaran elektrolit yang

abnormal antara sel dan cairan interstisial dimana secara khusus natrium

masuk kedalam sel dan kalium keluar dari dalam sel. Dengan demikian

mengakibatkan kekurangan sodium dalam intravaskuler.

Skema berikut menyajikan mekanisme respon luka bakar terhadap injury pada

anak/orang dewasa dan perpindahan cairan setelah injury thermal.

Page 6: Laporan Pendahuluan Luka Bakar

Dalam 24 jam pertama

Luka Bakar

Meningkatnya permeabilitas kapiler

Hilangnya plasma, protein, cairan dan elektrolit dari volume sirkulasi

ke dalam rongga interstisial :

hypoproteinemia, hyponatremia, hyperkalemia

Hipovolemi

Syok

Mobilisasi kembali cairan setelah 24 jam

Edema jaringan yang terkena luka bakar

Compartment intravaskular

Hypervolemia, hypokalemia, hypernatremia

Page 7: Laporan Pendahuluan Luka Bakar

Menentukan luka bakar menurut Lund dan Browder :

Tingkat Usia

Area luka bakar 0-1 Tahun 1-4 Tahun 5-9 Tahun 10-14 Tahun 15 Tahun Dewasa 2 % 3 % Total

Kepala 19 17 13 11 9 7

Leher 2 2 2 2 2 2

Dada 13 13 13 13 13 13

Punggung 13 13 13 13 13 13

Lengan kanan atas 4 4 4 4 4 4

Lengan kiri atas 4 4 4 4 4 4

Lengan kanan bawah 3 3 3 3 3 3

Lengan kiri bawah 3 3 3 3 3 3

Tangan kanan 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5

Tangan kiri 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5

Page 8: Laporan Pendahuluan Luka Bakar

Genetalia 1 1 1 1 1 1

Bokong kanan 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5

Bokong kiri 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5

Paha kanan 5,5 6,5 8 8,5 9 9,5

Paha kiri 5,5 6,5 8 8,5 9 9,5

Tungkai kanan 5 5 5,5 6 6,5 7

Tungkai kiri 5 5 5,5 6 6,5 7

Kaki kanan 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5

Kaki kiri 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5

Total

Page 9: Laporan Pendahuluan Luka Bakar

a. Derajat Kedalaman

Kedalaman kerusakan jaringan akibat luka bakar tergantung pada derajat panas

sumber, penyebab dan lamanya kontak dengan tubuh penderita. Dahulu Dupuytren

membagi atas 6 tingkat, sekarang lebih praktis hanya dibagi 3 tingkat/derajat, yaitu

sebagai berikut:

Luka bakar derajat I :

Kerusakan terbatas pada lapisan epidermis (surperficial), kulit hipermik berupa

eritem, tidak dijumpai bullae, terasa nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik

teriritasi. Penyembuhan terjadi secara spontan tanpa pengobatan khusus.

Luka bakar derajat II

Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi inflamasi disertai

proses eksudasi. Terdapat bullae, nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi.

Dibedakan atas 2 (dua) bagian :

a. Derajat II dangkal/superficial (IIA)

Kerusakan mengenai bagian epidermis dan lapisan atas dari corium/dermis.

Organ – organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar sebecea masih banyak.

Semua ini merupakan benih-benih epitel. Penyembuhan terjadi secara spontan

dalam waktu 10-14 hari tanpa terbentuk cicatrik.

b. Derajat II dalam / deep (IIB)

Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis dan sisa – sisa jaringan

epitel tinggal sedikit. Organ – organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar

keringat, kelenjar sebacea tinggal sedikit. Penyembuhan terjadi lebih lama

dan

disertai parut hipertrofi. Biasanya penyembuhan terjadi dalam waktu lebih

dari satu bulan.

Luka bakar derajat III

Kerusakan meliputi seluruh tebal kulit dan lapisan yang lebih dalam sampai

mencapai jaringan subkutan, otot dan tulang. Organ kulit mengalami

kerusakan, tidak ada lagi sisa elemen epitel. Tidak dijumpai bullae, kulit

yang terbakar berwarna abu-abu dan lebih pucat sampai berwarna hitam

kering. Terjadi koagulasi protein pada epidermis dan dermis yang dikenal

sebagai esker. Tidakdijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi karena ujung –

Page 10: Laporan Pendahuluan Luka Bakar

ujung sensorik rusak. Penyembuhan terjadi lama karena tidak terjadi

epitelisasi spontan.

Klasifikasi baru

klasifikasi tradisional

kedalaman luka bakar bentuk klinis

Superficial thickness

Derajat 1 Lapisan EpidermisErythema( kemerahan ), Rasa sakit seperti tersengat, blisters( Gelembung cairan )

Partial thickness — superficial

Derajat 2Epidermis Superficial (Lapisan papillary) dermis

Blisters ( Gelembung cairan ), Cairan bening ketika gelembung dipecah, dan rasa sakit nyeri

Partial thickness — deep

Deep (reticular) dermis

Sampai pada lapisan berwarna putih, Tidak terlalu sakit seperti superficial derajat 2. sulit dibedakan dari full thickness

Full thicknessDerajat 3 atau 4

Dermis dan struktuir tubuh dibawah dermis Fascia, Tulang, or Otot

Berat, adanya eschar seperti kulit yang meleleh, cairan berwarna , tidak didapatkan sensasi rasa sakit

b. Luas Luka Bakar

Page 11: Laporan Pendahuluan Luka Bakar

Wallace membagi tubuh atas bagian – nagian 9 % atau kelipatan dari 9 terkenal

dengan nama Rule of Nine atau Rule of Wallace.

- Kepala dan leher 9 %

- Lengan 18 %

- Badan Depan 18 %

- Badan Belakang 18 %

- Tungkai 36 %

- Genitalia/perineum 1 %

- Total 100 %

Dalam perhitungan agar lebih mempermudah dapat dipakai luas telapak tangan

penderita adalah 1 % dari luas permukaan tubuhnya. Pada anak –anak dipakai

modifikasi Rule of Nine menurut Lund and Brower, yaitu ditekankan pada umur 15

tahun, 5 tahun dan 1 tahun.

c. Kriteria Berat Ringanya

(American Burn Association)

Luka Bakar Ringan.

- Luka bakar derajat II <15 %

- Luka bakar derajat II < 10 % pada anak – anak

- Luka bakar derajat III < 2 %

Luka bakar sedang

- Luka bakar derajat II 15-25 % pada orang dewasa

- Luka bakar II 10 – 20 5 pada anak – anak

Page 12: Laporan Pendahuluan Luka Bakar

- Luka bakar derajat III < 10 %

Luka bakar berat

- Luka bakar derajat II 25 % atau lebih pada orang dewasa

- Luka bakar derajat II 20 % atau lebih pada anak – anak.

- Luka bakar derajat III 10 % atau lebih

5. Komplikasi

- Syok hipovolemik

- Kekurangan cairan dan elektrolit

- Hypermetabolisme

- Infeksi

- Gagal ginjal akut

- Masalah pernapasan akut; injury inhalasi, aspirasi gastric, pneumonia bakteri, edema.

- Paru dan emboli

- Sepsis pada luka

- Ilius paralitik

Berat ringannya luka bakar dari American Burn Association dalam Whaley and Wong,

(1999) adalah sebagai berikut :

Luka bakar minor adalah luka bakar kurang dari 10% luas permukaan tubuh.

Luka bakar moderate adalah luka bakar 10-20 % luas permukaan tubuh.

Luka bakar mayor adalah luka bakar lebih dari 20 % luas permukaan tubuh.

6. Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan yang dilakukan:

a) Pemeriksaan darah rutin

b) Urinalisis

c) Pemeriksaan keseimbangan elektrolit

d) Analisis gas darah

e) Rontgen dada : Semua pasien sebaiknya dilakukan rontgen dada, tekanan yang

terlalu kuat pada dada, usaha kanulasi pada vena sentralis, serta fraktur iga

dapat menimbulkan pneumothoraks atau hematorak. Pasien yang juga

mengalami trauma tumpul yang menyertai luka bakar harus

Page 13: Laporan Pendahuluan Luka Bakar

menjalani pemeriksanaann radiografi dari seluruh vertebrata, tulang

panjang, dan pelvis.

f) Bronkoskopi membantu memastikan cedera inhalasi asap

g) Elektrocardiogram : EKG terutama diindikasikan pada luka bakar listrik

karena disritmia jantung adalah komplikasi yang umum

h) CT scan : menyingkirkan hemorargia intrakarnial pada pasien dengan

penyimpangan neurologik yang menderita cedera listrik.

1. Penatalaksanaan Luka Bakar

1. Penanggulangan terhadap shock2. mengatasi gangguan keseimbangan cairan

a. Protokol pemberian cairan mengunakan rumus Brooke yang sudah dimodifikasi yaitu :

b. 24 jam I : Ciran Ringer Lactat : 2,5 – 4 cc/kg BB/% LB.-   ½ bagian diberikan dalam 8 jam pertama (dihitung mulai dari jam

kecelakaan).-   ½ bagian lagi diberikan dalam 16 jam berikutnya.

c. 24 jam II : Cairan Dex 5 % in Water : 24 x (25 + % LLB) X BSA cc.d. Albumin sebanyak yang diperlukan, (0,3 – 0,5 cc/kg/%).

3. Mengatasi gangguan pernafasan4. Mengataasi infeksi5. Eksisi eskhar dan skin graft.6. Pemberian nutrisi7. Rahabilitasi8. Penaggulangan terhadap gangguan psikologis.

Page 14: Laporan Pendahuluan Luka Bakar

Asuhan Keperawatan Luka Bakar

1. Pengkajian

Pengkajian awal adalah menentukan kegawatan luka bakar.

Bila ringan atau sedang fokus pada penatalaksanaan nyeri dan perawatan luka.

Bila luka bakar berat, pengkajian meliputi; kepatenan jalan nafas, kaji vaskular, urine

output (pengeluaran urine), tanda-tanda vital, gejala syok, intensitas nyeri, kaji luka,

pantau analisa gas darah, pulse oximetry, dan kaji bising usus.

Kaji perilaku klien dan perubahan kesadaran.

2. Diagnosa Keperawatan

a) Kerusakan integritas kulit b.d luka bakar

b) Resiko infeksi b.d kerusakan lapisan pelindung

c) Resiko kurangnya volume cairan b.d perpindahan cairan dari intravaskular ke

dalam rongga interstisial dan hilangnya cairan secara evaporasi

d) Tidak efektif bersihkan jalan nafas dan gangguan pertukaran gas b.d edema

paru, injury pulmonal sekunder dari smoke Inhalation, karbon monoksida atau

hipoksia.

e) Perubahan perfusi jaringan perifer b.d luka bakar.

f) Nyeri b.d rusaknya ujung-ujung syaraf, trauma dan edema karena injury luka

bakar, dan prosedur.

g) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d hipermetabolisme dan

peningkatan kebutuhan kalori dan protein.

h) Risiko gangguan mobilitas fisik b.d luka bakar, nyeri, gangguan pergerakan

sendi, dan adanya pembentukan skar.

i) Risiko tidak efektif termuregulator b.d hilangnya panas dan perubahan

mekanisme kulit untuk mempertahankan suhu tubuh.

j) Gangguan citra tubuh, perubahan proses keluarga, tidak efektif coping

keluarga, dan kurangnya pengetahuan b.d luka bakar.

Page 15: Laporan Pendahuluan Luka Bakar

No Dx. Keperawatan Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi Rasional

1 Kerusakan integritas kulit b.d luka bakar Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama

2x24jam pasien dalam

kriteria :

- Adanya regenerasi

kulit

- Mencapai

penyembuhan tepat

waktu pada area

luka

- Kaji warna,

sensasi, gerakan,

nadi perfer dan

pengisian kapiler

pada ekstremitas

luka bakar

- Tinggikan

ekstremitas yang

sakit dengan tepat

- Monitor TTV

secara teratur tiap

30menit

- Pembentukan

oedem dapat secara

cepat menekan

pembuluh darah

sehingga

mempengaruhi

sirkulasi

- Meningkatkan

sirkulasi sistemik

- Disritmia jantung

dapat terjadi karna

perpindahan

elektrolit

Page 16: Laporan Pendahuluan Luka Bakar

- Perhatikan jaringan

nekrotik dan

kondisi sekitar luka

- Memberikan

informasi tentang

kebutuhan

penanaman kulit

dan kemungkinan

penunjuk tentang

sirkulasi

2 Resiko infeksi b.d kerusakan lapisan pelindung Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama

3x24jam pasien dalam

kriteria hasil :

- Bebas eksudat

purulen dan tidak

demam

- Awasi TTV

- Tekankan

pentingnya teknik

cuci tangan yang

baik

- Gunakan teknik

- Indikator

perubahan sensosi,

frekuensi

pernafasan, dan

demam

- Mencegah

kontaminasi silang

atau menurunkan

resiko infeksi

Page 17: Laporan Pendahuluan Luka Bakar

aseptik selama

perawatan luka

langsung

- Periksa area tak

terbakar (seperti

lipatan-lipatan)

- Bersihkan jaringan

nikrotik

- Mencegah terpajan

pada organisme

infeksius

- Infeksi seperti

jamur yang

seringkali terjadi

sehubungdengan

sistem imun

- Meningkatkan

penyembuhan dan

mencegah

autokontaminasi

3 Resiko kurangnya volume cairan b.d perpindahan

cairan dari intravaskular ke dalam rongga

interstisial dan hilangnya cairan secara evaporasi.

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama

3x24jam diharapkan

kebutuhan volume caioran

terpenuhi dan kriteria klien

sebagai berikut :

- Awasi tanda vital, CVP. Perhatikan kapiler dan kekuatan nadi perifer.

- Awasi pengeluaran urine dan berat

- Memberikan pedoman untuk penggantian cairan dan mengkaji respon kardiovaskuler.

- Penggantian cairan dititrasi untuk

Page 18: Laporan Pendahuluan Luka Bakar

- Turgor kulit elastis

- Mukosa bibir

lembab

- HT normal (37-

43%)

- Tidak ada tanda-

tanda hipovolemik

- Tidak ada tanda-

tanda dehidrasi

- TTV normal

- HB normal

jenisnya.

- Ukur lingkar

ekstremitas yang terbakar tiap hari sesuai indikasi.

- Perkirakan drainase luka dan kehilangan yang tampak

.

meyakinkan rata-2 pengeluaran urine 30-50 cc/jam pada orang dewasa.

- Memperkirakan luasnya oedema/perpindahan cairan yang mempengaruhi volume sirkulasi dan pengeluaran urine.

- Peningkatan permeabilitas kapiler, perpindahan protein, proses inflamasi dan kehilangan cairan melalui evaporasi mempengaruhi volume sirkulasi dan pengeluaran urine.

Page 19: Laporan Pendahuluan Luka Bakar

- Lakukan kolaborasi Awasi hasil pemeriksaan laboratorium ( Hb, Ht, Leukosit, Elektrolit)

- Meningkatkan pengeluaran urine dan membersihkan tubulus dari debris /mencegah nekrosis.