laporan pendahuluan ppok keperawatan
DESCRIPTION
Laporan pendahuluan PPOK pada kasus PPOKTRANSCRIPT
R.Paru Lk
LAPORAN PENDAHULUAN
ASuhan KEPerawatan KLIEN DENGAN
Penyakit Paru Obstruktif kronik
OLEH:
SRI YUNIARTI
PPN 14251MARIANA PEREIRA
PPN 14212
RUSMYATI
PPN 14242LEURA
PROGRAM PROFESI NERS XIIISEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL
BANDUNG
2015
KONSEP DASAR PENYAKIT
1. Pengertian
a. PPOK Merujuk pada sejumlah gangguan yang mempengaruhi pergerakan udara dari dan keluar Paru. Gangguan yang penting adalah Bronkhitis Obstruktif, Emphysema dan Asthma Bronkiale. (Black. J. M. & Matassarin,.E. J. 1993).
b. Suatu kondisi dimana aliran udara pada paru tersumbat secara terus menerus. Proses penyakit ini adalah seringkali kombinasi dari 2 atau 3 kondisi berikut ini (Bronkhitis Obstruktif Kronis, Emphysema dan Asthma Bronkiale) dengan suatu penyebab primer dan yang lain adalah komplikasi dari penyakit primer.(Enggram, B. 1996).2. Klasifikasi a. Bronkhitis KronisGangguan klinis yang ditandai dengan pembentukan mucus yang berlebihan dalam bronkus dan termanifestasikan dalam bentuk batuk kronis dan pembentuk sputum selama 3 bulan dalam setahun, paling sedikit 2 tahun berturut turut.b. EmphysemaPerubahan anatomis parenkim paru yang ditandai pelebaran dinding alveolus, duktus alveolaris dan destruksi dinding alveolarc. Asthma BronkialeSuatu penyakit yang ditandai dengan tanggap reaksi yang meningkat dari trachea dan bronkus terhadap berbagai macam rangsangan dengan manifestasi berupa kesukaran bernafas yang disebabkan oleh peyempitan yang menyeluruh dari saluran nafas.Asthma dibedakan menjadi 2 :1) Asthma Bronkiale Alergenik 2) Asthma Bronkiale Non Alergenik3. PENYEBAB PPOK
a. Bronkitis Kronis
1) Faktor tak diketahui
2) Merokok
3) Polusi Udara
4) Iklimb. Emphysema
1) Faktor tak diketahui
2) Predisposisi genetik3) Merokok
4) Polusi udarac. Asthma Bronkiale
Faktor Prediasposisi nya adalah :
1. Alergen (debu, bulu binatang, kulit dll)
2. Infeksi saluran nafas
3. Stress
4. Olahraga (kegiatan jasmani berat )
5. obat-obatan
6. Polusi udara
7. lingkungan kerja
8. Lain-lain, (iklim, bumbu masak, bahan pengawet dll)4. Patofisiologi / patway
5. Manifestasi klinis Emphysema dan bronkhitis kronisGambaranEmphysemaBronkhitis
Mulai timbulUsia 30 40 tahun20 30 tahun batuk akibat merokok (cacat pada usia pertengahan)
SputumMinimalBanyak sekali
DispneDispnea relatif diniLambat
Rasio V/QKetidakseimbangan minimalKetidakseimbangan nyata
Bnetuk TubuhKurus dan rampingGizi cukup
Diameter AP dadaDada seperti tongTidak membesar
Gambaran respirasiHyperventilasiHypoventilasi
Volume ParuFEV 1 rendah
TLC dan RV meningkatFEV 1 rendah
TLC normal RV meningkat moderat
Pa O2
Sa O 2Norml/rendah
NormalMeningkat
Desaturasi
PolisitemiaNormalHb dan Hematokrit meningkat
SianosisJarangSering
6. penatalaksanaan
Intervensi medis bertujuan untuk :
1) Memelihara kepatenan jalan nafas dengan menurunkan spasme bronkus dan membersihkan secret yang berlebihan
2) Memelihara keefektifan pertukaran gas
3) Mencegah dan mengobati infeksi saluran pernafasan
4) Meningkatkan toleransi latihan.
5) Mencegah adanya komplikasi (gagal nafas akut dan status asmatikus)
6) Mencegah allergen/iritasi jalan nafas
7) Membebaskan adanya ansietas dan mengobati depresi yang sering menyertai adanya obstruksi jalan nafas kronis.Managemen medis yang diberikan berupa
1) Pharmacologic management
a) Anti inflamasi ( kortikosteroid, sodium kromolin dll)
b) Bronkodilator
Adrenergik
: efedrin, epineprin, beta adrenergik agonis selektif
Non adrenergik: aminophilin, tefilin
c) Antihistamin
d) Steroid
e) Antibiotic
f) Ekspektoran
Oksigen digunakan 3 l/m dengan cannula nasal.
2) Hygiene Paru.
Bertujuan untuk membersihkan sekret dari paru-paru dan kemudian meningkatkan kerja silia dan menurunkan resiko infeksi.
Dilaksanakan dengan nebulizer, fisioterapi dada, postural drainase
3) Exercise
Bertujuan untuk mempertinggi kebugaran dan melatih fungsi otot skeletal agar lebih efektif.
Dilaksanakan dengan jalan sehat.
4) Menghindari bahan iritans
Penyebab iritans jalan nafas harus dihindari seperti asap rokok dan perlu juga mencegah adanya alergen yang masuk tubuh.
5) Diet
Klien sering mengalami kesulitan makan karena adanya dipsnea. Pemberian porsi yang kecil namun sering lebih baik daripada makan langsung banyak.ASUHAN KEPERAWATAN1. Pengkajian :
a. Riwayat atau faktor penunjang :
Merokok merupakan faktor penyebab utama.
Tinggal atau bekerja di area dengan polusi udara berat.
Riwayat alergi pada keluarga
Riwayat Asthma pada anak-anak.b. Riwayat atau adanya faktor pencetus eksaserbasi :
Alergen.
Stress emosional.
Aktivitas fisik yang berlebihan.
Polusi udara.
Infeksi saluran nafas.c. Pemeriksaan fisik :
a. Manifestasi klinik Penyakit Paru Obstruktif Kronik :
Peningkatan dispnea.
Penggunaan otot-otot aksesori pernafasan (retraksi otot-otot abdominal, mengangkat bahu saat inspirasi, nafas cuping hidung).
Penurunan bunyi nafas.
Takipnea.
b. Gejala yang menetap pada penyakit dasar
Asthma
Batuk (mungkin produktif atau non produktif), dan perasaan dada seperti terikat.
Mengi saat inspirasi maupun ekspirasi yang dapat terdengar tanpa stetoskop.
Pernafasan cuping hidung.
Ketakutan dan diaforesis. Bronkhitis
Batuk produktif dengan sputum berwarna putih keabu-abuan, yang biasanya terjadi pada pagi hari.
Inspirasi ronkhi kasar dan whezzing.
Sesak nafas Bronkhitis (tahap lanjut)
Penampilan sianosis
Pembengkakan umum atau blue bloaters (disebabkan oleh edema asistemik yang terjadi sebagai akibat dari kor pulmunal). Emphysema
Penampilan fisik kurus dengan dada barrel chest (diameter thoraks anterior posterior meningkat sebagai akibat hiperinflasi paru-paru).
Fase ekspirasi memanjang. Emphysema (tahap lanjut)
Hipoksemia dan hiperkapnia.
Penampilan sebagai pink puffers
Jari-jari tabuh.
2. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK Test faal paru
1) Kapasitas inspirasi menurun
2) Volume residu : meningkat pada emphysema, bronkhitis dan asthma
3) FEV1 selalu menurun = derajat obstruksi progresif Penyakit Paru Obstruktif Kronik
4) FVC awal normal ( menurun pada bronchitis dan astma.
5) TLC normal sampai meningkat sedang (predominan pada emphysema). Transfer gas (kapasitas difusi).
Pada Penyakit Paru Obstruktif Kronik Transfer gas relatif baik.
Pada emphysema : area permukaan gas menurun.
(Transfer gas (kapasitas difusi).menurun Darah :
Hb dan Hematokrit meningkat pada polisitemia sekunder.
Jumlah darah merah meningkat
Eo dan total IgE serum meningkat.
Analisa Gas Darah ( gagal nafas kronis.
Pulse oksimetri ( SaO2 oksigenasi menurun.
Elektrolit menurun oleh karena pemakaian deuritika pada cor pulmunale. Analisa Gas Darah
PaO2 menurun, PCO2 meningkat, sering menurun pada astma. PH normal asidosis, alkalosis respiratorik ringan sekunder.
Sputum :
Pemeriksaan gram kuman/kultur adanya infeksi campuran.
Kuman patogen >> :
Streptococcus pneumoniae.
Hemophylus influenzae.
Moraxella catarrhalis. Radiologi :
Thorax foto (AP dan lateral).
Hiperinflasi paru-paru, pembesaran jantung dan bendungan area paru-paru.Pada emphysema paru :
a. Distensi >
b. Diafragma letak rendah dan mendatar.
c. Ruang udara retrosternal > (foto lateral).
d. Jantung tampak memanjang dan menyempit.
Bronkogram : menunjukkan dilatasi bronkus, kolap bronkhiale pada ekspirasi kuat. EKG.
Kelainan EKG yang paling dini adalah rotasi clock wise jantung. Bila sudah terdapat Kor Pulmonal terdapat deviasi aksis ke kanan dan P- pulmonal pada hantaran II, III dan aVF. Voltase QRS rendah. Di V1 rasio R/S lebih dari 1 dan di V6 V1 rasio R/S kurang dari 1. Sering terdapat RBBB inkomplet.
Lain-lain perlu dikaji Berat badan, rata-rata intake cairan dan diet harian.
Aktivitas dan Istirahat
GejalaKeletihan, kelelahan, malaise
Ketidakmampuan melakukan aktivitas sehari-hari karena sulit bernafas. Perlu tidur dalam posisi duduk cukup tingi. Dispnea pada saat istirahat atau respon terhadap aktivitas atau latihan
TandaKelelahan, gelisah, insomnia, kelemahan umum/kehilangan masa otot
Sirkulasi
GejalaPembengkakan pada ekstremitas bawah
TandaPeningkatan tekanan darah. Peningkatan frekuensi jantung
Distensi vena leher, sianosis perifer
Integritas ego
Gejala/tandaAnsietas, ketakutan dan peka rangsang
Makanan/cairan
Gejala Mual/muntah, Nafsu makan menurun, ketidakmampuan makan karena distress pernafasan
Penurunanan BB menetap (empisema) dan peningkatan BB karena edema (Bronkitis)
TandaTurgor kulit buruk, edema, berkeringat, penurunan BB, penurunan massa otot
Hygiene
GejalaPenurunan Kemampuan/peningkatan kebutuhan bantuan melakukan aktivitas tubuh
TandaKebersihan buruk, bau badan
Pernafasan
GejalaNafas pendek, khususnya pada saat kerja, cuaca atau episode serangan asthma, rasa dada tertekan/ketidakmampuan untuk bernafas. Batuk menetap dengan produksi sputum setiap hari selama 3 bulan berturut-turut selam 3 tahun sedikitnya 2 tahun. Sputum hijau, putih, kuning dengan jumlah banyak (bronchitis)
Episode batuk hilang timbul dan tidak produktif (empisema),
Riwayat Pneumonia, riwayat keluarga defisiensi alfa antitripsin
TandaRespirasi cepat dangkal, biasa melambat, fas ekspirasi memanjang dengan mendengkur, nafas bibir (empisema)
Pengguanaan otot Bantu pernafasan, Dada barell chest, gerakan diafragma minimal. Bunyi nafas, Ronki, wheezing, redup
Perkusi hypersonor pada area paru (udara terjebak, dan dapat juga redup/pekak karena adanya cairan).
Kesulitan bicara 94 5 kalimat 0
Sianosis bibir dan dasar kuku, jari tabuh.
SeksualitasLibido menurun
Interaksi sosial
GejalaHubungan ketergantungan, kurang sisitem pendukung
tandaKeterbatasan mobilitas fisik
Kelalaian hubungan antar keluarga
3. ANALISA DAN SINTESA DATA
NOD A T AETIOLOGIMASALAH
1.S :
Klien mengatakan sesak nafas. Dada seperti tertekan/ketidakmampuan untuk bernafas.
O :
1. Warna kulit perifer cianosis.
2. RR : 32 x /menit.
3. Nafas pendek.
4. Pengguanaan otot bantu pernafasan
5. Sianosis bibir dan dasar kuku, jari tabuh.
Edema, spasme bronkus, peningkatan secret bronkiolus(Obstruksi bronkiolus awal fase ekspirasi
(Udara terperangkap dalam alveolus
(Tekanan O2 rendah, tekanan CO2 meningkat
(Gangguan pertukaran gas Gangguan pertukaran gas
2.S :
Klien mengatakan selalu ingin batuk dan susah bernafas.O :
1. Bunyi nafas : Ronki, wheezing, redup.
2. Perkusi hypersonor pada area paru.
3. Batuk menetap dengan produksi sputum (+)4. Sianosis 5. Gelisah 6. Perubahan frekuensi dan irama nafas
Edema, spasme bronkus, peningkatan secret bronkioulus(Peradangan/inflamasi
(Sputum meningkat
(Batuk
(Bersihan jalan nafas tidak efektifBersihan jalan nafas tidak efektif
3.O :
Klien hanya makan beberapa sendok dari makanan yang disajikan.
S :
Klien mengeluh sesak nafas pada waktu makan
Inflamasi (Infeksi
(Leukosit meningkat
(Imun menurun
(Kuman, pathogen dan endogen difasogitmakrofag
(Anoreksia
(Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
4.S : biasanya klien mengeluh sesak nafas.O :
-Menggunakan otot pernafasan tambahan-Respirasi 95%6. Gelisah, bingung, disorientasi dapat menunjukkan gangguan aliran darah.7. Penurunan keadaan umum dan perubahan vital sign merupakan indikasi derajat keparahan dan status kesehatan umum.
daftar pustaka
Alsagaff Hood, Abdul Mukty, (1995). Dasar Dasar Ilmu Penyakit Paru. Airlangga University Press. Surabaya.
Amin muhammad, Hood Alsagaff. (1989). Pengantar Ilmu Penyakit Paru. Airlangga University Press. Surabaya.
Blac,MJ Jacob. (1993). l.uckman & Sorensens Medical surgical Nursing A Phsycopsicologyc Approach. W.B. Saunders Company. Philapidelpia.
Barbara Engram. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Vol. 1. Penerbit EGC. Jakarta.
Marylin E doengoes. (2000). Rencana Asuhan keperawatan Pedoman untuk Perencnaan /pendokumentasian Perawatan Pasien. EGC.Jakarta.
Soeparman, Sarwono Waspadji. (1990). Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.
Sylvia Anderson Price, Lorraine McCarty Wilson. (1995). Patofisiologi Konsep Klinis Proses - Proses Penyakit. EGC. Jakarta.
Yunus Faisal. (1992). Pulmonologi Klinik. Bagian Pulmonologi FKUI. Jakarta.
PAGE 12