laporan pendahuluan praktikum termoregulasi pada lansia

4

Click here to load reader

Upload: lidya-simatupang

Post on 13-Nov-2015

41 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Termoregulasi

TRANSCRIPT

Laporan Pendahuluan Praktikum Termoregulasi pada Lansia(Lidia. L.W Simatupang, 1006672636)

Prinsip dalam mengkaji suhu tubuh: Dokumentasikan suhu tubuh dasar pada seseorang baik suhu tubuh harian ataupun suhu tubuh pada musim-musim tertentu. Munculkan anggapan bahwa perubahan sedikit saja suhu tubuh dari yang biasanya merupakan tanda adanya proses patologi. Dokumentasi suhu tubuh yang actual dan perubahannya dari biasa akan lebih baik dibandingkan langsung menggunakan istilah demam. Perhatikan penggunaan standar prosedur yang akurat dalam pengukuran suhu tubuh. Gunakanlah thermometer yang register suhunya lebih rendah dari 950F (350C). Pertimbangkan perubahan suhu tubuh akibat pengaruh obat. Jangan berasumsi bahwa infeksi selalu disertai dengan suhu tubuh yang tinggi. Ingat bahwa penurunan fungsi dan perubahan status mental merupakan tanda awal adanya infeksi dan menjadi indicator yang akurat terhadap penyakit dibandingkan sebagai indicator terhadap perubahan suhu. Jangan berasumsi bahwa lansia akan menunjukkan perilaku kompensasi atau mengeluh akan ketidaknyamanan ketika terpapar suhu lingkungan yang dapat merugikan kondisi lansia.

Pertanyaan yang dapat digunakan untuk mengkaji factor risiko Hipotermia atau hipertermia: Apakah ada masalah kesehatan tertentu yang Anda miliki yang terjadi saat cuaca panas atau dingin? Apakah Anda mampu untuk mempertahankan suhu yang nyaman di dalam rumah atau kamar Anda pada musim panas atau dingin? Apa yang Anda lakukan untuk mengatasi suhu panas pada musim panas/semi? Apa bentuk perlindungan yang Anda gunakan untuk melawan rasa dingin pada musim dingin (misalnya selimut elektrik, dan lain-lain) Apakah Anda pernah menerima pelayanan medis selama terpapar panas atau dingin?

Observasi untuk mengkaji factor risiko hipotermi atau hipertermi Apakah lansia tersebut tinggal di rumah yang suhunya tetap di bawah 700C (21.10C) selama musim dingin? Apakah lansia tersebut mengkonsumsi alkohol atau obat pengubah suhu tubuh? (Contoh obat; alpha-adrenergic blocking agents; anticholinergic agents (including antihistamines, phenothiazines, tricyclic antidepressants); benzodiazepines, beta-adrenergic blocking agents, calcium channel blockers, diuretics, and laxatives) Apakah lansia tersebut memiliki kondisi patologis yang menjadi predisposisi hipotermi pada dirinya(misal endokrin, neurologi, atau disorder jantung)? Apakah lansia tersebut tinggal di rumah yang sedikit ventilasi dan tanpa AC? Apakah keadaan atmosfer sangat panas, lembab, tercemar? Apakah lansia tersebut melakukan aktivitas selama musim panas? Apakah lansia tersebut memiliki penyakit kronis yang menjadi predisposisi hipertermi pada dirinya?

Referensi:Miller, C.A. (2004). Nursing for wellness in older adult: theory and practice. Philadelphia: Lippincot Williams & Wilkin.