laporan pendahuluan snh
DESCRIPTION
lpp snhTRANSCRIPT
LAPORAN PENDAHULUAN
“STROKE NON HEMORAGIK”
1.1 Definisi
Menurut WHO ( 1986 ), Stroke adalah gangguan peredaran darah ke otak
atau disebut cerebro vascular accident (VCA) atau, stroke adalah tanda-tanda
klinis yang berkembang cepat akibat fungsi vocal (global), dengan gejala-
gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih ataupun menyebabkan
kematian, tanpa adanya penyebab lain yang ada selain vaskuler.
Menurut Feigin, 2006 Stroke atau sering disebut juga dengan
”cerebrovasculer accident” adalah gejala kelainan neurologi akibat dari
penyakit pembuluh darah otak. Stroke adalah penyakit otak yang paling
destruktif dengan konsekuensi berat, termasuk beban psikologis, fisik, dan
keuangan yang besar pada pasien, keluarga, dan masyarakat.
Gangguan peredaran darah diotak (GPDO) atau dikenal dengan CVA
(Cerebro Vaskuar Accident) adalah gangguan fungsi syaraf yang disebabkan
oleh gangguan aliran darah dalam otak yang dapat timbul secara mendadak
(dalam beberapa detik) atau secara cepat (dalam beberapa jam) dengan gejala
atau tanda yang sesuai dengan daerah yang terganggu.(Harsono,1996, hal 67).
Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak yang
diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak sering ini adalah
kulminasi penyakit serebrovaskuler selama beberapa tahun. (Smeltzer C.
Suzanne, 2002, hal 2131).
1.2 Etiologi
1. Penyebab-penyebabnya antara lain:
a. Trombosis ( bekuan cairan di dalam pembuluh darah otak )
Trombus yang lepas dan menyangkut di pembuluh darah yang lebih
distal disebut embolus.
b. Embolisme cerebral ( bekuan darah atau material lain )
Emboli merupakan 5-15 % dari penyebab stroke. Dari penelitian
epidemiologi didapatkan bahwa sekitar 50 % dari semua serangan
iskemik otak, apakah yang permanen atau yang transien, diakibatkan oleh
komplikasi trombotik atau embolik dari ateroma, yang merupakan
kelainan dari arteri ukuran besar atau sedang, dan sekitar 25 %
disebabkan oleh penyakit pembuluh darah kecil di intyrakranial dan 20 %
oleh emboli jantung. Emboli dapat terbentuk dari gumpalan darah,
kolesterol, lemak, fibrin trombosit, udara ,tumor, metastase, bakteri,
benda asing. Emboli lemak terbentuk jika lemak dari sumsum tulang
yang pecah dilepaskan ke dalam aliran darah dan akhirnya bergabung di
dalam sebuah arteri.
c. Hemorargik cerebral (Pecahnya pembuluh darah serebral dengan
perlahan ke dalam jaringan otak atau ruang sekitar otak).
Akibatnya adalah gangguan suplai darah ke otak , menyebabkan
kehilangan gerak, pikir, memori, bicara, atau sensasi baik sementara atau
permanen.
d. Iskemia ( Penurunan aliran darah ke area otak)
Penurunan tekanan darah yang tiba-tiba bisa menyebabkan berkurangnya
aliran darah ke otak, yang biasanya menyebabkan seseorang pingsan.
Stroke bisa terjadi jika tekanan darah rendahnya sangat berat dan
menahun. Hal ini terjadi jika seseorang mengalami kehilangan darah
yang banyak karena cedera atau pembedahan, serangan jantung atau
irama jantung yang abnormal.
2. Penyebab lain terjadinya stroke non hemoragik adalah :
a. Aterosklerosis, Terbentuknya aterosklerosis berawal dari endapan
ateroma (endapan lemak) yang kadarnya berlebihan dalam pembuluh
darah. Selain dari endapan lemak, aterosklerosis ini juga mungkin
karena arteriosklerosis, yaitu penebalan dinding arteri (tunika intima)
karena timbunan kalsium yang kemudian mengakibatkan bertambahnya
diameter pembuluh darah dengan atau tanpa mengecilnya pembuluh
darah.
b. Infeksi, Peradangan juga menyebabkan menyempitnya pembuluh darah,
terutama yang menuju ke otak.
c. Obat-obatan, Ada beberapa jenis obat-obatan yang justru dapat
menyebabkan stroke seperti: amfetamin dan kokain dengan jalan
mempersempit lumen pembuluh darah ke otak.
d. Hipotensi, Penurunan tekanan darah yang tiba-tiba bisa menyebabkan
berkurangnya aliran darah ke otak, yang biasanya menyebabkan
seseorang pingsan. Stroke bisa terjadi jika hipotensi ini sangat parah dan
menahun.
3. Ada beberapa faktor risiko stroke yang sering teridentifikasi, yaitu ;
a. Hipertensi
b. Aneurisma pembuluh darah cerebral
c. Kelainan jantung / penyakit jantung,
d. Diabetes mellitus (DM),
e. Usia lanjut,
f. Polocitemia,
g. Peningkatan kolesterol (lipid total),
h. Obesitas,
i. Perokok,
j. kurang aktivitas fisik,
1.4 Patofisiologi
Infark ischemic cerebri sangat erat hubungannya dengan aterosklerosis dan
arteriosklerosis. Aterosklerosis dapat menimbulkan bermacam-macam
manifestasi klinis dengan cara:
1. Menyempitkan lumen pembuluh darah dan mengakibatkan insufisiensi
aliran darah.
2. Oklusi mendadak pembuluh darah karena terjadinya thrombus dan
perdarahan aterm.
3. Dapat terbentuk thrombus yang kemudian terlepas sebagai emboli.
4. Menyebabkan aneurisma yaitu lemahnya dinding pembuluh darah atau
menjadi lebih tipis sehingga dapat dengan mudah robek.
Faktor yang mempengaruhi aliran darah ke otak:
a. Keadaan pembuluh darah.
b. Keadan darah : viskositas darah meningkat, hematokrit meningkat, aliran
darah ke otak menjadi lebih lambat, anemia berat, oksigenasi ke otak
menjadi menurun.
c. Tekanan darah sistemik memegang peranan perfusi otak. Otoregulasi
otak yaitu kemampuan intrinsik pembuluh darah otak untuk mengatur
agar pembuluh darah otak tetap konstan walaupun ada perubahan tekanan
perfusi otak.
d. Kelainan jantung menyebabkan menurunnya curah jantung dan karena
lepasnya embolus sehingga menimbulkan iskhemia otak. Suplai darah ke
otak dapat berubah pada gangguan fokal (thrombus, emboli, perdarahan
dan spasme vaskuler) atau oleh karena gangguan umum
(Hypoksiakarena gangguan paru dan jantung). Arterosklerosis
sering/cenderung sebagai faktor penting terhadap otak. Thrombus dapat
berasal dari flak arterosklerotikatau darah dapat beku pada area yang
stenosis, dimana aliran darah akan lambat atau terjadi turbulensi. Oklusi
pada pembuluh darah serebral oleh embolusmenyebabkan oedema dan
nekrosis diikuti thrombosis dan hipertensi pembuluh darah. Perdarahan
intraserebral yang sangat luas akan menyebabkan kematian dibandingkan
dari keseluruhan penyakit cerebrovaskuler. Anoksia serebral dapat
reversibel untuk jangka waktu 4-6 menit. Perubahan irreversible dapat
anoksia lebih dari 10 menit. Anoksia serebral dapat terjadi oleh karena
gangguan yang bervariasi, salah satunya cardiac arrest.
Faktor-faktor penyebab / pencetus Stroke Non Hemoragik
Terganggunya Kerja Jantung
Suplai darah dari ventrikel kiri
Jantung memompa darah ke seluruh tubuh/sistemik
Arteroklerosis
Iskemia
Suplai darah ke serebral menurun
Trombosis Emboli
TIA
NDx: Perubahan Perfusi Jaringan
Hipoxia Jar. Otak
Kerusakan Otak
IreversibelReversibel
Menurunnya Kesadaran Edema Jar. Otak
1.6 Patoflow
Koma
NDx: Kerusakan MenelanDefisit Jar. Otak
ParalisisHemaparasis
NDx: Gangguan Harga diri
NDx: Kurang Perawatan diri
NDx: Kerusakan Mobilitas Fisik
NDx: Kurang Perawatan diri
Afasia
NDx: Kerusakan MenelanBed Rest
Dekubitus
Inkontinensia Uri
Pneumonia
1.6 Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala bervariasi, tergantung pada arteri yang diserang (dan, akibatnya, bagian
otak yang disuplainya), keparahan kerusakan, dan perluasan sirkulasi kolateral yang
berkembang untuk membantu otak mengimbangi suplai darah yang berkurang.
1. Stroke hemisfer kiri: gejala di sisi tubuh sebelah kanan
2. Stroke hemisfer kanan : gejala di sisi tubuh sebelah kiri
3. Stroke yang menyebabkan kerusakan saraf kranial : tanda disfungsi saraf kranial disisi
yang sama dengan terjadinya hemoragi
4. Gejala biasanya diklasifikasikan menurut arteri yang diserang :
a. Arteri serebral tengah : afasia, disfasia, potongan bidang visual dan hemiparesis
disisi yang diserang (lebih parah diwajah dan lengan daripada di kaki)
b. Arteri karotid : lemah, paralisis, mati rasa, perubahan sensorik, dan gangguan visual
disisi yang diserang ; perubahan tingkat kesadaran ; bunyi abnormal ; sakit kepala;
afasia dan ptosis.
c. Arteri vertebrobasilar : lemah disisi yang diserang, mati rasa disekitar bibir dan
mulut, potongan bidang visual, diplopia, koordinasi buruk, disfagia, bicara
mencerca, pusing, amnesia dan ataksia.
d. Arteri serebral anterior : konfusi, lemah dan mati rasa (terutama dikaki) disisi yang
diserang, inkontinensi, hilang koordinasi, gangguan fungsi motorik dan sensorik,
dan perubahan kepribadian.
e. Arteri serebral posterior : potongan bidang visual, gangguan sensorik, disleksia,
koma, dan kebutaan kortikal.
5. Gejala juga diklasifikasikan sebagai premonitorik, tergeneralisasi, atau fokal
6. Premonitorik (jarang) :mengantuk, pusing, sakit kepala, dan konfusi mental.
7. Tergeneralisasi : sakit kepala,muntah,gangguan mental, sawan,koma,rigiditas
nukal,demam, dan disorientasi.
8. Fokal (misalnya perubahan sensorik dan refleks): merefleksikan tempat hemoragi atau
inarksi dan bisa memburuk.
Tanda dan gejala lain dari stroke adalah (Baughman, C Diane.dkk,2000):
1. Kehilangan motorik.
Disfungsi motorik paling umum adalah hemiplegia (paralisis pada salah satu sisi)
dan hemiparesis (kelemahan salah satu sisi) dan disfagia.
2. Kehilangan komunikasi Disfungsi bahasa dan komunikasi adalah disatria (kesulitan
berbicara) atau afasia (kehilangan berbicara).
3. Gangguan persepsi
Meliputi disfungsi persepsi visual humanus, heminapsia atau kehilangan
penglihatan perifer dan diplopia, gangguan hubungan visual, spesial dan
kehilangan sensori.
4. Kerusakan fungsi kognitif, parestesia (terjadi pada sisi yang berlawanan).
5. Disfungsi kandung kemih, meliputi : inkontinensia urinarius transier, inkontinensia
urinarius peristen atau retensi urin (mungkin simtomatik dari kerusakan otak
bilateral), Inkontinensia urinarius dan defekasi yang berlanjut (dapat mencerminkan
kerusakan neurologi ekstensif).
Tanda dan gejala yang muncul sangat tergantung dengan daerah otak yang terkena:
a. Pengaruh terhadap status mental: tidak sadar, konfus, lupa tubuh sebelah.
b. Pengaruh secara fisik: paralise, disfagia, gangguan sentuhan dan sensasi, gangguan
penglihatan.
c. Pengaruh terhadap komunikasi: bicara tidak jelas, kehilangan bahasa.
d. Dilihat dari bagian hemisfer yang terkena tanda dan gejala dapat berupa
1.7 Pemeriksaan Diagnosis
1. Pemeriksaan penunjang disgnostik yang dapat dilakukan adalah :
a. laboratorium: mengarah pada pemeriksaan darah lengkap, elektrolit, kolesterol, dan
bila perlu analisa gas darah, gula darah dsb.
b. Computed tomography (CT) scan kepala untuk mengetahui lokasi dan luasnya
perdarahan atau infark. Menunjukkan adanya stroke hemoragis dengan segera tetapi
bisa jadi tidak mnenunjukkan adanya infarksi trombotik selama 48-72 jam.
c. MRI( magnetic resonance imaging ), untuk mengetahui adanya edema, infark,
hematom dan bergesernya struktur otak, bisa membantu mengidentifikasi area yang
mengalami iskemia atau infarksi dan pembengkakan serebral. MRI menunjukan
daerah yang mengalami infark, hemoragik.
d. Angiografi untuk mengetahui penyebab dan gambaran yang jelas mengenai
pembuluh darah yang terganggu
2. Pemeriksaan penunjang :
a. Oftalmoskopi bisa menunjukkan tanda hipertensi dan perubahan aterosklerotik
dalam arteri retina.
b. Memperlihatkan adanya edema , hematoma, iskemia dan adanya infark
c. Membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik seperti perdarahan atau
obstruksi arteri
d. Fungsi Lumbal
1) menunjukan adanya tekanan normal
2) tekanan meningkat dan cairan yang mengandung darah menunjukan adanya
perdarahan
e. EEG: Memperlihatkan daerah lesi yang spesifik
f. Ultrasonografi Dopler : Mengidentifikasi penyakit arteriovena
g. Sinar X Tengkorak : Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal
(DoengesE, Marilynn,2000 hal 292)
Konsep Asuhan Keperawatan
Data Dasar Pengkajian
1. Adapun hal yang perlu di kaji pada klien dengan penyakit SNH yaitu :
a. Identitas diri klien
1) Pasien (diisi lengkap) : Nama, Tempat/Tgl. Lahir, Umur, Jenis Kelamin, Alamat,
Status Perkawinan, Agama, Suku Bangsa, Pendidikan, Pekerjaan, Lama bekerja,
Tgl Masuk RS.
2) Penanggung Jawab (diisi lengkap) : Sumber informasi, Keluarga terdekat yang
dapat dihubungi, Pendidikan, Pekerjaan, Alamat.
b. Status kesehatan saat ini
1) Alasan Kunjungan/Keluhan Utama,
2) Faktor Pencetus,
3) Lamanya keluhan,
4) Timbulnya Keluhan,
5) Faktor yang memperberat,
6) Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya,
7) Diagnosa Medik.
c. Riwayat kesehatan yang lalu
1) Penyakit yang pernah dialami,
2) Alergi,
3) Imunisasi,
4) Kebiasaan,
5) Obat – obatan,
6) Pola Nurtisi,
7) Pola Eliminasi,
8) Pola tidur dan istirahat,
9) Pola Aktifitas dan Latihan,
10) Pola bekerja.
d. Riwayat keluarga dalam bentuk Genogram
e. Riwayat lingkungan
f. Aspek psikososial
1) Pola piker dan persepsi
2) Persepsi diri
3) Suasana hati
4) Hubungan/ komunikasi
5) Kehidupan berkeluarga
6) Pertahanan koping
7) System nilai – kepercayaan
8) Tingkat perkembangan
g. Pengkajian fisik
1) Tanda-tanda vital saat pasien masuk rumah sakit
2) pemeriksaan persistem
a) sistem persepsi & sensori (pemeriksaan 5 indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, pengecap, perasa),
b) Sistem persarafan (bagaimana tingkat kesadaran, GCS, reflek bicara, pupil,
orientasi waktu & tempat),
c) Sistem pernafasan (Nilai frekuensi nafas, kualitas, suara, dan jalan nafas),
d) Sistem kardiovaskuler (nilai TD, nadi dari irama, kualitas dan frekuensi),
e) Sistem gastrointestinal (nilai kemampuan menelan, nafsu makan/minum,
peritaltik, eliminasi),
f) Sistem integument (nilai warna, turgor, tekstur dari kulit pasien),
g) Sistem reproduksi,
h) Sistem perkemihan (nilai frekunsi BAK, volume BAK) .
Diagnosa Keperawatan
1. Hambatan komunikasi verbal b.d penurunan fungsi otot facial/oral2. Kerusakan mobilitas fisik b.d keterlibatan neuromuskuler, kelemahan, parestesia,
flaksid/ paralysis hipotonik, paralysis spastis. Kerusakan perceptual / kognitif.3. Pola nafas tak efektif berhubungan dengan adanya depresan pusat pernapasan.
Hambatan
Komunikasi Verbal
b.d. Kerusakan
anatomi
Kemampuan Komunikasi
Menunjukkan hasil perbaikan:
Penggunaan bahasa lisan
Penggunaan bahasa non-verbal
Memberikan balasan dari pesan yang diterima
Menyampaikan pesan langsung secara tepat
Bertukar pesan dengan yang lainnya
Komunikasi: Kemampuan Menerima
Menunjukkan hasil perbaikan:
Menginterpretasikan bahasa lisan
Menginterpretasikan bahasa non-verbal
Memberikan balasan dari pesan yang diterima
Peningkatan
Komunikasi: Defisit
Pendengaran
Memudahkan janji
bertemu dengan pasien
untuk menguji
kemampuan
mendengar pasien, jika
sesuai
Memfasilitasi
penggunaan alat bantu
pendengaran, jika
dibutuhkan
Beri tahu pasien
bahwa suara yang
dialami akan berbeda
dengan pada saat
menggunakan alat
bantu pendengaran
Jaga kebersihan alat
bantu pendengaran
Periksa baterai alat
bantu pendengaran
secara rutin
Memberi suatu
petunjuk sederhana
setiap waktunya
Mendengarkan
dengan penuh
perhatian
Menahan diri untuk
tidak marah kepada
pasien dengan kondisi
komunikasi yang
kacau
Gunakan kata-kata
yang mudah
dimengerti dan
kalimat-kalimat
pendek, jika sesuai
Tingkatkan volume
suara, jika diperlukan
Jangan menutup
mulut, merokok,
berbicara sesukanya,
atau mengunyah
permen karet ketika
berbicara
Dapatkan perhatian
pasien melalui
sentuhan
Gunakan kertas,
pensil, atau
komunikasi komputer,
ketika penting
Memudahkan
penempatan sumber
daya untuk alat bantu
pedengaran
Diagnosa Keperawatan/Masalah Kolaborasi
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Bersihan Jalan Nafas tidakNOC: Respiratory status :
Pastikan kebutuhan oral / tracheal
efektif berhubungan dengan:- Infeksi, disfungsineuromuskular, hiperplasiadinding bronkus, alergijalan nafas, asma, trauma- Obstruksi jalan nafas :spasme jalan nafas, sekresitertahan, banyaknyamukus, adanya jalan nafasbuatan, sekresi bronkus,adanya eksudat di alveolus,adanya benda asing di jalannafas.DS:- DispneuDO:- Penurunan suara nafas- Orthopneu- Cyanosis- Kelainan suara nafas (rales,wheezing)- Kesulitan berbicara- Batuk, tidak efekotif atautidak ada- Produksi sputum- Gelisah- Perubahan frekuensi danirama nafas
Ventilation Respiratory status :Airway patency Aspiration ControlSetelah dilakukan tindakankeperawatan selama…………..pasienmenunjukkan keefektifanjalan nafas dibuktikandengan kriteria hasil : Mendemonstrasikan batuk efektif dansuara nafas yang bersih,tidak ada sianosis dandyspneu (mampumengeluarkan sputum,bernafas denganmudah, tidak ada pursedlips) Menunjukkan jalannafas yang paten (klientidak merasa tercekik,irama nafas, frekuensipernafasan dalamrentang normal, tidakada suara nafasabnormal) Mampumengidentifikasikan danmencegah faktor yangpenyebab. Saturasi O2 dalambatas normal Foto thorak dalambatas normal
suctioning. Berikan O2 ……l/mnt, metode……… Anjurkan pasien untuk istirahat dan napasdalam· Posisikan pasien untuk memaksimalkanventilasi· Lakukan fisioterapi dada jika perlu· Keluarkan sekret dengan batuk atausuction· Auskultasi suara nafas, catat adanya suaratambahan· Berikan bronkodilator :- ………………………- ……………………….- ………………………· Monitor status hemodinamik· Berikan pelembab udara Kassa basah NaClLembab· Berikan antibiotik :…………………….…………………….· Atur intake untuk cairan mengoptimalkankeseimbangan.· Monitor respirasi dan status O2· Pertahankan hidrasi yang adekuat untukmengencerkan sekret· Jelaskan pada pasien dan keluarga tentangpenggunaan peralatan : O2, Suction,Inhalasi
Gangguan mobilitas fisikBerhubungan dengan :- Gangguan metabolisme sel- Keterlembatanperkembangan- Pengobatan- Kurang support lingkungan- Keterbatasan ketahankardiovaskuler- Kehilangan integritasstruktur tulang- Terapi pembatasan gerak- Kurang pengetahuan
NOC : Joint Movement :Active Mobility Level Self care : ADLs TransferperformanceSetelah dilakukan tindakankeperawatanselama….gangguanmobilitas fisik teratasidengan kriteria hasil: Klien meningkat dalamaktivitas fisik
NIC :Exercise therapy : ambulation Monitoring vital signsebelm/sesudah latihan dan lihatrespon pasien saat latihan Konsultasikan dengan terapi fisiktentang rencana ambulasi sesuaidengan kebutuhan Bantu klien untuk menggunakantongkat saat berjalan dan
tentang kegunaanpergerakan fisik- Indeks massa tubuh diatas75 tahun percentil sesuai dengan usia- Kerusakan persepsi sensori- Tidak nyaman, nyeri- Kerusakan muskuloskeletaldan neuromuskuler- Intoleransiaktivitas/penurunankekuatan dan stamina- Depresi mood atau cemas- Kerusakan kognitif- Penurunan kekuatan otot,kontrol dan atau masa- Keengganan untuk memulaigerak- Gaya hidup yang menetap,tidak digunakan,deconditioning- Malnutrisi selektif atauumumDO:- Penurunan waktu reaksi- Kesulitan merubah posisi- Perubahan gerakan(penurunan untuk berjalan,kecepatan, kesulitanmemulai langkah pendek)- Keterbatasan motorik kasardan halus- Keterbatasan ROM- Gerakan disertai nafaspendek atau tremor- Ketidak stabilan posisiselama melakukan ADL- Gerakan sangat lambat dantidak terkoordinasi
Mengerti tujuan daripeningkatan mobilitas Memverbalisasikanperasaan dalammeningkatkankekuatan dankemampuan berpindah Memperagakanpenggunaan alat Bantuuntuk mobilisasi(walker)
cegahterhadap cedera Ajarkan pasien atau tenagakesehatan lain tentang teknik ambulasi Kaji kemampuan pasien dalammobilisasi Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADLs secara mandiri sesuaikemampuan Dampingi dan Bantu pasien saatmobilisasi dan bantu penuhi kebutuhanADLs ps. Berikan alat Bantu jika klienmemerlukan. Ajarkan pasien bagaimana merubahposisi dan berikan bantuan jikadiperlukan