laporan pendahuluan tbc
DESCRIPTION
LP TBCTRANSCRIPT
Laporan pendahuluan TBC
Laporan Pendahuluan
A. Pengertian
Tuberculosis paru adalah penyakit infeksius yang terutama menyerang parenkim paru. Dapat
juga ditularkan kebagian tubuh lain. Termasuk meningen, ginjal, tulang dan nodus limfe, agen
infeksius terutama adalah batang aerobic tahan asam yang tumbuh dengan lambat dan sensitive
terhadap panas dan sinar ultraviolet. (Brunnner & Suddarth, 2002).
Tuberculosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis dengan
gejala yang sangat bervariasi ( Mansjoer , 1999).
B. Etiologi
Penyebab tuberculosis adalah Myobakterium tuberkulosa, sejenis kuman berbentuk batang
dengan ukuran panjang 1-4/Um dengan tebal 0,3-0,6/Um dan tahan asam . Spesies lain kuman
ini yang dapat memberikan infeksi pada manusia adalah M.bovis, M.kansasii, M. intracellulare,
sebagian besar kuman terdiri dari asam lemak(lipid) lipid inilah yang membuat kuman lebih
tahan terhadap asam dam lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisik. Kuman dapat tahan
hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin. Di dalam jaringan kuman hidup sebagai
parasit intrasellular, yakni dalam sito plasma magrofak. Sifat lain kuman ini adalah aerop. Sifat
ini menunjukkan bahwa kuman lebih menyenangi jaringan yang tinggi kandungan oksigennya
( Mansjoer , 2000).
C. Patofisiologi
D. Tanda dan Gejala
1. Gejala Umum
Batuk terus menerus dan berdahak 3 (tiga) minggu atau lebih.
Merupakan proses infeksi yang dilakukan Mycobacterium Tuberkulosis yang menyebabkan lesi
pada jaringan parenkim paru.
2. Gejala lain yang sering dijumpai
a. Dahak bercampur darah
Darah berasal dari perdarahan dari saluran napas bawah, sedangkan dahak adalah hasil dari
membran submukosa yang terus memproduksi sputum untuk berusaha mengeluarkan benda
saing.
b. Batuk darah
Terjadi akibat perdarahan dari saluran napas bawah, akibat iritasi karena proses batuk dan infeksi
Mycobacterium Tuberkulosis.
c. Sesak napas dan nyeri dada
Sesak napas diakibatkan karena berkurangnya luas lapang paru akibat terinfeksi Mycobacterium
Tuberkulosis, serta akibat terakumulasinya sekret pada saluran pernapasan.
Nyeri dada timbul akibat lesi yang diakibatkan oleh infeksi bakteri, serta nyeri dada juga dapat
mengakibatkan sesak napas.
d. Badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan menurun, rasa kurang enak badan (malaise),
berkeringat malam walau tanpa kegiatan, demam meriang lebih dari sebulan. Merupakan gejala
yang berurutan terjadi, akibat batuk yang terus menerus mengakibatkan kelemahan, serta nafsu
makan berkurang, sehingga berat badan juga menurun, karena kelelahan serta infeksi
mengakibatkan kurang enak badan dan demam meriang, karena metabolisme tinggi akibat pasien
berusaha bernapas cepat mengakibatkan berkeringat pada malam hari
(Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2006)
E. Penatalaksanaan
Panduan OAT dan peruntukannya
1. Kategori -1(2 HRZE / 4H3R3)
Diberikan untuk pasien baru
- pasien barui TB paru BTA positif
- Pasien TB paru BTA negatif thorak positif
- Pasien TB ekstra paru
2. Kategori – 2 (2HRZES / HRZE / 5H3R3E3)
Diberikan untuk pasien BTA positif yang telah diobati sebelumnyaq
- Pasien kambuh
- Pasien gagal
- Pasien dengan pengobatan 3 tahun terputus ( Default)
3. OAT sisipan (HRZE)
Paket sisipan KDT adalah sama seperti panduan paket untuk taha kategori -1 yang diberikan
selama sebulan ( 28 hari)
Jenis dan dosis obat OAT
1. Isoniasid (H)
Obat ini sangat efektif terhadap kuman dalam keadaan metabolic aktif. Dosis harian yang
dianjurkan 5 mg / kg BB, sedangkan untuk pengobatan intermiten 3 X semingggu diberikan
dengan dosis 10 mg / kg BB.
2. Rifamisin (R)
Dapat m,embnunuh kuman semi dormanf yang tidak dapat dibunuh isoniasid. Dosis 10 mg / kg
BB diberikan sama untuk pengobatan harian maupun intermiten 3 X seminggu.
3. Pirasinamid (Z)
Dapat membunuh kuman yang berada dalam sel dengan suasana asam. Dosis harian dianjurkan
25 mg / kg BB, sedangkan untuk pengobatan intermiten 3 X seminggu
4. Streptomisin (S)
Dosis harian dianjurkan 15 mg / kg BB, sedeangkan untuk pengobatan intermiten 3 X seminggu
diberikan dengaqn dosis yang sama. Penderita berumur sampai 60 tahun dosisnya 0,75 gr/ hari.
Sedangkan untuk berumur 60 th atau lebih diberikan 0,50 gr/ hari.
(Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2006)
F. Kemungkinan data fokus
Batuk berdahak selama 4 minggu, Hasil foto thorak TB Paru duplet, AL 3,52 ribu/mmk, BTA( -)
, Kandida (+).
G. Wawancara
Klien mengeluh batuk-batuk berdahak selama 4 minggu sulit tidur dan beraktifitas selama sakit,
terasa sesak, klien juga hanya bisa berbaring di tempat tidur segala aktifitas dibantu keluarga dan
perawat, klien terpasang O2 sebanyak 5 liter/menit. TTV: TB=90/60, DN=75, N=28 kali/menit
saat di alkulstasi didada kiri dan kanan terdengar suara ronchi, SaO2= 93%. BB=50 kg,
H. Pemeriksaan Fisik
a. Aktivitas / Istirahat
Gejala : kelelahan umum dan kelemahan
Napas pendek karena kerja
Kesulitan tidur pada malam atau demam malam hari, menggigil dan /atau berkeringat
Mimpi buruk
Tanda : Takikardia, Takipnea / dispnea pada kerja
Kelelahan otot, nyeri dan sesak (tahap lanjut)
b. Integritas Ego
Gejala : adanya / faktor stres lama
Masalah keuangan, rumah
Perasaan tak berdaya / tak ada harapan
Populasi budaya / etnik : Amerika asli atau imigran dari Amerika Tengah, Asia
Tanda : Menyangkal
Ansietas, ketakutan, mudah terangsang
c. Makanan / Cairan
Gejala : kehilangan nafsu makan
Tak dapat mencerna
Penurunan berat badan
Tanda : Turgor kulit buruk, keringat / kulit bersisik
Kehilangan otot / hilang lemak subkutan
d. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Nyeri dada meningkat karena batuk berulang
Tanda : Berhati-hati pada area yang sakit
Perilaku distraksi, gelisah.
e. Pernapasan
Gejala : Batuk produktif atau tidak produktif
Napas pendek
Riwayat tuberkulosis / terpajan pada individu terinfeksi
Tanda : Peningkatan frekuensi pernapasan (penyakit luas atau fibrosis parenkim paru dan
pleura)
f. Keamanan
Gejala : Adanya kondisi penekanan imun, contoh; AIDS, Kanker
Tes HIV Positif
Tanda : Demam rendah atau sakit panas akut
g. Interaksi Sosial
Gejala : Perasaan isolasi / penolakan karena penyakit menular
Perubahan pola biasa dalam tanggung jawab / perubahan kapasitas fisik untuk
melaksanakan peran
h. Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala : Riwayat keluarga TB
Ketidakmampuan umum / status kesehatan buruk
Gagal untuk membaik / kambuhnya TB
Tidak berpatisipasi dalam terapi
( Marilynn E. Doenges, 2000)
I. Pemeriksaan Diagnostik
1. Kultur sputum
Positif untuk mycobacterium tuberculosis pada tahap aktif penyakit
2. Ziehl – Nelsons
Pemakaian asam cepat pada gelas kaca untuk asupan cairan dalaqm darah, positif untuk basil
asam.
3. Test kulit ( PPD, Mantoux, potongan volmel)
Reaksi positif ( area indurasi 10 mm / lebih besar terjadi 48 – 72 jam setelah injeksi intra dermal
antigen)
4. Elisa (Western)
Dapat menyatakan adanya HIV.
5. Foto thorak
Dapat menunjukkkan infiltrasi lesi awal pada area paru atas, simpanan kalsium lesi sembuh
primer. Perubahan menunjukkkan lebih luas TB dapat termasuk ronggga, area fibrosa.
6. Histologi / kultur jaringan
Termasuk pembersihan gaster, urine, cairan serebrospinal, biopsi kulit. Positip untuk
mycobacterium tuberkulosis
7. Biopsi jarum pada jaringan paru
Positip untuk granuloma TB, adanya sel raksasa menunjukkan nekrosis
8. Elektrosit
Dapat tak normal tergantung pada lokasi dan beratnya infeksi.
9. GDA
Dapat norma tergantung pada lokasi dan beratnya kerusakan ruang mati.
10. Pemeriksaaan fugsi paru
Penurunan kapasitas vital, kehilangan jaringan paru dan penyakit pleura ( TB paru kronis paru
luas )
( Marilynn E. Doenges, 2000)
J. Analisa Data
No
.
Data Masalah Penyebab
1Ds : klien mengatakan sulit bernapas bila
dahak tidak bisa dikeluarkan
DO :
Bersihan jalan
napas tidak
efektif
Akumulasi sekret
pada bronkus
Terdengar suara ronchi pada
lapang paru kanan dan kiri
RR 28 X/ mnt
Pasien batuk berdahak
2 DS :
Klien mengatakan sesak bertambah
jika beraktifitas
DO :
Klien dimandikan oleh keluarga dan
perawat
RR 28 X / mnt
Terpasang O2 5 lt / mnt
SaO2 93%
Intoleransi
aktifitas
Insufisiensi O2
3 DS : -
DO :
Batuk berdahak
Hasil foto thorak TB Paru duplet
AL 3,52 ribu/mmk
BTA - , Kandida +
Resiko infeksi
pada bronkus
Menetapnya
secret pada
bronkus
K. Kemungkinan Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan akumul;asi secret pada bronkus
2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengasn insufisiensi O2
3. Resiko infeksi pada bronkus berhubungan dengan menetapnya secret pada bronkus
L. Rancangan Asuhan Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan
Rencana keperawatan
RasionalTujuan dan kriteria
hasil
Intervensi
1
Bersihan jalan napas tidak efektif
berhubungan dengan akumulasi
secret pada bronkus ditandai dengan
DS : klien mengatakan sulit bernapas
bila dahak tidak bisa dikeluarkan
DO :
- Terdengar suara ronchi pada
lapang paru kanan dan kiri
- RR 28 X/ mnt
- Pasien batuk berdahak
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3 X 24 jam,
bersihan jalan napas
efektif dengan kriteria
Tidak sesak napas
Dapat batuk efektif
RR = 16 – 24 X / mnt
Suara vesikuer pada
lapang paru
Tidak terdapat sekret
1. Kaji frekwensi,
kedalaman pernaasan
dan gerakan dada.
2. Atur posisi semi
fowler
3. Melatih untuk batuk
efektif
4. Berikan obat sesuai
indikasi OBH 3 X 2
cth
1. Takipnea, pernapasan dangkal,
gerakan dada tidak simetris karena
jalan napas terganggu
2. Meningkatkan ekspansi parui dengan
bantuan gaya grtavitasi bumi
3. Mengeluarkan dahak yang
meningkatkan bersihan jalan napas
4. Ekspektoran gangguan batuk disertai
dahak yang berlebih
2 Intoleransi aktifitas berhubungan
dengasn insufisiensi O2 ditandsai
dengan
DS :
Klien mengatakan sesak bertambah
jika beraktifitas
DO :
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3 X 24 jam
klien mampu
Mengidentifikasi factor
menurunnya toleransi
aktifitas
1. Observasi tingkat
toleransi dalam
beraktivitas
2. Anjurkan relaksasi
3. Anjurkan beristirahat
bila ada keluhan seseg
nafas
1. Menentukan intervensi selanjutnya
2. Mengurangi ketidaktoleransian klien
3. Mencegah kekurangan O2
Klien dimandikan oleh keluarga dan
perawat
RR 28 X / mnt
Terasang O2 5 lt / mnt
SaO2 93 %
Nadi : 60 – 100 X / mnt
Respirasi : 16 – 24 X / mnt
4. Bantu klien
beraktivitas
5. Anjurkan keluarga untuk membantu aktivitas klien
4. Memenuhi kebutuhaqn klien
5. Meningkatkan peranserta keluarga
3 Resiko infeksi pada bronkus
berhubungan dengan menetapnya
secret pada bronkus
DS : -
DO :
- Batuk berdahak
- Hasil foto thorak TB Paru duplet
AL 3,52 ribu/mmk
BTA - , Kandida
Setelah dilakukan
tindakan keerawatan
selama 3 X 24 jam
infeksi tidak terjadi
dengan criteria
Suhu 36,5°C– 37,5°C
Tidak terdapat tanda
tanda infeksi
Pemeriksaan kultur
negatif
1. Pertahankan tanda
vital
2. Pantau tanda - tanda
infeksi observasi
warna, karakteristik,
bau sputum
3. Latih psien batuk
efektif
4. kolaborasi
pemeriksaan
laboratorium
1. Peningkatan suhu meruakan salah
satu tanda terjadi infeksi
2. Sekret berbau, warna kuning /
kehijauan menunjukkkan adanya
infeksi
3. Mengeluarkan dahak yang
meningkatkan bersihan jalan napas
4. Mengetahui lebih dini jika terjadi
infeksi
Daftar Pustaka
Arif Mansjoer, (2000). Kapita Selekta Kedokteran ,edisi 2 , FK UI: Jakarta.
, (1999). Kapita Selekta Kedokteran ,edisi 3 , FK UI: Jakarta.
Brunner dan Sudarth, (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah ( Vol-2), EGC:
Jakarta
Doenges, M.E, (2000). Rencana Asuhan Keperawatan ; Jakarta : EGC
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, (2006). Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis:
Jakarta