laporan penelitian - stiekhad.ac.id · merupakan komponen yang terbesar dalam struktur biaya...
TRANSCRIPT
LAPORAN PENELITIAN
PENGARUH EFEKTIVITAS, EFISIENSI DAN SISTEM INFORMASI
AKUNTANSI TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN
PADA PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.
DISUSUN OLEH :
SURYANI YULI ASTUTI, SE., MM
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
KH. AHMAD DAHLAN LAMONGAN
2018
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam perkembangan dunia usaha di era globalisasi ini membuat
persaingan antar perusahaan pun semakin meningkat. Seperti Indonesia
sebagai Negara berkembang, kebutuhan semen sangat vital terhadap
pertumbuhan ekonomi, bahkan pertumbuhan kebutuhan semen secara rata-
rata, jauh lebih tinggi dari pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB).
Dalam hal ini persaingan antara produsen semen di Indonesia pun semakin
meningkat setelah mengalami krisis selama beberapa tahun lalu, terutama
perusahaan-perusahaan semen yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Salah
satu perusahaan semen yang tercatat di Bursa Efek Indonesia adalah PT
Semen Indonesia (Persero) Tbk merupakan salah satu produsen semen
terbesar di Indonesia yang memproduksi berbagai jenis semen bermutu,
termasuk produk semen khusus. Dalam menjalankan usahanya PT. Semen
Indonesia (Persero) Tbk tidak lepas dari masalah keuangan, karena berhasil
tidaknya perusahaan tergantung pada kondisi keuangan perusahaan yang
disusun dalam laporan keuangan. Kondisi keuangan perusahaan disajikan
dalam bentuk laporan keuangan. Pihak yang memerlukan informasi keuangan
perusahaan bukan hanya manager keuangan saja, tetapi juga beberapa pihak
luar perusahaan perlu memahami kondisi keuangan perusahaan diantaranya
adalah para calon pemodal dan kreditur. Laporan keuangan berisi informasi
2
penting untuk masyarakat, pemerintah, pemasok dan kreditur, pemegang
saham, manajemen perusahaan. Analisis dari laporan keuangan bersifat relatif
karena didasarkan pengetahuan dan menggunakan rasio. Laporan finansial
memberikan ihktisar mengenai keadaan finansial suatu perusahaan, di mana
neraca mencerminkan nilai aktiva, utang, dan modal sendiri pada saat tertentu,
dan laporan laba rugi mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selama suatu
periode tertentu. Analisis laporan keuangan merupakan suatu proses yang
berguna untuk memeriksa data keuangan masa lalu dan sekarang dengan
tujuan mengevaluasi dan mengestimasi risiko di masa yang akan datang.
Analisa laporan keuangan dapat diukur dengan berbagai rasio
diantaranya adalah efektivitas dan juga efisiensi. Efektivitas merupakan
hubungan antara keluaran dengan tujuan atau sasaran yang ingin dicapai oleh
perusahaan. Sedangkan efisiensi merupakan perbandingan antara keluaran
yang dihasilkan terhadap masukan yang digunakan.
Dengan adanya efektivitas laporan keuangan maka dapat diketahui
tingkat efektivitas kinerja keuangan dalam suatu perusahaan, karena tingkat
efektivitas merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam
perusahaan. Efektivitas memiliki kemampuan untuk mencapai tujuan yang
tepat atau suatu alat yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan,
efisiensi digunakan untuk membandingkan keluaran yang telah dicapai pada
periode yang bersangkutan yaitu: standar yang ditetapkan sebelumnya,
laporan keuangan tahun-tahun sebelumnya, dan perusahaan lain yang sama
atau pada perusahaan yang berbeda. Sedangkan kinerja keuangan merupakan
3
salah satu faktor yang menunjukan efektivitas dan efisiensi suatu organisasi
dalam mencapai tujuannya.
Untuk mengetahui kondisi keuangan PT. Semen Indonesia Tbk, maka
efektivitas, efisiensi digunakan untuk mengevaluasi posisi keuangan
perusahaan dan digunakan untuk membandingkan laporan keuangan dari
tahun-tahun sebelumnya dari laporan keuangan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia, sehingga dapat diketahui baik tidaknya tingkat efektifitas maupun
efisiensi perusahaan, karena kinerja keuangan perusahaan merupakan tolak
ukur dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan
sumber dayanya. Banyak pihak yang berbeda kepentingan terhadap tingkat
efektifitas maupun efisiensi perusahaan.
Tergantung dari sudut pandang yang diambil. Sudut pandang
manajemen berkepentingan terhadap keberhasilan perusahaan agar dapat
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, pemilik berkepentingan dengan
profitabilitas dari investasi modal yang ditanamkan. Untuk mengetahui tingkat
efektifitas perusahaan dengan menggunakan analisis rasio efektivitas yaitu
jumlah laba perolehan dibagi dengan jumlah pengeluaran dikali dengan 100%.
Sedangkan untuk mengetahui tingkat efisiensi perusahaan dengan
menggunakan analisis rasio efisiensi yaitu jumlah penerimaan dibagi dengan
jumlah keluaran dikalikan 100%. Tujuan penelitian terhadap analisis rasio
efektivitas yaitu membantu para manajer keuangan perusahaan memahami dan
mengetahui apa yang perlu dilakukan perusahaan atas informasi yang tersedia
yang sifatnya terbatas. Tujuan penelitian terhadap analisis rasio efektivitas,
4
efisiensi yaitu membantu manager keuangan mengetahui tingkat keberhasilan
dan juga kelemahan dalam perusahaan. Manfaat bagi perusahaan setelah di
analisis rasio efektivitas adalah perusahaan dapat dikatakan efektif bilamana
perusahaan dapat memenuhi kewajiban dalam kurun waktu yang ditentukan,
dan juga perusahaan dapat dikatakan efesien bilamana perusahaan dapat
memproduksi barang dengan biaya yang rendah dan menghasilkan kualitas
yang baik.
Pengelolaan PT.Semen Indonesia dengan anak perusahaan PT.Semen
Gresik sudah efektif dengan adanya enam isu kritis yang menjadi titik fokus
dari semen gresik, yang pertama adalah peningkatan kapasitas produksi, hal
ini bisa dilakukan dengan memanfaatkan pabrik yang ada di Tuban. Untuk
masalah bahan baku Semen Gresik juga sudah aktif mencari sumber bahan
baku semen di berbagai daerah. Yang kedua adalah pengelolaan energi yang
berkelanjutan dan efisien. Biaya energi memegang peran penting dalam
industri semen. Dengan ekspansi pabrik yang terus dilakukan oleh Semen
Gresik, tentu kebutuhan biaya energi semakin tinggi. Pada 2015, kebutuhan
batubara diprediksi akan melonjak menjadi 6,5 juta ton untuk memenuhi
kapasitas produksi perseroan pada tahun itu yang akan menuju ke level 30 juta
ton. Biaya batubara sendiri tercatat 27% dari total biaya produksi. Hal tersebut
merupakan komponen yang terbesar dalam struktur biaya produksi. Sekitar
30% batubara yang digunakan perseroan adalah batubara berkalori tinggi
(hard coking coal), sementara 70% lainnya adalah berkalori rendah dan
medium. Konversi batubara dari kalori tinggi ke rendah akan membuat
5
volume batubara meningkat. Namun, karena harganya lebih rendah, biaya
yang diperoleh masih lebih baik. Enchange Company image yakni
peningkatan citra perusahaan. Pentingnya peningkatan citra perusahaan ini
adalah untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap perseroan. dan
perseroan akan memiliki citra yang positif seiring dengan prestasi dan
kemajuan yang telah dicapai oleh Semen Gresik. Seperti yang saat ini
dibicarakan oleh kalangan industri, pemerintahan maupun masyarakat pada
umumnya bahwa dengan berubahnya koorporasi semen gresik menjadi semen
Indonesia, terlihat visi dan langkah yang telah diambil PT.Semen Indonesia
untuk mengembangkan sayapnya menjadi Industri semen yang terkemuka di
asia tenggara. Kini masyarakat semakin tahu bahwa PT.Semen Indonesia
merupakan BUMN yang menjadi kebanggaan bagi masyarakat Indonesia.
Yang keempat adalah memperkuat pelayanan dan pertumbuhan konsumen.
Tentu ini wajib untuk meningkatkan penguasaan pasar dan efektivitas
pengelolaan semen gresik. Jika produksi tidak dibarengi dengan kuatnya
pelayanan dan pertumbuhan konsumen maka perusahaan akan mengalami
defisit (memiliki pengeluaran yang lebih banyak daripada pemasukan). Yang
kelima adalah pengelolaan manajemen risiko. Manajemen risiko perusahaan
semen gresik mampu dikelola dengan baik sehingga industri bisa berjalan
dengan kontinuitas. Karena Manajemen resiko dapat mencegah perusahaan
dari kegagalan, memungkinkan bagi para pembuat keputusan untuk
menghadapi resiko dan ketidakpastian dalam keadaan yang nyata. Yang
keenam adalah restrukturisasi koorporasi. PT.Semen Indonesia telah
6
memantapkan diri menuju holding fungsional dengan melakukan alignment
process bisnis aktivitas grup dengan PT.Semen Padang, PT.Semen Tonasa dan
PT.Semen Gresik. Hal ini tentunya menjadikan Semen Gresik yang
merupakan anak dari PT.Semen Indonesia turut serta dan menjalin koorporasi
yang baik dengan PT.Semen Padang dan PT.Semen Tonasa untuk
meningkatkan efektivitas, efisiensi perusahaan.
Melalui efisiensi, perusahaan dapat memahami dan mengevaluasi
sumber daya yang telah digunakan, memperhitungkan biaya yang
dikeluarkan, serta mengetahui biaya–biaya operasional apa yang sebenarnya
tidak diperlukan dalam proses produksi.
Jika pimpinan secara efektif dapat mengevaluasi efek dari sumber
daya yang telah digunakan, maka pimpinan dapat menggunakan hasil dari
evaluasi tersebut sebagai acuan dalam pengalokasian sumber daya di periode
selanjutnya dan dapat menjadi referensi dalam pembuatan keputusan strategis.
Bagaimanapun, perusahaan yang mengelola sumber daya atau modal dengan
baik dan menggunakannya secara efisien akan meningkatkan nilai perusahaan
itu sendiri serta memperlihatkan kinerja keuangan yang baik kepada
pemegang saham.
Pemeriksaan efisiensi perusahaan menjadi isu penting bagi publik dan
pembuat kebijakan. Kebijakan dan keputusan yang diambil oleh manajemen
secara efisien dalam rangka proses penyusunan laporan keuangan akan
mempengaruhi penilaian kinerja keuangan perusahaan. Laporan keuangan
tidak hanya mencerminkan kondisi suatu perusahaan pada periode lalu tetapi
7
juga dapat digunakan untuk memprediksi kondisi keuangan suatu perusahaan
pada periode yang akan datang.
Perusahaan pertanian di Rusia juga menjadi objek penelitian Epshtein
(2005) untuk mengetahui pengaruh efisiensi dan kinerja keuangan. Selama
masa transisi di Rusia, perusahaan sektor pertanian dipandang publik sebagai
perusahaan yang tidak menguntungkan dan tidak efisien. Oleh karena itu
banyak perusahaan yang melaporkan kerugian, bahkan mengalami
kebangkrutan.
Kinerja keuangan perusahaan yang efektif dan juga efisien juga tidak
lepas dari teknologi dalam penyusunan laporan keuangan. Karena dalam
penyusunan laporan keuangan secara manual di perusahaan besar sering
terjadi kekeliruan sehingga perusahaan mengalami kerugian dan
kebangkrutan. Untuk menghindari kejadian tersebut maka PT Semen
Indonesia memanfaatkan teknologi sebagai sarana untuk penyusunan laporan
keuangan. Karena persaingan yang semakin ketat pada era globalisasi saat ini
juga membuat suatu perusahaan sangat tergantung pada system informasi
yang memiliki kemampuan beroperasi secara efektif.
Sistem informasi yang berbasis teknologi menyebabkan tidak hanya
membawa pengaruh pada pengelolaan suatu perusahaan, tetapi juga telah
memberikan pengaruh yang signifikan pada sistem informasi akuntansi
organisasi bisnis. Perkembangan yang telah terjadi menunjukan bahwa
teknologi informasi saat ini bukan menjadi tuntutan lagi bagi perusahaan atau
organisasi, melainkan sudah menjadi kebutuhan untuk menunjukan kerja
8
entitas perusahaan atau organisasi tersebut.
Sekarang ini perusahaan dihadapkan dalam lingkungan yang berubah-
ubah dan sangat komperatif. Untuk itu peran teknologi informasi sangatlah
penting perubahan untuk membantu dalam perbaikan proses bisnis dan
pengambilan keputusan. Proses bisnis dan pengambilan keputusan akan lebih
baik lagi apabila perusahaan melakukan penerapan teknologi informasi
dengan baik dan benar sehingga dibutuhkan proses pengendalian yang baik
terhadap aplikasi-aplikasi teknologi informasi yang ada dalam perusahaan.
Salah satu sistem informasi yang digunakan dalam perusahaan adalah
sistem informasi akuntansi. Sistem informasi akuntansi merupakan sistem
yang digunakan untuk mengumpulkan, mengolah, dan melaporkan informasi
terkait dengan aspek keuangan akan kegiatan bisnis. Gelinas dan Dull (2012)
Sistem Informasi Akuntansi merupakan variabel paling
mempengaruhi kinerja keuangan. Beberapa organisasi bisnis mendapatkan
keunggulan kompetitif dengan melengkapi sistem informasi baru. Sistem
Informasi akuntansi diperlukan dalam mengendalikan manajemen suatu
organisasi. Peranan yang dapat diberikan oleh Sistem Informasi Akuntansi
dalam kinerja keuangan perusahaan.
BUMN menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 adalah
badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara
melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang
dipisahkan. BUMN dapat pula berupa perusahaan nirlaba yang bertujuan
untuk menyediakan barang atau jasa bagi masyarakat.
9
Pada BUMN sendiri sudah menggunakan system informasi akuntansi
dalam kegiatan operasionalnya, dimana Teknologi informasi dalam hal ini
merupakan salah satu tiang penopang keberhasilan dalam era globalisasi.
Namun seiring berjalannya waktu teknologi pun kerap terjadinya berbagai
permasalahan dikarenakan tidak adanya internal control didalamnya serta
melemahnya faktor penunjang efektifitas system teknologi yang ada.
fenomena tersebut marak terjadi diperusahaan – perusahaan BUMN, dimana
pada tahun 2007 bahwa beberapa BUMN tidak mau diperiksa oleh BPK
(Badan Pemeriksa Keuangan) dan hanya mau diperiksa oleh kantor akuntan
publik dalam mengaudit laporan keuangan. Tentunya hal ini mengundang
pertanyaan, apakah antara BUMN dan kantor akuntan publik terlibat dalam
suatu bisnis yang cukup besar, dan tentunya akan menimbulkan anggapan
dikalangan BPK bahwa terjadi suatu indikasi kecurangan antara BUMN
dengan kantor akuntan publik. (Ariyani dalam Tiara, 2014).
Untuk menghindari kecurangan, kebangkrutan, pengelapan dan juga
kerugian, maka perusahaan PT Semen Indonesia (persero) memutuskan untuk
memanfaatkan teknologi sistem informasi akuntansi sebagai alat untuk
menyusun laporan keuangan, sehingga memudahkan para auditor untuk
mengaudit laporan keuangan perusahaan yang ada di PT. Semen Gresik Tbk.
Berdasarkan dari latar belakang diatas maka penulis memutuskan
untuk mengambil judul “PENGARUH EFEKTIVITAS, EFISIENSI DAN
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP KINERJA
KEUANGAN PERUSAHAAN”.
10
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka masalah yang di teliti dapat di rumuskan
sebagai berikut :
1. Apakah ada pengaruh efektivitas terhadap kinerja keuangan perusahaan
PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk?
2. Apakah ada pengaruh efisiensi terhadap terhadap kinerja keuangan
perusahaan PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk?
3. Apakah ada pengaruh sistem informasi akuntansi terhadap kinerja
keuangan perusahaan PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk?
4. Apakah ada pengaruh efektivitas, efisiensi dan sistem informasi akuntansi
secara bersama-sama terhadap kinerja keuangan perusahaan PT. Semen
Indonesia (Persero) Tbk?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengaruh efektivitas terhadap kinerja keuangan
perusahaan pada PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.
2. Untuk mengetahui pengaruh efisisensi terhadap kinerja keuangan
perusahaan pada PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.
3. Untuk mengetahui pengaruh sistem informasi akuntansi terhadap kinerja
keuangan perusahaan pada PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.
4. Untuk mengetahui pengaruh efektivitas, efisiensi dan sistem informasi
akuntansi secara bersama-sama terhadap kinerja keuangan perusahaan
pada PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.
11
D. Manfaat
1. Bagi PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.
Agar dapat memberikan saran dan masukan kepada perusahaan
guna peningkatan efektivitas, efisiensi dan juga sistem informasi
akuntansi terhadap kinerja keuangan perusahaan yang telah digunakan
perusahaan sehingga dapat dijadikan evaluasi dalam hal pemakaian,
pemeliharaan, pencatatan dan menjadi bahan pertimbangan dalam
mengukur dan juga membandingkan serta penerapannya kedalam aplikasi
dimasa yang akan datang.
2. Bagi Ilmu Pengetahuan
Sebagai informasi perbandingan, pengukuran dan penerapan
kinerja keuangan khususnya pada bidang akuntansi sektor publik yang
fokus pada kinerja keuangan. Serta sebagai bahan tambahan untuk
melakukan penelitian-penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan
perusahaan maupun organisasi sektor publik.
3. Bagi STIE KH. AHMAD DAHLAN LAMONGAN
Untuk menambah dan melengkapi koleksi bacaan ilmiah pada
perpustakaan STIE KH. AHMAD DAHLAN LAMONGAN dan sebagai
wawasan atau pengetahuan bagi pembaca maupun penulis guna sebagai
dasar dalam penelitian berikutnya tentang efektivitas, efisiensi dan sistem
informasi akuntansi terhadap kinerja keuangan perusahaan. Sebagai
referensi dalam menerapkan sistem informasi akuntansi, perbandingan
dan pengukuran kinerja keuangan didalam perusahaan yang sudah
12
tercatat dalam Bursa Efek/terbuka (go public) maupun perusahaan yang
belum terbuka (go public) dalam menjalankan kerjanya dalam
penyusunan laporan keuangan.
13
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Variabel Bebas
Sebelumnya istilah yang dipakai untuk pengendalian intern adalah
sistem pengendalian intern, sistem pengawasan intern dan struktur
pengendalian intern, mulai tahun 2011 istilah resmi yang digunakan IAI
adalah pengendalian intern, hal ini dikemukakan oleh Agoes (2012)
Adapun juga beberapa definisi terhadap pengendalian intern yang
dikemukakan oleh para ahli. Menurut Mulyadi (2014), sistem pengendalian
intern didefinisikan sebagai berikut : “Sistem pengendalian intern meliputi
struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk
menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data
akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong terjadinya kebijakan
manajemen. Definisi sistem pengendalian intern tersebut menekankan tujuan
yang hendak dicapai, dan bukan pada unsur-unsur yang membentuk sistem
tersebut, dengan demikian pengertian pengendalian intern tersebut diatas
berlaku baik dalam perusahaan yang Mengolah informasinya secara manual,
dengan mesin pembukuan, maupun dengan komputer.”
Sedangkan menurut Romney dan Steibart (2012) mendefinisikan
sebagai berikut : pengendalian internal adalah suatu proses karena termasuk
didalam aktivitas operasional organisasi dan merupakan bagian integral dari
kegiatan pengelolaan. pengendalian internal memberikan jaminan yang
lengkap dan
14
Adapun menurut penelitian Committee of Sponsoring Organization
(COSO), pengendalian internal merupakan sistem, struktur atau proses yang
diimplementasikan oleh dewan komisaris, manajemen dan karyawan dalam
perusahaan yang bertujuan untuk menyediakan jaminan yang memadai bahwa
tujuan pengendalian tersebut dicapai, meliputi efektifitas dan efisiensi operasi,
keandalan pelaporan keuangan, dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-
undangan dapat tercapai.
Maka dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian intern adalah
suatu proses yang dijalankan dalam perusahaan maupun organisasi yang
digunakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan dilihat tingkat
efektivitas dan juga efisiensi pelaporan keuangan perusahaan tersebut.
1. Efektivitas
a. Pengertian Efektivitas
Kinerja keuangan perusahaan dapat diketahui melalui tingkat
efektivitas laporan keuangan perusahaan. Menurut Mardiasmo (2009)
Efektivitas merupakan hubungan antara keluaran (output) dengan
tujuan atau sasaran (outcome) yang harus dicapai. Semakin besar
konstribusi output terhadap pencapaian tujuan, maka semakin efektif
proses kerja suatu unit organisasi.
Sedangkan Efektivitas menurut Sedarmayanti (2009)
mendefinisikan konsep efektivitas sebagai suatu ukuran yang
memberikan gambaran seberapa jauh target dapat tercapai. Pengertian
efektivitas ini lebih berorientasi kepada keluaran sedangkan masalah
15
penggunaan masukan kurang menjadi perhatian utama. Apabila
efisiensi dikaitkan dengan efektivitas maka walaupun terjadi
peningkatan efektivitas belum tentu efisiensi meningkat.
Menurut Azhar Susanto (2013) mendefinisikan Efektivitas
artinya informasi harus sesuai dan secara lengkap mendukung
kebutuhan pemakai dalam mendukung proses bisnis dan tugas
pengguna serta disajikan dalam waktu dan format yang tepat, konsisten
dengan format sebelumnya sehingga mudah dimengerti.
Adapun menurut Makmur (2011) menggungkapkan
efektivitas itu berhubungan dengan tingkat kebenaran atau
keberhasilan dan kesalahan.
Sedangkan Menurut Adisasmita (2011) Efektivitas merupakan
suatu kondisi atau keadaan, dimana dalam memilih tujuan yang hendak
dicapai dan sarana atau peralatan yang digunakan, disertai tujuan yang
diinginkan dapat tercapai dengan hasil yang memuaskan.
Ali Muhidin (2009) juga menjelaskan bahwa: Efektivitas juga
berhubungan dengan masalah bagaimana pencapaian tujuan atau hasil
yang diperoleh, kegunaan atau manfaat dari hasil yang diperoleh,
tingkat daya fungsi unsur atau komponen, serta masalah tingka
kepuasaan pengguna/client.
Maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Efektivitas
adalah tingkat pencapaian hasil program dengan target yang dietapkan.
Secara sederhana efektivitas merupakan perbandingan outcome
16
dengan output. Efektivitas merupakan hubungan antara output dengan
tujuan. Semakin besar konstribusi output terhadap pencapaian tujuan,
maka semakin efektif organisasi, program, atau kegiatan. Suatu
organisasi, program, atau kegiatan dinilai efektif apabila output yang
dihasilkan bisa memenuhi tujuan yang diharapkan atau dikatakan
spending wisely.
b. Indikator Efektivitas
Makmur (2011) mengungkapkan indikator efektivitas dilihat
dari beberapa segi kriteria efektivitas, sebagai berikut :
a) Ketepatan waktu
Waktu adalah sesuatu yang dapat menentukan keberhasilan
sesuatu kegiatan yang dilakukan dalam sebuah organisasi tapi
juga dapat berakibat terhadap kegagalan suatu aktivitas organisasi.
Penggunaan waktu yang tepat akan menciptakan efektivitas
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
b) Ketepatan perhitungan biaya
Berkaitan dengan ketepatan dalam pemanfaatan biaya,
dalam arti tidak mengalami kekurangan juga sebaliknya tidak
mengalami kelebihan pembiayaan sampai suatu kegiatan dapat
dilaksanakan dan diselesaikan dengan baik. Ketepatan dalam
menetapkan satuan – satuan biaya merupakan bagian daripada
efektivitas.
17
c) Ketepatan dalam pengukuran
Dengan ketepatan ukuran sebagaimana yang telah
ditetapkan sebelumnya sebenarnya merupakan gambaran daripada
efektivitas kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam sebuah
organisasi.
d) Ketepatan dalam menentukan pilihan.
Menentukan pilihan bukanlah suatu persoalan yang
gampang dan juga bukan hanya tebakan tetapi melalui suatu
proses, sehingga dapat menemukan yang terbaik diantara yang
baik atau yang terjujur diantara yang jujur atau kedua-duanya
yang terbaik dan terjujur diantara yang baik dan jujur.
e) Ketepatan berpikir
Ketepatan berfikir akan melahirkan keefektifan sehingga
kesuksesan yang senantiasa diharapkan itu dalam melakukan
suatu bentuk kerjasama dapat memberikan hasil yang maksimal.
f) Ketepatan dalam melakukan perintah.
Keberhasilan aktivitas suatu organisasi sangat banyak
dipengaruhi oleh kemampuan seorang pemimpin, salah satunya
kemampuan memberikan perintah yang jelas dan mudah dipahami
oleh bawahan. Jika perintah yang diberikan tidak dapat dimengeri
dan dipahami maka akan mengalami kegagalan yang akan
merugikan organisasi.
18
g) Ketepatan dalam menentukan tujuan
Ketepatan dalam menentukan tujuan merupakan aktivitas
organisasi untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Tujuan yangditetapkan secara tepat akan sangat
menunjang efektivitas pelaksanaan kegiatan terutama yang
berorientasi kepada jangka panjang.
h) Ketepatan ketepatan sasaran
Penentuan sasaran yang tepat baik yang ditetapkan secara
individu maupun secara organisasi sangat menentukan
keberhasilan aktivitas organisasi. Demikian pula sebaliknya, jika
sasaran yang ditetapkan itu kurang tepat, maka akan menghambat
pelaksanaan berbagai kegiatan itu sendiri.
Berdasarkan uraian indikator efektivitas oleh Makmur di atas
intinya dapat dilihat bahwa efektivitas merupakan suatu pengukuran
dalam tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya dengan menggunakan ukuran-ukuran ketepatan
efektivitas dimana suatu target atau sasaran dapat tercapai sesuai
dengan apa yang telah direncanakan.
c. Ukuran Efektivitas
Menurut pendapat David Krech, Ricard S. Cruthfied dan
Egerton L. Ballachey (2012) dikutip Sudarwan Danim menyebutkan
ukuran efektivitas, sebagai berikut:
19
(1) Jumlah hasil yang dapat dikeluarkan, artinya hasil tersebut berupa
kuantitas atau bentuk fisik dari organisasi, program atau kegiatan.
Hasil dimaksud dapat dilihat dari perbandingan (ratio) antara
masukan (input) dengan keluaran (output).
(2) Tingkat kepuasan yang diperoleh, artinya ukuran dalam efektivitas
ini dapat kuantitatif (berdasarkan pada jumlah atau banyaknya) dan
dapat kualitatif (berdasarkan pada mutu).
(3) Produk kreatif, artinya penciptaan hubungannya kondisi yang
kondusif dengan dunia kerja, yang nantinya dapat menumbuhkan
kreativitas dan kemampuan.
(4) Intensitas yang akan dicapai, artinya memiliki ketaatan yang tinggi
dalam suatu tingkatan intens sesuatu, dimana adanya rasa saling
memiliki dengan kadar yang tinggi.
Berdasarkan uraian di atas, bahwa ukuran dari pada efektifitas
harus adanya suatu perbandingan antara input dan output, ukuran
daripada efektifitas mesti adanya tingkat kepuasan dan adanya
penciptaan hubungan kerja yang kondusif serta intensitas yang tinggi,
artinya ukuran dari pada efektivitas adanya rasa saling memiliki
dengan tingkatan yang tinggi.
2. Efisiensi
a. Pengertian Efisiensi
Perusahaan dapat dikatakan berhasil atau tidaknya dalam
menjalankan bisnisnya dapat dilihat dari kinerja laporan keuangan.
20
Kineja laporan keuangan perusahaan dapat diukur dengan efisiensi.
Efisiensi menurut Mardiasmo (2009) adalah perbandingan antara
output yang dihasilkan terhadap input yang digunakan (cost of output).
Laporan keuangan dapat dikatakan efisien apabila dapat menghasilkan
sumber daya yang dicapai dengan biaya yang serendah-rendahnya.
Efisiensi juga dapat diartikan sebagai Ratio (perbandingan)
antara masukan dan keluaran yaitu dengan masukan tertentu
memperoleh keluaran yang optimal (Trinanda dan Mukodim, 2010
dalam Nathalie, 2012).
Sedangkan menurut Hanafie (2010) berpendapat efisiensi
adalah upaya penggunaan input yang sekecil-kecilnya untuk
mendapatkan produksi yang sebesar-besarnya.
Adapun menurut Simanjuntak dan Muklis (2012) berpendapat
bahwa efisiensi yang direncanakan, dengan cara produksi dengan biaya
murah, tetapi dengan tetap sesuai harapan, baik mutu dan barang yang
diproduksi maupun pelayanannya.
Sedangkan menurut Mahmudi (2010) efisiensi adalah Suatu
proses yang dilakukan untuk mengukur dan membandingkan keluaran
dan masukan. Atau mengukur perbandingan antara output yang
dihasilkan terhadap input yang digunakan.
Maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
Efisiensi merupakan hasil perbandingan antara output fisik dan input
fisik. Semakin tinggi rasio output terhadap input maka semakin tinggi
21
tingkat efisiensi yang dicapai. Efisiensi juga dapat dijelaskan sebagai
pencapaian output maksimum dari penggunaan sumber daya tertentu.
Jika output yang dihasilkan lebih besar dari pada sumber daya yang
digunakan maka semakin tinggi pula tingkat efisiensi yang dicapai.
b. Indikator Efisiensi
Efisiensi merupakan ukuran terhadap hubungan antara input dengan
output untuk suatu waktu tertentu. Karena efisiensi diukur dengan
membandingkan output dan input. Menurut Mardiasmo (2009) Jenis
indikator efiseinsi yang digunakan oleh auditor berbeda, tergantung
kondisi auditnya, yaitu:
1. Output/ outcome tunggal
Indikator ini berguna untuk menghitung efisiensi pada kasus-kasus
dimana hanya ada satu output atau outcome untuk setiap kebijakan
atau sasaran, dan dimana semua input dapat dikaitkan pada output
atau outcome yang sama.
2. Jajaran beberapa output/ outcome
Indikator ini digunakan saat kebijakan tujuan berkaitan dengan
beberapa output atau outcome yang berbeda. Apabila input yang
digunakan untuk menghasilkan tiap output atau outcome dapat
diketahui, maka akan dapat dibentuk indikator tunggal untuk tiap
output atau outcome.
22
c. Metode yang digunakan dalam menghitung efisiensi
Menurut Mardiasmo (2009) Metode yang digunakan dalam
menghitung efisiensi antara lain:
1. Fdh (Free Disposable Hull)
FDH memiliki fungsi untuk mengukur skor efisiensi sejumlah
organisasi dengan membandingkan kinerja mereka dan praktek
terbaik. Metode yang digunakan yaitu dengan membandingkan
suatu organisasi dengan organisasi sejenis yang nyata.
2. Dea (Data Envelopment Analysis)
DEA memiliki fungsi untuk menggambar batas efisiensi mewakili
output dan input yang terbaik. Metode yang dipakai adalah dengan
membandingkan suatu organisasi dengan organisasi sejenis yang
maya. DEA merupakan model matematika yang relatif mudah
dimana berbagai paket perangkat lunak yang tersedia mampu
mengukur efisiensi secara relatif mudah.
3. Sfa (Stochastic Frontier Analysis)
SFA memiliki fungsi dan metode yang sama seperti DEA.
Perbedaannya terletak pada cara menghitung batas efisiensi. Pada
SFA batas efisiensi diplot dengan bantuan fungsi matematikadan
membutuhkan asumsi yang pasti untuk membuat hubungan antara
input dan output.
23
3. Sistem Informasi Akuntansi
a. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Wijayanto (2014) yang dikutip oleh Mardi
menyatakan bahwa: “Sistem informasi akuntansi adalah susunan
berbagai dokumen, alat komunikasi, tenaga pelaksana, dan berbagai
laporan yang didesain untuk mentransformasikan data keuangan
menjadi informasi keuangan.”
Adapun menurut Krismiaji (2010) Sistem Informasi Akuntansi
adalah : “Sebuah sistem yang memproses data dan transaksi guna
menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk merencanakan,
mengendalikan dan mengoprasikan bisnis.”
Marshall B. Romney, Paul John Steinbart (2014) sistem
informasi akuntansi adalah sebagai berikut: “Sistem informasi
akuntansi adalah suatu sistem yang mengumpulkan, mencatat,
menyimpan dan mengolah data untuk menghasilkan informasi bagi
pengambil keputusan”.
Adapun menurut Azhar Susanto (2008) Sistem Informasi
Akuntansi dapat didefinisikan sebagai kumpulan (integrasi) dari sub
sistem/komponen baik fisik maupun non fisik yang saling
berhubungan dan bekerja sama satu sama lain secara harmonis untuk
mengolah data transaksi yang berkaitan dengan masalah keuangan
menjadi informasi keuangan.
24
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi
Akuntansi adalah suatu sistem yang berfungsi untuk mengorganisir
formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasikan untuk
menghasilkan informasi keuangan yang dibutuhkan dalam
pembuatan keputusan manajemen dan pimpinan perusahaan dan
dapat memudahkan pengelolaan perusahaan.
b. Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi
Sistem Informasi Akuntansi merupakan hasil dari proses
pengolahan data. Sistem Informasi Akuntansi banyak digunakan
berbagai pihak untuk mengetahui sesuatu dan mengambil keputusan
berdasarkan informasi tersebut. untuk menghasilkan keputusan yang
tepat, diperlukan informasi yang baik. Agar menghasilkan Sistem
Informasi Akuntansi yang baik, Sistem Informasi Akuntansi
tersebut memiliki karakteristik tertentu.
Menurut Mc Leod yang dialih bahasa oleh Azhar Susanto
(2013) mengatakan suatu Sistem Informasi Akuntansi yang
berkarakteristik harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Akurat, artinya informasi harus mencerminkan keadaan yang
sebenarnya.
2. Tepat waktu, artinya informasi itu harus tersedia atau ada pada
saat informasi tersebut diperlukan, tidak besok atau tidak
beberapa jam lagi.
25
3. Relevan, artinya informasi yang diberikan harus sesuai dengan
yang dibutuhkan oleh individu yang ada di berbagai tingkatan
dan bagian dalam organisasi.
4. Lengkap, artinya informasi harus diberikan secara lengkap.
Misalnya informasi tentang penjualan tidak ada bulannya atau
tidak ada data fakturnya.
c. Fungsi Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Azhar Susanto (2013) fungsi Sistem Informasi Akuntansi
adalah sebagai berikut :
1. Mendukung Aktivitas Perusahaan Sehari-hari
Suatu perusahaan agar dapat tetap eksis perusahaan tersebut
harus terus beroperasi dengan melakukan sejumlah aktivitas bisnis
yang peristiwanya disebut sebagai transaksi seperti melakukan
pembelian, penyimpanan, proses produksi dan penjualan.
2. Mendukung Proses Pengambilan Keputusan
Tujuan yang sama pentingnya dari sistem informasi
akuntansi adalah untuk memberi informasi yang diperlukan dalam
proses pengambilan keputusan. Keputusan harus dibuat dalam
kaitannya dengan perencanaan dan pengendalian aktivitas
perusahaan. Informasi yang tidak dapat diperoleh dari sistem
informasi akuntansi tapi diperlukan dalam proses pengambilan
keputusan biasanya berupa informasi kuantitatif yang tidak
bersifat uang dan data kualitatif. Informasi ini dapat diperoleh jika
26
perusahaan menerapkan Sistem Informasi Manajemen (SIM),
karena SIM merupakan sistem informasi perusahaan keseluruhan
sedangkan SIA merupakan bagian terbesar dari SIM tersebut dan
informasi akuntansi yang dihasilkannya bersifat detail.
3. Membantu Pengelola Perusahaan Dalam Memenuhi Tanggung
Jawabnya Kepada Pihak Eksternal
Setiap perusahaan harus memenuhi tanggung jawab hukum.
Salah satu tanggung jawab penting adalah keharusnnya memberi
informasi kepada pemakai yang berada diluar perusahaan atau
stakeholder yang meliputi pemasok, pelanggan, pemegang saham,
kreditor, investor besar, serikat kerja, analis keuangan, assosiasi
industri, atau bahkan publik secara umum.
Menurut Mardi (2014) Terdapat tiga tujuan Sistem
Informasi Akuntansi, yaitu sebagai berikut :
1) Guna memenuhi setiap kewajiban sesuai dengan otoritas yang
diberikan kepada seseorang(to fulfill obligation relating to
stewardship). Keberadaan sistem informasi membantu
ketersediaan informasi yang dibutuhkan oleh seluruh jajaran
dalam bentuk laporan pertanggungjawaban pengelolaan
perusahaan.
2) Setiap informasi yang dihasilkan merupakan bahan yang berharga
bagi pengambilan keputusan manajemen(to support decision
making by internal decision makers). Sistem informasi
27
menyediakan informasi guna mendukung setiap keputusan yang
diambil oleh pimpinan sesuai dengan pertanggungjawaban yang
ditetapkan.
3) Sistem informasi diperlukan untuk mendukung kelancaran
operasional perusahaan sehari-hari(to support the dayto day
operations). Sistem informasi menyediakan informasi bagi setiap
satuan tugas dalam berbagai level manajemen, sehingga mereka
dapat lebih produktif.
d. Unsur-Unsur Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Mulyadi (2010:3) mengemukakan unsur sistem informasi
akuntansi terdiri dari :
1. Formulir
Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam
terjadinya transaksi, sehingga data yang bersangkutan dengan
transaksi direkam pertama kalinya sebagai dasar pencatatan
dalam catatan.
2. Jurnal
Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan
untuk mencatat, mengklasifikasikan dan meringkas data
keuangan dan data lainnya yang sesuai dengan informasi yang
akan disajikan dalam laporan keuangan.
28
3. Buku Besar
Buku besar terdiri dari akun-akun yang digunakan untuk
meringkas data keuangan yang akan dicatat sebelumnya dalam
jurnal. Akun-akun dalam buku besar ini disediakan sesuai dengan
unsur-unsur informasi yang akan disajikan dalam laporan
keuangan.
4. Buku Pembantu
Jika data keuangan yang digolongkan dalam buku besar
diperlukan rinciannya lebih lanjut, dapat dibentuk buku
pembantu. Buku pembantu ini terdiri dari akun-akun pembantu
yang merinci data keuangan yang tercantum dalam akun tertentu
dalam buku besar. Buku besar dan buku pembantu disebut
sebagai catatan akuntansi terakhir karena setelah data akuntansi
keuangan dicatat dalam buku-buku tersebut, proses akuntansi
selanjutnya adalah penyajian laporan keuangan, bukan
pencatatan lagi kedalam catatan akuntansi.
5. Laporan
Hasil akhir proses akuntansi adalah laporan keuangan yang dapat
berupa neraca, alporan laba rugi, laporan perubahan laba yang
ditahan, laporan harga pokok produksi, laporan biaya pemasaran,
laporan harga pokok penjualan, daftar umur piutang, daftar utang
yang akan dibayar, daftar saldo persediaan yang lambat
penjualannya.
29
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Sistem
Informasi Akuntansi merupakan proses transaksi keuangan dan
transaksi non keuangan yang mempengaruhi pemrosesan
transaksi keuangan dan terdapat pemrosesan data di dalam nya.
Yaitu berupa sistem yang digunakan untuk mengumpulkan,
mengolah, dan melaporkan informasi terkait dengan aspek
keuangan akan kegiatan bisnis.
e. Siklus Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Romney dan Steinbart (2015), siklus Sistem
Informasi Akuntansi terdiri dari 5 komponen, yaitu:
1. Siklus Pendapatan (revenue cycle), dimana barang dan jasa di
jual untuk mendapatkan uang tunai atau janji untuk menerima
uang tunai di masa depan.
2. Siklus Pengeluaran (expenditure cycle), dimana perusahaan
membeli persediaan untuk dijual kembali atau bahan baku untuk
digunakan dalam memproduksi barang sebagai pertukaran uang
tunai atau janji untuk membayar uang tunai di masa depan.
3. Siklus produksi atau konversi (production or conversion cycle),
dimana bahan baku di transformasikan menjadi barang jadi.
4. Siklus sumber daya manusia/penggajian (human
resources/payroll cycle), dimana karyawan dipekerjakan, dilatih,
diberi kompensasi, dievaluasi, dipromosikan dan diberhentikan.
30
5. Siklus pembiayaan (financing cycle), dimana perusahaan
menjual saham nya kepada investor dan meminjam uang,
kemudian investor akan di bayar dengan dividen dan bunga
yang di bayar atas pinjaman nya tersebut.
f. Ancaman Terhadap Sistem Informasi Akuntansi
Setiap perusahaan yang menggunakan sistem informasi
akuntansi menghadapi ancaman sebagai berikut:
1. Bencana alam dan bencana politik, misalnya kebakaran, banjir,
gempa bumi, angina topan dan lainnya.
2. Kesalahan software dan tidak berfungsinya perangkat keras
seperti kegagalan hardware, fluktuasi listrik dan instalasi yang
tidak benar.
3. Tindakan yang tidak disengaja seperti kecelakaan, kecerobohan
kerja, tidak diikutinya standar dan prosedur, karyawan yang
kurang terlatih, kesalahan menempatkan data dan sistem yang
ridak memenuhi kebutuhan perusahaan.
4. Tindakan yang disengaja seperti sabotase, kecurangan komputer
atau korupsi.
B. Kajian Variabel Terikat
1. Pengertian Kinerja
Pengukuran kinerja didefinisikan sebagai proses untuk
mengkuantifikasi efisiensi dan efektivitas dari suatu tindakan (Tangen
2008). Tindakan yang dimaksud adalah tindakan masa lalu. Pengukuran
31
kinerja adalah bagian dari analisa atau diagnosa terhadap proses untuk
mengidentifikasi aktivitas mana yang diprioritaskan untuk diperbaiki.
Adapun menurut Karim (2008) menyebutkan bahwa penentuan
prioritas kompetisi merupakan elemen kunci dalam strategi manufaktur.
Prioritas kompetisi menunjukkan keunggulan kompetitif dan mewakili
tujuan yang seharusnya dicapai. Untuk menentukan prioritas kompetisi
perusahaan manufaktur ukuran kinerja didasarkan pada kualitas dan
volume output (Dewayana, 2012).
Terdapat tiga kecenderungan umum dalam pengukuran kinerja yaitu
a) Keluasan dari unit analisis (level individu, stasiun kerja, lini produksi,
unit bisnis, perusahaan),
b) Kedalaman ukuran kinerja (keterkaitan variabel kinerja),
c) Peningkatan range ukuran kinerja (misalnya dari efisiensi menjadi
efisiensi dan efektivitas).
Dengan demikian dapat diartikan bahwa pengukuran kinerja
sebagai proses untuk mengkuantifikasi efisiensi dan efektivitas dan
pengukuran kinerja adalah bagian dari analisa atau diagnosa terhadap
proses untuk mengidentifikasi aktivitas mana yang diprioritaskan untuk
diperbaiki.
2. Kinerja Keuangan
Menurut Sutrisno (2009) menjelaskan tentang kinerja keuangan
merupakan prestasi yang dicapai perusahaan dalam suatu periode tertentu
yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan tersebut.
32
Menurut Fahmi (2012) kinerja keuangan adalah “Suatu analisis
yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah
melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan
secara baik dan benar”.
Menurut Irhan Fahmi (2011) kinerja keuangan adalah “Suatu
analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah
melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan
secara baik dan benar”.
Sedangkan Menurut Jumingan (2011) kinerja keuangan yaitu
merupakan gambaran kondisi keuangan suatu periode tertentu baik baik
menyangkut aspek perhimpunan dana maupun penyaluran dana.
Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi
keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis
keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan
keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam
periode tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan secara
optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan.
Dari sejumlah pengertian kinerja keuangan di atas, dapat diambil
kesimpulan sederhana bahwa kinerja keuangan perusahaan merupakan
pencapaian prestasi perusahaan pada suatu periode yang menggambarkan
kondisi kesehatan keuangan perusahaan.
33
3. Indikator Kinerja Keuangan Perusahaan
Menurut Jumingan (2011) Kinerja keuangan merupakan
pencapaian prestasi perusahaan pada suatu periode yang mengambarkan
kondisi kesehatan keuangan perusahaan dengan indicator sebagai berikut:
a. Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio)
Berfungsi menampung risiko kerugian yang kemungkinan dihadapi
oleh perusahaan. Semakin tinggi CAR maka semakin baik kemampuan
perusahaan tersebut untuk menanggung risiko dari setiap
pendapatan/pemasukan/piutang produktif yang berisiko. Jika nilai CAR
tinggi maka perusahaan tersebut mampu membiayai kegiatan
operasional dan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi
profitabilitas.
b. Likuiditas
Kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya. Pengertian lain adalah kemampuan seseorang atau
perusahaan untuk memenuhi kewajibanatau utang yang segera harus
dibayar dengan harta lancarnya.
c. Profitabilitas
Kemampuan suatu perusahaan untuk mendapatkan laba (keuntungan)
dalam suatu periode tertentu. Pengertian yang sama disampaikan oleh
Husan (2001) bahwa profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan (profit) pada tingkat penjualan, asset,
modal saham tertentu.
34
4. Manfaat Penilaian Kinerja Keuangan
Menurut Sucipto (2008) penilaian kinerja keuangan dimanfaatkan
oleh manajemen untuk hal – hal sebagai berikut:
a. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisian melalui
pemotivasian karyawan secara maksimum. Dalam mengelola
perusahaan, manajemen menetapkan sasaran yang akan dicapai dimasa
yang akan datang dan didalam proses tersebut dinamakan planning.
b. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan
karyawan seperti promosi, transfer dan pemberhentian. Penilaian
kinerja akan menghasilkan data yang dapat dipakai sebagai dasar
pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan yang
dinilai berdasarkan kinerjanya.
c. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan
dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan
karyawan. Jika manajemen puncak tidak mengenal kekuatan dan
kelemahan yang dimilikinya, sulit bagi manajemen untuk
mengevaluasi dan memilih program pelatihan karyawan yang sesuai
dengan kebutuhan karyawan.
d. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan
mereka menilai kinerja mereka. Dalam organisasi perusahaan,
manajemen atas mendelegasikan sebagian wewenangnya kepada
manajemen dibawah mereka.
e. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.
35
Adapun manfaat dari penilaian kinerja adalah sebagai berikut
(Dwiermayanti, 2009) :
1) Untuk mengukur prestasi yang dicapai oleh suatu organisasi dalam
suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat keberhasilan
pelaksanaan kegiatannya.
2) Selain digunakan untuk melihat kinerja organisasi secara keseluruhan,
maka pengukuran kinerja juga dapat digunakan untuk menilai
kontribusi suatu bagian dalam pencapaian tujuan perusahaan secara
keseluruhan.
3) Dapat digunakan sebagai dasar penentuan strategi perusahaan untuk
masa yang akan datang.
4) Memberi petunjuk dalam pembuatan keputusan dan kegiatan
organisasi pada umumnya dan divisi atau bagian organisasi pada
khususnya. Sebagai dasar penentuan kebijaksanaan penanaman modal
agar dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan.
5. Pihak-pihak yang memanfaatkan informasi atas kinerja keuangan
perusahaan
Menurut Rudianto (2013) pihak-pihak yang memanfaatkan informasi atas
kinerja keuangan perusahaan adalah sebagai berikut:
a. Pemerintah, mengharapkan suatu perusahaan untuk membayar pajak
sesuai ketentuan perundangan sehingga memperoleh penghasilan dari
pajak.
36
b. Pemasok bahan baku perusahaan, menginginkan agar perusahaan
membayar pembeliannya tepat waktu.
c. Pihak bank, membutuhkan jaminan akan kemampuan perusahaan
untuk mengembalikan dana yang dipinjamnya berdasarkan suku
bunga pinjaman yang disyaratkan.
d. Konsumen, mengharapkan mutu produk yang baik serta kemudahan
memperoleh berbagai layanan yang berkaitan dengan produk itu
sendiri.
e. Masyarakat sekitar, mengharapkan perusahaan memberikan lapangan
pekerjaan dan pabrik yang beroperasi secara ramah lingkungan
(environmentally concern).
f. Investor, ingin menanamkan modalnya dalam bentuk saham
perusahaan tentu akan mempertimbangkan kinerja keuangan
perusahaan dalam menghasilkan laba serta kemampuannya
memberikan pengembalian (returns) sesuai tingkat yang diharapkan.
6. Laporan keuangan
a. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan pada dasarnya disusun untuk memberitahukan
informasi mengenai keadaan suatu perusahaan yang akan bermanfaat
bagi sebagian besar pemakai laporan keuangan tersebut. Laporan
keuangan disusun dan disajikan selama setahun disajikan untuk
memenuhi kebutuhan pihak intern perusahaan maupun pihak ekstern
perusahaan. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perkembangan
37
suatu perusahaan sangat berbeda dan berhak untuk memperoleh
informasi keuangan. Laporan keuangan dipergunakan oleh manajemen
puncak untuk dapat mengambil keputusan yang bermanfaat bagi
perkembangan perusahaan sedangkan bagi investor laporan keuangan
juga berguna dalam pengambilan keputusan, apakah ingin
menanamkan saham atau tidak dalam perusahaan tersebut.
Pengertian laporan keuangan dalam Standar Akuntansi Keuangan
menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2015) adalah : “Laporan keuangan
adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja
keuangan suatu entitas”.
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi
pada akhir periode, yang meliputi:
1. Neraca, merupakan laporan yang sistematis meliputi aktiva yaitu
kekayaan yang dimiliki perusahaan, hutang yaitu kewajiban
perusahaan kepada pihak lain yang belum dipenuhi, serta modal
yaitu gak atau bagian yang dimiki oleh pemilik perusahaan yang
dapat menunjukkan keadaan keuangan perusahaan pada tanggal
tertentu.
2. Laporan laba-rugi, yaitu suatu laporan yang menunjukkan
pendapatanpendapatan dan biaya-biaya dari suatu unit usaha
beserta laba-rugi yang di peroleh oleh suatu perusahaan untuk
suatu periode tertentu.
38
3. Laporan perubahan posisi keuangan, yaitu suatu laporan yang
berguna untuk meringkas kegiatan-kegiatan pembelanjaan dan
investasi yang dilakukan oleh perusahaan, termasuk jumlah dana
yang dihasilkan dari kegiatan usaha perusahaan dalam tahun buku
bersangkutan serta melengkapi penjelasan tentang perubahan-
perubahan dalam posisi keuangan selama tahun buku yang
bersangkutan.
4. Laporan arus kas, yaitu laporan yang bertujuan untuk menyajikan
informasi relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu
perusahaan selama periode tertentu.
5. Catatan atas laporan keuangan, meliputi penjelasan naratif atau
rincian jumlah yang tertera dalam neraca, laporan laba-rugi,
laporan arus kas dan laporan perubahan ekuitas serta informasi
tambahan seperti kewajiban kontijensi dan komitmen.
b. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan menurut Kasmir (2013), adalah sebagai
berikut:
1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang
dimiliki perusahaan saat ini.
2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan
modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini.
3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang
diperoleh pada suatu periode tertentu.
39
4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang
dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.
5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi
terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan.
6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan
dalam suatu periode.
7. Informasi keuangan lainnya.
c. Jenis Analisis Rasio Keuangan
Jenis-jenis rasio keuangan menurut Martono dan Harjito (2010)
secara garis besar ada 4 jenis rasio yang dapat digunakan untuk menilai
kinerja keuangan perusahaan, yaitu :
1. Rasio Likuiditas
Kasmir (2012) rasio likuiditas merupakan rasio yang
menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiaban (utang) jangka pendek dengan menggunakan aktiva
lancar. Indikator dari rasio ini adalah Current Ratio (Rasio Lancar)
dan Quick Ratio ( rasio cepat ).
a. Current Ratio ( Rasio Lancar)
Kasmir (2014) Rasio lancar atau (current ratio) merupakan
rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar
kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada
saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa banyak
aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka
40
pendek yang segera jatuh tempo. Rasio lancar dapat pula dikatakan
sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan (margin of
safety) suatu perusahaan.
b. Quick Ratio ( Rasio Cepat )
Kasmir (2012) Rasio cepat (quick ratio) atau rasio sangat
lancar atau acid test ratio merupakan rasio yang menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar
kewajiban atau utang lancar (utang jangk pendek) dengan aktiva
lancar tanpa memperhitungkan nilai sediaan (inventory).
2. Rasio Aktivitas
Fahmi (2013) Rasio Aktivitas adalah Rasio yang
menggambarkan sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan
sumber daya yang dimilikinya guna menunjang aktivitas perusahaan,
dimana penggunaan aktivitas ini dilakukan secara maksimal dengan
maksud memperoleh hasil yang maksimal.
Indikator rasio aktivitas adalah total asset turn over (TAT) dan
fixed asset turn over (FAT).
a. Total Assets Turn Over ( perputaran total aktiva )
Kasmir (2012) Perputaran Total Aset (Total Assets
Turnover) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur
berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva.
41
b. Fixed Assets Turn Over ( perputaran aktiva tetap )
Kasmir (2012) Perputaran Aset Tetap (Fixed Assets
Turnover) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar
dalam satu periode. Atau dengan kata lain, untuk mengukur apakah
perusahaan sudah menggunakan kapasitas aktiva tetap sepenuhnya
atau belum.
3. Rasio Profitabilitas
Irham Fahmi (2013) Rasio profitabilitas mengukur manajemen
secara keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat
keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan
maupun investasi, semakin baik rasio profitabilitas maka semakin baik
menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan
perusahaan.
K.R. Subramanyam dan John J.Wild (2013) menyebutkan rasio
profitabilitas dapat diketahui dengan menghitung Net Profit Margin
(NPM) Return on asset (ROA) dan Return on equity (ROE).
a. Net Profit Margin ( NPM)
Werner R. Murhadi (2013) Net Profit Margin adalah
mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
neto dari setiap penjualannya. Semakin tinggi nilai NPM maka
semakin banyak barang yang diperjualkan.
42
b. Return on Asset ( ROA)
Sofyan Safri (2015) Return on assets (ROA) adalah rasio
yang menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume
penjualan, semakin besar rasio ini semakin baik. Artinya bahwa
aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba.
c. Return On Equity ( ROE )
Sofyan Syafri (2015) Return on equity merupakan
perbandingan antara laba bersih sesudah pajak dengan total ekuitas.
Return on equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan
(income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik
pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas
modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan.
4. Rasio Solvabilitas
Kasmir (2012) Rasio solvabiltas atau yang sering juga disebut
rasio leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya berapa
besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan
aktivanya.
a. Debt to Total Assets Ratio
Lukman Syamsuddin (2009) menyatakan Rasio ini
mengukur berapa besar aktiva yang dibiayai oleh kreditur. Semakin
tinggi debt ratio semakin besar jumlah modal pinjaman yang
digunakan di dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.
43
b. Debt to Total Equity Ratio
Syamsuddin (2009) debt to equity ratio adalah Rasio yang
mengukur berapa besar aktiva perusahaan yang dibiayai oleh
kreditur. Semakin tinggi debt ratio maka akan semakin besar
jumlah modal pinjaman yang digunakan didalam menghasilkan
keuntungan bagi perusahaan.
C. Hubungan Kajian Variabel Bebas dengan Terikat
Kajian ini mencari teori-teori yang menghubungkan antara variabel bebas
dengan terikat, yang didapat dari jurnal penelitian, buku dan penelitian-
penelitian sebelumnya.
1. Hubungan efektivitas terhadap kinerja keuangan perusahaan
Perusahaan perlu mengoptimalkan efektivitas untuk menjalankan
kinerja perusahaan. Dengan adanya efektivitas maka dapat diketahui
tingkat keberhasilan suatu perusahaan melalui laporan keuangan, sasaran
dan tujuan yang dicapai. Menurut Mulyadi (2007) menguraikan pengertian
kinerja keuangan ialah “penentuan secara periodik efektifitas operasional
suatu organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar, dan
kriteria yang ditetapkan sebelumnya”.
Bukti penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Tiara Ayu
Lestari (2015) yang menyatakan bahwa efektivitas berpengaruh secara
signifikan positif terhadap kinerja keuangan pada BUMN Bandung.
44
Adapun penelitian lain dari Farid Firmansyah (2011) yang
menyatakan bahwa Efektivitas berpengaruh terhadap kinerja keuangan PT.
Bank Syariah Mandiri tahun 2007,2008, dan 2009 di Pamekasan.
2. Hubungan efisiensi terhadap kinerja keuangan perusahaan
Laporan keuangan merupakan faktor utama yang menjadi daya
tarik bagi para investor pemegang saham. Dengan melihat laporan
keuangan para investor mengetahui seberapa besar keberhasilan
perusahaan tersebut. Adanya pengelolahan barang dengan biaya yang
rendah dan kualitas yang memadai sangat diperlukan dalam perusahaan.
Karena itu efisiensi dalam mengelolah perusahaan menjadi penyebab
keberhasilan suatu perusahan.
Bukti penelitian ini didukung oleh Meilitasari Budyaningtyas
(2012) dari Universitas Sebelas Maret Surakarta yang menyatakan bahwa
efisiensi berpengaruh secara signifikan positif terhadap kinerja keuangan
perusahaan public yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.
Adapun penelitian lain dari Farid Firmansyah (2011) yang
menyatakan bahwa Efisiensi berpengaruh terhadap kinerja keuangan PT.
Bank Syariah Mandiri tahun 2007,2008, dan 2009 di Pamekasan.
3. Hubungan sistem informasi akuntansi terhadap kinerja keuangan
perusahaan
Perusahaan perlu mengoptimalkan kembali pemanfaatan kemajuan
teknologi informasi untuk membantu penyusunan laporan keuangan demi
terhindarnya kecurangan dan juga ketidakakuratan dalam penyusunannya.
45
Sistem informasi akuntansi diperlukan dalam perusahaan untuk
mempermudah auditor dalam mengaudit laporan keuangan perusahaan dan
juga mempermudah para investor mengetahui laporan keuangan melalui
teknologi yang semakin canggih saat ini, selain itu juga untuk menghindari
pengelapan dalam penyusunan laporan keuangan.
Bukti penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Kadek Wahyu
Indraiesma (2014) yang menyatakan bahwa sistem informasi akuntansi
berpengaruh secara signifikan positif terhadap kinerja individu pada usaha
kecil dan menengah di Nusa penida.
Adapun hasil penelitian lain menurut Fahmi Rizaldi (2015) yang
menyatakan bahwa sistem informasi akuntansi berpengaruh secara
signifikan positif terhadap kinerja karyawan pada CV. Teguh Karya
Utama Surabaya.
D. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi tentang hubungan
atau kaitan antara konsep-konsep atau variabel-variabel yang akan diamati
atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2012).
Berdasarkan uraian diatas maka dapat digambarkan kerangka konsep
sebagai berikut :
46
Keterangan :
: Pengaruh secara parsial
: Pengaruh secara simultan
Gambar 2.1 Kerangka Konsep
Pengaruh Efektifitas, Efisiensi dan sistem informasi akuntansi terhadap kinerja
keuangan perusahaan pada PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.
Dari kerangka konsep diatas dapat disimpulkan bahwa efektivitas, efisiensi
dan sistem informasi akuntansi berpengaruh terhadap kinerja keuangan
perusahaan pada PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.
E. Hipotesis
Hipotesis Penelitian Menurut Sugiyono (2009), hipotesis merupakan
jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan
masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Dikatakan
sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori.
EFEKTIVITAS
(X1)
EFISIENSI
(X2)
SISTEM
INFORMASI
AKUNTANSI
(X3)
KINERJA KEUANGAN
PERUSAHAAN
(Y)
47
Hipotesis dirumuskan atas dasar kerangka pikir yang merupakan jawaban
sementara atas masalah yang dirumuskan.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dibentuk hipotesis sebagai
berikut :
1. Ada pengaruh efektivitas terhadap kinerja keuangan perusahaan pada PT.
Semen Indonesia (Persero) Tbk.
2. Ada pengaruh efisiensi terhadap kinerja keuangan perusahaan Pada PT.
Semen Indonesia (Persero) Tbk.
3. Ada pengaruh sistem informasi akuntansi terhadap kinerja keuangan
perusahaan pada PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.
4. Ada pengaruh efektivitas, efisiensi, dan sistem informasi akuntansi
terhadap kinerja keuangan perusahaan pada PT. Semen Indonesia
(Persero) Tbk.
48
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pengertian Dan Jenis Penelitian
1. Pengertian penelitian
Menurut Sugiyono (2010), metode penelitian merupakan cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu.Menurut Suharsimi Arikunto (2010), metode penelitian adalah
cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data
penelitiannya.
Menurut Saifuddin Azwar (2009) penelitian adalah rangkaian
kegiatan ilmiah dalam rangkah pemecahan suatu permasalahan.
Narkubo dan Achmadi (2010) mendefinisikan, penelitian adalah
suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisis
sampai penyusunan laporannya.
Menurut Suryabrata (2010) penelitian adalah suatu proses yaitu
rangkaian langkah-langkah yang dilakukan secara terencana dan sistematis
guna mendapatkan pemecahan masalah atau mendapatkan jawaban
terhadap pertanyaan-pertanyaan tertentu.
Maka dapat disimpulkan bahwa penelitian adalah cara ilmiah untuk
mengumpulkan data guna mendapatkan pemecahan masalah terhadap
pertanyaan-pertanyaan.
49
2. Jenis penelitian
Berdasarkan jenis data dan analisisnya metode penelitian
diklasifikasikan menjadi dua yaitu:
a) Metode penelitian yang bersifat kuantitatif
Metode kuantitatif menurut Sugiyono (2011), disebut sebagai
positivistic karena berlandaskan pada filsafat positivistic. Metode ini
juga dikenal sebagai metode ilmiah atau metode scientific karena telah
memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, objektif,
terukur, rasional, dan sistemtis, karena proses penelitian lebih bersifat
seni.
b) Metode penelitian yang bersifat kualitatif
Metode kualitatif menurut Sugiyono (2011), sering disebut metode
penelitian naturalistic karena penelitiannya dilakukan pada kondisi
yang ilmiah, metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian
bidang antropologi budaya, disebut metode kualitatif karena data yang
terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian deskritif analisis dengan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian
yang menekankan pada teori-teori, dan atau hipotesis melalui pengukuran
variabel-variabel penelitian dalam bentuk angka (Quantitave) dan
melakukan analisis data dengan prosedur statistik atau permodelan.
50
B. Kerangka Kerja (Frame Work)
1. Definisi Kerangka Kerja
Kerangka kerja menurut Retno Rahayu Amsari (2014) adalah
kerangka yang menyatakan tentang langkah dalam penelitian.
Sedangkan menurut Iskandar (2008) mengemukakan bahwa dalam
penelitian kuantitatif, kerangka kerja merupakan suatu kesatuan kerangka
pemikiran yang utuh dalam rangka mencari jawaban-jawaban ilmiah
terhadap masalah-masalah penelitian yang menjelaskan tentang variabel-
variabel, hubungan antara variabel-variabel secara teoritis yang
berhubungan dengan hasil penelitian yang terdahulu yang kebenarannya
dapat diuji secara empiris.
2. Susunan Kerangka Kerja
Sejalan dengan uraian diatas, serta untuk memudahkan
pembahasan maka dapat digambarkan kerangka kerja sebagai berikut :
51
Gambar 3.1 Kerangka Kerja
Pengaruh Efektivitas, Efisiensi dan Sistem Informasi Akuntansi terhadap
kinerja keuangan perusahaanpada PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.
Penyajian Hasil
Teknik Analisis Data:
Uji Regresi Linier berganda
Penarikan Kesimpulan
Alat Ukur :
Kuisioner tertutup
Populasi : Karyawan keuangan PT. Semen Indonesia (persero) Tbk.
Teknik Sampling : Total Sampling
Sampel : Karyawan bagian keuangan (35 orang)
36 bulan
Variabel Bebas :
Efektivitas (X1)
Efisiensi (X2)
Sistem Informasi
Akuntansi (X3)
Variabel Terikat:
Kinerja keuangan
perusahaan (Y)
52
C. Penentuan Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2011) populasi adalah wilayah yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
Berdasarkan pengertian diatas, Populasi yang digunakan dalam
proposal penelitian ini adalah pihak-pihak yang terlibat diantaranya 35
orang karyawan bagian keuanganpada PT. Semen Indonesia (Persero)
Tbk.
2. Sampel
Pengertian sampel menurut Sugiyono (2011) sampel adalah bagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Sehingga pengambilan sampel harus menggunakan cara tertentu yang
didasarkan oleh pertimbangan-pertimbangan yang ada.
Berdasarkan populasi penelitian diatas, maka yang menjadi sampel
pada penelitian ini adalah 35 karyawan bagian keuangan pada PT. Semen
Indonesia (Persero) Tbk.
3. Teknik Sampling
Sampling menurut Sugiyono (2011) sampling merupakan teknik
pengambilan sampel secara tepat untuk tujuan penelitian. Dalam penelitian
ini, peneliti menggunakan teknik total sampling menurut Sujoko Efferin,
dkk (2008) yaitu teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama
53
dengan jumlah populasi yaitu 35 karyawan bagian keuangan PT. Semen
Indonesia (persero) Tbk.
D. Variabel Dan Definisi Operasional Variabel
1. Variabel
a. Variabel Bebas
Sugiyono (2011) mendefinisikan variabel bebas adalah sebagai
berikut variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen
(terikat).Variabel bebas yang terdapat dalam penelitian ini adalah:
1. Efektivitas
Menurut Makmur (2011) menggungkapkan efektivitas itu
berhubungan dengan tingkat kebenarran atau keberhasilan dan
kesalahan.Indikator Efektivitas terdiri dari :
a) Ketepatan waktu.
b) Ketepatan perhitungan biaya.
c) Ketepatan dalam pengukuran.
d) Ketepatan dalam menenetukan pilihan.
e) Ketepatan berfikir.
f) Ketepatan dalam melakukan perintah.
g) Ketepatan dalam menentukan tujuan.
h) Ketepatan sasaran.
54
2. Efisiensi
Efisiensi menurut Mardiasmo (2009) adalah perbandingan
antara output yang dihasilkan terhadap input yang digunakan (cost
of output). Laporan keuangan dapat dikatakan efisien apabila dapat
menghasilkan sumber daya yang dicapai dengan biaya yang
serendah-rendahnya. Indikator Efisiensi terdiri dari:
a. Output/outcome tunggal
b. Jajaran beberapa output/outcome
3. Sistem informasi akuntansi
Menurut Azhar Susanto (2008) Sistem Informasi Akuntansi
dapat didefinisikan sebagai kumpulan (integrasi) dari sub
sistem/komponen baik fisik maupun non fisik yang saling
berhubungan dan bekerja sama satu sama lain secara harmonis
untuk mengolah data transaksi yang berkaitan dengan masalah
keuangan menjadi informasi keuangan. Indicator Sistem Informasi
Akuntansi terdiri dari:
a. Akurat
b. Tepat Waktu
c. Relevan
d. Lengkap
55
b. Variabel terikat
Menurut Sugiyono (2011) mendefinisikan variabel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena
adanya variabel bebas.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan
perusahaan yang menggunakan kuesioner untuk menilai kinerja
keuangan.Menurut Jumingan (2011) kinerja keuangan yaitu
merupakan gambaran kondisi keuangan suatu periode tertentu baik
baik menyangkut aspek perhimpunan dana maupun penyaluran dana.
Indikator Kinerja keuangan terdiri dari:
1. Kecukupan Modal
2. Likuiditas
3. Profitabilitas
2. Definisi Operasional Variabel
Menurut Sugiyono (2011) operasional variabel adalah suatu atribut
atau sifat atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai
variasi tertentu yang didtetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.
Definisi operasional variabel merupakan penyebaran dari variabel
penelitian, menggambarkan hubungan antara variabel tertentu serta
menguji kebenaran suatu hipotesis.Disamping itu definisi operasional
variabel dimaksudkan untuk memudahkan pengukuran masing-masing
variabel dalam penelitian melalui indikator-indikatornya.
56
Adapun definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah:
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi
Operasional Indikator Skala Ukur Instrumen
Efektivitas
(X1)
Menurut Makmur
(2011)
menggungkapkan
efektivitas itu
berhubungan
dengan tingkat
kebenaran atau
keberhasilan dan
kesalahan.
Indikator dari
Evektivitas:
1. Ketepatan waktu
2. Ketepatan
perhitungan
biaya.
3. Ketepatan dalam
pengukuran.
4. Ketepatan dalam
menenetukan
pilihan.
5. Ketepatan
berfikir.
6. Ketepatan dalam
melakukan
perintah.
7. Ketepatan dalam
menentukan
tujuan.
8. Ketepatan
sasaran.
Kuisioner Likert
Efisiensi
(X2)
Efisiensi menurut
Mardiasmo (2009)
adalah
perbandingan
antara output yang
Indikator dari
Efisiensi:
1. Output/outcome
tunggal
Kuisioner Likert
57
dihasilkan terhadap
input yang
digunakan (cost of
output). Laporan
keuangan dapat
dikatakan efisien
apabila dapat
menghasilkan
sumber daya yang
dicapai dengan
biaya yang
serendah-rendahnya
2. Jajaran beberapa
output/outcome
Sistem
Informasi
Akuntansi
(X3)
Menurut Azhar
Susanto (2008)
Sistem Informasi
Akuntansi dapat
didefinisikan
sebagai kumpulan
(integrasi) dari sub
sistem/komponen
baik fisik maupun
non fisik yang
saling
berhubungan dan
bekerja sama satu
sama lain secara
harmonis untuk
mengolah data
transaksi yang
berkaitan dengan
masalah keuangan
Indikator dari Sistem
Informasi
Akuntansi:
1. Akurat
2. Tepat Waktu
3. Relevan
4. Lengkap
Kuisioner Likert
58
menjadi informasi
keuangan.
Kinerja
Keuangan
Perusahaan
(Y)
Menurut Jumingan
(2011) kinerja
keuangan yaitu
merupakan
gambaran kondisi
keuangan suatu
periode tertentu
baik baik
menyangkut aspek
perhimpunan dana
maupun penyaluran
dana.
Indikator dari
Kinerja keuangan
1. Kecukupan
Modal
2. Likuiditas
3. Profitabilitas
Kuisioner Likert
E. Metode Pengumpulan Data
1. Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini instrument penelitian yang digunakan oleh peneliti
untuk memperoleh data yang diperlukan adalah:
a. Birokrasi dan Teknik perijinan
Setelah mendapat surat dari STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan
peneliti langsung melakukan survei awal tentang berbagai tugas
karyawan PT. Semen Indonesia (persero) Tbk. untuk memperoleh dan
mengumpulkan data awal sebagai bahan dalam penulisan proposal
penelitian ini.
59
b. Cara mengumpulkan data
Menurut Arikunto (2009) mengatakan bahwa pengertian dari
metode pengumpulan data adalah serangkaian kegiatan dalam
penelitian untuk memperoleh data.
Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat
digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data.Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data Kuesioner yang bersifat
kuantitatif, oleh karena itu bentuk pertanyaan tertutup untuk
pengukuran responden. Skala pengukuran adalah 5 (lima) poin skala
Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tertentu tentang fenomena
sosial.
2. Instrumen dan Prosedur Pengumpulan Data
a. Pengertian Instrumen
Menurut Suharsimi Arikunto (2010), mengatakan bahwa
pengertian dari instrumen adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan
peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut
menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.
Menurut Sugiyono (2013) instrumen penelitian adalah suatu alat
yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang
diamati.
60
b. Jenis penelitian yang digunakan
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
instrumen angket (kuesioner).Angket yaitu kumpulan dari pertanyaan
yang diajukan secara tertulis.
c. Bentuk dan Jenis Pertanyaan
Dalam hal ini penulis menggunakan jenis pertanyaan tertutup yakni
responden tinggal memilih jawaban diantara pilihan yang sudah
disediakan.
d. Jumlah Pertanyaan
Peneliti menggunakan pertanyaan kepada responden 45 orang dan
pertanyaan tersebut terdiri dari 3 (tiga) variabel yang masing-masing
variabel independen (X1) sebanyak 8 (delapan) pertanyaan, variabel
independen (X2) sebanyak 4 (empat) pertanyaan, variabel independen
(X3) sebanyak 8 (delapan) pertanyaan dan variabel terikat (Y)
sebanyak 6 (enam) pertanyaan.
3. Pengolahan data
a. Editing
Menurut Sugiyono (2015), proses editing merupakan proses
dimana peneliti melakukan klarifikasi, keterbacaan, konsistensi, dan
kelengkapan data yang sudah terkumpul. Proses klarifikasi
memebrikan penjelasan mengenai apakah data yang sudah terkumpul
akan menciptakan masalah konseptual atau teknis pada saat peneliti
melakukan analisa data.
61
b. Coding
Menurut Sugiyono (2015), proses pemberian kode tertentu
terhadap macam kuesioner untuk dikelompokkan ke dalam kategori
yang sama.
c. Scoring
Menurut Sugiyono (2015), scoring adalah penentuan jumlah
skor, dalam penelitian ini menggunakan skala ordinal. Oleh karena
itu hasil kuesioner yang telah diisi bila benar diberi skor 1 dan bila
salah diberi skor 0. Kemudian diprosentasikan dengan cara jumlah
jawaban benar dibagi jumlah soal dan dikalikan 100%. Dalam
perhitungan scoring digunakan skala likert yang pengukurannya
sebagai berikut :
1) Skor 5 untuk jawaban sangat setuju
2) Skor 4 untuk jawabann setuju
3) Skor 3 untuk jawaban ragu
4) Skor 2 untuk jawaban tidak setuju
5) Skor 1 untuk jawaban sangat tidak setuju
d. Tabulating
Menurut Sugiyono (2015), Tabulating yaitu hasil
pengelompokkan data kemudian ditampilkan secara deskriptif dalam
bentuk tabel sebagai bahan informasi. Statistik deskriptif merupakan
suatu metode untuk memaparkan hasil-hasil yang telah dilakukan
dalam bentuk statistik yang sederhana sehingga setiap orang dapat
62
lebih mudah mengerti dan mendapatkan gambaran yang jelas
mengenai hasil penelitian.
F. Metode Analisa Data
Bogdan dalam Sugiyono (2013) Analisis data adalah proses mencari
dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,
catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan
temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.
Analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa kuantitatif,
yaitu analisa terhadap data-data yang berbentuk angka-angka, guna
mengetahui pengaruh variable satu atau dengan variable yang lain dengan
menggunakan beberapa metode analisis statistik diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Uji Statistik
a. Uji Validitas
Menurut Ghozali (2012) Uji validitas digunakan untuk mengukur sah
atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika
pada kuesioner mampu mengungkapkan suatu yang kan diukur oleh
kuesioner tersebut. Pengujian validitas ini menggunakan pearson
correlation yaitu dengan cara mengkitung kolerasi antara nilai yang
diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan. Suatu pertanyaandikatan valid
jika tingkat signifikakasinya di bawah 0,05.
63
b. Uji Realibilitas
Ghozali (2012) menjelaskan bahwa Uji reabilitas sebenarnya adalah
alat untuk mengukur suatu koesioner yang merupakan indicator dari
variable atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal
jika jawaban seseorang terhadap petanyaan dalah konsisten atau stabil
dari waktu butir kuesioner dikatakan reliable (layak) jika
cronbach’salpha> 0,06 dan dikatan tidak reliable jika
cronbach’salpha<0,06.
c. Analisa Regresi Linier Berganda
Uji Regresi Linier Berganda digunakan untuk mengukur pengaruh
lebih dari satu variabel prediktor (variabel bebas) dan terhadap variabel
terikat.
Rumus:
Dimana :
Y = Kinerja Keuangan
a = Konstanta
= Koefisien Korelasi
= Efektivitas
= Efisiensi
= Sistem Informasi Akuntansi
e = Faktor Pengganggu
Y= a + + + + e
64
Selanjutya untuk mengetahui seberapa kuat hubungan keempat
variabel independen dengan pengungkapan tanggungjawab sosial
dihitung korelasi berganda.Analisis korelasi berganda digunakan
untuk mengetahui derajat hubungan atau kekuatan hubungan variabel
X1, X2 dan X3 dengan Y.
Korelasi yang digunakan adalah korelasi ganda dengan rumus:
Keterangan : R = Koefisien Korelasi Ganda
b1...b3 = Koefisien Regresi
Y = Kinerja keuangan perusahaan
X1 = Efektivitas
X2 = Efisiensi
X3 = Sistem Informasi Akuntansi
Interprestasi terhadap kuatnya hubungan korelasi adalah
sebagai berikut :
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Tabel 3.2
Interpretasi Korelasi
R = √
65
Setelah korelasi dihitung dapat dilanjutkan dengan menghitung
koefisien determinasi.Koefisien determinasi ini berfungsi untuk
mengetahui besarnya pengaruh keseluruhan variabel independen
terhadap variabel dependen. Dalam penggunaannya, koefisien
determinasi ini dinyatakan dalam persentase (%) dengan rumus
sebagai berikut :
Keterangan : Kd = Koefisien Determinasi
R = Koefisien korelasi berganda
d. Uji F
Digunakan untuk mengetahui pengaruh secara keseluruhan dari
variabel bebas terhadap variabel terikat.
Rumus:
Dimana
Fo = yang selanjutnya dibandingkan dengan
R = Koefisien Diterminasi
K = Jumlah Variabel Independen
N = Jumlah Sampel
Untuk pengujian pengaruh parsial digunakan rumusan
hipotesis sebagai berikut:
Ho : b4 = 0 : tidak terdapat pengaruh Efektivitas, efisiensi dan
system informasi akuntansi secara simultan dalam
kinerja keuangan.
Fo =
( ) ( )
Kd = R² x 100%
66
Ha: 4≠ 0 : Terdapat pengaruh Efektivitas, efisiensi dan system
informasi akuntansi secara simultan dalam kinerja
keuangan.
Uji simultan terhadap hipotesis tersebut ditentukan melalui uji F
dengan kriteria pengujian sebagai berikut :
Jika Fhitung ≤ Fta el maka H0 diterima erarti asumsi ila terjadi
penerimaan H0, maka dapat diartikan sebagai tidak adanya
pengaruh signifikan dari variabel-variabel independen secara
bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen.
Jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak berarti asumsi bila terjadi
penolakan H0, maka dapat diartikan sebagai adanya pengaruh
signifikan dari variabel-variabel independen secara simultan
terhadap variabel dependen.
e. Uji t
Digunakan untuk mengetahui apakah secara individu variabel
bebas mempunyai pengaruh yang nyata atau tidak terhadap variabel
terikat.
Rumus :
Dimana ai = Koefisien Regresi
Sai = Standart Error Koefisien Regresi
67
Pengujian secara individual untuk melihat pengaruh masing-
masing variabel sebab terhadap variabel akibat. Untuk pengujian
pengaruh parsial digunakan rumusan hipotesis sebagai berikut:
1) H0:β = 0 : Tidak terdapat pengaruh efektivitas terhadap kinerja
keuangan.
2) Ha:β ≠ 0 : Terdapat pengaruh pengaruh efektivitas terhadap
kinerja keuangan.
3) H0:β = 0 : Tidak terdapat pengaruh efisiensi terhadap kinerja
keuangan.
4) Ha:β ≠ 0 : Terdapat pengaruh efisiensi terhadap kinerja
keuangan.
5) H0:β = 0 : Tidak terdapat system informasi akuntansi terhadap
kinerja keuangan.
6) Ha:β ≠ 0 : Terdapat pengaruh system informasi akuntansi
terhadap kinerja keuangan.
Uji signifikansi terhadap hipotesis tersebut ditentukan melalui uji t
dengan kriteria pengujian sebagai berikut :
f. Uji Asumsi Klasik
Digunakan agar dapat menghasilkan estimato linier yang akurat
dan mendekati atau sama dengan kenyataan.
1) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.Sebagai dasar
68
bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residu mengikuti
distribusi normal.Jika asumsi ini dilanggar maka model regresi
dianggap tidak valid dengan jumlah sampel yang ada. Untuk
menguji normalitas model regresi tersebut yaitu dengan analisis
grafik (normal P-P plot) dan analisis statistik (analisis Z skor
skewness dan kurtosis) one sample Kolmogorov-smirnov Teks.
2) Uji Heterokedastisitas
Gejala heterokedastisitas sebagai akibat ketidaksamaan
data, atau bervariasinya data yang diteliti. Salah satu cara untuk
mendeteksi kenungkinan terjadinya gejala tersebut adalah dengan
menggunkan uji korelasi rank spearman dengan teknik pengujian
menggunakan uji t. apabila nilai lebih kecil daripada
berarti tidak terjadi gejala heterokedastisitas. Sebaliknya
jika lebih besar dari pada berarti terjadi gejala
heterokedastisitas.
3) Uji Multikolinieritas
Menurut Ghozali (2012) uji multikolinieritas bertujuan
untuk menguji apakah suatu model regresi terdapat kolerasi atas
variabel bebas (independen).Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi korelasi antar variabel independen.Pengujian
multikolinieritas dilihat dari besaran VIF (Variance Inflation
Factor) dan Tolerance.Tolerance mengukur variabel independen
yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen
69
lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF
tinggi (karena VIF = I/tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai
untuk menunjukan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance ≥
0,0 atau sama dengan nilai VIF ≤ 0.
2. Taraf Signifikan ( )
Untuk menentukan penerimaan atau penolakan Ho didasarkan pada
taraf signifikan ( ) 5% dengan kriteria:
a. Ho tidak dapat ditolak atau diterima apabila taraf signifikan >0,05.
Hal ini berarti hipotesis alternatif ditolak (hipotesis yang
menyatakan Efektivitas, Efisiensi dan Sistem Informasi Akuntansi
berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan pada PT.
Semen Indonesia (persero) Tbk. ditolak).
b. Ho ditolak apabila taraf signifikan < 0,05.
Hal ini berarti hipotesis alternative diterima atau hipotesis yang
menyatakan Efektivitas, Efisiensi dan Sistem Informasi Akuntansi
berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan pada PT.
Semen Indonesia (persero) Tbk. diterima.
3. Pirantai Alat yang digunkan untuk menganalisis
Berdasarkan penelitian pengujian diatas, hasil analisis tersebut
akan membahas pengaruh efektivitas, efisiensi dan sistem informasi
akuntansi terhadap kinerja keuangan perusahaan yang perhitungan
penelitian tersebut menggunakan bantuan program SPSS (Statistical
Package for Social Science) untuk windows versi 22.
70
BAB IV
PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
A. Penyajian Data
1. Penyajian Data Umum
a. Deskripsi Tempat Penelitian
1) Profil Perusahaan
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. merupakan perusahaan yang
bergerak di bidang industri semen.Diresmikan di Gresik pada tanggal
7 Agustus 1957 oleh Presiden RI pertama dengan kapasitas terpasang
250.000 ton semen per tahun.
Pada tanggal 8 Juli 1991 saham Perseroan tercatat di Bursa Efek
Jakarta dan Bursa EfekSurabaya (kini menjadi Bursa Efek Indonesia)
serta merupakan BUMN pertama yang go public dengan menjual 40
juta lembar saham kepada masyarakat. Komposisi pemegang saham
pada saat itu: Negara RI 73% dan masyarakat 27%.
Pada bulan September 1995, Perseroan melakukan Penawaran
Umum Terbatas I (Right Issue I), yang mengubah komposisi
kepemilikan saham menjadi Negara RI 65% dan masyarakat 35%.
Pada tanggal 15 September 1995 PT Semen Gresik berkonsolidasi
dengan PT Semen Padang dan PT Semen Tonasa.Total kapasitas
terpasang Perseroan saat itu sebesar 8,5 juta ton semen per tahun.
Pada tanggal 17 September 1998, Negara RI melepas kepemilikan
sahamnya di Perseroan sebesar 14% melalui penawaran terbuka yang
71
dimenangkan oleh Cemex S. A. de C. V., perusahaan semen global
yang berpusat di Meksiko. Komposisi kepemilikan saham berubah
menjadi Negara RI 51%, masyarakat 35%, dan Cemex 14%.
Kemudian tanggal 30 September 1999 komposisi kepemilikan saham
berubah menjadi: Pemerintah Republik Indonesia 51,0%, masyarakat
23,4% dan Cemex 25,5%.
Pada tanggal 27 Juli 2006 terjadi transaksi penjualan saham
Cemex Asia Holdings Ltd. kepadaBlue Valley Holdings PTE Ltd.
sehingga komposisi kepemilikan saham berubah menjadi Negara RI
51,0% Blue Valley Holdings PTE Ltd. 24,9%, dan masyarakat 24,0%.
Pada akhir Maret 2010, Blue Valley Holdings PTELtd, menjual
seluruh sahamnya melalui private placement, sehingga komposisi
pemegang saham Perseroan berubah menjadi Pemerintah 51,0% dan
publik 48,9%.
Pada April tahun 2012, Perseroan berhasil menyelesaikan
pembangunan pabrik Tuban IV berkapasitas 2,5 juta ton. Setelah
menjalani masa commissioning, pada bulan Juli 2012 pabrik baru
tersebut diserahterimakan, diikuti peresmian operasional komersial
pada bulan Oktober 2012. Selanjutnya, pada kuartal ketiga 2012,
Perseroan juga berhasil menyelesaikan pembangunan pabrik semen
Tonasa V di Sulawesi. Pabrik baru berkapasitas 2,5 juta ton tersebut
menjalani masa commissioning sejak September 2012, dan
ditargetkan mulai beroperasi komersial pada kuartal pertama 2013.
72
Pada tanggal 18 Desember 2012 Perseroan resmi mengambil alih
70% kepemilikan saham Than Long Cement Joint Stock Company
(TLCC) dari Hanoi General Export-Import Joint Stock Company
(Geleximco) di Vietnam, berkapasitas 2,3 juta ton. Aksi korporasi ini
menjadikan Perseroan tercatat sebagai BUMN Multinasional yang
pertama di Indonesia.
Pada tanggal 20 Desember 2012 Perseroan resmi berperan
sebagai Strategic Holding Company sekaligus merubah nama, dari PT
Semen Gresik (Persero) Tbk menjadi PT Semen Indonesia (Persero)
Tbk.
2) Lokasi tempat penelitian
Untuk letak perusahaan kantor pusat berada di Jl. Veteran Gresik
sedangkan lokasi kantor perwakilan berada di Jl. HR. Rasuna Said.
Kuningan. Jakarta. Lokasi pabrik PT. Semen Gresik unit III berada di
Tuban jauh dari perumahan penduduk sehingga sangat baik karena
tidak mencemari masyarakat sekitarnya dari limbah PT. Semen Gresik
di Tuban lokasinya meliputi tiga kecamatan yaitu kecamatan Merak
Urak, Kecamatan Kerek dan Kecamatan Jenu. Sedangkan lokasi
pabrik terletak di Desa Sumber Arum, Kecamatan Kerek, Kabupaten
Tuban Luas area pabrik sekitar 1500 Ha dengan bangunan pabrik
seluas 400.000m.Sedangkan pabrik PT. Semen Gresik unit I dan II
berada di Sidomoro kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik, ± 16 km
dari kota Surabaya dengan luas bangunan 150.000 m2 terbentang
73
diatas area seluas 750 Ha. Daerah deposit batu kapur berada ± 5 Km
sebelah barat pabrik dan deposit tanah luasnya 2-5 Km di sebelah
barat pabrik.
3) Visi dan Misi PT. Semen Indonesia (persero) Tbk.
a) Visi : Menjadi perusahaan persemenan terkemuka di Asia
Tenggara.
b) Misi :
1. Mengembangkan usaha persemenan dan industri terkait yang
berorientasikan kepuasan konsumen.
2. Mewujudkan perusahaan berstandar internasional dengan
keunggulan daya saing dan sinergi untuk meningkatkan nilai
tambah secara berkesinambungan.
3. Mewujudkan tanggung jawab sosial serta ramah lingkungan.
4. Memberikan nilai terbaik kepada para pemangku kepentingan
(stakeholders)
5. Membangun kompetensi melalui pengembangan sumber daya
manusia.
74
4) Struktur Organisasi
Struktur organisasi di PT. Semen Gresik selalu berkembang mengikuti
kebijaksanaan pemerintah dan perkembangan situasi nasional serta
disesuaikan dengan kebutuhan pabrik yang menyangkut keadaan
sosial, ekonomi, dan politik.Struktur organisasi di PT. Semen
Indonesia (PERSERO) Tbk. Menurut SK Direktur
No.001/Kpts/Dir/2014 adalah sebagai berikut :
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Semen Indonesia (persero) Tbk.
5) Tugas dan Fungsi
Adapun pembagian tugas dan fungsi masing-masing struktur
organisasi tersebut terdapat pada keterangan sebagai berikut :
a) Direktur Utama
Bertugas memimpin dan bertanggung jawab secara mutlak
terhadap seluruh operasional pabrik, termasuk didalamnya adalah
penandatanganan Memorandum Of Understanding. Direktur
75
Utama membawahi langsung Direktur Pemasaran, Direktur
Produksi, Direktur Sumber Daya Manusia, Direktur
Pengembangan Usaha dan Strategi, Direktur Litbang dan
Operasional, Direktur Keuangan. Tim Office of The CEO, Internal
Audit, Sekretaris Perusahaan, dan Departemen Pengelolaan Sosial
dan Lingkungan Korporasi.
b) Direktur Pemasaran
Bertugas untuk meningkatkan permintaan serta
bertanggung jawab dalam masalah penjualan dan perencanaan
transportasi dan berhak mengambil kebijakan tertentu tanpa
dicampuri pihak lain dalam sistem pemasarannya. Direktur
pemasaran membawahi satu tim dan tiga departemen, yaitu Tim
Strategi dan Kebijakan, Departemen Pengembangan Pemasaran,
Departemen Penjualan, Departemen Distribusi dan Trasportasi.
c) Direktur Produksi
Bertugas mengawasi kegiatan proses produksi serta
bertanggung jawab pada pelaksanaan kegiatan produksi mulai
dari pengadaan bahan baku sampai dihasilkan produk semen.
Direktur Produksi membawahi Tim Peningkatan Produktivitas
Group, Departemen Produksi Bahan Baku, Depertemen Produksi
Terak, Departemen Produksi Semen, dan Departemen Teknik.
76
d) Direktur Sumber Daya Manusia
Bertanggungjawab dalam mengawasi sumber daya
manusia, baik pengembangan manajemen resiko yang
kemungkinan terjadi serta menangani sarana umum yang
berfungsi untuk menunjang produktifitas sumber daya manusia.
Direktur sumber daya manusia membawahi tim pengembangan
SDM Group, departemen hukum dan manajemen resiko,
departemen sumberdaya manusia dan departemen sarana umum.
e) Direktur Pengembangan Usaha dan Strategi
Bertugas dan bertanggung jawab dalam pengembangan
usaha dan strategi baru dengan mengembangkan perusahaan,
pengembangan energi, dan perluasan bahan baku sehingga dapat
menghasilkan produk-produk yang lebih baik. Direktur ini
membawahi Departeman Pengelolaan Capex Group, Departemen
Pengembangan Perusahaan, Tim Pengembangan Energi Group,
Tim Perluasan Bahan Baku Group.
f) Direktur Litbang dan Operasional
Bertugas untuk menghasilkan inovasi atau penemuan baru
untuk peningkatan efisiensi pabrik.Bertanggung jawab terhadap
segala peralatan yang digunakan atau kondisi sekitar pabrik dalam
menunjang peningkatan mutu produk.Direktur Litbang dan
Operasional mempunyai wewenang untuk menentukan kelayakan
suatu alat atau kondisi di sekitar pabrik. Direktur Litbang dan
77
Operasional juga menangani masalah pengadaan, penyimpanan,
dan pengelolaan barang . Direktur Litbang dan Operasional
membawahi Departemen Kebijakan Pengadaan Strategis Grup,
Tim Proyek Packing Plant Grup, Tim Proyek Pabrik Baru dan
Power Plant Grup, Departemen Litbang dan Jaminan Mutu,
Departemen Rancang Bangun, Departemen Pengadaan dan
Pengelolaan Persediaan.
g) Direktur Keuangan
Bertugas dan bertanggung jawab dalam keseluruhan
keuangan pabrik, termasuk urusan hutang maupun piutang, serta
mengelola teknologi informasi.Direktur keuangan membawahi
Departemen Manajemen Keuangan Grup, Departemen
Pengelolaan Tekominfo Grup/SG, Departemen Akuntansi
Keuangan, Tim Pengembangan Tekominfo Grup/SG.
b. Deskripsi pelaksanaan penelitian
Penelitian yang berjudul “pengaruh efektivitas, efisiensi dan
sistem informasi akuntansi terhadap kinerja keuangan perusahaan
pada PT. Semen Indonesia (persero) Tbk”. Adapun tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
efektivitas, efisiensi dan system informasi akuntansi terhadap kinerja
keuangan perusahaanpada PT. Semen Indonesia (persero) Tbk.
Penelitian ini diambil dari penyebaran angket yang diberikan kepada
78
karyawan bagian keuangan pada seluruh karyawan yaitu 35 karyawan
dijadikan sampelnya.
2. Penyajian Data Khusus
a. Tanggapan Responden
Dalam penelitian ini menggunakan data primer yaitu dengan kuesioner.
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 35 orang
karyawan bagian keuangan, dan yang kembali sebanyak 35 orang
karyawan yang kemudian akan diolah dan menghasilkan data sebagai
berikut :
1) Data responden berdasarkan usia
Hasil penelitian berdasarkan mengenai data pribadi responden
berdasarkan usia akan disajikan pada table 4.1 sebagai berikut :
Tabel 4.1
Karakteristik responden berdasarkan usia
No Usia Jumlah (orang) %
1 20 – 30 13 37,1
2 31 – 40 17 48,6
3 41 – 50 5 14,3
Jumlah 35 100
Sumber : diolah dari lampiran
Dari tabel 4.1 diatas, diketahui bahwa responden pada usia 20
– 30 tahun sebanyak 13 orang dengan prosentase 37,1%, kemudian
diikuti usia 31 – 40 tahun sebanyak 17 orang dengan prosentase
48,6% dan yang usia 41 tahun sebanyak 5 orang mendapatkan
79
prosentase 14,3%. Dengan demikian dapat diambil gambaran secara
umum dari bagian besar responden berada pada usia 31 – 40 tahun.
2) Data Responden Berdasarkan jenis Kelamin
Hasil penelitian berdasarkan mengenai data pribadi responden
berdasarkan usia akan disajikan pada table 4.2 sebagai berikut :
Tabel 4.2
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah (orang) %
1 Laki – laki 25 71,4
2 Perempuan 10 28,6
Jumlah 35 100
Sumber : diolah dari lampiran
Dari tabel 4.2 diatas, diketahui bahwa responden yang
berjenis kelamin laki-laki berjumlah 25 orang dengan presentase
71,4% dan yang berjenis perempuan 28,6%.Dari keterangan tersebut
dapat diketahui bahwa sebagian besar responden adalah laki-laki
pada karyawan bagian keuangan PT. Semen Indonesia (persero)
Tbk. Gresik.
b. Tanggapan Responden atas Variabel Bebas (X)
1) Efektivitas (X1)
Variabel efektivitas memiliki 8 indikator, hasil dari penelitian
tanggapan responden mengenai efektivitas yang dapat dilihat melalui
tabel 4.3 sebagai berikut :
80
Tabel 4.3
Hasil Tanggapan Responden Tentang Efektivitas (X1)
No Pernyataan Tanggapan Responden
% SS S N TS STS
1 Pernyataan X1.1 0 13 4 10 8 100%
Presentase 0 37.1 11.4 28.6 22.9
2 Pernyataan X1.2 2 12 3 7 11 100%
Presentase 5.7 34.3 8.6 20.0 31.4
3 Pernyataan X1.3 1 7 7 9 11 100%
Presentase 2.9 20.0 20.0 25.7 31.4
4 Pernyataan X1.4 1 14 3 11 6 100%
Presentase 2.9 40.0 8.6 31.4 17.1
5 Pernyataan X1.5 2 9 7 13 4 100%
Presentase 5.7 25.7 20.0 37.1 11.4
6 Pernyataan X1.6 0 14 5 9 7 100%
Presentase 0 40.0 14.3 25.7 20.0
7 Pernyataan X1.7 0 12 10 5 8 100%
Presentase 0 34.3 28.6 14.3 22.9
8 Pernyataan X1.8 0 11 4 14 6 100%
Presentase 0 31.4 11.4 40.0 17.1
Rata – Rata 2.1 32.9 15.4 27.8 21.8 100%
Sumber : diolah dari lampiran
Berdasarkan lampiran yakni tanggapan responden mengenai
efektivitas maka dari 35 karyawan yang telah memberikan
tanggapan dalam kuesioner dengan jumlah 8 pernyataan yang rata-
rata menjawab sangat setuju sebesar 2,1%, setuju sebesar 32,9%,
ragu-ragu 15,4%,tidak setuju 27,8% dan yang menjawab sangat
tidak setuju sebesar 21,8%. Dari 8 pernyataan tersebut maka dapat
diketahui bahwa banyak karyawan yang setuju mengenai efektivitas
yang sesuai dengan ketetapan waktu, sasaran, tujuan dan mampu
memperhitungkan biaya dan kualitas yang baik pada PT.Semen
Indonesia (Persero) Tbk.
81
2) Efisiensi (X2)
Variabel efisiensi memiliki 2 indikator, hasil dari penelitian
tanggapan responden mengenai efisiensi yang dapat dilihat melalui
tabel 4.4 berikut ini :
Tabel 4.4
Hasil Tanggapan Responden Tentang Efisiensi (X2)
No Pernyataan Tanggapan Responden
% SS S N TS STS
1 Pernyataan X2.1 10 13 6 5 1 100%
Presentase 28,6 37,1 17,1 14,3 2,9
2 Pernyataan X2.2 5 19 6 4 1 100%
Presentase 14,3 54,3 17,1 11,4 2,9
3 Pernyataan X2.3 10 15 5 5 0 100%
Presentase 28,6 42,9 14,3 14,3 0
4 Pernyataan X2.4 13 13 5 4 0 100%
Presentase 37,1 37,1 14,3 11,4 0
Rata – Rata 27,1 42,9 15,7 12,8 1,5 100%
Sumber : diolah dari lampiran
Berdasarkan lampiran yakni tanggapan responden mengenai
efektivitas maka dari 35 karyawan yang telah memberikan
tanggapan tanggapan dalam kuesioner dengan jumlah 4 pernyataan
yang rata-rata menjawab sangat setuju sebesar 27,1%, setuju sebesar
42,9%, ragu-ragu 15,7%, tidak setuju 12,8% dan yang menjawab
sangat tidak setuju 1,5%. Dari 4 pernyataan tersebut maka dapat
diketahui bahwa banyak karyawan yang setuju mengenai efisiensi
yang memperhitungkan input,output dan juga income pada
PT.Semen Indonesia (Persero) Tbk.
82
3) Sistem Informasi Akuntansi (X3)
Variabel Sistem informasi akuntansi memiliki 4 indikator dan terdiri
dari 8 pernyataan, hasil dari penelitian tanggapan responden
mengenai sistem informasi akuntansi yang dapat dilihat melalui
tabel 4.5 berikut ini :
Tabel 4.5
Hasil Tanggapan Responden Tentang Sistem Informasi Akuntansi (X3)
No Pernyataan Tanggapan Responden
% SS S N TS STS
1 Pernyataan X3.1 2 12 5 7 9 100%
Presentase 5,7 34,3 14,3 20,0 25,7
2 Pernyataan X3.2 4 5 3 13 10 100%
Presentase 11,4 14,3 8,6 37,1 28,6
3 Pernyataan X3.3 1 11 2 8 13 100%
Presentase 2,9 31,4 5,7 22,9 37,1
4 Pernyataan X3.4 1 12 7 8 7 100%
Presentase 2,9 34,3 20,0 22,9 20,0
5 Pernyataan X3.5 1 9 5 12 8 100%
Presentase 2,9 25,7 14,3 34,3 22,9
6 Pernyataan X3.6 0 14 4 9 8 100%
Presentase 0 40,0 11,4 25,7 22,9
7 Pernyataan X3.7 1 11 4 12 7 100%
Presentase 2,9 31,4 11,4 34,3 20,0
8 Pernyataan X3.8 0 18 7 5 5 100%
Presentase 0 51,4 20,0 14,3 14,3
Rata – Rata 3,6 32,9 13,2 26,4 23,9 100%
Sumber : diolah dari lampiran
Berdasarkan lampiran yakni tanggapan responden mengenai maka
dari 35 karyawan yang telah memberikan tanggapan dalam
kuesioner dengan jumlah 8 pernyataan yang rata-rata menjawab
sangat setuju sebesar 3,6%, setuju sebesar 32,9%, ragu-ragu 13,2%,
tidak setuju 26,4% dan yang menjawab sangat tidak setuju 23,9%.
Dari 8 pernyataan tersebut maka dapat diketahui bahwa banyak
83
karyawan yang setuju mengenai sistem informasi akuntansi yang
akurat,lengkap,relevan dan tepat waktu pada PT.Semen Indonesia
(Persero) Tbk.
c. Tanggapan Responden atas Variabel Terikat (Y)
1) Kinerja Keuangan Perusahaan (Y)
Dalam suatu perusahan dapat dikatakan bisamencapai keberhasilan
itu dapat dilihat dari kinerja keuangan suatu perusahaan, maka
dengan demikian perusahaan sangat teliti dalam penyusunan laporan
keuangan perusahaan.Karena sejatinya perusahaan juga ingin
memiliki banyak keuntungan dan juga saham dalam menjalankan
suatu usaha.Variabel kinerja keuangan perusahaan memiliki 3
indikator yang terdiri dari 6 pernyataan, hasil dari penelitian
tanggapan responden mengenai kinerja keuangan perusahaan yang
dapat dilihat melalui tabel 4.6 berikut ini :
Tabel 4.6
Hasil Tanggapan Responden Tentang Kinerja Keuangan Perusahaan (Y)
No Pernyataan Tanggapan Responden
% SS S N TS STS
1 Pernyataan Y.1 6 15 4 9 1 100%
Presentase 17,1 42,9 11,4 25,7 2,9
2 Pernyataan Y.2 4 18 7 6 0 100%
Presentase 11,4 51,4 20,0 17,1 0
3 Pernyataan Y.3 9 12 8 5 1 100%
Presentase 25,7 34,3 22,9 14,3 2,9
4 Pernyataan Y.4 4 19 7 4 1 100%
Presentase 11,4 54,3 20,0 11,4 2,9
5 Pernyataan Y.5 10 14 6 5 0 100%
Presentase 28,6 40,0 17,1 14,3 0
6 Pernyataan Y.6 13 12 5 5 0 100%
Presentase 37,1 34,3 14,3 14,3 0
Rata – Rata 22,0 42,8 17,6 16,1 1,5 100%
Sumber : diolah dari lampiran
84
Berdasarkan lampiran angket yakni tanggapan responden mengenai
kinerja keuangan perusahaan maka dari 35 pegawai yang telah
memberikan tanggapan dalam kuesioner dengan jumlah 6 pernyataan
yang rata-rata menjawab sangat setuju sebesar 22,0%, setuju sebesar
42,8%, ragu-ragu 17,6%, tidak setuju 16,1% dan yang menjawab
sangat tidak setuju 1,5%. Dari 6 pernyataan tersebut maka dapat
diketahui bahwa banyak karyawan yang setuju mengenai kinerja
keuangan yang memiliki kecukupan modal, mampu membayar utang
lancar dan memiliki laba baik penjualan maupun asset pada
PT.Semen Indonesia (Persero) Tbk.
B. Analisis Data
1. Uji Validitas
Uji Validitas dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu
alat ukur untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti
instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya
diukur. (Sugiyono, 2011).
a. Uji Validitas Efektivitas terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan.
Uji validitas X1 terhadap Y didapatkan data – data sebagai berikut :
85
Tabel 4.7 item-Total Statistics
Variabel X1
Corrected Item-
Total
Correlation
R table Keterangan
Pertanyaan X1.1 0,721 0,334 Valid
Pertanyaan X1.2 0,672 0,334 Valid
Pertanyaan X1.3 0,735 0,334 Valid
Pertanyaan X1.4 0,619 0,334 Valid
Pertanyaan X1.5 0,661 0,334 Valid
Pertanyaan X1.6 0,826 0,334 Valid
Pertanyaan X1.7 0,738 0,334 Valid
Pertanyaan X1.8 0,795 0,334 Valid
Berdasarkan output tabel 4.7 diperoleh bahwa hasil pada nilai
corrected item-total correlation dibandingkan dengan r tabel (df 35
signifikansi 5%=0,334 Sugiyono, 2015). Maka peneliti mendapati 8
butir pertanyaan dinyatakan valid, sebab nilai corrected item-total
correlation (r hitung)> r tabel.
b. Uji validitas Efisiensi terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Uji validitas X2 terhadap Y didapatkan data – data sebagai berikut :
Tabel 4.8 item-Total Statistics
Variabel X2
Corrected Item-
Total
Correlation
R table Keterangan
Pertanyaan X2.1 0,935 0,334 Valid
Pertanyaan X2.2 0,682 0,334 Valid
Pertanyaan X2.3 0,873 0,334 Valid
Pertanyaan X2.4 0,848 0,334 Valid
Berdasarkan output tabel 4.8 diperoleh bahwa hasil pada nilai
corrected item-total correlation dibandingkan dengan r table (df 35
signifikansi 5%=0,334 Sugiyono, 2015). Maka peneliti mendapati
86
4butir pertanyaan dinyatakan valid,sebab nilai corrected item-total
correlation (r hitung) > r tabel.
d. Uji validitas Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Kinerja
Keuangan Perusahaan.
Uji validitas X3 terhadap Y didapatkan data – data sebagai berikut :
Tabel 4.9 item-Total Statistics
Variabel X3
Corrected Item-
Total
Correlation
R table Keterangan
Pertanyaan X3.1 0,825 0,334 Valid
Pertanyaan X3.2 0,717 0,334 Valid
Pertanyaan X3.3 0,760 0,334 Valid
Pertanyaan X3.4 0,628 0,334 Valid
Pertanyaan X3.5 0,788 0,334 Valid
Pertanyaan X3.6 0,758 0,334 Valid
Pertanyaan X3.7 0,559 0,334 Valid
Pertanyaan X3.8 0,847 0,334 Valid
Berdasarkan output tabel 4.9 diperoleh bahwa hasil pada nilai
corrected item-total correlation dibandingkan dengan r table (df 35
signifikansi 5%=0,334 Sugiyono, 2015). Maka peneliti mendapati 8
butir pertanyaan dinyatakan valid,sebab nilai corrected item-total
correlation (r hitung) > r tabel.
e. Uji Validitas Kinerja Keuangan Perusahaan
Uji Validitas Y didapatkan data-data sebagai berikut:
87
Tabel 4.10 item-Total Statistics
Variabel Y
Corrected Item-
Total
Correlation
R table Keterangan
Pertanyaan Y1 0,493 0,334 Valid
Pertanyaan Y2 0,688 0,334 Valid
Pertanyaan Y3 0,803 0,334 Valid
Pertanyaan Y4 0,588 0,334 Valid
Pertanyaan Y5 0,824 0,334 Valid
Pertanyaan Y6 0,853 0,334 Valid
Berdasarkan output tabel 4.10 diperoleh bahwa hasil pada nilai
corrected item-total correlation dibandingkan dengan r tabel (df 35
signifikansi 5%=0,334 Sugiyono, 2015). Maka peneliti mendapati 6
butir pertanyaan dinyatakan valid,sebab nilai corrected item-total
correlation (r hitung) > r tabel.
2. Uji Reabilitas Efektivitas, Efisiensi dan Sistem Informasi Akuntansi
terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan.
Uji Reabilitas X1, X2, X3 terhadap Y didapatkan data-data sebagai
berikut:
Tabel 4.11
Uji Reabilitas
No Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan
1 Efektivitas 0,691 Reliabel
2 Efisiensi 0,826 Reliabel
3 Sistem Informasi
Akuntansi 0,708 Reliabel
4 Kinerja Keuangan
Perusahaan 0,777 Reliabel
Perhitungan keandalan butir soal dalam penelitian ini dengan
melihat yaitu nilai Alpha. Jika nilai Alpha > 0,06 berarti pernyataan
reliabel. Jika nilai Alpha < 0,06 berarti pernyataan tidak reliabel. Tabel
88
diatas menunjukan nilai Cronbach’s Alpha dari variabel lebih dari 0,06.
Hal ini berarti bahwa variabel efektivitas, efisiensi dan system informasi
akuntansi dan kinerja keuangan perusahaan reliabel.
3. Analisa Regresi Linier Berganda.
Tabel 4.12
Hasil Analisa Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
T Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta
Toleranc
e VIF
1 (Constant) 2,288 1,251 1,829 ,077
Efektivitas ,232 ,101 ,252 2,302 ,028 ,282 3,542
Efisiensi ,696 ,124 ,545 5,618 ,000 ,360 2,779
Sistem Informasi
Akuntansi ,210 ,082 ,233 2,565 ,015 ,410 2,441
a. Dependent Variable: Kinerja Keuangan Perusahaan
Analisa regresi linier berganda menggunakan SPSS untuk mengukur ada
tidaknya pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat dengan
persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :
Y = a + + +
Kinerja Keuangan Perusahaan = 2,288+0,232 +0,696 +0,210
Dari persamaan hasil regresi diatas mempunyai arti yang dapat
disampaikan sebagai berikut :
Y (Kinerja Keuangan Perusahaan) = 2,288
Artinya nilai konstanta sebesar 2,288 dapat diartikan variabel kinerja
keuangan perusahaan akan mengalami kenaikan sebesar 2,288 tanpa
89
adanya pengaruh dari variabel efektivitas, efisiensi dan sistem informasi
akuntasi.
X1 (Efektivitas) = 0,232
Artinya apabila terjadi kenaikan pada variabel Efektivitas dalam satu
satuan, maka dapat meningkatkan Kinerja Keuangan Perusahaan sebesar
0,232 dimana faktor lainnya dalam keadaan konstan atau nol.
X2 (Efisiensi) = 0,696
Artinya apabila terjadi kenaikan pada variabel Efisiensi dalam satu
satuan, maka dapat meningkatkan Kinerja Keuangan Perusahaan sebesar
0,696 dimana faktor lainnya dalam keadaan konstan atau nol.
X3 (Sistem Informasi Akuntansi) = 0,210
Artinya apabila terjadi kenaikan pada variabel Sistem Informasi
Akuntansi dalam satu satuan, maka dapat meningkatkan Kinerja
Keuangan Perusahaan sebesar 0,210 dimana faktor lainnya dalam
keadaan konstan atau nol.
4. Uji
Tabel 4.13
Hasil Koefisiensi Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,946a ,895 ,885 1,48688 1,445
a. Predictors: (Constant), Sistem Informasi Akuntansi, Efisiensi, Efektivitas
b. Dependent Variable: Kinerja Keuangan Perusahaan
Hasil uji pada penelitian ini diperoleh nilai sebesar 0,895 hal ini
menunjukan bahwa kinerja keuangan perusahaan dipengaruhi oleh
90
variabel efektivitas, efesiensi dan system informasi akuntansi sebesar
89,5% sedangkan 10,5% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
termasuk dalam variabel penelitian ini.
5. Uji t (t-test)
Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh secara parsial dari variabel
bebas terhadap variabel terikat.
Tabel 4.14
Hasil Analisis Uji t (t-test) parsial
No Variabel t hitung t tabel Sig Keterangan
1 Efektivitas 2,302 2,040 0,028 Signifikan
2 Efisiensi 5,618 2,040 0,000 Signifikan
3
Sistem
Informasi
Akuntansi 2,565 2,040 0,015 Signifikan
df = n – k – l
df = degree of freedom
n = jumlah sampel
k = jumlah variabel bebas
maka df = 35 – 3 – 1 = 31
a. Pengaruh Efektivitas terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan
Berdasarkan tabel diatas nilai > (2,302 > 2,040) dan
taraf signifikasi 0,002 <0,05 maka Ha diterima dan Ho terima yang
artinya bahwa ada pengaruh efektivitas terhadap kinerja keuangan
perusahaan pada PT. Semen Indonesia (persero) tbk.
91
b. Pengaruh Efisiensi terhadap kinerja keuangan perusahaan
Berdasarkan tabel diatas nilai > (5,618> 2,040) dan
taraf signifikasi 0,002 < 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak yang
artinya bahwa ada pengaruh efisiensi terhadap kinerja keuangan
perusahaan pada PT. Semen Indonesia (persero) tbk.
c. Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi terhadap Kinerja Keuangan
Perusahaan.
Berdasarkan tabel diatas nilai > (2,565> 2,040) dan
taraf signifikasi 0,002 < 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak yang
artinya bahwa ada pengaruh sistem informasi akuntansi terhadap
kinerja keuangan perusahaan pada PT. Semen Indonesia (persero)
tbk.
6. Uji F (F-test)
Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh secara simultan dari
variabel bebas terhadap variabel terikat.
Tabel 4.15
Hasil Analisa Uji F (F-test)
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 583,351 3 194,450 87,955 ,000b
Residual 68,535 31 2,211
Total 651,886 34
a. Dependent Variable: Kinerja Keuangan Perusahaan
b. Predictors: (Constant), Sistem Informasi Akuntansi, Efisiensi, Efektivitas
Berdasarkan tabel diatas hasil uji simultan (F-test) dengan jumlah sampel
35 responden dan jumlah variabel bebas sebanyak sebanyak 3 macam
92
maka nilai > (87,955 > 2,91 ) dan taraf signifikansi 0,000
<0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak yang artinya bahwa ada
pengaruh Efektifitas, Efisiensi dan Sistem Informasi Akuntansi terhadap
Kinerja Keuangan Perusahaan pad PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.
7. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal.
Gambar 4.2
P-P Plot of Regression Standardized Residual
93
Dari gambar normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable dapat dilihat bahwa sebaran data membentuk
satu garis lurus diagonal, maka dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa data terdistribusi normal.
b. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen).Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi antar variabel independen. Untuk mendeteksi ada tidaknya
multikolinieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari nilai
tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF), jika nilai tolerance <
0,10 atau nilai VIF > 10 berarti terdapat multikolinieritas.
Tabel 4.16
Hasil Analisis Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
Efektivitas ,282 3,542
Efisiensi ,360 2,779
Sistem Informasi Akuntansi ,410 2,441
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai Variance Inflation
Factor (VIF) dari masing-masing variabel independent tidak
memiliki nilai yang lebih besar dari 10 sehingga dapat disimpulkan
94
bahwa model regresi dalam penelitian ini tidak mengandung
multikolineritas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap.
Gambar 4.3
Scatterplot Dependen variabel Y
Dari gambar Scatterplot Dependent Variable dapat di lihat bahwa
tidak ada pola yang jelas, serta titik –titik menyebar diatas dan
dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka dengan demikian dapat di
simpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini tidak terjadi
heteroskedastisitas.
95
C. Pembahasan
Dari penelitian yang dilakukan peneliti dengan metode kuantitatif
statistik dan perhitungan analisis regresi linier berganda melalui uji f dan uji t,
dapat disampaikan sebagai berikut :
1. Pengaruh Efektivitas terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Berdasarkan tabel uji t maka nilai > (2,302 > 2,040)
dan taraf signifikasi 0,002 < 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak
kondisi dilapangan menunjukan bahwa efektivitas berperan aktif dalam
kinerja keuangan perusahaan karena dengan adanya ketepatan waktu,
perhitungan biaya, dan menentukan tujuan maupun sasaran yang jelas
sehingga dapat memberikan semangat karyawan dalam penyusunan
laporan keuangan yang artinya bahwa ada pengaruh efektivitas terhadap
kinerja keuangan perusahaan pada PT. Semen Indonesia (persero) Tbk.
Bukti penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Tiara Ayu
Lestari (2015) yang menyatakan bahwa efektivitas berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Menurut Mulyadi (2007) kinerja keuangan adalah penentuan secara
periodik efektivitas operasional suatu organisasi dan karyawannya
berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya.
Efektivitas yang baik akan mempengaruhi kinerja keuangan
perusahaan, karena tanpa adanya efektivitas dalam suatu perusahaan
maka perusahaan tersebut tidak dapat berjalan secara efektif. Efektivitas
yang merupakan bagian dari tujuan perusahaan dalam menjalankan visi
96
dan misi perusahaan sangatlah tepat waktu, tepat sasaran, tepat berpikir,
tepat melakukan perintah, tepat pengukuran dan tepat memperhitungkan
biaya dalam melaksanakan kegiatan yang dilakasanakan oleh perusahaan.
Maka dengan demikian efektivitas adalah suatu pengukuran dalam
tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dengan
menggunkan ukuran-ukuran ketepatan efektivitas dimana suatu target
atau sasaran dapat tercapai sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
2. Pengaruh Efisiensi terhadap kinerja keuangan perusahaan
Berdasarkan tabel uji t maka nilai > (5,618> 2,040)
dan taraf signifikasi 0,002 < 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak
kondisi dilapangan menunjukan bahwa efisiensi berperan aktif dalam
penyusunan laporan keuangan karena dengan menggunakan berbagai
metode yang tepat maka karyawan dapat mengetahui metode apa yang
digunakan dan bagaimana penerapannya dalam membuat laporan
keuangan yang artinya bahwa ada pengaruh efisiensi terhadap kinerja
keuangan perusahaan pada PT. Semen Indonesia (persero) tbk.
Bukti penelitian ini didukung oleh Meilitasari Budyaningtyas
(2012) dari Universitas Sebelas Maret Surakarta yang menyatakan bahwa
efisiensi berpengaruh secara signifikan positif terhadap kinerja keuangan
perusahaan public yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.
Kinerja keuangan yang baik juga dipengaruh dari efesiensi karena
dengan adanya efesiensi maka perusahaan dapat mencapai efektivitas,
efisiensi yang baik berpengaruh terhadap kinerja keuangan yang baik
97
sehingga perusahaan berjalan secara efesien. Kinerja keuangan yang baik
juga tidak lepas dari berbagai metode yang digunakan dalam penyusunan
laporan keuangan, dengan banyak metode maka karyawan dapat
mengetahui metode apa yang tepat untuk digunakan karyawan dalam
menyusun laporan keuangan.
3. Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi terhadap Kinerja Keuangan
Perusahaan.
Berdasarkan tabel uji t maka nilai > (2,565 > 2,040) dan
taraf signifikasi 0,002 < 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak kondisi
dilapangan menunjukan bahwa Sistem Informasi Akuntansi berperan
aktif dalam penyusunan laporan keuangan karena dengan adanya data
yang lengkap, akurat, dan dapat dipertanggungjawabkan maka laporan
keuangan dapat dipercaya sehingga dapat memudahkan investor untuk
mengetahui kondisi keuangan perusahaan yang artinya bahwa ada
pengaruh system informasi akuntansi terhadap kinerja keuangan
perusahaan pada PT. Semen Indonesia (persero) tbk.
Adapun hasil penelitian lain menurut Fahmi Rizaldi (2015) yang
menyatakan bahwa sistem informasi akuntansi berpengaruh secara
signifikan positif terhadap kinerja karyawan pada CV. Teguh Karya
Utama Surabaya.
Dalam penyusunan laporan keuangan perusahaan juga
membutuhkan data yang akurat, lengkap, relevan dan tepat. Sehingga
perusahaan menggunkan teknologi dalam penyusunan laporan keuangan
98
dan dapat menghasilkan kinerja keuangan yang baik. Di era globalisasi
saat ini tentunya perusahaan sangat tergantung dengan teknologi sebagai
alat bantu untuk menyusun laporan keuangan, sehingga tidak terjadi
pengelapan atau kecurangan dalam penyusunan laporan keuangan. Namun
dalam penyusunan laporan keuangan juga membutuhkan karyawan yang
jujur karena bagian keuangan perusahaan merupakan bagian yang
terpenting, manajemen yang baik dan bagus juga mempengaruhi kinerja
keuangan perusahaan.
4. Pengaruh Efektivitas, Efisiensi dan Sistem Informasi Akuntansi terhadap
kinerja keuangan perusahaan.
Berdasarkan tabel uji F maka nilai > (87,955 > 2,91)
dan taraf signifikansi 0,000 < 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak
kondisi lapangan yang menunjukan bahwa dalam perusahaan memiliki
ketetapan tujuan, sasaran, perhitungan waktu secara akurat dan
menggunakan sistem maupun metode untuk menyusun laporan keuangan
sehingga laporan keuangan dapat tersusun secara efektif dan efisien.
Laporan keuangan yang efektif dan efisien sangat mempengaruhi kinerja
keuangan karena dengan laporan tersebut tentunya banyak investor yang
melihat berapa besar laba yang diterima jika menanamkan sahamnya pada
PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk maka akan terjadi pemasukan bagi
perusahaan jika terjadi penanaman saham. Dengan demikian akan terjadi
penambahan modal dalam perusahaan dan memudahakan perusahaan
untuk membayar hutang lancar perusahaan yang artinya bahwa ada
99
pengaruh Efektivitas, Efisiensi dan Sistem Informasi Akuntansi terhadap
Kinerja Keuangan Perusahaan pad PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.
100
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Sebagai akhir dari pokok pembahasan ini akan disampaikan kesimpulan yang
diperoleh dari uraian sebelumnya yaitu sebagai berikut :
1. Pengaruh Efektivitas terhadap kinerja keuangan perusahaan
Berdasarkan hasil uji statistik dan pembahasan maka dapat disimpulkan
bahwa nilai > (2,302 > 2,040) dan taraf signifikasi 0,002 <
0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak kondisi dilapangan menunjukan
bahwa efektivitas berperan aktif dalam kinerja keuangan perusahaan
karena dengan adanya ketepatan waktu, perhitungan biaya, dan
menentukan tujuan maupun sasaran yang jelas sehingga dapat
memberikan semangat karyawan dalam penyusunan laporan keuangan
yang artinya bahwa ada pengaruh efektivitas terhadap kinerja keuangan
perusahaan pada PT. Semen Indonesia (persero) Tbk.
2. Pengaruh Efisiensi terhadap kinerja keuangan perusahaan
Berdasarkan hasil uji statistik dan pembahasan maka dapat disimpulkan
bahwa nilai > (5,618 > 2,040) dan taraf signifikasi 0,002 <
0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak kondisi dilapangan menunjukan
bahwa efisiensi berperan aktif dalam penyusunan laporan keuangan
karena dengan menggunakan berbagai metode yang tepat maka karyawan
dapat mengetahui metode apa yang digunakan dan bagaimana
101
penerapannya dalam membuat laporan keuangan yang artinya bahwa ada
pengaruh efisiensi terhadap kinerja keuangan perusahaan pada PT.
Semen Indonesia (persero) tbk.
3. Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi terhadap Kinerja Keuangan
Perusahaan.
Berdasarkan hasil uji statistik dan pembahasan maka dapat disimpulkan
bahwa nilai > (2,565 > 2,040) dan taraf signifikasi 0,002 <
0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak kondisi dilapangan menunjukan
bahwa Sistem Informasi Akuntansi berperan aktif dalam penyusunan
laporan keuangan karena dengan adanya data yang lengkap, akurat, dan
dapat dipertanggungjawabkan maka laporan keuangan dapat dipercaya
sehingga dapat memudahkan investor untuk mengetahui kondisi
keuangan perusahaan yang artinya bahwa ada pengaruh system informasi
akuntansi terhadap kinerja keuangan perusahaan pada PT. Semen
Indonesia (persero) tbk.
4. Pengaruh Efektivitas, Efisiensi dan Sistem Informasi Akuntansi terhadap
kinerja keuangan perusahaan.
Berdasarkan hasil uji statistik dan pembahasan maka dapat disimpulkan
bahwa nilai > (87,955 >2,91) dan taraf signifikansi 0,000 <
0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak yang artinya bahwa ada pengaruh
Efektifitas, Efisiensi dan Sistem Informasi Akuntansi terhadap Kinerja
Keuangan Perusahaan pad PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.
102
B. Saran
Adapun sebagai implikasi dari kesimpulan ini akan diberikan saran-saran
yang mungkin berguna bagi perusahaan adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan meningkatkan perkembangan efektivitas, efisiensi dan
system informasi akuntansi yang baik guna memperoleh kinerja
keuangan yang baik.
2. Perusahaan lebih luas untuk mengembangkan sasaran, tujuan dan lebih
memperhitungkan waktu yang jelas guna bisa mencapai efektivitas
kinerja keuangan perusahaan.
3. Perusahaan lebih meningkatkan pemanfaatan teknologi dan system
informasi akuntansi yang semakin canggih guna mengetahui data yang
lebih akurat, lengkap dan dapat dipertanggungjawabkan sehingga
memudahkan investor mengetahui kinerja keuangan perusahaan.
4. Agar dapat dijadikan literatur untuk penelitian selanjutnya mengenai
kinerja keuangan perusahaan.
Daftar Pustaka
Adisasmita, Rahardjo, 2011, Pengelolaan Pendapatan dan Anggaran Daerah,
Afiani, L., Lubis, N. & Wijayanto, A., 2014, Pengaruh Bauran Pemasaran
terhadap Keputusan Pembelian Produk Multilevel Marketing, Diponegoro Journal
of Social and Politics, 3(2), 1-7.
Agoes, Sukrisno. 2012 “Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan Oleh
Akuntan Publik”, Jilid 1, Edisi Keempat, Salemba Empat, Jakarta.
Ali, Sambas Muhidin dan Abdurrahman Maman. 2009. Analisis Korelasi,
Regresi, dan Jalur Dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia
Arikunto, Suharsimi, 2010. Prosedur Penelitian Sutu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta
Azhar Susanto. 2008. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Gramedia
Azhar Susanto. 2013. Sistem Informasi Akuntansi. Bandung: Lingga Jaya.
Azwar, Saifuddin. 2009. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Danim Sudarwan. 2012. Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok.
Jakarta. PT. Rineka Cipta.
David Krech, Richard S . Cruthfield dan Egerton L. Ballachey . 1982 . Individual
and Society
Dewayana Triwulandari, 2012, “Root Cause Analysis”, Trisakti Blogger
Community, Universitas Trisakti. Jakarta
Fahmi, Irham. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Lampulo: ALFABETA.
Fahmi, Irham. 2012. “Analisis Kinerja Keuangan” , Bandung: Alfabeta
Gelinas, Ulrich & Dull , B. Richard, (2012). Accounting Information Systems,9th
ed. South Western Cengage Learning. 5191 Natorp Boulevard Mason, USA. P. 19
Ghozali, Imam. 2012. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
20. Semarang: Badan Penerbit – Universitas Diponegoro.
Graha Ilmu, Yogyakarta
Hanafie, R. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Yogyakarta : ANDI Yogyakarta
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba
Empat.
Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan
Kualitatif). Jakarta: GP Press.
Jumingan. 2006. Analisis Laporan Keuangan, Cetakan Pertama, PT Bumi
Aksara, Jakarta.
Kasmir. 2013. “Analisis Laporan Keuangan”. Edisi 1. Cetakan ke-6. Jakarta:
Rajawali Pers.
Krismiaji, 2010. Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Mahmudi, 2010, Manajemen Kinerja Sektor Publik, UPP STIM YKPN,
Yogyakarta
Makmur. 2011. Efektivitas Kelembagaan Pengawasan. Bandung: Refika Aditama.
Mardiasmo., 2009, Akuntansi Sektor Publik, Yogyakarta: ANDI.
Marzuki, M.S.. 2008. Paradigma Baru Penyuluhan Pembangunan Dalam
Pemberdayaan Masyarakat. www.dispertanak.pandeglang.go.id
Mulyadi. (2009). Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Aditia Media.
Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.
Mulyadi. 2010. Sistem Akuntansi, Edisi ke-3, Cetakan ke-5. Penerbit Salemba
Empat, Jakarta.
Mulyadi. 2014. Sistem Akuntansi. Yogyakarta: Salemba Empat
Munawir, S. 2012. Analisis Informasi Keuangan, Liberty, Yogyakarta.
Romney Marshall and Steinbart, 2012, Accounting Information System (12th
Edition). London: Prentice Hall.
Romney, Marshall B. dan Steinbart, (2015), “Sistem Informasi Akuntansi”, Edisi
13, alihbahasa: Kikin Sakinah Nur Safira dan Novita Puspasari, Salemba Empat,
Jakarta.
Rudianto. 2013. Akuntansi Manajemen Informasi untuk Pengambilan Keputusan
Strategis. Jakarta: Erlangga
Sedarmayanti.2009. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung:
CV Mandar Maju
Siagian, Sondang P. 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara.
Simanjuntak dan Mukhlis, 2012.Dimensi Ekonomi Perpajakan dalam
Membangun Ekonomi, Penerbit RAS
Siregar, Syofian. 2013. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta.
PT. Bumi Aksara
Sofyan Syafri Harahap. 2010. Analisisi Kritis Laporan Keuangan. Jakarta.
Rajawali Pers.
Srimindarti, C. 2006. Balanced Scorecard Sebagai Alternatif untuk Mengukur
Kinerja, STIE Stikubank, Semarang.
Steers, Richard M. 1984. Efektivitas Organisasi terjemahan Magdalena. Jakarta:
Erlangga.
Sucipto, (2008), Kajian Sedimentasi di Sungai Kaligarang Dalam Upaya
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Kaligarang – Semarang. Tesis Program
Magister Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.
Semarang
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta
Sujoko Efferin ; Hadi Darmadji, Stevanus ; Tan, Yuliawati. 2012. Metode
Penelitian Akuntansi Pengungkap Fenomena dengan Pendekatan Kuantitatif dan
Kualitatif. Yogyakarta. Graha Ilmu.
Suryabrata, sumadi. 2012. metodologi penelitan. Jakarta: PTRaja Grafindo
Persada
Sutrisno, Edy. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana
Prenada Media Grup.
Sutrisno. 2009. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Ekonisia,
Yogyakarta.
Syamsuddin, Lukman. 2009. Manajemen Keuangan Perusahaan: Konsep Aplikasi
dalam: Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan. Jakarta:
Rajawali Pers.
Warner R Murhadi. 2013. Analisis Laporan Keuangan, Proyeksi dan Valuasi
Saham. Jakarta. Salemba Empat.
Jurnal Penelitian
Ayu Lestari, Tiara. 2015. Pengaruh Efektivitas Pengendalian Intern Terhadap
Kinerja Keuangan pada BUMN Bandung.
Rizaldi, Fahmi. 2015. Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Kinerja Karyawan
pada CV. Teguh Karya Utama Surabaya.
Wahyu Indraiesma, Kadek. 2014. Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Terhadap
Kinerja Individu pada usaha kecil dan menegah di Nusa Penida.
Firmansyah, Farid. 2011. Efektivitas dan Efisiensi Kinerja Keuangan PT. Bank
Syariah Mandiri Tahun 2007, 2008, Dan 2009 Pamekasan.
Skripsi
Budyanintyas, Meilitasari. 2012. Pengaruh Efisiensi manajemen terhadap kinerja
keuangan perusahaan public yang terdapat dibursa efek Indonesia.Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
xii
DAFTAR ISI
Halaman Sampul, ............................................................................................. i
Halaman Judul.................................................................................................. ii
Halaman Persetujuan ........................................................................................ iii
Lembar Pengesahan ........................................................................................ iv
Surat Pernyataan Bebas Plagiat ...................................................................… v
Abstraksi ......................................................................................................... vi
Abstract ........................................................................................................... vii
Motto .............................................................................................................. viii
Persembahan ................................................................................................... ix
Halaman Persembahan .................................................................................... x
Kata Pengantar ................................................................................................. xi
Daftar Isi .......................................................................................................... xii
Daftar Tabel ..................................................................................................... xvi
Daftar Gambar .................................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................................. 10
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 10
D. Manfaat penelitian ................................................................................ 11
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 13
A. Kajian Variabel Bebas ......................................................................... 13
xiii
1. Efektivitas ...................................................................................... 14
2. Efisiensi ......................................................................................... 19
3. Sistem Informasi Akuntansi ........................................................... 23
B. Kajian Variabel Terikat ........................................................................ 30
1. Kinerja Keuangan Perusahaan ....................................................... 30
C. Hubungan Kajian Variabel Bebas dengan terikat ................................ 43
1. Hubungan Efektifitas terhadap kinerja keuangan perusahaan ....... 43
2. Hubungan Efisiensi terhadap kinerja keuangan perusahaan .......... 44
3. Hubungan sistem informasi akuntansi terhadap kinerja keuangan 44
D. Kerangka Konsep ................................................................................. 45
E. Hipotesis .............................................................................................. 46
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 48
A. Pengertian Dan Jenis Penelitian ......................................................... 48
1. Pengertian penelitian .................................................................... 48
2. Jenis penelitian ............................................................................. 49
B. Kerangka Kerja ................................................................................... 50
1. Definisi Kerangka Kerja ................................................................ 50
2. Susunan Kerangka Kerja ................................................................ 50
C. Penentuan Populasi Dan Sampling ...................................................... 52
1. Populasi ......................................................................................... 52
2. Sampel ............................................................................................ 52
3. Teknik Sampling ............................................................................ 52
D. Variabel Dan Definisi Operasional Variabel ....................................... 53
xiv
1. Variabel ......................................................................................... 53
2. Definisi Operasional Variabel ....................................................... 55
E. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 58
1. Pengumpulan Data ......................................................................... 58
2. Instrument dan prosedur pengumpulan data .................................. 59
3. Pengelolahan data .......................................................................... 60
F. Metode Analisa Data ............................................................................ 62
1. Uji Statistik ................................................................................... 62
2. Taraf Signifikan ............................................................................ 69
3. Pirantai alat yang digunakan untuk menganalisis .......................... 69
BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA .......................................... 70
A. Penyajian Data ..................................................................................... 70
1. Penyajian Data Umum .................................................................. 70
2. Penyajian Data Khusus ................................................................ 78
B. Analisis Data ....................................................................................... 84
1. Uji Validitas ................................................................................. 84
2. Uji Reabilitas ................................................................................ 87
3. Analisa Regresi Linier Berganda ................................................. 88
4. Uji R² ............................................................................................. 89
5. Uji t (t-test) ................................................................................... 90
6. Uji F (F-test) ................................................................................. 91
7. Uji Asumsi Klasik ........................................................................ 92
a. Uji Normalitas ......................................................................... 92
xv
b. Uji Multikolinieritas ................................................................ 93
c. Uji Heteroskedastisitas ............................................................ 94
C. Pembahasan ......................................................................................... 95
1. Pengaruh Efektivitas Terhadap Kinerja Keuangan perusahaan. ... 95
2. Pengaruh efisiensi terhadap kinerja keuangan perusahaan .......... 96
3. Pengaruh system informasi akuntansi terhadap kinerja keuangan
perusahaan .................................................................................... 97
4. Pengaruh efektivitas, efisiensi dan system informasi akuntansi
terhadap kinerja keuangan perusahaan. ......................................... 98
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 100
A. Kesimpulan .......................................................................................... 100
B. Saran .................................................................................................... 101
Daftar Pustaka
Lampiran
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel ............................................................ 56
Tabel 3.2 Interpretasi Korelasi .......................................................................... 64
Tabel 4.1 Karakteristik responden berdasarkan usia ......................................... 78
Tabel 4.2 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin .......................... 79
Tabel 4.3 Hasil tanggapan responden tentang Efektivitas ................................. 80
Tabel 4.4 Hasil tanggapan responden tentang Efisiensi ................................... 81
Tabel 4.5 Hasil tanggapan responden tentang system informasi akuntansi. ...... 82
Tabel 4.6 Hasil tanggapan responden tentang kinerja keuangan perusahaan. ... 83
Tabel 4.7 item-total ststistics Uji Validitas efektivitas ..................................... 85
Tabel 4.8 item-total ststistics Uji Validitas efisiensi.......................................... 85
Tabel 4.9 item-total ststistics Uji Validitas sistem informasi akuntansi ............ 86
Tabel 4.10 item-total ststistics Uji Validitas kinerja keuangan perusahaan ...... 87
Tabel 4.11 Uji Reabilitas ................................................................................... 87
Tabel 4.12 Hasil Analisa Regresi Linier ........................................................... 88
Tabel 4.13 Hasil Koefisien Determinasi ........................................................... 89
Tabel 4.14 Hasil Uji t (t-test) parsial ................................................................. 90
Tabel 4.15 Hasil Uji F (t-test) simultan ............................................................. 91
Tabel 4.16 Hasil Analisis Uji Multikolinieritas ................................................ 93
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Konsep ......................................................................... 46
Gambar 3.1 Kerangka Kerja ............................................................................ 51
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT Semen Indonesia (persero) Tbk .............. 74
Gambar 4.2 P-P Plot of Regression Standardized Residual............................. 92
Gambar 4.3 Scatterplot Dependen Variabel Y ................................................. 94