laporan penelitian pengembangan media...
TRANSCRIPT
1
LAPORAN PENELITIAN
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
UNTUK MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN
PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
Oleh:
Prof. Dr. Muhyadi / NIP. 195301301979031002
Dr. Sutirman, S.Pd., M.Pd. / NIP. 197201032005011001
Isti Kistiananingsih, S.Pd. / NIP. 198204042014042001
Teguh Wicaksono / NIM. 14802241001
Isnani Sri Hartanti / NIM. 14802241005
PENELITIAN INI DIBIAYAI DENGAN DANA DIPA FE UNY
SK DEKAN FE UNY NOMOR : 507 TAHUN 2017, TANGGAL 10 MEI 2017
SURAT PERJANJIAN PELAKSANAAN PENELITIAN
NOMOR : 551/UN34.18/PL/2017, TANGGAL 15 MEI 2017
PRODI PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
JURUSAN PENDIDIKAN ADMINISTRASI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
TAHUN 2017
2
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PENELITIAN
1. Judul Penelitian : Pengembangan Media Pembelajaran
Kontekstual untuk Mata Kuliah
Metodologi Penelitian Pendidikan
Administrasi Perkantoran
2. Bidang Penelitian : Sosial
3. Lokasi Penelitian : DIY
4. Waktu Penelitian : 5 bulan
5. Ketua Tim Peneliti
Nama : Prof. Dr. Muhyadi.
Jabatan : Guru Besar
Jurusan : Pendidikan Administrasi
Fakultas : Ekonomi
6. Alamat
Kantor : Kampus FE UNY Karangmalang
Yogyakarta
No. Telpon/Faks. : (0274) 554902
Rumah : Jalan Arjuna 6, Perum. Purwomartani,
Kalasan, Sleman 55571, Yogyakarta.
E-mail : [email protected]
No. Telp./HP : (0274) 497126
7. Jumlah Dana yang Diusulkan : Rp 8.000.000,00
Mengetahui, Yogyakarta, 6 November 2017
Kaprodi Pend.Adm. Perkantoran Ketua Tim Peneliti,
Joko Kumoro, M.Si. Prof. Dr. Muhyadi
NIP. 19600626 198511 1 001 NIP. 19530130 197903 1 002
Menyetujui,
Dekan Fakultas Ekonomi UNY
Dr. Sugiharsono, M.Si.
NIP. 195503281983031002
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Kuasa, atas segala nikmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyusun
laporan penelitian ini. Laporan penelitian ini disusun dalam rangka melaksanakan
salah satu tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu penelitian sebagai dosen.
Penelitian yang dilakukan adalah Pengembangan Media Pembelajaran
Kontekstual untuk Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Administrasi
Perkantoran. Penelitian ini menghasilkan video pembelajaran mata kuliah
Metodologi Penelitian Pendidikan Administrasi Perkantoran dengan
menggunakan pendekatan kontekstual. Penelitian ini dilakukan sebagai upaya
untuk mengatasi masalah rendahnya pemahaman mahasiswa terhadap materi
kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Administrasi Perkantoran khususnya
pada penyusunan bagian pendahuluan.
Besar harapan kami, penelitian yang telah dilakukan ini dapat membawa
manfaat bagi kepentingan akademik dan bagi kepentingan praktis dalam rangka
peningkatan kualitas pembelajaran.
Atas perhatian dan bantuan dari berbagai pihak, kami mengucapkan terima
kasih.
Tim Peneliti
4
DAFTAR ISI
Halaman Sampul ...................................................................................................... 1
Halaman Pengesahan ............................................................................................... 2
Kata Pengantar ........................................................................................................ 3
Daftar Isi ............................................................................................................... 4
Ringkasan ............................................................................................................... 5
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 6
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 6
B. Identifikasi Masalah .............................................................................. 7
C. Pembatasan Masalah ............................................................................. 7
D. Rumusan Masalah ................................................................................. 7
E. Tujuan Penelitian ................................................................................... 7
F. Urgensi Penelitian .................................................................................. 7
G. Temuan yang Menjadi Target dari Penelitian ....................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 8
A. Media Pembelajaran ............................................................................. 8
1. Pengertian Media Pembelajaran ........................................................ 8
2. Jenis-Jenis Media Pembelajaran........................................................ 8
3. Fungsi Media Pembelajaran .............................................................. 9
B. Pembelajaran Kontekstual ................................................................. 10
1. Konsep Pembelajaran Kontekstual ................................................. 10
2. Karakteristik Pembelajaran Kontekstual ........................................ 10
3. Landasan Pembelajaran Kontekstual ............................................. 11
BAB III METODE PENELITIAN......................................................................... 12
A. Model Pengembangan ......................................................................... 12
B. Prosedur Pengembangan ..................................................................... 12
C. Evaluasi Produk................................................................................... 13
1. Subyek Evaluasi .............................................................................. 13
2. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ...................................... 13
3. Teknik Analisis Data ....................................................................... 13
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 14
A. Hasil Penelitian ................................................................................... 14
1. Hasil Tahap Analisis ...................................................................... 14
2. Hasil Tahap Desain......................................................................... 16
3. Hasil Tahap Pengembangan ........................................................... 17
B. Pembahasan ......................................................................................... 22
1. Media Pembelajaran Berbasis Kontekstual untuk Pembelajaran ... 22
2. Kelayakan Produk ......................................................................... 23
BAB V PENUTUP ................................................................................................. 24
A. Kesimpulan ......................................................................................... 24
B. Saran ................................................................................................... 24
REFERENSI .......................................................................................................... 25
5
Pengembangan Media Pembelajaran Kontekstual untuk Mata Kuliah
Metodologi Penelitian Pendidikan Administrasi Perkantoran
Oleh: Muhyadi, dkk.
RINGKASAN
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) menghasilkan media pembelajaran
kontekstual untuk mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Administrasi
Perkantoran dalam bentuk video pembelajaran, dan 2) mengetahui kelayakan
media pembelajaran kontekstual untuk mata kuliah Metodologi Penelitian
Pendidikan Administrasi Perkantoran dalam bentuk video pembelajaran
berdasarkan pendapat ahli.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dan
pengembangan model ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation,
Evaluation). Tahapan yang dilakukan dalam penelitian dan pengembangan ini
terdiri atas Analysis, Design, Development. Tahap analisis terdiri atas analisis
masalah dan analisis komponen pembelajaran. Tahap desain meliputi penyusunan
struktur materi pembelajaran dan storyboard. Tahap pengembangan meliputi
penyusunan naskah skenario media pembelajaran, pembuatan video pembelajaran,
dan validasi ahli. Validasi terhadap media pembelajaran kontekstual untuk mata
kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Administrasi Perkantoran melibatkan
ahli media dan ahli materi. Pengumpulan data pada tahap analisis menggunakan
teknik wawncara dan observasi, sedangkan pada tahap pengembangan
menggunakan teknik angket. Instrumen pengumpulan yang digunakan adalah
kuesioner inventory dalam bentuk rating scale. Analisis data yang digunakan
adalah teknik analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1) telah dihasilkan media
pembelajaran kontekstual berupa video pembelajaran Metodologi Penelitian
dengan topik pembahasan Bab Pendahuluan; 2) menurut penilaian ahli media dan
ahli materi, video pembelajaran yang dikembangkan memilik kriteria sangat
layak.
Kata kunci: video pembelajaran, pembelajaran kontekstual, metodologi penelitian
6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mahasiswa program studi pendidikan administrasi perkantoran dituntut
memiliki kemampuan melakukan penelitian untuk menyusun tugas akhir skripsi.
Untuk membekali kemampuan mahasiswa tersebut, pada kurikulum program studi
pendidikan administrasi perkantoran telah disediakan mata kuliah Metodologi
Penelitian Pendidikan Administrasi Perkantoran. Mata kuliah Metodologi
Penelitian Pendidikan Administrasi Perkantoran dimaksudkan untuk memberikan
pengetahuan dan keterampilan kepada mahasiswa dalam menyusun proposal,
melaksanakan, dan menyusun laporan penelitian. Kemampuan mahasiswa dalam
menyusun proposal, melaksanakan, dan menyusun laporan penelitian menjadi
prasyarat untuk menyusun tugas akhir skripsi.
Pelaksanaan pembelajaran mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan
Administrasi Perkantoran selama ini masih menghadapi beberapa permasalahan
sehingga hasilnya belum optimal. Salah satu masalah yang dihadapi adalah
rendahnya partisipasi mahasiswa dalam pembelajaran. Saat pembelajaran
berlangsung, mahasiswa lebih banyak pasif. Sangat jarang mahasiswa yang
bertanya atau memberikan tanggapan. Masalah lainnya adalah rendahnya
pemahaman mahasiswa terhadap materi pembelajaran. Rendahnya pemahaman
mahasiswa terlihat dari ketidakmampuan sebagian besar mahasiswa untuk
menjelaskan konsep yang ditanyakan oleh dosen. Selain itu, kemampuan
mahasiswa dalam menyusun proposal penelitian juga masih rendah. Kualitas
proposal penelitian yang disusun oleh mahasiswa sebagian besar masih kurang
baik. Permasalahan di atas tidak terlepas dari masalah belum adanya media
pembelajaran yang dapat membantu mempermudah pemahaman mahasiswa
terhadap materi pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas maka diperlukan suatu upaya untuk mengatasi
masalah dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran mata kuliah
Metodologi Penelitian Pendidikan Administrasi Perkantoran. Salah satu upaya
yang perlu dilakukan adalah mengembangkan media yang dapat membantu
mempermudah mahasiswa dalam menguasai materi Metodologi Penelitian
Pendidikan Administrasi Perkantoran.
7
B. Identifikasi Masalah
1. Rendahnya partisipasi mahasiswa dalam pembelajaran.
2. Rendahnya pemahaman mahasiswa terhadap materi pembelajaran.
3. Rendahnya kemampuan mahasiswa dalam menyusun proposal penelitian.
4. Belum adanya media pembelajaran untuk mempermudah mahasiswa
memahami materi pembelajaran.
C. Pembatasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada usaha mengatasi masalah belum adanya media
pembelajaran untuk mempermudah mahasiswa memahami materi pembelajaran
Metodologi Penelitian Pendidikan Administrasi Perkantoran.
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah media pembelajaran kontekstual untuk mata kuliah
Metodologi Penelitian Pendidikan Administrasi Perkantoran?
2. Bagaimanakah kelayakan media pembelajaran kontekstual untuk mata kuliah
Metodologi Penelitian Pendidikan Administrasi Perkantoran yang
dikembangkan?
E. Tujuan Penelitian
1. Menghasilkan media pembelajaran kontekstual untuk mata kuliah Metodologi
Penelitian Pendidikan Administrasi Perkantoran.
2. Mengetahui kelayakan media pembelajaran kontekstual untuk mata kuliah
Metodologi Penelitian Pendidikan Administrasi Perkantoran yang
dikembangkan.
F. Urgensi Penelitian
1. Penelitian ini sangat penting untuk meningkatkan kualitas pembelajaran mata
kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Administrasi Perkantoran.
2. Dampak meningkatnya kualitas pembelajaran diharapkan dapat
meningkatkan kualitas tugas akhir skripsi mahasiswa Pendidikan
Administrasi Perkantoran.
G. Temuan yang Menjadi Target dari Penelitian ini adalah:
1. Menghasilkan media pembelajaran kontekstual untuk mata kuliah Metodologi
Penelitian Pendidikan Administrasi Perkantoran.
2. Menghasilkan artikel jurnal nasional dan internasional.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Trini Prastati (2005: 3) memberi makna media sebagai apa saja yang dapat
menyalurkan informasi dari sumber informasi ke penerima informasi. Heinich
(1996: 8) mengartikan media sebagai perantara yang mengantar informasi dari
sumber kepada penerima. Televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang
diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya dapat digolongkan sebagai
media. Apabila media tersebut membawa pesan-pesan atau informasi yang
mengandung maksud dan tujuan pembelajaran, maka media itu disebut media
pembelajaran.
Wang Q. & Cheung W. S. (2003: 217), menyatakan bahwa dalam konteks
pendidikan, media biasa disebut sebagai fasilitas pembelajaran yang membawa
pesan kepada pembelajar. Media dapat dikatakan pula sebagai bentuk-bentuk
komunikasi baik tercetak maupun audio visual dan peralatannya, sehingga media
dapat dimanipulasi, dilihat, dibaca, dan didengar. Dapat disimpulkan bahwa
media merupakan komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung
materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk
belajar.
2. Jenis-Jenis Media Pembelajaran
Media pembelajaran berkembang dari waktu ke waktu, seiring dengan
perkembangan teknologi. Beberapa ahli menggolongkan macam-macam media
pembelajaran dari sudut pandang yang berbeda. Heinich (1996) mengelompokkan
media pembelajaran menjadi: nonprojected media, projected media, audiomedia,
motionmedia, computer mediated instruction, computer based multimedia and
hypermedia, media radio and television. Nonprojected media berupa
photographs, diagrams, displays, dan models. Projectedmedia terdiri dari slides,
filmstrips, overhead transparencies, dan computer projection. Audiomedia berupa
cassettes dan compact discs, sedangkan motionmedia berupa video dan film.
Azhar Arsyad (2007: 29) mengelompokkan meda pembelajaran menjadi empat
kelompok, yaitu media hasil teknologi cetak, media hasil teknologi audio visual,
media hasil teknologi komputer, dan media hasil gabungan teknologi cetak dan
komputer. Penggolongan media yang lebih aktual dikemukakan oleh William W.
Lee & Diana L. Owen (2004: 55) dengan delapan tipe media pengiriman.
9
Kedelapan media tersebut adalah instructor-led, computer-based, distance
broadcast, web-based, performance support systems (PSS), dan electronic
performance support systems (EPSS).
Berdasarkan macam-macam media tersebut di atas, menunjukkan bahwa
media pembelajaran senantiasa mengalami perkembangan seiring kemajuan ilmu
dan teknologi. Perkembangan media pembelajaran juga mengikuti tuntutan dan
kebutuhan pembelajaran, sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.
3. Fungsi Media Pembelajaran
Levie & Lents dalam Azhar Arsyad (2007) mengemukakan empat fungsi
media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu fungsi atensi, fungsi afektif,
fungsi kognitif, dan fungsi kompenstoris. Fungsi atensi media visual merupakan
inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada
isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau
menyertai teks materi pelajaran. Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari
tingkat keterlibatan emosi dan sikap siswa pada saat menyimak tayangan materi
pelajaran yang disertai dengan visualisasi. Fungsi kognitif media visual terlihat
dari kajian-kajian ilmiah yang mengemukakan bahwa lambang visual atau gambar
memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau
pesan yang trkandung dalam gambar. Sedangkan fungsi kompensatoris dari media
pembelajaran dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa media visual membantu
pemahaman dan ingatan isi materi bagi siswa yang lemah dalam membaca. Arif
S. Sadiman, dkk. (2006: 17-18) mengidentifikasi kegunaan media pembelajaran,
meliputi: memperjelas penyajian pesan, mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan
daya indera, mengatasi sikap pasif, sehingga peserta didik menjadi lebih semangat
dan lebih mandiri dalam belajar, dan memberikan rangsangan, pengalaman, dan
persepsi yang sama terhadap materi belajar.
Berdasarkan berbagai pendapat di atas, media pembelajaran sangat
dirasakan manfaatnya dalam proses belajar mengajar. Secara umum, media
pembelajaran bermanfaat untuk memperlancar interaksi dosen dan mahasiswa,
dengan maksud membantu mahasiswa belajar secara optimal. Oleh karena
banyaknya manfaat yang diperoleh dari pemanfaatan media pembelajaran, maka
guru sebagai sumber pembawa informasi bagi peserta didik hendaknya menyadari
akan pentingnya penggunaan media dalam pembelajaran.
10
B. Pembelajaran Kontekstual
1. Konsep Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual sebagai salah satu strategi pembelajaran banyak
didiskusikan oleh kalangan pendidikan. Banyak pendapat mengenai definisi
pembelajaran kontekstual. Johnson (2012: 58) berpendapat bahwa pembelajaran
kontekstual adalah suatu sistem pembelajaran yang cocok dengan otak yang
menghasilkan makna dengan menghubungkan muatan akademik dengan konteks
dari kehidupan siswa. Wina Sanjaya (2009:255) menjelaskan pembelajaran
kontekstual sebagai strategi pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk
menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi
kehidupan nyata agar dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Putnam,
and Leach menyatakan bahwa “contextual teaching and learning represents a
concept that involves connecting the content, the student’s learning, with the
context in which the content will be used. Connecting content with context is
important to bring meaning to the learning process”.
Menurut Sanjaya (2009:255) terdapat tiga hal yang perlu dipahami dari
konsep pembelajaran kontekstual. Pertama, pembelajaran kontekstual
menekankan pada proses keterlibatan peserta didik untuk menemukan materi.
Kedua, pembelajaran kontekstual mendorong siswa untuk menemukan hubungan
antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata. Ketiga,
pembelajaran kontekstual mendorong siswa agar dapat menerapkannya dalam
kehidupan.
2. Karakteristik Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual mempunyai beberapa karakteristik. Karakteristik
pembelajaran kontekstual menurut Sanjaya (2009:256) adalah: a. pembelajaran
merupakan proses mengaktifkan pengetahuan yang telah ada; b. belajar dalam
rangka memperoleh dan menambah pengetahuan baru; c. pengetahuan yang
diperoleh bukan untuk dihafal, tetapi untuk dipahami dan diyakini; pengetahuan
dan pengalaman yang diperoleh harus dapat diterapkan dalam kehidupan;
melakukan refleksi terhadap strategi pengembangan pengetahuan.
11
3. Landasan Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual dikembangkan berdasarkan teori belajar
konstruktivisme yang merupakan gagasan dari Mark Baldwin dan Jean Piaget.
Aliran konstruktivisme berangkat dari filsafat epistimologi Giambatista Vico.
Menurut Vico, sesorang dikatakan mengetahui sesuatu apabila ia dapat
menjelaskan unsur-unsur yang membangun sesuatu tersebut. Pengetahuan tidak
terlepas dari orang atau subjek yang tahu. Pengetahuan merupakan struktur
konsep dari orang yang mengamati. Menurut aliran konstruktivisme belajar
bukanlah sekedar menghafal, tetapi proses mengkonstruksi pengetahuan melalui
pengalaman.
Piaget (Hergenhahn & Olson, 2008:314) sebagai salah satu tokoh
konstruktivisme berteori bahwa setiap anak telah memiliki struktur kognitif yang
dinamakan skema. Skema terbentuk karena adanya pengalaman. Proses
penyempuraan skema dilakukan dengan cara asimilasi dan akomodasi. Asimilasi
merupakan jenis penyesuaian antara struktur kognitif dengan lingkungan fisik.
Akomodasi merupakan proses memodifikasi struktur kognitif. Sanjaya (2009:259)
menyatakan bahwa pandangan Piaget tentang proses pembentukan pengetahuan
sangat berpengaruh terhadap model pembelajaran kontekstual. Pembelajaran
kontekstual menganggap pengetahuan akan bermakna apabila ditemukan dan
dibangun sendiri oleh peserta didik.
12
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Model Pengembangan
Penelitian ini menggunakan desain penelitian dan pengembangan. Model
pengembangan yang dipakai adalah model ADDIE yang terdiri dari tahap
analysis, design, development, implementation, dan evaluation. Tahap analisis
terdiri atas analisis masalah dan analisis komponen pembelajaran. Tahap desain
terdiri atas penyusunan struktur materi pembelajaran dan storyboard. Tahap
pengembangan meliputi penyusunan naskah skenario video pembelajaran,
pembuatan video pembelajaran, dan validasi ahli.
Secara lebih sederhana model pengembangan digambarkan sebagai berikut:
Penelitian Tahun 2017
Gambar 1.
Skema model pengembangan
B. Prosedur Pengembangan
5/1 10/30
6/17 7/17 8/17 9/17 10/17
ANALISIS DESAIN PENGEMBANGAN
5/17
Analisis Masalah
9/17
Revisi I
9/17
Validasi Ahli II
10/17
Revisi II
6/17
Penyusunan
Struktur Materi
8/17
Penyusunan Naskah
skenario Video
7/17
Perancangan
Alat Evaluasi
8/17
Pembuatan
Videp Pembelajaran
9/17
Validasi Ahli I
10/17
Penyusunan Laporan
6/17
Penyusunan
Storyboard5/17
Analisis Komponen
Pembelajaran
Gambar 2.
Skema prosedur pengembangan media pembelajaran
Analisis
Desain
Pengembangan
Implementasi
Evaluasi
13
C. Evaluasi Produk
1. Subyek Evaluasi
Subjek evaluasi pada penelitian pengembangan ini terdiri atas ahli media
dan ahli materi.
2. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada tahap analisis adalah
teknik wawancara dan observasi, sedangkan pada tahap pengembangan
menggunakan teknik angket. Teknik angket digunakan untuk memperoleh data
mengenai penilaian ahli terhadap produk yang dikembangkan. Angket yang
digunakan berupa angket inventory dalam bentuk rating scale. Aspek yang akan
menjadi objek penilaian pada validasi ahli meliputi: kelayakan aspek media dan
kelayakan aspek materi.
3. Teknik Analisis data
Analisis data dalam penelitian ini mencakup analisis terhadap
permasalahan dan komponen pembelajaran, serta analisis hasil validasi ahli.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas: teknik
deskriptif dan teknik kuantitatif. Teknik deskriptif digunakan untuk menganalisis
hasil permasalahan dan komponen-komponen pembelajaran Metodologi
Penelitian Pendidikan Administrasi Perkantoran. Teknik kuantitatif digunakan
untuk menganalisis data hasil penilaian dari ahli. Kriteria yang digunakan untuk
menentukan kelayakan instrumen penelitian menggunakan tabel 1.
Tabel 1. Kriteria kelayakan media
Rumus Rentang Skor Kriteria
X > Xi + 1,8 Sbi >4,2 Sangat Layak
Xi + 0,6 SBi < X ≤ Xi + 1,8 Sbi >3,4 – 4,2 Layak
Xi – 0,6 SBi < X ≤ Xi + 0,6 Sbi >2,6 – 3,4 Cukup
Xi – 1,8 SBi < X ≤ Xi - 0,6 Sbi >1,8 – 2,6 Kurang
X ≤ Xi - 1,8 Sbi ≤1,8 Sangat Kurang
14
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Hasil TahapAnalisis
a. Hasil analisis masalah
Data pada tahap analisis diperoleh melalui wawancara dengan
responden yang terdiri atas mahasiswa program studi Pendidikan
Administrasi Perkantoran Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta
yang telah menempuh mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan
Administrasi Perkantoran. Jumlah responden yang berhasil diwawancarai
sebanyak 5 orang mahasiswa terdiri atas mahasiswa angkatan 2012 dan 2013.
Pemilihan responden dilakukan secara acak. Berdasarkan hasil wawancara
diperoleh data tentang masalah yang terjadi pada pembelajaran Metodologi
Penelitian Pendidikan Administrasi Perkantoran. Masalah yang terjadi dan
dirasakan menurut versi mahasiswa adalah: 1) sulit memahami materi
metodologi penelitian; 2) metode pembelajaran kurang variasi; 3) materi yang
disajikan pada media tidak kontekstual.
Tabel 2. Masalah pembelajaran metodologi penelitian
Masalah Jumlah
Responden Persentasi (%)
Sulit memahami materi 5 100
Metode pembelajaran kurang variasi 5 100
Materi yang disajikan pada media tidak
kontekstual 3 60
Selanjutnya, berdasarkan pengamatan terhadap para mahasiswa yang
sedang menyusun skripsi, diperoleh data tentang kurangnya pemahaman
mahasiswa terhadap materi metodologi penelitian. Pengamatan dilakukan
terhadap 4 mahasiswa yang melakukan bimbingan skripsi dan 4 mahasiswa
yang melaksanakan ujian skripsi.
15
Tabel 3. Pemahaman mahasiswa terhadap maateri metodologi
penelitian
Materi Metodologi
Penelitian
Pemahaman
Mahasiswa
Jumlah
Mahasiswa
Persentasi
(%)
Bab Pendahuluan Kurang 7 87,5
Cukup 1 12,5
Baik 0 0
Bab Kajian Pustaka Kurang 1 12,5
Cukup 7 87,5
Baik 0 0
Bab Metode
Penelitian Kurang
2 25
Cukup 6 75
Baik 0 0
Bab Hasil dan
Pembahasan Kurang
1 12,5
Cukup 6 75
Baik 1 12,5
Bab Penutup Kurang 1 12,5
Cukup 6 75
Baik 1 12,5
b. Hasil analisis komponen pembelajaran
Tabel 4. Hasil analisis komponen pembelajaran
Komponen Pembelajaran Keterangan
Tujuan pembelajaran Ada dan jelas
Materi pembelajaran Ruang lingkup jelas
Bersifat teoritis/tekstual
Media Powerpoint
Dosen Sangat kompeten
Mahasiswa Kurang aktif
Kurang mandiri
16
2. Hasil Tahap Desain
Tahap desain menghasilkan struktur materi, storyboard, dan kisi-kisi
instrumen evaluasi media.
a. Struktur Materi
Berdasarkan hasil tahap analisis diketahui bahwa permasalahan utama
adalah pemahaman materi yang kurang baik pada topik penyusunan bab
pendahuluan. Oleh karena itu, pengembangan video pembelajaran akan
difokuskan pada materi penyusunan bab pendahuluan. Struktur materi bab
pendahuluan meliputi konsep masalah, latar belakang masalah, identifikasi
masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat
penelitian.
Gambar 3.
Struktur materi pembelajaran
b. Storyboard
Storyboard yang dibuat pada tahap desain video pembelajaran ini adalah
storyboard deskriptif. Storyboard deskriptif berisi materi pokok, skenario adegan
video, dan pemeran adegan video pembelajaran. Skenario adegan video yang
dirancang pada storyboard terdiri atas empat adegan dialog dan satu narasi.
Storyboard video pembelajaran dapat dilihat pada lampiran.
c. Kisi-kisi Instrumen Evaluasi
Kisi-kisi instrumen evaluasi yang disusun terdiri atas kisi-kisi instrumen
evaluasi media oleh ahli materi dan kisi-kisi instrumen evaluasi media oleh ahli
media. Kisi-kisi instrumen evaluasi media disajikan pada pabel 5 dan tabel 6.
IDENTIFIKASI MASALAH
PENDAHULUAN
PEMBATASAN MASALAH
MASALAH
MANFAAT PENELITIAN
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN PENELITIAN
17
Tabel 5. Kisi-kisi instrumen penilaian oleh ahli materi
No Indikator Jumlah Pernyataan
1 Kebenaran konsep 1
2 Kefaktualan materi 1
3 Keaktualan materi 1
4 Urutan penyajian materi 1
5 Kesesuaian video untuk memperjelas materi 1
6 Penggunaan bahasa 2
Tabel 6. Kisi-kisi instrumen penilaian oleh ahli media
No Indikator Jumlah Pernyataan
1 Judul 1
2 Huruf 2
3 Teks 1
4 Tampilan 1
5 Tata letak 1
6 Warna 1
7 Penyajian 1
3. Hasil Tahap Pengembangan
a. Instrumen Evaluasi
Instrumen evaluasi media yang dikembangkan terdiri atas instrumen
evaluasi oleh ahli media dan ahli materi. Instrumen evaluasi media hasil
pengembangan dapat dilihat pada lampiran.
18
b. Produk Media
Produk media pembelajaran yang dikembangkan ialah berupa video
pembelajaran. Video pembelajaran yang dikembangkan berisi adegan kasus
tentang permasalahan yang terjadi pada pembelajaran praktik administrasi
perkantoran di SMK dan narasi yang menjelaskan materi berdasarkan adegan
video tersebut.
Video yang dikembangkan berdurasi 20 menit 59 detik, ukuran tampilan
frame 1920 X 1080 pixel, serta ukuran file sebesar 1,8 GB.
Gambar 4.
Metadata video pembelajaran
19
Gambar 4.
Capture video pembelajaran
c. Hasil Validasi
Kualitas video pembelajaran yang dikembangkan divalidasi oleh ahli
media dan ahli materi. Ahli media yang memberikan penilaian terhadap hasil
pengembangan ini adalah ibu Muslikhah Dwihartanti, SIP., M.Pd. Ibu Muslikhah
Dwihartanti, SIP., M.Pd. merupakan dosen Teknologi Pembelajaran Administrasi,
lulusan S2 Teknologi Pembelajaran program Pascasarjana Universitas Negeri
Yogyakarta. Validasi terhadap aspek materi pembelajaran dilakukan oleh bapak
Ali Muhson, M.Pd. Bapak Ali Muhson, M.Pd. merupakan pakar dalam bidang
metodologi penelitian dan statistik, lulusan S2 dan calon doktor dalam bidang
Penelitian dan Evaluasi Pendidikan program Pascasarjana Universitas Negeri
Yogyakarta.
20
1) Hasil Validasi oleh Ahli Media
Validasi terhadap kualitas media terdiri atas 8 aspek yang dinilai. Hasil
validasi oleh ahli media disajikan pada tabe 7. Berdasarkan penilain oleh ahli
media diperoleh rata-rata skor sebesar 4,25.
Selain memberikan penilaian, ahli media juga memberikan saran-saran
perbaikan. Saran yang diberikan oleh ahli media yaitu perlunya konsistensi
penggunaan huruf dan konsistensi penomoran. Ahli media juga memberikan
rekomendasi agar sebelum video pembelajaran digunakan perlu dilakukan revisi
terlebih dahulu sesuai dengan saran yang telah diberikan.
Tabel 7. Hasil validasi oleh ahli media
No Aspek yang dinilai SK K C B SB
1 Kejelasan judul 4
2 Pemilihan jenis huruf 4
3 Pemilihan ukuran huruf 3
4 Keterbacaan teks 4
5 Tampilan video 5
6 Tata letak (layout) 4
7 Keserasian warna background dengan teks 5
8 Konsistensi penyajian antar bagian 5
Jumlah skor 3 16 15
Total skor 34
Rata-rata 4,25
Saran/Komentar:
1. Beberapa ukuran huruf pada kalimat kurang konsisten
2. Ada kata yang dibold ada yang tidak
3. Perlu konsistensi letak numbering
4. Sebaiknya direvisi dulu
21
2) Hasil Validasi oleh Ahli Materi
Validasi terhadap kualitas materi terdiri atas 7 aspek yang dinilai. Hasil
validasi oleh ahli materi disajikan pada tabe 8. Berdasarkan penilain oleh ahli
materi diperoleh rata-rata skor sebesar 4,28.
Tabel 8. Hasil validasi oleh ahli materi
No Aspek yang dinilai SK K C B SB
1 Kebenaran konsep 4
2 Kefaktualan materi 4
3 Keaktualan materi 4
4 Urutan penyajian materi 5
5 Kesesuaian video untuk memperjelas materi 4
6 Ketepatan penggunaan bahasa 5
7 Kejelasan penggunaan bahasa 4
Jumlah skor 20 10
Total skor 30
Rata-rata 4,28
Saran/Komentar:
1. Tidak perlu menggunakan istilah sekolah terkenal dan profesional
2. Alasan pentingnya penelitian sebaiknya dimunculkan dalam bentuk teks
3. Penjelasan identifikasi masalah sebaiknya saling terkait antara masalah
satu dengan yang lainnya
4. Masalah kurang terampilnya siswa tidak perlu dijelaskan lagi pada narasi
5. Perlu ditegaskan keterampilan guru yang kurang dalam apa
6. Rumusan masalah umumnya pertanyaan bukan pernyataan.
7. Perlu tambahkan materi manfaat penelitian
8. Perlu revisi dulu
Selain memberikan penilaian, ahli materi juga memberikan saran-saran
perbaikan. Saran yang diberikan oleh ahli materi yaitu Alasan pentingnya
penelitian sebaiknya dimunculkan dalam bentuk teks, penjelasan identifikasi
masalah sebaiknya saling terkait antara masalah satu dengan yang lainnya,
22
rumusan masalah umumnya pertanyaan bukan pernyataan, dan perlu tambahkan
materi manfaat penelitian. Ahli materi juga memberikan rekomendasi agar
sebelum video pembelajaran digunakan perlu dilakukan revisi terlebih dahulu
sesuai dengan saran yang telah diberikan.
B. Pembahasan
1. Media Pembelajaran Berbasis Kontekstual untuk Pembelajaran
Metodologi Penelitian Administrasi.
Berdasarkan tahap analisis masalah diketahui tiga permasalahan
pembelajaran Metodologi Penelitian Pendidikan Administrasi, yaitu: 1)
mahasiswa sulit memahami materi metodologi penelitian; 2) metode pembelajaran
kurang variasi; 3) materi yang disajikan pada media tidak kontekstual. Seluruh
responden menyatakan bahwa materi Metodologi Penelitian Pendidikan
Administrasi sulit dipahami. Pernyataan tersebut didukung oleh hasil pengamatan
terhadap para mahasiswa yang sedang menyusun dan melaksanakan ujian skripsi.
Pemahaman mahasiswa termasuk pada kategori kurang baik, terutama dalam
menyusun bab pendahuluan.
Bab pendahuluan merupakan bagian yang sangat penting dan mendasari
bab-bab lainnya dalam proposal penelitian. Kekeliruan dalam merumuskan
komponen-komponen pendahuluan akan berakibat terjadinya kesalahan dan
kesulitan dalam membuat proposal penelitian. Oleh karena itu pemahaman
terhadap komponen bab pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah,
identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, dan tujuan
penelitian harus ditanamkan dengan baik pada mahasiswa. Salah satu cara agar
mahasiswa mudah memahami materi adalah dengan menyajikan materi melalui
media yang materinya bersifat kontekstual.
Selanjutnya berdasarkan analisis komponen pembelajaran, terdapat
komponen yang kurang mendukung keberhasilan pembelajaran. Diantara lima
komponen yang dianalisis, terdapat dua komponen pembelajaran yang perlu
diperbaiki, yaitu komponen materi dan mahasiswa. Materi pembelajaran
metodologi penelitian pendidikan administrasi cenderung kurang kontekstual
sehingga sulit dipahami oleh mahasiswa. Selain materi yang tidak kontekstual,
23
mahasiswa juga lebih banyak bersikap pasif dan kurang mandiri dalam belajar,
sehingga pemahaman tehadap materi kurang baik.
Berdasarkan hasil tahap analisis tersebut, maka media pembelajaran yang
dikembangkan adalah media berupa video pembelajaran. Video pembelajaran
yang dikembangkan difokuskan pada materi penyusunan bab pendahuluan. Video
pembelajaran yang dikembangkan menggunkan pendekatan kontekstual,
maksudnya bahwa konten video pembelajaran yang ditampilkan berupa peragaan
kasus nyata, sehingga diharapkan mudah dipahami oleh mahasiswa.
2. Kelayakan Produk
Untuk mengetahui kualitas video pembelajaran yang dikembangkan maka
dilakukan validasi oleh ahli materi dan ahli media. Hasil validasi oleh ahli materi
memperoleh rata-rata skor penilaian sebesar 4,28. Rata-rata skor 4,28 termasuk
pada kriteria sangat layak. Dengan demikian dari segi materi, video pembelajaran
yang dikembangkan sangat layak untuk digunakan.
Hasil validasi oleh ahli media memperoleh rata-rata skor penilaian sebesar
4,25. Rata-rata skor 4,24 termasuk pada kriteria sangat layak. Dengan demikian
dari segi media, video pembelajaran yang dikembangkan sangat layak untuk
digunakan. Namun demikian, ahli media dan ahli materi memberikan
rekomendasi agar dilakukan revisi sesuai dengan saran yang diberikan sebelum
video pembelajaran diimplementasikan.
24
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan terhadap hasil penelitian dan pengembangan
disimpulkan bahwa:
1. Media pembelajaran kontekstual yang tepat untuk pembelajaran Metodologi
Penelitian Pendidikan Administrasi adalah berupa video pembelajaran. Video
pembelajaran yang dikembangkan membahas materi tentang penyusunan bab
pendahuluan.
2. Berdasarkan penilaian oleh ahli materi dan ahli media, video pembelajaran
Metodologi Penelitian Pendidikan Administrasi yang dikembangkan
termasuk pada kriteria sangat layak. Namun demikian diperlukan revisi sesuai
saran validator, sebelum video pembelajaran diimplementasi pada
pembelajaran Metodologi Penelitian Pendidikan Administrasi.
B. Saran
Berdasarkan temuan penelitian dan pengembangan yang dilakukan,
terdapat saran untuk:
1. Pengampu mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Administrasi.
Penyampaian materi pembelajaran Metodologi Penelitian Pendidikan
Administrasi sebaiknya menggunakan video pembelajaran kontekstual yang
telah dikembangkan.
2. Mahasiswa peserta kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Administrasi.
Mahasiswa hendaknya aktif bertanya apabila belum memahami materi, dan
rajin membaca materi secara mandiri tanpa harus ditugaskan oleh dosen.
25
REFERENSI
Arief S. Sadiman (2006). Media Pendidikan: Pengertian, pengembanga, dan
pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Azhar Arsyad (2007). Media Pembelajaran (cetakan kesembilan). Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Dick, W., Carey, L., & Carey, J. O. (2005). The systematic design of instruction
(6th ed.). Boston: Pearson.
Heinich, R., at.al. (1996). Instructional media and technologies for learning (4th
ed.). New Jersey: Prentice-Hall.
Hergenhahn, B. R. & Olson, M. H. (2008). Theories of learning (Teori Belajar),
Edisi Ketujuh. Diterjmahkan oleh Triwibowo. Kencana Prenada Media
Group: Jakarta.
Johnson, E. B. (2012). Contextual Teaching and Learning: menjadikan kegiatan
belajar mengajar mengasyikan dan bermakna. Diterjemahkan oleh Ibnu
Setiawan. Kaifa: Bandung.
Lynch, R. L., & Harnish, D. (2003). Implementing contextual teaching and
learning by novice teachers. Retrieved from
http:///www.coe.edu/ctl/casestudy/Final.pdf.
Putnam, A. R. and Leach, Lynn. ( ). Contextual Teaching with Computer-Assisted
Instruction. Department of Workforce Education and Development
Southern Illinois University: Carbondale.
Shamsid-Deen, I. & Smith, B. P. (2006). Contextual teaching and learning
practices in the family and consumer sciences curriculum. Journal of
Family and Consumer Sciences Education, Vol. 24, No. 1, Spring/Summer,
p.14.
Sugeng P., Heni R., dan Achmad T. (2013). Mobile Searching Objek Wisata
Pekanbaru Menggunakan Location Base Service (LBS) Berbasis Android.
Jurnal. Politeknik Caltex Riau. (Vol 1 hlm 177).
http://www.pdii.lipi.go.id/wp-content/uploads/2014/03/Seminar-Nasional-
Infonnatika-_SNlf-2013. Diakses pada 12 Mei 2016.
Sujana. & Rivai. (1992). Media pengajaran. Bandung: CV Sinar Baru.
Trini Prastati & Prasetya Irawan (2005). Media sederhana. Jakarta: PAU Dirjen
Dikti Depdiknas.
Wang Q. & Cheung W. S. (2003). Designing hypermedia learning enviroments.
Dalam Chee, T.S & Wong, A.F.L (Eds.), Teaching and Learning with
26
Technology: An Asia-Pacific perspective (pp. 216-231). First Lok Yang
Road, Singapore: Pearson Education Asia Pte. Ltd.
Wina Sanjaya. (2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Kencana Prenada Media Group: Jakarta.
27
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Keputusan Dekan
Lampiran 2. Kontrak Kerja
Lampiran 3. Berita Acara Seminar Proposal dan Hasil Penelitian
Lampiran 4. Daftar Hadir Peserta Seminar Proposal dan Hasil Penelitian