laporan penelitian tugas akhir - pustaka.stipap.ac.id
TRANSCRIPT
LAPORAN
PENELITIAN TUGAS AKHIR
KAJIAN BIAYA PEMUPUKAN TANAMAN MENGHASILKAN KELAPA
SAWIT (Elaeis guineensis Jacq ) DI AFDELING II KEBUN
SEI KOPAS PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV
ANDRE PRAJA VALENTINO MANALU
12011417
PROGRAM STUDI
BUDIDAYA PERKEBUNAN
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN
AGROBISNIS PERKEBUNAN
MEDAN
2016
LAPORAN
PENELITIAN TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Diploma IV
Pada Program Studi Budidaya Perkebunan
Agrobisnis Perkebunan
KAJIAN BIAYA PEMUPUKAN TANAMAN MENGHASILKAN KELAPA
SAWIT (Elaeis guineensis Jacq ) DI AFDELING II KEBUN
SEI KOPAS PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV
ANDRE PRAJA VALENTINO MANALU
12011417
PROGRAM STUDI
BUDIDAYA PERKEBUNAN
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN
AGROBISNIS PERKEBUNAN
MEDAN
2016
HALAMAN PERSETUJUAN
LAPORAN PENELITIAN TUGAS AKHIR
Nama : ANDRE PRAJA VALENTINO MANALU
Nomor Induk : 12011417
Program Studi : BUDIDAYA PERKEBUNAN
Judul Tugas Akhir : KAJIAN BIAYA PEMUPUKAN TANAMAN
MENGHASILKAN KELAPA SAWIT
(Elaeis guineensis Jacq ) DI AFDELING II KEBUN
SEI KOPAS PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV
Meyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Ir. Mardiana Wahyuni, M.P. Marshal Arifin Sinaga, S.ST
Mengetahui,
Ketua STIPAP Ka, PS BDP
Wagino, S.P.,M.P Guntoro, S.P., M.P
Pembimbing Tugas Akhir : 1. Ir. Mardiana Wahyuni, M.P.
2. Marshal Arifin Sinaga, S.ST
Tim Penguji : 1. Guntoro, S.P., M.P.
2. Aulia Juanda Djs, S.Si.,M.Si.
Telah diuji pada tanggal 07 Desember 2016
i
RINGKASAN
Andre Praja Valentino Manalu, Kajian Biaya Pemupukan Tanaman
Menghasilkan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) Di PT. Perkebunan
Nusantara IV, Kebun Sei Kopas. Penelitian ini telah dilaksanakan dibawah
bimbingan Ibu Ir. Mardiana Wahyuni, MP dan Bapak Marshall Arifin Sinaga,
SST.
Penelitian ini dilaksanakan di PT. Perkebunan Nusantara IV kebun Sei Kopas,
yang berlangsung dari bulan Juni sampai dengan Agustus 2016. Tujuan penelitian
ini adalah mengetahui biaya pemupukan pada tanaman menghasilkan kelapa sawit
(Elaeis guineensis Jacq) di Kebun Sei Kopas PT. Perkebunan Nusantara IV
dengan menggunakan metode analisa deskriptif, yaitu dengan mengumpulkan
data sekunder di PT. Perkebunan Nusantara IV.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa biaya pemupukan per ha tanaman
menghasilkan kelapa sawit di Afdeling II Kebun Sei Kopas PT. Perkebunan
Nusantara IV, periode tahun 2013 adalah Rp. 1.903.187, periode tahun 2014
adalah Rp. 1.485.434, periode tahun 2015 adalah Rp. 1.824.942. Secara rata – rata
proporsi biaya pemupukan tanaman menghasilkan kelapa sawit yaitu pembelian
pupuk 84,53%, transportasi yaitu 1,46%, penaburan pupuk yaitu 14,01%.
Kata kunci : Kajian Biaya, Pemupukan,Tanaman Menghasilkan
ii
DAFTAR ISI
Hal.
RINGKASAN ................................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iv
RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2. Urgensi Penelitian ........................................................................ 3
1.3. Tujuan Khusus .............................................................................. 3
1.4. Kontribusi ..................................................................................... 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 5
2.1. Karakteristik dan Kelas Kesesuaian Lahan .................................. 5
2.1.1. Karakteristik Lahan ............................................................ 5
2.1.2. Kriteria Kelas Kesesuaian Lahan ....................................... 7
2.1.3. Potensi Produksi .................................................................. 7
2.2. Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit ............................................. 9
2.2.1. Kebutuhan Unsur Hara ........................................................ 9
2.2.2. Prinsip Pemupukan.............................................................. 10
2.3. Manajemen Pemupukan ............................................................... 14
BAB 3 METODE PENELITIAN .................................................................. 17
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 17
3.2. Rancangan Penelitian .................................................................... 17
3.3. Pengamatan Dan Indikator ........................................................... 17
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 18
4.1. Informasi Umum ........................................................................... 18
4.2. Curah Hujan .................................................................................. 20
4.3. Rekomendasi Pemupukan ............................................................. 21
4.4. Realisasi Pemupukan..................................................................... 21
4.5. Pelaksanaan Pemupukan ............................................................... 25
4.5.1. Persiapan Pemupukan ........................................................ 25
4.5.2. Aplikasi Pemupukan ........................................................... 25
4.5.3. Pengawasan ......................................................................... 26
4.6. Kajian Biaya .................................................................................. 27
4.6.1. Pembelian Pupuk ................................................................ 27
iii
4.6.2. Biaya Transportasi .............................................................. 27
4.6.3. Biaya Penaburan .................................................................. 28
4.7. Rekapitulasi ................................................................................... 29
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 33
5.1. Kesimpulan.................................................................................... 33
5.2. Saran .............................................................................................. 33
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 34
LAMPIRAN .................................................................................................... 35
1. Rekomendasi Pemupukan ........................................................................... 36
2. Realisasi Pemupukan ................................................................................... 37
3. Kebutuhan Pupuk ......................................................................................... 38
4. Kebutuhan Tenaga ....................................................................................... 38
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun Tugas
Akhir ini dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains Terapan Diploma IV Budidaya Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
di Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan.
Dengan Pengetahuan dan pengalaman terbatas akhirnya penulis menyelesaikan
tugas akhir ini yang diberi judul : “Kajian Biaya Pemupukan Tanaman
Menghasilkan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) Kebun Sei Kopas PT.
Perkebunan Nusantara IV”.
Dalam pengerjaan tugas akhir ini penulis banyak sekali mendapat dukungan,
masukan, dan semangat dari beberapa pihak. Dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Wagino, S.P., M.P, selaku Ketua STIP-AP LPP Medan, Bapak
Giyanto, STP., MT sebagai Wakil Ketua I, Bapak Guntoro, S.P., M.P.
Sebagai Ketua Program Studi Budidaya Perkebunan, dan Civitas
Akademi STIPAP.
2. Ir. Mardiana Wahyuni, M.P dan Marshall Arifin Sinaga, S.ST sebagai
dosen pembimbing yang telah membimbing dan memberikan masukan
serta kasih saya bagi penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
3. Kepada pimpinan dan seluruh Staff kebun Pabatu PT. Perkebunan
Nusantara IV yang telah memberikan ijin serta masukan kepada penulis
unutuk melakukan penelitian Tugas Akhir saya ini.
4. Bapak Guntoro, S.P., M.P dan, bapak Aulia Juanda, Djs, S.Si.,M.Si
selaku penguji saat sidang yang telah memberikan saran-saran kapada
penulis dalam penulisan Tugas Akhir ini.
v
5. Ayahanda Ir.G. Manalu., Dan Ibu Ir. Rita Ellys Kartini Simatupang,
penulis mengucapkan terimakasih dan rasa hormat atas segala doa, kasih
saying yang berlimpah, serta dukungan yang telah diberikan kepada
penulis, baik materil terlebih moril yang telah diberikan kepada penulis.
6. Abang tercinta Frendi Junior Simangunsong dan Benny Siahaan yang
telah memberikan doa, dukungan dan motivasi kepada penulis agar dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
7. Adik tercinta Wendi Hutahaean yang sudah memberikan doa, dukungan
dan motivasi kepada penulis agar dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
8. Andreas Budiman Tampubolon, Yohannes Tampubolon S.H, Andreas
Sitompul, Rudi Sibarani, Roy Damanik, AndrianoTarigan, Labrinto
Simanjuntak S.E atas masukan dan bantuan kepada penulis saat
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
9. Teman-teman BDP angkatan 2012 terkhusus untuk teman-teman BDP
IV-D yang telah memberikan semangat dan saran bagi penulis dalam
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari Tugas Akhir ini belum sempurna, kritik, dan saran yang
bersifat membangun sangat diharapkan oleh penulis untuk menyempurnahkan
Tugas Akhir ini. Semoga Tugas Akhir ini bermanfaat untuk para pelaku dunia
perkebunan kelapa sawit dan pembaca pada umumnya.
Medan, Desember 2016
Penulis
vi
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir pada tanggal 14 Februari 1994 di Pematangsiantar, Sumatera Utara.
Anak sulung dari 5 bersaudara dari Bapak Ir. Ganda Manalu dan Ibu Ir. Rita
Ellys Kartini Simatupang.
Penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak – kanak (TK) di TK Kristen
Kalam Kudus Pematangsiantar pada tahun 1999, Sekolah Dasar (SD) di
S.D.Kristen Kalam Kudus Pematangsiantar pada tahun 2006, SMP Kristen Kalam
Kudus Pematangsiantar pada tahun 2009, SMA Kristen Kalam Kudus
Pematangsiantar pada tahun 2012.
Tahun 2012 penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian
Agrobisnis Perkebunan (STIPAP) jurusan Budidaya Perkebunan. Pada tahun 2014
penulis melaksanakan kegiatan PKL I di PT. Perkebunan Nusantara 4 Kebun Sei
Kopas Kabupaten Asahan selama 5 minggu dan di PT. Perkebunan Nusantara 3
Kebun Merbau Selatan Kabupaten Labuhanbatu Utara selama 3 minggu. Pada
tahun 2015 penulis melaksanakan kegiatan PKL II di PT. Mitra Puding Mas
(Anglo Estern Plantation) di Kecamatan Putri Hijau, Kabupaten Muko Muko
Selatan, Bengkulu selama 2 bulan. Pada tahun 2016 penulis melaksanakan
kegiatan PPM (Program Pengabdian Masyarakat) di Desa Dolok Pardamean,
Kecamatan Dolok Masihul, Kabupaten Sergai Bedagai, Sumatera Utara.
vii
DAFTAR TABEL
Hal.
2.1. Kriteria Kesesuain Lahan Kelapa Sawit Pada Tanah Mineral .................... 6
2.2. Klasifikasi Kelas Kesesuaian Lahan ........................................................... 7
2.3. Potensi Produksi Kelapa Sawit Umur 3 – 25 Tahun Pada Setiap Kelas
Kesesuaian Lahan ....................................................................................... 8
2.4. Unsur Hara Yang Diambil Tanaman Kelapa Sawit Menghasilkan ............. 9
2.5. Unsur Hara Makro, Jenis Pupuk dan Kandungan Unsur Hara .................... 11
2.6. Standar Dosis Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit Menghasilkan pada
Tanah Mineral .............................................................................................. 12
4.1. Luas Areal Kebun Sei Kopas PT. Perkebunan Nusantara IV ..................... 18
4.2. Luas areal Tanaman Menghasikan di afdeling II kebun Sei Kopas
PT. Perkebunan Nusantara IV ..................................................................... 19
4.3. Data Curah Hujan dan Hari Hujan Afdeling II Kebun Sei Kopas Tahun
2011 – 2015 ................................................................................................. 20
4.4. Realisasi pemupukan di Afdeling II Kebun Sei Kopas Tahun 2013 .......... 21
4.5. Realisasi Pemupukan Di Afdeling II Kebun Sei Kopas Tahun 2014 ......... 22
4.6. Realisasi Pemupukan Di Afdeling II Kebun Sei Kopas Tahun 2015 ......... 23
4.7. Harga Pupuk dari Tahun 2013 – 2015 di Kebun Sei Kopas ....................... 27
4.8. Biaya Pembelian Pupuk Selama 3 Tahun di Afdeling II Kebun
Sei Kopas .................................................................................................... 27
4.9. Biaya Transportasi Pupuk Selama 3 Tahun di Afdeling II Kebun
Sei Kopas .................................................................................................... 28
4.10. Biaya Penaburan Pupuk Selama 3 Tahun di Afdeling II Kebun
Sei Kopas .................................................................................................... 28
4.11. Rekapitulasi biaya pemupukan pada tahun 2013-2015 di Afdeling II
Kebun Sei Kopas ......................................................................................... 29
viii
DAFTAR GAMBAR
Hal.
4.1. Rata – rata hari hujan di Kebun Sei Kopas (Tahun 201-2015). .................. 20
4.2. Grafik Rata – rata Curah hujan di Afdeling II Kebun Sei Kopas (Tahun
2011-2015)................................................................................................... 21
4.3. Grafik Biaya Pemupukan di Afdeling 2 Kebun Sei Kopas PT. Perkebunan
Nusantara IV pada tahun 2013 .................................................................... 30
4.4. Grafik Biaya Pemupukan di Afdeling 2 Kebun Sei Kopas PT. Perkebunan
Nusantara IV pada tahun 2014 .................................................................... 30
4.5. Grafik Biaya Pemupukan di Afdeling 2 Kebun Sei Kopas PT. Perkebunan
Nusantara IV pada tahun 2015 .................................................................... 31
4.6. Grafik Biaya Pemupukan/Ha/Tahun dari Tahun 2013 - 2015. .................... 31
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam perekonomian Indonesia, komoditas kelapa sawit mempunyai peran
yang sangat strategis. Pertama, minyak sawit merupakan bahan utama minyak
goreng, sehingga pasokan yang kontinu ikut menjaga kestabilan harga
minyak goreng. Ini penting sebab minyak goreng merupakan salah satu dari
sembilan bahan pokok kebutuhan masyarakat sehingga harganya harus
terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Kedua, sebagai salah satu
komoditas pertanian andalan ekspor non migas, komoditas ini memiliki
prospek yang baik sebagai sumber perolehan devisa maupun pajak. Ketiga,
dalam proses produksi maupun pengolahan juga mampu menciptakan
kesempatan kerja dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat
(Soetrisno dan Winahyu, 1991).
Saat ini Indonesia memiliki luas areal pertanaman kelapa sawit terbesar di
dunia. Menurut data Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2008 – 2012, luas
areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia pada tahun 2008 mencapai luasan
7.363.847 ha meningkat menjadi 8.385.394 ha pada tahun 2010. Pada tahun
2012, luas perkebunan kelapa sawit mencapai 9.074.621 ha (Direktorat
Jenderal Perkebunan, 2012).
Produktivitas tanaman kelapa sawit yang tinggi sangat bergantung pada jenis
bahan tanam, kondisi iklim, jenis tanah, serta kultur tehnis yang diterapkan
seperti pemupukan, konservasi tanah dan air, dan proteksi tanaman.
Pemupukan merupakan salah satu komponen biaya pemeliharaan terbesar
pada tanaman kelapa sawit (Sutarta dan Winarna, 2001).
Pupuk merupakan salah satu sumber unsur hara utama yang sangat
menentukan tingkat pertumbuhan dan produksi kelapa sawit. Setiap unsur
hara memiliki peranan masing – masing dan dapat menunjukkan gejala
tertentu pada tanaman apabila ketersediaannya dalam tanah sangat kurang.
2
Penyediaan hara dalam tanah melalui pemupukan harus seimbang yaitu
disesuaikan dengan kebutuhan tanaman.
Tujuan pemupukan adalah upaya untuk mendapatkan pertumbuhan yang
sehat dan jagur, yang dapat mempersingkat masa TBM dan produksi lebih
awal. Hal ini dapat tercapai jika pemupukan dilakukan tepat waktu, tepat
dosis, dan aplikasi. Penentuan dosis pupuk untuk TBM Kelapa Sawit dan TM
Kelapa Sawit harus berdasarkan hasil analisa daun atau tanah dan visualisasi
kunjungan lapangan untuk melihat performance tanaman (Tambunan, 2011).
Tujuan lain dari pemupukan pada tanaman belum menghasilkan (TBM)
adalah untuk meningkatkan pertumbuhan vegetative. Sedangkan pemupukan
pada tanaman menghasilkan (TM) diarahkan untuk produksi buah. Pemberian
pupuk dilakukan dua kali setahun, yaitu semester I dan II.
Kaidah efektivitas dan efisiensi pemupukan pada tanaman kelapa sawit harus
senantiasa menjiwai dalam perencanaan pemupukan, mengingat biaya yang
digunakan untuk itu cukup tinggi yaitu 40 – 60% dari biaya pemeliharaan
atau 15 – 20% dari biaya produksi. Untuk mencapai hal tersebut maka
manajemen aplikasi pupuk di lapangan harus diupayakan seoptimal mungkin
agar upaya menyediakan unsure hara sepanjang waktu di dalam tanah
tercapai (Mangoensoekarjo, 2007).
Teknologi pemupukan tanaman kelapa sawit saat ini telah mengalami
perkembangan yang pesat sebagai jawaban dari berbagai permasalahan yang
muncul dalam peningkatan produksi kelapa sawit. Perkembangan teknologi
tersebut terlihat melalui munculnya berbagai jenis/ tipe pupuk, usaha
perbaikan metode penetapan dosis pupuk, pemilihan metode pemupukan
yang tepat, dan penentuan waktu dan frekuensi dalam aplikasi pupuk
(Sulistyo, 2010).
Dengan mempertimbangkan harga pupuk yang cukup mahal, yang pada
umumnya pupuk majemuk lebih mahal dibandingkan dengan pupuk tunggal
3
perlu diupayakan agar pupuk yang diberikan pada tanaman dapat tepat
sasaran dengan sedikit mungkin jumlah yang hilang (Sutarta dan Winarna,
2001).
1.2. Urgensi Penelitian
Aplikasi pupuk adalah salah satu upaya untuk memacu pertumbuhan dan
meningkatkan produksi TBS. Upaya tersebut hanya akan berhasil, yakni
dengan memperbaiki kesuburan tanah, pemeliharaan status kandungan bahan
organic, serta melakukan konservasi tanah. Pada tanah subur upaya
pemeliharaan kesuburan tanah mudah diatasi, sedangkan pada tanah
keadaannya kurus yang nilai kesuburannya rendah, diperlukan pemupukan
yang intensif dan berimbang (Mangoensoekarjo, 2007)
Pemupukan tanaman kelapa sawit merupakan salah satu investasi penting
dalam pengusahaan tanaman kelapa sawit guna pencapaian produksi tandan
buah segar (TBS) yang setinggi- tingginya dan ekonomis. Kebutuhan pupuk
per hektar di perkebunan kelapa sawit kurang lebih 24% dari total biaya
produksi atau sekitar 40 – 60% dari total biaya pemeliharaan
(Mangoensoekarjo, 2007).
Berdasarkan hal tersebut penulis berkeinginan untuk melakukan penelitian
tentang kajian biaya pemupukan tanaman menghasilkan kelapa sawit.
1.3. Tujuan Khusus
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
a) Untuk mengetahui dosis pupuk yang digunakan pada tanaman
menghasilkan kelapa sawit.
b) Untuk mengetahui biaya pemupukan tanaman menghasilkan kelapa sawit.
4
1.4. Kontribusi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi tentang kajian biaya
pemupukan pada tanaman menghasilkan kelapa sawit yang dapat
memberikan manfaat bagi para pelaku perkebunan kelapa sawit dalam
mengelola perkebunan kelapa sawit.
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Karakteristik Dan Kelas Kesesuaian Lahan
2.1.1. Karakteristik Lahan
Tanaman kelapa sawit memerlukan beberapa persyaratan tertentu untuk
pertumbuhannya, antara lain letak tinggi tempat dari atas permukaan laut,
keadaan tanah, topografi, drainase dan iklim. Kesesuaian tanah untuk
tanaman kelapa sawit perlu diketahui mengingat tanaman kelapa sawit adalah
tanaman tahunan. Disamping kesesuaian tanah, juga perlu dipertimbangkan
faktor alam lainnya seperti iklim yang sangat berpengaruh terhadap potensi
tanah tersebut. Untuk pertimbangan yang baik, tanaman kelapa sawit
menghendaki keadaan lingkungan sebagai berikut :
1. Ketinggian Tempat
2. Iklim
3. Curah Hujan
4. Radiasi Matahari
Dalam perkembangan penilaian kesesuaian lahan yang terakhir untuk
mengekspresikan potensi lahan, Pusat Penelitian Kelapa Sawit telah
mengembangkan penilaian kelas kesesuaian lahan yang ditetapkan
berdasarkan jumlah dan intensitas faktor pembatasnya (Lubis, 2008).
Karakteristik lahan merupakan dasar dalam penentuan layak tidaknya suatu
areal untuk perkebunan kelapa sawit, dan tinggi atau rendahnya intensitas
faktor penentu suatu areal (Sulistyo dkk, 2010). Kriteria kesesuaian lahan
bersifat semikuantitatif dengan menggunakan nilai batas terhadap sifat fisik
tanah atau lahan. Kriteria kelas kesesuaian lahan untuk kelapa sawit pada
tanah mineral dapat dilihat pada tabel 2.1.
6
Tabel 2.1. Kriteria Kesesuain Lahan Kelapa Sawit Pada Tanah Mineral No Karakteristik
Lahan
Sim
-
Bol
Intensitas Faktor Pembatas
Tanpa (0) Ringan (1) Sedang (2) Berat (3)
1. Curah Hujan
(mm)
H 1.750 – 3.000 1.750-3000
> 3.000
1.500 –
1.250
< 1.250
2. Bulan Kering
(bln)
K < 1 1 – 2 2 – 3 >3
3. Ketinggian diatas
permukaan laut
(m)
L 0 -200 200 – 300 300 – 400 >400
4. Kemiringan
lereng (%)
W Datar –
berombak < 8
Berombak –
bergelomba
ng
8 – 15
Bergelomb
ang –
berbukit 15
– 30
Berbukit –
bergunung
>30
5. Batuan di
permukaan dan di
dalam tanah (%-
volume)
B < 3 3 – 15 15 – 40 >40
6. Kedalaman
efektif (cm)
S >100 100 – 75 75 – 50 < 50
7. Tekstur tanah T Lempung
berdebu;lempu
ng liat
berpasir;lempu
ng liat
berdebu;
lempung
berliat
Liat; liat
berpasir;
lempung
berpasir;
lempung
Pasir
berlempun
g; debu
Liat berat;
pasir
8. Kelas drainase D Baik; sedang Agak
terhambat;
agak cepat
Cepat;
terhambat
Sangat
cepat;
sangat
terhambat;
tergenang
9. Kemasaman
tanah (pH)
A 5,0 -6,0 4,0 – 5,0
6,0 – 6,5
3,5 – 4,0
6,5 – 7,0
< 3,5
>7,0
Sumber : PPKS, 2008
2.1.2. Kriteria Kelas Kesesuaian Lahan
Kelas lahan menurut FAO (1976) dibagi menjadi 2 yaitu kelas sesuai (S) dan
kelas tidak sesuai (N). Kelas sesuai dibagi menjadi 3 sub kelas yaitu kelas
sangat sesuai (S1), kelas sesuai (S2), dan kelas agak sesuai (S3). Kelas tidak
sesuai dibagi menjadi 2 sub kelas yaitu kelas tidak sesuai bersyarat (N1) dan
kelas tidak sesuai permanen (N2). Kriteria masing – masing kelas lahan
disajikan pada tabel 2.2.
7
Tabel 2.2. Klasifikasi Kelas Kesesuaian Lahan
KELAS
KESESUAIAN
LAHAN
KRITERIA
KELAS S1
(sangat sesuai)
Lahan yang memiliki tidak lebih dari satu pembatas
ringan (optimal)
KELAS S2
(sesuai)
Lahan yang memiliki tidak lebih dari satu pembatas
ringan dan/atau tidak memiliki lebih dari satu pembatas
sedang
KELAS S3
(kurang sesuai)
Lahan yang memiliki lebih dari satu pembatas sedang
dan/atau tidak memiliki lebih dari satu pembatas berat
KELAS N1 (Tidak
Sesuai Bersyarat)
Lahan yang memiliki dua atau lebih pembatas berat
yang masih dapat diperbaiki
KELAS N2 (Tidak
Sesuai Permanen)
Lahan yang memiliki pembatas berat yang tidak dapat
diperbaiki
Sumber : Lubis, 2008
2.1.3. Potensi Produksi
Peningkatan produksi kelapa sawit dapat dicapai jika menggunakan benih
kelapa sawit bermutu dan melaksanakan budidaya sesuai dengan standard
teknis. Potensi produksi berdasarkan kelas tanah dalam jangka waktu 25 tahun
disajikan pada tabel 2.3.
8
Tabel 2.3. Potensi Produksi Kelapa Sawit Umur 3 – 25 Tahun Pada Setiap
Kelas Kesesuaian Lahan Umur
(thn)
KKL S1 KKL S2 KKL S3
Ton
TBS
RBT RJT/
pohon
Ton
TBS
RBT RJT/
Poho
n
Ton
TBS
RBT RJT/
Poho
n
3 9,0 3,2 21,6 7,3 3,1 18,1 6,2 3,0 17,9
4 15,0 6,0 19,2 13,5 5,9 17,6 12,0 5,3 17,4
5 18,0 7,5 18,5 16,0 7,1 17,3 14,5 6,7 16,6
6 21,1 10,0 16,2 18,5 9,4 15,1 17,0 8,5 15,4
7 26,0 12,5 16,0 23,0 11,8 15,0 22,0 10,0 15,7
8 30,0 15,1 15,3 25,5 13,2 14,9 24,5 12,7 14,8
9 31,0 17,0 14,0 28,0 16,5 13,1 26,0 15,5 12,9
10 31,0 18,5 12,9 28,0 17,5 12,3 26,0 16,0 12,5
11 31,0 19,6 12,2 28,0 18,5 11,6 26,0 17,4 11,5
12 31,0 20,5 11,6 28,0 19,5 11,0 26,0 18,5 10,8
13 31,0 21,1 11,3 28,0 20,0 10,8 25,0 19,5 10,3
14 30,0 22,5 10,3 27,0 20,5 10,1 24,5 20,0 9,6
15 27,9 23,0 9,3 26,0 21,8 9,2 23,5 20,6 9,1
16 27,1 24,5 8,5 25,5 23,1 8,5 22,0 21,8 8,3
17 26,0 25,0 8,0 24,5 24,1 7,8 21,0 23,0 7,4
18 24,9 26,0 7,4 23,5 25,2 7,2 20,0 24,2 6,7
19 24,1 27,5 6,7 22,5 26,4 6,6 20,0 25,5 6,0
20 23,1 28,5 6,2 21,5 27,8 5,9 19,0 26,6 5,5
21 21,9 29,0 5,8 21,0 28,6 5,6 18,0 27,4 5,1
22 19,8 30,0 5,1 19,0 29,4 5,0 17,0 28,4 4,6
23 18,9 30,5 4,8 18,0 30,1 4,6 16,0 29,4 4,2
24 18,1 31,9 4,4 17,0 31,0 4,2 15,0 30,4 3,8
25 17,1 32,4 3,9 16,0 32,0 3,8 14,0 31,2 3,6
Jumlah 553,0 481,8 249,4 505,3 462,5 235,3 461,2 442,4 227,7
Rerata 24,0 20,9 10,8 22,0 20,1 10,2 20,0 19,2 9,9
Sumber : PPKS, 2008
Keterangan :
TBS = Tandan buah segar (ton/ ha/ thn)
RBT = Rerata Berat Tandan (kg/ tandan)
RJT = Rerata Jumlah Tandan (tandan/ pohon)
2.2. Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit
2.2.1. Kebutuhan Unsur Hara
Menurut Lubis, 2008. Seperti tanaman lainnya, maka kelapa sawit juga
membutuhkan unsur hara makro N, P, K, Mg dan Ca serta unsur mikro
seperti B, CI, S, Zn, Cu dan lain – lain. Hara ini diambil tanaman dari dalam
tanah dalam bentuk yang telah tersedia. Persediaan dalam tanah tidak selalu
cukup dan perlu ditambah dalam bentuk pupuk. Disamping itu sebagian hara
diperoleh dari hancuran sisa tanaman yang berasal dari pokok itu sendiri
9
misalnya bekas pelepah daun atau tandan kosong baik yang tinggal di
lapangan maupun yang dikembalikan ke lapangan.
Untuk mencapai produksi yang diinginkan, jumlah hara yang dibutuhkan oleh
tanaman dan yang harus ditambahkan dalam bentuk pupuk organik dan
anorganik tergantung pada tingkat kebutuhan haranya. Dengan kata lain,
pemberian pupuk harus disesuaikan dengan tingkat ketersediaan hara dalam
tanah yang diserap tanaman.Data serapan unsur hara tanaman kelapa sawit
disajikan pada tabel 2.4.
Tabel 2.4. Unsur Hara Yang Diambil Tanaman Kelapa Sawit Menghasilkan
Keterangan
Malaysia (24 ton Tbs/Ha) Nigeria (9,7 ton Tbs/Ha)
Kg/pohon/tahun Kg/pohon/tahun
N P2O5 K2O MgO N P2O5 K2O MgO
Terangkut (dikonversi
dalam bentuk tbs)
0,49 0,18 0,76 0,23 0,2 0,09 0,28 0,05
Terimobilisasi dalam
jaringan tanaman
0,27 0,05 0,56 0,12 0,18 0,06 0,13 0,17
Di daur ulang 0,53 0,17 0,83 0,32 0,63 0,17 0,46 0,42
Total serapan hara 1,29 0,4 2,15 0,66 1,01 0,32 0,87 0,63
% hara yang terangkut
dari total serapan
38% 44% 35% 35% 20% 29% 31% 8%
Total serapan/ha 148
pokok (kg)
191 62 318 98 149 48 236 93
Serapan/ton tbs (kg) 8 2,5 13,2 4,2 15,5 5 13,3 9,6
Sumber : Malaysia NG dan Thambo 1967
2.2.2. Prinsip Pemupukan
Aplikasi pemupukan di perkebunan kelapa sawit merupakan investasi yang
cukup besar dalam rangka mencapai produksi kelapa sawit secara optimal.
Mengingat hal tersebut, pupuk harus dapat digunakan secara efisien dan tepat
sasaran (Wahyuni, 2013). Prinsip pemupukan sebaiknya dilakukan dengan
menggunakan sistem 4 T yaitu : Tepat Jenis, Tepat Waktu, Tepat cara, Tepat
Dosis.
1. Tepat Jenis
Pupuk yang berkembang di Indonesia untuk tanaman kelapa sawit dapat
dikelompokkan menjadi pupuk anorganik dan organik. Pupuk anorganik
terbagi atas pupuk tunggal, pupuk campuran, pupuk majemuk, dan pupuk
10
lambat tersedia (tablet). Selain itu akhir – akhir ini juga beredar pupuk
mikrobiologis yang mengandung berbagai jenis mikrobia. Pemilihan jenis
pupuk oleh kebun disarankan agar dilakukan secara hati – hati, mengingat
banyaknya jenis pupuk yang beredar di pasar dengan berbagai bentuk dan
komposisi hara (Sulistyo, 2010).
Jenis pupuk yang dipakai dibeberapa kebun masih belum sesuai dengan
spesifikasi yang diinginkan. Harga pupuk yang relatif mahal menjadi salah
satu sebab banyaknya pupuk – pupuk berkualitas rendah dengan harga murah
digunakan di perkebunan kelapa sawit (Sutarta dan Witjaksana, 2001).
Menurut jumlahnya, unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman kelapa sawit
dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1. Unsur hara makro yaitu unsur hara yang dibutuhkan tanaman kelapa
sawit dalam jumlah yang banyak terdiri dari N, P, K, Mg dan S
2. Unsur hara mikro yaitu unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam
jumlah yang sedikit, terdiri dari B, Cu, Zn, Fe, Cl, Mo, dan Mn.
Jenis – jenis pupuk dan data unsur haranya dapat disajikan pada table 2.5.
Tabel 2.5. Unsur Hara Makro, Jenis Pupuk dan Kandungan Unsur Hara Kategori No Unsur Hara Jenis Pupuk Kandungan Hara
Makro
1 Nitrogen (N) 1. Urea
2. Amonium sulfat
(ZA)
46% N
21 N, 24 S
2 Pospor (P)
1. TripleSuper (TSP)
2. Rock phospat(RP)
46%P2O5,28 CaO
34%P2O5,35 CaO
3 Kalium (K) 1. Muriate of Potash 60%K2O,50%CL
4 Magnesium
(Mg)
1. Kieserit
2. Dolomit
27%MgO,22%S
18-20%MgO,
50% CaO
5 Ca (kalsium) 1. Limestone Dust 50%CaO,1-3MgO
Mikro
6 Boron (B) HGFB 48% B2O3
7 Tembaga (Cu) Copper Sulphat 23-25% Cu
8 Seng (Zn) Zinc Sulphate 20-23% Zn
9 Besi (Fe) Ferrous Sulphate 18-20% Fe
Sumber : Sianipar, 2010
11
2. Tepat Dosis
Dosis pupuk pada tanaman menghasilkan kelapa sawit ditentukan berdasar
berbagai faktor, antara lain hasil analisa daun, kesuburan tanah, produksi
tanaman, percobaan lapangan, dan pengamatan visual tanaman. Pemahaman
terhadap kesuburan sangat diperlukan untuk menyusun rekomendasi
pemupukan, selain potensi dan kondisi hara tanaman serta hasil percobaan
pemupukan dan realisasi pemupukan sebelumnya (Lubis, 2008).
Dosis pupuk yang direkomendasikan didasarkan kepada berbagai faktor yaitu
sejumlah unsur hara yang terbawa dalam TBS sewaktu panen, unsur hara
yang terimmobilisasi dalam batang dan pelepah, unsur hara yang difiksasi
oleh tanah dan estimasi kehilangan unsur hara akibat aliran permukaan
setelah pupuk diaplikasikan.
Standar pemupukan kelapa sawit menghasilkan disajikan pada table 2.6.
Standar ini bersifat umum yang perlu disesuaikan dengan potensi produksi
tanaman dan kondisi lahan setempat, terutama kesuburan tanahnya.
Tabel 2.6. Standar Dosis Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit Menghasilkan
pada Tanah Mineral.
Kelompok
Umur (tahun)
Jenis dan Dosis Pupuk (kg/ phn)
Urea SP – 36 MOP Kieserit Jumlah
3 – 5 2,00 1,50 1,50 1,00 6,00
6 – 13 2,75 2,25 2,25 1,50 8,75
14 – 20 2,50 2,00 2,00 1,50 7,75
21 – 25 1,75 1,25 1,25 1,00 5,25
Sumber : PPKS, 2008
Khusus untuk sumber hara Mg, saat ini banyak digunakan pupuk dolomit
mengingat harganya yang relatif murah dan penyediaannya yang mudah
karena pupuk dolomit merupakan produk dalam negeri. Selain itu
penggunaan dolomit sangat penting untuk memperbaiki sifat tanah karena
pengembangan perkebunan kelapa sawit banyak dilakukan pada tanah – tanah
masam (Lubis, 2008)
12
3. Tepat Waktu
Menurut Mangoensoekarjo, 2007. Bahwa masalah waktu aplikasi menjadi
masalah yang perlu mendapat perhatian khusus. Dalam manajemen
pemupukan kelapa sawit, enam bulan sebelum aplikasi seharusnya sejumlah
pupuk yang diperlukan pada semester tertentu harus sudah berada di gudang
pupuk. Waktu pemupukan ditentukan oleh :
1. Keadaan iklim terutama curah hujan dan hari hujan
2. Sifat fisik dan kondisi relief
3. Proses pengadaan pupuk
Respon tanah terhadap pemberian pupuk tergantung pada dua kondisi yang
saling berhubungan, yaitu keadaan tanaman itu sendiri dan ketersediaan unsur
hara di dalam tanah. Hubungan antara kedua faktor tersebut dapat bersifat
langsung maupun tidak langsung, sehingga pada saat ini pengaplikasiannya
pupuk harus diberikan dengan baik agar pupuk dapat selalu tersedia bagi
tanaman kelapa sawit.
Pada jenis pupuk yang cepat larut dan mudah menguap seperti urea dan
pupuk yang peka terhadap tehadap pencucian seperti pupuk MOP, sebaiknya
frekuensi pemupukannya dilakukan dua kali setahun. Pemupukan yang
maksimum dapat tercapai bila curah hujan antara 100 – 250 mm/ bulan. Pada
masa ini, kondisi tanah cukup basah (tetapi belum jenuh) sehingga
memudahkan terserapnya unsur hara oleh tanaman kelapa sawit.
Menurut Mangoensoekarjo, 2007. Waktu aplikasi pupuk disarankan pada
bulan Februari – Maret untuk aplikasi I dan September – Oktober untuk
aplikasi II. Urutan pemupukan berdasarkan jenis pupuknya disarankan
sebagai berikut : RP/ Dolomit – Urea – MOP atau RP –Urea – Kieserit –
MOP. Jangka waktu pemberian seluruh jenis pupuk pada setiap aplikasi
diusahakan dalam waktu kurang dari 2 bulan.
13
Walaupun dalam pemilihan waktu pemupukan bagi tanaman perkebunan
telah ada ketentuannya, akan tetapi dalam prakteknya terkadang terdapat juga
penyimpangan – penyimpangan dalam pemilihan waktu aplikasinya.
Penyimpangan ini terjadi karena adanya suatu kebijakan pengusaha
perkebunan, kekurangan tenaga, terlambatnya pupuk datang, keadaan cuaca
setempat yang tidak mendukung untuk pelaksanaan pemupukan dan keadaan
tanaman kelapa sawit itu sendiri.
4. Tepat Cara
Efisiensi dan efektifitas pemberian pupuk juga dipengaruhi oleh metode
pemupukan yang digunakan. Metode yang digunakan oleh perkebunan dalam
pengaplikasian pemupukan yaitu masih dengan ditebar di piringan.
Pada cara ini, pupuk baik dalam bentuk butiran atau serbuk diberikan dengan
cara menabur ke seluruh lahan yang mau dipupuk. Pada sistem tabur ini biasa
dilakukan pada tanaman yang jarak tanamnya rapat atau tidak teratur dan
tanaman itu mempunyai perakaran yang dangkal.
Semua pupuk yang mengandung CaO seperti RP, Dolomit, atau CaCO3
direkomendasikan untuk ditabur paling tidak dua minggu sebelum penaburan
Urea atau ZA. Upaya ini bermaksud agar kehilangan N dalam bentuk
amoniak dapat ditekan sekecil mungkin (Mangoensoekarjo, 2007).
Pupuk Urea atau ZA ditabur merata pada piringan pokok mulai dari jari – jari
50 cm sampai tepi piringan. Pupuk lainnya seperti RP, MOP, dan Kieserit
disebar pada piringan mulai jari –jari 1 – 2,75 meter dan pada tanaman yang
lebih tua (> 8 tahun) dapat diperluas dari pangkal pokok. Cara penaburan ini
dapat dilakukan pada daerah datar, sedangkan tanaman yang ditanam pada
tapak kuda atau teras pada daerah berbukit maka pupuk ditebar lebih banyak
pada piringan sebelah atas (2 : 1). Pada pokok yang terletak di tepi jalan atau
parit pupuk hanya diberikan pada piringan sebelah dalam (Lubis, 2008).
14
2.3. Manajemen Pemupukan
Manajemen aplikasi pupuk dilapangan akan mencakup mulai dari pemilihan
jenis pupuk sampai dengan aplikasinya di lapangan dengan segala prosedur
yang seharusnya diikuti. Upaya pemupukan pada tanaman kelapa sawit harus
dapat menjamin pertumbuhan vegetatif dan generatif yang normal sehingga
dapat memberikan produksi tandan buah segar (TBS) yang optimal serta
menghasilkan minyak sawit mentah (CPO) yang tinggi baik kuantitas
maupun kualitasnya.
Oleh sebab itu sebelum pemupukan dilaksanakan persiapan – persiapan yang
harus dilakukan adalah :
1. Persiapan Lapangan
Piringan harus bersih dari gulma dan lebar piringan cukup, untuk areal yang
dipoket, lubang poket harus sudah dipersiapkan.
2. Peralatan
Mangkok untuk memupuk yang telah diberi takaran dan ember untuk tempat
pupuk di persiapkan, pupuk yang menggumpal harus dihancurkan,
mendahulukan pupuk stok lama baru kemudian pupuk yang baru masuk,
perencanaan pemupukan harus jelas, blok yang akan dipupuk harus sesuai
jenis pupuk dan dosisnya serta tenaga memupuk dan tenaga mengecer pupuk
ke dalam blok harus terlatih.
3. Pengangkutan
Angkutan pupuk telah dipersiapkan sehari sebelumnya sehingga pagi – pagi
sekali pupuk dapat diangkut ke afdeling, pengeceran pupuk dilaksanakan
sesuai dengan patok yang telah diatur untuk kebutuhan areal tersebut,
penumpukan goni pupuk harus di dalam piringan tidak di benarkan diletakkan
di jalan.
15
4. Pengawasan
Keamanan pupuk yang telah di ecer harus diawasi oleh petugas keamanan
dari tindakan pencurian, pembuangan dan penyembunyian pupuk,
pelaksanaan pemupukan harus diawasi oleh Mandor pupuk, Mandor 1,
Assisten, Kadistan, Centeng dan Satpam, pemupukan tidak dibenarkan jika
tanpa ada pengawasan.
5. Tenaga Pemupukan
Pemupukan diusahakan oleh tenaga karyawan tetap dengan perbandingan laki
– laki : perempuan adalah 1 : 2, semua tenaga penabur dan tukang ecer harus
yang sudah terlatih.
6. Cara Pemberian Pupuk
Penaburan pupuk harus sesuai dosis yang dianjurkan, merata dan tidak
menggumpal dipiringan yang bersih.
Tujuan dari manajemen aplikasi pupuk di perkebunan kelapa sawit adalah
menciptakan kondisi kesuburan tanah yang baik untuk pertumbuhan dan
perkembangan kelapa sawit sehingga dapat memberikan produksi yang
ditargetkan sesuai dengan produktivitas kelas lahannya. Tujuan itu hanya
akan dicapai jika :
1. Pengenalan dan sifat dan kondisi lahan yang lebih mendalam dimana
kebun kelapa sawit terdapat.
2. Penyempurnaan tindakan konservasi lahan.
3. Penentuan jenis dan dosis pupuk yang tepat sesuai dengan kebutuhan
tanaman dan sifat tanahnya.
4. Penetapan cara aplikasi pupuk yang benar sesuai dengan kondisi lahan
(bentuk wilayah dan iklim).
5. Aplikasi pupuk pada saat (waktu) yang tepat.
16
Mengingat mahalnya harga pupuk maka untuk setiap pelaksanaan pemupukan
harus langsung diawasi oleh mandor pemupukan, Mandor 1, Assisten
Afdeling, dan Kadistan serta petugas keamanan kebun/ satpam serta Centeng
Afdeling. Manajer serta staff Kandir mengawasi secara insidentil. Seluruh
goni eks pupuk dikumpulkan dan diserahkan kembali ke kantor Afdeling
sesuai dengan jumlah goni yang dipupukkan ke lapangan.
17
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Afdeling II kebun Sei Kopas PT. Perkebunan
Nusantara IV pada bulan Juni – Agustus 2016.
3.2. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dengan mengetahui
jumlah biaya yang dikeluarkan pada pemupukan tanaman menghasilkan
kelapa sawit.
3.3. Pengamatan dan Indikator
Pengamatan yang dilakukan pada penelitian ini sebagai berikut :
1. Informasi umum yang meliputi informasi kebun dan curah hujan
2. Data rekomendasi pemupukan tanaman kelapa sawit menghasilkan ( jenis
dan dosis pupuk) tahun 2013 - 2015.
3. Data realisasi pemupukan tahun 2013 – 2015
4. Pelaksanaan pemupukan
5. Biaya pemupukan pada tanaman menghasilkan kelapa sawit tahun 2013 –
2015.
6. Data produksi tanaman menghasilkan kelapa sawit tahun 2013 – 2015.
18
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Informasi Umum
Unit Usaha Sei Kopas berdiri sejak tanggal 01 Januari 1981, berdasarkan
HGU yang diterbitkan oleh. Departemen Dalam Negeri yang tertuang dalam
Surat No. SK / 52 / HGU / DA / 75 Tanggal 27 Nopember 1975 seluas
6.614.72 Ha. Areal HGU. Tersebut adalah sebelumnya merupakan areal
PT.PERKEBUNAN VII.
Bah Jambi. Kemudian Tanggal 16 Juli 1982, PT.PERKEBUNAN VII
membeli Kebun Kelapa Sawit PT. Lamhotma seluas 365 Ha, Sehingga luas
HGU Unit Usaha Sei Kopas menjadi 6.979.72 Ha. HGU telah habis masa
berlakunya tahun 2010 dan perpanjangannya masih dalam proses di BPN.
Sejak bulan Maret 1996 sesuai peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1996,
terjadi konsulidasi yang menjadikan PT.PERKEBUNAN VI,VII & VIII
digabung dengan sebutan PT.PERKEBUNAN Nusantara IV (Persero) yang
berkantor Pusat di Medan . Unit Usaha Sei Kopas merupakan salah satu Unit
Usaha PTPN-IV dibawah naungan GU - I, yang berada di Kecamatan Bandar
Pasir Mandoge Kabupaten Asahan. Jarak Unit Usaha Sei Kopas dengan
Kantor Pusat di Medan + / - 210 Km, sedangkan jarak dengan Kantor Group
Unit Usaha I – di Bah Jambi + / - 81 Km. Adapun luas areal kebun Sei
Kopas dapat dilihat pada tabel 4.1
Tabel 4.1 Luas Areal Kebun Sei Kopas PT. Perkebunan Nusantara IV
NO URAIAN A F D E L I N G
JLH I II III IV V VI VII VIII
I TM 751.00 726.00 710.00 494.00 526.00 430.00 618.00 620.00 4,875.00
II
TBM I -
2015
36.00 14.00 31.00
81.00
III
TBM III -
2013 14.00
47.00 29.00 25.00
115.00
TOTAL TM+
TBM 765.00 726.00 710.00 577.00 569.00 486.00 618.00 620.00 5,071.00
IV
AREAL
LAIN-
LAIN 142.70 113.09 143.24 499.03 381.84 332.01 144.80 152.01 1,908.72
JUMLAH 907.70 839.09 853.24 1,076.03 950.84 818.01 762.80 772.01 6,979.72
19
Pada Afdeling II kebun Sei Kopas PT. Perkebunan Nusantara IV tidak
memiliki areal tanaman belum menghasilkan (TBM). Areal tanaman
menghasilkan (TM) pada Afdeling II Kebun Sei Kopas PT. Perkebunan
Nusantara IV dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Luas areal Tanaman Menghasikan di afdeling II kebun Sei Kopas
PT. Perkebunan Nusantara IV.
Tahun Tanam Blok Luas (Ha) SPH
1999 99 D 16 144
2007 O7 A 24 159
2007 07 B 8 141
2008 08 B 11 131
2008 08 C 11 140
2008 08 D 24 132
2008 08 E 24 136
2008 08 F 19 138
2008 08 G 14 136
2008 08 H 24 138
2008 08 I 12 142
2008 08 J 10 133
2008 08 K 17 143
2008 08 L 22 135
2008 08 M 27 142
2008 08 N 20 138
2008 08 O 11 139
2009 09 C 19 130
2009 09 D 29 140
2009 09 E 13 134
2009 09 F 20 132
2009 09 G 25 136
2009 09 H 26 132
2009 09 I 22 135
2009 09 J 25 127
2009 09 K 25 131
2009 09 L 24 136
2009 09 M 11 128
2009 09 N 18 125
2009 09 O 18 127
2009 O9 P 25 130
2009 09 Q 22 133
2009 09 R 27 133
2010 10 S 3 114
2010 10 T 19 138
2010 10 U 17 139
2010 10 V 17 132
2010 10 W 14 125
2010 10 X 13 125
20
4.2. Curah Hujan
Curah hujan merupakan salah satu faktor pendukung yang sangat penting
bagi pelaksanna pemupukan juga dalam keberhasilan perkebunan kelapa
sawit. Tanaman membutuhkan air dalam proses fisiologi seperti fotosintesis,
respirasi dan transpirasi unsure hara mineral ke seluruh jaringan tanaman.
Data curah hujan di PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Sei Kopas dapat
dilihat pada table 4.3 dan grafik 4.1 dan grafik 4.2
Tabel. 4.3 Data Curah Hujan dan Hari Hujan Afdeling II Kebun Sei Kopas
Tahun 2011 – 2015
Bulan 2011 2012 2013 2014 2015 Rata-rata
Hh Ch Hh Ch Hh Ch Hh Ch Hh Ch Hh Ch
Jan 13 163 5 45 15 86 6 44 8 266 9 120.8
Febr 4 17 7 107 12 133 2 29 5 81 6 73.4
Mar 13 274 10 231 6 84 4 52 6 38 8 135.8
Apr 8 103 14 375 10 63 6 72 6 112 9 145
Mei 12 215 8 131 11 242 8 70 8 168 9 165.2
Juni 9 172 3 20 6 94 7 204 6 95 6 117
Juli 9 109 10 160 10 83 6 52 8 118 9 104.4
Agst 17 273 9 139 10 83 6 52 12 203 11 150
Sept 16 324 11 253 13 120 12 167 12 342 13 241.2
Okt 21 335 15 272 17 189 11 172 6 136 14 220.8
Nov 16 214 15 136 16 106 8 231 12 167 13 170.8
Des 9 166 10 99 13 197 9 114 8 199 10 155
Total 147 2365 117 1968 139 1480 85 1259 97 1925 117 1799.4
Keterangan : Hh = Hari hujan; Ch = Curah hujan
Gambar 4.1 Rata – rata hari hujan di Afdeling II Kebun Sei Kopas
(Tahun 2011-2015).
-
5
10
15
Jan Febr Mar Apr Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nov Des
Har
i Hu
jan
Bulan
Grafik Hari Hujan
21
Gambar 4.2 Grafik Rata – rata Curah hujan di Afdeling II Kebun Sei Kopas
(Tahun 2011-2015).
4.3. Rekomendasi Pemupukan
Rekomendasi pemupukan merupakan pedoman dalam menentukan kebijakan
pemupukan untuk tanaman TBM dan TM mulai tahun ke-2 agar diperoleh
pertumbuhan dan produktivitas yang sesuai dengan potensi genetik maupun
potensi lahan.
Rekomendasi pemupukan yaitu suatu proses untuk menentukan dosis dan
jenis pupuk yang diberikan kepada tanaman kelapa sawit untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi kelapa sawit pada luasan dan periode tertentu, rekomendasi
pemupukan dibuat untuk periode satu tahun.
Data rekomendasi pemupukan tanaman menghasilkan kelapa sawit (jenis dan
dosis/pohon) di Afdeling II Kebun Sei Kopas PT. Perkebunan Nusantara IV
tahun 2013,2014,2015 disajikan pada lampiran 1.
4.4. Realisasi Pemupukan
Realisasi pemupukan yaitu suatu bukti sudah terlaksananya dosis
rekomendasi pemupukan di kebun. Realisasi merupakan lanjutan tindakan
dari rekomendasi pemupukan yang telah dibuat terlebih dahulu melalui
0
50
100
150
200
250
300
Jan Febr Mar Apr Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nov Des
Cu
rah
Hu
jan
(m
m)
Bulan
Grafik Curah Hujan (mm)
22
pengamatan analisa daun dan analisa tanah. Adapun realisasi pemupukan di
Afdeling II Kebun Sei Kopas pada tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4. Realisasi pemupukan di Afdeling II Kebun Sei Kopas Tahun 2013
Tahun
Blok
Luas Kg/Phn/Ha2013
Tanam (ha) SPH
Jlh
Phn Za RP TSP Mop DOL Borate Jumlah
2008 08 B 11 131 1441 3.00 2.25 1.00 2.25 0 0.075 8.575
2008 08 C 11 135 1485 3.00 2.00 1.00 2.50 0 0.075 8.575
2008 08 D 24 135 3240 3.00 2.00 1.00 2.50 0 0.075 8.575
2008 08 E 24 136 3264 3.00 2.00 1.00 2.25 0 0.075 8.325
2008 08 F 19 137 2603 3.00 2.00 1.00 2.25 0 0.075 8.325
2008 08 G 14 137 1918 3.00 2.25 1.00 2.25 0 0.075 8.575
2008 08 H 24 139 3336 3.00 2.25 1.00 2.25 0 0.075 8.575
2008 08 I 12 139 1668 3.00 2.25 1.00 2.25 0.75 0.075 9.325
2008 08 J 10 139 1390 3.00 2.25 1.00 2.25 0.75 0.075 9.325
2008 08 K 17 139 2363 3.00 2.25 1.00 2.25 0.75 0.075 9.325
2008 08 L 22 135 2970 3.00 1.25 1.00 2.25 0 0.075 7.58
2008 08 M 27 135 3645 3.00 1.25 1.00 2.25 0 0.075 7.58
2008 08 N 20 138 2760 3.00 2.25 1.00 2.25 0.75 0.075 9.325
2008 08 O 11 138 1518 3.00 2.25 1.00 2.25 0.75 0.075 9.325
2009 09 C 19 130 2470 2.75 2.00 1.00 2.00 1.50 0.075 9.325
2009 09 D 29 140 4060 2.75 2.00 1.00 2.00 0 0.075 7.825
2009 09 E 13 134 1742 2.75 2.00 1.00 2.00 0 0.075 7.825
2009 09 F 20 132 2640 2.75 2.25 1.00 2.25 1.50 0.075 9.825
2009 09 G 25 136 3400 2.75 2.25 1.00 2.25 1.50 0.075 9.825
2009 09 H 26 132 3432 2.75 2.25 1.00 2.00 0 0.075 8.075
2009 09 I 22 135 2970 2.75 2.25 1.00 2.00 0 0.075 8.075
2009 09 J 25 127 3175 2.75 2.00 1.00 2.25 0.75 0.075 8.825
2009 09 K 25 131 3275 2.75 2.00 1.00 2.25 0.75 0.075 8.825
2009 09 L 24 136 3264 2.75 2.25 1.00 2.00 0.75 0.075 8.825
2009 09 M 11 128 1408 2.75 2.00 1.00 2.00 0 0.075 7.83
2009 09 N 18 125 2250 2.75 2.00 1.00 2.00 0 0.075 7.83
2009 09 O 18 127 2286 2.75 2.25 1.00 2.25 0.75 0.075 9.075
2009 O9 P 25 130 3250 2.75 2.25 1.00 2.25 0.75 0.075 9.075
2009 09 Q 22 133 2926 2.75 2.25 1.00 2.00 0.75 0.075 8.83
2009 09 R 27 133 3591 2.75 2.25 1.00 2.00 0.75 0.075 8.83
Range
Dosis 2.75
1.25 -
2.25 1.00
2.00 -
2.50
0.75 -
1.50 0.075
Jumlah 595 4022 79740
23
Adapun realisasi pemupukan di afdeling II kebun Sei Kopas pada tahun 2014
dapat dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.5. Realisasi Pemupukan Di Afdeling II Kebun Sei Kopas Tahun 2014 Tahun
Tanam Blok
Luas Kg/Phn/Ha
(ha) SPH Jlh Phn CMPD RP Mop DOL Borate Jumlah
2008 08 B 11 131 1441 4.75 2.50 2.75 0 0.075 10.075
2008 08 C 11 140 1540 4.75 2.00 0.25 0 0.075 7.075
2008 08 D 24 132 3168 4.75 2.00 0.25 0 0.075 7.075
2008 08 E 24 136 3264 4.75 2.25 0.25 1.5 0.075 8.825
2008 08 F 19 138 2622 4.75 2.25 0 0 0.075 7.075
2008 08 G 14 136 1904 4.75 2.25 0.5 0 0.075 7.575
2008 08 H 24 138 3312 4.75 2.25 0.5 0 0.075 7.575
2008 08 I 12 142 1704 4.75 2.25 0.25 0 0.075 7.325
2008 08 J 10 133 1330 4.75 2.25 0.25 0 0.075 7.325
2008 08 K 17 143 2431 4.75 2.25 0.25 0 0.075 7.325
2008 08 L 22 135 2970 4.75 1.75 0.25 0 0.075 6.825
2008 08 M 27 142 3834 4.75 1.75 0.25 0 0.075 6.825
2008 08 N 20 138 2760 4.75 2.25 0.25 0 0.075 7.325
2008 08 O 11 139 1529 4.75 2.25 0.25 0 0.075 7.325
2009 09 C 19 130 2470 4.75 3.25 0.25 1.5 0.075 9.825
2009 09 D 29 140 4060 4.75 2.75 0.25 0 0.075 7.825
2009 09 E 13 134 1742 4.75 2.75 0.25 0 0.075 7.825
2009 09 F 20 132 2640 4.75 3.50 0.25 1.5 0.075 10.075
2009 09 G 25 136 3400 4.75 3.50 0.25 1.5 0.075 10.075
2009 09 H 26 132 3432 4.75 2.75 0 0 0.075 7.575
2009 09 I 22 135 2970 4.75 2.75 0 0 0.075 7.575
2009 09 J 25 127 3175 4.75 2.50 0.25 1.5 0.075 9.075
2009 09 K 25 131 3275 4.75 2.50 0.25 1.5 0.075 9.075
2009 09 L 24 136 3264 4.75 3.00 0 0 0.075 7.825
2009 09 M 11 128 1408 4.75 3.00 0.25 1.5 0.075 9.575
2009 09 N 18 125 2250 4.75 3.00 0.25 1.5 0.075 9.575
2009 09 O 18 127 2286 4.75 3.00 0 0 0.075 7.825
2009 O9 P 25 130 3250 4.75 3.00 0 0 0.075 7.825
2009 09 Q 22 133 2926 4.75 2.75 0 0 0.075 7.575
2009 09 R 27 133 3591 4.75 2.75 0 0 0.075 7.575
Range
Dosis 4.75 1.75 - 3.50 0.25 - 2.75 1.5 0.075
Jumlah 595 4032 79948
24
Adapun realisasi pemupukan di Afdeling II kebun Sei Kopas pada tahun 2015
dapat dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6 Realisasi Pemupukan Di Afdeling II Kebun Sei Kopas Tahun 2015
Tahun Blok
Luas Kg/Phn/Ha
Tanam (ha) SPH Jlh Phn Urea TSP MOP DOL Borate Jumlah
2008 08 B 11 131 1441 3.00 2.00 2.75 2.75 0.10 10.60
2008 08 C 11 135 1485 3.00 2.00 3.00 2.75 0.10 10.85
2008 08 D 24 135 3240 3.00 2.00 3.00 2.75 0.10 10.85
2008 08 E 24 136 3264 3.00 2.00 2.75 2.75 0.10 10.60
2008 08 F 19 137 2603 3.00 2.00 3.00 2.50 0.10 10.60
2008 08 G 14 137 1918 3.00 2.00 3.00 2.50 0.10 10.60
2008 08 H 24 139 3336 3.00 2.00 2.75 2.75 0.10 10.60
2008 08 I 12 139 1668 3.00 2.00 2.75 2.75 0.10 10.60
2008 08 J 10 139 1390 3.00 2.00 3.00 2.75 0.10 10.85
2008 08 K 17 139 2363 3.00 2.00 3.00 2.75 0.10 10.85
2008 08 L 22 135 2970 3.00 2.00 3.00 2.75 0.10 10.85
2008 08 M 27 142 3834 3.00 2.00 3.00 2.50 0.10 10.60
2008 08 N 20 138 2760 3.00 2.00 2.75 2.50 0.10 10.35
2008 08 O 11 138 1518 3.00 2.00 2.75 2.50 0.10 10.35
2009 09 C 19 130 2470 3.00 2.00 2.75 2.75 0.10 10.60
2009 09 D 29 140 4060 3.00 2.00 2.75 2.50 0.10 10.35
2009 09 E 13 133 1729 3.00 2.00 2.75 2.50 0.10 10.35
2009 09 F 20 133 2660 3.00 2.00 2.75 2.50 0.10 10.35
2009 09 G 25 136 3400 3.00 2.00 2.75 2.50 0.10 10.35
2009 09 H 26 132 3432 3.00 2.00 2.75 2.75 0.10 10.60
2009 09 I 22 135 2970 3.00 2.00 2.75 2.75 0.10 10.60
2009 09 J 25 127 3175 3.00 2.00 3.00 2.50 0.10 10.60
2009 09 K 25 131 3275 3.00 2.00 3.00 2.75 0.10 10.85
2009 09 L 24 136 3264 3.00 2.00 3.00 2.50 0.10 10.60
2009 09 M 11 126 1386 3.00 2.00 3.00 2.75 0.10 10.85
2009 09 N 18 126 2268 3.00 2.00 3.00 2.75 0.10 10.85
2009 09 O 18 130 2340 3.00 2.00 3.00 2.50 0.10 10.60
2009 O9 P 25 130 3250 3.00 2.00 3.00 2.50 0.10 10.60
2009 09 Q 22 130 2860 3.00 2.00 3.00 2.50 0.10 10.60
2009 09 R 27 133 3591 3.00 2.00 3.00 2.50 0.10 10.60
Range
Dosis 3.00 2.00 2.75 - 3.00 2.50 - 2.75 0.10
Jumlah 595 4028 79920
25
4.5. Pelaksanaan Pemupukan
4.5.1. Persiapan Pemupukan
Persiapan pemupukan dilakukan untuk mengetahui status hara tanaman yaitu
dengan menerapkan analisa daun ataupun analisa tanah yang hasilnya akan
dituangkan dalam bentuk rekomendasi pemupukan. Sehingga dengan
rekomendasi pemupukan tersebut dapat diketahui jenis dan dosis pupuk yang
akan diaplikasikan. Untuk memperbesar manfaat pemupukan maka harus
dilakukan praktek manajemen pupuk yang baik agar pemupukan lebih efektif
sehingga dapat berdampak terhadap peningkatan produktivitas, maka
beberapa yang menjadi perhatian ialah :
a. Pengiriman pupuk dari gudang ke kebun tepat waktu sesuai dengan jadwal
yang telah ditentukan.
b. Peralatan pemupukan sudah disiapkan dan pupuk harus segera sampai
di lapangan.
c. Penaburan pupuk ditabur merata di sekililing pohon atau piringan.
d. Keamanan perlu dijaga terutama di gudang dan di lapangan untuk
mencegah pencurian.
e. Pembuatan program pemupukan dimasukkan kedalam rencana kerja
tahunan berdasarkan anggaran tahunan.
4.5.2 Aplikasi Pemupukan
Aplikasi terbaik untuk pemupukan adalah pada saat musim hujan kecil atau
kondisi tanah dalam keadaan lembab, terutama untuk pupuk Urea dan KCL.
Respon pemupukan terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman akan lebih
baik jika unsur hara tersedia secara bersama-sama, sehingga sebaiknya
aplikasi pemupukan dilaksanakan blok per blok dalam waktu 1 bulan (bulan
yang sama) untuk semua jenis pupuk.
Terdapat tiga prinsip penting pada saat aplikasi pupuk dilapangan. Pertama
yaitu pupuk akan sangat mudah diserap oleh tanaman apabila disebar setipis
mungkin dan langsung bersentuhan dengan tanah. Kedua yaitu sebarkan
26
pupuk pada daerah yang banyak terdapat akar serabut atau akar tertier yang
merupakan akar yang berfungsi untuk menyerap nutrisi dari tanah. Ketiga
yaitu nutrisi didalam pupuk akan cepat diserap tanaman apabila diaplikasikan
segera setelah hujan.
Pedoman pengaplikasian pemupukan sebagai berikut :
Apabila meggunakan sistem tebar, sebaiknya pupuk ditebarkaan di pinggir
piringan antara jarak 0,5 m pada tanaman muda kelapa sawit, sedangkan
untuk tanaman tua atau dewasa diberikan pada jarak 1-2,4 m.
Pada sistem benam (pocket) pemupukan kelapa sawit diberikan 2 lubang
pada piringan di sekeliling pohon kelapa sawit.
Menurut cara melepaskan unsur hara, pupuk akar dibedakan menjadi dua
yaitu pupuk fast release dan slow release. Jika pupuk fast release ditebarkan
ke tanah dalam waktu singkat unsur hara yang ada atau terkandung langsung
dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Kelemahan pupuk ini adalah terlalu cepat
habis, bukan karena diserap oleh tanaman tetapi juga menguap atau tercuci
oleh air. Yang termasuk pupuk fast release antara lain Urea, ZA dan KCL.
Pupuk slow release atau yang sering disebut dengan pupuk lepas terkendali
(controlled release) akan melepaskan unsur hara yang dikandungnya sedikit
demi sedikit sesuai dengan kebutuhan tanaman.
4.5.3 Pengawasan
Sebelum melaksanakan pemupukan, semua staff harus mempelajari dahulu
sampai benar-benar mengerti data program pemupukan, blok-blok mana yang
mendapat giliran untuk aplikasi pupuk. Organisasi pemupukan harus diatur
dengan baik mulai persiapan pemupukan, tenaga kerja, transportasi, dan
waktu aplikasi.
Kehadiran staff atau asisten dilapangan sangat penting selama
berlangsungnya pelaksanaan pemupukan. Jumlah pupuk yang diaplikasikan
27
harus selalu dicatat secara tepat. Kualitas dari pengaplikasian pupuk harus
benar-benar dijaga karena biaya pemupukan sangat besar dan juga
mempengaruhi pertumbuhan serta produktivitas dari tanaman.
4.6. Kajian Biaya
Dalam pemupukan unsur biaya yang terkait yaitu biaya pembelian pupuk,
transportasi dan penaburan pupuk.
4.6.1 Pembelian Pupuk
Pembelian pupuk dilakukan di kantor direksi. Kebun menerima informasi
tentang harga pupuk sesuai dengan harga gudang. Harga pupuk dan biaya
untuk pembelian pupuk dari tahun 2013 sampai tahun 2015 dapat dilihat pada
tabel 4.7 dan 4.8
Tabel 4.7 Harga Pupuk dari Tahun 2013 – 2015 di Kebun Sei Kopas
Pupuk Harga (Rp/Kg)
2013 2014 2015
Urea 4.271 4.271 4.854
Za 2.954 2.954 2.954
RP 1.823 1.854 1.793
TSP 5.652 5.654 5.651
MOP 5.217 5.204 5.23
Dolomit 700 690 710
Borate 10.103 10.103 10.103
CMPD 6.592 6.592 6.592
Tabel 4.8. Biaya Pembelian Pupuk Selama 3 Tahun di Afdeling II Kebun
Sei Kopas
Tahun Luas (Ha) Pembelian Pupuk (Rp) Biaya Pupuk per Ha
2013 595 1,391,047,258 1,837,579
2014 595 3,106,451,845 4,103,635
2015 595 3,393,957,692 4,483,432
Total 7,891,456,795 13,262,953
Rata-rata 2,630,485,598 4,420,984
Keterangan : Luas Areal Tanaman Menghasilkan 595 Ha.
Dari Tabel diatas dapat dilihat bahwa biaya pembelian pupuk pada tahun
2015 lebih tinggi kemudian pembelian pupuk tertinggi kedua pada tahun
2014 dan pada tahun 2013 adalah pembelian pupuk terendah.
28
4.6.2 Biaya Transportasi
Biaya Transportasi pemupukan meliputi biaya pengangkutan pupuk dari
kebun ke lapangan. Biaya transportasi pemupukan di Afdeling 1 Kebun
Marjandi PT. Perkebunan Nusantara IV selama 3 tahun disajikan pada tabel
4.9.
Tabel 4.9. Biaya Transportasi Pupuk Selama 3 Tahun di Afdeling II Kebun
Sei Kopas
Tahun Luas (ha) Biaya (Rp) Biaya/ha
2013 595 72,585,252 121,992
2014 595 52,480,738 88,203
2015 595 70,625,124 118,698
Jumlah 195,691,114 328,893
Rata-rata 65,230,371 109,631
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa biaya transportasi pada tahun 2015
paling tinggi kemudian biaya transportasi tertinggi kedua pada tahun 2013
dan tahun 2014 biaya transportasi terendah.
4.6.3 Biaya Penaburan
Tenaga penabur hanya menabur pupuk ke piringan tanaman kelapa sawit.
Tenaga penabur yang digunakan adalah karyawan tetap yang bepengalaman
dan Buruh Harian Lepas (BHL) dalam melakukan kegiatan penaburan pupuk.
Biaya penaburan pupuk selama 3 tahun di Afdeling II Kebun Sei Kopas
disajikan pada tabel 4.10.
Tabel 4.10. Biaya Penaburan Pupuk Selama 3 Tahun di Afdeling II Kebun
Sei Kopas
Uraian Luas (ha) Biaya Penaburan
(Rp) Biaya Per Ha (Rp)
2013 595 612,890,460 1,030,068
2014 595 340,494,700 572,260
2015 595 358,871,275 603,145
Total
1,312,256,435 2,205,473
Rata-rata
437,418,812 735,158
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa penaburan pupuk per ha pada tahun
2013 adalah Rp. 572.260:. Pada Tahun 2014 Rp. 572.260:. Pada Tahun 2015
29
adalah Rp.482.516:. Biaya penaburan pupuk per ha yang paling rendah
adalah tahun 2015 karena frekuensi pemupukan lebih sedikit dan tarif Hari
Kerja (HK) lebih rendah.
4.7. Rekapitulasi
Rekapitulasi adalah ringkasan isi atau ikhtisar pada akhir laporan atau
hitungan. Dari data yang banyak dengan rekapitulasi dapat membuat data
lebih sederhana dan dengan mudah dipahami. Rekapitulasi biaya pemupukan
per ha pada tahun 2013-2015 disajikan pada tabel 4.11.
Tabel 4.11 Rekapitulasi Biaya Pemupukan pada tahun 2013-2015 di
Afdeling II Kebun Sei Kopas
Tahun Luas
(Ha) Uraian
Pembelian
Pupuk Transportasi
Penaburan
Pupuk Jumlah
2013 595
Total 1,391,047,258 72,585,252 612,890,460 2,076,522,970
Per ha 2,337,895 121,992 1,030,068 3,489,955
% 67 3 30 100
2014 595
Total 3,106,451,845 52,480,738 340,494,700 3,499,427,283
Per ha 5,220,927 88,203 572,260 5,881,390
% 89 1 10 100
2015 595
Total 3,393,957,692 70,625,124 358,871,275 3,823,454,091
Per ha 5,704,131 118,698 603,145 6,425,973
% 89 2 9
Rata-rata
Total 2,630,485,598 65,230,371 437,418,812 3,133,134,781
Per ha 4,420,984 109,631 735,158 5,265,773
% 84 2 14 100
Keterangan : Luas Areal Tanaman Menghasilkan 595 Ha.
30
Dari tabel rekapitulasi biaya pemupukan per ha di Afdeling II Kebun Sei
Kopas PT. Perkebunan Nusantara IV dapat kita lihat grafik untuk tahun 2013-
2015.
Gambar 4.3. Grafik Biaya Pemupukan di Afdeling II Kebun Sei Kopas
PT. Perkebunan Nusantara IV pada tahun 2013.
Dari gambar 4.3. dapat dilihat bahwa biaya pembelian pupuk yang tertinggi
sebesar 89%. Biaya transportasi 2% dan biaya penaburan pupuk sebesar 9%.
Gambar 4.4. Grafik Biaya Pemupukan di Afdeling II Kebun Sei Kopas
PT. Perkebunan Nusantara IV pada tahun 2014.
2013
Pembelian pupuk 89%
Transportasi 2%
Penaburan Pupuk 9%
2014
Pembelian pupuk 89%
Transportasi 2%
Penaburan Pupuk 9%
31
Dari gambar 4.4 dapat dilihat bahwa biaya pembelian pupuk yang tertinggi
sebesar 89%. Biaya transportasi sebesar 1% dan biaya penaburan pupuk
sebesar 10%.
Gambar 4.5. Grafik Biaya Pemupukan di Afdeling II Kebun Sei Kopas
PT. Perkebunan Nusantara IV pada tahun 2015.
Dari gambar 4.5 dapat dilihat bahwa biaya pembelian pupuk yang tertinggi
sebesar 89%. Biaya transportasi 2% dan biaya penaburan pupuk 9%.
Gambar 4.6. Grafik Biaya Pemupukan/Ha/Tahun dari Tahun 2013 - 2015.
2015
Pembelian pupuk 89%
Transportasi 2%
Penaburan Pupuk 9%
0
2000000
4000000
6000000
8000000
1 2 3
Series1 2013 2014 2015
Series2 3,489,955 5,881,390 6,425,973
Ru
pia
h
Grafik Biaya/ ha/ thn
32
Dari gambar 4.6 diatas dapat dilihat bahwa biaya pemupukan pada tahun
2015 lebih tinggi kemudian biaya pemupukan tertinggi kedua pada tahun
2014 dan pada tahun 2013 adalah biaya pemupukan terendah. Dengan selisih
biaya pemupukan dari tahun 2013 ke tahun 2015 adalah sebesar Rp.
2,936,018, sedangkan selisih dari tahun 2015 ke tahun 2014 adalah sebesar
Rp 544,583.
33
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan di Afdeling II Kebun Sei Kopas
PT. Perkebunan Nusantara IV dengan luas 595 ha dengan tahun tanam 2008
dan 2009 dapat disimpulkan bahwa :
1. Biaya pemupukan pada tahun 2013 adalah Rp. 2.076.522.970 dengan
biaya per ha Rp. 3.489.955.
2. Biaya pemupukan pada tahun 2014 adalah Rp. 3.499.427.283 dengan
biaya per ha Rp. 5.881.390.
3. Biaya pemupukan pada tahun 2015 adalah Rp. 3.823.454.091 dengan
biaya per ha sebesar Rp. 6.425.973.
4. Komposisi biaya pemupukan tanaman menghasilkan kelapa sawit rata-
rata selama 3 tahun di Afdeling II Kebun Sei Kopas PT. Perkebunan
Nusantara IV per ha adalah pembelian pupuk 84%, transportasi sebesar
2% dan penaburan pupuk sebesar 14%.
5.2. Saran
Dalam proses pemupukan disarankan menggunakan kaidah 4T (Tepat Jenis,
Dosis, Waktu, dan Cara) dikarenakan biaya yang dikeluarkan untuk
pemupukan sangat tinggi sehingga dalam setiap kegiatan pemupukan harus
diawasi dengan baik agar efektivitas dan efisiensi dari kegiatan ini bisa
terjaga.
34
DAFTAR PUSTAKA
http://ditjenbun.pertanian.go.id/berita-362-pertumbuhan-areal-kelapa-sawit-
meningkat.html. Diakses ( diunduh) pada tanggal 04 april 2016.
Lubis, A. U. 2008. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) Di Indonesia Edisi-2.
Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan.
Mangoensoekarjo, S. 2007. Manajemen Tanah Dan Pemupukan Budidaya
Perkebunan. Gadjah Mada Unuversity Press. Yogyakarta.
Mangoensoekarjo, S. 2007. Manajemen Tanah dan Pemupukan Budidaya
Perkebunan. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan.
Sianipar, E. 2010. Teknik Pemupukan Kelapa Sawit. Bahan Ajar Sekolah Tinggi
Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan. Medan.
Sulistyo, B. 2010. Budi daya dan Pengelolaan Kebun Kelapa Sawit Dengan
Sistem Kemitraan. PT. AgroMedia Pustaka. Jakarta.
Sutarta, E. S dan Winarna. 2009. Upaya Peningkatan Efisiensi Pemupukan pada
Tanaman Kelapa Sawit. Makalah di edit dari Makalah Pertemuan Teknis
Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan.
Tambunan, W. A. 2011. Teknik Pemupukan Kelapa Sawit. Bahan Ajar Sekolah
Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan. Medan.
Wahyuni, M. 2007. Botani Dan Morfologi Kelapa Sawit. Bahan Ajar Sekolah
Tingi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan Medan.
Wahyuni. M. 2013. Kajian Biaya Aplikasi Pemupukan Pada Tanaman
Menghasilkan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) Di Kebun Tanah
Gambus PT. SOCFINDO. Jurnal Penelitian STIPAP Vol 3 No 2. Sekolah
Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan Medan. Hal 55-68.
35
Lampiran 1.
Tahun Luas
Tanam (ha) ZA RP TSP MOP DOL B0R Jumlah CMPD RP MOP DOL BOR Jumlah UREA TSP MOP DOL Borax Jumlah
2008 08 B 11 3. 00 2.25 1.00 2.25 0 0.075 7.25 4.75 2.50 0 0 0.075 7.33 3.00 2.00 2.75 2.75 0.10 10.60
2008 08 C 11 3. 00 2.00 1.00 2.25 0 0.075 5.25 4.75 2.00 0.25 0 0.075 7.08 3.00 2.00 2.75 2.75 0.10 10.60
2008 08 D 24 3. 00 2.00 1.00 2.25 0 0.075 5.25 4.75 2.00 0.25 0 0.075 7.08 3.00 2.00 2.75 2.75 0.10 10.60
2008 08 E 24 3. 00 2.00 1.00 2.25 0 0.075 5.25 4.75 2.25 0.25 1.50 0.075 8.83 3.00 2.00 2.75 2.75 0.10 10.60
2008 08 F 19 3. 00 2.00 1.00 2.25 0 0.075 5.25 4.75 2.25 0 1.50 0.075 8.58 3.00 2.00 3.00 2.50 0.10 10.60
2008 08 G 14 3. 00 2.25 1.00 2.25 0 0.075 5.5 4.75 2.25 0.50 0.00 0.075 7.58 3.00 2.00 3.00 2.50 0.10 10.60
2008 08 H 24 3. 00 2.25 1.00 2.25 0 0.075 5.5 4.75 2.25 0.50 0 0.075 7.58 3.00 2.00 2.75 2.75 0.10 10.60
2008 08 I 13 3. 00 2.25 1.00 2.25 0.75 0.075 5.5 4.75 2.25 0.25 0 0.075 7.33 3.00 2.00 2.75 2.75 0.10 10.60
2008 08 J 10 3. 00 2.25 1.00 2.25 0.75 0.075 5.5 4.75 2.25 0.25 0 0.075 7.33 3.00 2.00 3.00 2.75 0.10 10.85
2008 08 K 18 3. 00 2.25 1.00 2.25 0.75 0.075 5.5 4.75 2.25 0.25 0 0.075 7.33 3.00 2.00 3.00 2.75 0.10 10.85
2008 08 L 22 3. 00 1.25 1.00 2.25 0 0.075 4.5 4.75 1.75 0.25 0 0.075 6.83 3.00 2.00 3.00 2.75 0.10 10.85
2008 08 M 27 3. 00 1.25 1.00 2.25 0 0.075 4.5 4.75 1.75 0.25 0 0.075 6.83 3.00 2.00 3.00 2.50 0.10 10.60
2008 08 N 20 3. 00 2.25 1.00 2.25 0.75 0.075 5.5 4.75 2.25 0.25 0 0.075 7.33 3.00 2.00 2.75 2.50 0.10 10.35
2008 08 O 11 3. 00 2.25 1.00 2.25 0.75 0.075 5.5 4.75 2.25 0.25 0 0.075 7.33 3.00 2.00 2.75 2.50 0.10 10.35
2009 09 C 19 2.75 2.00 1.00 2.00 1.50 0.08 9.33 4.75 3.25 0.25 1.50 0.075 9.83 3.00 2.00 2.75 2.75 0.10 10.60
2009 09 D 29 2.75 2.00 1.00 2.00 0.00 0.08 7.83 4.75 2.75 0.25 0.00 0.075 7.83 3.00 2.00 2.75 2.50 0.10 10.35
2009 09 E 13 2.75 2.00 1.00 2.00 0.00 0.08 7.83 4.75 2.75 0.25 0.00 0.075 7.83 3.00 2.00 2.75 2.50 0.10 10.35
2009 09 F 20 2.75 2.25 1.00 2.25 1.50 0.08 9.83 4.75 3.50 0.25 1.50 0.075 10.08 3.00 2.00 2.75 2.50 0.10 10.35
2009 09 G 25 2.75 2.25 1.00 2.25 1.50 0.08 9.83 4.75 3.50 0.25 1.50 0.075 10.08 3.00 2.00 2.75 2.50 0.10 10.35
2009 09 H 26 2.75 2.25 1.00 2.00 0.00 0.08 8.08 4.75 2.75 0.00 0.00 0.075 7.58 3.00 2.00 2.75 2.75 0.10 10.60
2009 09 I 22 2.75 2.25 1.00 2.00 0.00 0.08 8.08 4.75 2.75 0.00 0.00 0.075 7.58 3.00 2.00 2.75 2.75 0.10 10.60
2009 09 J 25 2.75 2.00 1.00 2.25 0.00 0.08 8.08 4.75 2.50 0.25 1.50 0.075 9.08 3.00 2.00 3.00 2.50 0.10 10.60
2009 09 K 25 2.75 2.00 1.00 2.25 0.00 0.08 8.08 4.75 2.50 0.25 1.50 0.075 9.08 3.00 2.00 3.00 2.75 0.10 10.85
2009 09 L 24 2.75 2.25 1.00 2.00 0.75 0.08 8.83 4.75 3.00 0.00 0.00 0.075 7.83 3.00 2.00 3.00 2.50 0.10 10.60
2009 09 M 11 2.75 2.00 1.00 2.00 0.00 0.08 7.83 4.75 3.00 0.25 1.50 0.075 9.58 3.00 2.00 3.00 2.75 0.10 10.85
2009 09 N 18 2.75 2.00 1.00 2.00 0.00 0.08 7.83 4.75 3.00 0.25 1.50 0.075 9.58 3.00 2.00 3.00 2.75 0.10 10.85
2009 09 O 18 2.75 2.25 1.00 2.25 0.75 0.08 9.08 4.75 3.00 0.00 0.00 0.075 7.83 3.00 2.00 3.00 2.50 0.10 10.60
2009 O9 P 25 2.75 2.25 1.00 2.25 0.75 0.08 9.08 4.75 3.00 0.00 0.00 0.075 7.83 3.00 2.00 3.00 2.50 0.10 10.60
2009 09 Q 22 2.75 2.25 1.00 2.00 0.75 0.08 8.83 4.75 2.75 0.00 0.00 0.075 7.58 3.00 2.00 3.00 2.50 0.10 10.60
2009 09 R 27 2.75 2.25 1.00 2.00 0.75 0.08 8.83 4.75 2.75 0.00 0.00 0.075 7.58 3.00 2.00 3.00 2.50 0.10 10.60
JUMLAH 597 44.00 62.75 30.00 65.00 12.00 2.25 212.95 142.5 77.00 5.75 13.5 2.25 241.00 90.00 60.00 86.25 78.75 3.00 318.00
Tabel Rekomendasi Pemupukan Kelapa Sawit di Afdeling II Kebun Sei Kopas PT. Nusantara IV ( Kg/ha )
Blok2013 2014 2015
36
Lampiran 2.
Tahun Luas
Tanam (ha) SPH Jlh Phn Za RP TSP Mop DOL Borate Jumlah SPH Jlh Phn CMPD RP Mop DOL Borate Jumlah SPH Jlh Phn Urea TSP MOP DOL Borate Jumlah
2008 08 B 11 131 1441 R 3.00 2.25 1.00 2.25 0 0.075 8.575 131 1441 R 4.75 2.50 2.75 0 0.075 10.075 131 1441 R 3.00 2.00 2.75 2.75 0.10 10.60
K 4323.00 3242.25 1441 3242.25 0 108.075 12248.5 K 6844.75 3,602.50 3962.75 0 108.075 14410 K 4,323.00 2,882.00 3,962.75 3,962.75 144.10 15,130.50
2008 08 C 11 135 1485 R 3.00 2.00 1.00 2.50 0 0.075 8.575 140 1540 R 4.75 2.00 0.25 0 0.075 7.075 135 1485 R 3.00 2.00 3.00 2.75 0.10 10.85
K 4455.00 2970 1485 3712.50 0 111.375 12622.5 K 7315 3,080.00 385 0 115.5 10780 K 4,455.00 2,970.00 4,455.00 4,083.75 148.50 15,963.75
2008 08 D 24 135 3240 R 3.00 2.00 1.00 2.50 0 0.075 8.575 132 3168 R 4.75 2.00 0.25 0 0.075 7.075 135 3240 R 3.00 2.00 3.00 2.75 0.10 10.85
K 9720.00 6480 3240 8100.00 0 243 27540 K 15048 6,336.00 792 0 237.6 22176 K 9,720.00 6,480.00 9,720.00 8,910.00 324.00 34,830.00
2008 08 E 24 136 3264 R 3.00 2.00 1.00 2.25 0 0.075 8.325 136 3264 R 4.75 2.25 0.25 1.5 0.075 8.825 136 3264 R 3.00 2.00 2.75 2.75 0.10 10.60
K 9792.00 6528 3264 7344 0 244.8 26928 K 15504 7,344.00 816 1.5 244.8 23665.5 K 9,792.00 6,528.00 8,976.00 8,976.00 326.40 34,272.00
2008 08 F 19 137 2603 R 3.00 2.00 1.00 2.25 0 0.075 8.325 138 2622 R 4.75 2.25 0 0 0.075 7.075 137 2603 R 3.00 2.00 3.00 2.50 0.10 10.60
K 7809.00 5206 2603 5856.75 0 195.225 21474.75 K 12454.5 5,899.50 0 0 196.65 18354 K 7,809.00 5,206.00 7,809.00 6,507.50 260.30 27,331.50
2008 08 G 14 137 1918 R 3.00 2.25 1.00 2.25 0 0.075 8.575 136 1904 R 4.75 2.25 0.5 0 0.075 7.575 137 1918 R 3.00 2.00 3.00 2.50 0.10 10.60
K 5754.00 4315.5 1918 4315.5 0 143.85 16303 K 9044 4,284.00 952 0 142.8 14280 K 5,754.00 3,836.00 5,754.00 4,795.00 191.80 20,139.00
2008 08 H 24 139 3336 R 3.00 2.25 1.00 2.25 0 0.075 8.575 138 3312 R 4.75 2.25 0.5 0 0.075 7.575 139 3336 R 3.00 2.00 2.75 2.75 0.10 10.60
K 10008.00 7506 3336 7506 0 250.2 28356 K 15732 7,452.00 1656 0 248.4 24840 K 10,008.00 6,672.00 9,174.00 9,174.00 333.60 35,028.00
2008 08 I 12 139 1668 R 3.00 2.25 1.00 2.25 0.75 0.075 9.325 142 1704 R 4.75 2.25 0.25 0 0.075 7.325 139 1668 R 3.00 2.00 2.75 2.75 0.10 10.60
K 5004.00 3753 1668 3753 1251 125.1 15429 K 8094 3,834.00 426 0 127.8 12354 K 5,004.00 3,336.00 4,587.00 4,587.00 166.80 17,514.00
2008 08 J 10 139 1390 R 3.00 2.25 1.00 2.25 0.75 0.075 9.325 133 1330 R 4.75 2.25 0.25 0 0.075 7.325 139 1390 R 3.00 2.00 3.00 2.75 0.10 10.85
K 4170.00 3127.5 1390 3127.5 1042.5 104.25 12857.5 K 6317.5 2,992.50 332.5 0 99.75 9642.5 K 4,170.00 2,780.00 4,170.00 3,822.50 139.00 14,942.50
2008 08 K 17 139 2363 R 3.00 2.25 1.00 2.25 0.75 0.075 9.325 143 2431 R 4.75 2.25 0.25 0 0.075 7.325 139 2363 R 3.00 2.00 3.00 2.75 0.10 10.85
K 7089.00 5316.75 2363 5316.75 0 177.225 20085.5 K 11547.25 5,469.75 607.75 0 182.325 17624.8 K 7,089.00 4,726.00 7,089.00 6,498.25 236.30 25,402.25
2008 08 L 22 135 2970 R 3.00 1.25 1.00 2.25 0 0.075 7.58 135 2970 R 4.75 1.75 0.25 0 0.075 6.825 135 2970 R 3.00 2.00 3.00 2.75 0.10 10.85
K 8910.00 3,713 2,970 6,683 0 223 22,275 K 14107.5 5,197.50 742.5 0 222.75 20047.5 K 8,910.00 5,940.00 8,910.00 8,167.50 297.00 31,927.50
2008 08 M 27 135 3645 R 3.00 1.25 1.00 2.25 0 0.075 7.58 142 3834 R 4.75 1.75 0.25 0 0.075 6.825 142 3834 R 3.00 2.00 3.00 2.50 0.10 10.60
K 10935.00 4,556 3,645 8,201 0 273 27,338 K 18211.5 6,709.50 958.5 0 287.55 25879.5 K 11,502.00 7,668.00 11,502.00 9,585.00 383.40 40,257.00
2008 08 N 20 138 2760 R 3.00 2.25 1.00 2.25 0.75 0.075 9.325 138 2760 R 4.75 2.25 0.25 0 0.075 7.325 138 2760 R 3.00 2.00 2.75 2.50 0.10 10.35
K 8280.00 6210 2760 6210 2070 207 25530 K 13110 6,210.00 690 0 207 20010 K 8,280.00 5,520.00 7,590.00 6,900.00 276.00 28,290.00
2008 08 O 11 138 1518 R 3.00 2.25 1.00 2.25 0.75 0.075 9.325 139 1529 R 4.75 2.25 0.25 0 0.075 7.325 138 1518 R 3.00 2.00 2.75 2.50 0.10 10.35
K 4554.00 3415.5 1518 3415.5 1138.5 113.85 14041.5 K 7262.75 3,440.25 382.25 0 114.675 11085.3 K 4,554.00 3,036.00 4,174.50 3,795.00 151.80 15,559.50
246 1913 33601 K 100,803 66,339 33,601 76,784 5,502 2,520 1923 33809 K 160,593 71,852 12,703 2 2,536 1,920 33,790 K 101,370 67,580 97,873 89,764 3,379
2009 09 C 19 130 2470 R 2.75 2.00 1.00 2.00 1.50 0.075 9.325 130 2470 R 4.75 3.25 0.25 1.5 0.075 9.825 130 2470 R 3.00 2.00 2.75 2.75 0.10 10.60
K 6792.50 4940 2470 4940 3705 185.25 22847.5 K 11732.5 8,027.50 617.5 3705 185.25 24082.5 K 7,410.00 4,940.00 6,792.50 6,792.50 247.00 25,935.00
2009 09 D 29 140 4060 R 2.75 2.00 1.00 2.00 0 0.075 7.825 140 4060 R 4.75 2.75 0.25 0 0.075 7.825 140 4060 R 3.00 2.00 2.75 2.50 0.10 10.35
K 11165.00 8120 4060 8120.00 0 304.5 31465 K 19285 11,165.00 1015 0 304.5 31465 K 12,180.00 8,120.00 11,165.00 10,150.00 406.00 41,615.00
2009 09 E 13 134 1742 R 2.75 2.00 1.00 2.00 0 0.075 7.825 134 1742 R 4.75 2.75 0.25 0 0.075 7.825 133 1729 R 3.00 2.00 2.75 2.50 0.10 10.35
K 4790.50 3484 1742 3484.00 0 130.65 13500.5 K 8274.5 4,790.50 435.5 0 130.65 13500.5 K 5,187.00 3,458.00 4,754.75 4,322.50 172.90 17,722.25
2009 09 F 20 132 2640 R 2.75 2.25 1.00 2.25 1.50 0.075 9.825 132 2640 R 4.75 3.50 0.25 1.5 0.075 10.075 133 2660 R 3.00 2.00 2.75 2.50 0.10 10.35
K 7260.00 5940 2640 5940 3960 198 25740 K 12540 9,240.00 660 3960 198 26400 K 7,980.00 5,320.00 7,315.00 6,650.00 266.00 27,265.00
2009 09 G 25 136 3400 R 2.75 2.25 1.00 2.25 1.50 0.075 9.825 136 3400 R 4.75 3.50 0.25 1.5 0.075 10.075 136 3400 R 3.00 2.00 2.75 2.50 0.10 10.35
K 9350.00 7650 3400 7650 5100 255 33150 K 16150 11,900.00 850 5100 255 34000 K 10,200.00 6,800.00 9,350.00 8,500.00 340.00 34,850.00
2009 09 H 26 132 3432 R 2.75 2.25 1.00 2.00 0 0.075 8.075 132 3432 R 4.75 2.75 0 0 0.075 7.575 132 3432 R 3.00 2.00 2.75 2.75 0.10 10.60
K 9438.00 7722 3432 6864 0 257.4 27456 K 16302 9,438.00 0 0 257.4 25740 K 10,296.00 6,864.00 9,438.00 9,438.00 343.20 36,036.00
2009 09 I 22 135 2970 R 2.75 2.25 1.00 2.00 0 0.075 8.075 135 2970 R 4.75 2.75 0 0 0.075 7.575 135 2970 R 3.00 2.00 2.75 2.75 0.10 10.60
K 8167.50 6682.5 2970 5940 0 222.75 23760 K 14107.5 8,167.50 0 0 222.75 22275 K 8,910.00 5,940.00 8,167.50 8,167.50 297.00 31,185.00
2009 09 J 25 127 3175 R 2.75 2.00 1.00 2.25 0.75 0.075 8.825 127 3175 R 4.75 2.50 0.25 1.5 0.075 9.075 127 3175 R 3.00 2.00 3.00 2.50 0.10 10.60
K 8731.25 6350 3175 7143.75 2381.25 238.125 27781.25 K 15081.25 7,937.50 793.75 4762.5 238.125 28575 K 9,525.00 6,350.00 9,525.00 7,937.50 317.50 33,337.50
2009 09 K 25 131 3275 R 2.75 2.00 1.00 2.25 0.75 0.075 8.825 131 3275 R 4.75 2.50 0.25 1.5 0.075 9.075 131 3275 R 3.00 2.00 3.00 2.75 0.10 10.85
K 9006.25 6550 3275 7368.75 2456.25 245.625 28656.25 K 15556.25 8,187.50 818.75 4912.5 245.625 29475 K 9,825.00 6,550.00 9,825.00 9,006.25 327.50 35,206.25
2009 09 L 24 136 3264 R 2.75 2.25 1.00 2.00 0.75 0.075 8.825 136 3264 R 4.75 3.00 0 0 0.075 7.825 136 3264 R 3.00 2.00 3.00 2.50 0.10 10.60
K 8976.00 7344 3264 6528 2448 244.8 28560 K 15504 9,792.00 0 0 244.8 25296 K 9,792.00 6,528.00 9,792.00 8,160.00 326.40 34,272.00
2009 09 M 11 128 1408 R 2.75 2.00 1.00 2.00 0 0.075 7.83 128 1408 R 4.75 3.00 0.25 1.5 0.075 9.575 126 1386 R 3.00 2.00 3.00 2.75 0.10 10.85
K 3872.00 2,816 1,408 2,816 0 106 10,912 K 6688 4,224.00 352 2112 105.6 13376 K 4,158.00 2,772.00 4,158.00 3,811.50 138.60 14,899.50
2009 09 N 18 125 2250 R 2.75 2.00 1.00 2.00 0 0.075 7.83 125 2250 R 4.75 3.00 0.25 1.5 0.075 9.575 126 2268 R 3.00 2.00 3.00 2.75 0.10 10.85
K 6187.50 4,500 2,250 4,500 0 169 17,438 K 10687.5 6,750.00 562.5 3375 168.75 21375 K 6,804.00 4,536.00 6,804.00 6,237.00 226.80 24,381.00
2009 09 O 18 127 2286 R 2.75 2.25 1.00 2.25 0.75 0.075 9.075 127 2286 R 4.75 3.00 0 0 0.075 7.825 130 2340 R 3.00 2.00 3.00 2.50 0.10 10.60
K 6286.50 5143.5 2286 5143.5 1714.5 171.45 20574 K 10858.5 6,858.00 0 0 171.45 17716.5 K 7,020.00 4,680.00 7,020.00 5,850.00 234.00 24,570.00
2009 O9 P 25 130 3250 R 2.75 2.25 1.00 2.25 0.75 0.075 9.075 130 3250 R 4.75 3.00 0 0 0.075 7.825 130 3250 R 3.00 2.00 3.00 2.50 0.10 10.60
K 8937.50 7312.5 3250 7312.5 2437.5 243.75 29250 K 15437.5 9,750.00 0 0 243.75 25187.5 K 9,750.00 6,500.00 9,750.00 8,125.00 325.00 34,125.00
2009 09 Q 22 133 2926 R 2.75 2.25 1.00 2.00 0.75 0.075 8.83 133 2926 R 4.75 2.75 0 0 0.075 7.575 130 2860 R 3.00 2.00 3.00 2.50 0.10 10.60
K 8046.50 6583.5 2926 5852 2194.5 219.45 25821.95 K 13898.5 8,046.50 0 0 219.45 22164.5 K 8,580.00 5,720.00 8,580.00 7,150.00 286.00 30,316.00
2009 09 R 27 133 3591 R 2.75 2.25 1.00 2.00 0.75 0.075 8.83 133 3591 R 4.75 2.75 0 0 0.075 7.575 133 3591 R 3.00 2.00 3.00 2.50 0.10 10.60
K 9875.25 8079.75 3591 7182 2693.25 269.325 31690.58 K 17057.25 9,875.25 0 0 269.325 27201.8 K 10,773.00 7,182.00 10,773.00 8,977.50 359.10 38,064.60
349 2109 46139 K 126,882 99,218 46,139 96,785 29,090 3,460 2109 46139 K 219,160 134,149 6,105 27,927 3,460 2,108 46,130 K 138,390 92,260 133,210 119,275 4,613
455456.50 331,176.75 159,510.00 347201.5 69198 11963.25 412,078.50 37625 55869 11994.45 479,610.00 319,740.00 462,252.75 418,157.75 15,987.00
Blok
Tabel Realisasi Pemupukan Kelapa Sawit di Afdeling II Kebun Sei Kopas PT.Perkebunan Nusantara IV ( Kg/ha )2013 2014 2015
TOTAL TOTAL TOTAL
Jumlah
Jumlah
37
Lampiran 3.
Tabel Kebutuhan Pupuk(Kg)
Tahun Jumlah Luas 2013 2014 2015
Tanam Blok Areal (ha)
2008 14 246 483,612 422,243 597,105
Rata-rata/ha 1,185 1,716 2,427
rata-rata/phn/thn 9 13 19
2009 16 349 401,574 217,766 264,177
rata-rata/ha 1,151 624 757
rata-rata/phn/thn 9 5 6
Lampiran 4.
Tabel kebutuhan Biaya Tenaga Kerja
Tahun Luas Uraian 2013 2014 2015
Tanam (ha)
2008 246
Jenis Pupuk 6 5 5
Frekuensi/thn 18 10 10
Areal di pupuk 4428 2460 2460
Norma 0,5HK/ha 0,5 HK/thn 0,5HK/ha
kebutuhan/HK 2214 1230 1230
Tarif/HK 114,452 114,452 120,629
Biaya 253,396,728 140,775,960 148,373,670
Biaya/ha 1,030,068 572,260 603,145
2009 349
Jenis Pupuk 6 5 5
Frekuensi/thn 18 10 10
Areal di pupuk 6282 3490 3490
Norma 0,5HK/ha 0,5 HK/thn 0,5HK/ha
kebutuhan/HK 3141 1745 1745
Tarif/HK 114,452 114,452 120,629
Biaya 359,493,732 199,718,740 210,497,605
Biaya/ha 1,030,068 572,260 603,145
595 Total 612,890,460 340,494,700 358,871,275
Biaya Per Ha 1,030,068 572,260 603,145