laporan pengenalan batuan
DESCRIPTION
merupakan laporan acara 8 praktikum minerlaogi dan kristalografi berupa praktikum pengenalan batuan.TRANSCRIPT
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN KRISTALOGRAFI
Hari/tgl : Minggu, 3 Mei 2015 Nama : Ahmad Maulana Mutas
Acara : Pengenalan Batuan NIM : D6114014
No. Urut : 05
No.Peraga : 68
Warna
Segar : Hitam
Lapuk : Cokelat
Kehitaman
Tekstur
Kristalinitas : Holokristalin
Granularitas : Faneritik
Fabrik
Bentuk : Euhedral - Subhedral
Relasi : Equigranular
Struktur : Massive
Komposisi Mineral :
Nama Mineral Warna Bentuk Persentase
Kuarsa
Olivin
Piroksin
Plagioklas
Ortoklas
Putih Transparan
Hijau
Hitam
Putih Tulang
Putih Susu
Prismatik
Globular
Prismatik Pendek
Prismatik
Prismatik
5%
3%
80%
7%
5%
Nama Batuan : Gabro
Keterangan :
Batuan dengan nomor urut 05 dan nomor peraga 68 memiliki warna segar
hitam dan warna lapuk cokelat kehitaman. Warna segar adalah warna asli dari batuan
tersebut, sedangkan warna lapuk sendiri merupakan warna dari batuan yang telah
mengalami pelapukan. Batuan ini memiliki tekstur kristalinitas holokristalin,
granularitas faneritik, bentuk euhedral sampai subhedral, dan relasi equigranular.
Holokristalin artinya apabila seluruh massa batuan tersusun oleh kristal-kristal atau
mineral yang kenampakannya jelas. Faneritik artinya batuan tersusun atas mineral-
mineral yang berukuran besar dan dapat dibedakan antara mineral satu dengan
lainnya. Euhedral artinya bidang batas antara mineral jelas dan teratur, sedangkan
subhedral artinya bidang batas antara mineral sebagian jelas dan teratur, namun
sebagiannya lagi tidak teratur. Equigranular artinya tekstur batuan yang
memperlihatkan ukuran butir yang hampir seragam. Batuan ini juga memiliki
struktur massive atau kompak, artinya susunan mineral pada batuan ini rapat dan
padat, serta tidak menunjukkan adanya pori. Batuan ini memiliki komposisi mineral
antara lain kuarsa, olivin, piroksin, plagioklas dan ortoklas. Mineral kuarsa dicirikan
dengan warnanya yang putih dan bentuknnya prismatik, serta hanya menysusn
batuan sekitar 5%. Mineral olivin dicirikan dengan warna hijau dengan bentuk
globular dan menysusun batuan ini sekitar 3%. Mineral piroksin merupakan mineral
terbanyak yang menyusun batuan ini, yaitu sekitar 80%, dimana mineral ini dicirikan
dengan warna hitam dan bentuk prismatik pendek. Plagioklas berwarna putih tulang,
berbentuk prismatik dan menyusun sekitar 7% dari batuan ini. Ortoklas dicirikan
dengan warna putih susu, berbentuk prismatik, serta menysusun sekitar 5% dari
batuan ini . Berdasarkan cirri-ciri di atas, maka dapat diketahui bahwa batuan ini
adalah Gabro.
Gabro adalah bauan beku intrusi yang terbentuk langsung dari pembekuan
magma. Warnanya yang gelap mengindikasikan bahwa batuan ini terbentuk dari
magma yang bersifat basa. Batuan ini merupakan intrusi dangkal, sehingga termasuk
pada batuan beku hypabisal (batuan beku korok).
Batuan ini jarang digunakan sebagai batu bangunan, kecuali pada beberapa
jenis dari Swedia yang kaya akan ilmenit, mengandung amfibol, dan hampir
berwarna hitam seutuhnya. Gabro olivin yang terakumulasi membentuk batuan induk
bagi beberapa endapan bijih yang penting, seperti kromium, nikel, kobal, besi dan
platinum, serta merupakan sumber yang penting dari mineral olivine.
Referensi :
Anonim. 2013. Genesa Gabro. http://infoserbaguna.blogspot.com/2013/01/
genesagabro-dan-deskripsinya-pengenalan.html. Diakses pada hari Jum’at tangal
08 Mei 2015 pukul 19.26
Mottana, Annibale dkk. 1988. Rocks & Minerals. New York: Simon and
Schuster’s
Ria, Ulva Irfan. 2015. PENUNTUN PRAKTIKUM MINERALOGI DAN
KRISTALOGRAFI. Makassar : Universitas Hasanuddin
ASISTEN PRAKTIKAN
(SURYADI) (AHMAD MAULANA MUTAS)
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN KRISTALOGRAFI
Hari/tgl : Minggu, 3 Mei 2015 Nama : Ahmad Maulana Mutas
Acara : Pengenalan Batuan NIM : D6114014
No. Urut : 03
No.Peraga : 8
Warna
Segar : Merah
Lapuk : Cokelat
Tekstur
Kristalinitas : Holokristalin
Granularitas : Faneroporfiritk
Fabrik
Bentuk : Subhedral – Anhedral
Relasi : Equigranular
Struktur : Massive
Komposisi Mineral :
Nama Mineral Warna Bentuk Persentase
Kuarsa
Piroksin
Massa Dasar Gelas
Ortoklas
Transparan
Hitam
Merah
Merah Muda
Prismatik
Prismatik Pendek
Amorf
Prismatik
2%
5%
43%
50%
Nama Batuan : Rhyolite
Keterangan :
Batuan dengan nomor urut 03 dan nomor peraga 8 memiliki warna segar
merah dan warna lapuk cokelat. Warna segar adalah warna asli dari batuan tersebut,
sedangkan warna lapuk sendiri merupakan warna dari batuan yang telah mengalami
pelapukan. Batuan ini memiliki tekstur holokristalin, faneroporfiritk, bentuk
subhedral sampai anhedral dan relasi equigranular. Holokristalin artinya apabila
seluruh massa batuan tersusun oleh kristal-kristal atau mineral yang kenampakannya
jelas. Faneroporfiritik artinya adanya mineral yang berukuran besar (fenokris) yang
terdapat pada massa dasar kristal yang tersusun atas mineral-mineral yang berukuran
besar (faneritik). Subhedral artinya bidang batas antara mineral yang satu dengan
yang lain tidak terlalu jelas, sedangkan anhedral artinya bidang batas antara mineral
sulit dibedakan atau tidak jelas. Equigranular artinya tekstur batuan yang
memperlihatkan ukuran butir yang hampir seragam. Batuan ini juga memiliki
struktur massive, artinya susunan mineral pada batuan ini rapat dan padat serta tidak
menunjukkan adanya pori. Batuan ini memiliki komposisi mineral antara lain kuarsa,
piroksin, orrtoklas dan massa dasar gelas. Mineral kuarsa dicirikan dengan warnanya
yang putih dan bentuknnya prismatik, dimana mineral ini hanya menyusun sekitar
2% dari batuan. Mineral piroksin dicirikan dengan warna hitam dan bentuk prismatik
pendek, serta menysun batuan ini sekitar 5%. Ortoklas merupakan mineral terbanyak
yang menyusun batuan ini, yaitu sekitar 50%, dicirikan dengan warna merah muda
dan bentuk prismatik. Batuan ini juga terdiri atas massa dasar gelas berwarna merah,
berbentuk amorf, serta menyusun sekitar 43% dari batuan. Berdasarkan ciri-ciri di
atas, maka dapat diketahui bahwa batuan ini adalah Rhyolite.
Rhyolite merupakan batuan beku ekstrusif yang terbentuk dari hasil
pendinginan magma yang cepat. Magma yang membentuk batuan ini bersifat asam,
sangat kental dan memiliki komposisi granitik. Karena terbentuk dari magma yang
kental, biasanya batuan ini ditemukan dalam bentuk dome, chimney, maupan dike.
Ketika aliran magmanya bersentuahan dengan air, magma cenderung akan memisah
dan membentuk pecahan spherical, badan berbentuk mutiara (perlite).
Ketika dipanaskan, perlite akan menjadi material yang sangat baik untuk
material industri pada isolasi termal dan akustik dalam bangunan. Pumice digunakan
dalam proses pencucian kimiawi, filtrasi dengan absorbsi yang selektif, dan sebagai
abrasif yang lembut. Obsidian terkadang digunakan pada produksi “rock wool”.
Referensi :
Mottana, Annibale dkk. 1988. Rocks & Minerals. New York: Simon and
Schuster’s
Ria, Ulva Irfan. 2015. PENUNTUN PRAKTIKUM MINERALOGI DAN
KRISTALOGRAFI. Makassar : Universitas Hasanuddin
ASISTEN PRAKTIKAN
(SURYADI) (AHMAD MAULANA MUTAS)
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN KRISTALOGRAFI
Hari/tgl : Minggu, 3 Mei 2015 Nama : Ahmad Maulana Mutas
Acara : Pengenalan Batuan NIM : D6114014
No. Urut : 04
No.Peraga : 12
Warna
Segar : Abu-Abu
Lapuk : Cokelat
Tekstur
Kristalinitas : Holokristalin
Granularitas : Faneroporfiritk
Fabrik
Bentuk : Subhedral - Anhedral
Relasi : Inequigranular
Struktur : Massive
Komposisi Mineral :
Nama Mineral Warna Bentuk Persentase
Kuarsa
Biotit
Piroksin
Plagioklas
Ortoklas
Putih Transparan
Hitam
Hitam
Putih Tulang
Putih Kecokelatan
Prismatik
Melembar
Prismatik Pendek
Prismatik
Prismatik
15%
15%
5%
30%
35%
Nama Batuan : Trakit Kuarsa
Keterangan :
Batuan dengan nomor urut 04 dan nomor peraga 12 memiliki warna segar
abu-abu dan warna lapuk cokelat. Warna segar adalah warna asli dari batuan
tersebut, sedangkan warna lapuk sendiri merupakan warna dari batuan yang telah
mengalami pelapukan. Batuan ini memiliki kristalinitas holokristalin, granularitas
faneroporfiritk, bentuk subhedral sampai anhedral dan relasi inequigranular.
Holokristalin artinya apabila seluruh massa batuan tersusun oleh kristal-kristal atau
mineral yang kenampakannya jelas. Faneroporfiritik artinya adanya mineral yang
berukuran besar (fenokris) yang terdapat pada massa dasar kristal yang tersusun atas
mineral-mineral yang berukuran besar (faneritik). Subhedral artinya bidang batas
antara sebagian mineral jelas dan teratur, namun sebagiannya lagi tidak teratur.
Sedangkan anhedral artinya bidang batas antara mineral tidak jelas dan tidak teratur.
Inequigranular artinya tekstur batuan yang memperlihatkan perbedaan ukuran butir
yang tegas antara mineral satu dengan mineral lainnya. Batuan ini juga memiliki
struktur massive atau kompak, artinya susunan mineral pada batuan ini padat dan
tidak menunjukkan adanya pori. Batuan ini memiliki komposisi mineral antara lain
kuarsa, biotit, piroksin, plagioklas dan ortoklas. Mineral kuarsa dicirikan dengan
warnanya yang putih dan bentuknnya prismatic, dimana mineral kuarsa menysusn
batuan ini sekitar 15%. Mineral biotit, dicirikan dengan warna hitam dan bentuk
melembar, serta menysun sekitar 20% dari batuan ini. Piroksin berwarna hitam,
berbentuk prismatik pendek, serta menyusun sekitar 5% dari batuan ini. Plagioklas
dicirikan dengan warna putih tulang, berbentuk prismatik dan menysusn batuan ini
sekitar 30%. Ortoklas berwarna putih kecokelatan dengan bentuk prismatik, dan
menyusun sekitar 35% dari batuan ini. Berdasarkan ciri-ciri di atas, maka diketahui
batuan ini adalah Trakit Kuarsa.
Trakit terbentuk pada daerah vulkanik dengan proses pembekuan magma
yang cenderung cepat, sehingga mineral penyusunnya terlihat relatif kecil. Batuan ini
merupakan batuan beku ekstrusif dan tersusun oleh magma yang bersifat intermediet
hingga asam. Dilihat dari warnanya yang cenderung cerah, trakit ini terbentuk dari
magma yang bersifat asam. Batuan ini biasa dijumpai pada pulau vulkanik di tengah
laut.
Trakit sangat baik digunakan sebagai material untuk mengaspal atau
pembuatan ubin pada lantai, karena tahan terhadapa gesekan dan goresan. Trakit juga
digunakan sebagai lapisan luar pada bangunan, misalnya trakit merah muda, trakit
klasik, dan lain-lain.
Referensi :
Mottana, Annibale dkk. 1988. Rocks & Minerals. New York: Simon and
Schuster’s
Ria, Ulva Irfan. 2015. PENUNTUN PRAKTIKUM MINERALOGI DAN
KRISTALOGRAFI. Makassar : Universitas Hasanuddin
ASISTEN PRAKTIKAN
(SURYADI) (AHMAD MAULANA MUTAS)
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN KRISTALOGRAFI
Hari/tgl : Minggu, 3 Mei 2015 Nama : Ahmad Maulana Mutas
Acara : Pengenalan Batuan NIM : D6114014
No. Urut : 07
No.Peraga : 65
Warna
Segar : Putih
Lapuk : Cokelat Kehitaman
Tekstur : Klastik
Struktur : Tidak Berlapis
Komposisi Material :
Komposisi Material Material Ukuran Persentase
Fragmen
Matriks
Semen
-
-
Material Vulkanik
-
-
Lanau
-
-
100%
Nama Batuan : Tufa
Keterangan :
Batuan dengan nomor urut 07 dan nomor peraga 65 memiliki warna segar putih
dan warna lapuk cokelat kehitaman. Warna segar adalah warna asli dari batuan
tersebut, sedangkan warna lapuk sendiri merupakan warna dari batuan yang telah
mengalami pelapukan. Batuan ini memiliki tekstur klastik dan struktur tidak berlapis.
Klastik artinya tekstur batuan yang terbentuk manampakkan adanya kesan ukuran
butir. Batuan ini memiliki komposisi material semen berupa material vulkanik
dengan ukuran lanau atau sekitar 1/256 - 1/16 mm dan menysun 100% batuan ini.
Berdasarkan ciri-ciri di atas dan material yang terdapat pada batuan, maka dapat
diketahui bahwa batuan ini adalah Tufa.
Tufa merupakan jenis dari batuan piroklastik yang terbentuk dari hasil ledakan
gunung api akibat adanya energi endogen dari dalam bumi. Batuan piroklastik ini
belum mengalami proses pengangkutan oleh medium apapun. Material vulkanik ini
terlontar di udara saat terjadinya letusan pada gunung api, lalu terendapkan pada
daratan yang kering dan membentuk tufa.
Batuan ini digunakan sebagai batu kontruksi dalam pembanguan dan sebagai
bahan material untuk pembuatan semen.
Referensi :
Mottana, Annibale dkk. 1988. Rocks & Minerals. New York: Simon and
Schuster’s
Ria, Ulva Irfan. 2015. PENUNTUN PRAKTIKUM MINERALOGI DAN
KRISTALOGRAFI. Makassar : Universitas Hasanuddin
ASISTEN PRAKTIKAN
(SURYADI) (AHMAD MAULANA MUTAS)
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN KRISTALOGRAFI
Hari/tgl : Minggu, 3 Mei 2015 Nama : Ahmad Maulana Mutas
Acara : Pengenalan Batuan NIM : D6114014
No. Urut : 06
No.Peraga : 45
Warna
Segar : Hitam
Lapuk : Cokelat Kehitaman
Tekstur : Non Klastik
Struktur : Tidak Berlapis
Komposisi Material : Koral dan Kalsit
Nama Batuan : Batugamping Koral
Keterangan :
Batuan dengan nomor urut 06 dan nomor peraga 45 memiliki warna segar
hitam dan warna lapuk cokelat kehitaman. Warna segar adalah warna asli dari batuan
tersebut, sedangkan warna lapuk sendiri merupakan warna dari batuan yang telah
mengalami pelapukan. Batuan ini memiliki tekstur non klastik, yaitu tekstur yang
tidak menampakkan adanya kesan ukuran butir. Mineral ini memiliki struktur tidak
berlapis. Komposisi material batuan ini terdiri atas kalsit (CaCO3) dan koral.
Berdasarkan ciri-ciri di atas dan material yang terdapat pada batuan, maka diketahui
batuan ini adalah Batugamping Koral.
Batugamping Koral merupakan salah satu contoh batuan sedimen
organogenetik. Batuan ini terbentuk dari akumulasi koral dan kalsit pada laut
dangkal, sehingga bersifat karbonatan. Batugamping ini bertekstur non klastik karena
tidak menampakkan adanya kesan butir.
Batugamping koral dapat digunakan untuk pekerjaan konstruksi, sebagai batu
kerikil pada jalanan dan pada tolak bara di jalan kereta api. Batuan ini juga dapat
digunakan sebagai dekorasi pada lemping yang telah dipoles mengkilap.
Referensi :
Mottana, Annibale dkk. 1988. Rocks & Minerals. New York: Simon and
Schuster’s
Ria, Ulva Irfan. 2015. PENUNTUN PRAKTIKUM MINERALOGI DAN
KRISTALOGRAFI. Makassar : Universitas Hasanuddin
ASISTEN PRAKTIKAN
(SURYADI) (AHMAD MAULANA MUTAS)
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN KRISTALOGRAFI
Hari/tgl : Minggu, 3 Mei 2015 Nama : Ahmad Maulana Mutas
Acara : Pengenalan Batuan NIM : D6114014
No. Urut : 02
No.Peraga : 18
Warna
Segar : Abu-Abu Kehitaman
Lapuk : Cokelat
Tekstur : Nematoblastik
Struktur : Foliasi (Gneissic)
Komposisi Material :
Komposisi Mineral Warna Bentuk Persentase
Ortoklas
Kuarsa
Piroksin
Merah Muda
Putih Transparan
Hitam
Prismatik
Prismatik
Prismatik Pendek
35%
5%
65%
Nama Batuan : Orthogneiss
Keterangan :
Batuan dengan nomor urut 02 dan nomor peraga 18 memiliki warna segar abu-
abu kehitaman dan warna lapuk cokelat. Warna segar adalah warna asli dari batuan
tersebut, sedangkan warna lapuk sendiri merupakan warna dari batuan yang telah
mengalami pelapukan. Batuan ini memiliki tekstur nematoblastik, yaitu tekstur dari
batuan yang terdiri atas mineral-mineral prismatik. Batuan ini juga memiliki struktur
gneissic, yaitu struktur foliasi atau penjajaran pada mineral butiran prismatik dan
tabular dimana mineral pipih dalam jumlah yang lebih kecil. Batuan ini memiliki
komposisi mineral antara lain ortoklas, kuarsa dan piroksin. Mineral ortoklas
dicirikan dengan warna merah muda dan bentuk prismatik, serta menyusun sekitar 35
% batuan ini. Mineral kuarsa dicirikan dengan warna putih transapran dengan bentuk
prsimatik, serta menyusun sekitar 5% dari batuan ini. Mineral piroksin merupakan
mineral terbanyak yang menyusun batuan ini, yaitu sekitar 65%, dimana mineral ini
dicirkan dengan warna hitam dan bentuk prismatik pendek. Berdasarkan ciri-ciri dan
komposisi kimia penysunnya, maka diketahui batuan ini adalah Orthogneiss.
Orthogneiss terbentuk sebagai hasil metamorfisme dari granit. Tingkat
metamorfisme dari batuan ini berada pada tingkat menengah hingga tinggi (fasies
amfibol). Batuan ini terbentuk dari metamorfisme regional dengan temperatur hampir
700oC dan pada tekanan sekitar 5,5 Kb.
Batuan ini digunakan sebagai material bahan bangunan dan diguakan juga
sebagai bahan pembuatan trotoar jalan.
Referensi :
Mottana, Annibale dkk. 1988. Rocks & Minerals. New York: Simon and
Schuster’s
Ria, Ulva Irfan. 2015. PENUNTUN PRAKTIKUM MINERALOGI DAN
KRISTALOGRAFI. Makassar : Universitas Hasanuddin.
ASISTEN PRAKTIKAN
(SURYADI) (AHMAD MAULANA MUTAS)
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN KRISTALOGRAFI
Hari/tgl : Minggu, 3 Mei 2015 Nama : Ahmad Maulana Mutas
Acara : Pengenalan Batuan NIM : D6114014
No. Urut : 01
No.Peraga : 22
Warna
Segar : Hitam
Lapuk : Cokelat
Tekstur : Blastopelitik
Struktur : Foliasi (Slaty Cleavage)
Komposisi Material :
Komposisi Mineral Warna Bentuk Persentase
Mineral Lempung Hitam Foliated 100%
Nama Batuan : Clay Slate
Keterangan :
Batuan dengan nomor urut 01 dan nomor peraga 22 memiliki warna segar
hitam dan warna lapuk cokelat. Warna segar adalah warna asli dari suatu batuan,
sedangkan warna lapuk sendiri merupakan warna dari batuan yang telah mengalami
pelapukan. Batuan ini memiliki tekstur blastopelitik, yaitu tekstur sisa dari batuan
asal yang bersifat lempung. Batuan ini juga memiliki struktur slaty cleavage, yaitu
struktur foliasi dari penjajaran dari suatu bidang tertentu dan rekristalisasinya kecil.
Batuan ini tersusun atas mineral lempung, dicirkan dengan warna hitam dan bentuk
foliated, serta menjadi penysuun utama dari batuan ini. Berdasarkan ciri-ciri di atas,
maka dapat diketahui bahwa batuan ini adalah Clay Slate.
Clay slate terbentuk melalui proses metaomrfisme dengan tingkat rendah atau
menegah. Batuan ini terbentuk sebagai akibat metamorfisme kontak pada mudstone
dengan suhu sekitar 500oC atau lebih rendah lagi dan pada tekanan 1 hingga 1,5 Kb.
Batuan ini biasanya digunakan sebagai sirap untuk pengatapan, untuk bahan
pembuatan ubin, atau untuk papan tulis.
Referensi :
Mottana, Annibale dkk. 1988. Rocks & Minerals. New York: Simon and
Schuster’s
Ria, Ulva Irfan. 2015. PENUNTUN PRAKTIKUM MINERALOGI DAN
KRISTALOGRAFI. Makassar : Universitas Hasanuddin
ASISTEN PRAKTIKAN
(SURYADI) (AHMAD MAULANA MUTAS)
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN KRISTALOGRAFI
Hari/tgl : Minggu, 3 Mei 2015 Nama : Ahmad Maulana Mutas
Acara : Pengenalan Batuan NIM : D6114014
No. Urut : 09
No.Peraga : 56
Warna
Segar : Merah Kecokelatan
Lapuk : Cokelat Kehitaman
Tekstur
Kristalinitas : Holohyalin
Granularitas : Afanitik
Fabrik
Bentuk : Anhedral
Relasi : Inequigranular
Struktur : Scoria
Komposisi Mineral :
Nama Mineral Warna Bentuk Persentase
Biotit
Massa Dasar Gelas
Hitam
Merah
Melembar
Amorf
2%
98%
Nama Batuan : Lava Bomb
Keterangan :
Batuan dengan nomor urut 09 dan nomor peraga 56 memiliki warna segar
merah kecokelatan dan warna lapuk cokelat kehitaman. Warna segar adalah warna
asli dari suatu batuan, sedangkan warna lapuk sendiri merupakan warna dari batuan
yang telah mengalami pelapukan. Batuan ini memiliki tekstur kristalinitas
holohyalin, granularitas afanitik, bentuk anhedral, dan relasi inequigranular.
Holohyalin ialah apabila seluruh massa batuan tersusun oleh mineral amorf/gelas.
Afanitik ialah granularitas pada batuan yang mineral penyusunnya sangat kecil,
anhedral adalah kenampakan pada batuan dimana bidang batas mineral tidak jelas
dan tidak teratur, sedangkan inequigranular ialah apabila mineral-mineral penyusun
batuan menampakkan ukuran butir yang tidak seragam secara tegas. Batuan ini juga
memiliki struktur scoria, yaitu struktur yang sangat berpori dan tidak teratur dalam
massa dasar gelas. Batuan ini memiliki komposisi mineral biotit dengan warna hitam,
bentuk melembar, dan persentase sekitar 2%, serta tersusun atas 98% massa dasar
gelas berwarna merah. Berdasarkan ciri-ciri di atas maka diketahui batuan ini adalah
Lava Bomb.
Lava bomb terbentuk ketika gunung api memuntahkan fragmen lava kental
selama proses erupsi. Lava tersebut mengalami pendinginan dan membentuk
fragmen yang padat sebelum berhasil mencapai tanah. Karena membeku setelah
meninggalkan gunung api, batuan ini tidak memiliki kesan butir mineral untuk dapat
disebut sebagai batuan beku ekstrusif.
Batuan ini dapat digunakan sebagai material bahan bangunan, misalnya
sebagai campuran semen untuk mencor. Batuan ini dapat juga digunakan sebagai
batuan untuk dekorasi di jalan-jalan taman, atau penggunaan lainnya.
Referensi :
Mottana, Annibale dkk. 1988. Rocks & Minerals. New York: Simon and
Schuster’s
Ria, Ulva Irfan. 2015. PENUNTUN PRAKTIKUM MINERALOGI DAN
KRISTALOGRAFI. Makassar : Universitas Hasanuddin
Volcanic ash. http://www.en.wikipedia.org/wiki/Volcanic_bomb. Diakses pada
Senin, 11 Mei 2015 pukul 10.47 WITA
ASISTEN PRAKTIKAN
(SURYADI) (AHMAD MAULANA MUTAS)
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN KRISTALOGRAFI
Hari/tgl : Minggu, 3 Mei 2015 Nama : Ahmad Maulana Mutas
Acara : Pengenalan Batuan NIM : D6114014
No. Urut : 08
No.Peraga : 4
Warna
Segar : Putih Keabu-Abuan
Lapuk : Cokelat Kehitaman
Tekstur : Klastik
Struktur : Tidak Berlapis
Komposisi Material :
Komposisi Material Bentuk Ukuran Persentase
Fragmen
Matriks
Semen
-
-
Bulat
-
-
Pasir Sangat Halus
-
-
100%
Nama Batuan : Volcanic Ash
Keterangan :
Batuan dengan nomor urut 08 dan nomor peraga 4 memiliki warna segar putih
keabu-abuan dan warna lapuk cokelat kehitaman. Warna segar adalah warna asli dari
suatu batuan, sedangkan warna lapuk sendiri merupakan warna dari batuan yang
telah mengalami pelapukan. Batuan ini memiliki tekstur klastik dan struktur tidak
berlapis. Klastik artinya tekstur batuan yang memberikan kesan ukuran butir pada
batuan. Batuan ini tersusun oleh material berupa ash atau debu vulkanik yang
berbentuk bulat dan berukuran pasir sangat halus. Berdasarkan ciri-ciri di atas, dapat
diketahui bahwa batuan ini adalah Volcanic Ash.
Volcanic ash terbentuk selama proses erupsi vulkanik yang meletus ketika gas
yang terlarut dalam magma memuai dan keluar dengan keras ke atmosfer. Gaya dari
gas yang keluar memecah magma dan mendorongnya ke atmosfer dimana magma
akan memadat menjadi fragmen batuan vulkanik dan gelas. Ash juga dihasilkan
ketika magma bertemu dengan air selama erupsi “phreatomagmatic”, menyebabkan
air meledak membentuk uap dan debu-debu vulkanik. Ketika di udara, ash atau debu
vulkanik ini akan tertransportasi oleh angin hingga sejauh ribuan kilometer.
Batuan ini digunakan sebagai batu kontruksi dalam pembanguan dan sebagai
bahan material untuk pembuatan semen.
Referensi :
Mottana, Annibale dkk. 1988. Rocks & Minerals. New York: Simon and
Schuster’s
Ria, Ulva Irfan. 2015. PENUNTUN PRAKTIKUM MINERALOGI DAN
KRISTALOGRAFI. Makassar : Universitas Hasanuddin
Volcanic ash. http://www.en.wikipedia.org/wiki/Volcanic_ash. Diakses pada
Senin, 11 Mei 2015 pukul 11.32 WITA
ASISTEN PRAKTIKAN
(SURYADI) (AHMAD MAULANA MUTAS)