laporan penelitianrepository.uinjambi.ac.id/50/1/hubungan peran... · 2019. 4. 1. · laporan...

55
LAPORAN PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA PERAN KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA AKADEMIK MAHASISWA PERGURUAN TINGGI KOTA JAMBI Oleh: Samsu, S.Ag., M.Pd.I., Ph.D. (Dosen FITK IAIN STS Jambi) Bantuan Dana DIPA IAIN STS Jambi Tahun Anggaran 2015 PUSAT PENELITIAN DAN PENERBITAN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT IAIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI TAHUN 2015

Upload: others

Post on 09-Mar-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PENELITIANrepository.uinjambi.ac.id/50/1/Hubungan Peran... · 2019. 4. 1. · laporan penelitian hubungan antara peran kepemimpinan dan budaya akademik mahasiswa perguruan

LAPORAN PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARAPERAN KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA AKADEMIK

MAHASISWA PERGURUAN TINGGIKOTA JAMBI

Oleh:Samsu, S.Ag., M.Pd.I., Ph.D.

(Dosen FITK IAIN STS Jambi)

Bantuan Dana DIPA IAIN STS JambiTahun Anggaran 2015

PUSAT PENELITIAN DAN PENERBITANLEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

IAIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBITAHUN 2015

Page 2: LAPORAN PENELITIANrepository.uinjambi.ac.id/50/1/Hubungan Peran... · 2019. 4. 1. · laporan penelitian hubungan antara peran kepemimpinan dan budaya akademik mahasiswa perguruan

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan panjatkan ke hadirat Allah swt yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya, sehingga kami dapat

menyelesaikan penelitian dengan judul ”Hubungan Antara Peran Pimpinan dan

Budaya Akademik Mahasiswa Perguruan Tinggi Kota Jambi”. Shalawat beserta

salam semoga senantiasa dicurahkan kepada Nabi Muhammad saw, yang telah

mencerahkan kehidupan manusia dengan iman, islam dan ihsan.

Kami menyatakan penghargaan yang setinggi-tingginya dan menyampaikan

ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada semua pihak, baik yang secara

langsung maupun tidak langsung telah memberikan kontribusi dalam penyelesaian

penelitian ini, terutama kepada:

1. Kementerian Agama RI Pusat yang telah mengalokasikan sebagian

anggarannya untuk melaksanakan tugas penelitian melalui DIPA IAIN

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Tahun 2015.

2. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor IAIN Sulthan Thaha Saifuddin

Jambi.

3. Bapak Prof. Dr. Ahmad Syukri, SS, M.Ag selaku Ketua Lembaga Penelitian

dan Pengabdian pada Masyarakat dan Bapak H. Hermanto, Lc, M.HI, Ph.D

selaku Kepala Pusat Penelitian IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

4. Dekan FKIP Universitas Jambi, dekan FITK IAIN Sulthan Thaha Saifuddin

Jambi, dan dekan FKIP Universitas Batanghari di Kota Jambi.

Kepada Allah swt, kami memohon semoga mereka diberikan pahala yang

berlipat ganda dan segala bantuan, baik moral maupun material yang telah

diberikan dicatat sebagai amal ibadah di sisi-Nya, aamin yaa rabbal ’alamiin.

Kami juga menyadari bahwa dalam penulisan laporan penelitian ini masih

jauh dari harapan karena kekhilafan dan kekurangan. Karena itu, kami

mengharapkan kritik dan saran dari para peneliti dan pembaca yang sifatnya

konstruktif demi perbaikan kualitas penelitian di masa-masa yang akan datang.

Jambi, 29 Desember 2015

Peneliti,

Page 3: LAPORAN PENELITIANrepository.uinjambi.ac.id/50/1/Hubungan Peran... · 2019. 4. 1. · laporan penelitian hubungan antara peran kepemimpinan dan budaya akademik mahasiswa perguruan

v

ABSTRAK

Budaya akademik terbentuk melalui nilai, norma, moral, sikap, dan perilakuyang tumbuh dan berkembang di perguruan tinggi. Seorang pimpinan jugamemainkan peranan penting dalam mewujudkan budaya akademik terutama dikalangan mahasiswa di perguruan tinggi.

Kerangka konseptual penelitian dikembangkan berdasarkan peran pimpinan danbudaya akademik mahasiswa yang meliputi: 1) budaya belajar, 2) budaya membaca, 3)budaya diskusi. Terdapat 232 orang dijadikan sampel dalam penelitian ini dengan rincian3 orang dekan dan 229 orang mahasiswa. Penelitian ini menggunakan mixed methodsresearch. Data dianalisis menggunakan mean, standar deviasi, dan korelasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan respon pimpinanterhadap pelaksanaan budaya akademik di perguruan tinggi Kota Jambi tersebutberada pada tahap sederhana (skor min 2.67). Selain itu, sejumlah faktorpendukung pelaksanaan budaya akademik tidak memanfaatkannya dengan baik,bahkan disetujui berada pada tahap tinggi (skor min 3.45). Penelitian jugamenunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor penghambat pelaksanaan budayaakademik mahasiswa di perguruan tinggi Kota Jambi tersebut yang secarakeseluruhannya menunjukkan berada pada tahap rendah. Selain itu, peranpimpinan dalam hubungannya terhadap pelaksanaan budaya akademik mahasiswadi perguruan tinggi Kota Jambi dalam bentuk; 1) katalisator (menumbuhkankesadaran), 2) fasilitator, 3) pemecahan masalah, 4) penghubung sumber (mencarisumber kebutuhan organisasi) menunjukkan hipotesisnya diterima, dengan demikiandapat dikatakan bahwa hubungan antara peran pimpinan terhadap pelaksanaanbudaya akademik mahasiswa tersebut memiliki hubungan yang signifikan.

Page 4: LAPORAN PENELITIANrepository.uinjambi.ac.id/50/1/Hubungan Peran... · 2019. 4. 1. · laporan penelitian hubungan antara peran kepemimpinan dan budaya akademik mahasiswa perguruan

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................SAMBUTAN REKTOR......................................................................................HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................KATA PENGANTAR ........................................................................................ABSTRAK ..........................................................................................................DAFTAR ISI ......................................................................................................

BAB I : PENDAHULUAN ...............................................................................A. Latar Belakang Masalah .................................................................B. Pokok Masalah ...............................................................................C. Hipotesis Penelitian.........................................................................D. Kerangka Teoritik............................................................................E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................

BAB II : PROSEDUR PENELITIAN ...............................................................A. Pendekatan Penelitian ....................................................................B. Jenis dan Sumber Data ...................................................................C. Populasi dan Sampel Penelitian .....................................................D. Metode Pengumpulan Data ............................................................E. Analisis Data ..................................................................................F. Uji Keterpercayaan Data ................................................................G. Jadual dan Anggaran Penelitian......................................................

BAB III: TEMUAN UMUM PENELITIAN …………………………….........A. Gambaran Sektor Perguruan Tinggi di Indonesia...........................B. Peran Kepemimpinan Mahasiswa Perguruan Tinggi Kota Jambi...C. Keadaan Mahasiswa Perguruan Tinggi Kota Jambi........................D. Budaya Akademik Mahasiswa Perguruan Tinggi Kota Jambi........E. Historis dan Geografis Perguruan Tinggi di Kota Jambi................

BAB IV: TEMUAN KHUSUS PENELITIAN..................................................A. Profil Responden.............................................................................B. Respon Pimpinan terhadap Pelaksanaan Budaya Akademik

Mahasiswa di Perguruan Tinggi Kota Jambi..................................C. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Budaya

Akademik Mahasiswa Perguruan Tinggi Kota Jambi....................D. Hubungan yang Signifikan antara Peran Kepemimpinan dengan

Budaya Akademik Mahasiswa di perguruan tinggi Kota Jambi.....

BAB V : PENUTUP ...........................................................................................A. Kesimpulan ....................................................................................B. Saran ..............................................................................................C. Rekomendasi ..................................................................................

Daftar Pustaka......................................................................................................Lampiran-lampiran...............................................................................................Riwayat Peneliti...................................................................................................

iii

iiiivv

vi

11555

13

1414141415151617

181819303033

3535

37

38

42

46464748

495051

Page 5: LAPORAN PENELITIANrepository.uinjambi.ac.id/50/1/Hubungan Peran... · 2019. 4. 1. · laporan penelitian hubungan antara peran kepemimpinan dan budaya akademik mahasiswa perguruan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Terkait dengan akademis, pada dasarnya bersentuhan dengan lembaga

pendidikan tinggi dan dunia keilmuan. Setiap lembaga akademis merupakan

wadah persemaian akademis, keilmuan, intelektualitas, emosi, moral, dan budaya

untuk bekerja dalam disiplin ilmu atau bidang keahlian tertentu.1

Konsekuensi logis dari kedudukan perguruan tinggi, baik sebagai pusat

persemaian keilmuan maupun sebagai persemaian budaya tentunya harus

senantiasa mengacu pada tanggung jawab dan kewajiban perguruan tinggi

tersebut dalam melaksanakan fungsi dan peranannya dalam mencapai tujuan

pendidikan, yang selanjutnya tidak bisa terlepas dari unsur-unsur sumber daya

manusia seperti dosen, dan mahasiswa, dan proses pembelajaran.

Budaya akademis ini dapat terbentuk melalui nilai, norma, moral, sikap, dan

perilaku mahasiswa yang tumbuh dan berkembang selama mengikuti proses

pendidikan di perguruan tinggi yang bersangkutan, dan seorang pemimpin juga

memainkan peranan penting dalam menyemai budaya akademis ini. Artinya,

budaya akademis yang ”sehat” seharusnya dimulai dari kepemimpinan skala

makro (Rektor/Pembantu Rektor, Dekan/Pembantu Dekan), dan Kepala Biro),

skala mezo (Kepala Bagian, kasubbag ), dan skala mikro (Ketua Jurusan, Sekjur

dan Staf) dari suatu perguruan tinggi. Dan budaya akademis ini juga berkaitan erat

dengan visi yang dimiliki oleh seorang pemimpin tentang masa depan perguruan

tinggi tersebut.

Dengan tumbuhnya budaya akademis di lingkungan perguruan tinggi, maka

diharapkan hal ini dapat meningkatkan prestasi dan motivasi mahasiswa,

meningkatkan motivasi, produktivitas, dan prestasi kerja serta kepuasan dosen,

yang pada akhirnya akan mendorong kemajuan perguruan tinggi tersebut.

1 Frederick E. Balderstone, Managing Today’s University (USA: The Jossey-Bass, Inc.), 1995, h.104.

Page 6: LAPORAN PENELITIANrepository.uinjambi.ac.id/50/1/Hubungan Peran... · 2019. 4. 1. · laporan penelitian hubungan antara peran kepemimpinan dan budaya akademik mahasiswa perguruan

2

Ikatan budaya akademis ini akan terlihat dan terwujud dalam kedinamisan

segenap civitas akademika dalam tarikan napas Tri Dharma Perguruan Tinggi,

mulai dari pendidikan dan pengajaran, penelitian, hingga pengabdian kepada

masyarakat.

Budaya akademis ini merupakan suatu kehidupan kampus yang penuh

kedinamikaan, dengan adanya keterikatan mahasiswa dengan sistem, organisasi,

dan berbagai norma atau aturan yang berlaku, dan juga terkait dengan sejauh

mana perguruan tinggi dengan seperangkat sistem dan kelembagaannya mampu

mengikat mahasiswa secara optimal.

Budaya akademis mengikat seluruh masyarakat ilmiah atau segenap civitas

akademika dalam suatu peradaban yang tinggi. Setiap cara pikir, cara rasa, dan

cara laku civitas akademika berada dalam koridor yang beradab. cara-cara beradab

ini dimanifestasikan dalam segenap tindakan yang konstitusional, idealisme,

objektivitas, berpihak pada nilai-nilai ilmiah dan kebenaran, moralitas/akhlak,

menentang segala macam diskriminasi, kezaliman, ketidakadilan, dan pelacuran

ilmiah.

Secara umum dipahami bahwa para akademisi adalah mereka yang percaya

sepenuhnya pada kemampuan yang mereka miliki untuk memasukkan gagasan

yang lebih kuat ke dalam beberapa tujuan tertentu, utamanya yang berkaitan

dengan dunia akademik.2

Budaya akademis di dalam proses transformasi telah memberi kontribusi

kepada suatu pemahaman yang utama dan pemecahannya, tentang apa yang

terjadi dalam problema kemanusiaan dan sosial.3

Secara teoritis, budaya akademis sangat menentukan profesionalitas

lembaga/birokrasi, proses, output, maupun outcome sebuah lembaga pendidikan

tinggi. Hal ini dimungkinkan terjadi karena komunitas lembaga pendidikan tinggi

dibentuk oleh nilai-nilai, kebiasaan-kebiasaan, kepercayaan-kepercayaan,

perilaku-perilaku, dan praktek-praktek yang dilakukan oleh suatu kelompok

civitas akademika.

2 Mary Henkel, Academic Identities and Policy Change in Higher Education (England: JessicaKingsley Publishers Ltd), 2000, h. 204.

3 Carl E. Schorsoke, American Academic Culture in Transformation (USA: Princeton), h. vii

Page 7: LAPORAN PENELITIANrepository.uinjambi.ac.id/50/1/Hubungan Peran... · 2019. 4. 1. · laporan penelitian hubungan antara peran kepemimpinan dan budaya akademik mahasiswa perguruan

3

Selain itu, di dalamnya terdapat penerapan disiplin ilmu, sikap-sikap yang

spesifik, nilai-nilai, dan perilaku-perilaku budaya akademis tersebut dalam

realitas. Karena itu, budaya akademis harus disosialisasikan dan dijadikan

kebijakan yang mendukung komunikasi jaringan organisasi budaya akademis

dengan jangkauan yang lebih luas.

Budaya akademis dapat berperan sebagai suatu bentuk kontrol yang tidak

mudah dilihat (unobtrusive). Budaya akademis di sebuah organisasi pendidikan

dapat berperan sebagai suatu kekuatan yang dapat menstabilkan kesinambungan

atau kontinuitas suatu sistem sosial yang berjalan seperti kehidupan di dunia

akademis atau universitas pada umumnya, dan perguruan tinggi Islam pada

khususnya.

Sementara itu, rapuhnya budaya akademis ini secara teoritis sangat

signifikan terhadap tumbuh kembangnya beragam perilaku yang anormatif yang

timbul dari kalangan civitas akademika dan terjadinya berbagai pelanggaran di

tengah masyarakat. Perguruan tinggi yang tidak dibangun dalam suatu ranah

budaya yang baik, maka sebaik apa pun pembelajaran yang dikembangkan, hanya

akan menuai legitimasi lembaga berupa sertifikat atau ijazah saja bagi para

mahasiswanya, namun di dalamnya tidak ada orkestra sikap dan perilaku yang

mencerminkan norma, nilai, dan aturan yang mengikat segenap civitas akademika

dan masyarakat di sekitarnya.

Munculnya perilaku-perilaku menyimpang yang mengemuka di lembaga

akademis selain tidak mencerminkan lembaga yang memiliki budaya akademis,

juga membunuh profesionalitas. Sementara, budaya ilmiah sangat mengandalkan

kejujuran, kecerdasan, intelektualitas, dan akhlak/moral yang mesti tercermin

dalam sikap dan perilaku. Selain itu, harus jauh dari kecurangan, kezaliman,

diskriminasi, dan berbagai upaya yang mengandalkan keunggulan otot atau fisik.

Budaya ilmiah harus disemai dan dikembangkan dalam aturan proporsionalitas

dan profesionalitas, bukan karena unsur kasihan dan representasi pembagian

quota golongan atau kelompok.

Dalam semangat lembaga yang berbudaya akademis, keilmuan dan

keahlian, serta kepakaran tentunya dapat ditumbuhkembangkan; keterampilan

Page 8: LAPORAN PENELITIANrepository.uinjambi.ac.id/50/1/Hubungan Peran... · 2019. 4. 1. · laporan penelitian hubungan antara peran kepemimpinan dan budaya akademik mahasiswa perguruan

4

dapat dibina menjadi profesionalitas; prestasi akademik akan muncul secara fair

dan bertanggung jawab; birokrasi dan organisasi pendidikan akan berlangsung

secara sehat, sederhana, dan dinamis; kompetensi akan berlangsung secara ilmiah

dan berkeunggulan; dan yang paling mendasar adalah dalam suasana budaya

akademis akan berimplikasi terhadap kepemimpinan kependidikan yang lebih

demokratis.

Selain itu, manajemen juga sangat berperan dalam mewujudkan sistem kerja

yang kondusif dengan cara meminimalisir resiko yang mungkin dapat muncul

dalam penerapan budaya akademis. Nilai yang berbeda seringkali menjadi faktor

pemicu timbulnya konflik dalam organisasi perguruan tinggi Islam, sehingga

gairah kerja, kepatuhan terhadap sistem, nilai-nilai yang dianut secara bersama

untuk menciptakan pelayanan yang maksimal dapat terhambat.

Karena itu, pimpinan perguruan tinggi khususnya perguruan tinggi Islam

semakin penting peranannya dalam mewujudkan prinsip-prinsip manajemen untuk

mengantisipasi konflik yang muncul, yang pada akhirnya akan menyebabkan

hilangnya gairah kerja tersebut di samping akan menghambat tujuan organisasi

perguruan tinggi Islam secara keseluruhan.

Berkaitan dengan itu, lembaga akademis adalah wadah persemaian

profesionalitas. Dan profesionalitas ini akan tersemai manakala lembaga akademis

memiliki budaya akademis. Indikasi lembaga pendidikan yang memiliki budaya

akademis adalah terdapatnya aturan, moralitas atau akhlaq yang mengikat segenap

sikap dan perilaku pendukung pendidikan (pemimpin, dosen, staf, dan mahasiswa)

dan mengikat sebuah sistem pendidikan, sederhananya birokrasi dan organisasi,

berlangsungnya komunitas akademis, dijunjung tingginya objektivitas ilmiah,

terpeliharanya kejujuran ilmiah, keadilan, kecerdasan, dan intelektualitas.

B. Pokok Masalah

Dalam konteks latar belakang di atas, penulis ingin melihat hubungan antara

peran kepemimpinan dan budaya akademik di perguruan tinggi kota Jambi. Untuk

tujuan demikian, maka pertanyaan-pertanyaan yang diajukan adalah berkisar pada

masalah:

Page 9: LAPORAN PENELITIANrepository.uinjambi.ac.id/50/1/Hubungan Peran... · 2019. 4. 1. · laporan penelitian hubungan antara peran kepemimpinan dan budaya akademik mahasiswa perguruan

5

(1) Bagaimana respon pimpinan terhadap pelaksanaan budaya akademik

mahasiswa di perguruan tinggi Kota Jambi?

(2) Apakah faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan budaya akademik

mahasiswa perguruan tinggi Kota Jambi?

(3) Adakah terdapat hubungan yang signifikan antara peran kepemimpinan

dengan budaya akademik mahasiswa di perguruan tinggi Kota Jambi?

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan permasalahan penelitian yang dikemukakan, hipotesis yang

dikemukakan adalah sebagai berikut:

Ha: Terdapat hubungan antara peran kepemimpinan dengan budaya akademik

mahasiswa di perguruan tinggi Kota Jambi.

D. Kerangka Teoritik

1. Budaya Akademis

Membicarakan tentang budaya akademik mahasiswa di suatu perguruan

tinggi, tidak dapat dilepaskan dari budaya itu sendiri yang seharusnya ada dalam

tradisi akademiknya. Kata budaya berasal dari kata Sansekerta, budhayah, yang

merupakan bentuk jamak dari buddhi, yang berarti budi atau akal. Dengan

demikian, budaya dapat diartikan “hal-hal yang bersangkutan dengan akal”.4 Kata

budaya mengacu pada warisan sosial seseorang, yang di dalamnya menyangkut

suatu pola berpikir, merasa, dan berbuat yang dibawa dari satu generasi ke

generasi sesudahnya, termasuk pula perwujudan hal-hal ini dalam bentuk materi

maupun non-materi, yang meliputi hasil ciptaan yang bersifat abstrak seperti nilai-

nilai, kepercayaan, simbol, norma-norma, adat istiadat, dan peraturan

institusional.5

Budaya merupakan suatu pandangan hidup yang diakui bersama oleh suatu

kelompok masyarakat, yang mencakup cara berpikir, perilaku, sikap, dan nilai

yang tercermin, baik dalam wujud konkrit maupun abstrak. Budaya ini juga dapat

4 Koentjaraningrat, Pengantar Antropologi (Jakarta: Aksara Baru), 1982, h. 80.5 James W. Vander Zanden, Sociology the Core (USA, McGraw Hill, Inc.), 1990, h. 31.

Page 10: LAPORAN PENELITIANrepository.uinjambi.ac.id/50/1/Hubungan Peran... · 2019. 4. 1. · laporan penelitian hubungan antara peran kepemimpinan dan budaya akademik mahasiswa perguruan

6

dilihat sebagai suatu perilaku, nilai-nilai, sikap hidup, dan cara hidup untuk

melakukan penyesuaian dengan lingkungan, dan sekaligus cara untuk memandang

persoalan dan memecahkannya.

Sebagaimana menurut Koentjaraningrat, bahwa wujud kebudayaan ini ada

tiga macam, yaitu: 1) wujud kebudayaan sebagai kompleks ide-ide, gagasan, nilai-

nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya, 2) wujud kebudayaan sebagai

suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat,

dan 3)wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.6

Secara alami budaya akan diwariskan dari satu generasi kepada generasi

selanjutnya. Dunia akademis, yang dalam konteks ini, perguruan tinggi Islam,

merupakan suatu lembaga utama yang didesain untuk memperlancar proses

transmisi kultural antar generasi tersebut.

Sebagai makhluk yang memiliki keinginan hidup dan keingintahuan

(curiosity) yang tinggi, mahasiswa berinteraksi budaya dengan sesamanya. Ketika

keinginan hidup dan keingintahuan dicapai, seseorang ingin lebih beradaptasi

dengan lingkungannya. Dengan adanya dorongan tersebut, maka mahasiswa

saling membangun budaya dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya

(pendidikan) agar lebih bermakna dan diterima oleh lingkungannya, khususnya

sebagai seorang intelektual.

Bagi mahasiswa di perguruan tinggi Islam seperti STAIN, IAIN, maupun

UIN, kehadiran Islam dalam memberikan tuntunan hidup berbudaya sudah

menjadi spirit tersendiri, yang seharusnya tumbuh dan berkembang lebih baik,

dibandingkan mahasiswa dari perguruan tinggi umum. Hal ini dimaksudkan agar

setiap hasil prestasi akademik yang dibangun dari cipta, rasa, dan karsa dalam

hidupnya berdimensi ibadah dan bernuansa amal shaleh bagi dirinya dan

masyarakat. Cara-cara manusiawi dalam pencapaian cipta, rasa, dan karsa

mahasiswa inilah yang dikenal sebagai budaya. Lebih tepatnya budaya akademis.

Antara pendidikan dan kebudayaan terdapat suatu hubungan yang interaktif,

karena proses pendidikan pada hakikatnya merupakan proses membudaya. Dalam

proses yang dimaksud, pendidikan bukan sekedar mentransfer nilai-nilai yang ada

6 Koentjaraningrat, Loc.Cit.

Page 11: LAPORAN PENELITIANrepository.uinjambi.ac.id/50/1/Hubungan Peran... · 2019. 4. 1. · laporan penelitian hubungan antara peran kepemimpinan dan budaya akademik mahasiswa perguruan

7

dalam tradisi, tetapi juga berpartisipasi aktif dalam kegiatan budaya yang ada dan

mengantisipasi nilai-nilai yang mungkin muncul di masa yang akan datang.

Dalam hal ini, pendidikan berfungsi untuk mengembangkan tiga jenis pelaku

budaya, yaitu manusia (mahasiswa) yang sadar budaya, manusia (mahasiswa)

yang membudaya, dan manusia (mahasiswa/alumni) sebagai budayawan dalam

arti yang luas.7

Setiap tingkah laku manusia termasuk mahasiswa yang disadari merupakan

suatu olahan akal budinya, yang berupa cipta, rasa, dan karsa. Kesadaran akan hal

ini tentunya akan sangat membantu dalam melaksanakan tingkah laku yang

diinginkan. Dan mahasiswa yang sadar budaya ini merupakan awal dari tindakan

budaya yang terarah dan kreatif, sehingga ia menjadi manusia yang membudaya,

dan mampu mewujudkan dirinya sebagai budayawan dalam arti yang luas, yaitu

seseorang yang telah menyadari eksistensi nilai-nilai budayanya (budaya

akademik; karena ia ada dan berkarya dalam kampus), bertindak dan mewujudkan

nilai-nilai budaya tersebut dalam kehidupannya di kampus, serta mengembangkan

nilai-nilai budaya tersebut secara aktif ke arah yang lebih berkualitas.

Dalam dunia pendidikan, semula budaya suatu bangsa dianggap sebagai

faktor yang paling menentukan kualitas suatu lembaga pendidikan. Namun, akhir-

akhir ini, mulai berkembang bahwa ternyata budaya bangsa bukan merupakan

faktor yang paling menentukan, sebaliknya, justru budaya akademis yang menjadi

faktor penentu kualitas dalam suatu bangsa. Dikatakan demikian, karena justru

yang menjadi pilar pendorong kemjuan bangsa terletak kepada intelektualnya, dan

intelektual ini berasal dari perguruan tinggi.

Budaya akademis yang berawal dari adanya budaya sekolah merupakan

sekumpulan nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan

simbol-simbol yang dipraktekkan oleh segenap civitas akademika dan masyarakat

di sekitarnya. Budaya akademis inilah yang akan menjadi ciri khas, karakter, dan

citra perguruan tinggi tersebut di masyarakat luas. Budaya akademis ini

merupakan suatu keterikatan antara civitas akademika dengan sistem, organisasi,

7 Ace Suryadi dan H.A.R. Tilaar, Analisis Kebijakan Pendidikan: Suatu Pengantar (Bandung:Remaja Rosdakarya), 1993, h. 195.

Page 12: LAPORAN PENELITIANrepository.uinjambi.ac.id/50/1/Hubungan Peran... · 2019. 4. 1. · laporan penelitian hubungan antara peran kepemimpinan dan budaya akademik mahasiswa perguruan

8

dan berbagai norma, aturan, dan kebiasaan-kebiasaan normatif, moral, maupun

akademis di perguruan tinggi.

Dengan kata lain, dalam ranah pendidikan tinggi, kita dituntun melalui

sebuah budaya dan peradaban yang dikenal dengan budaya akademis. Budaya ini

mendasari seluruh sikap dan perilaku pendukung pendidikan tinggi dalam

menunaikan amanat masyarakat sebagai pengguna (stakeholder) pendidikan.

Budaya akademis perguruan tinggi Islam muncul sebagai konsekuensi dari

perjuangan civitas akademika untuk menata ketidakpastian dengan menciptakan

beberapa tingkatan atau pranata dalam kehidupan kampus. Ketidakpastian ini

dapat disebabkan oleh perubahan yang terjadi karena kondisi ekonomi,

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta tindakan para pesaing

pendidikan suatu perguruan tinggi.

2. Peran Pimpinan

Menurut Oemar Hamalik (2005) ada lima hal yang perlu diperhatikan agar

pemimpin dapat berperan baik di dalam organisasi yang dipimpinnya meliputi a)

peran sebagai katalisator, yaitu menumbuhkan pemahaman dan kesadaran orang

yang dipimpinannya, agar tindakan yang dilakukan dapat bermanfaat untuk

kepentingan semua anggota organisasi, b) peran sebagai fasilitator, yaitu mendorong

dan menumbuhkan kesadaran para kelompok di suatu organisasi yang dipimpinnya

supaya kesadaran para kelompok di suatu organisasi yang dipimpinnya supaya

melakukan perubahan yang diharapkan untuk meningkatkan perkembangan suatu

organisasinya, c) peran sebagai pemecah masalah, yaitu seorang pemimpin harus

mampu bertindak cepat, tepat, dan tanggap terhadap permasalahan yang dihadapi oleh

organisasi, dan berusaha memecahkan masalah tersebut dengan secepat-cepatnya, d)

peran sebagai penghubung sumber, yaitu seorang pemimpin harus dapat mencari

sumber-sumber yang berkenaan dengan kondisi dan kebutuhan organisasi, e) peran

sebagai komunikator, yaitu seorang pemimpin harus dapat mengkomunikasikan

gagasannya kepada orang lain, yang kemudian disampaikan kepada orang lain,yang

kemudian disampaikan kepada orang lain secara berlanjut.

Page 13: LAPORAN PENELITIANrepository.uinjambi.ac.id/50/1/Hubungan Peran... · 2019. 4. 1. · laporan penelitian hubungan antara peran kepemimpinan dan budaya akademik mahasiswa perguruan

9

Adapun budaya akademis merupakan sejumlah kewajiban yang berlaku bagi

setiap orang yang memiliki jabatan sebagai akademikus (civitas akademika).8

Kewajiban-kewajiban ini bersumber pada tugas-tugas perguruan tinggi, yang

dikenal dengan Tri Dharma, yaitu aktivitas pendidikan dan pengajaran, penelitian,

dan pengabdian kepada masyarakat. Budaya akademis ini terbangun atas beberapa

nilai dan sistem Islami yang tentunya terkait dengan peran kepemimpinan yaitu

kewajiban belajar, kewajiban mengajar, keutamaan ilmu dan ilmuwan, dan prinsip

musyawarah.

a) Kewajiban Belajar

Sabda Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Ibnu Abdil Bar :

“Tuntutlah ilmu pengetahuan walaupun letaknya di negeri Cina. Sebab

sesungguhnya menuntut ilmu pengetahuan itu merupakan kewajiban bagi setiap

orang Islam.” (HR. Ibnu Abdil Bar).

Dalam riwayat lain, Rasulullah saw bersabda yang diriwayatkan oleh Al-

Bazar dan Thabrani yang artinya:

“Jadikanlah dirimu sebagai pengajar atau pelajar atau pendengar atau

pencinta. Dan janganlah kalian menjadi orang yang kelima (senang menjadi

bodoh), maka kalian akan hancur.” (HR. Al-Bazar dan Thabrani).

Kewajiban menuntut ilmu bagi muslim laki-laki dan perempuan ini tidak

untuk sembarang ilmu, tapi utamanya ilmu agama, dan ilmu yang menerangkan

cara bertingkah laku atau bermuamalah dengan sesama manusia. Karena itu,

setiap orang Islam wajib mengerjakan shalat, maka mereka wajib mengetahui

rukun-rukun dan syarat-syarat sahnya shalat, supaya dapat melaksanakan

kewajiban shalat dengan sempurna.

Dengan demikian, tidak ada seorang pun yang meragukan pentingnya ilmu

pengetahuan, utamanya melalui proses belajar, karena ilmu itu khusus hanya

dimiliki oleh umat manusia. Dalam hal ini, setiap orang Islam hendaknya tidak

melupakan hal-hal yang bermanfaat dan yang membahayakan dirinya di dunia dan

8 Edward Shils, Etika Akademis. Penerj. A. Agus Nugroho. (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia),1993, sh. 177.

Page 14: LAPORAN PENELITIANrepository.uinjambi.ac.id/50/1/Hubungan Peran... · 2019. 4. 1. · laporan penelitian hubungan antara peran kepemimpinan dan budaya akademik mahasiswa perguruan

10

akhirat. Oleh karena itu, ia harus belajar ilmu yang bermanfaat dan menjauhi ilmu

yang tidak berguna agar akal dan ilmunya tidak membahayakan dirinya.

b) Kewajiban Mengajar

Syari’at Islam melalui Al-Qur’an selalu menuntun perjalanan hidup umat

manusia agar berada di jalan yang baik dan benar, mewujudkan kemaslahatan

(budaya) yang ditetapkan secara maksimal, dan membina kehidupan atau

hubungan secara umum berdasarkan prinsip dan petunjuknya, serta dilandasi oleh

niat, cara, bentuk, dan kerja (mengajar) yang baik dan benar pula.

Kewajiban mengajar melalui bidang pendidikan dan pengajaran pada Tri

Dharma perguruan tinggi bukan hanya dilakukan melalui adanya tanggung jawab

dan wewenang yang dimiliki tetapi juga disebabkan oleh adanya rasa tanggung

jawab pengabdian yang tinggi atas kerja yang dilakukan di samping karena

pekerjaan seperti mengajar merupakan konsekuensi logis dari tanggung jawab

berupa amanah dari Allah.

Berkaitan dengan hal ini, kewajiban mengajar tentunya dilakukan oleh

pendidik. Pendidik menurut Al-Ghazali ialah orang yang berilmu atau ‘alim yang

jama’nya adalah ‘ulama. Menurut Al-Ghazali, mengajar merupakan pekerjaan

mulia dari seluruh pekerjaan manusia, seperti yang diungkapkan dalam bukunya

Ihya ‘Ulumuddin juz I sebagai berikut:

“Sebaik-baik makhluk di atas bumi ini adalah manusia, dan sebaik-baikbagian tubuh ialah hati. Sedangkan guru berusaha menyempurnakan,membersihkan dan mengarahkan untuk mendekatkan diri kepada Allah ‘azzawajalla. Maka mengajarkan ilmu adalah salah satu bentuk ibadah dan termasukmemenuhi tugas kekhalifahan yang paling utama. Allah telah membuka hatiseorang pandai (‘alim) dengan suatu pengetahuan yang merupakan sifat yagpaling istimewa. Dengan demikian ia merupakan hazanah penyimpan harta yangpaling mulia.”9

Dari keterangan yang diberikan oleh Al-Ghazali tersebut, diperoleh suatu

gambaran bahwa tugas mendidik dari seorang ‘alim merupakan bagian penting

dalam mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik, dan merupakan kata

kunci dalam membentuk karakter peserta didik. Melihat pentingnya posisi ‘alim

dalam aktivitas pendidikan ini, maka dapat dikatakan bahwa dalam setiap

9 Al Ghazali, Ihya Ulumuddin (Beirut: Badawi Thaba’ah), t.t.

Page 15: LAPORAN PENELITIANrepository.uinjambi.ac.id/50/1/Hubungan Peran... · 2019. 4. 1. · laporan penelitian hubungan antara peran kepemimpinan dan budaya akademik mahasiswa perguruan

11

penyelenggaraan pendidikan hendaknya paling tidak harus ada seorang guru yang

dapat menjadi sarana untuk bertanya bagi seorang peserta didik.

c) Keutamaan Ilmu dan Ilmuwan

Dalam pandangan Islam (Al-Qur’an) sangat mengagungkan ilmu yaitu

sebagai buah (hasil) pemikiran. Ayat Al-Qur’an yang pertama kali diturunkan

kepada Rasulullah SWT menunjukkan pada keutamaan ilmu pengetahuan, yaitu

dengan memerintahkannya membaca sebagai kunci pengetahuan dan

menyebutkan qalam sebagai alat transformasi ilmu pengetahuan. Firman Allah

dalam surat Al-Alaq: 1-5; yang artinya:

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telahmenciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah yang mahapemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan qalam. Diamengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al-Alaq: 1-5).

Di dalam ayat ini, Allah SWT menyebut nikmat-Nya dengan mengajarkan

manusia apa yang tidak diketahuinya. Hal ini menunjukkan kemuliaan belajar dan

ilmu pengetahuan, bahkan Allah SWT bersumpah dengan qalam, yang

menunjukkan akan pentingnya qalam tersebut. Firman Allah dalam surat al-

Qalam: 1; yang artinya:

“Nun, demi qalam dan apa yang mereka tulis.” (QS. Al-Qalam: 1)

Al-Qur’an memuji ahli ilmu pengetahuan dan menyebut mereka dengan

alladziina utul ‘ilma, dan Allah SWT menisbatkan kepada mereka beberapa

keutamaan pemikiran, keimanan, serta akhlak, dan budaya. Ulul ‘ilmi adalah

mereka yang disebut secara beruntun dengan ahli keimanan dalam Al-Qur’an, dan

Allah SWT mengangkat mereka seluruhnya beberapa derajat.

d) Musyawarah

Musyawarah adalah meminta pendapat dari orang-orang yang dipercayai

agamanya, pengalamannya, kecerdikannya, kejujurannya, dan kearifannya tentang

sesuatu urusan yang penting yang hendak dikerjakan atau diberi hukum.10

Salah satu ajaran Islam yang dapat dikembangkan sejalan dengan penegakan

budaya akademis ini adalah pentingnya memusyawarahkan sesuatu urusan

10 Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Al-Islam Jilid 2 (Semarang: Pustaka Rizki Putra),1998, h. 466.

Page 16: LAPORAN PENELITIANrepository.uinjambi.ac.id/50/1/Hubungan Peran... · 2019. 4. 1. · laporan penelitian hubungan antara peran kepemimpinan dan budaya akademik mahasiswa perguruan

12

penting dengan para ahlinya, upaya ke arah penegakan budaya akademis ini

tentunya akan tercipta dan lebih terpelihara apabila dilakukan musyawarah dan

perenungan-perenungan. Prinsif dan etika bermusyarah ini sangat diutamakan,

khususnya yang ada kaitannya dengan penegakan budaya akademis.

Dengan demikian, nyatalah bahwa Islam menghendaki agar segala

persoalan termasuk di bidang penegakan budaya akademis ini dimusyawarahkan

dengan orang-orang yang ahli terlebih dahulu, dan hendaknya tidak cukup dengan

pendapat sendiri, meskipun memiliki ilmu yang tinggi.

Adapun dasar yang menjadi landasan mengenai pentingnya musyawarah ini

adalah seperti firman Allah SWT dalam surat Asy-Syura: 38; yang artinya:

“Dan segala urusan mereka dimusyawarahkan di antara mereka.” (QS.

Asy-Syura: 38).

Dalam ayat lain Allah SWT berfirman, yang artinya:

“Dan bermusyawarahlah dengan mereka pada segala urusan. Maka

apabila engkau telah membulatkan cita-cita, bertawakkallah kepada Allah.

Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.”

(QS. Ali Imran: 159).

Dalam prakteknya, musyawarah dalam bentuk diskusi dan perenungan

dapat meningkatkan kualitas budaya akademis utamanya yang menyangkut

tridarma perguruan tinggi. Karena dengan diskusi, persoalan-persoalan yang

dihadapi dan dapat menghambat tumbuhnya budaya akademis secara baik dapat

dihindari, misalnya melalui upaya perencanaan budaya akademis, aturan-aturan

penegakan budaya akademis, pemecahan masalah yang dihadapi melalui rapat,

pertemuan, atau forum sampai kepada evaluasi pelaksanaan budaya akademis.

Dengan demikian, proses pelaksanaan budaya akademis pada perguruan

tinggi seperti Perguruan tinggi Kota Jambi tidak dapat dilakukan sendiri-sendiri

dari unsur-unsur yang ada, baik pada tataran unsur pimpinan, dosen, mahasiswa,

maupun karyawan, tetapi justru merupakan wujud kerjasama yang erat dari semua

unsur yang ada dalam mewujudkan budaya akademis tersebut.

Page 17: LAPORAN PENELITIANrepository.uinjambi.ac.id/50/1/Hubungan Peran... · 2019. 4. 1. · laporan penelitian hubungan antara peran kepemimpinan dan budaya akademik mahasiswa perguruan

13

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Ingin mengetahui peran kepemimpinan pemimpin perguruan tinggi Kota Jambi

b. Ingin mengetahui kondisi budaya akademik mahasiswa perguruan tinggi di

Kota Jambi.

c. Ingin mengetahui hubungan antara peran kepemimpinan dengan budaya

akademik perguruan tinggi di Kota Jambi.

d. Ingin mengetahui faktor pendukung dan penghambat budaya akademik

mahasiswa di perguruan tinggi di Kota Jambi.

2. Manfaat Penelitian

a. Untuk mengetahui peran kepemimpinan pemimpin perguruan tinggi Kota

Jambi.

b. Untuk memberikan kontribusi pemikiran dalam upaya peningkatan budaya

akademik mahasiswa perguruan tinggi di Kota Jambi sejalan dengan

keinginan Pemerintah Daerah Provinsi Jambi untuk meningkatkan mutu

pendidikan.

Page 18: LAPORAN PENELITIANrepository.uinjambi.ac.id/50/1/Hubungan Peran... · 2019. 4. 1. · laporan penelitian hubungan antara peran kepemimpinan dan budaya akademik mahasiswa perguruan

14

BAB IIPROSEDUR PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada perguruan tinggi di Kota Jambi dalam

kaitannya dengan hubungan antara peran kepemimpinan dan budaya akademik

mahasiswa perguruan tinggi kota Jambi. Pendekatan penelitian ini adalah

menggunakan metode campuran (mixed method research) dengan

menggabungkan data kuantitatif dan data kualitatif untuk menjelaskan temuan

penelitian yang ada.

B. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis data yang dipergunakan dalam proses penelitian ini terbagi menjadi

dua jenis data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer berupa informasi

yang diperoleh dari responden melalui angket (questionnaire) mengenai hubungan

antara peran kepemimpinan dan budaya akademik mahasiswa perguruan tinggi

kota Jambi. Sedangkan data sekunder berupa informasi yang diperoleh melalui

wawancara (interview) dan dokumentasi (documentation), khususnya yang

berkenaan dengan hubungan antara peran kepemimpinan dan budaya akademik

mahasiswa perguruan tinggi kota Jambi.

2. Sumber Data

Adapun yang menjadi sumber data untuk mendapatkan informasi yang

diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari pimpinan dan mahasiswa Perguruan

Tinggi yang bersangkutan.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1) Populasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Kota Jambi, yang meliputi tiga perguruan tinggi

di Kota Jambi yang terkait dengan hubungan antara peran pimpinan terhadap

pelaksanaan budaya akademik mahasiswa perguruan tinggi kota Jambi.

Page 19: LAPORAN PENELITIANrepository.uinjambi.ac.id/50/1/Hubungan Peran... · 2019. 4. 1. · laporan penelitian hubungan antara peran kepemimpinan dan budaya akademik mahasiswa perguruan

15

2) Sampel Penelitian

Pemilihan sampel dilakukan berdasarkan kepada persampelan acak berstrata

’stratified random sampling’. Endang S.Sari (1993) menyatakan karena karena

sampel memiliki persyaratan khusus dan ia memiliki posisi yang unik (Rafeal J.

Engel & Russell K. Schutt 2010). Selain itu, persampelan acak berstrata ini dipilih

karena peneliti boleh memilih sampel dan tempat yang dijangkakan dapat

memberikan informasi yang tepat (Creswell 2005; Gay & Airasian 2006).

D. Metode Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data dilakukan melalui metode observasi, wawancara,

angket, dan dokumentasi. Dalam penelitian ini, informasi utama yang diperolehi

adalah informasi langsung dari sampel melalui edaran angket (questionnaire)

yang dijawab sendiri mengikut persepsi mereka, yang terkait dengan masalah

hubungan antara peran pimpinan dan budaya akademik mahasiswa perguruan

tinggi Kota Jambi.

E. Analisis Data

Menurut Brannen (2002) bahwa data sedikit lebih sahih apabila dihasilkan

lebih dari satu jenis instrumen atau lebih dari satu jenis wawancara. Dalam

penelitian ini, semua jawaban angket (questionnaire) dianalisis menggunakan

statistik untuk mendapatkan informasi yang berguna mengenai bidang yang dikaji.

Mengingat penelitian ini adalah mixed research method, maka analisis data

kuantitatif dilakukan terlebih dahulu kemudian diikuti analisis data kualitatif

untuk lebih memberi pemaknaan daripada informasi bagi hubungan antara peran

kepemimpinan dan budaya akademik mahasiswa pada perguruan tinggi di Kota

Jambi.

Mengikuti Sambas (2007) analisis data statistik yang digunakan dalam

penelitian ini berupa analisis data statistik deskriptif dan inferensi. Analisis data

statistik deskriptif yang biasanya digunakan adalah penyajian data prosentase,

frekuensi, min, standar deviasi, median atau modus. Karena itu, dalam analisis

Page 20: LAPORAN PENELITIANrepository.uinjambi.ac.id/50/1/Hubungan Peran... · 2019. 4. 1. · laporan penelitian hubungan antara peran kepemimpinan dan budaya akademik mahasiswa perguruan

16

data deskriptif ini, penyajian data yang dilakukan adalah melalui min dan standar

deviasi. Sedangkan analisis data statistik inferensi untuk menganalisis data dengan

menggunakan korelasi Pearson, dan regresi linear. Tujuan analisis deskriptif dan

statistik inferensi ini adalah untuk menghasilkan inferensi dan generalisasi kepada

pihak-pihak yang berkepentingan.

Data angket (questionnaire) dianalisis dengan cara pengkodean dan

memasukkan ke dalam komputer. Data bagi skor peran kepemimpinan dan skor

budaya akademik mahasiswa juga dimasukkan ke dalam komputer untuk

dianalisis. Perisian Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 12.0

digunakan untuk menganalisis data tersebut.

F. Uji Keterpercayaan Data

Instrumen peran pimpinan dan budaya akademik memiliki 20 item untuk

hubungan peran pimpinan terhadap pelaksanaan budaya akademik mahasiswa

perguruan tinggi Kota Jambi. Korelasi di antara skor setiap item dengan jumlah

skor dan korelasi di antara skor dengan skor tanpa item berkenaan (corrected

item-total correlation) digunakan untuk melihat kesahan dan kebolehpercayaan

item angket yang ada. Untuk mendapatkan indeks kebolehpercayaan bagi setiap

elemen atau konstruk digunakan kaedah Alpha Cronbach. Hasil dari analisis

dengan menggunakan kaedah Alpha Cronbach ini seperti lampiran A.

Dalam lampiran A, diperoleh penjelasan bahwa nilai korelasi antar skor item

dengan jumlah skor variabel peran pimpinan adalah antara 0.376 hingga 0.819,

sedangkan nilai korelasi antar skor item dengan jumlah skor elemen budaya

akademik adalah antara 0.312 hingga 0.610. Adapun nilai korelasi antara skor

item yang dibetulkan dengan jumlah skor (corrected item-total correlation)

variabel peran pimpinan ialah antara 0.314 hingga 0.851 dan nilai korelasi antara

skor item yang dibetulkan dengan jumlah skor (corrected item-total correlation)

variabel budaya akademik adalah antara 0.319 hingga 0.746. Item-item tersebut

dapat diterima dan mempunyai korelasi yang tinggi dalam mengukur setiap

elemen dalam variabel/konstruk peran pimpinan dan budaya akademik. Nilai

Page 21: LAPORAN PENELITIANrepository.uinjambi.ac.id/50/1/Hubungan Peran... · 2019. 4. 1. · laporan penelitian hubungan antara peran kepemimpinan dan budaya akademik mahasiswa perguruan

17

korelasinya adalah lebih daripada 0.30 seperti yang dikemukakan oleh Abu Bakar

(1987).

G. Jadual dan Anggaran Penelitian

Kegiatan penelitian ini direncanakan akan dilakukan selama 3 (tiga) bulan,

yang terdiri dari kegiatan pembuatan proposal, pembuatan instrumen

pengumpulan data, pengurusan izin riset, pelaksanaan riset, analisis data, dan

penyusunan laporan.

Adapun anggaran penelitian ini berasal dari Anggaran DIPA IAIN Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi Tahun 2015.

NO KEGIATANBULAN/TAHUN 2015

Oktober Nopember Desember1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5

1 Pembuatan Proposal2 Pembuatan Izin Riset3 Pembuatan IPD4 Pelaksanaan Riset

5 Analisis Data6 Penyusunan Laporan7 Penyerahan Laporan

Page 22: LAPORAN PENELITIANrepository.uinjambi.ac.id/50/1/Hubungan Peran... · 2019. 4. 1. · laporan penelitian hubungan antara peran kepemimpinan dan budaya akademik mahasiswa perguruan

18

BAB III

TEMUAN UMUM PENELITIAN

A. Gambaran Sektor Perguruan Tinggi di Indonesia

Indonesia adalah negara besar dengan populasi hampir 235 juta, seluas

1.910.931 km persegi. Negara ini terdiri dari lebih dari 17.504 pulau, membuat

negara kepulauan terbesar di dunia. Penduduk masih didominasi oleh generasi

muda, dimana 44,72% dari penduduknya lebih muda dari 25 tahun. Hal ini sangat

penting karena meningkatnya kebutuhan untuk memberikan pendidikan dan

pekerjaan bagi kaum muda.

1) Sistem Pendidikan dan Sejarah Pendidikan Tinggi Islam di Indonesia

Indonesia memiliki sistem pendidikan yang unik. Selain sistem pendidikan

umum, di mana sebagian besar siswa menikmati pendidikan mereka, ada juga sistem

pendidikan Islam untuk beberapa anak-anak Muslim. Kedua arus utama dari sistem

pendidikan berada di bawah pengawasan dua kementerian yang berbeda. Di satu sisi,

sekolah umum dari tingkat SD hingga perguruan tinggi diawasi oleh Departemen

Pendidikan Nasional (Depdiknas). Di sisi lain, lembaga pendidikan Islam untuk semua

tingkat berada di bawah administrasi Kementeriann Agama. Mengingat dua aliran utama

pendidikan, Indonesia dianggap oleh sebagian orang sebagai mengadopsi sistem

pendidikan dualistik.

Sistem pendidikan Islam merupakan penting dan bagian yang tidak terpisahkan

dari sistem pendidikan nasional. lembaga pendidikan Islam, sepanjang sejarah mereka,

telah memberikan kontribusi signifikan terhadap perkembangan pendidikan di Indonesia.

Selain memproduksi sarjana Muslim, mereka telah mengembangkan juga tradisi Islam di

Indonesia. Meskipun kontribusi tersebut, bagaimanapun, pendidikan Islam tidak menjadi

pusat dalam pengembangan sistem pendidikan nasional. Karena itu, dalam rangka

meningkatkan kualitas dan daya saing pendidikan tinggi, termasuk pendidikan tinggi

Islam, maka perlu untuk merumuskan paradigma baru yang disebut lima pilar dalam

mengembangkan dan memperbaiki pengelolaan universitas, yaitu: 1) untuk mendorong

pendidikan tinggi untuk meningkatkan kualitas pendidikan; 2) untuk memberikan

otonomi pendidikan tinggi; 3) untuk meminta penyedia pendidikan tinggi pada aspek

akuntabilitas; 4) untuk melaksanakan akreditasi semua penyelenggara pendidikan; dan 5)

untuk mengevaluasi secara teratur untuk pelaksanaan pendidikan seperti yang diharapkan.

Page 23: LAPORAN PENELITIANrepository.uinjambi.ac.id/50/1/Hubungan Peran... · 2019. 4. 1. · laporan penelitian hubungan antara peran kepemimpinan dan budaya akademik mahasiswa perguruan

19

B. Historis dan Geografis Perguruan Tinggi di Kota Jambi

1) IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Sebelum dibicarakan tentang peran pimpinan dalam kaitannya dengan

budaya akademik mahasiswa di lingkungan IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

(selanjutnya menggunakan singkatan IAIN STS Jambi), terlebih dahulu akan

diuraikan tentang sejarah berdirinya IAIN STS Jambi. Hal ini dimaksudkan untuk

memperoleh gambaran utuh mengenai eksistensi lembaga perguruan tinggi ini.

Lahirnya IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi tidak terlepas dari

perkembangan Agama Islam, juga lembaga pendidikan Islam yang ada di Provinsi

Jambi. Didorong oleh hasrat masyarakat dan ulama pada masa itu, setelah

memperhatikan banyaknya lembaga yang mengeluarkan siswa madrasah/sekolah

agama tingkat atas di Jambi sementara belum ada pendidikan tinggi yang dapat

menampung tamatan tersebut, maka diadakanlah Kongres Ulama Jambi pada

tahun 1957 yang berhasil melahirkan suatu keputusan bahwa di Jambi sudah

saatnya didirikan perguruan tinggi. Pada tanggal 29 September 1960 didirikanlah

Fakultas Syari’ah Perguruan Tinggi Agama Islam al-Hikmah di bawah naungan

Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Jambi.1

Pada tanggal 30 September 1965 dengan Surat Keputusan Gubernur Jambi

Nomor: 18 tahun 1965 terbentuklah Panitia Persiapan Pembukaan IAIN Jambi

yang disetujui oleh Menteri Agama dengan Surat Keputusan Nomor: 83 tahun

1965 tanggal 22 Nopember 1965. Setelah melalui proses, perjalanan dan

perjuangan panjang yang dilakukan Panitia Persiapan Pembukaan IAIN Jambi

tersebut, maka Menteri Agama RI akhirnya menyetujui berdirinya IAIN di

Provinsi Jambi dengan Surat Keputusan Nomor: 84 tahun 1967 tanggal 27 Juli

1967.

Berbekal Surat Keputusan Menteri Agama tersebut, pada tanggal 8

September 1967 sekaligus bertepatan dengan tanggal 3 Jumadil Akhir 1387

Hijriah diresmikanlah IAIN Sulthan Thaha Saifuddin oleh Menteri Agama RI,

Prof. K.H. Saifuddin Zuhri, dengan komposisi personalia seperti dalam tabel 4

berikut :

1 Profil IAIN STS Jambi 2009.

Page 24: LAPORAN PENELITIANrepository.uinjambi.ac.id/50/1/Hubungan Peran... · 2019. 4. 1. · laporan penelitian hubungan antara peran kepemimpinan dan budaya akademik mahasiswa perguruan

20

Tabel 4. Daftar Personalia Pimpinan IAIN STS Jambidan Fakultas yang Ada Ketika Peresmian Pertama Kali Tahun 1967

(Sumber: Profil IAIN STS Jambi 2009)

Jelang beberapa tahun kemudian, dengan dikeluarkannya SK Menteri

Agama RI Nomor: 69 tahun 1982 tanggal 27 Juli 1982, fakultas yang ada di

lingkungan IAIN Sulthan Thaha Saifuddin ditingkatkan status-nya dari fakultas

muda menjadi fakultas madya. Dengan perubahan itu maka secara hukum dan

kelembagaan semua fakultas telah diperkenankan menyelenggarakan perkuliahan

tingkat doktoral.2

Pada tahun 1995, ketika tenaga dosen yang berkualifikasi pendidikan S.2

dan S.3 semakin diperlukan kehadirannya, maka ide membuka Program

Pascasarjana pun mengemuka. Menindaklanjuti ide tersebut, pada bulan Februari

1999 Panitia Persiapan Pendirian Program Pascasarjana yang langsung diketuai

oleh Prof. Dr. H. Sulaiman Abdullah dan anggota yang lain secara serius dan

bekerja keras mempersiapkan program persiapan pendirian Program Pascasarjana

dan diajukan ke Departemen Agama di Jakarta pada tanggal 14 April 1999.

Oleh Departemen Agama, pengajuan itu ditindaklanjuti dengan visitasi

(kunjungan lapangan) ke Jambi melalui sebuah tim yang diketuai oleh Prof. Dr.

H. Mastuhu, M.Ed, guna melihat persiapan IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

membuka Program Pascasarjana. Visitasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu

tanggal 14-15 Juli 1999 dan 30-31 Juli 1999. Hasilnya, oleh tim visitasi

merekomendasikan bahwa IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi layak membuka

2 Ibid.

No Nama Jabatan

1 H. A. Manaf Gubernur KDH Tk. I Jambi (Rektor)

2 H. MO. Bafadhal Dekan Fakultas Syari’ah

3 Drs. H. Z. Azuan Dekan Fakultas Tarbiyah

4 K. H. A. Qadir Ibrahim Dekan Fakultas Ushuluddin

5 A.R. Dayah Dekan Fakultas Syari’ah Kerinci

Page 25: LAPORAN PENELITIANrepository.uinjambi.ac.id/50/1/Hubungan Peran... · 2019. 4. 1. · laporan penelitian hubungan antara peran kepemimpinan dan budaya akademik mahasiswa perguruan

21

dan melaksanakan Program Pascasarjana, yang kemudian dikukuhkan dengan SK

Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Nomor: E/283/1999 tanggal 2

September 1999 tentang Penyelenggaraan Program Pascasarjana IAIN Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi. 3

Pada awalnya, Program Pascasarjana IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

baru membuka satu konsentrasi, yaitu Manajemen Pendidikan Islam (MPI).

Selang setahun kemudian ditambah lagi dengan satu konsentrasi, yakni

Metodologi dan Pemikiran Hukum Islam (MPHI), hingga tahun 2007 Program

Pascasarjana telah memiliki empat (4) konsentrasi, yaitu Manajemen Pendidikan

Islam (MPI), Metodologi dan Pemikiran Hukum Islam (MPHI), Pemikiran dan

Akidah Filsafat Islam (PAFI), Pemikiran Ekonomi dan Bisnis Islam (PEBI).

Tercatat dalam sejarah, sejak berdiri dan berkembangnya IAIN Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi telah dipimpin oleh 8 (delapan) orang tokoh-tokoh

terkemuka di bidangnya, yaitu: 1) H.A.Manaf (1967-1971), 2) Drs. H. A. Munir

SA (1971-1972), 3) Drs. Ruslan Abd. Ghani (1972-1976) , 4) Prof. Syekh H. MO.

Bafadhal (1976-1986), 5) Prof. Dr. H. M. Chatib Quzwein, MA (1986-1994), 6)

Prof. Dr. H. Sulaiman Abdullah (1994-1998), 7) Prof. Dr. H. Asafri Jaya Bakri,

MA (1998-2006), dan 8) Prof. Dr. H. Mukhtar, M.Pd (2006-2010), Prof.Dr.H.

Dede Rosyada,MA (2010-2011), Dr. H. Hadri Hasan, MA (2011-2019).4

Perkembangan selanjutnya, IAIN juga telah berkomitmen untuk melakukan

transformasi menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Sulthan Thaha Saifuddin

Jambi melalui program Wider Mandate (WM). Untuk lebih memastikan proses

IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Dan guna memberdayakan sekaligus

mengembangkan program wider mandate, pada tahun 2007 atas persetujuan Senat

Institut yang diketuai Prof. Dr. H. Mukhtar Latif, M.Pd, Rektor terpilih periode

2006-2010 mengganti Wider Mandate (WM) menjadi Lembaga Pengembangan

Institut Agama Islam Negeri (LP-IAIN). Untuk keperluan peningkatan mutu

akademik pada saat bersamaan juga dibentuk Lembaga Peningkatan Mutu

Akademik (LPMA). Disusul beberapa bulan kemudian dengan pendirian Ma’had

3 Ibid.4 Ibid.

Page 26: LAPORAN PENELITIANrepository.uinjambi.ac.id/50/1/Hubungan Peran... · 2019. 4. 1. · laporan penelitian hubungan antara peran kepemimpinan dan budaya akademik mahasiswa perguruan

22

Aly (MA) yang diperuntukkan bagi program pembinaan dan peningkatan mutu

mahasiswa.5

Sebagai salah satu perguruan tinggi Islam yang mengemban misi dharma

perguruan tinggi, dalam proses pembinaan dan peningkatan mutu mahasiswa,

maka fakultas yang ada di lingkungan IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

memiliki tugas dan fungsi, yaitu mempunyai tugas melaksanakan pendidikan dan

pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dalam sebagian ilmu

agama Islam dan ilmu-ilmu lain yang terkait untuk program akademik dan

program profesional. Sedangkan fungsinya adalah sebagai berikut:

1. Penyusunan dan perumusan konsep kebijaksanaan dan perencanaan program

fakultas untuk mencapai tujuan dan mewujudkan visi fakultas.

2. Pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pengajaran ilmu pengetahuan agama

Islam dan ilmu-ilmu lain yang terkait.

3. Pelaksanaan penelitian dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan

agama Islam dan ilmu-ilmu lain yang terkait.

4. Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat.

5. Pelaksanaan pembinaan kemahasiswaan.

6. Pelaksanaan pembinaan civitas akademika dan hubungan dengan

lingkungannya.

7. Pelaksanaan kerjasama dengan perguruan tinggi dan/ atau lembaga lain.

8. Pelaksanaan pengendalian dan pengawasan kegiatan fakultas.

9. Penyelenggaraan administrasi fakultas.

10. Pelaksanaan penilaian prestasi dan proses penyelenggaraan kegiatan serta

penyusunan laporan.

Selain dari itu, salah satu syarat dan sekaligus menjadi tantangan yang harus

dipenuhi oleh perguruan tinggi seperti IAIN STS Jambi yang profesional adalah

terpenuhinya atau munculnya budaya kerja yang baik, bersemangat, profesional,

terarah, serta perhatian yang cukup intens terhadap profesionalitas di bidang

keilmuan masing-masing yang dimiliki oleh civitas akademikanya.

5 Ibid.

Page 27: LAPORAN PENELITIANrepository.uinjambi.ac.id/50/1/Hubungan Peran... · 2019. 4. 1. · laporan penelitian hubungan antara peran kepemimpinan dan budaya akademik mahasiswa perguruan

23

Dilihat dari sisi jumlah SDM dosen, IAIN STS Jambi saat ini memiliki

jumlah dosen dengan komposisi latar belakang pendidikan S1 sebanyak 53 orang,

S2 sebanyak 175 orang, dan S3 sebanyak 16 orang, dan ditambah 9 orang guru

besar (profesor).

Untuk melihat komposisi SDM dosen tersebut, dapat digambarkan dalam

tabel 5 berikut:

Tabel 5. Komposisi Dosen IAIN STS Jambi BerdasarkanLatar Belakang Pendidikan Tahun 2009

Jika diprosentasikan dalam bentuk grafik dapat diperoleh gambaran

sebagaimana grafik 1 berikut:

0

50

100

150

200

S1 S2 S3 Profesor

Grafik 1. Komposisi Dosen BerdasarkanLatar Belakang Pendidikan Tahun 2009

Untuk memenuhi standar demikian, banyak hal yang dapat dilakukan. Bagi

IAIN STS Jambi. Pertama, masih ditemukannya masing-masing civitas

akademika seperti dosen dan karyawan, termasuk mahasiswanya belum

menyadari bahwa mereka adalah bahagian penting dari civitas akademika yang

memiliki kewenangan, tanggung jawab serta tugas keilmuan, ke arah pencapaian

kematangan intelektualitas, profesionalitas, dan pelayanan prima. Kedua,

ditemukannya tata kerja belum tertata dengan baik, antara lain ditandai dengan

masuk kerja sering tidak tepat pada waktunya, pelayanan masih banyak yang

Jenjang PendidikanJumlahS1 S2 S3 Guru Besar

53 175 16 9 253

Page 28: LAPORAN PENELITIANrepository.uinjambi.ac.id/50/1/Hubungan Peran... · 2019. 4. 1. · laporan penelitian hubungan antara peran kepemimpinan dan budaya akademik mahasiswa perguruan

24

maksimal yang ditandai dengan pelayanan yang belum cepat, ramah, serta

menyenangkan, termasuk juga pelayanan, pelayanan administrasi, dan pelayanan

publik.

2) Universitas Jambi6

Pada tahun 1960, berdiri Akademi Perniagaan Djambi yang bernaung di

bawah Jajasan Perguruan Tinggi Djambi. Yayasan ini didirikan atas prakarsa

tokoh-tokoh masyarakat dan Pemerintahan Jambi waktu itu dan diketuai oleh R.

SUDARSONO yang waktu itu menjabat sebagai Walikota Jambi. Selanjutnya

pada tahun 1961, Akademi Perniagaan Djambi berubah menjadi Fakultas

Ekonomi bersamaan dengan pendirian Fakultas Hukum, keduanya berafiliasi ke

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Berbekal dengan adanya dua Fakultas

tersebut, tokoh-tokoh masyarakat dan Pemerintah Daerah Jambi memperjuangkan

berdirinya sebuah perguruan tinggi di Jambi melalui Panitia Persiapan Pendirian

Universitas Negeri Jambi. Dengan Keputusan Menteri PTIP Nomor 105 Tahun

1962 tanggal 15 Agustus 1962 dibentuklah Panitia Persiapan Pendirian

Universitas Jambi. Panitia ini diketuai oleh Kolonel M.J. Singedekane, yang pada

waktu itu adalah Gubernur Provinsi Jambi.

Hasil kerja Panitia ini adalah berdirinya pada tanggal 1 April 1963

Universitas Negeri Jambi yang dikukuhkan dengan Surat Keputusan Menteri

PTIP Nomor 25 Tahun 1963 tanggal 23 Maret 1963. Panitia Persiapan Pendirian

Universitas Negeri Jambi kemudian membuka dua Fakultas Baru yaitu Fakultas

Pertanian dan Fakultas Peternakan, sehingga pada saat diresmikan tanggal 1 April

1963, Universitas Negeri Jambi memiliki empat Fakultas yaitu Fakultas Ekonomi,

Fakultas Hukum, Fakultas Pertanian dan Fakultas Peternakan. Mulai saat itu,

tanggal 1 April dijadikan sebagai tanggal Dies Natalis Universitas ini.

Dalam tahun 1966 keluar Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor

148 yang menetapkan berdirinya Universitas ini dengan nama Universitas Jambi.

Namun karena suatu dan lain hal Surat Keputusan Presiden tersebut tidak sampai

di Jambi, maka selama bertahun-tahun hingga keluarnya Keputusan Presiden

6 Sumber: Database Universitas Jambi, 2010.

Page 29: LAPORAN PENELITIANrepository.uinjambi.ac.id/50/1/Hubungan Peran... · 2019. 4. 1. · laporan penelitian hubungan antara peran kepemimpinan dan budaya akademik mahasiswa perguruan

25

Nomor 41 Tahun 1982 Universitas ini bernama Universitas Negeri Jambi.

Keputusan Menteri PTIP Nomor 25 Tahun 1963 di samping menetapkan

berdirinya Universitas Negeri Jambi, menetapkan suatu Presidium yang bertugas

memimpin Universitas ini yaitu Kolonel M.J. Singedekane selaku Gubernur

Jambi yang tadinya menjabat Ketua Panitia Persiapan. Masa kepemimpinan

Universitas dengan sistem presidium ini berjalan dari awal berdirinya tahun 1963

sampai tahun 1977. Sistem ini berakhir dengan diangkatnya Drs. Kemas

Mohamad Saleh sebagai Pejabat Rektor oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia

Sejarah mencatat nama-nama Ketua Presidium yang telah memimpin

Universitas ini sebelum perubahan tersebut.

1. Kolonel M.J. Singedekane, 1963-1966

2. H. A. Manap, 1966-1968

3. R.M. Nur Atmadibrata, 1968-1974

4. Djamaluddin Tambunan, S.H. 1974-1977

Pada tanggal 12 September 1980 Drs. Kemas Mohamad Saleh yang

memangku jabatan Pejabat Rektor diangkat selaku Rektor. Dan sejak itu

berakhirlah masa transisi dalam kepemimpinan Universitas ini. Sejak Januari

1985 telah pula diangkat Rektor yang kedua Universitas ini yaitu Ir. S.B. Samad

dan berakhir pada bulan Desember 1994. Maka dengan demikian Rektor

Universitas Jambi adalah sebagai berikut:

1. Drs. Kemas Mohamad Saleh (1977-1984)

2. Ir. S.B. Samad (1985-1994)

3. Prof.DR.Ir.H.Soedarmadi Hardjosuwignyo, M.Sc (1994-1999)

4. Prof.DR.Ir. Ali M.A. Rachman, M.A (1999-2003)

5. H. Kemas Arsyad Somad, SH, MH (2003 – 2011)

6. Prof.Drs. H. Aulia Tasman,M.Sc, Ph.D (2011-2015)

7. Prof. H. Jhoni Najwan, SH,MH (2015-2020).

Program Diploma Kependidikan dibuka pada tahun 1980 yang kemudian

berubah menjadi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan pada tahun 1982.

Bersamaan dengan itu juga Universitas Negeri Jambi berubah nama menjadi

Page 30: LAPORAN PENELITIANrepository.uinjambi.ac.id/50/1/Hubungan Peran... · 2019. 4. 1. · laporan penelitian hubungan antara peran kepemimpinan dan budaya akademik mahasiswa perguruan

26

Universitas Jambi. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 41 Tahun

1982, tentang Universitas Jambi menetapkan bahwa Universitas Jambi terdiri dari:

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum,

Fakultas Pertanian dan Fakultas Peternakan.

Pada tahun 1990 dibuka Program Diploma untuk pendidikan Guru Sekolah

Dasar (PGSD) melalui proyek Depdikbud (Dirjen Dikti) sampai dengan tahun

1996 dan dilanjutkan programnya setelah proyek selesai oleh Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan (FKIP) meliputi program PGSD (D2), PGSLTP (D3) dan

PGSM (S1). Pada tahun 1996 sesuai dengan keputusan Dirjen Pendidikan Tinggi

Depdikbud No.211 tahun 1996 tanggal 11 Juli 1996 telah dibakukan nama

Program Studi di Universitas Jambi yang terdiri dari 14 (empat belas) Program

Studi yaitu :1. Pendidikan Ekonomi 2. Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan

Daerah 3. Pendidikan Bahasa Inggris 4. Pendidikan Kimia 5. Pendidikan

Matematika 6. Ilmu Hukum 7. Ekonomi Pembangunan 8. Manajemen 9.

Agronomi 10. Ilmu Tanah 11. Sosial Ekonomi Pertanian (Agrobisnis) 12.

Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian 13. Nutrisi dan Makanan Ternak 14.

Produksi Ternak

Pada tahun 1996 itu juga dibuka Program Studi Akuntansi berdasar

keputusan Dirjen Dikti No.74/DIKTI/Kep/1996. Kemudian disusul dengan

pembukaan Program Ekstensi Fakultas Ekonomi yaitu Program Studi Ekonomi

Pembangunan dan Program Studi Manajemen sesuai dengan keputusan Dirjen

Dikti No.407/DIKTI/Kep/1996.

Tiga tahun kemudian pada tahun 1999 fakultas Pertanian membuka 2 (dua)

Program Studi yaitu Program Studi Teknologi Hasil Pertanian dan Program Studi

Hama dan Penyakit Tumbuhan melalui keputusan Dirjen Dikti

No.281/DIKTI/Kep/1999 dan No.379/DIKTI/Kep/1999. Pada tahun itu juga pada

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dibuka Program Studi Pendidikan

Fisika berdasarkan keputusan Dirjen Dikti No.159/DIKTI/Kep/1999 dan Program

Ektensi Program Studi Bimbingan Konseling sesuai SK Dirjen Dikti

No.42/DIKTI/Kep/1999.

Page 31: LAPORAN PENELITIANrepository.uinjambi.ac.id/50/1/Hubungan Peran... · 2019. 4. 1. · laporan penelitian hubungan antara peran kepemimpinan dan budaya akademik mahasiswa perguruan

27

Pada tahun 2001 dibuka lagi pada FKIP Program Studi Pendidikan Biologi

dengan SK Dirjen Dikti No.01/DIKTI/Kep/2001. Menyusul setelah itu terbit SK

Dirjen Dikti tentang pembukaan Program Diploma (D3) pada Fakultas Ekonomi

yaitu Program Studi Pemasaran (SK Dirjen DiktiNo.110/DIKTI/Kep/2001) dan

Program Studi Akuntansi (SK Dirjen Dikti No.109/DIKTI/Kep/2001).

Selanjutnya pada Fakultas Pertanian dibuka Program Studi Agribisnis Pertanian

(SK Dirjen Dikti No.2597/D/T/2001) dan pada FKIP Program Studi Pendidikan

Olah Raga Kesehatan (SK Dirjen Dikti No.3556/DIT/2001) dan Program Studi

Pendidikan Guru Taman Kanak-Kanak (PGTK) (SK Dirjen Dikti

No.3547/DIT/2001).

Dalam tahun 2001 itu juga dibuka Program Studi S2 Magister Manajemen

(SK Dirjen Depdiknas RI No.51/DIKTI/Kep/2001) dan Program Studi S2

Magister Ekonomika Pembangunan (MEP) (SK Dirjen Depdiknas RI

No.2298/D/T/2001) pada Fakultas Ekonomi. Selanjutnya pada tahun 2002 dibuka

program Diploma III Program Studi Produksi dan Teknologi Pakan serta Program

Studi Agribisnis Peternakan pada fakultas Peternakan, sesuai dengan SK Dirjen

Dikti No.3706/DIT/2002. Pada tahun itu juga dibuka Program Studi Ektensi

Fakultas Hukum berdasarkan SK Rektor No. 762 A/221/PP/2002. Setahun

kemudian tepatnya tahun 2003 dibuka Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan

jenjang sarjana (S1) dengan SK Dirjen Dikti No.1623/DIT/2003.

Pada tahun 2004 dibuka Program Ektensi Program Studi Akuntansi pada

Fakultas Ekonomi yang diperkuat dengan izin operasional sesuai SK Rektor

No.161/221/PP/2004. Disusul kemudian dengan keluarnya izin Dirjen Dikti No.

3142/DIT/2004 tanggal 12 Agustus 2004 tentang izin penyelenggaraan program

Diploma (D3) Program Studi Perpajakan. Pada tahun yang sama Universitas

Jambi menjalin kerjasama dengan Universitas Negeri Jakarta membuka Program

Magister (S2) untuk Program Magister Manajeman Pendidikan dan Pendidikan

Lingkungan Hidup.

Pada tahun 2005 dibuka kembali Program Studi Pendidikan Dokter jenjang

program Sarjana (S1) dan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan jenjang program

Sarjana (S1) sesuai dengan ijin penyelenggaran Program Studi No.1369/D/T/2005

Page 32: LAPORAN PENELITIANrepository.uinjambi.ac.id/50/1/Hubungan Peran... · 2019. 4. 1. · laporan penelitian hubungan antara peran kepemimpinan dan budaya akademik mahasiswa perguruan

28

tanggal 10 Mei 2005. Pada tahun yang sama dibuka program studi Ilmu Hukum

(S2) dengan ijin penyelenggaraan program studi No. 3126/D/T/2005 tanggal 22

September 2005.

Dengan demikian sejak berdirinya Universitas Jambi pada tahun 1963

sampai tahun akademik 2006/2007 ini, Universitas Jambi telah memiliki : 22 (dua

puluh dua) Program Studi Jenjang Sarjana (S1), 10 (sepuluh) Program Studi

Jenjang Diploma (D2 dan D3) dan 4 (empat) Program Studi Jenjang Magister (S2)

serta 4 (empat) Program Studi pada Program Ektensi (S1).

Universitas Jambi memiliki 7 (tujuh) Fakultas yaitu:

1. Fakultas Kedokteran

2. Fakultas Hukum

3. Fakultas Ekonomi

4. Fakultas Pertanian

5. Fakultas Peternakan

6. Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan

7. Fakultas Seni Rupa dan Desain

Jenjang pendidikan yang dapat ditempuh di Universitas Jambi adalah

jenjang D3, S1, dan Pascasarjana (S2). Informasi program studi yang terbaru dari

Program Pascasarjana Universitas Jambi (Unja) antara lain :

1. Program Magister Teknologi Pendidikan

2. Program Magister Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam

3. Program Magister Ilmu Hukum

4. Program Magister Ekonomika Pembangunan

5. Program Magister Manajemen

6. Program Magister Agribisnis

7. Program Magister Ilmu Peternakan

3) Universitas Batanghari7

Universitas Batanghari sejak awal berdirinya tahun 1985 sampai saat ini

dibina oleh dan bernaung di bawah Yayasan Pendidikan Jambi. Yayasan ini

7 Sumber: Database Universitas Batanghari,2010.

Page 33: LAPORAN PENELITIANrepository.uinjambi.ac.id/50/1/Hubungan Peran... · 2019. 4. 1. · laporan penelitian hubungan antara peran kepemimpinan dan budaya akademik mahasiswa perguruan

29

merupakan pengembangan dari Yayasan Pendidikan Jambi yang dulunya

membina STKIP Jambi pada tahun 1970/1977.

Maksud dan tujuan pendirian Yayasan Pendidikan Jambi adalah untuk

membantu pemerintah dalam upaya meningkatkan pendidikan masyarakat dengan

jalan melaksanakan usaha pendidikan dalam arti luas. Untuk mencapai maksud

dan tujuan tersebut yayasan menyelenggarakan kegiatan pendidikan serta

melengkapi sarana dan prasarana yang dibutuhkan secara bertahap.

Badan Pendiri Yayasan Pendidikan Jambi pada awalnya beranggota

sebanyak 7 orang, tetapi 3 orang diantaranya tidak lagi berada di daerah ini karena

tugas pokoknya telah pindah keluar Jambi. Oleh sebab itu timbul gagasan dari

segenap anggota Badan Pendiri untuk merumuskan suatu ketentuan bahwa bagi

anggota yang karena jabatannya diikutsertakan sebagai anggota Badan Pendiri

Yayasan atas dasar pasal 10 Akte Pendirian, tetapi kemudian ternyata tidak dapat

secara tetap berdomisili di daerah tempat berdirinya yayasan, digolongkan ke

dalam anggota yayasan ex officio. Berkaitan dengan hal tersebut, berdasarkan

keputusan rapat anggota Badan Pendiri Yayasan Pendidikan Jambi seperti yang

diisyaratkan dalam Akte Nomor 1 tanggal 6 April 1985 dilakukan penambahan

keanggotaan Badan Pendiri sehingga anggota baru menjadi 15 orang.

Menyadari kenyataan bahwa meningkatnya permintaan terhadap pendidikan

tinggi tidak dapat diimbangi oleh peningkatan daya tampung perguruan tinggi

negeri, maka Yayasan Pendidikan Jambi merasa tertantang untuk mengubah

STKIP Jambi menjadi embrio dalam mewujudkan suatu universitas swasta di

daerah ini. Usaha untuk mewujudkan gagasan tersebut dirintis oleh Yayasan

Pendidikan Jambi dengan membentuk suatu tim kerja yang bertugas menyusun

studi kelayakan serta mempersiapkan persyaratan-persyaratan yang diperlukan

untuk pengajuan izin operasional kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI

melalui Kopertis Wilayah II di Palembang. Tim kerja yang dibentuk berhasil

melaksanakan tugas penyusunan naskah kelengkapan bahan dan persyaratan

permohonan izin berdasarkan ketentuan yang dimuat dalam Letter of

Intent tanggal 6 Juni 1985. Perguruan tinggi swasta yang diusulkan ini diberi

nama Universitas Batanghari yang disingkat dengan akronim Unbari.

Page 34: LAPORAN PENELITIANrepository.uinjambi.ac.id/50/1/Hubungan Peran... · 2019. 4. 1. · laporan penelitian hubungan antara peran kepemimpinan dan budaya akademik mahasiswa perguruan

30

C. Keadaan Mahasiswa Perguruan Tinggi Kota Jambi

Berdasarkan statistik tahun 2010, jumlah mahasiswa Universitas Jambi

sebanyak 18.250 orang dengan komposisi 11.303 orang mahasiswa untuk

program reguler, dan 6.947 orang mahasiswa untuk program ekstensi, sedangkan

mahasiswa IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi sebanyak 6.120 orang dengan

komposisi 2.743 orang mahasiswa untuk program reguler, dan 3.377 orang

mahasiswa untuk program ekstensi. Adapun mahasiswa Universitas Batanghari

sebanyak 5.492 orang dengan komposisi 3.803 orang mahasiswa untuk program

reguler, dan 1.689 orang mahasiswa untuk program ekstensi. Keadaan jumlah

mahasiswa tersebut dapat digambarkan dalam tabel berikut:

No Perguruan Tinggi Jumlah Mahasiswa JumlahReguler Ekstensi

1 Universitas Jambi 11.303 6.947 18.2502 IAIN STS Jambi 2.743 3.377 6.1203 Universitas Batanghari 3.803 1.689 5.492

Total 17.849 12.013 29.862

Tabel. Jumlah Mahasiswa (Reguler & Ekstensi)Universitas Jambi, IAIN STS Jambi & Universitas Batanghari

Tahun 2010

Pada tahun 2015 jumlah mahasiswa Universitas Jambi mencapai angka 25

ribu mahasiswa lebih, sedangkan IAIN Sulthan Thaha Saufuddin Jambi berkisar

10 ribu lebih dan Universitas Batanghari 8 ribu.

D. Budaya Akademik Mahasiswa Perguruan Tinggi Kota Jambi

Sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan No.232/U/2000 Bab II

tentang tujuan dan arah pendidikan Tinggi di Indonesia adalah menyiapkan

peserta didik untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan

akademik dalam menerapkan, mengembangkan, dan/atau memperkaya kasanah

ilmu pengetahuan, teknologi dan atau kesenian, serta menyebarluaskan dan

mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan dan

Page 35: LAPORAN PENELITIANrepository.uinjambi.ac.id/50/1/Hubungan Peran... · 2019. 4. 1. · laporan penelitian hubungan antara peran kepemimpinan dan budaya akademik mahasiswa perguruan

31

memperkaya kebudayaan nasional. Sejalan dengan Keputusan Menteri tersebut,

maka budaya akademik diharapkan dapat menjadi budaya bagi mahasiswa di

perguruan tinggi, khususnya di Kota Jambi.

Kata akademik berasal dari bahasa Yunani yakni academos yang berarti

sebuah taman umum (plasa) di sebelah barat laut kota Athena. Nama Academos

adalah nama seorang pahlawan yang terbunuh pada saat perang legendaris Troya.

Pada plasa inilah filosof Socrates berpidato dan membuka arena perdebatan

tentang berbagai hal. Tempat ini juga menjadi tempat Plato melakukan dialog dan

mengajarkan pikiran-pikiran filosofisnya kepada orang-orang yang datang.

Sesudah itu, kata acadomos berubah menjadi akademik, yaitu semacam tempat

perguruan. Para pengikut perguruan tersebut disebut academist, sedangkan

perguruan semacam itu disebut academia (Fajar, 2002). Berdasarkan hal ini, inti

dari pengertian akademik adalah keadaan orang-orang bisa menyampaikan dan

menerima gagasan, pemikiran, ilmu pengetahuan, dan sekaligus dapat mengujinya

secara jujur, terbuka, dan leluasa (Anshar, 2013).

Dari pengertian ini, budaya akademik (academic culture) dimaknai sebagai

totalitas dari kehidupan dan kegiatan akademik yang dihayati, dimaknai dan

diamalkan oleh masyarakat akademik, di lembaga pendidikan tinggi atau lembaga

penelitian.

Terdapat sejumlah ciri masyarakat ilmiah yang harus dikembangkan dan

merupakan budaya dari suatu masyarakat akademik, yang terdiri dari:

1. Kritis, yang berarti setiap insan akademis harus senantiasa mengembangkan

sikap ingin tahu segala sesuatu untuk selanjutnya diupayakan jawaban dan

pemecahannya melalui suatu kegiatan ilmiah penelitian.

2. Kreatif, yang berarti setiap insan akademis harus senantiasa mengembangkan

sikap inovatif, berupaya untuk menemukan sesuatu yang baru dan bermanfaat

bagi masyarakat.

3. Obyektif, yang berarti kegiatan ilmiah yang dilakukan harus benar-benar

berdasarkan pada suatu kebenaran ilmiah, bukan karena kekuasaan, uang atau

ambisi pribadi.

Page 36: LAPORAN PENELITIANrepository.uinjambi.ac.id/50/1/Hubungan Peran... · 2019. 4. 1. · laporan penelitian hubungan antara peran kepemimpinan dan budaya akademik mahasiswa perguruan

32

4. Analitis, yang berarti suatu kegiatan ilmiah harus dilakukan dengan suatu

metode ilmiah yang merupakan suatu prasyarat untuk tercapainya suatu

kebenaran ilmiah.

5. Konstruktif, yang berarti suatu kegiatan ilmiah yang merupakan budaya

akademik harus benar-benar mampu mewujudkan suatu karya baru yang

memberikan asas kemanfaatan bagi masyarakat.

6. Dinamis, yang berarti ciri ilmiah sebagai budaya akademik harus

dikembangkan terus-menerus.

7. Dialogis, artinya dalam proses transformasi ilmu pengetahuan dalam

masyarakat akademik harus memberikan ruang pada peserta didik untuk

mengembangkan diri, melakukan kritik serta mendiskusikannya.

8. Menerima kritik, ciri ini sebagai suatu konsekuensi suasana dialogis yaitu

setiap insan akademik senantiasa bersifat terbuka terhadap kritik.

9. Menghargai prestasi ilmiah/akademik, masyarakat intelektual akademik

harus menghargai prestasi akademik, yaitu prestasi dari suatu kegiatan ilmiah.

10. Bebas dari prasangka, yang berarti budaya akademik harus mengembangkan

moralitas ilmiah yaitu harus mendasarkan kebenaran pada suatu kebenaran

ilmiah.

11. Menghargai waktu, yang berarti masyarakat intelektual harus senantiasa

memanfaatkan waktu seefektif dan seefisien mungkin, terutama demi

kegiatan ilmiah dan prestasi.

12. Memiliki dan menjunjung tinggi tradisi ilmiah, yang berarti masyarakat

akademik harus benar-benar memiliki karakter ilmiah sebagai inti pokok

budaya akademik.

13. Berorientasi ke masa depan, artinya suatu masyarakat akademik harus

mampu mengantisipasi suatu kegiatan ilmiah ke masa depan dengan suatu

perhitungan yang cermat, realistis dan rasional.

14. Kesejawatan/kemitraan, artinya suatu masyarakat ilmiah harus memiliki rasa

persaudaraan yang kuat untuk mewujudkan suatu kerja sama yang baik. Oleh

karena itu budaya akademik senantiasa memegang dan menghargai tradisi

Page 37: LAPORAN PENELITIANrepository.uinjambi.ac.id/50/1/Hubungan Peran... · 2019. 4. 1. · laporan penelitian hubungan antara peran kepemimpinan dan budaya akademik mahasiswa perguruan

33

almamater sebagai suatu tanggung jawab moral masyarakat intelektual

akademik (Anshar, 2013).

Dalam prakteknya, budaya akademik mahasiswa perguruan tinggi Kota

Jambi telah memudar nilai-nilai budaya akademiknya, yang ditandai dengan

berkurangnya nilai kritis, kreatif, obyektif, serta penghargaan atas waktu. Nilai-

nilai budaya akademik ini akan tampak pada waktu perkuliahan dimana

mahasiswa kurang kritis dalam berdiskusi, tidak kreatif, dan obyektif serta tidak

memanfaatkan waktu sebaik mungkin dalam perkuliahan. Lemahnya nilai-nilai

budaya akademik ini diduga kuat karena peran pimpinan yang tidak memadai

untuk membentuk aturan-aturan akademik, sehingga budaya akademik dapat

ditegakkan dengan baik.

E. Peran Pimpinan terhadap Pelaksanaan Budaya Akademik MahasiswaPerguruan Tinggi Kota Jambi

Pimpinan perguruan tinggi merupakan orang yang paling bertanggungjawab

dalam mewujudkan budaya akademik. Mohammad Abduhzen (2015) dengan

mengutip Xi Shen (2012) menyatakan bahwa budaya akademik dapat diwujudkan

melalui pola perilaku, peraturan, dan fasilitas material pada perguruan tinggi.

Subyek budaya akademik adalah orang-orang yang mendasarkan perilakunya

kepada nilai-nilai ilmu pengetahuan yang terbentuk dari kecintaan dan kebiasaan

pada (pencarian) kebenaran. Mereka penggerak utama pembangunan budaya

akademik melalui berbagai kegiatan yang mereka lakukan. Skala dan tingkat

penelitian, kuantitas, dan kualitas prestasi akademik, sangat bergantung kepada

kemampuan mereka. Tanpa orang-orang ini kiranya tidak mungkin budaya

akademik dapat ditumbuhkan. Maka, memperbesar jumlah dan peran kelompok

ini merupakan langkah penting pertama dalam upaya membangun budaya

akademik. Pembentukan budaya akademik juga ditentukan oleh dasar dan

orientasi kebijakan (terhadap) perguruan tinggi. Ide-ide yang dijalankan,

peraturan, dan filosofi administrasi, manajemen, serta hubungan interpersonal

Page 38: LAPORAN PENELITIANrepository.uinjambi.ac.id/50/1/Hubungan Peran... · 2019. 4. 1. · laporan penelitian hubungan antara peran kepemimpinan dan budaya akademik mahasiswa perguruan

34

berpengaruh besar kepada pembentukan pandangan, spirit, etika, dan atmosfer

lingkungan akademik.

Berdasarkan pengamatan yang ada menunjukkan bahwa peran pimpinan

terhadap pelaksanaan budaya akademik mahasiswa di perguruan tinggi Kota

Jambi belum memperoleh perhatian yang serius dan masih banyak bersifat

regulasi daripada pembiasaan budaya akademik tersebut.

Page 39: LAPORAN PENELITIANrepository.uinjambi.ac.id/50/1/Hubungan Peran... · 2019. 4. 1. · laporan penelitian hubungan antara peran kepemimpinan dan budaya akademik mahasiswa perguruan

35

BAB IVTEMUAN KHUSUS PENELITIAN

Pada bab ini akan membahas tentang temuan penelitian terkait dengan

hubungan antara peran kepemimpinan dan budaya akademik mahasiswa

perguruan tinggi kota Jambi. Temuan penelitian yang diperoleh digunakan untuk

menjawab rumusan masalah dalam penelitian berikut:

1) Bagaimana respon pimpinan terhadap pelaksanaan budaya akademik

mahasiswa di perguruan tinggi Kota Jambi?

2) Apakah faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan budaya akademik

mahasiswa perguruan tinggi Kota Jambi?

3) Adakah terdapat hubungan yang signifikan antara peran kepemimpinan

dengan budaya akademik mahasiswa di perguruan tinggi Kota Jambi?

Pertanyaan pertama dan kedua dijawab melalui analisis statistik deskriptif

yaitu analisis untuk menentukan min dan standar deviasi untuk melihat respon

pimpinan terhadap pelaksanaan budaya akademik mahasiswa di perguruan tinggi

Kota Jambi yang ada serta untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat

pelaksanaan budaya akademik mahasiswa perguruan tinggi Kota Jambi

berdasarkan respon pimpinan terhadap pelaksanaan budaya akademik yang

diteliti.

Adapun pertanyaan penelitian ketiga diteliti melalui analisis inferensi yaitu

korelasi untuk melihat pengaruh respon pimpinan terhadap budaya akademik

mahasiswa di perguruan tinggi Kota Jambi saat ini.

A. Profil Responden

Bagian ini menguraikan informasi dasar mengenai latar belakang (profil

responden/sampel) yang dipilih secara keseluruhan berdasarkan faktor demografi

(status PT, dan fakultas) yang ada di perguruan tinggi Kota Jambi, seperti

diuraikan dalam tabel berikut:

Page 40: LAPORAN PENELITIANrepository.uinjambi.ac.id/50/1/Hubungan Peran... · 2019. 4. 1. · laporan penelitian hubungan antara peran kepemimpinan dan budaya akademik mahasiswa perguruan

36

Tabel 4.1.Profil Responden/Sampel Penelitian

Kategori Sampel Frekuensi

Perguruan Tinggi (Negeri) dekan 2

Perguruan Tinggi (Swasta) dekan 1

Perguruan Tinggi (Negeri) mahasiswa 154

Perguruan Tinggi (Swasta) mahasiswa 75

Keseluruhan 232

N=232

Dari tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa sampel penelitian adalah

sebanyak 232 orang yang dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu: (i) dekan

sebanyak 3 orang dan (ii) mahasiswa sebanyak 229 orang. Dari jumlah itu, 2

orang dekan merupakan pimpinan pada perguruan tinggi negeri (PTN) dan 1

orang dekan merupakan pimpinan pada perguruan tinggi swasta (PTS).

Sedangkan kategori mahasiswa terdapat 154 orang mahasiswa merupakan

mahasiswa pada perguruan tinggi negeri (PTN) dan 75 orang mahasiswa

merupakan mahasiswa pada perguruan tinggi swasta (PTS). Pada tabel tersebut

juga menunjukkan sebanyak 3 (tiga) orang dekan dan mahasiswa pada perguruan

tinggi negeri dan swasta (PTN & PTS) dipilih untuk diwawancarai untuk

mendapatkan data kualitatif, dengan alasan memilih responden ini untuk

diwawancarai adalah karena dekan merupakan pihak yang paling

bertanggungjawab dalam mewujudkan budaya akademik mahasiswa serta

mahasiswa merupakan sasaran (subyek) terwujudnya budaya akademik di

kalangan mahasiswa pada perguruan tinggi di Kota Jambi.

Tabel 4.2Profil responden untuk diwawancarai

(dekan dan mahasiswa)

Kategori Sampel Frekuensi

PTN & PTS dekan 3

mahasiswa 3

N=6

Page 41: LAPORAN PENELITIANrepository.uinjambi.ac.id/50/1/Hubungan Peran... · 2019. 4. 1. · laporan penelitian hubungan antara peran kepemimpinan dan budaya akademik mahasiswa perguruan

37

B. Respon Pimpinan terhadap Pelaksanaan Budaya Akademik Mahasiswadi Perguruan Tinggi Kota Jambi

Dalam penelitian ini, respon pimpinan terhadap pelaksanaan budaya

akademik mahasiswa perguruan tinggi Kota Jambi yang diteliti adalah 1) budaya

belajar di kelas, 2) budaya membaca, 3) budaya diskusi.

Responden diminta melihat pertanyaan-pertanyaan dalam item pertanyaan

untuk melihat respon pimpinan terhadap pelaksanaan budaya akademik

mahasiswa perguruan tinggi Kota Jambi. Responden diminta menyatakan

pendapatnya terhadap perkara-perkara yang berkaitan dengan respon pimpinan

terhadap pelaksanaan budaya akademik apakah diamalkan atau tidak dalam

pandangan responden. Pendapat responden diberikan dalam skala 1 hingga 5

yaitu: (1) sangat tidak setuju, (2) tidak bersetuju, (3) kurang bersetuju, (4)

bersetuju dan (5) sangat setuju; mengikut skala yang dikemukakan Likert.

Pandangan responden mahasiswa berdasarkan skor min yang diperoleh

untuk setiap pernyataan. Interpretasi skor min seperti dalam tabel berikut

digunakan untuk menentukan tahap reaksi responden. Skor min 4.20 – 5.00

menunjukkan responden bersetuju pada tahap yang sangat tinggi. Skor min 3.40 –

4.19 menunjukkan responden setuju pada tahap yang tinggi, skor min 2.60 – 3.39

menunjukkan responden setuju pada tahap yang sederhana. Skor min 1.80 – 2.59

menunjukkan responden setuju pada tahap yang rendah dan skor min 1.00 – 1.79

menunjukkan responden setuju pada tahap yang sangat rendah tentang respon

pimpinan terhadap pelaksanaan budaya akademik mahasiswa perguruan tinggi

Kota Jambi.

Tabel 4.3Interpretasi Skor Min

Skor min Interpretasi (tahap)

1.00 – 1.79 sangat rendah1.80 – 2.59 rendah2.60 – 3.39 sederhana3.40 – 4.19 tinggi4.20 – 5.00 sangat tinggi

Sumber: Sambas dan Maman (2007).

Page 42: LAPORAN PENELITIANrepository.uinjambi.ac.id/50/1/Hubungan Peran... · 2019. 4. 1. · laporan penelitian hubungan antara peran kepemimpinan dan budaya akademik mahasiswa perguruan

38

Variabel respon kepemimpinan dikaji berdasarkan bentuk-bentuk budaya

akademik mahasiswa, yaitu 1) budaya belajar, 2) budaya membaca, 3) budaya

diskusi di perguruan tinggi Kota Jambi. Terdapat masing-masing 3 item

pernyataan untuk menjelaskan tentang respon kepemimpinan terhadap

pelaksanaan budaya akademik mahasiswa perguruan tinggi Kota Jambi. Informasi

mengenai respon pimpinan terhadap pelaksanaan budaya akademik mahasiswa

perguruan tinggi Kota Jambi.

Tabel 4.4Respon Pimpinan terhadap Pelaksanaan

Budaya Akademik Mahasiswa Secara Keseluruhannya

Budaya Akademik MahasiswaInterpretasi Respon Pimpinan

Min SD Interpretasi1) Budaya Belajar 2.80 0.38 rendah

2) Budaya Membaca 3.05 0.46 sederhana

3) Budaya Diskusi 2.17 0.29 rendah

Keseluruhan 2,67 0.37 Sederhana

Ket: SD = Standar deviasi

Informasi yang diperoleh dari tabel 4.4 menunjukkan bahwa respon

pimpinan terhadap pelaksanaan budaya akademik secara keseluruhannya di

perguruan tinggi Kota Jambi berada pada tahap sederhana (skor min 2.67).

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari tabel 4.4 tersebut dapat

dirumuskan bahwa secara keseluruhannya menunjukkan bahwa respon pimpinan

terhadap pelaksanaan budaya akademik mahasiswa perguruan tinggi Kota Jambi

disetujui berada pada tahap yang sederhana.

C. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Budaya AkademikMahasiswa Perguruan Tinggi Kota Jambi

Bagian ini menguraikan hasil penelitian terkait dengan faktor pendukung

dan penghambat pelaksanaan budaya akademik mahasiswa perguruan tinggi Kota

Jambi.

Page 43: LAPORAN PENELITIANrepository.uinjambi.ac.id/50/1/Hubungan Peran... · 2019. 4. 1. · laporan penelitian hubungan antara peran kepemimpinan dan budaya akademik mahasiswa perguruan

39

1) Faktor Pendukung Pelaksanaan Budaya Akademik Mahasiswa PerguruanTinggi Kota Jambi

Budaya akademik dipahami sebagai tradisi akademik yang akan

mempengaruhi berkualitas tidaknya sebuah proses perkuliahan di perguruan

tinggi. Apabila tradisi akademik ini baik, maka proses pendidikan akan berjalan

dengan baik, bahkan akan menentukan kualitas lulusan suatu pendidikan di

perguruan tinggi. Sebaliknya apabila tradisi akademik ini jelek, maka proses

pendidikan tersebut juga akan melahirkan lulusan (alumni) dengan kualitas yang

jelek (rendah). Dengan demikian dapat dipahami bahwa budaya akademik

menjadi indikator berhasil/tidaknya perguruan tinggi dalam melahirkan lulusan

yang berkualitas.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, menunjukkan bahwa ada sejumlah

faktor pendukung pelaksanaan budaya akademik mahasiswa perguruan tinggi di

Kota Jambi, meskipun tidak dimanfaatkan dengan baik. Faktor pendukung

tersebut adalah 1) terbukanya kesempatan untuk menggali sumber belajar seluas-

luasnya, baik dari dosen, maupun sesama rekan belajar di kelas, 2) tersedianya

berbagai sumber dan media belajar seperti buku perpustakaan, 3) tersedianya

peluang dan kesempatan untuk mengeluarkan ide dalam bentuk diskusi. Meskipun

peluang ini ada, namun berdasarkan data yang ada menunjukkan bahwa

mahasiswa tidak memanfaatkannya dengan baik.

Tabel 4.5Faktor Pendukung Pelaksanaan

Budaya Akademik Mahasiswa Secara KeseluruhannyaFaktor Penghambat

Budaya Akademik MahasiswaInterpretasi Budaya Akademik

Min SD Interpretasi1) Kesempatan menggali sumber belajar 4.18 0.68 Tinggi

2) Tersedianya berbagai sumber & media belajar 3.45 0.96 Tinggi

3) Tersedianya peluang mengeluarkan ide 2.72 1.12 Sederhana

Keseluruhan 3,45 0.92 Tinggi

Ket: SD = Standar Deviasi

Informasi yang diperoleh dari tabel 4.5 menunjukkan bahwa faktor

pendukung pelaksanaan budaya akademik mahasiswa secara keseluruhannya di

perguruan tinggi Kota Jambi berada pada tahap tinggi (skor min 3.45).

Page 44: LAPORAN PENELITIANrepository.uinjambi.ac.id/50/1/Hubungan Peran... · 2019. 4. 1. · laporan penelitian hubungan antara peran kepemimpinan dan budaya akademik mahasiswa perguruan

40

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari tabel 4.5 tersebut dapat

dirumuskan bahwa secara keseluruhannya menunjukkan bahwa faktor pendukung

pelaksanaan budaya akademik mahasiswa secara keseluruhannya di perguruan

tinggi Kota Jambi disetujui berada pada tahap yang tinggi.

2) Faktor Penghambat Pelaksanaan Budaya Akademik MahasiswaPerguruan Tinggi Kota Jambi

Jika dipahami bahwa budaya akademik akan mempengaruhi berkualitas

tidaknya sebuah proses perkuliahan di perguruan tinggi, maka proses pendidikan

akan berjalan dengan baik, apabila faktor penghambat pelaksanaan budaya

akademik tersebut dapat dihindari.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, menunjukkan bahwa ada sejumlah

faktor penghambat pelaksanaan budaya akademik mahasiswa perguruan tinggi di

Kota Jambi, faktor penghambat tersebut adalah 1) rendahnya minat mahasiswa

untuk belajar, membaca dan diskusi, 2) belum memadainya naskah akademik

yang mengatur tentang budaya belajar, membaca dan diskusi di kalangan

mahasiswa perguruan tinggi di Kota Jambi, sehingga tidak tumbuh budaya

akademik yang baik, 3) belum bersinerginya dorongan pimpinan termasuk dosen

untuk menumbuhkan budaya akademik mahasiswa dalam belajar, membaca dan

diskusi keilmuan di perguruanntinggi Kota Jambi. Berdasarkan data yang ada

menunjukkan bahwa faktor penghambat ini terjadi di kalangan mahasiswa dan

menunjukkan interpretasi yang rendah, sebagaimana dijelaskan dalam tabel 4.5

berikut.

Tabel 4.5Faktor Penghambat Pelaksanaan

Budaya Akademik Mahasiswa Secara KeseluruhannyaFaktor Penghambat

Budaya Akademik MahasiswaInterpretasi Budaya Akademik

Min SD Interpretasi1) Rendahnya minat Belajar 3.01 0.19 sederhana

2) Belum memadainya aturan budaya belajar 2.26 0.27 rendah

3) Sinergi pimpinan terhadap budaya akademik 2.37 0.71 rendah

Keseluruhan 2.54 0.39 rendah

Ket: SD = Standar deviasi

Page 45: LAPORAN PENELITIANrepository.uinjambi.ac.id/50/1/Hubungan Peran... · 2019. 4. 1. · laporan penelitian hubungan antara peran kepemimpinan dan budaya akademik mahasiswa perguruan

41

Secara terperinci penelitian menunjukkan bahwa faktor penghambat

pelaksanaan budaya akademik mahasiswa di perguruan tinggi Kota Jambi secara

keseluruhannya berada pada tahap rendah. Penelitian juga mendapatkan secara

terperinci bahwa faktor rendahnya minat belajar berada pada tahap sederhana,

sedangkan pada faktor belum memadainya aturan budaya belajar, dan sinergi

pimpinan terhadap budaya akademik berada pada tahap yang rendah.

Dapat disimpulkan bahwa faktor penghambat pelaksanaan budaya akademik

mahasiswa di perguruan tinggi Kota Jambi dalam bentuk faktor rendahnya minat

belajar, belum memadainya aturan budaya belajar, dan sinergi pimpinan terhadap

budaya akademik telah terjadi dan dipraktekkan di kalangan mahasiswa di

perguruan tinggi Kota Jambi, meskipun masih rendah.

Apabila hasil temuan ini dihubungkan dengan pernyataan dari hasil

wawancara yang diberikan oleh dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

(FKIP) Universitas Batanghari (Wawancara, 25 Nopember 2015) yang menyatakan

bahwa faktor penghambat pelaksanaan budaya akademik mahasiswa disebabkan

karena row input (intake) mahasiswa tidak terlaksana dengan baik. Pernyataan

dekan yang terkait dengan faktor penghambat pelaksanaan budaya akademik

mahasiswa ini diberikan oleh dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

(FKIP) Universitas Jambi (Wawancara, 22 Desember 2015). Pernyataan tersebut yang

dikutip di bawah ini:

Agak sulit memang kita untuk menerapkan budaya akademik secara baik dikampus ini, karena row input mahasiswa yang masuk ke perguruan tinggi inibukan melalui seleksi yang ketat. Akibatnya, pembinaan budaya akademikkurang sukses untuk mendukung budaya belajar, budaya membaca danbudaya diskusi yang baik.

Pada wawancara yang lain juga ditemukan bahwa salah seorang dekan di

IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi (Wawancara, 17 Desember 2015)

menyatakan bahwa dalam pelaksanaan budaya akademik seharusnya tergantung

kepada mahasiswa bukan kepada fakultas yang ada di perguruan tinggi Kota

Jambi, seperti yang diutarakan berikut:

Page 46: LAPORAN PENELITIANrepository.uinjambi.ac.id/50/1/Hubungan Peran... · 2019. 4. 1. · laporan penelitian hubungan antara peran kepemimpinan dan budaya akademik mahasiswa perguruan

42

Saya berpendapat bahwa dalam pelaksanaan budaya akademik seharusnyatergantung kepada mahasiswa bukan kepada fakultas yang ada diperguruan tinggi Kota Jambi. Kita perguruan tinggi (fakultas) hanyamendorong upaya menegakkan budaya akademik ini, agar nantinya pesertadidik (mahasiswa) dapat mencapai nilai dan akhlak yang baik ketikamereka lulus.

Namun, pernyataan yang disampaikan oleh dekan tersebut berbeda dengan

pendapat yang dikemukakan oleh salah seorang dekan di IAIN Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi ketika dimintai komentarnya mengenai faktor penghambat dalam

pelaksanaan budaya akademik di kalangan mahasiswa. Ia memberikan komentar

sebagai berikut:

Kita sebagai perguruan tinggi di Kota Jambi menyadari bahwa banyakfaktor yang mungkin dapat mempengaruhi berhasil tidaknya pelaksanaanbudaya akademik di kalangan mahasiswa. Hal ini disebabkan karenaderasnya pengaruh global, akses teknologi yang mudah, minat belajar yangrendah serta pupusnya harapan masa depan. Saya berpendapat, yasebaiknya perguruan tinggi yang mengambil peran untuk mewujudkanbudaya akademik yang baik karena mau tidak mau mahasiswa telah kitaterima sebagai mahasiswa di perguruan tinggi ini.

D. Hubungan yang Signifikan antara Peran Kepemimpinan dengan BudayaAkademik Mahasiswa di Perguruan Tinggi Kota Jambi

Pada bagian ini menjelaskan dapatan hasil penelitian dengan menggunakan

analisis Korelasi Pearson mengenai peran pimpinan dalam pelaksanaan budaya

akademik di kalangan mahasiswa perguruan tinggi Kota Jambi. Dapatan hasil

penelitian ini untuk menjawab/membuktikan jawaban atas hipotesis Ha yang

menyatakan “terdapat hubungan antara peran kepemimpinan dengan budaya

akademik mahasiswa di perguruan tinggi Kota Jambi”. Pembuktian dari hasil

dapatan penelitian untuk menguji hipotesis alternatif (Ha) tersebut dapat

dikemukakan seperti dalam tabel 4.6.

Page 47: LAPORAN PENELITIANrepository.uinjambi.ac.id/50/1/Hubungan Peran... · 2019. 4. 1. · laporan penelitian hubungan antara peran kepemimpinan dan budaya akademik mahasiswa perguruan

43

Tabel 4.6. Hubungan Peran Pimpinan terhadapPelaksanaan Budaya Akademik Mahasiswa Perguruan Tinggi Kota Jambi

Peran PimpinanSignifikansi Budaya Akademik

Korelasi Hipotesis(Sig.)

Signifikansi(Interpretasi)

1. Katalisator (menumbuhkankesadaran)

0.21 (0.26) Hipotesis (diterima)

2. Fasilitator -0,19 0.31 Hipotesis (diterima)

3. Pemecahan masalah -0,25 0,18 Hipotesis (diterima)4. Penghubung sumber (mencari

sumber kebutuhan organisasi)-0,02 0,94 Hipotesis (diterima)

5. Komunikator -0,02 0.94 Hipotesis (diterima)df=(n-2); n = respondenρ < 0.05 (ά) = hipotesis ditolakρ > 0.05 (ά) = hipotesis diterima

Dari hasil analisis Korelasi Pearson berdasarkan tabel 4.6 di atas

menunjukkan bahwa hubungan antara variabel peran pimpinan yaitu katalisator

(menumbuhkan kesadaran) terhadap pelaksanaan budaya akademik mahasiswa

perguruan tinggi Kota Jambi berada pada tahap signifikan dan korelasi

menunjukkan arah yang positif (r= 0.21, ρ>0.05). Karena itu, terdapat hubungan

yang signifikan antara peran pimpinan terhadap pelaksanaan budaya akademik

mahasiswa perguruan tinggi Kota Jambi. Ini menunjukkan bahwa hipotesis

diterima (sig.0.26). Dengan perkataan lain, hipotesis yang menyatakan bahwa

terdapat hubungan antara peran pimpinan terhadap pelaksanaan budaya akademik

mahasiswa perguruan tinggi Kota Jambi adalah terbukti.

Analisis Korelasi Pearson berdasarkan tabel 4.6 juga menunjukkan bahwa

hubungan antara variabel peran pimpinan yaitu fasilitator terhadap pelaksanaan

budaya akademik mahasiswa perguruan tinggi Kota Jambi berada pada tahap

signifikan, tetapi korelasi menunjukkan arah yang negatif (r= -0.19, ρ>0.05).

Karena itu, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara hubungan antara

variabel peran pimpinan yaitu fasilitator terhadap pelaksanaan budaya akademik

mahasiswa perguruan tinggi Kota Jambi. Ini menunjukkan bahwa hipotesis

ditolak (r= -0,19/sig.0.31). Dengan perkataan lain, hipotesis yang menyatakan

bahwa terdapat fasilitator adalah tidak terbukti.

Page 48: LAPORAN PENELITIANrepository.uinjambi.ac.id/50/1/Hubungan Peran... · 2019. 4. 1. · laporan penelitian hubungan antara peran kepemimpinan dan budaya akademik mahasiswa perguruan

44

Untuk pemecahan masalah, analisis Korelasi Pearson berdasarkan tabel 4.6

di atas juga menunjukkan bahwa hubungan antara variabel peran pimpinan yaitu

pemecahan masalah terhadap pelaksanaan budaya akademik mahasiswa perguruan

tinggi Kota Jambi berada pada tahap signifikan, tetapi korelasi menunjukkan arah

yang negatif (r= -0.25, ρ>0.05). Karena itu, tidak terdapat hubungan yang

signifikan antara hubungan antara variabel peran pimpinan yaitu pemecahan

masalah terhadap pelaksanaan budaya akademik mahasiswa perguruan tinggi

Kota Jambi. Ini menunjukkan bahwa hipotesis ditolak (r= -0,25/sig.0.18). Dengan

perkataan lain, hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara

variabel peran pimpinan yaitu pemecahan masalah terhadap pelaksanaan budaya

akademik mahasiswa perguruan tinggi Kota Jambi.adalah tidak terbukti.

Sedangkan analisis Korelasi Pearson berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan

bahwa hubungan antara variabel peran pimpinan yaitu penghubung sumber (mencari

sumber kebutuhan organisasi) terhadap pelaksanaan budaya akademik mahasiswa

perguruan tinggi Kota Jambi berada pada tahap signifikan, tetapi korelasi

menunjukkan arah yang negatif (r= -0.02, ρ>0.05). Karena itu, tidak terdapat

hubungan antara variabel peran pimpinan yaitu Penghubung sumber (mencari sumber

kebutuhan organisasi) terhadap pelaksanaan budaya akademik mahasiswa

perguruan tinggi Kota Jambi. Ini menunjukkan bahwa hipotesis ditolak (r= -

0,02/sig.0.94). Dengan perkataan lain, hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat

hubungan antara variabel peran pimpinan yaitu Penghubung sumber (mencari sumber

kebutuhan organisasi) terhadap pelaksanaan budaya akademik mahasiswa

perguruan tinggi Kota Jambi adalah tidak terbukti.

Selain itu, analisis Korelasi Pearson berdasarkan tabel 4.6 juga menunjukkan

bahwa hubungan antara variabel peran pimpinan yaitu Penghubung sumber (mencari

sumber kebutuhan organisasi) terhadap pelaksanaan budaya akademik mahasiswa

perguruan tinggi Kota Jambi berada pada tahap signifikan, tetapi korelasi

menunjukkan arah yang negatif (r= -0.02, ρ>0.05). Karena itu, tidak terdapat

hubungan antara variabel peran pimpinan yaitu komunikator terhadap pelaksanaan

budaya akademik mahasiswa perguruan tinggi Kota Jambi. Ini menunjukkan

bahwa hipotesis ditolak (r= -0,02/sig.0.94). Dengan perkataan lain, hipotesis yang

Page 49: LAPORAN PENELITIANrepository.uinjambi.ac.id/50/1/Hubungan Peran... · 2019. 4. 1. · laporan penelitian hubungan antara peran kepemimpinan dan budaya akademik mahasiswa perguruan

45

menyatakan bahwa terdapat hubungan antara variabel peran pimpinan yaitu

komunikator terhadap pelaksanaan budaya akademik mahasiswa perguruan tinggi

Kota Jambi adalah tidak terbukti.

Page 50: LAPORAN PENELITIANrepository.uinjambi.ac.id/50/1/Hubungan Peran... · 2019. 4. 1. · laporan penelitian hubungan antara peran kepemimpinan dan budaya akademik mahasiswa perguruan

46

BAB VPENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan mengenai “Hubungan Peran Pimpinan

terhadap Pelaksanaan Budaya Akademik Perguruan Tinggi Kota Jambi” ini, hasil

penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan sebagai berikut:

1) Respon Pimpinan terhadap Pelaksanaan Budaya Akademik Mahasiswadi Perguruan Tinggi Kota Jambi

Respon pimpinan dikaji terkait dengan pelaksanaan budaya akademik

mahasiswa perguruan tinggi Kota Jambi, yaitu FKIP Universitas Jambi, FKIP

Universitas Batanghari dan FITK IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

berdasarkan bentuk-bentuk budaya akademik mahasiswa di perguruan tinggi

tersebut, yaitu 1) budaya belajar, 2) budaya membaca, 3) budaya diskusi di

perguruan tinggi Kota Jambi. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh

menunjukkan bahwa respon pimpinan terhadap pelaksanaan budaya akademik

mahasiswa perguruan tinggi Kota Jambi terkait dengan budaya belajar dan budaya

diskusi dikategorikan berada pada tahap rendah, sedangkan budaya membaca

berada pada tahap sederhana, dan secara keseluruhannya respon pimpinan

terhadap pelaksanaan budaya akademik di perguruan tinggi Kota Jambi tersebut

berada pada tahap sederhana (skor min 2.67).

2) Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Budaya AkademikMahasiswa di Perguruan Tinggi Kota Jambi

Temuan penelitian yang dilakukan, menunjukkan bahwa ada sejumlah

faktor pendukung pelaksanaan budaya akademik mahasiswa perguruan tinggi di

Kota Jambi, yaitu: 1) terbukanya kesempatan untuk menggali sumber belajar

seluas-luasnya, baik dari dosen, maupun sesama rekan belajar di kelas, 2)

tersedianya berbagai sumber dan media belajar seperti buku perpustakaan, 3)

tersedianya peluang dan kesempatan untuk mengeluarkan ide dalam bentuk

diskusi. Meskipun peluang ini ada, namun berdasarkan temuan penelitian

menunjukkan bahwa mahasiswa tidak memanfaatkannya dengan baik, bahkan

Page 51: LAPORAN PENELITIANrepository.uinjambi.ac.id/50/1/Hubungan Peran... · 2019. 4. 1. · laporan penelitian hubungan antara peran kepemimpinan dan budaya akademik mahasiswa perguruan

47

menunjukkan bahwa faktor pendukung pelaksanaan budaya akademik mahasiswa

tersebut secara keseluruhannya di perguruan tinggi Kota Jambi disetujui berada

pada tahap tinggi (skor min 3.45).

Dari penelitian yang dilakukan, juga menunjukkan bahwa terdapat beberapa

faktor penghambat dalam pelaksanaan budaya akademik tersebut, yaitu: 1)

rendahnya minat mahasiswa untuk belajar, membaca dan diskusi, 2) belum

memadainya naskah akademik yang mengatur tentang budaya belajar, membaca

dan diskusi di kalangan mahasiswa perguruan tinggi di Kota Jambi, sehingga

tidak tumbuh budaya akademik yang baik, 3) belum bersinerginya dorongan

pimpinan termasuk dosen untuk menumbuhkan budaya akademik mahasiswa

dalam belajar, membaca dan diskusi keilmuan di perguruan tinggi Kota Jambi,

bahkan faktor penghambat pelaksanaan budaya akademik mahasiswa di perguruan

tinggi Kota Jambi tersebut secara keseluruhannya menunjukkan berada pada tahap

rendah.

3) Hubungan yang Signifikan antara Peran Kepemimpinan dengan BudayaAkademik Mahasiswa di Perguruan Tinggi Kota Jambi

Dari hasil penelitian tentang hubungan peran pimpinan terhadap pelaksanaan

budaya akademik mahasiswa di perguruan tinggi Kota Jambi dalam bentuk; 1)

katalisator (menumbuhkan kesadaran), 2) fasilitator, 3) pemecahan masalah, 4)

penghubung sumber (mencari sumber kebutuhan organisasi) menunjukkan

hipotesisnya diterima, dengan demikian dapat dikatakan bahwa hubungan antara

peran pimpinan terhadap pelaksanaan budaya akademik mahasiswa tersebut

memiliki hubungan yang signifikan.

B. Saran

Berdasarkan temuan dan kenyataan yang ada, maka ada sejumlah saran

yang perlu dilakukan ke depan, antara lain:

1. Perlunya ditingkatkan peran pimpinan dalam hal ini dekan fakultas dalam

mengembangkan budaya akademik khususnya dalam meningkatkan budaya

Page 52: LAPORAN PENELITIANrepository.uinjambi.ac.id/50/1/Hubungan Peran... · 2019. 4. 1. · laporan penelitian hubungan antara peran kepemimpinan dan budaya akademik mahasiswa perguruan

48

belajar, budaya membaca dan budaya diskusi di kalangan mahasiswa di

perguruan tinggi Kota Jambi.

2. Diperlukan peran pimpinan dalam mendorong pemanfaatan faktor pendukung

budaya akademik di kalangan mahasiswa di perguruan tinggi tersebut.

3. Perlunya diminimalisir faktor penghambat yang mungkin muncul dalam

pelaksanaan budaya akademik mahasiswa di perguruan tinggi ini agar budaya

akademik dapat terlaksana dengan baik di kalangan mahasiswa.

C. Rekomendasi

Untuk tujuan ke arah itu, paling tidak ada beberapa hal yang dapat

direkomendasikan, yaitu:

1. Perlunya diciptakan lingkungan kampus yang berorientasi pada kelompok-

kelompok belajar, kelompok membaca dan kelompok diskusi dengan membuat

aturan standar akademik mahasiswa.

2. Perlunya pimpinan (dekan) mensosialisasikan kepada para dosen agar

menciptakan suasana belajar mandiri kepada mahasiswa dalam satuan

kelompok belajar.

3. Perlunya terus dibina informasi mengenai tegaknya budaya akademik dalam

bentuk budaya belajar, budaya membaca dan budaya diskusi di kalangan

mahasiswa.

Page 53: LAPORAN PENELITIANrepository.uinjambi.ac.id/50/1/Hubungan Peran... · 2019. 4. 1. · laporan penelitian hubungan antara peran kepemimpinan dan budaya akademik mahasiswa perguruan

49

DAFTAR PUSTAKA

Abu Bakar Nordin. 1987. Developing a scale in affective domain: Proceduralmodel. Terbitan tak berkala 5, Fakulti Pendidikan, Universiti KebangsaanMalaysia, Bangi.

Ace Suryadi dan H.A.R. Tilaar. 1993. Analisis Kebijakan Pendidikan: SuatuPengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Al Ghazali. tt. Ihya Ulumuddin. Beirut: Badawi Thaba’ah.

Anshar dalam http://anshar-mtk.blogspot.co.id/2013/02/perkembangan-budaya-akademik-di.html diakses tanggal 20 Desember 2015.

Carl E. Schorsoke. tt. American Academic Culture in Transformation. USA:Princeton.

Djohansa Marzoeki. 2000. Budaya Ilmiah dan Filsafat Ilmu. Jakarta: Grasindo.

Edward Shils, Etika Akademis. (Terj.) A. Agus Nugroho. 1993. Jakarta: YayasanObor Indonesia.

Frederick E. Balderstone. 1995. Managing Today’s University. USA: The Jossey-Bass, Inc.

James W. Vander Zanden. 1990. Sociology the Core. USA, McGraw Hill, Inc.

Koentjaraningrat. 1982. Pengantar Antropologi. Jakarta: Aksara Baru.

Mary Henkel. 2000. Academic Identities and Policy Change in Higher Education.England: Jessica Kingsley Publishers Ltd.

Mohammad Abduhzen dalam http://doa-bagirajatega.blogspot.co.id/2015/06/budaya-akademik-mohammad-abduhzen.html diakses pada tanggal 20 Desember 2015.

Oemar Hamalik. 2005. Pengembangan Sumber Daya Manusia Manajemen PelatihanKetenagakerjaan.Jakarta:PT Bumi Aksara.

Paulo Freire, dkk. 2001. Menggugat Pendidikan. (Terj.) Omi Intan Naomi.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy. 1998. Al-Islam Jilid 2. Semarang:Pustaka Rizki Putra.

Page 54: LAPORAN PENELITIANrepository.uinjambi.ac.id/50/1/Hubungan Peran... · 2019. 4. 1. · laporan penelitian hubungan antara peran kepemimpinan dan budaya akademik mahasiswa perguruan

51

RIWAYAT PENELITI

Samsu dilahirkan pada tanggal 8 Oktober 1970 di Lagan Ilir, KabupatenTanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi dari pasangan Sultan Hasanuddin(alm.) dan Bungati. Memperoleh gelar Magister Pendidikan Islam padaProgram Pascasarjana (PPs) IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi,konsentrasi Manajemen Pendidikan Islam pada tahun 2003, denganpredikat Cumlaude.

Pendidikan Doktor (Ph.D) diperoleh dari Postgraduate Programme di NationalUniversity of Malaysia (Universiti Kebangsaan Malaysia) pada tahun 2012.

Karir akademis dimulai sejak tahun 1995, sebagai guru di SLTP IX Lurah Jambi(1995-1997), SMU IX Lurah Jambi (1995-1998), SMK (Teknologi) IX Lurah Jambi(1998-2000), Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA) Nurul Falah KotaJambi (1997-2001), dan pernah pula dipercaya sebagai Kepala Tata Usaha (TU) MANurul Falah Kota Jambi (1998-2000), Staf ahli dekan Fakultas Tarbiyah dan staf ahlirektor IAIN STS Jambi (2001-2007), dosen luar biasa pada Sekolah Tinggi IlmuKesehatan (STIKES) Harapan Ibu (sejak tahun 2005), dosen luar biasa pada STAIAhsanta Kota Jambi (sejak 2014). Selain itu ia juga dipercaya oleh legislatif untukmenjadi Tenaga Ahli DPRD Provinsi Jambi yang menangani bidang kesejahteraan rakyatkhususnya berkaitan dengan pendidikan (2010). Saat ini penulis berpangkat LektorKepala pada jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruanIAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi; dengan vak keahlian Kepemimpinan Pendidikan.

Di sela-sela kesibukan sebagai dosen, juga menjadi instruktur PKG bagi guruSMA/SMK se-Provinsi Jambi tahun 2012, instruktur pada Bimbingan Teknis (Bimtek)Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) bagi Kepala SMP/SMA se-Provinsi Jambi, tahun2013, Instruktur PLPG bagi guru SD, SMP, dan SMA/SMK se-Provinsi Jambi, SumateraSelatan, dan Sumatera Barat, yang diselenggarakan di Provinsi Jambi, tahun 2014. Ketuatim pengembangan fakultas FEBI (2014), serta Sekretaris Tim Perubahan Bentuk IAINSulthan Thaha Saifuddin Jambi menjadi Universitas Islam Sulthan Thaha SaifuddinJambi (2014/2015 sampai sekarang).

Karya ilmiah dalam bentuk buku yang telah dipublikasikan, antara lain: 1) SekolahBerprestasi (2002), 2) Pendidikan Anak Bangsa: Pendidikan Untuk Semua (2002), 3)Research University (2012) dan (4) Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan (2014).Di bidang penelitian telah menghasilkan beberapa penelitian dengan bantuan dana DIPAIAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi antara lain: 1) Kesiapan dosen dalam menghadapisertifikasi dosen di lingkungan IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi (2009), 2)Pengembangan penelitian ke arah research university pada lingkungan IAIN SulthanThaha Saifuddin Jambi (2010), 3) Trend penggunaan facebook dan dampaknya terhadapproduktivitas kerja perguruan tinggi (2011), 4) Transformasi budaya akademik berbasison-line: Studi pada IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi (2013), dan 5) Pengaruh ModelGaya Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Inovasi Sekolah di Kota Jambi (Studi pada SLTA KotaJambi), tahun 2014.

.

Page 55: LAPORAN PENELITIANrepository.uinjambi.ac.id/50/1/Hubungan Peran... · 2019. 4. 1. · laporan penelitian hubungan antara peran kepemimpinan dan budaya akademik mahasiswa perguruan

50

LAMPIRAN A

DAFTAR : NILAI KORELASI DI ANTARA SKOR SETIAP ITEM DENGANJUMLAH SKOR DAN INDEKS KEBOLEHPERCAYAAN ALFACRONBACH UNTUK HUBUNGAN PERAN PIMPINAN TERHADAPPELAKSANAAN BUDAYA AKADEMIK PERGURUAN TINGGI KOTAJAMBI

Variabel ItemKorelasi

item denganjumlah skor

Korelasi Itemdengan jumlah

skor yangdibetulkan

Nilai alfajika item

digugurkanNilai alfa

keseluruhan

Peran pimpinan 1 0.734 0.591 0.744 0.5662 0.657 0.591 0.7443 0.486 0.467 0.7634 0.471 0.314 0.7975 0.658 0.390 0.7736 0.543 0.379 0.7857 0.769 0.690 0.7308 0.819 0.851 0.7039 0.494 0.325 0.80310 0.376 0.517 0.691

Budaya Akademik 11 0.333 0.352 0.721 0.42512 0.312 0.357 0.73913 0.332 0.319 0.75814 0.555 0.684 0.65515 0.610 0.746 0.63616 0.356 0.383 0.76417 0.549 0.650 0.65418 0.354 0.328 0.76619 0.391 0.482 0.55820 0.460 0.649 0.346