laporan pesti 5

15
PRAKTIKUM PESTISIDA DALAM PROTEKSI TANAMAN UJI PENGHAMBATAN MAKAN (ANTIFEEDANT) EKSTRAK BIJI MAHONI Swietenia mahogani TERHADAP LARVA Spodoptera litura (PTN 306) PRAKTIKUM V : KELOMPOK 5 (Kelas Paralel 2) 1. Ricko Baharudin A24130046 2. Ulfah Fahriani A34120004 3. M. Yusuf Al Anshori A34120028 4. Ilmi Hamidi A34120059 5. Nurul Farida Efriani A34120091 Dosen : Ir. Djoko Prijono MAgr. Sc

Upload: nurul-farida-efriani

Post on 20-Dec-2015

2 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Pestisida, Analisis Probit, Tingkat Konsentrasi Pestisida, Analisis, Lethal Dose, Lethal Concentrate

TRANSCRIPT

Page 1: laporan pesti 5

PRAKTIKUM PESTISIDA DALAM PROTEKSI TANAMAN UJI PENGHAMBATAN MAKAN (ANTIFEEDANT) EKSTRAK

BIJI MAHONI Swietenia mahogani TERHADAP LARVA Spodoptera litura

(PTN 306)PRAKTIKUM V :

KELOMPOK 5(Kelas Paralel 2)

1. Ricko Baharudin A241300462. Ulfah Fahriani A341200043. M. Yusuf Al Anshori A341200284. Ilmi Hamidi A341200595. Nurul Farida Efriani A34120091

Dosen :Ir. Djoko Prijono MAgr. Sc

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMANFAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGORBOGOR

2015

Page 2: laporan pesti 5

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) terutama oleh hama ulat daun merupakan salah satu faktor pembatas produksi pertanian. Ulat grayak Spodoptera litura merupakan salah satu jenis hama terpenting yang menyerang tanaman palawija dan sayuran di Indonesia. Hama ini sering mengakibatkan penurunan produktivitas bahkan kegagalan panen karena menyebabkan daun dan buah sayuran menjadi sobek, terpotong-potong dan berlubang. Bila tidak segera diatasi maka daun atau buah tanaman di areal pertanian akan habis. Ulat tersebut aktif pada malam hari dan menyerang tanaman secara berkelompok dengan koloni yang banyak, dalam satu koloni ulat ini bisa terdapat 300 ulat ( Soenandar 2010).

Pengendalian terhadap ulat grayak pada tingkat petani pada umumnya masih menggunakan insektisida yang berasal dari senyawa kimia sintesis yang dapat merusak organisme non target, resistensi hama, resurgensi hama dan menimbulkan efek residu pada tanaman dan lingkungan. Untuk meminimalkan penggunaan insektisida perlu dicari pengendalian pengganti yang efektif dan aman terhadap lingkungan. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan menggunakan biopestisida.

Biopestisida dapat diartikan semua bahan hayati, baik berupa tanaman, hewan, mikroba, atau protozoa yang dapat digunakan untuk mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman. Penggunanya memberikan banyak manfaat. Selain efektif mengendalikan hama dan penyakit, ternyata terbukti dapat meningkatkan hasil panen. Penggunaan Biopestisida pun umumnya lebih efektif pada dosis rendah dan cepat terurai sehingga pemaparannya lebih rendah dan terhindar dari masalah pencemaran. Lain hanya pestisida kimia yang sering kali menimbulkan dampak residu (Tombe 2008).

Insektisida dari tanaman Meliaceae umumnya bersifat racun yang bekerja lambat serta memiliki efek penghambat makan dan menghambat perkembangan (Prijono 1998). Penelitian Genus Swietenia (mahoni) sekarang ini semakin berkembang. Dadang dan Ohsawa (2000) melaporkan ekstrak biji S. mahagoni pada konsentrasi 5% dapat memberi penghambatan makan 100% larva P.xylostella. Menurut Prijono (1998) ekstrak biji mahoni pada konsentrasi 0.25% dapat menyebabkan kematian larva C. pavonana 10.4% pada instar 2 dan 43.7 % pada instar 2-3 dengan residu pada daun brokoli yang dipaparkan selana dua hari.

Page 3: laporan pesti 5

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 16 Maret 2015 di Laboratorium Pendidikan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan adalah cawan petri, pinset, mortar, pistil, gunting, dan label. Bahan yang diperlukan adalah biji mahoni (Swietenia mahagoni) dengan konsentrasi masing-masing 0.5%; 0.4%; 0.3%; 0.2%; 0.1%; 0.05%; kontrol, daun talas, kertas buram, akuades, metanol 1%, Tween 80 0.2%, dan larva Spodoptera litura.

Metode Choice

Kertas buram dipotong bundar mengikuti bentuk cawan petri, kemudian diletakkan di dalam cawan petri tersebut. Satu cawan terdiri atas 4 daun talas, masing-masing berukuran 4 cm x 4 cm. Larutan konsentrasi 0.5% dibuat dengan cara menggerus 0.5 g biji mahoni di dalam mortar menggunakan pistil, lalu ditambahkan 1 ml metanol, 0.2 ml Tween 80, dan akuades. Dua daun talas dicelupkan ke larutan tersebut, dua daun talas lainnya dicelupkan ke larutan kontrol, kemudian dikeringanginkan diatas kertas buram. Kemudian daun-daun tersebut diletakkan diatas cawan petri dengan rapi. Lima larva Spodoptera litura dimasukkan ke dalam cawan petri. Perlakuan tersebut dilakukan dengan lima kali ulangan per konsentrasi. Perkiraan luas daun yang dimakan oleh Spodoptera litura dihitung setelah 24 jam.

Rumus yang digunakan dalam menghitung uji penghambatan makan (antifeedant) ekstrak biji mahoni terhadap larva Spodoptera litura dengan metode choice adalah :

Lk : Luas permukaan daun kontrolLp : Luas permukaan daun perlakuanAF : Tingkat Antifeedant (%)

Analisis data menggunakan software Minitab dengan pilihan Two-Way (dua faktor). Faktor pertama yang diamati adalah FK (faktor kontrol tanpa pestisida) dan FP (faktor perlakuan dengan pestisida). Kemudian, hasil analisisnya diamati. Nilai P lebih besar dari 0.05 menunjukkan bahwa faktor kontrol dan faktor perlakuan tidak berpengaruh terhadap luasan daun yang dimakan oleh larva Spodoptera litura pada taraf nyata 5%.

Page 4: laporan pesti 5

Metode No-Choice

Kertas buram dipotong bundar mengikuti bentuk cawan petri, kemudian diletakkan di dalam cawan petri tersebut. Satu cawan terdiri atas 2 daun talas, masing-masing berukuran 4 cm x 4 cm. Larutan konsentrasi yang dibuat sama dengan metode choice, yang berbeda hanya pada perlakuannya yaitu satu cawan petri untuk satu konsentrasi larutan. Kedua daun talas dicelupkan ke larutan yang akan diujikan, kemudian dikeringanginkan diatas kertas buram. Daun-daun tersebut diletakkan diatas cawan petri dengan rapi. Lima larva Spodoptera litura dimasukkan ke dalam cawan petri. Perlakuan tersebut dilakukan dengan lima kali ulangan per konsentrasi. Perkiraan luas daun yang dimakan oleh Spodoptera litura dihitung setelah 24 jam.

Rumus yang digunakan dalam menghitung uji penghambatan makan (antifeedant) ekstrak biji mahoni terhadap larva Spodoptera litura dengan metode no-choice adalah :

Lk : Luas permukaan daun kontrolLp : Luas permukaan daun perlakuanAF : Tingkat Antifeedant (%)

Analisis data menggunakan software Minitab dengan pilihan One-Way (satu faktor). Faktor yang diamati adalah faktor perlakuan dengan pestisida. Kemudian, hasil analisisnya diamati. Nilai P lebih besar dari 0.05 menunjukkan bahwa faktor perlakuan tidak berpengaruh terhadap luasan daun yang dimakan oleh larva Spodoptera litura pada taraf nyata 5%. Nilai P lebik kecil dari 0.05 menunjukkan bahwa faktor perlakuan pestisida berpengaruh terhadap luasan daun yang dimakan oleh larva S. litura pada taraf 5%

Page 5: laporan pesti 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Jumlah Perlakuan

Ulangan Persentase Daun Yang Dimakan (%)

Luas Daun Yang Dimakan (cm2)

Kontrol Perlakuan Kontrol Perlakuan1 2 1 2 1 2 1 2

0.5 1 5 5 7 0 0.8 0.8 1.12 02 7 5 1 1 1.12 0.8 0.16 0.163 10 17 0 0 1.6 2.72 0 04 5 7 2 1 0.8 1.12 0 0.165 7 7 0 0 1.12 1.12 0 0

Rata-rata 1.20 0.160.4 1 8 10 0 5 1.28 1.6 0 0.8

2 25 0 15 5 4 0 2.4 0.83 5 15 0 3 0.8 2.4 0 0.484 75 20 0 0 12 3.2 0 05 25 0 8 5 4 0 0 0.8

Rata-rata 2.93 0.530.3 1 15 10 1 0 2.4 1.6 0.16 0

2 20 15 0 0 3.2 2.4 0 03 15 10 0 0 2.4 1.6 0 04 10 15 0 0 1.6 2.4 0 05 5 5 0 0 0.8 0.8 0 0

Rata-rata 1.92 0.0160.2 1 20 5 5 4 3.2 0.8 0.8 0.64

2 10 10 0 0 1.6 1.6 0 03 5 10 0 0 0.8 1.6 0 04 5 15 0 0 0.8 2.4 0 05 30 5 0 0 4.8 0.8 0 0

Rata-rata 1.84 0.1440.1 1 20 30 4 0 3.2 4.8 0.64 0

2 10 17 0 0 1.6 2.72 0 03 20 15 0 0 3.2 2.4 0 04 17 0 0 0 2.72 0 0 05 7 0 0 0 1.12 0 0 0

Rata-rata 2.176 0.0640.05 1 10 15 0 5 1.6 2.4 0 0.8

2 5 15 0 0 0.8 2.4 0 03 5 10 0 0 0.8 1.6 0 04 20 5 10 0 3.2 0.8 1.6 05 10 10 0 0 1.6 1.6 0 0

Rata-rata 1.68 0.24Tabel 1 Luas daun yang dimakan oleh larva menggunakan metode choice

Tabel 2 Luas daun yang dimakan oleh larva menggunakan metode no choice

Page 6: laporan pesti 5

Perlakuan Ulangan Persentase Daun Yang Dimakan (%)

Luas Daun Yang Dimakan (cm2)

1 2 1 2

Page 7: laporan pesti 5

0.5 1 7 5 1.12 0.82 5 5 0.8 0.83 1 15 0.16 2.44 7.5 5 1.2 0.85 5 10 0.8 1.6

Rata-rata 1.048

0.4 1 25 15 4 2.42 5 25 0.8 43 20 15 3.2 2.44 30 50 4.8 85 10 12 1.6 1.92

Rata-rata 3.312

0.3 1 5 0 0.8 02 20 20 3.2 3.23 5 5 0.8 0.84 5 0 0.8 05 10 5 1.6 0.8

Rata-rata 1.2

0.2 1 10 5 1.6 0.82 20 15 3.2 2.43 5 25 0.8 44 5 20 0.8 3.25 5 8 0.8 1.28

Rata-rata 1.89

0.1 1 15 10 2.4 1.62 5 5 0.8 0.83 40 10 6.4 1.64 10 5 1.6 0.85 20 1 3.2 0.16

Rata-rata 1.936

0.05 1 5 5 0.8 0.82 7 5 1.12 0.83 10 5 1.6 0.84 5 2 0.8 0.325 0 5 0 0.8

Rata-rata 0.789

Kontrol 1 15 20 2.4 3.22 13 40 2.08 6.43 10 10 1.6 1.64 10 40 1.6 6.45 75 80 12 12.8

Rata-rata 5.008

Tabel 3 Antifeedant pada luasan daun metode choice dan no choice

MetodeAntifeedant

0.05 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5Choice 75% 94.29% 85.48% 91.54% 69.36% 76.47%

Page 8: laporan pesti 5

No choice 84.24% 61% 62.26% 76.03% 33.86% 79.07%

Pembahasan

Tingkat penghambatan makan (antifeedant) untuk metode choice pada taraf konsentrasi pestisida 0.05% 0.1% 0.2% 0.3% 0.4% 0.5% berturut-turut adalah 75%, 94.29%, 85.48%, 91.54%, 69.36%, dan 76.47%. Tingkat

Page 9: laporan pesti 5

penghambatan makan untuk metode no choice berturut-turut adalah 84.24%, 61%, 62.26%, 76.03%, 33.86%, dan 79.07%.

Tingkat penghambatan makan no choice seharusnya lebih tinggi daripada tingkat penghambatan makan choice. Larva ulat cenderung dapat memilih daun yang terkena pestisida dan daun yang bebas dari pestisida. Daun yang bebas pestisida tentunya akan lebih banyak dimakan oleh larva. Tingkat penghambatan makan oleh daun yang terkena pestisida lebih tinggi daripada daun yang bebas pestisida (Dadang dan Ohsawa 2000). Namun, tingkat penghambatan makan untuk metode no choice pada konsentrasi 0.1, 0.2, 0.3, dan 0.4 lebih kecil daripada tingkat penghambatan choice. Bahkan tingkat penghambatan makan pada metode no choice dengan konsentrasi ekstrak biji mahoni 0.4% sangat kecil bila dibandingkan dengan konsentrasi yang lain. Asumsi bahwa terjadi kesalahan pengamatan dalam hal memperkirakan luasan daun yang termakan oleh larva pada konsentrasi ekstrak biji mahoni 0.4%.

, pada konsentrasi 2%, ekstrak neemba dapat menghambat perilaku S. litura sebesar 100%. S. litura lebih memilih daun yang tidak dicelupkan ke dalam ekstrak neemba dibandingkan dengan daun yang tidak dicelupkan ke dalam ekstrak neemba (kontrol). Daun pada kontrol dimakan oleh S. litura sedangkan daun dengan perlakuan sama sekali tidak termakan. Konsentrasi ekstrak yang memiliki tingkat penghambatan terbesar adalah 2%, kemudian 6%, 4%, 8% dan 10%. Berdasarkan uji F yang telah dilakukan, ekstrak neemba dengan berbagai kosentrasi tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap penghambatan makan S. litura karena konsentrasi tidak berpengaruh terhadap hasil akhir data.

Page 10: laporan pesti 5

DAFTAR PUSTAKA

Soenandar M. 2010. Petunjuk Praktis Membuat Pestisida Organik. Jakarta(ID): Agromedia Pustaka.

Tombe. 2008. Pemanfaatan Pestisida Nabati Dan Agensia Hayati Untuk Pengendalian Penyakit Busuk Jamur Akar Putih Pada Jambu Mete. Littro. 19(1)68 – 77.

Prijono D. 1998. Insecticidal activity of meliaceous seed extract againt cabbage head caterpillar, Crocidolomia binotalis Zeller (Lepidoptera: Pyralidae). Bul HPT 10 (1): 1-6.

Dadang, Ohsawa K. 2000. Penghambatan aktivitas makan larva Plutella xylostellaL. (Lepidoptera:Yponomeutidae) yang diperlakukan ektrak biji Swietenia mahogani Jacq (Meliaceae). Bul HPT 12: 27-32.

LAMPIRAN

CHOICE

————— 23/03/2015 7:07:35 ————————————————————

Welcome to Minitab, press F1 for help.

Page 11: laporan pesti 5

Two-way ANOVA: %daun dimakan versus dosis pestisida; percobaan

Source DF SS MS F Pdosis pestisida 5 296,23 59,25 1,75 0,141percobaan 1 1717,35 1717,35 50,72 0,000Interaction 5 130,00 26,00 0,77 0,577Error 48 1625,10 33,86Total 59 3768,68

S = 5,819 R-Sq = 56,88% R-Sq(adj) = 47,00%

Two-way ANOVA: luas daun dimakan versus dosis pestisida; percobaan

Source DF SS MS F Pdosis pestisida 5 25,428 5,086 1,37 0,252percobaan 1 181,935 181,935 49,07 0,000Interaction 5 11,563 2,313 0,62 0,682Error 48 177,981 3,708Total 59 396,907

S = 1,926 R-Sq = 55,16% R-Sq(adj) = 44,88%

Keterangan:Dosis pestisida: 0,5 dstPercobaan: kontrol dan dgn perlakuan%daun dimakan : dirata-rataluas daun dimakan: dijumlah

NO CHOICE

One-way ANOVA: %daun dimakan 1 versus dosis pestisida 1

Source DF SS MS F Pdosis pestisida 1 6 2659 443 3,17 0,017Error 28 3916 140Total 34 6574

S = 11,83 R-Sq = 40,44% R-Sq(adj) = 27,68%

Individual 95% CIs For Mean Based on Pooled StDevLevel N Mean StDev ----+---------+---------+---------+-----P0,05 5 4,90 1,98 (------*------)P0,1 5 12,10 7,76 (------*------)P0,2 5 11,80 4,74 (------*------)P0,3 5 7,50 7,29 (------*------)P0,4 5 20,70 11,29 (------*------)P0,5 5 6,55 1,20 (------*-------)PK 5 31,30 26,65 (------*------) ----+---------+---------+---------+----- 0 15 30 45

Pooled StDev = 11,83

One-way ANOVA: luas daun dimakan 1 versus dosis pestisida 1

Page 12: laporan pesti 5

Source DF SS MS F Pdosis pestisida 1 6 272,3 45,4 3,17 0,017Error 28 401,0 14,3Total 34 673,2

S = 3,784 R-Sq = 40,44% R-Sq(adj) = 27,68%

Individual 95% CIs For Mean Based on Pooled StDevLevel N Mean StDev -----+---------+---------+---------+----P0,05 5 1,568 0,634 (--------*--------)P0,1 5 3,872 2,482 (--------*-------)P0,2 5 3,776 1,516 (-------*--------)P0,3 5 2,400 2,332 (--------*--------)P0,4 5 6,624 3,613 (--------*-------)P0,5 5 2,096 0,385 (-------*--------)PK 5 10,016 8,529 (--------*--------) -----+---------+---------+---------+---- 0,0 4,0 8,0 12,0

Pooled StDev = 3,784

Keterangan:Dosis pestisida 1= 0,5 dst%daun dimakan: dirata-rataluas daun dimakan: dijumlah

Page 13: laporan pesti 5