laporan pkl yuk piks 2
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang mayoritas penduduknya
bermata pencaharian sebagai petani. Hal ini ditunjang dari banyaknya lahan yang
dapat dimanfaatkan sebagai lahan pertanian. Salah satu produk yang menjadi
unggulan dalam sektor pertanian di Indonesia adalah tanaman sayuran.
Sayuran banyak diminati oleh masyarakat karena memiliki kandungan gizi yang
bermanfaat bagi kesehatan. Sayuran dapat dikonsumsi dalam keadaan mentah
ataupun diolah terlebih dahulu sesuai dengan kebutuhan yang akan
digunakan.
Salah satu komoditi sayur yang sangat dibutuhkan oleh hampir semua
orang dari berbagai lapisan masyarakat adalah tomat, sehingga tidak
mengherankan bila volume peredaran di pasaran dalam skala besar. Tanaman
tomat banyak memiliki varietas di antaranya adalah dapat dilihat dari bentuk
buah, ukuran, tandan, ketebalan daging, dan kandungan airnya sehingga pola
pertumbuhan dari tanaman tomat pun akan berbeda. Tomat memiliki banyak
kandungan gizi dan vitamin, diantaranya karbohidrat, protein, lemak, vitamin
A, B1, B2, B3, dan C, kalsium, fosfor, besi, natrium, kalium, serat, dan air
(Rugayah, 2004).
Tanaman tomat merupakan salah satu sayuran buah yang memiliki
peluang bisnis yang baik. Besarnya kebutuhan dalam negeri maupun luar
1
negeri menjadikan tomat sebagai komoditas menjanjikan. Permintaan tomat
yang tinggi untuk kebutuhan bumbu masakan, industri makanan, dan obat-
obatan merupakan potensi untuk meraup keuntungan (Cahyono, 2003).
Untuk memenuhi kebutuhan pasar yang tinggi tersebut, maka perlu dilakukan
tehnik budidaya tanaman tomat yang tepat guna menghasilkan produksi dengan
kualitas dan kuantitas buah tomat yang baik.
Tehnik budidaya tanaman tomat yang digunakan akan mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman tomat. Tehnik budidaya tanaman tomat
meliputi syarat tumbuh, persiapan lahan, penyiapan benih dan bibit, serta
pemeliharaan. Tehnik budidaya tersebut sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman tomat.
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktek kerja lapangan ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan
dan perkembangan tanaman tomat (Solanum Lycopersicum) hibrida 43 f1 di
Kecamatan Suralaga Lombok Timur.
1.3 Manfaat
Untuk dapat mengetahui tehnik budidaya, pertumbuhan dan perkembangan
tanaman tomat dan menambah pengetahuan serta pengalaman mengenai praktek
kerja lapangan.
2
BAB II
PROFIL DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN LOMBOK
TIMUR
2.1 Profil Instansi
UD. P’Tani kecamatan Suralaga kabupaten Lombok Timur
UD. P’Tani kecamatan suralaga merupakan salah satu Balai Benih utama
yang bekerja sama dengan Dinas Pertanian dan Peternakan kabupaten Lombok
Timur dalam hal budidaya tanaman pangan dan hortikultura. Selain itu, UD.
P’Tani Kecamatan Suralaga juga menyediakan bibit - bibit unggul yang siap
ditanam oleh para petani. Pengamatan dilakukan di UD. P’Tani Kecamatan
Suralaga karena memiliki lahan yang cukup luas dan melakukan budidaya
tanaman pangan dan hortikultura yang beranekaragam, misalnya padi, bunga kol,
mentimun, melon, tomat dan cabai. Tanaman tomat dipilih pada kerja praktek
lapangan (PKL) karena waktu PKL bersamaan pada penanaman tomat.
2.2 Gambaran Pelayanan Pada Dinas Pertanian Dan Peternakan Kabupaten
Lombok Timur
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 4 Tahun
2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Lombok
Timur serta Keputusan Bupati Lombok Timur Nomor 32 Tahun 2008 tentang
Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pertaniasn dan Peternakan Kabupaten
3
Lombok Timur, maka Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Lombok
Timur mempunyai kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi sebagai berikut :
2.1.1. Kedudukan
Dinas ertaniasn dan Peternakan Kabupaten Lombok Timur merupakan
unsure pelaksana Pemerintah Daerah di bidang Pertanian dan Peternakan. Dinas
Pertanian dan Peternakan dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
2.1.2. Tugas Pokok
Tugas Pokok yang diemban Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten
Lombok Timur adalah Menyelenggarakan Urusan Pemerintahan Daerah bidang
Pertanian dan Peternakan.
2.1.3. Fungsi
Untuk melaksanakan Tugas Pokok tersebut, Dinas Pertanian dan Peternakan
Kebupaten Lombok Timur mempunyai fungsi :
1. Menyusun Rencana Strategis bidang Pertanian dan Peternakan
2. Merumuskan Kebijakan Teknis bidang Pertanian dan Peternakan
3. Pelaksanaan Urusan Pemerintahan dan Pelayanan Umum bidang
pembangunan dan penyelenggara Usaha pengelolaan dibidang pertanian
dan peternakan, Pengkajian Penerapan Teknologi Pertanian dan
4
Peternakan, Peningkatan Sumber Daya Manusia/Aparatur bidang pertanian
dan peternakan
4. Pembinaan , Pengendallian, Evaluasi dan Pelaporan Pelaksanaan Kegiatan
bidang Pertanian dan Peternakan
5. Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas dibidang Pertanian dan
peternakan
6. Pelaksanaan kegiatan Penatausahaan Dinas Pertanian dan Peternakan
7. Pelaksanaan Tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai Tugas dan
Fungsinya
2.1.4. Struktur Organisasi
Dalam pengelolaan tugas, wewenang, tanggungjawab dan fungsi Dinas
Pertanian dan Peternakan Kabupaten Lombok Timur, maka telah tersusun sebuah
struktur organisasi sebagai cerminan adanya tugas, wewenang, tanggungjawab
dan fungsi yang diemban. Sehubungan dengan itu maka struktur organisasi Dinas
Pertanian dan Peternakan Bupati Lombok Timur Nomor 32 Tahun 2008 tentang
rincian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten
Lombok Timur.
Struktur Organisasi Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Lombok
Timur terdiri atas:
1. Kepala Dinas
2. Sekretariat
5
a. Subbagian Program dan Pelaporan
b. Subbagian Keuangan
c. Subbagian Umum dan Kepegawaian
3. Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura
a. Seksi Produksi Tanaman Pangan
b. Seksi Produksi Hortikultura
c. Seksi Produksi Benih
4. Bidang Perlintan dan Pengolahan Hasil
a. Seksi Perlindungan Tanaman
b. Seksi Prasarana dan Alat Mesin Pertanian (Alsintan)
c. Seksi Pengembangan Usaha Pertanian
5. Bidang Peternakan
a. Seksi Produksi Peternakan
b. Seksi Produksi Pakan dan Pengembangan Teknologi Peternakan
c. Seksi Pengembangan Usaha Peternakan
6. Bidang Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner:
a. Seksi Kesehatan Masyarakat Veterner
b. Seksi Pelayanan Kesehatan Hewan
c. Seksi Pencegahan dan Pembertantasan Penyakit Hewan
6
2.1.5. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi
1. Kepala Dinas
2. Sekretaris
Tugas Pokok : Menyusun konsep program pembangunan pertanian dan
peternakan serta mengendalikan dan melaporkan pelaksanaan
pembangunan, merencanakan, mengkoordinasikan dan
menyelesaikan pelaksanaan kegiatan kepegawaian umum,
dan perlengkapan serta membuat konsep laporan mengenai
bidang tugas sesuai dengan peraturan daerah, menyiapkan
data statistic, melaksanakan penyebaran informasi.
Fungsi : Melakukan penyusunan rencana dan program pembangunan
pertanian dan peternakan, pelaporan bagian tata usaha serta
pembinaan organisasi dan tata laksana :
1. Melakukan pelayanan tata usaha umum
2. Melakukan pengelolaan administrasi keuangan
kepegawaian
3. Melakukan pengelolaan administrasi keuangan
4. Melaksanakan pengelolaan urusan rumah tangga
dan perlengkapan
5. Menyiapkan dan menyajikan data statistic
7
6. Menyebarkan informasi dan penyuluhan
7. Menyusun konsep pola umum pembangunan
pertanian dan peternakan
8. Mengendlikan pelaksanaan program pembangunan
pertanian dan peternakan
9. Mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan program
pembangunan pertanian dan peternakan
10. Melaksanakan tugas tugas lain yang diberikan
atasan sesuai tugas dan fungsinya.
a. Sub Bagian Perencanaan Dan Pelaporan
Tugas Pokok : Menyiapkan bahan perumusan rencana dan program serta
menyusun bahan dan melaksanakan kegiatan pembinaan da
pengembangan organisasi dan tata laksana, menghimpun,
menganalisa dan mengevaluasi data-data laporan pelaksanaan
program dan pembangunan, menginventarisir permasalahan
dalam pelaksanaan program dan pembangunan serta
menyiapkan laporan pelaksanaan pembangunan pertanian dan
peternakan.
Fungsi : 1. Menginventarisir masalah yang
timbul dalam pelaksanaan kegiatan
8
program dan pembangunan.
2. Menyiapkan laporan Dinas tentang
pelaksanaan program, serta laporan
pembangunan
3. Melaksanakan registrasi dan tabulasi
dan rekapitulasi data-data statistic
mengenai potensi wilayah, target dan
realisasi pencapaian produksi
4. Mengumpulkan dan menyiapkan data
sebagai bahan pembuatan laporan
bulanan, triwulan musiman dan
tahunan
5. Melayani dan menyelesaikan
permintaan data dari dinas/instansi
yang membutuhkan
6. Menginventarisir kebutuhan sarana
dan prasarana yang diperlukan dalam
melaksanakan kegiatan penyebaran
informasi dan penyuluhan
7. Merencanakan, melaksankan dan
mengkoordinasikan pelaksanaan
kegiatan penyebaran informasi dan
9
penyuluhan
8. Melakukan konsultasi dengan satuan
unit organisasi lingkup dinas dalam
hal mengumpulkan dan menyatukan
seluruh program pembangunan
9. Menyusun konsep pola umum dan
program pembangunan pertanian dan
peternakan
10. Merencanakan mengenai tata urutan
pelaksanaan kegiatan pembangunan
pertanian dan peternakan
11. Menyusun rencana kegiatan
operasional pengendalian program
dan pembangunan serta menetapkan
sasaran prioritas operasional
pengendalian
12. Mengendalikan pelaksanaan program
dan Pembangunan dengan cara
mengidentifikasikan permasalhan
yang timbul sebagai bahan perumusan
pemecahan masalah
10
b. Sub Bagian Keuangan
Tugas Pokok : Menyusun Anggaran Pendapatan Dinas, mengurus pembukuan,
melaksanakan perhitungan anggaran, verifikasi serta mengurus
perbendaharaan.
Fungsi : 1. Menyusun belanja rutin dan belanja
gaji
2. Menyusun pembukuan daftar
belanja pembangunan
3. Menyusun anggaran penerimaan
dinas
4. Mengajukan beberapa permintaan
pembayaran belanja pembangunan
dalam hubungan dengan bendahara
5. Malaksanakan monitoring dan
pengawasan terhadap pelaksanaan
anggaran dinas
6. Mengawasi sekaligus mengoreksi
pelaksanaan tugas bendaharawan
rutin serta memeriksa kas secara
berkala
7. Melaksanakan tugas-tugas lain yang
11
diberikan atasan sesuai tugas dan
fungsinya
c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Tugas : Melakukan urusan surat menyurat, kearsipan dan ekspedisi serta tugas-
tugas yang berkaitan dengan tata usaha umum, melaksanakan tata usaha
kepegawaian,menyusun rencana kebutuhan dan pengembangan
pegawai, mutasi pegawai serta pembinaan disiplin pegawai, menyusun
rencana kebutuhan kantor mengenai pengadaan barang-barang
perangkat lunak dan keras, menyiapkan konsep-konsep rencana
pemeliharaan kantor dan menyiapkan bahan usulan pengahapusan
barang-barang inventaris.
Fungsi : 1. Menerima, serta meneliti dan
mengarahkan surat masuk dan
surat keluar
2. Mengelola dokumen kearsipan dan
mengklarifikasikannya menurut
jenis dan kebutuhan
3. Mengekspedisikan surat-surat yang
keluar
4. Mengawasi pelaksanaan pemakai
12
kendaraan dinas sesuai kebutuhan
5. Mengawasi pelaksanaan pemakai
kendaraan dinas sesuai kebutuhan
6. Mengawasi pelaksanaan ruang
kantor, pekarangan kartor serta
pemeliharaan tanaman pada
halaman kantor
7. Melaksanakan tata usaha
kepegawaian umum
8. Mengelola dan menyiapkan data
informasi kebtuhan kepegawaian
9. Melaksanakan pembinaan karir dan
pendidikan pegawai
10. Mengurus dan mengkoordinasikan
mutasi pegawai
11. Melaksanakan pembinaan disiplin
pegawai Menyiapkan seluruh
kebutuhan alat tulis kantor
12. Menyusun daftar kebutuhan dan
pengadaan barang
13. Menyiapkan dan mendistribusikan
13
barang ke unit organisasi
14. Memelihara perlengkapan dan
peralatan kantor dan mobilitas
kendaran dinas
15. Menyiapkan buku daftar inventaris
kantor
16. Melaporkan keadaan barang yang
rusak kepada panitia pengadaan
dan perlengkapan barang
3. Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura
Tugas Pokok : Melaksankan pembinaan dan pengembangan teknologi,
meningkatkan produksi dan ketersediaan benih bermutu,
melaksankan program peningkatan produksi, mengelola Balai
Benih Utama dan Balai pemanfaatan lahan pekarangan.
Fungsi : 1. Pengawasan dan pembinaan terhadap
peredaran dan penggunaan sarana
produksi
2. Pengawasan dan pembinaan terhadap
produksi benih/bibit,peredaran benih
14
bibit antar sertab penggunaan benih
3. Pengkajian dan pengembangan
teknologi sesuai tipe teknologi dan
ekologi lahan
4. Melaksanakan pembinaan gizi dan
pemanfaatan pekarangan,dan
5. Melaksanakan tugas lain yang
diberikan atasan
a. Seksi Tanaman Pangan
Tugas Pokok : Menyusun konsep pengembangan produksi, melaksankan
program peningkatan produksi,memantau pengandaan dan
peredaran sarana produksi serta melaksankan bimbingan
penggunaan sarana produksi
Fungsi : 1. Menyiapkan bahan rumusan
pengembangan potensi wilayah
2. Menyiapkan konsep pemetaan wilayah
spesifik bagi pengembangan komoditas
15
tertentu
3. Menyusun target pencapaian produksi
padi, palawija dan hortikultura baik
melalui program eksentifikasi maupun
intensifikasi
4. Menghimpun dan menganalisa data
produksi sebagai bahan evaluasi
terhadap target pencapaian produksi
5. Menyusun target sarana produksi
sebagai bahan evaluasi terhadap
pencapaian produksi
6. Menyusun target kebutuhan sarana
produksi (benih,pupuk,dan pestisida)
dan memantau serta mengevaluasi
kegiatan pengadaan,penyaluran dan
peredarannya
7. Meningkatkan produktivitas instansi
dinas (balai benih dan kebun dinas)
dengan cara memberikan peningkatan
pembinaan,pengawasan serta adanya
pengelolaan yang lebih intensif
8. Melaksanakan registrasi dan tabulasi
16
dan rekapitulasi data-data statistic
mengenai potensi wilayah,target dan
realisasi pencapaian produksi tanaman
pangan
9. Melakukan tugas-tugas lain yang
diberikan atasan sesuai tugas dan
fungsinya
b. Seksi Hortikultura
Tugas Pokok : Mengumpulkan dan menyusun bahan pembinaan pemanfaatan
dan pengembangan tanaman pekarangan, pembinaan dan
peningkatan gizi serta menyebarluaskan aneka tanaman bergizi.
Fungsi : 1. Menghimpun dan menyusun bahan
pembinaan budi daya tanaman
pekarangan yang menyangkut
tanaman hias, tanaman sayuran,
obat-obatan dan buah-buahan
2. Menghimpun dan menyusun bahan
pembinaan pemamfaatan dan teknik
pengolahan tanaman bergizi dan
17
tanaman obat-obatan
3. Melaksanakan beberapa kegiatan
penyebarluasan tanaman bergizi
dilahan pekarangan
4. Melaksanakan pelatihan/kursus
pengelolaan aneka tanaman bergizi
5. Melaksanakan lomba pekarangan
dan lomba masak tanaman bergizi
6. Melaksanakan registrasi dan tabulasi
dan rekapitulasi data-data statistic
mengenai potensi wilayah, target dan
realisasi pencapaian produksi
hortikultura
7. Melaksankan tugas-tugas lain yang
diberikan atasan sesuai tugas dan
fungsinya.
SEKSI BENIH DAN PENYIAPAN TEKNOLOGI
Tugas Pokok : Menyiapkan konsep program pembinaan meningkatkan produksi dan
ketersediaan benih/bibit unggul, pengembangan teknologi produksi
benih,serta meningkatkan mutu produksi balai benih.
18
Fungsi: 1. Menghimpun dan menginventarisasi
data-data pembenihan mengenai
kemampuan produksi benih dan
kebutuhan benih tingkat lapangan.
2. Menyusun konsep surat keputusan
harga benih berdasarkan data harga
benih dan analisa harga pokok benih.
3. Membina dan memberikan bimbingan
teknik pembenihan kepada petugas
kebun bibit, penangkaran benih,
pedagang benih, dan petugas kebun
dinas serta petugas lapangan lainnya
dalam upaya penerapan dan
pengembangan teknoogi produksi
benih/bibit.
4. Melaksanakan pengawasan terhadap
peredatran benihbibit antar daerah.
5. Meningkatkan mutu pengelolaan dan
mutu produksi balai benih utama dan
balai benih pokok.
6. Melaksanakan registrasi dan tabulasi
dan rekapitulasi data-data statistic
19
mengenai potensi wilayah, target dan
realisasi pencapaian produksi benih.
7. Melaksanakan tugas-tugas lain yang
diberikan atasan sesuai tugas dan
fungsinya.
BIDANG PERLINDUNGAN TANAMAN DAN PENGOLAAN HASIL
Tugas Pokok : Melaksanakan pembinaan, pengamatan
danoprasional pengendalian organism
pengganggu tanaman (OPT), peningkatan dan
penggunaan dan pendayagunaan sumberdaya
lahan, mengembangkan kegiatan usaha tani dan
pengkatan mutu pengolahan hasil serta
pembinaan pemeliharaan, penggunaan dan
pengujian alat dan mesin tanaman.
SEKSI HAMA DAN PENYAKIT
Tugas Pokok : Mengumpulkan dan menyusun bahan
bimbingan, dan melakukan bimbingan
oprasional pengendalian serta pelayanan
informasi, monitoring dan prakiraan seragan
organism pengganggu tanaan (OPT) serta
20
Fungsi :
menyalurkan penyaluran perlindungn
tanaman dan pelaporan.
1. Melaksanakan pembinaan teknik pengamatan
organism pengganggu tanaman (OPT) dan
oprasional pengendaliannya teradap
kelompok tani/ regu pemberantas hama.
2. Melaksanakan kegiatan peogra pengadaan,
pemeliharaan dan penyiapan sarana dan
perasarana perlindungan tanaman (seperti
pestisida, alat semprot, dalat emposan dan
lain-lainnya).
3. Melaksanakan operasional massal pengendali
dini terhadap sumber-sumber serangan
organism pengganggu tanaman (OPT).
4. Melaksanakan operasional massal eridikasi
dan sinitasi teradap sumber-sumber serangan
di daerah/lokasi serangan endemis.
5. Melaksanakan kegiatan pembinaan,
pengawasan dan monitoring terhadap
perkembangan kegiatan para penyalur,
pengecer dan pengguna pestisida serta
21
pengawasan terhadap pestisida palsu.
6. Melaksanakan pengujian lapangan dan
laboratorium terhadap efektivitas terhadap
bagian jenis pestisida.
7. Melaksanakan registrasi dan tabulasi dan
rekapitulasi data-data statistic mengenai
potensi wilayah, target dan realisasi
pencapaian pengendalian danma dan
penyakit.
8. Melaksanakan tugas-tugas lain yang
diberikan atasan sesuai tugas dan fungdinya.
SEKSI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERTANIAN DAN ALSINTAN
Tugas Pokok : Menyiapkan invetarisasi dan analisa data,
pemetaan tata ruang dan pendayagunaan
sumber daya lahan sesuai agroekosistem serta
pengembangan ketenaga kerjaan. Menyusun
bahan pembinaan operasional demonstrasi,
pengkajian dan pembinaan penerapan paket
teknologi, mengumpulkan dan menyusun
bahanpembinaan identifikasi, inventarisasi
22
Fungsi :
percobaan dan pengkajian penerapan serta
penyebaran penotipe alat mesin pertanian.
1. Menghimpun, mengolah dan menganalisa
data potensi wilayah.
2. Melaksanakan pemetaan tata ruang
penggunaan lahan berdasarkan tipe dan
ekologi lahan serta agroekosistem.
3. Menyusun konsep tentang perluasan areal
dalam rangka pengembangan lahan dan
rehabilitas lahan kritis.
4. Menyusun konsep rencana
pendayagunaan lahan kering dan lahan
kritis dengan berpedoman pada kaidah
konservasi tanah.
5. Meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan tenaga kerja pertanian
khususnya mengenai penggunaan teknik
operasional peralatan mesin pertanian.
6. Melaksanakan kegiatan pembinaan
perkumpulan petani pemakai air (P3A)
mengenai pemanfaatan air irigasi
23
ditingkat usaha tani.
7. Melakasanakan konsultasi dengan satuan
organisasi lingkup dinas.
8. Dalam hal membahas dan meyusun
program pembinaan lapangan.
9. Menyusun teknis dan operasional
demonstrasi.
10. Melaksanakan pengkajian terhadap
evektifitas berbagai sarana produksi yang
beredar dan digunakan oleh petani dengan
melakukan uji lapangan dan uji
laboratrium.
11. Melaksanakan bimbingan penerapan
paket teknologi pada kelompok tani
dengan melakukan demonstrasi dan
pencontohan.
12. Meaksanakan pengujian lapangan
penggunaan sarana produksi pada
berbagai tipe dan ekologi lahan untuk
menghasilkan rekomendasi local spesifik.
13. Mengembangkan teknologi pembuatan
24
dan penggunaan pupuk organic.
14. Menyusun konsep program
pengembangan alat dan mesin pertanian
yang mengarah pada sistem multiguna
dalam upaya meningkatkan efisiensi dan
efektivitas.
15. Menyusun konsep pembinaan dan
bimbingan teknik, baik melalui pelatihan
operator maupun demonstrasialat mesin
pertanian.
16. Melaksanakan kegiatan uji fungsi
prototype alat dan mesin pertanian
dengan berpedoman pada juklak/juknis
serta blue print untuk mendapatkan
peralatan yang tepat dan mudah dalam
pengoperasiannya.
17. Melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan
perawatan terhadap alat dan mesin
pertanian milik dinas.
18. Menyusun draf konsep RPU pembelian
suku cadang alat dan mesin pertanian
25
milik dinas.
19. Melaksanakan registrasi dan tabulasi dan
rekapitulasi data-data statistic mengenai
potensi wilayah, target dan realisasi
pencapaian pengembangan dan
pemanfaatan sumberdaya pertanian.
20. Melaksanakan tugas-tugas lain yang
diberikan atasan sesuai tugas dan
fungsinya.
SEKSI PENGEMBANGAN USAHA PERTANIAN
Tugas Pokok :
Fungsi :
Mengumpulkan dan menyusun bahan
pembinaan, menyiapkan data dan informasi,
pengawasan dan pemberian uji usaha,
perhitungan kehilangan hasil serta
peningkatan mutu pengolahan hasil pertanian
tanaman pangan.
1. Menyiapkan konsep pedoman petunjuk
pembinaan dan pengembangan kegiatan
usaha. Melaksanakan pembinaan kepada
kelompok tani mengenai pembentukan
26
organsiasi usaha tani dan cara untuk
mendapatkan fasilitas kredit sebagai
modal usaha. Mengumpulkan, mengolah
dan menganalisa data-data informasi
pasar yang mempengaruhi harga produksi
pertanian sebagai bahan ramalan harga
untuk masa yang akan dating.
2. Melaksanakan pembinaan, pengawasan
dan pemebrian izin usaha kepada
perusahaan yang bergerak pada bidang
pertanian.
3. Melaksanakan pembinaan dalam rangka
peningkatan usaha tani dan peningkatan
mutu pengolaan hasil.
4. Menyiapkan konsep pembinaan
penanganan kegiatan panen dan pasca
panen serta penggunaan sarana dan
prasarananya.
5. Memantau kegiatan panen dan pasca
panen serta melakukan perhitungan
kehilangan hasil akibat panen dan pasca
27
panen.
6. Melaksanakan registrasi dan tabulasi dan
rekapitulasi data-data statistic mengenai
potensi wilayah, target dan realisasi
pencapaian bidang usaha pertanian.
7. Melaksanakan tuga-tugas lain yang
diberikan atasan sesuai tugas dan
fungdinya.
BIDANG PETERNAKAN
Tugas Pokok :
Fungsi :
Melaksanakan kegiatan bidang pelayanan
teknis yang berhubungan dengan pembibitan
ternak, budidaya ternak, pelayanan usaha dan
pemasaran, dan pakan ternak dan
perlengkapannya.
1. Menyelenggarakan penyusunan program
bimbingan teknik produksi.
2. Menyimpan bahan penyusunan program
bimbingan pengawasan peredaran dan
pengawasan pakan ternak.
3. Menyimpan bahan petunjuk operasional
28
pengkajian dan penerapan teknologi
bedang peternakan.
4. Menyiapkan penyusunan program
identifikasi lokasi, melaksanakan
penataan ternak dan retribusi ternak
pemerintah.
5. Menyiapkan bahan bimbingan penerapan
standar teknik pembinaan mutu dan
pengolahan hasil pemasaran.
6. Melaksanakan tugas-tugas lain yang
dierikan atasan sesuai tugan dan
fungsinya.
SEKSI PRODUKSI PETERNAKAN
Tugas Pokok :
Fungsi :
Membimbing produksi trnak bibit,
membimbing registrasi ternak dan
mengawasi populasi dasar ternak serta
memantau kinerja ternak bibit.
1. Pengawasan, pemeriksaan lalulintas
ternak bibit, ternak sembelihan dari dan
atau ke wilayah daerahya.
29
2. Pemantauan dan pengawasan penyaluran
ternak bibit yang dilakukan oleh swasta.
3. Pengawasan peredaran mutu bibit ternak
dan bimbingan produksi ternak.
4. Pengawasan populasi dasar ternak,
seleksi dan registrasi ternak bibit.
5. Identifikasi jumlah bibit ternak dan
pembelian surat keterangan dari
kabupaten asal ternak bibit.
6. Melaksanakan identifikasi lokasi,
menyiapkan lokasi penataan ternak,
penyebaran dan pengembangan serta
restribusi ternak pemerintah.
7. Melaksanakan registrasi dan tabulasi dan
rekapitulasi data-data statistic mengeni
potensi wilayah, target dan realisasi
pencapaian produksi peternakan.
8. Melaksanakan tugas lain yang diberikan
atasan sesuai tugas dan fungsinya.
SEKSI PRODUSI PAKAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI
PETERNAKAN
Tugas Pokok : Melaksanakan pemantauan pengadaan,
30
Fungsi :
peredaran dan pengguaan pakan ternak,
membimbing, melaksanakan pengkajian,
penerapan teknologi bidang peterakan.
1. Melaksanakan pengawasan mutu pakan
konsentrat dan bahan baku pakan dalam
pemakaian.
2. Mengadakan pengawasan mutu pakan
dan bahan baku pakan dalam peredaran.
3. Melaksanakan bimbingan produksi
hygiene pakan ternak.
4. Melaksanakan bimbingan produksi dan
penggunaan pakan dan bahan baku pakan
konsentrat.
5. Melaksanakan bimbingan produksi benih
hijauan pakan ternak.
6. Pengadaan dan penyaluran benih hijau
makanan ternak (pakan untuk
perbanyakan benih pokok).
7. Bimbingan dan pelaksanaan inseminasi
buatan.
8. Pemantauan pelaksanaan dan registras
31
inseminasi buatan.
9. Pengadaan mani beku ternak produksi
dalam negeri.
10. Produksi mani beku ternak local (local
spesifik untuk kabupaten).
11. Bimbingan dan pelaksanaan pengadaan
dan atau produksi mudigah, alih mudigah
serta pemantauan pelaksanaan dan
restribusi hasil mudagih.
12. Menyusun rencana kebutuhan dan
pengadaan alat dan mesin peternakan.
13. Membimbing pelaksanaan pengkajian
dan penerapan teknologi dibidang
peternakan.
14. Penyebaran prototype alat dan mesin
peternakan.
15. Melaksanakan registrasi dan tabulasi dan
rekapitulasi data-data statistic mengenai
potensi wilayah, target dan realisasi
pencapaian produksi pakan dan teknologi
peternakan.
32
16. Melaksanakan tugas-tugas lain yang
diberikan atasan sesuai tugas dan
fungsinya.
SEKSI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN
Tugas Pokok :
Fungsi :
Melaksanakan kegiatan bidang usaha tani
ternak dan pengolahan hasil.
1. Melaksanakan pelayanan usaha
peternakan.
2. Melaksanakan bimbingan pengolahan
hasil peternakan.
3. Melaksanakan bimbingan penerapan
standar teknis bimbingan dan
pengolahan hasil, pemasaran, pelayanan
dan perizinan usaha.
4. Pemberian izin pengeluaran ternak /
pengeluaran ternak keluar provinsi serta
pemberian jatah pengiriman ternak
keluar daerah.
5. Pengawasan lalu lintas bahan asal ternak
dan hasil bahan asal ternak dari atau ke
33
wilayah daerah.
6. Pelayanan promosikomoditas peternakan.
7. Pengawasan pemeriksaan lalu lintas
bahan asal ternak dan hasil bahan asal
ternak dari atau ke wilayah daerah.
8. Pemantauan dan pengawasan operasional
pasar hewan.
9. Bimbingan analisa usaha dan pemasaran
hasil peternakan.
10. Melaksanakan registrasi dan tabulasi dan
rekapitulasi data-data statistic mengenai
potensi wilayah, target dan realisasi
penapaian usaha peternakan.
11. Melaksanakan tugas-tugas yang
diberikan atasan sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
BIDANG KESEHATAN HEWAN DAN MASYARAKAT VETERINER
Tugas Pokok : Melaksanakan kegiatan bidang pelayanan
teknis yang berhubungan dengan kesehatan
hewan dengan kesehatan masyarakat
34
Fungsi :
vetriner, pengamatan dan penelitian penyakit
dan pelayanan kesehatan hewan.
1. Melaksanakan urusan pengawasan
kesehatan masyarakat veternier dan
urusan kesejahteraan hewan.
2. Melaksanakan usaha pengamatan dan
penelitian/penyidikan penyakit hewan.
3. Melaksanakan urusan pencegahan dan
pemberantasan penyakit hewan.
4. Melaksanakan usaha pelayanan
kesehatan hewan.
5. Melaksanakan tugas-tugas lain yang
diberikan atasa sesuai tugas dan
fungsinya.
SEKSI KESEHATAN MASYARAKAT VETERNIER
Tugas Pokok : Mengawasi hygiene dan sanitasi lingkungan
usaha peternakan, melakukan pelayanan
Rumah Potong Hewan, Rumah Potong
Unggas serta memantau perlindungandan
kesejahteraan hewan.
35
Fungsi : 1. Melaksanakan pelayanan izin usaha
Rumah Potong Hewan.
2. Melakasanakan pengawasan hygiene dan
sanitasi lingkungan usaha peternakan.
3. Mengadakan pengawasan pemotongan
hewan.
4. Mengadakan pemantauan dan pembinaan
kesejahteraan dan perlindungan hewan.
5. Melaksanakan registrasi dan tabulasi dan
rekapitulasi data-data statistic mengenai
kesehatan masayrakat veteriner.
6. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan
atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
SEKSI PELAYANAN KESEHATAN HEWAN
Tugas Pokok :
Fungsi :
Membimbing teknis pelayanan kesehatan
hewan, memantau peredaran dan penggunaan
obat hewan.
1. Membimbing pengawas pelayanan
kesehatan hewan.
2. Melaksanakan pembangunan dan
36
pengolahan unit-unit pelayanan kesehatan
hewan.
3. Melaksanakan pengawasan peredaran
obat hewan ditingkat kios dan pengecer
serta pemakaian sediaan biologic dan
premix.
4. Melaksanakan pemantauan dan
pengawasan satuan pelayanan peternakan
terpadu (Pusat Kesehatan Hewan),
Rumah Potong Hewan dan lain-lain.
5. Melakasanakan registrasi dan tabulasi
dan rekapitulasi data-data statistic
mengenai pelayanan kesehatan hewan.
6. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan
atasan.
SEKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT HEWAN
Tugas Pokok :
Fungsi :
Membimbing pencegahan dan
pemberantasan penyakit hewan.
1. Melaksanakan pengamatan dan
pencatatan kejadian penyakit hewan.
37
2. Melaksanakan penyidikan epidemiologi
penyakit hewan, parasit, bakteri, virus
dan penyakit hewan lainnya.
3. Melaksanakan bimbingan pengendalian
penyakit hewan.
4. Melaksanakan identifikasi dan
pembuatan peta penyakit hewan.
5. Melaksanakan pemeriksaan laboratorium
penyakit hewan.
6. Melaksanakan pengawasan lalu lintas
hewan.
7. Melaksanakan kegiatan pengebalan
hewan.
8. Melaksanakan pemeriksaan dan
pengujian penyakit.
9. Melakukan tindakan hygiene.
10. Melaksanakan kembali pembukaan dan
penutupan dan pembukaan wilayah
wabah.
11. Melaksanakan pembinaan hewan
hidup/mati yang dihinggapi penyakit
38
menular.
12. Melaksanakan pengasingan hewan sakit
atau terserang penyakit.
13. Maelaksanakan analisis dan
penanggulangan residu bahan kimia
komoditi peternakan.
14. Melaksanakan registrasi dan tabulasi dan
rekapitulasi data-data statistic mengenai
potensi wilayah, targe dan realisasi
pencegahan, pemberanasan penyakit
hewan.
15. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan
atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
2.2. Sumber Daya Dinas Pertanian Dan Peternakan Kabupaten Lombok Timur
2.2.1. Sumber Daya Manusia SKPD
Untuk mendukung agar pelaksanaan tugas, wewenang, tanggung jawab dan
fungsinya dapat terlaksana dengan baik maka Dinas Pertanian dan Peternakan
Kabupaten Lombok Timur memerlukan ketersediaan aparat/sumberdaya manusia
yang berkualitas dengan kompetensi yang tepat dan dalam jumlah yang
memadai.
39
Berdasarkan data yang ada diketahui bahwa jumlah aparaturpegawai pada
Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Lombok Timur sampai dengan
Desember Tahun 2012 tercatat 182 orang yang terdiri atas 163 orang PNS
(89,78%) dan Non PNS 19 oranga (10,22%). Berdasarkan pendidikannya,
aparatur PNS pada Dinas Pertanian dan Peternakan mempunyai pendidikan yang
beragam mulai dari tingkat Sekolah Dasar sampai dengan Pasca Sarjana.
2.2.2. Sarana dan Prasarana SKPD
Untuk membantu pelaksanaan tugas, wewenang, tanggung jawab dan
fungsinya, maka Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Lombok Timur
memiliki berbagai sarana dan prasarana pendukung berupa bangunan gedung
kantor permanen di berbagai lokasi pada masing-masing kecamatan, bangunan
gedung kantor lain-lain, bangunan gedung tempat pertemuan permanen, gedung
pertokoan/ koperasi pasar permanen dan gedung pemotongan hewan permanen.
2.3. Kinerja Pelayanan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Lombok
Timur
Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Lombok Timur dalam kurun
waktu lima tahun terakhir sesuai dengan yang diamanatkan dalam RPJMD 2008
- 2013 serta Dokumen rencana strategis Dinas Pertanian dan Peternakan
Kabupaten Lombok Timur telah menetapkan beberapa indicator kinerja
pelayanan dan hal tersebut telah dilaksanakan dengan berbagai tantangan dan
40
kemajuan yang dihadapi. Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Pertanian dan
Peternakan Kabupaten Lombok Timur dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Meningkatnya kualitasdan jangkauan prasarana dan sarana irigasi
2. Meningkatnya kualitas dan kuantitas jalan usaha tani
3. Meningkatnya ketersediaan input sarana produksi pertanian
4. Meningkatnya produksi pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, dan
kelautan
5. Terjaminnya pemasaran dan stabilnya harga hasil produksi pertanian dan
peternakan
6. Meningkatnya industry pengolahan hasil produksi pertanian dalam arti luas
7. Meningkatnya pemberian kredit usaha tani bagi petani dan nelayan
8. Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan petani dan petugas pertanian
dan peternakan
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Tomat
3.1.1. Klasifikasi
Tanaman tomat termasuk tanaman sayuran yang sudah dikenal sejak dahulu.
Peranannya yang penting dalam pemenuhan gizi masyarakat sudah sejak lama
diketahui orang. Tanaman tomat (Solanum Lycopersium) adalah tumbuhan
41
setahun, berbentuk perdu atau semak dan termasuk ke dalam golongan tanaman
berbunga (angiospermai). Dalam klasifikasi tumbuhan, tanaman tomat termasuk
kelas Magnoliopsida (berkeping dua).
Berikut ini adalah klasifikasi tanaman tomat menurut (Plantamor, 2012).
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Solanes
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Spesies : Solanum Lycopersicum L
3.1.2. Morfologi Tanaman Tomat
Akar
Tanaman tomat memiliki akar tunggang, akar cabang, serta akar
serabut yang berwarna keputih-putihan dan berbau khas (Gambar 1).
42
(Sumber: http//google.com search=batang+tomat)
Gambar 1. Akar Tanaman tomat
Perakaran tanaman tidak terlalu dalam, menyebar ke semua arah hingga
kedalaman rata-rata 30 - 40 cm, namun dapat mencapai kedalaman hingga
60 - 70 cm. Akar tanaman tomat berfungsi untuk menopang berdirinya
tanaman serta menyerap air dan unsur hara dari dalam tanah
(Rismunandar, 2001).
Batang
Batang tanaman tomat bentuknya bulat dan membengkak pada buku-
buku. Bagian yang masih muda, berambut dan biasanya ada yang
berkelenjar, mudah patah, dapat naik bersandar pada turus atau merambat.
(Gambar 2).
43
(Sumber: http//google.com search=batang+tomat)
Gambar 2. Batang Tanaman tomat
Bercabang banyak sehingga secara keseluruhan berbentuk perdu
(Rismunandar, 2001).
Daun
Daunnya yang berwarna hijau dan berbulu memiliki panjang 20 - 30
cm dan lebar 15 - 20 cm. Daun tomat tumbuh dekat ujung dahan atau
cabang sementara tangkai daunnya berbentuk bulat memanjang sekitar 7 -
10 cm dan ketebalan 0,3 - 0,5 cm (Gambar 3) (Rismunandar, 2001).
(Sumber: http//google.com search=daun+tomat)
44
Gambar 3. Daun Tanaman Tomat
Buah
Buah tomat adalah buah buni, selagi masih muda berwarna hijau dan
berbulu serta relatif keras, setelah tua berwarna merah muda, merah atau
kuning cerah dan mengkilat, serta relatif lunak.
(Sumber: http//google.com search=Buah+tomat)
Gambar 4. Buah Tanaman tomat
Bentuk buah tomat beragam: lonjong, oval, pipih, meruncing, dan bulat.
Diameter buah tomat antara 2 - 15 cm, tergantung varietasnya. Jumlah
ruang di dalam buah juga bervariasi, ada yang hanya dua seperti pada
buah tomat cherry dan tomat roma atau lebih dari dua seperti tomat
marmade yang beruang delapan (Rismunandar, 2001).
3.3. Jenis-Jenis Tanaman tomat
45
Tomat merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai
ekonomi penting di Indonesia. Buah ini sangat mudah dijumpai dan banyak
digunakan untuk membuat berbagai macam olahan masakan, minuman, dan juga
dapat dijadikan sebagai konsumsi. Tanaman tomat adalah tumbuhan setahun
berbentuk perdu atau semak dan termasuk kedalam golongan tanaman berbunga
(angiospermae) Salah satu senyawa yang paling banyak terkandung didalam
buah tomat yaitu likopen. Likopen adalah senyawa yang memberikan warna
merah pada buah tomat. Likopen berperan sebagai senyawa antioksidan,
mengurangi kolesterol, dan mampu melindungi tubuh dari kanker, terutama
ancaman kanker prostat yang terjadi pada pria. Zat-zat lain yang terdapat pada
tomat adalah karbohidrat, protein, lemak, vitamin A, B1, B2, B3, dan C,
kalsium, fosfor, besi, natrium, kalium, serat, dan air (Didit, 2010)
Umumnya jenis-jenis tomat didasarkan pada tinggi tanaman, penampilan,
dan kegunaannya. Berdasarkan tinggi tanamannya, jenis tomat dibagi menjadi 3
golongan utama, yaitu :
1. Determinate
Golongan ini merupakan yang terpendek diantara tanaman tomat, yakni
hanya berkisar antara 50 - 80 cm saja. Golongan ini tidak bisa tumbuh tinggi
46
karena ujung tanamannya diakhiri dengan rangkaian bunga. Jenis ini relatif
memiliki umur sangat pendek sehingga dapat cepat dipanen.
2. Intermediate
Pohon Tomat dengan golongan ini termasuk relatif tinggi dan dapat
tumbuh hingga mencapai 2 m. Namun demikian, meskipun batang
tanamannya relatif tinggi umurnya hanya berkisar 4 bulan saja.
3. Hybrida
Golongan ini merupakan hasil persilangan antara golongan determinate
dengan intermediate. Karena merupakan persilanngan antara keduanya,
varietas ini memiliki sifat dari keduanya.
Selain dikelompokkan berdasarkan bentuk fisik tanamannya, tanaman
tomat dibedakan juga berdasarkan jenis buahnya (bentuk buah) dan
kegunaanya. Berikut adalah beberapa jenis tomat yang umum dikenal:
a. Tomat plum
Sesuai dengan namanya, penampilan tomat plum ini mirip dengan buah
plum. Tomat plum memiliki bentuk buah yang bulat lonjong, dagingnya
banyak sekali mengandung air dan memiliki permukaan kulit yang tipis
(Gambar 5).
47
(Sumber: http://google.com/search=jenis+tomat )
Gambar 5. Tomat plum
b. Tomat beef
Tomat beef ini memiliki bentuk yang paling besar jika dibandingkan
dengan jenis lainnya.memiliki daging buah yang tipis,mempunyai kandungan
air yg cukup banyak (Gambar 6).
(Sumber: http://google.com/search=jenis+tomat )
Gambar 6. Tomat beef
c. Tomat Cerry
Tomat Cerry ini bentuknya kecil agak lonjong. Ketika masih muda tomat
Cerry ini warnanya hijau pucat dan ketika sudah masak warnanya berubah
48
menjadi orange ke merahan, serta memiliki rasa daging cukup manis
(Gambar 7).
(Sumber: http://google.com/search=jenis+tomat )
Gambar 7. Tomat cerry
d. Tomat Hijau
Sesuai dengan namanya, tomat hijau ini memiliki warna hijau, teksturnya
agak keras karena memiliki kandungan air yang sedikit (Gambar 8).
Sebenarnya tomat hijau merupakan tomat yang dipanen sebelum waktunya
atau sebelum masak.
(Sumber: http://google.com/search=jenis+tomat )
Gambar 8. Tomat hijau
49
e. Tomat Pear
Tomat pear ini mempunyai bentuk yang mirip dengan buah pear hanya
saja ukurannya jauh lebih kecil disbanding dengan buah pear (Gambar 9).
Tomat pear memiliki rasa manis dan memiliki warna beraneka ragam, yaitu
merah, orange dan kuning.
(Sumber: http://google.com/search=jenis+tomat )
Gambar 9. Tomat Pear
f. Tomat Anggur
Tomat Anggur mempunyai bentuk serupa dengan buah anggur. Baik
dalam hal bentuk ataupun untaiannya. Tomat anggur mempunyai bentuk yang
bulat, berasa manis, dengan daging yang tidak tebal dan kadar air yang tidak
terlalu banyak Gambar 10)
50
(Sumber: http://google.com/search=jenis+tomat )
Gambar 10. Tomat Anggur
Jenis tomat yang banyak dikenal dan dimanfaatkan oleh masyarakat
khususnya di indonesia adalah: tomat plum, tomat beef, tomat cerry, dan tomat
hijau.
3.4. Syarat Tumbuh Tanaman Tomat
Tanaman tomat merupakan tanaman yang dapat tumbuh di semua tempat, dari
dataran rendah sampai tinggi (pegunungan). Tanaman tomat tidak menyukai
tanah yang tergenang air atau becek. Tanah yang keadaannya demikian
menyebabkan akar tomat mudah busuk dan tidak mampu mengisap zat - zat hara
dari dalam tanah karena sirkulasi udara dalam tanah disekitar akar tomat kurang
baik. Akibatnya tanaman akan mati.
Untuk pertumbuhannya yang baik, tanaman tomat membutuhkan tanah yang
gembur, kadar keasaman (pH) antara 5 - 6, tanah sedikit mengandung pasir, dan
51
banyak mengandung humus serta pengairan yang teratur dan cukup mulai
tanaman mulai dapat dipanen. Bagi tanaman dan yang dikehendaki cepat panen,
tanah liat berpasir akan lebih baik. Suhu yang terbaik bagi pertumbuhan tomat
adalah 23˚C pada siang hari dan 17˚C pada malam hari. Selisihnya adalah 6˚C.
Suhu yang tinggi dapat menyebakan panyakit daun berkembang, sedangkan suhu
yang rendah akan menghambat pembungaan tanaman .
Pembentukan buah sangat ditentukan oleh faktor suhu malam hari.
Pengalaman di berbagai negara membuktikkan bahwa suhu yang terlalu tinggi di
waktu malam menyebabkan tanaman tomat tidak dapat membentuk bunga sama
sekali, sedangkan pada suhu kurang dari 100˚C tepung sari menjadi lemah
tumbuhnya dan banyak tepung sari yang mati, akibatnya hanya sedikit saja yang
terjadi pembuahan (Tugiyono, 2005).
3.4 Pertumbuhan Tanaman Tomat
Pada umumnya, pertumbuhan tanaman dapat diartikan dengan pertambahan
ukuran. Karena organisme multisel tumbuh dari zigot, pertambahan itu bukan
hanya dalam volume, tapi juga dalam bobot, jumlah sel, banyaknya protoplasma,
dan tingkat kerumitan (Elviana, 2008). Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh 6
faktor lingkungan yaitu : cahaya, batuan mekanik, suhu, udara, dan unsur hara
(Subhan et all. 2009).
Tanaman tomat diperbanyak dengan biji. Salah satu pendukung keberhasilan
produksi tomat adalah awal dari pertumbuhannya, yaitu biji atau benihnya
52
(Trisnawati dan Setiawan, 1993). Tanaman tomat sangat membutuhkan sinar
matahari yang penuh sepanjang hari untuk produksi yang menguntungkan, tetapi
sinar matahari yang terik tidak disukainya. Daerah dengan kondisi demikian
memungkinkan tanaman mudah terserang penyakit cendawan busuk daun
(Phytophtora infestans) dan sebagainya. Angin kering dan udara panas kurang
baik bagi pertumbuhannya karena sering menyebabkan kerontokan bunga. Suhu
yang paling ideal untuk perkecembahan benih tomat adalah 25 - 30˚C. Sementara
itu, suhu ideal untuk pertumbuhan tanaman tomat 24 - 28˚C. Jika suhunya rendah
maka pertumbuhannya akan rendah atau terhambat. Demikian juga pertumbuhan
dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna (Tugiyono, 2005).
3.5.Unsur Hara Yang Dibutuhkan Tanaman Tomat
Tanaman tomat membutuhkan unsur hara makro dan mikro untuk memenuhi
kebutuhan makanannya. Unsur hara makro yang diperlukan terdiri dari unsur
karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), natrium (N), fosfat (P), kalium (K), sulfur
(S), magnesium (Mg), dan kalsium (Ca), sedangkan unsur hara mikro yang
diperlukan, antara lain molibdenium (Mo), tembaga (Cu), boron (B), seng (Zn),
besi (Fe), klor (Cl), dan mangan (Mn). Unsur-unsur tersebut di atas dapat
diperoleh melalui beberapa sumber, seperti udara, air, mineral-mineral dalam
media tanam, dan pupuk.
Peranan - peranan unsur hara bagi tanaman tomat dapat dilihat sebagai
berikut (Klinik Tani Organik, 2012).
53
1. Karbon (C)
Sumber : unsur karbon yang diperlukan tanaman tomat dapat diserap dari
udara (CO2) dan dari dalam tanah (kemungkinan HCO3-). Unsur ini diasimilasi
oleh tanaman sebagai CO2. Proses ini dinamakan karboksilasi yang memfiksasi
CO2 untuk fotosintesis. Unsur karbon berperan sebagai pembangun bahan organik
karena sebagian besar bahan kering tanaman terdiri dari bahan organik. Gejala
kekurangan : proses fotosontesis akan terganggu sehingga terjadi kesulitan dalam
menghasilkan unsur organik.
2. Hidrogen (H)
Sumber : unsur hidrogen ini diambil oleh tanaman tomat dalam bentuk air
(H2O) dan urin ternak. Unsur ini diserap dalam bentuk air dari larutan tanah atau
dari udara jika kondisinya humid. Unsur hidrogen berperan sebagai elemen pokok
pembangun bahan organik. Gejala kekurangannya yaitu : terjadi kesulitan dalam
menghasilkan molekul organik.
3. Oksigen (O)
Sumber : unsur oksigen ini diambil oleh tanaman tomat dalam bentuk
oksigen bebas (O2) atau dapat juga diperoleh dari air (H2O). Unsur oksigen
berperan sebagai pembangun bahan organik, respirasi, dan pembakar energi.
Gejala kekurangan : terjadi kesulitan dalam memperoleh zat organik.
4. Nitrogen (N)
Sumber : unsur nitrogen diserap dalam bentuk NH4+ atau NO3
- dari larutan
tanah atau gas NH3 dan N2 dari udara. Unsur ini biasanya tersedia dalam kotoran
54
ternak, urin ternak, dan seresah daun jenis kacang-kacangan. Unsur nitrogen
berperan dalam : membantu pembentukan sel baru, mengganti sel-sel yang rusak,
membantu dalam pembentukan klorofil dalam fotosintesis, mendukung
pembentukan vitamin dan protein, mempercepat pertumbuhan tanaman muda,
meningkatkan penyerapan unsur hara lainya, seperti fosfor dan kalium.
Gejala kekurangan : tanaman menjadi layu, menguning, dan kekurangan zat
hijau daun. Gejala kelebihan: bunga dan buah terhambat karena pertumbuhan
vegetatif meningkat, pematangan buah terhambat, ukuran buah kecil, dan tidak
tahan terhadap penyakit.
5. Fosfor (P)
Sumber : unsur fosfat diserap oleh tanaman dalam bentuk ion H2PO4- dan
unsur ini biasanya tersedia dalam batuan fosfat atau fosfat alam, kotoran ternak,
urin ternak, dan air kelapa. Unsur fosfor berperan dalam: membantu pembentukan
akar, mendukung pertumbuhan generative, meningkatkan daya tahan terhadap
penyakit, mempercepat proses pematangan.
Gejala kekurangan : perakaran tanaman tidak sempurna, tanaman kerdil dan
kurus, daun menjadi mongering, dan warnanya menjadi kemerah-merahan dan
coklat.
6. Kalium (K)
Sumber : unsur kalium tersedia bagi tanaman dalam bentuk kation K+. Unsur
ini biasanya tersedia dalam kotoran ternak, urin ternak, dan rumput gajah. Unsur
kalium berperan dalam : membantu pembentukan zat karbohidrat, merangsang
55
pembentukan hijau daun dan bunga, meningkatkan daya serap akar,
meningkatkan daya tahan terhadap penyakit, mengatur kesetimbangan pupuk
nitrogen dan fosfat, meningkatkan kadar gula, lemak, dan rasa pada buah.
Gejala kekurangan : pembentukan lamban dan tanaman menjadi kerdil, pucuk
daun menguning seperti terbakar pada tepi-tepinya, kematian pucuk akar dan akar
rambut, serta penyerapan unsur hara terganggu.
7. Sulfur (S)
Sumber : unsur sulfur diserap dari larutan tanah dalam bentuk SO42- dan
dapat diserap dari udara sebagai SO2. Fraksi organik S dapat tersedia untuk
tanaman melalui proses mineralisasi yang dilakukan oleh mikrobia. Tanaman
dapat pula memanfaatkan SO2 sebagai bagian dari pasokan S. Senyawa SO2
diadsorpsi melalui stomata dan didistribusikan ke seluruh tubuh tanaman sehingga
menjadi bagian dari protein S, asam amino S, dan sulfat S. Unsur ini biasanya
tersedia dalam kotoran ternak dan air kelapa. Unsur sulfur berperan dalam :
membantu pembentukan butir hijau daun sehingga daun menjadi lebih hijau,
menambah kandungan protein dan vitamin hasil panen, mendukung proses
pembulatan zat gula, memperbaiki kualitas dan meningkatkan produksi serta nilai
gizi hasil panen karena peningkatan kadar protein, gula, lemak, dan vitamin,
memperbaiki rasa dan warna hasil panen, menjaga tanaman agar lebih sehat dan
lebih tahan terhadap hama, penyakit, dan kekeringan.
Gejala kekurangannya : daun berwarna hijau kekuning-kuningan,
pertumbuhannya terhambat dan kerdil, dan batang berdiameter kecil.
56
8. Magnesium (Mg)
Sumber : unsur ini biasanya tersedia dalam kotoran ternak dan air kelapa.
Unsur magnesium berperan dalam: sebagai unsur yang esensial dalam sintesis
klorofil, terlibat dalam fungsi beberapa kerja enzim pada proses fotosintesis,
respirasi, dan reproduksi.
Gejala kekurangan : warna daun tua berubah menjadi kuning dan bercak -
bercak merah coklat, sedangkan tulang daun biasanya tetap hijau, batang menjadi
kurus dan terdapat garis - garis berwarna hijau kekuningan, kuning muda atau
putih pada seluruh permukaan daun, pembakaran oleh sinar matahari mudah
terjadi karena daun tidak mempunyai lapisan lilin, dan daya tumbuh biji kurang.
9. Kalsium (Ca)
Sumber : unsur ini biasanya tersedia dalam kotoran ternak, urin ternak, dan
air kelapa. Unsur kalsium berperan dalam: merangsang pembentukan bulu-bulu
akar, merangsang pembentukan biji-bijian, memperkokoh struktur dinding sel
tanaman, memperlancar transportasi sel dan retensi unsur-unsur lainnya dalam
tanaman, mencegah efek garam, alkali, dan asam organik.
Gejala kekurangan : daun-daun muda dan ujung-ujung dari titik tumbuh
keriput dan akhirnya mengering, daun-daun yang lebih tua nampak berkeriput,
daun di beberapa tempat mati, kuncup-kuncup yang tumbuh kembali akan mati,
dan tanaman menjadi lemah.
57
10. Molibdenum (Mo)
Sumber : unsur ini biasanya tersedia dalam kotoran ternak. Unsur
molibdenum berperan dalam: mendukung terjadinya sintesis protein, menyusun
beberapa enzim penting, mendukung proses fotosintesis.
Gejala kekurangan : pertumbuhan tanaman terhambat, daun menjadi pucat
dan mati, serta pembentukan bunga terlambat.
11. Tembaga (Cu)
Sumber : unsur ini biasanya tersedia dalam kotoran ternak dan air kelapa.
Unsur tembaga berperan: sebagai unsur yang esensial yang dibutuhkan untuk
mengaktifkan beberapa enzim yang berpengaruh pada pertumbuhan tanaman,
mendukung terjadinya proses fotosintesis sehingga meningkatkan pemanfaatan
energy, terlibat dalam memproduksi lignin untuk dinding sel, biji, dan
perkembangan buah, meningkatkan resistensi terhadap penyakit tanaman.
Gejala kekurangan : pembuahan terganggu, warna daun muda kuning dan
kerdil, daun-daun lemah, layu, dan pucuk mengering serta batang dan tangkai daun
lemah.
12. Boron (B)
Sumber : unsur boron biasanya berasosiasi dengan bahan organik. Tanah
dengan kandungan bahan organik yang tinggi biasanya mengandung boron dalam
jumlah yang cukup untuk pertumbuhan tanaman. Di dalam tanah dan di dalam
larutan tanah ada dalam bentuk H3BO3 ataupun B(OH)4-. Unsur boron berperan:
58
sebagai unsur yang esensial bagi ujung akar, tabung serbuk sari, dan pertumbuhan
tunas, mendukung terjadinya sintesis DNA dan RNA.
Gejala kekurangan : pertumbuhan terhambat pada jaringan meristematik
(pucuk akar), tanaman mati pucuk (die back), mobilitas rendah, dan buah yang
sedang berkembang sangat rentan terserang penyakit.
13. Seng (Zn)
Sumber : unsur ini biasanya tersedia dalam kotoran ternak. Unsur seng
berperan dalam: mengaktifkan sebagian besar enzim yang terlibat dalam
pertumbuhan dan reproduksi tanaman, mendukung terjadinya sintesis dan
merangsang terbentuknya klorofil, terlibat dalam sistem hormon dan bertindak
sebagai katalis untuk pengatur pertumbuhan tanaman, auksin.
Gejala kekurangan : tanaman kerdil, ruas-ruas batang memendek, daun
mengecil dan mengumpul, klorosis pada daun-daun muda dan intermedier, serta
adanya nekrosis.
14. Besi (Fe)
Sumber : unsur ini biasanya tersedia dalam kotoran ternak dan air kelapa.
Unsur besi berperan : sebagai unsur esensial bagi sintesis klorofil, terlibat dalam
aktivasi enzim yang digunakan pada proses fotosintesis dan respirasi.
Gejala kekurangan : pada daun muda, mula-mula daun berwarna hijau pucat
dan hijau kekuningan, tulang daun terjadi klorosis. Daun yang semula berwarna
hijau berubah menjadi warna kuning dan ada pula yang menjadi warna putih.
59
15. Klor (Cl)
Sumber : unsur klor ini diambil atau diserap oleh tanaman dalam bentuk ion
Cl- oleh akar tanaman dan dapat diserap pula berupa gas atau larutan oleh bagian
atas tanaman, misalnya daun. Sumber unsur ini sering berasal dari air hujan.
Unsur klor berperan : Sebagai pemindah hara tanaman, meningkatkan osmose sel,
mencegah kehilangan air yang tidak seimbang, memperbaiki penyerapan ion lain.
Gejala kekurangan : pola percabangan akar abnormal, gejala wilting (daun
lemah dan layu), dan warna keemasan (bronzing) pada daun.
60
BAB IV
METODE KEGIATAN
4.1 Waktu dan Tempat
Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan di Dinas Pertanian dan Peternakan
Kabupaten Lombok Timur. Praktek Kerja Lapangan dimulai dari tanggal 11
Agustus hingga 3 September 2014.
4.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah penggaris, kamera dan alat tulis. Sedangkan
bahan yang digunakan adalah tanaman Tomat (Solanum Lycopersicum) hibrida
43 f1.
4.3 Prosedur Kerja
1. Penentuan Lokasi Praktek Kerja Lapangan
Pemilihan lokasi kegiatan praktek kerja lapangan disesuaikan dengan
bidang kajian yakni pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta
bagaimana cara budidaya tomat, sehingga penulis dapat memperoleh
pengetahuan, informasi dan pengalaman berdasarkan pengamatan.
2. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam pelaksanaan
praktek kerja lapangan antara lain :
a. Pelaksanaan Kegiatan
Serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa selama
pelaksanaan praktek lapangan baik di kantor Dinas Pertanian dan Peternakan
61
Lombok Timur dan tempat budidaya tanaman tomat Desa Suralaga Kabupaten
Lombok Timur. Pengamatan dilakukan dengan interval waktu 3 hari.
Kegiatan lainnya yang dilakukan selama praktek kerja lapangan diantaranya
yaitu mengidentifikasi tanaman tomat berdasarkan ketinggian, penyuluhan
dan melihat bagaimana perkembangan produksi tanaman pangan dan
hortikultura di Kabupaten Lombok Timur.
b. Observasi
Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, yakni mengamati
secara langsung pertumbuhan dan perkembangan tanaman tomat serta
sistem budidaya yang meliputi pembuatan bibit, cara penanaman, dan
pemeliharaan tanaman.
a. Wawancara
Suatu proses untuk mendapatkan informasi dengan cara diskusi
dengan responden. Responden dalam hal ini adalah pimpinan bidang
tanaman pangan dan hortikultura, penyelia, ketua UD. P’Tani, staf atau
karyawan, maupun masyarakat di sekitar tempat. Sehingga diperoleh
informasi yang diperlukan dengan mudah dan jelas.
62
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan di Dinas Pertanian dan
Peternakan (Pertanak) Kabupaten Lombok Timur Bidang Tanaman Pangan dan
Hortikultura. Dinas Pertanak merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah di
bidang Pertanian dan Peternakan, dan Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura
bertugas pokok untuk melaksanakan pembinaan dan pengembangan teknologi,
meningkatkan produksi dan ketersediaan benih bermutu, melaksanakan program
peningkatan produksi, mengelola Balai Benih Utama dan Balai Pemanfaatan
Lahan Pekarangan. Salah satu Balai Benih utama Dinas Pertanak adalah UD
P’Tani yang terdapat di Desa Suralaga Kabupaten Lombok Timur. UD. P’Tani
membudidayakan berbagai jenis tanaman hortikultura, diantaranya adalah
budidaya cabai, tomat, melon, mentimun, bunga kol, dan lain-lain. UD. P’Tani
juga menyediakan bibit tanaman yang langsung dibuat sendiri.
Tomat termasuk dalam suku terong-terongan (Solanaceae) dan merupakan
tanaman yang mudah ditanam di dataran rendah ataupun di dataran tinggi.
Tanaman tomat banyak mengandung vitamin A dan vitamin C. (Pracaya, 1998).
Tanaman tomat dipilih karena tomat merupakan salah satu komoditas sayuran
yang memiliki nilai komersial dan prospek yang tinggi, budidayanya relatif
mudah untuk dilaksanakan, cepat menghasilkan karena tanaman ini memiliki
umur panen relatif pendek (genjah), dan juga selain tanaman tomat kaya akan
63
vitamin, juga dipercaya mempunyai khasiat obat yang sangat bermanfaat bagi
kesehatan.Tanaman tomat yang diamati di Desa Suralaga Kabupaten Lombok
Timur merupakan tomat hibrida jenis 43 f1. Sebelum tingkat pertumbuhan dan
perkembangan tanaman tomat diamati, terlebih dahulu beberapa tahapan
dilakukan dalam teknik budidaya, guna untuk menghasilkan produksi tomat yang
baik.
Pengadaan benih
Keberhasilan produksi sangat dipengaruhi oleh kualitas benih yang dapat
dicerminkan oleh tingginya produksi, ketahanan terhadap hama dan penyakit
serta tingkat adaptasi iklim. Saat ini petani mendapatkan benih yang sudah
bersertifikat di toko-toko sarana dan produksi pertanian.
Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah dilakukan sebelum penanaman tomat. Tujuannya agar
tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran udara di dalam tanah
menjadi baik, gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas yang meracuni akar
tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah serta akar
tanaman dapat bergerak dengan bebas menyerap zat-zat makanan dari dalam
tanah. Selain itu, tanah juga harus mempunyai kadar pH sebesar 5,5 - 6,5. Setelah
itu dilanjutkan dengan membuat bedengan. Untuk ukuran bedengan yang
digunakan antara lebar kurang lebih 100 cm - 200 cm dan panjang 10 m - 15 m
bisa juga disesuaikan dengan kondisi tanah.
64
Pembuatan bedengan sawah
Menurut Rismunandar (1983), tujuan pembuatan bedengan sawah antara
lain untuk memudahkan pembuangan air hujan melalui selokan, memudahkan
meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah, memudahkan
pemeliharaan, karena dapat berjalan antar bedengan-bedengan sehingga
terinjaknya tanah tempat tumbuh tanaman dapat terhindari. Bedengan-bedengan
dibuat selebar 100 - 110 cm, tinggi 40 - 50 cm dan lebar 60 - 70 cm dan jarak
antar bedengan 50 cm.
Pemberian Pupuk
Setelah bedengan terbentuk, bedengan dipupuk dengan pupuk kandang yang
telah matang selain itu digunakan juga pupuk kimia yang mengandung
Nitrogen (N) berkadar tinggi. Unsur nitrogen merupakan zat hara yang
sangat diperlukan tanaman. Pupuk urea (NH2CONH2) berwarna putih,
merupakan pupuk yang mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah
menghisap air (higroskopis). Pupuk urea mengandung hara N sebesar 46%.
Pemasangan mulsa
Bedengan yang telah terbentuk ditutup dengan mulsa dan dibiarkan
selama 2 minggu agar terjadi proses dekomposisi dan memperbaiki struktur
tanah. Bedengan yang telah ditutup mulsa dibiarkan selama 2 minggu,
kemudian dilubangi dengan jarak 50 × 70 cm (Gambar 11).
65
(Sumber: koleksi pribadi ketua UD P’Tani)
Gambar 11. Proses pemasangan mulsa
Pemasangan mulsa bertujuan untuk menekan pertumbuhan gulma, serangan
hama dan penyakit pada penanaman tomat. Mulsa yang digunakan adalah mulsa
plastik hitam perak (MPHP). Keuntungan menggunakan MPHP antara lain adalah
(a) pemberian pupuk dapat dilakukan sebelum tanam; (b) warna hitam dari mulsa
dapat menekan pertumbuhan rumput-rumput liar atau gulma; (c) warna perak dari
mulsa dapat memantulkan cahaya sinar matahari sehingga dapat mengurangi
serangan hama seperti aphis, trips, dan tungau, serta secara tidak langsung
menekan serangan virus; (d) pada musim kering (kemarau), MPHP dapat
menekan penguapan air dari dalam tanah sehingga tidak terlalu sering untuk
melakukan penyiraman (pengairan); (e) mencegah tercucinya pupuk (leaching)
oleh air hujan dan penguapan unsur hara oleh sinar matahari; (f) buah tomat
yang berada diatas permukaan tanah terhindar dari percikan air tanah sehingga
dapat mengurangi resiko berjangkitnya penyakit busuk buah.
66
Pengadaan bibit
Benih disebar secara langsung pada tempat penanaman bibit. Sehari
sebelum penyebaran, tanah harus diairi terlebih dahulu, agar keadaan tanah
tetap lembab yang mendukung terjadinya imbibisi, sehingga dapat mempercepat
berkecambahnya benih. Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan
tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus dan rerumputan liar dihilangkan,
kemudian disiram merata pada sore hari.
Penanaman bibit
Bibit tomat dipersemaian yang telah berumur 15 – 17 hari atau telah
memiliki 3 atau 4 daun, siap dipindah tanam pada lahan persawahan yang
telah diberikan mulsa (Gambar 12).
(Sumber: koleksi pribadi ketua UD P’Tani)
Gambar 12. Penanaman tomat di dalam lubang mulsa
67
Bibit disemprot dengan fungisida dan insektisida 1 – 3 hari sebelum
dipindahkan untuk mencegah serangan penyakit jamur dan hama sesaat setelah
pindah tanam. Penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari atau pada saat
cuaca tidak terlalu panas agar bibit tidak layu, dan tanah disiram terlebih
dahulu agar tanah tidak padat dan bongkahan tanah pada akar dipertahankan
sehingga akar tomat tidak patah.
Penanaman bibit tomat dilakukan dengan jarak tanam 50 cm - 50 cm dari
lubang satu ke lubang lainnya dan jarak antar barisan 60 cm - 60 cm.
Tanaman ini dibudidaya secara monokultur atau tidak dicampur dengan tanaman
lain pada lahan yang sama. Lubang tanam dibuat dengan kedalaman 8 - 10
cm, dengan diameter lebih kecil dari lubang mulsa.
Pemeliharaan bibit
Pemeliharaan selama penanaman perlu dilakukan, agar tanaman tomat dapat
menghasilkan buah dengan kuantitas dan kualitas yang baik. Pemeliharaan yang
dilakukan adalah penyiraman. Tomat tidak suka terlalu banyak air, jadi
penyiraman sebaiknya dilakukan pada pagi dan sore hari saja. Penyulaman juga
penting untuk dilakukan agar tanaman tomat dapat tumbuh dengan baik,
menghilangkan bagian tanaman yang rusak dan tumbuhan pengganggu (gulma)
yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman tomat. Sebaiknya proses ini
dilakukan 7 - 10 hari setelah bibit dipindahkan. Tanaman tomat juga memerlukan
68
pemasangan ajir. Hal ini dilakukan agar tomat dapat tumbuh tegak dan
mempermudah proses pemanenan. Proses ini dilakukan setelah tanaman tomat
berumur 1 minggu. Setelah tomat berumur 3 - 4 minggu, perlu dilakukan proses
pengikatan pada ajir. Hal ini perlu dilakukan seminggu sekali sampai
pertumbuhan batang berhenti. Tunas-tunas baru diketiak daun juga perlu
dipangkas agar pertumbuhan terkonsentrasi pada tunas penghasil buah tomat.
Pemeliharaan lainnya yang perlu dilakukan adalah penempelan daun. Daun
yang mendekati tanah atau terlalu lebat dipotong agar penerimaan sinar matahari
optimal. Pemupukan juga perlu dilakukan agar tomat mendapatkan semua nutrisi
yang dibutuhkan untuk tumbuh. Pupuk yang digunakan adalah pupuk organik,
seperti pupuk kandang dan kompos. Perlu juga diberikan pupuk pelengkap cair
(PPC) setiap 10 hari sekali. Proses selanjutnya adalah penyiangan. Proses ini
dilakukan agar tomat tidak terganggu oleh gulma yang tumbuh disekitarnya. Dan
proses pemeliharaan paling penting adalah pengendalian hama. Proses
penyemprotan pestisida dilakukan pada sore.
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman tomat
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman tomat diamati pada saat tanaman
berumur 7 minggu setelah tanam. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman,
jumlah daun, jumlah tunas baru, dan jumlah bunga. Pada parameter tinggi terjadi
peningkatan tinggi tanaman tomat. Peningkatan tinggi tanaman ini berkaitan
69
dengan penambahan jumlah dan ukuran sel. Laju pembelahan sel serta
pembentukan jaringan sebanding dengan pertumbuhan batang, pertumbuhan daun
dan sistem perakarannya.
Menurut Harjadi (1995) apabila laju pembelahan sel dan perpanjangan serta
pembentukkan jaringan berjalan cepat, maka pertumbuhan batang, daun dan akar
akan berjalan cepat, demikian juga sebaliknya, hal ini tergantung pada
ketersediaan karbohidrat. Pertumbuhan tinggi tanaman menunjukkan aktivitas
pembentukan xylem dan pembesaran sel – sel yang tumbuh. Aktivitas ini
menyebabkan kambium terdorong keluar dan terbentuknya sel – sel baru di luar
lapisan tersebut sehingga terjadi peningkatan tinggi tanaman. Dengan adanya
unsur nitrogen yang terdapat pada tanaman akan memberikan rangsangan
terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman, khususnya daun. Nitrogen ini
merupakan salah satu bahan baku penyusun klorofil pada proses fotosintesa.
Klorofil yang berfungsi menangkap energi matahari akan menggalakkan proses
pengadaan energi yang akan digunakan untuk sintesa makro molekul, misalnya
karbohidrat. Hasil sintesa makro molekul inilah yang akan mengalami
perombakkan menjadi cadangan makanan, dan akan diakumulasikan pada
jaringan-jaringan muda yang sedang tumbuh seperti tanaman yang semakin
tinggi, dan jumlah daun yang meningkat.
Perkembangan tanaman tomat sudah mulai terlihat pada umur 9 minggu
setelah tanam, hal ini ditandai dengan munculnya bunga. Hal ini menandakan
bahwa tanaman tomat memasuki fase generatif . Menurut Darjanto dan Satifah
70
(1984) pembentukan bunga adalah peralihan pertumbuhan dari fase vegetatif ke
fase generatif. Peralihan dari fase vegetatif ke fase generatif sebagian ditentukan
oleh faktor genotipnya atau faktor dalam dan sebagian lagi ditentukan oleh faktor
luar seperti suhu, cahaya, kelembaban dan pemupukan. Faktor luar yang paling
berpengaruh terhadap pembentukan bunga tanaman tomat adalah suhu. Untuk
pembentukan bunga yang baik, tanaman tomat memerlukan suhu 23˚C pada siang
hari dan suhu 17˚ C pada malam hari.
71
BAB VI
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Tomat (Solanum lycopersicum) merupakan salah satu tanaman hortikultura,
termasuk ke dalam ordo solanales. Pertumbuhan tanaman tomat dapat dilihat pada
fase vegetatif atau mulai tumbuhnya percabangan batang dan daun, dan diikuti
dengan semakin tingginya tinggi tanaman dan semakin banyak jumlah daun setiap
harinya. Perkembangan tanaman tomat dapat dilihat ketika tanaman sudah
memasuki fase generatif atau terbentuknya bunga.
5.2. Saran
Perlu dilakukan pengamatan lanjut untuk mengetahui penyakit yang dapat
menyerang tanaman tomat di Desa Suralaga Kabupaten Lombok Timur, sehingga
diberlakukan teknik pemeliharaan lanjut agar pertumbuhan dan perkembangan
tanaman tomat lebih baik serta dapat meningkatkan produksi tomat.
72
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2014. Tomat. [Serial Online] http://www.google.com/search?q. Diakses pada tanggal 31 Desember 2014.
Cahyono, B. 2003. Tomat Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Kanisius. Yogyakarta.
Desmarina, R., Adiwirman dan W., D., Widodo. 2009. Respon Tanaman Tomat Terhadap Frekuensi dan Taraf Pemberian Air Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Tomat. Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Didit. 2010. Cara Budidaya Tomat (Lycopersicon esculentum Mill). [Serial Online] <http://tani.blog.fisip.uns.ac.id/2010/11/24/cara-budidaya-tomat-lycopersicon-esculentum-mill/>. Diakses pada tanggal 7 Januari 2015.
Darjanto dan Satifah, S., 1984. Pengetahuan Dasar Biologi Bunga dan Teknik
Penyerbukan Silang Buatan. Gramedia. Jakarta.
Harjandi, S., S. 1989. Dasar-Dasar Hortikultura. Departemen Budidaya pertanian. IPB.
Klinik Tani Organik. 2012. Kebutuhan Tanaman terhadap Unsur Hara Mikro. [Serial Online] http://kliniktaniorganik.com/?p=5208>. Diakses pada tanggal 7 Januari 2015.
Lakitan, B. 1996. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan. Grafindo Persada. Jakarta.
Plantamor. 2012. Informasi Spesies Tomat. [Serial Online] <http://www.plantamor.com/index.php?plant= 1165>. Diakses pada tanggal 31 Desember 2014.
Pracaya. 1998. Bertanam Tomat. Kanisius. Yogyakarta.
Rismunandar. 1983. Bertanam Sayur- sayuran. Bandung. Terate.
Rismunandar. 2001. Tanaman Tomat. Sinar Baru Algensindo. Bandung.
Subhan, N., Nurtika, dan W., Setiawan. 2005. Peningkatan Efisiensi Pemupukan NPK dengan Memenfaatkan Bahan Organik terhadap Hasil Tomat. Jurnal Hortikultura. Vol 15, no 2, hal 91 - 96.
73
Subhan, N., Nurtika dan N., Gunadi, 2009. Respon Tanaman Tomat Terhadap Penggunaan Pupuk Majemuk NPK 15 - 15 - 15 Pada Tanah Latosol Pada Musim Kemarau’. Jurnal Hortikultura. vol. 19, no. 1, hal 40 - 48.
Tugiyono, H. 2005. Bertanam Tomat. Penebar Swadaya. Jakarta.
Trisnawati, Y., dan Ade, S. 1993. Tomat Pembudidayaan Secara Komersial. Penebar Swadaya. Jakarta.
Tim Penulis Penebar Swadaya. 2009. Budidaya Tomat Secara Komersial. Penerbar Swadaya.
Wasonowati, C. 2011. Meningkatkan pertumbuhan Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum) Dengan Sistem Budidaya Hidroponik. Jurnal Hortikultura. Vol.4, no.1, hal.6.
74
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Gambar Halaman
1.1. Akar tanaman
tomat 44
1.2. Batang tanaman
tomat 45
1.3. Daun, buah
tanaman tomat 46
1.4. Tomat plum, tomat
beef 49
1.5. Tomat cerry, tomat
hijau 50
1.6. Tomat pear
51
1.7. Tomat anggur
52
1.8. Proses
pemansangan mulsa 67
1.9. Penanaman tomat
di dalam lubang mulsa 68
75
76