laporan portofolio

10
LAPORAN PORTOFOLIO DIABETES MELLITUS Oleh : dr. Isti Khomah Pendamping dr. Kadek Awo Darma Putra

Upload: icetea-kokom

Post on 16-Nov-2015

24 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

laporan portofolio

TRANSCRIPT

LAPORAN PORTOFOLIODIABETES MELLITUS

Oleh :dr. Isti Khomah

Pendampingdr. Kadek Awo Darma Putra

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEGIATAN DOKTER INTERNSHIPPUSKESMAS TEJAKULA 1PERIODE SEPTEMBER 2013 - JANUARI 2014PORTOFOLIO 1 Diabetes MelitusNo. ID dan Nama Peserta : dr. Istikhomah

No. ID dan Nama Wahana : Puskesmas Tejakula I

Topik : Medik

Tanggal Kasus : 25 November 2013

Nama Pasien : WNNo. RM : 01029201

Tanggal Presentasi : 29 November 2013Pendamping : dr. Kadek Awi Darma Putra

Tempat presentasi : Ruang Pertemuan Puskesmas Tejakula I

Obyektif Presentasi :

Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan pustaka

Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa

Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil

Deskripsi : Pasien mengeluh badan terasa lemas

Tujuan : Mengetahui penatalaksanaan Diabetes melitus

Bahan bahasan Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit

Cara membahas Diskusi Presentasi & diskusi E-mail Pos

Data Pasien Nama : WN Jenis Kelamin : Laki-lakiUsia pasien : 60 tahunAlamat: TejakulaNo. Registrasi :

KELUHAN UTAMA : Badan lemasTelp. -Terdaftar sejak 25 Juni 2013

Data Utama untuk bahan diskusi

1. Diagnosis / Gambaran Klinis : Pasien mengeluh badan sering terasa lemas sejak 1 tahun ini, lemas dirasakan terus-menerus. Kadang pasien mengeluh kesemutan di kaki. Sesak nafas tidak dikeluhkan. Nafsu makan pasien bertambah, sering merasa haus dan sering pipis jika malam hari. Pasien mengeluh berat badan turun. Mual/muntah (-), diare tidak dikeluhkan

Pemeriksaan Fisik pada tanggal 25 November 2013 Vital Sign :TD : 120/70 N : 78x/menit T : 36,5oC RR : 18x/menit Keadaan umum: cukup Kesadaran : compos mentis GCS : 4-5-6BB : 50 kgMata : konjunctiva anemis -/-, ikterus -/-THT: Telinga: sekret (-) Hidung : sekret (-), darah (-), nafas cuping hidung (-), Tenggorokan : sulit dievaluasiLeher : pembesaran kelenjar (-)Bibir: sianosis (-)Thorax : Cor S1S2 tunggal reguler, murmur (-), gallop (-) Pulmo Inspeksi : Simetris, retraksi otot-otot intercostal (-) Palpasi: fremitus N/N Perkusi : sonor/sonor Auskultasi: ves +/+, rhonchi -/-, wheezing -/-Abd : Inspeksi : flat, distensi (-)Auskultasi : bising usus dbnPalpasi : Hepar/lien tidak terabaPerkusi : tymphani (+)Ext : Hangat

Pemeriksaan PenunjangGDA : 441 mg/dl

2. Riwayat Pengobatan : Pasien berobat rutin di puskesmas untuk penyakit DM

3. Riwayat Kesehatan : Riwayat operasi katarak (+), riwayat hipertensi (-), riwayat alergi (-)

4. Riwayat keluarga : riwayat penderita DM (+) yaitu kedua adik dan kakak pasien, riwayat hipertensi (+)

5. Riwayat Pekerjaan : Bekerja sebagai petani

6. Lain2 : -

Daftar Pustaka

1. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi IV

2. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Fakultas Kedokteran Universitas Udayana tahun 2000

Hasil Pembelajaran

1. Penanganan Diabetes Mellitus

2. Penegakkan diagnosis Diabetes Melitus

3. Mengevaluasi pemberian obat pada Diabetes Melitus

SUBYEKTIF : lemas (+) Nafsu makan (+) Sering merasa haus (+) Sering BAK (+) BB (+) Kesemutan (+)

OBYEKTIFBerdasarkan pemeriksaan fisik pasien ditemukan Tekanan darah 120/70, nadi 78x/menit suhu 36,5oC, RR : 18x/menit. Dari pemeriksaan laboratorium ditemukan adanyapeningkatan kadar gula darah yaitu 440 mg/dl.

ASESSMENTBerdasarkan anamnesis pasien mengeluh badan terasa lemas sudah sejak 1 tahun ini. Keluhan lain berupa sering merasa haus, sering BAK, nafsu makan meningkat tetapi berat bdan cenderung menurun. Pasien juga mengeluh kaki sering kesemutan. Pada pemeriksaan penunjang, yaitu kadar gula darah ditemukan GDA 441 mg/dl. Hal ini menunjukkan peningkatan kadar gula darah melebihi normal. Jadi pasien di diagnosis Diabetes mellitus,Tabel 2. Kriteria diagnosis DM1. Gejala klasik DM + glukosa plasma sewaktu 200 mg/dL (11,1 mmol/L)Glukosa plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaatpada suatu hari tanpa memperhatikan waktu makan terakhirAtau

2. Gejala klasik DM+Kadar glukosa plasma puasa 126 mg/dL (7.0 mmol/L)Puasa diartikan pasien tak mendapat kalori tambahan sedikitnya 8 jamAtau

3. Kadar gula plasma 2 jam pada TTGO 200 mg/dL (11,1 mmol/L)TTGO yang dilakukan dengan standar WHO, menggunakan beban glukosayang setara dengan 75 g glukosa anhidrus yang dilarutkan ke dalam air.

Jika keluhan klasik ditemukan, maka pemeriksaan glukosa plasma sewaktu >200 mg/dL sudah cukup untuk menegakkan diagnosis DM.

TERAPI1. Glibenklamid 1-1-02. Methformin 2x500mg3. Vitamin BC 2x1

Pendidikan : Menjelaskan kepada pasien mengenai pentingnya pemeriksaan serta pengobatan rutin pengendalian penyakit diabetes mellitus.

Konsultasi : Konsultasi dengan dokter Kadek Awi D.P

TINJAUAN PUSTAKA

Obat hipoglikemik oralBerdasarkan cara kerjanya, OHO dibagi menjadi 5 golongan:A. Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue): sulfonylurea dan glinidB. Peningkat sensitivitas terhadap insulin: metformin dan tiazolidindionC. Penghambat glukoneogenesis (metformin)D. Penghambat absorpsi glukosa: penghambat glukosidase alfa.E. DPP-IV inhibitor

A. Pemicu Sekresi Insulin1. SulfonilureaObat golongan ini mempunyai efek utama meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta pankreas, dan merupakan pilihan utama untuk pasien dengan berat badan normal dan kurang. Namun masih boleh diberikan kepada pasien dengan berat badan lebih. Untuk menghindari hipoglikemia berkepanjangan pada berbagai keadaaan seperti orang tua, gangguan faal ginjal dan hati, kurang nutrisi serta penyakit kardiovaskular, tidak dianjurkan penggunaan sulfonilurea kerja panjang.

2. GlinidGlinid merupakan obat yang cara kerjanya sama dengan sulfonilurea, dengan penekanan pada peningkatan sekresi insulin fase pertama. Golongan ini terdiri dari 2 macam obat yaitu Repaglinid (derivat asam benzoat) dan Nateglinid (derivate fenilalanin). Obat ini diabsorpsi dengan cepat setelah pemberian secara oral dan diekskresi secara cepat melalui hati. Obat ini dapat mengatasi hiperglikemia post prandial.B. Peningkat sensitivitas terhadap insulinTiazolidindionTiazolidindion (pioglitazon) berikatan pada Peroxisome Proliferator Activated Receptor Gamma (PPAR-g), suatu reseptor inti di sel otot dan sel lemak. Golongan ini mempunyai efek menurunkan resistensi insulin dengan meningkatkan jumlah protein pengangkut glukosa, sehingga meningkatkan ambilan glukosa di perifer. Tiazolidindion dikontraindikasikan pada pasien dengan gagal jantung kelas I-IV karena dapat memperberat edema/retensi cairan dan juga pada gangguan faal hati. Pada pasien yang menggunakan tiazolidindion perlu dilakukan pemantauan faal hati secara berkala.*golongan rosiglitazon sudah ditarik dari peredaran karenaefek sampingnya.C. Penghambat glukoneogenesisMetforminObat ini mempunyai efek utama mengurangi produksi glukosa hati (glukoneogenesis), di samping juga memperbaiki ambilan glukosa perifer. Terutama dipakai pada penyandang diabetes gemuk. Metformin dikontraindikasikan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal (serum kreatinin >1,5 mg/dL) dan hati, serta pasien-pasien dengan kecenderungan hipoksemia (misalnya penyakit serebro-vaskular, sepsis, renjatan, gagal jantung). Metformin dapat memberikan efek samping mual. Untuk mengurangi keluhan tersebut dapat diberikan pada saat atau sesudah makan. Selain itu harus diperhatikan bahwa pemberian metformin secara titrasi pada awal penggunaan akan memudahkan dokter untuk memantau efek samping obat tersebut.D. Penghambat Glukosidase Alfa (Acarbose)Obat ini bekerja dengan mengurangi absorpsi glukosa di usus halus, sehingga mempunyai efek menurunkan kadar glukosa darah sesudah makan. Acarbosetidak menimbulkan efek samping hipoglikemia. Efek samping yang paling sering ditemukan ialah kembung dan flatulens.Cara Pemberian OHO, terdiri dari: OHO dimulai dengan dosis kecil dan ditingkatkan secara bertahap sesuai respons kadar glukosa darah, dapat diberikan sampai dosis optimal Sulfonilurea: 15 30 menit sebelum makan Repaglinid, Nateglinid: sesaat sebelum makan Metformin : sebelum /pada saat / sesudah makan Penghambat glukosidase (Acarbose): bersama makan suapan pertama Tiazolidindion: tidak bergantung pada jadwal makan. DPP-IV inhibitor dapat diberikan bersama makan dan atau sebelum makan.

Bersamaan dengan pengaturan diet dan kegiatan jasmani, bila diperlukan dapat dilakukan pemberian OHO tunggal atau kombinasi OHO sejak dini. Terapi dengan OHO kombinasi (secara terpisah ataupun fixed-combination dalam bentuk tablet tunggal), harus dipilih dua macam obat dari kelompok yang mempunyai mekanisme kerja berbeda. Bila sasaran kadar glukosa darah belum tercapai, dapat pula diberikan kombinasi tiga OHO dari kelompok yang berbeda atau kombinasi OHO dengan insulin. Pada pasien yang disertai dengan alasan klinis di mana insulin tidak memungkinkan untuk dipakai, terapi dengan kombinasi tiga OHO dapat menjadi pilihan. Metformin harganya cukup murah dan berbagai penelitian besar seperti UKPDS telah membuktikan kelebihan metformin yang disamping dapat menurunkan kadar glukosa darah , juga dapat menurunkan kejadian komplikasi penyakit kariovaskuler. Kombinasi metformin dengan sulfonylurea cukup praktis, mudah didapat dipasar dan murah.