laporan ppkk kelompok 5a
DESCRIPTION
tugasTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar belakang
Pertumbuhan (growth) merupakan tulang punggung ilmu pengelolaan hutan
yang bertujuan untuk menghasilkan kayu. Tanpa informasi pertumbuhan suatu
rencana pengelolaan hutan tidak lebih sekedar petunjuk untuk menghadapi
pekerjaan-pekerjaan dilapangan dan bukan merupakan suatu rencana yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuan pengelolaan.
Laju pertumbuhan pohon dan macam pohon apa yang tumbuh di suatu lokasi
tergantung atas faktor tapak atau tempat tumbuh (Syafii Manan, 1992 dalam Manual
Kehutanan). Lebih lanjut disampaikan bahwa tapak adalah sebuah tempat dipandang
dari segi faktor-faktor ekologi dalam hubungan kemampuannya untuk menghasilkan
hutan atau vegetasi lainnya, atau dengan kata lain gabungan kondisi biotik, iklim
dan tanah dari sebuah tempat.
Faktor-faktor tempat tumbuh dapat dibagi menjadi faktor-faktor yang
berpengaruh secara langsung dan faktor-faktor yang berpengaruh secara tidak
langsung. Faktor-faktor yang berpengaruh secara langsung misalnya radiasi
matahari, kelembaban, dan air tanah. Faktor-faktor yang berpengaruh secara tidak
langsung misalnya lereng dan flora serta fauna yang mempengaruhi vegetasi hutan,
terutama efeknya terhadap faktor-faktor yang berpengaruh secara langsung. Faktor-
faktor tempat tumbuh dapat dibagi menjadi empat golongan, yaitu faktor klimatis,
faktor fisiografis, faktor edafis, dan faktor biotis (Soekotjo 1976).
Oleh sebab itu, penulis melakukan penelitian pada plot yang ditentukan yang
pada plot yang ditentukan dan terdapat tegakan jenis pohon jati Putih (Gmelina
arborea untuk mengetahui faktor – faktor yang menentukan pertumbuhan pohon
tersebut dengan mengamati bentuk tajuk, diameter, bentuk batang dan tinggi pohon.
b. Maksud dan tujuan percobaan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan suatu pohon dan
apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pohon tersebut. Sedangkan
kegunaannya dapat memberikan informasi pertumbuhan suatu pohon sehingga dapat
diketehui potensinya.
BAB II
METODE PRAKTIKUM
Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah kampus Universitas Hasanuddin, yaitu
berada di depan Fakultas Teknik samping jalan masuk Workshop dekat lapangan
bola. Pengukuran dan pengamatan dilaksanakan pada hari jumat 22 Februari 2013
pukul 15.00 WITA - selesai
Alat dan bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pengamatan ini adalah
sebagai berikut :
Pita meter untuk digunakan untuk mengukur keliling batang pohon
Kamera digital, digunakan untuk mendokumentasikan praktikum yang
dilaksanakan
Abney level digunakan untuk menghitung tinggi total dan tinggi bebas cabang
Rol meter untuk menghitung jarak antar pohon A dan pohon B
Prosedur Pengambilan Data
Pengambilan data dilapangan dibagi atas tiga bagian yaitu;
1. Pengukuran Diameter
Pengukuran diameter dilakukan dengan langkah awal mengukur keliling pohon
menggunakan pita ukur. Setelah pengukuran keliling dilakukan maka nilai
disbtitusikan kedalam rumus;
K=d2π → d2= K
πDimana; K = Keliling
d2 = Diameter π = 3,14
2. Pengukuran Tinggi
Pengukuran tinggi pohon dilakukan dengan menggunakan abneylevel. Adapun
langkah-langkah pengerjaannya adalah menentukan jarak yang diinginkan pada
Abney level (jarak antara pohon dengan pengamat), dilanjutkan dengan
menetukan posisi pengamat dengan pohon berupa pengukuran jarak di lokasi
antar pohon dengan pengamat sesuai dengan jarak yang terdpat pada abney
level.
3. Pengukuran Jarak Tanam
Pengukuran jarak tanam ini dilakukan untuk mengetahui persaingan tumbuh
serta pengaruhnya terhadap percabngan pohon. Pengukuran dilakukan pada
pohon-pohon yang memiliki jarak dekat padan pohon yang diamati
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Hasil
Data hasil pengamatan dan pengukuran dilapangan
N
O
Nama
pohon
Keliling Diameter Kelilin
g
TBC
Diameter
TBC
Tinggi
TBC
Tinggi
total
Tinggi
pengamat
Jarak
Pengamat
θ Persen
tajuk
1 Gmelina
Arborea1,5m 47.7cm 1.2m 41.4 5.54 22.9
m
1.5m 10m 5ᵒ 33-100%
2 Gmelina
Arborea1.6m 50.9 1.6m 50.9 1.1 15.76 1.5m 10m 1ᵒ 33-100%
3 Gmelina
Arborea1.9m 60.5 1.85 58.9 3.62 15.26 1.5m 10m 1ᵒ 33-100%
Data hasil pengukuran dimensi daun di dalam laboraturium
POHON 1
NO. DAUN
PANJANGLEBAR RATA-
RATATEBAL
ATAS TENGAH BAWAH ATAS TENGAH BAWAH1. 19.5 9 14.8 6.5 10.1 0.84 0.56 0.442. 19.3 8 14.3 6.2 9.5 0.74 0.58 0.453. 18 9 13.9 6 9.6 0.89 0.60 0.454. 17.3 9 13.1 6 9.4 0.73 0.57 0.465. 15.4 6.5 11.4 4.3 7.4 0.66 0.56 0.436. 22.3 11 16.2 7.5 11.6 0.73 0.69 0.497. 15.5 7 11.8 3.2 8 0.70 0.54 0.488. 14.8 7.5 13.7 6 9.1 0.78 0.60 0.449. 21 12.8 17.7 7.1 12.5 0.73 0.59 0.4510. 20.5 9.5 16 7.5 11 0.71 0.58 0.4311. 16 9 15 5 9.7 0.79 0.69 0.5712. 14.5 8.5 14.7 6.5 9.9 0.68 0.49 0.3913. 20.5 9.2 15.6 6.5 10.4 0.79 0.67 0.3514. 19.5 8.5 12.4 7 9.3 0.73 0.63 0.4215. 16 8.2 13 7 8.6 0.63 0.53 0.47
POHON II
NO. DAUN
PANJANGLEBAR
RATA-RATATEBAL
ATAS TENGAH BAWAH ATAS TENGAH BAWAH1. 15.5 6 13 12 10.3 0.37 0.73 0.372. 18.5 9 11.5 13 11.1 0.36 0.63 0.773. 15 8 13.2 12 11.1 0.38 0.53 0.714. 20 10.7 15.9 12.1 12.9 0.55 0.60 0.765. 22.9 12 17. 13 14 0.42 0.50 0.556. 21 10 15.1 13 12.7 0.49 0.69 0.807. 17.3 11 16 14.8 13.9 0.59 0.72 0.988. 13.3 9.5 13.5 11 11.3 0.52 0.62 0.609. 23.6 11 16.5 14 13.8 0.53 0.56 0.7510. 16.5 8.9 14 12.5 11.8 0.41 0.69 0.8411. 19.5 10 15.5 12.5 12.6 0.60 0.75 0.8612. 21.5 11.4 15.7 11 12.7 0.55 0.72 0.95
13. 23 12 19.6 15 15.5 0.57 0.70 1.1714. 20.5 10 15.4 11 12.1 0.48 0.46 0.9615. 20 7.4 16 8 10.8 0.50 0.67 0.98
POHON III
NO. DAUN
PANJANGLEBAR
RATA-RATATEBAL
ATAS TENGAH BAWAH ATAS TENGAH BAWAH1. 22 10 15.5 13.7 13.06 0.45 0.53 0.812. 24.3 12 20.7 17.1 16.6 0.44 0.52 0.703. 20.8 10.6 17.4 15.1 14.36 0.77 0.45 0.524. 21.5 13.3 17.2 14.6 15.03 0.55 0.78 0.865. 25 14 20.1 18.2 17.43 0.51 0.67 0.856. 14.5 10 13.5 11 11.5 0.46 0.53 0.707. 16 9.5 13 11 11.16 0.52 0.64 0.698. 16.5 8.5 16 13 12.5 0.5 0.58 0.689. 15.8 8.7 13.1 11.2 11 0.47 0.63 0.7010. 19 11.6 15.7 12 13.1 0.36 0.42 0.8711. 20.2 11.6 16.2 13.3 13.7 0.44 0.50 0.6712. 19 11.1 15 12.4 12.83 0.53 0.64 0.5113. 19.8 8.5 14.3 12.1 11.63 0.48 0.66 0.8414. 19.6 10 14.2 11.5 11.9 0.51 0.52 0.5415. 19.2 10.7 14.5 12 12.4 0.42 0.44 0.50
b. Pembahasan
Tempat tumbuh
Pertumbuhan dan hasil tumbuhan bergantung pada ketersediaan hara dan air
di dalam tanah tempat tumbuhan tersebut tumbuh, dan pada pemeliharaan dalam
kisaran faktor-faktor lingkungan tertentu, seperti suhu, kelembaban dan cahaya.
Sesuatu yang mempengaruhi kesehatan tumbuhan berkemungkinan besar juga akan
mempengaruhi pertumbuhan dan produksinya, dan akan dapat menurunkan
kegunaannya bagi manusia.
Patogen tumbuhan, cuaca yang tidak menguntungkan, gulma dan serangga
hama adalah penyebab yang sangat umum dalam menurunkan pertumbuhan dan
produksi tumbuhan. Apabila tumbuhan diganggu oleh patogen atau oleh keadaan
lingkungan tertentu dan salah satu atau lebih dari fungsi tersebut terganggu sehingga
terjadi penyimpangan dari keadaan normal, maka tumbuhan menjadi sakit.
Penyebab utama penyakit baik berupa organisme hidup patogenik (parasit) maupun
faktor lingkungan fisik (fisiopath). Adapun mekanisme penyakit tersebut dihasilkan
akan sangat bervariasi yang tergantung pada agensia penyebabnya dan kadang-
kadang juga bervariasi dengan jenis tumbuhannya. Pada mulanya tumbuhan
bereaksi terhadap agensia penyebab penyakit pada bagian terserang. Reaksi tersebut
dapat berupa reaksi biokimia alami, yang tidak dapat dilihat. Akan tetapi reaksinya
dengan cepat menyebar dan terjadinya perubahan-perubahan pada jaringan yang
dengan sendirinya menjelma menjadi makroskopik dan membentuk gejala penyakit.
Faktor Cahaya
Cahaya mempengaruhi banyak respon lain dari tanaman, termasuk
perkecambahan, pembentukan umbi dan bulb, pembungaan dan perbandingan
kelamin pada bunga. Cahaya mempengaruhi perkecambahaan dan pembunggaan
dengan pengaruhnya terhadap fitokrom. Fitokrom dipengaruhi cahaya merah lewat
merah pada spektrum cahaya.
1. Fotosintesis
Cahaya merupakan faktor penting terhadap berlangsungnya fotosintesis,
sementara fotosintesis merupakan proses yang menjadi kunci dapat berlangsungnya
proses metabolisme yang lain di dalam tanaman (Kramer dan Kozlowski, 1979).
Sinar matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk dapat melakukan
fotosintesis (khususnya tumbuhan hijau). Proses ini menghasilkan makanan yang dapat
digunakan untuk mendapatkan energi dan membangun tubuh. Jika suatu tanaman
kekurangan cahaya matahari, maka tanaman itu bisa tampak pucat dan warna
tanaman itu kekuning-kuningan (etiolasi). Tumbuhan yang kekurangan cahaya
menyebabkan batang tumbuh lebih panjang, lembek dan kurus, serta daun timbul
tidak normal. Pada kecambah, justru sinar mentari dapat menghambat proses
pertumbuhan. Panjang penyinaran mempunyai pengaruh khusus bagi pertumbuhan
dan reproduksi tumbuhan.
Tourney dan Korstia (1974) dalam Simarangkir (2000) mengemukakan
pertumbuhan diameter tanaman berhubungan erat dengan laju fotosintesis akan
sebanding dengan jumlah intensitas cahaya matahari yang diterima dan respirasi.
Akan tetapi pada titik jenuh cahaya, tanaman tidak mampu menambah hasil
fotosintesis walaupun jumlah cahaya bertambah. Selain itu produk fotosintesis
sebanding dengan total luas daun aktif yang dapat melakukan
fotosintesis. Pernyataan Daniel, et al. (1992) bahwa terhambatnya pertumbuhan
diameter tanaman karena produk fotosintesisnya serta spektrum cahaya matahari
yang kurang merangsang aktivitas hormon dalam proses pembentukan sel
meristematik kearah diameter batang, terutama pada intensitas cahaya yang rendah.
2. Diameter dan Tinggi Tanaman
Setiap tanaman atau jenis pohon mempunyai toleransi yang berlainan
terhadap cahaya matahari. Ada tanaman yang tumbuh baik ditempat terbuka
sebaliknya ada beberapa tanaman yang dapat tumbuh dengan baik pada tempat
teduh/bernaungan. Ada pula tanaman yang memerlukan intensitas cahaya yang
berbeda sepanjang periode hidupnya. Pada waktu masih muda memerlukan cahaya
dengan intensitas rendah dan menjelang sapihan mulai memerlukan cahaya dengan
intensitas tinggi (Soekotjo,1976 dalam Faridah, 1995).
Banyak spesies memerlukan naungan pada awal pertumbuhannya, walaupun
dengan bertambahnya umur naungan dapat dikurangi secara bertahap. Beberapa
spesies yang berbeda mungkin tidak memerlukan naungan dan yang lain mungkin
memerlukan naungan mulai awal pertumbuhannya. Pengaturan naungan sangat
penting untuk menghasilkan semai-semai yang berkualitas. Naungan berhubungan
erat dengan temperatur dan evaporasi. Oleh karena adanya naungan, evaporasi dari
semai dapat dikurangi. Beberapa spesies lain menunjukkan perilaku yang berbeda.
Beberapa spesies dapat hidup dengan mudah dalam intensitas cahaya yang tinggi
tetapi beberapa spesies tidak. (Suhardi et al, 1995).
Marjenah (2001) yang mengadakan penelitian untuk jenis Shorea pauciflora
dan Shorea selanica mengemukakan, pertumbuhan tinggi dan diameter tanaman
dipengaruhi oleh cahaya; pertumbuhan tinggi lebih cepat pada tempat ternaung
daripada tempat terbuka. Sebaliknya, pertumbuhan diameter lebih cepat pada tempat
terbuka dari pada tempat ternaung sehingga tanaman yang ditanam pada tempat
terbuka cendrung pendek dan kekar. Sudut percabangan tanaman lebih besar di
tempat ternaung daripada di tempat terbuka.
3. Ketebalan dan Luas Daun
Jumlah daun tanaman lebih banyak di tempat ternaung daripada di tempat
terbuka. Daun mempunyai permukaan yang lebih besar di dalam naungan daripada
di tempat terbuka. Naungan memberikan efek yang nyata terhadap luas daun.
Tanaman yang ditanam ditempat terbuka mempunyai daun yang lebih tebal daripada
di tempat ternaung.
4. Jumlah Klorofil Daun
Marjenah (2001) mengemukakan Jumlah daun tanaman lebih banyak di
tempat ternaung daripada di tempat terbuka. Ditempat terbuka mempunyai
kandungan klorofil lebih rendah dari pada tempat ternaung. Naungan memberikan
efek yang nyata terhadap luas daun. Daun mempunyai permukaan yang lebih besar
di dalam naungan daripada di tempat terbuka.
5. Transpirasi
Mayer dan Anderson (1952) dalam Simarangkir (2000) menyatakan bahwa
tanaman yang tumbuh dengan intensitas cahaya nol persen akan mengakibatkan
pengaruh yang berlawanan, yaitu suhu rendah, kelembaban tinggi, evaporasi dan
transportasi yang rendah. Tanaman cukup mengambil air, tetapi proses fotosintensis
tidak dapat berlangsung tanpa cahaya matahari. Sedangkan Soekotjo (1976)
berpendapat bahwa pengaruh cahaya terhadap pembesaran sel dan diferensiasi sel
berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi, ukuran daun serta batang. Pada
umumnya cahaya yang diperlukan oleh setiap jenis tanaman berbeda-beda.
Kerapatan
Pengaturan jarak tanam pada dasarnya adalah memberikan kemungkinan
tanaman untuk tumbuh dengan baik tanpa mengalami banyak persaingan dalam hal
pengambilan air, unsur hara dan cahaya matahari. Kerapatan tanaman sangat besar
pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman dan jika jarak tanam
melampaui batas optimum kerapatan tanaman hasil panen tidak akan meningkat
secara menguntungkan (Soeriatmadja, 1981).
Nitrogen memberikan pengaruh yang paling menyolok dan cepat
dibandingkan P dan K, terutama dalam merangsang pertumbuhan di atas tanah.
Hampir pada seluruh tanaman nitrogen merupakan pengatur dari penggunaan
kalium, fosfor dan penyusunan lainnya (Russell, 1949, Prianishnikov, 1950 dalam
Soepardi. 1983).
BAB V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa
pertumbuhan pohon sangat dipengaruhi oleh tempat tumbuh atau faktor lingkungan
seperti iklim, cahaya dan kerapatan. Semakin besar tajuk suatu pohon, maka bentuk
batangnya semakin kerucut, lebih banyak percabangan, dan TBCnya rendah.
Sedangkan semakin kecil tajuk suatu pohon, maka bentuk batangnya semakin
silindris, batang lebih lurus, dan TBCnya tinggi. Selain itu, semakin lebar jarak
tanam maka akan menghasilkan diameter batang yang lebih besar. Begitupun
sebaliknya, semakin rapat jarak tanam maka akan menghasilkan diameter batang
yang lebih kecil.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan Tumbuhan. Diakses pada
http://www.agrilands.net/read/full/agriwacana/tanaman/2010/11/14/faktor-
faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-dan-perkembangan-
tumbuhan.html tanggal 9 Februari 2011.
Anonim. 2010. Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Tanaman. Diakses pada
http://www.silvikultur.com/2010/11/pengaruh-cahaya-terhadap-pertumbuhan-
tanaman tanggal 9 Februari 2011.
Anonim. 2010. Pengaruh Lingkungan Terhadap Hutan. Diakses pada
http://www.silvikultur.com/2010/11/pengaruh-lingkungan-terhadap-hutan
tanggal 9 Februari 2011.
Godam. 2008. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Dan Pertumbuhan
Tumbuhan/Tanaman - Teori Biologi. Diakses pada
http://organisasi.org/faktor-yang-mempengaruhi-perkembangan-dan-
pertumbuhan-tumbuhan-tanaman-teori-biologi tanggal 9 Februari 2011.
Junaidi, Anwar. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Tanaman.
Diakses pada http://wawan-junaidi.blogspot.com/2009/10/faktor-faktor-
yang-mempengaruhi.html tanggal 9 Februari 2011.
Nasution, A Sanusi. 2009. Hubungan Faktor Iklim dengan Pertumbuhan dan
Produksi Tanaman. Diakses pada
http://sanoesi.wordpress.com/2009/01/29/hubungan-faktor-iklim-dengan-
pertumbuhan-dan-produksi-tanaman tanggal 9 Februari 2011.
Lampiran Gambar
Foto Tajuk Pohon 1
Foto Tajuk Pohon II
Foto Tajuk Pohon III
Tajuk Pohon
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERTUMBUHAN POHONDiperuntukan Dalam Rangka Memenuhi Tuntutan Tuga Praktikum
Lapangan Mata Kuliah PERTUMBUHAN POHON DAN KUALITAS KAYU Pada Semester empat/genap
Disusun Oleh :
KELOMPOK 5
KELAS A
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR
2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
berkat dan rahmat-Nyalah Kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas praktikum
mata kuliah Pertumbuhan Pohon dan Kualitas kayu, yang merupakan syarat
dalam mengikuti pembelajaran pada semester empat/genap untuk mata
kuliah Pertumbuhan Pohon dan Kualitas Kayu. Laporan ini berisi tentang
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pohon.
Kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
pembuatan makalah ini Kami mengucapkan terimakasih, semoga segala
bantuannya mendapatkan balasan dari Allah SWT.
Kritik dan saran sangat Kami harapkan demi perbaikan penulisan
dimasa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
Kami sebagai penulis dan pembaca sekalian.
Makassar, 07 Maret 2013
Penyusun
KELOMPOK 5A