laporan ppm kelompok dosenstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3....

97
LAPORAN PPM KELOMPOK DOSEN Judul: PELATIHAN PENGEMBANGAN SOAL AKUNTANSI BERBASIS HIGH ORDER THINKING SKILLS BAGI GURU MGMP AKUNTANSI KABUPATEN KULON PROGO Oleh Drs. Moh. Djazari, M.Pd. / NIP. 19551215 197903 1 003 Ani Widayati, S.Pd., M.Pd., Ed.D. / NIP. 19730908 200112 2 001 Dr. Siswanto, S.Pd., M.Pd. / NIP. 19780920 200212 1 001 Yolandaru Septiana, S.Pd., M.Pd. / NIP. 19930902 201803 2 001 Eka Ary Wibawa, S.Pd., M.Pd. / NIP.19900614 201903 1 013 Sapto Aji Ramadhan / NIM. 16803244006 Siti Umi Roh Khati / NIM. 16803241021 Yulia Wulandari / NIM. 16803241002 PENGABDIAN PADA MASYARAKAT INI DIBIAYAI OLEH DIPA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOMOR: SP DIPA 42.01.2.400904/2019, TANGGAL 05 DESEMBER 2018 BERDASARKAN SURAT PERJANJIAN PELAKSANAAN PENGABDIAN NOMOR: B/28/UN.34.18/PM.02/2019, TANGGAL 15 FEBRUARI 2019 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2019 PPM KELOMPOK DOSEN

Upload: others

Post on 13-Nov-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

LAPORAN PPM KELOMPOK DOSEN

Judul:

PELATIHAN PENGEMBANGAN SOAL AKUNTANSI

BERBASIS HIGH ORDER THINKING SKILLS BAGI GURU

MGMP AKUNTANSI KABUPATEN KULON PROGO

Oleh

Drs. Moh. Djazari, M.Pd. / NIP. 19551215 197903 1 003

Ani Widayati, S.Pd., M.Pd., Ed.D. / NIP. 19730908 200112 2 001

Dr. Siswanto, S.Pd., M.Pd. / NIP. 19780920 200212 1 001

Yolandaru Septiana, S.Pd., M.Pd. / NIP. 19930902 201803 2 001

Eka Ary Wibawa, S.Pd., M.Pd. / NIP.19900614 201903 1 013

Sapto Aji Ramadhan / NIM. 16803244006

Siti Umi Roh Khati / NIM. 16803241021

Yulia Wulandari / NIM. 16803241002

PENGABDIAN PADA MASYARAKAT INI DIBIAYAI OLEH DIPA

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOMOR: SP DIPA

42.01.2.400904/2019, TANGGAL 05 DESEMBER 2018 BERDASARKAN

SURAT PERJANJIAN PELAKSANAAN PENGABDIAN NOMOR:

B/28/UN.34.18/PM.02/2019, TANGGAL 15 FEBRUARI 2019

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

TAHUN 2019

PPM KELOMPOK DOSEN

Page 2: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : PELATIHAN PENGEMBANGAN SOAL

AKUNTANSI BERBASIS HIGH ORDER

THINKING SKILLS (HOTS) BAGI GURU MGMP

AKUNTANSI KABUPATEN KULON PROGO

Peneliti/Pelaksana

Nama lengkap : Drs. Moh. Djazari, M.Pd.

Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Yogyakarta

NIDN : 0015125507

Jabatan Fungsional : Lektor Kepala

Program Studi : Pend. Akuntansi - S1

Nomor HP : +6285868654595

Alamat surel (e-mail) : [email protected]

Anggota (1)

Nama Lengkap : Eka Ary Wibawa, S.Pd., M.Pd.

NIDN :

Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Yogyakarta

Anggota (2)

Nama Lengkap : Ani Widayati, S.Pd., M.Pd., Ed.D.

NIDN : 0008097303

Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Yogyakarta

Anggota (3)

Nama Lengkap : Yolandaru Septiana, S.Pd., M.Pd.

NIDN : 0002099301

Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Yogyakarta

Anggota (4)

Nama Lengkap : Dr. Siswanto, S.Pd., M.Pd.

NIDN : 0020097803

Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Yogyakarta

Institusi Mitra (jika ada)

Nama Institusi Mitra : MGMP Akuntansi Kabupaten Kulon Progo

Alamat Institusi Mitra : Kulon Progo, Yogyakarta

Penanggung Jawab : Dra. YM Tri Lestari

Tahun Pelaksanaan : 2019

Biaya Tahun Berjalan : Rp. 10.000.000,00

Mengetahui, Yogyakarta, 17 Juli 2019

Dekan FE, Ketua Pelaksana

Dr. Sugiharsono, M.Si. Drs. Moh. Djazari, M.Pd.

NIP 19550328 198303 1 002 NIP 19551215 197903 1 003

Page 3: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

iii

PELATIHAN PENGEMBANGAN SOAL AKUNTANSI BERBASIS

HIGH ORDER THINKING SKILLS BAGI GURU MGMP AKUNTANSI

KABUPATEN KULON PROGO

Moh. Djazari, Ani Widayati, Siswanto, Yolandaru Septiana, Eka Ary Wibawa

RINGKASAN

Pada era disrupsi peserta didik dituntut untuk mempunyai keterampilan

berpikir tinggi (High Order Thinking Skills/HOTS), sehingga guru diharapkan dapat

menyusun soal berbasis HOTS. Guru Akuntansi di Kabupaten Kulon Progo dalam

menyusun soal Akuntansi belum soal HOTS), guru belum mengetahui perbedaan

soal HOTS dengan soal biasa, dan guru merasa kesulitan dalam membuat soal

berbasis HOTS bagi peserta didik. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini

berupaya untuk.membantu memecahkan permasalahan tersebut dengan

memberikan pelatihan pengembangan soal Akuntansi berbasis HOTS bagi guru

MGMP Akuntansi Kabupaten Kulon Progo. Kegiatan ini bertujuan 1) guru MGMP

Akuntansi Kabupaten Kulon Progo termotivasi dalam menyusun soal Akuntansi

berbasis HOTS dan 2) peningkatan keterampilan guru MGMP Akuntansi

Kabupaten Kulon Progo dalam menyusun soal Akuntansi berbasis HOTS.

Peserta pelatihan adalah guru-guru MGMP Akuntansi Kabupaten Kulon

Progo sebanyak 28 orang. Kegiatan pelatihan dilaksanakan dengan langkah-

langkah berikut: 1) penyampaian materi guru professional, 2) penyampaian materi

evaluasi pembelajaran, 3) penyampaian materi karakteristik soal HOTS Akuntansi,

4) penyampaian materi langkah-langkah penysuunan soal HOTS Akuntansi, 5)

praktik penyusunan soal HOTS Akuntansi, 6) pembagian KD untuk guru, 7)

pengerjaan mandiri oleh guru selama 2 minggu, 8) presentasi hasil kerja mandiri,

dan 9) pengabdi mereview soal HOTS Akuntansi.

Hasil kegiatan pelaksanaan program pengabdian kepada masyarakat ini

yaitu: 1) meningkatnya motivasi dari sebagian besar (93,9%) guru MGMP

Akuntansi Kabupaten Kulon Progo dalam menyusun soal Akuntansi berbasis

HOTS, 2) meningkatnya keterampilan guru MGMP Akuntansi Kabupaten Kulon

progo dalam menyusun soal Akuntansi berbsis HOTS ditunjukkan dengan seluruh

peserta sudah menyusun soal HOTS Akuntansi. Saran dari peserta adalah adanya

pendampingan penyusunan dan perbaikan soal HOTS Akuntansi, baik secara

langsung maupun daring, dan 2) pihak MGMP meminta untuk kegiatan pengabdian

ini dilanjutkan tahun depan dengan materi pelaksanaan tes dan pembuktian validitas

dan reliabilitas soal.

Kata kunci: pelatihan, HOTS Akuntansi

Page 4: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PPM)

ini dapat terlaksana dengan baik dan lancar.

Pengabdian dengan judul “Pelatihan Pengembangan Soal Akuntansi Berbasis

High Order Thinking Skills Bagi Guru MGMP Akuntansi Kabupaten Kulon Progo”

ini tidak dapat diselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena

itu, pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta yang telah

memberikan izin dan fasilitas sehingga pengabdian kepada masyarakat ini

dapat terlaksana;

2. Ketua Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

Negeri Yogyakarta yang telah memberikan arahan dan masukan dalam

pelaksanaan kegiatan PPM ini;

3. Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Pengasih yang telah memberikan izin

peminjaman tempat untuk pelaksanaan kegiatan PPM ini;

4. Bapak dan Ibu Guru MGMP Akuntansi Kabupaten Kulon Progo yang

telah antusias dalam mengikuti kegiatan PPM ini; dan

5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah

membantu terlaksananya PPM ini.

Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala dari

Allah SWT. Laporan ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, untuk itu saran

dan kritik yang membangun sangat pengabdi harapkan demi perbaikan di masa

yang akan datang.

Yogyakarta, 11 Juli 2019

Tim Pengabdi

Page 5: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

v

DAFTAR ISI

RINGKASAN ........................................................................................................ iii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv

DAFTAR ISI ........................................................................................................... v

DAFTAR TABEL .................................................................................................. vi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vii

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Analisis Situasi ........................................................................................ 1

B. Kajian Pustaka .......................................................................................... 2

C. Perumusan Masalah .................................................................................. 5

D. Tujuan Kegiatan PPM ............................................................................. 5

E. Manfaat Kegiatan ......................................................................................... 5

METODE KEGIATAN PPM ................................................................................. 7

A. Kerangka Pemecahan Masalah ................................................................. 7

B. Khalayak Sasaran Kegiatan PPM ............................................................. 7

C. Metode Kegiatan PPM ............................................................................. 7

D. Langkah-langkah Kegiatan PPM .............................................................. 8

PELAKSANAAN KEGIATAN PPM .................................................................... 9

A. Hasil Pelaksanaan Kegiatan ..................................................................... 9

B. Pembahasan ............................................................................................ 10

C. Evaluasi Kegiatan ................................................................................... 11

D. Faktor Pendukung dan Penghambat Kegiatan PPM ............................... 14

PENUTUP ............................................................................................................. 15

A. Kesimpulan ............................................................................................. 15

B. Saran ....................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 16

LAMPIRAN .......................................................................................................... 17

Page 6: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Susunan Acara Pelaksanaan Kegiatan PPM ............................................ 10

Tabel 2. Hasil Evaluasi Kegiatan PPM .................................................................. 12

Page 7: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Rancangan Evaluasi ............................................................................. 11

Gambar 2. Kegiatan Pembukaan Workshop MC ................................................... 17

Gambar 3. Sambutan Ketua Kelompok PPM ........................................................ 17

Gambar 4. Pemaparan Materi Pertama .................................................................. 18

Gambar 5. Peserta Workshop Mencatat Poin-poin Penting ................................... 18

Gambar 6. Sesi Diskusi Mengenai Materi Pertama ............................................... 20

Gambar 7. Pemaparan Materi Kedua ..................................................................... 20

Gambar 8. Sesi Diskusi Materi Kedua ................................................................... 21

Gambar 9. Proses Pembuatan Contoh Soal HOTS ................................................ 21

Gambar 10. Proses Pemaparan Contoh Bentuk Soal HOTS .................................. 21

Gambar 11. Pemaparan Bentuk Soal HOTS dari Peserta Workshop ..................... 21

Gambar 12. Diskusi Tips dan Trik Pembuatan Soal HOTS .................................. 22

Gambar 13. Diskusi Bersama Contoh Pembuatan Soal HOTS.............................. 22

Gambar 14. Pemberian Kenang-kenangan dari Sekolah........................................ 23

Gambar 15. Foto Bersama dengan Peserta Workshop ........................................... 23

Page 8: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Analisis Situasi

Perubahan dalam masyarakat yang ditandai dengan adanya revolusi

industri 4.0 sangat mempengaruhi dunia pendidikan. Teknologi yang sangat

memegang peran di segala bidang termasuk pendidikan memaksa reformasi

dalam bidang pendidikan, khususnya untuk SMK. Salah satu bidang yang

mendapat perhatian utama dalam reformasi pendidikan di SMK adalah

pengembangan kurikulum. Kurikulum yang dikembangkan seyogyanya

mengikuti perkembangan globalisasi terlebih saat ini era distrupsi yang

menuntut peserta didik mampu mengikuti perkembangan zaman. Hal yang

dapat dilakukan agar peserta didik dapat berpikir tingkat tinggi adalah

memperbaiki proses pembelajaran. Salah satu bagian dari proses pembelajaran

adalah penilaian. Terdapat berbagai jenis penilaian, meliputi penilaian tes dan

non tes. Penilaian tes adalah salah satu instrumen yang digunakan untuk

melakukan pengukuran (Mardapi, 2017). Salah satu aspek penting dalam

melakukan penilaian adalah penyusunan tes.

Mengingat di era distrupsi ini peserta didik dituntut untuk mempunyai

keterampilan berpikir tingkat tinggi (High Order Thinking Skills/HOTS). Proses

pembelajaran termasuk penilaiannya juga harus mencerminkan dukungan

terbentuknya keterampilan berpikir tingkat tinggi. Pembuatan soal akuntansi

harus dapat menuntut peserta didik untuk berpikir tingkat tinggi. Soal High

Order Thinking Skill merupakan alat pengukuran yang dipakai untuk mengukur

kemampuan berpikir tingkat tinggi.

Beberapa bulan yang lalu, tim pengabdi pernah diminta untuk menjadi

narasumber dalam kegiatan pelatihan pengembangan soal akuntansi berbasis

HOTS. Melalui diskusi dengan MGMP Akuntansi Kulon Progo, guru akuntansi

di Kabupaten Kulon Progo dalam membuat soal akuntansi masih sama, artinya

soal belum mampu memberikan keterampilan berpikir tinggi bagi peserta didik.

Guru belum mengetahui perbedaan soal akuntansi yang menuntut berpikir

tingkat tinggi dengan soal akuntansi yang biasa. Guru merasa kesulitan dalam

membuat soal berbasis HOTS bagi peserta didik. Hal ini mengindikasikan

Page 9: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

2

bahwa masih banyak guru akuntansi uang kesulitan dalam mengembangkan

soal berbasis HOTS. Oleh karena itu, tim pengabdi tertarik untuk melaksanakan

Pengabdian Pada Masyarakat (PPM) untuk membantu memecahkan

permasalahan tersebut. Masyarakat sasaran kegiatan PPM ini yakni guru

MGMP Akuntansi Kabupaten Kulon Progo.

Kegiatan pengabdian ini sangat relevan dengan Bab IV Standar Nasional

Pengabdian Kepada Masyarakat Permenristekdikti Nomor 44 Tahun 2015

tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi dan Tujuan Rencana Strategis

(Renstra) UNY tahun 2015-2019 nomor 3 yaitu terwujudnya kegiatan

pengabdian dan pemberdayaan masyarakat yang mendorong pengembangan

potensi manusia, masyarakat, dan alam untuk mewujudkan kesejahteraan

masyarakat.

B. Kajian Pustaka

1. Penilaian

Penilaian mempunyai peran penting dalam pembelajaran karena dengan

adanya penilaian peserta didik dapat mengetahui sejauh mana

kemampuan yang telah dikuasainya. Bagi seorang guru, proses

penilaian merupakan salah satu cara untuk mengetahui hasil belajar

peserta didik. Terdapat berbagai jenis penilaian, meliputi penilaian tes

dan non tes. Penilaian tes adalah salah satu instrumen yang digunakan

untuk melakukan pengukuran (Mardapi, 2017). Salah satu aspek penting

dalam melakukan penilaian adalah penyusunan tes. Menurut Mardapi

(2017: 75), dalam menyusun tes guru perlu memperhatikan langkah-

langkah berikut.

a. Menyusun spesifikasi tes.

b. Menulis tes.

c. Menelaah tes.

d. Melakukan uji coba tes.

e. Menganalisis butir tes.

f. Memperbaiki tes.

g. Merakit tes.

Page 10: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

3

h. Melaksanakan tes.

i. Menafsirkan hasil tes.

2. High Order Thinking Skills/HOTS

Mengingat di era distrupsi ini peserta didik dituntut untuk mempunyai

keterampilan berpikir tingkat tinggi (High Order Thinking

Skills/HOTS). Proses pembelajaran termasuk penilaiannya juga harus

mencerminkan dukungan terbentuknya keterampilan berpikir tingkat

tinggi. Pembuatan soal akuntansi harus dapat menuntut peserta didik

untuk berpikir tingkat tinggi. Soal High Order Thinking Skill merupakan

alat pengukuran yang dipakai untuk mengukur kemampuan berpikir

tingkat tinggi. Kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan

kemampuan berpikir yang tidak hanya mengingat kembali (recall),

menyatakan kembali (restate) atau melakukan perujukan tanpa

pengolahan (recite). Pada konteks asesmen soal-soal High Order

Thinking Skill digunakan untuk mengukur kemampuan sebagai berikut

(Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas Ditjen Pendidikan

Dasar dan Menengah Kemdikbud, 2017: 3).

Bloom dan kawan-kawannya menempatkan level berpikir (level of

thinking skills) ke dalam sebuah matriks pengetahuan (knowledge).

Matriks pengetahuan (knowledge) awalnya terbagi menjadi 3 bagian

yaitu: factual, conceptual, dan procedural. Matriks pengetahun

(knowledge) tersebut berubah, setelah Krathwol dan kawan-kawannya

menambahkan metakognitive untuk melengkapinya. Berdasarkan

tingkatan kemampuan intelektual (intellectual skills), level analyze

(C4), evaluate (C5) hingga create (C6) dikategorikan sebagai High

Order Thinking Skill (Ramli, 2015).

Karakteristik dari soal HOTS (Direktorat Pembinaan Sekolah

Menengah Atas Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemdikbud,

2017 : 3-7).

a. Mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi

Berpikir tinggi merupakan cara atau kemampuan yang mana

peserta didik mampu berargumen dengan gagasan dan ide-idenya

Page 11: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

4

agar mereka mampu mengembangkan kemampuan penalarannya.

Tujuan dari high order thinking skills yaitu bagaimana peserta

didik mampu dalam meningkatkan kemampuan berpikir pada

level tinggi terutama dalam menerima pengetahuan dengan cara

mengkritisinya. Pada era modern ini, kemampuan berpikir tingkat

tinggi merupakan kompetensi yang wajib dimiliki oleh peserta

didik.

Kemampuan berpikir tingkat tinggi dapat dilatih melalui aktivitas

di ruang kelas. Aktivitas dalam pembelajaran dapat dilihat dari

proses pembelajaran dengan menemukan konsep pengetahuan.

Proses pembelajaran tersebut akan lebih mudah membantu siswa

dalam berpikir kreatif dan berpikir kritis (Direktorat Pembinaan

Sekolah Menengah Atas Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah

Kemdikbud, 2017 :4).

b. Berbasis permasalahan kontekstual

Permasalahan kontekstual pada era modern ini antara lain

kesehatan, lingkungan hidup, kebumian dan pemanfaatan ilmu

pengetahuan dan teknologi di berbagai aspek kehidupan. Di

samping itu, kemampuan siswa dalam menghubungkan,

menginterpretasi, menerapkan, mengintregasikan pengetahuan

dan keterampilan dalam berbagai aktivitas di ruang kelas untuk

memecahkan permasalahan yang sebenarnya nyata terjadi

(Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas Ditjen Pendidikan

Dasar dan Menengah Kemdikbud, 2017: 4).

c. Penggunaan soal yang beragam

Di bawah ini merupakan beberapa bentuk soal HOTS yang

digunakan untuk membuat butir soal (Direktorat Pembinaan

Sekolah Menengah Atas Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah

Kemdikbud, 2017: 5):

i. pilihan ganda

ii. pilihan ganda kompleks

iii. isian singkat

Page 12: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

5

iv. uraian

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan situasi dan kondisi yang telah dianalisis, dapat dirumuskan

permasalahan program pengabdian pada masyarakat sebagai berikut:

1. Bagaimana motivasi guru MGMP Akuntansi Kabupaten Kulon

Progo dalam menyusun soal Akuntansi berbasis HOTS?

2. Bagaimana peningkatan keterampilan guru MGMP Akuntansi

Kabupaten Kulon Progo dalam menyusun soal Akuntansi berbasis

HOTS?

D. Tujuan Kegiatan PPM

Program pen pengabdian pada masyarakat ini memiliki tujuan sebagai

berikut.

1. Guru MGMP Akuntansi Kabupaten Kulon Progo termotivasi dalam

menyusun soal Akuntansi berbasis HOTS.

2. Peningkatan keterampilan guru MGMP Akuntansi Kabupaten

Kulon Progo dalam menyusun soal Akuntansi berbasis HOTS.

E. Manfaat Kegiatan

Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini diharapkan mempunyai manfaat

sebagai berikut:

1. Bagi Masyarakat Sasaran (Guru):

a. Guru dapat mengetahui perbedaan soal akuntansi yang menuntut

berpikir tingkat tinggi dengan soal akuntansi yang biasa.

b. Meningkatkan motivasi guru MGMP Akuntansi Kabupaten Kulon

Progo dalam mengembangkan soal berbasis High Order Thinking

Skills.

c. Guru dapat membuat soal akuntansi berbasis High Order Thinking

Skills.

Page 13: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

6

2. Bagi Pengabdi

a. Menambah wawasan bagi pengabdi tentang permasalahan-

permasalahan yang dihadapi guru-guru untuk meningkatkan

profesionalismenya terutama dalam pengembangan soal berbasis

High Order Thinking Skills..

b. Melaksanakan tridharma perguruan tinggi dan sebagai wujud

implementasi kerja sama antara perguruan tinggi dengan masyarakat

sasaran.

Page 14: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

7

BAB II

METODE KEGIATAN PPM

A. Kerangka Pemecahan Masalah

Permasalahan dalam pengabdian kepada masyarakat ini yaitu: (1) guru

belum mengetahui perbedaan soal akuntansi yang menuntut berpikir tingkat

tinggi dengan soal akuntansi yang biasa, (2) guru merasa kesulitan dalam

membuat soal berbasis high order thinking skills bagi peserta didik, (3) perlu

adanya upaya yang dilakukan guru agar dapat membuat soal akuntansi

berbasis high order thinking skills. Oleh karena permasalahan yang dihadapi

guru adalah guru merasa kesulitan dalam membuat soal berbasis high order

thinking skills maka tim pengabdi memberikan materi yang terdiri dari

evaluasi pembelajaran, penilaian tes, penilaian non-tes, tes HOTS akuntansi,

analisis hasil belajar, Presentasi Hasil Penyusunan Soal HOTS Akuntansi,

Review Soal HOTS Akuntansi. Jadi, untuk meningkatkan keterampilan

peserta pengabdian diberi pelatihan dan pendampingan dalam

mengembangkan soal berbasis high order thinking skills.

B. Khalayak Sasaran Kegiatan PPM

Khalayak sasaran pengabdian masyarakat ini adalah guru-guru MGMP

Akuntansi se-Kabupaten Kulon Progo. Jumlah peserta dalam kegiatan

pengabdian ini adalah 30 orang guru.

C. Metode Kegiatan PPM

Pelatihan dan pendampingan dilakukan dengan menggunakan metode

ceramah dan praktik. Adapun pelaksanaannya sebagai berikut:

1. Metode Ceramah dengan Presentasi

Pemateri mempresentasikan materi dengan topik:

a. Evaluasi dalam pembelajaran

b. Penilaian Pembelajaran

c. Pembuatan soal akuntansi berbasis HOTS.

2. Diskusi/Tanya Jawab

Peserta diberi kesempatan untuk bertanya atau berdiskusi tentang

pengembangan soal berbasis HOTS.

3. Praktik Bersama/Latihan

Page 15: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

8

Peserta pelatihan akan dibimbing dan dilatih oleh lima orang pengabdi

dalam menyiapkan dan menyusun soal akuntansi berbasis HOTS.

D. Langkah-langkah Kegiatan PPM

Langkah-langkah dalam pelaksanaan pengabdian

Langkah pertama : Peserta pengabdian diberikan materi

1. Guru profesional

2. Evaluasi pembelajaran

3. Karakteristik Soal HOTS Akuntansi

4. Langkah-langkah Penyusunan Soal HOTS

Akuntansi

5. Praktik penyusunan soal HOTS Akuntansi

Langkah kedua : Peserta diberi kesempatan untuk menanyakan hal-

hal yang masih diragukan

Langkah ketiga : Peserta mendiskusikan materi yang berhubungan

dengan pelaksanaan dan penyusunan tes Higher

Order Thinking Skills (HOTS)

Langkah keempat : Peserta diberi pertanyaan yang berhubungan

dengan pelaksanaan dan penyusunan tes Higher

Order Thinking Skills (HOTS)

Langkah kelima : Pengabdi membagi Kompetensi Dasar yang

dijadikan dasar penyusunan tes Higher Order

Thinking Skills (HOTS) oleh guru

Langkah keenam : Peserta menyusun tes Higher Order Thinking

Skills (HOTS).

Langkah ketujuh : Peserta menyajikan dan mempresentasikan hasil

penyusunan soal Higher Order Thinking Skills

(HOTS) Akuntansi.

Langkah

kedelapan

: Pengabdi me-review Soal HOTS Akuntansi

Page 16: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

9

BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN PPM

A. Hasil Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini telah dilaksanakan pada

6 April dan 20 April 2019 dengan jadwal sebagai berikut.

Tabel 1. Susunan Acara Pelaksanaan Kegiatan PPM

Waktu Kegiatan Petugas Keterangan

Sabtu, 6 April 2019

07.30 – 08.00 Pembukaan dan

Sambutan

Ketua MGMP dan Drs.

Moh. Djazari, M.Pd.

Ruang Aula SMK

Negeri 1 Pengasih

08.00 – 09.30 Guru Professional Drs. Moh. Djazari,

M.Pd.

Ruang Aula SMK

Negeri 1 Pengasih

09.30 – 11.00 Evaluasi

Pembelajaran

Ani Widayati, S.Pd.,

M.Pd., Ed.D.

Ruang Aula SMK

Negeri 1 Pengasih

11.00 – 12.30 Karakteristik Soal

HOTS Akuntansi

Yolandaru Septiana,

S.Pd., M.Pd.

Ruang Aula SMK

Negeri 1 Pengasih

12.30 – 13.30 ISHOMA Panitia Ruang Aula SMK

Negeri 1 Pengasih

13.30 – 15.00 Langkah-langkah

Penyusunan Soal

HOTS Akuntansi

Dr. Siswanto, S.Pd.,

M.Pd.

Ruang Aula SMK

Negeri 1 Pengasih

15.00 – 15.30 ISHO Panitia Ruang Aula SMK

Negeri 1 Pengasih

15.30 – 17.00 Praktik

penyusunan soal

HOTS Akuntansi

Eka Ary Wibawa,

S.Pd., M.Pd.

Ruang Aula SMK

Negeri 1 Pengasih

17.00 – 17.15 Pembagian

Kompetensi Dasar

untuk guru

Pengabdi Ruang Aula SMK

Negeri 1 Pengasih

KERJA MANDIRI

(Peserta kerja mandiri untuk menyusun soal HOTS Akuntansi selama dua minggu)

Sabtu, 20 April 2019

07.30 – 08.00 Pembukaan Kepala MGMP Ruang Aula SMK

Negeri 1 Pengasih

08.00 – 12.00 Presentasi hasil

kerja mandiri

Peserta PPM Ruang Aula SMK

Negeri 1 Pengasih

12.00 – 13.00 ISHOMA Panitia Ruang Aula SMK

Negeri 1 Pengasih

Page 17: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

10

Waktu Kegiatan Petugas Keterangan

13.00 – 15.00 Presentasi hasil

kerja mandiri

Peserta PPM Ruang Aula SMK

Negeri 1 Pengasih

15.00 – 15.15 ISHO Panitia Ruang Aula SMK

Negeri 1 Pengasih

15.15 – 16.30 Pengabdi me-

review Soal HOTS

Akuntansi

Pengabdi

Ruang Aula SMK

Negeri 1 Pengasih

16.30 – 17.00 Penutup Ketua MGMP

Drs. Moh. Djazari,

M.Pd.

Ruang Aula SMK

Negeri 1 Pengasih

Kegiatan PPM ini berjalan lancar diikuti oleh 28 peserta berasal dari

anggota MGMP Akuntansi Kabupaten Kulon Progo. Pada saat praktik

terbimbing, peserta dibagi menjadi lima kelompok dan didampingi oleh satu

orang dosen pengabdi. Peserta diberikan tugas mandiri untuk menyusun soal

berbasis HOTS sesuai dengan Kompetensi dasar yang telah dibagi oleh

pengabdi, setelah itu dipresentasikan di hadapan tim pengabdi dan rekan

sejawat untuk mendapatkan masukan.

B. Pembahasan

1. Meningkatkan motivasi guru MGMP Akuntansi Kabupaten Kulon Progo

untuk menyusun soal Akuntansi berbasis HOTS dilakukan dengan

memberikan: materi guru profesional, evaluasi pembelajaran,

karakteristik soal HOTS Akuntansi, dan langkah-langkah penyusunan

Soal HOTS Akuntansi. Selain itu untuk meningkatkan motivasi guru

dalam menyusun soal berbasis HOTS dengan cara menunjukkan hal-hal

penting yang berhubungan dengan penyusunan soal HOTS:

a. Penyusunan soal HOTS oleh guru merupakan tugas seorang guru

dalam melakukan evaluasi pembelajaran dan jika ada kesulitan dapat

didiskusikan dengan tim pengabdi

b. Penyusunan soal HOTS ini untuk mengetahui tingkat berpikir kritis

dari peserta didik.

Page 18: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

11

2. Meningkatkan keterampilan guru MGMP Akuntansi Kabupaten Kulon

Progo dalam menyusun soal Akuntansi berbasis HOTS dilakukan dengan

cara sebagai berikut.

a. Mendiskusikan masalah terkait penyusunan soal HOTS Akuntansi

b. Mendampingi dalam penyusunan soal HOTS Akuntansi baik selama

kegiatan maupun secara daring

c. Memberikan contoh soal HOTS Akuntansi

d. Mendiskusikan dengan guru lain atau teman sejawat

e. Memperbaiki soal HOTS berdasarkan masukan dari sesama peserta

pengabdian dan tim pengabdi

f. Memberikan contoh sumber referensi yang dapat digunakan dalam

penyusunan soal HOTS yang tersedia secara daring (online)

Luaran kegiatan PPM ini berupa buku kumpulan soal HOTS Akuntansi

Perusahaan Jasa dan Akuntansi Perusahaan Dagang yang dalam tahap

proses pengusulan Hak Cipta.

C. Evaluasi Kegiatan

Paradigma evaluasi ketercapaian target kegiatan adalah sebagai berikut.

Gambar 1. Rancangan Evaluasi

Analisis Situasi

Pelaksanaan

Pelatihan

Evaluasi

Pembelajaran

Penerapan Pembuatan

Soal Akuntansi

Berbasis HOTS

Evaluasi :

Latihan menyusun

soal akuntansi

Evaluasi :

Praktik

Pembuatan

Guru mampu membuat soal

akuntansi berbasis HOTS

GAGAL

BERHASIL

Page 19: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

12

Evaluasi kegiatan PPM ini dilakukan dengan cara observasi dan

tanya jawab kepada peserta PPM. Selanjutnya hasilnya dikuantifikasi untuk

melihat tingkat persentase pencapaian setiap indikator keberhasilan

kegiatan PPM. Hasil evaluasinya adalah sebagai berikut.

Tabel 2. Hasil Evaluasi Kegiatan PPM

No. Indikator keberhasilan Pencapaian

Target Realisasi

1 Mampu menjelaskan pentingnya

menyusun soal HOTS Akuntansi

dan manfaatnya

80% peserta 90% peserta

2 Mampu menjelaskan langkah-

langkah penyusunan soal HOTS

Akuntansi

70% peserta 80% peserta

3 Mampu menyusun soal HOTS

Akuntansi 70% peserta 78,8% peserta

4 Mampu mengkomunikasikan atau

mempresentasikan soal HOTS

Akuntansi yang telah disusunnya

70% peserta 70% peserta

Sebanyak 28 guru MGMP Akuntansi Kabupaten Kulon Progo sudah

menyusun soal HOTS Akuntansi. Bebrapa contoh soal HOTS Akuntansi

yang telah disusun oleh guru adalah sebagai berikut.

Page 20: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

13

Page 21: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

14

D. Faktor Pendukung dan Penghambat Kegiatan PPM

Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dapat

berjalan dengan baik dan lancar karena ada beberapa faktor pendukung

yaitu:

1. Adanya kesepakatan kerja sama antara tim pengabdi dengan MGMP

Guru Akuntansi Kabupaten Kulon Progo

2. Mudahnya komunikasi dan koordinasi antara tim pengabdi dengan pihak

MGMP Guru Akuntansi Kabupaten Kulon Progo

3. Adanya kesesuaian materi dengan kebutuhan guru MGMP Akuntansi

Kabupaten Kulon Progo, sehingga peserta pengabdian antusias untuk

memahami materi langkah-langkah penyusunan akuntansi berbasis

HOTS.

Kegiatan PPM ini sudah dapat dilaksanakan dengan lancar, namun

bukan berarti tidak ada hambatan. Faktor penghambat dalam pelaksanaan

pengabdian ini berasal dari diri peserta pengabdian dan dari tim pengabdi.

1. Faktor yang berasal dari diri peserta pengabdian adalah untuk menyusun

soal HOTS Akuntansi perlu waktu yang lama dan fokus menulis karena

sebagian guru ada yang belum terbiasa menyusun soal HOTS dan

memiliki banyak tanggungan tugas administratif selain mengajar.

2. Tim pengabdi yang tidak dapat mendampingi secara intensif masing-

masing guru karena jumlah pesertanya banyak.

Strategi yang dilakukan tim pengabdi untuk mengatasi hambatan pertama

dengan memberikan waktu cukup lama yakni sekitar 2 minggu untuk

menyusun soal HOTS Akuntansi. Tim pengabdi menyediakan waktu untuk

membantu jika ada permasalahan khususnya bagi peneliti pemula. Waktu

konsultasi tersebut dapat datang langsung ke kampus maupun melalui surat

elektronik (email) dan pesan WhatsApp. Untuk mengatasi hambatan kedua,

tim pengabdi membagi peserta dalam lima kelompok kecil. Setiap

kelompok tersebut didampingi oleh satu orang pengabdi.

Page 22: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

15

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan judul

“Pelatihan Pengembangan Soal Akuntansi Berbasis High Order Thinking

Skills Bagi Guru MGMP Akuntansi Kabupaten Kulon Progo” dapat

disimpulkan berhasil. Keberhasilan ini ditunjukkan antara lain dengan:

1. Kegiatan pengabdian ini diikuti oleh 28 orang guru MGMP Akuntansi

Kabupaten Kulon Progo secara penuh waktu. Hal ini menunjukkan

komitmen dan keseriusan para guru dalam menyusun soal HOTS

Akuntansi..

2. Sebagian besar (93,9%) guru MGMP Akuntansi Kabupaten Kulon

Progo termotivasi untuk menyusun soal HOTS Akuntansi. Hal ini

ditunjukkan dengan hampir semua guru sudah mampu menyusun soal

HOTS Akuntansi. Motivasi peserta juga ditunjukkan dari antusiasnya

mereka dalam bertanya dan berkonsultasi kepada dosen tim pengabdi

mengenai penyusunan soal HOTS Akuntansi.

B. Saran

Dari tanggapan peserta pengabdian, peserta mengajukan dua saran yaitu:

1. Peserta pengabdian meminta pendampingan penyusunan dan perbaikan

soal HOTS Akuntansi, baik secara langsung maupun secara daring; dan

2. Pihak MGMP meminta untuk kegiatan pengabdian ini dilanjutkan di

tahun depan dengan pokok materi pelaksanaan tes dan pembuktian

validitas dan estimasi reliabilitas soal.

Page 23: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

16

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas Direktorat Jenderal Pendidikan

Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2017).

Modul Penyusunan Soal High Order Thinking Skill. Jakarta, Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan. Diambil pada 3 Oktober 2018 dari

www.gurusmp.co.id pukul 12.31 WIB.

Hamalik, O. (2015). Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Mardapi, D. (2017). Pengukuran, Penilaian, dan Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta:

Parama Publishing.

Ramli, M. (November 2015). Implementasi Riset Dalam Pengembangan Higher

Order Thinking Skills Pada Pendidikan Sains. Makalah, Disajikan dalam

Seminar Nasional Pendidikan Sains V, di Universitas Sebelas Maret.

Diambil pada 3 Oktober 2018 dari jurnal.fkip.uns.ac. id pukul 06.15 WIB.

Republik Indonesia. (2010). Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010 tentang

Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. Lembaran Negara RI

Tahun 2010, No. 5105. Sekretariat Negara. Jakarta.

Page 24: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

17

LAMPIRAN

1. Lampiran Foto Kegiatan

Gambar 2. Kegiatan Pembukaan Workshop MC

Gambar 3. Sambutan Ketua Kelompok PPM

Page 25: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

18

Gambar 4. Pemaparan Materi Pertama

Gambar 5. Peserta Workshop Mencatat Poin-poin Penting

Page 26: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

19

Gambar 6. Sesi Diskusi Mengenai Materi Pertama

Gambar 7. Pemaparan Materi Kedua

Page 27: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

20

Gambar 8. Sesi Diskusi Materi Kedua

Gambar 9. Proses Pembuatan Contoh Soal HOTS

Page 28: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

21

Gambar 10. Proses Pemaparan Contoh Bentuk Soal HOTS

Gambar 11. Pemaparan Bentuk Soal HOTS dari Peserta Workshop

Page 29: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

22

Gambar 12. Diskusi Tips dan Trik Pembuatan Soal HOTS

Gambar 13. Diskusi Bersama Contoh Pembuatan Soal HOTS

Page 30: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

23

Gambar 14. Pemberian Kenang-kenangan dari Sekolah

Gambar 15. Foto Bersama dengan Peserta Workshop

Page 31: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

24

2. Lampiran Makalah PPM

PENYUSUNAN INSTRUMEN TES

HIGH ORDER THINKING SKILLS (HOTS)

Oleh:

Yolandaru Septiana**)

PRODI PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2019

*) Makalah disampaikan pada Pelatihan Penyusunan Instrumen Tes HOTS tanggal

3 Mei 2019 di SMK Negeri 1 Pengasih

**) Dosen Fakultas Ekonomi UNY

Page 32: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

25

PENDAHULUAN

Salah satu peran guru adalah sebagai evaluator. Seorang guru atau

pendidik harus memiliki kompetensi dalam pembelajaran khususnya

melakukan penilaian tes dalam pembelajaran. Guru diharapkan dapat menjadi

penyusun soal yang baik. Penyusun soal yang baik itu adalah yang mampu

menyusun soal dalam bentuk/tipe apapun untuk mengukur keterampilan

berpikir tingkat tinggi/high order thinking skills/HOTS (Phye, 1997).

Penilaian tes dalam pembelajaran akuntansi di SMK dapat berupa tes dan

nontes. Tes yang dilakukan dalam pembelajaran berupa tes tertulis dan tes

lisan. Nontes yang dilakukan dalam pembelajaran dapat berupa observasi,

wawancara, dan lain-lain. Makalah ini berisi tentang penyusunan instrumen

tes HOTS. Tujuan diadakannya makalah ini adalah memberikan pemahaman

kepada guru SMK mengenai penyusunan instrumen tes HOTS.

PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN

Menurut Mardapi (2016: 10), penilaian adalah serangkaian cara yang

digunakan untuk mengumpulkan data tentang responden/individu. Penilaian

merupakan sebuah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk

mengukur capaian hasil belajar peserta didik. Guru melakukan penilaian

pembelajaran untuk mengetahui proses dan kemajuan pembelajaran secara

berkesinambungan.dalam melakukan penilaian, guru menggunakan alat atau

instrumen. Instrumen penilaian yang digunakan guru dalam bentuk tes dan

nontes.

Menurut Mardapi (2017: 94), tes adalah salah satu bentuk instrumen yang

digunakan untuk pengukuran. Menurut Retnawati (2016: 2), tes dilakukan

untuk melihat kemampuan responden. Tes adalah salah satu alat ukur yang

digunakan dalam assessmen pembelajaran (Uno dan Koni, 2016). Tes adalah

serangkaian pertanyaan dimana setiap butir memilik jawaban yang benar,

dimana peserta didik dapat menjawab secara lisan atau tulisan (Ebel dan

Frisbie, 1991). Jenis tes yang paling umum adalah tes uraian, tes objektif, dan

tes tipe kasus matematika (Ebel dan Frisbie, 1991). Oleh karena itu dapat

diambil kesimpulan bahwa tes adalah salah satu instrumen penggukuran yang

berisi serangkaian pertanyaan untuk melihat kemampuan dari responden.

Page 33: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

26

Instrumen penilaian dalam bentuk tes berupa tes pilihan ganda, tes benar-

salah, tes menjodohkan, tes isian singkat, tes uraian, dan pengamatan

menggunakan daftar centang (checklist). Instrumen penilaian dalam bentuk

nontes berupa penilaian sikap dan kinerja melalui pengamatan dengan

menggunakan pedoman dan/atau rubrik.

Tes dapat dibedakan menjadi dua yaitu tes objektif dan tes subjektif.

Menurut Wening dan Budiastuti (2010: 17), tes objektif ini biasanya

digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar yang berupa kemampuan-

kemampuan dalam: mengingat kembali fakta-fakta (knowledge), memahami

hubungan antara dua hal atau lebih (comprehension), dan kemampuan dalam

mengaplikasikan prinsip-prinsip (application). Pemberian skor pada tes

objektif ini dilakukan secara objektif oleh pemeriksa. Tes objektif meliputi tes

pilihan ganda, tes benar-salah, tes menjodohkan, dan tes jawaban singkat.

Tes uraian merupakan tes yang berisi permasalahan atau kasus dan

menuntut peserta didik untuk mengkonstruk jawabannya. Tes uraian biasa

disebut dengan tes subjektif, karena jawaban dari pertanyaan berupa argumen

yang didasari oleh teori atau pengetahuan peserta didik. Ciri-ciri tes uraian

adalah pertanyaannya selalu diawali dengan kata-kata ”Jelaskan, Bagaimana,

Mengapa, Berikan alasan, Uraikan, Bandingkan, Tunjukkan, Bedakan,

Simpulkan”.

Berikut ini langkah-langkah penyusunan tes.

1. Menyusun kisi-kisi (tabel spesifikasi tes), yang mengacu pada indikator

pembelajaran.

2. Menulis butir soal dengan berdasarkan pada tabel kisi-kisi tes tersebut.

3. Melakukan telaah soal tes (analisis tes secara logis).

4. Melakukan uji coba soal.

5. Analisis soal secara empiris.

6. Memperbaiki atau merevisi tes.

7. Merakit tes.

8. Melaksanakan tes.

9. Menafsirkan hasil tes.

Page 34: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

27

SOAL HIGH ORDER THINKING SKILLS (SOAL HOTS)

HOTS merupakan kemampuan berpikir yang tidak sekadar mengingat

(recall), menyatakan kembali (restate), atau merujuk tanpa melakukan

pengolahan (recite) tetapi menunjukkan akan pemahaman informasi dan

bernalar. Soal HOTS mendorong peserta didik untuk berpikir critical thinking

and problem solving. Critical thinking dan problem solving adalah.

keterampilan yang sangat esensial pada abad ke-21. Critical thinking dapat

dilatih dengan berbasis pembelajaran di kelas

Creative problem solving mencakup:

a. Menganalisis situasi yang tidak familiar.

b. Mengevaluasi strategi pemecahan masalah.

c. Menciptakan metode baru pemecahan masalah.

Butir soal yang kurang mengukur ingatan akan memberi dorongan kepada

peserta didik untuk belajar lebih giat dalam mempersiapkan dirinya menjadi

anggota masyarakat yang kreatif di masa depan. Oleh karena itu, peserta didik

perlu diberi soal-soal yang menuntut proses berpikir tingkat tinggi/HOTS

(Puspendik, 2017). Dalam menyusun butir soal yang mengukur proses

berpikir tingkat tinggi disajikan berbagai informasi, biasanya dalam stimulus.

Stimulus meliputi teks, gambar, grafik, tabel, dan lain sebagainya yang berisi

berbagai informasi dari kehidupan nyata. Stimulus yang digunakan

hendaknya menarik, artinya mendorong peserta didik untuk membaca

(Puspendik, 2017).

Soal HOTS penekanannya (ciri) pada:

a. mentransfer informasi tersebut dari satu konteks ke konteks lainnya

b. memproses dan menerapkan informasi

c. melihat keterkaitan antara informasi yang berbeda-beda

d. menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah

e. secara kritis mengkaji/menelaah ide atau gagasan dan informasi

Proses berpikir tingkat tinggi peserta didik menunjukkan pemahaman

akan informasi dan bernalar, bukan sekedar mengingat kembali atau recall,

kemudian pertanyaan yang sifatnya higher order thinking tidak selalu harus

Page 35: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

28

lebih sulit, misalnya menentukan arti dari kata yang sangat jarang digunakan

belum termasuk HOT.

Menurut Puspendik (2017: 76), yang difokuskan dalam HOTS meliputi:

a. pertanyaan dan jawaban;

b. eksplorasi dan analisis;

c. bernalar ketika memperoleh informasi, bukan mengingatnya kembali;

d. memecahkan, menilai, mengkritik dan menerjemahkan;

e. proses kognitif yang diukur, antara lain analisis, sintesis, dan evaluasi;

f. pada standar level kemampuan terdapat pada level 3 (reasoning).

Berikut ini dimensi proses kognitif HOTS sebagai berikut (Anderson &

Krathwohl, 2001).

Level kognitif

NO. LEVEL

KOGNITIF

KARAKTERISTIK SOAL

1. Pengetahuan dan

Pemahaman

Mengukur pengetahuan faktual, konsep, dan

prosedural.

2. Aplikasi ß Menggunakan pengetahuan faktual,

konsep, dan prosedural tertentu pada

konsep lain dalam mapel yang sama atau

mapel lainnya;

ß Menggunakan pengetahuan faktual,

konsep, dan prosedural tertentu untuk

menyelesaikan masalah kontekstual

(situasi lain unfamiliar).

3. Penalaran Menggunakan penalaran dan logika untuk:

ß Mengambil keputusan (evaluasi)

ß Memprediksi & Refleksi

ß Menyusun strategi baru untuk

memecahkan masalah

HOTS

Mencipta

Mengkreasi ide/gagasan sendiri.

Kata kerja: mengkonstruksi, desain, kreasi,

mengembangkan, menulis, memformulasikan.

Evaluasi

Mengambil keputusan sendiri.

Kata kerja: evaluasi, menilai, menyanggah,

memutuskan, memilih, mendukung.

Analisis

Menspesifikasi aspek-aspek/elemen.

Kata kerja: membandingkan, memeriksa,

menguji, mengkritisi, menguji.

Page 36: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

29

Tips menyusun soal HOTS (Kemendikbud, 2016).

1. Gunakan Konteks Dunia Nyata

2. Berikan Pertanyaan yang terkait analisis visual

3. Tanyakan alasan dari jawaban yang diberikan

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun soal HOTS (Kemendikbud,

2016)

1. Pilih materi yang sesuai dengan indikator soal

2. Periksa materi

a. Apakah bermanfaat?

b. Apakah merefleksikan kurikulum?

c. Apakah menarik? Relevan? Cocok?

d. Pertanyaan penting apa yang dapat diidentifikasi dari stimulus?

3. HOTS

a. Menganalisis

b. Mengevaluasi

c. Mengkreasi

4. Soal pilihan ganda dapat muncul dari pertanyaan HOTS

5. Untuk mendapatkan soal PG yang baik:

a. ekstensif (menjangkau secara luas)

b. ketat (teliti, cermat dan rapi)

c. dipanelkan

Langkah-langkah menyusun soal HOTS (Kemendikbud, 2016).

1. Menganalisis KD yang dapat dibuatkan soal HOTS.

2. Menyusun kisi-kisi soal.

3. Menulis butir pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi soal. Butir-butir

pertanyaan ditulis agar sesuai dengan kaidah penulisan butir soal.

4. Membuat pedoman penskoran atau kunci jawaban.

Page 37: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

30

Contoh soal HOTS

• KD 3.7.: memahami transaksi bisnis perusahaan baik perusahaan jasa,

dagang, dan manufaktur.

• Indikator pembelajaran: siswa mampu memahami transaksi bisnis

perusahaan baik perusahaan jasa, dagang, dan manufaktur.

Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda

Kompetensi

dasar

Materi Indikator Soal Bentuk No.

Soal

3.7. 1. Pengertian

transaksi

bisnis

1. Mengidentifikasi

transaksi bisnis

perusahaan jasa,

dagang, dan

manufaktur.

Pilihan

Ganda

1 dan

2

2. Jenis-jenis

transaksi

bisnis

2. Mengidentifikasi

jenis-jenis

transaksi bisnis

Pilihan

Ganda

3

3. Menganalisis

jenis-jenis

transaksi bisnis.

Pilihan

Ganda

4

Berdasarkan informasi perusahaan berikut ini digunakan untuk mengerjakan soal

nomor 1 dan 2!

1. Penjualan hasil produksi

2. Mengembalikan barang dagangan yang telah dibeli karena cacat

3. Pembuatan bahan baku menjadi barang jadi

4. Penyerahan penyelesaian pekerjaan cuci motor kepada konsumen

5. Pembelian bahan baku untuk diproses

6. Penjualan barang dagangan kepada konsumen

7. Memiliki tiga jenis persediaan

8. Tidak bergantung pada barang berwujud

9. Memiliki persediaan barang secara fisik

10. Pembelian barang dan dijual kembali tanpa merubah bentuk

11. Penyerahan pekerjaan laundry kepada konsumen

12. Melayani rias pengantin kepada konsumen

Page 38: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

31

1. Berdasarkan informasi di atas, yang merupakan ciri-ciri perusahaan dagang

adalah … .

a. 1, 2, dan 3

b. 2, 6, dan 9

c. 2, 7, dan 8

d. 5, 8, dan 10

e. 10, 11, dan 12

2. Berdasarkan informasi di atas, yang merupakan ciri-ciri perusahaan

manufaktur adalah … .

a. 1, 3, dan 4

b. 2, 5, dan 6

c. 3, 5, dan 7

d. 4, 7, dan 9

e. 8, 9 , dan 10

3. Berikut ini yang merupakan transaksi internal perusahaan adalah … .

a. PT. Sukses Jaya menerima pemesanan meja dan kursi dari PT. Maju

Mandiri

b. PT. Maju Mandiri mengembalikan sebagain kursi yang cacat kepada PT.

Sukses Jaya

c. PT. Maju Mandiri melakukan pemesanan meja dan kursi di PT. Sukses

Jaya

d. bagian pengiriman PT. Sukses Jaya mengirimkan meja dan kursi ke PT.

Maju Mandiri

e. bagian penjualan PT. Sukses Jaya meminta bagian

4. Pada tanggal 3 Januari 2018, PT. Kreatif membeli barang dagangan dari PT.

Unggul seharga Rp25.000.000,00. Berdasarkan pengelompokan jenis-jenis

transaksi perusahaan, maka transaksi tersebut termasuk ke dalam jenis

transaksi … .

Page 39: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

32

a. internal, karena melakukan transaksi dalam perusahaan

b. pembelian, karena melakukan pembelian barang dagangan

c. penjualan, karena melakukan penjualan barang dagangan

d. eksternal, karena melakukan transaksi dengan perusahaan lain

e. pengeluaran, karena melakukan pengeluaran barang dagangan

Kunci Jawaban:

1. B

2. C

3. E

4. D

Pedoman Penskoran

Pedoman penskoran untuk Soal Pilihan Ganda adalah setiap jawaban benar

(sesuai kunci jawaban) diberikan nilai 1.

PENUTUP

. Penilaian pembelajaran dalam hal ini tes, merupakan kegiatan yang

penting untuk mengetahui capaian hasil belajar peserta didik. Pemilihan jenis tes

disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan indikator kompetensi. Penyusunan

instrumen penilaian tes dalam pembelajaran juga harus tepat sesuai dengan

langkah-langkah pedoman menyusun instrumen tes, sehingga akan menghasilkan

instrumen tes yang baik. Soal HOTS lebih menekankan pada proses penalaran

peserta didik dalam mengkonstruk jawabannya.

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L.W., dan Krathwohl, D.R. 2001. A Taxonomy for learning, teaching,

and assessing: A Revision of Bloom’s taxonomy of educational objectives. A

Bridged edition. New York: David Mc Key Company, Inc.

Ebel, R.L., dan Frisbie, D.A. 1991. Essentials of Educational Measurement. USA:

Prentice Hall, Inc.

Kemendikbud. 2017. Panduan Penyusunan Soal Higher Order Thinking Skills

(HOTS). Jakarta: Dirjen Pendidikan Menengah Direktorat Pembinaan SMA.

Page 40: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

33

Mardapi, Djemari. 2017. Pengukuran, Penilaian, dan Evaluasi Pendidikan (Edisi

Revisi). Yogyakarta: Parama Publishing.

Phye, G.D. 1997. Handbook of Classroom Assessment: Learning, Adjustment, and

Achievement. USA: Academic Press, Inc.

Puspendik. 2017. Panduan Penulisan Soal SMA/MA-SMK. Jakarta: Balitbang

Kemendikbud.

Retnawati, Heri. 2016. Validitas, Reliabilitas, & Karakteristik Butir (Panduan

untuk Peneliti, Mahasiswa, dan Psikometrian). Yogyakarta: Parama

Publishing.

Uno, H. B., dan Koni, S. 2016. Assessment Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi

Aksara.

Wening, S., dan Budiastuti, E. 2010. Modul Pengembangan Perangkat Penilaian

Pembelajaran Kompetensi Tata Busana. Yogyakarta: Universitas Negeri

Yogyakarta.

Page 41: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

34

PENILAIAN HASIL BELAJAR DENGAN

MENGGUNAKAN INSTRUMEN TES *

Oleh:

Eka Ary Wibawa **

[email protected]

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2019

*) Makalah disampaikan pada Pelatihan Pengembangan Soal Akuntansi

Berbasis High Order Thinking Skills (HOTS) Bagi Guru MGMP Akuntansi

Kabupaten Kulon Progo tanggal 3 Mei 2019 di SMK Negeri 1 Pengasih

**) Dosen Fakultas Ekonomi UNY

Page 42: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

35

PENILAIAN HASIL BELAJAR

DENGAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN TES

Oleh: Eka Ary Wibawa

A. Pengertian Tes

Tes erat kaitannya dengan kegiatan pengukuran dan penilaian

pembelajaran. Setiap guru harus melakukan penilaian pembelajaran untuk

mengetahui capaian proses dan hasil belajar. Kegiatan penilaian harus

mampu mendorong guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan

juga mendorong siswa untuk lebih giat dalam belajar (Kartowagiran,

Wibawa, Alfarisa, & Purnama, 2019). Setiap kegiatan penilaian pasti

didahului dengan kegiatan pengukuran – kegiatan memberi angka suatu

objek pengukuran dengan menggunakan alat ukur. Penilaian proses dan

hasil pembelajaran menggunakan alat ukur yang berupa tes dan/atau non-

tes. Makalah ini akan banyak membahas tentang penilaian hasil belajar

dengan menggunakan alat ukur atau instrumen tes. Tes memberi para guru

informasi penting yang digunakan untuk membuat keputusan tentang

pengajaran dan nilai siswa (Fives & Didonato-Barnes, 2013).

Menurut Arikunto & Jabar (2004) tes merupakan alat atau prosedur

yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dengan

menggunakan cara atau aturan yang telah ditentukan. Tes merupakan alat

untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, perasaan, kecerdasan atau

bakat baik indivdu maupun kelompok yang menghasilkan skor berupa

angka sehingga dapat digunakan untuk mengidentifikasi,

mengklasifikasikan, atau mengevaluasi peserta tes (Osman, 2013).

Selanjutnya menurut Azwar (2016) tes merupakan sekumpulan pertanyaan

yang harus dijawab dan/atau tugas yang harus dikerjakan oleh peserta tes

yang akan memberikan informasi mengenai aspek psikologis tertentu

berdasarkan jawaban peserta tes.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tes adalah

sekumpulan pertanyaan atau tugas yang harus dijawab dan dikerjakan oleh

peserta tes untuk mengukur pengetahuan, sikap, dan keterampilan peserta

Page 43: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

36

tes. Hasil tes berupa skor (angka), dapat juga dikonversikan dalam huruf,

yang digunakan untuk menilai hasil belajar peserta didik.

B. Perbedaan Tes dan Non-tes

Instrumen penilaian dalam evaluasi pembelajaran terdiri dari

instrumen tes dan instrumen non-tes. Hal paling mendasar yang

membedakan tes dengan non-tes yakni jawaban yang dihasilkan. Tes akan

menghasilkan jawaban yang benar dan salah, namun dalam non-tes tidak

ada jawaban yang salah karena mengacu pada masing-masing persepsi,

sikap, dan perilaku peserta tes yang berbeda-beda.

Tabel 1. Perbedaan Teknik Penilaian Tes dan Non Tes

Aspek Tes Non-tes

Ranah yang

diukur

kognitif dan psikomotorik afektif dan psikomotorik

Tipe jawaban Benar dan salah Tidak ada jawaban yang

salah

Jenis-jenis Tes ∑ Tes formatif

∑ Tes sumatif

∑ Tes tertulis

∑ Tes lisan

∑ Ulangan harian

∑ Tugas

∑ Tes kinerja/tes praktik

∑ Kuesioner

∑ Wawancara

∑ Observasi

∑ Penilaian diri

∑ Daftar cek

∑ Penilaian sejawat

∑ Studi kasus

Tujuan Untuk mengukur hasil

belajar dalam ranah

kognitif dan psikomotorik

Untuk mengukur hasil

belajar dalam ranah afektif

dan psikomotor

Proses

pengumpulan

informasi

Dengan melakukan tes

baik secara lisan, tertuis,

maupun praktik

Tanpa melakukan

pengujian/tes.

Data yang

dihasilkan

Kuantitatif Kualitatif, dimana untuk

tujuan tertentu data kualitatif

ini dapat juga diangkakan

Page 44: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

37

C. Bentuk/Jenis Tes

Ada beberapa pendapat ahli mengenai bentuk atau jenis tes. Setiap

ahli memiliki pandangan sendiri-sendiri mengenai hal tersebut. Dalam

makalah ini penulis telah merangkum dengan ringkas pendapat para ahli

seperti Arikunto (2009), Thoha (2003), Purwanto (2009), Sukardi (2008),

dan Sudijono (2017) serta pandangan penulis sendiri terkait dengan bentuk

dan jenis tes.

1. Berdasarkan Fungsinya

a. Tes seleksi: untuk menyeleksi peserta tes yang memenuhi standar

yang telah ditetapkan, contoh: Tes Seleksi Masuk Perguruan Tinggi,

Tes Seleksi CPNS, Tes Seleksi Pegawai, dll.

b. Tes awal (pre-test): untuk mengetahui kemampuan awal peserta tes

c. Tes akhir (post-test): untuk mengetahui kemampuan akhir atau

capaian hasil belajar peserta tes

d. Tes diagnostik: untuk mendiagnosa kelemahan-kelemahan siswa

sehingga dapat dilakukan penanganan yang tepat sesuai hasil tes

diagnostik

e. Tes formatif: untuk mengetahui capaian proses dan hasil belajar ketika

program pembelajaran berlangsung

f. Tes sumatif: untuk mengetahui capaian akhir hasil belajar ketika

program pembelajaran berlangsung

2. Berdasarkan Media yang Digunakan

a. Paper based-test: tes dengan menggunakan kertas.

b. Computer based-test: tes dengan menggunakan bantuan komputer

c. Internet based-test: tes dengan menggunakan bantuan internet

3. Berdasarkan Objek Pengukurannya

a. Tes kepribadian (personality test): objek pengykurannya berupa ciri-

ciri khas dari seseorang yang bersifat lahiriyah, seperti gaya bicara,

cara bergaul, intonasi suara, kegemaran, motivasi, sikap, perilaku, dll.

Page 45: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

38

b. Tes hasil belajar (achievement test): objek pengykurannya berupa

perubahan perilaku atau hasil belajar peserta didik setelah mengikuti

proses pembelajaran

4. Berdasarkan Tingkatannya

a. Tes standar (standard test): tes yang disusun oleh tim ahli pada bidang

tertentu atau disusun oleh lembaga yang khusus menyelenggarakan

secara profesional. Yang dituntut dalam tes standar yaitu adanya

persamaan performance pada kelompok peserta tes disebabkan

adanya kesamaan tolak ukur

b. Tes non-standar: tes yang disusun oleh seorang pendidik yang belum

memiliki keahlian professional dalam menyusun tes secara baik

5. Berdasarkan Bentuk Respon Jawaban

a. Tes tindakan/kinerja: tes dimana respon atau jawaban yang dituntut

dari peserta didik berupa tindakan/kinerja/tingkah laku yang dapat

diamati dan diukur.

b. Tes lisan: sekumpulan item pertanyaan dan/atau pernyataan yang

disusun secara terencana, diberikan oleh seorang guru kepada para

siswanya tanpa media tulis, disampaikan dan dijawab secara lisan

c. Tes tertulis: tes yang terdiri dari serangkaian soal, pertanyaan atau

tugas secara tertulis dan jawaban yang diberikan secara tertulis juga.

6. Berdasarkan Sifat Jawaban

a. Tes subyektif: pada umumnya berbentuk esai atau uraian yang

jawabannya subyektif menurut pemahaman peserta tes masing-

masing.

b. Tes obyektif: tes yang terdiri dari butir-butir soal yang dijawab oleh

peserta tes dengan cara memilih salah satu (atau lebih) diantara

beberapa alternatif jawaban yang telah dipasangkan dengan masing-

masing item.

Adapun macam-macam tes obyektif adalah sebagai berikut.

1) Tes melengkapi (completion test): salah satu bentuk tes jawaban

bebas, dimana butir-butir soalnya berupa satu kalimat dimana

bagian-bagian tertentu yang dianggap penting dikosongkan,

Page 46: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

39

peserta tes diminta untuk mengisi bagian-bagian yang dikosongkan

tersebut.

2) Tes benar-salah (true-false test):tes dimana soal-soalnya berupa

pernyataan-pernyataan, ada yang benar dan ada yang salah. Peserta

tes bertugas untuk menandai masing-masing pernyataan itu dengan

meligkari huruf B jika pernyataan itu benar menurut pendapatnya

dan melingkari huruf S jika pernyataan itu salah.

3) Tes pilihan ganda (multiple choice test): terdiri atas suatu

keterangan tentangnpengetahuan yang belum lengkap atau

pertanyaan dimana peserta tes harus melengkapinya atau

menjawabnya dengan memilih satu dari beberapa alternatif

jawaban yang telah disediakan.

4) Menjodohkan (matching test): bentuk khusus dari pilihan jamak

dimana terdiri atas dua macam kolom paralel, tiap kolom berisi

pernyataan yang satu menempati posisi sebagai soal dan satunya

sebagai jawaban, kemudian peserta didik diminta untuk

menjodohkan kesesuaian antar dua statement tersebut.

5) Rearrangement exercise: bentuk tes yang berupa rangkaian

kalimat utuh dan benar, kemudian diceraikan secara tidak

beraturan, sehingga bentuk aslinya sulit dikenali, peserta didik

diminta menyusun kembali sesuai dengan urutan yang benar.

D. Ciri-ciri Tes yang Baik

Guru harus memiliki kompetensi untuk menyusun tes hasil belajar

yang baik. Suatu tes dapat dikatakan baik sebagai alat ukur dapat memenuhi

syarat-syarat tes yang baik. Ada banyak ahli seperti Mardapi (2017),

Surapranata (2005), Arifin (2016), Sudijono (2011), dan Arikunto (2009)

yang menjelaskan mengenai kriteria tes yang baik. Penulis merangkum dari

beberapa ahli tersebut dengan dipadukan dengan pengalaman penulis dalam

penyusunan soal tes. Adapun kriteria tes yang baik adalah sebagai berikut.

1. Valid: butir atau item tes dikatakan valid apabila butir tersebut mampu

mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas tes dapat dibuktikan

Page 47: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

40

dengan validitas isi - tingkat dimana isi tes sesuai dengan tujuan

pengujian (Sireci & Faulkner-Bond, 2014).

2. Reliabel: sejauh mana skor tes seseorang stabil atau dapat direproduksi

dan bebas dari kesalahan pengukuran (Thompson, 2013). Apabila tes

memiliki reliabilitas yang tinggi, hasil pengukurannya akan

ajeg/konsisten.

3. Obyektif: kualitas tes yang menunjukkan kesamaan dari skor yang

diperoleh dari data yang sama dari penskor kompeten yang sama.

4. Praktis: sebuah tes dikatakan memiliki praktibilitas tinggi apabila tes

tersebut bersifat praktis dan mudah mengadministrasikannya.

5. Ekonomis: pelaksanaan tes tidak membutuhkan biaya yang mahal,

tenaga yang banyak, dan waktu yang lama.

E. Langkah-langkah Pengembangan Tes

Tes yang baik dihasilkan dari beberapa langkah pengembangan yang

sistematis dan baik. Mardapi (2017) menjabarkan 9 langkah dalam

pengembangan tes sebagai berikut.

1. Menyusun Spesifikasi Tes

Spesifikasi tes berisi tentang uraian yang menunjukkan keseluruhan

karakteristik yang harus dimiliki suatu tes. Spesifikasi tes akan

mempermudah dalam menulis soal dan siapa saja yang menulis soal akan

menghasilkan tingkat kesulitan yang relatif sama. Penyusunan

spesifikasi tes mencakup kegiatan berikut ini:

a. Menentukan tujuan/fungsi tes

Terdapat 6 macam tes yang digunakan lembaga pendidikan, yaitu tes

penempatan, tes diagnostik, pre-test, post-test, tes formatif, dan tes

sumatif.

b. Menyusun kisi- kisi

Kisi-kisi berupa tabel matrik yang berisi spesifikasi soal-soal yang

akan dibuat. Kisi-kisi berguna sebagai acuan bagi pembuat soal

sehingga siapapun yang menulis soal akan menghasilkan soal yang isi

Page 48: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

41

dan tingkat kesulitannya relatif sama. Terdapat empat langkah dalam

mengembangkan kisi-kisi tes, yaitu:

1) Menulis tujuan umum

2) Membuat materi pokok dan sub materi yang akan diujikan

3) Membuat indikator

4) Menentukan jumlah soal tiap materi pokok dan sub materi

c. Menentukan bentuk tes

Bentuk tes objektif yang sering digunakan adalah bentuk pilihan

ganda, benar-salah, menjodohkan, dan uraian objektif. Tes uraian

dapat dikategorikan uraian objektif dan non-objektif. Tes uraian yang

objektif sering digunakan pada sains dan teknologi atau biadang sosial

yang jawaban soalnya sudah pasti, dan hanya satu jawaban yang

benar. Tes uraian non-objektif sering digunakan pada bidang ilmu

sosial, yaitu yang jawabannya luas dan tidak hanya satu jawaban yang

benar, tergantung argumentasi peserta tes. Bentuk tes dikatakan non-

objektif apabila penilaian yang dilakukan cenderung dipengaruhi

subjektivitas dari penilai.

d. Menentukan panjang tes

Penentuan panjang tes berdasarkan pada cakupan materi ujian dan

kelelahan peserta tes. Seorang guru harus mampu menentukan

panjang tes yang sesuai dengan karakteristik materi dan peserta

didiknya.

2. Menulis Soal Tes

Tahap ini merupakan langkah menjabarkan indikator menjadi

pertanyaan-pertanyaan yang karakteristiknya sesuai dengan kisi-kisi

yang telah dibuat. Setiap pertanyaan perlu disusun dengan baik sehingga

jelas hal yang ditanyakan dan jelas pula jawabannya.

3. Menelaah Soal Tes

Telaah soal tes perlu dilakukan untuk memperbaiki soal jika ternyata

dalam pembuatannya masih ditemukan kekurangan dan kesalahan.

Telaah dilakukan oleh ahli yang secara bersama atau individu

mengoreksi soal yang telah dibuat.

Page 49: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

42

4. Melakukan Ujicoba Tes

Tahap ini dilakukan untuk memperbaiki kualitas soal yang telah disusun.

Data yang diperoleh adalah data empirik, terkait reliabilitas, validitas,

tingkat kesukaran, pola jawaban, efektifitas pengecoh, dan daya beda

5. Menganalisis Butir Soal

Tiap butir soal perlu dianalisis lebih lanjut. Melalui ananlisis butir ini

dapat diketahui antara lain: tingkat kesukaran butir soal, daya beda, dan

keberfungsian pengecoh

6. Memperbaiki Tes

Langkah selanjutnya adalah memperbaiki bagian soal yang belum sesuai

dengan yang diharapkan berdasarkan analisis butir soal. Beberapa butir

soal mungkin sudah ada yang baik, butir soal yang kurang baik diperbaiki

kembali, sedangkan butir yang lain dapat dibuang jika tidak memenuhi

standar kualitas yang diharapkan.

7. Merakit Tes

Keseluruhan butir soal yang sudah dianalisis dan diperbaiki kemudian

dirakit menjadi satu kesatuan tes. Dalam merakit soal, hal-hal yang dapat

mempengaruhi validitas soal seperti nomor urut soal, pengelompokan

butir soal, tata letak, dan sebagainya.

8. Melaksanakan Tes

Tes yang telah disusun diberikan kepada testee (peserta tes-orang yang

ditujukan untuk mengerjakan tes). Pelaksanaan tes memerlukan

pemantauan dan pengawasan agar tes tersebut benar-benar dikerjakan

oleh testee dengan jujur dan sesuai dengan ketentuan dan aturan yang

berlaku.

9. Menafsirkan Hasil Tes

Hasil tes menghasilkan data kuantitatif berupa skor. Skor kemudian

ditafsirkan menjadi nilai, rendah, menengah, dan tinggi. Tinggi

rendahnya nilai dikaitkan dengan acuan penilaian. Ada dua macam acuan

Page 50: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

43

penilaian yang sering digunakan dalam psikologi dan pendidikan, yaitu

acuan norma dan kriteria.

F. Contoh-Contoh Tes HOTS Akuntansi Jasa

1. Salon Cantik mempunyai Daftar Saldo (sebagian) dan data penyesuaian

sebagai berikut.

Daftar saldo 31 Desember 2011 (dalam ribuan rupiah)

No Nama Akun Debit Kredit

1 Sewa dibayar dimuka 6.000

2 Biaya Asuransi 3.000

3 Biaya Gaji 17.000

Data Penyesuaian:

1) Sewa kios dibayar tanggal 1 April 2011 untuk satu tahun

2) Asuransi dibayar dimuka 1 Mei 2011 untuk satu tahun

3) Gaji karyawan untuk bulan Desember yang belum dibayar

Rp1.500.00,00

Berdasarkan daftar saldo dan data penyesuaian dibuat kertas kerja

berikut ini:

No Nama Akun Neraca AJP NSD Laba-Rugi Nereca

D K D K D K D K D K

1 Sewa dibayar

dimuka 6.000 - - 4.500 1.500 - - - 1.500 -

2 Biaya Asuransi 3.000 - - 2.000 1.000 - 1.000 - - -

3 Biaya Gaji 17.000 - 1.500 - 18.500 - 18.500 - - -

4 Biaya Sewa - - 4.500 - 4.500 - 4.500 - - -

5 Asuransi dibayar

dimuka - - 2.000 - 2.000 - - - 2.000 -

6 Utang Gaji - - - 1.500 - 1.500 - - - -

Penyelesaian kertas kerja yang benar adalah akun nomor … .

A. 1, 2, dan 3

B. 1, 3, dan 4

C. 2, 4, dan 5

D. 3, 4, dan 5

E. 3, 5, dan 6

Page 51: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

44

Jawaban: B. 1, 3, dan 4

2. Diketahui data keuangan salon Riana:

- Pendapatan Jasa Rp24.000.000,00

- Biaya Sewa Rp xxx

- Biaya Bunga Rp1.000.000,00

- Biaya Gaji Rp4.000.000,00

- Modal Awal Rp10.500.000,00

- Modal Akhir Rp22.000.000,00

- Prive Rp1.000.000,00

Berdasarkan data di atas, jika biaya sewa 0,5 kali biaya gaji, maka

besarnya Biaya Perlengkapan adalah … .

A. Rp27.500.000,00

B. Rp16.500.000,00

C. Rp4.500.000,00

D. Rp2.500.000,00

E. Rp500.000,00

Jawaban: C. Rp4.500.000,00

3. Data laporan keuangan perusahaan jasa “Ekpres”

- Biaya Penyusutan Rp1.200.000,00

- Biaya Sewa Rp3.600.000,00

- Prive Tn. Farel Rp500.000,00

- Pendapatan Jasa Rp6.500.000,00

- Pendapatan diterima dimuka Rp1.500.000,00

- Biaya Gaji Rp1.000.000,00

- Modal Akhir Rp15.200.000,00

Besarnya Modal Awal perusahaan jasa “Ekpres” adalah …

A. Rp13.500.000,00

B. Rp15.000.000,00

C. Rp16.500.000,00

D. Rp16.700.000,00

E. Rp17.700.000,00

Page 52: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

45

Jawaban: B. Rp15.000.000

4. Data bengkel “Perkasa” Yogyakarta bulan September 2017:

- Biaya sewa ruangan Rp1.500.000,00

- Biaya perlengkapan Rp2.000.000,00

- Biaya penyusutan peralatan (1 bulan) Rp500.000,00

- Biaya gaji 3 karyawan Rp5.000.000,00

- Biaya listrik Rp xxx

- Biaya telepon Rp300.000,00

- Prive Rp2.000.000,00

- Laba bersih Rp6.900.000,00

Jika biaya listrik dua kali lipat biaya telepon, maka besarnya

pendapatan bengkel “Perkasa” adalah …

A. Rp9.800.000,00

B. Rp13.800.000,00

C. Rp14.800.000,00

D. Rp16.800.000,00

E. Rp18.800.000,00

Jawaban: D. Rp16.800.000,00

G. Contoh-Contoh Tes HOTS Akuntansi Dagang

1. Tanggal 28 Desember 2014 PT Sejahtera Jaya menjual barang

dagangan kepada PT Berlian Indah dengan syarat FOB Destination

Point. Pada tanggal 5 Januari 2015 barang baru diterima di gudang PT.

Berlian Indah. Penutupan buku tanggal 31 Desember 2014 dan

pelunasan faktur tanggal 10 Januari 2015. Dalam kasus tersebut pihak

PT. Sejahtera Jaya akan melakukan pencatatan transaksi penjualan pada

tanggal … .

A. 28 Desember 2014

B. 5 Januari 2015

C. 28 Desember 2014 dan 5 Januari 2015

D. 31 Desember 2014

Page 53: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

46

E. 10 Januari 2015

Kunci C

2. UD Makmur Wibawa merupakan perusahaan dagang yang memiliki

daftar saldo per 31 Desember 2018 sebagai berikut.

Kas Rp. 12.600.000,00

Piutang Usaha Rp. 18.200.000,00

Persediaan Barang Dagangan Rp. 11.350.000,00

Perlengkapan Toko Rp. 6.000.000,00

Tanah Rp. 40.000.000,00

Utang Usaha Rp. 9.400.000,00

Modal Rp. 43.050.000,00

Penjualan Rp. 120.000.000,00

Pembelian Rp. 42.600.000,00

Potongan Penjualan Rp. 10.000.000,00

Potongan Pembelian Rp. 4.300.000,00

Biaya Angkut Pembelian Rp. 4.200.000,00

Biaya gaji Rp. 24.000.000,00

Biaya Pemasaran Rp. 3.000.000,00

Biaya lain-lain Rp. 1.500.000,00

Apabila nilai persediaan barang dagangan pada 1 Januari 2018 sebesar

Rp.10.450.000,00 maka Harga Pokok Penjualan periode 2018 sebesar

… .

A. Rp. 68.400.000,00

B. Rp. 43.400.000,00

C. Rp. 37.400.000,00

D. Rp. 50.200.000,00

E. Rp. 41.600.000,00

Kunci E

Page 54: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

47

3. Transaksi yang terjadi pada Toko Jaya selama bulan April 2019 sebagai

berikut.

April 8 Dibeli dari PT. Makmur Comp 10 buah Speaker Bluetooth

seharga @ Rp 1.200.000,00 dengan syarat 4/10, n/30 (Faktur

No.422)

April 9 Dikirimkan kembali kepadaa PT. Makmur Comp satu buah

Speaker Bluetooth karena ada cacat.

April 17 Dibayar kepada PT. Makmur Comp dua buah Speaker

Bluetooth faktur No. 442 tanggal 8 April 2019.

Dari transaksi di atas, jurnal yang dibuat Toko Jaya tanggal 17 April

adalah

A. Utang Dagang (D) Rp.2.400.000,00

Potongan Pembelian (K) Rp.96.000,00

Kas (K) Rp.2.340.000,00

B. Utang Dagang (D) Rp.2.400.000,00

Retur Penjualan (K) Rp.96.000,00

Kas (K) Rp.2.304.000,00

C. Utang Dagang (D) Rp.2.400.000,00

Potongan Pembelian (K) Rp.96.000,00

Kas (K) Rp.2.304.000,00

D. Utang Dagang (D) Rp.2.400.000,00

Potongan Penjualan (K) Rp.96.000,00

Kas (K) Rp.2.304.000,00

E. Utang Dagang (D) Rp.2.400.000,00

Retur Pembelian (K) Rp.96.000,00

Kas (K) Rp.2.304.000,00

Kunci C

Page 55: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

48

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z. (2016). Evaluasi pembelajaran: Prinsip, teknik, dan prosedur. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. & Jabar, C.S.A. (2009). Evaluasi program pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Azwar, S. (2016). Tes prestasi: Fungsi dan pegembangan pengukuran prestasi

belajar, Edisi II. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Fives, H., & Didonato-Barnes, N. (2013). Classroom Test Construction: The Power

of a Table of Specifications. Practical Assessment, Research & Evaluation,

18(3), 1–7.

Kartowagiran, B., Wibawa, E. A., Alfarisa, F., & Purnama, D. N. (2019). Can

Student Assessment Sheets Replace Observation Sheets? Jurnal Cakrawala

Pendidikan, 38(1), 33–44. https://doi.org/10.21831/cp.v38i1.22207

Mardapi, D. (2017). Pengukuran, penilaian, dan evaluasi pendidikan, Edisi 2.

Yogyakarta: Parama Publishing.

Osman, R. M. (2013). Educational Evaluation and Testing.

https://doi.org/10.1142/97898145 03945_0014.

Sireci, S., & Faulkner-Bond, M. (2014). Validity evidence based on test content.

Psicothema, 26(1), 100–107. https://doi.org/10.7334/psicothema2013.256

Sudijono, A. (2017). Pengantar evaluasi pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Sukardi. (2008). Evaluasi pendidikan: Prinsip & operasionalnya. Jakarta: Bumi

Aksara.

Surapranata, S. (2005). Analisis validitas, reliabilitas, dan interpretasi hasil tes:

Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Thoha, C. (2003). Teknik evaluasi pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Thompson, N. A. (2013). Reliability & Validity. St. Paul, MN.

Page 56: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

49

TEKNIK EVALUASI NON-TES*

Oleh:

Ani Widayati **

[email protected]

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2019

*) Makalah disampaikan pada Pelatihan Pengembangan Soal Akuntansi

Berbasis High Order Thinking Skills (HOTS) Bagi Guru MGMP Akuntansi

Kabupaten Kulon Progo tanggal 3 Mei 2019 di SMK Negeri 1 Pengasih

**) Dosen Fakultas Ekonomi UNY

Page 57: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

50

TEKNIK EVALUASI NON-TES

Oleh: Ani Widayati

A. Latar Belakang

Pendidikan berdasar UURI No 20 Tahun 2003 merupakan usaha dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa

dan negara. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Kualitas pendidikan dengan demikian perlu untuk senantiasa ditingkatkan

guna mencapai tujuan pendidikan nasional seperti tercantum dalam Undang-

undang tersebut di atas. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan diperlukan

kerjasama dan komitmen dari berbagai pihak, baik dari pemerintah, pelaksana

pendidikan maupun masyarakat secara luas. Pemerintah sebagai penentu

kebijakan dapat menciptakan peraturan dan kebijakan yang mendorong

terciptanya lingkungan dan suasana pembelajaran yang dapat mengembangkan

potensi dan budaya berpikir kritis peserta didik. Pelaksana pendidikan terutama

guru sebagai ujung tombak pendidikan hendaknya dapat menghadirkan

pembelajaran yang aktif inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (paikem).

Masyarakat sebagai tempat belajar sekaligus pengguna lulusan hendaknya

mampu memberikan sumbangan pendidikan agar kualifikasi lulusan sesuai

dengan kebutuhan. Terjadinya kerjasama sinergis antara pihak-pihak tersebut

akan dapat meningkatkan kualitas pendidikan nasional.

Page 58: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

51

Salah satu kelemahan dari sistem pendidikan kita adalah proses

pembelajaran yang kurang mendorong pengembangan peserta didik yang

dinamis dan budaya berpikir kritis. Guru sebagai ujung tombak pendidikan

mestinya harus mempunyai berbagai kompetensi untuk memperbaiki proses

pembelajaran yang dilaksanakannya. Kompetensi guru perlu dikaji ulang, tidak

hanya mengajar yang dapat dikatakan lebih menekankan transfer of knowledge,

akan tetapi perlu diubah fungsinya sebagai agen pembelajaran. Guru tidak lagi

mengajar tetapi membelajarkan, di mana titik berat ada pada aktivitas yang

terjadi dalam pembelajaran didominasi oleh peserta didik. Dengan kata lain

paradigma guru dalam mengajar mesti berubah.

Kompetensi guru berdasarkan Undang-undang No. 14 Tahun 2005

meliputi kompetensi pedagogi, kompetensi personal, kompetensi sosial, dan

kompetensi profesional. Kompetensi pedagogi merupakan kompetensi yang

harus dimiliki oleh guru berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengelola

peserta didik agar dapat mencapai kompetensi. Kompetensi personal

merupakan kemampuan guru untuk dapat dijadikan sebagai orang yang

dicontoh segala tindakan dan perilakunya. Kompetensi sosial merupakan

kemampuan guru untuk bersosialisasi, berkomunikasi dengan menggunakan

teknologi informasi (ICT) baik tingkat lokal, nasional, maupun global.

Kompetensi profesional berkaitan dengan kemampuan guru menguasai bidang

studi yang diajarkan. Salah satu sub dari kompetensi adalah kemampuan guru

dalam melaksanakan penilaian atas pembelajaran yang telah

diselenggarakannya. Kemampuan guru dalam penguasaan teknik evaluasi

ditunjukkan dari kemampuannya mendesain pola evaluasi, menyusun

instrumen, menetapkan sasaran, melihat hasil yang diperoleh siswa, serta

pemilihan tindakan yang tepat sebagai upaya untuk menindaklanjuti hasil

penilaian/pengukuran. Tindakan tersebut dapat berupa perbaikan dan

pengayaan sesuai dengan variasi yang dimiliki oleh siswa secara individual.

B. Authentic Assessment

Guru profesional adalah guru yang memiliki kompetensi pedagogi,

personal, sosial, dan profesional (Indonesia, 2005). Kompetensi yang pertama,

Page 59: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

52

pedagogi, merupakan kemampuan yang diprasyaratkan sebagai guru

profesional terkait dengan mengajar.

Penilaian merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengetahui

tingkat pencapaian kompetensi. Sejauh mana peserta didik telah belajar untuk

mendapatkan kemampuan sesuai dengan kompetensi yang telah ditetapkan.

Penilaian dapat dijadikan alat untuk mengetahui kemajuan belajar peserta

didik. Penilaian dilakukan dalam rangka memberikan feedback dan

feedforward (memberikan umpan balik maupun memberi pijakan untuk

tindakan selanjutnya). Oleh karena itu penilaian dapat dikatakan mempunyai

penilaian yang strategis karena dapat digunakan sebagai dasar untuk

menentukan tujuan pembelajaran.

Ada dua keputusan yang harus diambil oleh guru yaitu keputusan tentang

belajar (decisions about learning) dalam hal ini menyangkut siswa serta

keputusan tentang mengajar (decisions about teaching) dalam hal ini

menyangkut guru. Asesmen yang dilakukan untuk membuat keputusan yang

berkaitan dengan belajar siswa menggunakan suatu pendekatan yang disebut

dengan penilaian kelas. Penilaian kelas merupakan penilaian secara terus

menerus untuk memantau perkembangan intelektual peserta didik. Penilaian

kelas yang dilakukan meliputi penilaian secara tertulis, penilaian praktik dan

penilaian portofolio. Penilaian yang dilakukan oleh guru hendaknya

mencerminkan penilaian yang sebenarnya (authenthic assessment).

Implementasi kurikulum 2013 membawa akibat berubahnya sistem

penilaian pendidikan. Penilaian pendidikan sebelum penerapan Kurikulum

Berbasis Kompetensi (KBK) yang diperbaharui dengan KTSP dan

diperbaharui menjadi Kurikulum 2013 dilakukan pada akhir pelaksanaan

pembelajaran untuk melihat apa yang telah dicapai oleh peserta didik. Sistem

penilaian pada Kurikulum 2013 tidak menitik beratkan pada apa yang telah

dicapai peserta didik, akan tetapi lebih menekankan pada bagaimana peserta

didik mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian penilaian yang

dilakukan meliputi penilaian proses dan penilaian hasil.

Page 60: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

53

Penilaian hasil yang dilakukan pada akhir pembelajaran disebut sebagai

evaluasi, sedangkan penilaian proses yang merupakan penilaian yang

dilakukan ketika proses pembelajaran berlangsung disebut dengan asesmen

(assessment) seperti dijelaskan Landau & Bogous dalam Johnson dkk (2006:5)

“….assessment is defined as an ongoing, developmental process to measure

growth and change, and that provides information on areas that need further

more development. Evaluation usually describes a final, summative process

that includes multiple assessments and is akin to high-stakes test or

recommendation for credentials, promotion, or graduation”.

Evaluasi yang direkomendasikan oleh pemerintah dan dilaksanakan oleh

guru adalah penilaian proses yang kemudian sering disebut dengan assessment.

Anderson (2003:4) mendefinisikan assessment sebagai “gathering information

about students that can be used to aid teachers in the decision-making

process”. Penilaian yang dilakukan oleh guru ini dilakukan dalam rangka

pengambilan keputusan sehingga penilaian ini harus mencerminkan

kompetensi sebenarnya yang telah dicapai oleh peserta didik (authentic

assessment). Penilaian sebenarnya akan memberikan informasi yang lebih

akurat dari penilaian yang dilakukan pada saat tertentu saja (snapshot),

misalnya ujian akhir sekolah. Mengenai penilaian otentik ini Wiggins (1990)

berpendapat bahwa “assessment is authentic when we directly examine student

performance on worthy intellectual tasks”. Jadi asesmen dikatakan autentik

(merupakan penilaian yang sebenarnya) jika guru secara langsung menguji

kinerja peserta didik dengan tugas-tugas intelektual yang sepantasnya.

Ada dua jenis penilaian yang dapat dilakukan oleh guru yakni penilaian

tes dan non tes. Penilaian tes adalah suatu teknik atau cara dalam rangka

melaksanakan kegiatan evaluasi, yang di dalamnya terdapat berbagai butir atau

sejumlah tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh peserta didik,

kemudian pekerjaan dan jawaban itu menghasilkan nilai tentang perilaku

peserta didik tersebut. Selain dengan tes, penilaian yang autentik disarankan

menggunakan juga teknik nontes. Teknik penilaian nontes merupakan teknik

evaluasi yang digunakan untuk mengetahui proses dan produk pembelajaran.

Page 61: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

54

Biasanya teknik penilaian non tes digunakan di antaranya untuk menilai aspek

sikap.

C. Non-tes

Ada banyak jenis teknik penilaian non tes, di antaranya penilaian portofolio,

observasi, wawancara, penugasan, penilaian diri, penilaian antar teman, dan

jurnal. Pada bagian selanjutnya akan dibahas satu persatu mengenai teknik

penilaian non tes yang telah disebutkan tadi.

1. Penilaian Portofolio

Portofolio secara umum merupakan kumpulan dokumen berupa objek penilaian yang dipakai oleh seseorang,

kelompok, lembaga, organisasi, perusahaan atau sejenisnya yang bertujuan untuk mendokumentasikan dan

mengevaluasi perkembangan suatu proses dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sumarna Surapranata

dan Muhammad Hatta, 2004:26). Dalam lembaga pendidikan portofolio digunakan untuk mengevaluasi kinerja

seluruh komponen lembaga pendidikan dalam mencapai tujuan lembaga. Dalam pembelajaran portofolio

digunakan oleh peserta didik untuk mengumpulkan semua dokumen yang berkaitan dengan pencapaian ilmu

yang didapat baik di dalam kelas maupun di luar kelas.

Portofolio menurut Teuku Ramli Zakaria (2002) merupakan suatu pendekatan dalam melaksanakan penilaian

kinerja. Portofolio bukan merupakan hal yang baru, dahulu portofolio dikatakan sebagai folder di mana peserta

didik menyimpan pekerjaannya. Namun portofolio sebenarnya berbeda dengan folder. Portofolio bukan hanya

sekedar folder. Portofolio secara umum lebih terorganisasi dibanding folder. Hal ini diungkapkan oleh

Airasian (1997) bahwa “Portfolios are more than folders that hold all of a pupil’s work. They contain a

consciously selected sample (of work) that is intended to show growth and development toward some important

curriculum goal”. Gallagher (1998) mendefinisikan portofolio sebagai “an organized collection of student

products and recorded performance”. Puckett dan Black serta Mars (Pedoman Penilaian Portofolio, 2004)

mengatakan bahwa portofolio merupakan folder atau dokumen yang berisi contoh hasil karya siswa yang

menurut siswa sangat berarti, merupakan karya terbaik, merupakan karya favorit, sangat sulit dikerjakan tetapi

berhasil, dan sangat menyentuh perasaan. Portofolio siswa (Bahrul Hayat, 2004) dapat berupa rekaman

perkembangan belajar dan psikososial anak (developmental), catatan prestasi khusus yang dicapai siswa

(showcase), catatan menyeluruh kegiatan belajar siswa dari awal sampai akhir (comprehensive), atau kumpulan

tentang kompetensi yang telah dikuasai anak secara kumulatif (exit). Berdasarkan Pedoman Penilaian

Portofolio, yang dimaksud dengan portofolio bukan merupakan kumpulan dari hasil karya siswa. Portofolio

lebih merupakan organisasi dokumen hasil karya siswa yang menggambarkan kompetensi siswa sebagai hasil

dari belajar. Hasil karya siswa tersebut disimpan dalam suatu folder yang disebut sebagai folder portofolio.

Menurut Arnie Fajar (2002:48) portofolio merupakan koleksi sistematis dari siswa dan guru untuk menguji

proses dan prestasi belajar. Isi portofolio menggambarkan kemampuan siswa dalam mata pelajaran/mata diklat

tertentu yang terus berkembang dan direvisi secara periodik sepanjang kegiatan pembelajaran dalam satu

satuan waktu pendidikan. Portofolio bukan merupakan objek. Arnie Fajar (2002:48) mengatakan portofolio

bukan objek, melainkan perantara penilaian oleh siswa dan guru yang menggambarkan aktivitas dan proses

yaitu mendorong siswa untuk berdialog, merencanakan tujuan, bekerja sama, memilih, membandingkan,

berbagi pengetahuan, mempertimbangkan, merenungi, membuat keputusan dan tidak hanya

mempertanggungjawabkan apa yang telah dilakukannya tetapi juga menguatkan dengan argumentasi yang

tepat. Hal ini sangat sesuai dengan pembelajaran konstruktivistik untuk menunjukkan apa yang mereka

ketahui, mengerti, dan lakukan, di mana semua ini sangat penting untuk efektivitas penilaian. Guru hendaknya

Page 62: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

55

membimbing siswa untuk merencanakan, menyusun, mengevaluasi, dan merevisi portofolionya, sehingga di

akhir satuan waktu pembelajaran diharapkan diperoleh portofolio final yang telah dinilai oleh guru yang

bersangkutan. Portofolio disimpan oleh guru di tempat tertentu yang dapat diakses oleh siswa, tetapi aman dari

pihak lain.

Portofolio diposisikan sebagai tugas penilaian yang terstruktur. Portofolio berisi hasil karya siswa atau tugas

terstruktur yang diberikan oleh guru. Portofolio seyogyanya memenuhi tiga kriteria utama yaitu pada dasarnya

disusun oleh siswa, memiliki penilaian yang jelas (explicit criteria), dan menggambarkan pencapaian

kompetensi dasar tertentu. Portofolio (Sumarna Surapranata dan Mahammad Hatta, 2006:46) dimaksudkan

untuk melengkapi dan memberikan informasi yang lebih kepada orang tua khususnya tentang hasil belajar

anaknya.

Komponen/isi portofolio sangat bervariasi tergantung dari mata pelajaran/mata diklat dan kegiatan belajarnya.

Secara umum portofolio berisi identitas siswa, daftar isi portofolio yang menggambarkan komponen/isi

portofolio, hasil karya/prestasi siswa yang menjadi tugas portofolionya, lembar catatan dan komentar guru,

lembar penilaian diri sendiri oleh siswa, serta lembar penilaian dan kriteria penilaiannya.

Jumlah komponen/isi portofolio untuk masing-masing siswa dapat berbeda-beda. Tidak ada batasan jumlah

untuk masing-masing siswa, masing-masing kelas serta masing-masing mata pelajaran/mata diklat. Intervensi

guru dalam menyusun dan menentukan karya untuk portofolionya menurut Camp dan Levine (1991:202)

adalah “ Some teachers instructed students in the portfolio selection process; others preferred not to interfere

with students’ decision about what to include”.

Menyusun portofolio dilakukan dengan memperhatikan langkah- langkah yang diperlukan. Guru harus mampu

memahami langkah-langkah penyusunan portofolio agar mampu membantu siswa dalam menyusun

portofolionya. Langkah-langkah untuk menyusun portofolio adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan portofolio

Perencanaan portofolio dibuat untuk satu satuan pembelajaran (satu

semester) dan harus dikomunikasikan dengan siswa agar semua siswa

memahaminya. Perencanaan ini meliputi penentuan tujuan penilaian

portofolio di mana guru menentukan apakah portofolio digunakan

untuk memantau proses pembelajaran atau untuk mengevaluasi hasil

akhir ataukah keduanya.

b. Penentuan Tugas Portofolio

Guru harus menentukan tugas portofolio berdasarkan kompetensi yang

harus dicapai sesuai dengan kurikulum. Tidak semua kompetensi

dinilai dengan portofolio. Guru menentukan kompetensi yang sekiranya

menghasilkan karya nyata, misal membuat makalah, studi lapangan

untuk membuat laporan keuangan, lembar kegiatan praktik dan

sebagainya.

c. Penyusunan Isi Portofolio

Page 63: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

56

Penyusunan isi portofolio merupakan kegiatan peserta didik dalam

mengumpulkan dan mendokumentasikan hasil pekerjaan terbaiknya.

Portofolio merupakan bendel berkas yang menunjukkan kinerja peserta

didik. Isi bendel/map merupakan hasil pekerjaan pilihan peserta didik.

Guru harus menentukan banyaknya hasil pekerjaan yang akan

diportofoliokan dan menentukan relevansi tugas portofolio dengan

kompetensi yang harus dicapai peserta didik. Guru sebaiknya juga

menentukan bagaimana tugas dikerjakan dan sifat pengerjaannya

apakah individu, kelompok atau dengan bantuan guru.

d. Penilaian Portofolio

Penilaian portofolio merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru

bersama peserta didik untuk menilai hasil karya/pekerjaan/tugas yang

dikumpulkan oleh peserta didik untuk mengisi portofolionya. Kegiatan

ini meliputi pengamatan dan penilaian hasil karya sebagai bukti belajar

(learning evidence). Penilaian berupa penilaian oleh guru dan penilaian

diri. Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan oleh peserta

didik untuk menilai evidence (bukti belajar) yang dikumpulkan oleh

peserta didik sebagai isi portofolionya. Penilaian diri dilakukan untuk

melihat keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran yang sedang

berlangsung. Guru hendaknya membedakan portofolio individu dan

portofolio kelompok.

e. Pelaporan Penilaian Portofolio

Pelaporan hasil penilaian portofolio yang telah disusun peserta didik

dan dinilai bersama guru sangat penting untuk dilakukan. Pelaporan

dapat berupa skor, grafik ataupun deskripsi pada orang tua maupun

lembaga pengguna (stake holder). Laporan penilaian portofolio akan

lebih dapat dibaca dan dimengerti oleh masyarakat daripada pelaporan

yang dibuat oleh guru yang berbentuk pencapaian nilai secara

individual maupun rata-rata kelas.

Penilaian portofolio didasarkan pada standar penilaian yang telah

dibuat oleh guru. Standar penilaian mengacu pada kompetensi dan sub-

Page 64: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

57

kompetensi yang terdapat dalam kurikulum. Dalam melaksanakan

penilaian guru membuat instrumen penilaian untuk scoring dan menilai

portofolio. Komponen penilaian menurut Case (Pedoman Penilaian

dengan Portofolio:17) didasarkan atas empat hal yaitu kelengkapan isi

portofolio; kemampuan siswa menjelaskan isi portofolionya yang

dilakukan melalui dialog antara guru dan siswa serta penilaian diri

siswa; usaha siswa dalam menyusun portofolionya; kompetensi yang

berkembang yang dilakukan dengan memperhatikan isi portofolio,

dialog portofolio, serta evaluasi diri siswa. Kualitas isi dapat diukur

melalui dialog yang dilakukan antara guru dengan siswa. Usaha siswa

dapat dinilai dari kesungguhannya dalam melengkapi isi portofolionya.

Penilaian portofolio pada dasarnya merupakan penilaian karya-karya

individu untuk suatu mata pelajaran/mata diklat. Proses penilaian

melibatkan guru dan peserta didik. Menurut Asmawi Zainul (2005)

selain keterlibatan peserta didik secara langsung dalam melakukan

asesmen hasil dan proses pembelajaran, penilaian portofolio juga dapat

menilai hasil belajar yang lebih autentik dan dengan mudah melibatkan

peserta didik dalam menilai sendiri proses yang dialami mereka dalam

pembelajaran. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam

menilai portofolio (Djemari Mardapi, 2005) yaitu :

1) Karya yang dikumpulkan adalah benar-benar karya yang

bersangkutan.

2) Menentukan pekerjaan mana yang harus dikumpulkan.

3) Mengumpulkan dan menyimpan sampel karya.

4) Menentukan kriteria untuk menilai portofolio

5) Meminta peserta didik untuk menilai secara terus menerus hasil

portofolionya

6) Merencanakan pertemuan dengan peserta didik yang dinilai.

Untuk mata pelajaran/mata diklat dengan banyak tugas dalam pembelajarannya serta jumlah siswa yang

tidak terlalu banyak sangat dianjurkan untuk menggunakan penilaian portofolio.

Page 65: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

58

Penilaian portofolio (Teuku Ramli Zakaria, 2002) dapat menjamin mutu pendidikan apabila dapat

dirumuskan kriteria yang jelas tentang proses dan hasil yang ingin dicapai. Apabila tidak ada suatu

kriteria tentang proses yang harus ditempuh dan hasil yang ingin diharapkan , tentu sulit diharapkan akan

membawa manfaat bagi perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan. Dengan demikian guru perlu dapat

merumuskan kriteria yang jelas, baik berhubungan dengan proses pembelajaran maupun hasil yang

diharapkan dapat dicapai.

Ada beberapa hal yang hendaknya diperhatikan jika kita menerapkan penilaian portofolio (Sumarna

Supranata, Muhammad Hatta:2006):

1) Memperlihatkan perkembangan pemahaman peserta didik pada periode tertentu (misalnya

portofolio meliputi pengkopian catatan, kerangka awal, draft kasar, kritik struktur, dan finalisasi

tulisan).

2) Menunjukkan pemahaman dari banyak konsep dan topik yang diberikan (misalnya portofolio

meliputi beberapa tulisan pendek, uraian singkat).

3) Mendemonstrasikan perbedaan bakat (misalnya portofolio meliputi hasil ilustrasi kemampuan

menulis, serta kombinasi cetak dan bukan cetak)

4) Mendemonstrasikan kemampuan untuk menunjukkan pekerjaan yang asli (misalnya portofolio hasil

produksi artistik/estetik seperti sajak, musik, gambar, rencana pelajaran, video tape).

5) Mendemonstrasikan kegiatan selama peiode waktu tertentu dan merangkum arti dari kegiatan

tersebut (misalnya portofolio meliputi hasil kegiatan selama internsip atau proyek riset dengan

menyesuaikan kategori yang ada, catatan harian, dan jurnal).

6) Mendemonstrasikan kemampuan (menampilkan dalam suatu variasi konteks tempat tertentu).

7) Mendemonstrasikan kemampuan untuk mengintegrasikan teori dan praktik.

8) Merefleksikan nilai-nilai individu, pandangan dunia baru, atau orientasi filosofi.

Penilaian portofolio dapat digunakan sebagai alat penilaian formatif maupun sumatif. Sebagai alat

formatif, portofolio digunakan untuk memantau kemajuan siswa dari waktu ke waktu, untuk mendorong

siswa merefleksi pembelajaran mereka sendiri. Fokus portofolio adalah pada proses perkembangan siswa,

dan digunakan untuk mendiagnosis kesulitan-kesulitan yang dialami siswa. Penilaian portofolio sebagai

alat sumatif digunakan untuk mengisi angka rapor siswa. Penilaian portofolio sebagai alat sumatif

dilakukan pada akhir semester atau akhir tahun. Hasil penilaian menunjukkan prestasi siswa dalam mata

pelajaran tertentu.

Penilaian portofolio merupakan alternatif untuk meningkatkan kemampuan peserta didik melalui evaluasi

umpan balik dan evaluasi diri. Portofolio ini sangat dianjurkan untuk digunakan dalam authentic

assessment. Alasan penggunaan portofolio dalam penilaian menurut Mars seperti dikutip dalam Pedoman

Penilaian dengan Portofolio adalah :

1) Memungkinkan siswa melakukan refleksi terhadap kemajuan belajarnya.

2) Memungkinkan siswa memilih sendiri hasil karya yang menjadi isi portofolionya dan memberi

alasan mengapa hasil karya tersebut penting.

3) Siswa harus mampu menunjukkan kemampuan berpikir dan keterampilannya.

4) Memberi gambaran atas apa yang diketahui dan apa yang dapat dilakukan oleh siswa.

5) Memungkinkan guru mengetahui hasil belajar yang penting menurut siswa.

6) Menjadi bukti autentik hasil belajar bagi siswa, orang tua, dan masyarakat.

Portofolio yang baik menurut Pucket dan Black (Pedoman Penilaian dengan Portofolio) memiliki ciri-ciri

sebagai berikut:

1) Merefleksikan kejadian atau kegiatan belajar yang secara personal bermakna bagi siswa.

Page 66: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

59

2) Menunjukkan bukti adanya perkembangan dan peningkatan siswa di semua ranah yaitu kognitif,

afektif dan psikomotor.

3) Mengungkap proses dan produk secara seimbang, yaitu isi portofolio menggambarkan proses dan

produk belajar siswa.

4) Sesuai dengan tujuan pembelajaran dan tujuan kurikuler, yaitu disesuaikan dengan

kompetensi dasar yang dikembangkan dalam kurikulum.

5) Membantu siswa memahami kemajuan belajarnya, yaitu siswa menilai diri sendiri atau penilaian diri

(self assessment).

6) Memungkinkan dialog antara siswa dan guru atau dengan orang lain.

Secara umum portofolio berfungsi untuk mengetahui perkembangan pengetahuan dan kemampuan siswa

dalam suatu bidang studi serta pertumbuhan kemampuan siswa tersebut. Fungsi portofolio dapat dilihat

dari kepentingan siswa, guru maupun orang tua atau masyarakat. Fungsi portofolio yaitu:

1) Bagi siswa portofolio berfungsi sebagai bukti autentik atas hasil belajarnya. Di negara – negara maju,

portofolio amat penting untuk dibawa wawancara ketika melamar pekerjaan. Portofolio dipandang

sebagai cara yang tepat untuk menempatkan orang sesuai bakat, minat, dan kemampuannya. Menurut

Dasim Budimansyah (2002:110) portofolio bagi siswa dapat digunakan untuk merefleksi kegiatan

belajarnya.

2) Bagi guru portofolio berfungsi sebagai alat untuk mengetahui pencapaian kompetensi dan

melakukan penilaian. Dasim Budimansyah (2002:107) mengungkapkan bahwa guru akan

menggunakan portofolio untuk melakukan pengecekan indikator-indikator perkembangan siswa,

memantau perkembangan kemampuan belajar siswa baik proses maupun hasil, serta memberi

penghargaan terhadap siswa yang perkembangan belajarnya sangat istimewa (reinforcement).

2) Bagi orang tua masyarakat portofolio merupakan bukti hasil belajar siswa. Portofolio dapat berfungsi

sebagai media berkomunikasi antara orang tua dengan sekolah.

2. Observasi

Observasi menurut Suharsimi Arikunto (2006) adalah mengumpulkan data

atau keterangan yang harus dijalankan dengan melakukan usaha-usaha

pengamatan secara langsung ke tempat yang akan diselidiki. Dalam

pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru, observasi atau pengamatan

merupakan teknik penilaian yang dilakukan dengan menggunakan indra

secara langsung. Observasi dilakukan dengan menggunakan pedoman

observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang akan diamati

(Rosana, 2014).

Observasi menurut kerangka kerjanya dibedakan menjadi observasi yang

terstruktur dan tidak terstruktur. Dalam observasi terstruktur, untuk dapat

melakukan observasi guru memerlukan pedoman observasi. Pedoman ini

berisi kisi-kisi atau kerangka kerja yang telah ditentukan terlebih dahulu

faktor-faktor penentunya. Isi dan luas objek yang diobservasi ditentukan

dan dibatasi dengan jelas. Sedangkan dalam observasi tidak terstruktur

Page 67: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

60

guru tidak dibatasi oleh suatu pedoman (kerangka kerja) yang pasti.

Menurut proses pelaksanaannya, observasi dikategorikan ke dalam

kelompok observasi langsung, observasi tidak langsung, dan observasi

partisipatif. Observasi langsung merupakan observasi yang dilakukan

secara langsung terhadap objek yang diteliti. Sedangkan observasi tak

langsung merupakan observasi yang dilakukan melalui perantara baik

teknik maupun instrumen. Sementara itu observasi partisipatif merupakan

observasi di mana observer (guru) melibatkan diri dalam situasi objek yang

diselidiki.

Dalam pelaksanaannya teknik penilaian observasi dilaksanakan selama

proses pembelajaran. Penilaian observasi merupakan salah satu dari teknik

penilaian proses. Untuk dapat melaksanakan teknik penilaian observasi,

diperlukan langkah-langkah meliputi persiapan dan pelaksanaan. Kedua

langkah tersebut menurut Nurlaili (2011) adalah:

a. Tahap persiapan atau perencanaan, tahapan ini meliputi:

1) Menetapkan tujuan pembelajaran

2) Menentukan objek yang akan diobservasi, misalnya aktivitas

belajar, kreativitas siswa, dan lain sebagainya.

3) Menentukan alat/instrumen untuk memeroleh data dalam observasi

b. Tahap pelaksanaan

1) Melakukan pengamatan, di mana peserta didik secara langsung

menjadi subjek dan objek yang diamati

2) Peserta didik mengumpulkan data dari pengamatan terhadap objek

yang diamati

3) Menganalisis dan mengevaluasi data, yaitu catatan tentang

pristiwa, kejadian-kejadian atau gejala-gejala yang terjadi

4) Menarik kesimpulan

3. Wawancara

Wawancara menurut Sudijono (2009) adalah cara mengumpulkan

informasi yang dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab secara lisan.

Tanya jawab ini dilakukan secara sepihak oleh pewawancara dengan yang

Page 68: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

61

diwawancara. Dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru,

wawancara merupakan teknik penilaian dengan memberikan pertanyaan-

pertanyaan secara lisan kepada peserta didik. Wawancara secara teknis

mempunyai kesamaan dengan tes lisan, bedanya jika tes lisan meminta

jawaban yang mengandung unsur benar atau salah, sedangkan wawancara

tidak mementingkan kebenaran suatu jawaban dari responden. Wawancara

bersifat mendukung teknik penilaian yang lain.

Dalam wawancara, guru menanyai peserta didik mengenai hal-hal yang

belum diketahui oleh peserta didik, mengungkapkan pendapat peserta didik

mengenai suatu hal tertentu, mengungkap kesulitan yang dialami peserta

didik, dan menanyakan lebih lanjut hal-hal yang kurang jelas informasinya.

Wawancara ini digunakan tanpa bermaksud menilai peserta didik.

Ada beberapa jenis wawancara yakni wawancara terstruktur, wawancara

tidak terstruktur, dan campuran. Wawancara terstruktur mempunyai daftar

pertanyaan yang menuntut jawaban sesuai dengan apa yang terkandung

dalam pertanyaan tersebut. Daftar pertanyaan tersebut didasarkan pada

kisi-kisi yang disebut sebagai pedoman wawancara. Pedoman wawancara

dibutuhkan jika masalah yang dilihat tidak terlalu kompleks. Sedangkan

wawancara tidak terstruktur adalah wawancara dengan pertanyaan terbuka.

Peserta didik secara bebas menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.

Daftar pertanyaan dalam wawancara tidak terstruktur tidak memberi

struktur jawaban kepada peserta didik karena jawaban dalam pertanyaan

itu bebas.

Dilihat dari tekniknya, wawancara dibedakan menjadi wawancara langsung

dan tak langsung. Wawancara langsung adalah wawancara yang dilakukan

secara langsung antara guru dengan peserta didik tanpa melalui perantara.

Sedangkan wawancara tidak langsung adalah wawancara yang dilakukan

di mana guru menanyakan sesuatu kepada peserta didik melalui

perantaraan orang lain atau media. Sedangkan campuran dari keduanya,

ada pertanyaan yang menuntut jawaban terstruktur maupun jawaban bebas

dinamakan wawancara campuran.

Page 69: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

62

Tujuan guru melakukan wawancara menurut Zainal (2009) adalah untuk

memperoleh informasi secara langsung guna menjelaskan situasi dan

kondisi tertentu, melengkapi suatu penyelidikan, dan memperolah data agar

dapat memengaruhi situasi atau orang tertentu. Zainal lebih lanjut

menjelaskan wawancara memiliki keunggulan di antaranya luwes dalam

mengajukan pertanyaan sesuai situasi yang dihadapi, mengetahui perilaku

nonverbal seperti mimik muka dan nada suara, pertanyaan dapat diajukan

secara berurutan sehingga sumber dapat memahami maksud penyelidikan

sehingga dapat menjawab pertanyaan dengan baik pula, jawaban tidak

dibuat oleh orang lain melainkan oleh orang yang diwawancara sebagai

sumber yang telah ditetapkan, melalui wawancara kita dapat menanyakan

hal-hal yang rumit dan detail.

4. Penugasan

Penugasan merupakan teknik penilaian di mana guru meminta peserta didik

untuk melakukan kegiatan tertentu di luar pembelajaran di kelas.

Penugasan dapat diberikan pada peserta didik dalam bentuk tugas

individual maupun kelompok. Penugasan dapat berupa pekerjaan rumah

atau proyek. Pekerjaan rumah adalah tugas yang harus diselesaikan oleh

peserta didik di luar kegiatan belajar mengajar di kelas, misalnya

menyelesaikan soal-soal latihan.

5. Penilaian diri

Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan oleh peserta didik untuk

menilai evidence (bukti belajar) yang dikumpulkan oleh peserta didik

sebagai isi portofolionya. Penilaian diri dilakukan untuk melihat

keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran yang sedang berlangsung.

Penilaian diri sangat penting dilakukan agar peserta didik dapat melakukan

refleksi atas apa yang telah dipelajari dan diperolehnya. Peserta didik dapat

mengetahui kapan dan di mana mereka dapat meningkatkan

kemampuannya sebagai peserta didik. Hal yang penting dalam tahap

refleksi adalah bahwa peserta didik hendaknya aktif dalam kegiatan

penilaian.

Page 70: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

63

Penilaian diri dapat dilakukan 3 sampai 4 kali dalam satu semester.

Penilaian ini dilakukan oleh peserta didik untuk tujuan agar peserta didik

mampu mengevaluasi kemajuan belajarnya. Dengan demikian peserta

didik dapat belajar lebih baik lagi untuk waktu selanjutnya. Peserta didik

dapat mengetahui kelemahan dan kekuatannya serta menggunakan

kekuatannya untuk mengatasi kelemahan tersebut.

6. Penilaian antar teman

Salah satu penilaian yang dapat digunakan untuk mengonfirmasi penilaian

sikap yang dilakukan oleh guru melalui observasi adalah penilaian antar

teman. Penilaian antar teman merupakan teknik penilaian yang dilakukan oleh

seorang peserta didik sebagai penilai terhadap peserta didik yang lain terkait

dengan sikap ataupun perilaku peserta didik yang dinilai tersebut. hasil

penilaian antar teman dapat digunakan untuk menumbuhkan beberapa nilai-

nilai seperti kejujuran, tenggang rasa, dan saling menghargai.

D. Simpulan

Penilaian merupakan salah satu kinerja yang dinilai dari seorang guru.

Penilaian digunakan untuk memberikan feedback atas usaha yang telah

dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran maupun untuk menentukan

apa yang akan dilakukan oleh guru di masa yang akan datang berdasarkan data

pengetahuan, sikap dan keterampilan yang telah dikuasai oleh peserta didik.

Penilaian oleh guru ini dapat dilakukan baik dengan teknik tes maupun non tes.

Teknik penilaian non tes adalah teknik penilaian yang digunakan untuk menilai

aspek sikap maupun keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik. Jenis teknik

penilaian non tes di antaranya adalah teknik penilaian portofolio, observasi,

wawancara, penugasan, penilaian diri, dan penilaian antar teman. Di antara

teknik non tes tersebut yang paling banyak digunakan adalah teknik penilaian

portofolio, observasi, penilaian diri, dan penilaian antar teman. Penilaian

portofolio digunakan untuk melihat rekam jejak peserta didik, sedangkan

teknik penilaian diri maupun teknik penilaian antar teman adalah penilaian

yang dilakukan oleh peserta didik untuk menilai diri sendiri maupun temannya

Page 71: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

64

yang dapat digunakan oleh guru sebagai konfirmasi atas observasi penilaian

sikap baik spiritual maupun sosial yang telah dilakukan oleh guru.

E. Daftar Pustaka

Anderson, Lorin W. (2003). Classroom assessment: Enhancing the quality of

teacher decision making. Mahwah, New Jersey: Lawrence Erlbaum

Associates

Arifin, Zainal. (2009) Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya

Arikunto, S & Jabar. 2006. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara

Arnie Fajar. (2002). Portofolio dalam pembelajaran IPS. Bandung :

Remaja Rosdakarya

Bahrul Hayat. (2004). Penilaian kelas (classroom assessment) dalam

penerapan standar kompetensi. Jakarta : Buletin PUSPENDIK

Camp, Roberta,. & Levine, Denise S. (1991). Portfolios evolving: Background

and variations in sixth-through twelfth-grade classrooms. Dalam Belanoff,

Pat., & Dickson, Macria (Eds.), Portfolios: Process and Product (pp.194-

205). Portsmouth, NH: Boynton

Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.

(2004). Pedoman penilaian portofolio

Djemari Mardapi. (2005). Pengembangan sistem penilaian berbasis

kompetensi (artikel dalam Rekayasa Sistem Penilaian dalam Rangka

Meningkatkan Kualitas Pendidikan). Yogyakarta: HEPI ( Himpunan

Evaluasi Pendidikan Indonesia)

Dasim Budimansyah. (2002). Model pembelajaran dan penilaian portofolio.

Bandung: Ganesindo

Johnson, Ruth S., Sabrina Mims-Cox J., & Adelaide Doyle-Nichols. (2006).

Developing Portfolios in Education: A Guide to Reflection, Inquiry, and

Assessment. Thousand Oaks, California: Sage Publications

Indonesia (2003) Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pnedidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas

Indonesia (2005) Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Jakarta: Depdiknas

Page 72: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

65

Kaufman, Roger., & Thomas, Susan. (1980). Evaluation Without Fear. New

York: New Viewpoints A Division of Franklin Watts

Nurlaili, L. (2011) Metode-metode Pembelajaran. Artikel diakses dari:

http://www.scribd.com/doc/13065635/Metodemetode-pembelajaran.

Rosana, D. (2014). Evaluasi Pembelajaran Sains.

Sudijono, A. 2009. Pengantar evaluasi pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada

Sumarna Surapranata & Muhammad Hatta. (2006). Penilaian portofolio:

implementasi kurikulum 2004. Bandung : Remaja Rosdakarya

Teuku Ramli Zakaria. (2004). Penggunaan portofolio dalam penilaian.

Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional dalam rangka Dies

Natalies UNY ke XVI

Wiggins, Grant. (1990). The case for authentic assessment. Practical

Assessment, Research and Evaluation.2(2), Artikel. Diambil dari

http://PAREonline.net/getvn.asp/v=2&n=2

Worthen, Blain R., & Sanders, James R. (1973). Educational evaluation:

theory and practice. Belmont, California: Wadsworth Publishing

Conpany, Inc.

Zainul, Asmawi dan Noehi Nasution. 2001. Penilaian Hasil Belajar. Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional

Page 73: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

66

PENILAIAN HASIL BELAJAR DENGAN

MENGGUNAKAN INSTRUMEN TES *

Oleh:

Siswanto **

[email protected]

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2019

*) Makalah disampaikan pada Pelatihan Pengembangan Soal Akuntansi

Berbasis High Order Thinking Skills (HOTS) Bagi Guru MGMP Akuntansi

Kabupaten Kulon Progo tanggal 3 Mei 2019 di SMK Negeri 1 Pengasih

**) Dosen Fakultas Ekonomi UNY

Page 74: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

67

ANALISIS HASIL BELAJAR

Oleh : Siswanto

Pendahuluan

Analisis hasil belajar merupakan salah satu kegiatan dalam dunia

pendidikan yang penting. Pada satu sisi, dengan analisis hasil belajar yang

dilakukan dengan baik dapat diketahui tingkat kemajuan belajar siswa, kekurangan,

kelebihan, dan posisi siswa dalam kelompok. Pada sisi yang lain, analisis hasil

belajar yang baik akan merupakan feed back bagi guru/dosen untuk mengevaluasi

tingkat keberhasilan proses belajar mengajar.

Idiealnya, analisis pada bidang apapun dilakukan dengan menggunakan

prosedur dan instrumen yang standar. Prosedur yang standar adalah suatu prosedur

analisis yang dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah tertentu dan

perlakukan yang adil pada siswa dengan mempertimbangankan situasi waktu,

tempat, dan berbagai keragaman pada siswa. Sedangkan instrumen yang standar

adalah instrumen yang disusun menggunakan prosedur pengembangan instrumen

yang baku dan dapat dipertanggungjawabkan tingkat validitas dan reliabilitasnya.

Ada dua pendekatan analisis dalam seni yang sering dipergunakan dalam

dunia pendidikan, yaitu pendekatan objektif dan pendekatan subjektif (intuitif).

Penerapan analisis dengan pendekatan objektif maupun intuitif secara ekstem

masing-masing mempunyai kelemahan. Pendekatan objektif mempersyaratkan

sifat satu dimensi dari objek pengukuran, padahal analisis dalam seni khususnya

pada bidang seni tari pada umumnya objeknya adalah perilaku yang sangat

kompleks (multidimensi), dan penampilan yang diamati relatif panjang durasi

waktunya, sehingga apabila dilakukan analisis terhadapnya akan membutuhkan

instrumen yang sangat panjang. Jenis-jenis seni pertunjukan kehadirannya untuk

dinilai hanya sesaat dan tidak dapat diulang kembali. Sekalipun bisa diulang

misalnya dengan rekaman audio visual, situasinya sudah berubah dari situasi yang

sesungguhnya. Di samping itu menikmati seni sesungguhnya adalah penikmatan

emosional. Oleh karena itu terlalu banyak atau secara ekstrim menikmati seni

dengan dengan kacamata nalar atau rasio menjadi kurang relevan. Sehingga kesan

subjektif penilai/penikmat seni juga turut menentukan.

Page 75: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

68

Pada sisi yang lain, Pendekatan subjektif cenderung bersifat intuitif,

subjektifitas penilai sangat tinggi. Selera seni , aliran seni yang diikuti oleh analisis,

dan latar belakang kesenian penilai sangat mempengaruhi hasil analisis. Akibatnya

objektifitas analisis sulit dipertanggung-jawabkan, lebih-lebih bila beberapa jenis

karya tari yang dinilai tersebut sangat beraneka ragam bentuk, aliran, dan latar

belakang budayanya.

Analisis hasil belajar seni tari di perguruan tinggi atau di sekolah selama ini

lebih banyak menggunakan pendekatan intuitif. Hal ini didasarkan pada

pertimbangan efesiensi. Sesungguhnya pendekatan ini dalam praktiknya kadang-

kadang sudah disertai dengan kompromi-kompromi tertentu oleh para penilai

sebelum melakukan analisis bersama. Hal-hal yang disepakati biasanya adalah

aspek yang dinilai, prioritas (bobot) yang diutamakan, dan rentang nilai. Hal ini

sesungguhnya sudah memasuki wilayah pendekatan objektif. Akan tetapi hal-hal

yang disepakati tersebut biasanya tidak didokumentasikan, tidak diwujudkan dalam

suatu instrument yang formal.

Pengertian Analisis

Analisis (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan

beragam alat analisis untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil

belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta

didik. Analisis menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar

seorang peserta didik.Hasil analisis dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif

dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka). Pengukuran berhubungan

dengan proses pencarian atau penentuan nilai kuantitatif tersebut.

Tes adalah cara analisis yang dirancang dan dilaksanakan kepada peserta didik

pada waktu dan tempat tertentu serta dalam kondisi yang memenuhi syarat-syarat

tertentu yang jelas. Secara khusus, dalam konteks pembelajaran di kelas, analisis

dilakukan untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik, mendiagnosa

kesulitan belajar, memberikan umpan balik/perbaikan proses belajar mengajar, dan

penentuan kenaikan kelas. Melalui analisis dapat diperoleh informasi yang akurat

tentang penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar peserta didik, guru,

serta proses pembelajaran itu sendiri. Berdasarkan informasi itu, dapat dibuat

Page 76: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

69

keputusan tentang pembelajaran, kesulitan peserta didik dan upaya bimbingan yang

diperlukan serta keberadaan kurikukulum itu sendiri.

Ruang lingkup Hasil belajar

Hasil belajar peserta didik dapat diklasifikasi ke dalam tiga ranah (domain), yaitu:

1. Domain kognitif (pengetahuan atau yang mencakup kecerdasan bahasa dan

kecerdasan logika – matematika),

2. Domain afektif (sikap dan nilai atau yang mencakup kecerdasan antarpribadi dan

kecerdasan intrapribadi, dengan kata lain kecerdasan emosional),

3. Domain psikomotor (keterampilan atau yang mencakup kecerdasan kinestetik,

kecerdasan visual-spasial, dan kecerdasan musikal).

Sejauh mana masing-masing domain tersebut memberi sumbangan terhadap

sukses seseorang dalam pekerjaan dan kehidupan ? Data hasil penelitian multi

kecerdasan menunjukkan bahwa kecerdasan bahasa dan kecerdasan logika-

matematika yang termasuk dalam domain kognitif memiliki kontribusi hanya

sebesar 5 %. Kecerdasan antarpribadi dan kecerdasan intrapribadi yang termasuk

domain afektif memberikan kontribusi yang sangat besar yaitu 80 %. Sedangkan

kecerdasan kinestetik, kecerdasan visual-spatial dan kecerdasan musikal yang

termasuk dalam domain psikomotor memberikan sumbangannya sebesar 5 %.

Namun, dalam praxis pendidikan di Indonesia yang tercermin dalam proses

belajar-mengajar dan analisis, yang amat dominan ditekankan justru domain

kognitif. Domain ini terutama direfleksikan dalam 4 kelompok mata pelajaran,

yaitu bahasa, matematika, sains, dan ilmu-ilmu sosial. Domain psikomotor yang

terutama direfleksikan dalam mata-mata pelajaran pendidikan jasmani,

keterampilan, dan kesenian cenderung disepelekan. Demikian pula, hal ini terjadi

pada domain afektif yang terutama direfleksikan dalam mata-mata pelajaran agama

dan kewarganegaraan.

Agar penekanan dalam pengembangan ketiga domain ini disesuaikan dengan

proporsi sumbangan masing-masing domain terhadap sukses dalam pekerjaan dan

kehidupan, para guru perlu memahami pengertian dan tingkatan tiap domain serta

bagaimana menerapkannya dalam proses belajar-mengajar dan analisis.

Page 77: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

70

Perubahan paradigma pendidikan dari behavioristik ke konstruktivistik tidak

hanya menuntut adanya perubahan dalam proses pembelajaran, tetapi juga

termasuk perubahan dalam melaksanakan analisis pembelajaran siswa. Dalam

paradigma lama, analisis pembelajaran lebih ditekankan pada hasil (produk) dan

cenderung hanya menilai kemampuan aspek kognitif, yang kadang-kadang

direduksi sedemikian rupa melalui bentuk tes obyektif. Sementara, analisis dalam

aspek afektif dan psikomotorik kerapkali diabaikan.

Dalam pembelajaran berbasis konstruktivisme, analisis pembelajaran tidak

hanya ditujukan untuk mengukur tingkat kemampuan kognitif semata, tetapi

mencakup seluruh aspek kepribadian siswa, seperti: perkembangan moral,

perkembangan emosional, perkembangan sosial dan aspek-aspek kepribadian

individu lainnya. Demikian pula, analisis tidak hanya bertumpu pada analisis

produk, tetapi juga mempertimbangkan segi proses.

Kesemuanya itu menuntut adanya perubahan dalam pendekatan dan teknik

analisis pembelajaran siswa. Untuk itulah, Depdiknas (2006) meluncurkan rambu-

rambu analisis pembelajaran siswa, dengan apa yang disebut Analisis Kelas.

Tujuan Analisis Hasil Belajar

Analisis memiliki tujuan yang sangat penting dalam pembelajaran, diantaranya

untuk grading, seleksi, mengetahui tingkat penguasaan kompetensi, bimbingan,

diagnosis, dan prediksi.

1. Sebagai grading, analisis ditujukan untuk menentukan atau membedakan

kedudukan hasil kerja peserta didik dibandingkan dengan peserta didik lain.

Analisis ini akan menunjukkan kedudukan peserta didik dalam urutan dibandingkan

dengan anak yang lain. Karena itu, fungsi analisis untuk grading ini cenderung

membandingkan anak dengan anak yang lain sehingga lebih mengacu kepada

analisis acuan norma (norm-referenced assessment).

2. Sebagai alat seleksi, analisis ditujukan untuk memisahkan antara peserta didik yang

masuk dalam kategori tertentu dan yang tidak. Peserta didik yang boleh masuk

sekolah tertentu atau yang tidak boleh. Dalam hal ini, fungsi analisis untuk

menentukan seseorang dapat masuk atau tidak di sekolah tertentu.

Page 78: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

71

3. Untuk menggambarkan sejauh mana seorang peserta didik telah menguasai

kompetensi.

4. Sebagai bimbingan, analisis bertujuan untuk mengevaluasi hasil belajar peserta

didik dalam rangka membantu peserta didik memahami dirinya, membuat

keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihan program,

pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan.

5. Sebagai alat diagnosis, analisis bertujuan menunjukkan kesulitan belajar yang

dialami peserta didik dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan. Ini akan

membantu guru menentukan apakah seseorang perlu remidiasi atau pengayaan.

6. Sebagai alat prediksi, analisis bertujuan untuk mendapatkan informasi yang dapat

memprediksi bagaimana kinerja peserta didik pada jenjang pendidikan berikutnya

atau dalam pekerjaan yang sesuai. Contoh dari analisis ini adalah tes bakat skolastik

atau tes potensi akademik.

Dari keenam tujuan analisis tersebut, tujuan untuk melihat tingkat penguasaan

kompetensi, bimbingan, dan diagnostik merupakan peranan utama dalam analisis.

Sesuai dengan tujuan tersebut, analisis menuntut guru agar secara langsung atau

tak langsung mampu melaksanakan analisis dalam keseluruhan proses

pembelajaran. Untuk menilai sejauhmana siswa telah menguasai beragam

kompetensi, tentu saja berbagai jenis analisis perlu diberikan sesuai dengan

kompetensi yang akan dinilai, seperti unjuk kerja/kinerja (performance), penugasan

(proyek), hasil karya (produk), kumpulan hasil kerja siswa (portofolio), dan analisis

tertulis (paper and pencil test). Jadi, tujuan analisis adalah memberikan masukan

informasi secara komprehensif tentang hasil belajar peserta didik, baik dilihat

ketika saat kegiatan pembelajaran berlangsung maupun dilihat dari hasil akhirnya,

dengan menggunakan berbagai cara analisis sesuai dengan kompetensi yang

diharapkan dapat dicapai peserta didik.

Pendekatan Analisis Hasil Belajar

Ada dua pendekatan yang dapat digunakan dalam melakukan analisis hasil

belajar, yaitu analisis yang mengacu kepada norma (Analisis Acuan Norma atau

norm-referenced assessment) dan analisis yang mengacu kepada kriteria (Analisis

Acuan Kriteria atau criterion referenced assessment). Perbedaan kedua pendekatan

Page 79: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

72

tersebut terletak pada acuan yang dipakai. Pada analisis yang mengacu kepada

norma, interpretasi hasil analisis peserta didik dikaitkan dengan hasil analisis

seluruh peserta didik yang dinilai dengan alat analisis yang sama. Jadi hasil seluruh

peserta didik digunakan sebagai acuan. Sedangkan, analisis yang mengacu kepada

kriteria atau patokan, interpretasi hasil analisis bergantung pada apakah atau sejauh

mana seorang peserta didik mencapai atau menguasai kriteria atau patokan yang

telah ditentukan. Kriteria atau patokan itu dirumuskan dalam kompetensi atau hasil

belajar dalam kurikulum berbasis kompetensi.

Dalam pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi, pendekatan analisis yang

digunakan adalah analisis yang mengacu kepada kriteria atau patokan. Dalam hal

ini prestasi peserta didik ditentukan oleh kriteria yang telah ditetapkan untuk

penguasaan suatu kompetensi. Meskipun demikian, kadang kadang dapat

digunakan analisis acuan norma, untuk maksud khusus tertentu sesuai dengan

kegunaannya, seperti untuk memilih peserta didik masuk rombongan belajar yang

mana, untuk mengelompokkan peserta didik dalam kegiatan belajar, dan untuk

menyeleksi peserta didik yang mewakili sekolah dalam lomba antar-sekolah.

Teknik Analisis Hasil Belajar

Berbagai macam teknik analisis dapat dilakukan secara komplementer (saling

melengkapi) sesuai dengan kompetensi yang dinilai. Teknik analisis yang

dimaksud antara lain melalui tes, observasi, penugasan, inventori, jurnal, analisis

diri, dan analisis antarteman yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan

tingkat perkembangan peserta didik.

1. Tes adalah pemberian sejumlah pertanyaan yang jawabannya dapat benar atau

salah. Tes dapat berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja. Tes

tertulis adalah tes yang menuntut peserta tes memberi jawaban secara tertulis

berupa pilihan dan/atau isian. Tes yang jawabannya berupa pilihan meliputi pilihan

ganda, benarsalah, dan menjodohkan. Sedangkan tes yang jawabannya berupa isian

dapat berbentuk isian singkat dan/atau uraian. Tes lisan adalah tes yang

dilaksanakan melalui komunikasi langsung (tatap muka) antara peserta

didik dengan pendidik. Pertanyaan dan jawaban diberikan secara lisan. Tes

praktik (kinerja) adalah tes yang meminta peserta didik melakukan

Page 80: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

73

perbuatan/mendemonstasikan/ menampilkan keterampilan. Dalam rancangan

analisis, tes dilakukan secara berkesinambungan melalui berbagai macam ulangan

dan ujian. Ulangan meliputi ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan

akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Sedangkan ujian terdiri atas ujian

nasional dan ujian sekolah.

2. Observasi adalah analisis yang dilakukan melalui pengamatan terhadap peserta

didik selama pembelajaran berlangsung dan/atau di luar kegiatan pembelajaran.

Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif sesuai

dengan kompetensi yang dinilai, dan dapat dilakukan baik secara formal maupun

informal. Analisis observasi dilakukan antara lain sebagai analisis

akhir kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran

kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, serta

kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan.

3. Penugasan adalah pemberian tugas kepada peserta didik baik secara perorangan

maupun kelompok. Analisis penugasan diberikan untuk penugasan terstruktur dan

kegiatan mandiri tidak terstruktur, dan dapat berupa praktik di laboratorium, tugas

rumah, portofolio, projek, dan/atau produk.

4. Portofolio adalah kumpulan dokumen dan karyakarya peserta didik dalam bidang

tertentu yang diorganisasikan untuk mengetahui minat, perkembangan prestasi,

dan kreativitas peserta didik (Popham, 1999). Bentuk ini cocok untuk mengetahui

perkembangan unjuk kerja peserta didik dengan menilai bersama karyakarya atau

tugastugas yang dikerjakannya. Peserta didik dan pendidik perlu melakukan

diskusi untuk menentukan skor. Pada analisis portofolio, peserta didik dapat

menentukan karyakarya yang akan dinilai, melakukan analisis sendiri kemudian

hasilnya dibahas. Perkembangan kemampuan peserta didik dapat dilihat pada hasil

analisis portofolio. Teknik ini dapat dilakukan dengan baik apabila jumlah peserta

didik yang dinilai sedikit.

5. Projek adalah tugas yang diberikan kepada peserta didik dalam kurun waktu

tertentu. Peserta didik dapat melakukan penelitian melalui pengumpulan,

pengorganisasian, dan analisis data, serta pelaporan hasil kerjanya. Analisis

projek dilaksanakan terhadap persiapan, pelaksanaan, dan hasil.

Page 81: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

74

6. Produk (hasil karya) adalah analisis yang meminta peserta didik menghasilkan

suatu hasil karya. Analisis produk dilakukan terhadap persiapan,

pelaksanaan/proses pembuatan, dan hasil.

7. Inventori merupakan teknik analisis melalui skala psikologis yang dipakai

untuk mengungkapkan sikap, minat, dan persepsi peserta didik terhadap

objek psikologis.

8. Jurnal merupakan catatan pendidik selama proses pembelajaran yang berisi

informasi hasil pengamatan terhadap kekuatan dan kelemahan peserta didik yang

berkait dengan kinerja ataupun sikap dan perilaku peserta didik yang dipaparkan

secara deskriptif.

9. Analisis diri merupakan teknik analisis dengan cara meminta peserta

didik untuk menilai dirinya sendiri mengenai berbagai hal. Dalam analisis diri,

setiap peserta didik harus mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya

secara jujur.

10. Analisis antarteman merupakan teknik analisis dengan cara meminta peserta

didik mengemukakan kelebihan dan kekurangan temannya dalam berbagai hal

secara jujur.

11. Kombinasi penggunaan berbagai teknik analisis di atas akan memberikan

informasi yang lebih akurat tentang kemajuan belajar peserta didik.

Prinsip Analisis Hasil Belajar

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam analisis hasil belajar peserta

didik antara lain:

1. Analisis ditujukan untuk mengukur pencapaian kompetensi;

2. Analisis menggunakan acuan kriteria yakni berdasarkan pencapaian

kompetensi peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran;

3. analisis dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan;

4. hasil analisis ditindaklanjuti dengan program remedial bagi peserta didik yang

pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan dan program

pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan;

5. analisis harus sesuai dengan kegiatan pembelajaran.

Page 82: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

75

Analisis hasil belajar peserta didik harus memperhatikan prinsipprinsip sebagai

berikut:

1. Sahih (valid), yakni analisis didasarkan pada data yang mencerminkan

kemampuan yang diukur;

2. Objektif, yakni analisis didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas,

tidak dipengaruhi subjektivitas penilai;

3. Adil, yakni analisis tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik, dan

tidak membedakan latar belakang sosialekonomi, budaya, agama, bahasa, suku

bangsa, dan jender;

4. Terpadu, yakni analisis merupakan komponen yang tidak terpisahkan dari

kegiatan pembelajaran;

5. Terbuka, yakni prosedur analisis, kriteria analisis, dan dasar pengambilan

keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan;

6. Menyeluruh dan berkesinambungan, yakni analisis mencakup semua

aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik yang sesuai,

untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik;

7. Sistematis, yakni analisis dilakukan secara berencana dan bertahap dengan

mengikuti langkahlangkah yang baku;

8. Menggunakan acuan kriteria, yakni analisis didasarkan pada ukuran pencapaian

kompetensi yang ditetapkan;

9. Akuntabel, yakni analisis dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik,

prosedur, maupun hasilnya.

Kesimpulan

Secara khusus, dalam konteks pembelajaran di kelas, analisis dilakukan untuk

mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik, mendiagnosa kesulitan

belajar, memberikan umpan balik/perbaikan proses belajar mengajar, dan

penentuan kenaikan kelas. Melalui analisis dapat diperoleh informasi yang akurat

tentang penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar peserta didik, guru,

serta proses pembelajaran itu sendiri. Berdasarkan informasi itu, dapat dibuat

keputusan tentang pembelajaran, kesulitan peserta didik dan upaya bimbingan yang

diperlukan serta keberadaan kurikukulum itu sendiri.

Page 83: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

76

Dalam pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi, pendekatan analisis yang

digunakan adalah analisis yang mengacu kepada kriteria atau patokan. Dalam hal

ini prestasi peserta didik ditentukan oleh kriteria yang telah ditetapkan untuk

penguasaan suatu kompetensi. Meskipun demikian, kadang kadang dapat

digunakan analisis acuan norma, untuk maksud khusus tertentu sesuai dengan

kegunaannya, seperti untuk memilih peserta didik masuk rombongan belajar yang

mana, untuk mengelompokkan peserta didik dalam kegiatan belajar, dan untuk

menyeleksi peserta didik yang mewakili sekolah dalam lomba antar-sekolah.

Page 84: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

77

DAFTAR PUSTAKA

Mardapi, D & Ghofur, A. (2004). Pedoman Umum Pengembangan Penilaian

Kurikulum Berbasis Kompetensi SMA. Jakarta: Direktorat Pendidikan

Menengah Umum.

Sudjana, N. (2006). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Sudjana, N & Ibrahim, R. (2000). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung:

Sinar Baru.

Zainul, A. & Nasoetion, N. (1993). Penilai Hasil Belajar, Depdikbud:Pusat Antar

Universitas.

Http://Google.com/Analisis-hasil-belajar.hlm

Page 85: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

78

3. Lampiran Kontrak PPM

Page 86: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

79

Page 87: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

80

Page 88: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

81

Page 89: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

82

4. Lampiran Daftar Hadir PPM

Page 90: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

83

Page 91: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

84

5. Lampiran Angket Kepuasan Peserta PPM

Page 92: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

85

Page 93: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

86

Page 94: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

87

Page 95: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

88

6. Lampiran Bukti Seminar Hasil PPM

Page 96: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

89

Page 97: LAPORAN PPM KELOMPOK DOSENstaffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/pengabdian... · 2020. 3. 24. · 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

90