laporan praktek lapangan @ pasar wage

57
LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN BLOK COMMUNITY HEALTH AND ENVIRONMENTAL MEDICINE-1 Pembimbing: drg. Fanni Kusuma Djati Disusun Oleh: Oktalia Ika Puspita (G1G009003) Arif Rachman (G1G009005) Pradiptana Unggul (G1G009008) Tsar Nabilakanesar (G1G009011) Nurina Habsah (G1G009014) Gelar S. Ramdhani (G1G009020) Vetria Merdiyana (G1G009035) Advaitha Visnu Manitis (G1G009037) Oshada Dewi Herdifa (G1G009040) Fadhlia Nur Aini (G1G009056) JURUSAN KEDOKTERAN GIGI

Upload: vidicodq

Post on 02-Aug-2015

212 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Jurusan Kedokteran Gigi, Universitas Jenderal Soedirman

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktek Lapangan @ Pasar Wage

LAPORAN

PRAKTIK LAPANGAN

BLOK COMMUNITY HEALTH AND ENVIRONMENTAL MEDICINE-1

Pembimbing: drg. Fanni Kusuma Djati

Disusun Oleh:

Oktalia Ika Puspita (G1G009003)

Arif Rachman (G1G009005)

Pradiptana Unggul (G1G009008)

Tsar Nabilakanesar (G1G009011)

Nurina Habsah (G1G009014)

Gelar S. Ramdhani (G1G009020)

Vetria Merdiyana (G1G009035)

Advaitha Visnu Manitis (G1G009037)

Oshada Dewi Herdifa (G1G009040)

Fadhlia Nur Aini (G1G009056)

JURUSAN KEDOKTERAN GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

PURWOKERTO

2010

Page 2: Laporan Praktek Lapangan @ Pasar Wage

KATA PENGANTAR

Terima kasih atas kehadirat Allah S.W.T. yang telah memberikan hidayah,

inayah, dan pertolongan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan

mengenai praktik lapangan yang telah diadakan di Pasar Wage Purwokerto.

Laporan ini akan menjelaskan mengenai higiene dan sanitasi lingkungan Pasar

Wage; ciri-ciri bahan makanan kadaluarsa, mengandung formalin, pewarna

berbahaya, melamin, pemutih, daging gelonggongan, tiren dan sebagainya yang

terdapat dan dijual di Pasar Wage; cara pembuangan sampah di Pasar Wage; dan

agen – agen berbahaya yang membahayakan kesehatan manusia.

Selain itu, penulis berharap dengan laporan ini, pembaca dapat mengetahui

higiene dan sanitasi lingkungan pasar; mengetahui ciri-ciri bahan makanan

kadaluarsa, mengandung formalin, pewarna berbahaya, melamin, pemutih, daging

gelonggongan, tiren dan sebagainya yang terdapat dan dijual di pasar; mengetahui

cara pembuangan sampah pasar; mengetahui agen – agen berbahaya yang

membahayakan kesehatan manusia; dan dapat menambah dan mengembangkan

pengetahuan/wawasan pembaca.

Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis sehingga

laporan ini dapat terselesaikan. Tetapi penulis menyadari, bahwa laporan ini

masih memerlukan kritik dan saran yang membangun untuk penulisan laporan

berikutnya. Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

Aamin. Ya Robal Alamin.

Purwokerto, Februari 2010

Penulis

2

Page 3: Laporan Praktek Lapangan @ Pasar Wage

DAFTAR ISI

Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

Daftar Gambar iv

Daftar Tabel v

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Gambaran Umum Pasar Wage 2

1.3 Tujuan 3

1.4 Manfaat 4

1.5 Hambatan Pelaksanaan 4

1.6 Metodologi 4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pasar 6

2.2 Pengelompokkan Pasar 6

2.2.1 Menurut Segi Fisiknya 6

2.2.1 Berdasarkan Jenis Barang yang Dijual 6

2.3 Persyaratan Pasar yang Baik 7

2.4. Hasil Observasi 8

2.4.1 MCK yang Bergabung Dengan Mushola 8

2.4.2 Penjualan Makanan yang Kadaluarsa dan Berjamur 11

2.4.3 Penjualan Ikan Busuk yang Ada Luka dan Sudah Berjamur 14

2.4.4 Air Keruh 16

2.4.5 Warung Minuman yang Dekat

Dengan Tempat Penampungan Sampah 18

2.4.6 Buang Air Kecil Di Sudut Tangga 18

2.4.7 Perebusan Bakso Di Dekat Tumpukan Sampah 19

2.4.8 Penjualan Tembakau yang Mengganggu Sistem Pernapasan 21

2.4.9 Sampah 22

2.4.10 Daging 24

2.4.11 Karat Dalam Alat Makanan 25

3

Page 4: Laporan Praktek Lapangan @ Pasar Wage

2.4.12 Polusi 27

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan 30

DAFTAR PUSTAKA 32

4

Page 5: Laporan Praktek Lapangan @ Pasar Wage

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Situasi Di Luar Pasar 3

Gambar 2 Toilet Bergabung Dengan Mushola 9

Gambar 3 Air yang Keruh Pada WC 9

Gambar 4 Jamur Kembang Kol 12

Gambar 5 Apel Busuk 13

Gambar 6 Jamur Pada Ikan Patin 14

Gambar 7 Penggunaan Air Keruh Untuk Mencuci 16

Gambar 8 Minuman yang Tidak Higienis 18

Gambar 9 Peringatan Dilarang Buang Air Kecil 19

Gambar 10 Perebusan Bakso Dekat Tempat Sampah 21

Gambar 11 Perebusan Bakso Di Lantai 21

Gambar 12 Tembakau Kering 22

Gambar 13 Penumpukkan Sampah Pada Atap Kios 22

Gambar 14 Genangan Air Pada Sampah 22

Gambar 15 Daging yang Terdapat Lalat 24

Gambar 16 Lalat Pada Hati Ayam 24

Gambar 17 Alat Penggiling Cabai Berkarat 25

Gambar 18 Polusi Kendaraan Bermotor 27

5

Page 6: Laporan Praktek Lapangan @ Pasar Wage

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Fasilitas Pasar 2

6

Page 7: Laporan Praktek Lapangan @ Pasar Wage

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada blok CHEM (Community Health and Environmental Medicine) I

mahasiswa diberi pembekalan berupa materi tentang kesehatan masyarakat

dan lingkungan. Dalam blok CHEM I, selain mahasiswa mengikuti kegiatan

kuliah dan melakukan diskusi, mahasiswa juga melakukan praktek lapangan

untuk melatih keterampilan mahasiswa. Praktek lapangan dalam blok CHEM I

bertujuan agar mahasiswa dapat mengidentifikasi sumber-sumber agen

lingkungan yang terdapat pada lingkungan sekitar yang sangat berpengaruh

terhadap kehidupan sehari-hari. Lingkungan merupakan tempat untuk

kehidupan berbagai macam organisme yang terdapat di alam ini. Dari

lingkunganlah organisme – organisme tersebut mendapat suply makanan

untuk memenuhi kebutuhan dalam mempertahankan kehidupannya. Dan

berawal dari lingkungan pula akibat ketidakseimbangannya dapat

menyebabkan kematian terhadap organisme – organisme yang hidup di

dalamnya. Meskipun tujuan utamanya adalah mengidentifikasi agen-agen

lingkungan, mahasiswa diharapkan dapat pula mengidentifikasi dan

menjelaskan secara ringkas dan sederhana tentang media transmisi agen

lingkungan, rute pemajanan atau pintu masuk (port de entry) agen lingkungan

tersebut ke dalam tubuh manusia serta akibat-akibat yang ditimbulkan oleh

agen lingkungan tersebut dalam tubuh manusia.

Dalam kenyataannya masih banyak penyakit yang disebabkan oleh

tercemarnya lingkungan akibat ulah manusia itu sendiri sehingga

menimbulkan kerugian yang imbas dampaknya kembali ke masyarakat yang

bersangkutan. Hal ini terjadi akibat minimnya kepedulian masyarakat terhadap

keadaan lingkungan sekitarnya dan berbagai oknum-oknum tak bertanggung

jawab yang tambah memperburuk keadaan dengan alasan himpitan ekonomi.

Seperti yang kita ketahui, bahwa maraknya kejadian mencampur bahan

makanan dengan bahan-bahan kimia berbahaya yang terjadi di berbagai pasar,

menjadi salah satu objek pengamatan dari kunjungan penulis ke Pasar Wage.

7

Page 8: Laporan Praktek Lapangan @ Pasar Wage

1.2 Gambaran Umum Pasar Wage

Praktek Lapangan hari kedua pada tanggal 13 Januari 2010

berlangsung di Pasar Wage, Purwokerto Timur, Kabupaten Banyumas.

Kabupaten Banyumas memiliki 21 pasar yang tersebar di seluruh daerahnya

dan terbagi menjadi 4 Unit Pasar Terpadu (UPT). Pasar Wage adalah pasar

terbesar yang terdapat di Kabupaten Banyumas. Pasar Wage ini terletak di

Jalan Brigjen Katamso Nomor 1, Kelurahan Purwokerto Wetan, Kecamatan

Purwokerto Timur. Pasar Wage memiliki luas 10.305,44 meter persegi

sehingga tidak heran bila Pasar Wage adalah tempat pertukaran barang dan

jasa yang terbesar di Banyumas. Pasar Wage dilengkapi dengan 14 buah blok

yang tersebar di lantai atas dan lantai bawah. Lantai bawah terdiri dari blok A,

B, C, los daging, dan los ikan tawar. Lantai atas terdapat blok campuran yang

terdiri dari kios sembako, sayur-mayur, dan pakaian. Pasar Wage juga

dilengkapi dengan 6 buah WC/lavatori, 2 pos keamanan, 1 pos kesehatan, dan

2 kantor. Sedangkan sarana prasarana kebersihan dan keamanan dilengkapi

dengan 95 buah tabung pemadam, 6 buah tabung hidrant, 1 buah Tempat

Pembuangan Sementara (TPS), 15 buah gerobag sampah, 1 unit truk sampah,

dan 2 buah senter. Berikut ini adalah rincian fasilitas pasar :

NO FASILITAS UNIT LUAS

(m2)

KONSTRUKSI

1 Los 2.330 5.683 Dinding papan / tong

2 Kios / toko 267 3.887 Tembok/beton permanen

3 WC / Lavatori 6 28 Tembok beton

4 Kantor 2 47 Tembok beton

5 Pos kesehatan 1 12 Tembok beton

6 Pos keamanan 2 24 Tembok beton

Tabel 1. Fasilitas pasar

8

Page 9: Laporan Praktek Lapangan @ Pasar Wage

Banyak hal yang dapat diamati di lingkungan sekitar pasar.

Diantaranya adalah banyak ruko yang tidak digunakan dan dibiarkan berdebu

dan kotor, banyak ditemukan sampah-sampah yang menumpuk di sudut-sudut

tangga pasar, banyak kendaraan yang lalu lalang di lorong pasar, penjual dan

pembeli yang merokok, dan hiegenitas pada barang dagangan terutama

makanan, ikan, daging, dan lain sebagainya yang kurang diperhatikan. Selain

itu juga, TPS yang ada, keadaannya tidak tertutup sehingga banyak sampah

yang berserakan di sekitar TPS dan letaknya berdekatan dengan kios-kios

pedagang yang menjual makanan, ayam potong, dan bahkan warung makan

yang berada di dalam pasar.

Gambar 1. Situasi di luar pasar

1.3 Tujuan

a. Tujuan Umum

Mahasiswa diharapkan mengetahui hubungan antara agen, penjamu,

dan lingkungan melalui sumber-sumbernya, transmisi, rute pemajanan serta

akibat dan dampak dari kontaminasi atau penularan dari agen tersebut.

b. Tujuan Khusus

Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan mengidentifikasi

macam-macam agen yang terdapat di Pasar Wage serta pengaruhnya terhadap

kesehatan manusia dan lingkungan sekitar.

9

Page 10: Laporan Praktek Lapangan @ Pasar Wage

1.4 Manfaat

a. Manfaat Teoritis

Mahasiswa mengetahui hubungan antara agen, penjamu, dan

lingkungan melalui sumber-sumbernya, transmisi, rute pemajanan serta akibat

dan dampak dari kontaminasi atau penularan dari agen tersebut.

b. Manfaat Praktis

Mahasiswa mengidentifikasi macam-macam agen yang terdapat di

Pasar Wage serta pengaruhnya terhadap kesehatan manusia dan lingkungan

sekitar. Selanjutnya mahasiswa memberikan solusi terhadap upaya

pencegahan dan penanggulangan akibat dan dampak tersebut.

1.5 Hambatan Pelaksanaan

Hambatan yang penulis temui selama melaksanakan praktek lapangan

di Pasar Wage diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Praktek lapangan yang dilakanakan di Pasar Wage berlangsung

mulai pukul 08.00 yaitu pada waktu dimana pasar ramai oleh pembeli dan

penjual.

2. Banyak pedagang yang tidak bersedia untuk diwawancarai

ataupun barang dagangannya di foto sebagai dokumentasi.

3. Kesibukan yang terjadi di pasar membuat penulis sedikit

kesulitan untuk melakukan observasi karena hal tersebut dimungkinkan

akan mengganggu kegiatan dari penjual maupun pembeli.

1.6 Metodologi

a. Studi Pustaka

Metode yang dilakukan dengan mencari sumber belajar dari referensi

buku, jurnal, atau karya ilmiah.

10

Page 11: Laporan Praktek Lapangan @ Pasar Wage

b. Browsing Internet

Metode yang dilakukan dengan mencari sumber belajar dari situs-

situs internet yang terpercaya.

c. Wawancara

Metode yang dilakukan dengan mencari sumber belajar dari hasil

tanya jawab dengan narasumber secara langsung.

11

Page 12: Laporan Praktek Lapangan @ Pasar Wage

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pasar

Menurut kajian Ilmu Ekonomi memiliki pengertian, pasar adalah

suatu tempat atau proses interaksi antara permintaan (pembeli) dan

penawaran (penjual) dari suatu barang/jasa tertentu, sehingga akhirnya dapat

menetapkan harga keseimbangan (harga pasar) dan jumlah yang

diperdagangkan. Jadi setiap proses yang mempertemukan antara pembeli

dan penjual, maka akan membentuk harga yang disepakati antara pembeli

dan penjual.

2.2 Pengelompokkan Pasar

2.2.1 Menurut segi fisiknya

Pasar dapat dibedakan menjadi beberapa macam, di antaranya:

a. Pasar tradisional

b. Pasar raya

c. Pasar abstrak

d. Pasar konkrit

e. Toko swalayan

f. Toko serba ada

2.2.1 Berdasarkan jenis barang yang dijual

Pasar dibedakan menjadi beberapa macam di antaranya:

a. Pasar ikan

b. Pasar sayuran

c. Pasar buah-buahan

d. Pasar barang elektronik

e. Pasar barang perhiasan

f. Pasar bahan bangunan

g. Bursa efek dan saham

12

Page 13: Laporan Praktek Lapangan @ Pasar Wage

2.3 Persyaratan Pasar yang Baik

Ada beberapa syarat-syarat sanitasi pasar yang baik, yaitu sebagai

berikut :

a. Pembagian Tata Ruang

Untuk menjamin sanitasi pasar, faktor yang penting adalah pembagian tata

ruang yang sesuai dengan peruntukkannya. Hal ini sangat perlu, sebab

tempat berjualan ikan atau daging tidak boleh berdekatan dengan rumah

makan ataupun kios pakaian. Yang paling menonjol dalam hal pembagian

tata ruang pasar adalah faktor estetika.

b. Klasifikasi Barang Dagangan

Agar memudahkan pengumpulan sampah di pasar, maka klasifikasi barang

dagangan sangat penting. Dagangan yang banyak mengeluarkan sampah

(buah-buahan) sebaiknya diklasifikan dagangan yang mengeluarkan

sampah, seperti halnya dengan kelapa dan sayuran. Meletakkan warung

yang memakai kompor atau api berjauhan dengan dagangan-dagangan

yang mudah terbakar (flameable substance), misalnya kain dan barang

kelontong. Dengan alasan-alasan tersebut di atas, maka pembagian tata

ruang dan klasifikasi barang dagangan sangat perlu.

c. Tempat Sampah Sementara

Hal ini diperlukan agar pedagang bisa membuang sampah dengan cukup

mudah tanpa meninggalkan terlalu jauh barang dagangannya. Jadi tidak

ada alasan para pedagang membuang sampah di sembarang tempat karena

tidak ada tempat sampah sementara. Tempat sampah sementara tersebut

sangat vital, karena berfungsi untuk menampung sampah sebelum dibuang

atau diproses di tempat pembuangan akhir.

d. Saluran Untuk Limbah Cair

Saluran di pasar sangat penting untuk estetika, kebersihan, dan

kenyamanan. Saluran berfungsi untuk pembuangan benda cair yang

terutama berasal dari kios daging, ikan, dan warung. Saluran di dalam

pasar harus dikontrol agar para pedagang tidak membuang sampah

seenaknya saja di got/saluran air. Dengan demikian para pedagang akan

menggunakan semua fasilitas seperti sebagaimana mestinya. Hal ini dapat

13

Page 14: Laporan Praktek Lapangan @ Pasar Wage

dicapai dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada para pedagang.

Pentingnya pendidikan kesehatan tersebut antara lain :

1. Pedagang menggunakan fasilitas kesehatan di pasar seperti

sebagaimana seharusnya.

2. Pedagang mengerti akibat dari tidak dilakukannya aturan-aturan

tentang kebersihan/kesehatan.

3. Pedagang mengerti bahwa beberapa penyakit dapat disebabkan

oleh vektor (tikus, kecoa, lalat, nyamuk).

4. Para pedagang agar menyadari bahwa membuang sampah

(khususnya puntung rokok) yang apinya masih hidup sangat

berbahaya.

e. Fasilitas Umum MCK (mandi, cuci, kakus)

Di dalam lingkungan pasar seharusnya ada fasilitas umum seperti tersebut

di atas. Kebersihan fasilitas umum tersebut sangat penting, sebab berkaitan

dengan sumber vektor.

f. Tempat Parkir Kendaraan Bermotor

Hal ini kelihatannya tidak ada hubungannya dengan sanitasi dan

kesehatan. Tetapi tempat parkir tersebut, selain berhubungan dengan

kesehatan juga berhubungan dengan keselamatan. Tempat parkir

berhubungan dengan kesehatan karena asap mobil yang keluar dari

knalpot. Apabila tempat parkir terlalu dekat dengan pedagang, maka akan

terpapar terus dengan asap yang mengandung bahan-bahana kimia

berbahaya misalnya CO, HC, Pb. Bahan kimia tersebut akan bisa

terakumulasi di tubuh manusia dan akan bisa menyebabkan gangguan

fungsi dari tubuh manusia.

2.4. Hasil Observasi

Berikut ini ada beberapa pengamatan penulis tentang pengabaian

persyaratan diatas, yaitu :

2.4.1 MCK yang bergabung dengan Mushola

Menurut persyaratan sanitasi pasar, MCK haruslah bersih dan

terawat dan tidak boleh menjadi satu dengan ruangan lain. Tetapi di Pasar

14

Page 15: Laporan Praktek Lapangan @ Pasar Wage

Wage ini, MCK menjadi satu dengan Mushola. Di sana terdapat beberapa

alat sholat yang dijemur sembarangan sehingga bila diamati akan menjadi

tempat bersarangnya nyamuk dan dikhawatirkan dapat menyebabkan

terjadinya penyakit Demam Berdarah akibat penyebaran agen yang pesat

karena kondisi yang mendukung.

Gambar 2. Toilet bergabung dengan mushola

Gambar 3. Air yang keruh pada WC

a. Jenis Aktivitas

Fasilitas MCK di Pasar Wage letaknya menjadi satu dengan

mushola, dan pada tahun 2007 di muka salah satu MCK dari keenam

WC yang ada terdapat warung makanan. Hal ini yang menjadikan

individu yang berada di lingkungan tersebut dapat terpapar dengan

aktivitas agen berbahaya.

15

Page 16: Laporan Praktek Lapangan @ Pasar Wage

b. Agen Berbahaya

1. Agen biologi dari jenis mikroorganisme dalam kandungan feses

manusia dapat menjadi agen yang paling berbahaya terhadap

lingkungan sekitar. Misalnya bakteri E. coli dan bakteri tifoid yang

terdapat pada feses. Sedangkan bakteri yang terdapat pada urine

antara lain Klebsiella atau Enterobacter, Proteus, Pseudomonas

aeruginosa, Staphylococcus epidermidis, Enterococci, Candida

albicans dan Staphylococcus aureus (Ruller,1990). MCK yang

kotor juga mengundang beranekaragam virus yang terdapat dalam

tinja manusia, Enterovirus diketahui menyebar melalui rute fecal-

oral sebagai contoh virus polio (dapat menyebabkan gangguan

pencernaan, demam dan kelumpuhan). Bau yang sangat tidak

sedap di kawasan ini juga menjadi salah satu parameter

pencemaran yang terdapat dalam kawasan MCK ini.

2. Agen fisik yang terdapat disini adalah kondisi kelembaban ruangan

yang mendukung timbulnya berbagai jenis jamur yang terdapat

dalam WC seperti jamur Candida albicans, dari urine yang dapat

menyebabkan penyakit Candidias (keputihan) pada saluran

kelamin manusia.

3. Agen kimia berbahaya juga dapat tumbuh dalam lingkungan ini.

Limbah organik jelas bisa menimbulkan gas metana CH4, karena

limbah ini biasanya belum terurai secara biokimia dengan

sempurna (misalnya kotoran manusia di WC, kotoran hewan

dikandang yang tertutup, tumpukan sampah yang sangat

banyak/tinggi).

4. Agen mekanik dalam hal ukuran serta model kakus juga turut

mempengaruhi terhadap terjadinya pemaparan agen patogen

terhadap manusia. Luas tempat kakus yang hanya berukuran

sekitar 2x2 m tanpa adanya ventilasi dan penggunaan air yang

sangat keruh untuk membilas jelas menyebabkan berbagai

ancaman penyakit didalamnya dan fasilitas penyediaan air bilas

yang sangat keruh tanpa disertai adanya sabun.

16

Page 17: Laporan Praktek Lapangan @ Pasar Wage

c. Transmisi agen

Tansmisi masuknya agen melalui udara, air, arthropoda dengan

lalat dan nyamuk sebagai vektor.

d. Rute Pemajanan

Mekanisme masuknya agen lewat transmisi udara dari bakteri

Enterovirus yang selanjutnya dihirup manusia (inhalasi). Fecal-oral

melalui sisa feses dalam kloset menyebabkan timbulnya bakteri

penyebab diare atau bisa juga melalui kandungan air yang tercemar

bakteri tersebut yang digunakan untuk minum ataupun mencuci

peralatan makan ( ingesti). Kontak kulit dengan percikkan air dalam

kloset, yang dapat menyebabkan penyakit hepatitis B. Lalat sebagai

vektor yang berada dalam kloset dapat menyebabkan penyakit tifus

pada manusia.

2.4.2 Penjualan makanan yang kadaluarsa dan berjamur

Di pasar ini penulis juga menemukan roti yang berjamur dan

kembang kol yang berjamur. Hal ini sangat membahayakan konsumen

yang membeli bahan makanan dan makanan instan tersebut. Penulis juga

menemukan sejumlah kembang kol yang sudah berjamur di salah satu kios

sayuran.

a. Jenis Aktivitas

Perdagangan untuk konsumsi dari makanan dan sayuran serta

buah – buahan busuk masih terdapat di Pasar Wage. Pada dasarnya

sayur yang ditumbuhi jamur merupakan parameter bahwa kondisi

sayur tesebut tidak baik dan telah busuk. Namun, hal seperti ini masih

saja dijual belikan oleh pedagang seperti misalnya brokoli yang busuk.

Di sisi lain buah yang telah mengalami kebusukan juga masih

diperjualbelikan dengan tanda berwarna kecokelatan dan daging

buahnya sudah sangat lembek. Makanan seperti itu, dapat mengganggu

kesehatan dengan masuknya mikroorganisme patogen ke dalam tubuh.

Dalam perdagangan bahan makanan yang dijual di dalam pasar,

penulis melihat penjualan roti – roti kadaluarsa tanpa label masa

17

Page 18: Laporan Praktek Lapangan @ Pasar Wage

expired. Hal ini menjadikan sebuah pemikiran bahwa penjualan roti

kadaluarsa yang sudah ditumbuhi jamur masih bebas diperjualbelikan

untuk kepentingan konsumsi umum.

b. Agen Berbahaya

Menurut Prof. Roostita L. Balia, agen biologi yang

menyebabkan rusaknya (busuknya) sayur dan buah dapat disebabkan

oleh berbagai sebab, diantaranya adalah dilihat dari kerusakan dan

penyebabnya. Kapang yang biasanya tumbuh dalam roti kadaluarsa

adalah Aspergillus dan Penicilium. Spesies yang umumnya dijumpai

adalah A. niger, A. galucus dan A. flavus (Hutkins,2006). Sedangkan

kapang penicilium yang umumnya dijumpai dalam roti kadaluarsa

adalah Paecilomyces variotii, Eurotium Amstelodami, Moniliella

suaveolans, Neuruspora stophila, Cladosphorium sp, Rhizopus

nugricans, dan Mucor sp ( ICMFS,2005 ; Hutkins,2006 ; Cauvani and

Young,2007). Selain kapang, khamir juga tumbuh dalam roti yang

kadaluarsa Endomyces fibuliger, Zygosaccharomyces bailli,

Hypophicia butoni, Saccharomyces serevisiae (ICMFS,2005)

1. Organisme pada kembang kol yang menyebabkan Busuk Hitam

(Black Rot)

Jenis bakteri : Alternaria, Ceratostomella, Physalospora

Menyebabkan keracunan saluran pencernaan.

Gambar 4. Jamur kembang kol

2. Pada apel yang busuk terdapat mikotoksin Patulin yang berasal

dari kapang penghasil A. clavatus, P.Patulum, P. expansum.

18

Page 19: Laporan Praktek Lapangan @ Pasar Wage

Menyebabkan kecokelatan pada kulit apel, hingga bonyok berair.

Pada manusia mengakibatkan kerusakan dan kanker hati.

Gambar 5. Apel busuk

a) Agen fisik kelembaban yang tinggi menyebabkan pertumbuhan

jamur, kapang, semakin cepat begitu pula dengan mikroorganisme

di dalamnya. Kelembaban dan suhu yang tinggi menyebabkan

pertumbuhan jamur pada roti lebih cepat dari kelembaban normal.

Kondisi lembab di kawasan pasar memungkinkan pertumbuhan

bakteri tersebut lebih besar lagi.

b) Agen kimia pada penyemprotan pestisida pada sayur dan buah,

kandungan zat toksiknya masih menempel dan membahayakan

manusia. Pada buah dan sayur yang busuk tidak terdapat ulat,

sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam sayur dan buah terdapat

pestisida. Karena pestisida tidak menimbulkan ulat, karena bersifat

sebagai toksik hama namun berakibat karsinogen bagi manusia.

c. Transmisi Agen

Transmisi masuknya mikroorganisme patogen kedalam tubuh

manusia disebabkan oleh makanan dan lalat pada sayur dan buah yang

busuk serta kontak langsung dari kulit manusia ke buah.

d. Rute Pemajanan

Bakteri penyebab busuknya sayur dan buah tadi dapat masuk

melalui saluran percernaan tubuh manusia setelah memakan berbagai

makanan yang tercemar oleh bakteri tersebut (ingesti). Memang tidak

semua bakteri itu bersifat patogen, namun beberapa lainnya dapat

19

Page 20: Laporan Praktek Lapangan @ Pasar Wage

mengganggu kesehatan individu yang mengonsumsinya seperti

Pseudomonas, Clostridium, Bacillus sp.

Pada sayur dan buah berpestisida juga dapat mencemari

manusia melalui kontak langsung pada tangan penjual maupun

pembeli, karena tidak menggunakan sarung tangan. Apabila orang

tersebut tidak mencuci tangannya lagi, maka akan terpapar pestisida

yang menyebabkan karsinogen.

2.4.3 Penjualan ikan busuk yang ada luka dan sudah berjamur

Selanjutnya kunjungan penulis adalah los ikan Pasar Wage, disini

penulis menemukan kejanggalan, yaitu ada seorang penjual ikan yang

menjual ikan patin (Pangasius sp)yang terdapat luka di permukaan

tubuhnya dan sepertinya ikan itu sudah mati dan membusuk.

a. Jenis Aktivitas

Penjualan ikan yang tidak segar sampai busuk masih terdapat

dalam pasar ini. Dan anehnya, penjualan ikan laut yang masih segar

dan telah busuk dijadikan satu dalam wadah yang besar untuk

kemudian di jual belikan. Pembeli yang tidak berhati – hati dalam

memilih dapat salah mengambil ikan yang telah busuk.

Gambar 6. Jamur pada ikan patin

Namun pada dasarnya, ikan yang sudah busuk dan masih segar

dapat dibedakan dengan melihat tanda-tanda kerusakan yang

disebabkan oleh pertumbuhan bakteri pada ikan yang belum diolah

yaitu : (sumber data ITB,2005)

20

Page 21: Laporan Praktek Lapangan @ Pasar Wage

1. Pembentukan lendir pada permukaan ikan.

2. Bau busuk karena terbentuknya amonia, H2S dan senyawa-senyawa

berbau busuk lainnya. Perubahan bau busuk (anyir) ini lebih cepat

terjadi pada ikan laut dibandingkan dengan ikan air tawar.

3. Perubahan warna, yaitu warna kulit dan daging ikan menjadi kusam

atau pucat.

4. Peruhahan tekstur, yaitu daging ikan akan berkurang

kekenyalannya.

5. Ketengikan karena terjadi pemecahan dan oksidasi lemak ikan.

b. Agen Berbahaya

1. Agen Biologis sangat banyak terdapat dalam ikan yang sudah

busuk, seperti bakteri patogen (penyebab penyakit), seperti

Salmonella, Vibrio, dan Clostridium. Vibrio parahaemolyticus

adalah kontaminan yang umum terdapat pada ikan dan makanan

laut lainnya. Agen biologis lain seperti pertumbuhan jamur pada

ikan laut yang dijajakan di pasar – pasar biasanya telah

terkontaminasi oleh jamur Scopulariopsis yang berhabitat di tanah.

Jamur ini mengkontaminasi bersama debu dan kertas bekas

pembungkus belanjaan. Tidak hanya itu masih terdapat jamur –

jamur yang berada pada ikan yakni A. niger, Khamir, A. ochraceus,

Rhizopus sp, dan Moniliella sp, Penicillium, Scopulariopsis

(sumber data ITB,2005).

2. Agen nutrisi terdapat pada pengkonsumsian ikan laut dengan kadar

protein histamine tinggi. Pada dasarnya ikan air laut memiliki

kandungan histamin lebih besar dari ikan air tawar khusunya ikan

tongkol dan ikan kembung. Histamin merupakan senyawa turunan

dari asam amino histidin yang banyak terdapat pada ikan. Ikan

dengan jumlah histamin diatas nilai ambang batas > 100 ppm akan

menyebabkan penyakit pada manusia. Menurut FDA (Food and

Drug Administration) di Amerika Serikat, keracunan histamin akan

berbahaya jika seseorang mengkonsumsi ikan dengan kandungan

histamin 50 mg/100 gr ikan. Sedangkan kandungan histamin

21

Page 22: Laporan Praktek Lapangan @ Pasar Wage

sebesar 20 mg/ 100 gr ikan, terjadi karena penanganan ikan yang

tidak hiegenis. Penyakit ini mengakibatkan efek keracunan

makanan pada manusia seperti mual, pusing, dan muntah.

c. Transmisi agen

Transmisi agen yang menjadi jalan masuk patogen ke dalam

tubuh melalui makanan, serta dapat pula melalui tanah dengan

mengontaminasi bersama debu terhadap ikan. Vektor lalat juga

berperan dalam transmisi agen.

d. Rute Pemajanan

Ikan yang sudah busuk mengandung berbagai mikroorganisme

berbahaya yang sangat membahayakan kesehatan individu apabila

mengkonsumsinya. Jamur dan berbagai jenis bakteri patogen akan

masuk kedalam tubuh melalui saluran pencernaan (ingesti). Vektor

lalat yang mengerumuni juga dapat menyebabkan penyakit lain pada

manusia.

2.4.4 Air Keruh

Gambar 7. Penggunaan air keruh untuk mencuci

a. Jenis Aktivitas

Air keruh yang terdapat dalam lingkungan pasar berasal dari sumur

bawah tanah yang dialirkan melalui ledeng ke para pedagang makanan

khususnya untuk mencuci peralatan mereka. Penggunaan air mengalir

yang ditampung dalam sebuah baskom besar untuk mencuci serta merebus

air yang selanjutnya digunakan untuk memasak walau setelah dilihat lebih

22

Page 23: Laporan Praktek Lapangan @ Pasar Wage

jauh air yang ditampung berada pada kondisi yang keruh dan berwarna

kecokelatan.

b. Agen Berbahaya

Agen Biologis yang menyebabkan gangguan kesehatan terhadap

manusia yaitu bakteri Chlamydia trachomatis di tempat-tempat yang

kualitas sanitasinya buruk dan kualitas air yang tidak adekuat. Tidak hanya

itu, terdapat pula virus dalam air (Salmonella sp. dan virus Dengue), jamur

(Candida albicans), dan plasmodium berada dalam air yang tidak terjaga

kondisi higienisnya. Di lain pihak terdapat pula Leptospira dan juga

Shigella yang dapat menyebarkan penyakit melalui air apabila mereka

masuk ke sumber pembuangan, kemudian mencemari air konsumsi

manusia. Sejumlah bakteri lain yang dapat hidup dalam air dan yang dapat

menyebabkan penyakit perut dan diare serius adalah Dyspepsi coli dan

sejumlah jenis Pseudomonas, mereka ini khususnya berbahaya bagi bayi

dan anak-anak.

c. Transmisi agen

Transmisi dalam pencemaran air keruh tentunya mengenai

lingkungan airnya, namun udara juga dapat menyebabkan jalan masuk

bagi agen pencemar. Dan arthropoda, seperti lalat dan nyamuk yang

membawa agen penyakit dari air sampai ke manusia. Peralatan makan dan

minum juga menjadi transmisi sementara mikroorganisme patogen

sebelum masuk ke pencernaan manusia.

d. Rute pemajanan

Agen berbahaya dan mikroorganisme berbahaya yang terdapat

dalam air dapat masuk melalui pencernaan manusia ketika kita

meminumnya (ingesti). Kontak langsung pada air yang tercemar yang

mengandung telur cacing pada saat mencuci sehingga telur cacing berada

dalam kuku manusia dan menyebabkan penyakit cacingan pada manusia

(kontak kulit).

23

Page 24: Laporan Praktek Lapangan @ Pasar Wage

Warung minuman yang dekat dengan tempat penampungan sampah

Menurut persyaratan sanitasi pasar semestinya para pedagang yang

berjualan tidak berjualan di tempat yang membahayakan konsumen. Disini

penulis menemukan ada satu kios minuman yang berjualan dekat tempat

penampungan akhir sampah pasar. Mungkin pedagang dan pembeli ini

tidak menyadari bahwa banyak penyakit yang mengancam bila meminum

minuman yang tidak higienis tersebut. Salah satunya yang sering terjadi

adalah penyakit diare yang bisebabkan oleh Rotavirus dengan lalat sebagai

vektornya.

Gambar 8. Minuman yang tidak higienis

Buang air kecil di sudut tangga

Satu hal ini merupakan pencemaran fisik dengan udara sebagai

transmisi agennya adalah udara, bahan pencemarnya adalah aroma yang

tidak sedap. Ada satu alasan mengapa oknum yang tidak bertanggung

jawab melakukan hal ini, yaitu karena letak WC yang berjauhan. Selain

itu, hal ini juga berbahaya pada bahan makanan yang dijual di dekat

tangga tersebut karena lalat yang hinggap di kotoran itu bisa hinggap juga

di bahan makanan maupun minuman. Salah satu yang menjadi bukti

bahwa ada oknum tertentu yang buang air kecil sembarangan adalah

gambar di bawah ini, bahwa ada tulisan berbunyi ”aja pada nguyuh nang

kene ya.”

24

Page 25: Laporan Praktek Lapangan @ Pasar Wage

Gambar 9. Peringatan dilarang buang air kecil

Perebusan bakso di dekat tumpukan sampah

Pada los daging di Pasar Wage ini juga menjual bakso siap beli,

para penjual biasanya membuat baksonya secara manual di los itu juga.

Tapi, ada salah satu yang kurang sedap dipandang, yaitu para penjual

merebus baksonya memakai kompor gas lantai dan posisinya begitu dekat

dengan tempat sampah. Berbagai agen pencemar bisa masuk ke dalamnya

salah satunya adalah debu sandal dari para pengunjung, mikroba sampah,

dan berbagai agen pencemar lainnya.

a. Jenis aktivitas

Proses perebusan bakso dalam pasar ini dilakukan di tempat

penjualan daging dengan kondisi berlalat, dan di sekitarnya terdapat

tumpukkan sampah – sampah. Tidak hanya itu yang menjadikan proses

perebusan bakso ini penuh dengan agen penyakit, namun juga karena

peletakkan panci kompor dan peralatan lainnya di lantai. Perlu

diketahui, bahwa pada lantai tempat penjualan daging terdapat banyak

sekali ceceran – ceceran darah segar yang menetes dan mengakibatkan

genangan pada lantai dengan ceruk sebelum darah tersebut mengering,

dalam prosesnya panci untuk merebus juga tidak menggunakan tutup

dan bakso yang telah matang diletakkan disampingnya dengan wadah

terbuka pula. Sehingga dapat dibayangkan bahwa betapa tidak

higienisnya proses dan lingkungan pembuatan bakso ini.

25

Page 26: Laporan Praktek Lapangan @ Pasar Wage

b. Agen Berbahaya

Agen biologi berbahaya yang terdapat dalam aktivitas ini

adalah mikroorganisme yang terdapat dalam sampah. Bakteri patogen

yang berada dalam sampah bisa dengan mudahnya mencemari bakso

walau sampah yang ditumpuk merupakan sampah kering dengan bau

yang sangat tidak sedap. Mengenai ceceran darah hewan yang terdapat

diceruk – ceruk lantai, kemungkinan patogen didalamnya dapat

menginfeksi dimana makanan berfungsi sebagai medium kultur untuk

pertumbuhan patogen hingga mencapai jumah yang memadai untuk

menimbulkan infeksi bagi pengkonsumsi makanan tersebut. Infeksi ini

disebabkan oleh Salmonela sp, Listeria, Vibrio parahaemolyticus, dan

Escherichia coli, enteropatogenik.

c. Transmisi agen

Dalam menyebarkan patogen, transmisi lingkungan dapat

melalui udara dan makanan

d. Rute Pemajanan

Masuknya patogen kedalam tubuh dapat melalui dua cara yakni

melaui pencernaan dengan menempelnya mikroorganisme patogen

kedalam makanan (ingesti) dan patogen dalam darah serta sampah

dapat pula masuk menuju tubuh melalui hirupan udara yang

mengandung mikroorganisme (inhalasi).

26

Page 27: Laporan Praktek Lapangan @ Pasar Wage

Gambar 10. Perebusan bakso dekat tempat sampah

Gambar 11. Perebusan bakso di lantai

2.4.8 Penjualan Tembakau yang Mengganggu Sistem Pernapasan

Penjualan tembakau dapat mengganggu sistem pernapasan

manusia, karena didalam tembakau terkandung bahan-bahan berbahaya

seperti tar, nikotin, dan karbon monoksida, serta bau. Bahan berbahaya

tersebut diinhalasi oleh manusia melalui transmisi udara. Bahan

berbahaya tersebut termasuk ke dalam agen kimia.

27

Page 28: Laporan Praktek Lapangan @ Pasar Wage

Gambar 12. Tembakau kering

2.4.9 Sampah

Gambar 13. Gambar 14.

Penumpukkan sampah pada atap kios Genangan air pada sampah

a. Jenis Aktivitas

Penumpukan sampah di sudut – sudut pasar dan di tempat yang

terbuka sehingga penumpukkan menimbulkan genangan air yang mengalir

memasuki kawasan pedagang yang menjajakan dagangannya. Tidak hanya

itu, penumpukkan sampah pun terjadi pada atap kios lantas satu yang

berasal dari pembuangan sampah pedagang - pedagang dari lantai dua.

Meskipun biasanya sampah – sampah yang ditumpuk merupakan sampah

organik. Di muka salah satu tempat penumpukkan sampah yang paling

besar terdapat tempat penjualan minuman.

28

Page 29: Laporan Praktek Lapangan @ Pasar Wage

b. Agen Berbahaya

1. Agen biologis menjadi sumber pencemar yang terbesar dari aktivitas

ini. Dalam kegiatan penumpukan sampah menimbulkan lalat – lalat

yang berterbangan, apalagi penumpukan sampah biasanya dilakukan

dekat dengan kawasan perdagangan. Hal ini menjadi ancaman

tersendiri bagi kesehatan. Tidak hanya lalat, namun dalam sampah

terdapat ratusan mikroorganisme lain penyebab penyakit. Khususnya

mikroba dalam genangan air sampah seperti virus dalam air

(Salmonella sp. dan virus Dengue) dan plasmodium. Pada sampah

organik terdapat mikroba jenis bakteri Selulotik, bakteri Proteolitik,

jamur Rhizobium dan Candida albicans, Azospirilum, Mikoriza,

Actinomycetes dan larva cacing Taenia sp. Pada sampah anorganik

terdapat mikroba bakteri Sphingomonas dan Pseudomonas.

2. Agen kimia juga menduduki peranannya dalam aktivitas ini. Dalam

penumpukan sampah biasanya terdapat kehadiran zat metan hasil dari

penumpukan sampah selama beberapa lama (antara 5 jam – 10 jam).

Pembentukan gas metan sangat dipengaruhi oleh aktivitas bakteri

metan. Dalam aktivitasnya bakteri metan juga memerlukan kondisi

lingkungan yang optimum.

c. Transmisi agen

Transmisi jalan masuk bagi agen berbahaya lewat udara dan tanah.

d. Rute Pemajanan

Mekanisme masuknya agen penyakit terhadap manusia dalam

masalah penumpukan sampah ini adalah lewat hirupan udara yang telah

tercemar oleh patogen dalam penumpukan sampah, dapat pula melalui

kontak kulit apabila terdapat orang yang tidak sengaja menyentuh sampah

yang didalamnya terdapat mikroorganisme sehingga pada akhirnya dapat

masuk kedalam tubuh kita melalu ingesti.

29

Page 30: Laporan Praktek Lapangan @ Pasar Wage

2.4.10 Daging

a. Jenis Aktivitas

Penjualan daging ayam dan jeroan didalam pasar ini tidak

memenuhi standar hiegene yang cukup baik. Masih sangat banyak lalat

berkerumun menghinggapi dagangan yang dijajakan. Tidak jarang

dikawasan penjualan daging tersebut terjadi penumpukan sampah yang

menyebabkan semakin banyaknya lalat yang terbang mengelilingi sampah

dan dagangan yang dijajaki tersebut.

Gambar 15. Daging yang terdapat lalat Gambar 16. Lalat pada hati ayam

b. Agen Berbahaya

Agen Biologis terdapat dalam aktivitas ini. Berbagai

mikroorganisme yang terdapat dalam tubuh lalat dapat terbawa dan

menempel pada bahan makanan yang dijajakan tersebut. Mikroorganisme

yang terdapat pada hewan hidup dapat terbawa ke dalam daging segar dan

mungkin bertahan selama proses pengolahan. Banyak hewan-hewan yang

disembelih membawa mikroorganisme seperti Salmonella dan

Campylobacter, selain mikroorganisme yang secara alami terdapat pada

saluran pencernaan seperti Clostridium perfringens, Escherichia coli,

Yersinia entercolitica dan Listeria monocytogenes. Selain itu daging yang

telah tercemar sebelumnya memungkinkan terdapat berbagai parasit

penyebab penyakit yang masih berada dalam daging berupa larva dari

Taenia saginata, Diphyllobothrium latum, Taenia solium,

Trichinellaspiralis yang menyebabkan penyakit cacingan pada manusia.

30

Page 31: Laporan Praktek Lapangan @ Pasar Wage

c. Transmisi Agen

Transmisi agen pencemaran dalam hal ini adalah lalat sebagai

vektor penyakit, makanan dan air yang tercemar.

d. Rute Pemajanan

Masuknya mikroorganisme patogen yang dibawa oleh vektor yaitu

lalat dari tumpukan sampah ke dalam bahan makanan yang dijajakan

seperti daging, ayam dan jeroan. Sehingga apabila bahan – bahan tersebut

pada saat dimasak tidak dilakukan proses pengolahan yang sempurna,

kandungannya masih terdapat dalam makanan sehingga akan

menyebabkan penyakit pada manusia.

2.4.11 Karat dalam Alat makanan

Gambar 17. Alat penggiling cabai berkarat

a. Jenis aktivitas

Penggunaan alat parutan kelapa dan alat pengiling cabe yang sudah

sangat lama dipakai memang selalu berdampak pada timbulnya karat besi

di bagian alat pemarut tersebut. Tidak hanya itu pisau yang telah berkarat

masih digunakan para pedagang untuk memotong bahan dagangannya

seperti daging dan ikan. Hal inilah yang menyebabkan individu terinfeksi

penyakit berbahaya akibat penggunaan alat pengolah makanan yang tidak

memenuhi standar kebersihan yang seharusnya.

31

Page 32: Laporan Praktek Lapangan @ Pasar Wage

b. Agen Berbahaya

1. Agen mekanik menjadi dasar penyebab penyakit dalam hal ini.

Penggunaan peralatan besi tanpa mengindahkan kebersihan dan

perawatan pergantiannya menyebabkan dampak yang berbahaya bagi

kesehatan, apalagi bila individu pengguna tidak berhati – hati dengan

penggunaan alat tersebut, maka individu tersebut dapat mengalami

kecelakaan dalam kerja.

2. Agen biologi terdapat dalam mikroorganisme yang timbul akibat

perkaratan besi di dalam penggunaan alat parut tersebut. Bakteri yang

biasanya timbul dalam kondisi seperti ini adalah Clostridium tetani.

Bakteri ini sangat patogen apabila telah menginfeksi manusia,

sehingga manusia yang terpapar dapat terkena penyakit tetanus yang

dapat menyebabkan penyakit serius yang berujung kematian.

3. Agen kimia yang terdapat dalam proses pemarutan kelapa dapat timbul

akibat persenyawaan yang terjadi dalam kondisi karat dalam besi

sehingga pada akhirnya muncur infektifitas oleh logam seperti Fe.

Karat dengan rumus kimia Fe2O3.xH2O dapat timbul pada peralatan

dari besi yang merupakan hasil dari korosi. Korosi timbul karena

reaksi kimia yang permukaannya terkena langsung pada air dan

oksigen (oksidasi). Dan karat ini sangat mudah larut dalam makanan.

Agen kimia lain berupa gas yang ditimbulkan dalam proses

penggilingan kelapa, pada saat melakukan proses penggilingan mesin

mengeluarkan gas mengepul yang dapat memenuhi ruangan.

Kandungan CO (karbon monoksida) dalam asap tersebut sangat

membahayakan kesehatan saluran pernafasan individu yang

menghirupnya.

c. Transmisi agen

Masuknya penyakit ke dalam tubuh manusia dapat melalui

transmisi udara, air, makanan dan kontak langsung.

d. Rute Pemajanan

Rute pemajanan agen terhadap tubuh manusia dapat melalui kontak

secara langsung yaitu terhadap peralatan berkarat yang dapat melukai

32

Page 33: Laporan Praktek Lapangan @ Pasar Wage

individu secara langsung, dengan cara kandungan Fe mikroorganisme lain

langsung masuk kedalam tubuh melalui peredaran darah pada kulit dengan

luka terbuka (kontak kulit). Rute lainnya yang sangat memungkinkan

untuk masuknya agen penyakit melalui makanan yang diproses di dalam

peralatan yang telah berkarat dapat masuk ke dalam tubuh individu

melalui saluran pencernaan ( ingesti). Dan rute melalui hirupan individu

yang berada dalam lingkungan tersebut saat mesin penggiling beroperasi,

sehingga asap yang mengandung karbon monoksida dapat masuk ke dalam

tubuh melalui saluran pernafasan (inhalasi).

2.4.12 Polusi

Gambar 18. Polusi kendaraan bermotor

a. Jenis Aktivitas

Polusi yang dimaksud dalam aktivitas ini adalah pada saat lalu -

lalang kendaraan bermotor disepanjang pasar. Sehingga kandungan dari

polusi udara dapat mencemari barang – barang dagangan tersebut.

Biasanya pedagang yang menjajakan bahan makan seperti ayam, ikan,

buah – buahan, sayuran, dan kue - kue tidak memakai tutup untuk

melindungi barang dagangannya dan menghindarinya dari pencemaran

polusi.

33

Page 34: Laporan Praktek Lapangan @ Pasar Wage

b. Agen Berbahaya

Agen Kimia berbahaya yang dapat masuk ke dalam tubuh individu

biasanya berupa kandungan logam berat yang terkandung dalam asap

kendaraan bermotor yang dapat berupa unsur-unsur beracun  seperti :

1. Karbon monoksida (CO)

2. Karbon dioksida (CO2)

3. Partikulat

4. Ozon

5. Timbel( Pb)

6. Sulfur dioksida ( SO2)

Zat – zat berbahaya tadi pada akhirnya dapat menimbulkan

penyakit seperti infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang dapat

menimbulkan penyakit yang berhubungan seperti :

1. Bronchitis kronika.

2. Emphysema pulmonum.

3. Bronchopneumonia.

4. Asthma bronchiale.

5. Cor pulmonale kronikum.

c. Transmisi agen

Transmisi agen yang dapat dijumpai melalui udara dan makan.

d. Rute pemajanan

Masuknya zat berbahaya dalam asap kendaraan bermotor ke dalam

tubuh dapat terjadi saat individu menghidup asap secara langsung tanpa

menutupi mulut atau hidungnya. Dan para pedagang yang biasanya sibuk

menjual dagangannya berada di bawah tanpa menggunakan meja sudah

pasti tidak akan menutup mulut atau hidungnya. Lokasi pedagang yang

hanya menggunakan karung sebagai alas barang dagangannya tanpa

menggunakan meja, memberikan kemudahan dalam penghirupan asap

dari knalpot motor yang kebetulan lewat dihadapannya dan zat toksik tadi

akan memasuki tubuh melewati saluran pernapasan (inhalasi).

Tidak hanya itu agen kimia juga dapat mengendap sebagian

melalui partikelnya di dalam bahan makanan yang dijual tanpa

34

Page 35: Laporan Praktek Lapangan @ Pasar Wage

menggunakan pembungkus dan masuk ke dalam tubuh melalui saluran

pencernaan (ingesti).

35

Page 36: Laporan Praktek Lapangan @ Pasar Wage

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Lingkungan merupakan salah satu pengaruh perilaku kesehatan, seperti

dalam konsep perilaku kesehatan H.L Blum, dalam teori John Gordon, lingkungan

juga menjadi salah satu penguat terjadinya penyakit. Pencemaran lingkungan yang

ada di lingkungan sekitar kita yaitu pencemaran udara ambien, pencemaran air,

pencemaran sampah padat, pencemaran pestisida, pencemaran tanah, dan

pencemaran suara. Pencemaran tersebut dapat menyebabkan berbagai macam

penyakit yang agennya pun beragam. Agen-agen pencemar pun mempunyai 6

jenis yaitu agen biologi, agen fisik, agen kimia, agen mekanik, agen nutrisi, dan

agen sosial. Transmisi agen-agen tersebut dapat melalui 3 cara, yaitu melalui

udara, air, makanan dan tanah. Pemaparan penyakit tersebut dapat melalui

inhalasi, ingesti, dan kontak kulit. Masih banyak pencemaran yang belum bisa

tertangani secara baik.

Interaksi manusia dengan lingkungan merupakan suatu proses yang

wajar dan terlaksana sejak manusia itu dilahirkan sampai ia meninggal. Akan

tetapi, dalam proses interaksi tersebut tidak selalu didapatkan keuntungan,

kadang-kadang bahkan manusia mendapat kerugian. Hal ini berdasarkan

hubungan timbal balik yang dilakukan manusia dengan lingkungannya, apabila

manusia berbuat yang terbaik bagi alam, maka alam pun akan bertindak demikian

bagi manusia. Kebalikannya, apabila manusia melakukan kerusakan, maka alam

pun akan membalasnya. Jadi, di dalam lingkungan terdapat faktor-faktor yang

dapat menguntungkan manusia (eugenik) dan ada pula yang merugikan manusia

(disgenik). Usaha-usaha di bidang kesehatan lingkungan ditujukan untuk

meningkatkan daya guna faktor eugenik dan mengurangi peran atau

mengendalikan faktor disgenik. Secara naluriah manusia memang tidak dapat

menerima kehadiran faktor disgenik di dalam lingkungan hidupnya, oleh

karenanya ia selalu berusaha untuk selalu berusaha untuk selalu memperbaiki

keadaan sekitarnya sesuai dengan kemampuannya. Sehingga untuk mengurangi

pencemaran tersebut harus dimulai dari diri kita sendiri dan pada saat ini juga

36

Page 37: Laporan Praktek Lapangan @ Pasar Wage

dengan menjaga lingkungan seperti contoh tidak membuang sampah

sembarangan.

37

Page 38: Laporan Praktek Lapangan @ Pasar Wage

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Rukaesih.2004.Kimia Lingkungan.Yogyakarta:ANDI

Cauvain, S.P.A & L.S.Young.2007.Technology of Bread Making.NewYork:Spanger

Chandra, Budiman.2007.Pengantar Kesehatan Lingkungan.Jakarta:EGC

Fardiaz, Srikandi.1992.Polusi Air dan Udara.Yogyakarta:Kanisius

Mukono.2003.Pencemaran Udara dan Pengaruhnya Terhadap Gangguan Saluran Pencernaan.Surabaya:Airlangga University

Mukono.2005.Toksikologi Lingkungan.Surabaya:Airlangga University

Mukono, H. J.2000.Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan.Surabaya:Airlangga University Press

Palar, Heryando.1994.Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat.Jakarta:Rineka Cipta

Sastrawijaya, Tresna.2009.Pencemaran Lingkungan.Jakarta:Rineka Cipta

Soemirat, Juli.1994.Kesehatan Lingkungan.Yogyakarta:Gadjah Mada University Press

Wardhana, Wisnu Arya. 1995. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta: ANDI

Kompas, Rabu 19 Januari 2005

http://ilmupangan.com/index.php?option=com_content&task=view&id=39&Itemid=44

http://kuliah.ftsl.itb.ac.id/wp-content/uploads/2009/03/pengantar-pengolahan-air-bersih-compatibility-mode.pdf

http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-albiner3.pdf

http://sains.kompas.com/read/2009/12/07/07514859/.racun.di.asap.kendaraan

http://www.akademik.unsri.ac.id/download/journal/files/padresources/No.02%20paper-skim-Roni1.pdf

http://www.akademik.unsri.ac.id/download/journal/files/udejournal/gunam070202008(1).pdf

38