laporan praktikum 1
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI
BEKERJA DI RUANG PRAKTIK MIKROBIOLOGI
OLEH
NAMA : RINI WIDYAWATI
NIM : H1E108061
KELOMPOK : V (LIMA)
ASISTEN : NOOR HARIYATI
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
Oktober, 2010
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mikrobiologi adalah bagian dari ilmu pengetahuan alam yang mempelajari
tentang jasad renik dan mencakup bentuk, kehidupan, diversitas, evolusi,
aktivitas yang berkaitan dengan manusia, serta perananya sebagai bacic biological
science. Bidang mikrobiologi terbagi menjadi 2 (dua) yaitu mikrobiologi dasar
dan mikrobiologi terapan. Mikrobiologi dasar mengarah pada pengetahuan dasar
tentang sel dan populasi sepertiklasifikasi, morfologi, fisiologi, ekologi, genetika
dan biokimia yang berkaitan dengan jasad renik. Sedangkan mikrobiologi terapan
mencakup bidang yang tak terbatas yang meliputi tanah, air, udara, lingkungan,
pangan, kedokteran, laut, industri, dan sebagainya (Dwidjaoseputro, 1994)
Mikroorganisme merupakan makhluk hidup dengan jumlah terbanyak,
kerapatan tertinggi dan jenis terbanyak namun ukurannya mikroskopis. Dari fakta-
fakta yang terungkap mengenai mikroorganisme maka saat ini dunia mikrobiologi
semakin maju. Banyak penelitian dilakukan guna menggungkap jenis, manfaat
baik dari segi positif ataupun negatif dari mikroorganisme berlomba-lomba
diungkap oleh scientist di seluruh dunia. Kemajuan dunia mikrobiologi tidak lepas
dari alat-alat serta bahan yang mendukung, kelengkapan laboratorium
mikrobiologi pun kian berkembang. Hal inilah yang menjadikan pentingnya
menguasai cara pemakaian alat yang ada di laboratorium biologi agar dunia
mikrobiologi kian berkembang (Chan & Pelzar, 2007).
Salah satu hal yang menunjang dalam pembelajaran mikrobiologi adalah
laboratorium. Laboratorium digunakan untuk melakukan pecobaan-percobaan
yang dilakukan untuk memahami lebih dalam tentang hal-hal yang berkaitan
dengan jasad renik. Bekerja di Laboratorium selalu memungkinkan terjadinya
suatu kecelakaan. Satu-satunya jalan untuk menghindari kecelakaan tersebut
adalah dengan bekerja secara cermat dan hati-hati (Lim, 1998).
Peralatan merupakan suatu bagian yang mendasari pembuatan suatu
laboratorium, baik itu laboraturium yang sederhana (praktikum) maupun untuk
tujuan penelitian (laboratorium penelitian). Pengenalan alat-alat laboratorium
merupakan hal yang sangat penting sebelum melakukan percobaan, karena dapat
memperlancar kegiatan praktikum sera menghindari penyalahgunaan fungsi setiap
alat akibat ketidaktahuan seorang praktikan (Lim, 1998).
Praktikum di laboratorium merupakan bagian dari proses pembelajaran.
Pada saat praktikum terjadi interaksi antara mahasiswa dan mahasiswa,
mahasiswa dengan asisten, mahasiswa dengan analis, dan mahasiswa dengan
dosen. Selain itu, mahasiswa juga bekerja dengan berbagai alat dan bahan yang
kemungkinan dapat menimbulkan bahaya jika salah menggunakannya. Untuk
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, seluruh pengguna laboratorium harus
mengetahui alat serta mematuhi peraturan di laboratorium (Lay, 1992). Oleh
karena itu sebelum bekerja di dalam laboratorium mikrobiologi kita harus
mengenal alat-alat yang ada serta mengetahui cara penggunaan dan fungsinya.
Penelitian yang dilakukan di dalam laboratorium mikrobiologi memiliki risiko
potensial yang tinggi untuk terserang oleh bakteri-bakteri berbahaya karena
banyak partikel-partikel biologi yang berasosiasi dengan beberapa aspek (Penn,
1991).
Ada teknik-teknik dasar tertentu yang harus dipelajari oleh para peneliti
mikrobiologi untuk digunakan dalam laboratorium. Pengetahuan akan teknik-
teknik ini sangatlah penting untuk dapat menunjang tercapainya pemeriksaan
mikrobiologis secara optimal. Teknik ini digunakan dalam memelihara kuman
(bakteri), mengisolasi dalam biakan murni, mengamatinya, dan mengidentifikasi
organisme (Volk dan Wheeler, 1993).
Pekerjaan di laboratorium tentunya mengandung resiko. Bahaya yang
berkaitan dengan penanganan yang mengandung mikroorganisme patogen di
laboratorium dapat dibagi dalam 2 golongan:
1. Ditimbulkan dari pelaksanaan suatu teknik laboratorium. Setiap langkah
kegiatan laboratorium mikrobiologi klinik.
2. Merupakan akibat kecelakaan laboratorik, misalnya pecahnya tabung, atau
petri mengandung mikroorganisme, gigitan hewan percobaan, tumpahan, dan
sebagainya (Dorland, 2002).
Persyaratan mutlak untuk mendapatkan hasil yang baik bekerja di
laboratorium di antaranya yaitu sikap pekerja sejak awal harus bekerja dengan
rajin, teliti, teratur dan bersih. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain meja
kerja harus selalu dalam keadaan bersih dan kering, alat-alat yang digunakan juga
harus bersih (Lay, 1992).
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memperkenalkan mahasiswa
prinsip-prinsip berpraktikum, alat/bahan, serta cara penggunaan dan pemeliharaan
yang baik.
BAB II
METODE PRAKTIKUM
2.1 Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada pukul 10.45-13.00 WITA, hari Selasa tanggal
5 Oktober 2010. Bertempat di Laboratorium Mikrobiologi Lab. Dasar FMIPA
UNLAM, Banjarbaru.
2.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum imi adalah inkubator, freezer,
sentrifuge, neraca analitik, otoklaf, waterbath, shaker, efendorf, tabung reaksi,
erlenmeyer, gelas piala, pipet volumeter, spectonik 20 D, mikroskop, colony
counter, jarum ose, vortex mixer, laminer flow, hot plate dan kamera digital.
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini tidak ada karena percobaan ini
hanya menjelaskan tentang fungsi alat-alat dan cara penggunaanya.
2.3 Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang dilakukan dalam percobaan ini adalah
1. Diamati semua alat dan bahan yang ada diruang mikrobiologi, yang meliputi:
inkubator, freezer, sentrifuge, neraca analitik, otoklaf, waterbath, shaker,
efendorf, tabung reaksi, erlenmeyer, gelas piala, pipet volumeter, spectonik
20 D, mikroskop, colony counter, jarum ose, vortex mixer, laminer flow dan
hot plate.
2. Dicatat pada lembar pengamatan fungsi adari masing-masing alat-alat
tersebut.
3. Difoto alat-alat tersebut
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Hasil yang dapat diperoleh dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil Praktikum
No Nama Alat Gambar Fungsi/Keterangan
1. Gelas Ukur Untuk mengukur larutan
yang akan digunakan.
2. Erlenmeyer Untuk mencampur larutan
pada saat pembuatan
media.
3. Gelas Beker Untuk mengukur larutan.
4. Jarum Ose Untuk memindahkan
mikrobia (inokulasi).
5. Cawan Petri Untuk tempat meletakkan
media dan mikrobia.
No Nama Alat Gambar Fungsi/Keterangan
6. Tip Pipet Untuk mengambil bakteri
yang berukuran 0,01
mikro.
7. Tube Untuk tempat menyimpan
bakteri.
8. Spatula &
Sendok
Untuk mengambil media
dalam bentuk bubuk.
9. Inkubator Untuk menginkubasi
mikrobia.
10. Destilator Untuk membuat aquades.
11. Waterbath Untuk mencairkan media
yang sudah beku ataupun
suhu tertentu.
12. Colony Counter Untuk menghitung jumlah
koloni mikroba dengan
satuan Cfu/ml.
No Nama Alat Gambar Fungsi/Keterangan
13. Mikroskop
Elektron
Untuk memperbesar
bayangan dari objek
pengamatan.
14. Spectronic 20D/
Spektrofotometer
Untuk menghitung jumlah
mikroba berdasarkan
tingkat kekeruhan.
15. Shaker Untuk menghomogenkan
suatu larutan.
16 Tabung Reaksi Untuk meletakkan media
bakteri selain cawan petri.
17. Batang Pengaduk Untuk mengaduk suatu
larutan.
18. Pipet Volumetrik Untuk mengambil suatu
larutan ataupun bakteri
.
No Nama Alat Gambar Fungsi/Keterangan
19. Spreader Untuk menyebarkan
bakteri yang berada pada
cawan petri.
20. Sentrifuge Untuk memisahkan larutan
dengan endapan.
21. Autoclave Untuk sterilisasi
pemanasan basah.
22. Freezer Untuk menyimpan media
maupun bakteri dengan
suhu mencapai titik beku
air.
23. Neraca Analitik Untuk menimbang bahan
secara akurat.
No Nama Alat Gambar Fungsi/Keterangan
24. Oven Untuk sterilisasi
pemanasan kering.
25. Laminar Air
Flow
Untuk tempat proses isolasi
mikroba.
26. Vortex Mixer Untuk menghomogenkan
suatu larutan.
27. Bunsen &
Spritus
Untuk alat pembakaran
jarum ose sebelum
digunakan.
28. Magnetic Stir Untuk membantu dalam
menghomogenkan suatu
larutan.
29. Hot Plate Untuk memanaskan dalam
pembuatan media serta
menghomogenkan larutan.
3.2 Pembahasan
Pada umumnya alat-alat yang ada di laboratorium mikrobiologi terbuat dari
bahan gelas. Hal ini dikarenakan alat-alat tersebut bahan tahan panas, tidak dapat
bereaksi dengan zat-zat kimia, koefesien muai kecil, mudah dibersihkan dan
disterilkan seperti pipet, gelas ukur, erlenmeyer, tabung reaksi dan lain-lain.
Bahan gelas ini dapat dibersihkan dengan akuades ataupun larutan lainnya yang
dapat mengangkat kotoran dari permukaan alat, misalnya minyak yang berada
pada alat gelas dapat dibersihkan dengan larutan sabun. Selain itu alat gelas
umum digunakan karena memudahkan dalam pengukuran suatu larutan, karena
larutan yang dituangkan dalam alat gelas akan membentuk miniskus, sehingga
keakuratan pengukuran lebih tinggi ketelitiannya.
Alat-alat gelas ini juga merupakan peralatan yang mudah pecah. Sehingga
dalam menggunakan alat ini harus hati-hati dan teliti. Sebelum dipergunakan alat-
alat gelas harus diperiksa dengan teliti apakah ada cacat pada peralatan tersebut.
Alat-alat gelas harus dibersihkan secara cermat agar pereaktan atau bahan yang
digunakan sebelumnya tidak tertinggal atau menempel pada permukaan gelas
sehingga tidak mempengaruhi hasil pecobaan pada praktikum sebelumnya dan
disimpan dalam keadaan steril agar tidak ada bakteri yang tertinggal pada
peralatan tersebut. Data yang dihasilkan dapat menjadi tidak akurat jika
percobaan dilakukan dalam wadah yang terkontaminasi.
Selain benda-benda yang terbuat dari bahan gelas, dalam laboratorium
mikrobiologi juga terdapat alat-alat untuk mensterilisasi benda/alat yang
digunakan di dalam laboratorium dan media bakteri. Adapun alat-alat yang
digunakan untuk sterilisasi adalah sebagai berikut :
Otoklaf merupakan salah satu alat yang digunakan untuk sterilisasi basah
yang menggunakan uap air panas yang bertekanan tinggi. Uap air yang
bertekanan ini akan mencapai temperatur 121°C pada saat tekenannya
mencapai 1-2 atmosfer. Otoklaf ini memiliki ruang uap berdinding rangkap
yang diisi dengan uap jenuh bebas udara dan dipertahankan pada suhu yang
ditentukan selama periode waktu yang dikehendaki. Pada alat ini bahan-bahan
yang akan disterilkan dipanaskan sampai 121C selama 15 sampai 20 menit
pada tekanan uap 15 pon per inci persegi. Udara merupakan penghatar panas
yang buruk, oleh sebab itu harus dikeluarkan dari ruangan otoklaf. Rongga di
dalam otoklaf tidak boleh terlalu penuh diisi dengan benda-benda yang akan
disterilkan supaya dapat terjadi aliran uap yang cukup baik.
Oven merupakan salah satu alat yang digunakan sterilisasi kering. Prinsip
kerjanya dengan menggunakan udara panas untuk mengangkat uapa air yang
terkandung dalam alat. Temperaturnya mencapai 70° C.
Bunsen & spritus merupakan salah satu alat yang digunakan untuk sterilisai
kering. Sterilisasi ini dengan cara pemijaran. Setelah melakukan pemanasan
maupun sterilisasi alat, api harus langsung ditutup dengan tutupnya karena
bisa menimbulkan ledakan.
Alat-alat yang ada di laboratorium mikrobiologi selain untuk sterilisasi ada
juga yang digunakan sebagai tempat penyimpanan mikroba, menghitung jumlah
koloni, menghitung jumlah mikroba berdasarkan tingkat kekeruhannya,
menghomogenkan larutan, mengukur larutan dan lain-lain. Adapun alat-alat
tersebut beserta kegunaannya adalah sebagai berikut :
Inkubator yang merupakan alat penyimpanan yang sudah cukup canggih,
keuntungannya dapat diatur suhu yang diinginkan, kemungkinan terjadi
penurunan suhu sangat kecil. Suhu akan mengalami penurunan jika listrik
padam, sehingga perlu sekali kehati-hatian dalam menyimpan bahan
menggunakan alat ini.
Freezer merupakan alat penyimpanan yang digunakan untuk menyimpan
bahan ataupun biakkan bakteri yang memerlukan suhu dibawah titik beku .
Colony counter merupakan alat yang digunakan dalam perhitungan mikroba,
pada bagian atasnya dilengkapi dengan luv, serta alat seperti pena yang
digunakan untuk menghitung koloni mikroba
Spectronic 20 D/Spektrofotometer merupakan alat ukur kepadatan jumlah
bakteri berdasarkan kekeruhan atau turbiditas media yang biasanya adalah air.
Alat ini mengandalkan bantuan cahaya jadi pengukuran harus pada tempat
yang cahayanya sesuai. Kekurangannya yaitu mencari tempat dengan cahaya
yang tepat sangatah sulit selain itu alat-alat ukur biasnya sulit dipindahkan
karena kalibrasinya sulit.
Vortex mixer merupakan alat untuk penghomogenan larutan dengan gaya
dorong depan dan belakang dan ada kayu yang digunakan untuk menahan
tabung, gelas maupun alat lainnya yang digunakan untuk menghomogenkan
larutan.
Shaker merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk menghomogenkan
sampel medium (mikrobanya). Alat ini dapat bergerak terus menerus sehingga
mampu menjaga medium homogen, sehingga pemakai alat ini tidak perlu lagi
untuk terus-menerus mengaduk medium untuk menjaga agar tetap homogen.
Jarum Ose, merupakan jarum yang terbuat dari bahan logam krom atau
platina, gagang logam bersambung dengan pegangannya. Jika pada cawan bi-
asanya digunakan jarum dengan ujung lancip sedangkan jika ingin mengambil
mikroba dari tabung menggunakan jarum dengan ujung bulat.
Waterbath (penangas air) merupakan alat yang digunakan untuk
mempertahankan kondisi suhu air pada posisi dan waktu tertentu. Untuk
menahan alat yang direndam agar posisinya tetap bisa digunakan kayu untuk
menahannya.
Hot plate merupakan alat yang berfungsi untuk memanaskan bahan atau
media (mencairkan media). Bisa juga digunakan untuk membantu
pencampuran dua bahan yang pada proses pencampurannya memerlukan
pemanasan. Kelemahan hot plate yaitu tidak dapat diatur secara tepat suhunya
dan juga tidak dapat dikondisikan untuk mempertahankan suhu karena
akumulasi panas akan menyebabkan kenaikan suhu secara perlahan. Biasanya
dalam pencampuran menggunakan hot plate juga digunakan magnetik stirer .
Magnetik stirer merupakan alat yang berfungsi untuk mengaduk-aduk bahan
yang dicampurkan. Dengan magnetik stirer kita tidak perlu mengaduk secara
manual
Mikroskop merupakan alat yang digunakan untuk melihat makhluk hidup
berukuran mikroskopik. Alat optik yang terdiri dari satu atau lebih lensa yang
memproduksi gambar yang diperbesar dari sebuah benda yang ditaruh di
bidang focal dari lensa tersebut. Mikroskop elektron menggunakan sumber
listrik sebagai energi cahaya. Biasanya dapat digunakan minyak imersi untuk
meningkatkan indeks bias pada perbesaran 10 x 100.
Laminar air flow merupakan suatu tempatyang berfungsi untuk tempat khusus
untuk proses isolasi sutu mikroba laminer flow ini terdiri atas blower (untuk
mengeluarkan udara kotor/sisa), light (untuk penerangan), dan UV (untuk
mensterilkan). Radiasi UV ini sangat berbahaya karena dapat merusak
jaringan tubuh bahkan menyebabkan kemandulan.
Destilator merupakan alat yang digunakan untuk membuat akuaddes dan
penyulingan air.
Sentrifuge merupakan alat yang digunakan untuk memisahakan larutan dengan
endapan
Cawan petri merupakan alat yang digunakan sebagai wadah media yang akan
ditumbuhi mikroba. Alat ini mempunyai kelebihan berupa kemudahan dalam
proses perhitungan mikroba karena pembiakan mikroba dilakukan dalam skala
kecil sehingga dapat diambil sampel dengan perbandingan tertentu.
Kelemahannyayaitu tidak dapat digunakan dalam pembiakkan mikroba skala
besar.
Tabung reaksi merupakan alat gelas yang berbentuk silindris yang mempunyai
fungsi sama dengan cawan petri hanya saja media yang diletakkan disini
dimiringkan sampai kemiringan tertentu, biasanya 30°-45°, atau bisa diisi
dengan media cair. Kekurngan alat ini yaitu tidak memberi kemudahan dalam
menghitung mikroba secara langsung maupun pengamatan terhadap
karakteristik mikroba sendiri.
Erlenmeyer merupakan alat yang mempunyai bentuk seperti kerucut dengan
bagian bawah lebih lebar dari pada bagian atasnya. Erlenmeyer berfungsi
untuk wadah media ataupun sebagai wadah pembuatan media, pemilihan
erlenmeyer untuk tempat pembuatan media karena bentuk erlenmeyer yang
mengecil pada bagian atas sehingga mengurangi resiko meluber karena
meluap saat didihkan. Kelemahan alat ini yaitu rentan terhadap goncangan
karena mudah pecah.
Gelas ukur dan gelas beker yang berfungsi untuk mengukur volume cairan
yang akan digunakan.
Pipet merupakan alat yang berfungsi untuk memindahkan/mengambil larutan
dalam jumlah sedikit. Sedangkan pipet volumeter berfungsi untuk
mengeluarkan dan meneteskan larutan dengan volume tertentu.
Pada saat bekerja di dalam laboratorium yang penting adalah kehati-hatian
dan ketelitian. Hal ini dilakukan guna untuk menghindari terjadinya kecelakaan
kerja, karena bekerja di dalam ruang laboratorium mikrobiologi, berhubungan
dengan alat-alat yang sensitif, dan bahan-bahan yang cukup berbahaya dan juga
mikroorganisme yang tak tampak oleh mata yang bisa saja merugikan bagi tubuh.
Prinsip-prinsip dalam berpraktikum yang harus diperhatikan antara lain,
semua alat dan bahan harus steril, menggunakan perangkat keselamatan kerja,
seperti jas lab, sandal karet, masker, dan lain-lain, juga memperhatikan prinsip
kerja dan penggunaan dari alat yang akan digunakan, saat bekerja dalam ruang
laboratorium mikrobiologi sebaiknya tidak banyak bicara karena memungkinkan
akan tercampurnya bakteri yang sedang di uji dengan mikroba lain yang berasal
dari tubuh kita, melakukan prosedur praktikum dengan cermat agar didapat hasil
yang maksimal.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Laboratorium merupakan tempat yang digunakan untuk melakukan suatu
penelitian ataupun praktikum yang dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang
diperlukan dalam penelitian ataupun praktikum. Salah satu fasiiltas dari
laboratorium adalah peralatannya. Dalam hal ini praktikum yang dilakukan
menggunakan laboratorium mikrobiologi. Peralatan-peralatan yang ada di
laboratorium ini kebanyakan terbuat dari gelas, hal ini dikarenakan bahan gelas
tahan panas, tidak dapat bereaksi dengan zat-zat kimia, koefesien muai kecil,
mudah dibersihkan dan disterilkan.
Alat-alat yang ada di laboratorium memiliki berbagai macam fungsi
tertentu. Fungsi alat-alat tersebut adalah untuk sterilisasi, tempat penyimpanan
mikroba, menghitung jumlah koloni, menghitung jumlah mikroba berdasarkan
tingkat kekeruhannya, menghomogenkan larutan, mengukur larutan dan lain-lain.
Dalam bekerja dilaboratorium mikrobiologi ini harus hati-hati dan teliti.
Hal ini dilakukan guna untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja, karena
bekerja di dalam ruang laboratorium mikrobiologi, berhubungan dengan alat-alat
yang sensitif, dan bahan-bahan yang cukup berbahaya dan juga mikroorganisme
yang tak tampak oleh mata yang bisa saja merugikan bagi tubuh.
4.2 Saran
Saran praktikan terhadap praktikum ini adalah sebaiknya dalam proses
praktikum, praktikan dituntut dalam kerjanya dan dijelaskan fungsi dari perlakuan
yang dilakukan. Selesai itu, hal yang paling penting dalam pelaksanaan
praktikum adalah kedisiplinan, karena kedisiplinan merupakan kunci kesuksesan
dalam pelaksanaan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Dorland, N. 2002. Kamus Kedokteran Dorland. EGC, Jakarta.
Dwidjaoseputro, O.1994. Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta.
Lay, W. 1992. Mikrobiologi. Rajawali Pers, Jakarta.
Lim, D.1998. Microbiologi 2nd Edition. Mobrow-Hill book. New york
Pelczar, MJ dan E.C.S Chan. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. UI Press. Jakarta
Penn, C. 1991. Handling Laboratory Microorganism. Open University, Milton Keynes, Philadelphia.
Volk, Wesley dan A Wheeler, MF. 1993. Mikrobiologi Dasar. Edisi 5 Jilid 1. Erlangga, Jakarta.