laporan praktikum 4

7
LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH DASAR (GKP 1201) PEMBELAJARAAN PRAKTIKUM IV MEMBANGUN KUNCI INTERPRETASI UNTUK BEBERAPA JENIS PENUTUP/PENGGUNAAN LAHAN Disusun Oleh: Nama : Fadhilah Indraswari NIM : 13/353233/GE/07685 Program Studi : Pembangunan Wilayah Hari, Tanggal : Jum’at, 28 Maret 2014 Waktu : 13.00 - 15.00 Asisten : Yudhistira Tri Nurteisa, S.si Lintang Dwi Candra LABORATORIUM PENGINDERAAN JAUH DASAR JURUSAN SAINS INFORMASI GEOGRAFI DAN PENGEMBANGAN WILAYAH FAKULTAS GEOGRAFI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

Upload: fadhilah-indraswari

Post on 20-Jan-2016

81 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

laprak

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM 4

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGINDERAAN JAUH DASAR (GKP 1201)

PEMBELAJARAAN PRAKTIKUM IV

MEMBANGUN KUNCI INTERPRETASI UNTUK BEBERAPA JENIS PENUTUP/PENGGUNAAN LAHAN

Disusun Oleh:

Nama : Fadhilah Indraswari

NIM : 13/353233/GE/07685

Program Studi : Pembangunan Wilayah

Hari, Tanggal : Jum’at, 28 Maret 2014

Waktu : 13.00 - 15.00

Asisten : Yudhistira Tri Nurteisa, S.si

Lintang Dwi Candra

LABORATORIUM PENGINDERAAN JAUH DASAR

JURUSAN SAINS INFORMASI GEOGRAFI DAN PENGEMBANGAN WILAYAH

FAKULTAS GEOGRAFI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2014

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM 4

MEMBANGUN KUNCI INTERPRETASI UNTUK BEBERAPA JENIS PENUTUP/PENGGUNAAN LAHAN

I. TUJUAN Melatih mahasiswa untuk dapat membangun kunci interpretasi berdasarkan observasi lapangan dan kenampakan lapangan sekaligus

II. ALAT DAN BAHAN1. Foto udara pankromatik sekitar kampus UGM skala 1:60002. Lembar transparansi3. Kertas HVS4. Spidol OHP5. Pensil warna6. Alat tulis

III. DASAR TEORI

Analisis citra penginderaan jauh melibatkan proses identifikasi berbagai target dalam sebuah citra, dan target tersebut dapat berupa kenampakan lingkungan alami atau buatan, yang terdiri dari titik, garis, atau area. Target dapat dijelaskan dalam hal cara merefleksikan atau memancarkan radiasi. Radiasi ini diukur dan direkan oleh sensor, dan akhirnya dicitrakan sebagai produk citra seperti foto udara atau citra satelit. Untuk mengamati perbedaan antara target dan latar belakang target tersebut melibatkan suatu proses yang membandingkan target yang berbeda dalam citra yang didasarkan pada sebagian atau semua unsur-unsur visual seperti rona, bentuk, ukuran, pola, tekstur, bayangan, dan asosiasi. Proses identifikasi target dalam citra penginderaan jauh didasarkan pada unsur-unsur visual tersebut agar kita dapat menginterpretasi dan menganalisis target secara baik (Baja, 2012).

Kunci interpretasi citra pada umumnya berupa potongan citra yang telah diinterpretasi serta diyakinkan kebenarannya, dan diberi keterangan seperlunya. Keterangan ini meliputi jenis obyek yang digambarkannya, unsur interpretasinya, dan keterangan tentang citra yang menyangkut jenis, skala, saat perekaman, dan lokasi daerahnya. Kunci interpretasi citra dimaksudkan sebagai pedoman dalam melaksanankan interpretasi citra. Ia dapat berupa kunci interpretasi citra secara individual maupun berupa kumpulannya. Kunci interpretasi citra dibedakan atas dasar lingkupnya dan atas dasar lainnya. Berdasarkan lingkupnya, kunci interpretasi citra dibedakan menjadi (1) kunci individual, (2) kunci subyek, (3) kunci regional, (4) kunci analog. (1) kunci individual yaitu kunci interpretasi citra yang digunakan untuk obyek atau kondisi individual, (2) kunci subyek yaitu kumpulan dari kunci individual yang digunakan untuk identifikasi obyek dalam suatu subyek atau kategori tertentu, (3) kunci regional adalah himpunan kunci individual untuk identifikasi obyek atau kondisi wilayah tertentu, (4) kunci analog merupakan kunci subyek untuk daerah yang terjangkau secara terrestrial dan dipersiapkan untuk daerah lainnya yang tidak terjangkau. Selain itu, kunci interpretasi juga dapat dibedakan tergantung dengan karakter dasarnya yaitu, kunci langsung dan kunci asosiatif. Kuci langsung merupakan kunci interpretasi yang disiapkan untuk obyek yang tampak langsung pada citra sedangkan kunci asosiatif

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM 4

merupakan kunci yang terutama digunakan untuk deduksi informasi yang tidak tampak langsung pada citra (Sutanto, 1992). Secara umum, terdapat hirarki terhadap unsur-unsur interpretasi sesuai dengan tingkat kerumitan dari unsur tersebut untuk diinterpretasi. Situs dan asosiasi merupakan unsur-unsur interpretasi yang paling rumit untuk dilihat, kemudian ukuran, tekstur, dan pola adalah unsur-unsur yang tingkat kesulitan interpretasinya masih dalam kelas menengah, setelah itu rona/warna, bentuk, dan bayangan merupakan unsur-unsur interpretasi yang paling mudah terlihat.

IV. LANGKAH KERJA

= input = proses = output

Foto udara Sleman Skala

1:6000OHP MarkerTransparansi

Deliniasi

Klasifikasi

Peta tentatif penggunaan lahan

di transparansiDesain peta

Peta tentatif penggunaan lahan

di HVS

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM 4

= input = proses = output

Foto udara Sleman Skala

1:6000OHP MarkerTransparansi

Identifikasi Objek

Peta sebaran obyek

Tabel Identifikasi Obyek

Deliniasi

Klasifikasi

Peta tentatif penggunaan lahan

di transparansiDesain peta

Peta tentatif penggunaan lahan

di HVS

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM 4

DAFTAR PUSTAKA

Sutanto. 1992. Penginderaan Jauh Jilid 1. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Baja, Sumbangan. 2012. Perencanaan Tata Guna Lahan dalam Pengembangan Wilayah. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM 4

LAMPIRAN