laporan praktikum agronomi - laju evapotranspirasi

18
Created @ Arnadi Arya Danurwenda 2010 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Evaporasi adalah proses pertukaran molekul air (liqui/solid) dipermukaan menjadi molekul uap air (gas) diatmosfir melalui kekuatan panas.Evaporasi dapat terjadi pada sungai, danau, laut, reservoir (permukaan air bebas), serta permukaan tanah. (Afrizal Naumar) Penguapan merupakan proses yang melibatkan pindah panas dan pindah massa secara simultan. Dalam proses ini sebagian air akan diuapkan sehingga diperoleh suatu produk yang kental (konsentrat). Proses pindah panas dan pindah massa yang efektif akan meningkatkan kecepatan penguapan. Penguapan terjadi apabila suhu suatu bahan sama atau lebih tinggi dari titik didih cairan. (Wirakartakusumah et al., 1989). Evaporasi merupakan salah satu faktor yang sangat berperan di dalam proses kehilangan air tanah. Besarnya kehilangan air melalui evaporasi sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim dan tanahnya. Sering di dalam mengendalikan kehilangan air melalui evaporasi, orang lebih mudah memanipuler keadaan tanahnya dari pada keadaan iklimnya yang sulit dikontrol. Menurut Lemon (1956), pada prinsipnya untuk mengurangi evaporasi melalui permukaan tanah dapat dilakukan dengan (1) mengurangi turbulensi pemindahan uap air di atas permukaan tanah, (2) mengurangi hantaran air kapiler ke permukaan tanah dan (3) menghambat enersi yang akan masuk ke dalam tanah. Pengolahan tanah selain bertujuan untuk memperbaiki kondisi tanah bagi pertanaman, juga dapat dimanfaatkan untuk mengurangi evaporasi dengan jalan mematahkan kontinyuitas kapiler, sehingga dapat mengurangi hantaran air kapiler ke permukaan tanah. 1

Upload: arnadi

Post on 30-Jun-2015

1.126 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum Agronomi - Laju Evapotranspirasi

1

Created @ Arnadi Arya Danurwenda 2010

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Evaporasi adalah proses pertukaran molekul air (liqui/solid)

dipermukaan menjadi molekul uap air (gas) diatmosfir melalui

kekuatan panas.Evaporasi dapat terjadi pada sungai, danau, laut,

reservoir (permukaan air bebas), serta permukaan tanah. (Afrizal

Naumar)

Penguapan merupakan proses yang melibatkan pindah

panas dan pindah massa secara simultan. Dalam proses ini

sebagian air akan diuapkan sehingga diperoleh suatu produk yang

kental (konsentrat). Proses pindah panas dan pindah massa yang

efektif akan meningkatkan kecepatan penguapan. Penguapan

terjadi apabila suhu suatu bahan sama atau lebih tinggi dari titik

didih cairan. (Wirakartakusumah et al., 1989).

Evaporasi merupakan salah satu faktor yang sangat

berperan di dalam proses kehilangan air tanah. Besarnya

kehilangan air melalui evaporasi sangat dipengaruhi oleh keadaan

iklim dan tanahnya. Sering di dalam mengendalikan kehilangan air

melalui evaporasi, orang lebih mudah memanipuler keadaan

tanahnya dari pada keadaan iklimnya yang sulit dikontrol.

Menurut Lemon (1956), pada prinsipnya untuk mengurangi

evaporasi melalui permukaan tanah dapat dilakukan dengan (1)

mengurangi turbulensi pemindahan uap air di atas permukaan

tanah, (2) mengurangi hantaran air kapiler ke permukaan tanah dan

(3) menghambat enersi yang akan masuk ke dalam tanah.

Pengolahan tanah selain bertujuan untuk memperbaiki

kondisi tanah bagi pertanaman, juga dapat dimanfaatkan untuk

mengurangi evaporasi dengan jalan mematahkan kontinyuitas

kapiler, sehingga dapat mengurangi hantaran air kapiler ke

permukaan tanah.

1

Page 2: Laporan Praktikum Agronomi - Laju Evapotranspirasi

2

Created @ Arnadi Arya Danurwenda 2010

Evaporasi tanah : air dievaporasikan pada permukaan tanah pada

laju yang sama dengan permukaan air bebas selama tanah basah dan tidak

dinaungi tanaman. (http://www.docstoc.com/docs/9319433/Evaporasi)

1.2. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Evaporasi :

1.2.1. Intensitas sinar matahari

Intensitas sinar matahari merupakan absorpsi energi

matahari dalam satuan per cm2/menit. Intensitas sinar matahari

merupakan sudut sinar matahari yang mencapai bagian yang

lengkung dari permukaan bumi, artinya sinar dasyat yang miring

kurang memberikan energi karena energi tersebar pada permukaan

yang luas dan karena sinar itu harus menempuh lapisan atmosfer

yang lebih tebal bila dibandingkan dengan yang tegak lurus.

Intensitas sinar matahari yang besar mempunyai pengaruh

yang besar pula pada proses fotosintesis. Selain itu juga

mempengaruhi bentuk kehidupan, misalnya, daun yang hidup di

bawah perlindungan akan berbentuk tipis dan lebar karena

memperoleh sianar matahari lebih banyak.

(Ir. Ance Gunarsi kartasapoetra. Dalam buku Klimatologi :

Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan Tanaman.)

1.2.2. Lamanya penyinaran dari sinar matahari

Lamanya penyinaran matahari tergantung pada posisi

bumi mengelilingi matahari. Matahari seakan-akan bergerak dari

0 lintang utara dan

0 lintang selatan. Dengan adanya letak

kedudukan matahari, di belahan bumi sebelah selatan akan

menerima hari siang lebih panjang. Di utara, terutama di kutub,

akan menerima malam yang panajang selama enam bulan.

Berdasarkan pengaruh lamanya penyinaran pada tanaman

terutama pada proses pembungaan maka tanaman dapat dibagi

dalam tiga kelompok, yaitu :

Page 3: Laporan Praktikum Agronomi - Laju Evapotranspirasi

3

Created @ Arnadi Arya Danurwenda 2010

1. Long day plant, yaitu tumbuhan yang menghasilkan bunga

apabila penyinaran lebih dari 14 jam.

2. Short day plant yaitu tumbuhan yang dapat berbunga apabila

penyinaran kurang dari 12 jam, misalnya strawberry.

3. Neutral day plant yaitu tumbuhan yang dapat berbunga tanpa

dipengaruhi oleh lamanya penyinaran, misalnya mentimun.

Di samping lamanya penyinaran matahari, ada juga

kualitas yang berarti jenis atau sinar cahaya, terdapat pada

spektrumnya yang ditentukan oleh gelombang. Sinar gelombang

pendek biasanya bersifat membunuh. Radiasi dari sinar dengan

gelombang 0,25,u efeknya membunuh, antara 0,4 — 0,69/.1,

berpengaruh pada keaktifan proses fotosintesis dan banyak diserap

oleh klorofil.

(Ir. Ance Gunarsi kartasapoetra. Dalam buku Klimatologi :

Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan Tanaman.)

1.2.3. Sifat tanah terutama sifat fisik tanah

Sifat Fisika Tanah–tanah mempunyai beberapa

karakteristik yang terbagi dalam tiga kelompok diantaranya adalah

sifat fisik, sifat kimia dan sifat biologi. Sifat fisik tanah antara lain

adalah tekstur, permeabilitas, infiltrasi, dll. Setiap jenis tanah

memiliki sifat fisik tanah yang berbeda. Usaha untuk memperbaiki

kesuburan tanah tidak hanya terhadap perbaikan sifat kimia dan

biologi tanah tetapi juga perbaikan sifat fisik tanah. Perbaikan

keadaan fisik tanah dapat dilakukan dengan pengolahan tanah,

perbaikan struktur tanah dan meningkatkan kandungan bahan

organik tanah. Selain itu sifat fisik tanah sangat mempengaruhi

pertumbuhan dan produksi tanaman. Kondisi fisik tanah

menentukan penetrasi akar dalam tanah, retensi air, drainase, aerasi

dan nutrisi tanaman. Sifat fisik tanah juga mempengaruhi sifat

kimia dan biologi tanah.

Page 4: Laporan Praktikum Agronomi - Laju Evapotranspirasi

4

Created @ Arnadi Arya Danurwenda 2010

Sifat fisik tanah meliputi :

Tekstur tanah

Tanah terdiri dari butir-butir tanah dengan berbagai ukuran dan

bentuk. Bagian tanaha yang berukuran lebih dari 2 mm

disebut bahan kasar (Kerikil sampai batu). Bahan-bahan yang

ukuranya halus dapat dibedakan menjadi pasir (2 mm sampai

50 ), debu (50 sampai 2 ) dan liat (kurang dari ).

Tekstur tanah adalah perbandingan relatif dari ukuran butir

tanah (pasir, debu dan liat) dalam suatu massa tanah.

Tekstur tanah terkadang dapat digunakan sebagai petunjuk

tingkat hancuran, sekaligus umur tanah. Semakin intensif

tingkat hancuran iklim, atau semakin lanjut umut tanah,

kandungan liat cenderung semakin tinggi. Hal ini

berhubunngan dengan tingkat kesuburan tanah tersebut..

Penentuan tekstur tanah dapat dilakukan dengan cara lapang

dan cara laboratorium. Cara lapang yaitu dengan memirid

masa tanah yang sedikit dibasahi diantara telunjuk jari dan ibu

jari. Sedangkan penentuan tekstur tanah di Laboratorium yaitu

dengan metode pipet atas dasar hukum Stokes.

Struktur tanah

Struktur tanah adalah susunan butir tanah secara alami menjadi

agregat dengan bentuk tertentu dan dibatasi oleh bidang-

bidang. Agregat ini terjadi karena butir-butir pasir, debu dan

liat terikat satu sama lain oleh suatu perekat seperti bahan

organik, oksida-oksida besi dan lain-lain.

Struktur tanah meliputi :

1. Bentuk dan susunan agregat (Tipe Struktur), yaitu lempeng,

prisma, tiang, sudut, kubus membulat dan gumpal, kersai

atau butir, remah dan tanpa struktur (lepas dan pejal atau

masive).

Page 5: Laporan Praktikum Agronomi - Laju Evapotranspirasi

5

Created @ Arnadi Arya Danurwenda 2010

2. Ukuran agregat (Kelas Struktur), yaitu berukuran sangat

halus, sedang besar dan sangat besar.

3. Kemantapan agregat (taraf Perkembangan), yaitu lemah,

cukup dan kuat.

Mekanisme granulasi tidak diketahui secara pasti, tetapi

beberapa faktor diketahui mempengaruhi proses granulasi,

yaitu :

1. Pembasahasan dan pengeringan.

2. Pembekuan dan pencairan.

3. Kegiatan fisik akar tumbuhan dan jasad mikro.

4. Pengaruh bahan organik dan bahan buatan jasad mikro.

5. Modifikasi dari kation yang dijerap.

6. Pengolahan tanah.

Tanah dengan struktur baik (granular, remah) mempunyai tata

udara dan air yang baik, unsur-unsur hara lebih mudah tersedia

dan mudah diolah.

Porositas tanah

Porositas tanah adalah volume tanah terisi air dan udara,

dinyatakan dalam persen.

Nilai lapisan olah tanah berpasir berkisar dari 35% - 50%,

sedangkan tanah berliat antara 40% - 60%.

Ada dua macam ukuran pori tanah, yaitu pori macro dan pori

mikro. Walaupun tidak terdapat perbedaan yang tegas, pori

macro memperlancar gerakan air dan udara, sedangkan pori

mikro menghambat gerakan udara dan gerakan air hanya

dibatasi pada gerakankapiler saja. Pori makro berisi udara atau

air gravitasi dan pori mikro berisi air kapiler atau udara.

Tanah berpasir mempunyai pori makro lebih banyak dari tanah

liat, sehingga sulit menahan air. Sedangkan porositas total atau

ruang pori total tanah berpasir lebih sedikit dibanding tanah

Page 6: Laporan Praktikum Agronomi - Laju Evapotranspirasi

6

Created @ Arnadi Arya Danurwenda 2010

liat. Hasilnya adalah tanah berpasir mempuyai daya memegang

air yang rendah dari tanah liat.

Konsistensi tanah

Konsistensi tanah adalah daya tahan atau ketahanan tanah

terhadap pengaruh-pengaruh luar yang akan mengubah

bentuknya. Konsistensi merupakan manifestasi dari gaya-gaya

adhesi dan kohesi yang bekerja dalam tanah pada berbagai

kadar air tanah. Konsistensi tanah sangat penting artinya dalam

praktek pengolahan tanah.

Sifat lepas, aerasi dan drainase baik, serta mudah diolah

merupakan sifat khas tanah berpasir. Sebaliknya tanah

demikian mempunyai kemampuan menjerap air dan unsur hara

yang rendah dan terlalu lepas. Oleh karenanya, tanah demikian

memerlukan granulasi. Satu cara praktis untuk mengatasinya

yaitu dengan penambahan bahan organic. Bahan organic ini

akan bertindak sebagai bahan pengikat dan juga sebagai bahan

yang dapat menjerap air.

Sebaliknya tanah-tanah yang berkadar liat tinggi bersifat

plastis dan mempunyai daya kohesif yang tinggi. Bila diolah

dalam keadaan basah, agregat-agregat tanah akan hancur dan

melumpur. Struktur baru akan terbentuk. Semakin plastis

tanah, makin mudah melumpur. Tanah yang mempunyai daya

plastisitas tinggi akan keras bila mongering. Bila diolah dalam

keadaan kering akan terbentuk bongkah-bongkah yang sukar

membentuk agregat-agregat kecil. Oleh karena itu, pengolahan

tanah harus dilakukan pada saat yang tepat dan granulasi perlu

dirangsang.

Cara penentuan konsistensi tanah dapat dilakukan dalam

keadaan :

Basah (kadar air lebih besar dari kapasitas lapang),

dengan cara memirid tanah diantara telunjuk dan ibu

Page 7: Laporan Praktikum Agronomi - Laju Evapotranspirasi

7

Created @ Arnadi Arya Danurwenda 2010

jari yaitu untuk meentukan kelekatan (daya adhesi)

dan plastisitas atau kekenyalan (daya kohesi).

Kelekatan tanah digolongkan kedalam tidak lekat,

agak lekat, lekat dan sangat lekat. Sedangkan

plastisitas digolongkan menjadi tidak plastis, agak

plastis, plastis dan sangat plastis.

Lembab (kadar air tanah berada diantara kapasitas

lapang dan titik layu permanen), dengan cara

menekan massa tanah. Dalam keadaan lembab,

konsistensi tanah digolongkan menjadi lepas, sangat

gembur, gembur, teguh dan sangat teguh.

Kering (kadar air tanah lebih besar dari titik layu

permanen), digolongkan menjadi lepas, lemah, agak

keras, keras, sangat keras dan ekstrim keras.

Air tanah

Dua komponen dasar untuk memahami pentingnya komponen

air dalam tanah, yaitu :

Air ditahan dalam pori tanah dengan daya ikat yang

berbeda-beda tergantung dari jumlah air yang ada

dalam pori

Air bersama-sama dengan garam-garam terlarut

merupakan larutan tanah yang berfungsi sebagai

sumber unsur hara bagi tanaman.

Kuat tidaknya air ditahan oleh tanah menentukan pergerakan

air dan kegunaannya bagi tanaman. Air yang mudah diambil

berada pada pori berukuran sedang. Jika air ini diambil, akan

tertinggal selaput tipis air menyelimuti zarah tanah yang terikat

kuat, sehingga tidak dapat diambil lagi oleh tanaman. Lambat

laun tanaman menjadi layu dan akhirnya mati.

Page 8: Laporan Praktikum Agronomi - Laju Evapotranspirasi

8

Created @ Arnadi Arya Danurwenda 2010

Persediaan air di dalam tanah sangat tergantung dari

banyaknya curah hujan dan air irigasi, kemampuan tanah

menahan air, besarnya evapotranspirasi dan tingginya muka air

tanah.

Udara tanah

Udara dan air mengisi pori-pori tanah. Udara mengisi pori

yang tidak ditempati oleh air, biasanya pori makro, sedangkan

air menempati pori mikro. Udara tanah berbeda dengan udara

atmosfer dalam hal :

1. Udara tanah tidak kontinyu

2. Udara tanah lebih banyak mengandung uap air dan

karbondioksida

3. Kadar oksigen udara tanah lebih sedikit disbanding

udara atmosfer.

Tingginya kadar karbondioksida dan uap air, serta sedikitnya

kadar oksigen udara tanah, mungkin disebabkan karena

kegiatan dekomposisi bahan organic atau pernafasan

organisme dalam tanah, atau akar-akar tanaman yang

mengambil oksigen dan melepaskan karbondioksida.

Tata air dan udara (aerasi) tanah mempengaruhi kehidupan

jasad mikro (baik dalam jumlah maupun aktivitasnya) dan

kehidupan tanaman, misalnya pertumbuhan akar, serapan

unsur hara dan air. Aerasi dikatakan buruk bila air berlebih dan

pertukaran gas tidak cukup atau terganggun. (Modul bahan

Kuliah Dasar-dasar Ilmu tahan, oleh Wijaya, Ir., MP tahun

2010)

1.2.4. Suhu

Suhu adalah ukuran energi kinetik yang dihasilkan oleh

aktifitas pergerakan molekul yang dikandung oleh suatu benda dan

biasanya dinyatakan dengan satuan 0C/0F.

Faktor-faktor yang mempengaruhi variasi/fluktuasi suhu :

Page 9: Laporan Praktikum Agronomi - Laju Evapotranspirasi

9

Created @ Arnadi Arya Danurwenda 2010

Jumlah radiasi yang diterima bumi

Sudut dating reaksi

Jenis permukaan

Warna permukaan

Struktur permukaan serta situasi vegetasi

Pengaruh ketinggian tempat

Angin

Panes laten

Suhu kardinal terdiri dari :

Suhu minimum yaitu batasan suhu terendah yang diinginkan

oleh tanaman untuk tumbuh berkembang dan berproduksi

Suhu maksimum yaitu batasan suhu tertinggi yang diinginkan

oleh tanaman untuk berkembang dan berproduksi

Suhu optimal yaitu suhu terbaik dimana tanaman dapat

melangsungkan proses fisiologis dan memberikan hasil secara

maksimal.

Pengukuran Suhu

Suhu harian

Pengukuran dilakukan setiap jam selama 24 jam, kemudian

dirata-ratakan

Pengukuran dilakukan pada saat suhu maksimum dan suhu

minimum, kemudian dirata-ratakan.

Pengukuran pada pagi, siang dan sore hari dengan perhitungan

2 x suhu pagi+suhu siang+suhu sore)/4

Suhu bulanan

Dengan menjumlahkan rerata harian dalam bulan tersebut,

kemudian dibagi dengan jumlah hari jumlah bulan yang

bersangkutan.

Page 10: Laporan Praktikum Agronomi - Laju Evapotranspirasi

10

Created @ Arnadi Arya Danurwenda 2010

Suhu tahunan

Dengan menjumlahkan rerata suhu bulanan kemudian dibagi

12.

Pendinginan Adiabatis

Proses adiabatis adalah suatu proses dimana tidak ada panas

yang masuk ataupun keluar pada suatu benda (udara).

Pendinginan adiabatis dingin

Bila suatu massa udara kering bergerak naik secara vertical,

maka suhunya akan turun. Pada keadaan laju perubahan suhu

adalah tetap yaitu 10C/100 meter.

Pendinginan adiabatis basah

Bila udara jenuh naik, udara itu mendingin dengan

pengembangan dan adanya panas laten yang keluar, pada keadaan

ini laju perubahan suhu lebih lambat dari adiabates kering yaitu

0,50C/100 meter.

(http://whandi.net/agroklimatologi.html)

1.2.5. Kelembaban

Kelembaban adalah banyaknya kadar uap air diudara. Udara

atmosfir adalah campuran dari udara kering dan uap air.

Kandungan uap air diudara akan mencapai suatu batas dimana

udara tidak dapat menerima lagi tambahan uap air disebut udara

jenuh.

Kejenuhan udara dapat terjadi :

Bila udara terus ditambah uap airnya

Jika suhu udara turun atau didinginkan

Kandungan uap air diatmosfir dinyatakan

Tekanan uap

Kelembaban spesifik

Kelembaban absolut

Kelembaban relative

Page 11: Laporan Praktikum Agronomi - Laju Evapotranspirasi

11

Created @ Arnadi Arya Danurwenda 2010

Besaran yang sering dipakai untuk menyatakan kelembaban

udara adalah kelembaban nisbi yang diukur dengan psikometer atau

hygrometer. Kelembaban nisbi berubah sesuai dengan tempat dan

waktu. RH rendah akan menyebabkan intensitas cahaya matahri

yang mencapai permukaan bumi lebih besar sehingga fotosintesis

lebih besar. Perkembangan penyakit lebih tertekan.

(http://whandi.net/agroklimatologi.html)

1.2.6. Ketinggian tempat/relief/topografi

Topografi adalah studi tentang bentuk permukaan bumi dan

objek lain seperti planet, satelit alami (bulan dan sebagainya), dan

asteroid. Dalam pengertian yang lebih luas, topografi tidak hanya

mengenai bentuk permukaan saja, tetapi juga vegetasi dan

pengaruh manusia terhadap lingkungan, dan bahkan kebudayaan

lokal. Topografi umumnya menyuguhkan relief permukaan, model

tiga dimensi, dan identifikasi jenis lahan. Penggunaan kata

topografi dimulai sejak zaman Yunani kuno dan berlanjut hingga

Romawi kuno, sebagai detail dari suatu tempat. Kata itu datang dari

kata Yunani, topos yang berarti tempat, dan graphia yang berarti

tulisan. Objek dari topografi adalah mengenai posisi suatu bagian

dan secara umum menunjuk pada koordinat secara horizontal

seperti garis lintang dan garis bujur, dan secara vertikal yaitu

ketinggian. Mengidentifikasi jenis lahan juga termasuk bagian dari

objek studi ini. Studi topografi dilakukan dengan berbagai alasan,

diantaranya perencanaan militer dan eksplorasi geologi. Untuk

kebutuhkan konstruksi sipil, pekerjaan umum, dan proyek

reklamasi membutuhkan studi topografi yang lebih detail.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Topografi)

Topografi suatu daerah dapat memperceopat atau

menghambat pengaruh gaya-gaya iklim. Daerah yang datar atau

cekung, dimana air menggenang atau tidak mudah menghilang,

pengaruh iklim tidak jel;as dan terbentuknlah tanah berwarna

Page 12: Laporan Praktikum Agronomi - Laju Evapotranspirasi

12

Created @ Arnadi Arya Danurwenda 2010

kelabu atau banyak mengandung karatan sebagai akibat genangan

air. Di daerah bergelombang drainase tanah lebih baik, sehingga

pengaruh iklim lebih jelas dan pelapukan serta pencucian basa-basa

berjalan lebih cepat. Di daerah-daerah berlereng curam, sehingga

peka terhadap erosi, terbentuklah tanah dangkal, kadar bahan

organik. Sebaliknya pada kaki lereng, sering ditemukan tanah

dengan profil dalam, akibat penimbunan bahan-bahan yang

dihanyutkan dari lereng atasnya. (Modul bahan Kuliah Dasar-

dasar Ilmu tahan, oleh Wijaya, Ir., MP tahun 2010)

Page 13: Laporan Praktikum Agronomi - Laju Evapotranspirasi

13

Created @ Arnadi Arya Danurwenda 2010

II. BAHAN DAN ALAT

1. Air

2. Tanah organik (kompos)

3. Tanah liat/tanah anorganik

4. Timbangan

5. Ember

6. Polybag

7. Gayung

8. Gelas ukur

9. Stopwatch/pengukur waktu

10. Kertas label

11. Alat tulis

13

Page 14: Laporan Praktikum Agronomi - Laju Evapotranspirasi

14

Created @ Arnadi Arya Danurwenda 2010

III. PELAKSANAAN PERCOBAAN EVAPORASI

1. Sediakan 4 buah polybag

2. Beri label pot plastik sesuai dengan perlakuan

3. 2 buah polybag di isi tanah organik dengan berat yang sama (K1 dan K2)

4. 2 buah polybag di isi tanah liat/tanah anorganik dengan berat yang sama

(L1 dan L2)

5. Semua pot di isi air dengan berat yang sama

6. 2 buah polybag diletakkan di dalam ruangan (polybag K1 dan L1)

7. 2 buah polybag diletakkan di lapangan terbuka (polybag K2 dan L2)

8. Timbang semua pot waktu/pukul 09.34, pk. 10.34, pk. 11.34, pk. 12.34,

pk. 13.34, pk. 14.34, pk. 15.34

14

Page 15: Laporan Praktikum Agronomi - Laju Evapotranspirasi

15

Created @ Arnadi Arya Danurwenda 2010

IV. HASIL PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pecobaan

Tabel 1.

Berat Polybag (Tanah Organik dan Anorganik) yang Diletakkan Dalam

Ruangan

Table 2.

Berat Polybag (Tanah Oraganik dan Anorganik) yang Diletakkan Di

Lapangan Terbuka

No Kode Waktu

Polybag 09.34 10.34 11.34 12.34 13.34 14.34 15.34

1 K2 1800 gr 1795 gr 1788,5 gr 1777 gr 1765,8 gr 1753,5 gr 1750,5 gr

2 L2 1800 gr 1799,8 1792,5 gr 1783,5 gr 1775,5 gr 1766,5 gr 1763 gr

4.2. Pembahasan

Proses evaporasi merupakan proses yang melibatkan pindah

panas dan pindah massa secara simultan. Penguapan terjadi karena

cairan mendidih dan berlangsung perubahan fase dari cair menjadi

uap. Proses pindah panas dan pindah masa yang efektif akan

meningkatkan kecepatan evaporasi. Untuk itu perlu dipertimbangkan

kecepatan pindah panas dan jumlah panas yang dibutuhkan (Bertha,

2010).

Hubungan antara luas permukaan dengan kecepatan

evaporasi, yaitu semakin luas permukaan suatu bahan maka akan

semakin besar kecepatan evaporasinya sehingga pengurangan kadar

air yang terjadi juga semakin besar. Karena dengan luas permukaan

No Kode Waktu

Polybag 09.34 10.34 11.34 12.34 13.34 14.34 15.34

1 K1 1800 gr 1802,5 gr 1806,5 gr 1803,5 gr 1803,5 gr 1803,5 gr 1801,5 gr

2 L1 1800 gr 1807 gr 1806,5 gr 1803 gr 1903,5 gr 1803,5 gr 1801,5 gr

15

Page 16: Laporan Praktikum Agronomi - Laju Evapotranspirasi

16

Created @ Arnadi Arya Danurwenda 2010

yang besar, proses konveksi atau proses pemanasan terhadap bahan

akan dengan cepat menyebar sehingga panas yang bersentuhan dengan

bahan semakin menyebar dan akibatnya proses penguapan air akan

semakin cepat terjadi.

Perubahan kandungan air tanah selama pengamatan

dicerminkan berdasarkan penurunan persentase kandungan airnya.

Hingga pukul 15.34, penurunan persentase kandungan air pada tanah

organik lebih besar dibandingkan dengan tanah anorganik. Hal ini

menunjukkan bahwa permukaan tanah organik lebih baik dalam

membentuk mulsa (self mulching) untuk menghambat gerakan air dari

lapisan yang lebih dalam ke permukaan tanah. Sehingga air yang

dievaporasikan lebih banyak yang hanya berada di permukaan tanah.

Secara total kehilangan air pada tanah organik lebih besar

dibandingkan dengan tanah anorganik. Hal yang sarna dikemukakan

oleh Willis dan Bond (1971) serta Cooper (1962).

Tekstur tanah mempengaruhi besarnya evaporasi kumulatif

Dengan demikian kehilangan air pada tanah bertekstur liat

akan lebih lambat dan lebih lama. Ini berarti bahwa air sebenarnya

akan disimpan lebih lama di dalam tanah bertekstur liat dibandingkan

dengan tanah bertekstur liat berdebu.

Keadaan ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Herudjito (1979)

dan Ramaeharlu (1957 dan 1956). faktor yang sangat menentukan

terhadap besarnya evaporasi adalah keadaan tanahnya (Nakano, 1977;

Hillel, 1971).

Page 17: Laporan Praktikum Agronomi - Laju Evapotranspirasi

17

Created @ Arnadi Arya Danurwenda 2010

V. KESIMPULAN

Dari praktikum yang telah dilakukan dapat diambil beberapa

kesimpulan sebagai berikut :

1. Evaporasi adalah proses pemekatan larutan dengan cara mendidihkan/

menguapkan pelarutnya.

2. Evaporasi lebih cepat terjadi pada tanah organik

3. Faktor-faktor lingkungan sangat menetukan laju evaporasi

4. Semakin luas permukaan suatu bahan maka akan semakin besar

kecepatan evaporasinya.

5. Semakin lama waktu pemanasan maka kecepatan penguapan semakin

tinggi, artinya uap yang dihasilkan semakin besar dan sebaliknya.

6. Semakin rendah konsentrasi larutan maka kecepatan penguapan semakin

tinggi (uap yang dihasilkan semakin besar) dan sebaliknya.

17

Page 18: Laporan Praktikum Agronomi - Laju Evapotranspirasi

18

Created @ Arnadi Arya Danurwenda 2010

DAFTAR PUSTAKA

Kartasapoetra, Ance Gunarsih Ir. 2004. Klimatologi Pengaruh Iklim Terhadap

Tanah dan Tanaman. Bumi Aksara. Jakarta.

http://www.docstoc.com/docs/9319433/Evaporasi

http://id.wikipedia.org/wiki/Topografi

http://www.find-docs.com/Faktor-faktor-yang-berpengaruh-terhadap-

Evaporasi~2.html

http://www.membuatblog.web.id/2010/02/sifat-fisika-tanah.html

http://tinniedon2-sifatfisiktanah.blogspot.com/

http://whandi.net/agroklimatologi.html

Wijaya, Ir., MP. 2010. Modul Bahan Kuliah Dasar-dasar Ilmu Tanah. Cirebon.