laporan praktikum bahan bangunan
TRANSCRIPT
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
1/91
i
LAPORAN
PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN
Disusun oleh :
1. M. Zuhdi Fadhli (14610)
2. Lutfi Afipah Oktorin (14649)
3. Shofwan Lathif (14738)
4. Afiq Anggit Saputro (14773)
Kelompok 6A
PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2012
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
2/91
Erlangga B.
Hendro
A
Dosen I
Ir. Fathi Basewed,NIP. 195910021987
LEMBAR PENGES
LAPORAN
PR
AKTIKUM BAHAN BAN
DIPERIKSA OLEH :
Asisten
Asri
Taufiq F.
Teknisi I Te
riwidatno, ST Prih
DISETUJUI OLEH:
Dosen II
MT. Edi Kurniadi, ST. MT.31001 NIP. 19711161998031005
ii
HAN
UNAN
Joko P, A.md.
Damar H. P.
knsi II
di Sihana
Dosen III
Agus Kurniawan, ST.MT.Ph.DNIP. 197008131998031003
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
3/91
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
4/91
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
5/91
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
6/91
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR ASISTENSI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PEMERIKSAAN BERAT JENIS DAN KADAR AIR KAYU
PEMERIKSAAN KAND. LUMPUR DALAM PASIR (CARA
VOLUME ENDAPAN EKIVALEN)
PEMERIKSAAN ZAT ORGANIS DALAM PASIR
PEMERIKSAAN MODULUS HALUS PASIRPEMERIKSAAN MODULUS HALUS KERIKIL
PEMERIKSAAN KAND. LUMPUR DALAM PASIR
(AYAKAN NO 200)
PEMERIKSAAN BERAT SATUAN AGREGAT
PEMERIKSAAN SSD PASIR
PEMERIKSAAN DIAMETER PENGENAL TULANGAN
PEMERIKSAAN BERAT JENIS PASIR
PEMERIKSAAN KADAR GARAM BATA MERAH
PEMERIKSAAN UJI TEKAN BATA DAN MORTAR
PENGUJIAN PENYEBARAN MORTAR DENGAN MEJA SEBAR
PENGUJIAN CARA PENGADUKAN BETON
PEMERIKSAAN SLAM BETON SEGAR
PERCOBAAN PEMBUATAN SILINDER BETON
PENGUJIAN BLEEDING
PENGUJIAN KUAT TEKAN KAYU
PENGUJIAN KUAT LENTUR KAYU
PENGUJIAN KUAT TEKAN SILINDER BETON
PENGUJIAN KEAUSAN KERIKIL DENGAN MESIN LOS
ANGELES
PENGUJIAN TARIK BAJA
PENGUJIAN KONSISTENSI NORMAL SEMEN
PENGUJIAN DAYA IKAT SEMEN DENGAN ALAT UJI VIKAT
i
ii
iii
v
vii
1
6
8
1014
20
23
27
29
33
36
39
43
45
48
51
55
57
60
63
68
71
75
78
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IVBAB V
BAB VI
BABVII
BABVIII
BABIX
BAB X
BAB XI
BAB XII
BAB XIII
BAB XIV
BAB XV
BAB XVI
BAB XVII
BAB XVIII
BAB XIX
BAB XX
BAB XXI
BAB XXII
BAB XXIII
BAB XXIV
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
7/91
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
8/91
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
9/91
Program Diploma Teknik Sipil UGM
Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011
= 0,405
Rata-rata berat jenis kayu =( )
2
405,0354,0 + = 0 ,38
6. Bobot isi Kayu ( A ) =a
a
V
B
1
1
=78,036
32
= 0,41 gram / cm 3
Bobot isi Kayu ( B ) =b
b
V
B
1
1
=68,685
31,9
= 0,46 gram / cm 3
Rata-Rata Bobot Isi =( )
246,041,0 +
= 0,435 gram/cm 3
7. Kadar air kayu semula ( A ) = %100B
)(
2a
21 ×−
aa B B
=( )
%10027,6
6,2732×
−
= 15,942 %
8. Kadar air kayu semula ( B ) = %100B
)(
2b
21 ×−
bb B B
=( )
%10027,8
8,279,31×
−
= 14,748 %
Rata-rata kadar air Kayu =( )
2748,14942,15 +
= 15,345 %
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
10/91
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
11/91
Program Diploma Teknik Sipil UGM
Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011
-Basah: 40% -200%
-Kering udara: 12% - 20%
-Kering mutlak: 0%
Pasal 2.2 : Kekuatan kayu
2.2.2. Kayu berdasarkan berat jenis kayu
dan tegangan dasar (basic stress) yang dimiliki kayu sebagai berikut : Kayu tanpa
cacat (tabel 37 – 4 Penentuan kekuatan kayu bangunan struktural baik untuk
mutu A maupun mutu B didasarkan atas BJ kayu, dan diperhitungkan menurut
tegangan tertinggi (ultimate).
J. Lampiran
1. Laporan Sementara
2. Gambar Alat
3. Skema kerja4. Flow chart
5. PUBI 1982: Tabel 37-3, Tabel 37- 4
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
12/91
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
13/91
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
14/91
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
15/91
Program Diploma Teknik Sipil UGM
Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 9
G. Hasil Pengujian
Pengujian I (Kelompok 6)
• Warna air diatas pasir lebih muda warna standar.
• Menunjukkan angka 5
Pengujian II (Kelompok 5)
• Warna air diatas pasir lebih muda dari warna standar.
• Menunjukkan angka 5
Rata – rata hasil pengujian I dan pengujian II
• Warna air lebih muda dari warna standar, yaitu no2
55 + = 5
H. Pembahasan
Berdasarkan persyaratan PUBI-1982 Pasal 11 , pasir Merapi (Sungai Gendol) dapat
langsung dipakai / memenuhi syarat untuk dipakai .
Sesuai dengan syarat bahwa :
a. Warna lebih muda dari no 8 berarti bagus dan dapat digunakan.
b. Warna lebih tua dari no.8 tetapi lebih muda dari no.11 berarti pasir dapat digunakan
tetapi harus dicuci terlebih dahulu.
c. Warna lebih tua dari no.11 berarti pasir tidak dapat dipakai.
I. Kesimpulan
Pasir tersebut dapat digunakan sebagai bahan bangunan karena kandungan organis dalam
pasir sedikit ( kurang dari warna standar ).
J. Lampiran
1. Laporan Sementara2. Gambar Alat
3. Skema Kerja
4. Flow Chart
5. PUBI 1982 Pasal 11: Pasir Beton
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
16/91
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
17/91
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
18/91
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
19/91
Program Diploma Teknik Sipil UGM
Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 13
4. Hasil pengayakan
Lubang ayakan
(mm)
Berat tertinggal Berat kumulatif
(%)
Berat kumulatif
lewat ayakan (%) (gr) (%)
4,75
2.36
1,18
0,60
0,30
0,15Sisa
40,3
99,5
251,6
229,4
173,7
126,375,3
4,05
9,99
25,26
23,03
17,44
12,687,56
4,05
14,03
39,39
62,32
79,76
92,44xxxxxxxxxxxxxxx
95.95
85,97
60,71
37,68
20,24
7,56xxxxxxxxxxxxxxx
Jumlah 996,1 100 291,9 308,10
H. Pembahasan
Berdasarkan PUBI 1982 Pasal 11 Pasir Beton “Angka kehalusan fineness modulus
terletak antara 2,2 – 3,2 bila diuji memakai rangkaian ayakan dengan mata ayakan berturut –
turut 0,16 – 0,315, 0,63 – 1,25, 25 –2, 5-5–10 mm dengan fraksi yang lewat ayakan 0,3 mm
minimal 15 % berat”, maka pasir merapi ini memenuhi syarat untuk digunakan sebagai
bahan bangunan.
I. Kesimpulan
1. Modulus halus butiran pasir = 2,919.
2. Berdasarkan grafik terlampir maka gradasi pasir termasuk daerah II ( agak kasar ).
3. Termasuk modulus halus butiran pasir yang tidak dapat digunakan sebagai bahan
bangunan karena butir – butir pasirnya agak kasar.
J. Lampiran
1. Laporan Sementara
2. Grafik MHB Pasir
3. Gambar Alat
4. Skema Kerja
5. Flow Chart
6. Bahan Konstruksi Teknik IV-4
7. PUBI 1982 Pasal 11: Pasir Beton
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
20/91
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
21/91
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
22/91
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
23/91
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
24/91
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
25/91
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
26/91
Program Diploma Teknik Sipil UGM
Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 20
BAB VI
PEMERIKSAAN KANDUNGAN LUMPUR DALAM PASIR
(Cara Ayakan Nomor 200)
A. Pendahuluan
Pasir adalah butiran-butiran mineral yang dapat lolos ayakan 4.8 mm dan tertinggal diatas
ayakan 0.075 mm. Didalam pasir juga masih terdapat kandungan-kandungan mineral yang
lain seperti tanah dan silt. Pasir yang digunakan untuk bahan bangunan harus memenuhi
syarat yang telah ditentukan dalam (PUBI). Pasir yang dapat digunakan sebagai bahan
bangunan jika kandungan lumpur didalamnya tidak lebih dari 5 %. Dengan cara endapan
ekivalen kadar lumpur dalam pasir yang dinyatakan dalam (%) dapat diketahui secara cepat.
B. Tujuan
Pemeriksaan pasir dengan cara ayakan nomor 200 bertujuan untuk mengetahui besarnya
kadar lumpur (tanah liat dan silt) dalam pasir tersebut.
C. Benda uji
Pasir lolos ayakan 4,8 mm seberat 500 gr.
D. Alat
1. Ayakan nomor 200.
2. Ayakan 4,8mm.
3. Nampan pencuci.
4. Tungku pengering (oven).
5. Timbangan dengan ketelitian 0,1 % berat pasir.
6. Desikator
E. Pelaksanaan
1. Mengambil pasir yang lewat ayakan 4,8 mm seberat 500 gr (B 1).
2. Memasukkan pasir tersebut kedalam nampan pencuci dan tambahkan air secukupnya
sampai semuanya terendam.
3. Mengaduk pasir dalam nampan, selanjutnya mengeluarkan air cucian kedalam ayakan
nomor 200 (butir-butir yang besar dijaga jangan sampai masuk ke dalam ayakan agar
tidak merusak ayakan).
4. Mengulangi langkah ketiga (c) sampai cucian pasir tampak bersih.
5. Memasukan kembali butir-butir pasir yang tersisa diayakan nomor 200 kedalam nampan,
kemudian memasukan pasir kedalam tungku untuk mengeringkan pasir tersebut..
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
27/91
Program Diploma Teknik Sipil UGM
Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 21
6. Menyimpan dalam desikator kemudian menimbang kembali pasir yang sudah di
oven/kering tungku (B 2).
F. Data Praktikum1. Benda uji
a. Pasir asal : Merapi
b. Berat pasir uji : 500 gr
G. Hasil Pengujian dan Perhitungan
1. Pengujian 1 (Kelompok 6)
a.
Berat pasir semula = 500 gr (B 1)b. Berat pasir setelah dicuci (kering tungku) = 476,5 gr (B 2)
c. Kandungan lumpur dalam pasir sekitar = %1001
21×
−
B
B B
= %100500
5,476500×
−
= 4,70%
2. Pengujian 2 (Kelompok 5)
a. Berat pasir semula = 500 gr (B 1)
b. Berat pasir setelah dicuci (kering tungku) = 480 gr (B 2)
c. Kandungan lumpur dalam pasir sekitar = %1001
21×
−
B
B B
= %100500
480500×
−
= 4 %
Hasil pengujian rata-rata kandungan lumpur dalam pasir =
+
200,470,4
= 4,35%
H. Pembahasan
Berdasarkan pasal 11 PUBI 1982 kandungan pasir yang lewat ayakan 0.063 mm (kadar
lumpur) tidak lebih dari 5 % berat seluruh. Pasir yang diuji dalam uji coba kali sebanyak 2
sampel. Hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kandungan lumpur yang
terdapat dalam pasir tersebut.
Jadi, berdasarkan pengujian diatas maka pasir tersebut baik untuk digunakan karena
kandungan lumpur pada pasir sebesar %.
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
28/91
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
29/91
Program Diploma Teknik Sipil UGM
Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 23
BAB VII
PEMERIKSAAN BERAT SATUAN AGREGAT
A. PendahuluanPerbandingan antara berat dan volume pasir termasuk pori-pori antara butirannya disebut
berat volume atau berat satuan.
B. Tujuan
Pemeriksaan ini dimaksud untuk mengetahui cara mencari berat satuan pasir, kerikil, atau
campuran.
C. Benda Uji
Pasir atau kerikil kering tungku sekurang-kurangnya sama dengan kapasitas bejana.
D. Alat
1. Timbangan dengan ketelitian maksimum 0.1 % berat benda uji.
2. Nampan besar.
3. Tongkat pemadat dari baja tahan karat dengan panjang 60 cm, diameter 15 mm, dan
ujungnya bulat.
4. Mistar perata.
5. Bejana baja yang kaku, berbentuk silinder dengan ukuran seperti tabel 7.1 berikut ini.
Tabel VII.1 Ukuran Bejana dan Ukuran Batuan yang diuji
Ukuran bejana minimumJenis
Pasir Kerikil / Campuran
Diameter bejana (mm)
Volume (liter)
Ø 22.1 x 245
9.467
Ø 255 x 280
14.182
E. Pelaksanaan
1. Menimbang berat bejana (B 1) dan mengukur diameter serta tinggi bejana.
2. Memasukan pasir (kerikil) ke dalam bejana, dengan hati-hati agar tidak ada butiran yang
tercecer.
3. Meratakan permukaan pasir (kerikil) dengan menggunakan mistar perata.
4. Menimbanglah berat bejana dengan pasir (kerikil) tersebut (B 2).5. Mencatat semua data pengujian, dan memasukan kedalam tabel pengujian.
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
30/91
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
31/91
Program Diploma Teknik Sipil UGM
Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 25
Hitungan :
I. Berat Pasir B 1 = 19,7 – 5,6
= 14,1 kg
Volume Bejana V 1 = t d ××× 241 π
= 6,2485,2114,341 2 ×××
= 9219,51cm 3
Berat Satuan Pasir B S 1 = 51,9219
1,14
= 0,00153 kg/cm 3
c) Pengujian Kerikil Tumbuk ( K T ) Data alat :
1. Berat Kosong Bejana (B1) = 6,8 kg
2. Diameter : 255,2 mm = 25,52 cm
3. Panjang : 284,8 mm = 28,48 cm
4. Berat kerikil = 29,10 kg
Hitungan :
I. Berat Kerikil B 1 = 29,1 – 6,8
= 22,3 kg
Volume Bejana V 1 = t d ××× 241
π
= 48,2852,2514,341 2 ×××
= 14560,32 cm 3
Berat Satuan kerikil B S 1 =32,14560
30,22
= 0,00153 kg/cm 3
d) Pengujian Kerikil Tidak Ditumbuk ( KTD ) Data alat :
1.
Berat Kosong Bejana (B1) = 6,8 kg2. Diameter : 255,2 mm = 25,52 cm
3. Panjang : 284,8 mm = 28,48 cm
4. Berat pasir = 28,8 kg
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
32/91
Program Diploma Teknik Sipil UGM
Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 26
Hitungan :
I. Berat Kerikil B 1 = 28,8 – 6,8
= 22 kg
Volume Bejana V 1 = t d ××× 241 π
= 48,2852,2514,341 2 ×××
= 14560,32 cm 3
Berat Satuan kerikil B S 1 =32,14560
22
= 0,00153 kg/cm 3
H. Pembahasan
Dari pengujian yang dilakukan,dengan benda uji berupa pasir dan kerikil maka
diketahui :
a. Berat satuan pasir ditumbuk = 0,00153 kg/ cm3
b. Berat satuan pasir tidak ditumbuk = 0,00149 kg/ cm3
c. Berat satuan kerikil ditumbuk = 0,00153 kg/cm 3
d. Berat satuan kerikil tidak ditumbuk = 0,00153 kg/cm3
I. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil pengujian yang telah dilakukan dan melihat pembahasan pada
poin H,maka dapat disimpulkan bahwa :
Berat satuan pasir sama dengan berat satuan kerikil.
J. Lampiran
1. Laporan sementara.
2. Gambar alat.
3. Gambar langkah kerja
4. Flow chart
5. Bahan konstruksi teknik ;IV-3
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
33/91
Program Diploma Teknik Sipil UGM
Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 27
BAB VIII
PEMERIKSAAN SSD PASIR
( SATURATED SURFACE DRY )
A. Pendahuluan
Pasir merupakan bahan pengisi beton sehingga perlu diperiksa dengan uji SSD. Dengan
pemeriksaan SSD ini akan diperoleh hasil yang sesuai sebagai bahan campuran bahan
adukan beton, yang berhubungan dengan banyak atau sedikitnya air yang dikandung oleh
pasir tersebut.
B. Tujuan
Mengetahui hasil uji termasuk dalam jenis SSD kering, basah, atau ideal.
C. Benda Uji
Berupa pasir dengan diameter 0.15mm – 5mm.
D. Alat
a. Kaliper.
b. Corong conus.
c. Tongkat pemadat.
E. Pelaksanaan
a. Meletakkan corong cetakan di tempat yang rata, dan kering.
b. Mengisi corong cetakan dengan pasir dalam 3 lapis, masing-masing sekitar 1/3
volume corong.
c. Memasukkan pasir lapis pertama ke dalam corong kemudian menusuk-nusuk pasir
dalam corong tersebut dengan menggunakkan batang baja diameter 16mm, panjang
60cm, ujungnya bulat sebanyak 25 kali. (Penusukkan harus merata selebar permukaan
dan tidak boleh sampai masuk ke dalam lapisan pasir sebelumnya)
d. Setelah lapis pasir yang terakhir selesai proses penusukannya, kemudian meratakkan
permukaan pasir hingga rata dengan sisi atas cetakan (corong).
e. Menunggu sekitar 30 detik, kemudian menarik corong cetakan ke atas dengan pelan-
pelan dan hati-hati sehingga benar-benar tegak ke atas.
f. Kriteria benda uji :
1) 2)
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
34/91
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
35/91
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
36/91
Program Diploma Teknik Sipil UGM
Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 30
3.Berat benda uji per meter panjang = m =l
B
=
05,1
29,1 = 1,23 kg/m
= 0,0123 kg/cm
4.Diameter pengenalan tulangan = m Dn ×= 74,12
= ( )0123,074,12 ×= Dn = 1,412 cm
b. Baja tulangan polos 2 (Kelompok 5)
1. Berat baja tulangan (B) = 1,4035 kg
2. Panjang baja tulangan (L) = 1,005 m
3. Berat benda uji per meter panjang = m =l
B
=005,1
4035,1 = 1,39 kg/m
= 0,0139 kg/cm
4. Diameter pengenalan tulangan = m Dn ×= 74,12
= ( )0139,0074,12 ×=
Dn = 1,5 cm
II. Pengujian II
a. Baja tulangan deform 1 (Kelompok 6)
1.Berat baja tulangan (B) = 0,958 kg
2.Panjang baja tulangan (L) = 0,99 m
3.Berat benda uji per meter panjang = m =l
B
=99,0
958,0 = 0,97 kg/m
= 0,0097 kg/cm
4.Diameter pengenalan tulangan = m Dn ×= 74,12
= ( )0097,074,12 ×= Dn = 1,25 cm
b. Baja tulangan deform 2 (kelompok 5)
1. Berat baja tulangan (B) = 1,51 kg
2. Panjang baja tulangan (L) = 1,005 m
3. Berat benda uji per meter panjang = m =l
B
=005,151,1
= 1,50 kg/m
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
37/91
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
38/91
Program Diploma Teknik Sipil UGM
Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 32
J. Lampiran
1. Laporan sementara.
2. Gambar alat.
3. Gambar langkah kerja4. Flow chart
5. Pasal 74 PUBI 1982
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
39/91
Program Diploma Teknik Sipil UGM
Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 33
BAB X
PEMERIKSAAN BERAT JENIS PASIR
A. Pendahuluan
Pemeriksaan berat jenis dan SSD merupakan hal yang penting untuk mengetahui pasir
tersebut telah memenuhi syarat atau belum untuk bahan campuran adukan beton.
B. Tujuan
Untuk mengetahui cara memeriksa berat jenis maupun SSD pasir.
C. Benda ujiBenda uji berupa pasir kering tungku.
D. Alat
1. Volumetric Flush 1.000ml.
2. Tungku pengering (Oven).
3. Loyang.
4. Desikator.
E. Pelaksanaan
1. Mengisi tabung ukur dengan air sampai batas akhir.
2. Menimbang tabung ukur yang diisi air tersebut, kemudian mengeluarkan air tersebut
dari dalam tabung ukur.
3. Memasukkan pasir SSD seberat 500gr kedalam tabung ukur jangan sampai ada yang
tumpah.
4. Setelah itu mengisi kembali tabung ukur dengan air sampai batas akhir.5. Menggoyang-goyangkan tabung ukur sampai semua udara keluar dari dalam pasir
tersebut.
6. Setelah itu mengisi kembali tabung ukur dengan air sampai batas akhir.
7. Mengeluarkan pasir dari tabung ukur dan mengeringkan selama 24 jam.
8. Keluarkan pasir dari oven,lalu simpan dalam desikator,kemudian menimbang kembali.
F.
Data pratikum1. Benda uji
a. Pasir asal : Merapi
2. Hasil pengujian dan hitungan Pengujian I (Kelompok 6)
a. Berat pasir + tabung ukur + air = 1514,5 gr (A)
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
40/91
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
41/91
Program Diploma Teknik Sipil UGM
Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 35
G. Pembahasan
a. Berdasarkan pasal 11 PUBI 1982 pasir yang akan digunakan harus memenuhi
persyaratan.
b. Sesuai dengan percobaan diatas berat jenis pasir kering tungku yang diperoleh sebesar2,505 sedangkan berat jenis pasir SSD adalah 2,565. Ini sesuai dengan syarat berat
jenis pasir yaitu 2.40-2.90.
H. Kesimpulan
a. Berat jenis pasir tungku = 2,505
b. Berat jenis pasir SSD = 2,565
c. Berdasarkan hasil pengujian tersebut maka pasir sungai progo memenuhi syaratuntuk digunakan sebagai bahan bangunan. Sesuai dengan ketentuan pasal 11 PUBI
1982.” Syarat berat jenis pasir yang normal adalah 2,4-2,9 “.
I. Lampiran
1. Laporan sementara.
2. Gambar alat.
3. Gambar langkah kerja
4. Flow chart
5. Bahan konstruksi teknik IV-3.
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
42/91
Program Diploma Teknik Sipil UGM
Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 36
BAB XI
KADAR GARAM BATA MERAH
A. PendahuluanBata merah terbuat dari tanah dengan atau tanpa bahan campuran lainnya yang dibakar pada
suhu yang cukup tinggi sehingga tidak hancur lagi bila direndam dalam air. Pemeriksaan ini
juga ditujukan untuk mengetahui apakah bata memenuhi syarat atau tidak sebagai bahan
bangunan.
B. Tujuan
Untuk mengetahui kandungan garam dalam bata merah.
C. Benda Uji
Benda uji berupa bata merah.
D. Alat
Bak plastik dan air secukupnya.
E. Pelaksanaan
a. Memasukan air kedalam bak plastik.
b. Memasukan bata merah kedalam bak plastik tersebut hingga kurang dari separuhnya
nampak diatas air.
F. Data Praktikum
1. Benda Uji : Bata Merah
Pengujian 1a. Ukuran benda uji
Panjang (P) = 23,95 cm Lebar (l) = 11 cm Tinggi (t) = 4,53 cm
b. Tinggi bercak-bercak putih = 0 cm
c. Kandungan garam = %100 x pm
= %10095,23
0 x
= 0 %
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
43/91
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
44/91
Program Diploma Teknik Sipil UGM
Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 38
G. Pembahasan
Ukuran rata-rata bata merah yang diuji adalah : 23,95 cm x 10,9 cm x 4,533 cm. Dari hasil
praktikum, kandungan garam pada bata merah tersebut sebesar 0%. Sesuai dengan
persyaratan bata merah tidak boleh mengandung garam lebih dari 50% tinggi bata.
Modul Ukuran standar Bata :
a. Modul M-5a = 190 x 90 x 65 mm
b. Modul M-5b = 190 x 140 x 65 mm
c. Modul M-6 = 230 x 110 x 55 mm
Tabel 27-1 PUBI 1982
ModulUkuran, mm.
Tebal Lebar PanjangM - 5a
M - 5b
M - 6
65
65
55
90
140
110
190
190
230
H. Kesimpulan
a. Ukuran bata rata-rata : Panjang = 23,95 cm
Lebar = 10.9 cm
Tinggi = 4,533 cm
b. Berdasarkan pasal 27 PUBI 1982 bata merah ini tidak ada kandungan garam
c. Sesuai ukuran standar yang tertera dalam 27-1 PUBI 1982 bata merah ini mendekati
modul M-6.
I. Lampiran
a. Laporan sementara
b. Gambar alat c. Gambar langkah kerja
d. Flow chart
e. Bahan konstruksi teknik hal.VII-3,4
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
45/91
Program Diploma Teknik Sipil UGM
Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 39
BAB XII
PEMERIKSAAN UJI KUAT TEKAN BATA + MORTAR
A. PendahuluanBata merah dibuat dari tanah liat dengan atau tanpa campuran bahan lain, yang dibakar pada
suhu yang cukup tinggi sehingga tidak hancur bila direndam dalam air.
B. Tujuan
Untuk mengetahui kelas kuat dan koofisien variasi bata merah.
C.
Benda Uji• Bata merah
• Semen
• Pasir
D. Alat
a. Cetok
b. Cangkul
c. Ember
d. Gergaji
E. Pelaksanaan
a. Siapkan alat dan bahan terlebih dahulu.
b. Ambil semen dan pasir dengan perbandingan 1 : 4
c. Selanjutnya campur semen dan pasir kemudian diaduk sampai rata.
d. Setelah rata kemudian diberi air sedikit demi sedikit sehingga kelecakan yangdiinginkan tercapai.
e. kemudian bata merah dipotong menjadi dua bagian.
f. Letakan mortar diatas potongan bata yang satu kemudian potongan bata yang lainnya
diletakan diatasnya.
F. Data pratikum
a. Jenis benda uji : Bata merah
1. Asal benda uji : Kronggahan
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
46/91
Program Diploma Teknik Sipil UGM
Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 40
2. Ukuran benda Uji
No. Uji Bata Panjang Lebar Tinggi
1 11,2 11,5 10,7
2 11 10,8 10,5
3 11,1 12,5 10,7
Rata-rata 11,1 11,6 10,6
G. Hasil pengujian dan hitungan
1. Ukuran benda uji yang akan diuji :
Tabel 1.1 Ukuran benda uji bata dan mortar.
No. Uji Bata Panjang Lebar Tinggi1 11,2 11,5 10,7
2 11 10,8 10,5
3 11,1 12,5 10,7
Rata-rata 11,1 11,6 10,6
2. Luas permukaan tekan (A) = p x l untuk setiap bata:
A-I = 11,2 x 11,5
= 128,8 cm 2
= 12880 mm 2
A-II = 11 x 10,8
= 118,8 cm 2
= 11880 mm 2
A-III = 11,1 x 12,5
= 138,75 cm 2
= 13875 mm 2
3. Beban maksimum bata yang diuji
P-I = 61,3 KN
= 61300 N
= 6130 kg
P-II = 49,3 KN
= 49300 N
= 4930 kgP-III = 70,7 KN
= 70700 N
= 7070 kg
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
47/91
Program Diploma Teknik Sipil UGM
Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 41
4. Kekuatan tekan bata yang diuji ( σ ) = A p
untuk setiap bata:
σ -I =
212880
61300
mm
N
= 4,75 MPa
σ -II =211880
49300mm N
= 4,14 Mpa
σ -III =213875
70700mm N
= 5,09 Mpa
Kuat tekan rata-rata ( σ rata-rata ) =3
09,514,475,4 ++
= 4,66 N/mm 2
H. Pembahasan
1. Berdasarkan tabel 27-3 PUBI 1982 bahwa kekuatan tekan rata-rata bata yang diuji
harus sesuai dengan ketentuan untuk mengetahui kelas kuat dan koefisien variasi
bata tersebut.
2. Pada praktikum kali ini digunakan 3 sampel bata merah yang sebelumnya dipotong
dan diberi mortar. Kekuatan tekan bata yang diuji ( σ ) = A p
untuk setiap bata:
σ -I = 4,75 MPa
σ -II = 4,14 Mpa
σ -III = 5,09 Mpa
Kuat tekan rata-rata ( σ rata-rata ) =3
09,514,475,4 ++
= 4,66 N/mm 2
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
48/91
Program Diploma Teknik Sipil UGM
Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 42
Berdasarkan tabel 27-3 PUBI 1982 maka bata yang diuji diatas masuk pada kelas 25.
Tabel 27-3 PUBI 1982
Kelas
Kekuatan tekan rata-rata
minimum dari 30 buah bata
yang diuji
Koefisien variasi yang
diizinkan dari rata-rata
kuat tekan bata yang
diuji, %
25
50
100
150
200250
25
50
100
150
200250
2,5
5
10
15
2025
25
22
22
15
1515
I. Kesimpulan
a. Kekuatan tekan rata-rata bata yang diuji : 4,66 N/mm 2
b. Koefisien variasi rata-rata bata yang diuji didapat bila jumlah sampel lebih dari atau
sama dengan 30 buah bata.
c. Berdasarkan tabel 27-3 PUBI 1982, bata ini masuk pada kelas 50
J. Lampiran
a. Laporan sementara .
b. Gambar alat.
c. Gambar langkah kerja
d. Flow chart.
e. Tabel 27-3 PUBI 1982
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
49/91
Program Diploma Teknik Sipil UGM
Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 43
BAB XIII
PENGUJIAN PENYEBARAN MORTAR DENGAN MEJA SEBAR
(FLOW TABLE TEST)
A. Pendahuluan
Untuk memudahkan pengerjaan pemasangan bata merah sebagai bahan bangunan maka
perlu campuran yang ideal (tidak terlalu encer maupun terlalu kering). Hal tersebut
dimaksudkan supaya dalam pengerjaan nantinya tidak sulit dengan kekuatan tekan yang
optimal dengan faktor air semen tertentu.
B. Tujuan
Untuk mengetahui berapa % penyebaran mortar yang akan digunakan supaya tercapai
kondisi yang ideal.
C. Benda uji
Mortar yang digunakan untuk pengujian kuat tekan bata.
D. Alat1. Meja sebar
2. Kaliper
3. Alat perata (spatel)
4. Nampan
E. Pelaksanaan
1. Siapkan mortar dengan perbandingan yang ditetapkan 1:3, 1:4, 1:5.
2. Ukur diameter atas dan bawah serta tinggi cincin sebar yang akan digunakan.
3. Masukkan mortar tersebut ke dalam cincin meja sebar sampai penuh dan ratakan
permukaannya dengan pisau perata.
4. Usahakan jangan sampai ada rongga di dalam cincin meja sebar.
5. Sebelum meja sebar dijalankan, angkat cincin dari mortar sehingga yang terdapat di
atas meja sebar tinggal mortarnya.
6. Jalankan mesin sampai 25 ketukan kurang lebih 15 detik.
7. Setelah selesai ukur kembali diameter yang terjadi pada mortar setelah mesin
dijalankan.
8. Catat berapa penyebaran yang terjadi.
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
50/91
Program Diploma Teknik Sipil UGM
Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 44
F. Data praktikum
Ukuran cincin :
Uraian Diameter bawah (cm) Diameter atas (cm) Tinggi cincin (cm)
8,6 6 5,5
8,5 6,1 5,5
8,6 6,1 5,5
Rata-rata 8,56 6,07 5,5
Diameter mortar setelah diuji (cm) : 19,8 cm
20,1 cm19,8 cm
Rata-rata : 19,9 cm
Nilai sebar mortar0
01d
d d − x 100% :
56,856,89,19 −
: 9%
G. Pembahasan
Dari pengujian meja sebar (flow table test) didapatkan:
1. Diameter rata-rata mortar setelah diuji : 19,9 cm
2. Nilai sebar mortar : 93%
H. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil pengujian yang telah dilakukan dan melihat pembahasan pada poin
G, maka dapat disimpulkan bahwa jumlah kadar air yang digunakan dalam pencampuran
sangat mempengaruhi kualitas dari mortar. Untuk campuran yang ideal sebaiknya tidakterlalu encer dan tidak terlalu kental sehingga sangat diperhitungkan keseimbangan antara
jumlah air dan bahan-bahan yang digunakan dalam pencampuran.
I. Lampiran
1. Laporan sementara
2. Gambar alat
3. Urutan pelaksanaan pekerjaan
4. Flow chart
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
51/91
Program Diploma Teknik Sipil UGM
Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 45
BAB XIV
PERENCANAAN CAMPURAN ADUKAN BETON
A. Pendahuluan
Pada percobaan ini diuraikan cara-cara mencampur bahan-bahan dasar pembuatan
campuran beton.
B. Tujuan
Untuk mengetahui langkah – langkah yang benar dalam pengadukan beton.
C. Benda UjiBeton yang dibuat dari semen, kerikil, pasir dan air.
D. Alat
1. Cangkul.
2. Bejana.
3. Sekop.
4. Ember.
5. Timbangan.
6. Tongkat penusuk adukan.
7. Mesin molen.
E. Pelaksanaan
Pelaksanaan pengadukan adukan beton pada praktikum ini adalah mengikuti langkah –
langkah seperti di bawah ini :
1. PengukuranSemen Portland dan batuan ( pasir dan kering kerikil ) diukur secara teliti dengan berat
atau melalui proses penimbangan, adapun air yang digunakan dapat diukur dengan
menggunakan berat atau dengan volumenya ( gelas ukur ).
2. Pencatatan
Suatu formulir data yang jelas yang memuat jumlah bahan yang akan dicampur harus
ditetapkan terlebih dahulu. Penimbangan batuan dapat dimulai dari pasir yang halus
(apabila diameter pasir dan kerikil dipisahkan menjadi beberapa kelompok) kemudianditambah dengan batuan yang berdiameter lebih besar (penimbangan dilakukan secara
komulatif). Dengan demikian secara keseluruhan berat pasir dan kerikil tidak berbeda
banyak dengan berat rencana, bila dibandingkan dengan cara pasir dan kerikil ditimbang
sendiri-sendiri.
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
52/91
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
53/91
Program Diploma Teknik Sipil UGM
Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 47
2. Hasil pengujian
a. Faktor air semen = 0.53
b. Nilai slam = 1. 14 cm2. 14 cm
3. 9 cm
c. Nilai slam rata-rata =3
91414 ++= 12,33 cm
G. Pembahasan
Dalam proses pengadukan beton hendaknya dilakukan sesuai prosedur yang ada agar
didapatkan campuran beton yang baik.
H. Kesimpulan
Dari hasil percobaan pengadukan beton didapat nilai Fas sebesar 0.53 Dan nilai Slam
sebesar = 12,33 cm. Pada pengerjaan beton untuk plat. Balok, kolom dan dinding nilai slam
tanpa alat getar umumnya berkisar antara 7.5-15 cm. Beton ini memenuhi syarat untuk
pengerjaan beton, karena beton yang akan dihasilkan memliki kekuatan yang tinggi.
I. Lampiran
1. Laporan sementara
2. Gambar alat
3. Gambar urutan langkah kerja
4. Flow chart
5. SK SNI
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
54/91
Program Diploma Teknik Sipil UGM
Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 48
BAB XV
PEMERIKSAAN SLAM BETON SEGAR
A. PendahuluanUntuk mengetahui kelecakan ( consistency ) beton segar biasanya dengan melakukan
pemeriksaan uji slam ( slump ). Dengan pemeriksaan slam, maka kita dapat memperoleh nilai
slam yang dipakai sebagai tolok ukur kelecakan beton segar, yang berhubungan dengan
tingkat kemudahan pengerjaan beton.
B. Tujuan
Untuk mengetahui langkah dan besarnya nilai uji slam.
C. Benda Uji
Benda uji berupa beton segar yang harus dapat mewakili beton segar yang akan diperiksa.
Khusus untuk beton dengan diameter kerikil maksimum>38mm maka, terlebih dahulu harus
mengeluarkan butiran yang >38mm dengan ayakan basah.
D. Alat
a. Cetakan
Berupa kerucut abram dengan diameter dasar 20cm, diameter atas 10cm, dan tinggi
30cm.
b. Cetok.
c. Mistar pengukur (penggaris dari baja).
d. Alat pemadat.
e. Tatakan untuk dasar cetakan.
E. Pelaksanaan
a. Membasahi corong dengan air dan kemudian taruhlah ditempat yang rata, basah, tidak
menyerap air, dan ruangan cukup bagi pemegang corong untuk secara kuat dan berdiri
pada kedua kaki selama melakukan pengisian corong.
b. Mengisi corong cetakan dengan 3 kali (lapis) pengisian, masing-masing sekitar 1/3
volume corong. Dengan demikian tebal beton segar pada setiap kali pengisian sekitar 6
cm, 15 cm, 30 cm. Setiap kali mengisi beton segar ke dalam cetakan, harus
menggerakkan cetok atau sendok hingga mengelilingi bagian ujung atas-dalam corong
agar mendapatkan penyebaran beton segar yang merata dalam corong. Tusuk setiap lapis
beton segar dengan alat penusuk sebanyak 25 kali. Usahakan dalam melakukan
penusukan secara merata selebar permukaan lapisan dan tidak boleh masuk sampai lapis
beton sebelumnya.
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
55/91
Program Diploma Teknik Sipil UGM
Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 49
c. Setelah selesai menusuk lapisan beton segar yang terakhir, kemudian masukkan lagi
beton segar ke bagian atas, dan ratakan hingga rata dengan sisi cetakan. Kemudian
bersihkan alas di sekitar corong dari beton segar yang tercecer.
d. Setelah menunggu sekitar 30 detik, kemudian tarik corong ke atas dengan pelan-pelandan hati-hati sehingga benar-benar tegak ke atas.
F. Data Praktikum
Tabel 15.1. Ukuran bahan dalam pembuatan beton.
Bahan Merk / AsalBerat Satuan
(kg/cm 3)
Berat
(gr)
AirSemen
Pasir
Kerikil
PDAMGresik
Merapi
Clereng
1.10-
3,15.10 -3
1,653.10 -3
1,285.10 -3
822515500
46050
50240
Jumlah 120005
G. Hasil Pengujian dan Hitungan
Cetakan slam
1.Faktor Air Semen : 0.532.Nilai Slam : 14 cm
: 14 cm
: 9 cm
Nilai slam:3
91414 ++ = 12,3cm.
H. Pembahasan
a. Nilai slam dalam pengadukan beton sangat berpengaruh. Karena didalam nilai slam
tersebut terdapat sifat workability yaitu kemudahan dalam pengerjaan adukan beton,
makin besar nilai slam berarti adukan beton semakin encer dan ini berarti akan
semakin mudah dalam pengerjaannya.
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
56/91
Program Diploma Teknik Sipil UGM
Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 50
b. Berdasarakn percobaan uji slam diatas hasil yang diperoleh yaitu faktor air semen
0.53 dan nilai slam rata-rata sebesara 12,3 cm sesuai dengan syarat yaitu nilai slam
berkisar antara 5-12.5 cm.
I. Kesimpulan
a. Rata-rata nilai slam adalah : 12,3cm
b. Faktor air semen adalah : 0,53
J. Lampiran
a. Laporan sementara.
b.
Gambar Alatc. Gambar langkah kerja
d. Flow chart.
e. Bahan Kontruksi Teknik, Halaman : V-10 .
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
57/91
Program Diploma Teknik Sipil UGM
Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 51
BAB XVI
PERCOBAAN PEMBUATAN SILINDER BETON
A. Pendahuluan
Pembuatan silinder beton adalah sebagai replikasi dari beton yang digunakan untuk bahan
bangunan. Silinder beton ini terbuat dari adukan beton yang akan digunakan, yang
merupakan sampel yang akan diujikan di laboratorium. Jumlah pembuatan silinder beton
harus mempresentasikan dari adukan beton bahan bangunan.
B. Tujuan
Untuk mengetahui langkah-langkah pembuatan silinder beton.
C. Benda Uji
Silinder beton dengan ukuran: diameter 150mm dan tinggi 300mm.
D. Alat
a. Cetakan silinder berukuran diameter 150mm dan tinggi 300mm, terbuat dari besi atau
baja.
b. Alat penumbuk.
c. Kaliper.
d. Cetok.
e. Tongkat perata.
E. Pelaksanaan Pemadatan dengan tangan
a. Lakukan pengisian adukan beton dalam 3 lapis, tiap lapis kira-kira bervolumesama.
b. Lakukan pengisian dengan cetok ke bagian tepi silinder agar memperoleh beton
yang simetri menurut sumbunya (keruntuhan timbunan beton dari tepi ke
tengah).
c. Tusuk tiap lapisan dengan batang baja penusuk sebanyak 25 kali. Penusukan
harus merata ke semua permukaan lapisan dengan kedalamn sampai sedikit
masuk ke lapisan sebelumnya. Khusus untuk lapisan pertama, penusukan jangansampai mengenai dasar cetakan.
d. Pindahkan cetakan ke ruangan yang lembab.
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
58/91
Program Diploma Teknik Sipil UGM
Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 52
Pemadatan dengan alat getar
a. Untuk pencetakan silinder yang pemadatannya menggunakan alat getar,
pengisian adukan beton hanya dalam 2 lapis, sedangkan masing-masing lapiskira-kira bervolume sama.
b. Memadatkan tiap lapisan dengan cara memasukkan alat getar ke dalam lapisan
beton segar. Pada lapisan pertama, penusukan alat getar jangan sampai
mengenai dasar cetakan, adapun pada lapisan kedua penusukan alat getar
sampai menusuk lapisan pertama sedalam kira-kira 25 mm.
c. Lama penggetaran tergantung pada nilai kelecakan adukan beton maupun
kemampuan alat getarnya. Sebagai gambaran, kita dapat melakukan 3 kalipenggetaran dengan lama 3 atau 4 detik pada tiap lapisan. Penggetaran dapat
dianggap cukup apabila pada permukaan beton segar sudah tampak suatu
lapisan air.
d. Lakukan pengisian dengan cetok ke bagian tepi silinder agar memperoleh beton
yang simetri menurut sumbunya (keruntuhan timbunan beton dari tepi ke
tengah). Cetakan jangan diisi terlalu penuh dengan adukan agar jangan sampai
mortarnya jatuh ke luar dan kerikilnya masuk ke silinder pada saat
menggetarkan.
e. Selesai menggetaran lapisan kedua, menambahkan sedikit beton segar di
permukaan, kemudian meratakan dengan batang perata agar rata dengan
permukaan cetakan.
f. Pindahkan cetakan ke dalam ruangan yang lembab.
Penyimpanan benda ujia. Keluarkan benda uji silinder dari cetakan setelah 24 jam dari saat pencetakan.
b. Bersihkan benda uji dari kotoran yang mungkin melekat, kemudian mamberi
tanda atau sandi agar tidak keliru dengan benda uji yang lain dan menimbang
benda uji.
c. Kembalikan benda uji ke dalam ruangan yang lembab atau tempat penyimpanan
yang lain.
d. Bila melakukan pembuatan silinder dan penuangan beton di lapangan, setelah
mengeluarkan benda uji, harus menutup benda uji dengan rapat (misalnya kertas
kedap air) dan menghindarkan dari panas matahari langsung.
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
59/91
Program Diploma Teknik Sipil UGM
Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 53
F. Data Praktikum
Adukan beton:
Tabel 16.1. Ukuran bahan dalam pembuatan beton.
Bahan Merk / asalBerat satuan
(kg/cm 3)Berat (gr)
Air PDAM 1.10 - 8215
Semen Gresik 3,15.10 15500
Pasir Merapi 1,653.10 -3 46050
Kerikil Clereng 1,285.10 - 50240
Jumlah 120005
. Hasil pengujian
a. Faktor air semen = 0,53
b. Nilai slam = 1. 14 cm
2. 14 cm
3. 9 cm
c. Nilai slam rata-rata =3
14941 ++= 12,3 cm
G. Hasil Pengujian dan Hitungan
Tabel 16.2. Ukuran cetakan dan silinder beton
Uraian Sld.1 Sld.2 Sld.3
Diameter bagian dalam (mm) 150 151 151
Kedalaman cetakan (mm) 301 305 300
Berat cetakan kosong (kg) 5,2 4,4 5,2
Berat cetakan + beton segar (kg) 18,2 18 17,2
Berat beton segar (kg) 13 13,6 12
Berat beton (kg/ m 3) 12,495 12,750 12,445
a. Volume silinder (V) = t d ××× 241
π
V.Sld I = ( ) 30115041 2
××× π = 5316412,5 mm 3
=
0,0053164125 m3
= 0,00532 m 3
V.Sld II = ( ) 30515141 2
××× π = 5459129,425 mm 3
= 0,005459129425 m 3
= 0,00546 m 3
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
60/91
Program Diploma Teknik Sipil UGM
Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 54
V.Sld III = ( ) 30015141 2
××× π = 5369635,5 mm 3
= 0,0053696355 m 3
= 0,00537 m3
b. Berat beton segar (W) = (Berat cetakan isi beton segar–Berat cetakan Kosong)
W.Sld I = 18,2 – 5,2 = 13 kg
W.Sld II = 18 – 4,4 = 13,6 kg
W.Sld III = 17,2– 5,2 = 12 kg
c. Berat beton segar per m 3 (W) =( )( )3mbetonVolumekgbeton Berat
W.Sld I = 0,0053213
= 2443,61 kg/m3
W.Sld II =0,00546
13,6 = 2490,84 kg/m 3
W.Sld III =0,00537
12 = 2234,64 kg/m 3
Berat rata – rata dari 6 benda uji = … kg/ m 3
3
64,223484,249061,4324 ++
= 2323,03 kg/m 3
H. Pembahasan
Pengadukan beton merupakan replikasi dari pencampuran adukan dasar beton yaitu pasir,
semen, kerikil, dan air. Dalam perencanaan pembuatan beton direncanakan sebanyak 9
silinder. Tapi, dalam praktikumnya dibuat sebanyak 3 silinder. Pada uji coba kali ini
pengadukan beton dilakukan dengan menggunakan mesin pengaduk yaitu mesin molen .
Untuk menghindari keausan pada silinder beton sebaiknya beton disimpan pada tempat
yang lembab atau direndam dalam air selama 7 hari. Jadi, berdasarkan hasil uji coba diatasberat rata-rata 3 silinder per m 3 adalah 2323,03 kg/m 3.
I. Kesimpulan
a. Berat rata-rata silinder = 2323,03 kg/m 3
b. Sebelum melakukan pengujian kuat tekan beton, terlebih dahulu beton disimpan
pada tempat yang lembab atau direndam dalam air selama 7 hari.
c. Pengadukan dilakukan dengan mesin molen.J. Lampiran
a. Laporan sementara.
b. Gambar alat.
c. Gambar langkah kerja
d. Flow chart.
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
61/91
Program Diploma Teknik Sipil UGM
Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 55
BAB XVII
PENGUJIAN BLEEDING
A. Pendahuluan
Keenceran suatu campuran (adukan) beton sangat mempengaruhi mudah dan sulitnya
pengerjaan di lapangan. Apabila campuran tersebut terlalu encer pengarjaannya semakin
mudah namun kekuatan beton yang dihasilkan rendah, begitu sebaliknya.
B. Tujuan
Tujuan dari pengujian ini untuk mengetahui tingkat keenceran suatu campuran beton.
C. Benda Uji
Benda uji berupa campuran beton segar yang dipakai dalam pembuatan silinder beton dan
pengujian slam.
D. Alat
1. Pipet tetes
2. tabung ukur 10 ml
E. Pelaksanaan
1. Siapkan alat berupa tabung ukur 10 ml dan pipet tetes.
2. Ambil air yang berada di atas campuran beton tersebut semaksimal mungkin.
3. Amati berapa ml air yang ada, semakin banyak air maka campuran tersebut semakin
encer.
F. Data Praktikum
Bahan Merk / asalBerat satuan
(kg/cm 3)Berat (gr)
Air PDAM 1.10 - 8215
Semen Gresik 3,15.10 15500
Pasir Merapi 1,653.10 -3 46050
Kerikil Clereng 1,285.10 - 50240
Jumlah 120005
. Hasil pengujian
a. Faktor air semen = 0.53
b. Nilai slam = 1. 14 cm
2. 14 cm
3. 9 cm
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
62/91
Program Diploma Teknik Sipil UGM
Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 56
c. Nilai slam rata-rata =3
14941 ++= 12,3 cm
. Nilai Bleeding : 7,5 ml
G. Kesimpulan
Nilai Bleeding = 7,5 ml
Dari hasil praktikum campuran yang didapatkan adalah ideal. Sehingga campuran ini
memenuhi syarat untuk pembuatan beton. Karena kualitas beton yang akan dihasilkan
cukup baik.
H. Lampiran
1. Laporan sementara
2. Gambar alat
3. Gambar urutan langkah kerja
4. Flow chart
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
63/91
Program Diploma Teknik Sipil UGM
Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 57
BAB XVIII
PENGUJIAN KUAT TEKAN KAYU
A. PendahuluanKuat tekan kayu adalah nilai yang digunakan untuk mengetahui kelas kuat kayu. Kelas kuat
kayu adalah tolok ukur yang akan kita gunakan di lapangan untuk menentukan dimensi kayu
dan harus disarkan pada pembebanan yang bekerja.
B. Tujuan
Untuk mengetahui cara menguji kuat tekan kayu searah serat.
C. Benda Uji
Benda uji berupa kayu meranti dengan ukuran 50 mm x 50 mm dan panjang 200 mm.
D. Alat
1. Stop watch.
2. Mesin uji tekan.
3. Kaliper
E. Pelaksanaan
1. Meletakkan benda uji kayu pada mesin uji tekan.
2. Pembebanan diberikan dengan kecepatan sekitar 0.6 mm/menit.
3. Mencatat besar beban maksimum dan lama pembebanan.
4. Bentuk satu benda uji diperiksa setelah patah.
F. Data PraktikumBenda Uji:
1. Jenis Kayu : Meranti 3. Cacat : -
2. Bentuk : Balok
G. Hasil Pengujian dan Hitungan
Data balok kayu ( kelompok 6 )
Panjang (mm) Sisi A (mm) Sisi B (mm)
Pengukuran Kayu 1
Pengukuran Kayu 2
Pengukuran Kayu 3
201,8
202,0
202,0
59,50
60,00
60,00
40,75
41,00
41,00
Jumlah
Rata-rata
605,80
201,93
179,50
59,83
122,75
40,92
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
64/91
Program Diploma Teknik Sipil UGM
Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 58
Kayu 1
Beban maksimum : 63,2 kN = 63200 N
Lama pembebanan : 7,65 detik = 7,65 / 60 menit =0,1275 menit
p
1. Kuat tekan ( τ ) = AP
, dimana A = t x l
A = luas alas
= 59,83 x 40,92
= 2474,02 mm 2 = 24,7402 cm 2
Kuat tekan ( τ ) = 2mm2474,02N63200
b h
= 25,55 MPa
2. Kecepatan pembebanan (V) =pembebananLama
maksimumBeban
Kecepatan pembebanan (V) =0.1275
63,2
= 495,69 kN/menit
3. Sketsa benda uji setelah pembebanan
Kayu 2 ( kelompok 5 )
Panjang (mm) Sisi A (mm) Sisi B (mm)
Pengukuran Kayu 1
Pengukuran Kayu 2
Pengukuran Kayu 3
200,5
200,7
200,5
61,00
61,00
61,00
42,00
42,00
42,00
Jumlah
Rata-rata
601,7
200,57
183,00
61,00
126,00
42,00
Beban maksimum : 63,5 kN = 63500 N
Lama pembebanan : 7,8 detik = 7,8/ 60 menit = 0,13 menit
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
65/91
Program Diploma Teknik Sipil UGM
Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 59
p
1. Kuat tekan ( τ ) = AP
, dimana A = t x l
A = luas alas= 61,0 x 42,0
= 2562 mm 2 = 25,62 cm 2
Kuat tekan ( τ ) = 2mm2562N63500
b h
= 24,785 MPa
2.
Kecepatan pembebanan (V) = pembebananLamamaksimumBeban
Kecepatan pembebanan (V) =0,1363,5
= 488,462 kN/menit
3. Sketsa benda uji setelah pembebanan
Kuat tekan kayu rata-rata =2
24,78525,55 + = 25,1675 MPa
Kecepatan pembebanan rata-rata =2
488,46495,68 + = 492,07 kN/menit
H. Kesimpulan
1. Kuat tekan kayu rata-rata = 25,1675 MPa2. Kecepatan pembebanan rata-rata = 492,07 kN/menit
3. PUBI 1982 tabel 37-3 “ Berat jenis ( kering udara ) kurang atau sama dengan 0.3.
Kekuatan Tekan mutlak kurang dari 650 kg/cm 2. Kekuatan tekan mutlak lebih dari 425
kg/cm 2.” Jadi kayu kamper termasuk kayu kelas kuat IV.
I. Lampiran
1. Laporan sementara
2. Gambar alat
3. Gambar urutan langkah kerja
4. Flowchart
5. Referensi (PUBI)
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
66/91
Program Diploma Teknik Sipil UGM
Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 60
BAB XIX
PENGUJIAN KUAT LENTUR KAYU
A. PendahuluanSuatu balok kayu biasanya menahan beban lentur. Untuk mengetahui kekuatan terhadap
momen lentur maka perlu dibuat pengujian lentur.
B. Tujuan
Untuk memberikan gambaran bagaimana cara menguji kekuatan lentur balok dan
menghitung tegangan lentur maksimumnya.
C. Benda Uji
Balok kayu meranti, dengan ukuran penampang sekitar 25 mm x 25 mm sampai 70 mm x 70
mm dengan panjang sekitar 600 mm.
D. Alat
1. Mesin uji lentur balok.
2. Kaliper.
E. Pelaksanaan
1. Penampang balok diukur dengan teliti.
2. Balok diasang pada tempat pengujian, dengan panjang bentang sekitar 450 mm
(tergantung ukuran kayu) dan beban satu titik di tengah atau dua titik dengan jarak
masing-masing 1/3 batang dari perletakan.
3. Beban maksimum yang mematahkan balok dicatat.
F. Data Praktikum
Benda Uji:
1. Jenis Kayu : Meranti
2. Bentuk : Balok
3. Cacat : -
4. Ukuran :
Lebar (mm) Tinggi (mm) Panjang (mm)
Pengukuran 1
Pengukuran 2
Pengukuran 2
59,00
57,75
55,75
41,75
40,50
41,40
550
550
550
Jumlah
Rata-rata
172,50
57,50
123,65
41,2167
1650
550
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
67/91
Program Diploma Teknik Sipil UGM
Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 61
G Hasil Pengujian dan Hitungan
Kayu 1
1. Beban maksimum = 7,81 kN = 7810 N
2. Sketsa beban pengujianBeban titik
Benda uji
Titik tumpu balok
3.
Skema pembebanan :3905 N 3905 N
150mm
150mm 150mm
50mm 50mm
4. Gaya reaksi dan gaya lintang
Σ MA = 0
- ( RBVx 450 ) + (3905 x 150) + (3905 x 300) = 0
RBV =mm Nmm
4501757250
RBV = 3905N
Σ MB = 0+( RAV x 450) - (3905 x 150) - (3905 x 300) = 0
RAV =mm Nmm
4501757250
RAV = 3905N
5. Gaya momen
MA = MB = 0
MC = RAV x 150
= 3905 x 150 = 585750 N.mm
MD = RBV x 150
= 3905 x 150 = 585750 N.mm
(+)
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
68/91
Program Diploma Teknik Sipil UGM
Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 62
6. Tahanan Momen
W = 1/6 x b x h 2
= 1/6 x 57,50 x (41,2167) 2
= 16280,323 mm 3
= 16,28 cm 3
7. Kuat lentur =W M
Kuat lentur = 3323,16280585750
mm
Nmm
= 35,979 N/mm 2
H. Kesimpulan
1. Kuat lentur rata-rata kayu meranti = 580 kg/cm 2
2. PUBI 1982 tabel 37-3 . Pengujian kuat lentur kayu kamper yg kami uji = 580 kg/cm 2
.Jadi kayu kamper termasuk kayu kelas kuat III.
I. Lampiran
1. Laporan sementara2. Gambar alat
3. Gambar urutan langkah kerja
4. Flowchart
5. Referensi (PUBI)
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
69/91
Program Diploma Teknik Sipil UGM
Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 63
BAB XX
PENGUJIAN KUAT TEKAN SILINDER BETON
A. Pendahuluan
Mutu beton umumnya ditentukan berdasarkan kuat tekannya. Cara menguji kuat tekan
beton dilakukan terhadap benda uji (yang umumnya berupa silinder beton dengan ukuran
diameter 150 mm dan tinggi 300 mm atau kubus dengan sisi 150 mm) setelah umur 28 hari.
Berikut ini diuraikan cara melakukan pengujian kuat tekan benda uji tersebut.
B. Tujuan
1.
Untuk mengetahui langkah pengujian kuat tekan beton.2. Untuk mengetahui besarnya nilai kuat tekan beton uji.
C. Benda Uji
Sebagai benda uji adalah silinder beton berdiameter 150 mm, tinggi 300 mm, atau kubus
beton bersisi 150 mm.
D. Alat
1. Timbangan.
2. Kaliper untuk mengukur dimensi benda uji.
2. Alat perata lapis alas silinder (capping). Bila dipakai benda uji kubus tidak diperlukan
perataan permukaan ini.
E. Pelaksanaan
1. Data tentang benda uji beton yang akan diuji dicari, antara lain:
a. Faktor semen.b. Nilai slam.
c. Cara perawatan dan penyimpanan benda uji.
d. Kapan dibuat atau berapa umur benda uji (berdasarkan data tersebut, perkirakanlah
kuat tekannya).
2. Bila benda uji berupa silinder, diukur diameter rata-rata silinder di tengah-tengah
tingginya, dan tinggi rata-ratanya dengan ketelitian sampai 0.1 mm (dengan kaliper).
3. Benda uji ditimbang dengan ketelitian sampai 0.005 kg.
4. Permukaan beton diratakan dengan memberi lapisan perata pada permukaan dengan
bahan yang tersedia, bahan perata diratakan dengan kaca atau plat. ditunggu sampai
lapisan ini keras dan cukup kuat.
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
70/91
Program Diploma Teknik Sipil UGM
Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 64
F. Data Praktikum
Benda Uji: Bahan adukan beton
Bahan Merk / asalBerat satuan
(kg/cm 3)Berat (gr)
Air PDAM 1.10 - 8250
Semen Gresik 3,15.10 - 15500
Pasir Merapi (S.Gendol) 1,653. 10 - 46050
Kerikil Clereng 1,285. 10 - 50240
Jumlah 120005
Faktor Air Semen : 0,53
Nilai Slam : 12,33 cmF’c : 20 MPa
G. Hasil Pengujian dan Hitungan
PengukuranSilinder
I
Silinder
II
Silinder
III
Berat (kg) 12,495 12,750 12,445
Tinggi (mm) 301 305 300
Diameter 1 (mm) 150 150 148
Diameter 2 (mm) 151 150 151
Diameter
Rata – rata (mm)150,5 150 150,5
1. Luas tampang (A) = ¼ (3.14)d 2
A I = 0,25.3,14.(150,5) 2 = 17780,45 mm 2 = 177,8045 cm 2
A II = 0,25.3,14.(150) 2 = 17662,50 mm 2 = 176,6250 cm 2
A III = 0,25.3,14.(150,5) 2 = 17194,64 mm 2 = 177,8045 cm 2
Uraian Sld.1 Sld.2 Sld.3
Diameter bagian dalam (mm) 150 151 151
Kedalaman cetakan (mm) 301 305 300
Berat cetakan kosong (kg) 5,2 4,4 5,2
Berat cetakan + beton segar (kg) 18,2 18 17,2
Berat beton segar (kg) 13 13,6 12
Berat beton (kg/ m 3) 12,495 12,750 12,445
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
71/91
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
72/91
Program Diploma Teknik Sipil UGM
Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 66
c. σ -III =171,9464
25500
= 148,302 kg/cm 2 ( 7 hari ) = 65%
x3 = 229,148 kg/cm2 ( 28 hari) =100%
5. Kuat tekan rata-rata
a. Kuat tekan rata-rata 7 hari
=3
148,302161,36203,822 ++
= 171,16 kg/cm 2
= 17,116 MPa
b. Kuat tekan rata-rata 28 hari
=3
229,148248,246313,572 ++
= 263,655 kg/cm 2
= 26,3655 MPa
6. Lama Pembebanan
Silinder I = 11,07 detik= 0,1845 menit
Silinder II = 14,67 detik
= 0,2445 menit
Silinder III = 10,12 detik
= 0,1687 menit
7. Kecepatan pembebanan (V) = pembebananLamamaksimumBeban
V-I =1845,0360
= 1951,219 kN/menit
V-II =2445,0285
= 1165,644 kN/menit
V-III =
1687,0
255 = 1511,559 kN/menit
Rata-rata Kecepatan Pembebanan =3
559,1511644,1165219,1951 ++
= 1542,81 kN/menit
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
73/91
Program Diploma Teknik Sipil UGM
Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 67
H. Kesimpulan
Dari hasil praktikum dan hitungan dari 3 buah pengujian beton diperoleh data:
1. Berat jenis rata-rata = 2,377 x10 -3 kg/cm 3
2. Kuat tekan rata-rata 7 hari = 17,116 MPa3. Kuat tekan rata-rata 28 hari = 26,3655 MPa
4. Kecepatan pembebanan rata-rata = 1542,81 kN/menit
I. Lampiran
1. Laporan sementara
2. Gambar alat
3. gambar urutan langkah kerja
4. Flow chart
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
74/91
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
75/91
Program Diploma Teknik Sipil UGM
Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 69
D. Alat
1. Mesin Los Angeles.
2. Ayakan no. 12 (lubang 2 mm) dan ayakan lain dengan lubang 38.1 mm, 25.4 mm, 19.05mm, 12.7 mm, 9.51 mm, 6.36 mm, 4.75 mm, 2.36 mm.
3. Timbangan dengan ketelitian 5 gr.
4. Bola baja dengan diameter rata-rata 4.68 cm dan berat masing-masing antara 390 gr
sampai 445 gr.
5. Tungku pengering (oven) yang dapat memanasi sampai pada temperatur 105 oC
E.
Pelaksanaan1. Menimbang benda uji sesuai tabel 17.1.
2. Memasukkan kerikil/batu pecah ke dalam mesin Los Angeles
3. Memasukkan bola baja ke dalam mesin Los Angeles dengan jumlah sesuai tabel 17.2.
4. Memutar mesin dengan kecepatan 30 sampai 33 rpm sebanyak 100 kali.
5. Mengeluarkan bola baja dari mesin Los Angeles.
6. Mengeluarkan benda uji dari mesin Los Angeles, kemudian mengayak memakai ayakan
no. 12.
7. Menimbang kerikil yang tertinggal di atas ayakan no 12.
8. Memasukkan kembali bola baja dan kerikil yang tertinggal di atas ayakan no 12 ke dalam
mesin Los Angeles.
9. Memutar kembali mesin Los Angeles sebanyak 400 kali (jadi dengan putaran pertama
berjumlah 500 kali).
10. Kembali ke langkah e, f, dan g.
F. Data PraktikumBahan:
1. Kerikil / batu pecah asal: Clereng Kulon Progo
2. Gradasi : A
G. Hasil Pengujian dan HitunganLubang ayakan (mm) Berat benda uji (gr)
Lewat Tertinggal Gradasi A Gradasi B Gradasi C
38.1025.40
19.05
12.07
9.51
6.35
25.4019.05
12.70
9.51
6.35
4.75
1.2501.250
1.250
1.250
….
….
….….
2.500
2.500
….
….
….….
….
….
2.500
2.500
Jumlah berat benda uji 5.000 5.000 5.000
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
76/91
Program Diploma Teknik Sipil UGM
Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 70
1. Berat benda uji (A) = 5 kg
2. Berat benda uji sesudah diuji 100 putaran (B) = 4,62 kg
3. Berat benda uji sesudah diuji 400 putaran (C) = 3,12 kg
4. Keausan I = A
B A )( − x 100 %
Keausan I =5
62,45 − x 100 %
= 7,6 %
5. Keausan II = A
C A )( − x 100 %
Keausan II =5
12,35 − x 100 %
= 37,6 %
Keausan total = Keausan I + Keausan II
= 7,6% + 37,6%
= 45,2 %
H. Kesimpulan
1. Keausan total = 45,2 %
2. PUBI 1982 Pasal 12 “Syarat fisik kerikil bagian yang hancur bila diuji memakai mesin
los Angeles tidak lebih dari 50% berat” jadi kerikil progo memenuhi syarat sebagai
bahan bangunan.
I. Lampiran
1. Laporan sementara2. Gambar alat
3. Gambar urutan lankah kerja
4. Flowchart
5. Referensi (PUBI)
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
77/91
Program Diploma Teknik Sipil UGM
Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 71
Tabel 25-2 PUBI
Pengujian
Jenis bangunan beton/konstruksi jalan
Konstruksi
berat/beton
kelas III
Konstruksi
sedang/beton
kelas II
Konstruksi
ringan/beton
kelas I
Kekuatan tekan (kg
f/cm 2)
Kekerasan dengan
Rudellof :
- fraksi kasar
- fraksi 30-95
mm(dihitung %
berat hancur)
ketahanan keausan
dengan Los Angeles:
bagian hancur, max %
berat
penyerapan air max
(dalam % berat).
1200
0,80
16
27
3
800
0,70
16-24
27-30
3
600
0,60
24-30
40-50
3
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
78/91
Program Diploma Teknik Sipil UGM
Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 71
BAB XXII
PENGUJIAN KUAT TARIK BAJA TULANGAN
A. PendahuluanSemua bahan padat akan berubah bentuk apabila diberi beban. Perubahan bentuk
tergantung pada besar beban, unsur kimia maupun kondisi beban, bentuk benda uji, suhu,
kecepatan pembebanan, dan sebagainya. Suatu kurva yang menghubungkan antara beban
dan perubahan bentuk pada benda uji ( deformasi ) merupakan bagian utama dari studi
tentang sifat mekanika dari bahan benda uji itu. Akan tetapi, biasanya pengujian itu agak
berbeda bila bentuk geometrinya berbeda, walaupun bahannya sama. Oleh karena itu
bentuk benda uji dibuatkan suatu standard yang sedemikian rupa sehingga kurvategangan-tegangan diperoleh juga merupakan standar pula.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui langkah kerja pengujian uji tarik baja.
2. Untuk mengetahui besarnya tegangan leleh dan kuat tarik baja.
C.
Benda UjiBatang logam yang berpenampang bulat atau persegi empat dengan ukuran sesuai
standard benda uji menurut Standardisasi Industri Indonesia (SII) atau PUBI 1982.
D. Alat
1. Mesin uji tarik baja dengan ketelitian 0,01kN dan kapasitas 200kN.
2. Kaliper.
3. Penggaris.
E. Pelaksanaan
1. Mengukur dimensi benda uji beserta jarak dua titik ukur awal.
2. Memberi tanda antara dua titik ukur awal tiap 1cm.
3. Memasang penolok ukur regangan pada benda uji.
4. Mengukur dan mencatat ukuran diameter pada tempat putusnya benda uji, setelah
selesai pengujian (benda uji telah putus).
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
79/91
Program Diploma Teknik Sipil UGM
Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 72
F. Data Praktikum
Benda Uji :
a. Bahan = Baja Tulangan Polos
b. Diameter pengenal = 7,07mm
c. Diameter terukur =
Pengukuran 1
Pengukuran 2
Pengukuran 3
Jumlah
Rata-rata
7,07mm
7,07mm
7,07mm
21,21mm
7,07mm
d. Jarak dua titik ukur awal (sebelum diuji) = 100mm
G. Hasil Pengujian dan Hitungan
1. Benda Uji I (Baja Tulangan Polos)
a. Beban leleh = 17,35kN = 17350N
b. Beban maksimum (P) = 23,79kN = 23790N
c. Pertambahan panjang∆ L = ( a + b ) – l 0 L0
l0 = panjang baja mula-mula (Gambar bentuk benda uji sesudah diuji)
∆ L = (76,7 + 50,6) – 100 a b
= 127,3 – 100
= 27,3 mm
d. Diameter ditempat putus = 4mm
e. Luas penampang awal = 2..41
d π
= 2)07,7(14,341
x x
= 39,24mm 2
f. Luas penampang akhir = 2..41
d π
= 2)00,4(14.341
x x
= 12,56mm 2
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
80/91
Program Diploma Teknik Sipil UGM
Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 73
g. Pengurangan luas = %100
×−
awal Luasakhir Luasawal Luas
= %100
24,39
56,1224,39×
−
=67,99%
h. Perpanjangan akhir (regangan) =awal panjang
awal panjangakhir Panjang
− x 100 %
=100
3,27 x 100 %
= 27,3%
i. Tegangan leleh ( batas ukur ) =awal Luasleleh Beban
=2264,21
17350
= 817,378N/mm 2
= 817,378MPa
j. Tegangan maksimum ( kuat tarik ) =awal Luas
maksimum Beban
=39,2423790
= 606,269N/mm 2
= 606,269MPa
H. Pembahasan
Pada dasarnya logam yang diberi beban akan mengalami perubahan bentuk yang
umumnya dengan kasat mata tidak terlihat, namun apabila beban yang diberikan terlalu
besar, maka perubahan tersebut dapat dilihat dengan jelas. Pada pengujian kuat tarik baja
ini, kita dapat mengetahui seberapa besar beban yang mampu ditahan oleh batang baja
dengan menggunakan alat uji kuat tarik baja, kita hanya mengamati dan menganalisa data
yang terbaca pada layar monitor yang ada pada alat uji tersebut.
I. Kesimpulan
Baja Tulangan Polos
a. Tegangan leleh (batas ukur) = 817,378MPa
b. Tegangan maksimum (kuat tarik) = 606,269MPac. Perpanjangan akhir (regangan) =27,3 %
d. Pengurangan luas ditempat putus =67,99 %
e. Menurut PUBI 1982 tabel 74-6 baja ini termasuk BjTP 24, yaitu tegangan leleh
minimum MPa
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
81/91
Program Diploma Teknik Sipil UGM
Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 74
J. Lampiran
1. Laporan Sementara.
2. Tabel dan Grafik
3. Gambar Alat.4. Gambar Langkah Kerja.
5. Flow Chart Pelaksanaan.
6. PUBI 1982 pasal 2.4.
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
82/91
Program Diploma Teknik Sipil UGM
Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 75
TABEL PENGUKURAN KUAT TARIK BAJA TULANGAN POLOS
NOBeban
P (kN)
Beban
P (N)
Panjang
Awal
l0 (mm)
Perpanjangan
∆ L (mm)
Luas
Penampang
AwalA (mm)
Tegangan
σ = P/ A
(Mpa)
Regangan
ε = ∆ l/lo
(%)
1 0,036 36 100 1 39,24 0,92 0,05
2 0,560 560 100 2 39,24 14,27 0,1
3 3,260 3260 100 3 39,24 83,08 0,15
4 11,060 11060 100 4 39,24 281,86 0,19
5 17,350 17350 100 5 39,24 442,15 0,24
6 17,430 17430 100 6 39,24 444,19 0,29
7 17,290 17290 100 7 39,24 440,62 0,348 17,720 17720 100 8 39,24 451,58 0,39
9 17,940 17940 100 9 39,24 457,19 0,44
10 18,500 18500 100 10 39,24 471,46 0,48
11 19,530 19530 100 11 39,24 497,71 0,53
12 20,210 20210 100 12 39,24 515,04 0,58
13 20,220 20220 100 13 39,24 515,29 0,63
14 21,360 21360 100 14 39,24 544,34 0,68
15 21,760 21760 100 15 39,24 554,54 0,73
16 22,630 22630 100 16 39,24 576,71 0,77
17 22,340 22340 100 17 39,24 569,32 0,82
18 22,670 22670 100 18 39,24 577,73 0,87
19 22,870 22870 100 19 39,24 582,82 0,92
20 22,850 22850 100 20 39,24 582,31 0,97
21 23,200 23200 100 21 39,24 591,23 1,02
22 23,340 23340 100 22 39,24 594,80 1,06
23 23,420 23420 100 23 39,24 596,84 1,11
24 23,560 23560 100 24 39,24 600,41 1,16
25 23,640 23640 100 25 39,24 602,45 1,21
26 23,690 23690 100 26 39,24 603,72 1,26
27 23,740 23740 100 27 39,24 604,99 1,31
28 23,760 23760 100 28 39,24 605,50 1,35
29 23,790 23790 100 29 39,24 606,27 1,40
30 23,740 23740 100 30 39,24 604,99 1,45
31 23,640 23640 100 31 39,24 602,45 1,50
32 22,640 22640 100 32 39,24 576,96 1,55
33 20,540 20540 100 33 39,24 523,45 1,66
34 18,690 18690 100 34 39,24 476,30 1,64
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
83/91
Program Diploma Teknik Sipil UGM
Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 76
GRAFIK BAJA TULANGAN POLOS
T e g a n g a n
( M P a )
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
84/91
Program Diploma Teknik Sipil UGM
Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 75
BAB XXIII
PENGUJIAN KONSISTENSI NORMAL SEMEN
A. Pendahuluan
Daya ikat semen sangat menentukan keberhasilan dalam sebuah adukan baik mortar maupun
beton, karena adukan atau campuran yang dibuat tersebut harus sesegera mungkin dipakai
supaya tidak lekas kering. Oleh karena itu penting sekali kita mengetahui berapa lama waktu
pengikatan semen yang akan terjadi nantinya.
B. Tujuan
Tujuan pengujian ini untuk menentukan konsistensi normal dari semen untuk penentuanberapa lama pengikatan semen yang akan terjadi.
C. Benda Uji
1. Semen seberat 500 gram
2. Air bersih 125 ml-150 ml (dengan temperature ruangan)
D. Alat
1. Mesin aduk (mixer) dengan daun-daun pengaduk dari baja tahan karat serta mangkok
yang dapat dilepas
2. Alat vicat
3. Timbangan dengan ketelitian 1 gr
4. Spatel (pisau Perata)
5. Gelas ukur dengan kapasitas 500 ml
6. Sarungtangan plastic
E. Pelaksanaan
1. Persiapan pasta
a. Memasang daun pengaduk dan mangkuk yang kering pada mesin pengaduk (mixer).
b. Memasukan bahan-bahn kedalam mangkuk dengan prosedur sebagai berikut:
1) Menuangkan air 125 ml-155 ml
2) Memasukan 500 gram semen kedalam air dan biarkan selama 30 detik agar
terjadi peresapan/campuran
c. Menjalankan mesin pengaduk dengan kecepatan rendah (140±5) ppm selama 30
detik.
d. Menghentikan mesin pengaduk selama 15 detik. Selama waktu itu kumpulkan pasta
yang menempel pada dinding mangkuk.
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
85/91
Program Diploma Teknik Sipil UGM
Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 76
e. Menjalankan mesin pengaduk dengan kecepatan sedang (285±10) ppm selama 1
menit.
2. Pencetakan Benda Uji
a. Segera bentuk pasta menjadi bola dengan kedua tangan (gunakan sarung tangan).Lemparkan dari tangan yang satu ketangan yang lain dengan jarak kira-kira 15 cm
sebanyak 6 kali.
b. Tekankan bola pasta kedalam cincin konis (g) pada alat vicat dengan satu tangan.
c. Kelebihan pasta pada lubang besar diratakan dengan jalan meletakan cincin lubang
yang besar pada pelat kaca, lalu potong kelebihan pada lubang cincin kecil dengan
sekali gerakan, kemudian licinkan kelebihan pasta yang terdapat pada cincin. Selama
mengerjakan pemotongan dan penghalusan hindarkan tekanan pada pasta.3. Penentuan Konsistensi
a. Pusatkan cincin berisi pasta tepat dibawah batang penekan. Tempelkan ujung jarum
pada permukaan pasta dan kunci.
b. Tempatkan indikator pada angka nol
c. Lepaskan batang penekan dan jarum tersebut kedalam pasta
d. Konsistensi normal terjadi apabila batang penekan dan jarum menembus batas (10±1
mm) dibawah permukaan dalam waktu 30 detik setelah dilepaskan
F. Data Hasil Praktikum
a. Pengujian Pertama
1. Berat semen : 500 gr
2. Kadar air 25,5% = 127,5 gram
b. Pengujian Kedua
1. Berat semen : 500 gr
2. Kadar air 26% = 130 gramG. Hasil Pengujian
Konsistensi normal semen
1. Konsistensi Normal : 27.4 %
Kadar air (%) Penetrasi (mm)24.50% 425% 725.50% 526% 8.526.50% 827% 10
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
86/91
Program Diploma Teknik Sipil UGM
Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 77
G. Kesimpulan
1. Konsistensi normal yang terjadi adalah 27,4 %.
2. Pasta yang dihasilkan adalah sesuai.
H. Lampiran
1. Laporan sementara
2. Grafik
3. Gambar alat
4. Gambar urutan langkah kerja
5. Flow chart
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
87/91
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
88/91
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
89/91
Program Diploma Teknik Sipil UGM
Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 80
F. Data Praktikum
No.Test
Waktu
Penurunan
Air (menit)
Penurunan
(mm) Air
25.5 %
Keterangan
watku
pencatatan
Penurunan
(mm) Air
26 %
Keterangan
watku
pencatatan
1 15 38.5 09.00 39 09.10
2 30 38 09.15 39 09.25
3 45 37 09.30 38 09.40
4 60 37 09.45 37 09.55
5 75 37 10.00 37 10.10
6 90 24 10.15 37 10.25
7 105 14 10.30 37 10.408 120 9 10.45 11 10.55
H. Pembahasan
Vikat merupakan campuran antara bahan semen dan air yang biasanya digunakan. Untuk
mengetahui seberapa besar daya ikat semen tersebut diuji dengan alat uji vikat. Pada
pengujian ini menggunakan bahan berupa semen dan air. Maksud dari pengujian ini adalah
unrtuk mengetahui daya ikat semen terhadap air. Berdasarkan pengujian lama pengujiansampai kekerasanya antara 25 mm selama 105 menitt (pengujian pertama) dan 135 menit
(pengujian kedua) menit.
I. Kesimpulan
Dari hasil pengujian yang diakukan didapat daya ikat semen yang terjadi pada kadar air25,5% yaitu pada waktu 115 menit
Dari hasil pengujian yang diakukan didapat daya ikat semen yang terjadi pada kadar air26% yaitu pada waktu 90 menit
J. Lampiran
1. Laporan Sementara
2. Grafik hasil pengujian
3. Gambar Alat
4. Skema langkah kerja
5. Flow Chart
6. PUBI 1982 : Vikat
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
90/91
Program Diploma Teknik Sipil UGM
Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A2011 81
GRAFIK UJI VIKAT SEMEN
-
8/15/2019 Laporan Praktikum Bahan Bangunan
91/91
LAMPIRAN