laporan praktikum bising
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN KEBISINGAN
Disusun Oleh :Wira Noviyar H1E111204Eka Damayanti H1E112013Romadhini Putri Wulandari H1E112044Amalia Enggar Pratiwi H1E113209
Dosen Pengajar :Rijali Noor, ST., MT
Nova Annisa, S.Si., M.Si
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIKPROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
BANJARBARU
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
taufik dan hidayah-Nya maka laporan praktikum ini dapat terselesaikan sesuai
harapan. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimaksih kepada Bapak
Rijali Noor, MT dan Ibu Nova Annisa, S.Si., M.Si selaku dosen mata kuliah
Pengendalian Bising yang telah memberikan pengajaran mengenai pengendalian
kebisingan, serta kami sampaikan juga ucapan terimakasih kepada pihak BLH
Kota Banjarbaru yang telah mendampingi selama praktikum lapangan.
Saran dan kritik yang konstruktif tetap diharapkan serta akan dijadikan
sebagai bahan perbaikan dan penyempurnaan Laporan Praktikum ini. penulis
mohon maaf apabila terdapat kekurangan dalam penulisan laporan ini. Semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Banjarbaru, 16 Mei 2016
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................... iiiBAB I. PENDAHULUAN............................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................1
1.2 Tujuan Kegiatan..............................................................................2
1.3 Manfaat Kegiatan............................................................................2
1.4 Waktu Pelaksanaan.........................................................................2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA...................................................................3
2.1 Definisi Kebisingan.........................................................................3
2.2 Sumber Bising.................................................................................3
2.3 Alat Pengukur Kebisingan (Sound Level Meter ).........................4BAB III. PEMBAHASAN............................................................................6
3.1 Pengukuran Kebisingan di PT. Jagat Teknik Digdaya.................6
3.2 Pengukuran Kebisingan di PT. MUM.............................................7
3.3 PENGUKURAN KUALITAS UDARA AMBIEN................................8
BAB IV. PENUTUP...................................................................................11
4.1 Kesimpulan....................................................................................11
4.2 Saran..............................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................12
LAMPIRAN...............................................................................................13
iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Mesin memiliki kebisingn denga suara berkekuatan tinggi. Dampak negatif
yang ditimbulkannya adlaah kebisingan yang berbahaya bagi karyawan. Kondisi
ini dapat mengakibatkan berkurangnya pendengaran atau dapat mengakibatkan
ketulian yang dikenal dengan Noice Induce Hearing Loss. Beberapa penelitian
yang pernah dilakukan menunjukkan adanya pengaruh yang besar dari
ekbisingan terhadap gangguan pendengaran.
Disekitar kita terdapat berbagai sumber kebisingan, misalnya kebisingan
dari industri (pabrik), bandar udara, jalan raya dan tempat – tempat hiburan.
Beberapa pekerjaan yang selalu diharapkan dengan kebisingan antara lain
penmabangan, embuatan terowongan, penggalian (peledakan, pengeboran),
pekerjaan yang menggunakan mesin – meisn berat (pcetakan, proses
penempaan besi, mesin tekstil, mesin kertas), pekerjaan mengemudikan mesin
dengan tenaga pembakaran yang kuat (truk, kendaraan konstruksi) dan uji coba
mesin jet (WHO, 1999).
Pada kota – kota yang memiliki banyak pabrik ataupun industri sangat
berpeluang dalam menghasilkan kebisingan. Kebisingan drai lingkungan kerja
tersebut tentunya akan berdampak langsung dan nyata ada pekerja di
lingkungan kerja tersebut. Adapun batas paparan bising berbeda – beda
berdasarkan tingkat kebisingan dan lama paparan. Kebsiingan industri yang
menyebabkan gangguan pendengaran kebanyakan negara menetapkan 85 – 90
dB dengan jumlah paparan atau jam kerja selama 8 jam sehari dan 40 jam per
minggu (Nurul, 2007).
Kebisingan 75 dB untuk 8 jam kerja per hari jika hanya terpapar satu hari
saja pengaruhnya tidak signifikan teerhadap kesehatan. Tapi jika berlangsung
setiap hari terus – menerus, minggu dmei minggu, bulan demi bulan, tahun demi
tahun maka akan terakumulasi dan melewati batas atau ambang dimana
paparan kebisingan tersebut akan menyebabkan gangguan pendengaran
(Soetirto, 2001). Oleh karena itu, untuk mengetahui bagaimana pengukuran dan
dampak langsung kebisingan di lingkungan kerja, maka dilakukanah praktikum
lapangan pengukuran kebsiingan di PT. Jagat Teknik Digdaya dan PT.
1
1.2 Tujuan KegiatanTujuan dilakukannya praktikum pengukuran kebisingan ini adalah untuk:
1. Mengetahui bagaimana cara pengukuran kebisingan di lingkungan kerja.
2. Mengetahui kondisi lingkungan kerja yang beresiko mengakibatkan
kebisingan.
3. Mengetahui cara penggunaan alat pengukur kebisingan.
1.3 Manfaat KegiatanManfaat dari praktikum ini adalah :
1. Mahasiswa dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan menganai
pengukuran kebisingan di lingkungan kerja.
2. Mahasiswa dapat mengetahui penggunaan alat pengkur kebisingan di
lingkungan kerja.
3. Mahasiswa dapat mengaplikasikan secara langsung ilmu yang telah
didapatkan.
1.4 Waktu PelaksanaanPraktikum pengukuran kebisingan ini dilaksanakan pada hari Senin dan
Selasa tanggal 9 – 10 Mei 2016 di PT. Jagat Teknik Digdaya dan PT.
2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi KebisinganKebisingan adalah suara yang tidak diinginkan dan pengukurannya
menimbulkan kesulitan besar karena bervariasi diantara perorangan dalam
situasi yang berbeda (Nurul, 2007). Sedangkan, menurut Kepmenaker No. 51
tahun 1999 mendefinisikan kebsiingan sebagai suara yang tidak dikehendaki
yang bersumber dari alat – alat proses produksi dan atau alat – alat kerja yang
pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran. Kebisingan
dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis golongan, yaitu :
a. Kebisingan tetap (steady noise), sering disebut sebagai kebisingan
continouus. Kebisingan ini dipisahkan lagi menjadi dua jenis, yaitu :
1. Discrete frequency noise : kebisingan dengan frekuensi terputus – putus,
yang berupa ‘nada – nada’ murni Contohnya : suara mesin, suara kipas.
2. Broad band noise : merupakan kebisingan dengan frekuensi terputus
yang bukan berupa ‘nada – nada’ murni dan terjadi pada frekunsi yang
lebih sempit. Misalnya suara dari mesin gergaji, katup gas.
b. Kebisingan tidak tetap (unsteady noise), merupakan kebisingan yang
memerlukan waktu untuk menurunkan intensitasnya tidak lebih dari 500
milidetik. Kebsiingan ini dibagi lagi menjadi intermitten noise dan impulsive
noise (Sihar, 2005).
2.2 Sumber BisingKebisingan dapat disebabkan oleh beberapa sumber, diantaranya :
a. Bising di Industri
1. Bising Intermitten : bunyi bising dan tidak (on/off) berlangsung dalam
interval waktu yang sepadan.
2. Bising Interupted : bunyi bising dimana jeda bisingnya lebih singkat
dibanding lama bisingnya.
3. Bunyi Impulsive / Explosive : durasi bising hanya dalam seper detik.
Sumber – sumber bising :
a) Mesin berputar / bolak balik
b) Mesin elektrik (karena gaya magnetik mekanik)
3
c) Pengolahan material
d) Confeyor – confeyor ketika beroperasi
e) Pengaduk, penyaring dan sebagainya
f) Alat – alat pneumatic
g) Turbin gas dan uap
h) Cutdoor proses
b. Bising di Permukiman
Sumber bsiing karena aktivitas perumahan, bising karena adanya
pemanasan (heater) dan pendinginan (AC), bising alamiah (faktor atmosferik).
Kebisingan bervariasi terhadap waktu tergantng aktivitas manusia.
2.3 Alat Pengukur Kebisingan (Sound Level Meter )Komponen – komponen SLM adalah :
a. Microphone, condensor, piezoelektric, dynamic)
b. Amplifier
c. Weighting network
d. Display
Gambar 2.1 Penggunaan Alat Sound Level Meter
Tipe – tipe SLM :
a. Tipe 0 (Precision Sound Level Meter), toleransi : ± 0,4 dB, untuk
keperluan standar lab.
b. Tipe 1 (General Purpose Sound Level Meter), toleransi : ± 0,7 dB, untuk
berbagai keperluan di lab.
c. Tipe 2 (Survey Sound Lebel Meter), toleransi : ± 1,0 dB dan ± 1,5 dB,
untuk survei lapangan.
4
Gambar 2.2 Sound Level Meter
5
BAB III. PEMBAHASAN
3.1 Pengukuran Kebisingan di PT. Jagat Teknik DigdayaPraktikum pengukuran kebisingan dilakukan di PT. Jagat Teknik Digdaya,
Kabupaten Banjar. Pengukuran dilakukan pada hari Senin, 9 Mei 2016 sekitar
pukul 12.30 WITA Adapun kondisi cuaca dan lingkungan pada saat pengukuran
dapat dilihat pada penjelasan berikut :
a. Waktu pengukuran : 12.30 WITA
b. Tempat pengukuran kebisingan : pintu masuk areal kerja/pabrik
c. Kondisi area kerja : kondisi istirahat (tidak ada operasi/
kegiatan)
d. Letak kantor/pabrik : dipinggir jalan (terdapat kemungkinan
adanya pengaruh kebisingan dari sumber
bergerak / kendaraan bermotor)
e. Pengaruh lain : adanya pesawat terbang yang melintas
saat pengukuran
f. Lama pengukuran : selama satu jam (sesuai permintaan pihak
perusahaan/pabrik)
g. Pengukuran menggunakan alat Sound Level Meter otomatis : hasil 120 data,
langsung direkap secara otomatis dan didapatkan hasil :
1. Le Maksimum = 63,5 dBA
2. Le rata – rata = 63,1 dBA
3. Le Minimum = 63,0 dBA
Selain melakukan pengukuran kebisingan, pihak PT. Jagat Teknik Digdaya
juga meminta dilakukannya pengukuran kualitas udara, air dan kondisi
lingkungan sekitar pabrik. Berikut adalah alat – alat yang digunakan oleh pihak
BLH Kota Banjarbaru dalam melakukan pengukuran kualitas udara dan
kebisingan.
6
Gambar 3.1 Sound Level Meter Digital yang digunakan pada saat praktikum PT.
Jagat Teknik Digdaya, Kabupaten Banjar.
3.2 Pengukuran Kebisingan di PT. MUMPraktikum pengukuran kebisingan dilakukan di PT. MUM, perusahaan yang
memproduksi gorong-gorong dan bata dan berlokasi di Jalan A.Yani Liang
Anggang. Pengukuran dilakukan pada hari Selasa, 10 Mei 2016 sekitar pukul
11.00 WITA Adapun kondisi cuaca dan lingkungan pada saat pengukuran dapat
dilihat pada penjelasan berikut :
a. Waktu pengukuran : 11.00 WITA
b. Tempat pengukuran kebisingan : pintu masuk areal kerja/pabrik
c. Kondisi area kerja : Kegiatan operasi berlangsung
d. Letak kantor/pabrik : dipinggir jalan raya A. Yani Liang Anggang
(terdapat kemungkinan adanya pengaruh
kebisingan dari sumber bergerak /
kendaraan bermotor)
e. Pengaruh lain : adanya pesawat terbang yang melintas
saat pengukuran
f. Lama pengukuran : selama 10 menit (pengukuran sesaat)
g. Pengukuran menggunakan alat Sound Level Meter otomatis yang langsung
mengeluarkan dan merekap data tingkat kebisingan, hasil pengamatan dan
pengukuran di 10 detik pertama diperoleh nilai :
1) LEp = 67,6 dBA
7
2) Leq = 69.4 dBA
3) LSp = 67.0 dBA
(Untuk hasil pengukuran keseluruhan dirahasiakan karena permintaan
perusahaan).
Selain melakukan pengukuran kebisingan, pihak PT. Jagat Teknik Digdaya
juga meminta dilakukannya pengukuran kualitas udara, air dan kondisi
lingkungan sekitar pabrik. Berikut adalah alat – alat yang digunakan oleh pihak
BLH Kota Banjarbaru dalam melakukan pengukuran kualitas udara dan
kebisingan.
Gambar 3.2 Sound Level Meter Digital yang digunakan pada saat praktikum
di PT. MUM
3.3 PENGUKURAN KUALITAS UDARA AMBIEN
Selain pengukuran kebisingan pada saat praktik dilapangan juga
dilakukan pengukuran untuk kualitas Udara Ambien
8
Gambar 3.3 Portable High Volume Air Sampler
Portable High Volume Air SamplerTipe alat : TFIA – 2
Berasal dari : Amerika
Keterangan : ala pengukur TSP (Total Suspended Particulate)
Spesifikasi :
a. Motor / pump : Brushed, 2 – stage blower
b. Main housing : sturdy light weight dural
c. Max flow rate : 40 CFM
d. Unit Net Weight : 9 Lbs
e. Power supply : 230 VAC, 50/60 Hhz, 5.5 Amp
f. Filter holder : 4 inchi diameter
g. Filter paper : 4 inchi diameter
h. Complete unit : filter paper 100 sheet (glass fiber)
Tripod, sheet plate for tripod 30 x 25 cm
(Sumber : Anonim1, 2014)
9
Gambar 5. Impinger Gas Sampler
Impinger Gas SamplerTipe alat : SLS – RAC5
Fungsi alat : untuk mengambil sampling 5 gas di udara ambient secara
bersamaan melalui media basah (media tangkap dengan absorbent).
Spesifikasi :
a. Flow ange max : 0 – 5 lt/min
b. Glass impingers : 5 pcs inlet, 5 pcs outlet, 30 mL capacity
c. Pump : 5 units pump
d. Flow control : 5 pcs adjustable air flow
e. LCD display : temperature (-50 – 70 °C)
a. relative humidity, 20 – 95 %
f. Dimension : 60 x 31 x 27 cm
g. Power : AC 220, 50 Hz, 25VA
h. Sample test : SO2 (Sulfur dioxide), NO2 (Nitrogen dioxide), H2S
(Hydrogen sulfide), NH3 (Ammonia), O3 (Ozone)
dan polutan lainnya yang sesuai dengan reagen.
i. Unit pelengkap : SLS RAC5, cable power, 10 pcs glass impinger
untuk inlet/outlet, reagen(sampel test = 1 Lt/botol).
j. Pelengkap : 2 pcs glass impinger inlet, 2 pcs glass impinger
outlet.
(Sumber : Anonim2, -)
10
BAB IV. PENUTUP
4.1 KesimpulanKesimpulan yang dapat diambil dari dilakukannya praktikum pengukuran
kebisingan adalah :
1. Pengukuran kebisingan di lingkungan kerja / pabrik dilakukan pada PT.
Jagat Teknik Digdaya rentang waktu satu jam sedangkan pada PT. MUM
dilakukan pengukuran tingkat kebisingat sesaat yaitu 10 menit.
2. Pengukuran kebisingan di lingkungan kerja / pabrik menggunakan alat
Sound Level Meter Otomatis.
4.2 SaranDengan diadakan praktikum ini diharapkan mahasiswa mendapatkan
pemahaman yang lebih baik menegnai penggunaan dan pengaplikasian
pengukuran kebisingan terutama dalam praktikum ini adalah kebisingan di
lingkungan kerja. Untuk kedepannya, diharapkan praktikum pengukuran
kebisingan dapat dilakukan di tempat/sektor lain dengan lama pengukuran
sesuai dengan KEPMENLH NO 48 Tahun 1996 dan PERGUB KALSEL NO 53
Tahun 2007.
11
DAFTAR PUSTAKA
Anonim1. 2014. Spesifikasi Alat Pengukur TSP.
http://cv-akl.com/index.php?id_product=24&controller=product
diakses pada tanggal 15 Mei 2016
Anonim2, -. Spesifikasi Alat Impinger Gas Sampler.
http://www.sitoho.com/eshop/product.php?id_product=160
diakses pada tanggal 15 Mei 2016
Hidayati, Nurul. 2007. Pengaruh Arus Lalu Lintas Terhadap Kebisingan (Studi
Kasus Beberapa Zona Pendidikan di Surakarta). Jurnal Dinamika Teknik
Sipil. Vol. 7. No. 1. Hal. 45-54.
Tambunan, Sihar Tigor Benjamin. 2005. Kebsiingan di Tempat Kerja. ANDI :
Yogyakarta.
12
LAMPIRANDOKUMENTASI
Sound Level Meter Digital
Sound Level Meter Digital
13
Sound Level Meter Digital
Sound Level Meter Digital
14
Sound Level Meter Digital
Portable High Volume Air Sampler
15
Portable High Volume Air Sampler
Impinger Gas Sampler
16
Impinger Gas Sampler
Impinger Gas Sampler
17
Mengukur Kecepatan Angin
Anemometer digital
18
Pengukuran Kadar BOD, COD, Kesadahan dan pH pada air yang dipakai untuk
produksi di PT.MUM
19
20
21